bab 3 analisa dan perancangan sistem 3.1 sejarah …thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2007-2-00152-if-bab...

38
43 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan Awal mula berdirinya PT. Telekomunikasi dimulai pada tahun 1884, dimana pada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan telegraf oleh pemerintahan kolonial Belanda dengan Staatblad no. 52. Kemudian pada tahun 1906, Pemerintahan kolonial Belanda mengubahnya menjadi “POST, TELEGRAAF, EN TELEFOON DIENST” (PTT) dengan Staatblad no. 395 dan semenjak itu disebut PPT-Dienst. Pada tahun 1931 ditetapkan sebagai perusahaan negara berdasarkan I.B.W. Selanjutnya pada tahun 1960 pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang – undang no.19 th 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara (PN) dengan PERPU no.240 th 1961 berubah menjadi PN POS dan TELEKOMUNIKASI. Ternyata lapangan usaha PN POS dan TELEKOMUNIKASI berkembang pesat, maka pada tahum 1965 pemerintah mengadakan penijauan kembali. Hasilnya berdasarkan PP no.29 dan 30 tahun 1965 terjadi pemecahan menjadi : PN Pos dan Giro dan PN TELEKOMUNIKASI. Tanggal 28 April 1970 berdasarkan S.K. Mentri Perhubungan no. 129/U/1970 PN TELEKOMUNIKASI berubah menjadi PERUSAHAAN UMUM TELEKOMUNIKASI (PERUMTEL). Keberadaan PERUMTEL dikukuhkan dengan peraturan pemerintah no. 36 tahun 1974 yang menetapkan sebagai pengelola telekomunikasi untuk nasional dan internasional.

Upload: volien

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

43

BAB 3

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Sejarah Perusahaan

Awal mula berdirinya PT. Telekomunikasi dimulai pada tahun 1884, dimana

pada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan telegraf

oleh pemerintahan kolonial Belanda dengan Staatblad no. 52. Kemudian pada tahun

1906, Pemerintahan kolonial Belanda mengubahnya menjadi “POST, TELEGRAAF, EN

TELEFOON DIENST” (PTT) dengan Staatblad no. 395 dan semenjak itu disebut

PPT-Dienst.

Pada tahun 1931 ditetapkan sebagai perusahaan negara berdasarkan I.B.W.

Selanjutnya pada tahun 1960 pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti

undang – undang no.19 th 1960, tentang persyaratan sebuah Perusahaan Negara (PN)

dengan PERPU no.240 th 1961 berubah menjadi PN POS dan TELEKOMUNIKASI.

Ternyata lapangan usaha PN POS dan TELEKOMUNIKASI berkembang pesat, maka

pada tahum 1965 pemerintah mengadakan penijauan kembali. Hasilnya berdasarkan PP

no.29 dan 30 tahun 1965 terjadi pemecahan menjadi : PN Pos dan Giro dan PN

TELEKOMUNIKASI.

Tanggal 28 April 1970 berdasarkan S.K. Mentri Perhubungan no. 129/U/1970

PN TELEKOMUNIKASI berubah menjadi PERUSAHAAN UMUM

TELEKOMUNIKASI (PERUMTEL). Keberadaan PERUMTEL dikukuhkan dengan

peraturan pemerintah no. 36 tahun 1974 yang menetapkan sebagai pengelola

telekomunikasi untuk nasional dan internasional.

Page 2: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

44

Pada akhir tahun 1980, pemerintah mengambil kebijaksanaan dengan membeli

seluruh saham PT. INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka

penanaman modal asing yang kemudian diubah statusnya menjadi BUMN berbentuk

PERSERO, dan dituangkan dalam PP no 52 tahun 1980. Untuk meningkatkan pelayanan

jasa telekomunikasi untuk umum, maka dengan PP no 53 tahun 1980 diadakan

perubahan atas peraturan pemerintah no.22 tahun 1974. yakni dengan menetapkan

PERUMTEL sebagai badan usaha yang berwenang untuk menyelenggarakan

telekomunikasi nasional dan PT. INDOSAT sebagai badan usaha yang berwewenang

menyelenggarakan telekomunikasi internasional.

Sehubungan diundangkannya PP no.3 1983 tentang tata cara pembinaan dan

pengawasan PERJAN, PERUM, dan PERSERO, diterbitkan PP no.21 1984 tentang

PERUMTEL. Satu hal yang menggembirakan adalah ditetapkannya UU no.3 1989

tentang telekomunikasi, yang memberikan angin segar dalam pengembangan dan

pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia.

Tanggal 1 Mei 1991, pemerintah melalui PP no 25 1991 menetapkan pengalihan

Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi menjadi PERSERO, ditandai

dengan penandatanganan akte pendirian perusahaan perseroan (PERSERO)

PT. Telekomunikasi Indonesia oleh Notaris Imas fatimah, S.H. bersama – sama dengan

Menparpostel Soesilo Sudarman yang bertindak selaku kuasa dari Mentri Keuangan

sebagai pemegang saham, hari Selasa, 24 September 1991 jam 09.30 WIB di

Depparpostel.

Penawaran umum perdana saham TELKOM dilakukan pada tanggal

14 November 1995. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa

Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE)

Page 3: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

45

dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa

pencatatan di Tokyo Stock Exchange.

3.1.1 Sasaran Usaha

Sasaran umum Divisi Regional 2 adalah terjaganya kesinambungan usaha

dan peningkatan pertumbuhan usaha. Beberapa tujuan usaha utama yang perlu

dimonitor pencapaiannya secara kontinyu adalah :

Program Sukses Pemasaran, melalui kegiatan operasi pemasaran dan

layanan kearah performance excellence, effective marketing serta inovasi

bisnis. Program Sukses Performansi Layanan, seperti penyelesaian proses

PSB, kecepatan penanganan gangguan, pencapaian ASR dan lain – lain.

Program Sukses Performansi Keuangan, dengan senantiasa memonitor

performansi pendapatan, beban, laba / EBITDA. OR, ROI / ROA, dan

lain – lain.

3.1.2 Nilai

Norma perilaku dan harapan tentang pola berpikir dan bertindak yang

dianggap benar.

Basic beliefs DIVRE 2 sebagai guiding principles ( Budaya Kerja ) adalah

Customer First guna mencapai sukses loyalitas pelanggan dan sukses bisnis

dalam menunjang pertumbuhan perusahaan yang didasari dengan semangat

kerja saling menghargai dan semangat saling mempercayai antar sesama

karyawan serta tekad mempunyai komitmen tinggi dan tekad bekerja sama

( teamwork ), yang di DIVRE 2 lebih dikenal sebagai CF-222 sst.

Page 4: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

46

Pembentukan karakteristik budaya kuat akan tercermin dengan adanya

komunikasi yang lebih baik, kegiatan kerja menjadi lebih fokus, motivasi,

kebanggaan terhadap pekerjaan menjadi suatu identitas dan perilaku kerja

yang terintegritas.

3.1.3 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu DIVRE 2

VISI :

” Menjadi Divisi bernilai tinggi sebagai Market Leader dan Mitra dalam

bisnis Informasi dan Komunikasi ( Infokom ) ”

Penjelasan :

” Bernilai Tinggi ” bermakna mampu menciptakan nilai–nilai kreasi baru yang

memberikan dampak positif terhadap peningkatan harga saham perusahaan,

menciptakan pertumbuhan bisnis secara signifikan serta memberikan

kontribusi maksimum terhadap pendapatan nasional perusahaan.

” Market leader ” bermakna menguasai pangsa pasar mayoritas, sehingga

unggul dalam iklim kompetisi usaha yang semakin ketat serta mampu

mengendalikan bisnis telekomunikasi, sekaligus menjadi pemimpin bagi

komunitas bisnis pertelekomunikasian di tingkat regional.

” Mitra ” bermakna mampu menjalin kerjasama dan menciptakan sinergi

dengan pelanggan, vendor maupun operator bisnis telekomunikasi lainnya

serta mampu berperan sebagai integrator dari berbagai pihak yang

berkepentingan dalam penyelengaraan bisnis telekomunikasi.

Page 5: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

47

MISI :

1. Menyediakan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi

pelanggan, melalui pengelolaan sumber daya secara optimal.

2. Menerapkan pemasaran efektif, untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan secara profesional.

3. Mengembangkan inovasi bisnis infokom, dalam memberikan total

solusi kepada pelanggan.

4. Menciptakan interdependensi mutualistik antara perusahaan, mitra, dan

pelanggan.

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan memaksimalkan hasil

pemegang saham, melalui pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Penjelasan :

Dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang ada, DIVRE 2

berupaya memberikan kemudahan, kecepatan, kepastian, ketersediaan, dan

kehandalan yang tinggi bagi layanan jasa telekomunikasi dengan lebih

berorientasi kepada kepuasan pelanggan dibanding berorientasi kepada

produk.

Sistem informasi yang terintegrasi dalam menyediakan informasi yang

akurat dan up-to-date, ditujukan untuk mendukung sistem pelayanan,

pengembangan bisnis dan proses pengambilan keputusan oleh para

manajemen DIVRE 2.

Dalam menyediakan layanan jasa telekomunikasi DIVRE 2 secara

Regional dan nasional menjalin kerjasama dengan operator telekomunikasi

lainnya dengan memanfaatkan teknologi secara tepat guna, terintegrasi dan

Page 6: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

48

efisien dengan prinsip win-win-solution. Dalam pengembangan sumber daya

manusia yang dapat memiliki budaya ”entrepreneur’ dimana mampu

mengambil keputusan-keputusan secara cepat, tepat, dan benar serta responsif

terhadap setiap perubahan lingkungan, pembentukan kompetensi dan karakter

sumber daya manusia kearah profesionalisme disertai dengan sistem

pengorganisasiannya yang fleksibel.

DIVRE 2 benar-benar memperhatikan kepentingan setiap pelanggan dan

selalu berusaha membangun hubungan baik dengan pelanggan melalui

pemahaman dan pengantisipasian kebutuhah pelanggan serta pemberian

pelayanan berkualitas kepada pelanggan secara lebih baik dibanding

sebelumnya.

Kebijakan Mutu

” Seluruh aspek kegiatan memberikan performansi prima serta

secara berkesinambungan melakukan perubahan dan pembaharuan

agar tercapai pelayanan yang lebih sempurna”.

Karenanya, Prinsip-Prinsip DIVRE 2, adalah :

1. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan ( Customer First )

2. Penerapan inovasi dan pemupukan profesionalisme melalui

pembelajaran.

3. Setiap kegiatan kerja merupakan bagian dari suatu proses

4. Tindakan pencegahan dilakukan secara terencana.

5. Perbaikan mutu dilakukan secara terus – menerus

6. Kerjasama dengan setiap supplier dan operator telekomunikasi lainnya

terintegrasi melalui pola kemitraan.

Page 7: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

49

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan

3.2.1 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia

Page 8: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

50

3.2.2 STRUKTUR ORGANISASI SISFO DIVRE 2 JKT

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Divisi USISFO DIVRE 2

Page 9: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

51

3.3 Struktur Organisasi DIVRE 2

Dalam menjalankan tugas pelayanan di DIVRE 2, pembagian peran dan wewenang

organisasi diatur sesuai keputusan Direksi Nomor KD.34/PS.150/SDM-10/2006

tanggal 27 September 2006 tentang Organisasi Divisi Regional 2 Jakarta, dimana :

Kantor DIVRE 2 yang dipimpin oleh :

1. KADIVRE 2

Bertanggung jawab terhadap Direksi PT. TELKOM dalam :

1. Pengelolaan dan pengalokasian sumber daya strategis dalam

penyelenggaraan bisnis infokom secara efisien, efektif, dan sinergis

dalam mewujudkan pelayanan, peningkatan profitabilitas serta

pengembangan iklim kerja yang produktif sehingga dapat meningkatkan

pertumbuhan usaha dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran kinerja

DIVRE 2.

2. Memberikan hasil dan citra terbaik kepada para stakeholder perusahaan

dan mampu menjadi market leader, membangun, meningkatkan, dan

mempertahankan SDM yang profesional.

3. Menjabarkan Visi dan Misi perusahaan ke dalam Visi dan Misi serta

strategi DIVRE 2.

4. Mengkomunikasikan kepada seluruh jajaran DIVRE 2 tentang pentingnya

pemenuhan persyaratan pelanggan serta pemenuhan terhadap peraturan

dan hukum yang berlaku.

5. Menetapkan serta membangun nilai – nilai bisnis DIVRE 2 yang

kompetitif.

6. Menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur di lingkungan DIVRE 2.

Page 10: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

52

7. Membangun dan menciptakan peluang – peluang bisnis potensial di

DIVRE 2.

8. Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu DIVRE 2.

9. Melaksanakan tinjauan manajemen untuk memastikan dan menjamin

kesinambungan efektifitas implementasi T-QMS serta perbaikan

berkelanjutan mengarah kepada tercapainya efisiensi.

10. Menjamin pemenuhan sumber daya yang diperlukan bagi implementasi

T-QMS DIVRE 2

11. Menunjuk seorang Management representative (MR) yang bertanggung

jawab dalam keberhasilan implementasi T-QMS DIVRE 2.

2. DEPUTI KADIVRE 2

Bertanggung jawab terhadap KADIVRE 2 dalam :

1. Mengarah dan mengendalikan unit – unit operasional DIVRE 2 melalui

optimalisasi seluruh sumberdaya secara efisien, efektif, dan sinergis.

2. Peningkatan kwalitas pelayanan.

3. Peningkatan profitabilitas.

4. Pengembangan iklim kerja yang produktif sehingga dapat mencapai

performansi yang optimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik

bagi pelanggan.

5. Peningkatan pendapatan serta pertumbuhan usaha DIVRE 2.

6. Mengkomunikasikan kepada seluruh jajaran DIVRE 2 tentang pentingnya

pemenuhan persyaratan pelanggan serta pemenuhan terhadap peraturan

dan hukum yang berlaku.

7. Membangun nilai – nilai bisnis DIVRE 2 yang kompetitif.

Page 11: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

53

8. Melaksanakan tinjauan manajemen untuk memastikan dan menjamin

kesinambungan efektifitas implementasi T-QMS serta perbaikan

berkelanjutan mengarah kepada tercapainya efisiensi

Dibantu oleh 6 Senior Manager (SM), yaitu :

1. SM NIAGA

Bertanggung jawab terhadap proses marketing jasa dengan

key indicator-nya product & Marketing Growth, Customer Satisfaction.

2. SM PENGEMBANGAN

Bertanggung jawab terhadap proses perencanaan dan pengembangan

dengan Key indicator – nya. Efektifitas pengembangan bisnis.

3. SM KEUANGAN

Bertanggung jawab terhadap proses manajemen keuangan dengan

key indicator-nya control FVA Maximal.

4. SM SUMBER DAYA MANUSIA

Bertanggung jawab terhadap proses manajemen Sumber Daya Manusia

( SDM ) dengan key indicator-nya kompetensi dan produktivitas SDM.

5. SM PERFORMANSI

Bertanggung jawab terhadap proses operasi network dengan

key indicator-nya Answered Seizure Ratio ( ASR ) dan availibility

network dan proses performansi product dengan key indicator-nya

akurasi analisis.

6. SM UMUM

Bertanggung jawab terhadap proses manajemen logistik dengan key

indicator-nya time interval akurasi.

Page 12: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

54

Sedangkan di tingkat operasional top manajemen DIVRE 2 di bantu 13 General

Manager (GM), yang terdiri dari :

1. GM KANDATEL

Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan network Akses dengan key

indicator-nya. Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth, customer

satisfaction, dan proses operasi network access dengan key indicator-nya

realiability, Mean Time To Repair ( MTTR ).

2. GM Unit Corporate Customer.

Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan corporate customer dengan

key indicator-nya Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth,

customer satisfaction.

3. GM Unit Interkoneksi dan Kemitraan.

Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan interkoneksi dan kemitraaan

dengan key indicator-nya. Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth,

customer satisfaction.

4. GM Unit Call Center

Bertanggung jawab terhadap proses pelayanan call centre dengan

key indicator-nya Akurat responsif dan simpati ( Arti ), sales growth,

customer satisfaction.

5. GM Unit SISFO

Bertanggung jawab terhadap proses manajemen informasi teknologi dengan

key indicator –nya. Availability, time delivery, dan proses billing dengan

key indicator-nya. Akurasi data billing.

Page 13: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

55

6. GM Unit Network Regional

Bertanggung jawab terhadap proses operasi network HAS dengan

key indicator-nya availability, loss network.

7. GM Unit Security dan Safety.

Bertanggung jawab terhadap proses manajemen security and safety dengan

key indicator-nya minimalisasi gangguan asset perusahaan.

Untuk mengantisipasi perkembangan bisnis INFOKOM di masa mendatang,

manajemen DIVRE 2 telah mengakomodir kebutuhan pendekatan management by

product dimana dibentuk unit – unit bisnis seperti Unit Bisnis Calling Card, VoIP

dan lain sebagai-nya.

Fungsi- fungsi Unit Kerja Operasional Divisi Regional 2, adalah :

A. Selaku Front Room DIVRE 2 :

• KANDATEL atau KANCATEL

• Unit Call Centre

• Unit Corporate Customer

• Unit Interkoneksi dan Kemitraan.

B. Selaku Back Room DIVRE 2 :

• Unit Network Regional

• Unit Sistem Informasi ( Unit SISFO )

Page 14: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

56

3.4 JOB DESKRIPSI DINAS NETWORK SISFO DIVRE 2 JKT

Tabel 3.1 Job Deskripsi Dinas Network SISFO DIVRE 2 JKT

Page 15: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

57

3.4.1 Tujuan Berdirinya SISFO

Sistem Informasi sangat berperan penting dalam kelancaran

perusahaan terutama bagi PT. Telkom yang bergerak dalam bidang jasa

telekomunikasi.

Dibawah ini beberapa tujuan berdirinya SISFO di PT.Telkom :

• Memberikan dukungan sistem informasi yang handal kepada Divre 2

Jakarta dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada

pelanggan.

• Memberikan dukungan yang komprehensif dan handal kepada

manajemen Divre 2 Jakarta untuk mengetahui kebutuhan bisnis

( Business Intelligent ), mengelola bisnis ( Business Management )

dan mengoperasikan bisnis ( Business Operational ).

• Menyiapkan sistem - sistem dan teknologi informasi sebagai tulang

punggung operasional dan tulang punggung bisnis sekaligus alat

strategis bagi Divre 2 Jakarta.

• Menyiapkan Unit SISFO Divre 2 Jakarta sebagai suatu unit kerja

unggulan dan andalan Divre 2 Jakarta.

• Memberikan solusi pada bidang teknologi dan Sistem Informasi

kepada manajemen Divre 2 Jakarta untuk setiap aspek bisnis

perusahaan.

• Menyediakan dan menyiapkan segala kemampuan Divre 2 Jakarta

untuk dapat merespon, mengantisipasi perubahan bisnis

telekomunikasi, perkembangan sistem dan teknologi informasi.

Page 16: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

58

• Meningkatkan profesionalis dalam hal manajemen dan SDM Divre 2

Jakarta yang bertujuan untuk pengelolaan kegiatan - kegiatan

operasional perusahaan dengan kinerja operator Kelas Dunia ( World

Class Operator ).

3.5 Keterkaitan Kerja Unit SISFO Divre 2 dan DIVSISFO

SISFO memiliki keterkaitan dalam melakukan pekerjaan dengan DIVSISFO.

Keterkaitan kerja yang jelas antara Unit SISFO DIVRE 2 dengan DIVSISFO meliputi :

3.5.1 Sinergi antara Unit SISFO Divre 2 dengan DIVSISFO.

Berikut ini adalah benang merah yang membatasi ruang lingkup kerja dan

sinerginya (Scope of Work).

• DIVSISFO adalah partner bagi Unit SISFO Divre 2 dalam

pengembangan Sistem Informasi di lingkungan Divre 2 Jakarta.

• Unit SISFO Divre 2 melakukan pengembangan atau pembangunan

Sistem Informasi dengan kebutuhan operasional Divre 2 dengan tetap

mengacu pada master plan pengembangan sistem informasi.

• DIVSISFO melakukan pengembangan sistem informasi di lingkungan

Divre 2 Jakarta atas kebijakan corporate dengan tetap melibatkan Unit

SISFO Divre 2 Jakarta dalam setiap tahap pengembangan sistem.

Sedangkan yang menjadi batasan ruang lingkup tanggung jawabnya adalah:

• Unit SISFO Divre 2 Jakarta bertanggung jawab sepenuhnya atas

implementasi dan maintenance sistem informasi yang dikembangkan oleh

Unit SISFO Divre 2 itu sendiri.

Page 17: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

59

• DIVSISFO bertanggung jawab terhadap sistem informasi PT. Telkom

(Corporate Wide), sedangkan Unit SISFO bertanggung jawab terhadap

sistem informasi di lingkungan Divre 2 Jakarta (Regional Wide).

3.6 Analisa sistem yang sedang berjalan

3.6.1 Sistem Jaringan Komputer Yang Sedang Berjalan

Berikut ini adalah gambaran secara umum dari jaringan komputer yang

sedang berjalan pada PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta.

Gambar 3.3 Jaringan Komputer PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta.

Sistem jaringan komputer LAN pada PT. TELKOM Divisi Regional 2

Jakarta, terdiri dari beberapa segmen di mana masing – masing segmen

hubungkan oleh beberapa cisco switch catalsyt 4900 utama ( core switch ),

yaitu switch utama yang digunakan sebagai backbone ( tulang punggung )

jaringan komputer PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta. Switch utama

Page 18: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

60

pada jaringan komputer PT. TELKOM Divisi Regional 2 Jakarta,

menghubungkan jaringan-jaringan lokal. Jaringan lokal ke internet

server – server publik, dan jaringan lokal ke WAN ( Wide Area Network ).

Gambar 3.4 Jaringan Lokal Komputer Unit sistem Informasi (USI) Regional 2

Jakarta, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk.

Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk. Memiliki tiga jaringan lokal komputer, yang

masing-masing jaringan loka komputerl tersebut adalah Jaringan lokal

segmen 3 yang berada di lantai 3 dan jaringan lokal segmen 4 yang berada di

lantai 4, dan jaringan lokal komputer pada lantai 2. Pada masing-masing

jaringan terdapat konektivitas antar Personal Computer (PC) dengan server

lokal yang tidak dapat di akses dari luar jaringan tersebut. Server lokal dalam

jaringan ini bertugas sebagai penyedia data bagi para pengguna internal yang

Page 19: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

61

membutuhkan. Jenis jaringan lokal komputer di Unit Sistem Informasi (USI)

Regional 2 Jakarta, PT. TELKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. Adalah

Client-Server di mana terdapat sebuah server yang bertugas menyediakan

layanan kepada setiap client yang menggunakan layanan tersebut. Dimana

server yang berada di jaringan lokal komputer Unit SISFO lantai 3 dan 4

menggunakan komputer main frame dengan sistem operasi Windows 2000

server. Sedangkan masing-masing terminal menggunakan sistem operasi XP.

Topologi jaringan komputer yang digunakan di PT. TELKOM Divisi

Regional 2 Jakarta adalah gabungan antara 2 topologi yaitu Topologi Star

dan Ring. Adapun definisi dari Topologi Star yaitu sejumlah terminal dalam

jaringan dihubungkan ke suatu titik pusat atau switch sehingga semua

transfer data harus melalui cisco switch catalyst 4900 tersebut. Operasi

jaringan secara total tergantung pada operasi cisco switch catalysts 4900,

sehingga ketika terjadi fault pada cisco switch catalyst 4900 seluruh jaringan

akan terpengaruh. Topologi ini memiliki keunggulan dalam hal minimalnya

lintas data sepanjang kabel sehingga dapat dicapai kinerja yang optimal. Dan

definisi dari Topologi Ring yaitu setiap node dihubungkan dengan model

hubungan berbentuk cincin. Semua data yang akan dikirimkan harus

dilengkapi alamat tujuan, karena data – data ini akan diputar pada cincin

sampai terminal tujuan dikenali dan pesan diterima oleh terminal tujuan.

Apabila salah satu node tidak bekerja maka hubungan komunikasi dengan

terminal lain dapat tetap berlangsung, karena node yang tidak bekerja

tersebut dapat dihindari.

Page 20: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

62

Ada 3 jenis media transmisi yang digunakan di PT. TELKOM Divre 2

Jakarta yaitu :

1. Twisted Pair, yaitu kabel UTP kategori 5 yang memiliki 8 urat dan

jack RJ45, twisted pair digunakan untuk menghubungkan switch atau

hub di setiap lantai menuju cisco switch catalyst 4900 ( core switch )

sebagai backbone di lantai 3 serta menghubungkan antara PC server

dengan cisco switch catalyst 4900.

2. Fiber Optic, digunakan untuk menghubungkan setiap cisco switch

catalyst 4900 ( core switch ) sebagai backbone ke router yang ada di

Lantai 3.

Gambar 3.5 Konfigurasi LAN Divre 2 Jakarta

Page 21: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

63

Dari perangkat yang digunakan oleh LAN Telkom GCC dengan gambar

konfigurasi jaringan yang ada terpasang router 1924, 2948G, 3550, 6006, 6509 . dapat

disampaikan bahwa saat ini LAN Telkom GCC memiliki 2 ( dua ) tipe yaitu tipe standar

dan enhanced. Perbedaan dari kedua tipe itu terletak pada modul IOS ( Internetworking

Operating System ) yang terpasang didalamnya. Untuk tipe standar maka modul IOS

yang terpasang didalamnya. seperti Router Cat 1924 yang terpasang adalah yang

mendukung sampai layer 2 (data link layer ) dalam komunikasi data. Pada tipe standar

ini tidak mungkin dilakukan upgrade baik secara hardware maupun software.

Sedangkan pada tipe enhanced mendukung konektifitas sampai layer 3 ( Network layer )

sehingga router dapat berfungsi sebagai routing walaupun mendukung routing protokol

yang terbatas.

Masing-masing tipe dipakai atau digunakan sesuai dengan kebutuhan yang

tentunya berbeda untuk tiap lokasi. Dari sisi kecepatan transfer data memiliki

kemampuan yang terdiri dari 3 ( tiga ) kecepatan yaitu : 10 Mbps, 100 Mbps, 1000

Mbps. biasanya kecepatan 10 Mbps dipakai untuk client PC sedangkan untuk 100

Mbps dan 1000 Mbps dipakai untuk jaringan backbone dan server. Dari gambar tersebut

diatas untuk router 6006 memiliki kemampuan akses 100 Mbps dan dijadikan router

akses/ backbone untuk cisco switch catalyst 4900 yang tentunya dari segi kecepatan

memadai sebagai router akses.

Dari semua router 6006 yang terpasang di gedung GCC semua port yang ada

tidak langsung tersambung ke PC namun langsung tersambung ke cisco switch catalyst

4900, lalu dari cisco switch catalyst 4900 di sambungkan ke hub – hub yang memiliki

kapasitas 4,8,16 dan ke beberapa komputer server. Dari kondisi tersebut tentunya sangat

terlihat bahan sangat pentingnya peran dari suatu cisco switch catalyst 4900 ( core

Page 22: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

64

switch ) sebagai suatu switch utama yang digunakan sebagai backbone

( tulang punggung ) jaringan lokal komputer PT. TELKOM DIVRE 2.

Aplikasi yang dikelola SISFO Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM adalah :

1. CCBS – SISKA

Dengan lebih dari 3000 user dengan 3 model utama :

• Technical

• Commercial

• Financial

2. BSS – SIMTEL( Simpatik HTML )

• SIMAK ( accounting )

• SIMKES (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan)

• HRMIS (Human Resource Management Information System)

• PAYROLL ( EO’s salaries )

• SIMLOG/SIMBAR ( Logic Records Online ) for Inventory

• SIMAWAR ( wartel korporasi )

3. Web Base Application’s

• ANIDA ( Associazione Nazionale Imprese Difesa Ambiente )

• PORTAL ( Web Portal Divre 2 )

• SISKA on WEB ( Sistem Informasi Kastamer on WEB )

• ABON ( support for AM )

• DATA Ware House

• Helpdesk ( requirement and complaint handling )

4. Aplikasi Skala Kecil ( PC ba se )

Page 23: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

65

3.6.2 Analisis Permasalahan

Dari analisa yang dilakukan terhadap jaringan lokal komputer

Unit Sistem Infomasi (USI) Regional 2, PT TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk. Yang sedang berjalan, terdapat beberapa masalah yang

harus diatasi agar tercapai optimasi jaringan yang akan memperlancar

kinerja perusahaan.

Besarnya jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dengan baik oleh

karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM,

langsung atau tidak langsung, telah menambah beban pada kemampuan

jaringan komputer lokal. Bandwidth yang tersedia hampir selalu tidak

pernah cukup untuk menunjang aktivitas kerja karyawan Unit Sistem

Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM karena network traffic

padat. Hal ini menyebabkan collision, walaupun arsitektur jaringan telah

dirancang dengan aturan maksimal 2 stack switch di bawah cisco switch

catalyst 4900.

Selain itu, traffic yang penuh ternyata menimbulkan suatu port pada

cisco switch catalyst 4900, mati dengan sendirinya. Matinya port pada cisco

switch catalyst 4900 ini bisa diperbaiki dengan me-restart cisco switch

catalyst 4900, namun dengan resiko, semua aktivitas jaringan yang melalui

cisco switch catalyst 4900 itu akan terputus hingga cisco switch catalyst

4900 kembali hidup. Namun, jika setelah cisco switch catalyst 4900 di-

restart, port pada cisco switch catalyst 4900 tidak hidup kembali, berarti

port pada cisco switch catalyst 4900 dinyatakan rusak secara fisik.

Page 24: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

66

Besarnya pengurangan efektifitas kerja karyawan Unit Sistem

Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM akibat penggunaan port

pada cisco switch catalyst 4900 yang tidak terkontrol, menyebabkan

perlunya sebuah sistem network monitoring untuk memonitor keadaan port

pada cisco switch catalyst 4900, dimana diperlukan juga fasilitas untuk me-

monitor keadaan traffic dan mencatat history-nya sebagai dokumentasi dan

pembanding, dan juga fasilitas report status port yang memberikan

kemudahan bagi administrator dan operator jaringan komputer untuk

mengantisipasi dan dengan cepat mencari solusi masalah yang mungkin

atau telah muncul.

Efektifitas penggunaan jaringan lokal komputer di Unit Sistem

Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM, khususnya keadaan

suatu port pada cisco switch catalyst 4900, ternyata berhubungan erat

dengan efektifitas kerja karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2

Jakarta, PT. TELKOM di perusahaan PT. TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk Divisi Regional 2 secara umum, karena setiap karyawan

Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM yang

bekerja sudah terintegrasi dengan komputer yang saling berhubungan pada

jaringan lokal komputer. Jika salah satu komputer mengalami masalah

networking, maka kinerja perusahaan hari itu sedikit banyak mengalami

hambatan, karena adanya komputer yang tidak dapat digunakan disebabkan

tidak dapat terhubung dengan LAN Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2

Jakarta, PT. TELKOM, dan administrator ataupun operator jaringan harus

diturunkan untuk menangani hal ini hanya ketika karyawan Unit Sistem

Page 25: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

67

Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM yang mengalami

masalah ini melaporkan masalah yang terjadi.

Masalah inilah yang menjadi masalah paling mendasar pada jaringan

komputer Local Area Network (LAN) di Unit Sistem Informasi (USI)

Regional 2 Jakarta, PT.TELKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk, di lantai 2,

3, dan 4 dimana administrator ataupun operator jaringan komputer tidak

dapat memonitor konektifitas LAN secara baik.

Selain itu, dengan keadaan konektifitas LAN yang tidak termonitor,

menyebabkan kinerja karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2

Jakarta, PT. TELKOM terhambat dalam menyelesaikan tugasnya.

Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah yang dialami karyawan

Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM, yaitu hanya

dengan cara melaporkan permasalahan yang terjadi pada komputer

karyawan Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM.

Sementara, keberadaan administrator dan operator jaringan komputer yang

tidak selalu ditempat, tidak dapat menyelesaikan masalah ini. Hingga

administrator atau operator mengetahui permasalahan dan ada di tempat

perangkat cisco switch catalyst 4900 tersebut bearada.

3.6.3 Analisa Sistem Solusi

Untuk memecahkan masalah tersebut yang telah dijabarkan sebelumnya,

maka diputuskan untuk membuat satu sistem aplikasi catalyst port

monitoring system berbasis web (PHP) dengan hak akses administrator dan

operator yang berfungsi untuk memonitor status port pada cisco switch

Page 26: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

68

catalyst 4900 dengan fasilitas traffic monitoring dan report status port yang

terintegrasi untuk dapat memberikan informasi kepada administrator dan

operator jaringan komputer Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,

PT. TELKOM. Dengan tersedianya informasi semacam ini, maka

memungkinkan administrator dan operator jaringan komputer untuk

mengambil keputusan dalam penerapan pengaturan pemakaian port pada

cisco switch catalyst 4900 di jaringan lokal komputer Unit Sistem Informasi

(USI) Regional 2 Jakarta, PT. TELKOM dapat lebih di optimalkan

Sistem aplikasi catalyst port monitoring system yang dimplementasikan

juga diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi administrator maupun

operator jaringan komputer dalam mengakses serta menganalisa informasi

tersebut.

Aplikasi catalyst port monitoring system berbasis web tersebut

memungkinkan administrator untuk melakukan konfigurasi serta

mengendalikan sistem aplikasi catalyst port monitoring system, lewat web

browser, yang dilengkapi dengan graphical user interface yang memberi

kemudahan kepada administrator dan operator jaringan komputer dalam

menggunakan dan mengambil manfaat dari sistem aplikasi catalyst port

monitoring system.

3.6.4 Perancangan Sistem Solusi

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, maka dirancanglah

suatu sistem aplikasi catalyst port monitoring system berbasis web sebagai

solusi untuk membantu administrator dan operator jaringan komputer Unit

Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakrta, PT. TELKOM. Berikut ini adalah

Page 27: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

69

gambar skema sistem catalyst port monitoring system yang menerangkan

cara kerja sistem catalyst port monitoring system secara keseluruhan.

Gambar 3.6 Skema Sistem Catalyst Port Monitoring System

Pada gambar di atas menjelaskan bahwa sistem catalyst port monitoring

system yang akan dibuat akan diintegrasikan pada komputer server yang

berfungsi sebagai web server, yang akan menerima sejumlah informasi berupa

paket data dari jaringan komputer lokal Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2

Jakarta,PT TELKOM. Dimana paket data tersebut berisi sejumlah informasi

yang dibutuhkan oleh sistem catalyst port monitoring system untuk mengetahui

keadaan lalu lintas paket data yang dikirimkan dalam jaringan komputer lokal

Page 28: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

70

Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM., setiap komputer

client yang terhubung ke dalam jaringan komputer lokal Unit Sistem Informasi

(USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM. Dapat mengakses program catalyst port

monitoring system tersebut melaluai web browser apabila user tersebut

memiliki hak seorang administrator ataupun operator. Hal ini tentu saja

meningkatkan mobilitas seorang administrator atau operator jaringan komputer

di Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM., sehingga

memudahkan seorang administrator atau operator jaringan komputer untuk

memantau aktivitas keadaan atau status suatu port pada cisco switch catalyst

4900 melalui komputer mana saja yang terhubung ke dalam jaringan komputer

lokal Unit Sistem Informasi (USI) Regional 2 Jakarta,PT TELKOM. Setiap

sistem catalyst port monitoring system melakukan Logging status port maka

akan di simpan ke dalam MySQL Database.

Page 29: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

71

Berikut bagan alur algoritma Sistem Aplikasi Catalyst Port Monitoring System :

Gambar 3.7 Bagan alur algoritma sistem aplikasi

Catalyst Port Monitoring System

Ketika sistem catalyst port monitoring system pertama kali dijalankan,

maka sistem catalyst port monitoring system akan menganggap tidak ada

masalah, karena belum ada log yang dapat dijadikan acuan untuk

membandingkan status port. Jika status port hidup, maka akan dibuat log

baru dan dilanjutkan dengan traffic monitoring. Jika status port mati, dan

telah ada log status port sebelumnya, maka akan dibandingkan keadaan

terakhir port. Jika port dalam keadaan mati, maka status port memang mati,

mungkin karena belum adanya koneksi atau ada masalah yang belum

terselesaikan.

Page 30: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

72

Jika status port sebelumnya dalam keadaan hidup, perlu diberikannya

report status suatu port pada cisco switch catalyst 4900 ke administrator atau

operator jaringan komputer Local Area Network (LAN) Unit Sistem

Informasi (USI) Regional 2, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA 2, Tbk.

Untuk melihat masalah ini. Karena satu-satunya cara untuk menyelesaikan

masalah ini adalah dengan me-restart cisco switch catalyst 4900, maka jika

setelah cisco switch catalyst 4900 di-restart dan keadaan port tidak berubah,

maka port dinyatakan mati karena rusak fisik.

Setelah proses pengecekan status port dijalankan, maka selanjutnya

dijalankan proses monitoring traffic. Proses ini diperlukan agar kemungkinan

terjadinya masalah matinya port akibat traffic yang padat dan tidak diketahui

oleh administrator atau operator jaringan komputer dapat diminimalisir

dengan cara memberikan suatu pesan singkat berupa report status port pada

cisco switch catalyst 4900.

Jika traffic tidak padat, tidak ada yang dilakukan, kecuali logging traffic

monitoring. Jika traffic padat, maka administrator atau operator jaringan

komputer diberikan peringatan kemungkinan terjadinya port pada cisco

switch catalyst 4900 yang mati. Keputusan selanjutnya untuk memanajemen

konektivitas diserahkan kepada administrator atau operator jaringa komputer.

Kemudian dilakukan logging traffic monitoring.

Page 31: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

73

3.7 Perancangan Fitur Sistem Solusi

3.7.1 Struktur Menu

Menu-menu yang digunakan dalam sistem Catalyst Port Monitoring System

berbasis web ini dapat dilihat dalam bentuk struktur sebagai berikut:

Gambar 3.8 Struktur Menu

Program sistem catalyst port monitoring system secara keseluruhan terbagi menjadi

6 menu, yaitu menu User, menu Controller, menu Configuration, menu Status port,

menu History, menu Help dan menu Log out. Pada menu User, menu Controller, menu

Configuration, menu Status Port, dan menu History. Masing – masing menu tersebut

terdapat submenu-submenu yang berisi informasi menu utama yang bersangkutan.

Berikut penjelasan dari perancangan masing – masing menu tersebut :

♦ User : Menu ini digunakan oleh pengguna untuk mengelolah siapa saja yang

berhak menggunakan Program ini yang disertai oleh password. Adapun

sub menu yang dirancang adalah : Add, Edit, dan Delete.

Page 32: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

74

♦ Menu Add akan digunakan untuk menambah pengguna yang

berhak menggunakan Program ini.

♦ Menu Edit akan digunakan untuk mengadakan perubahan

nama user maupun password.

♦ Menu Delete akan digunakan untuk menghapus pengguna

yang sudah tidak digunakan.

♦ Controller : menu ini akan digunakan oleh pengguna untuk mengendalikan

jalannya aplikasi sistem Catalyst Port Monitoring System.

♦ Menu Start akan digunakan untuk menjalankan sistem aplikasi

Catalyst Port Monitoring System ini.

♦ Menu Stop akan digunakan untuk menghentikan jalannya

sistem aplikasi Catalyst Port Monitoring System ini.

♦ Configuration : menu ini digunakan oleh pengguna untuk mengadakan

perubahan terhadap konfigurasi aplikasi sistem Catalyst Port

Monitoring System. Adapun parameter – parameter yang dapat

diedit adalah :

♦ Menu Add akan digunakan untuk menambah cisco switch

catalyst 4900 kedalam konfigurasi

♦ Menu Edit akan digunakan untuk mengadakan perubahan

address, dan jumlah port pada cisco switch catalyst 4900.

♦ Menu delete akan digunakan untuk menghapus cisco switch

catalyst 4900 yang sudah tidak digunakan.

Page 33: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

75

♦ Status port : menu ini digunakan untuk menampilkan laporan status port pada

cisco switch catalyst 4900.

♦ Histrory : menu ini akan digunakan untuk menampilkan laporan dari status

port pada waktu – waktu sebelumnya.

♦ Help : menu ini akan digunakan untuk memberikan informasi bagi

pengguna agar dapat menggunakan program aplikasi sistem

catalyst port monitoring system dengan baik.

♦ Log out : menu ini akan digunakan oleh pengguna untuk keluar dari

program aplikasi sistem catalyst port monitoring system.

Page 34: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

76

3.8 Perancangan State Transition Diagram

Gambaran garis besar aplikasi sistem catalyst port monitoring system dapat

dilihat melalui diagram transisi sebagai berikut :

1. Diagram Transisi Menu Utama

Gambar 3.9 Diagram Transisi Menu Utama

Pada gambar 3.9 menunjukan bahwa sebelum masuk kelayar utama, terdapat

state autentikasi, apabila autentikasi berhasil dilewati maka proses akan berlanjut ke

state layar utama sedangkan apabila autentikasi masih gagal, maka state autentikasi akan

terus diulangi ada 6 state yang dapat dituju dari layar utama, yaitu : user, controller,

configuration, status port, history dan log out. Masing – masing state dapat kembali

kelayar utama.

Page 35: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

77

2. Diagram Transisi Menu User

Gambar 3.10 Diagram Transisi Menu User

Pada gambar 3.10 dari state layar utama, pengguna dapat menuju ke state user.

Dari state user ini, pengguna dapat menuju ketiga state lainnya yaitu , add user, edit

user, delete user. Masing – masing state tersebut akan kembali ke state user setelah

proses selesai.

Page 36: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

78

3. Diagram Transisi Menu Controller

Gambar 3.11 Diagram Transisi Menu Controller

Pada gambar 3.11 dari state layar utama pengguna dapat menuju ke state controller.

Dari state controller ini pengguna dapat mengendalikan jalannya aplikasi sistem catalyst

port monitoring system pengguna dapat memilih tombol start untuk menuju jalannya

sistem catalyst port monitoring system dan stop untuk menghentikan jalannya sistem

catalyst port monitoring system.

Page 37: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

79

4. Diagram Transisi Menu Configuration

Gambar 3.12 Diagram Transisi Menu Configuration

Pada gambar 3.12, dari state layar utama, pengguna dapat menuju ke state

configuration. Dari state configuration ini, pengguna dapat menuju ke tiga state lainnya,

yaitu Add Configuration, Edit Configuration, dan Delete. Masing – masing state tersebut

akan kembali ke state configuration setelah proses selesai. Terdapat beberapa

Configuration yang dapat di tambahkan, diubah maupun dihapus oleh pengguna.

Page 38: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2007-2-00152-IF-Bab 3_1.pdfpada tahun tersebut didirikan sebuah badan swasta penyedia layanan pos dan

80

5. Diagram Transisi Menu Add User

Gambar 3.13 Diagram Transisi Menu Add User

Pada Gambar 3.13, dari state layar user, pengguna dapat menuju ke Layar Add user,

dengan memilih Menu Add . Dari Layar Add user ini, pengguna dapat mengetik nama,

password, Re-password, dan memilih status. Pada layar Add User terdapat tombol

cancel, OK, dan reset, dimana tombol cancel untuk kembali ke layar user, tombol Add

untuk menyimpan identitas user ke dalam database, dan tombol reset untuk

membersihkan layar Add User.