bab 3 analisis kebutuhan dan tujuan sistem …thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2007-2-00135-if_bab...
TRANSCRIPT
70
BAB 3
ANALISIS KEBUTUHAN DAN TUJUAN
SISTEM BASISDATA
3.1 Perumusan Objek Penelitian
3.1.1 Latar Belakang Perusahaan
PT Suri Tani Pemuka merupakan anak perusahaan PT Japfa Comfeed
Indonesia Unit Lampung. Sejalan dengan bisnis yang dikelola oleh PT Japfa Comfeed
Indonesia Unit Lampung yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan pakan
ternak, maka PT Suri Tani Pemuka menjalankan bisnis yang sama yang lebih
dikhususkan pada produksi dan penjualan produk pakan ternak ayam.
PT Suri Tani Pemuka beroperasi sejak tahun 2004 bertempat di Jl. Moch.
Salim No. 24 Way Lunik, Teluk Betung, Bandar Lampung. Berikut ini adalah
komposisi kepemilikan saham PT Suri Tani Pemuka pada tahun 2004:
Pemegang Saham Jumlah Saham
(lembar)
Jumlah Nominal
(Rp)
Persentase
(%)
PT OMETRACO 43.744.750 43.744.750.000 33 %
PT BIMANTARA CITRA 24.190.200 24.190.200.000 18,20 %
PT DANASWARA UTAMA 2.902.550 2.902.550.000 2,20 %
MASYARAKAT 61.780.979 61.780.979.000 46,60 %
Jumlah 132.618.479 132.618.479.000 100 %
Tabel 3-1 Komposisi Kepemilikan Saham PT Suri Tani Pemuka per 30 Juni 2004
Kini PT Suri Tani Pemuka menghasilkan 14 produk pakan ternak ayam. Total
bahan baku yang digunakan PT Suri Tani Pemuka berjumlah 15 jenis dan bahan
pembantu berjumlah 16 jenis, dimana bahan bakunya secara garis besar terbagi atas 2
71
bagian, yaitu lokal dan impor, sedangkan bahan pembantunya semua berasal dari
lokal. Bahan baku lokal didapatkan dari berbagai macam supplier dalam negeri, dan
untuk mendapatkan bahan baku impor, PT Suri Tani Pemuka harus melaporkan daftar
pesanan kepada Unit Pusat di Jakarta, sehingga Unit Pusat yang melakukan impor
bahan baku.
Berikut ini adalah jenis bahan baku yang berasal dari lokal :
1. Jagung lokal
2. Katul Super
3. DCP Poultry
4. Biji Batu PMK
5. Garam
6. CPO
7. W. Brand Pellet
Jenis-jenis bahan baku impor adalah :
1. Sawut
2. SBM (Soya Bean Meal)
3. PBM
4. MBM (Meat Bone Meal)
5. HCFM
6. CGM
7. Tepung Tulang
8. Tepung Kerang
72
Sedangkan yang termasuk bahan pembantu adalah :
1. Anilox
2. Lysine
3. Choline Cloride
4. DL-Methionine (99 %)
5. Bambermycin-Flavomycin 80
6. Biotin
7. Colistin
8. Copper Sulfat (CuSO4)
9. Feed Curb
10. IDA Tartazine
11. LUPROSIL
12. Mold Ban
13. VIT Mix-Broiler
14. VIT Mix-Layer
15. Vitamin C-Coated
16. Vitamin E
Sejak berdiri dan sampai saat ini, mesin-mesin maupun teknologi yang
digunakan merupakan buatan negara Belanda, selain itu perusahaan juga mengikuti
perkembangan teknologi yang mutakhir dari luar negeri.
Dengan pendekatan pemasaran dan mutu produk yang berkualitas, hasil
produksi PT Suri Tani Pemuka umumnya dipasarkan di dalam negeri, khususnya
pulau Sumatera, yaitu: Lampung, Palembang, Bengkulu, Jambi, dan Riau.
73
Total produk jadi pakan ternak ayam di PT Suri Tani Pemuka berjumlah 48
jenis, dimana secara garis besar terbagi atas 3 bagian, yaitu pakan ayam layer
(petelur), pakan ayam broiler (pedaging), dan konsentrat (untuk campuran broiler
dan layer).
Jenis-jenis pakan ayam layer adalah pakan ayam layer Doc, pakan ayam layer
Starter, pakan ayam layer Grower, pakan ayam layer I (usia 1 – 4 minggu), dan pakan
ayam layer II (usia diatas 4 minggu). Jenis-jenis pakan ayam broiler adalah pakan
ayam broiler Starter (usia 1 – 4 minggu) dan pakan ayam broiler Finisher (usia diatas
4 minggu). Pakan ayam broiler Starter dibagi menjadi 3, yaitu BR I, Suryafeed SB 11
Crumble, dan MS 42 Hijau Crumble. Pakan ayam broiler Finisher juga dibagi
menjadi 3, yaitu BR II, Suryafeed SB 12 Pelet, dan MS 44 Pelet. Sedangkan jenis-
jenis pakan ayam konsentrat adalah konsentrat layer dan konsentrat broiler.
Konsentrat layer dibagi menjadi 2, yaitu KLB dan KLK, sedangkan konsentrat
broiler tidak dibagi-bagi lagi.
Data permintaan produk jadi adalah data permintaan dari bulan Januari 2006
sampai bulan Oktober 2006 untuk masing-masing jenis pakan ternak ayam yang
diproduksi. Data-data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan struktur fungsi yang operasional,
dimana didalamnya tercermin spesialisasi, tugas, tanggung jawab serta wewenang
yang dimiliki setiap karyawan dalam pekerjaannya. Struktur organisasi PT Suri Tani
Pemuka yang berhubungan dengan tujuan dari skripsi ini dapat dilihat pada gambar
3-1.
74
Head of Unit
Plant Manager- Warehouse- Production- PPIC- Information Technology
Marketing- Adm Marketing- Technical Service
Purchasing- Adm Purchasing- Purchasing Order
Quality Control
Gambar 3-1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.3 Wewenang dan Tanggung Jawab
a. Marketing
Divisi marketing pada perusahaan ini mempunyai wewenang untuk
memasarkan serta menjual produk. Divisi ini menjadi satu dengan divisi
penjualan. Kegiatan yang dilakukan oleh divisi marketing ini secara umum adalah
segala kegiatan yang berhubungan dengan menjual produk jadi ke konsumen.
Divisi marketing ini terdiri dari dua subdivisi, yaitu:
o Administrasi marketing
Fungsinya adalah mencatat laporan penjualan, mengisi form-form, dan
mendokumentasikan segala kegiatan yang berhubungan dengan penjualan
(misalnya: mencatat piutang, mencatat transaksi penjualan yang terjadi, dan
lain-lain).
o Technical Service
Fungsinya adalah menyampaikan order pelanggan ke tangan konsumen,
melayani keluhan konsumen dan menyampaikan kepada pihak lantai produksi
untuk diperbaiki.
75
b. Plant Manager
Plant Manager pada PT Suri Tani Pemuka berfungsi untuk merencanakan,
mengkoordinasikan, melaksanakan, mengawasi, dan melakukan supervisi seluruh
aktivitas produksi, pergudangan, agar dapat berjalan efektif serta sesuai dengan
planning dan target yang ditetapkan serta menjamin produksi berjalan lancar dan
berkelanjutan. Divisi plant manager ini terdiri dari empat subdivisi, yaitu:
o Warehouse
Fungsi warehouse adalah untuk merencanakan, mengkoordinasikan,
melaksanakan, mengawasi, dan melakukan supervisi seluruh aktivitas
pergudangan (penimbangan, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, dan
pemakaian produksi) bahan baku maupun pakan jadi secara efektif dan efisien
sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku dengan memanfaatkan SDM
secara optimal.
o Production
Fungsi production adalah untuk mengkoordinasikan, melaksanakan,
mengawasi, dan melakukan supervisi seluruh aktivitas proses produksi (mulai
dari intake sampai bagging) agar dapat berjalan efektif dan efisien sesuai
dengan planning dan target yang ditetapkan dengan memanfaatkan SDM
secara optimal.
o Production Planning Inventory Control (PPIC)
Fungsi PPIC adalah untuk mengatur dan mengawasi ketersediaan bahan baku,
bahan pembantu, bahan pembungkus, penjadwalan, laporan produksi,
operasional mesin, kerusakan mesin, dan konsultasi efisiensi mesin produksi.
76
o Information Techonology
Fungsi information techonology adalah mengendalikan sistem dan
memelihara sistem yang telah ada pada PT Suri Tani Pemuka ini. Divisi yang
sudah menggunakan information techonology pada perusahaan ini sampai
pada saat ini adalah divisi KIM (Kartu Ijin Masuk), purchasing saja.
c. Purchasing
Fungsi purchasing adalah untuk melaksanakan kegiatan pembelian bahan
baku serta barang pembantu yang diperlukan untuk mendukung operasional
produksi. Divisi purchasing pada PT Suri Tani Pemuka ini terbagi atas dua divisi,
yaitu:
o Administrasi purchasing
Fungsi dari administrasi purchasing pada PT Suri Tani Pemuka ini adalah
untuk menganalisis dan memberitahukan ke purchasing order mengenai
bahan-bahan baku serta barang pembantu yang perlu dibeli dan kapan
pembelian itu harus dilakukan.
o Purchasing Order
Fungsinya adalah mengisi form-form, dan mendokumentasikan segala
kegiatan yang berhubungan dengan pembelian (misalnya: mencatat hutang,
mencatat transaksi pembelian yang terjadi ,dan lain-lain).
d. Quality Control
Divisi Quality Control pada perusahaan ini berfungsi untuk menguji kulitas
bahan baku serta barang pembantu yang diterima perusahaan sehingga kemudian
dapat mengambil keputusan untuk menerima bahan baku serta barang pembantu
77
tersebut atau menolak bahan baku serta barang pembantu sesuai dengan uji
kualitas yang dilakukan.
3.2 Penentuan Fakta Kebutuhan dan Tujuan Pengembangan Sistem
3.2.1 Mempelajari Dokumen
Dokumen yang ada dibedakan menjadi dua bagian, yaitu dokumen masukan
(input) dan dokumen keluaran (output) dari setiap pihak yang berkaitan. Di mana
setiap dokumen yang ada digunakan untuk mempermudah proses yang ada dalam
proses bisnis yang berjalan.
Dokumen input adalah segala bentuk masukan berupa dokumen yang akan
diproses sehingga menghasilkan sistem keluaran atau output yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Adapun dokumen input adalah sebagai berikut:
a) Nama dokumen : Form Purchase Order
Fungsi : Untuk mendatakan jenis bahan baku dan pembantu
yang dibeli.
Sumber : Bagian Purchasing
Media : Kertas
Jumlah : 3 Berkas
Frekuensi : Setiap ada proses penerimaan bahan baku dan barang
pembantu ke gudang bahan baku.
b) Nama dokumen : Form Delivery Order
Fungsi : Untuk mendatakan produk jadi yang dijual.
Sumber : Bagian Marketing
78
Media : Kertas
Jumlah : 3 Berkas
Frekuensi : Setiap ada proses pengeluaran produk jadi ke
konsumen.
c) Nama dokumen : Form Surat Jalan
Fungsi : Untuk mendatakan jenis dan jumlah produk jadi yang
dibeli dan dibawa oleh konsumen dari gudang produk
jadi.
Sumber : Bagian Timbang
Media : Kertas
Jumlah : 5 Berkas
Frekuensi : Setiap ada proses pembelian produk jadi.
d) Nama dokumen : Form Penimbang Bongkar
Fungsi : Untuk mendatakan menimbang bobot bahan baku dan
barang pembantu yang masuk dari supplier.
Sumber : Bagian Timbang
Media : Kertas
Jumlah : 5 Berkas
Frekuensi : Setiap ada proses penerimaan bahan baku dan barang
pembantu ke gudang bahan baku.
e) Nama dokumen : Form Penimbang Muat
Fungsi : Untuk mendatakan dan menimbang bobot produk jadi
yang dibawa oleh konsumen dari gudang produk jadi.
79
Sumber : Bagian Timbang
Media : Kertas
Jumlah : 2 Berkas
Frekuensi : Setiap ada proses pengeluaran produk jadi ke
konsumen.
f) Nama dokumen : Form Bon Permintaan Bahan Baku / Pembantu
Fungsi : Untuk mendatakan jenis dan jumlah bahan baku dan
barang pembantu yang dibutuhkan oleh lantai
produksi untuk proses produksi.
Sumber : Bagian Produksi
Media : Kertas
Jumlah : 3 Berkas
Frekuensi : Setiap ada proses permintaan bahan baku / pembantu
untuk proses produksi.
g) Nama dokumen : Form Pengeluaran Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Fungsi : Untuk mendatakan jenis dan jumlah bahan baku dan
barang pembantu yang dikeluarkan dari gudang
bahan baku untuk diserahkan ke lantai produksi
(menanggapi form permintaan bahan baku).
Sumber : Bagian Produksi
Media : Kertas
Jumlah : 3 Berkas
80
Frekuensi : Setiap ada proses permintaan bahan baku dan barang
pembantu.
3.2.2 Analisa Sistem Berjalan
Pada PT Suri Tani Pemuka sistem yang berjalan masih menggunakan cara
konvensional. Yang dimaksud cara konvensional disini adalah dengan cara
menggunakan pembukuan secara manual dalam mendaftarkan penjualan, pembelian,
dan persediaan barang mereka. PT Suri Tani Pemuka ini hanya menggunakan 2 jenis
gudang, yaitu Gudang Bahan Baku dan Gudang Barang Jadi, dimana di masing-
masing gudang tersebut kegiatan operasional yang berbeda-beda.
3.2.2.1 Kegiatan Operasional Gudang Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Ada 2 kegiatan yang terjadi di gudang bahan baku PT Suri Tani Pemuka,
yaitu:
1. Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu dari Supplier.
2. Pengeluaran Bahan Baku dan Bahan Pembantu ke Lantai Produksi.
A. Prosedur Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu Dari Supplier
Sebelum prosedur ini, bagian purchasing memberikan informasi mengenai
bahan baku atau bahan pembantu yang ingin dipesan kepada supplier, lalu supplier
memberikan konfirmasi kepada pihak purchasing mengenai bahan baku atau bahan
pembantu tersebut. Sistem dan prosedur penerimaan bahan baku dan bahan pembantu
dari supplier adalah sebagai berikut :
1. Mobil masuk dan sopir daftar kebagian KIM (Kartu Ijin Masuk) dengan
memberikan surat jalan dan STNK.
81
2. Bagian KIM melakukan pendaftaran / penginputan isi angkutan dan nomor
kendaraan ke komputer sesuai surat jalan dan STNK.
3. Bagian KIM memberitahukan ke bagian purchasing untuk membuat PO
(Purchase Order). PO yang dibuat sebanyak 3 lembar untuk diberikan kepada
bagian Finance (1 lembar putih tebal asli), Accounting (1 lembar kuning), dan
untuk arsip purchasing (1 lembar putih tipis).
4. Setelah PO keluar, bagian KIM menyimpan nomor PO tersebut pada komputer
dan memberitahukan QC untuk mengambil sampel, lalu Bagian KIM menunggu
QC mengeluarkan Ijin Masuk. Bila tidak lolos tes QC, maka mobil dipersilahkan
untuk keluar dan tidak diberi surat apa-apa, hanya diberi tahu alasannya.
5. Setelah PO tersimpan dan Ijin Masuk ada, bagian KIM memberikan Kartu Ijin
Masuk (KIM) 1 lembar, Surat Jalan (1 lembar), dan STNK kepada sopir.
6. Mobil masuk ke ruang timbang untuk ditimbang dengan sopir menyerahkan KIM
dan Surat Jalan terlampir kepada bagian timbang untuk ditimbang pertama.
7. Bagian timbang memberikan SPB (Surat Pengantar Bongkar) 5 lembar (merah,
putih tebal asli, hijau, kuning, dan putih tipis) yang sudah ditandatangani, KIM,
dan Surat Jalan.
8. Setelah timbang pertama, mobil masuk ke gudang bahan baku untuk dibongkar.
9. Selama pembongkaran, QC mengambil sampel kedua dan krani gudang bahan
baku menghitung karung dan susunan, serta melakukan pengawasan terhadap
buruh dan bongkaran. Adapun penempatan kavling ditentukan oleh kepala
gudang. Apabila ada bahan baku yang tidak lolos tes QC, maka bahan baku
tersebut dipisahkan dulu kemudian dinaikkan lagi ke mobil untuk dibawa pulang.
82
10. Setelah bongkar, krani gudang mengisi SPB (jumlah karung, kadar air, karung
plastik/goni, dan jumlah bahan baku yang diafkir bila ada).
11. Setelah itu SPB ditandatangani oleh krani gudang dan kepala gudang.
12. Setelah bongkar, mobil kembali ke kamar timbang untuk ditimbang kedua,
dengan membawa SPB yang telah ditandatangani dan diisi, KIM, dan Surat Jalan.
Bagian timbang hanya mengambil SPB 3 lembar untuk diberikan kepada
accounting (1 lembar kuning), purchasing (1 lembar putih tipis), dan untuk arsip
kamar timbang (1 lembar merah). Bagian Timbang juga mengambil KIM untuk
disimpan sebagai arsip, dan Surat Jalan untuk diberikan ke bagian Purchasing.
13. Bagian timbang mencetak BBM sebanyak 5 lembar (putih tebal asli, hijau, merah,
kuning, dan putih tipis) dan Surat Ijin Keluar (1 lembar), lalu memberikan BBM
(Bukti Barang Masuk) sebanyak 2 lembar (putih tebal asli dan hijau) dan Surat
Ijin Keluar (1 lembar) kepada sopir. BBM yang lain diberikan kepada accounting
(1 lembar kuning), purchasing (1 lembar putih tipis) dan untuk arsip timbang (1
lembar merah).
14. Mobil keluar dengan sopir memberikan Surat Ijin Keluar dan menstempel BBM
ke satpam.
15. Mobil keluar hanya membawa BBM 2 lembar dan SPB 2 lembar.
Flowchart Prosedur Penerimaan Bahan Baku Dari Supplier dapat dilihat pada gambar
3-2.
83
B. Prosedur Pengeluaran Bahan Baku dan Bahan Pembantu ke Lantai
Produksi
Sistem dan prosedur pengeluaran bahan baku dan bahan pembantu ke lantai
produksi adalah sebagai berikut :
1. Krani intake membuat Bon Permintaan Bahan Baku produksi 3 lembar (merah,
kuning, dan putih tebal asli).
2. Krani intake memberikan Bon Permintaan Bahan Baku itu ke kepala gudang /
koord gudang bahan baku (2 lembar, yaitu putih tebal asli dan merah) dan
accounting (1 lembar kuning).
3. Setelah menerima Bon Permintaan tersebut, Kepala Gudang bahan baku
mengecek stok. Bila stok tidak memenuhi, maka diberitahukan kepada krani
intake untuk merevisi Bon Permintaan Bahan Baku. Bila stok memenuhi, maka
Kepala Gudang menandatangani Bon Permintaan itu dan memerintahkan krani
gudang bahan baku untuk menyerahkan bahan baku yang diminta.
4. Bon Permintaan Bahan Baku yang ditandatangani warna merah disimpan sebagai
arsip gudang bahan baku, sedangkan Bon Permintaan yang ditandatangani putih
tebal asli dikembalikan ke krani intake untuk disimpan sebagai arsip produksi.
Flowchart Prosedur Pengeluaran Bahan Baku ke Lantai Produksi dapat dilihat pada
gambar 3-2.
3.2.2.2 Kegiatan Operasional Gudang Produk Jadi
Ada 2 kegiatan yang terjadi di gudang produk jadi PT Suri Tani Pemuka,
yaitu :
1. Penerimaan Produk Jadi Dari Lantai Produksi.
84
2. Pengeluaran Produk Jadi Untuk Diambil Oleh Konsumen.
A. Prosedur Penerimaan Produk Jadi Dari Lantai Produksi
Sistem dan prosedur penerimaan produk jadi dari lantai produksi adalah sebagai
berikut :
1. Produk jadi yang sudah di bagging, datang ke gudang produk jadi dengan chain
conveyor.
2. Dari chain conveyor, produk jadi tersebut diambil oleh krani produk jadi untuk
disusun di palet dan dihitung jumlahnya.
3. Setelah dihitung per jenis produk jadi, lalu dilakukan serah terima antara bagian
Bagging dan krani Gudang Produk Jadi dengan sepengetahuan Supervisor
Produksi. Bagian Bagging mengeluarkan Bon Serah Terima Produk Jadi (2
lembar, untuk disimpan bagian produksi dan untuk kepala gudang produk jadi)
untuk diperiksa, apakah jumlah yang keluar dari lantai produksi sama dengan
jumlah yang diterima oleh krani Gudang Produk Jadi. Bila hasilnya tidak cocok,
maka krani Gudang Produk Jadi memberitahukan kepada bagian bagging untuk
merevisi Bon Serah Terima Produk Jadi itu. Sedangkan bila hasilnya cocok, maka
krani Gudang Produk Jadi menyimpan Bon Serah Terima Produk Jadi.
Flowchart Prosedur Penerimaan Produk Jadi Dari Lantai Produksi dapat dilihat pada
gambar 3-2.
B. Prosedur Pengeluaran Produk Jadi Untuk Diambil Oleh Konsumen
Sistem dan prosedur pengeluaran produk jadi untuk diambil oleh konsumen
adalah sebagai berikut :
1. Konsumen mengirimkan Order Pelanggan ke Marketing.
85
2. Setelah menerima Order Pelanggan, bagian marketing langsung memeriksa stok
produk jadi. Jika stok tidak ada, maka Order Pelanggan itu langsung
dikembalikan ke konsumen. Jika stok ada, maka Order Pelanggan itu
ditandatangani dulu lalu dikembalikan ke konsumen.
3. Sopir menyerahkan STNK dan Surat Pengantar Ekspedisi ke bagian KIM, lalu
bagian KIM menginput plat nomor dan nama sopir ke komputer. STNK dan Surat
Pengantar Ekspedisi dikembalikan langsung.
4. Sopir datang ke bagian Marketing dengan membawa STNK dan Surat Pengantar
Ekspedisi, lalu bagian Marketing mengeluarkan DO 3 lembar (1 lembar putih
tipis untuk disimpan sebagai arsip marketing, 2 lembar putih tebal asli dan merah
untuk diberikan ke sopir). Surat Pengantar Ekspedisi diambil Marketing
sedangkan STNK-nya dikembalikan.
5. Sopir menunjukkan DO (2 lembar) ke bagian KIM untuk mengambil KIM (1
lembar).
6. Sopir menunjukkan KIM ke bagian shower, setelah mobil disemprot / disanitasi,
bagian shower memberi tandatangan di KIM untuk menyatakan mobil layak
untuk ditimbang.
7. Mobil ke ruang timbang untuk timbang pertama, dengan sopir menyerahkan KIM
dan DO (2 lembar) ke bagian timbang untuk diisi dan di cap.
8. Bagian timbang memberikan SPM (Surat Pengantar Muat) 2 lembar (merah dan
putih tebal asli), DO (2 lembar), KIM (1 lembar) kepada sopir.
86
9. Mobil ke gudang produk jadi untuk muat dengan memberikan SPM (2 lembar),
DO (2 lembar), dan KIM ke koordinator gudang produk jadi untuk dimuat pakan
ternaknya, berdasarkan DO dan FIFO pakan.
10. Setelah mobil selesai muat, sopir menerima SPM (1 lembar putih tebal asli) yang
sudah diisi dan ditandatangani koordinator gudang produk jadi, DO (1 lembar
putih tebal asli), dan KIM (1 lembar). SPM merah dan DO merah disimpan oleh
koordinator gudang produk jadi.
11. Mobil beserta isinya ke bagian timbang untuk timbang kedua. Sopir menyerahkan
SPM, DO, dan KIM ke bagian timbang, lalu DO itu dilanjutkan ke bagian
marketing, SPM dan KIM untuk arsip timbang. Setelah selesai ditimbang, bagian
timbang mencetak Surat Jalan 5 lembar (putih tebal asli, merah, kuning, hijau,
dan putih tipis) dan kemudian menyerahkan ke sopir 2 lembar (putih tebal asli
untuk konsumen dan merah untuk ekspedisi) serta KIK (Kartu Ijin Keluar) 1
lembar. Surat Jalan yang lain untuk bagian accounting (kuning), bagian marketing
(putih tipis), dan untuk arsip timbang (hijau).
12. Setelah timbang, sopir menyerahkan KIK dan menstempel Surat Jalan (2 lembar)
ke satpam.
13. Setelah itu mobil keluar dan sopir membawa Surat Jalan 2 lembar.
Flowchart Prosedur Pengeluaran Produk Jadi Untuk Diambil Oleh Konsumen dapat
dilihat pada gambar 3-2.
87
88
3.3 Penentuan Kebutuhan dan Tujuan Sistem Basisdata
Need
1. Adanya kebutuhan bagian purchasing memeriksa dulu stok bahan baku dan bahan
pembantu di gudang melalui komputer sebelum memesan bahan baku dan bahan
pembantu yang baru.
2. Adanya kebutuhan bagian QC selalu membuat Surat Penolakan Barang jika ada
bahan baku / bahan pembantu yang ditolak.
3. Diperlukannya data customer untuk mengetahui informasi pelanggan yang ada.
4. Diperlukannya data supplier untuk mengetahui informasi pemasok yang ada.
5. Membutuhkan data mengenai bahan baku dan bahan pembantu yang dibutuhkan
untuk proses produksi dan produk jadi yang dihasilkan setelah proses produksi.
6. Membutuhkan informasi mengenai kuantitas bahan baku dan produk jadi.
7. Membutuhkan informasi dari bagian marketing mengenai transaksi penjualan
produk jadi.
8. Membutuhkan informasi aliran material mulai dari bahan baku sampai menjadi
produk jadi.
9. Membutuhkan informasi jenis dan jumlah bahan baku dan pembantu yang akan
diterima oleh gudang.
10. Membutuhkan informasi jenis dan jumlah produk jadi yang akan dikeluarkan oleh
gudang.
Goal
1. Perancangan sistem pergudangan dengan pemodelan Continuous Review dan
Periodic Review.
89
2. Perancangan aplikasi dengan visual basic 6.0 sebagai aplikasi dalam pengaksesan
informasi.
3. Perancangan sistem informasi pergudangan dengan menggunakan Microsoft SQL
Server 2000.
3.4 Analisa SWOT Aplikasi Sistem
Internal External
Strength 1. Adanya dukungan manajemen. 2. Antusias pegawai yang tinggi. 3. Menghemat kertas untuk
dokumentasi, yang berarti penghematan biaya.
4. Mampu menampung data yang akurat dan up to date.
Weakness 1. Tenaga kerja yang ada tidak
terbiasa menggunakan IT. 2. Dana pengembangan sistem
terbatas.
Opportunity 1. Berpeluang untuk dijadikan dasar
untuk membuat sistem IT yang lebih baik.
2. Adanya peningkatan kinerja perusahaan.
- Mengadakan pemeliharaan sistem secara terus-menerus sesuai dengan kondisi lingkungan (S1,O1).
- Menghemat pembelian perlengkap-an dokumentasi operasional sehing-ga dapat menghemat pengeluaran dan meningkatkan keuntungan perusahaan (S3,O2).
- Mendisiplinkan pekerja agar memperbarui data secara kontinu sehingga semua data terekam dengan baik dan dapat diambil bila diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan (S2,S4,O2).
- Mengadakan pelatihan IT yang berhubungan kepada pekerja (W1,O2).
- Melakukan pengembangan IT secara bertahap (W2,O1).
Threat 1. Relatif rentan terhadap serangan
virus dari luar. 2. Adanya perusak sistem (hacker) yang
dapat menyusup ke dalam sistem. 3. Masalah teknis yang tidak terduga,
seperti: mati listrik sehingga aplikasi pendukung sistem basisdata tidak dapat berfungsi.
- Menggunakan software anti virus (S1,T1).
- Menggunakan password yang terenkripsi dan dapat diubah oleh user yang berwenang (S1,T2).
- Dilakukannya backup data secara berkala (S1,S2,T2,T3).
- Melakukan training penanganan virus dan hacker (W1,T1,T2).
- Menggunakan dana pengembangan sistem yang terbatas untuk mencegah dan mengatasi masalah teknis (W2,T3).
Tabel 3-2 Analisa SWOT untuk Aplikasi Sistem
90