bab 2 tinjauan pustaka 2.1 syarat tumbuh tanaman kelapa

17
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Nilai pH optimum adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur ,datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari kelerengan 25%. Artinya, perbedaan ketinggian antara dua tidak yang beranjak 100 m tidak lebih dari 25 m (Pahan,2007). Daerah pengembangan kelapa sawit yang sesuai berada pada 15ºLU- 15º LS. Ketinggian lokasi (altitude) perkebunan kelapa sawit yang ideal berkisar antara 0-500 m dari permukaan laut (dpl). Kelapa sawit menghendaki curah hujan sebesar 2.000-2500 mm/tahun dengan periode bulan kering <75 mm/bulan tidak lebih dari 2 bulan. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29ºC -30ºC. Intensitas penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari. Kelembapan optimum yang ideal sekitar 80%-90% (Pahan,2015). Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antar 5-7 jam/hari. Kecepatan angin 5-6 km/Jam untuk membantu proses penyerbukan. Bentuk wilayah yang sesuai yaitu datar, beromabk dengan kemiringan 0-8%, bergelombang 8-30% perlu teras kontur untuk cegah erosi, tempat penaburan pupuk dan pengutipan tandan buah, serta berbukit dengan kemiringan >30% tidak disarankan solum dangkal, erosi tinggi, pemupukan tidak efektif (Kiswanto dkk., 2008). Berikut adalah kritetia kesesuaian lahan untuk kelapa sawit pada tanah mineral terdapat pada Table 2.1.

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol,

hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Nilai pH optimum adalah 5,0-5,5.

Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur ,datar, berdrainase baik

dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi

topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari kelerengan

25%. Artinya, perbedaan ketinggian antara dua tidak yang beranjak 100 m

tidak lebih dari 25 m (Pahan,2007).

Daerah pengembangan kelapa sawit yang sesuai berada pada 15ºLU- 15º LS.

Ketinggian lokasi (altitude) perkebunan kelapa sawit yang ideal berkisar

antara 0-500 m dari permukaan laut (dpl). Kelapa sawit menghendaki curah

hujan sebesar 2.000-2500 mm/tahun dengan periode bulan kering <75

mm/bulan tidak lebih dari 2 bulan. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa

sawit adalah 29ºC -30ºC. Intensitas penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari.

Kelembapan optimum yang ideal sekitar 80%-90% (Pahan,2015).

Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antar 5-7 jam/hari.

Kecepatan angin 5-6 km/Jam untuk membantu proses penyerbukan. Bentuk

wilayah yang sesuai yaitu datar, beromabk dengan kemiringan 0-8%,

bergelombang 8-30% perlu teras kontur untuk cegah erosi, tempat penaburan

pupuk dan pengutipan tandan buah, serta berbukit dengan kemiringan >30%

tidak disarankan solum dangkal, erosi tinggi, pemupukan tidak efektif

(Kiswanto dkk., 2008). Berikut adalah kritetia kesesuaian lahan untuk kelapa

sawit pada tanah mineral terdapat pada Table 2.1.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

6

Tabel 2.1. Kriteria Kesesuaiaan Lahan untuk Kelapa Sawit pada Tanah

Mineral

No Karakteristik

lahan

Simbo

l

Intensitas Faktor Pembatas

Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat

(3)

1. Curah hujan

(mm)

H 1.750 -

3.000

1.750 -

1.500

>3000

1.500 -

1.250 <1.250

2. Bulan kering

(bln) K <1 1 – 2 2 – 3 >3

3.

Ketinggian di

atas permukaan

laut (m)

L 0 – 200 200 - 300 300 – 400 >400

4. Bentuk

wilayah/kemirin

gan lereng (%) W

Datar -

berombak

< 8

Berombak -

bergelomba

ng

8 – 15

bergelomba

ng -

bebukit

15 – 30

Berbukit

-

bergunu

ng >30

5.

Batuan di

permukaan dan

di dalam tanah

(%volume)

B <3 3 – 15 15 – 40 >40

6. Kedalaman

efektif (cm) S >100 100 – 75 75 – 50 <50

7. Tekstur tanah T

L.

berdebu;

L. berliat;

L.liat

Berdebu;

L. liat

berpasir

Liat; liat

berlapis; L.

berpasir;

lempung

Pasir

berlempung

; debu

Liat

berat;

pasir

8. Kelas drainase D

Baik;

sedang

agak

terlambat;

agak cepat

cepat;

terhambat

Sangat

cepat;

sangat

terhamb

at;

tergenan

g

9. Kemasaman

tanah (pH) A 5 – 6

4 - 5

6-6,5

3,5 - 4

6,5 – 7

<3,5

>7

(Sumber: LPP, 2004)

2.2 Potensi Produksi

Potensi tanaman kelapa sawit erat hubungannya dengan kesesuaian lahan

yang digunakan untuk proses budidaya kelapa sawit. Produktifitas tanaman

kelapa sawit dapat dibedakan berdasarkan kelas lahan pada umur 3 sampai 25

tahun dan disajikan pada Tabel 2.2

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

7

Tabel 2.2. Produktifitas Tanaman Kelapa Sawit. Umur

(tahun)

kelas S1 Kelas S2 Kelas S3

TBS JPT RBT TBS JPT RBT TBS JPT RBT

3 9,0 21,6 3,2 7,3 18,1 3,1 6,2 15,9 3,0

4 15,0 19,2 6,0 13,5 17,6 5,9 12,0 17,4 5,3

5 18,0 18,5 7,5 16,0 17,3 7,1 14,5 16,6 6,7

6 21,1 16,2 10,0 18,5 15,1 9,4 17,0 15,4 8,5

7 26,0 16,0 12,5 23,0 15,0 11,8 22,0 15,7 10,8

8 30,0 15,3 15,1 25,5 14,9 13,2 24,5 14,8 12,7

9 31,0 14,0 17,0 28,0 13,1 16,5 26,0 12,9 15,5

10 31,0 12,9 18,5 28,0 12,3 17,5 26,0 12,5 16,0

11 31,0 12,2 19,6 28,0 11,6 18,5 26,0 11,5 17,4

12 31,0 11,6 20,5 28,0 11,0 19,5 26,0 10,8 18,5

13 31,0 11,3 21,1 28,0 10,8 20,0 26,0 10,3 19,5

14 30,0 10,3 22,5 27,0 10,1 20,5 26,0 9,6 20,0

15 27,9 9,3 23,0 26,0 9,2 21,8 24,5 9,1 20,6

16 27,1 8,5 24,5 25,5 8,5 23,1 23,5 8,3 21,8

17 26,0 8,0 25,0 24,5 7,8 21,1 22,0 7,4 23,0

18 24,9 7,4 26,0 23,5 7,2 25,2 21,0 6,7 24,2

19 24,1 6,7 27,6 22,5 6,6 26,4 20,0 6,0 25,5

20 23,1 6,2 28,5 21,5 5,9 27,8 19,0 5,5 26,6

21 21,9 5,8 29,0 21,0 5,6 28,6 18,0 5,1 27,4

22 19,8 5,1 30,0 19,0 5,0 29,4 17,0 4,6 28,4

23 18,9 4,8 30,5 18,0 4,6 30,1 16,0 4,2 29,4

24 18,1 4,4 31,9 17,0 4,2 31,0 15,0 3,8 30,4

25 17,1 4,1 32,4 16,0 3,8 32,0 14,0 3,6 31,2

Rata-

rata

24,0 10,8 20,9 22,0 10,2 20,1 20,0 9,9 19,2

(Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) )

Keterangan: TBS = Ton TBS/Ha/Tahun,

JPT = Jumlah Tandan/Pohon/Tahun,

RBT = Rata-rata Berat Tandan (Kg)

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

8

2.3 Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit

2.3.1 Kebutuhan Unsur Hara

Unsur-unsur hara dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan

bagian dari sel-sel dalam tubuh tanaman ataupun berfungsi melancarkan

berlangsungnya proses metabolisme. Sel-sel baru selalu dibentuk selama tanaman

itu hidup, baik untuk perkembangan organ-organ tubuh tanaman maupun untuk

mengganti sel-sel yang tua dan mati. Oleh karena itu kebutuhan akan untuk unsur

hara berlangsung sepanjang kehidupan tanaman.

Kebutuhan unsur hara pada usaha tani kelapa sawit sangat menentukan karena

kelapa sawit termasuk jenis tumbuhan yang menyerap unsur hara dalam jumlah

yang sangat banyak. Mengingat tanah mengandung unsur hara tersedia dalam

jumlah terbatas, sebagian besar kebutuhan hara harus dicukupi melalui

pemupukan.

Kelapa sawit berdasarkan masa produktifnya terbagi antar dua yaitu tanaman

belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Sehubungan jenis

tanah podsolik paling dominan, maka disajikan dosis rekomendasi di tanah

tersebut.

Kadar hara merupakan proses untuk mengetahui kandungan hara yang ada

didalam jaringan tanaman. Kadar hara diperoleh melalui survey lapangan dan

analisis unsur hara di laboratorium. Tercapainya produksi tandan buah segar

(TBS) yang optimum dan kualitas minyak yang baik merupakan tujuan dari

pemupukan pada tanaman kelapa sawit. Kekurangan satu diantara unsur hara akan

menyebabkan tanaman menunjukkan gejala terhambatnya pertumbuhan vegetatife

serta penurunan produktifitas tanaman kelapa sawit. Berikut dosis pupuk

berdasarkan umur tanaman kelapa sawit terdapat pada Table 2.3.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

9

Tabel 2.3 Dosis Pupuk Berdasarkan Umur Tanaman Kelapa Sawit.

Umur

Tanaman

Jenis dan Dosis Pupuk (Kg/Pohon)

Za RP MOP Kiserit HGF-Borate

0 - 0,50 - - -

1 0,10 - - - -

3 0,25 - 0,15 0,10 -

5 0,25 0,50 0,15 0,10 -

8 0,25 - 0,35 0,25 0,02

12 0,50 0,75 0,35 0,25 -

13 0,50 - 0,5 0,50 0,03

20 0,50 1,00 0,5 0,50 -

24 0,50 - 0,75 0,50 0,05

28 0,75 1,00 0,75 0,75 -

32 0,75 1,00 0,75 -

Jumlah 4,35 3,75 4,50 3,70 0,1

Sumber :Semangun 2008

Keterangan:

Apabila hanya tersedia Urea, maka Za (21 %N) diubah ke Urea (46% N), maka

konfersinya adalah 221/46 = 0,47. Jika petani punya urea, maka dosis ZA

dikalikan 0,47. Contoh : umur 1 bulan perlu Urea 0,1 x 0,47 = 0,047 kg/pohon

Urea atau 1,2 ons/pohon Urea. Jadi kebutuhan Urea lebih sedikit dibandingkan

ZA, karena kadar N pupuk Urea lebih tinggi dari kadar N pupuk Za.

Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pemupukan setinggi mungkin dalam

rangka mengoptimalkan efisiensi biaya tanpa menggangu kelestarian kesuburan

tanah, pemupukan seharusnya dilaksanakan berdasarkan hasil-hasil penelitian

pemupukan yang tersedia (Semangun 2008). Pemupukan pada tanaman kelapa

sawit harus dilakukan sesuai dengan cara dengan dosis yang dianjurkan yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan hara tanaman kelapa sawit tersebut.

Serapan hara tidak hanya tergantung pada ketersediaan unsur hara dalam tanah,

tetapi juga ditentukan oleh kemampuan tanaman menyerap unsur hara dan

kecepatan serapan hara oleh permukaan akar karena kebutuhan hara tanaman

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

10

kelapa sawit sangat beragam tergantung bahan tanam, faktor iklim, dan sifat

tanahnya.

Dalam penyerapan hara yang dapat dilakukan pada tanaman kelapa sawit dewasa

dapat dikendalakan oleh beberapa factor baik internal maupun eksternal dari

tanaman tersebut. Penyerapan unsur hara tanaman kelapa sawit dewasa berbeda

dengan tanaman kelapa sawit belum dewasa. Berikut data serapan unsur hara

tanaman kelapa sawit dewasa disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Serapan Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit Dewasa

Keterangan

Malaysia (24 Ton TBS/Ha) Nigeria (9,7 Ton TBS/Ha)

Kg/pokok/tahun Kg/pokok/tahun

N P2O5 K2O MgO N P2O5 K2O MgO

Terangkut

(dikonversi

dalam bentuk TBS)

0,49 0,18 0,76 0,23 0,2 0,09 0,28 0,05

Termobilisasi dalam

Jaringan Tanaman 0,27 0,05 0,56 0,12 0,18 0,06 0,13 0,17

Didaur Ulang 0,53 0,17 0,83 0,32 0,63 0,17 0,46 0,42

Total Serapan Hara 1,29

0,40 2,15 0,66 1,01 0,32 0,87 0,63

Hara yang Terangkut

dari

Total Serapan(%)

38 44 35 35 20 29 31 8

Total Serapan / Ha

14

pokok (kg)

191,

00 62 318 98 149 48 236 93

Serapan/ton TBS

(kg) 8,00 2,5 13,2 4,2 15,5 13,3 9,6 5

Sumber : Prasetyo, B.2009

2.3.2. Prinsip Pemupukan

Pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara.Hara yang diserap

dari tanah berasal dari tanah itu sendiri dan dari pupuk yang diaplikasikan.

Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah:

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

11

a. Tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman.

b. Tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang besar untuk tumbuh dan

produksi tinggi.

c. Penggunaan varietas unggul yang membutuhkan hara lebih besar.

d. Unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan

ke tanah. Karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu

10 tumbuh normal dan produksi sesuai dengan potensinya, serta untuk

mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah.

Menurut Poeloengan dkk, 2000, pemupukan merupakan upaya perawatan yang

sangat penting pada tanaman kelapa sawit. Rencana produksi TBS yang maksimal

dan kualitas minyak yang baik merupakan tujuan dari pemupukan pada tanaman

kelapa sawit. Aplikasi pemupukan di perkebunan kelapa sawit merupakan

investasi yang cukup besar dalam rangka mencapai produksi kelapa sawit secara

optimal.Mengingat hal tersebut, pupuk harus dapat digunakan secara efisien dan

tepat sasaran.Ada 4T yang harus dijadikan pedoman dalam pemupukan yakni

Tepat Jenis, Tepat Dosis, Tepat Waktu dan Tepat Cara.

a. Tepat Jenis

Pemilihan jenis pupuk yang diaplikasikan harus sesuai dengan yang

direkomendasikan dan harus dipertimbangkan baik dari segi teknis maupun

ekonomis. Dalam penetapan jenis pupuk, perlu diperhatikan keseimbangan

hara. Pupuk memiliki beberapa sifat, yaitu kandungan hara utama, dan

kandungan hara tambahan, sifat reaksi kimia yang terjadi dalam tanah, dan

kepekaan pupuk terhadap iklim (Adiwiganda dan Siahaan, 1994).

Masing – masing jenis pupuk memiliki karakteristik tersendiri yang akan

berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi pemupukan. Ada dua macam

jenis pupuk yang biasa digunakan pada perkebunan kelapa sawit yakni pupuk

kimia atau pupuk anorganik dan pupuk organik. Kedua jenis pupuk ini

memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri. Pupuk anorganik memiliki

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

12

keunggulan dalam kandungan haranya yang tinggi serta kapasitas

produksinya yang besar, sedangkan pupuk organik kandungan haranya

rendah.

Menurut jumlahnya, unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam

jumlah yang banyak terdiri dari N, P, K, Ca dan Mg

2. Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam

jumlah yang sedikit, terdiri dari B, Cu, Zn, Fe.

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit dengan kelompok makro

dan mikro memiliki peran dan fungsinya masing-masing sesuai kebutuhan

yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. Seperti unsur makro yang

berperang sangat besar dalam pertumbuhan tanaman kelapa sawit, namun

unsur mikro juga sangat berperan dalam melengkapi kebutuhan yang harus

dipenuhi dalam pertumbuhan tanaman kelapa sawit untuk tumbuh dan

berkembang.

Unsur-unsur yang terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara mikro

memiliki fungsi masing-masing dalam memenuhi kebutuhan tanaman kelapa

sawit dalam memenuhi pertumbuhan tanaman kelapa sawit untuk tumbuh.

Dari unsur-unsur tersebut memiliki peran yang sangat di butuhkan tanaman

kelapa sawit untuk tumbuh, dimana unsur makro sangat berperan penting

dalam pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit dan peranan

unsur mikro tidak kalah penting dimana unsur mikro dapat memenuhi atau

sebagai pelengkap kebutuhan tanaman kelapa sawit untuk tumbuh dan

berkembang. Data unsur hara makro dan mikro, jenis pupuk dan kandungan

unsur haranya dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

13

Tabel 2.5. Unsur Hara Makro, Jenis Pupuk dan Kandungan Unsur Haranya.

Kategori No Unsur Hara Jenis Pupuk Kandungan Hara

MAKRO

1 N (Nitrogen)

1. Urea 46 % N

2. Amonium

Sulfat (ZA) 21 % N, 24 % S

2 P (Posfor)

1. Triple Super

Phospate

(TSP)

46 % P₂O₅, 28 %

CaO

29 - 34 %

2. Fosfat

Alam/Rock

Phospate (RP)

P₂O₅, 35 % CaO

3

K (Kalium)

1. Muriate Of

Potas

(MOP)

60 % K₂O, 50 % Cl

4

Mg

(Magnesium)

1. Kieserit

27% MgO, 22 % S

18 - 20 % MgO

2. Dolomit 50 % CaO

5 Ca (Calsium)

1. Limestone

Dust (LSD)

50 % CaO, 1 - 3 %

MgO

MIKRO

6 B (Boron)

High Grade

Fertilizer

Borate (HGFB)

48 % B₂O₃

7

Cu

(Tembaga)

Copper Sulphate

23 - 25 % Cu

8 Zn (Seng) Zine Sulphate 20 - 23 % Zn

9 Fe (Besi) Ferrous Sulphate 18 - 20 % Fe

(Sumber : Sianipar, 2010.)

Kegunaan Unsur Hara

Beberapa unsur hara yang penting bagi kelapa sawit, antara lain :

Nitrogen (N), unsur hara ini diperlukan dalam jumlah banyak dan berguna

bagi pertumbuhan tanaman, kekurangan N mengakibatkan pertumbuhan

tanaman menurun. Gejala kekurangan N adalah pertumbuhan terhambat dan

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

14

daun tua berwarna hijau pucat kekuningan.Sumber pupuk yang mengandung

N adalah Urea atau Za.

Phospor (P), merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak,

berguna bagi perakaran dan batang yang kuat, serta meningkatkan mutu buah.

Kekurangan P menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan daun berwarna

keunguan.Sumber unsur hara P antara lain pupuk SP-18, rock phospat SP-36.

Kalium (K) unsur ini juga diperlukan dalam jumlah banyak, penting untuk

penyusunan minyak dan mempengaruhi jumlah dan ukuran tandan.

Kekurangan unsur K akan terjadi pada daun tua karena K diangkut ke daun

muda. Gejalanya akan timbul bercak transparan, lalu mongering. Sumber

unsur hara K adalah pupuk KCL.

Magnesium (Mg) diperlukan dalam jumlah cukup banyak, berfungsi dalam

proses fotosintesis kekurangan unsur Mg ditandai dengan gejala ujung daun

tua Nampak kekuningan jika terkena sinar matahari, sedangkan daun yang

terlindung tidak terjadi hal tersebut. Sumber hara Mg adalah kapur dolomit.

Tembaga (Cu), diperlukan dalam jumlah sedikit, merupakan pembentuk klofil

dan mempercepat reaksi fisiologi tanaman. Umumnya terjadi kekurangan Cu

pada tanah gambut, ciri kekurangan berat Cu adalah daun kuning pucat lalu

mongering dan mati.Sumber unsur Cu adalah CuSO4.’

Boron (B), diperlukan dalam jumlah sedikit, berfungsi menyusun gula dan

karbohidrat, protein dan perkembangan ujung dan anak daun.Kekurangan B

ditandai munculnya daun pancing, daun kecil dan daun sirip ikan. Sumber

pupuk untuk boron adalah borat

Zink (Zn), diperlukan sedikit, berperan dalam enzimatis dan menunjang

pembentukan hormoon pertumbuhan. Gejala kekurangan Zn adalah matinya

jaringan tanaman.gambut banyak mengalami kekurangan Zn

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

15

Penggantian suatu jenis pupuk dengan pupuk lainnya dapat dilakukan dengan

memperhatikan kandungan unsur haranya serta keseimbangannya dan

pengaruh bahan ikutannya (Sutarta dkk, 2003).

b. Tepat Dosis

Setiap pupuk yang diaplikasikan harus diupayakan dapat diserap tanaman

secara maksimal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dosis yang tepat untuk

masing- masing tanaman. Apabila dosis pemupukannya kurang, maka

tanaman tidak dapat tumbuh sesuai harapan, demikian juga apabila

dosisnya berlebihan. Dosis adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam

gram atau kilogram) yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap

aplikasi.

Menurut Sianipar, 2010, pemupukan pada tanaman belum menghasilkan

(TBM) adalah untuk pertumbuhan vegetatif (menjadi bahan baku dan

penolong dalam pembangunan tubuh tanaman). Pemupukan pada TM

adalah untuk meningkatkan produksi (memproduksi buah dengan

optimal).

Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan dosis pemupukan guna

mengimbangi kekurangan unsur hara dalam tanah yang meliputi: hasil

analisis daun dan tanah, realisasi produksi lima tahun sebelumnya,

realisasi pemupukan tahun sebelumnya, data curah hujan selama minimal

lima tahun sebelumnya, hasil pengamatan lapangan yang meliputi gejala

defisiensi hara, kultur teknis, dan panen (Winarna dkk, 2000). Dosis

pemupukan tanaman kelapa sawit disajikan pada Tabel 2.6

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

16

Tabel 2.6. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum

Menghasilkan.

Aplikasi Pupuk

Dosis (Kg/Pohon)

Urea RP MOP Kieserit HGFB

Saat Tanam - 0,50 - - -

TBM 1 1,35 1,75 1,00 0,70 0,02

TBM 2 1,50 1,00 1,75 1,50 0,08

TBM 3 1,50 1,00 1,75 1,50 -

TM Semester 1 1,00 0,75 0,75 0,50 -

TM Semester 2 . 1,00 1,00 0,75 0,75 0,05

(Sumber : BPM, 2004)

c. Tepat Waktu

Waktu pemupukan perlu disesuaikan dengan kondisi curah hujan.

Pempukan yang optimum dilakukan pada saat (bulan – bulan) dengan

curah hujan 100-200 mm/bulan, sedangkan curah hujan minimum 300

mm/bulan. Bila curah hujan per bulan < 60 mm/bulan, pemupukan

sebaiknya ditunda dan menunggu curah hujan mencapai > 60 mm/bulan.

Jika pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah,

maka tanaman tidak mampu mengabsorbsi unsur hara.Begitu pula apabila

curah hujan mencapai > 300 mm/bulan maka pemupukan juga 18 ditunda.

Jika pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan tinggi, akan

menyebabkan terjadinya pencucian atau pupuk tidak dapat diikat oleh

tanah melainkan terbuang percuma terbawa oleh aliran air hujan. Kegiatan

pemupukan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, apabila frekuensi

aplikasi pupuk terlalu banyak maka biaya pengeluaran pun semakin tinggi.

Diperlukan suatu titik keseimbangan frekuensi aplikasi pupuk yang tepat

agar ketersediaan nutrisi tersedia sepanjang tahun dan biaya aplikasi pupuk

dapat diminimalkan. Pemupukan pada tanaman menghasilkan kelapa sawit

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

17

umumnya dilaksanakan 2 atau 3 kali aplikasi setahun tergantung kondisi

lahan, jumlah pupuk, umur dan kondisi tanaman.

d. Tepat Cara

Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah tepat yaitu dengan cara ditebar

secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak menggumpal karena

dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika dilapangan masih ditemukan

pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut

dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk.

Penempatan pupuk dilakukan dengan mempertimbangkan penyebaran akar

tanaman yang aktif menyerap unsur hara dalam tanah (1 – 1,5 meter dari

pohon). Pada tanaman muda akar serabut paling banyak terdapat di

piringan atau sejauh ujung pelepah.

Dalam aplikasi pemupukan kelapa sawit dapat dilakukan dalam beberapa

metode dan cara yang tepat. Seperti pada areal yang miring system

pemupukan dapat dilakukan dengan cara poket atau pupuk ditanamn pada

piringan kelapa sawit yang bertujuan agar pupuk tidak hanyut dibawa air

ketika hujan terjadi. Dengan aplikasi pemupukan yang tepat dan sesuai

maka pemupukan yang akan dilakukan dapat berhasil dan tanaman dapat

menyerap unsure hara yang akan diberikan untuk tanaman sehingga

produktivitas tanaman tercapai.

Data aplikasi penempatan pupuk pada tanaman kelapa sawit sebagai

pedoman dalam penetapan pupuk pada tanaman kelapa sawit disajikan

pada Table 2.7 berikut.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

18

Tabel 2.7. Penempatan Pupuk Pada Tanaman Kelapa Sawit

Umur Tanaman Jarak Tanaman

TBM 1 : Lebar Piringan 1 m Pupuk B = 0 - 50 cm

N = 50 - 100 cm

P, K, Mg = 50 - 100 cm

TBM 2 : Lebar Piringan 1,5 m Pupuk B = 0 - 50 cm

N = 50 - 100 cm

P, K, Mg = 50 - 100 cm

TBM 3 : Lebar Piringan 2 m Pupuk N = 50 - 100 m

P, K, Mg = 50 - 100 cm

3 - 6 Tahun/TM 1 – 3 Pupuk Makro

dan Mikro

Disebar merata secara melingkar

mulai dari radius ± 30 cm dari

pangkal pohon sampai batas luar

piringan

>7 Tahun/TM 4

Vegetasi gulma digawangantidak

terlalu penting/tidakMerugikanPupuk

Urea, Za dan Mikro

Disebar merata secara melingkar

mulai dari radius ± 30 cm dari

pangkal pohon sampai batas luar

piringan. di sekitar tumpukan

pelepah

>7 Tahun/TM 4

Vegetasi gulma di gawangan mati

padat/merugikan Pupuk Makro dan

Mikro

Disebar merata secara melingkar

padat/merugikan mulai dari radius

± 30 cm dari

pangkal pohon sampai batas luar

piringan.

(Sumber : BPM, 2004)

2.4 Manajemen Pemupukan

Manajemen pemupukan adalah pengelolaan sumber daya secara efektif untuk

mencapai proses pemupukan yang telah ditentukan. Tujuan manajemen

pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan

pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

19

Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi

penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus

pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan.

Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan

jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh

pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan, 2008).

Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang terlebih dahulu masuk gudang,

FIFO (First In First Out). Tenaga kerja yang dipakai adalah tenaga penabur

pupuk yang sudah terlatih, untuk menghindari kesalahan aplikasi pupuk.

Aspek manajerial pemupukan tanaman kelapa sawit terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

2.4.1 Perencanaan

Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling.

Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten

kepala, bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar

rencana pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok

produktif, jenis pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu

pemupukan(Winarna dkk,2003). Ada beberapa hal yang harus

dipersiapkan oleh asisten afdeling.Asisten afdeling harus membuat rencana

pemupukan mingguan dan harian.

Rencana tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan.

Selain itu, asisten juga harus membuat peta rencana pemupukan harian dan

16 menggambarkan arah pelaksanaan pemupukan. (Winarna dkk, 2003).

2.4.2 Organisasi

Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling

dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25

– 60 karyawan tergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

20

pemupukan tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 – 3.5 ha/HK

atau 400 – 500 kg/HK, tergantung pada dosis per pokok, topografi areal

dan keterampilan penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi

penggantian tenaga penabur. Selain itu, jumlah takaran harus sesuai

dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).

2.4.3 Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja

yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing.

Pupuk ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan

yang terputus-putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup

kembali. Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon,

tepatnya jalur penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna

dkk, 2003).

2.4.4 Pengawasan

Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan

di lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar,

asisten serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi

tanaman kelapa sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda.

Jumlah unsur hara yang ditambahkan melalui pupuk harus

mempertimbangkan kehilangan hara akibat pencucian, penguapan,

penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang terikat dari udara,

serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005) untuk

mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan

kelapa sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari

penelitian lebih lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama.

Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan

produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus

memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa

21

efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu,

cara, tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk

(LeiwakabessydanSutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan

pemupukan harus memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu

dan tenaga kerja.