bab 3 analisis perusahaan 3.1 sejarah pt. …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2006-2-00956-si-bab...
TRANSCRIPT
35
BAB 3
ANALISIS PERUSAHAAN
3.1 Sejarah PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Pada awal tahun 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya
deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali
dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan
Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui
pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian, pada akhir 1993, Menteri
Pertambangan dan Energi menerbitkan kerangka dasar kebijakan yang merupakan
pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenegalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari
Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1995, PT.
PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan, yang tujuannya untuk memisahkan
misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut.
salah satu anak perusahaan itu adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I,
atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I.
Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait. Pada 3 Oktober 2000,
bertepatan dengan ulang tahunnya kelima, Manajemen Perusahaan secara resmi
mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT. Indonesia Power.
Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin
ketat dalam bisnis ketenagalistrikan. Walaupan sebagai perusahaan komersial di bidang
pembangkitan baru yang didirikan pada pertengahan tahun 1990-an, PT. Indonesia
36
Power mewarisi sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya.
Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern yang berbasis
komputer dengan menggunakan beragam energi primer seperti air, batubara, panasbumi
dan sebagainya. Pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power,
dikelola dan dioperasikan oleh 8 (delapan) Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) serta
didukung oleh satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Unit Bisnis Pembangkitan milik PT. Indonesia Power diantaranya yaitu:
1. Unit Bisnis Pembangkitan Priok
2. Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya
3. Unit Bisnis Pembangkitan Saguling
4. Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang
5. Unit Bisnis Pembangkitan Mrica
6. Unit Bisnis Pembangkitan Semarang
7. Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati
8. Unit Bisnis Pembangkitan Bali
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan serta tuntutan akan kebutuhan
pelayanan akan ketenagalistrikan, dan juga dalam pelayanan jasa pengoperasian dan
pemeliharaan Unit Bisnis Pembangkitan, yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power
maupun perusahaan-perusahaan lain diluar PT. Indonesia Power, maka pada tahun 1996
dibentuk satu Unit Bisnis yang bergerak pada bidang jasa operasi dan pemeliharaan
yaitu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan yang berlokasi di Jakarta.
Tujuan dibentuknya Unit baru ini adalah untuk mengoptimalkan serta
meningkatkan kinerja pembangkit-pembangkit yang menjadi asset perusahaan melalui
peningkatan pelaksanaan pemeliharaan periodic dan pemeliharaan predictive. Selain hal
37
tersebut, Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memberdayakan kemampuan sumber daya
manusia dengan skill tinggi dan pengalaman yang luas dalam bidang pemeliharaan dan
pengoperasian pembangkit tenaga listrik. Dan Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan juga
membuka pelayanan jasa untuk perusahaan-perusahaan lain diluar PT. Indonesia Power.
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan melayani jasa-jasa
pemeliharaan dalam bidang instalasi mesin, listrik, instrumen kontrol, instalasi
pembangkit, rehabilitasi, relokasi, modifikasi, dan jasa konsultasi. Bisnis PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bisnis inti dan
bisnis turunan. Yang termasuk dalam bisnis inti yaitu melakukan pemeliharaan prediktif,
pemeliharaan periodik, testing, komisioning pada unit pembangkit listrik meliputi:
PLTU, PLTGU, PLTG, PLTD, PLTA, dan PLTP. Sedangkan yang termasuk dalam
bisnis turunan meliputi trouble shooting, modifikasi peralatan pembangkit, repair suku
cadang, rehabilitasi/refurbisment dan relokasi unit pembangkit.
Selain melayani jasa pemeliharaan, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan juga diberi kuasa oleh PT. Indonesia Power untuk memperoleh
pendapatan lain disamping pendapatan dari jasa pemeliharaan. Untuk itu PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memiliki beberapa usaha tambahan seperti
membuka mess dan minimarket bagi karyawan dan juga terbuka untuk umum. Sumber
daya manusia pada PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan saat ini
berjumlah 127 orang yang terdiri dari manager, staf-staf, teknisi, dan pelaksana
administrasi yang dipimpin seorang General Manager.
Pendapatan yang diperoleh PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
dari tahun 2000-2003 ( dalam ribuan rupiah) pada salah satu jenis pemeliharaan dapat
dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini :
38
Tabel 3.1 Pendapatan PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (2000-2003)
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Tahun Unit Bisnis
2000 2001 2002 2003
PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan
228,477 17,800 12,500 373,135
3.2 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan Secara Umum
Unit bisnis jasa pemeliharaan dipimpin oleh seorang General Manager, dimana
dalam pengelolaan operasional bisnisnya dibantu oleh tujuh Manager dan tujuh
Koordinator yaitu :
1. Manager Operasi Jasa Pemeliharaan Internal
2. Manager Operasi Jasa Pemeliharaan External
3. Manajer Jasa Repair
4. Manager Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Kompetensi
5. Manager Administrasi dan Keuangan
6. Manager Logistik
7. Manajer Lapangan.
8. Koordinator Quality Assurance dan Safety
9. Koordinator Area Suralaya
10. Koordinator Area Priok
11. Koordinator Area Saguling Dan Kamojang
39
12. Koordinator Area Semarang Dan Mrica
13. Koordinator Area Perak Grati
14. Koordinator Area Bali
Auditor Spesialis / Staf
ManagerLapangan
ManajerOperasi JasaPemeliharaan
Internal
ManajerOperasi JasaPemeliharaan
Eksternal
Manajer JasaRepair
Manajer SDM danPengembangan
Kompetensi
ManajerKeuangan danAdministrasi
ManajerLogistik
Koordinator QualityAssurance & Safety
KoordinatorArea Suralaya
KoordinatorArea Priok
Koordinator AreaSaguling dan
Kamojang
Koordinator AreaSemarang dan
Mrica
KoordinatorArea Perak
Grati
KoordinatorArea Bali
General Manager
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang yang telah ditetapkan untuk PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan adalah sebagai berikut:
1. General Manager
Bertanggung jawab terhadap jalannya seluruh kegiatan dan proses bisnis di PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
40
2. Manager Operasi Jasa Pemeliharaan Internal
a. Penyusunan rencana kegiatan operasional pemeliharaan internal.
b. Pengembangan sistem dan prosedur kerja.
c. Pengelolaan sumberdaya, untuk pengoptimalan pelayanan jasa pemeliharaan.
d. Pengkoordinasian pelayanan jasa pemeliharaan internal.
3. Manager Operasi Jasa Pemeliharaan Eksternal
a. Penyusunan rencana kegiatan operasional pemeliharaan eksternal.
b. Pengembangan sistem dan prosedur kerja.
c. Pengelolaan sumberdaya, untuk pengoptimalan pelayanan jasa pemeliharaan.
d. Pengkoordinasian pelayanan jasa pemeliharaan eksternal.
4. Manajer Jasa Repair
a. Penyusunan rencana kegiatan operasional pemeliharaan jasa repair.
b. Pengembangan sistem dan prosedur kerja.
c. Pengelolaan sumberdaya, untuk pengoptimalan pelayanan jasa repair,
modifikasi, rehabilitasi, trouble shooting, dan relokasi pembangkit.
d. Pengkoordinasian jejaring kerja untuk pelayanan jasa repair.
5. Manager Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Kompetensi
a. Bertanggung jawab terhadap kinerja pada divisi SDM dan Pengembangan
Kompetensi.
b. Mengawasi kelancaran kinerja divisi SDM dan Pengembangan Kompetensi.
c. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan, sasaran dan tujuan yang akan dicapai
divisi SDM dan Pengembangan Kompetensi.
d. Membuat laporan pertanggungjawaban kinerja karyawan divisi SDM dan
Pengembangan Kompetensi kepada General Manager.
41
6. Manager Administrasi dan Keuangan
a. Membuat laporan pertanggungjawaban mengenai administrasi dan keuangan
kepada General Manager.
b. Membuat rencana anggaran administrasi dan keuangan di PT. Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
c. Mengkoordinasi jalannya sistem informasi di PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan seperti pelaksanaan aplikasi program, database, dan
bertanggung jawab terhadap instalasi perangkat keras, perangkat lunak dan
jaringan.
7. Manager Logistik
a. Penyusunan rencana pengadaan barang dan jasa.
b. Pengelolaan dan pengendalian pengadaan untuk kebutuhan operasi dan
pemeliharaan.
c. Pengembangan sistem dan prosedur pengadaan.
d. Pengelolaan peralatan.
8. Manajer Lapangan
Mengelola kegiatan operasional proyek jasa pemeliharaan, repair, modifikasi,
rehabilitasi, trouble shooting dan relokasi unit pembangkit.
9. Koordinator Quality Assurance dan Safety
a. Penyusunan rencana kegiatan operasional quality assurance dan safety.
b. Penyusunan sistem dan prosedur quality assurance dan safety.
c. Pembinaan pelaksanaan quality assurance dan safety untuk menjamin
implementasinya sesuai dengan yang ditargetkan.
42
d. Pengkoordinasian implementasi quality assurance dan safety dengan fungsi-
fungsi terkait baik internal maupun eksternal.
10. Koordinator Area Suralaya, Area Priok, Area Saguling dan Kamojang, Area
Semarang dan Mrica, Area Perak Grati, Area Bali
a. Penyusunan rencana kegiatan operasional.
b. Pelaksanaan jasa pemeliharaan di lingkup areanya.
c. Pengkoordinasian hubungan kerja dengan unit pembangit di areanya.
d. Pemasaran jasa pemeliharaan.
e. Pembinaan tenaga pemeliharaan yang menjadi tanggung jawabnya.
3.2.2 Struktur Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pengembangan
Kompetensi
Divisi Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Kompetensi, memiliki sub
divisi sebagai berikut:
1. Manager SDM dan Pengembangan Kompetensi
2. Engineer-engineer
3. Supervisor Senior Administrasi Kepegawaian
4. Supervisor Senior Pengembangan SDM
5. Staf Perencanaan SDM dan Formasi
6. Staf Kinerja Pegawai dan Budaya Perusahaan
43
MANAJER SDM DANPENGEMBANGAN
KOMPETENSI
ENGINEER - ENGINEER ;1. Engineer Turbin Gas2. Engineer Turbin Uap3. Engineer Turbin Air4. Engineer Boiler / HRSG5. Engineer Diesel6. Engineer Welding7. Engineer Valve8. Engineer Metalurgi9. Engineer NDT10. Engineer Insulation11. Engineer K & I12. Engineer Generator13. Engineer AVR14. Engineer Power Elektronik15. Engineer Switch Gear16. Engineer Relay Meter17. Engineer Chemical Cleaning
Pelaksana (S)AdministrasiKepegawaian
PelaksanaAdministrasiPenghasilan
PelaksanaAdministrasiKepegawaian
Supervisor SeniorPengembangan SDM
Pelaksana (S)Diklat danKompetensi
PelaksanaDiklat
Staf PerencanaanSDM dan Formasi
Staf Kinerja Pegawaidan BudayaPerusahaan
Sekretaris
Supervisor SeniorAdministrasi
Kepegawaian
Gambar 3.2 Struktur Divisi SDM dan Pengembangan Kompetensi
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang yang telah ditetapkan untuk Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
PT. Indonesia Power pada divisi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Manager SDM dan Pengembangan Kompetensi
a. Bertanggung jawab terhadap kinerja pada divisi SDM dan Pengembangan
Kompetensi.
b. Mengawasi kelancaran kinerja divisi SDM dan Pengembangan Kompetensi.
c. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan, sasaran dan tujuan yang akan
dicapai divisi SDM dan Pengembangan Kompetensi.
d. Membuat laporan pertanggungjawaban kinerja karyawan divisi SDM dan
Pengembangan Kompetensi kepada General Manager.
44
2. Engineer-engineer
a. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan keahliannya
masing-masing.
b. Bertanggung jawab terhadap kinerja proyek dan mengontrol kelancaran
pekerjaan di lapangan.
c. Membuat laporan pertanggungjawaban mengenai proyek yang ditangani oleh
masing-masing engineer.
3. Supervisor Senior Administrasi Kepegawaian
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi kepegawaian yang
meliputi proses administrasi kepegawaian dan penyediaan statistik
kepegawaian.
b. Membuat laporan pertanggungjawaban mengenai administrasi kepegawaian
kepada Manager SDM dan Pengembangan Kompetensi.
4. Supervisor Senior Pengembangan SDM
a. Bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelatihan pegawai untuk
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi pegawai.
b. Membuat laporan pertanggungjawaban mengenai Diklat dan pengembangan
SDM kepada Manager SDM dan Pengembangan Kompetensi.
5. Staf Perencanaan SDM dan Formasi
Melakukan analisis dalam penyusunan strategi pengembangan organisasi
meliputi analisis struktur organisasi dan subsistemnya, formasi pegawai, uraian
pekerjaan, sistem evaluasi jabatan, perencanaan SDM, penerimaan pegawai dan
pengembangan karir pegawai untuk menciptakan sistem pengorganisasian
perusahaan yang efektif.
45
6. Staf Kinerja Pegawai dan Budaya Perusahaan
a. Menganalisis data kinerja pegawai dan budaya perusahaan sebagai dasar
dalam formulasi dan implementasi suatu kebijakan, untuk pencapaian kinerja
dan target perusahaan yang telah ditetapkan.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi
perusahaan, implementasi budaya perusahaan di lingkungan kerjanya serta
kegiatan lingkungan dan K3 di lingkungan unit kerjanya.
3.3 Filosofi Bisnis Perusahaan
3.3.1 Visi dan Misi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Visi dari PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan adalah menjadi
unit bisnis kelas dunia di bidang pelayanan pemeliharaan pembangkit dan menjadi yang
terbaik di bidang pelayanan pemeliharaan.
Misi dari PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan adalah melakukan
usaha di bidang jasa pemeliharaan pembangkit tenaga listrik, dan mengembangkan
usaha-usaha lainnya yang berkaitan, dalam persetujuan dengan prinsip-prinsip bisnis
yang serasi dan berorientasi keuntungan, yaitu :
1. Mengelola usaha jasa didalam dan diluar perusahaan, dengan cara mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya perusahaan berupa pegawai, peralatan kerja, dan saran
pendukung lainnya.
2. Membangun pusat keunggulan perusahaan di bidang pemeliharaan pembangkit.
46
3.3.2 Tujuan PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Tujuan dari PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan adalah
1. Menjadikan PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan yang sehat dengan
efisiensi pemeliharaan yang tinggi, akses dan penggunaan sumber daya yang optimal
serta mendukung kinerja unit pembangkit tingkat dunia.
2. Budaya perusahaan yang menekankan prestasi, integritas, dan perilaku profesional
tiap individu.
3.3.3 Strategi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan memiliki beberapa strategi antara lain:
1. Menjalin kerja sama serta menjaga hubungan baik dengan customer, supplier, serta
partner bisnis lainnya.
2. Meningkatkan kompetensi unit dan SDM yang mampu menghadapi pasar global di
bidang jasa pemeliharaan.
3. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam bidang teknis maupun
administrasi untuk mendukung kinerja perusahaan.
4. Meningkatkan komunikasi antar karyawan di dalam organisasi.
5. Mencari peluang-peluang baru mengenai bisnis pemeliharaan.
6. Melaksanakan efisiensi di bidang teknis dan anggaran jasa pemeliharaan.
7. Fokus pada bisnis inti dan turunannya dalam rangka memperkuat posisi dan
kompetensi unit bisnis jasa pemeliharaan yang menitik beratkan pada usaha jasa
pemeliharaan yang efisien di internal PT. Indonesia Power.
47
3.4 Analisis Strategi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
3.4.1 Analisis Model 5 Daya Porter
Melalui 5 daya dari Porter, perusahaan dapat mengetahui adanya aktivitas
persaingan yang cukup potensial maupun aktivitas kerjasama yang mungkin dilakukan
dengan perusahaan lain.
Gambar 3.3 Analisis 5 Daya Porter
Kekuatan Penawaran dari Pemasok - PT. Siemens
Kekuatan Penawaran dari Pembeli
- PLN - PERTAMINA - CABOT
PT INDONESIA POWER UNIT BISNIS
JASA PEMELIHARAAN
Persaingan antara Kompetitor
- PT. PAL - PT. PJB Services
Ancaman dari Pendatang Baru
Ancaman dari Barang Pengganti
48
3.4.1.1 Ancaman dari Pendatang Baru
Bagi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan, datangnya pemain
baru perlu dicermati dan diantisipasi, apakah kehadiran para pemain baru tersebut akan
mempersempit lahan persaingan bisnis atau dapat dijadikan mitra dalam pengembangan
bisnis baru.
Peluang masuknya pendatang baru dalam bisnis jasa pemeliharaan cukup besar,
karena banyak perusahaan yang lebih mementingkan pemeliharaan terhadap pembangkit
dan peralatan mesin – mesinnya. Selain itu banyak perusahaan jasa pemeliharaan yang
telah berdiri belum memiliki workshop sendiri, sedangkan para pelanggan masih banyak
yang mencari pelayanan yang terbaik di bidang jasa pemeliharaan. Sehingga peluang
bagi perusahaan baru yang ingin memasuki dunia bisnis ini masih terbuka lebar,
tentunya dengan menyediakan fasilitas dan pelayanan yang lebih baik dari perusahaan-
perusahaan yang telah berdiri.
Dengan adanya pendatang baru yang muncul maka akan menambah persaingan
di bidang jasa pemeliharaan. Untuk memulai bisnis dalam bidang jasa pemeliharaan
pembangkit tenaga listrik tidak mudah. Sebelum memasuki bisnis ini, banyak hal yang
harus dipertimbangkan antara lain modal yang besar, karyawan yang memiliki skill dan
pengalaman, networking yang luas sehingga dapat membantu dalam mendapatkan
pelanggan. Sehingga perusahaan baru yang akan menggeluti bisnis ini harus memiliki
pengetahuan dan memahami segala spesifikasi dan resiko yang akan dihadapi. Selain itu
mereka juga harus memiliki SDM yang ahli dalam hal-hal teknis yang berhubungan
dengan bisnis ini. Dengan adanya pendatang baru yang muncul maka akan menambah
persaingan di bidang jasa pemeliharaan.
49
Ancaman dengan datangnya pendatang baru bagi industri jasa pemeliharaan bisa
dikatakan cukup besar, karena dengan bertambahnya pendatang baru akan
mempersempit lahan bisnis dalam bidang jasa pemeliharaan. Apalagi jika pendatang
baru tersebut memiliki potensi dan kualitas yang lebih baik dari perusahaan jasa
pemeliharaan yang telah berdiri. Sedangkan bagi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan, ancaman akan datangnya pendatang baru tidak begitu berpengaruh besar,
karena PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan telah memiliki pelanggan
tetap yaitu 8 unit pembangkitan yang tersebar di wilayah Jawa dan Bali yang memiliki
penjadwalan pemeliharaan rutin maupun berkala yang dilaksanakan oleh PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Dari segi pemeliharaan eksternal (di luar 8 unit
pembangkitan), PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan cukup memiliki
ancaman yang besar karena PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan harus
bersaing dengan pendatang baru yang bergerak di bidang yang sama. Dalam hal ini, PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan harus memiliki jaringan bisnis yang luas
dengan partner dan pelanggan di luar PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan, dan harus tetap memelihara hubungan antara PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan dengan supplier dan pelanggannya.
3.4.1.2 Kekuatan Penawaran dari Pemasok
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memiliki berbagai macam
pemasok untuk mendukung jalannya kelancaran kegiatan operasional maupun
pemeliharaan pembangkit dan sejenisnya. PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan selalu memelihara hubungan baik dengan para pemasok ataupun
suppliernya, karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain.
50
Pemasok perusahaan ini diantaranya adalah pemasok berbagai macam alat-alat
listrik, alat-alat mekanik, instrumen kontrol yang masih dibuat dari negara lain, material
umum, dan berbagai jenis peralatan lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sehingga
barang-barang tersebut harus membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk
pemesanannya dari para pemasok. Salah satu pemasok PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan adalah PT. Siemens.
Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan memiliki ketergantungan terhadap peralatan Original Equipment
Manufacturing (OEM), salah satu contohnya adalah instrumen kontrol. Hal ini
dikarenakan, peralatan pemeliharaan yang digunakan merupakan produk impor yang
belum diproduksi di Indonesia. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan peralatannya, PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan harus menjaga hubungan baik dengan
para pemasoknya.
Di samping peralatan Original Equipment Manufacturing (OEM), PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan juga membutuhkan peralatan lain yang didapatkan
dari pemasok dalam negeri untuk mendukung jalannya bisnis jasa pemeliharaan.
Sehingga dapat disimpulkan, dalam memenuhi kebutuhan peralatan
pemeliharaan, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memiliki hubungan
saling membutuhkan dengan para pemasoknya, baik peralatan Original Equipment
Manufacturing (OEM) maupun peralatan pendukung lainnya.
3.4.1.3 Kekuatan Penawaran dari Pembeli
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memiliki 2 jenis pelanggan
yaitu :
51
1. Pelanggan Internal
Pelanggan internal dari PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
adalah UBP yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power. UBP ini terdiri dari delapan
area yang tersebar di Jawa Bali yaitu area Suralaya, area Priok, area Saguling dan
Kamojang, area Semarang dan Mrica, area Perak Grati, area Bali. Kekuatan yang
dimiliki oleh PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan sangat besar dalam
memelihara pembangkit-pembangkit di ke delapan area tersebut. Dalam hal ini ke
delapan area ini memiliki ketergantungan kepada PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan dalam pemeliharaan pembangkit yang dimiliki oleh ke delapan
area tersebut. PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan melakukan
pemeliharaan periodik dan prediktif ke delapan area tersebut dan menangani segala
kerusakan dan pemeliharaan di delapan area tersebut.
Jadi, jika terjadi kerusakan pada mesin pembangkit pada delapan area tersebut
akan langsung menghubungi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
untuk melakukan perbaikan di masing – masing wilayah tersebut.
2. Pelanggan Eksternal
Pelanggan eksternal dalam hal ini adalah perusahaan – perusahaan di luar PT.
Indonesia Power yang membutuhkan bantuan dalam pemeliharaan pembangkit,
seperti relokasi pembangkit, troubleshooting, modifikasi peralatan pembangkit, dan
repair suku cadang.
Pelanggan yang menggunakan jasa pemeliharaan dari PT. Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan selain 8 unit bisnis yang tersebar di wilayah Jawa-
Bali, yaitu PLN dan cabang-cabangnya yang tersebar di seluruh Indonesia,
Pertamina, Cabot, Tembagapura, dan beberapa perusahaan nasional swasta yang
52
berada di Indonesia maupun luar negeri. Untuk meningkatkan jasa pemeliharaannya
dan untuk mengembangkan jaringan usahanya, maka PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan sudah mulai go-internasional dan bekerja sama dengan
beberapa negara di dunia diantaranya Saudi Arabia dan Abudabi.
Dalam hal ini PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memiliki
ketergantungan dengan pelanggan eksternal dalam meningkatkan laba perusahaan.
Ketergantungan PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan kepada
pelanggan eksternal dikarenakan cukup banyaknya pesaing-pesaing yang bergerak
dalam bidang jasa pemeliharaan, yang memungkinkan pelanggan untuk memilih
perusahaan lain yang mungkin memiliki kompetensi yang lebih baik.
Pelanggan pada umumnya banyak mempercayakan jasa pemeliharaannya
kepada PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dikarenakan perusahaan
ini berdiri di bawah naungan PT. Indonesia Power yang merupakan anak perusahaan
dari PLN. Selain itu, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan juga
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di bidangnya masing-masing.
3.4.1.4 Ancaman dari Barang Pengganti
Dengan adanya barang pengganti memungkinkan pelanggan menggunakan jasa
pemeliharaan lain di luar PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan atau
pelanggan memiliki alternatif lain dalam menggunakan anggarannya untuk
memperlancar proses bisnisnya. Alternatif ini adalah perusahaan-perusahaan lain yang
tidak saja merupakan perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan tetapi juga bergerak dalam bidang lain
yang memungkinkan pelanggan lebih mengutamakan bidang lain tersebut.
53
Tetapi dalam hal ini bidang jasa pemeliharaan memiliki posisi yang kuat karena
kebanyakan pelanggan akan lebih mengutamakan memelihara daripada membeli
pembangkit yang baru. Hal ini dikarenakan membeli pembangkit akan mengeluarkan
biaya yang lebih besar daripada mengeluarkan biaya pemeliharaan. Maka dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan pelanggan lebih mengutamakan untuk memelihara
pembangkit daripada membeli pembangkit yang baru atau mengutamakan hal-hal lain di
luar pemeliharaan, karena pembangkit merupakan salah satu asset terpenting bagi
perusahaan pelanggan.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam industri ini, belum ada barang pengganti
yang dapat menggantikan posisi industri jasa pemeliharaan dikarenakan pelanggan akan
lebih mengutamakan pemeliharaan kepada pembangkit dan peralatan tenaga listrik
daripada mengganti dengan pembangkit atau peralatan yang baru.
3.4.1.5 Persaingan antara Kompetitor
Para pesaing bisnis yang dihadapi oleh perusahaan pada umumnya juga telah
memiliki pengalaman bisnis, dan juga kredibilitas yang cukup dapat dipercaya oleh para
konsumen. Mereka diantaranya adalah PT. Hickam (USA), PT. PAL, PT. Barata, PT.
IMECO, dan PT. Alstom. Persaingan dalam industri ini perlu dicermati dan diantisipasi.
Kehadiran para pesaing dapat dijadikan mitra kerja dalam pengembangan bisnis ini.
Adapun ancaman dalam persaingan bisnis jasa pemeliharaan cukup besar
dikarenakan hampir semuanya memiliki jaringan bisnis yang cukup baik. Dalam hal ini,
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan harus tetap waspada terhadap para
pesaing yang sudah memiliki teknologi maintenance yang lebih modern. Oleh karena
itu, perusahaan harus meningkatkan keahlian dan kompetensi pegawainya, karena jika
54
hal ini tidak diperhatikan maka PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan akan
tertinggal oleh pesaingnya yang memiliki inovasi – inovasi ke depan yang akan
mengancam posisi perusahaan. Di samping itu, untuk meningkatkan kualitas dan
pelayanan kepada pelanggan, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
mempunyai jaringan dengan workshop atau bengkel luar dan institusi pendukung seperti
PLN Jasa Teknik Kelistrikan, PLN Jasa Engineering, PLN Jasa Pendidikan, PLN Jasa
Produksi.
Perusahaan yang unggul dan memiliki kompetensi yang baik dalam bidang jasa
pemeliharaan datang dari perusahaan asing yang telah memiliki cabang di Indonesia.
Sekarang ini perusahaan yang menjadi market leader dalam bidang ini adalah PT.
Alstom yang berpusat di Jerman. PT. Alstom sudah dikenal di kalangan bisnis jasa
pemeliharaan. Keunggulan yang dimiliki PT. Alstom adalah sudah memiliki cabang (di
Indonesia berada di Jakarta), workshop sendiri (di Indonesia berada di Surabaya),
teknologi maintenance yang canggih, dan ditambah dengan pengalaman perusahaan
yang sudah lama berkecimpung di dalam bisnis jasa pemeliharaan.
Dimensi strategi yang diandalkan dalam industri jasa pemeliharaan adalah
jaringan yang luas dengan partner bisnis, workshop/bengkel untuk memelihara peralatan
pembangkit, dan pelayanan yang optimal terhadap pelanggan.
3.4.2 Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan berdasarkan Matriks SWOT
Sebelum menganilisis berdasarkan matriks SWOT perlu menganalisis hal-hal
yang berhubungan internal dan eksternal perusahaan. Yang berhubungan dengan faktor
internal adalah mengenai kekuatan dan kelemahan dari perusahaan dan yang
55
berhubungan dengan faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar perusahaan seperti
ancaman dan peluang. Analisis internal dan eksternal perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Internal
Analisis Internal adalah analisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh perusahaan.
Kekuatan yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
adalah sebagai berikut:
a. Memiliki SDM yang berkualitas.
SDM merupakan salah satu faktor utama penunjang kesuksesan suatu
perusahaan. Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan ditunjang oleh kemampuan SDM yang berkualitas dan
bersertifikat serta memiliki pengalaman kerja yang telah diakui. Perekrutan
pegawai dipilih secara ketat berdasarkan kompetensi yang terbaik dan dalam
peningkatannya selalu diberikan training ataupun workshop agar kemampuan
dan kompetensi yang dimiliki karyawan akan terus berkembang.
b. Reputasi perusahaan.
Dalam bisnis jasa pemeliharaan, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan memiliki reputasi yang baik di mata pelanggan maupun
pesaingnya. Dengan peralatan pemeliharaan yang modern dan didukung oleh
SDM yang berkualitas, serta pengalaman kerja dalam bidang pemeliharaan, PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dipercaya dalam menjalankan
bisnis pemeliharaan peralatan pembangkit maupun peralatan mesin lainnya.
56
Selain itu, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan adalah salah satu
anak perusahaan dari PLN yang merupakan penyedia tenaga listrik di Indonesia.
c. Kemampuan perusahaan dalam bidang maintenance.
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memiliki kemampuan
dalam bidang overhaul, assessment, commissioning, troubleshooting, dan
relokasi unit pembangkit. PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
menangani pemeliharaan mesin pembangkit pada 8 unit pembangkitan milik PT.
Indonesia Power, juga perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan jasa
pemeliharaan pembangkit dan peralatan mesin lainnya di luar PT. Indonesia
Power.
d. Memiliki pasar internal.
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan merupakan bagian dari
PT. Indonesia Power yang memiliki 8 unit pembangkitan di beberapa wilayah
Jawa dan Bali, maka hal ini memberikan kesempatan bagi PT. Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan untuk memelihara 8 unit pembangkit tersebut
secara periodik dan prediktif. Di samping memelihara peralatan mesin
pembangkitnya, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan juga
memiliki kesempatan untuk memelihara peralatan mesin maupun peralatan
pembangkit di luar PT. Indonesia Power yaitu perusahaan-perusahaan lain yang
sudah mempercayai PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan sebagai
perusahaan jasa yang menangani pemeliharaan peralatan mesinnya.
57
e. Memiliki jaringan dengan workshop/bengkel luar.
Dalam menjalankan bisnis pemeliharaan, PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan belum mempunyai bengkel sendiri. Walaupun belum
memiliki bengkel sendiri, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
memiliki jaringan kerja sama yang baik dengan workshop/bengkel luar dan
institusi pendukung seperti PLN Jasa Teknik Kelistrikan, PLN Jasa Engineering,
PLN Jasa Pendidikan, PLN Jasa Produksi. Hal ini mempermudah PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dalam pemeliharaan peralatan yang
dimilikinya.
Di samping kekuatan-kekuatan yang ada, terdapat juga beberapa kelemahan yang
dimiliki oleh PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Kelemahan
tersebut diantaranya:
a. Penjadwalan pemeliharaan belum optimal.
Setiap unit bisnis pembangkitan milik PT. Indonesia Power, mempunyai
jadwal pemeliharaan, baik pemeliharaan yang bersifat rutin maupun yang
bersifat periodik. Dalam hal ini, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan belum dapat mengetahui seluruh jadwal pemeliharaan yang
dimiliki oleh 8 unit pembangkit yang tersebar di wilayah Jawa dan Bali sehingga
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan belum dapat memiliki
database yang optimal mengenai penjadwalan pemeliharaan pada 8 unit
pembangkit yang berakibat penjadwalan pemeliharaan tersebut dilaksanakan atas
dasar permintaan yang terkadang bisa saja bertepatan dengan jadwal
pemeliharaan lain.
58
b. Keterbatasan kemampuan menganalisis peralatan maintenance.
Dalam menjalankan bisnis jasa pemeliharaan, PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan didukung oleh peralatan yang modern namun masih
memiliki beberapa keterbatasan dalam peralatan maintenance yaitu tidak
memiliki tenaga ahli dalam menganalisa material dari peralatan/mesin
pendukung yang dimiliki. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan menggunakan jasa diluar perusahaan
(outsourcing) diantaranya LIPI, Sucofindo, LUK, dan MIDC untuk menganalisa
material tersebut.
c. Belum memiliki Maintenance Customer Services Center.
Dalam melayani kebutuhan pelanggannya, PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan belum memiliki Maintenance Customer Services
Center untuk menangani permintaan jasa pemeliharaan maupun keluhan
pelanggan. Selama ini hal-hal yang berhubungan dengan pelanggan dilayani oleh
tiap divisi yang bersangkutan, sehingga belum ada satu divisi yang
mengkoordinasi permintaan dan keluhan yang ada selama ini.
d. Belum memiliki workshop/bengkel sendiri.
Dalam pemeliharaan peralatannya, PT. PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan masih tergantung dengan workshop-workshop pendukungnya
(workshop luar dan institusi pendukung seperti PLN). Hal ini menyebabkan
peralatan yang dimiliki PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan tidak
disimpan dan dikelola di dalam sebuah workshop yang akan memudahkan
59
pemeliharaan peralatannya serta menyebabkan resiko kehilangan dan kerusakan
pada peralatan.
e. Manajemen peralatan yang belum memadai.
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan belum memiliki
manajemen peralatan yang baik sehingga peralatan yang ada belum dapat
dipergunakan dengan optimal. Misalnya jika peralatan yang ada di salah satu unit
bisnis pembangkit tidak digunakan, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan belum dapat memanfaatkannya dengan baik. Padahal jika
manajemen peralatan yang dimiliki PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan sudah berjalan dengan baik, maka akan memberikan keuntungan
lebih bagi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan sendiri.
f. Kebanyakan umur teknisi senior diatas 40 tahun.
Komposisi umur teknisi senior kebanyakan berumur di atas 40 tahun. Hal
ini menyebabkan PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan memiliki
resiko kehilangan pegawai yang berpengalaman dan berkompetensi tinggi,
dikarenakan sudah mendekati usia untuk pensiun.
g. Ketergantungan dengan OEM (Original Equipment Manufacturing).
Ketergantungan dengan OEM (Original Equipment Manufacturing) masih
tinggi. Sebagian besar spare part utama yang digunakan oleh PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dalam melayani jasa pemeliharaan
merupakan produk impor sehingga bidang jasa repair belum optimal, dan selalu
mengeluarkan biaya yang besar untuk peralatannya.
60
2. Analisis Eksternal
Analisis eksternal memperhatikan kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dalam menjalankan bisnisnya.
Berikut ini adalah peluang yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan:
a. Pasar Jasa Pemeliharaan
Pasar jasa pemeliharaan bagi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan masih terbuka lebar. Khususnya di 8 unit pembangkitan yang
tersebar di Jawa dan Bali, PLN, dalam negri, ASEAN, dan Timur Tengah.
Terlebih lagi dengan dimulainya pelaksanaan AFTA, yang semakin membuka
peluang bagi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan untuk
melebarkan sayapnya di pasar internasional.
b. Usia pembangkit
Usia pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power ataupun
perusahaan lain yang memiliki pembangkit semakin bertambah tua, sehingga
perusahaan tersebut membutuhkan jasa pemeliharaan dibandingkan membeli
peralatan-peralatan baru yang mengakibatkan pengeluaran menjadi bertambah
besar. Dengan demikian, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
memiliki peluang yang besar untuk menawarkan program rekondisi, rehabilitasi,
dan repowering kepada unit-unit pembangkitan.
c. Relokasi pembangkit
Relokasi pembangkit merupakan usaha untuk memindahkan pembangkit
dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya pemindahan pembangkit dari kota
61
yang besar ke kota yang kecil. Hal ini biasa dilakukan karena adanya peremajaan
atau pembaharuan pembangkit. Program relokasi pembangkit atau pemindahan
pembangkit semakin meningkat, sehinggga PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan memiliki kesempatan besar dalam menangani proyek tersebut.
d. Pemanfaatan teknologi informasi
Dengan adanya penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi di dalam PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan, maka akan memberikan
kesempatan dalam meningkatkan teknologi pemeliharaan dan memperluas
jaringan bisnis ke pasar domestik maupun internasional. Selain itu dengan
adanya penggunaan teknologi informasi, maka akan memudahkan SDM dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya.
Beberapa ancaman yang mengganggu PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan dalam menjalankan bisnisnya adalah sebagai berikut:
a. AFTA
Akan diberlakukannya AFTA dapat membuat persaingan menjadi lebih
ketat karena perdagangan semakin bebas, sehingga memungkinkan perusahaan
dari luar negri yang bergerak dalam bidang bisnis yang sama dapat masuk
dengan mudah.
b. Meningkatnya persaingan
Dalam persaingan bisnis di bidang jasa pemeliharaan, sudah banyak
perusahaan lain yang juga bergerak dalam bidang yang sama, yang kondisinya
sudah sustainable (mapan) dan beberapa diantaranya telah memiliki workshop.
c. Kenaikan BBM
62
Kenaikan BBM dapat menyebabkan harga spare part maupun peralatan
pemeliharaan yang dibutuhkan menjadi semakin mahal. Dengan meningkatnya
harga BBM, maka akan berpengaruh terhadap harga peralatan jasa pemeliharaan
yang menyebabkan pengeluaran pembelian peralatan menjadi semakin besar.
d. Nilai dolar terhadap rupiah
Nilai dolar terhadap rupiah sangat berpengaruh pada harga spare part yang
masih diimpor dari luar negeri. Hal ini menyebabkan kenaikan harga pada biaya
pemeliharaan karena ketergantungan PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan dengan OEM (Original Equipment Manufacturing) yang masih
tinggi.
Dengan menggunakan analisis SWOT, maka akan didapat suatu gambaran
mengenai perusahaan secara menyeluruh dan akan sangat menguntungkan bagi pihak
perusahaan dalam hal menyusun strategi persaingan dan mengevaluasi keuntungan
potensial di pasar. Dibawah ini adalah tabel 3.2 dan tabel 3.3 yang merupakan analisis
terhadap faktor-faktor straregi internal dan eksternal dari PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Tabel 3.2 IFAS
63
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING
BOBOT X
RATING KEKUATAN :
0.20 4 0.80 0.05 3 0.15 0.10 4 0.40
0.15 3 0.45
1. Sumber daya manusia berkualitas 2. Reputasi perusahaan 3. Pengalaman perusahaan dalam
bidang maintenance 4. Memliki pasar internal 5. Memiliki jaringan dengan
Workshop/bengkel luar 0.15 4 0.60
SubTotal 0.65 2.40
0.05 4 0.2
KELEMAHAN :
1. Penjadwalan pemeliharaan belum optimal
2. Keterbatasan kemampuan analisis peralatan maintenance
3. Belum memiliki Maintenance Customer Services Center
4. Belum memiliki workshop/bengkel 5. Manajemen peralatan kurang
memadai 6. Komposisi umur teknisi di atas 40
tahun 7. Ketergantungan dengan OEM
0.05
0.05
0.03 0.05
0.07
0.05
4 3 2 3 3 3
0.2
0.15
0.06 0.15
0.21
0.15
SubTotal 0.35 1.12 TOTAL
1.00 3.07
Tabel 3.3 EFAS
64
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING
BOBOT X
RATING PELUANG :
0.20 4 0.80 0.15 3 0.45 0.15 4 0.60
1. Luasnya pasar jasa pemeliharaan 2. Usia pembangkit semakin tua 3. Relokasi pembangkit meningkat 4. Pemanfaatan teknologi informasi 0.10 3 0.30
SubTotal 0.60 2.15 ANCAMAN :
0.10 4 0.40 0.15 4 0.60 0.05 3 0.15 0.10 3 0.30
1. AFTA 2. Meningkatnya Persaingan 3. Kenaikan BBM 4. Nilai Dollar terhadap rupiah
SubTotal 0.40 1.45 TOTAL
1.00
2.70
Peluang 2.15 Ancaman 1.45
Kekuatan 2.40 Kelemahan 1.12
Titik X = kekuatan – kelemahan Titik Y = peluang – ancaman
Titik X = 2.40 – 1.12 = 1.28 Titik Y = 2.15 – 1.45 = 0.7
65
Gambar 3.4 Koordinat perhitungan SWOT
Setelah melakukan analisis faktor-faktor SWOT, maka dapat ditetapkan strategi-
strategi yang mungkin digunakan oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan bisnis.
Strategi-strategi pilihan ini dapat banyak membantu perusahaan dalam hal
memaksimalkan kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, mengambil setiap
kesempatan yang ada dari kelemahan yang dimilikinya, atau menggunakan kekuatan
yang ada untuk menghadapi ancaman yang mungkin timbul di kemudian hari, atau
mengantisipasi agar ancaman yang datang tidak menyerang sisi lemah yang dimiliki
perusahaan.
2
1
21
peluang
kekuatan
ancaman
kelemahan
66
Tabel 3.4 Matrik SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S)
1. Sumber Daya manusia berkualitas
2. Reputasi Perusahaan 3. Kemampuan
perusahaan dalam bidang maintenance
4. Memiliki Pasar Internal
5. Memiliki jaringan dengan Workshop/bengkel luar
Kelemahan (W)
1. Penjadwalan pemeliharaan belum optimal
2. Keterbatasan kemampuan analisis peralatan maintenance
3. Belum memiliki Maintenance Customer Services Center
4. Belum memiliki workshop/bengkel
5. Manajemen peralatan kurang memadai
6. Komposisi umur teknisi di atas 40 tahun
7. Ketergantungan dengan OEM
Kesempatan (O)
1. Luasnya pasar jasa pemeliharaan
2. Usia pembangkit semakin tua
3. Relokasi Pembangkit meningkat
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi
1. Menjalin kerjasama dengan pihak luar negeri sehingga dapat memiliki jaringan yang luas.
2. Meningkatkan kualitas SDM dan jasa pemeliharaan pembangkit.
3. Membudayakan SDM dalam penggunaan teknologi informasi.
4. Meningkatkan komunikasi karyawan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
5. Mencari peluang baru dalam pasar jasa pemeliharaan.
1. Meningkatkan kompetensi unit dan SDM yang mampu menghadapi pasar global di bidang jasa pemeliharaan.
2. Meningkatkan manajemen jadwal pemeliharaan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Meningkatkan kompetensi teknisi khususnya kepada teknisi muda.
67
Ancaman (T)
1. AFTA 2. Meningkatnya
Persaingan 3. Kenaikan BBM 4. Nilai Dollar
terhadap rupiah
1. Menyeleksi dan meningkatkan hubungan dengan bengkel luar dan institusi pendukung yang lebih berkualitas.
2. Mengembangkan kinerja yang dimiliki PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya khususnya pada saat diberlakukan AFTA.
3. Meningkatkan kompetensi unit dan SDM dalam menghadapi pasar jasa pemeliharaan.
1. Membangun workshop/bengkel sendiri untuk mendukung kelancaran proyek jasa pemeliharaan.
2. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam menghadapi persaingan.
3. Melaksanakan efisiensi pada penggunaan peralatan jasa pemeliharaan.
Dengan adanya perhitungan terhadap faktor internal dan eksternal PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan, maka dapat disimpulkan PT. Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan berada pada posisi yang sangat menguntungkan. yaitu
terletak pada kuadran 1 yang menggunakan strategi SO untuk memaksimalkan kekuatan
yang dimiliki sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
3.5 Knowledge Goals
Dibawah ini merupakan tabel 3.5 yang berisi mengenai knowledge goals yang
terdiri dari normative knowledge goals, strategic knowledge goals, operational
knowledge goals.
68
Tabel 3.5 Knowledge Goals
Strategi Perusahaan 1. Menjalin kerjasama dengan
pihak luar negeri sehingga dapat memiliki jaringan yang luas.
2. Meningkatkan kualitas SDM dan jasa pemeliharaan pembangkit.
3. Membudayakan SDM dalam penggunaan teknologi informasi.
4. Meningkatkan komunikasi karyawan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
5. Mencari peluang baru dalam pasar jasa pemeliharaan.
Normative Knowledge Goals 1. Mensosialisasikan
pentingnya kegunaan knowledge bagi perkembangan individu maupun perusahaan dengan memanfaaatkan teknologi informasi.
2. Membudayakan sharing knowledge untuk meningkatkan komunikasi di antara karyawan.
Strategi Perusahaan 1. Menjalin kerjasama dengan
pihak luar negri sehingga dapat memiliki jaringan yang luas.
2. Meningkatkan kualitas SDM dan jasa pemeliharaan pembangkit.
3. Membudayakan SDM dalam penggunaan teknologi informasi.
4. Meningkatkan komunikasi karyawan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
5. Mencari peluang baru dalam pasar jasa pemeliharaan
Strategic Knowledge Goals 1. Mengembangkan kompetensi
karyawan. 2. Menjadikan knowledge
sebagai alat pendukung untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
69
3.6 Analisis Knowledge Divisi SDM dan Pengembangan Kompetensi
3.6.1 Analisis Knowledge berdasarkan Structural
Pada PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan khususnya pada divisi
SDM dan pengembangan kompetensi terdapat knowledge yang bersifat structural.
Knowledge yang bersifat structural ini dapat dikategorikan kembali dalam tacit dan
explicit. Beberapa hal yang merupakan knowledge berdasarkan structural pada divisi
SDM dan pengembangan kompetensi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tugas dan Wewenang yang berlaku pada divisi SDM dan Pengembangan
Kompetensi.
Tugas dan wewenang ini memuat cara dan alur pekerjaan yang akan dilakukan
oleh karyawan dalam rangka melaksanakan kegiatan di dalam perusahaan yang
mencakup prosedur uraian pekerjaan bagi tiap karyawan di bagian SDM dan
pengembangan kompetensi PT.Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Strategi Perusahaan 1. Menjalin kerjasama dengan
pihak luar negri sehingga dapat memiliki jaringan yang luas.
2. Meningkatkan kualitas SDM dan jasa pemeliharaan pembangkit.
3. Membudayakan SDM dalam penggunaan teknologi informasi.
4. Meningkatkan komunikasi karyawan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
5. Mencari peluang baru dalam pasar jasa pemeliharaan
Operational Knowledge Goals 1. Menstandarisasi hasil rapat
agar penyimpanan lebih terstruktur.
2. Adanya penyimpanan laporan-laporan hasil kerja agar dapat terkontrol dengan baik.
3. Menyediakan sarana untuk mendukung peningkatan komunikasi dan kompetensi karyawan.
70
Prosedur ini dibuat dan disebarkan sehingga para karyawan dapat mengetahui tugas
dan tanggung jawabnya masing-masing. Tugas dan wewenang PT.Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dapat dilihat dengan jelas pada bagian 3.2.1 dan tugas
dan wewenang di bagian SDM dan pengembangan kompetensi pada bagian 3.2.2.
Tugas dan wewenang tersebut merupakan knowledge yang bersifat explicit karena
telah terdokumentasi, dapat disebarkan dan dipelajari oleh karyawan.
2. Workflow atau proses bisnis yang berlaku.
Workflow menggambarkan dan menjelaskan mengenai aliran kegiatan bisnis
yang berlaku di divisi SDM dan pengembangan kompetensi PT.Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan di dalam
perusahaan, mengacu pada workflow yang telah dibuat sehingga dapat mencapai
target dan sasaran yang telah ditentukan. Workflow yang ada pada divisi SDM dan
pengembangan kompetensi merupakan knowledge yang bersifat explicit. Karena
workflow tersebut berisi aliran kerja yang akan dilaksanakan oleh para karyawan
dalam rangka memperlancar proses bisnis perusahaan.
Workflow yang berlaku pada divisi SDM dan pengembangan kompetensi adalah
sebagai berikut:
71
1. Workflow Perekrutan Karyawan
staf perencanaan Manajer SDM General Manager SDM dan formasi
Pelaksana tim calon administrasi penerimaan karyawan
kepegawaian pegawai
Gambar 3.5 Workflow Perekrutan Karyawan
Dalam melakukan perekrutan pegawai baru, bagian perencanaan SDM dan
formasi akan mengevaluasi kebutuhan SDM. Untuk mengetahui posisi pekerjaan
yang kosong dan juga yang membutuhkan pegawai baru, maka staf perencanaan
SDM dan formasi mengusulkan perekrutan pegawai baru kepada manager SDM.
Setelah itu manager SDM akan meminta persetujuan dari General Manager, dan
akan menyampaikan ke staf perencanaan SDM dan formasi atas persetujuan General
menyampaikan persetujuan menyetujui
perekrutan pegawai
melamar pekerjaan
menyeleksi calon pegawai dan
training pegawai baru
merencanakan pembentukan tim penerimaan pegawai dan pemasangan iklan
memberi hasil penerimaan pegawai
Memberi informasi dan data pegawai
baru
mengusulkan perekrutan pegawai meyampaikan usulan
perekrutan pegawai
72
Manager. Setelah disetujui maka staf perencanaan SDM dan formasi akan membuat
iklan lowongan kerja tersebut dan membentuk tim penerimaan pegawai. Jika ada
calon karyawan yang melamar, maka secara langsung diadakan penyeleksian
terhadap calon karyawan tersebut secara bersamaan. Tahap penyeleksian tersebut
diantaranya psikotes dan wawancara. Setelah melewati tahap tersebut, calon
karyawan akan menjadi pegawai di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan dan mengikuti training. Kemudian staf perencanaan SDM dan formasi
akan memberitahukan ke bagian administrasi kepegawaian akan adanya pegawai
baru di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan tersebut.
2. Workflow Penugasan Dinas Kerja
Memberikan daftar karyawan
divisi Internal/eksternal staf perencanaan SDM dan formasi
Karyawan/engineer
Gambar 3.6 Workflow Penugasan Dinas Kerja
Ketika divisi internal atau eksternal menerima permintaan jasa permintaan dari
pelanggan, maka tiap divisi tersebut akan berhubungan dengan divisi SDM yaitu
memberi surat perintah kerja (memo)
mendapatkan pengarahan
permintaan tenaga kerja
melapor
Meyusun tenaga kerja yang diperlukan
73
bagian staf perencanaan SDM dan formasi untuk memilih karyawan atau engineer
yang berkompetensi untuk ditugaskan pada proyek jasa pemeliharaan tersebut.
Kemudian bagian staf perencanaan SDM dan formasi akan menyeleksi karyawan
atau engineer yang cocok dan memiliki kompetensi terhadap kerja pemeliharaan
yang akan dilaksanakan. Setelah menyeleksi karyawan atau engineer yang
berkompetensi, maka staf perencanaan SDM dan formasi akan memberikan daftar
karyawan yang akan ditugaskan kepada divisi internal atau eksternal. Selanjutnya
daftar karyawan disetujui oleh divisi internal atau eksternal, maka pihak staf
perencanaan SDM dan formasi akan memberikan surat kerja (memo) terhadap
karyawan atau engineer yang bersangkutan, lalu karyawan atau engineer tersebut
melapor ke divisi internal ataupun eksternal dan mendapatkan pengarahan mengenai
proyek jasa pemeliharaan yang akan dilaksanakan.
3. Workflow Pengadaan Pendidikan dan Pelatihan
Karyawan Supervisor Pelaksana Diklat Pengembangan Kompetensi
Manajer SDM Staf Perencanaan SDM dan Formasi Karyawan
Gambar 3.7 Workflow Pengadaan Pendidikan dan Pelatihan
Mengusulkan Pelaksanaan Pendidkan dan Pelatihan
menyerahkan proposal menyetujui
proposal
Menyetujui Pelaksanaan Pendidkan dan Pelatihan
memberi memo
memberi daftar karyawan
permintaan SDM
meyusun SDM yang diperlukan
74
Untuk mengembangkan kompetensi karyawan, pelaksana diklat akan
mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi
karyawan. Setelah bagian pelaksana diklat melakukan pengumpulan informasi dan
mengetahui kebutuhan karyawan, bagian pelaksana diklat mengusulkan rencana
pendidikan dan pelatihan untuk seluruh karyawan PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan kepada supervisor pengembangan kompetensi. Setelah
mendapatkan persetujuan dari supervisor pengembangan kompetensi, bagian
pelaksana diklat akan membuat proposal mengenai pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan. Dalam proposal tersebut terdapat tema mengenai program pendidikan dan
pelatihan yang akan diselenggarakan, manfaat dari pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan, serta anggaran yang dibutuhkan. Proposal yang dibuat tersebut akan
diserahkan kepada manager SDM untuk meminta persetujuan. Setelah mendapat
persetujuan dari manager SDM, maka bagian pelaksana diklat akan menghubungi
staf perencanaan SDM dan formasi agar memilih, menyusun dan memberikan daftar
nama karyawan yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan. Kemudian pelaksana
diklat akan membuat memo untuk memberitahukan mengenai pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan dan diberikan kepada karyawan yang telah dipilih oleh staf
perencanaan SDM dan formasi untuk mengikuti pelatihan dan pendidkan tersebut.
3. Sistem Informasi
ProSDM merupakan sistem informasi yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Dengan adanya sistem informasi ini akan
memperlancar proses kerja perusahaan. ProSDM merupakan sistem informasi bagi
divisi SDM dan pengembangan kompetensi, yang fungsinya untuk mengatur data
75
dan informasi mengenai seluruh karyawan yang ada pada PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan seperti data pribadi dan data prestasi karyawan, data
pengalaman kerja dan jenjang karir. ProSDM merupakan knowledge yang bersifat
explicit karena merupakan suatu aplikasi yang dapat diakses dan dikelola oleh pihak
yang berwenang.
3.6.2 Analisis Knowledge berdasarkan Functional
Selain menganalisis knowledge berdasarkan struktural pada divisi SDM dan
pengembangan kompetensi di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan
terdapat juga knowledge yang bersifat functional. Knowledge tersebut diantaranya:
1. Notulen Rapat
Rapat merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan untuk membicarakan
permasalahan sehingga dapat menghasilkan suatu solusi sebagai pemecahan
masalah. Rapat dapat dilaksanakan dan diikuti oleh seluruh pegawai yang ada di PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Rapat ini merupakan rapat umum
untuk membicarakan seluruh permasalahan yang terjadi di lingkungan perusahaan.
Setiap divisi di dalam perusahaan juga berhak mengadakan rapat yang khusus
dihadiri oleh karyawan yang bersangkutan di dalam divisi tersebut. Rapat semacam
ini dinamakan rapat internal. Sebelum melaksanakan penyelenggaraan rapat seorang
sekretaris akan menentukan hari/tanggal, waktu, tempat, nara sumber, moderator,
notulis, dan peserta. Undangan rapat disebarkan melalui undangan secara resmi,
milis, dan juga memo sebagai ajakan untuk mengikuti rapat. Biasanya mulainya
acara akan dibuka oleh General Manager untuk memberikan penjelasan singkat
mengenai permasalahan yang dihadapi. Biasanya rapat bisa dilakukan berulang kali,
76
apabila masalah yang dihadapi belum menemukan solusi pemecahan masalahnya.
Pemimpin rapat akan menimbang segala solusi yang diusulkan oleh para peserta
rapat untuk dijadikan keputusan yang baik dan diterima oleh semua anggota yang
hadir pada saat pelaksanaan rapat. Notulen rapat merupakan hasil dari buah
pemikiran atau ide mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi.
2. Pemberitahuan Informasi melalui Memo
Memo merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk memberitahukan
informasi kepada seseorang mengenai tugas dan tanggung jawab yang berhubungan
dengan pekerjaannya. Memo dibuat berdasarkan kepentingan pekerjaan dan atas
persetujuan dari atasan. Memo selalu dilengkapi dengan nomor surat dan tanda
tangan dari atasan sehingga bersifat resmi dan harus dilakukan oleh karyawan yang
bersangkutan. Contohnya adalah memo mengenai penugasan akan suatu pekerjaan,
penugasan untuk mengikuti pendidikan dan latihan. Memo merupakan bagian dari
knowledge yang bersifat explicit karena bersifat tertulis dan dapat didokumentasikan.
3. Pendokumentasian laporan kerja
Segala kegiatan yang menyangkut proses bisnis di dalam perusahaan akan
didokumentasikan agar dapat dikaji ulang, dan dapat dilihat kembali pada masa yang
akan datang. Pendokumentasikan segala kegiatan yang berhubungan dengan proses
bisnis yang berlaku di PT.Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan sangatlah
penting untuk dilakukan karena hal ini juga menyangkut pembuatan laporan
pertanggungjawaban kepada pihak yang berwenang dan merupakan knowledge yang
bersifat explicit. Beberapa pendokumentasian laporan pada PT.Indonesia Power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan adalah
77
a. Laporan realisasi kegiatan diklat
Laporan ini dibuat berdasarkan jadwal kegiatan pendidikan dan pelatihan yang
diikuti oleh para karyawan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan. Kegiatan diklat yang bersifat periodik, diterapkan berdasarkan
standar latih kompetensi yang ada di dalam perusahaan. Sedangkan diklat lain di
luar diklat yang bersifat periodik dilaksanakan untuk meningkatkan bakat dan
kompetensi karyawan. Beberapa contoh pendidikan dan pelatihan yang pernah
dilakukan adalah power electronic, successfull project management, dan gas
turbine technology. Laporan ini juga berisi mengenai jangka waktu pelaksanaan
diklat, jumlah peserta, dan biaya yang dikeluarkan selama pendidikan dan latihan
berlangsung. Laporan ini disusun oleh pelaksana diklat yang dibuat sebagai
bahan acuan dan evaluasi untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan selanjutnya.
b. Laporan kepegawaian
Laporan ini dibuat secara berkala oleh bagian pelaksana administrasi
kepegawaian, yang berisi mengenai formasi dan realisasi pegawai, dan jumlah
pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, peringkat, golongan, dan usia.
Tersedianya laporan ini digunakan untuk menganalisa data kepegawaian,
mendata karyawan dan untuk memantau perkembangan kompetensi para
karyawan di dalam perusahaan.
c. Laporan kegiatan pengujian dan pemeliharaan
Laporan ini dibuat oleh para engineer setiap melakukan kegiatan pengujian dan
pemeliharaan. Pada laporan ini terdapat dokumentasi mengenai tindakan yang
diambil oleh para engineer dalam melakukan pengujian dan pemeliharaan
78
terhadap pembangkit. Dengan adanya laporan ini juga dapat digunakan sebagai
referensi apabila mendapat permasalahan yang sama.
4. Briefing/Meeting
Briefing/Meeting merupakan pertemuan singkat yang diadakan untuk
membicarakan suatu hal mengenai pekerjaan. Pertemuan ini dapat juga diadakan
untuk melaporkan suatu kegiatan yang telah dilaksanakan agar dapat dievaluasi
untuk kebaikan di masa yang akan datang. Contohnya adalah pertemuan untuk
membicarakan perkembangan suatu pekerjaan yang sedang berjalan.
Briefing/meeting merupakan bagian dari knowledge yang bersifat tacit karena berupa
ide, persepsi, maupun gagasan dari para peserta yang hadir dalam briefing/meeting
tersebut.
3.6.3 Analisis Knowledge berdasarkan Behaviour
Selain menganalisis knowledge berdasarkan structural dan functional pada divisi
SDM dan pengembangan kompetensi di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan terdapat juga knowledge yang bersifat behaviour. Knowledge tersebut
diantaranya:
1. Coffee Morning
Merupakan ajang yang diselenggarakan oleh bagian SDM untuk memelihara
keakraban diantara para karyawan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan. Dalam acara ini, para karyawan diberi kesempatan untuk saling
membagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide kreatif kepada karyawan-karyawan
lainnya sehingga dapat saling membangun satu sama lain. Coffee Morning
dilaksanakan seminggu sekali di lingkungan PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa
79
Pemeliharaan, untuk meningkatkan suasana kekeluargaan antar karyawan dan untuk
meningkatkan komunikasi di antara mereka. Kegiatan coffee morning merupakan
bagian dari knowledge yang bersifat tacit karena berisi ide, gagasan, pengalaman,
persepsi, wawasan, dan kemahiran yang dimiliki oleh karyawan dan berasal dari
pemikiran para karyawan itu sendiri.
2. Komunikasi melalui e-mail
Komunikasi antar karyawan melalui e-mail merupakan sarana komunikasi yang
praktis digunakan untuk memberitahukan informasi. e-mail digunakan untuk
mengirimkan data atau informasi penting, misalnya surat, undangan, atau informasi
penting lainnya. Sarana komunikasi ini membantu para karyawan dalam
menyebarkan informasi yang berguna bagi kelancaran alur kerja. e-mail merupakan
knowledge yang bersifat explicit.
3. Budaya Perusahaan
Di dalam PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan sedang diterapkan
suatu budaya perusahaan yang disebut IP-HaPPPI. IP-HaPPPI merupakan budaya
perusahaan yang terdiri dari tujuh nilai yang dimiliki oleh PT. Indonesia power Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan yang harus diterapkan dalam perusahaan. IP-HaPPPI yaitu
a. Integritas
Integritas merupakan sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan
yang terbaik kepada perusahaan. Indikator Perilakunya adalah
1. Tindakan keputusan yang diambil adalah untuk kepentingan perusahaan.
2 Berani mengungkapkan, bertindak, atau mengambil keputusan bersarkan
fakta yang objektif untuk kepentingan perusahaan.
80
3. Siap menanggung akibat atas tindakan atau keputusan yang diambil demi
kepentingan perusahaan.
4. Menjaga kerahasiaan perusahaan dan mempertahankan citra perusahaan
sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya.
5. Sesuai antara kata dengan perbuatan.
6. Bersikap, bertindak, dan menjadi panutan serta mendorong orang lain untuk
mematuhi etika dan peraturan perusahaan yang berlaku.
b. Profesional
Profesional merupakan menguasai, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang
pekerjaannya. Indikator perilakunya yaitu
1. Melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
tuntutan pekerjaan.
2. Pantang menyerah untuk mencapai kinerja terbaik.
3. Bekerja secara cerdas, terencana, sistematis, dan tepat waktu.
4. Berfikir secara terintegrasi didalam menentukan proritas.
5. Berani menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan sesuai
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
c. Harmoni
Harmoni merupakan serasi, selaras, dan seimbang dalam hubungan dengan
stakeholder dan lingkungan hidup. Indikator perilakunya adalah
1. Keselarasan aspek fisik, mental, sosial, dan agama.
2. Keserasian antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
3. Berperan secara seimbang sebagai anggota keluarga, perusahaan dan
masyarakat.
81
4. Menyelaraskan antara kepentingan pribadi, orang lain, perusahaan, dan
lingkungan.
5. Membina keakraban dalam kerjasama dan hubungan baik dengan stakeholder
6. Menghargai perbedaaan pendapat dan menyampaikan umpan balik dengan
santun.
7. Membina kelestarian lingkungan hidup.
d. Pelayanan Prima
Definisi dari pelayanan prima adalah memberi pelayanan yang memenuhi
kepuasan melebihi harapan stakeholder. Indikator perilakunya adalah
1. Mengutamakan kepuasan stakeholder.
2. Memberikan pelayanan melebihi standar dan memiliki nilai tambah bagi
stakeholder.
3. Mengantisipasi kebutuhan stakeholder di masa mendatang.
4. Proaktif mencari umpan balik untuk meningkatkan pelayanan.
5. Menerapkan prinsip 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
e. Peduli
Definisi dari peduli adalah peka, tanggap dan bertindak melayani stakeholder
serta memelihara lingkungan sekitar. Indikator perilakunya adalah
1. Menghargai hak dan kewajiban stakeholder.
2. Menerapkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan memelihara
peralatan/fasilitas perusahaan.
3. Menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan kerja dan alam sekitar.
4. Mengenali gejala yang dapat menganggu lingkungan kerja serta melakukan
tindakan pencegahan.
82
5. Memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien.
6. Berperan aktif dalam kegiatan perusahaan dan pengembangan lingkungan
sosial.
f. Pembelajar
Yang dimaksud dengan pembelajar adalah terus menerus meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial,
agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain. Indikator perilakunya adalah
1. Berpikir kritis di dalam proses pembelajaran.
2. Menciptakan lingkungan yang mendorong untuk belajar.
3. Aktif meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan profesi dan
arah perubahan serta berbagi dengan orang lain
4. Mencari, menerima, dan memanfaatkan umpan balik sebagai sarana untuk
peningkatan kualitas diri.
5. Aktif menimgkatkan kualitas diri mencakup fisik, mental, sosial dan agama
serta berbagi dengan orang lain
g. Inovatif
Yang dimaksud dengan inovatif adalah terus menerus dan berkesinambungan
menghasilkan gagasan baru dalam usaha melakukan pembaharuan untuk
penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kerja.
Indikator perilakunya adalah
1. Aktif dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi gagasan baru.
2. Produktif menghasilkan gagasan baru untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil kerja.
83
3. Mengembangkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam
pekerjaan.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang mendorong orang lain untuk
menghasilkan gagasan baru.
5. Produktif menghasilkan gagasan baru untuk mengantisipasi kebutuhan yang
akan datang.
3.7 Permasalahan yang ada
Dalam menjalankan bisnisnya divisi SDM dan pengembangan kompetensi pada
PT. Indonesia Power memiliki beberapa permasalahan yang terkadang mengganggu
jalannya aktivitas perusahaan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada divisi
SDM dan pengembangan kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Belum memiliki suatu wadah untuk memudahkan sharing knowledge yang akan
meningkatkan pengetahuan dan interaksi di antara para karyawan di dalam PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
2. Pendokumentasian laporan yang belum teratur sehingga dapat menyebabkan
kehilangan dan kesulitan dalam pencarian laporan.
3. Belum memiliki format yang jelas akan pendokumentasian notulen rapat di
dalam perusahaan sehingga notulen rapat yang dihasilkan tersebut belum
memiliki standarisasi yang baku.
4. Kurangnya kesadaran akan pentingnya knowledge untuk membangun setiap
individu di dalam perusahaan dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
84
3.8 Usulan Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan yang tertera di atas, penulis akan merancang
sebuah apliksi knowledge management bagi divisi SDM dan pengembangan kompetensi
pada PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Aplikasi yang dibuat akan
memiliki kegunaan diantaranya sebagai berikut:
1. Menyediakan fasilitas untuk memudahkan sharing knowledge antar karyawan di
dalam perusahaan.
2. Menyediakan fasilitas untuk mendokumentasikan laporan kerja yang dibuat
secara rutin maupun berkala sehingga dapat memudahkan dalam pencarian
laporan dan mengurangi resiko kehilangan laporan.
3. Menyediakan format notulen rapat yang dapat digunakan dan didokumentasikan
untuk keperluan proses kerja yang akan dilaksanakan maupun yang sudah
dilaksanakan.
4. Menyediakan fasilitas untuk memberitahukan informasi mengenai berita dan
peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Jasa Pemeliharaan.