bab 2 manajemen konstruksi

17
2 MANAJEMEN PROYEK Pengantar Setelah mempelajari Bab 1 yang berisi pengertian dasar manajemen, maka bab 2 ini akan dilanjutkan dengan pengertian proyek sebagai suatu kegiatan khusus yang dapat dijumpai pada pekerjaan konstruksi. Dalam proyek konstruksi dikenal juga pihak-pihak yang berperan yaitu pemberi tugas, konsultan. Banyak sekali permasalahan yang ditemukan di proyek, karena proyek itu sendiri merupakan sesuatu yang unik. Antara proyek satu dengan lainnya berbeda. Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan memahami pengertian proyek. Lebih rinci lagi setelah mempelajari teori Manajemen Proyek diharapkan Anda dapat: Menyebutkan pengertian proyek dengan benar. Menyebutkan urutan/ tahapan suatu proyek dengan benar. Menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam suetu proyek Konstruksi. 2.1. Pengertian Proyek PROYEK ialah suatu rangkain kegiatan yang bersifat khusus, untuk mencapai suatu hasil yang bersifat khusus pula. Jadi proyek bukanlah merupakan sesuatu kegiatan rutin yang dilakukan secara terus menerus, melainkan hanya menyangkut sesuatu jangka waktu tertentu saja.

Upload: mochamadiqbal

Post on 12-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Manajemen Konstruksi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 Manajemen Konstruksi

2

MANAJEMEN PROYEK

Pengantar

Setelah mempelajari Bab 1 yang berisi pengertian dasar manajemen, maka bab 2 ini akan

dilanjutkan dengan pengertian proyek sebagai suatu kegiatan khusus yang dapat dijumpai pada

pekerjaan konstruksi.

Dalam proyek konstruksi dikenal juga pihak-pihak yang berperan yaitu pemberi tugas, konsultan.

Banyak sekali permasalahan yang ditemukan di proyek, karena proyek itu sendiri merupakan

sesuatu yang unik. Antara proyek satu dengan lainnya berbeda.

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan memahami pengertian proyek. Lebih rinci lagi

setelah mempelajari teori Manajemen Proyek diharapkan Anda dapat:

Menyebutkan pengertian proyek dengan benar.

Menyebutkan urutan/ tahapan suatu proyek dengan benar.

Menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam suetu proyek Konstruksi.

2.1. Pengertian Proyek

PROYEK ialah suatu rangkain kegiatan yang bersifat khusus, untuk mencapai suatu hasil yang

bersifat khusus pula. Jadi proyek bukanlah merupakan sesuatu kegiatan rutin yang

dilakukan secara terus menerus, melainkan hanya menyangkut sesuatu jangka waktu

tertentu saja.

Page 2: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Definisi di atas juga berlaku untuk proyek-proyek pekerjaan umum atau dikenal dengan istilah

Pekerjaan Umum atau Konstruksi.

Proyek pelebaran jalan misalnya, kegiatan ini akan berakhir dengan telah selesainya seluruh jalan

raya yang dilebarkan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdapat pihak-pihak yang mengerjakan dan mengelola

konstruksi tersebut. karena proyek konstruksi dimulai dari pengumpulan data sampai dengan

pemakaian/ penggunaan bangunan, maka pihak-pihak yang berperan dalam suatu proyekpun cukup

banyak.

Masing-masing pihak tersebut mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab sendiri. Dalam

pelaksanaannya unsur-unsur ini saling berkaitan dan berhubungan mengikuti pola kerja yang sudah

ditetapkan.

Kerja sama dan kordinasi perlu dijalin antara pihak-pihak tersebut agalr diperoleh hasil bangunan/

konstruksi yang memenuhi keinginan semua pihak. Koordinasi dan kerjasama tersebut didasarkan

atas ketentuan/ persyaratan teknis maupun administratif. Ketentuan tersebut dapat berupa peraturan-

peraturan, undang-undand dan lain-lain yang mengatur pelaksanaan pekerajaan suatu bangunan.

2.2. Pihak-pihak yang Berperan dalam Proyek

Pihak-pihak yang berperan dalam suatu proyek adalah

1. Pemberi Tugas

Sering juga disebut dengan istilah principal, owner, employer, client, bouwheer dan lain

sebagainnya.

Adalah orang/ badan yang memberikan/ menyuruh memberikan pekerjaan bangunan dan

membayar biya pekerjaan bangunan.

2. Perencana

sering pula disebut Konsultan, designer, arsitek, insinyur, konsultan perencana dan lain

sebagainya.

Ialah orang/ badan yang membuat perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan bangunan.

Perencana juga dapat perorangan atau perorangan yang berbadan hukum yang bergerak dalam

bidang perencanaan pekerjaan bangunan.

Yang dimaksud dengan badan hukum yaitu badan yang mempunyai akte pendirian perusahaan

dari seorang notaris.

3. Kontraktor

Page 3: BAB 2 Manajemen Konstruksi

ialah orang/ badan yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan bersama bangunan menurut

biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat serta gambar

rencana yang telah ditetapkan.

Kontraktor juga dikenal dengan istilah pemborong bangunan, aanemer, rekanan.

Sub kontraktor ialah kelompok/ badan hukum yang melaksanakan sebagian pekerjaan

kontraktor atas dasar kemampuan khusus yang dimilikinnya.

4. Pihak-pihak yang berwenag

Yang termasuk diantarannya:

Pengawas

Pemberi pinjaman

Pejabat pemberi ijin

Pengawas ialah perseorangan atau badan hukum yang diberi wewenang oleh pemberi tugas/

pemilik untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh

kontraktor. Karena wewenangnya tersebut. Maka pengawas dapat memberikan ijin

pelaksanaan kepada kontraktor.

Pemberi Pinjaman ialah perseorangan atau badan hukum yang bergerak di bidang pinjam-

meminjam dana, baik swastra maupun pemerintah. Pemberi pinjaman berwenang

menilai kelayakan proyek, melanjutkan atau menghentikan pinjamannya.

Pejabat Pemberi Ijin adalah lembaga pemerintah yang berwenang memberikan ijin terhadap

perencanaan, pembangunan dan pengunaan bangunan proyek

Sebagai contoh pejabat pemberi ijin adalah Dinas Pengawas Pembangunan Kota

yang menerbitkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Penggunaan Bangunan.

Sasaran Utama dalam Manajemen Proyek :

1. Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam anggaran/ budget yang telah ditentukan

dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan kulitas mutu pekerjaan yang sesuai dengan

spesifikasi teknis yang telah dirumuskan.

2. Bagi Kontraktor yang bonafide, dapat mengembangkan reputasi kualitas pekerjannya.

3. Menciptakan organisasi di kantor pusat dan di lapangan yang menjamin beroperasinya pekerjaan

secara tim/ kelompok dengan baik.

4. Menciptakan iklim kerja yang mendukung. Baik dari segi, kondisi kerja dan komunikasi timbal

balik yang terbuka antara atasan dan bawahan.

Page 4: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Dalam mencapai tujuan, suatu proyek sudah ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang

dialokasikan, dan mutu serta waktu (jadwal) yang harus dipenuhi.

Biaya : Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran (within budget).

Mutu : Produk proyek atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang

dipersyaratkan/sesuai mutu.

Waktu : Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah

ditentukan dalam penjadwalan (on schedule).

Tipe-tipe proyek konstruksi :

1. Konstruksi pemukiman

Misalnya :

Perumahan

Rumah Susun

Apartemen

Kondominium dsb.

2. Konstruksi Gedung

Misalnya :

Toko

Sekolah

Kantor

Tempat hiburan dsb.

3. Konstruksi Rekayasa Berat (Heavy engineering Construction)

Misalnya :

Bendungan

Terowongan

Pembangkit Listrik

Pelabuhan

Jalan raya dsb.

4. Konstruksi industri

Misalnnya :

Pabrik

Kilang minyak

Usaha Pengembangan

Page 5: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Tugas dan Kewajiban

Masing-masing pihak yang berperan dalam suatu proyek mempunyai tugas dan kewajiban sesuai

dengan fungsi dan kegiatannya dalam pelaksanaan bangunan.

1. Pemberi tugas

Tugas dan Kewajiban Pemberi Tugas Meliputi :

a. Menyediakan/ membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk terwujudnya suatu pekerjaan

bangunan.

b. Menerima hasil pekerjaan apabila sudah tidak keberatan.

Penerimaan dan persetujuan dapat dilaksanakan apabila pekerjaan bangunan telah selesai secara

keseluruhan atau dapat pula dikeluarkan per bagian. Sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara

pemberi tugas dan Kontraktor.

2. Perencana

Tugas dan kewajiban perencana :

a Membuat sketsa gagasan/ pemikiran pertama

b Membuat pra rencana

c. Membuat rencana pelaksanaan

d. Membuat gambar detail dan penjelasan lengkap, termasuk perhitungan konstruksinya.

e. Membuat peraturan dan syarat-syarat.

f. Membuat Rancangan Anggaran Biaya.

g. Melaksanakan pelelangan

Di samping itu. Konsultan/ perencana juga diberi tugas sebagai pengawas pekerjaan. Hal ini

dapat dimengerti, karena sebagai badan/ orang yang merencanakan pekerjaan, maka tentunya

perencana tersebut tahu apa yang dikerjakan kontraktor nantinya. Namun dapat juga antara

perencana dan pengawas dilaksanakan secara terpisah.

Sebagai pengawas maka tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa dan meneliti gambar-gambar yang dibuat kontraktor.

b. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (laporan harian, mingguan dan bulanan)

c. Menyiapkan, membimbing dan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

d. Menyelenggarakan surat-surat yang berhubungan dengan pekerjaan.

e. Mengukur, meneliti dan memeriksa pembayaran angsuran biaya pelaksanaan pekerjaan.

f. Membuat gambar-gambar tambahan bila dipandang perlu.

g. dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambahan dan kurang.

h. Mengawasi dan menguji kualitas/ mutu bahan bangunan.

i. Menyiapkan dan menyusun berita acara pekerjaan.

j. Membuat gambar-gambar revisi.

Page 6: BAB 2 Manajemen Konstruksi

1. Kontraktor

Tugas dan kewajiban kontraktor meliputi :

a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar rencana dan persyaratan teknis, risalah

penjelasan pekerjaan dan peraturan lain yang ditetapkan sebelumnya.

b. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan atau dapat pula

diserahkan per bagian pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Oleh karena proyek merupakan sesuatu rangkaian kegiatan untuk mendapatkan sesuatu hasil

tertentu, maka dengan sendirinnya sebelum disusun dan ditetapkan sesuatu proyek, terlebih

dahulu harus diadakan penelitian dan evalusai tentang apakah hasil tertentu yang ingin dicapai itu

benar-benar bermanfaat atau tidak.

Itulah yang kita kenal dengan istilah studi kelayakan proyek. Studi kelayakan merupakan bagian

awal dari suatu proyek.

2.3. Tahapan Proyek

Urutan proyek yang lain akan dibicarakan berikut ini:

1. Gagasan (Inception)

2. Studi kelayakan (Feasibility study)

3. Garis Besar Usulan (Outline Proposal)

4. Desain Bagan (Scheme Design)

5. Desain Terperinci (Detail Design)

6. Informasi Produksi (Production Information)

7. Anggaran Biaya (Cost Estimation)

8. Kegiatan Lelang (Tender Action)

9. Persiapan Proyek (Project Preparation)

10. Pekerjaan di Lapangan (Site Construction)

11. Penyelesaian (Finishing)

Uraian masing-masing tahapan :

1. Gagasan

Yaitu tahapan untuk mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan untuk membangun dan

menunjuk perencanaan arsitek.

Pihak yang berkepentingan :

Pemilik

Perencana/ Arsitek

Tugas pemilik :

1. Memperimbangkan kebutuhan untuk membangun.

Page 7: BAB 2 Manajemen Konstruksi

2. Menyusun Organisasi

3. Menunjuk Perencana

4. Bertukar informasi dengan perencana

Tugas perencana/ arsitek :

1. Mendapatkan informasi latar belakang kebutuhan proyek dari pemilik/ pemberi tugas.

2. Memberi keterangan kepada pemilik mengenai tanggung jawab pekerjaannya, kontrak dan

honor arsitek.

3. Mendapatkan peta lapangan dan mengunjungi lokasi.

4. Melakukan koordinasi dengan anggota kelompok lainnya (tim perencana).

5. Mempersiapkan jawaban atas kebutuhan biaya dan waktu.

2. Studi Kelayakan

Yaitu tahapan untuk memperoleh gambaran tentang kemungkinan apa yang akan terjadi dengan

proyek tersebut. Apakah proyek yang akan dibangun akan memberikan manfaat secara

komersial atau yang bersifat non-komersial.

Hasil studi kelayakan merupakan manfaat yang sangat berharga bagi pemilik proyek/ pemberi

pinjaman dalam rangka memudahkan pengambilan keputusan apakah proyek yang

bersangkutan dapat di pertanggungjawabkan pelaksanaanya untuk layak dibangun atau tidak.

Dalam melakukan studi kelayakan, maka akan ditinjau dari berbagai aspek/segi.

1. Aspek teknis/ teknologi

2. Aspek yuridis

3. Asdpek sosial/ Lingkungan hidup

4. Aspek ekonomis

Uraian masing-masing aspek.

1. Aspek teknis/teknologi

Yaitu meneliti serta mengevaluasi apakah hasil tertentu tang akan dicapai memang

memungkinkan untuk dicapai dan menggunakan teknologi yang ada. Bilamana dapat

dicapai dengan menggunakan teknologi yang ada, maka proyek tersebut dikatakan layak

untuk dilaksanakan.

Hal-hal yang diuraikan dalam aspek ini adalah :

Tipe fasilitas yang akan diberikan

Pemilihan lokasi

Page 8: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Jenis teknologi yang dipakai

Pengalaman kerja yang didapat dari proyek yang sejenis

Sumberdaya manusia yang tersedia

Pengadaan bahan material

2. Aspek Yuridis/ hukum

Yaitu meneliti dan mengevalusai apakah hasil terrentu yang ingin dicapai tersebut memang

dibenarkan oleh peraturan-peraturan hokum yang berlaku. Bilamana memang dibenarkan

oleh peraturan tersebut. Maka proyek tersebut dikatakan layak.

Aspek ini juga membahas mengenai pengegahan secara awal pengaruh negatif yang akan

timbul dikemudian hari.

3. Aspek Sosial dan lingkungan Hidup

Yaitu meneliti dan mengevalusai apakah hasil tertentu yang akan dicapai akan memberikan

dampak positif atau memberikan dampak sosial yang negatif.

Bilamana akan memberikan dampak positif, maka proyek tersebut dapat dikatakan layak.

Aspek ini juga membahas mengenai pengegahan secara awal pengaruh negative yang akan

timbul di kemudian hari.

3. Aspek Ekonomis

Yaitu meneliti serta mengevaluasi apakah hasil yang ingin dicapai memang menguntungkan

secara ekonomis.

Bilamana menguntungkan maka proyek dapat dianggap layak untuk dilaksanakan.

Pengertian menguntungkan dapat diuraikan antara lain:

Penciptaan lapangan kerja baru

Meningkatkan penghasilan secara nasional

Merangsang peningkatan standar kehidupan lingkungannya

Masing-masing pihak mempunyai tugas yang berbeda dalam hidup studi kelayakan:

Tugas pemilik :

1. Melengkapi seluruh informasi yang dibutuhkan perencana/ arsitek

2. Menerima hasil/ laporan kelayakan, merundingkan dan mempertimbangkan keputusan

proyek

3. Menyetujui jadwal waktu, metode kerja bagi tahapan berikutnnya, Prosedur pelelangan dan

penyusunan kontrak.

Page 9: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Tugas perencana/ arsitek

1. Mengorganisir kelompok perencana, menetapkan tugas dan tanggung jawab serta

mempersiapkan rencana kerja dan jadwal waktu.

2. Mendapatkan seluruh informasi yang berkaitan dengan tahap kelayakan menggunakan

daftar pertanyaan (kuisioner).

3. Melakukan studi lapangan mengenai kondisi setempat, pencatat geologi, gambaran curah

hujan.

4. Mengatur pertemuan/ rapat-rapat

3. Garis Besar Usulan

Merupakan tahap kelanjutan kelayakan, di mana pemilik proyek mengambil keputusan

mengenai kelanjutan proyek.

Isi pokok tahapn ini adalah:

Menetapkan usulan pokok tentang ukuran bangunan/ luas bangunan, bhan dan informasi lain

untuk kebutuhan perencanaan.

Tugas pemilik :

1. Melengkapi seluruh informasi yang dibutuhkan ahli/ arsitek

2. Mengambil keputusan mengenai kelanjutan proyek

3. Menerima laporan dari perencana dan memberi tugas utk pekerjaan berikut

Tugas perencana :

1. Mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan

2. Mengatur kemajuan proyek

3. Menyusun dokumen tender/ RKS

4. Mengadakan penelaahan/ studi mengenai lapangan, penyelidikan lapangan, penyelidikan

tanah, jenis dan metode struktur, pondasi dan lain-lain.

5. Memberi informasi kepada Quantity Surveyor tentang struktur dan jenis bahan untuk

penyusunan garis besar rencana kerja

Tugas Quantity Surveyor :

1. Mendapatkan informasi untuk perhitungan biaya proyek

2. Menentukan batas biaya dan memberikan perkiraan biaya

3. Menyusun dasar-dasar yang digunakan untuk pengendalian biaya.

Tugas Kontraktor (jika ada)

Meninjau lokasi dan menyelidiki tentang :

Page 10: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Kondisi tanah, Jalan, keadaan tenaga kerja, keadaan sub kontraktor, mandor dan suplier

setempat.

4. Desain bagan (Scheme Design)

Adalah tahapan penyusan dasar-dasar untuk perencanaan (basic design) misalnya: menentukan

perencanaan letak bangunan, perencanaan peralatan kerja yang digunakan, gambar-gambar

bangunan, persiapan rencana biaya, pengembangan akhir usulan-usulan.

Setelah tahapan ini, sebaiknya pembicaraan dan usulan-usulan tidak diubah lagi.

Pada tahap Rancangan Skematik ini, perencana/ arsitek akan mencari konsepsi dasar desain/

rencangan yang terbaik, yang mampu memenuhi persyaratan program rancangan. Pola dan

bentuk arsitektur bangunan diujudkan dalam bentuk gambar-gambar dan nilai fungsional

dalam bentuk diagram-diagram.

Sasaran tahapan ini :

1. Membantu pemilik dalam memperoleh pengertian yang lebih mendalam atas program

rancangan yang dirumuskan oleh perencana.

2. Mencari konsepsi desain dalam jangka waktu yang paling singkat dengan biaya yang

paling ekonomis.

3. Untuk memperoleh keselarasan pengertian yang lebih mendalam atas konsepsi desain

serta pengaruhnya terhadap kelayakan proyek.

4. Membantu pemilik dalam rangka memperoleh IMB dari pemerintah daerah setempat.

Tugas pemilik :

Menerima laporan dari perencana mengenai rencana/ skematis dan memberi tugas

berikutnya.

Tugas perencana :

1. Menjelaskan bagian-bagian penting kepada pemilik, mengurus dan mengatur kemajuan

proyek sampai tahapan ini.

2. Mempelajari laporan kelompok ahli, termasuk perkembangan desain, menerangkan

garis besar program dan membuat RKS.

3. Melakukan berbagai studi mengenai :

Ijin-ijin dari pejabat setempat.

Ijin Mendirikan Bangunan.

4. Mempelajari seluruh rencana gambar, program rancangan dan perhitungan struktur

biaya.

Page 11: BAB 2 Manajemen Konstruksi

5. Membantu Quantity Surveyor dalam merencanakan biaya akhir

Tugas Quantity Surveyor :

1. Mengadakan biaya studi perbandingan.

2. Mempelajari biaya kasar dari seluruh biaya perencanaan.

3. Membuat rencana biaya akhir.

Tugas Kontraktor (jika ditunjuk) :

Melakukan studi mengenai:

1. Mempertimbangkan program pelaksanaan.

2. Usulan sub kontraktor dan supplier.

5. Desain Terperinci (Detail Design):

Adalah tahapan di mana perencana menerjemahkan konsep design/ rancangannya ke dalam

rancangan tetap dalam bentuk gambar dan uraian teknis yang terinci sehingga dapat

mendukung pemilihan kontraktor/ pemborong. penugasan pemborong dan pengawasan

pelaksanaan pembangunan.

Sistem kontruksi/ struktur, instalasi mekanikal dan elektrikal dipertimbangkan kelayakannya

dan kelaikannya baik secara tersendiri maupun menyeluruh/ terpadu.

Bahan bangunan dijelaskan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai manfaat,

ketersediaan, konstruksi dan nilai ekonomis. Kemudian dilakukan penetapan bahan yang

dipakai.

Sasaran tahap Desain Terperinci:

1. Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter proyek secara

menyeluruh dan terpadu.

2. Untuk mematangkan konsepsi desain/ rancangan secara keseluruhan terutama ditinjau

dari segi kelayakan dan fungsi, estetika dan ekonomi bangunan.

3. Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan pembangunan agar rancangan yang

tercermin dalam rancangan tetap dapat diwujudkan secara fisik dengan baik.

Setiap perubahan dalam hal ukuran, lokasi, bentuk atau biaya setelah tahapan ini

diselesaikan akan mengakibatkan kegagalan pekerjaan/ proyek

Tugas pemilik:

1. Melengkapi detail akhir yang diperlukan perencana.

2. Membuat keputusan tentang hal-hal yang perlu.

Tugas perencana:

Page 12: BAB 2 Manajemen Konstruksi

1. Membuat gambar-gambar untuk pelelangan, kemudian disusul dengan gambar-gambar

untuk pelaksanaan.

2. Membuat perencanaan tata letak bahan bangunan, perencanaan peralatan kerja yang

digunakan, jangka waktu pelaksanaan dan cara pelaksanaan yang dipakai.

3. Membantu Quatity Surveyor dalam menyiapkan volume pekerjaan dan RAB.

Tugas Quantity Surveying:

1. Mempelajari biaya dan pemeriksaan biaya

2. Membuat laporan pemeriksaan harga sementara

Tugas Kontraktor (jika ditunjuk):

Memeriksa seluruh informasi yang diberikan perencana dan Quantity Surveyor. Misalnya :

RAB, waktu pelaksanaan.

2. Informasi Produksi (Production Information)

Adalah tahapan pembuatan Dokumen Pelaksanaan. Perencana/ arsitek akan menterjemahkan

kensepsi desain/ rancangan yang terkandung dalam rancangan tetap ke dalam gambar dan uraian

teknis yang terinci sehingga dapat mendukung proses pemilihan kontraktor, penugasan

kontraktor, pelaksanaan pembangunan dan pengawasan

Perencana akan menyajikan Dokumen Pelaksanaan dalam bentuk gambar kerja dan tulisan

spesifikasi dan syarat teknis yang jelas, lengkap dan teratur. Perhitungan kuantitas pekerjaan

dan perkiraan biaya pelaksanaan yang jelas, tetap dan terinci.

Sasaran tahap Informasi Produksi

1. Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif agar biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan

dapat dihitung dengan seksama dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Untuk memperoleh kejelasan teknis dalam bidang administrasi pelaksanaan pembangunan

dan memenuhi persyaratan yuridis yang terkandung dalam Dokumen Pelelangan dan

Dokumen Kontrak

Tugas perencana:

1. Menyusun spesifikasi akhir dan syarat-syarat teknis pembangunan.

2. Menyiapkan pelelangan

Tugas Kontraktor (jika ditunjuk):

1. Menyelidiki/ mengamati tempat pengadaan barang/ bahan penting dan mencari tempat

cadangan yang diperlukan.

2. Menyetujui penempatan pesanan barang.

Page 13: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Produk tahap ini:

1. Gambar kerja

2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS/ Spesifikasi)

3. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Dalam hal ini perencana berdasarkan gambar dan spesifikasi yang telah dibuat menghitung

RAB. Gunanya adalah sebagai patokan biaya dalam memilih kontraktor.

3. Kegiatan Lelang (Tender Action)

Tujuan pokok pelelangan adalah:

1. Memilih kontraktor

2. Memperoleh penawaran biaya pelaksanaan pembangunan yang wajar serta memenuhi syarat

sehingga pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan dengan baik.

Pada tahap kegiatan lelang ini perencana membantu pemilik dalam hal:

Mempersiapkan dokumen pelelangan

Melakukan praseleksi terhadap kontraktor yang akan diundang.

Membagikan dokumen pelelangan

Memberikan penjelasan dan petunjuk lelang.

Menerima penawaran kontraktor

Memberikan nasehat dan rekomendasi pemilihan kontraktor

Menyusun surat perjanjian antara pemilik dan kontraktor.

Urutan pelelangan dan perkiraan waktu lelang:

Pengumuman – Pendaftaran lelang > 3 hari

Pendaftaran Lelang – Pengambilan Dokumen Lelang 3-5 hari

Pengambilan Dokumen Lelang – Penjelasan/ aanwisjing 3-4 hari

Penjelasan – Pemasukan penawaran > 7 hari

Pemasukan penawaran – Pembukaan penawaran --

Pembukaan penawaran – Penetapan calon pemenang 7 hari

Penetapan Calon Pemenang – Penetapan pemenang 5 hari

Penetapan pemenang – Pengumuman pemenang 2 hari

Pengumuman Pemenang - Masa Sanggahan 5 hari

Masa Sanggahan – Jawaban sanggahan 5 hari

Jawaban sanggahan – Penunjukan pemenang 4-10 hari

4. Persiapan Proyek (Project Preparation)

Page 14: BAB 2 Manajemen Konstruksi

Tahapan ini, kontraktor mempersiapkan untuk melaksanakan pekerjaan proyek.

Penandatanganan kontrak pekerjaan dilakukan pada tahap ini antara pemilik dan kontraktor.

Tugas pemilik:

1. Menyiapkan pengaturan keuangan untuk pembiayaan proyek

2. Memeriksa dokumen kontrak dan menandatanganinya

3. Menyiapkan asuransi untuk hal-hal penting

4. Menyiapkan penyerahan tempat/ lapangan kepada kontraktor

Tugas Perencana/ arsitek:

1. Meneliti gambar dan dokumen kontrak

2. Mengatur penandatanganan kontrak antara kontraktor dan pemilik

3. Mengetahui batas-batas akhir pekerjaan kontraktor

4. Membuat usulan mengenai sub-kontraktor dan supplier.

Tugas Quantity Surveyor:

Membantu persiapan pembuatan dokumen untuk administrasi proyek

Tugas kontraktor:

1. Memeriksa dokumen kontrak dan menandatanganinya

2. Menunjuk staf lapangan

3. Mengatur/ menyiapkan asuransi pekerja

4. Merencanakan program pelaksanaan lapangan bersama dengan sub-kontraktor

5. Menyiapkan permulaan kerja.

5. Pekerjaan di lapangan (Construction in Site)

Kontaktor akan melaksanakan pekerjaan setelah diberikan surat perintah kerja (SPK). Konsultan

Pengawas mengadakan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor.

Arsitek melakukan tinjauan secara berkala di proyek dan mengadakan pertemuan secara teratur

dengan pemilik dan kontraktor.

Sasaran pengawasan berkala:

1. Untuk membantu pemilik dalam merumuskan kebijaksanaan pada waktu pelaksanaan

pembangunan, khususnya masalah-masalah yang berhubungan dengan rancangan yang

dibuat perencana/ arsitek.

2. Untuk membantu pengawas yang ditunjuk pemilik, khususnya dalam menghadapi masalah

pembangunan.

Page 15: BAB 2 Manajemen Konstruksi

3. Untuk ikut memastikan bahwa pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan

ketentuan kualiitatif yang terkandung dalam RKS.

Tugas pemilik:

1. Menyerahkan lapangan kepada kontraktor

2. Memegang teguh kontrak dalam jangka waktu yang ditentukan.

Tugas perencana/ arsitek:

1. Memeriksa/ mengawasi pelaksanaan pekerjaan secara berkala

2. Memberikan penjelasan tambahan untuk memperjelas maksud dan pengertian yang

ditetapkan dalam Dokumen Kontrak.

3. Membuat gambar-gambar atau syarat-syarat tambahan untuk menyesuaikan dengan keadaan

di langangan.

4. Memeriksa dan bila perlu memperbaiki atau menyuruh memperbaiki gambar kerja yang

dibuat oleh kontraktor atau pihak ketiga untuk pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi.

5. Mengevaluasi laporan pengawasan dan pelaksanaan untuk kepentingan pemilik.

Tugas kontraktor:

6. Mengambil alih kewenangan di lapangan

7. Memberitahukan kepada perencana mengenai metode konstruksi

8. Memberi tahu perencana tentang kemungkinan tuntutan mengenai perubahan pekerjaan,

perpanjangan waktu dan penggantian biaya.

9. Memelihara kemajuan pekerjaan

10. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam RKS

Tugas pengawas:

1. Mengawasi secara teratur kualitas pekerjaan

2. Membuat catatan harian yang memuat jumlah pekerja, perlengkapan/ peralatan yang

digunakan, kondisi cuaca, keselamatan pekerja dan lain-lain.

3. Memeriksa dan mengawasi secara cermat terhadap pekerjaan penting.

6. Penyelesaian (Finishing)

Adalah tahap akhir dari suatu proyek. Pada tahapan ini semua pihak baik pemilik, perencana/

pengawas dan kontraktor akan mengevaluasi hasil pekerjaan kontraktor. Evaluasi ini perlu

sebelum kontraktor menyerahkan hasil pekerjaan/ produk bangunan kepada pemilik.

Kegiatan ini juga untuk menentukan apakah masih ada hasil pekerjaan yang masih harus

diperbaiki dalam masa pemeliharaan.

Latihan:

1. Apa bedanya konsultan perencana dan konsultan pengawas?

Page 16: BAB 2 Manajemen Konstruksi

2. Apa tujuan pokok kegiatan pelelangan?

3. Mengapa dalam membangun proyek diperlukan adanya studi kelayakan terlebih dahulu?

4. Apakah yang dimaksud dengan bouwheer itu?

Rangkuman:

PROYEK ialah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai suatu hasil yang

bersifat khusus pula. Jadi proyek bukanlah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan secara terus

menerus, melainkan hanya menyangkut sesuatu jangka waktu tertentu saja.

Pihak-pihak yang berperan dalam suatu proyek:

1. Pemberi Tugas

2. Perencana/ arsitek

3. Kontraktor dan sub kontraktor

4. Konsultan Pengawas

5. Pihak-pihak yang berwenang

Terdapat urutan tahap proyek yang merupakan urutan secara logis proyek.

LEMBAR JAWABAN

LATIHAN BAB 2 MANAJEMEN PROYEK

Page 17: BAB 2 Manajemen Konstruksi