bab 3 analisis sistem berjalan 3.1 profil perusahaan pt...

26
49 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II PT (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara. Didirikan pada tanggal 13 Agustus 1984 dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC) yang mengelola Bandar Udara Internasional Jakarta Cengkareng dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dan Flight Information Region (FIR) Jakarta. Pada tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya pada tanggal 2 Januari 1993, menjadi PT(Persero) Angkasa Pura II yang kini mengelola 10 bandara di kawasan barat Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Polonia (Medan), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Tabing (Padang), dan Kijang (Tanjung Pinang). Aktivitas Angkasa Pura II mencakup Pelayanan Jasa Penerbangan (Aeronautika), serta Pelayanan Jasa Penunjang Bandar Udara (Non Aeronautika). Pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia telah meningkatkan pendapatan Angkasa Pura II sebagai salah satu BUMN yang handal. Angkasa Pura II telah beberapa kali berhasil meraih tingkat kesehatan perusahaan dengan kategori “Sehat AAA” meliputi aspek keuangan, operasi, dan administrasi.

Upload: vancong

Post on 13-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

49

BAB 3

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II

PT (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak di bidang pengelolaan kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas

udara. Didirikan pada tanggal 13 Agustus 1984 dengan nama Perum Pelabuhan

Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC) yang mengelola Bandar Udara Internasional

Jakarta Cengkareng dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dan Flight

Information Region (FIR) Jakarta. Pada tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi

Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya pada tanggal 2 Januari 1993, menjadi

PT(Persero) Angkasa Pura II yang kini mengelola 10 bandara di kawasan barat

Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta),

Husein Sastranegara (Bandung), Polonia (Medan), Sultan Iskandarmuda (Banda

Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak), Sultan

Syarif Kasim II (Pekanbaru), Tabing (Padang), dan Kijang (Tanjung Pinang).

Aktivitas Angkasa Pura II mencakup Pelayanan Jasa Penerbangan

(Aeronautika), serta Pelayanan Jasa Penunjang Bandar Udara (Non Aeronautika).

Pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia telah meningkatkan pendapatan

Angkasa Pura II sebagai salah satu BUMN yang handal. Angkasa Pura II telah

beberapa kali berhasil meraih tingkat kesehatan perusahaan dengan kategori

“Sehat AAA” meliputi aspek keuangan, operasi, dan administrasi.

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

50

3.1.1 Visi dan Misi

Visi PT Angkasa Pura II adalah menjadi pengelola bandar udara bertaraf

internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.

Misi PT Angkasa Pura II adalah mengelola jasa kebandarudaraan dan

pelayanan lalu-lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan

kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada

pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat, dan lingkungan dengan

memegang teguh etika bisnis.

3.1.2 Pelayanan Angkasa Pura II

3.1.2.1 Jasa Aeronautika

Keselamatan penumpang dan kelancaran penerbangan adalah dua aspek

penting dalam aktivitas aeronautika. Menyadari hal tersebut, Angkasa Pura II

senantiasa melengkapi setiap bandara dengan unit-unit pemandu lalu lintas udara

berteknologi mutakhir. Dalam upaya memberikan pelayanan optimal bagi

penerbangan, Angkasa Pura II juga menyediakan sarana pendukung radio

komunikasi Ground to Air maupun Ground to Ground dengan cakupan sangat

luas.

Angkasa Pura II telah menginvestasikan berbagai peralatan navigasi di

sepanjang rute – rute penerbangan dan pelayanan RADAR yang terintegrasi,

dengan cakupan seluruh FIR Jakarta. Untuk mengantisipasi perkembangan

teknologi lalu – lintas udara, Angkasa Pura II tengah mempersiapkan penerapan

sistem komunikasi dan navigasi udara masa depan yang berbasis satelit (NEW

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

51

CNS / ATM – Communication Network Surveilance / Air Traffic Management).

Ditunjang sumber daya manusia yang handal dan profesional, Angkasa Pura II

mampu memberikan jaminan pelayanan dan keselamatan penerbangan secara

optimal.

3.1.2.2 Jasa Non Aeronautika

Perkembangan zaman menuntut flexibilitas fungsi bandara yang tidak lagi

terbatas sebagai tempat berlabuh pesawat udara ataupun naik-turunnya

penumpang, tetapi juga dapat memberikan suasana lain yang lebih nyaman

seperti sarana bisnis, penginapan, perbelanjaan dan rekreasi bagi pengguna jasa

bandara. Angkasa Pura II sejak awal menyadari paradigma baru tersebut.

Karenanya, fasilitas terminal bandara senantiasa memperoleh perhatian serius.

Penyediaan ruangan untuk perkantoran, pertokoan, restoran, bank, penukaran

uang, ATM, telepon umum, dan sarana lainnya, akan selalu ditingkatkan kualitas

dan pelayanannya.

Sarana penunjang lain seperti tempat parkir kendarann yang luas, hotel

yang nyaman, tempat rekreasi yang beragam, serta berbagai sarana transportasi

yang memadai juga mendapat perhatian. Misalnya Bandara Soekarno-Hatta telah

dilengkapi dengan hotel berbintang 4 dan serta lapangan golf berstandar

internasional. Untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada para pengguna

bandara, Angkasa Pura II melengkapi seluruh bandara yang dikelola dengan

berbagai fasilitas keselamatan dan keamanan sesuai standar internasional. Seperti

Unit Gawat Darurat (UGD), Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

52

Kebakaran, peralatan X-Ray, Metal Detector, dan Close Circuit Television

(CCTV). Semua ini membuktikan komitmen Angkasa Pura II dalam memberikan

layanan prima kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa bandara.

3.1.3 Sumber Daya Manusia yang Kompeten

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan handal merupakan aset

sekaligus mitra paling bernilai bagi Angkasa Pura II. Manajemen pengelolaan

SDM Angkasa Pura II selalu disempurnakan dari waktu ke waktu. Pola karir dan

pengembangannya dirancang secara sistematis dan berkelanjutan. Rekrutmen

dilakukan secara cermat dan ketat. Bagi karyawan teknik dan operasional tertentu

diharusan memiliki sertifikat kecakapan terakreditasi nasional dan internasional.

Khusus bagi petugas Pemandu Lalu-lintas Udara (ATC) dilakukan tes kesehatan

dan keterampilan secara berkala untuk mempertahankan performansinya.

Bekerjasama dengan lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri,

Angkasa Pura II menyelenggarakan berbagai diklat orientasi, diklat tenis dan

seminar, bahkan mengirimkan karyawan melanjutkan pendidikan formal ke

jenjang yang lebih tinggi. Upaya – upaya ini bertujuan meningkatkan kualitas

SDM yang terampil, berpengetahuan luas, serta memliki etos kerja tinggi.

Dalam meningkatkan kesejahteraan dan menjamin hari tua karyawan, telah

dibentuk Dana Pensiun Angkasa Pura II. Selain itu Perusahaan juga

menyelenggarakan program Tunjangan Hari Tua dan JAMSOSTEK. Untuk

mempersiapkan karyawan yang akan memasuki purnabakti diberikan bekal

pendidikan dan keterampilan khusus bidang kewirausahaan. Jumlah karyawan

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

53

Angkasa Pura II yang mencapai 4.898 orang merupakan andalan untuk

meningkatkan kinerja dan prestasi.

3.1.4 Peran Sosial Kemasyarakatan

Angkasa Pura II hadir dan berperan demi mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan bangsa Indonesia. Karenanya kondisi lingkungan dan masyarakat

sekitar senantiasa menjadi perhatian. Bersama sebuah perguruan tinggi negeri

terkemuka, Angkasa Pura II telah melaksanakan penelitian pemanfaatan lahan

tidur di kawasan bandara, dan telah melakukan proses studi AMDAL (Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan) untuk seluruh bandara yang dikelola.

Sementara penyediaan fasilitas pengolahan limbah, seperti tempat

pembakaran sampah, penampungan limbah cair, serta penyediaan sarana

penampungan sampah di kawasan bandara, juga merupakan hal penting yang

menjadi perhatian Angkasa Pura II. Di bidang sosial, Angkasa Pura II memiliki

program pemberian bantuan dana untuk pembinaan pengusaha kecil dan

koperasi, Angkasa Pura II secara terencana juga menyediakan fasilitas serta

sarana yang memadai demi menciptakan lapangan kerja.

3.1.5 Aliansi Perusahaan

Mengacu pada Strategic Business Unit (SBU), Angkasa Pura II selalu

berupaya meningkatkan kinerja keuangan dan pelayanan melalui berbagai

rencana bisnis baru yang di sesuaikan dengan spesifikasi bisnis bandara.Melalui

aliansi dan kerjasama dengan mitra strategis, Angkasa Pura II berupaya

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

54

meningkatkan standar pelayanan dan memperluas jaringan yang saling

menguntungkan.

3.1.5.1 PT. Gapura Angkasa

Merupakan usaha patungan PT AngkasaPura II, PT AngkasaPura I, dan PT

Garuda Indonesia. Bergerak dalam bidang pelayanan ground handling pesawat

udara (pre-flight dan post-flight), serta pergudangan.

3.1.5.2 PT. Angkasa Pura Schipol

Perusahaan patungan antara PT Angkasa Pura II dengan Amsterdam

Schipol Airport. Bergerak dalam bidang konsultasi jasa manajemen bandar udara,

jasa pendidikan / pelatihan teknis, perdagangan dan penyediaan barang,

pengelolaan ruangan secara komersial, pengelolaan perbaikan bangunan serta

jasa pengadaan teknologi informasi.

3.1.5.3 PT. Purantara Mitra Angkasa Dua

Bergerak dalam bidang layanan jasa boga pesawat udara (in flight

catering). Merupakan usaha patungan antara PT AngkasaPura II dengan PT

Purantara Mitra Angkasa. Saat ini tengah dalam pembangunan sarana fisik.

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

55

3.2 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 – Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

56

3.2.1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Board of Directors (Dewan Direksi) mempunyai tugas pokok :

a. Memimpin dan mengurus PT Angkasa Pura II sesuai tugas pokok

perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efektivitas dan

efisiensi Perusahaan.

b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Board of Directors

mempunyai fungsi :

a. Perumusan penetapan sasaran, strategi dan kebijakan perusahaan

berikut kewajiban – kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang

ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Penetapan pengembangan organisasi dan manajemen perusahaan.

c. Pengusahaan serta pengembangan sarana dan prasarana perusahaan.

d. Penyiapan rencana kerja dan anggaran serta penyampaian laporan

pertanggungjawaban dan perhitungan hasil usaha perusahaan menurut

cara dan waktu yang telah ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham.

e. Mengendalikan pengelolaan perusahaan.

Pelaksanaan tugas – tugas President Director (Direktur Utama) diatur

sebagai berikut :

a. Menjalankan tugas pokok perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar

dan melakukan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan

oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

57

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Board of Directors yang

dilakukan oleh para direktur dan mengendalikan pelaksanaan tugas

satuan pengawasan intern perusahaan.

Pelaksanaan tugas – tugas para Director (direktur) diatur sebagai berikut :

a. Memberikan bahan masukan, pertimbangan, atau saran – saran untuk

penetapan kebijakan atau keputusan Board of Directors yang berlaku

secara korporat kepada President Director.

b. Bertindak atas nama Board of Directors untuk bidangnya masing –

masing.

c. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dan tatalaksana

fungsi yang dipimpinnya.

Director of Operations (Direktur Operasi) mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan membina

penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam

menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan kegiatan pelayanan

operasi bandar udara, dan operasi lalu lintas udara.

Director of Engineerings (Direktur Teknik) mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan

membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan

pengarahan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

58

kegiatan perencanaan kesisteman dan pemastian standar kualitas kesisteman

bandar udara dan pelayanan lalu lintas udara.

Director of Financial (Direktur Keuangan) mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan,

membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan

pengarahan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan

kegiatan akutansi dan penganggaran, perbendaharaan korporasi serta pembinaan

kemitraan usaha kecil dan menengah serta pengembangan lingkungan.

Director of Personnel and General Affairs (Direktur Personalia dan

Umum) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Board of Directors

untuk merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan

kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam menjalankan visi dan misi

perusahaan dalam pengelolaan kegiatan perencanaan dan pengembangan sumber

daya manusia, evaluasi organisasi dan jabatan, pendidikan dan pelatihan,

administrasi kepegawaian, hubungan kerja internal dengan serikat karyawan,

kesejahteraan, penilaian karya, serta penyelenggaraan tata usaha perkantoran,

kerumahtanggaan, dan pelayanan kesehatan karyawan.

Internal Auditing Unit (Satuan Pengawasan Intern) mempunyai tugas

membantu President Director dalam melakukan pengawasan pelaksanaan tugas

seluruh unit kerja di lingkungan perusahaan serta memberikan saran – saran

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

59

perbaikannya sesuai dengan rencana dan program serta kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Boards of Directors berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Corporate Secretary mempunyai tugas untuk membantu Board of Directors

dalam menyiapkan rumusan dan melaksanakan program kerja bidang hubungan

masyarakat, pengkoordinasian penerapan Good Corporate Governance,

hubungan antar lembaga serta kesekreatariatan Board of Directors.

Director of Information Technology Department (Direktur IT Department)

mempunyai tugas membantu Boards of Directors dalam menyiapkan rumusan

kebijakan dan Master Plan Kebandarudaraan (Airport) dan Pelayanan Lalu

Lintas Udara (ATS), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (Corporate Plan),

perencanaan dan pengelolaan Teknologi Informasi serta pelaksanaan penelitian

dan pengolahan data statistik ( research and statistic ).

Director of Legal Affairs ( Direktur Hukum ) mempunyai tugas membantu

Board of Directors dalam menyiapkan rumusan kebijakan dan perencanaan serta

mengendalikan pelaksanaan kegiatan perikatan dan kerjasama, penyusunan

peraturan dan dokumentasi hukum, advokasi dan penyelesaian permasalahan

hukum.

3.3 Koneksi Jaringan yang Sedang Berjalan

Koneksi jaringan yang sedang berjalan pada kantor pusat PT. Angkasa Pura

II dapat digambarkan seperti yang terlihat pada gambar 3.2.

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

60

Gambar 3.2 – Jaringan pada PT. Angkasa Pura II

Koneksi jaringan yang sedang berjalan saat ini dapat dibagi menjadi 3 bagian

fungsional. Bagian – bagian itu antara lain : jaringan lokal (LAN), jaringan

koneksi akses internet, dan koneksi berbagai kantor cabang dengan kantor pusat

PT. Angkasa Pura II.

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

61

3.3.1 Jaringan Lokal (LAN)

Jaringan lokal (LAN) pada perusahaan ini terdiri dari beberapa area, yaitu :

koneksi antar PC dengan PC lainnya (station connectivity), koneksi server-server

dalam jaringan lokal (server connectivity), dan backbone jaringan yang

menghubungkan keseluruhan jaringan itu (backbone connectivity).

Koneksi antar PC satu dengan yang lainnya dalam jaringan lokal

perusahaan ini menghubungkan ke-enam lantai dan basement dari kantor pusat

PT. Angkasa Pura II. Komputer yang digunakan para karyawan di setiap lantai

dihubungkan ke switch - switch sehingga setiap komputer karyawan perusahaan

dapat terkoneksi dan dapat berkomunikasi satu sama lain baik itu untuk bertukar

data dan untuk kepentingan lainnya.

Gambar 3.3 - Koneksi antar PC per-tiap lantai pada LAN

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

62

Switch – switch tersebut kemudian terhubung ke distribution switch yang ada

pada setiap lantai kantor pusat Angkasa Pura II. Distribution switch disusun per-

lantai dengan tujuan untuk membagi jaringan per divisi / departemen. Skema

gambar jaringannya dapat dilihat pada gambar 3.3.

Lalu dalam jaringan lokal perusahaan ini, terdapat berbagai server yang

digunakan untuk kepentingan data – data perusahaan dan layanan jaringan

lainnya. Server – server ini ditempatkan bersama-sama dalam server farm. Server

yang digunakan untuk keperluan internal ini antara lain database server yang

digunakan untuk menyimpan data – data perusahaan, backup server untuk

mem-backup berbagai data perusahaan dan database-nya. Selain itu terdapat

directory server yang digunakan sebagai domain / active directory untuk sistem

yang ada di LAN sehingga dengan begitu setiap user mempunyai home directory

sendiri - sendiri. Setiap departemen mempunyai share directory yang dapat

diakses oleh user dalam departemen tersebut dan juga terdapat share directory

yang dapat diakses oleh seluruh user.

Setiap user sesuai dengan departemennya masing – masing meyimpan file

di file server. Semua file baik itu file user, arsip gambar dan dokumen lainnya

diletakkan dalam file server. Perusahaan dalam hal ini menggunakan sistem

centralized storage. Server lainnya berupa server untuk departemen perusahaan

seperti server untuk bagian keuangan dan logistik, personalia, kolaborasi dan

server untuk portal dan manajemen dokumen. Gambar 3.4 adalah gambar lebih

rinci yang terdapat dalam server farm.

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

63

Gambar 3.4 - Server Farm

Dalam jaringan lokal perusahaan terdapat area jaringan yang menjadi

backbone jaringan lokal. Backbone jaringan lokal ini menghubungkan

keseluruhan peralatan jaringan lokal baik itu switch yang digunakan untuk

menghubungkan antar PC dan juga sever yang terdapat di server farm. Backbone

jaringan lokal pada kantor pusat PT. Angkasa Pura II ini terdapat pada koneksi

core switch yang menghubungkan server farm dan distribution switch. Jaringan

ini disebut backbone untuk jaringan lokal karena mempunyai fungsi yang penting

yang menghubungkan keseluruhan jaringan lokal dan juga koneksi untuk akses

internet. Untuk core switch perusahaan menggunakan Core Switch Catalyst 6506

sedangkan untuk distribution switch yang menghubungkan berbagai komputer

dari basement sampai dengan lantai enam digunakan Switch Catalyst 2924 C-XL

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

64

dan M-XL. Dalam hal ini model backbone yang digunakan adalah model

distributed backbone dimana core switch sebagai pusatnya. Gambar 3.5

menunjukan backbone jaringan lokal pada kantor pusat PT. Angkasa Pura II.

Gambar 3.5 – Backbone jaringan lokal

3.3.2 Jaringan Koneksi Akses Internet

Kantor Pusat PT. Angkasa Pura II mempunyai koneksi internet yang

menggunakan jasa dari ISP Lintasarta. Layanan internet yang digunakan adalah

internet dedicated yang mana diperuntukan untuk akses internet berkecepatan

tinggi untuk LAN suatu perusahaan. Jenis layanan yang dipakai adalah LAN

dedicated dengan bandwidth 256 Kbps. Untuk menghubungkan antara jaringan

lokal dengan internet digunakan internet router Cisco 1721 dengan menggunakan

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

65

IOS versi 12.1. koneksi internet dari ISP lintasarta ditunjukan pada gambar 3.6 di

bawah ini.

Gambar 3.6 - Koneksi Akses Internet

Dalam jaringan yang terhubung ke internet terdapat firewall yang

merupakan titik masuk dan keluar tunggal sehingga semua packet melewati

firewall dan tidak ada packet yang keluar atau masuk melalui tempat lain.

Dengan adanya firewall ini maka jaringan lokal perusahaan menjadi terproteksi

karena traffic-nya diatur dalam firewall. Firewall ini juga berfungsi mencatat

aktivitas internet (logging), membatasi akses ke suatu jaringan tertentu,

mencegah penyusup mengakses jaringan lokal dan berguna untuk membatasi

user dalam mengakses internet dari jaringan lokal perusahaan. Firewall yang

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

66

digunakan sekarang ini dalam jaringan kantor pusat PT. Angkasa Pura II adalah

Firewall PIX 515E-R-BUN.

Selain firewall, pada jaringan ini juga terdapat proxy yang berfungsi

sebagai jembatan hubungan antara LAN dan WAN / internet. Sehingga jika ada

konfigurasi web browser untuk menggunakan proxy, sebetulnya web browser itu

tidak langsung menghubungi situs web yang dicari. Melainkan web browser

tersebut menghubungi proxy server dan mengajukan permohonan untuk

mendapatkan situs halaman web tersebut.. Proxy yang digunakan PT Angkasa

Pura II adalah Proxy Content Engine seri 560.

Pada jaringan ini terdapat DMZ (Demilitarized Zone) yang terletak di

antara jaringan internet eksternal dan LAN internal. DMZ digunakan untuk

server agar dapat diakses oleh internet sehingga proses pengaksesan yang terjadi

adalah firewall mengontrol trafik dari internet menuju DMZ dan dari DMZ

menuju LAN. Dalam hal ini, DMZ memberikan layer proteksi tambahan jika

sewaktu – waktu ada penyerangan ke DMZ Server.

Dalam DMZ terdapat server – server yang digunakan untuk berbagai

keperluan publik seperti web server yang berfungsi menyimpan website publik

perusahaan, remote access server (RAS) untuk koneksi kantor cabang PT.

Angkasa Pura II, mail server untuk keperluan e-mail perusahaan dan application

server yang berfungsi agar aplikasi yang ada di kantor pusat dapat terintegrasikan

ke seluruh cabang sehingga masing – masing cabang tidak memiliki aplikasi

sendiri - sendiri.

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

67

3.3.3 Koneksi Kantor Cabang

Selain jaringan lokal (LAN) dan jaringan akses internet yang digunakan,

PT. Angkasa Pura II juga mempunyai sistem koneksi kantor cabang ke kantor

pusat di Jakarta. Koneksi dari kantor cabang sekarang ini menggunakan sistem

koneksi dial-up ke kantor pusat dengan menggunakan PSTN. Koneksi dial-up ini

merupakan koneksi point-to-point yang menggunakan PPP untuk

menghubungkan diri ke Remote Access Server (RAS) yang terdapat di kantor

pusat PT. Angkasa Pura II, sehingga staff dari kantor cabang bisa mengakses

jaringan kantor pusat.

Saat ini ada 9 kantor cabang yang melakukan koneksi dial-up ini ke kantor

pusat. Khusus koneksi untuk Soekarno-Hatta tidak menggunakan dial-up melalui

PSTN, melainkan koneksi peer-to-peer langsung menggunakan kabel khusus

null-modem atau kabel lurus dengan lampiran null-modem untuk

menghubungkan client dial-up dan server dial-in (RAS). Besarnya paket data

yang dikirimkan ke pusat dari masing-masing kantor cabang setiap hari rata-rata

sebesar 15 MB selama kurang lebih empat jam. Berikut adalah gambaran

mengenai sistem koneksi dial-up yang terjadi saat ini yang ditunjukan pada

gambar 3.7.

Selain kantor cabang, terdapat juga mobile user yang menggunakan sistem

dial-up ini untuk mengakses jaringan kantor pusat dari berbagai tempat / kota di

seluruh Indonesia. Sama halnya dengan kantor cabang, mobile user juga

menggunakan jalur PSTN untuk akses jaringan kantor pusat. Mobile user yang

melakukan koneksi dial-up ke kantor pusat dapat browse jaringan kantor pusat

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

68

dan mengakses berbagai resources yang terdapat pada jaringan seperti printer,

file server, web dan mail server dan lainnya sama seperti ketika ia berada pada

LAN. Untuk mobile user pada sistem yang sedang berjalan ini, digunakan remote

access router Cisco 2621.

Gambar 3.7 - Koneksi dial-up dari kantor cabang / mobile user ke kantor pusat

Untuk mengakses jaringan kantor pusat maka kantor cabang atau mobile

user pada saat bepergian perlu melakukan dial-up ke mesin RAS di kantor pusat

yang telah menyediakan nomor telepon khusus dan user / login yang sudah

terdaftar sebelumnya. Jadi jika ada mobile user / kantor cabang yang belum

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

69

terdaftar pada mesin RAS ini, maka ia tidak dapat melakukan koneksi dan

mengakses ke jaringan kantor pusatnya.

Langkah – langkah yang dilakukan untuk melakukan dial-up sehingga

terkoneksi ke jaringan pusat pertama-tama user, baik itu di kantor cabang atau

mobile user, melakukan koneksi / telepon ke mesin RAS di kantor pusat.

Kemudian , di dalam RAS tersebut akan mengauthentikasi untuk mengetahui

apakah user yang melakukan koneksi / dial ke RAS tersebut mempunyai akses

atau tidak. Setelah authentikasi berhasil, maka komputer yang bersangkutan /

yang melakukan dial akan mendapatkan IP lokal jaringan kantor pusat

(172.16.?.?) dari mesin DHCP. Setelah itu semua berjalan seperti biasa, kantor

cabang dapat mengakses jaringan kantor pusat layaknya seperti jaringan lokal

kantor cabang itu sendiri. Begitu juga dengan mobile user, layaknya seperti ia

berada di meja kerjanya di kantor pusat PT. Angkasa Pura 2.

3.3.4 Analisis Penggunaan Bandwidth

3.3.4.1 Penggunaan Bandwidth pada Kantor Pusat

Kantor pusat Angkasa Pura II mempunyai koneksi internet dengan

bandwidth 256 Kbps. Analisis bandwidth per hari yang Angkasa Pura II

gunakan, dapat dilihat dengan menggunakan MRTG (Multi Router Traffic

Grapher). Penggunaan bandwidth per harinya dapat dilihat pada gambar 3.8

dimana perubahan terjadi setiap 15 menit. Pada gambar 3.8 terdapat keterangan

pemakaian maksimum, rata-rata, dan penggunaan bandwidth saat dianalis. Dari

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

70

gambar terlihat bahwa penggunaaan bandwidth yang ada sekarang ini sudah

cukup maksimal.

Daily Graph (15 Minute Average)

Gambar 3.8 – Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Pusat AP II

3.3.4.2 Penggunaan Bandwidth pada Kantor Cabang

Setiap kantor cabang Angkasa Pura II juga mempunyai koneksi internet

masing-masing. Setiap kantor cabang menggunakan internet dengan bandwidth

128 Kbps. Penggunaan bandwidth pada kantor cabang juga bisa dilihat dengan

MRTG. Gambar 3.9 dan gambar 3.10 adalah gambar penggunaan bandwidth per

hari pada kantor cabang di Palembang dan di Medan.

Daily Graph (15 Minute Average)

Gambar 3.9 – Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Cabang Palembang

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

71

Daily Graph (15 Minute Average)

Gambar 3.10 – Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Cabang Medan

Dari gambar 3.9 dan 3.10 dapat terlihat bahwa penggunaan bandwidth pada

kantor – kantor cabang belum maksimal dari bandwidth 128 Kbps yang tersedia.

3.4 Permasalahan

Dari hasil analisis sistem jaringan kantor pusat PT. Angkasa Pura II yang

sedang berjalan saat ini timbul masalah-masalah yang perlu diatasi dan

diperbaiki. Permasalahan itu terutama pada sistem koneksi berbagai kantor

cabang dengan kantor pusatnya. Permasalahan yang timbul itu antara lain sebagai

berikut :

1) Permasalahan biaya koneksi yang mahal karena letak sembilan cabang

Angkasa Pura II terletak di sekitar Sumatera dan Jawa dan mobile user yang

sering bepergian ke daerah-daerah lain. Apabila misalnya dari kantor cabang

Medan melakukan koneksi ke kantor pusat di Jakarta maka perhitungan

biayanya adalah telepon interlokal / SLJJ. Hal ini mengakibatkan biaya cukup

mahal dalam pengoperasian kantor - kantor cabang dan mobile user jika ingin

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

72

terhubung dengan jaringan kantor pusat, apalagi jika koneksi tersebut dalam

waktu yang lama.

2) Permasalahan penting lainnya adalah masalah keamanan. Karena

permasalahan pertama, maka penulis mengusulkan untuk menggunakan

internet sebagai solusi, akan tetapi internet memiliki tingkat keamanan yang

kurang baik. Koneksi antara kantor cabang / mobile user ke kantor pusat atau

sebaliknya jika menggunakan internet, data yang dikirim tidak terjamin

keamanan dan integritasnya karena sewaktu – waktu bisa dibaca oleh orang

yang tidak berkepentingan dan dapat disalahgunakan. Data – data yang

dikirim dari kantor cabang ke pusat atau sebaliknya biasanya merupakan data

penting perusahaan yang tentunya sangat sensitif. Untuk itu perlu adanya

suatu sistem keamanan lebih baik yang dapat mengatasi hal ini.

3.5 Usulan Pemecahan Masalah

Untuk pemecahan masalah mahalnya biaya koneksi antara kantor cabang /

mobile user ke kantor pusat PT Angkasa Pura II karena penggunaan dial-up

privat, maka penulis mengusulkan menggunakan internet yang sekarang tersedia

untuk koneksi kantor cabang dan Internet Service Provider (ISP) lokal untuk

para mobile user yang bepergian ke kota – kota lain.

Penggunaan Internet dapat mengatasi mahalnya biaya operasional dari

sistem dial-up privat yang menggunakan tarif SLJJ. Lalu untuk penggunaan ISP

lokal oleh para mobile user, juga tidak ada lagi penggunaan biaya interlokal.

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

73

Biaya yang akan dikeluarkan berubah menjadi biaya tarif telepon lokal untuk dial

ke ISP lokal. Penggunaan dial-up privat yang digunakan sekarang ini oleh kantor

cabang dan mobile user tersebut sebenarnya untuk sekarang ini sudah tidak

umum / jarang digunakan lagi karena ISP lokal di berbagai daerah di Indonesia

saat ini juga sudah banyak tersedia dan setiap kantor cabang juga sudah

mempunyai koneksi internet. Untuk mobile user, dial-up melalui ISP juga lebih

mudah dan murah terutama untuk lokasi yang jauh dari kantor pusat. Berikut ini

merupakan perbandingan antara keduanya (Mansfield, 2002, p305).

Tabel 3.1 – Server dial-up privat vs dial-up via ISP

Server Dial Up-Privat Menggunakan ISP Untuk Dial-Up Membutuhkan line telepon tambahan yang dedicated, server dial-in, modem, dsb.

Tidak ada infrastruktur yang dibutuhkan, ISP menangani semua.

Kompeksitas bertambah ketika user bertambah.

Peningkatan skala mudah untuk banyak user.

Sistem dial up sukar dikelola dan kadangkala error-prone.

Jika tidak menggunakan VPN, tidak dibutuhkan admin.

Mahal, terutaman untuk panggilan jarak jauh.

Biasanya lebih murah, karena user men-dial ISP lokal

Memastikan keamanan akan sangat sukar.

VPN dapat memberikan keamanan yang bagus.

Dengan menggunakan ISP lokal untuk dial-up yang dilakukan oleh mobile

user dan menggunakan internet yang tersedia untuk kantor cabang dalam

mengakses jaringan kantor pusat, maka timbul permasalahan mengenai

keamanan dalam hal transfer data. Oleh karena itu, untuk mengatasi

permasalahan ini, digunakanlah Virtual Private Network (VPN) antara kantor

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2006-2-01212-IF-Bab 3.pdf · Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak),

74

pusat dengan kantor cabang dan mobile user. VPN memiliki fitur enkripsi dan

authentifikasi di dalamnya sehingga data yang dikirim melalui internet antara

kantor cabang dan kantor pusat mengalami proses keamanan yang lebih terjamin

dibandingkan sistem yang sudah berjalan selama ini.