bab 2 sistim informasi

24
12 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang konsep teori yang menjadi referensi atau alat bantu dalam pemecahan masalah, antara lain konsep sistem teknologi informasi, pengertian pendaftaran mahasiswa baru, konsep sistem online, konsep sistem informasi pendaftaran online, perkembangan Model Delone & McLean. 2.1 Teknologi informasi Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat IT, merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi, Lucas (2000), menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, mikrokomputer, komputer mainframe, pembacaan barcode, perangkat lunak pemroses transaksi dan peralatan komunikasi dan jaringan lainnya merupakan contoh teknologi informasi. Jadi teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputerisasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara, dan video. 2.2 Konsep Dasar Sistem Teknologi Informasi Sistem Teknologi informasi merupakan suatu sistem teknologi dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk menyediakan kepada pihak luar tertentu suatu informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat didefinisikan secara luas sebagai kumpulan teknologi informasi, prosedur-prosedur,

Upload: fransescatomasila

Post on 08-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sistim informasi

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Sistim Informasi

12

  

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang konsep teori yang menjadi referensi atau alat bantu dalam

pemecahan masalah, antara lain konsep sistem teknologi informasi, pengertian

pendaftaran mahasiswa baru, konsep sistem online, konsep sistem informasi

pendaftaran online, perkembangan Model Delone & McLean.

2.1 Teknologi informasi

Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat IT, merupakan

gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi, Lucas (2000), menyatakan

bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk

memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, mikrokomputer,

komputer mainframe, pembacaan barcode, perangkat lunak pemroses transaksi dan

peralatan komunikasi dan jaringan lainnya merupakan contoh teknologi informasi.

Jadi teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputerisasi

(komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara, dan video.

2.2 Konsep Dasar Sistem Teknologi Informasi

Sistem Teknologi informasi merupakan suatu sistem teknologi dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang

mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan

strategi dari suatu organisasi untuk menyediakan kepada pihak luar tertentu suatu

informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat

didefinisikan secara luas sebagai kumpulan teknologi informasi, prosedur-prosedur,

703_N4n
Underline
703_N4n
Underline
703_N4n
Underline
703_N4n
Underline
Page 2: Bab 2 Sistim Informasi

13

  

dan orang yg bertanggung jawab pada penghimpunan, perpindahan, pengelolaan, dan

informasi (Brown et al. 2009). Menurut Gordon (2000), Interaksi antara unit

organisasi TI dan unit lainnya merupakan penentu utama dari keberhasilan organisasi.

Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang

menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja

diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah, dan

mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi

atau peralatan sistem lainnya.

Pengaplikasian dari Sistem Teknologi Informasi diterapkan dengan berbagai

cara. Bisa diterapkan mengikuti fungsi-fungsi organisasi atau tingkatan manajemen

dimana sistem teknologi tersebut akan diaplikasikan. Misal beberapa contoh sistem

teknologi informasi yang diaplikasikan sesuai dengan fungsi organisasi, MIS

(Marketing Information System), FIS (Financial Information System), dan juga

termasuk aplikasi sistem informasi pendaftaran mahasiswa.

2.3 Pengertian Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendaftaran adalah suatu proses atau

cara untuk mendaftarkan / mencatat suatu data kedalam suatu tempat penyimpanan

data, secara garis besar pendaftaran mahasiswa baru dapat didefinisikan sebagai suatu

kegiatan pendaftaran calon mahasiswa yang diselenggarakan oleh setiap Universitas,

mulai dari pengisian data mahasiswa hingga diterimanya atau tercatat sebagai

mahasiswa di dalam suatu Universitas.

703_N4n
Underline
703_N4n
Underline
703_N4n
Underline
Page 3: Bab 2 Sistim Informasi

14

  

2.3.1 Tujuan Pendaftaran Mahasiswa baru:

Menjaring calon mahasiswa untuk masuk kedalam Universitas.

Memberikan kesempatan studi bagi calon mahasiswa yang mempunyai minat dan

berprestasi didalam Universitas.

Memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa untuk menlanjutkan jenjang

studinya ketahap yang lebih tinggi.

Pencatatan data-data seluruh calon mahasiswa.

2.4 Internet Based (Online)

Seperti yang sudah dikemukakan di Bab I secara singkat, Menurut Darma,

Jarot S, Shenia A (2009), internet merupakan rangkaian komputer yang terhubung

satu sama lain, melalui jaringan / network. Sistem Internet based merupakan suatu

pemanfaatan teknologi berbasis internet untuk penggunaan sistem, sehingga sistem

bisa diakses kapan saja dan dimana saja, tidak terbatas jarak ruang dan waktu, selama

terhubung atau menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrumen

utamanya.

Pemanfaat dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang

ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya kebutuhan akan sistem

informasi yang terkomputerisasi (computerized) dalam bidang pendidikan. Kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi dapat mengantarkan dunia maya menjadi nyata

berada di hadaapan kita. Kini telah lahir dunia maya (cyber) dalam segala aspek

kehidupan. Dunia tidak dibatasi lagi oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan demikian

segala aktivitas akan lebih mudah dan cepat. Potensi internet sebagai cara yang cepat

Page 4: Bab 2 Sistim Informasi

15

  

dan efisien dalam mendukung suatu proses sistem telah diakui berjalan dengan baik

(Beyea 2000, Tod et al 2003).

Berdasarkan data yang didapatkan dari (www.internetworldstats.com),

menunjukkan pertumbuhan penggunaan intenet di Indonesia sepanjang tahun 2009

meningkat drastis. Jumlah penggunaan internet di akhir tahun 2009 diestimasikan

mencapai 240.271.522 pengguna dengan penetrasi 12,5% (per populasi). Untuk

kawasan Asia, Indonesia berada di urutan ke-5 setelah Cina, Jepang, India, dan Korea

Selatan (gambar 1), berada diurutan ke 16 dalam Top 20 Countries with the Highest

Number of Internet Users (gambar 2) dan setiap tahunnya selalu cenderung

meningkat, ditahun 2008 peningkatannya mencapai lebih dari 20,7% (gambar 3).

Melalui hasil data inilah dapat di katakan bahwa kedepannya, penggunaan

internet di Dunia Umumnya dan di Indonesia khususnya, akan senantiasa selalu

bertambah, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang terus

meningkat.

 

Gambar 1: Pengguna Internet Di Asia

Page 5: Bab 2 Sistim Informasi

16

  

Gambar 2: Data pengguna Internet di Dunia.

Page 6: Bab 2 Sistim Informasi

17

  

Gambar 3: Statistik pengguna Internet di Indonesia.

2.5 Sistem Informasi Web based

  Pada awalanya aplikasi / sistem informasi web hanya dibangun dengan

menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Languange) dan

protokol yang digunakan dinamkan HTTP (HyperText Transfer Protocol). Seiring

dengan perkembangan, sejumlah script dan objek yang dikembangkangkan untuk

memperluas kemampuan HTML. Saat ini. Banyak script yang dibuat seperti itu:

antara lain PHP dan ASP, sedangkan yang berupa objek antara lain adalah applet

(java). (Abdul Kadir, 2005)

Konsep dari aplikasi / sistem informasi web sebenarnya sederhana. Operasi

yang melatarbelakanginya melibatkan pertukaran informasi antara komputer yang

meminta informasi (disebut klien), dan komputer yang memberikan informasi

(disebut server). Lebih detailnya, sesungguhnya server yang melayani permintaan

dari klien hanyalah berupa perangkat lunak yang dinamakan web server. Secara

internal, web server inilah yang berkomunikasi dengan perangkat lunak lain yang

Page 7: Bab 2 Sistim Informasi

18

  

disebut middleware dan perangkat inilah yang berhubungan dengan basis data

(database). Model seperti inilah yang mendukung web dinamis yang berbeda dengan

web statis yang hanya dibangun dengan menggunakan HTML. (Abdul kadir, 2003).

Perkembangan lainnya adalah ditahun 2009, dengan hadirnya web 2.0, yaitu

suatu inovasi di dunia internet, Istilah web 2.0 tidak mengklarifikasi world wide web

berdasarkan teknologinya, namun berdasarkan karakteristik website tersebut.

Istilah web 2.0 juga memunculkan istilah web 1.0 (satu istilah untuk era sebelum

web2.0) (Fikri rasyid. 2009). Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada

perubahan cara berfikir dalam menyajikan suatu konten dan tampilan di dalam sebuah

situs. Ada beberapa prinsip yang mendasari karakteristik suatu situs merupakan situs

yang mempunyai tipe dari web 2.0. Karakter tersebut antara lain:

1. Web sebagai platform dimana menjadikan web sebagai tempat bekerja

dimana pun.

2. Adanya partisipasi dari pengguna dalam berkolaborasi pengetahuan.

3. Dukungan pada pemograman yang sederhana dan ide akan layanan web

atau RSS.

4. Perangkat lunak tidak lagi terbatas pada perangkat tertentu.

5. Adanya kemajuan inovasi pada antar muka disisi pengguna.

6. Web 2.0 sebagai akhir dari siklus peluncuran produk perangkat lunak.

Dapat dikatakan bahwa web 2.0 menyajikan suatu layanan web yang berpusat

pada user (pengguna) dimana user dimudahkan untuk menggunakan berbagai layanan

Page 8: Bab 2 Sistim Informasi

19

  

yang ada. User dapat dengan mudah untuk memasukkan data atau mengambil data

dari sistem. (Yudha Wastu, 2004)

2.6 Sistem Informasi Pendaftaran Online

Paradigma sistem proses pendaftaran mahasiswa baru pada Universitas yang

semula konvensional dengan mengandalkan tatap muka, maka dengan sentuhan

teknologi informasi khususnya dunia cyber beralih menjadi sistem informasi jarak

jauh yang tidak dibatasi oleh ruang, waktu, dan jarak, sehingga hubungan antara

pendaftar dan panitia pendaftaran di dalam pendaftaran mahasiswa baru, bisa

dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin

pesat itu, maka kebutuhan akan konsep pembelajaran yang berbasis teknologi

informasi dan komunikasi menjadi sebuah keniscayaan. Implikasinya penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi di lembaga pendidikan, seperti Universitas,

sangatlah diperlukan. Salah satu hasil teknologi informasi dan komunikasi yang

dimanfaatkan adalah teknologi komputer dengan Internetnya.

Teknologi Internet (online) juga telah memangkas berbagai kelambanan

proses yang bisa terjadi jika tanpa menggunakan Internet. Penerapan Internet yang

paling jelas implementasinya sekarang ini adalah penerapan sistem informasi

pendaftaran online untuk penyebaran informasi, berkomunikasi dan melakukan

proses pendaftaran. Konsep inilah yang merupakan salah satu bagian dari sistem

pendidikan yang berbasis dunia cyber yang telah diterima dengan baik dan banyak

digunakan saat ini.

Page 9: Bab 2 Sistim Informasi

20

  

Pendaftaran online dalam pelaksanaannya memanfaatkan dukungan jasa

teknologi, khususnya teknologi informasi, pendaftaran online ini memungkinkan

untuk menyelenggarakan pendaftaran jarak jauh yang bisa menjangkau lebih banyak

orang dan berbagai tempat daerah terpencil atau pedalaman sekalipun.

Secara terminologi, sistem informasi pendaftaran online adalah sebuah proses

pendaftaran yang dilakukan melalui network (jaringan komputer), biasanya melalui

Internet. Sistem informasi pendaftaran online merupakan salah satu strategi atau

metoda pendaftaran paling efektif untuk saat ini, yang mampu menjangkau tempat

yang sangat luas, dengan biaya relatif murah. Untuk mengakses sistem informasi

pendaftaran online, cukup diperlukan komputer dengan jaringan Internet. Proses

pendaftaran selalu bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun diinginkan, sehingga

dapat mengatasi kendala jarak, ruang dan waktu.

2.7 Konsep Pendaftaran Online

Pendaftaran mahasiswa baru merupakan pintu gerbang atau tahapan awal dari

bisnis proses suatu Universitas, oleh karena itu dibutuhkan suatu pemicu berupa

sistem yang bisa mengelola secara simple dan usefull serta mudah digunakan untuk

membantu pengolahan data baik dari segi pendaftar maupun panitia dalam

menggunakan sistem. Selama ini sistem administrasi pendaftaran yang ada disetiap

Universitas kebanyakan, hanyalah secara manual, atau secara desktop, mulai dari

promosi, proses pendaftaran, pembayaran biaya pendaftaran, proses seleksi sampai

dengan penyajian data-data rekapan. Dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa

dan perkembangan teknologi yang semakin maju, serta target pencapaian jumlah

Page 10: Bab 2 Sistim Informasi

21

  

calon mahasiswa baru disuatu Universitas, maka pendaftaran secara manual ini

mengalami banyak kesulitan terutama dalam keterlibatan tenaga operator / asisten

untuk memproses pendaftaran tersebut.

Disisi lain untuk memudahkan proses pendaftaran, seleksi, penyajian data

dan lain-lain, dibutuhkan suatu proses secara online (web based) supaya diharapkan

seluruh proses pendaftaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, sehingga

dapat memudahkan calon mahasiswa ataupun panitia pendaftaran, dan untuk

meminimalisir sumber daya yang digunakan.

Dengan menggunakan sistem yang berbasis web, proses pendaftaran dan

pendataan calon mahasiswa baru dapat dilakukan lebih cepat dan akurat, dengan

menggunakan media internet yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk

mempermudah proses pendaftaran mahasiswa baru. Pendataan calon mahasiswa baru

melalui web ini, akan jauh lebih efektif dan efisien bila dibandingkan dengan cara

yang ada sekarang (manual) (gambar 4). Serta mudah digunakan oleh calon

mahasiswa baru, karena tampilan dan petunjuk yang mudah dipahami dan pada

laporan datanya akan menghasilkan rekapan yang akurat dan mudah didapatkan

kapan saja (gambar 5).

Page 11: Bab 2 Sistim Informasi

22

  

Gambar 4: Contoh Proses PMB Manual

Page 12: Bab 2 Sistim Informasi

23

  

Gambar 5 : Contoh Proses PMB Online

Page 13: Bab 2 Sistim Informasi

24

  

2.8 Metode Pengukuran Evaluasi Efektifitas

Setiap sistem yang telah diterapkan, tentunya pada suatu saat akan diperlukan

proses penilaian atau evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

dalam mencapai tujuan dan sasaran awal yang ditetapkan. Periode untuk melakukan

evaluasi tergantung dari kebutuhan atau kebijakan dari manajemen. Sistem informasi

dapat dikatakan sukses jika memenuhi kriteria, seperti kebutuhan user dan tujuan

organisasi. Dalam lingkungan pendidikan sistem informasi dituntut untuk menyajikan

informasi akademik yang akurat dan handal.

Evaluasi kesuksesan sistem saat ini telah dianggap penting oleh peneliti

(Bokhari, 2005). Evaluasi mencakup penilaian kepuasan terhadap output dan

kemampuan sistem dari umpan balik user.Miller (2009) berpendapat sistem informasi

yang efektif adalah apabila telah mencapai tujuan pemakaiannya. Namun evaluasi

kefektifan sistem sulit dilakukan karena sifatnya multidimensi, terdiri dari aspek

kualitatif dan kuantitatif yang banyak dan berlawanan serta tergantung pada sudut

pandang evaluator (Hamilton dan Chervany, 1981). Untuk menentukan metode

pengukuran sistem informasi yang paling tepat juga tidak mudah untuk dilakukan

karena tergantung pada karakterisktik organisasi dan user nya.

Beberapa variabel yang mempengaruhi efektivitas sistem informasi

berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan. Weber (1999) menggunakan system

quality, information quality, perceived usefulness, computer self-efficacy, perceived

ease of use, use (amount type). IS satisfaction, individual impact, dan organization

impact sebagai variabel-variabel yang menentukan efektivitas suatu sistem informasi

(Delone, 1992).

Page 14: Bab 2 Sistim Informasi

25

  

2.9 Delone and McLean IS Success Model

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan sistem

teknologi informasi. Salah satu penelitian yang terkenal di area ini adalah teknologi

informasi. Pada tahun 1992, Delone dan Mclean menyajikan model sebagai kerangka

untuk mengukur variabel dependen yang kompleks pada penelitian sistem informasi.

Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana. Model

semacam ini disebut dengan model yang parsimoni. Berdasarkan teori – teori dan

hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, Delone & Mclean pada tahun 1992

kemudian mengembangkan suatu model parsimoni yang mereka sebut dengan nama

model kesuksesan sistem informasi Delone & Mclean (D&M Information System

Success Model) sebagai berikut;

Gambar 6: Model Delone & McLean (1992)

Model yang diusulkan ini merefleksi ketergantungan dari enam pengukuran

kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau komponen pengukuran dari model

ini adalah:

1. Kualitas sistem (system quality)

2. Kualitas informasi (information quality)

3. Penggunaan (use)

Page 15: Bab 2 Sistim Informasi

26

  

4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)

5. Dampak individual (individual impact)

6. Dampak organisasional (organizational impact)

Pada perkembangannya terdapat penelitian – penelitian lain yang

membuktikan maupun menawarkan pengembangan model kesuksesan sistem

informasi tersebut, antara lain Peter B. Seddon yang melakukan reformulasi atas

model Delone & McLean menjadi dua varians model yang terpisah (Seddon, 1997).

Dalam model barunya Seddon menggantikan variabel use dengan perceived

usefulness. Selain itu Seddon juga menambahkan variabel societal impact. Penelitian

lainnya yaitu oleh Pitt et al. (1995) yang menambahkan komponen kualitas pelayanan

tidak diikut sertakan, maka akan terdapat kesalahan dalam pengukuran efektifitas

sistem informasi tersebut.

Model kesuksesan Delone and McLean (1992) terdiri dari tiga dimensi

kualitas yaitu kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas pelayanan. Masrek

(2007) menguji Delone and McLean dengan menggunakan tiap dimensi kualitas

tesebut secara terpisah, karena dimensi tersebut akan mempengaruhi selanjutnya pada

aspek penggunaanya dan aspek kepuasan pengguna baik di tiap dimensi maupun

gabungan ketiganya.

Sepuluh tahun setelah kelahiran model Delone and McLean (1992), model

tersebut direformulasi berdasarkan kontribusi penelitian – penelitian yang

mengadopsi model asli kesuksesan sistem informasi. Tiga perubahan dalam model

yang telah diperbarui adalah:

a. Pengikutsertaan dimensi service quality

Page 16: Bab 2 Sistim Informasi

27

  

Dimasukkannya variabel service quality banyak diilhami oleh studi yang

dilakukan oleh Pitt et al (1995) yang menyatakan bahwa ukuran-ukuran efektifitas

sistem informasi lebih fokus pada produk daripada layanan yang diberikan oleh

fungsi sistem informasi, sehingga akan membahayakan bagi para peneliti karena

dapat mengukur efektifitas sistem secara salah sebagai akibat tidak dimasukkannya

ukuran service quality kedalam paket penilaian mereka. Instrumen pengukuran

pengukuran yang digunakan adalah SERVQUAL yang dikemukakan oleh

Parasuraman, yang disusun untuk mengakses harapan konsumen dan persepsi

mengenai kualitas pelayanan dalam organisasi retail dan jasa (Pitt et al., 1995)

b. Penggabungan dimensi individual impact dan organizational impact

Variabel lain yang dimasukkan ke dalam model adalah net benefit,

menggantikan variabel individual impact dan organizational impact. Menurut Delone

and McLean, ada suatu rangkaian kesatuan dari entitas individual sampai keseluruhan

yang dapat memberikan dampak (impact) bagi aktivitas sistem informasi. Pemilihan

mengenai dimana dampak ini harus diukur tergantung kepada sistem yang akan

dievaluasi dan tujuannya. Untuk menghindari kerumitan dan permodelan, mereka

mengelompokkan semua pengukuran mengenai impact menjadi satu variabel, yaitu

net benefit (Widowati dan Achjari,2004).

Page 17: Bab 2 Sistim Informasi

28

  

Gambar 7: Model Delone & McLean diperharui (2003)

c. Adopsi dimensi intention to use sebagai alternatif pengukuran dimensi use

Delone and McLean juga memberikan alternatif variabel intention to use bagi

variabel use, dimana intention to use merupakan suatu sikap (attitude) sedangkan use

menunjukkan perilaku (behavior). Hal ini merupakan jawaban atas kritikan Seddon

mengenai model proses dan model kausal (Seddon, 1997).

Namun karena sikap merupakan hal yang sulit diukur, variabel use tetap

dapat digunakan atau pun tidak dalam model ini (Widowati dan Achjari, 2004). Hal

yang mendasari adalah adanya kesulitan menginterpretasikan aspek multi dimensi

dari “penggunaan”, yaitu apakah penggunaan tersebut dilakukan karena keterpaksaan

ataukah karena sukarela, karena diinformasikan ataukah tidak, apakah penggunaan

tersebut efektif ataukah tidak efektif, dan sebagainya.

Hal yang mendasari lainnya adalah Theory of Reasoned Action (TRA) dan

Theory of Planned Behaviour (TBA). Dalam kenyataannya hubungan antara TRA

dan TBA adalah attitude / sikap yg artinya sebagai suatu perasaan positif / negatif

Page 18: Bab 2 Sistim Informasi

29

  

seseorang tentang pembentukan perilaku tertentu, attitude dipengaruhi oleh

keyakinan seseorang terhadap perilaku yang menonjol. Attitude mengenai pengguna

sistem informasi mempunyai pengaruh yang kuat mengenai keyakinan tentang

sistem, sehingga dapat disimpulkan variabel user satisfaction dalam sistem informasi

sudah merupakan sebuah attitude yang dipengaruhi oleh keyakinan terhadap

information quality, system quality, dan service quality (Tahir, 2006).

Model D&M telah banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem,

dari waktu ke waktu model D&M selalu dimodifikasi untuk menemukan kebutuhan /

persyaratan yang sesuai dengan berbagai jenis sistem informasi, dan dari berbagai

sudut pandang. Kemudian, Delone & Mclean (2004) menerapkan sukses modelnya

untuk mengukur kesuksesan dari e-commerce system. Melalui perspektif e-commerce,

kunci penggunannya adalah pelanggan dan penyedia layanan.

Pengembangan dari model Delone & Mclean (2004) yang terbaru adalah yang

dilakukan oleh beberapa penelitian seperti; Holsapple and Lee-Post (2006),

mengadopsi model D&M dan digunakan untuk mengevaluasi sistem e-learning,

setahun kemudian, Lin (2007) juga memodifikasi D&M (2003) untuk mengukur

penggunaan sistem belajar online. Selanjutnya, Wang et al. (2007) menggunakan

model D&M ketika mengukur efesiensi dan kesuksesan dari sistem informasi e-

learning dari sudut pandang organisasi dan perusahaannya.

Berdasarkan kasus – kasus yang muncul dalam penggunaan model D&M,

Holsapple and Lee-post (2006) mendefinisikan dan menilai e-learning melalui

perspektif sistem informasi, kemudian membuat model fase pengembangan sistem,

dan memperkenalkan sebuah model sukses yang telah dimodifikasi. Ukuran dalam

Page 19: Bab 2 Sistim Informasi

30

  

model ini sebagian besar menggunakan kata sifat, yang dapat lebih menggambarkan

keadaan sistem dan dimaksudkan dapat ditentukan melalui kasus perkasus.

Pengembangan model dibagi menjadi 3 fase yang menjelaskan pengembangan

dari fase Sistem Informasi, yaitu: ‘System desain’, ‘System delivery’, ‘System

outcome’:

Gambar 8: The e-learning success model (Holsapple & Lee-Post, 2006)

 

  Pengukuran dalam model dipilih sesuai dengan target yang akan dievaluasi

atau objek tertentu. Dengan demikian, pengukuran berubah ketika model ini diadopsi

untuk digunakan ketika mengevaluasi suatu sistem. Tanda panah dalam gambar

menggambarkan ketergantungan antar fase dalam penilaian, ‘System desain’ sangat

Page 20: Bab 2 Sistim Informasi

31

  

penting ketika mempertimbangkan keberhasilan dari penyampaian dan pengaruh dari

hasil yang disampaikan / dibawa. Demikian juga dengan ‘use’, dan ’user satisfaction’

saling bergantung satu sama lain.Model sukses Holsapple & Lee-Post (2006), dalam

penerapannya sering digunakan untuk mengukur sistem e-learning atau sistem

pembelajaran online.

2.10 Model Penelitian

  Berdasarkan model kesuksesan sistem informasi Delone & Mclean, sistem

informasi dapat diukur keberhasilannya berdasarkan dimensi kualitas (System quality,

information quality, service quality), dimensi pemakai (use / intention to use), user

satisfaction, net benefit.

Dalam penelitian kali ini yang akan dilakukan adalah pengukuran dari segi

efektifitas sistem informasi itu sendiri, sehingga yang digunakan adalah model

kesuksesan Delone & Mclean (2003) dengan menghilangkan variabel (use / intention

to use) yang mengacu kepada Widowati dan Achjari (2004) yang mengatakan bahwa

sikap merupakan hal yang sulit diukur, variabel use tetap dapat digunakan atau pun

tidak dalam model dan juga Tahir (2006) yang mengatakan bahwa user satisfaction

sudah merupakan sebuah attitude.

Model yang serupa juga pernah dilakukan pada penelitian terdahulu yang

meneliti tentang analis faktor yang mempengaruhi kefektifan implementasi sistem

informasi yang dilakukan oleh Tanjung (2010).

Page 21: Bab 2 Sistim Informasi

32

  

 

Gambar 9: Model Penelitian

 

2.10.1 System Quality – User Satisfaction

  Kualitas sistem merupakan karakteristik yang berfokus kepada kinerja sistem.

Kualitas sistem merupakan sistem ciri karakteristik kualitas yang diinginkan dari

sistem informasi itu sendiri, penelitian yang dilakukan Delone dan Mclean (2003)

menunjukkan bahwa kualitas sistem (system quality) dapat mempengaruhi kepuasan

pengguna (user satisfaction). Pada penelitian Roldan dan Leal (2003) ditemukan

bahwa kualitas sistem memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan user.

Penelitian yang dilakukan Livari (2005) juga menunjukkan hasil kualitas sistem

(system quality) berpengaruh terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction).

Berdasarkan sejumlah temuan riset diatas, peneliti mengajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H1: Kualitas sistem informasi (System Quality) berpengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna sistem informasi pendaftaran online (User Satisfaction)

Page 22: Bab 2 Sistim Informasi

33

  

2.10.2 Service Quality – User Satisfaction

Menurut Peter et al., (2008) Kualitas layanan adalah kualitas dukungan yang

diterima pengguna sistem informasi. Biasanya kualitas layanan mengacu kepada

ketersediaan mekanisme komunikasi untuk menerima beberapa keluhan user dan

solusi dari keluhan – keluhan yang tepat waktu, tetapi juga termasuk membantu user

dalam menggunakan produk secara efektif (Ahn, 2004).

Riset yang dilakukan Pitt et al.,(1995) dengan menambahkan service quality

pada model Delone dan Mclean menunjukkan hasil kualitas layanan (service quality)

memiliki pengaruh pada kepuasan pengguna (user satisfaction). Penelitian Delone

dan Mclean (2003) juga menunjukkan bahwa kualitas layanan (service quality) dapat

mempengaruhi kepuasan pengguna (user satisfaction), termasuk juga sejumlah riset

yang telah dilakukan menemukan bukti empiris terdapat hubungan antara kualitas

layanan dengan kepuasan user, yaitu Agustin (2010) dan kusumastuti (2010).

Berdasarkan temuan penelitian diatas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2: Kualitas layanan (Service Quality) berpengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna sistem informasi pendaftaran online (User Satisfaction)

2.10.3 Information Quality – User Satisfaction

  Kualitas informasi berfokus kepada informasi yang dihasilkan oleh sistem

informasi. Suatu informasi dapat dikatakan memenuhi karakteristik yang diinginkan

oleh user ditentukan dari kemampuan yang dimiliki sistem untuk mengolah data

menjadi informasi yang memenuhi beberapa indikator penentu. Penelitian yang telah

dilakukan menemukan bukti empiris bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas

Page 23: Bab 2 Sistim Informasi

34

  

informasi dan kepuasan user. Antara lain adalah Delone & Mclean (1992), Seddon

and Kiew (1994), McGill et al., (2000), serta Roldan & Leal (2003). Berdasarkan

hasil penelitian diatas, peneliti menarik hipotesis:

H3: Kualitas Informasi (Information Quality) berpengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna sistem informasi pendaftaran online (User Satisfaction)

2.10.4 User Satisfaction – Net Benefit

Kepuasan pengguna (user satisfaction) merupakan keseluruhan evaluasi dari

kesan pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari

sistem informasi.Kepuasan sering dipakai sebagai indikator akan kesuksesan sebuah

sistem informasi.Beberapa penelitian telah memberikan bukti empiris bahwa terdapat

hubungan positif antara kepuasan user dengan dampak individu (net benefit).

Diantaranya adalah pada penelitian tentang Executive Information System (EIS) yang

dilakukan oleh Roldan dan Leal (2003), ditemukan adanya pengaruh positif antara

kepuasan user dengan dampak individual (net benefit). Pada penelitian yang

dilakukan oleh McGill et al., (2000) mengenai End User Development Success bahwa

kepuasan user memiliki pengaruh yang kuat terhadap dampak individual (net

benefit).Berdasarkan hasil temuan riset sebelumnya, peneliti mengajukan hipotesis:

H4: Kepuasan pengguna sistem informasi (User Satisfaction) berpengaruh

positif terhadap net benefit.

2.11 Validitas Instrumen

  Tujuan utama dari proses penelitian ialah bagaimana peneliti dapat

memperoleh kesimpulan dengan dilandasi dan didukung oleh fakta-fakta yang

Page 24: Bab 2 Sistim Informasi

35

  

representatif. Untuk dapat memperoleh fakta-fakta yang representatif, diperlukan data

dan informasi yang objektif. Tingkat keobjektifan data hasil penelitian tergantung

pada seberapa jauh kemampuan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan

data. Tinggi rendahnya kemampuan instrumen pengumpul data, tergantung pada

tinggi rendahnya tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.

Berdasarkan Instrumen yang pernah digunakan pada penelitian sebelumnya,

yang juga mengukur kesuksesan implementasi sistem informasi menggunakan

metode Delone and Mclean, yang dilakukan oleh Tanjung (2010) dalam menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan implementasi sistem informasi dengan

menggunakan model Delone dan Mclean yang dikembangkan dengan

menggabungkan teori Masrek, maka dalam penelitian ini juga menggunakan atau

mengadopsi kuesioner tersebut, selain itu berdasarkan hasil validitas & realibilitas

terhadap instrumen yang menunjukkan hasil antara lain skor loading rata-rata

instrumen yaitu 0,8 dan skor rata-rata AVE dan Communality yaitu 0,6 yang berarti

telah memenuhi syarat validitas konvergen, setiap skor instumen > 0,5 (skor loading

> 0,5 ) serta skor rata-rata Cronbach Alpha yaitu 0,8 ( memenuhi syarat Cronbach

Alpha > 0,6) dan skor rata – rata Composite reability yaitu 0,8 ( memenuhi syarat

Composite reability > 0,7).

Oleh karena itu dikarenakan adanya hasil validitas serta adanya ruang lingkup

yang sama dan dipandang atau diakui secara keseluruhan alat ukur / kuesioner

tersebut sudah dapat dikatakan valid dan reliable.