bab 3 gambaran umum lokasi perencanaaneprints.ums.ac.id/47803/34/04 bab 3.pdf · 2016-11-05 ·...

15
50 BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN 3.1 Lokasi/ Data Fisik 3.1.1 Kondisi Fisik Lokasi Perencanaan Lokasi perencanaan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di Semarang berlokasi di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari. Walaupun bukan berada di pusat Kota Semarang, lokasi ini strategis karena dekat dengan beberapa fasilitas umum, fasilitas sosial yang ada, dan masih asri. Lokasinya yang berada dipinggir jalan terkadang akan membuat lokasi ini ramai pada jam jam tertentu. Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Kota Semarang Sumber: BAPPEDA Kota Semarang 3.1.2 Letak Geografis dan Administrasi Kota Semarang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia dan ibukota provinsi Jawa Tengah. Semarang terletak 6°50’ - 7°10’ Lintang Selatan dan garis 109°35’ - 110°50’ Bujur Timur. Kota ini berbatasan wilayah dengan :

Upload: vuongbao

Post on 21-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

50

BAB 3

GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN

3.1 Lokasi/ Data Fisik

3.1.1 Kondisi Fisik Lokasi Perencanaan

Lokasi perencanaan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di Semarang

berlokasi di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari.

Walaupun bukan berada di pusat Kota Semarang, lokasi ini strategis karena

dekat dengan beberapa fasilitas umum, fasilitas sosial yang ada, dan masih asri.

Lokasinya yang berada dipinggir jalan terkadang akan membuat lokasi ini

ramai pada jam jam tertentu.

Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Kota Semarang Sumber: BAPPEDA Kota Semarang

3.1.2 Letak Geografis dan Administrasi

Kota Semarang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia

dan ibukota provinsi Jawa Tengah. Semarang terletak 6°50’ - 7°10’ Lintang

Selatan dan garis 109°35’ - 110°50’ Bujur Timur. Kota ini berbatasan wilayah

dengan :

Page 2: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

51

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kota Semarang

No. Uraian

Description

Batas Wilayah

Borderline

Letak Lintang

Latitude

Keterangan

Explanation

1. Sebelah Utara

North

6°50’ LS Laut Jawa

2. Sebelah Selatan

South

7°10’ LS Kabupaten

Semarang

3. Sebelah Barat

West

109°50’ LS Kabupaten Kendal

4. Sebelah Timur

East

110°35’ BT Kabupaten Demak

Sumber: (BPS Kota Semarang, 2015)

Letak geografis Semarang sangat berpengaruh besar pada lalu lintas

perekonomian di Pulau Jawa, hal ini dikarenakan kota ini merupakan koridor

pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang,

yaitu: koridor Pantai Utara, koridor Selatan atau yang dikenal sebagai koridor

Merapi-Merbabu menuju ke Kabupaten Magelang dan Surakarta, koridor

Timur ke arah Kabupaten Demak atau Kabupaten Grobogan, dan koridor Barat

menuju ke Kabupaten Kendal. Semarang juga berperan penting dalam

perkembangan Jawa Tengah karena Semarang memiliki pelabuhan, jaringan

tranport darat (yang berupa jalur kereta api dan jalan) serta transportasi udara

yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan

Kota Transit Regional Jawa Tengah.1

Luas area Kota Semarang adalah 373,70 km2 atau 144,27 mil2 yang

secara administratif terbagi menjadi 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Kota ini

memiliki 2 kecamatan dari 16 kecamatan yang mempunyai wilayah terluas.

Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas adalah Kecamatan Mijen (dengan

luas wilayah 57,55 Km2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan luas wilayah

54,11 Km2). Kedua kecamatan tersebut terletak pada bagian selatan Kota

Semarang yang memiliki potensi sebagai perkebunan dan pertanian dengan

wilayah perbukitan. Semarang juga memiliki kecamatan dengan luas terkecil

1 Sumber: http://pamboedifiles.blogspot.co.id/2013/04/kondisi-geografis-kota-semarang.html, 21 Juni 2016

Page 3: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

52

yaitu Kecamatan Semarang Selatan (dengan luas wilayah 5,93 Km2) dan

Kecamatan Semarang Tengah (dengan luas wilayah 6,41 Km2).

Luas yang ada di Kota Semarang, terdiri dari 39,56 km2 atau sekitar

10,59% dari luas wilayahnya merupakan tanah sawah dan 334,14 km2 atau

sekitar 89,41% dari luas wilayahnya bukan tanah sawah. Lahan kering

sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangan/ tanah untuk bangunan dan

halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17% dari total lahan bukan tanah sawah.

3.1.3 Kondisi Alam

Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya, sehingga

kota ini mempunyai ciri khas sebagai kota pegunungan dan kota pantai. Daerah

pegunungan di Kota Semarang memiliki ketinggian 90 - 359 meter di atas

permukaan laut sedangkan di daerah dataran rendah/ pantai mempunyai

ketinggian 0,75 - 3,5 meter di atas permukaan laut. Kelerengan tanah di Kota

Semarang berkisar antara 2% - 40%.

Gambar 3.2 Peta Kelerengan Kota Semarang

Sumber: BAPPEDA Kota Semarang

Semarang merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis dengan

temperatur sedang yang suhu hariannya berkisar antara 24 ºC - 33ºC. Curah

hujan 27,7 – 34,8 mm per tahun dengan hari hujan rata-rata 161 hari per tahun.

Page 4: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

53

Gambar 3.3 Peta Curah Hujan Kota Semarang

Sumber: BAPPEDA Kota Semarang

Sebagaimana dengan kota lain yang ada di Indonesia yang memiliki

iklim tropis, Semarang juga memiliki musim kemarau dan musim hujan. Curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan April,

sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan

September. Kelembaban udara yang dimiliki Semarang bervariasi antara 62%

sampai 84% dan kecepatan angin rata rata yaitu 5,9 km/jam.

3.2 Data Statistik Kota Semarang

3.2.1 Kasus Stroke

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Dinas Kesehatan Kota

Semarang, pada tahun 2011 kasus stroke di Semarang mencapai 14.690 kasus.

Terdiri dari 2.507 kasus stroke hemoragik dan 12.183 kasus stroke non

hemoragik atau stroke iskemik. Sedangkan faktor pencetus Stroke memiliki

jumlah angka kasus yang sangat tinggi, yaitu hipertensi (hipertensi esensial

maupun hipertensi lainnya) sebesar 128.594 kasus kemudian diikuti oleh

diabetes melitus (tergantung insulin maupun tidak tergantung insulin) sebesar

59.857 kasus.

Tabel 3.2 Kasus PTM Kota Semarang Thn. 2011 No. KASUS JUMLAH

1. Angina Pectoris 6.736

2. IMA 2.130

3. Decompensatio Cordis 9.944

Page 5: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

54

No. KASUS JUMLAH

4. Hipertensi Esensial 106.977

5. Hipertensi lainnya 21.617

6. Stroke Haemorragie 2.507

7. Stroke non Haemorragie 12.183

8. DM tergantung insulin 14.326

9. DM tidak tergantung insulin 45.551

10. Ca Hati 332

11. Ca Bronchus 452

12. Ca Mamae 4.942

13. Ca Cerviks 5.155

14. PPOK 4.249

15. Asma Bronkiale 17.670

16. Kecelakaan Lalu Lintas 8.785

17. Psikosis 39.935 Sumber: Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2015

Pada tahun 2012, kasus stroke mengalami penurunan sebesar 72% dari

tahun sebelumnya sebesar 14.690 kasus menjadi 4.079 kasus yang terdiri dari

987 kasus stroke hemoragik dan 3.092 kasus stroke non hemoragik / stroke

iskemik. Sedangkan untuk faktor pencetusnya juga mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya sebesar 71% untuk kasus hipertensi (hipertensi esensial

maupun hipertensi lainnya) menjadi 37.175 kasus dan 73% untuk kasus

diabetes melitus (tergantung insulin maupun tidak tergantung insulin) menjadi

15.624 kasus.

Tabel 3.3 Kasus PTM Kota Semarang Th. 2012 No. KASUS JUMLAH

1. Angina Pectoris 2.577

2. IMA 1.182

3. Decompensatio Cordis 1.347

4. Hipertensi Esensial 34.202

5. Hipertensi lainnya 2.973

6. Stroke Haemorragie 987

7. Stroke non Haemorragie 3.092

8. DM tergantung insulin 976

9. DM tidak tergantung insulin 14.648

10. Ca Hati 292

11. Ca Bronchus 186

12. Ca Mamae 932

13. Ca Cerviks 482

14. PPOK 1.342

15. Asma Bronkiale 5.674

16. Kecelakaan Lalu Lintas 3.659

Page 6: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

55

No. KASUS JUMLAH

17. Psikosis 1.023 Sumber: Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2015

Tahun 2013, kasus stroke mengalami penurunan sebesar 9% dari tahun

sebelumnya sebesar 4.079 kasus menjadi 3.692 kasus yang terdiri dari 882

kasus stroke hemoragik dan 2.864 kasus stroke non hemoragik / stroke iskemik.

Sedangkan untuk faktor pencetusnya juga mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya sebesar 6% untuk kasus hipertensi (hipertensi esensial maupun

hipertensi lainnya) menjadi 34.895 kasus dan 9% untuk kasus diabetes melitus

(tergantung insulin maupun tidak tergantung insulin) menjadi 14.207 kasus.

Tabel 3.4 Kasus PTM Kota Semarang Th. 2013 No. KASUS JUMLAH

1. Angina Pectoris 2.275

2. IMA 1.161

3. Decompensatio Cordis 1.130

4. Hipertensi Esensial 33.440

5. Hipertensi lainnya 1.455

6. Stroke Haemorragie 828

7. Stroke non Haemorragie 2.864

8. DM tergantung insulin 1.095

9. DM tidak tergantung insulin 13.112

10. Ca Hati 270

11. Ca Bronchus 152

12. Ca Mamae 832

13. Ca Cerviks 529

14. PPOK 820

15. Asma Bronkiale 5.040

16. Kecelakaan Lalu Lintas 2.440

17. Psikosis 1.449 Sumber: Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2015

Pada tahun 2014, kasus stroke mengalami penurunan sebesar 20% dari

tahun sebelumnya sebesar 3.692 kasus menjadi 2.942 kasus yang terdiri dari

801 kasus stroke hemoragik dan 2.141 kasus stroke non hemoragik / stroke

iskemik. Sedangkan untuk faktor pencetusnya juga mengalami kenaikan dari

tahun sebelumnya sebesar 7,4% untuk kasus hipertensi (hipertensi esensial

maupun hipertensi lainnya) menjadi 37.673 kasus dan kenaikan 8,2% untuk

kasus diabetes melitus (tergantung insulin maupun tidak tergantung insulin)

menjadi 15.474 kasus.

Page 7: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

56

Tabel 3.5 Kasus PTM Kota Semarang Th. 2014 No. KASUS JUMLAH

1. Angina Pectoris 2.034

2. IMA 1.073

3. Decompensatio Cordis 1.911

4. Hipertensi Esensial 34.956

5. Hipertensi lainnya 2.717

6. Stroke Haemorragie 801

7. Stroke non Haemorragie 2.141

8. DM tergantung insulin 1.010

9. DM tidak tergantung insulin 14.464

10. Ca Hati 126

11. Ca Bronchus 148

12. Ca Mamae 1.024

13. Ca Cerviks 335

14. PPOK 917

15. Asma Bronkiale 5.309

16. Kecelakaan Lalu Lintas 1.922

17. Psikosis 3.888 Sumber: Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2015

Tahun 2015, kasus stroke mengalami penurunan sebesar 36% dari

tahun sebelumnya sebesar 1.885 kasus yang terdiri dari 670 kasus stroke

hemoragik dan 1.215 kasus stroke non hemoragik / stroke iskemik. Sedangkan

untuk faktor pencetusnya juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

sebesar 19% untuk kasus hipertensi (hipertensi esensial maupun hipertensi

lainnya) menjadi 30.582 kasus dan penurunan 82% untuk kasus diabetes

melitus (tergantung insulin maupun tidak tergantung insulin) menjadi 2.760

kasus.

Tabel 3.6 Kasus PTM Kota Semarang Th. 2015 No. KASUS JUMLAH

1. Angina Pectoris 979

2. IMA 792

3. Decompensatio Cordis 1.010

4. Hipertensi Esensial 29.335

5. Hipertensi lainnya 1.247

6. Stroke Haemorragie 670

7. Stroke non Haemorragie 1.215

8. DM tergantung insulin 970

9. DM tidak tergantung insulin 1.790

10. Ca Hati 119

11. Ca Bronchus 170

12. Ca Mamae 772

Page 8: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

57

No. KASUS JUMLAH

13. Ca Cerviks 253

14. PPOK 917

15. Asma Bronkiale 5.319

16. Kecelakaan Lalu Lintas 1.925

17. Psikosis 3.889 Sumber: Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2015

Stroke merupakan peringkat tiga besar kasus yang menyebabkan

kematian karena Penyakit Tidak Menular (PTM) di Semarang. Hal tersebut

terbukti dengan terjadinya kasus kematian Kota Semarang pada tahun 2010

banyak diakibatkan oleh penyakit stroke, yaitu sebanyak 348 kasus dengan 199

kasus stroke hemoragik dan 149 kasus stroke non hemoragik atau iskemik.

Sedangkan untuk faktor pencetus stroke kasus kematiannya hanya berkisar 66

kasus hipertensi dan 85 kasus diabetes melitus.

Kemudian pada tahun 2011, mengalami kenaikan sebesar 3% yaitu

terjadi 361 kasus dengan 199 kasus stroke hemoragik dan 162 kasus stroke non

hemoragik atau iskemik. Angka kematian yang diakibatkan karena hipertensi

berkisar pada angka 155 kasus dengan 140 kasus disebabkan oleh hipertensi

esensial dan 15 kasus karena hipertensi lainnya. Faktor pencetus lainnya yaitu

diabetes melitus meningkat menjadi 90 kasus yang pada tahun sebelumnya

hanya 80 kasus. Kasus kematian yang diakibatkan diabetes melitus berjumlah

90 kasus yang terdiri 53 kasus diabetes melitus tergantung insulin dan 37 kasus

diabetes melitus tidak tergantung insulin.

Pada tahun 2014, kasus kematian yang diakibatkan oleh stroke

mengalami penurunan sebesar 50% dari tahun 2011 menjadi 181 kasus yang

terdiri dari 52 kasus stroke hemoragik dan 129 kasus stroke non hemoragik /

iskemik. Sedangkan faktor pencetus stroke mengalami kenaikan dari tahun

2011 menjadi 370 kasus hipertensi dan 178 kasus diabetes melitus.

Tabel 3.7 Kasus Kematian PTM (Penyakit Tidak Menular) Kota Semarang No. KASUS Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun

2014

1. Angina Pectoris 28 25 75

2. IMA 80 80 42

3. Decompensatio Cordis 32 32 91

4. Hipertensi Esensial 53 140 273

Page 9: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

58

No. KASUS Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun

2014

5. Hipertensi lainnya 13 15 97

6. Stroke Haemorragie 199 199 52

7. Stroke non Haemorragie 149 162 129

8. DM tergantung insulin 60 53 154

9. DM tidak tergantung insulin 25 37 24

10. Ca Hati 19 18 4

11. Ca Bronchus 28 48 3

12. Ca Mamae 41 58 21

13. Ca Cerviks 50 48 11

14. PPOK 36 46 20

15. Asma Bronkiale 15 27 34

16. Kecelakaan Lalu Lintas 78 86 70

17. Psikosis 3 0 5 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang

Walaupun kasus stroke setiap tahun di Semarang mengalami

penurunan, tetapi faktor pencetus munculnya stroke mengalami kondisi yang

fluktuatif. Hal tersebut nantinya dapat menjadi bumerang bagi Semarang bila

tidak menangani masalah tersebut secara serius karena bisa saja kasus - kasus

tersebut dimasa depan dapat meningkatkan angka kasus stroke yang sudah ada

saat ini.

Kasus stroke pada tahun 2014 di Semarang sebanyak 2.942 kasus yang

terdiri dari 801 kasus stroke hemoragik dan 2.141 kasus stroke non hemoragik

/ stroke iskemik. Sedangkan kasus kematian yang disebabkan oleh stroke pada

2014 sebesar 181 kasus yang terdiri 52 kasus stroke hemoragik dan 129 kasus

stroke non hemoragik / stroke iskemik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari

2.942 kasus stroke yang ada di Semarang terdapat 181 kasus kematian dan

2761 yang berhasil selamat dari stroke. Walaupun berhasil selamat dari stroke,

terkadang ada sebagian besar mengalami kecacatan maupun terjadi stroke

ulangan. Untuk menangani pasien pasca-stroke tersebut diperlukanlah pusat

rehabilitasi yang dapat mengembalikan kondisi pasien seperti semula.

3.2.2 Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Semarang, Semarang pada tahun

2010 memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.527.433 jiwa dengan jumlah laki

Page 10: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

59

– laki sebanyak 758.267 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 769.166 jiwa.

Pada tahun berikutnya, jumlah penduduk di Semarang meningkat 1% menjadi

1.544.358 jiwa dengan jumlah laki – laki sebanyak 767.884 jiwa dan jumlah

perempuan sebanyak 776.474 jiwa. Selanjutnya pada tahun 2012, Kota

Semarang jumlah penduduknya meningkat 0,96% menjadi 1.559.198 jiwa

dengan jumlah laki – laki sebanyak 775.793 jiwa dan jumlah perempuan

menjadi 783.405 jiwa.

Tahun 2013 jumlah penduduknya meningkat 0,83% dari tahun

sebelumnya menjadi 1.572.105 jiwa dengan 781.176 jiwa penduduk laki – laki

dan 1.572.105 jiwa penduduk perempuan. Kemudian tahun 2014, jumlah

penduduk Semarang meningkat 0,97% dari tahun 2013 menjadi 1.584.881 jiwa

dengan penduduk laki - laki sebanyak 787.705 jiwa dan penduduk perempuan

sebanyak 797.176 jiwa.

Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Kota Semarang Menurut Warga Negara

Tahun 2010-2014

Tahun

Banyaknya Penduduk Menurut Warga

Negara (WNI+WNA)

Laki -

Laki

Perempuan Jumlah Total

2010 758.267 769.166 1.527.433

2011 767.884 776.474 1.544.358

2012 775.793 783.405 1.559.198

2013 781.176 790.929 1.572.105

2014 787.705 797.176 1.584.881 Sumber: (BPS Kota Semarang, 2015)

Tahun 2010 kepadatan penduduk Semarang mencapai 4.087 jiwa per

km2 dengan jumlah rumah tangga sebanyak 438.537, tingkat kelahiran kasar

sebesar 14,98 jiwa per 1000 penduduk dan tingkat kematian kasar 6,77 jiwa

per 1000 penduduk. Tahun berikutnya kepadatan penduduk meningkat menjadi

4.133 jiwa per km2 dengan jumlah rumah tangga sebanyak 429.268, tingkat

kelahiran kasar sebesar 16,09 jiwa per 1000 penduduk dan tingkat kematian

kasar 6,76 jiwa per 1000 penduduk.

Selanjutnya pada tahun 2012, meningkat menjadi 4.172 jiwa per km2

dengan jumlah rumah tangga sebanyak 435.184, tingkat kelahiran kasar

Page 11: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

60

sebesar 15,23 jiwa per 1000 penduduk dan tingkat kematian kasar 6,45 jiwa

per 1000 penduduk. Pada tahun 2013, meningkat menjadi 4.207 jiwa per km2

dengan jumlah rumah tangga sebanyak 442.089, tingkat kelahiran kasar

sebesar 15,18 jiwa per 1000 penduduk dan tingkat kematian kasar 6,55 jiwa per

1000 penduduk. Tahun 2014, meningkat menjadi 4.241 jiwa per km2 dengan

jumlah rumah tangga sebanyak 443.541, tingkat kelahiran kasar sebesar 15,63

jiwa per 1000 penduduk dan tingkat kematian kasar 6,80 jiwa per 1000

penduduk.

Tabel 3.9 Indikator Perkembangan Penduduk Kota Semarang

Tahun 2010-2014 N

o. Indikator

Satua

n

Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

1. Jumlah

Penduduk

Jiwa 1.527.4

33

1.544.3

58

1.559.1

98

1.572.1

05

1.584.9

06

2. Pertumbu

han Per

Tahun

Perse

n

1,36 1,11 0,96 0,83 0,97

3. Kepadata

n

Per

Km2

4.087 4.133 4.172 4.207 4.241

4.

Jumlah

Rumah

Tangga

Ruma

h

Tang

ga

438.53

7

429.26

8

435.18

4

442.08

9

443.54

1

5. Rasio

Jenis

Kelamin

Per

100

Pddk

99 99 99 99 99

6. Tingkat

Kelahiran

Kasar

Per

1000

Pddk

14,98 16,09 15,23 15,18 15,63

7. Tingkat

Kematian

Kasar

Per

1000

Pddk

6,77 6,76 6,45 6,55 6,80

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang

3.2.3 Peta Sebaran Penduduk

Kota Semarang memiliki julukan sebagai Kota ATLAS, yaitu Kota

yang Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat. Namun, Kota Semarang memiliki

pola kepadatan penduduk yang berbeda-beda di tiap daerahnya. Hal ini,

menyebabkan suatu daerah akan menjadi kumuh jika daerah tersebut sangat

padat dan minim akan perawatannya.

Page 12: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

61

Seperti yang terlihat dalam peta penetapan sebaran penduduk

(eksisting) terdapat beberapa daerah yang memiliki tingkat kepadatan yang

sangat tinggi (warna kuning kecoklatan). Daerah yang berwarna kuning

kecoklatan tersebut yaitu: Tanjung Emas, Bandarharjo, Panggung Lor, Bulu

Lor, Gisikdrono, Srondol Wetan, Tegalsari, Jomblang, Sendang Mulyo,

Pandean, Rejosari, dan Muktiharjo Timur. Sedangkan untuk daerah dengan

kepadatan yang tinggi berwarna kuning tua, yang terdiri dari daerah Genuksari,

Palebon, Gemah, Plamongansari, Sendangguwo, Tandang, Lamper Tengah,

Gayamsari, Karanganyar, Jatingaleh, Ngesrep, Srondol Kulon, Gajah

Mungkur, Candi, Wonodri, Randusari, Bojong, Bongsari, Simongan,

Ngemplak, Manyaran, Kalipancur, Kembang Arum, Purwoyoso, Ngaliyan,

Tambakaji, Krobokan, Kuningan, Dadapsari, Sarirejo, Bugangan, Mlatibaru,

Kemijen, dan Tambakrejo. Gambar dibawah adalah peta sebaran penduduk

berdasarkan kecamatan yang ada dan lokasi untuk perancangan pusat

rehabilitasi pasca stroke berada pada Kecamatan Candisari (ditandai lingkaran

merah).

Gambar 3.4 Peta Sebaran Penduduk (Existing) Kota Semarang

Sumber: BAPPEDA Kota Semarang

Dengan tidak meratanya persebaran penduduk itulah Pemerintah Kota

Semarang berencana untuk membatasi jumlah daerah yang memiliki kepadatan

sangat tinggi. Pemerintah berfikir jika suatu daerah memiliki kepadatan yang

sangat tinggi tetapi kalau daerah tersebut tidak terawat dengan baik dan

memiliki fasilitas kesehatan yang memadai maka akan timbul beberapa

Page 13: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

62

penyakit yang mengancam kesehatan penduduknya. Oleh karena itu pada peta

rencana jumlah penduduk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Semarang, pemerintah merencanakan hanya daerah Tanjung Emas, Muktiharjo

Timur, Tlogosari Kulon, dan Sendang Mulyo yang memiliki jumlah penduduk

21.034 – 38.019 jiwa.

Gambar 3.5 Peta Rencana Jumlah Penduduk Kota Semarang

Sumber: BAPPEDA Kota Semarang

3.3 Gagasan Perancangan

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di Kota Semarang

merupakan fasilitas kesehatan dengan menyatukan pusat rehabilitasi dengan

edukasi yang berfungsi untuk mengurangi kasus stroke yang terjadi akibat

kelalaian penderita dalam menjaga kesehatan. Penataan pusat rehabilitasi

diharapkan dapat membuat pasien atau penderita dapat segera pulih dari

kondisi sebelumnya dan membuat penderita merasakan kenyaman selama

proses rehabilitasi tersebut berlangsung. Pusat rehabilitasi pasca-stroke ini

hanya menangani keluhan secara fisik.

Sasaran perancangan dari pusat rehabilitasi ini adalah masyarakat

sekitar Kota Semarang dan luar Kota Semarang. Pusat rehabilitasi ini dirancang

dengan menyediakan fasilitas indoor dan outdoor berdasarkan jenis kegiatan

yang akan dilakukannya.

Page 14: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

63

3.3.1 Komponen Perancangan

Komponen yang terdapat di dalam perancangan pusat rehabilitasi

pasca-stroke di Semarang dipilih berdasarkan jenis kegiatan dan pengguna

yang akan menggunakan bangunan tersebut:

a. Care Center

Care Center adalah bangunan yang berfungsi untuk melayani pasien

pasca-stroke yang memerlukan perawatan rawat jalan maupun rawat inap.

Care Center ini didesain untuk mengani keluhan masalah secara fisik.

Bangunan ini menyediakan fasilitas penanganan pasien berupa: terapi

okupasi, terapi wicara, terapi mendengar, ortotik prostetik, fisioterapi, pool

terapi, pelayanan sosial medik, psikologi, dan pelayananan rawat inap.

Care Center dirancang untuk berfokus pada kesembuhan dan pemulihan

pasien atau penderita yang datang ke pusat rehabilitasi pasca-stroke.

b. Minimarket & Ed. Center

Minimarket & Ed. Center dirancang untuk menunjang kegiatan yang ada

di pusat rehabilitasi pasca-stroke ini. Minimarket berfungsi menunjang

kebutuhan pasien serta pengunjung yang ada. Sedangkan Ed. Center

berfungsi untuk mengedukasi pengunjung tentang bagaimana cara hidup

sehat agar tidak terkena stroke dan berkaitan erat dengan pasca-stroke.

Diharapkan dengan adanya Ed. Center ini dapat mencegah serta

mengurangi kasus stroke di Semarang.

c. Staff Headquarter

Staff Headquarter dirancang untuk memberikan fasilitas kepada staff yang

bekerja di pusat rehabilitasi ini sehingga staff yang bekerja tidak merasa

“bosan” karena merawat penderita pasca-stroke membutuhkan tingkat

kesabaran yang tinggi. Staff Headquarter juga bisa digunakan untuk

melatih staff baru maupun menerima magang terapis dan calon suster.

d. Paviliun Rawat Inap

Paviliun rawat inap ini dirancang bagi penderita yang ingin secara intensif

melakukan perawatan agar dapat sembuh secara maksimal. Paviliun ini

bisa digunakan bagi penderita yang berasal dari Kota Semarang maupun

Page 15: BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAANeprints.ums.ac.id/47803/34/04 BAB 3.pdf · 2016-11-05 · atau 144,27 mil yang ... luas wilayah 57,55 Km. 2) dan Kecamatan Gunungpati (dengan

64

luar Kota Semarang. Paviliun ini nantinya akan dirancang menjadi 2 jenis,

yaitu untuk melayani pasien yang akan tinggal bersama salah satu orang

keluarganya dan untuk melayani pasien yang akan tinggal sendiri.

e. Masjid

Masjid adalah salah satu fasilitas peribadatan yang sangat vital bagi umat

muslim. Masjid dibangun di Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke ini berguna

untuk mengingatkan karyawan untuk selalu melaksanakan kewajibannya

sebagai umat muslim disela kesibukannya yang ada.

f. Gedung Parkir

Gedung parkir adalah salah satu fasilitas yang digunakan untuk

memarkirkan mobil dan motor baik untuk pasien rawat inap maupun

karyawan.

g. Outdoor Space

Outdoor space yang ada dirancang berupa healing garden yang berfungsi

untuk melakukan kegiatan terapi secara outdoor. Penataan outdoor space

yang baik sangat diperlukan guna meunjang psikologis penderita serta

membuat nyaman penderita selama melakukan proses rehabilitasi.

h. Power house

Power house adalah salah satu bangunan penunjang yang penting untuk

menjaga kelangsungan jaringan listrik yang ada pada site.