bab 2 tinjauan pustaka -...

16
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami pengaruh menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy, diperlukan pendekatan teori yang tepat. Untuk maksud itu, bab ini akan di awali dengan penelusuran kepustakaan terhadap karya-karya penelitian sejenis yang pernah dilakukan, agar bisa diketahui pendekatan teori dan metode analisis yang pernah digunakan serta kesimpulan dari hasil penelitian-penelitian itu. Setelah itu diuraikan kerangka teori yang melandasi penelitian ini. Bab ini diakhiri dengan penjelasan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1 Tinjauan Pustaka Terhadap Penelitian Yang Sejenis Sinetron Ustad Fotocopy merupakan sinetron religi yang mengangkat kehidupan masyarakat sehari-hari yang disajikan secara komedi. Dugaan penulis, tayangan sinetron ini bisa memberikan pengaruh kepada sikap perilaku pemirsanya mengingat waktu tayangnya pada prime time. Oleh karena itu penulis ingin meninjau kembali penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis untuk mengetahui hasil penelitian itu dan juga metode penelitian yang digunakan, sebagai rujukan bagi penulis dalam menyusun metode penelitian ini. Arga (2004) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh tayangan televisi terhadap perilaku. Penelitiannya mengenai dampak menonton tayangan televisi tentang anak-anak terhadap perilaku anak-anak di SD KristenSatya Wacana Salatiga dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanatis. Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak menonton tayangan terhadap perilaku anak; anak lebih cenderung kepada perilaku prososial dibanding kepada perilaku antisosial. Dampak menonton tayangan anak terhadap perilaku prososial lebih kuat terjadi pada penonton heavy viewer dibanding pada penonton light viewer. Perilaku menonton tayangan anak dapat mempengaruhi 21,6% perilaku prososial menonton heavy viewer sedangkan pada penonton light viewer mampu mempengaruhi 15,5% perilaku antisosial.

Upload: nguyenxuyen

Post on 13-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk memahami pengaruh menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy,

diperlukan pendekatan teori yang tepat. Untuk maksud itu, bab ini akan di awali

dengan penelusuran kepustakaan terhadap karya-karya penelitian sejenis yang pernah

dilakukan, agar bisa diketahui pendekatan teori dan metode analisis yang pernah

digunakan serta kesimpulan dari hasil penelitian-penelitian itu. Setelah itu diuraikan

kerangka teori yang melandasi penelitian ini. Bab ini diakhiri dengan penjelasan

konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

2.1 Tinjauan Pustaka Terhadap Penelitian Yang Sejenis

Sinetron Ustad Fotocopy merupakan sinetron religi yang mengangkat

kehidupan masyarakat sehari-hari yang disajikan secara komedi. Dugaan penulis,

tayangan sinetron ini bisa memberikan pengaruh kepada sikap perilaku pemirsanya

mengingat waktu tayangnya pada prime time. Oleh karena itu penulis ingin meninjau

kembali penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis untuk mengetahui hasil

penelitian itu dan juga metode penelitian yang digunakan, sebagai rujukan bagi

penulis dalam menyusun metode penelitian ini.

Arga (2004) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh tayangan televisi

terhadap perilaku. Penelitiannya mengenai dampak menonton tayangan televisi

tentang anak-anak terhadap perilaku anak-anak di SD KristenSatya Wacana Salatiga

dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanatis. Hasil penelitian menunjukkan

adanya dampak menonton tayangan terhadap perilaku anak; anak lebih cenderung

kepada perilaku prososial dibanding kepada perilaku antisosial. Dampak menonton

tayangan anak terhadap perilaku prososial lebih kuat terjadi pada penonton heavy

viewer dibanding pada penonton light viewer. Perilaku menonton tayangan anak

dapat mempengaruhi 21,6% perilaku prososial menonton heavy viewer sedangkan

pada penonton light viewer mampu mempengaruhi 15,5% perilaku antisosial.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

2

Penelitian tentang pengaruh sinetron religi terhadap perilaku masyarakat juga

pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa sarjana, antara lain sbb.

Lathiffida Noor Jaswandi (Jaswandi 2012) meneliti pengaruh media televisi

terhadap perilaku remaja. Penelitian ini dilakukan dilingkungan remaja Bogor dan

menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Hasil

penelitian itu memperlihatkan bahwa terdapat ketekaitan erat antara pengaruh dari

kegiatan menonton televisi dengan perilaku remaja. Menurut Jawandi, adanya

keterkaitan antara pengaruh dari kegiatan menonton televisi dengan perilaku

remaja,karena masa remaja merupakan masa dimana remaja sedang mencari identitas,

maka dengan mudahnya terpengaruh dengan faktor luar. Selain itu, dengan masa

remaja yang sedang berada dalam masa transisi, mereka juga memiliki tujuan-tujuan

yang dapat dipenuhi dengan menonton televisi, yaitu mencari informasi, mengisi

waktu luang dan hiburan. Kemudian besarnya pengaruh menonton televisi terhadap

perilaku remaja berkaitan erat dengan intensitas atau frekuensi mereka dalam

menonton televisi. Semakin sering menonton televisi semakin besar pengaruhnya

terhadap perilaku remaja, begitu pula sebaliknya. Hal ini terlihat adanya perubahan

perilaku baik berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif yaitu pengaruh dapat

berupa aspek kognitif yang bersifat positif dengan memberi pengetahuan kepada

remaja dengan keadaan lingkungan disekitarnya melalui acara berita ataupun kuis

tentang pengetahuan. Selain itu, pengaruh negatif dapat pula berupa aspek afektif

dengan meniru apa yang mereka lihat dari televisi tanpa mereka saring terlebih dulu

mana yang baik dan mana yang buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh Deasi Annisa (2012) tentang pengaruh

sinetron terhadap perubahan perilaku negatif remajadi desa Demangan,Siman

Ponogoro dengan menggunakan metode pendekatan deskritf kualitatifmenunjukan

hasil bahwa memang terdapat faktor-faktor dari tayangan sinetron yang dapat

mempengaruhi perubahan perilaku negatif remaja di desa tersebut. Ini dibuktikan

dengan adanya fakta dan opini dari narasumber yang bersangkutan.Kesimpulan dari

penelitian ini adalah sinetron dapat mempengaruhi perubahan perilaku negatif remaja

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

3

di desa Demangan Siman Ponorogo,dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan

perilaku negatif tersebut antara lain gaya berpakaian, gaya hidup, gaya bahasa,

tindakan kriminal, minuman keras (miras), dan pergaulan bebas.

Penelitian tentang pengaruh sinetron religi juga pernah dilakukan. Kurniasih

(2006) melakukan penelitian mengenai hubungan antara perilaku menonton tayangan

sinetron religius dengan sikap remaja terhadap agama. Penelitiannya itu dilakukan

terhadap siswa SMU Negeri 22, Jakarta. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa

perilaku menonton tayangan sinetron religius yang berhubungan nyata dengan

komponen sikap konatif remaja terhadap agama Islam ialah total waktu menonton,

frekuensi menonton dan pilihan jenis sinetron religius rumahtangga. Sedangkan

pilihan jenis sinetron religius komedi dan misteri tidak berhubungan nyata. Menurut

Kurniasih, hal-hal yang dapat menyebabkan remaja bersikap positif terhadap agama

Islam yaitu isi sinetron religius dapat membuat remaja melihat kekuasaan Allah,

banyak mengandung hikmah dan faktor manfaat bagi penonton serta untuk

pendidikan moral agama. Sedangkan faktor yang menyebabkan remaja bersikap

negatif terhadap agama Islam adalah karena sinetron religius terlalu sering

ditayangkan dan kebanyakan cerita sinetron tersebut dilebih-lebihkan sehingga tidak

sesuai dengan kenyataan.

Selain terhadap remaja, penelitian mengenai pengaruh sinetron religi terhadap

ibu-ibu rumah tangga seperti yang hendak dilakukan oleh penulis, juga pernah

dilakukan sebelumnya. Nurfalah (2007) pernah meneliti pengaruh tayangan sinetron

religi terhadap perilaku ibu-ibu rumah tangga Muslimah di desa Kedung Jaya dan

desa Tuk Kecamatan Kedawung, Cirebon. Penelitian itu dilakukan dalam rangka

penyusunan tesis pada program Pascasarana Institut Pertanian Bogor dan

menggunakan metode survey (explanatory survey) serta menggunakan metode

deskriptif. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa:

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola menonton sinetron religius : (i) Pada Ibu

rumah tangga di kompleks perumahan, tingkat pendidikan yang semakin tinggi

telah membatasi minat pilihan tayangan sinetron religious yang ditonton. Di

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

4

perkampungan, semakin banyak tanggungan keluarga semakin tinggi frekuensi Ibu

rumah tangga menonton tayangan sinetron religius. Ibu rumah tangga di

perkampungan yang bekerja, lebih banyak pilihan dalam menonton tayangan

sinetron religius dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. (ii) Tema

cerita yang realistis meningkatkan intensitas ibu rumah tangga di komplek

perumahan dan di perkampungan dalam menilai secara kritis muatan cerita

sinetron religius. Muatan cerita negatif menurunkan frekuensi menonton sinetron

religius pada ibu rumah tangga muslimah. Di perkampungan, tema cerita sinetron

religius mempengaruhi kehidupan ibu rumah tangga, namun muatan cerita negatif

tidak mempengaruhi keyakinan ibu rumah tangga dalam beragama. (iii)Ibu rumah

tangga yang banyak melakukan kegiatan keagamaan di luar rumah kurang

terpengaruh oleh muatan cerita sinetron religius.

b) Perilaku beragama ibu rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:(i)

Meningkatnya intensitas ibu rumah tangga di kompleks perumahan dalam

memberikan penilaian mengenai makna cerita tayangan sinetron religius,

meningkatkan pula pengetahuannya mengenai nilai-nilai agama. Pengaruh positif

sinetron religius lebih besar terjadi pada ibu rumah tangga dikompleks perumahan

dengan jumlah acara yang dipilihnya lebih banyak dibandingkan dengan yang

frekuensi menontonnya rendah. Semakin sering ibu rumah tangga di

perkampungan menonton tayangan sinetron religius, semakin tinggi tingkat

pengetahuannya mengenai nilai-nilai agama. Semakin sering ibu rumah tangga

muslimah memberikan tanggapan terhadap muatan cerita negatif dalam sinetron

religius semakin mendorong tindakannya untuk dapat menghindari hal- hal yang

tidak sesuai dengan nilai agama. (ii) Kegiatan keagamaan di luar rumah yang

dilakukan ibu rumah tangga diperkampungan berpengaruh positif terhadap

perilaku beragama, dan menjadi filter bagi pengaruh sinetron.

Dari uraian tentang penelitian serupa yang pernah dilakukan tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa tayangan sinetron di berbagai stasiun televisi di tanah air

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

5

berpengaruh terhadap perilaku khalayak yang menontonnya. Sifat dan besar

pengaruhnya ternyata bervariasi antara anak, remaja dan orang dewasa (ibu-ibu

rumah tangga) dan bervariasi pula dilihat dari lingkungan kehidupan sosial khalayak

yang diteliti. Dengan demikian, penelitian tentang pengaruh menonton tayangan

sinetron Ustad Fotocopy ini layak diteliti dan bisa menambah pengetahuan baru

tentang pengaruh tayangan sinetron di televisi terhadap khalayak.

2.2 Teori yang digunakan

2.2.1 Teori Kultivasi

Epistimologis dari cultivation adalah penanaman. Jadi Cultivation Theory

atau Teori Kultivasi adalah sebuah teori dalam konteks keterkaitan media massa

dengan penanaman terhadap suatu nilai yang akan berpengaruh pada sikap dan

perilaku khalayak atau bisa disebut salah satu teori dalam komunikasi massa yang

mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi. Teori ini, digagas oleh

seorang pakar komunikasi dari Annenberg School of Communication, George

Gerbner yang juga pendiri Cultural Environment Movement, berdasarkan

penelitiannya terhadap perilaku penonton televisi yang dikaitkan dengan materi

berbagai program televisi yang ada di Amerika Serikat.

Pada 1960 Gerbner melakukan penelitian tentang “indikator budaya” untuk

mempelajari pengaruh televisi. Gerbner ingin mengetahui pengaruh-pengaruh televisi

terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa lain, Gerbner

memberikan penegasan dalam penelitiannya berupa dampak yang di timbulkan

televisi kepada khalayak.

Teori Kultivasi berpandangan bahwa media massa, yang dalam konteks teori

ini adalah televisi, memiliki andil besar dalam penanaman dan pembentukan nilai-

nilai yang ada dalam masyarakat. “Menurut teori ini, televisi menjadi alat utama

dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur di

lingkungannya”(Nurudin, 2004). Persepsi dan cara pandang yang ada dalam

masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi. Atau dalam kalimat lain, apa yang

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

6

kita pikirkan adalah apa yang dipikirkan media massa. Dalam hal ini, seperti Marshall

McLuhan, Gerbner menyatakan bahwa televisi merupakan suatu kekuatan yang

secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern. Kekuatan tersebut berasal

dari kemampuan televisi melalui berbagai simbol untuk memberikan berbagai

gambaran yang terlihat nyata dan penting seperti sebuah kehidupan sehari-hari.

Televisi mampu mempengaruhi penontonnya, sehingga apa yang ditampilkan di layar

kaca dipandang sebagai sebuah kehidupan yang nyata, kehidupan sehari-hari. Realitas

yang tampil di media dipandang sebagai sebuah realitas objektif.

Teori kultivasi menyatakan bahwa media, khususnya televisi, memiliki pengaruh

yang kuat dalam mengubah perpespi individu tentang realita. Teori kultivasi

berpendapat bahwa televise sangat bertanggung jawab dalam hal perkembangan

persepsi tentang norma dan realitas dari ke hari (Gebner, Gross, Morgan dan

Signorielli, 1990).

Saat ini, televisi merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah

rumah tangga, di mana setiap anggota keluarga mempunyai akses yang tidak terbatas

terhadap televisi. Dengan hal ini, televisi mampu mempengaruhi lingkungan melalui

penggunaan berbagai simbol, mampu menyampaikan lebih banyak kisah sepanjang

waktu. Tak heran banyak program acara televisi yang menarik perhatian pemirsa

untuk menyaksiskan program acara tersebut. Salah satunya tayangan sinetron, seperti

yang di jumpai dari masing – masing stasiun televisi menyajikan tayangan sinetron

dari kisah percintaan sampai realitas kehidupan.

Tayangan sinetron ustad fotocopy yang dibahas dalam penelitian ini

memangmenarik ikutin oleh pemirsa khususnya ibu rumah tangga, dimana tayangan

tersebut bercerita mengenai realitas kehidupan masyarakat yang terdapat unsur

keagamaannya yang memberikan pesan-pesan moral yang tentu saja memberi

pengetahuan serta pengaruh bagi pemirsanya. Melalui teori kultivasi mencoba

menerangkan mengenai tayangan sinetron ustad fotocopy dimana teori ini merupakan

keterkaitan media massa dengan penanaman terhadap suatu nilai yang akan

berpengaruh pada sikap dan perilaku khalayak.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

7

“Menurut teori ini, televisi menjadi alat utama dimana para penonton televisi itu

belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya”(Nurudin, 2004). Persepsi

dan cara pandang yang ada dalam masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi.

2.2.2 Teori Perilaku Sosial

Teori ini dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner yang lahir 20 Maret

1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Skinner mengadakan pendekatan

behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner

menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Teori Perilaku Sosial

biasa juga disebut Teori belajar dalam Ilmu Psikologi. Konsep dasar dari teori ini

adalah penguat / ganjaran (reward). Teori ini lebih menitikberatkan pada tingkah laku

aktor dan lingkungan.

Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia

mengeluarkan respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas

hal itu, dia akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon

pada situasi yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui

ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi

penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan

tersebut akan berlangsung stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap.

Asumsi Dasar

Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu)

Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan)

Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)

Berdasarkan asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang

terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman

(punishment).

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

8

Tipe Perilaku

Skinner mengajukan dua klasifikasi dasar dari perilaku: operants dan

respondents. Operant adalah sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme

melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang mendorong langsung.

Hal ini didasari pada asumsi-asumsi berikut:

1) Belajar itu adalah tingkah laku.

2) Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya

perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

3) Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di

tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di definisikan

menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di kontrol secara

seksama.

4) Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber

informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Dalam berbicara mengenai perilaku sosial, Skinner tidak membahas mengenai

personality traits atau karakteristik yang dimiliki seseorang. Bagi Skinner,

deskripsi kepribadian direduksi dalam kelompok atau respon spesifik yang

cenderung diasosiasikan dalam situasi tertentu.

Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat

membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :

a. Perilaku dan karakteristik orang lain

Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki

karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan

orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika

ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh

oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai

sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

9

ia akan emberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk

melakukan sesuatu perbuatan.

b. Proses kognitif

Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan

yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap

perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak

dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan

orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki

dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa karena

selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam pembelajaran

penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani yang

ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya

untuk beraktivitas jasmani dengan benar.

c. Faktor lingkungan

Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial

seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang

terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika

berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalambertutur

kata.

d. Latar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi

Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin

akanterasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat

yang beretnis budaya lain atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran

pendidikan jasmani yang terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan

yang dimiliki oleh setiap anak.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

10

2.3. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 1.1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan :

Ditinjau dari fungsi dan perannya di tengah-tengah masyarakat, televisi

merupakan media yang potensial dalam rangka mendidik masyarakat. Televisi adalah

media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berbagai macam

tayangan televisi disajikan untuk menarik masyarakat, salah satunya adalah tayangan

sinetron Ustad Fotocopyyang tayang di SCTV yang menjadi kajian penelitian ini.

Dari kegiatan menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy, ingin diketahui apakah

aspek perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi dapat mempengaruhi perilaku

Menonton

Tayangan

Sinetron Ustad

Fotocopy

Media Televisi

Perilaku positif (perilaku prososial)

seperti kerjasama, menolong sesama,

kejujuran, dermawan dan empati.

Perilaku Sosial

Ibu Rumah-tangga

Perilaku negatif (perilaku antisosial)

seperti egois, berbohong, mencuri,

mencelakan orang lain dan berkata-

kata kasar.

Perhatian

Penghayatan

Durasi

Frekuensi

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

11

sosial ibu-ibu rumah tangga yang menonton tayangan sinetron tersebut. Perilaku

sosial itu sendiri dipilah kedalam perilaku sosial yang bersifat positif, yang disebut

perilaku prososial, dan perilaku sosial yang bersifat negatif yang disebut perilaku

antisosial. Jelasnya, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari aspek

perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi menonton tayangan sinetron Ustad

Fotocopy terhadap perilaku prososial dan perilaku antisosial ibu-ibu rumah tangga.

2.4. Definisi Konsep

a. Media Televisi

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan

“vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media

komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-

unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur

visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi

pemirsanya (Effendy, 1993: 192).

Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran

pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan

dengan media massa lainnya.

Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi

pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan

sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu (Baksin,

2006 :16). Saat ini khalayak sasaran televisi tidak lagi bersifat lokal, nasional, dan

regional, tetapi sudah bersifat internasional atau global

b. Tayangan Sinetron

Sinetron merupakan kepanjangan dari cinema elektronik yang berarti sebuah

karya cipta budaya yang merupakan media komunikasi massa yang dapat dipandang

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

12

dan didengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video

melalui proses elektronik dan di tayangkan melaui stasiun penyiaran Televisi.

Pengertian sinetron yang lain adalah sekumpulan konflik-konflik yang

disusun menjadi suatu bangunan cerita yang dituntut untuk dapat menganalisa gejolak

batin, emosi dan pikiran pemirsa yang ditayangkan di media televisi. Namun dalam

penelitian ini pengertian sinetron tidak jauh berbeda dengan pengertian-pengertian

sinetron di atas, pengertian sinetron dalan penelitian ini adalah suatu karya seni

budaya seseorang berupa cerita-cerita kehidupan yang dapat dilihat dan didengar

karena sinetron ditayangkan di media massa yakni televisi.

Pada perkembangannya sekarang, sinetron sudah menjamur di semua saluran televisi

kita. Isi pesannya lebih banyak mengangkat permasalahan dan persoalan yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat.

c. Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy

Sinetron Ustad Fotocopy merupakan sinetron religi yang dikemas secara

komedi. Sinetron komedi hadir sebagai hiburan dan tayangan santai yang diharapkan

dapat membuat orang tertawa. Adegan yang ditampilkan bersifat konyol dan

ceritanya selalu dekat dengan kehidupan masyarakat. Komedi juga dipahami sebagai

sandiwara yang secara lucu mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia

sehingga penonton bisa lebih menghayati kenyataan kehidupan (Suwardi, 2006:

27).Ustad Fotocopy adalah sinetron yang mengisahkan seorang pemuda bernama

Safi'i. Setelah beberapa tahun menghilang dari kampung halamannya, Safi'i muncul

kembali dan mendadak dipanggil ustaz. Bukan tanpa alasan, kehadiran Safi'i

dianggap fenomenal lantaran doa yang diucapkannya begitu mustajab. Namun tidak

ada yang mengetahui kalau Safi'i sebenarnya adalah buronan polisi.

Kehadiran Safi'i ternyata di satu sisi dianggap sebagai rival oleh seorang ustaz yang

bernama Ustaz Makmur. Karena itulah Ustaz Makmur yang kesal mencoba

mempengaruhi warga kampung untuk tidak mengakui Safi'i sebagai ustaz. Tidak

tanggung-tanggung, Ustaz Makmur menjuluki Safi'i sebagai Ustaz Fotocopy.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

13

d. Perilaku

Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan

dipengaruhi oleh adat,sikap,emosi,nilai,etika,kekuasaan,persuasi, dan genetika.

Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima,

perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai

sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan

sesuatu yang tidak ditunjukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu

tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalah artikan

sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi,

karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditunjukan kepada orang

lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan

diatur oleh berbagai control sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan

keluarganya dipelajari unruk mengidentifikasi factor prnyebab, pencetus atau yang

memperberat timbulnya masalah kesehatan. Interversi terhadap perilaku seringkali

dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistic dan komprehensif.

e. Perilaku Prososial

Perilaku yang memiliki konsekuensi positif, perilaku prososial sebagai

tindakan yang ditujukan untuk memberikan bantsan atau kebaikan pada oranglain

atau kelompok tanpa mengharapkan balasan dengan cara yang cenderung menaati

norma sosial.

Menurut mussen, dkk (1979), mengungkapkan bahwa aspek-aspek perilaku sosial

meliputi :

1. Kerjasama (cooperation)

Melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan bersama-sama serta memiliki

tujuan yang sama

2. Menolong sesama

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

14

Suatu sikap untuk menonton orang lain yang sedang berada dalam

kesulitan dan berbuat baik terhadap orang lain.

3. Kejujuran

Tidak berbuat curang pada orang lain dengan tulus dan mengandung

kebenaran.

4. Dermawan

Memberikan secara sukarela sebagian barang pada orang lain yang

membutuhkan.

f. Perilaku antisosial

Kepribadian seseorang menunjukkan ketidak acuhan, ketidak perdulian dan

atau permusuhan yang seronok kepada orang lain, terutama yang berkaitan

dengan norma sosial dan budaya. Orang non sosial yang tidak mengetahui apa

yang di tuntut oleh kelompok sosial sehingga berperilaku yang tidak memenuhi

tuntutan sosial.

Perilaku antisosial meliputi :

1. Egois

Egois berasal dari kata ego, ego itu adalah aku dalam bahasa Yunani, jadi

orang yang disebut egois orang yang memang mementingkan dirinya,

mementingkan akunya. Jadi yang saya maksud egois adalah sikap

mementingkan diri di atas kepentingan orang lain tanpa batas. Artinya

tidak mengenal kondisi, dalam pengertian dengan siapakah kita bersama,

pokoknya kita yang harus mendapatkan prioritas yang utama.

2. Mencuri : Tindakan mengambil hak orang lain tanpa sepengetahuan si

pemilik.

3. Berbohong : Berbohong adalah ketidak-sesuaian pernyataan yang sengaja

dinyatakan agar tidak sesuai dengan realitas atau fakta yang sebenarnya.

4. Berkata-kata kasar : Berbicara yang tidak sopan sehingga melukai perasaan

orang lain

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

15

5. Mencelakakan orang lain : Bertindak hal yang tidak baik terhadap orang

lain, hal ini disebabkan karena adanya kebencian.

g. Perhatian

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya

dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

h. Penghayatan

Pendalaman makna, hal yang sering dilihat sehingga mampu memberikansesuatu

pemahaman.

i. Durasi

Durasi adalah lamanya sesuatu berlangsung yang diukur dengan rentang

waktu.

j. Frekuensi

Definisi frekuensi adalah berkali-kali atau berulang-ulang kali. Frekuensi

menonton adalah jumlah kegiatan menonton dalam suatu putaran waktu

misalnya seminggu.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6978/2/T1_362009019_BAB II.pdf · terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa

16

2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara 2

variabel atau lebih (Kerlinger,2004:30). Berdasarkan kerangka pikir diatas maka

hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho =Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh menonton tayangan

sinetron ustad fotocopy dengan perilakusosial ibu rumah tangga

berdasarkan intensitas menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy.

Hi = Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh menonton tayangan

sinetron Ustad Fotocopy terhadap perilaku sosial ibu rumah tangga

berdasar intensitas menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy.