bab 2 tinjauan pustaka 2.1. air susu ibu 2.1.1....

22
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. Pengertian Air Susu Ibu Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997:1). ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004). Menurut Azrul Anwar (2004), ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM kita di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal (Utami Roesli, 2004). ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organic yang di sekresi oleh kelenjar payudara ibu. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dibedakan menjadi tiga macam yaitu: Universitas Sumatera Utara

Upload: lammien

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Susu Ibu

2.1.1. Pengertian Air Susu Ibu

Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada

bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997:1). ASI merupakan sumber gizi

yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik

secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan

(Khairuniyah, 2004).

Menurut Azrul Anwar (2004), ASI eksklusif sangat penting untuk

peningkatan SDM kita di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan gizi

sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan

menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal

ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta

disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus

yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal (Utami Roesli, 2004).

ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam

organic yang di sekresi oleh kelenjar payudara ibu. Komposisi ASI tidak sama dari

waktu ke waktu. Komposisi ASI dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

1. Kolostrum. ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah

bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa, betuknya agak

kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.

2. ASI masa transisi, AsSI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari

kesepuluh.

3. ASI Mature, ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya

(Retna, 2008).

2.1.2. Manfaat ASI Bagi Bayi

ASI mempunyai manfaat bagi bayi yang dijabarkan sebagai berikut:

1. ASI sebagai nutrisi.

2. Makanan "terlengkap" untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan

cukup mengandung zat gizi yang diperlukan untuk 6 bulan pertama.

3. Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang melindungi terhadap

penyakit terutarna diare dan gangguan pernapasan.

4. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI ekslusif

akan lebih cepat bisa jalan.

5. Meningkatkan jalinan kasih sayang

6. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai.

7. Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap.

8. Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang dapat

menimbulkan alergi.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

9. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan pertama

(87% ASI adalah air).

10. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga

bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.

11. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan

spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

2.1.3. Manfaat ASI Bagi Ibu

Bagi ibu ASI juga mempunyai manfaat sebagai berikut:

1) Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan. Apabila bayi disusukan segera

setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah

melahirkan (post partum) akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi

peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau

penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti.

1) Menjarangkan Kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,

murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum

haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96%

tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

2) Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta

karena hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena itu menurunkan

resiko pendarahan pasca persalinan.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

3) Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit), membantu meningkatkan

produksi ASI dan proses laktasi.

4) Hisapan puting yang segera dan sering membantu mencegah payudara

bengkak.

5) Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia

kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang

cocok.

6) Pemberian ASI ekonomis/murah

7) Menurunkan resiko kanker payudara

8) Aspek Psikologis

9) Memberi kepuasan bagi ibu. Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat

untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. lbu akan merasa bangga dan diperlukan rasa

sayang yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2.1.4. Manfaat ASI Bagi Keluarga

1) Aspek Ekonomi. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain

itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih

jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.

2) Aspek Psikologis. Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendapatkan hubungan

kasih bayi dalam keluarga.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

3) Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan di mana

saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol

dan dot yang harus dibersihkan. Tidak perlu meminta pertolongan orang lain.

2.1.5. Manfaat ASI bagi Masyarakat

1) Menyusui/memberi ASI kepada bayi sangat penting untuk mengatasi masalah

kelaparan. Pada kebanyakan masyarakat, banyak keluarga dan individu tidak

mempunyai makanan yang cukup, oleh karena itu sering menderita kelaparan.

Dengan menyusui dapat memberi jaminan pangan yang sangat penting bagi

keluarga yang mengalami kekurangan pangan dalam situasi darurat.

2) Para Ibu harus yakin bahwa mereka dapat memberikan makanan yang terbaik

bagi bayi mereka. Bahkan Ibu yang kelaparan karena tidak mampu membeli

makanan mereka setiap hari masih dapat memberi ASI lebih sering dari pada

ibu yang mendapat makanan cukup.

4) Selain itu, bayi yang mendapat ASI memiliki IQ lebih tinggi dari yang tidak

mendapat, maka masyarakat akan diuntungkan. Ibu lebih sehat dan biaya

untuk kesehatan lebih kecil. Menyusui/memberi ASI merupakan cara terbaik

untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak.

2.1.6. Manfaat ASI bagi lingkungan

Menyusui/memberi ASI, tidak menimbulkan sampah karena setiap ibu yang

menyusui dapat mengurangi masalah polusi dan sampah. Dengan menyusui/memberi

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

ASI tidak membutuhkan lahan, air, metal, plastik dan minyak yang semuanya dapat

merusak lingkungan, Dengan demikian, menyusui/memberi ASI dapat melindungi

lingkungan hidup kita.

Kita pertimbangkan beberapa fakta berikut ini :

1) Jika setiap bayi di Indonesia diberi ASI, akan menghemat sekitar 86.000 ton

kaleng susu yang seharusnya dapat digunakan untuk membuat 550 juta kaleng

susu; dan 1.230 ton kertas (label susu kaleng )

2) Makanan botol, kempeng dan peralatan lainnya, membutuhkan plastik, karet

dan silikon. Tahun 1987 misalnya 4,5 juta botol susu hanya di Pakistan.

Jumlah untuk setiap bayi bahkan lebih besar di negara industri. Sampah ini

menghabiskan sumber daya alam dan menambah masalah pembuangan

sampah.

3) Air untuk susu buatan, botol dan dot harus disterilisasi terlebih dahulu

sebelum digunakan. Untuk itu diperlukan sekitar 200 gr kayu untuk

memanaskan 1 liter air; alam 1 tahun bayi yang diberi makanan buatan akan

menghabiskan paling sedikit sekitar 73 kg kayu.

4) Selain air, peralatan dapur untuk menyiapkan susu formula merupakan

sumber kontaminasi yang perlu diwaspadai.

5) Pada tahun 70’an, perawat kesehatan masyarakat di Canada menurunkan

tingkat timah hitam pada bayi yang berasal dari sodder timah hitam dari panci

listrik yang digunakan untuk mendidihkan air untuk mengencerkan susu

formula (www.gizi.net,2010)

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

2.1.7. Manfaat ASI Bagi Negara

1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor protektif dan

nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan

dan kematan anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan

bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare,

otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.

2) Menghemat devisa Negara

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui

diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp.8,6 milyar yang seharusnya

dipakai untuk membeli susu formula.

3) Mengurangi susidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan

memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan

dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk

perawatan anak sakit. Anak mendapat ASi lebih jarang masuk ke rumah sakit

dibandingkan anak yang mendapat susu formula.

4) Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga

kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

2.2. Menyusui

Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

payudara. Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil

menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Walupun demikian

dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah

selalu mudah (Utami Roesli, 2000).

Menyusui secara ekslusif merupakan cara pemberian makan yang alamiah,

namun seringkali ibu-ibu kurang mendapat informasi bahkan sering kali mendapat

informasi yang salah tentang manfaat ASI ekslusif, tentang bagaimana cara menyusui

yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui

bayinya( Utami Roesli, 2000)

Menyusui adalah suatu seni yang harus dipelajari kembali, untuk

keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan biaya yang mahal

karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu, pengetahuan tentang menyusui

dan dukungan dari lingkungan terutama suami.

Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan dengan

cara yang paling sehat. Dengan menyusui tidak saja memberikan kesempatan pada

bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas,

mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta

perkembangan sosial yang lebih baik ( Utami Roesli,2000)

Pemberian ASI eksklusif dimulai persiapannya sejak janin masih dalam

kandungan ibunya. Hal ini sangat mendasar karena kualitas kesehatan ibu dan janin

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

dalam kandungan akan sangat menentukan kualitas pertumbuhan dan perkembangan

bayi selanjutnya. (Depkes RI, 1994). Selain itu, pada masa ini juga terjadi perubahan-

perubahan antara lain terbentuknya lebih banyak kelenjar susu sehingga mammae

membesar, hal ini sebagai persiapan untuk menyusui. Setelah persiapan selesai pada

masa akhir kehamilan akan dilanjutkan dengan sekresi ASI yang prosesnya segera

setelah persalinan (Soeyiningsih, 1997).

Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan menyusui :

a. Cara menyusui yang baik dan benar.

1. Posisi badan ibu dan bayi

a. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai.

b. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.

c. Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.

d. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara.

e. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.

b) Dengan posisi maka telinga bayi akan berada pada satu garis dengan

leher dan lengan bayi.

c) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat

bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

2. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu

a) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menopang di

bawah(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telujuk

dan jari tengah(bentuk gunting), di belakang aerola(kalang payudara)

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

b) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut( Rooting refleks)

c) Pastikan putting susu diatas”bibir atas” bayi dan berhadapan dengan

hidung bayi.

d) Kemudian masukan putting susu ibu menelusuri langit-langit mulut.

e) Setelah bayi muynusui/menghisap payudara dengan baik, payudara

tidak perlu di pegang atau disanggah lagi.

f) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipegunakan untuk mengelus-elus

bayi.

3. Posisi menyusui yang benar

a) Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.

b) Dagu bayi menempel pada payudara.

c) Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada pada bagian dasar

payudara(bagian bawah).

d) Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

e) Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.

f) Sebagian besar aerola tidak tampak.

g) Bayi menghisap dalam dan perlahan.

h) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.

i) Terkadang terdengar bayi menelan.

j) Puting susu tidak terasa sakit dan lecet.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

4. Menyusui pasca operasi Caesar

1). Ibu dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang di

topang bantal, sementara bayi di susukan dengan kakinya ke arah ibu.

2). Apabila ibu sudah dapat duduk bayi dapat di tidurkan di bantal di atas

pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di

bawah lengan ibu.

3). Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu terlentang

dan bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu

memegang kepala bayi. (Ambarwati, 2008).

2.3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi

mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan

kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir

(Roesli, 2008).

2.3.1. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi

1) Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi.

2) Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan

bisa diperkirakan :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

a. Menstabilkan pernafasan.

b. Mengendalikan temperature tubuh bayi.

c. Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.

d. Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan

efektif.

e. Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya lebih

cepat ).

f. Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi.

g. Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.

h. Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi

sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi. Bilirubbin akan

lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga

menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.

i. Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama

beberapa jam pertama hidupnya (Roesli, 2008).

2. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu.

1) Merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin.

Oksitosin :

a. Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan

lebih rendah.

b. Merangsang pengeluaran kolostrum.

c. Penting untuk keeratan hubungan ibu dan bayi.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

d. Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir

dan prosedur pasca persalinan lainnya.

Prolaktin.

a. Meningkatkan produksi ASI.

b. Membantu ibu mengatasi stress. Mengatasi stress adalah fungsi

oksitosin.

c. Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu.

d. Menunda ovulasi (Roesli, 2008).

3. Keuntungan Menyusu dini untuk bayi :

1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera

keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

2) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera

kepada bayi.

3) Meningkatkan kecerdasan.

4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas.

5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.

6) Mencegah kehilangan panas.

7) Merangsang kolostrum segera keluar (Roesli, 2008 ).

4. Keuntungan Menyusu Dini untuk ibu.

1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.

2) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.

3) 3.Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi (JNPK – KR, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

2.3.2. Peran Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Sekitar 40 % kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi.

Inisiasi Menyusu Dini dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari. Berarti

Inisiasi Menyusu Dini mengurangi angka kematian balita 8,8 %

b. Inisiasi Menyusu Dini meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan

lama menyusu sampai dua tahun. Dengan demikian, dapat menurunkan angka

kematian anak secara menyeluruh (Roesli, 2008).

2.3.3. Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Operasi Caesar

a. Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat

dilakukan pada persalinan operasi Caesar. Namun, jika diberikan anastesi

spinal atau epidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi

respons pada bayi. Bayi dapat segera di posisikan sehingga kontak kulit ibu

dan bayi dapat terjadi. Usahakan menyusu pertama dilakukan di kamar

operasi. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan

pada ibu pada kesempatan yang tercepat. Jika dilakukan anastesi umum,

kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespons walaupun

masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu

sadar, ayah dapat menggantikan ibu untuk memberikan kontak kulit dengan

kulit sehingga bayi tetap hangat. Untuk mendukung terjadinya Inisiasi

Menyusu Dini pada persalinan Caesar, berikutini tatalaksananya.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

b. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.

c. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20°-25° C. Disediakan selimut untuk

menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk

mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.

d. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum

e. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi, atau bayi

harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu

ketika dipindahkan ke kamar perawatan ibu atau kamar pulih (Roesli, 2008).

2.4. Bedah Caesar

Bedah caesar (bahasa Inggris: caesarean section atau cesarean section dalam

Inggris-Amerika), disebut juga dengan c-section (disingkat dengan cs) adalah proses

persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu

(laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar

umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak

memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur

persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang

beranggotakan spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis anastesi serta bidan.

Ada beberapa jenis operasi caesar yaitu:

1. Jenis klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga

memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

jenis ini sudah sangat jarang dilakukan hari ini karena sangat berisiko

terhadap terjadinya komplikasi.

2. Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan

pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya

pendarahan dan cepat penyembuhannya.

3. Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengangkatan rahim.

Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus dimana pendarahan yang sulit tertangani

atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.

4. Bentuk lain dari bedah caesar seperti extraperitoneal CS atau Porro CS.

5. Bedah caesar berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah

menjalan bedah caesar. Umumnya sayatan dilakukan pada bekas luka operasi

sebelumnya.

Di berbagai rumah sakit, khususnya di Amerika Serikat, Britania Raya,

Australia dan Selandia Baru, sang suami disarankan untuk turut serta pada proses

pembedahan untuk mendukung sang ibu. Dokter spesialis anastesis umumnya akan

menurunkan kain penghalang ketika si bayi dilahirkan agar orang tua si bayi dapat

melihat bayinya. Rumah sakit di Indonesia umumnya tidak memperbolehkan adanya

orang lain turut serta waktu persalinan dengan bedah caesar termasuk sang suami.

Seorang bayi ketika dilahirkan melalui bedah caesar oleh Dokter spesialis

kebidanan akan menyarankan bedah caesar ketika proses kelahiran melalui vagina

kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada sang ibu atau si bayi. Hal-hal lainnya

yang dapat menjadi pertimbangan disarankannya bedah caesar antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

1. Indikasi dari Ibu

a) adanya kelelahan persalinan

b) komplikasi pre-eklampsia

c) sang ibu menderita herpes

d) risiko luka parah pada rahim

e) kontraksi pada pinggul

f) sebelumnya pernah menjalani bedah caesar (masih dalam kontroversi)

g) sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum

(oleh proses persalinan sebelumnya atau penyakit Crohn)

h) Ibu menderita hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)

i) Angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi

antifosfolipid

2. Indikasi dari bayi

a) detak jantung janin melambat (fetal distress)

b) putusnya tali pusar

c) persalinan kembar (masih dalam kontroversi)

d) sang bayi dalam posisi sungsang atau menyamping

e) bayi besar (makrosomia - berat badan lahir lebih dari 4,2 kg)

f) masalah plasenta seperti plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir),

placental abruption atau placenta accreta)

g) Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (hidrosefalus)

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

3. Indikasi dari ibu dan Bayi

a) Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan

normal (dystosia)

b) kegagalan persalinan dengan induksi

c) kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau ventouse)

d) CPD atau cephalo pelvic disproportion (proporsi panggul dan kepala bayi

yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat)

Institusi yang berbeda dapat memiliki pendapat yang berbeda pula mengenai

kapan suatu bedah caesar dibutuhkan. Di Britania Raya, hukum menyatakan bahwa

ibu hamil mempunyai hak untuk menolak tindakan medis apapun termasuk bedah

caesar walaupun keputusan tersebut berisiko terhadap kematiannya atau nyawa sang

bayi. Negara lain memiliki hukum yang berbeda mengenai hal ini. Data statistik dari

tahun 1990 - 1999 menyebutkan bahwa kurang dari 1 kematian dari 2.500 yang

menjalani bedah caesar, dibandingkan dengan 1 dari 10.000 untuk persalinan normal.

Akan tetapi angka kematian untuk kedua proses persalinan tersebut terus menurun

hingga saat sekarang ini. Badan kesehatan Britania Raya menyebutkan risiko

kematian ibu yang menjalani bedah caesar adalah tiga kali risiko kematian ketika

menjalani persalinan normal. Tetapi tidak mungkin untuk membandingkan secara

langsung tingkat kematian proses persalinan normal dan proses persalinan dengan

bedah caesar karena ibu yang menjalani pembedahan adalah mereka yang memang

sudah berisiko dalam kehamilan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

Bayi yang lahir dengan persalinan bedah caesar seringkali mengalami

masalah bernafas untuk pertama kalinya. Sering pula sang bayi menjadi ngantuk

dikarenakan obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu.

Badan Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa angka persalinan dengan

bedah caesar adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-

negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan 23% di Amerika

Serikat. Kanada pada 2003 memiliki angka 21%.

Berbagai pertimbangan mengemuka akhir-akhir ini mengingat proses bedah

caesar yang seringkali dilakukan bukan karena alasan medis. Berbagai kritik pula

mengemuka karena bedah caesar yang disebut-sebut lebih menguntungkan rumah

sakit atau karena bedah caesar lebih mudah dan lebih singkat waktu prosesnya oleh

dokter spesialis kandungan. Kritik lainnya diberikan terhadap mereka yang meminta

proser bedah caesar karena tidak ingin mengalami nyeri waktu persalinan normal.

Sang ibu tetap dalam keadaan sadar waktu bayinya dilahirkan Sang ibu

umumnya akan diberikan anastesi lokal (spinal atau epidural), yang memungkinkan

sang ibu untuk tetap sadar selama proses pembedahan dan untuk menghindari si bayi

dari pembiusan.

Pada masa sekarang ini, anastesi umum untuk bedah caesar menjadi semakin

jarang dilakukan karena pembiusan lokal lebih menguntungkan bagi sang ibu dan si

bayi. Pembiusan umum dilakukan apabila terjadi kasus-kasus berisiko tinggi atau

kasus darurat. Persalinan normal setelah bedah caesar adalah umum dilakukan pada

masa sekarang ini. Di waktu lalu, bedah caesar dilakukan dengan sayatan vertikal

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

sehingga memotong otot-otot rahim. Bedah caesar sekarang ini umumnya melalui

sayatan mendatar pada otot rahim sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan

dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal berikutnya. Luka bekas

sayatan pada bedah caesar sekarang ini adalah terletak di bawah "garis

bikini".(www.medilab.com/ops/caesar.html).

2.5. Landasan Teori

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan. Baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat

diamati langsung (Notoatmodjo 2003), sedangkan Skinner (1938), dalam

Notoatmodjo seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus.

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat, oleh sebab itu dalam

rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat maka intervensi atau yang

ditujukan kepada faktor pelaku ini sangat strategis (Notoatmodjo,2003).

Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep

dari Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo menurut Lawrence Green perilaku

dipengaruhi oleh 3 faktor utama yakni :

1) Faktor-Faktor dasar (Predisposing Factor).

Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat tingkat pendidikan,

tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.

2) Faktor-Faktor Pendorong (Enabling Factor)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, dan juga media massa.

3) Faktor-Faktor Pendukung ( Reinforcing Factor )

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),

tokoh agama (toga), dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan,

suami, keluarga dalam memberikan dukungannya kepada seorang ibu menyusui

dalam memberikan ASI.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu 2.1.1. …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25863/3/Chapter II.pdf · BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Air Susu Ibu . ... pengetahuan

2.6. Kerangka Konsep

Dari tinjauan pustaka yang telah dijabarkan maka peneliti merumuskan

kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Predisposisi a. Umur b. Paritas c. Pendidikan d. Pengetahuan e. Pekerjaan

Faktor pendorong a. Media massa

Faktor pendukung a. Dukungan petugas b. Dukungan

keluarga/suami c. Dukungan masyarakat

Perilaku ibu menyusui pasca operasi caesar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara