bab 3 analisis perusahaan 3.1 gambaran umum …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00833-ka bab...

56
52 BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Airlines adalah perusahaan penerbangan yang kegiatannya menghubungkan dua tempat tertentu atau lebih tinggi dengan menggunakan pesawat udara. Pada perkembangan sekarang ini, banyak menjamur perusahaan-perusahaan penerbangan dalam negeri mau pun perusahaan penerbangan asing, yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Di mana setiap perusahaan penerbangan tersebut masing-masing ingin berusaha mendapatkan pangsa pasar di Indonesia baik domestik mau pun internasional. Dengan melayani rute-rute domestik maupun internasional sehingga persaingan yang besar dalam bisnis airlines domestik maupun internasional tidak dapat dihindari. Perusahaan penerbangan merupakan salah satu industri perusahaan yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya. Dengan ilmu dan teknologi yang semakin tinggi, sumber daya manusia pun harus disesuaikan dan ditingkatkan kualitasnya. Tanpa sumber daya yang berkualitas, tentu saja teknologi yang ada akan sia-sia, begitu pula sebaliknya. PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu perusahaan penerbangan yang diberikan kepercayaan oleh pemerintah sebagai perusahaan penerbangan yang melayani jalur-

Upload: nguyennguyet

Post on 09-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

52

 

BAB 3

ANALISIS PERUSAHAAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

Airlines adalah perusahaan penerbangan yang kegiatannya

menghubungkan dua tempat tertentu atau lebih tinggi dengan menggunakan pesawat

udara. Pada perkembangan sekarang ini, banyak menjamur perusahaan-perusahaan

penerbangan dalam negeri mau pun perusahaan penerbangan asing, yang dikelola

oleh pemerintah maupun swasta. Di mana setiap perusahaan penerbangan tersebut

masing-masing ingin berusaha mendapatkan pangsa pasar di Indonesia baik

domestik mau pun internasional. Dengan melayani rute-rute domestik maupun

internasional sehingga persaingan yang besar dalam bisnis airlines domestik

maupun internasional tidak dapat dihindari.

Perusahaan penerbangan merupakan salah satu industri perusahaan yang

padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya. Dengan ilmu dan teknologi

yang semakin tinggi, sumber daya manusia pun harus disesuaikan dan ditingkatkan

kualitasnya. Tanpa sumber daya yang berkualitas, tentu saja teknologi yang ada

akan sia-sia, begitu pula sebaliknya.

PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) merupakan salah satu perusahaan penerbangan yang diberikan

kepercayaan oleh pemerintah sebagai perusahaan penerbangan yang melayani jalur-

Page 2: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

53

 

jalur perintis di Tanah Air. Oleh karena itu, PT. Merpati Nusantara Airlines sering

kita kenal sekarang ini dengan sebutan Airbridge of Indonesia atau sebagai

Perusahaan Penerbangan Perintis Indonesia.

Berbagai upaya dan strategi telah dan sedang digalakkan untuk mendukung

komitmen tersebut, di antaranya adalah program restrukturisasi. Program ini

meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan perolehan laba, efisiensi, dan

efektifitas sumber daya manusia, serta daya saing yang berkesinambungan.

3.1.1 Sejarah PT. Merpati Nusantara Airlines

P.N. Merpati didirikan berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 19

Tahun 1962 yang merupakan tonggak sejarah perkembangan angkutan udara

di Tanah Air. Pada bulan November 1958, Perdana Menteri Indonesia Ir. H.

Djuanda secara resmi membuka "Jembatan Udara Kalimantan". Pada

perkembangannya, "Jembatan Udara Kalimantan" ini terbukti telah maju

dengan pesat. Kenyataan tersebut telah mendasari keputusan perlunya untuk

dibentuk suatu perusahaan negara di bidang jasa transportasi udara antar

daerah di Indonesia. Maka, sejak 6 September 1962, secara resmi berdirilah

P.N. Merpati.

Tugas utama P.N. Merpati Nusantara adalah menyelenggarakan

perhubungan udara di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta

Page 3: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

54

 

memajukan segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan udara dalam arti

seluas-luasnya. Aset pertama perusahaan terdiri dari : empat pesawat De

Havilland Otter DHC-3 dan dua Dakota DC-3 milik AURI. Dengan modal

awal ini, P.N. Merpati Nusantara berusaha keras untuk ikut serta membangun

perekonomian nasional dalam bidang perhubungan udara dengan

mengutamakan kepentingan rakyat.

Pada awal tahun 1963, ketika Irian Jaya diserahkan oleh pemerintah

Belanda kepada Pemerintah Indonesia, NV. De Kroonduif yang merupakan

perusahaan penerbangan Belanda di Irian Jaya ikut pula diserahkan kepada

Garuda Indonesia Airways, termasuk enam pesawat, yang terdiri dari tiga

buah Dakota DC-3, dua Twin Pioneer dan sebuah Beaver. Karena Garuda

lebih memusatkan perhatian pada pengembangan usahanya sebagai flag

carrier, maka semua konsesi penerbangan dan fasilitas teknisnya di Irian Jaya

dilimpahkan kepada Merpati. Pada tahun yang sama, Merpati memperluas

jaringan operasinya dengan menghubungkan Jakarta-Semarang, Jakarta-

Tanjung Karang dan Palangkaraya-Balikpapan di samping membuka rute baru

di Irian Jaya.

Pada tahun 1969, Merpati dibagi dalam dua daerah operasi, yakni

Operasi MIB (Merpati Irian Barat) dan MOB (Merpati Operasi Barat), yang

mencakup Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sejalan dengan

itu, Merpati pun memasuki babak baru dengan berganti nama menjadi Merpati

Nusantara Airlines (MNA). Bagaikan tuah keberuntungan, sejak saat itu MNA

Page 4: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

55

 

menjadi nama yang begitu mengena di hati masyarakat luas. Mulai tahun

1970, Merpati tidak hanya mampu mengembangkan operasinya dengan

menerbangi rute-rute jarak pendek, melainkan juga rute-rute jarak menengah

dan jauh. Perluasan operasi ini berhasil dengan baik. Merpati mulai melayani

Penerbangan Regional (lintas batas) yakni rute Pontianak-Kuching dan

Palembang-Singapura, juga Kupang-Darwin. Pada tahun 1974, Penerbangan

Perintis yang disubsidi pemerintah secara resmi diserahkan pula kepada

Merpati.

Sederet keberhasilan dan prestasi Merpati ternyata berbuah

kepercayaan. Peran positif Merpati sebagai moda transportasi udara, yang

didukung kemantapan manajemen dan keuangan, mendorong pemerintah

untuk menjadikan merpati sebagai perusahaan perseroan (PT). Berdasarkan

peraturan pemerintah nomor 70 tahun 1971, status perusahaan merpati diubah

menjadi PT Merpati Nusantara Airlines, terhitung sejak 6 September 1975.

Tahun 1975-1978, Merpati merintis operasi berskala lebih besar

dengan mengambil bagian dalam penerbangan haji dan penerbangan

transmigrasi. Di samping itu merpati juga membantu pengembangan

pariwisata dengan melakukan penerbangan borongan internasional (charter

flight), misalnya Manila - Denpasar pp, mengunakan pesawat BAC-111, dan

Los Angeles-Depasar PP, memakai Boeing 707.

Page 5: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

56

 

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1978, pemerintah

memutuskan untuk mengalihkan penguasaan modal negara di PT. Merpati

Nusantara Airlines ke PT. Garuda Indonesia Airways (GIA). Dengan

pengalihan ini, Merpati sebagai anak perusahaan PT. GIA, diserahi tugas

melayani penerbangan perintis, penerbangan lintas batas, penerbangan

transmigrasi, penerbangan borongan domestik dan internasional, serta

kegiatan lainnya.

Tugas yang diemban Merpati tentunya perlu mendapat dukungan

fasilitas yang memadai. Salah satunya adalah bengkel perawatan pesawat

terbang (workshop) di bandara Hasanuddin Ujungpandang , yang diresmikan

pada tanggal 8 Oktober 1979. Sejalan dengan perkembangan perusahaan,

perawatan fasilitas pesawat yang ada di Ujung Pandang dipindahkan ke

Surabaya. Pada tahun 1991, diresmikanlah pusat perawatan pesawat (Merpati

Maintenance Facility) di Bandara Juanda, Surabaya, sebagai salah satu

fasilitas perawatan pesawat terbesar di Asia Tenggara, untuk kelas propeller

(pesawat baling-baling).

Era penerbangan internasional dirasakan oleh Merpati sebagai

tuntutan kebutuhan yang kian mendesak. Maka, pada bulan Agustus 1996,

Merpati membuka rute international Jakarta-Melbourne. Dengan

perkembangan seperti ini, adalah wajar jika kemudian pemerintah menetapkan

PT. Merpati Nusantara Airlines terpisah dari induknya, Garuda Indonesia, dan

menjadi perseroan terbatas yang mandiri di bawah naungan Departemen

Page 6: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

57

 

Perhubungan. Pemisahan ini ditetapkan dengan peraturan pemerintah nomor

10 Tahun 1997, tertanggal 29 April 1997.

Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), kini Merpati berusaha

mengoptimalkan peran intinya sebagai "commercial air transportation".

Didasari kebijakan pemerintah untuk mendayagunakan BUMN, Merpati

sudah menjadwalkan untuk melaksanakan program restrukturisasi, profitisasi,

dan privatisasi. Maka, yang sekarang diupayakan adalah implementasi

program restrukturisasi agar tercapai target Merpati Nusantara Airlines, sesuai

dengan visi dan misi yang dideklarasikan manajemen menjadi Airlines Pilihan

Utama di Indonesia.

3.1.2 Struktur Organisasi PT. Merpati Nusantara Airlines

Struktur organisasi PT. Merpati Nusantara Airlines

divisualisasikan dalam bentuk bagan organisasi. Unit-unit PT. Merpati

Nusantara Airlines terdiri dari pimpinan perusahaan (President Director),

pembantu perusahaan, pembantu pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan

langsung membawahi: Corporate Plan & Business Development Division,

Aviation Safety Division, Management Information System Division,

Technical Material Supply Division, Procurement Division, Internal Audit

Division, EVP Commercial, EVP Operation, EVP Maintenance &

Engineering, dan EVP Finance & Administration. EVP Commercial

Page 7: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

58

 

membawahi Marketing Division, Sales Division, dan Customer Service

Division. EVP Finance & Administration membawahi Corporate Finance

Division, Accounting Division, Human Resources Management Division,

Corporate Affairs Division, dan General Administration Division.

Page 8: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

59

 

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Perusahaan

Page 9: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

60

 

3.1.3 Tugas dan Wewenang

President Director

1. Bertindak sebagai pimpinan perusahaan serta mengoordinasikan dan

membina pelaksanaan tugas-tugas di Direktorat Niaga, Direktorat

Operasi, Direktorat Teknik, Direktorat Keuangan & Administrasi, serta

seluruh kegiatan perusahaan agar dapat mencapai misi dan tujuan

perusahaan secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja

perusahaan.

2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan

dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan

pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

Executive Vice-President Commercial

1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang

pemasaran dan penjualan terhadap produk-produk perusahaan serta

peningkatan pelayanan kepada pelanggan guna meningkatkan pendapatan

perusahaan, kepuasan pelanggan serta meningkatkan reputasi dan kinerja

perusahaan.

2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan

dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan

pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

Page 10: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

61

 

Executive Vice-President Operation

1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang penyiapan

dan pelaksanaan operasional penerbangan dengan mengacu kepada

ketentuan keselamatan penerbangan secara lancar dan aman guna

mendukung kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan serta

meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.

2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan

dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan

pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

Executive Vice-President Maintenance & Engineering

1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang penyiapan

pesawat agar dalam kondisi handal dan siap terbang dengan mengacu

kepada ketentuan keselamatan penerbangan secara lancar dan aman guna

menunjang kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan dan kegiatan

operasional penerbangan serta meningkatkan reputasi dan kinerja

perusahaan.

2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia

usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan pengembangan

usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

Page 11: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

62

 

Executive Vice-President Finance & Administration

1. Membangun dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang

pengelolaan dan pengendalian keuangan, akuntansi dan anggaran serta

pengelolaan sumber daya manusia dan kegiatan pendukung perusahaan

lainnya guna menjaga dan mengembangkan aset perusahaan serta

meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.

2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia

usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan pengembangan

usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.

Corporate Planning & Business Development Division

1. Menyelenggarakan penyusunan desain organisasi, penelitian dan

pengkajian yang meliputi niaga, armada, produksi, ekonomi, teknologi,

keuangan, sumber daya lainnya serta mengoordinasikan penyusunan

perencanaan dan pengembangan jangka panjang, jangka menengah, dan

jangka pendek serta pengendalian kegiatan operasionalnya dengan

mengacu kepada pencapaian target dan peningkatan kinerja perusahaan.

2. Mengoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan

penyelenggaraan kerja sama operasi dengan pihak luar serta kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan dalam

rangka meningkatkan pendapatan perusahaan.

Page 12: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

63

 

Aviation Safety Division

1. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pencegahan, audit, dan

investigasi terhadap aspek keselamatan penerbangan agar sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dari DSKU dan ICAO dan terhadap aspek

pengamanan perusahaan yang meliputi ancaman, tantangan, hambatan,

dan gangguan terhadap seluruh kegiatan operasional dan aset perusahaan

serta evaluasi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja guna menjamin

peningkatan reputasi perusahaan.

2. Mengkoordinasikan penyusunan konsep peningkatan kualitas bagi

seluruh kegiatan manajemen dan operasional perusahaan serta

mengendalikan pelaksanaan program oleh seluruh unit kerja guna

menjamin terlaksananya perbaikan dan peningkatan mutu perusahaan.

Information and Communication Technology Division

Menyelenggarakan pengembangan dan pengendalian pengolahan sistem

informasi dan sistem komunikasi yang mencakup teknologi perangkat keras

dan perangkat lunak serta kegiatan aplikasi sistem informasi manajemen

seluruh kegiatan perusahaan dengan mengacu kepada aspek ‘cost and benefit’

dari penerapan sistem tersebut di setiap unit kerja.

Page 13: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

64

 

Technical Material Supply Division

Menyelenggarakan pengadaan material tehnik yang meliputi pengadaan

aircraft engine dan jasa aircraft engine overhaul, major component,

consumable material, dan break down part, serta mengelola penggudangan

dan pendistribusian material tehnik dan komponen ke seluruh unit perawatan

peasawat di seluruh wilayah operasi perusahaan dengan berorientasi kepada

kecepatan dan ketepatan waktu guna mendukung penyediaan pesawat yang

siap terbang secara efisien serta peningkatan ‘on time performance’ dan

reputasi perusahaan.

Procurement Division

1. Menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa niaga, operasi dan umum

dengan mengacu kepada spesifikasi dan permintaan para user baik dari

segi kualitas maupun kuantitas serta mengacu kepada aspek ‘cost and

benefit’, efisiensi dan ketepatan waktu guna mendukung kegiatan

operasional dan kegiatan perusahaan lainnya.

2. Mengolah asset management unit serta secara berkala melaporkan

perkembangannya kepada pemimpin perusahaan guna kelancaran

pelaksanaannya.

Page 14: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

65

 

Internal Audit Division

Menyelanggarakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas oleh sebuah unit kerja

serta memberikan saran-saran perbaikan dan pencegahan serta

menyampaikannya kepada pimpinan perusahaan dan unit terkait jika terjadi

penyimpangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan keuangan perusahaan

guna tindak lanjut dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan.

Marketing Division

Menyelenggarakan perumusan kebijakan dan regulasi pemasaran melalui

kegiatan marketing analisis, perencanaan, pengembangan, dan desain produk,

revenue management serta promosi produk-produk perusahaan dan

penyusunan regulasi special flight/charter guna peningkatan pendapatan

perusahaan.

Sales Division

1. Menyelenggarakan penyusunan strategi pengembangan dan pengendalian

penjualan dan mengupayakan pencapaian target penjualan,

pelaksanaan/taktik penjualan, pengembangan angkutan cargo, dan

charter serta pembinaan region dan agen guna memaksimalkan penjualan

dan pendapatan perusahaan.

2. Mengelola pelaksanaan administrasi SDM dan urusan umum untuk

kepentingan direktorat niaga secara terpadu dengan kegiatan serupa di

Page 15: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

66

 

region/district guna mendukung kelancaran pelaksanaan operasional

direktorat niaga.

Customer Service Division

Menyelenggarakan perumusan kebijakan dan regulasi pelayanan kepada

pelanggan yang meliputi customer relation, airport service, inflight service

serta memantau dan mengendalikan kualitas pelayanan diseluruh wilayah

operasi perusahaan secara berkesinambungan guna menjamin dan

meningkatkan kepuasan pelanggan

Region

1. Bertindak sebagai wakil perusahaan di region yang bersangkutan dalam

rangka menjalin hubungan kerjasama dengan instansi pemerintahan dan

swasta guna menumbuhkan citra baik dan pengembangan pemasaran

produk-produk perusahaan.

2. Mengelola kegiatan penjualan dan pelayanan pelanggan di region yang

bersangkutan serta mengkoordinasikan kegiatan operasional distrik-

distrik di bawah tanggung jawabnya selaras dengan kebijaksanaan yang

ditentukan oleh unit-unit pusat terkait guna pencapaian target penjualan,

peningkatan pendapatan, dan kelancaran operasi penerbangan.

3. Mengelola tugas-tugas lain yang dilimpahkan dari unit-unit pusat ke

region yang bersangkutan serta mengkoordinasikan pelaksanaannya oleh

Page 16: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

67

 

para distrik di bawah tanggung jawabnya agar pelaksanaannya selaras

dengan kebijaksanaan yang ditentukan oleh unit-unit pusat terkait.

4. Khusus untuk region Biak, selain tugas-tugas region di atas, juga

mengoordinasikan pelaksanaan penerbangan dengan menggunakan

pesawat-pesawat jenis propeller II secara terpadu dengan penerbangan

komersial lainnya agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan

menambah pendapatan perusahaan.

Flight Standart & Support Division

1. Mengelola penyusunan standar dan prosedur pengoperasian pesawat

terbang, standar dan persyaratan penerbangan, awak kabin dan FOO,

menyusun kebutuhan dan standar training, menyusun sistem dan jenjang

karir penerbang, awak kabin dan FOO dan SDM pendukung lainnya di

Direktorat Operasi serta memantau pelaksanaannya oleh unit-unit terkait

guna menjamin kelancaran operasi penerbangan dan peningkatan reputasi

perusahaan.

2. Mengelola pengurusan medex bagi awak pesawat, licencing, administrasi

jam terbang, kesekretariatan dan administrasi umum, pengurusan

kepegawaian, urusan umum dan fasilitas umum Direktorat Operasi.

Page 17: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

68

 

Flight Crew Division

Menyelenggarakan pembinaan penerbang agar siap dan layak terbang sesuai

kebutuhan operasional dengan mengacu kepada standar yang telah ditentukan

dan CASR 121.

Flight Attendant Division

Menyelenggarakan pembinaan awak kabin agar siap dan layak terbang sesuai

kebutuhan operasional dengan mengacu kepada standar yang telah ditentukan

CASR 121.

Flight Operation Services Division

1. Menyelengarakan penyusunan rencana penerbangan, penjadwalan

pesawat dan awak pesawat, pengadaan dan pendisitribusian perlengkapan

penerbangan dan bahan bakar pesawat serta pemantauan pergerakan

pesawat dan awak pesawat beserta pengambilan keputusan jika terjadi

penyimpangan penerbangan melalui koordinasi dengan unit-unit terkait

guna kelancaran operasi penerbangan dan pencapaian peningkatan “On

Time Performance”.

2. Menyelenggarakan penyiapan tenaga FOO yang berkualitas sesuai

kebutuhan operisonal dengan mengacu kepada standar yang telah

ditentukan dan CASR 121.

Page 18: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

69

 

Strategic Bussiness Unit Merpati Training Center

Menyelenggarakan penawaran produk pendidikan dan pelatihan,

pengembangan pasar pendidikan dan pelatihan melalui kegiatan penyusunan

kurikulum pendidikan dan pelatihan, desain produk pelatihan dan pendidikan,

promosi beserta pengolahan penyelenggaran pendidikan dan pelatiahan bagi

pegawai perusahaan dan guna meningkatkan pendapatan perusahaan laiinya.

Engineering & Quality Assurance Divison

Menyelenggarakan pengembangan rekayasa perawatan pesawat serta

penyusunan standar dan prosedur perawatan pesawat dan komponennya,

mengendalikan kualitas perawatan pesawat, dan pengurusan sertifikasi

pesawat dan SDM guna menjamin pelaksanaan pesawat sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan dan menjamin tercapainya target penediaan

pesawat yang siap terbang dan meningkatkan reputasi perushaan.

Aircraft Maintenance Division

Menyelenggarakan perencanaan dan pelaksanaan perawatan pesawat di Out

Station beserta penyediaan sarana pendukungnya serta mengoordinasikan

penjadwalan dan Routing pesawat guna mendukung kelancaran operasi

penerbangan dan peningkatan “On Time Performance”.

Page 19: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

70

 

Technical Administration Divison

Membantu Direktur Teknik dalam bidang perawatan terhadap semua fasilitas

pendukung (Utility) MMF, kesekretariatan dan administrasi umum,

pengurusan kepegawaian beserta urusan umum lainnya guna mendukung

kelancaran operasinal Direktorat Teknik.

Corporate Finance Division

Menyelenggarakan Cash Flow management, pengurusan asuransi, pajak,

piutang, Letter of Credit, pengolahan dokumen angkutan berharga, serta

mengoordinasikan penyusunan, pengendalian dan analisis terhadap

penggunaan dan pencapaian anggaran biaya dan analisis terhadap penggunaan

dan pencapain anggaran pendapatan guna mendukung kelancaran seluruh

operasi perusahaan dan maksimalisasi kekayaan perusahaan.

Accounting Division

Menyelenggarakan akuntansi bagi seluruh pendapatan, biaya, persediaan,

harta dan kewajiban di pusat dan daerah serta penyusunan sistem akuntansi

dan laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu dan tepat saji.

Human Resources Management Division

Menyelenggarakan perencanaan dan pengembangan SDM, analisis pekerjaan,

penyusunan peraturan kepegawaian, pengadaan pegawai, serta pengelolaan

Page 20: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

71

 

administrasi kepegawaian, pembinaan pegawai, pemberian imbalan jasa,

fasilitas dan kesejahteraan pegawai sesuai dengan perkembangan perusahaan

dan perkembangan lingkungan.

Corporate Affairs Division

Menyelenggarakan kegiatan publikasi, protokoler, kemitraan dan kehumasan

lainnya serta kegiatan perlindungan hak dan kewajiban perusahaan terhadap

pihak lain guna meningkatkan citra perusahaan dan mendukung kelancaran

operasional.

General Administration Division

1. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan urusan yang meliputi

administrasi dan pemasaran gedung kantor pusat, peralatan dan

perlengkapan kantor, urusan perteleponan, resepsionis, elektrikal,

mekanikal, material umum, kesekretariatan umum, reproduksi,

transportasi darat dan kerumahtanggaan perusahaan.

2. Menyelenggarakan pembinaan para tenaga security serta mengelola

penjagaan terhadap material dan instalasi perusahaan sesuai dengan

ketentuan dan standar yang berlaku.

Page 21: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

72

 

3.1.4 Visi, Misi, dan Strategi PT. Merpati Nusantara Airlines

Visi Perusahaan:

“Menjadi Airlines Pilihan Utama di Indonesia”

Misi Perusahaan:

• Menyelenggarakan jasa angkutan udara yang mengutamakan

keselamatan, ketepatan waktu, dan pelayanan yang prima dengan

sentuhan keramah-tamahan.

• Memaksimalkan pertumbuhan nilai perusahaan, efisiensi, dan

mensejahterakan pegawai sesuai standar airlines.

• Menjadikan perusahaan sebagai centre of execellence dan mitra yang

dipercaya.

• Memaksimalkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance, yaitu: TARIF (Tranparancy,

Accountabillity, Responsibility, Independent, dan Fairness).

Strategi Perusahaan:

1. Meningkatkan penjualan secara agresif

Melihat adanya ancaman dari maskapai penerbangan lain, PT. MNA terus

meningkatkan penjualan secara agresif guna kelangsungan operasional

Page 22: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

73

 

perusahaan. Penjualan diutamakan di daerah pelosok karena sebagian

besar pasar pengguna jasa penerbangan PT. MNA ada di daerah tersebut.

2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja SDM

PT. MNA akan terus meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja SDM

dengan cara melakukan pembenahan terhadap budaya organisasi yang

ada. Karena selama ini dinilai SDM yang ada masih kurang efektif dan

efisien dalam mendukung kinerja perusahaan.

3. Menerapkan teknologi yang optimal untuk mendukung proses bisnis

perusahaan

PT. MNA selalu berusaha untuk terus meningkatkan teknologi yang

optimal untuk mendukung proses bisnis perusahaan karena selama ini

teknologi yang ada dinilai kurang optimal. Dengan adanya teknologi yang

optimal, maka PT. MNA dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang

lebih efektif dan efisien guna mencapai visi yang telah ditetapkan yakni

“Menjadi Airlines Pilihan Utama di Indonesia”.

4. Meningkatkan kualitas SDM untuk bersaing dengan kompetitor lain

PT. MNA berusaha untuk meningkatkan kualitas SDM supaya dapat

bersaing dengan kompetitor lain dengan memberikan pelatihan-pelatihan

yang berhubungan dengan area tanggung jawab pekerjaan mereka.

Page 23: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

74

 

3.1.5 Tujuan Utama PT. Merpati Nusantara Airlines:

Adapun tujuan utama PT. Merpati Nusantara Airlines, di antaranya:

1. Ikut serta menunjang berhasilnya pembangunan sektor perhubungan dan

pariwisata dengan menyelenggarakan jasa angkutan penumpang, barang,

dan pos dalam jumlah yang cukup lancar, teratur, nyaman, berdaya guna,

dan berhasil guna sampai daerah terpencil untuk mempercepat sasaran

pembangunan, meperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka

meningkatkan ketahanan nasional dan perwujudan wawasan nusantara.

2. Mengadakan pemupukan keuntungan dengan memerhatikan keselamatan

penerbangan, kecepatan, ketepatan, kenyamanan, serta harga yang

terjangkau oleh pengguna jasa angkutan udara.

3. Mempertahankam kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan

dengan memerhatikan kepentingan nasional, lingkungan, penanaman

modal, pemasok, dan mitra pembangunan.

4. Menjadi perintis dan teladan dalam bidang penerbangan sebagai salah

satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mampu ikut berperan di

dalam pengembangan perekonomian yang sehat dengan cara

memperlancar arus barang dan jasa serta meningkatkan mobilitas manusia

ke seluruh wilayah Indonesia.

Page 24: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

75

 

3.1.6 Logo dan Slogan PT. Merpati Nusantara Airlines

Logo Perusahaan:

Logo PT. Merpati Nusantara Airlines berarti “Gelombang

Angin” yang mengandung makna bahwa Merpati Nusantara

Airlines sebagai jembatan yang menjembatani daerah terisolir

melalui kegiatan penerbangannya.

Slogan Perusahaan:

Slogan PT. Merpati Nusantara Airlines yaitu “Get The Feeling” yang mengandung

makna rasakan bedanya terbang bersama Merpati.

3.2 Analisis Perusahaan

3.2.1 Analisis SWOT

Berikut akan dijelaskan analisis SWOT di mana pada analisis ini

mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang merupakan

faktor lingkungan internal serta faktor lingkungan eksternal yaitu kesempatan

(opportunities) dan ancaman (threat) yang dimiliki PT. Merpati Nusantara Airlines.

Page 25: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

76

 

3.2.1.1 Analisis Internal

STRENGTH

Kekuatan (strength) yang dimiliki PT. Merpati Nusantara

Airlines adalah sebagai berikut:

• PT. MNA merupakan BUMN

PT. MNA merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal

ini tentu saja merupakan kekuatan dari PT. MNA karena

mendapatkan kepercayaan penuh dari Pemerintah Daerah

(PEMDA) setempat dalam hal melayani penerbangan, khususnya

di daerah-daerah.

• Mempunyai armada yang lengkap

PT. MNA memiliki jenis pesawat yang lengkap, mulai dari

pesawat kecil, pesawat sedang, dan pesawat jet. Sehingga bisa

menjangkau semua kota, baik kota besar maupun kota kecil yang

berada di kawasan pelosok yang sulit dijangkau jika menggunakan

pesawat besar, terutama kawasan pelosok yang berada di wilayah

timur Indonesia.

Page 26: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

77

 

• Adanya sistem aplikasi ERP

Pada tahun 2004, PT. MNA mengimplementasikan salah satu

aplikasi ERP, yaitu software SAP. Software SAP tentu saja dapat

memberikan kemudahan kepada PT. MNA dalam mendukung visi

dan misi perusahaan. Hal ini juga dilakukan dengan tujuan agar

proses bisnis perusahaan menjadi lebih mudah, pelaporan menjadi

lebih cepat, dan meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang

dilakukan oleh manusia (human errors).

• Jaringan penjualan mencapai pelosok

PT. MNA mempunyai jaringan penjualan sampai ke pelosok

daerah, hal ini bisa dilakukan karena pengeluaran operasional

yang aman dan optimal.

• Memiliki 2 ( dua ) Strategic Business Unit (SBU) sebagai salah

satu sumber pendapatan (profit center)

PT. MNA memiliki 2 SBU, yakni Merpati Training Center dan

Merpati Maintenance Facility, yang keduanya merupakan

strategic business unit PT. MNA dalam memperoleh pendapatan

mau pun keuntungan. Merpati Training Center berada di Surabaya

dan Jakarta dan telah melatih maskapai penerbangan domestik

seperti Mandala Airlines, Bouraq, Indonesian Airlines, dan

Page 27: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

78

 

penerbangan-penerbangan mancanegara. Sedangkan Merpati

Maintenance Facility merupakan suatu unit bisnis strategi yang

telah memberikan pelayanan teknis ke lebih dari 80 penerbangan.

WEAKNESS

Kelemahan (weakness) yang ada pada PT. Merpati Nusantara

Airlines adalah sebagai berikut:

• Masalah birokrasi internal yang menghambat pengambilan

keputusan

Masalah birokrasi internal dinilai cukup menghambat

pengambilan keputusan, dimana diperlukan persetujuan dari

pihak-pihak yang berkepentingan terlebih dahulu. Maka

pengambilan keputusan akan membutuhkan waktu yang cukup

lama.

• SDM yang lemah

SDM di PT. MNA masih bisa dikatakan lemah, karena pada tahun

2007, PT. MNA memperbolehkan karyawannya untuk melakukan

pensiun dini. Kebijakan tersebut dapat dikatakan kurang efektif,

karena karyawan berkualitas menjadi berkurang, padahal SDM

tersebut masih diperlukan. Sebagai akibat pensiun dini tersebut,

struktur SDM pasca pensiun dini terjadi penurunan kualitas.

Page 28: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

79

 

Kemudian, kompensasi yang diberikan PT. MNA kepada

karyawannya masih berdasarkan posisi bukan berdasarkan

kemampuan yang dimiliki. Selain itu, karyawan di PT. MNA

banyak yang penempatan dan penggunaannya tidak maksimal,

sehingga mengurangi efektifitas dan efisiensi perusahaan.

• IT yang belum terintegrasi

Sistem yang dimiliki PT. MNA sebenarnya sudah baik, karena

menggunakan software ternama seperti SAP, Oracle, TickAERO.

Akan tetapi sistem-sistem tersebut belum terintegrasi seluruhnya.

Jadi, masih dibutuhkan interface-interface lain untuk

menghubungkannya.

• Tidak mendapatkan pasokan dana atau modal yang cukup

Salah satu kendala dari PT. MNA adalah kurangnya modal yang

masuk, sehingga PT. MNA kesulitan dalam mengembangkan

perusahaan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

3.2.1.2 Analisis Eksternal

OPPORTUNITY

Peluang (opportunity) yang dimiliki PT. Merpati Nusantara

Airlines adalah sebagai berikut:

Page 29: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

80

 

• Kepercayaan pemerintah

PT. MNA merupakan BUMN, sehingga memudahkan untuk

melakukan kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah.

• Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi dimanfaatkan oleh PT. MNA dengan

membuat dan mengembangkan Merpati Online yang diharapkan

akan memudahkan pemasaran di Indonesia.

• Komersialisasi

Pemerintah mulai mengurangu subsidi untuk menanggung biaya

operasional penerbangan perintis. Hal tersebut merupakan

kesempatan bagi PT. MNA untuk lebih leluasa mendapatkan pasar

dari penerbangan perintis. Mengingat PT. MNA merupakan

BUMN dan menjadi kepercayaan penuh bagi pemerintah daerah

(PEMDA).

• Pasar Indonesia yang cukup luas

Penggunaan jasa penerbangan selama tiga tahun belakangan

mencapai 2%, yang diukur dari perbandingan antara jumlah

konsumen dengan populasi. Ukuran tersebut dinilai cukup besar,

Page 30: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

81

 

sehingga memberi kesempatan PT. MNA untuk lebih

mengembangkan jasa penerbangannya.

THREATH

Ancaman (threath) yang ada pada PT. Merpati Nusantara

Airlines adalah sebagai berikut:

• Adanya armada lain yang memasuki wilayah tengah dan timur

Armada yang memasuki rute wilayah tengah dan timur merupakan

ancaman langsung bagi PT. MNA dibandingkan armada lain yang

memasuki wilayah barat. Karena pada dasarnya PT. MNA

merupakan penerbangan yang sebagian besar melalui rute wilayah

tengah dan timur.

• Perang tarif oleh kompetitor

Masih adanya perang tarif di jasa penerbangan karena pemerintah

hanya menentukan batas maksimum untuk harga tiket

penerbangan, tapi tidak menentukan batas minimumnya, sehingga

setiap armada bisa menetapkan harga semurah mungkin untuk

menarik konsumen.

Page 31: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

82

 

• Kurangnya awareness masyarakat

Masyarakat masih melihat jasa penerbangan dari segi harga yang

murah, namun tidak melihat dari segi keamanan, keselamatan, dan

pelayanannya. Padahal jika membicarakan jasa penerbangan, yang

diutamakan adalah keamanan, keselamatan, dan pelayanan.

• Kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil

Kondisi ini mengakibatkan beberapa hal, yakni perubahan harga

bahan bakar yang sering terjadi menyebabkan kerugian yang tidak

terduga bagi PT. MNA. Kondisi lainnya yang cukup berpengaruh

adalah nilai tukar mata uang yang tidak menentu, mengikuti tren

politik, keamanan suatu negara. Hal ini merupakan sebuah

ancaman, karena ada beberapa transaksi yang dilakukan PT.

MNA, khususnya dalam hal suku cadang pesawat terbang yang

selalu bergantung kepada nilai tukar mata uang asing.

Setelah masing-masing komponen dari SWOT diidentifikasi, langkah

selanjutnya adalah membangun matriks SWOT untuk menentukan alternatif strategi

yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam

SWOT. Dalam matriks SWOT ini akan digambarkan bagaimana peluang dan

ancaman eksternal dapat diatasi dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang

dimiliki perusahaan. Matriks SWOT tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah

ini.

Page 32: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

83

 

IFAS

EFAS

STRENGTH (S)

1. PT. MNA masih merupakan BUMN

2. Mempunyai armada yang lengkap

3. Adanya sistem aplikasi ERP

4. Jaringan penjualan sampai pelosok

5. Memiliki 2 SBU sebagai salah satu sumber pendapatan

WEAKNESS (W)

1. Masalah birokrasi internal yang menghambat pengambilan keputusan

2. SDM yang lemah 3. IT yang belum

terintegrasi 4. Tidak mendapatkan

pasokan dana atau modal yang cukup

OPPORTUNITY (O)

1. Kepercayaan Pemerintah

2. Kemajuan Teknologi 3. Komersialisasi 4. Pasar Indonesia yang

cukup luas

STRATEGI SO

1. Memperkuat kerjasama dengan PEMDA

2. Mengerahkan segala armada yang ada guna merebut pasar Indonesia

3. Meningkatkan penjualan secara agresif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

STRATEGI WO

1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja SDM PT. MNA dengan cara membenahi culture yang telah ada.

2. Mengintegrasikan IT seiring dengan perkembangan teknologi.

THREAT (T)

1. Adanya armada lain yang memasuki wilayah tengah dan timur

2. Perang tarif oleh para kompetitor

3. Kurangnya awareness masyarakat

4. Ekonomi dunia yang tidak stabil

STRATEGI ST

1. Membenahi rute dan jadwal penerbangan agar penerbangan pelosok tidak diambil alih armada lain

2. Mengoptimalkan SBU yang ada untuk menjawab awareness dari masyarakt dan juga untuk menghadapi perekonomian yang tidak stabil.

STRATEGI WT

1. Memberikan pelatihan kepada SDM agar dapat bersaing dengan kompetitor lain.

2. Meminimalisasi proses birokrasi yang kompleks sehingga dapat bersaing dengan kompetitor swasta.

Tabel 3.1

Matriks SWOT PT. MNA

Page 33: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

84

 

3.2.1.3 Pembobotan dan Rating

Setelah terbentuk matriks SWOT seperti tabel 3.1 diatas,

maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan rating.

Pembobotan dan rating dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

kelompok internal yang terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness), serta kelompok eksternal yang terdiri dari kesempatan

(opportunity) dan ancaman (threath).

Perhitungan pembobotan dan rating yang dilakukan

berdasarkan persentase (0 sampai 100). Paling besar diberi persentase

100%, sedangkan yang paling kecil diberi persentase 0. Kelompok

internal memiliki jumlah persentase 100% dan kelompok eksternal

memiliki jumlah persentase 100%. Pengukuran rating dilakukan

dengan skala, yaitu :

4 = Sangat kuat

3 = Kuat

2 = Cukup kuat

1 = Lemah

Page 34: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

85

 

Analisis SWOT PT. MNA

Analisis Point Analisis Bobot Rating Skor

Internal

Strength

+ PT. MNA masih merupakan BUMN 15% 4 0.6

+ Mempunyai armada yang lengkap 15% 3 0.45 + Adanya sistem aplikasi SAP 5% 2 0.1 + Jaringan penjualan sampai pelosok 10% 4 0.4 + Memiliki 2 SBU sebagai salah 10% 3 0.3 satu sumber pendapatan Total 55% 1.85

Weakness

- Masalah birokrasi menghambat pengambilan keputusan 10% 1 0.1 - SDM yang lemah 15% 2 0.3 - IT yang belum terintegrasi 10% 2 0.2 - Tidak mendapatkan modal yang cukup 10% 1 0.1

Total 45% 0.7 Total IFAS 100% 1.15

Eksternal

Opportunity

+ Kepercayaan pemerintah 15% 4 0.6 + Kemajuan teknologi 10% 3 0.3 + Komersialisasi 15% 3 0.45 + Pasar Indonesia yang cukup luas 10% 4 0.4 Total 50% 1.75

Threat

- Adanya armada lain yang memasuki wilayah tengah dan timur 10% 1 0.1 - Perang tarif oleh para kompetitor 15% 3 0.45 - Kurangnya awareness masyarakat 15% 2 0.3 - Perekonomian dunia yang tidak stabil 10% 1 0.1 Total 50% 0.95

Total EFAS 100% 0.8 Tabel 3.2

IFAS & EFAS

Page 35: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

86

 

Dari hasil penghitungan pada tabel 3.2, dapat disimpulkan

bahwa posisi PT. MNA terletak pada kuadran I (1.15 : 0.8). Ini

merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented

Strategy).

Gambar 3.2

Diagram Analisa SWOT PT. Merpati Nusantara Airines

Page 36: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

87

 

3.2.2 Analisis Critical Success Factors (CSFs)

Dari hasil analisis, maka ada beberapa faktor yang menjadi kunci

keberhasilan dari PT. Merpati Nusantara Airlines yang apabila tidak dipenuhi

maka perusahaan tidak dapat mencapai tujuan dan target yang sudah

ditetapkan oleh perusahaan. Critical Success Factors (CSFs) PT. Merpati

Nusantara Airlines adalah sebagai berikut:

1. Penerapan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis

perusahaan

Merpati telah menerapkan berbagai macam produk TI seperti

Oracle, SAP, TickAERO pada proses bisnisnya, sehingga

dipercaya dapat mendukung PT. MNA dalam menjalankan

proses bisnisnya dengan efektif dan efisien.

2. Pengelolaan arus kas yang baik

Merpati menggerakkan usahanya dengan sistem padat modal

dan padat teknologi. Karena suatu maskapai penerbangan jika

ingin berkembang dengan baik harus menerapkan sistem

padat modal dan padat teknologi. Merpati selalu berusaha

untuk meraih arus kas bernilai positif meskipun margin

(keuntungan) yang diraih hanya sedikit.

Page 37: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

88

 

3. Kemampuan SDM berbasis kompetensi sehingga dapat

meningkatkan produktifitas

Karena Merpati menilai kemampuan SDM berbasis

kompetensi, maka Merpati memberikan suatu penghargaan

lebih kepada setiap karyawan yang memiliki prestasi dalam

meningkatkan produktifitas perusahaan. Diharapkan SDM

yang ada dapat dijadikan suatu modal bagi Merpati untuk

mengembangkan usahanya.

3.3 Analisis Divisi Information and Communication Techology (ICT)

3.3.1 Struktur Organisasi Divisi ICT

Divisi ICT pada PT. Merpati Nusantara Airlines memiliki 11 staf termasuk

di dalamnya seorang General Manager ICT yang memimpin dua sub divisi yaitu

Applications Management dan Infrastructure & Operations. Struktur organisasi

divisi ICT dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 38: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

89

 

Gambar 3.3

Struktur Organisasi Divisi ICT

3.3.2 Tanggung Jawab tiap Jabatan pada Divisi ICT

General Manager ICT Division

• Bertanggung jawab memastikan kehandalan sistem informasi dan

teknologi di PT. MNA melalui perencanaan, pengadaan, pengawasan, dan

implementasi infrastruktur teknologi, operasi sistem berbasis teknologi

dan solusi teknologi informasi secara efektif dan efisien serta

pengembangan dan penegakan kebijakan teknologi informasi perusahaan

Page 39: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

90

 

dalam mendukung pengembangan dan peningkatan bisnis sesuai dengan

strategi perusahaan.

• Bertanggung jawab mengelola sistem informasi di PT. MNA (hardware,

software, operation system & database), infrastruktur sistem dan

jaringan, pengembangan dan pembangunan sistem aplikasi melalui

kegiatan analisa, desain, dan evaluasi, modifikasi dan konversi,

perencanaan dan perancangan serta penetapan standarisasi guna

mendukung kegiatan operasional perusahaan.

Manager Application Management

• Bertanggung jawab dalam ERP (Enterprise Resource Planning) agar

semua aplikasi yang ada dapat berintegrasi antara satu sama lain terutama

dengan aplikasi utama dengan cara evaluasi, uji coba aplikasi baru atau

membangun interface dalam periode tertentu serta guna kelancaran

operasional perusahaan.

• Bertanggung jawab dalam keamanan sistem informasi di PT. MNA

dengan melakukan pengamanan (firewall) guna mencegah kerusakan

sistem informasi.

• Bertanggung jawab dalam pembuatan SOP (Standard Operational

Procedure) meliputi data archiving, on off procedure untuk seluruh

sistem informasi yang ada di PT. MNA guna kelancaran operasional.

Page 40: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

91

 

• Bertanggung jawab dalam penentuan environment system (operating

system, PC, server, device, network) dengan melakukan evaluasi harga

guna mendapatkan harga yang murah, terjangkau, dan dapat dihandalkan.

Manager Infrastructure & Operations

• Bertanggung jawab dalam menentukan sistem informasi yang handal

untuk digunakan di PT. MNA dengan melakukan research (penelitian

sistem informasi) guna kelancaran operasional perusahaan.

• Bertanggung jawab dalam melakukan uji coba untuk produk baru misal

Windows Vista, device (PDA, HP, SMS Broadcast) dengan alat baik

perangkat lunak (software) mau pun perangkat keras (hardware) untuk

mengetahui yang paling cocok untuk digunakan di PT. MNA.

• Bertanggung jawab dalam melakukan audit dan diagnostik secara berkala

untuk sistem aplikasi ataupun sistem informasi yang sudah berjalan

dengan melakukan remote dari ruangan atau langsung ke komputer pusat

atau melihat log guna meningkatkan kinerja sistem informasi.

• Bertanggung jawab dalam penanganan network supaya dapat berjalan

dengan normal dengan cara membagi kapasitas guna kelancaran

operasional perusahaan.

Page 41: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

92

 

3.3.3 Visi, Misi, dan Strategi Divisi ICT

Visi Divisi ICT PT. Merpati Nusantara Airlines adalah:

“Menjadikan divisi yang ikut serta di dalam penentuan perencanaan strategi

bisnis perusahaan”

Misi Divisi ICT PT. Merpati Nusantara Airlines adalah:

Mengelola teknologi informasi yang tepat guna bagi perusahaan dengan

tingkat layanan yang prima

Strategi yang dijalankan Divisi ICT PT. Merpati Nusantara Airlines untuk

dapat mencapai visi dan misi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatan kualitas pelayanan dan SDM divisi ICT

Divisi ICT selalu berusaha untuk meningkatkan performa karyawan yang

tidak hanya dari segi kemampuan tetapi juga dari segi wawasan, dengan

memberikan pelatihan dan seminar secara berkala.

2. Menyempurnakan infrastruktur TI

Divisi ICT akan terus menyempurnakan infrastruktur TI, baik hardware

maupun software untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses

operasional perusahaan.

Page 42: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

93

 

3. Mengintegrasikan seluruh unit bisnis di perusahaan

Divisi ICT akan selalu berusaha untuk membuat seluruh unit bisnis yang

ada di PT. Merpati Nusantara Airlines menjadi terintegrasi dengan

aplikasi-aplikasi yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan proses

bisnis perusahaan.

4. Melakukan pengembangan terhadap seluruh aplikasi yang disediakan

oleh divisi ICT

Divisi ICT akan terus melakukan pengembangan terhadap seluruh

aplikasi, terutama SAP dengan versi yang lebih bagus guna meningkatkan

kinerja perusahaan.

3.3.4 Proses Bisnis Divisi ICT

Pada divisi ICT PT. MNA terdapat tiga proses bisnis yang

berhubungan dengan aplikasi SAP, yaitu: proses penanganan masalah aplikasi

SAP, proses penyediaan hardware maupun software untuk penggunaan SAP,

dan proses penyesuaian aplikasi SAP dengan proses bisnis perusahaan.

Page 43: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

94

 

1. Penanganan Masalah Aplikasi SAP

Gambar 3.4

Proses Penanganan Aplikasi SAP

Ketika menjalankan aplikasi SAP, terkadang user menjumpai suatu

permasalahan baik yang berhubungan dengan sistem atau pun jaringan. Proses

Page 44: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

95

 

untuk penanganan permasalahan yang dihadapi user dalam penggunaan

aplikasi SAP adalah sebagai berikut:

1) User akan melapor kepada help desk apabila mereka menemukan

permasalahan dengan sistem/jaringan.

2) Help desk menerima laporan, kemudian help desk akan mencatat

laporan tersebut. Jika permasalahan yang dihadapi berhubungan

dengan sistem, maka help desk akan menyampaikan permasalahan

tersebut kepada system engineer. Namun jika permasalahan yang

dihadapi berhubungan dengan jaringan, maka help desk akan

menyampaikan permasalahan tersebut kepada network engineer..

3) Jika system engineer maupun network engineer tidak dapat

menyelesaikan sendiri permasalahan tersebut, maka mereka akan

melaporkan permasalahan tersebut kepada manager infrastructure

& operations. Lau manager infrastructure & operations langsung

melaporkan masalah tersebut ke vendor penyedia sistem/jaringan

yang mengalami kerusakan agar segera diperbaiki dan melaporkan

kembali ke manager infrastructure & operations.

4) Setelah permasalahan tersebut selesai ditangani, maka manager

infrastructure akan membuat laporan kepada general manager

ICT dan help desk akan memberi tahu user bahwa permasalahan

yang dihadapi telah terselesaikan.

Page 45: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

96

 

2. Penyediaan Hardware/Software untuk Aplikasi SAP

Help DeskUser

Staf End User Support

Manager Infrastructure & Operations

General Manager ICT

MemintaHardware/software

Suppliers

Meminta Persetujuan

PenawaranHarga

HargaDisetujui

LaporanPembelian

InstruksiPemasangan

Instalasihardware/software

TidakSetuju

PermintaanDitolak

$ $$

Purchasing MelakukanPembelian

LaporanPembelian

 

Gambar 3.5

Proses Penyediaan Hardware/Software untuk Aplikasi SAP

Urutan untuk penyediaan hardware/software untuk aplikasi SAP

adalah sebagai berikut :

1) User yang memerlukan hardware/software akan melapor ke help

desk.

Page 46: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

97

 

2) Lalu help desk akan meneruskan laporan tersebut kepada manager

infrastrusture & operations untuk pembelian hardware/software

tersebut. Jika disetujui, maka manager infrastrusture & operations

akan langsung memberikan laporan kepada bagian pengadaan

barang (procurement). Jika tidak setuju, maka manajer langsung

memberitahu kepada help desk, lalu help desk akan

mengkonfirmasi kepada user.

3) Selanjutnya bagian procurement akan membuat daftar dari

pemasok, membandingkan harga, dan melakukan negosiasi harga

dengan pemasok. Jika terjadi kesepakatan, bagian procurement

langsung melakukan pembelian.

4) Setelah melakukan pembelian hardware/software, manager

infrastrusture & operations akan membuat laporan kepada

general manager ICT dan meminta end user support untuk

melakukan instalasi hardware/software tersebut.

Page 47: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

98

 

3. Penyesuaian Aplikasi SAP dengan Proses Bisnis Perusahaan

Gambar 3.6

Proses Penyesuaian Aplikasi SAP dengan Proses Bisnis Perusahaan

Page 48: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

99

 

Untuk memperlancar kinerja, maka modul SAP perlu dikembangkan

dan disesuaikan dengan keperluan pengguna. Proses untuk meminta

penyesuaian modul SAP adalah sebagai berikut:

1) Setiap user pasti membutuhkan sebuah software yang dapat

membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya. Jika

diwaktu tertentu user merasakan bahwa software yang digunakan

kurang bekerja secara maksimal, maka harus diadakan

penyesuaian atau pengembangan terhadap software tersebut.

setiap user yang membutuhkan pengembangan software, akan

melapor kepada manager applications management untuk

membatu user dalam pemenuhan permintaannya.

2) Manager applications management kemudian mempelajari

laporan tersebut, kemudian manager applications management

menindaklanjuti laporan tersebut kepada staf application

development.

3) Lalu user berkonsultasi dengan staf application development

untuk dapat memberikan masukan apa saja yang mereka

butuhkan.

4) Setelah itu, staf application development memberi tahu staf

business analyst apakah permintaan user dapat disesuaikan

dengan aplikasi SAP.

Page 49: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

100

 

5) Jika permintaan user dapat diterima, maka staf business analyst

akan bekerja sama dengan staf electronic data interchange (EDI)

dan database administrator untuk penyesuaian aplikasi SAP

dengan permintaan user.

6) Staf electronic data interchange akan mengurus permasalahan

dalam pengintegrasian aplikasi SAP di perusahaan, sedangkan staf

database administrator akan mengurus permasalahan database

yang akan digunakan untuk aplikasi SAP yang telah disesuaikan.

7) Setelah proses penyesuaian selesai, maka staf application

development akan menguji coba aplikasi SAP yang telah

disesuaikan. Jika telah berhasil maka staf application development

akan meminta persetujuan manager applications management

untuk menjalankan aplikasi SAP yang telah disesuaikan.

8) Aplikasi yang telah dikembangkan siap untuk digunakan oleh

user.

3.3.5 Infrastruktur Divisi ICT

Infrastruktur TI di PT. MNA secara umum menggunakan sistem

tersentralisasi, yakni jaringan informasi bersumber pada kantor pusat. Dari

gambar di 3.7, dijelaskan bahwa komputer server PT. MNA bernama farm

server. Server ini menampung segala informasi yang berhubungan dengan

Page 50: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

101

 

operasional divisi ICT. Akses untuk masuk ke dalam farm server ditampung

oleh 3 buah switch server. Server yang bertugas untuk transfer data dari dan

ke komputer-komputer dalam suatu jaringan agar tidak terjadi penumpukan

data. Selain itu data di dalam switch server dikontrol oleh gateway server. Di

dalam kantor pusat, masing-masing komputer user terhubung dengan

menggunakan v-lan, yang berpusat pada sebuah CORE LAN. Dari CORE

LAN, data akan langsung ditujukan ke switch server untuk kemudian

diotorisasi.

Untuk jaringan di daerah, PT. MNA menggunakan 2 cara, yakni

koneksi internet dan intranet. Dari gambar di 3.7, PT. MNA bekerjasama

dengan Telkom dan Indosat sebagai penyedia pelayanan internet. Sehingga

infrastruktur TI PT. MNA di daerah mengikuti standar dari Telkom maupun

Indosat. Data yang menggunakan internet akan dialihkan ke switch server

untuk dikontrol oleh gateway server. Jika data tersebut dianggap tidak aman,

maka firewall yang ada di dalam switch server akan memberikan reaksi

penolakan terhadap data tersebut. Untuk intranet, PT. MNA menggunakan

router cisco dan gateway router, yang masing-masing berfungsi sebagai

penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu

jaringan ke jaringan lainnya dan mengontrol data yang akan masuk ke pusat.

Data yang menggunakan intranet, akan switch server masuk ke dalam switch

HDD dan kemudian akan langsung dialihkan ke untuk kemudian diotorisasi.

Page 51: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

102

 

SiSi

SiSi

Gambar 3.7 Infrastrukur Jaringan PT. Merpati Nusantara Airlines

Page 52: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

103

 

3.4 Pemetaan antara Proses Bisnis Divisi Accounting dan Corporate Finance

dengan SAP FICO

Proses bisnis divisi accounting dan corporate finance yang menggunakan

bagian dari modul Financial Accounting and Controlling antara lain:

1. Penagihan Pendapatan

Melakukan check list terhadap manifest penumpang, EBT,

dan cargo

Melakukan verifikasi terhadap check list penumpang, EBT,

dan cargo

Melakukan penghitungan pendapatan

Melakukan validasi penghitungan pendapatan

Membuat laporanMenyiapkan

dokumen penagihan (interline)

Melakukan edit data NO

YES

 

Gambar 3.8

Proses penagihan pendapatan

Page 53: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

104

 

Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Accounts Receivable (FI –

A/R). Staf A/R melakukan check list terhadap manifest penumpang, excess

bagage ticket (EBT), dan cargo. Lalu check list tersebut akan diverifikasi untuk

dapat dilakukan penghitungan pendapatan. Selanjutnya akan dilakukan validasi

apakah penghitungan tersebut sudah sesuai dengan check list atau belum. Jika

belum, maka akan dilakukan pengeditan data kembali. Jika sudah, maka staf

A/R akan membuat laporan dan menyiapkan dokumen penagihan baik dari

kantor cabang dan agen, maupun dari maskapai penerbangan lain yang bekerja

sama dengan PT. MNA.

2. Pembayaran Tagihan

Melakukan pengecekan dokumen

pembayaran dan invoice

Mencetak permohonan pembayaran

Melakukan posting tagihan

Melakukan proses pembayaran

Melakukan pembukuan

Gambar 3.9

Proses Pembayaran dan Pencatatan Tagihan

Page 54: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

105

 

Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Accounts Payable (FI – A/P).

staf A/P akan mengecek kelengkapan dokumen pembayaran dan invoice. Jika

dokumen-dokumen tersebut telah dinyatakan lengkap maka staf A/P akan

mencetak permohonan pembayaran. Lalu bagian pengadaan akan melakukan

posting tagihan. Setelah dilakukan proses pembayaran ke vendor, maka

selanjutnya akan dilakukan pembukuan pada A/P oleh staf A/P.

3. Pengklasifikasian Aset

Gambar 3.10

Proses Pengklasifikasian Asset

Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Asset Accounting (FI – AA).

Modul ini digunakan untuk mengelola seluruh aktiva tetap yang dimiliki oleh

perusahaan. SAP memungkinkan untuk mengkategorikan setiap aktiva tetap yang

dimiliki dan melakukan setting nilai depresiasi masing-masing asset yang

memiliki karakteristik sama dalam suatu asset class.

Melakukan pengecekan terhadap akun A/P yang berhubungan dengan pembelian aset

Mengklasifikasikan aset berdasarkan jenisnya

Melakukan setting nilai depresiasi masing-masing aset

Page 55: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

106

 

4. Transaksi yang Berkaitan dengan Bank

Gambar 3.11

Transaksi yang Berkaitan dengan Bank

Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Bank (FI - BL). Modul ini

digunakan untuk mengolah transaksi-transaksi yang berkaitan dengan Bank di

dalam sistem termasuk manajemen kas.

5. Pemrosesan di dalam General Ledger

Gambar 3.12

Pemrosesan di dalam General Ledger

Proses bisnis ini menggunakan modul Financial General Ledger (FI – GL).

Modul ini digunakan untuk mengolah transaksi-transaksi yang terjadi per register

pesawat ke dalam balance sheet dan profit and loss statement. Sehingga data

yang telah dimasukkan ke dalam modul ini dapat di-download dan dimasukkan

Memasukkan transaksi ke dalam buku rekening kas

Membuat dan memroses sebuah deposit list

Membuat dan memroses sebuah account statement

Query a G/L account

Run the balance sheet

View the cost elements

Page 56: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00833-KA Bab 3.pdf · meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan ... Executive Vice-President

107

 

ke dalam MS. Excel untuk diolah menjadi sebuah laporan keuangan. SAP belum

mendukung sepenuhnya pembuatan laporan keuangan untuk perusahaan

penerbangan sehingga datanya harus diolah kembali dengan menggunakan

aplikasi lain.