bab 2 props genteng recycle.docx

37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Genteng Press Tanah Liat sebagai Bahan Konstruksi Pada dasarnya genteng adalah merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa dicampur dengan bahan tambahan, dibakar pada suhu tinggi sehingga tidak dapat hancur bila direndam dalam air. Pada penelitian ini genteng yang digunakan adalah genteng rijekan dari Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. 2.1.1...................................Syarat-syarat genteng Genteng kelas satu harus mempunyai permukaan yang uth dan licin, dan dalam keadaan kering jika dipukul ringan harus berbunyi nyaring, kerapatan pada pemasangan harus baik, warna harus sesuai dengan warna yang dipasang, bila terdapat lapisan tembikar lapisan itu harus melekat baik pada genteng aslinya. 2.1.2...................................Limbah pecahan genteng Yang dimaksud pecahan genteng disini adalah sisa dari genteng yang tidak dipakai dan hasil produksi yang cacat atau tidak layak jual kemudian dipecah secara manual membentuk 6

Upload: dewirimayani-st-mamah-dewi

Post on 18-Dec-2015

251 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Genteng Press Tanah Liat sebagai Bahan KonstruksiPada dasarnya genteng adalah merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa dicampur dengan bahan tambahan, dibakar pada suhu tinggi sehingga tidak dapat hancur bila direndam dalam air. Pada penelitian ini genteng yang digunakan adalah genteng rijekan dari Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.2.1.1 Syarat-syarat genteng Genteng kelas satu harus mempunyai permukaan yang uth dan licin, dan dalam keadaan kering jika dipukul ringan harus berbunyi nyaring, kerapatan pada pemasangan harus baik, warna harus sesuai dengan warna yang dipasang, bila terdapat lapisan tembikar lapisan itu harus melekat baik pada genteng aslinya.2.1.2 Limbah pecahan gentengYang dimaksud pecahan genteng disini adalah sisa dari genteng yang tidak dipakai dan hasil produksi yang cacat atau tidak layak jual kemudian dipecah secara manual membentuk ukuran-ukuran yang menyerupai split yang selanjutnya dilakukan pengayakan sesuai kebutuhan pengganti agregat kasar dalam campuran beton.2.1.3 Pemanfaatan limbah pecahan genteng Pemanfaatan limbah genteng saat ini tidak banyak dilakukan. Limbah genteng mayoritas menjadi puing bangunan yang tidak dimanfaatkan. Padahal dengan sedikit pengolahan limbah pecahan genteng dapat bermanfaat dan bernilai ekonomis. Beberapa ahli pertamanan menggunakan pecahan genteng menjadi elemen pelengkap landsekap berupa hamparan pecahan genteng yang memiliki warna menarik, untuk media penanaman tanaman. Pada pembuatan lapangan tenis untk memberikan warna merah pada lapangan juga digunakan limbah pecahan genteng. Namun untuk penggunaan limbah pecahan genteng menjadi bahan struktur bangunan belum dilakukan.

2.2 Material Penyusun Beton Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang paling banyak digunakan di dunia. Beton sering digunakan sebagai struktur, dan dapat digunakan untuk hal yang lainnya. Dalam struktur beton dapat digunakan sebagai bahan balok, kolom, pondasi atau pelat. Dalam hal bangunan air beton dapat digunakan untuk membuat saluran, drainase, bendung atau bendungan. Dalam bidang jalan raya dan jembatan, beton dapat digunakan untuk membuat jembatan, gorong-gorong dan lain-lain.Membuat beton memang mudah, namun membuat beton dengan kualitas yang sama dalam jumlah banyak memerlukan pengetahuan sains, pengalaman dan pengawasan yang ketat. Untuk itu, dalam mata kuliah Teknologi Bahan diberikan tugas untuk memberi resume tentang dasar teknologi beton. Untuk memahami dan mempelajari seluruh perilaku elemen gabungan beton diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing komponen. Beton dihasilkan dari sekumpulan reaksi mekanis dan kimiawi dari sejumlah material pembentuknya. Dengan demikian perlu dijelaskan fungsi dari masing-masing komponen tersebut, agar supaya para perencana atau seorang ahli bahan dapat mengembangkan pemilihan material yang layak dan komposisinya sehingga diperoleh beton yang efisien, memenuhi kekuatan yang disyaratkan dan memenuhi persyaratan serviceability.

Menurut Pedoman Beton 1989, beton didefinisikan sebagai campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan. Beton sederhana dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang masih plastis ini dicor kedalam acuan/cetakan dan dirawat untuk mempercepat reaksi hidrasi campuran semen-air, yang menyebabkan pengerasan beton.Bahan yang terbentuk ini memiliki kekuatan tekan yang tinggi dan ketahan terhadap tarik rendah, atau kira-kira kekuatan tariknya 0,1 kali kekuatan tterhadap tekan. Oleh karena itu penguatan tarik dan geser harus diberikan pada daerah tarik dari penampang untuk mengatasi kelemahan pada daerah tarik dari elemen beton bertulang.Beton dapat dengan mudah dibentuk dilapangan dengan cara menempatkan campuran yang masih basah kedalam cetakan beton sampai terjadi pengerasan beton. Jika berbagai unsur pembentuk beton tersebut dirancang dengan baik, maka hasilnya adalah bahan yang kuat, tahan lama, dan apabila dikombinasikan dengan baja tulangan akan menjadi elemen yang utama pada suatu sistem struktur. Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan potongan beton yang telah mengeras. Perhatikan agregat kasar dan matriks yang mengililinginya. Matriks tersebut terdiri dari pasir, semen dan lubang-lubang kecil.

Gambar 2.1 Potongan Beton Yang Telah MengerasGambar 2.2 berikut menunjukkan beton dan komposisi penyusunnya. Campuran semen dan air saja disebut pasta. Pasta yang ditambah pasir disebut mortar. Mortar yang ditambahkan dengan split disebut campuran beton. Untuk kebutuhan tertentu, dalam pembuatan beton ditambahkan dengan bahan admixture

BetonMortarSemenAirSemen

Fine Agregat (Pasir)

Coarse Agregat (Split)

Admixture (bila perlu) Gambar 2.2 Diagram Penyusun Beton Konvensional

Beton dibanding bahan bangunan yang lain mempunyai beberapa keuntungan, diantarannya: Mudah dibentuk sesuai dengankeinginan Tahan lama dan memerlukan sedikit perawatan, jadi lebih ekonomis Mempunyai daya tahan yang bagus terhadap karat dan tidak mudah lapuk Tidak mudah terbakar Ketahanan terhadap angin yang berkecapatan tinggi (kencang) Tidak dimakan serangga atau rayapIni adalah beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan apabila andahendak memilih beton sebagai bahan bangunan.Beberapa kelebihan dan kekurangan beton antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.Tabel 2.1 Kelebihan Dan Kekurangan Beton Sebagai Bahan KonstruksiKelebihanKekurangan dan solusinya

1. Beton cukup ekonomis dalam jangka panjang dibandingkan material yang lain. Bahan pembuatnya mudah didapatkan secara local2. Beton memilikikeuatan tekan tinggi, tahan karat dan cuaca.3. Adukan beton segar mudah diaplikasi pada berbagai bentuk cetakan dan ukuran. Cetakannya dapat digunakan berulangkali sehingga lebih ekonomis.4. Memiliki kekuatan struktur yang tidak terbatas dalam perpaduannya dengan tulangan besi. 5. Beton dapat disemprotkan dan diisiikan dalam retakan untuk perbaikan dalam proses grouting.6. Beton dapat dipompakan sehingga dapat mengisi ruang dengan posisi yang sulit.7. Beton awet, tahan api dan membutuhkan sedikit perawatan1. Beton memiliki kekuatan tarik rendah dan mudah retak. Karena itu, diberi penulangan dengan besi.2. Beton segar menyusut pada proses pengeringan dan beton yang kering mengembang pada pembasahan. Karena itu diberikan joint pada sambungan untuk menghadapi kembang susutnya karena ini.3. Beton mengalami kembang susut karena perubahan suhu. Untuk itu diberikan joint pada pertemuan dan sambungan.4. Beton pada beban yang tinggi dapt mengalami creep / rangkak5. Beton tidak tahan kelembaban dan mengandung garam yang dapat menyebabkan efflorescence.6. Tidak tahan beberapa bahan kimia seperti alkali dan sulfat.7. Ductility beton harus diperhitungkan dalam design bangunan tahan gempa.

Sumber : SNI, PBI, 1998

Agregat(split dan pasir)SemenAirSepertitelah disinggungdiatas, beton dibuat dengan mencampurkan:

1. Air2. Semen3. Agregat (Kasar dan Halus) 4. Bahan campuran tambahan jika diperlukan

Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa beton sebagian besar terdiri dari agregat. Bahan-bahan dasar beton dengan proporsi tertentuyang dihasilkan dariperencanaan campuran dicampur dengan mengikuti prosedur pencampuran yang dijabarkan di buku peraturan beton. Proporsi campuran beton biasanya dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:a. Kemudahan dalam pelaksanaan seperti transportasi, pengecorandanpemadatanb. Waktu yang diperlukan sebelum beton mengeras (setting time)c. Kekuatan dan ketahanan dari betonPerbedaankomposisi dari setiap bahan dasar beton akanmemperngaruhi properti-properti beton yang dihasilkan, seperti:a. kemudahan pengerjaanb. kesatuanc. kekuatand. ketahanan atau keawetan

2.2.1 Semen

Pada beton yang telah mongering, kalsium hidroksida akan keluar sebagai cairan, yang bila mengering menjadi butiran berwarna yang keluar di permukaan beton. Bila cairan ini bertemu dengan silica fume, akan dapat menjadi gel/pasta lagi dan dapat menambah kekuatan beton.Semen adalah bubuk halus yang jika dicampur dengan air akan menghasilkan adukan semen atau pasta. Adukan semen ini berfungsi untuk mengikat dan menahan bersama agregat-agregat di dalam campuran. Reaksi kimia senyawa semen bila dicampur air adalah sebagai berikut :

Kalsium Hidroksida(liquid)Pasta semenairsemen(3CaO.SiO2) + 6 h2O 3CaO.SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

Semen dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :a. Semen non-hidrolik : Tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, tetapi dapat mengeras di udara. Contoh : kapur.b. Semen hidrolik : Mempunyai kemempuan mengikat dan mengeras di dalam air. Contoh :a. Kapur Hidrolikb. Semen Pozzolanc. Semen Terakd. Semen Alame. Semen Portlandf. Semen portlan Pozzolang. Semen Putihh. Semen AlumniaSemen portland adalah semen yang pada umumnya digunakan pada pelaksanaan konstruksi. Ada beberapa jenis semen portland yang kita kenal, yaitu:a. Semen portland tipe Iadalah semen yang umumdigunakan untuk berbagai jenis penggunaan dimana properti-properti tertentu seperti yang diberikan oleh tipe-tipe yang lain tidak diperlukan.b. Semen portland tipe IIdigunakan jika perlindungan terhadap pengaruh sulfat pada level yang moderat diperlukan. Biasanya struktur-struktur drainase terekspos terhadapkeberadaan sulfat pada level moderat. c. Semen portland tipe IIImemberikan kekuatan awal yang tinggi. Hal ini berguna jika kita ingin membongkar bekesting lebih cepat atau beton ingin segera dibebankan atau difungsikan.d. Semen portland tipe IVmenghasil panas hidrasi yang rendah.e. Semen portland tipe Vdigunakan untuk mengatasi penggunaan beton di konstruksi yang terekspos terhadap sulfat dalam kandungan tinggi (tanah atau air tanah).Berdasarkan uraian diatas, jelassetiap jenis semen portland akan menghasilkan properti yang berbeda. Yang umum digunakan di Indonesia adalah semen type I, II , V dan blended cement yaitu semen yang dicampur dengan pozzolan.Semen harus memenuhi salah satu ketentuan berikut :a. SNI 15-2049-1994, Semen Portlandb. Spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595), kecuali tipe S dan SA yang diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama struktur beton.c. Spesifikasi semen hidrolis ekspansif (ASTM C 845)Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen yang digunakan pada perancangan proporsi campuran.

2.2.2 Agregat Agregat dalam fungsinya pada beton adalah hanya sebagai pengisi, akan tetapi hal ini justru penting karena agregat akan menentukan sifat mortar suatu beton. Agregat dibedakan menjadi dua, agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar dalam beton contohnya adalah kerikil dan agregat halus contohnya pasir. Gambar 2.3 menunjukkan contoh agregat dalam berbagai ukuran.

Gambar 2.3. Agregat Kasar dan Agregat HalusYang termasuk agregat kasar adalah batu pecah dengan butiran 5,0 20,0 mm. Beberapa karakteristik dari agregat yang perlu diperhatikan adalah:a. Kekuatan dan kekerasan, agregat-agregat yang mempunyai kekuatan dan kekerasan yang lebih tinggi akan menghasil beton dengan kekuatan yang lebih tinggi juga.b. Ketahanan dalam jika mengalami gerusan dan kelapukanc. Secara kimia tidak reaktif sehingga tidak akan beraksi dengan larutan semend. Bersih sehingga rekatan antara agregat-agregat dengan adukan semen tidak terganggue. Bergradasi, agregat-agregate sebaiknya mempunyai ukuran yang bervariasi sehingga mereka akan bisa bersatu dengan baik. Sebagai hasilnya, beton yang dihasilkan akan lebih padat dan kuat.f. Bentuk agregat, agregat yang kubikan akan menghasilkan beton yang baik. Gambar 2.4 berikut menunujkkan gambaran bentuk agregat.

Elongation

Kubikal

Elongation & flakines dalam mixFlakiness

Gambar 2.4. Bentuk Agregat dalam Beton

Jenis agregat dapat dilihat pada table 2.2 beikut ini.Tabel 2.2 Jenis AgregatNoDasar perbedaan JenisJenis Agregat

1Jenis Agregat berdasarkan berat Agregat normal Agregat ringan Agregat berat

2Jenis Agregat Berdasarkan Bentuknya (ASTM D-3398) Agregat bulat Agregat bulat sebagian Agregat bersudut Agregat panjang Agregat pipih Agregat panjang dan pipih

3Jenis Agregat berdasarkan tekstur permukaan Kasar, agak kasr, licin, agak licin. Berdasarkan visual dapat dibedakan menjadi sangat halus (glassy), halus, granular, kasar berkristal (crystalline), berpori dan berlubang-lubang.

4Jenis Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran NominalDari ukurannya, agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu agregat kasar da agregat halus (Ulasan PB, 1998:9)1. Agregat halus adalah yang semua butirnya menembus ayakan berlubang 4,8 mm (SII.0052, 1980) atau 4,75 mm (ASTM C33, 1982) atau 5,0 mm (BS.812, 1976)2. Agregat kasar ialah agregat yang semua butirnya tertinggal di atas ayakan 4,8 mm (SII.0052, 1980) atau 4,75 mm ( ASTM C33, 1982) atau 5,0 mm (BS.812, 1976).

5Jenis Agregat berdasarkan Gradasi Gradasi sela (Gap grade) Gradasi menerus (continuous grade) Gradasi seragam (uniform grade)

Sumber : SNI, PBI, 1998Kekuatan agregat diuji dengan menggunakan Los Angeles Test. Untuk agregat halus terdapat fines modulus sebesar 2,3 3,10. Idealnya 2,7.Sifat Agregat dalam beton adalah sebagai berikut :a. Serapan air dan kadar air agregat. Presentasi berat air yang mampu diserap agregat di dalam air disebut serapan air, sedangkan banyak air yang terkandung dalam agregat disebut kadar airb. Berat jenis dan daya serap agregat. Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis agregat menentukan berat jenis beton, sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Semakin tinggi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut.c. Gradasi agregat. Untuk mendapat campuran beton yang baik kadang harus mencampur beberapa agregat.d. Modulus halus Butir. Adalah indeks yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir agregat.e. Ketahanan Kimia. Pada umumnya beton tidak tahan serangan kimia. Yg biasa dijumpai yaitu serangan alkali dan serangan sulfatf. Kekekalan. Kekekalan agregat dapat diuji dengan larutan kimia untuk memeriksa reaksinya pada agregat (PB89, 1990)g. Perubahan volume. Faktor utama yang meyebabkannya adalah kombinasi reaksi kimia seiring mengeringnya beton.h. Karakteristik panas. Sifat ini mempengaruhi keawetan dan kualitas beton. Sifat utamanya adalah koefisien muai, panas jenis dan penghantar panas.Bahan lain yang mengganggu. Bahan yg dapat mengganggu ikatan pada beton serta pengerasan betonnya, alkali dan sulfat, bahan padat yang menetap, bahan organic dan humus.

2.2.3 AirAir dalam membuat beton adalah untuk memicu proses kimiawi dari semen, membasahi agregat dan mambaerikan pekerjaan yang mudah dalam pekerjaan beton. Perbandingan / factor air semen yang baik akan memberikan kualitas beton yang baik. Karena peranannya ini, air harus bersih dari kontaminasi kotoran, unsur-unsur kimia dan sampahyang mungkin akan mempengaruhi beton. Untuk itu, air harus dicek kebersihannya sebelum dipakai. Patokannya, kalau air itu aman diminum, maka air itu juga bisa digunakan di campuranbeton.

TOTAL WATER IN CONCRETTEWater Absorption adalah : Air dalam AgregatFree Water adalah : Air untuk Beton (Faktor Air Semen)Water Allowance adalah : Moist Content AbsorptionAdditional water adalah : Free Water Water AllowanceWater

Agregat

Kadar air pada agregat harus dihitung sebagai water allowanceSyarat umum air sebagai material beton :a. Air harus bersih dan bebas dari bahan yang dapat merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organic atau bahan lainnya yang nerugikan terhadap beton dan tulangan.b. Air pencampur beton prategang atau pada beton yang didalamnya tertanam logam aluminium tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton.Faktor Air Semen (FAS) adalah perbandingan berat air dengan berat semen. W = Berat air C = Berat semen

Secara umum semakin tinggi nilai FAS,semakin rendah mutu kekuatan tekan beton. Tetapi nilai FAS yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan mutu beton menurun. Umumnya nilai FAS minimum diberikan sekitar 0,4 dan maksimum 0,65.Gambar 2.5. Grafik Korelasi FAS dan Kuat Tekan Beton

Air yang terlalu sedikit bisa menyebabkan kurangnya sempurna reaksi kimia semen menjadi gel / pasta dengan sempurna. Nilai FAS yang tepat, membuat semen bereaksi sempurna, dan mengisi ruang diantara agregat dengan baik.Bila air terlalu banyak, maka sisa air yang tidak dimanfaatkan untuk reaksi semen akhirnya akan menguap seiring keringnya beton, dan akan membuat rongga dalam beton. Beton yang memiliki banyak rongga akan berkurang kekuatan tekannya. Ilustrasi diatas menunujukkan pada FAS yang rendah, beton akan sulit dikerjakan sehingga banyak rongga dibandingkan pada beton dengan FAS lebih besar. Namun FAS yang terlalu besar juga akan membuat banyak rongga karena sisa air akan menguap pada saat pengeringan beton.

2.3 Perancangan Campuran BetonSifat dan Karakteristik Campuran Beton angtara lain sebagai berikut :a. Selain kekuatan pasta semen, yang perlu menjadi perhatian adalah agregat. Proporsi agregat dalam beton adalah sekitar 70 80% sehingga semakin baik mutu agregat secara linier dan tidak langsung akan menjadikan mutu beton menjadi baik, begitu juga sebaliknya.b. Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui peancangan beton (mix design). Hal ini dimaksudkan agar proporsi campuran dapat memenuhi persyaratan kekuatan serta dapat memenuhi sapek ekonomis. Penentuan proporsi campuran dapat dengan beberapa metode yang dikenal antara lain :a. Metode America Concrete Instituteb. Portland Cement Associationc. Road Note No. 4d. British Standard, Departemen of Engoneeringe. Departemen Pekerjaan Umum (SK.SNI.T-15-1990-03)f. Cara coba-cobac. Metode pencampuran (mixing) diperlukan untuk mendapatkan kelecakan yang baik sehingga beton dapat mudah dikerjakan. Workability ini didefinisikan sebagai kemudahan untuk dikerjakan, dituangkan dan dipadatkan serta bentuk dalam acuan. Kemudahan pengerjaan diindikasikan melalui slump test. Semakin tinggi nilai slump, semakin mudah untuk dikerjakan. Namun nilai slump harus dibatasi. Nilai slump yang terlalu tinggi akan membuat beton keropos setelah mengeras, karena air yang terjebak didalamnya menguap. d. Metode pengadukan dan pengecoran (placing) akan menentukan sifat, walaupun rencana campuran baik dan syarat mutu bahan telah terpenuhi. Pengadukan yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya bleeding, dan hal lain yang tidak dikehendaki.e. Pemadatan yang tidak baik menyebabkan tidak terjadinya pencampuran bahan yang homogeny. Namun pemadatan yang berlebihpun dapat menyebabkan terjadinya bleeding. f. Perawatan (curing) dimaksudkan untuk menghindari panas hidrasi yang tidak diinginkan.Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya. Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi dan proporsi bahan-bahan penyusun beton .Kriteria perencanaan beton adalah kekuatan tekan dari hubungannya dengan FAS. Menurut Abram, untuk menghasilkan kekuatan yang tinggi penggunaan air dalam campuran beton harus minimum. Jika air yang digunakan sedikit, maka akan sulit dikerjaan. Pemilihan agregat juga akan mempengaruhi. Butiran yang besar akanmenyebabkan kesulitan terutama karena akan menimbulkan segregasi, jika ini terjadi kemungkinan terbentuknya rongga-rongga pada saat beton mengeras akan semakin besar.Metode yang ada :1. Metode American Concrete Institute : mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan memperhatikan ketersediaan bahan di lapangan, kemudahan pengerjaan seta keawetan dan kekutan pekerjaan beton.2. Metode Road Note No.4 : ditekankan pada pengaruh gradasi agregat terhadap kemudahan pekerjaan3. Metode SNI SK.SNI.T-15-1990-3 : memperhitungkan kekuatan tekan, nilai tambah, slump, gradasi dan besar agregat maksimum4. Metode Portland Cement AssociationMetode coba-coba : menetapkan FAS, proporsi agregat campuran supaya menghasilkan kepadatan maksimum, proprsi agregat dan pasta semen, uji tekan 28 hari. Bila tidak sesuai diulangi lagi dengan koreksi proporsinya.Untuk perancangan campuran beton dipakai metode modifikasi ACI. Seperti telah diuraikan, beton merupakan campuran antara semen, pasir, agregat halus, agregat kasar dan air. Proporsi dari unsur pembentuk ini harus ditentukan sedemikian rupa sehingga terpenuhi syarat-syarat : a. Kekenyalan tertentu yang memudahkan adukan beton pada cetakan (workability) dan kehalusan (finishability) beton basah yang ditentukan dari :i. Volume pasta adukanii. Keenceran pasta adukaniii. Perbandingan campuran agregat halus dan agregat kasar.b. Kekuatan rencana dan ketahanan (durability) pada kondisi beton setelah mengeras.c. Ekonomis dan optimum dalam pemakaian semen.Untuk tujuan menentukan proporsi bahan-bahan pembentuk beton, dikembangkan berbagai metode secara empirirs berdasarkan hesil-hasil percobaan adukan beton yang pernah dibuat.Oleh karena rumusan dan tabel penentuan proporsi unsur-unsur beton adalah empiris, maka dalam pembuatan beton bagi tingkat keuatan tertentu, selalu harus dibuat adukan rencana.

2.4 Pelaksanaan Pekerjaan BetonPencampuran dilakukan agar diperoleh komposisi yang solid. Agar terjaga konsistensi rancangannya, tahapa lebih lanjut dalam pengolahan beton perlu diperhatikan tahapan Pengerjaan beton dapat dilihat pada table 2.3 berikut (PB, 1989:27).Tabel 2.3. Tahapan Pengerjaan BetonNoTahapan Pengerjaan BetonKeterangan

1Persiapan Semua peralatan pengadukan dan oengangkutan bersih Ruang yg akan di cor harus bersih Untuk memudahkan pembukaan acuan, permukaan dalam acuan boleh dilapisi dengan bahan khusus (minyak, kimia atau lembaran polyurethane) Pasangan dinding yang berhubungan langsung dengan beton harus dibasahai hingga jenuh Tulangan harus bersih Air dalm cetakan harus dibuang, kecuali bila penuangan dilakukan dengan tremi atau seijin pengawas ahli. Semua kotoran pada permukaan beton yang telah mengeras harus dibuang sebelum beton yang baru dituangkan ada permukaan tersebut.

2Penakaran fc 20 Mpa proposi penakaran berdasarkan berat fc 20 Mpa proposi penakaran boleh berdasarkan volume tekniknya harus didasarkan atas penakaran berat yang dikonversikan kedalam penakaran volume.

3Pengadukan Indikasinya adalah warna adukan merata, kelecakan cukup dan tampak homogeny. Data yang perlu direkap adalah jumlah yang dihasilkan, proporsi material, perkiraan lokasi penuangan akhir pada struktur, waktu dan tanggal pengadukan serta penuangan. Pengadukan bisa secara manual atau dengan mesin.

4Pengangkutan Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke penyimpanan akhir harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pemisahan atau kehilangan material. Alat bisa berupa ember, dolak, gerobak dorong, talang, truck mixer, belt conveyor, pompa dan tower crane.

5Penuangan Adukan Campran yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin dengan cetakan akhir untuk mencegah segregasi Kecepatan penuangan diatur sehingga beton masih dalam keadaan plastis Campuran yang telah mengeras tidak boleh dituang kedalam struktur kecuali disetujui pengawas ahli. Begitu dituang, harus dilakukan tanpa henti dalam sautu panel, yang dibentuk oleh batas elemennya atau construction joint. Harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan harus dapat mengisi rongga beton. Waktu pengikatan awal beton selama 2 jam dan pengikatan akhir selama 4 jam. Dengan penundaan selama 2 2,5 jam kuat tekan beton masih dapat tercapai. Untuk penuangan dalam air, dapat ditambah 10% semen untuk menghindari kehilangan saat [enuangan. Penuangan dibantu alat seperti karung, bak khusus, tremi, katur hidro dan beton pra susun. Penuangan beton dengan pemompaan keuntungannya adalah pengurangan tenaga kerja, hasil baik dan produksi tinggi. Jenis pompanya pompa torak, pneumatic, pompa peras tekan. Alat pompa ini dilengkapi dengan pipa-pipa penghantar beton.

6Pemadatan Beton Dilakukan setelah beton dituang, sebelum terjadinya setting time. Dengan keadaan beton yang tidak terlalu encer sebaiknya anda memadatkan beton 5 sampai dengan 15 detik dan pemadatan dengan vibrator lebih lama jika beton yang anda cor lebih kental atau nilai slump rendah. Ingat bahwa pemadatan dalam tempo yang terlalu singkat atau pemadatan dengan tempo yang terlalu lama tidak diperbolehkan. Pemadatan dengan tempo yang singkat bisa menyebabkan beton anda kropos sedangkan pemadatan dengan tempo yang terlalu lama dapat menyebabkan segregasi.

7Finishing Finishing dimaksudkan untuk mendapatkan permukaan beton yang rata dan mulus. Dilakukan saat beton belum mencapai final setting. Alatnya ruskam, jidar dan mesin lainnya.

8Perawatan (Curing) Curing dilakukan agar proses hidrasi tidak mengalami gangguan. Curing dilakukan minimal 7 hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab

Curing dengan penyiraman air dan karung basah

9Sifat beton segar Dalam pengerjaan beton segaryang harus diperhatikan adalah kemudahan pengerjaan, segregation (sarang kerikil), dan bleeding (naiknya air) Segregation

10Pengerjaan beton pada cuaca panas Temperatur tinggi mempengaruhi beton segar dank eras karena dapat mengakibatkan kehilangan slump dalam waktu pendek. Setting time lebih cepat, kesulitan pemadatan, kemungkinan terjadi bleeding dan cracking lebih besar, durabilitas berkurang, perlu perawatan pd saat setting dan homogenitas berkurang.

11Hal penting yangharus diperhatikan Pelaksanaan jadwal kerja : jadwal pengecoran, data pengecoran, jumlah pengecoran (kapasitas perjam), alat angkut, tenaga kerja. Persiapan awal pengerjaan : control acuan, control penulangan, tenaga cukup, alat penerangan, ijin pengecoran, control material (material finishing, penganggulangan kropos, slip form, material cor), alat pengecoran (alat aduk, angkut, pemadatan, finishing), metode, dan lingkungan (cuaca dan pekerjaan disekitarnya)

12Pelaksanaan Kontrol kondisi material, pengambilan contoh untuk uji (konsistensi, slump test, bleeding, segregasi, ketepatan campuran dan pembuatan benda uji)

13Quality Control Pemeriksaan secara regular material dilapangan atau di gudang Pengambilan sampel secara acak Pendataan lengkap setiap contoh uji.

Sumber Data : PB, 1989:27

2.5 Metode PengujianAda 3 kegiatan utama pengujian beton : (1) Pengujian material penyusun beton; (2) Pengujian beton segar; (3) Pengujian beton keras1. Pengujian Bahan Penyusun BetonTabel 2.4 Beberapa Pengujian Bahan Menurut ASTMPengujian Semen PortlandPengujian AirPengujian Agregat

1. Test kuat tekan mortar dengan kubus 50 cm2. Analisis kandungan kimia dengan semen hidrolis3. Kehalusan butir dengan turbidimeter4. LanjutanAutoclave expansion5. Tata cara pengambilan sample6. Kandungan udara dalam mortar semen7. Panas hidrasi8. Waktu pengikatan awal dengan jarum vicat9. Kehalusan butir dengan alat permeabilitas udara10. Pengerasan awal11. Potensial ekspansi (serangan sulfat)1. Kuat tekan mortar2. Kandungan kimia maksimum3. Kandungan sulfat1. 1. Berat isi dan kadar pori2. Kadar zat organic dalam agregat halus3. Kadar zat organic terhadap kuat tekan mortar4. Kehalusan butir no.200 dengan pencucian dan ayakan5. Butiran ringan dalam agregat6. Ketahan degradasi dengan Los Angeles Machine7. Analisa ayak8. Kadar lumpur9. Perubahan volume10. Ketahanan terhadap abrasi dan impact

Vicat TestLos Angeles Machine

Gambar 2.6. Grafik Laos Angeles Machine dan Vicat Test

2. Pengujian Beton SegarTabel 2.5 Beberapa Pengujian Beton Segar Pengujian Beton Segar

1. Berat isi dan kandungan udara2. Slump test3. Pengambilan beton segar4. Kandungan udara dalam beton5. Bleeding6. Kadar semen dalam beton segar7. Kandungan air dalam beton segar

Gambar 2.7. Slump Test3. Pengujian Beton KerasTabel 2.6 Beberapa Pengujian Beton Keras Pengujian Beton Keras

1. Pembuatan dan perawatan benda uji2. Pengujian kuat tekan3. Pengujian Kuat lentur4. Pengujian modulus elastisitas

30