bab 2 tinjauan pustaka - pustaka.stipap.ac.id filemesin dan peralatan produksi yang ada dalam...
TRANSCRIPT
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemeliharaan
Pemeliharaan mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara
bagian pemeliharaan dan bagian produksi. karena bagian pemeliharaan
dianggap yang memboroskan biaya, sedang bagian produksi merasa yang
merusakkan tetapi juga yang membuat uang (Soemarno, 2008).
Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang
tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan
melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. (Corder, et, all,
1992).
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi
kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses
produksi.Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya
merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kobinasi dari
berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
Untuk Pengertian Pemeliharaan lebih jelas adalah tindakan merawat mesin
atau peralatan pabrik dengan memperbaharui umur masa pakai dan
kegagalan/kerusakan mesin. (Setiawan F.D, 2008).
Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “operations
Management” pemeliharaan adalah : “all activities involved in keeping a
system’s equipment in working order”. Artinya: pemeliharaan adalah segala
kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar
berjalan dengan baik.
Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya “Production
Management” pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah pekerjaan yang
dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang
6
ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan
kualitas).
Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan supaya terdapat
suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan
perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien
sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang
berkualitas.
2.2 Tujuan Pemeliharaan
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian
lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan (maintenance) murah
sedangkan perbaikan (repair) mahal. (Setiawan F.D, 2008).
Menurut Daryus A, (2007) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi,
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu,
7
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik
mungkin dan total biaya yang terendah.
2.3 Fungsi Pemeliharaan
Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada
serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam
keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan
yang baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut :
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang
bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
berjalan dengan lancar,
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin
terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan
peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik
pula,
5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
produksi yang digunakan,
8
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka
penyerapan bahan baku dapat berjalan normal,
7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi
dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang
ada semakin baik.
2.4 Kegiatan-Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan
P.Tampubolon, (2004) meliputi berbagi kegiatan sebagai berikut:
2.4.1 Inspeksi (inspection)
Kegiatan inpeksi melipuiti kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara
berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah
perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik
untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya
kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan
sesuai dengan laporan hasil inspeksi dan berusaha untuk mencegah
sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab
kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.
2.4.2 Kegiatan Teknik
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli,
dan. kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta
melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan
tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan
perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan
kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu
kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan
mesin-mesin yang rusak tidak didapatkan atau diperoleh komponen yang
sama dengan yang dibutuhkan.
9
2.5 Jenis-Jenis Maintenance
2.5.1 Planned Maintenance (Pemeliharaan Terencena)
Planned maintenance (pemeliharaan terencana) adalah pemeliharaan
yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa
depan,pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, program maintenance yang
akan dilakukan harus dinamis dan memerlukan pengawasan dan
pengendalian secara aktif dari bagian maintenance melalui informasi
dari catatan riwayat mesin/peralatan. Pada umumnya sebuah produk
yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak,
tetapi usia penggunaaan dapat diperpanjang dengan melakukan
perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan ( Corder, Antony, K Hadi
1992 )
Konsep planned maintenance ditujukan untuk dapat mengatasi masalah
yang dihadapi manajer dengan pelaksanaan kegiatan maintenance.
Komunikasi dapat diperbaiki dengan informasi yang dapat member data
yang lengkap untuk pengambilan keputusan. Adapun data yang penting
dalam kegiatan maintenance antara lain laporan permintaan
pemeliharaan, laporan pemeriksaan, laporan perbaikan, dan lain-lain.
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian
lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan (maintenance) murah
sedangkan perbaikan ( repair ) mahal ( Setiawan F.D 2008 ).
Keuntungan dari Planed Maintenance adalah sebagai berikut:
1. Kerja mesin dapat optimal
2. Pengurangan waktu yang yerbuang
3. Meningkatkan ketersediaan waktu untuk produksi
4. Pengurangan pergantian suku cadang
5. Memberikan informasi untuk mempertimbangkan penggantian
peralatan.
10
Pemeliharaan terencana (planned maintenance) teridri dari 3 bentuk
pelaksanaan yaitu :
2.5.2. Preventive Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan)
Preventive Maintenance (pemeliharaan pencegahan) adalah tindakan-
tindakan maintenance yang dilakukan ketika dan selama mesin/peralatan
sedang beroperasi dengan baik, sebelum mesin/peralatan tersebut rusak
yang bertujuan untuk menjaga agar mesin/peralatan tidak rusak dan
mendeteksi gejala akan terjadinya kerusakan dini, sehingga dapat
bertindak untuk mengadakan perbaikan sebelum mesin/peralatan
mengalami breakdown.
Menurut Assauri (2004) Prenventive maintenance yang dilakukan suatu
pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance dan priodic
maintenance. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin sebagai
jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan
periodic maintenance lebih berat daripada Routine maintenance.
Dengan demikian semua fasilitas produksi yang dikenai preventive
maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan
dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi
atau proses produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan
pembuatan suatu rencanadan jadwal pemeliharaan dan perawatan yang
sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat. Perawatan
pencegahan meliputi beberapa aspek yaitu, pemeriksaan secara priodik
atau berkala, dan penyetelan dan perbaikan selagi kerusakan kecil.
perawatan pencegahan dapat digunakan secara terjadwal, tidak terjadwal
dan perawatan yang disesuaikan dengan kondisi, menurut waktunya,
perawatan terjadwal dapat dibagi atas perawatan harian yang dilakukan
setiap hari, perawatan mingguan dengan melakukan dihari libur,
perawatn bulanan setiap sebulan sekali, dan perawatan tahunan.
11
2.5.3. Corrective Maintenance (Pemeliharaan Perbaikan).
Perawatan perbaikan adalah bentuk perawatan yang dilakukan untuk
pengembalian kondisi peralatan atau mesin pada standart yang
diperlukan. Pemeliharaan perbaikan adalah peralatan yang dilaksanakan
karena adanya hasil produksi yang tidak sesuai dengan rencana.
Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas/peralatan tersebut dapat
digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat
berjalan lancar kembali (Prawirosentono 2000).
Perawatan perbaikan bisa juga diartikan sebagai suatu tindakan
perawatan yang dilakukan untuk mengoreksi agar keadaan peralatan
menjadi lebih baik, misalnya dengan cara-cara yang dilakukan adalah:
1. Merubah proses produksi, sehingga semua sistem produksi berubah
2. Mengganti desain atau konstruksi atau material dari komponen yang
mengalami kerusakan
3. Mengganti komponen yang sudah rusak dengan komponen sejenis
dengan desain konstruksi yang lebih baik
4. Memperbaiki prosedur preventive maintenance (misalnya jadwal
pelumasan)
5. Mempertimbangkan atau mengganti prosedur operasi (misalnya
training operator)
6. Mengurangi beban pada unit yang bersangkutan
7. Memperbaiki lingkungan atau kebiasaan kerja peralatan
8. Memperbaiki perancangan atau modifikasi
9. Mengganti secara keseluruhan dengan yang baru jika tidak
menguntungkan jika dpertahankan terus.
2.5.4 Predictive Maintenance (Pemeliharaan Prediksi).
Merupakan strategi perawatan yang didasarkan atasa kondisi aktual
mesin jika pemantauan menunjukan gejala kerusakan seperti pada waktu
pemantauan terlihat suhu yang melebihi batas maksimal, maupun terjadi
bunyi atau getaran lain. Tindakan perawatan dan perbaikan ini (ringan)
12
bersifat harus segera dilakukan secara bersamaan dengan perawatan
berkala serta memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil yang dijumpai
selama pemeriksaan.
2.5.5 Unplanned Maintenance (Pemeliharaan Tidak Terencana).
Perawatan tidak terencana adalah perawatan darurat atau dalam
keaadaan mendesak yang dilakukan untuk mencegah akibat yang serius,
misalnya hilangnya atau berhentinya proses produksi, kerusakan yang
lebih besar pada mesin dan peralatan, untuk keselamatan kerja yang
berakibat fatal dan hal-hal yang tidak diinginakan. Jenis perawatan yang
termasuk dalam perawatan yang tidak terencana adalah Emergency
maintenance yang merupakan perawatan yang dilakukan dengan
tindakan yaitu dengan penggantian komponen yang telah rusak, tindakan
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan- kerusakan yang
total atau keseluruhan. Akltifitas-aktifitas utama yang berhungan
perawatan perbaikan adalah sebagai penjadwalan yang meliputi
pembersihan pada alat dan mesin, melakukan inpeksi, menagalisa
terjadinya kerusakan dan melakukan pencatatan pada hasil analisa,
mempersipakan suku cadang, suvervisi yang rutin, melakukan pelatihan
pada staf, serta kontrol pada sistem manajemen.
2.6 Konsep Kehandalan (Reliability).
Keandalan adalah suatu penerapan perancangan pada komponen sehingga
komponen dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, tanpa kegagalan,
sesuai rancangan atau proses yang dibuat. Keandalan merupakan probabilitas
bahwa suatu sistem mempunyai performansi sesuai dengan fungsi yang
diharapkan dalam selang waktu dan kondisi operasi tertentu. Secara umum
keandalan merupakan ukuran kemampuan suatu komponen beroperasi secara
terus menerus tanpa adanya kerusakan, tindakan perawatan pencegahan yang
dilakukan dapat meningkatkan keandalan sistem.
Menurut Sekaran (2006) reliability atau keandalan suatu pengukuran
menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas dari
13
kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu
dan lintas beragam item dalam instrument. Dengan kata lain, keandalan suatu
pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana
instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah
pengukuran.
1. Peluang sebuah komponen atau sistem akan dapat beroperasi sesuai fungsi
yang diinginkan untuk suatu periode waktu tertentu ketika digunakan
dibawah kondisi operasi yang telah di tetapkan.( Ebeling, (1997, p5) )
2. Peluang sebuah komponen, sub-sistem atau sistem melakukan fungsinya
dengan baik, seperti yang dipersyaratkan, dalam kurun waktu tertentu dan
dalam kondisi operasi tertentu pula. (Ahmad Taufik)
Faktor–faktor yang mempengaruhi Analisa Keandalan (Reliability) adalah
sebagai berikut:
Lama pemakain sebuah sistem maupun mesin.
Cara pengoperasian atau penggunaan mesin.
Korosi yang di akibatkan lama pakai atau cara pengoperasian.
Rumus Reliability
2.7 Konsep Availability (Ketersediaan)
Menurut Ebeling (1997, p6) ketersediaan (availability) adalah probabilitas
suatu komponen atau sistem menunjukkan kemampuan yang diharapkan pada
suatu waktu tertentu ketika dioperasikan dalam kondisi operasional tertentu.
Ketersediaan juga dapat dinyatakan sebagai persentase waktu operasional
sebuah komponen atau sistem dapat beroperasi dengan baik selama interval
waktu tertentu. Besarnya probabilitas availability dapat menunjukkan
besarnya kemampuan komponen untuk melakukan fungsinya setelah
memperoleh perawatan. Semakin tinggi nilai dari availabilityberarti
menunjukkan semakin baiknya kemampuan dari suatu komponen, apabila
14
nilai availability semakin mendekati satu maka semakin tinggi kemampuan
dari mesin tersebut untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Ketersediaan adalah
probabilitas komponen berada dalam kondisi tidak mengalami kerusakan
meskipun sebelumnya komponen tersebut telah mengalami kerusakan dan
diperbaiki kembali pada kondisi operasi normalnya.
Rumus Availability = 1- Proporsi Down Time
2.8 Konsep Maintainaibility (Keterawatan)
Menurut Ebeling (1997, p6), maintainability adalah probabilitas bahwa suatu
komponen atau sistem yang rusak akan diperbaiki dalam jangka waktu
tertentu yang dilakukan sesuai dengan ketentuan atau prosedur yang telah
ditentukan.
Menurut Dhillon (1997), maintainability didefinisikan sebagai probabilitas
suatu sistem atau komponen akankembali pada keadaan yang memuaskan dan
dalam kondisi operasi mampu mencapai waktu downtime minimum.
Prosedur perawatan meliputi perbaikan, ketersediaan sumber daya perawatan
(tenaga kerja, suku cadang, peralatan, dan lain-lain), program atau 47 rencana
perawatan pengecegahan, keahlian tenaga kerja, dan jumlah orang yang
termasuk didalam bagian perawatan tersebut (Djunaidi, 2007, p36).
Rumus Maintainability
2.9 Stasiun Pengolahan Biji
Pengolahan Inti Kelapa Sawit Stasiun biji pada PKS merupakan stasiun akhir
untuk memperoleh inti sawit. Biji yang didapat dari pemisahan biji dan ampas
(depericarper) dikirim ke stasiun ini untuk diperam, dipecah, dipisahkan
antara inti dan cangkang. Inti dikeringkan sampai batas yang ditentukan, dan
cangkang dikirim ke pusat pembangkit tenaga sebagai bahan bakar.
(Naibaho,1998).
15
Proses pengeringan inti pada Pabrik Kelapa Sawit merupakan suatu proses
yang sangat berpengaruh pada kualitas kernel yang diproduksi. Proses
pengolahan inti di PKS dapat dilihat pada gambar .
Gambar 2.1 Proses Pengolahan Inti di Station Kernel
1. Depericarper
2. Polishing Drum
3. Destoner
4. Nut Silo
5. Ripple Mill
6. LTDS I & II
7 Hidrocyclone
8. Kernel Dryer
9. Shell Bin
10. Kernel Bunker
2.10 Pengertian Mesin Ripple Mill
Alat yang berfungsi untuk memecahkan nut (biji sawit) sehingga akan
dihasilkan inti/kernel. dalam proses pemecahan ini dilakukan dengan putaran
roda yang terbuat dari besi yang mempunyai jarak antara satu dengan yang
lainnya. ripple mill terdiri dari ripple plate yang menempel didinding dan roda
16
steel yang berputar. hasil dari ripple mill akan jatuh ke cracked mixture
elevator.
Gambar 2.2 Mesin Ripple Mill
Adapun berbagai keuntungan dengan menggunakan mesin ripple mill seperti:
1. Dapat langsung memecahkan biji basah dari nut polishing drum tanpa
proses pengeringan melalui nut silo, heater, dan fan sehingga konsumsi
listrik dan biaya perawatan untuk peralatan tambahan dapat diperkecil,
begitu juga dengan penghematan uap yang mana bisa digunakan untuk
stasiun yang memerlukan seperti stasiun perebusan buah dan lain lain.
2. Efisiensi pemecahan biji mencapai 98% sehingga kerugian akibat banyak
terbuangnya biji yang dipecahkan dalam pross claybath atau hydro ciclone
dapat dihemat.
3. Persentase biji yang hancur karena biji yang terlampau keringmenjadi
lebih sedikit. Abu dan kotoran berkurang karena cangkang dan inti yang
hancur lebih sedikit.
4. Kapasitas mesin bisa mencapai 3-5 ton per jam.
5. Sangat cocok digunakan untuk memecah segala jenis ukuran biji sawit,
terutama untuk biji berkulit tebal atau jenis dura.
6. Konstruksi yang sederhana mempermudah bongkar pasang dan
mengurangi masa stagnasi.
17
7. Mesin yang konstruksi sederhana dapat dipasang dimana saja tanpa
melakukan perombakan besar besran pada konstruksi pabrik yang sudah
ada.
2.11 Prinsip Kerja Ripple Mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecahkan sehinggah inti
terpisah dari cangkang . Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya
sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang
menyebabkan cangkang pecah, setelah dipecah inti yang masi bercampur
kotoran kotoran dibawa claybath.
Alat ini dapat memecahkan biji tanpa proses pemeraman dalam nut silo
asalkan pada saat proses perebusan buah dilakukan dengan sempurna yaitu
dengan tekanan rebusan 3kg/cm2.
2.11.1 Komponen Komponen Utama Ripple Mill
Bagian yang tidak bergerak antara lain:
2.11.2 Bagian Yang Tidak Begerak
Bagian yang tidak bergerak antara lain:
1. Ripple plat
Ripple plate berfungsi sebagai bagian yang berfungsi untuk
menahan biji sawit agar biji tersebut terjepit antara ripple plate dan
rotor rod. Didalam ripple plate terdapat square bar yang disusun
sekeliling riplle plate yang berjumlah 30 batang yang berbentuk
bulat persegi panjang. Berikut gambar dari ripple plate.
18
Gambar 2.3 Ripple Plate
2 Casing
Casing adalah bagian paling luar dari riplle mill yang berfunsi
sebagai pelindung elemen yang berputar dari ripple mill.
Gambar 2.4 casing Ripple Mill
2.11.3 Bagian Yang Bergerak
Bagian yang bergerak
1. Poros
Berfungsi sebagai kedudukan rotor rod yang digunakan sebagai
penjepit biji sawit antara rotor dan ripple plate.
2. Plate Rotor
Plate rotor berfungsi sebagai pemegang stell rod. Plate rotor terletak
ditengah stell rod agar tidak terlepas yang diakibatkan oleh beban
dan putaran.
19
3. Stell Rod
Stell rod berbentuk seperti batang besi yang bulat dan berdiameter
25,3 serta panjang 59 mm sebanyak 48 buah.
4. Rotor Rod
Rotor rod adalah bagian yang berputar yang terdiri dari plate rotor
dan stell rod, rotor rod adalah bagian kesekuruhan yang digunakan
sebagai penggilas biji sawit. Berikut gambar dari rotor rod:
Gambar 2.5 Rotor Rod
5. Bantalan ( Bearing)
Bantalan adalah bagian yang penting pada mesin atau peralatan,
demi untuk kelancaran operasi mesin secara berkesinambungan, dan
terus menerus sesuai yang dikehendaki. Bantalan adalah bagian dari
komponen yang bergerak yang berfungsi untuk mendukung poros
yang berputar serta bebannya, sehingga kerugian gesekan yang
terjadi dapat diperkecil, disamping itu bantalan juga berguna untuk
mengantisipasi timbulnya gaya-gaya unbalance selama mesin
beropasi. Berikut ini adalah gambar dari bantalan.
20
Gambar 2.6 Bantalan
6. V- belt
V- belt adalah suatu komponen yang terbuat dari bahan karet khusus.
V- belt pada ripple mill berfungsi sebagai penerus putaran yang
menghubungkan putran motor dengan ripple mill. Berikut gambar V-
belt.
Gambar 2.7 V- belt
7. Pulley
Pulley adalah suatu alat yang terpasang pada poros sebagai
kedudukan pulley V-belt. Berikut gambar pulley.
21
Gambar 2.8 Pulley
2.12 Faktor-Faktor Proses Efisiensi Pemecahan Pada Mesin Ripple Mill
Adapun efisiensi proses pemecahan biji sawit pada ripple mill dipengaruhi
oleh:
Kondisi mesin ripple mill tersebut, yaitu keandalan apabila plate yang
bergerigi tumpul dan rotor rod yang bengkok akan menyebabkan
pemecahan tidak efektif.
Jarak rotor dan plate bergerigi, yaitu jarak yang terlalu rapat akan
menyebabkan persentase kerugian akibat biji yang pecah atau remuk cukup
tinggi, dan sebaliknya, jarak yang terlalu renggang maka akan
mengakibatkan proses pemecahan tidak sempurna.
Putaran rotor, yaitu putaran yang terlalu cepat maka akan menyebabkan inti
ikut pecah.
2.13 Proses Simulasi Monte Carlo.
Simulasi Monte Carlo dikenal juga dengan istilah Sampling Simulation atau
Monte Carlo Samplimg Techique.Simulasi Monte Carlo merupakan metode
analisis numeric yang melibatkan pengambilan sampel eksperimen bilangan
acak (Tersine,1994).Model simulasi Monte Carlo merupakan bentuk simulasi
probabilistic dimana solusi dari suatu masalah diberikan proses randomisasi
(acak).Bilangan acak dingunakan untuk menjelaskan kejadian acak setiap
waktu dari variable acak dan secara berurutan mengikuti perubahan-perubahan
yang terjadi dalam proses simulasi (Djati,2007).
22
2.13.1 Konsep Simulasi
Simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang dapat digunakan
untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam
kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau
menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada
penakainan komputer untuk mendapatkan solusinya. (Thomas j.
Kakiay, 2003, pl)
simulasi merupakan alat yang cukup fleksibel untuk memecahkan
masalah yang sulit untuk dipecahkan dengan model matematis biasa,
model simulasi sangat efektif digunakan untuk sistem yang relatif
kompleks untuk pemecahan analisis dari model tersebut Penggunaan
simulasi akan memberikan wawasan yang lebih luas pada pihak
manajemen dalam menyelesaikan suatu masalah, oleh karena itu
manfaat yang didapatkan dengan menggunakan simulasi adalah
sebagai alat bagi perancang sistem atau membuat keputusan, dalam hal
ini manager menciptakan sistem dengan kinerja tertentu baik dalam
tahap perancangan sistem maupun tahap operasional. (Erma Suryani
2006, p4)
Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem
dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang
kompleks,Bridges (1974) menyarankan untuk menggunakan teknik
simulasi yang dikenal dengan simulasi Monte Carlo.Simulasi Monte
Carlo terdiri dari sebuah model matematis yang di set di dalam
program computer dan menggunakan random sampling dari distribusi
kegagalan dan distribusi reparasi dari masing masing komponen yang
ada di dalam sistem, reliability dan availability dari sistem yang di
prediksi.Random sampling merupakan hasil dari random number
generator.Random sampling ini kemudian dimanfaatkan untuk
melakukan penilaian reliability dan availability atau parameter lain
yang di kehendaki.
23
2.13.2 Keuntungan dan Kekurangan Teknik Simulasi.
Adapun keuntungan dan kekurangan teknik simulasi jika dibandingkan
dengan teknik lain adalah sebagai berikut.
Waktu yang diperlukan untuk solusi secara analitis umumnya relatif
lebih singkat sedangkan untuk simulasi relatif lama.Hal ini tidak
menjadi masalah untuk simulasi yang dilakukan dengan computer
yang mempunyai kecepatan dan memori yang lebih besar.
Pemodelan secara analitis akan selalu memberikan hasil numeric
yang sama untuk siitem,model, dan satu set data yang
sama,sedangkan hasl dari simulasi tergantung dari random number
generator yang dipakai dan jumlah simulasi yang dilakukan.Hasil
dari pendekatan secara analitis yang konsisten membangkitkan
keyakinan bagi user tetapi mungkin juga menjadi tidak realistic.
Model yang digunakan untuk pendekatan secara analitis biasanya
merupakan penyederhanaan dari sebuah sistem ,dan terkadang terlalu
di sederhanakan sehingga menjadi tidak realistic.Sedangkan teknik
simulasi dapat melibatkan dan menyimulasikan semua karakteristik
sistem yang diketahui.
Teknik simulasi dapat memberikan output parameter dengan range
yang sangat luas termasuk semua momen dan probability density
function yang lengkap,sedangkan metode analitis biasanya terbatas
hanya pada expected value.
2.13.3 Random Number Generator
Random number merupakan hal terpenting untuk semua teknik
simulasi.Sebuah random number yang uniform mempunyai niali yang
dapat terdistribusi secara uniform pada interval (0,1), yaitu variable
dapat bernilai sembarang antara 0 dan 1 dengan kemungkian yang
sama.Random number dapat diciptakan dengan sebuah computer
digital menggunakan algotima deterministic yang dikenal dengan
Random Number Generator.Karena random number dihasilakan
24
mengikuti algoritma matematis tertentu,maka random number tersebut
tidaklah benar-benar number dan oleh karena itu disebut dengan
pseudo-random number. Random number generator harus memenuhi
persyaratan minimal untuk dapat dipakai untuk menghasilakan random
number.
Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh random
number generator :
Random number yang dihasilkan harus terdistribusi secara uniform
dan acak.
Harus memiliki periode yang panjang sebelum urutan random
number yang dihasilkan terulang kembali.
Harus memiliki kemampuan reproduksi sehingga sequence yang
sama dapat diulangi.
Harus memulilki efisiensi dalam metode perhitungan.
Algoritma popular yang sering dipakai untuk menghasilkan random
number adalah congruebtial generator dimana random number yang
baru Xi=1 dalam satu urutan dihitung dari random number terdahulu Xi
dengan mengunakan persamaan sebagai berikut :
Xi+1 = ( AX1 + C )(mod B)
Dengan,
A = Pengali (multiplier)
B = Modulus
C = Pertambahan