bab 3 inti penelitianlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 ·...

12
41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi, analisa masalah dan merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang ada. 3.1 Profil Organisasi 3.1.1 Profil Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. 3.1.2 Sejarah BPPT Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari 1974. Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina.

Upload: others

Post on 29-Jul-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

41

BAB 3

INTI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi, analisa masalah dan

merancang suatu pemodelan atau simulasi sehingga mampu mengatasi masalah yang

ada.

3.1 Profil Organisasi

3.1.1 Profil Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah

lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi

Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan

teknologi.

3.1.2 Sejarah BPPT

Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan

Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28

Januari 1974.

Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974,

Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah

dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung

jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan

Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina.

Page 2: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

42

Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina

No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi

Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden

Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui

dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991.

3.1.3 Visi dan Misi

a. Visi

Pusat unggulan teknologi yang mengutamakan kemitraan melalui

pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum.

b. Misi

- Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing

produk industry.

- Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan pelayanan

publik instansi pemerintah.

- Memacu perekayasaan teknologi untuk kemandirian bangsa.

Page 3: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

43

3.1.4 Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang

a. Tugas Pokok

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan

teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

b. Fungsi

1. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT;

2. Pengkajian & penyusunan kebijakan nasional di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi;

3. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi

pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan

teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan

kapasitas, serta membina alih teknologi;

4. Penyelenggaraan pembinaan & pelayanan administrasi umum di

bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi &

tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,

perlengkapan & rumah tangga.

c. Wewenang

Berikut merupakan wewenang dari BPPT:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

Page 4: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

44

2. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

3. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung

pembangunan secara makro.

Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

- Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi;

- Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan

audit teknologi.

3.2 Profil Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) merupakan salah satu

unit kerja di lingkungan Kedeputian Teknologi Informasi Energi dan Material

(TIEM). BPPT yang berlokasi di serpong satu lingkungan dengan PUSPIPTEK

dimana dipimpin oleh seorang direktur untuk pimpinan dari PTIK. PTIK

memiliki jumlah anggota sebanyak 93 orang , 77 orang diantaranya PNS dan rata

– rata 46 orang memiliki gelar S2 dan S3 dengan berbagai macam latar belakang

pendidikan yang berbeda.

3.2.1 Tugas dan Fungsi PTIK

Tugas PTIK adalah melaksanakan pengkajian dan penerapan di bidang

teknologi informasi dan komunikasi. Tugas ini dilaksanakan dalam rangka

Page 5: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

45

melaksanakan fungsi BPPT sesuai peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2005

dengan kewenangan yaitu sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.

2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan

secara makro.

3. Penetapan sistem informasi dibidangnya.

4. Perumusan dan pelaksanaaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan

penerapan teknologi.

5. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit

teknologi.

3.2.2 Struktur Organisasi PTIK

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PTIK

3.3 Analisa Permasalahan

Adapun pada awal penulisan tugas akhir ini, penulis membuat riset awal

dengan melakukan tinjauan pustaka maupun riset secara online di internet

Page 6: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

46

dengan tujuan untuk menentukan permasalahan yang dapat dianalisa. Kemudian

penulis berkeinginan untuk merancang sebuah program simulasi dengan

teknologi yang populer saat ini, yang dapat disimulasikan dengan network

simulator. Dalam riset awal, penulis menganggap bahwa teknologi infrastruktur

jaringan MPLS dengan kaitannya antara kajian QoS dan QoE pada implementasi

layanan IPTV adalah salah satu teknologi yang sedang populer saat ini dalam

perkembangan teknologi dan informasi, hal ini dapat dilihat berdasarkan

penjelasan yang didapat oleh penulis mengenai teknologi ini yaitu bahwa

layanan IPTV merupakan suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi, audio,

video, text, graphic, dan data yang disalurkan ke pengguna melalui jaringan IP,

dimana dari sisi penyedia layanan menjamin kualitasnya (QoS). Hal ini juga

memungkinkan sekali terdapat komunikasi dua arah atau interaktif secara real

time, sehingga dapat memberikan jaminan kualitas (QoE) dari sisi pengguna

dalam segi content seperti kualitas layanan gambar atau suara. Setelah penulis

melakukan riset lebih jauh akan hal ini terdapat suatu permasalahan yang unik

bahwa kualitas layanan IPTV yang diberikan oleh penyedia layanan dapat

berbanding secara lurus atau terbalik dengan kualitas layanan IPTV yang

diterima oleh pengguna. Oleh karena itu, penulis tertantang untuk melakukan

simulasi akan hal ini dengan tujuan untuk membandingkan kualitas layanan pada

saat dikirim dengan kualitas layanan pada saat diterima oleh pengguna dengan

menggunakan network simulator yaitu NS-3 serta didukung oleh teknologi

infrastruktur jaringan MPLS agar performa jaringan menjadi lebih baik.

Page 7: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

47

3.4 Perancangan Model atau Simulasi

Dalam sub bab ini akan diberikan suatu gambaran mengenai perancangan

model atau framework untuk mengatasi masalah dari tugas akhir ini. Adapun

perancangan dari model atau framework yaitu seperti dibawah ini:

Gambar 3.2 Arstektur IPTV

Adapun gambar diatas dijelaskan mengenai arsitektur dari teknologi

IPTV secara umum yang penulis dapat dari riset awal, berdasarkan hasil riset

awal tersebut penulis mencoba untuk membuat arsitektur yang lebih sederhana

dari teknologi IPTV tanpa menghilangkan hal – hal penting didalamnya, berikut

adalah arsitektur yang penulis coba untuk merancangnya dengan arsitektur

seperti dibawah ini:

Page 8: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

48

Gambar 3.3 Arsitektur IPTV

Pada gambar diatas terlihat lebih sederhana dibandingkan dengan

sebelumnya, berdasarkan judul dan masalah yang ada dalam tugas akhir ini,

penulis fokus kepada cloud yang bertuliskan Managed IP Network. Adapun sisi

sebelah kiri cloud merupakan perangkat – perangkat yang ada dalam jangkauan

penyedia jasa layanan teknologi IPTV yang berkaitan kearah content IPTV,

sedangkan pada sisi sebelah kanan cloud merupakan perangkat – perangkat dari

pengguna akhir yang menggunakan layanan teknologi IPTV. Sedangkan yang

berada di dalam cloud merupakan teknologi infrastruktur jaringan MPLS yang

berkembang saat ini dalam mendukung layanan IPTV agar dapat bekerja secara

baik pada sisi pengguna akhir.

Dalam dunia real, teknologi infrastruktur jaringan MPLS digunakan

sebagai infrastruktur jaringan yang tepat untuk mendukung layanan IPTV karena

Page 9: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

49

memiliki banyak keunggulan dibandingkan teknologi cloud seperti frame-ralay

maupun ATM dan memiliki fitur pengembangannya seperti MPLS traffic

engineering, MPLS VPN L3, MPLS VPN L2 (Atom) dan MPLS QoS.

Berikut adalah topologi yang penulis rancang untuk disimulasikan dengan

NS-3 menggunakan MPLS traffic engineering:

Gambar 3.4 Topologi MPLS

Adapun penjelasan detil mengenai topologi diatas yaitu sebagai berikut:

Device Interface IP address/Subnet Mask

Node 6 10Gig0 192.168.1.1 255.255.255.0

10Gig1 192.168.2.1 255.255.255.0

10Gig2 10.1.1.1 255.255.255.0

Node 12 10Gig0 192.168.3.1 255.255.255.0

10Gig1 192.168.4.1 255.255.255.0

Page 10: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

50

10Gig2 10.1.8.1 255.255.255.0

Node 7 10Gig0 10.1.1.2 255.255.255.0

10Gig1 10.1.8.2 255.255.255.0

10Gig2 10.1.2.1 255.255.255.0

10Gig3 10.1.3.1 255.255.255.0

Node 8 10Gig0 10.1.2.2 255.255.255.0

10Gig1 10.1.4.1 255.255.255.0

10Gig2 10.1.5.1 255.255.255.0

Node 9 10Gig0 10.1.3.2 255.255.255.0

10Gig1 10.1.4.2 255.255.255.0

10Gig2 10.1.6.1 255.255.255.0

Node 10

10Gig0 10.1.5.2 255.255.255.0

10Gig1 10.1.6.2 255.255.255.0

10Gig2 10.1.7.1 255.255.255.0

Node 11 10Gig0 192.168.5.2 255.255.255.0

10Gig1 192.168.6.2 255.255.255.0

10Gig2 10.1.7.2 255.255.255.0

Tabel 3.1 Detil Topologi MPLS

Page 11: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

51

3.5 Skenario Simulasi Infrastruktur MPLS dan Kaitan Hasil Uji Dengan QoE

Adapun setelah merancang model tersebut, penulis membutuhkan modul

MPLS untuk menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan judul pada tugas

akhir ini dengan menggunakan teknologi infrastruktur jaringan MPLS traffic

engineering untuk monitoring nilai parameter-parameter QoS yang nantinya

berdampak pada kualitas layanan yang diberikan kepada pengguna. dengan

demikian penulis membuat beberapa skenario untuk digunakan dalam

penyelesaian tugas akhir ini, skenario – skenario tersebut meliputi sebagai

berikut:

- Skenario 1

Pada skenario 1 ini, penulis akan menguji kualitas paket yang dikirim

dari source ke destination melalui teknologi infrastruktur jaringan MPLS

traffic engineering yang telah penulis pilih untuk mendukung layanan

IPTV dengan berbagai kemungkinan jalur cadangan yang ada jika jalur

utama untuk pengiriman paket dari source menuju destination putus atau

mengalami gangguan sehingga diharapkan dengan skenario ini terdapat

suatu hasil yang lebih baik. Untuk menggunakan traffic engineering,

MPLS membutuhkan Tunnel yang berfungsi sebagai penentuan jalur

terbaik. Tunnel untuk traffic engineering akan dibentuk pada PE_1

dengan dua buah tunnel. Tunnel tersebut menghubungkan antara router

PE_1 dan PE_2. Jalur tunnel tersebut didefinisikan secara explicit route

melewati jalur best-path, yaitu melewati jalur PE_1 – P1 – PE_2 dan

Page 12: BAB 3 INTI PENELITIANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00246... · 2013-05-24 · 41 BAB 3 INTI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil organisasi,

52

jalur yang underutilized (jalur selain best-path), yaitu melewati jalur

PE_1 – P2 – PE_2. Tunnel best-path akan diberi nama Tunnel1 dan

tunnel untuk jalur yang underutilized diberi nama Tunnel2. Tunnel1 akan

mendapatkan prioritas pertama karena tunnel tersebut merupakan jalur

best-path. Jika CE_VPN A yang terkoneksi dengan PE1 down, secara

fastReroute akan memback-up ke Tunnel2, yang memiliki prioritas trafik

yang sama baiknya dengan Tunnel1. Sehingga performance monitor sama

baiknya seperti Tunnel1. Pada skenario ini terdapat uji monitoring, uji

monitoring dengan grafik dan paket capture.

- Skenario 2

Pada skenario 2 ini, penulis akan menguji jika terjadi network down yang

disebabkan karena terlalu besarnya trafik melewati jalur/overload

sehingga path antara P1 dan PE_2 down, secara FastReroute akan

memback-up dengan cepat dengan menghubungkan P1 dan P2. Pada

skenario ini terdapat uji monitoring, uji monitoring dengan grafik, paket

capture, perbandingan jalur Tunnel1 dengan Redundant Tunnel1.

Kedua skenario diatas bertujuan untuk mendapatkan standarisasi nilai

QoS oleh service provider dimana dapat dijadikan tolak ukur bagaimana uji

monitoring berdampak pada kepuasaan pengguna akan layanan yang

diberikan sehingga terdapatnya kaitan hasil uji dengan QoE.