bab 2 landasar teori -...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengertian manajemen strategi banyak dikemukakan oleh banyak ahli di
dunia, pengertian tersebut tertuang di dalam berbagai karya ilmiah mereka.
Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating),
penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputausan
strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya
dimasa yang akan datang.
Menurut Stephanie K. Merrus, seperti yang dikutip oleh Sukristono (1995),
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana pemimpin puncak
yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan yang telah dibuat bisa tercapai. Selain itu
ada juga pendapat dari pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995), yang
mengangkat kompetensi inti sebagai hal penting. Mereka menterjemahkan
sebagai berikut :
“ Strategi merupakan suatu tindakan yang incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan
demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru
14
dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti ini didalam bisnis
yang dilakukan. “
Dari pengertian tersebut, terdapat beberapa aspek yang penting, antara lain :
a. Manajemen strategis merupakan proses pengambilan keputusan.
Bagaimana prosesnya berlangsung dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan teori pengambilan keputusan.
b. Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang
berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam sebuah
kehidupan organisasi terutama tujuannya dan cara melaksanakannya.
c. Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau dilakukan sekurang –
kurangnya melibatkan pimpinan puncak sebagai penanggung jawab
utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya.
d. Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi dan
untuk mencapai tujuan strategis dilakukan oleh seluruh jajaran
organisasi, dalam arti seluruhnya harus mengetahui dan menjalankan
peranan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing – masing.
e. Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak yang harus
diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan
atau pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategis
organisasi.
15
Pengertian lain mengatakan bahwa “Manajemen Strategis adalah arus
keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategis
atau strategi – strategi yang efektif membantu mencapai tujuan organisasi.”
Pengertian ini menekankan bahwa arus keputusan dan tindakan berupa
pelaksanaan keputusan harus menghasilkan satu atau lebih strategi, dengan
memilih yang paling efektif atau yang paling handal dalam usaha mencapai
tujuan organisasi.
Pengertian lainnya mengatakan bahwa “Manajemen strategi adalah
perencanaan berskala besar yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (Visi) dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak, agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (Misi) dalam usaha
menghasilkan sesuatu yang berkualitas dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan organisasi”. Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan
bahwa manajemen strategis merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan
memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi serta bergerak secara serentak kearah yang sama pula.
Komponen pertama adalah “Perencanaan Strategis” dengan unsur – unsurnya
yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan Strategis dan Strategi Utama. Sedangkan
komponen kedua adalah “Perencanaan Operasional” dengan unsur – unsurnya
yaitu sasaran atau “Tujuan Operasional” dengan unsur – unsurnya yaitu sasaran
atau tujuan operasional. Pelaksanaan fungsi – fungsi Manajemen berupa Fungsi
Pengorganisasian, Fungsi Pelaksanaan dan Fungsi Penganggaran. Kebijakan
16
Situasional, Jaringan Kerja Internal dan Eksternal, Fungsi Kontrol dan Evaluasi
serta Umpan Balik.
Masalah-masalah strategis adalah tugas yang harus dilakukan oleh manajemen
puncak suatu organisasi bukan hanya mempertimbangkan lingkungan internal,
melainkan juga lingkungan eksternal karena mempunya mempunyai konsekuensi
yang mulri fungsional. Selain itu, lingkungan eksternal biasanya membutuhkan
biaya yang besar, berorientasi pada masa depan, serta mempengaruhi
kemakmuran anggota organisasi dalam jangka panjang.
Menurut sumber lain, Manajemen strategic adalah system perencanaan yang
berorientasi keluar dan mengunakan falsafah “creating the future with the future”.
Perumusan strategi merupakan tahap untuk merupakan tahap untuk mewujudkan
falsafat tersebut, karena dalam tahap ini dilakukan trendwatching terhadap
lingkungan makro da lingkungan industri, dari hasil pemantauan tersebut dapat
dirumuskan visi, misi dan tujuan (goals) organisasi tersebut.
Proses perumusan strategi merupakan serangkaian strategic decision yang
dilakukan oleh tim perumus dalam memilih pola tindakan utama untuk
mewujudkan visi perusahaan.Perumusan strategi memerlukan langkah-langkah
yang jelas, sehingga penyusunnya dapat memahami semua informasi yang
dipertimbangkan dan alasan dalam melakukan strategic decision selama
berlangsungnya proses perumusan tersebut.
17
Strategic Bisnis Unit (SBU)
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Raymond E. Glos dalam bukunya
Business: Its Nature and Enviroment: An Introduction, Perusahaan diartikan sebagai
sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi
menjadi suatu barang/jasa untuk memuaskan atau memenuhi kepuasan pembeli,
dengan harapan memberikan laba kepada pemiliknya. Sedangkan bisnis diartikan
sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung
dalam bidang perniagaan (produsen, pedaganga, konsumen, dan industri di mana
perusahaan berada), dalam rangka memperbaiki standard an kualitas hidup mereka.
Dala realitas dunia bisnis saat ini, perusahaan dapat dibagi menjadi 2 macam.
Pertama, perusahaan yang memiliki labih dari satu bidang usaha yang berbeda,
sehingga perusahaan ini sering disebut konglomerat, holding company atau group.
Perusahaa semacam ini memiliki beberapa anak perusahaan. Kedua, perusahaan yang
hanya memiliki satu jenis bidang usaha. Dimasa depan sangat memungkinkan
perusahaan jenis kedua ini menjadi perusahan jenis pertama sesuai dengan
perkembangan bisnis mereka.
Perusahaan yang memiliki beberapa anak perusahaan menandakan bahwa ia
memiliki beberapa unit bisnis strategis (Strategic Business unit) atau disingkat SBU.
SBU-SBU merupakan anak-anak perusahaan dari perusahaan induknya. Barang atau
jasa yang dihasilkan tiap SBU biasanya berbeda. Dalam satu kondisi dimungkinkan
SBU-SBU tersebut memproduksi barang yang merupakan bagian dari barang utama
yang dihasilkan oleh perusahaan induk. Setiap SBU memiliki fungsi SDM, keuangan,
18
produksi/operasi maupun pemasaran yang terlepas dari fungsi-fungsi yang dimiliki
oleh SBU lain.
SBU dapat dibentuk ketika perusahaan sudah sangat berkembang, sehinga pada
perusahaan tersebut sudah memiliki banyak divisi, beberapa divisi dapat
digabungkan menjadi satu SBU, atau bahkan dapat dibentuk beberapa SBU. Strategi
pengembangan perusahaan menjadi beberapa SBU membuat pengontrolan keuangan,
SDM, produksi/operasi menjadi lebih mudah.
Strategic Business Unit (SBU memiliki cirri-ciri tertentu, cirri-ciri tersebut terdiri
dari 5 aspek, yaitu :
- External Focus
External Focus adalah pengelolaan dan pengorganisasian suatu SBU yang
mengacu pada permasalahan yang timbul karena factor-faktor eksternal.
Perubahaan yang terjadi di pasar produsen dan atau perubahan-perubahaan sikap
dan perilaku konsumen terhadap produk tertentu merupakan contoh yang dapat
diantisipasi dengan dibentuknya suatu SBU.
- Indentifiable Competitor
Indentifiable Competitor adalah SBU yang didisain sedemikian rupa sehingga
para pesaing SBU tersebut dapat teridentifikasikan.
- Autonomous Profit Center
Autonomous Profit Center adalah suatu SBU yang beroperasi sebagai suatu bisnis
tersendiri serta tujuan dan sasara sendiri yang dipimpin oleh seorang manajer.
19
Suatu SBU mungkin bertujuan meningkatkan pangsa pasar, sedangkan SBU lain
bertujuan untuk meningkatkan keuntungan.
- Distinct Marketing Strategy
Distinct Marketing Strategy adalah SBU yang memiliki strategi pemasaran
tersendiri dan berbeda dengan unit bisnis lainnya.
- Separate Accounting
Separate Accounting adalah SBU yang bersaing sebagi unit yang berdiri sendiri
dan harus dapat menghitung dan mentabulasi keuntungan dan biaya-biaya sendiri,
sehingaia harus mampu memiliki system pembukuan (akuntansi) yang terpisah
dari unit lainnya.
2.2 Kerangka Pemikiran
Untuk membahas suatu perencanaan strategis hendaknya mengacu pada model
manajemen strategis agar pembahasan terfokus pada satu permasalahan. Salah
satu model manajemen strategis yang dikenal adalah model dari Fred R. David.
Selain model Fred David dikenal juga model lain seperti Model dari Wheelen-
Hunger dan model dari Glenn Baseman dan Arvind Platak. Pada pembahasan ini
model yang akan digunakan hanya model dari Fred R David. Model manajemen
strategi Fred R. David dapat digambarkan seperti bagan berikut :
20
Penjelasan Kerangka Pemikiran Manajemen Strategi
- Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh perusahaan merupakan cita-cita tentang keadaan
dimasa yang akan datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh komponen
perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah,
Develop Mission
Statement
Exteblish Long term Objective
Allocate
Resources
Measure and
Evaluate Performance
Establish
policies and Annual
Objectives
Generate, Evaluate, and Select Strategies
Develop Mission
Statement
Develop Mission
Statement
Strategy Formulation Strategy Implementation Strategy
Evaluaition
Feedback
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Manajemen Strategis Fred R David
21
bahkan pesuruh sekalipun. Cita-cita masa depan yang ada dibenak pendiri kira-
kira dapat mewakili seluruh anggota perusahaan inilah yangn disebut visi. Tahap
selanjutnya adalah membuat misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis
mengenai visi sehingga visi menjadi lebih mudah dimengerti atau jelas bagi
seluruh staff perusahaan.
- Analisa Lingkungan Eksternal dan Internal
Tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternal sangat
penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada diluar
kendali organisasi. Proses pemahaman lingkungan eksternal ini juga menjadi
salah satu pendukung tercapainya visi dan misi yang telah dibuat. Selain
pemahaman kondisi eksternal organisasi, pemahaman kondisi internal organisasi
secara luas dan mendalam pun perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang
dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kekuatan dan
kelemahan perusahaan dapat diketahui. Selai itu perusahaan juga harus peka
terhadap peluang dan ancaman yang ada diluar sehingga perusahaan dapat
memanfaatkan semaksimal mungkin peluang yang ada dengan kekuatan yang
dimilikinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebelum jajaran manajemen menerapkan
strategi yang cocok bagi jalannya perusahaan di masa mendatang, harus lebih
dahulu menganalisa posisi perusahaan saat ini, baik dari segi persaingan dari
perusahaan sejenis maupun faktor kondisi perusahaan itu sendiri.
22
- Analisa Pilihan Strategi
Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usahanya, mempunyaio
strategi. Namun para pimpinan perusahaan kadang-kadang tidak tahu atau tidak
menyadarinya. Bentuk strategi antara organisasi dapat berbeda-beda. Namun ada
beberapa strategi yang sudah umum diketahui, dimana strategi itu dapat
diterapkan pada berbagai bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi ini
dikelompokkan dalam kelompok strategi generik. Dari bermacam-macam strategi
dari kelompok generik ini akan dipilih salah satu atau kombinasi beberapa strategi
induk (grand strategy) dengan menggunakan cara-cara tertentu.
- Strategi Fungsional
Langkah penting implementasi strategi induk dilakukan dengan membagi-bagi
ke dalam berbagai sasaran jangka pendek dengan memperhatikan skala prioritas
serta dapat diukur. Stretegi fungsional bersifat operasional dan mengarah kepada
berbagai bidangfungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan
makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi
fungsional ini menjadi panutan dalam melakukan berbagai aktivitas agar selalu
konsisten. Bidang-bidang fungsional yang paling utama di perusahaan adalah
bidang keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang
pemasaran.
23
Macam-macam Strategi Utama
Jabaran strategi utama dari strategi generik versi Fred R David dapat dijelaskan
sebagai berikut berikut
- Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy)
Strategi ini menghendaki perusahaan melakukan penawasan yang lebih
terhadap distributor, pemasok dan atatau para pesaing melalui merger, akuisisi,
atau membuat perusahaan sendiri
1. Forward Integration Strategy, Strategi ini menghendaki perusahaan
mempunyai kemampua yang lebih besar dalam mengendalikan para
distributor.
2. Backward Integration Strategy, merupakan strategi perusahaan untuk
mengawasi pengadaan bahan baku dengan lebih ketat.
3. Horizontal Integration Strategy, merupakan strategi pertumbuhan yang
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap pesaing walau
harus dengan memilikinya.
- Strategi Intensif (Intensive Strategy)
Strategi ini dalam implementasinya memerlukan usaha-usaha intensif untuk
meningkatkan posisi persaingan melaui produk yang dihasilkan.
1. Market Penetration Strategy, strategi ini adalah peningkatan market share
suatu produk atau jasa melalui usaha pemasaran yang lebih besar.
24
2. Market Development Strategy, strategi ini bertujuan untk memperkenalkan
suatu produk yang sebelumnya telah ada terhadap daerah yang secara
geografis baru.
3. Product Development Strategy, strategi ini merupakan strategi memodifikasi
suatu produk atau jasa yang telah ada.
- Strategi Diversifikasi (Diversivication Strategy)
Pada strategi ini dilakukan suatu penambahan produk dengan cara membeli
saham dari perusahaan lain yang biasanya sudah matang untuk menandingi
berkurangnya penjualan produk utama.
1. Concentric Diversification Strategy, strategi ini dilakukan dengan cara
menambah produk baru tetapi masih saling berhubungan dengan produk
sebelumnya.
2. Horizontal Diversification Strategy, merupakan strategi penambahan produk
baru yang tidak berhubungan dengan produk sebelumnya.
3. Conglomerate Diversification Strategy,
- Strategi Bertahan (Defensive Strategy)
Strategi ini dilakukan sebagai aksi bertahan terhadap goncangan yang menimpa
perusahan. Biasanya aksi bertahan ini dengan menggunakan modal tambahan.
1. Joint Vanture Strategy, Strategi ini terjadi saat dua atau lebih perusahaan
membentuk suatu perusahaan temporer atau konsorsium untuk tujuan
kapitalisasi modal.
25
2. Retrechment Strategy, merupakan strategi reduksi biaya dan asset perusahaan
karena terjadi penurunan penjualan.
3. Divestiture Strategy, merupakan strategi penambahan modal perusahaan
dengan cara menjual salah satu divisi atau bagian yang dimiliki.
4. Liquidation Strategy, adalah strategi dengan cara menjual seluruh asset
perusahaan yang dapat dihitung nilainya.
Cara Menentukan Strategi Utama
Menurut Fred R David, cara menetukan strategi utama adalah dengan
melakukan 3 tahapan (Three Stage) kerangka kerja dengan matriks sebagai model
analisanya. Perangkat atau alat yang berbentuk matriks-matriks itu telah sesuai
dengan segala ukuran dan tipe organisasi, sehingga alat tersebut dapat digunakan
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilikh strategi-strategi yang paling
tepat. 3 tahapan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut
26
Penjelasan :
Tahap I darikerangka kerja perumusan strategi ini terdiri dari 3 macam matriks,
yaitu EFE Matrix, IFE Matrix, dan CP Matrix. Ketiga matriks ini disebut sebagai
input stage karena berfungsi untuk menimpulkan informasi dasar yang diperlukan
untuk merumuskan strategi-strategi.
External Factor
Evaluation (EFE) Matrix
EInternal Factor
Evaluation (IFE) Matrix
Competitive Profile (CP)
Matrix
Tahap I : The Input Stage
Threats-
Opportunities-Weakness-Strengths
(TOWS) Matrix
Strategic
Position and Action
Evaluation (SPACE) Matrix
Boston
Consulting Group (BCG)
Matrix
Internal – External (IE)
Matrix
Grand Strategy Matrix
Tahap II : The Matching Stage
Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM)
Tahap III : The Decision Stage
Gambar 2.2 Model Strategy Utama Fred R David
27
Tahap II, disebut sebagai matching Stage, berfokus pada pembangkitan strategi-
strategi alternatif yang dapat dirumuskan melalui penggabungan faktor internal-
eksternal yang utama. Teknik tahap 2 ini mencakup TOWS/SWOT Matrix, SPACE
Matrix, BCG Matrix, IE Matrix, dan Grand Strategy Matrix
Tahap III, disebut sebagai Decision Stage, hanya terdiri dari 1 teknik yaitu
Quantitative Strategic Planning Matrix. QSPM ini menggunakan input informasi
dari tahap 1 untuk mengevaluasi secara objektif strategi-strategi alternatif hasil
dari tahap 2 yang diimplementasikan, sehingga ia memberikan suatu basis
objektif bagi pemilihan strategi-strategi yang paling tepat.
Penjelasan Matriks
- Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisa hal-hal yang
menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan dipasar industri
dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini
penting karena data eksternal berpengaruh secara langsung ataupun tidak
langsung.
Setelah mendapatkan poin-poin key success factor kemudian dilakukan
pembobotan dan rating. Jumlah nilai bobot harus 1,0 dan rating
menggunakan niali 1-4. Nilai bobot dan rating dikalikan di tiap faktornya.
28
Penjumlahan dari nilai tersebut merupakan poin akhir matriks EFE. Skor
maksimal dari penilaian ini adalah 4,0 dimana nilai ini mengindikasikan
bahwa perusahaan merespon dengan luar biasa terhadap peluang-peluang
yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industri.
- Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari
beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen,
keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi/operasi.
Sama seperti halnya pada matriks EFE, pada matriks IFE juga
dilakukan pembobotan dan penentuan nilai rating di setiap key success
factor. Jumlah nilai bobot harus 1,0 dan rating menggunakan niali 1-4.
Nilai tersebut kemudian saling dikalikan di tiap faktornya. Penjumlahan
dari hasil perkalian tersebut merupakan nilai matriks IFE-nya. Nilai rata-
rata dari matriks ini adalah 2,5 dimana jika nilai matriks berada dibawah
nilai ini menandakan bahwa secara internal perusahaan lebah, sedangkan
jika berada diatas nilai rata-rata tersebut maka perusahaan cukup kuat.
- Matriks SWOT
Setelah melalui tahap input stage, selanjutnya adalah menganalisa
dengan menggunakan matriks yang ada di tahap matching stage.
29
Matriks Strengths-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer
untuk mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi adalah :
Strategi SO (Strengths- Opportunities). Strategi ini menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada
di luar perusahaan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki.
Strategi WO (Weakness-Opportunities). Strategi ini bertujuan untuk
memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan
memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadang kala perusahaan
menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan peluang-peluang karena
adanya kelemahan-kelemahan internal. Salah satu strateginya adalah
dengan melakukan kerja sama (joint venture) dengan perusahaan lain
yang mempunyai kompetensi.
Strategi ST (Strengths- Threats). Melalui strategi ini perusahaan
berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-
ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti perusahaan yang tangguh
harus selalu mendapatkan ancaman.
Strategi WT (Weakness- Threats). strategi ini merupakan taktik untuk
bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancaman. Perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah
kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada
dalam posisi yang berbahaya. Ia harus berjuang untuk tetap bertahan
30
dengan melakukan strategi-strategi seperti merger, declared
bankruptcy, retrench, atau liquidation.
Sebagaimana matriks-matriks sebelumnya yang memerlukan key success
factor, matriks SWOT pun demikian. Penentuan faktor-faktor tersebut
dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal perusahaan.
Faktor-faktor ini bisa mengambil dari matriks sebelumnya. Penentuan
faktor-faktor ini juga memrlukan judgment yang baik dan dilengkapi
dengan data-data akurat.
Untuk lebih jelasnya berikut ditampilkan skema dari matriks SWOT.
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
TREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 2.3 Model Matrik SWOT
31
- Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU (Strategic
bisnis unit) perusahaan kedalam matriks yang terdiri dari 9 sel. IE Matrix
terdiri atas dua dimensi, yaitu : skor total dari IFE matrix pada sumbu X
dan skor total EFE Matrix pada sumbu Y. masing-masing SBU harus
membentuk IFE Matrix dan EFE Matrix-nya. Pada sumbu X pada IE
Matrix, skornya ada tiga, yaitu : skor 1,0-1,99 menyatakan posisi internal
yang lemah, skor 2,00-2,99 posisinya rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah
kuat. Dengan cara yang sama, sumbu Y dipakai untuk EFE Matrix, skor
1,0-1,9 adalah rendaj, 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah
tinggi.
4,0 3,0 2,0 1,0 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Skor Total IFE
3,0
1,0
2,0 Skor
Tot
al E
FE
Kuat Rata-rata Lemah
Tinggi
Rendah
Rata-rata
Gambar 2.4 Matriks Internal - Eksternal
32
IE Matrix memeiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
SBU yang berada pada sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai
grow and build. Strategi-strategi yang cocok untuk SBU ini adalah
Strategi Intensif seperti market penetration, market development, dan
product development. Atau menggunakan strategi terintegrasi seperti
backward integration, forward itegration, dan horizontal integration.
SBU yang berada di sel III, V, atau VIII paling baik dikendalikan
dengan strategi-strategi Hold and Maintain. Strategi yang umum
dipakai adalah strategi market penetration dan product development.
SBU yang berada pada sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan
Harvest atau Divestiture.
- Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)
Setelah pemaparan matriks-matriks input stage dan matching stage,
berikut dipaparkan matriks untuk Decision Stage, yaitu QSPM
(Quantitative Strategic Planning matrix). Dalam literatur mengenai
rancangan, ada satu teknik yang digunakan untuk menentukan
kemenarikan relative (relative attactiveness) dari pelaksanaan strategi
alternative. Teknik yang dimaksud adalah Quantitative Strategic Planning
matrix (QSPM). Teknik ini secara jelas menunjukan strategi alternatif
mana yang paling baik untuk dipilih. QSPM menggunakan input dari
analisa pada stage 1 dan matching result pada stage 2 yang memberikan
informasi untuk analisa selanjutnya melalui QSPM di stage 3.
33
QSPM adalah alat yang direkomedasikan para ahli strategi untuk
melakukan evaluasi pilihan strategi alternative secara obyektif,
berdasarkan key success factor internal-eksternal yang sebelumnya telah
diidentifikasikan. Jadi secara konseptual, tujuan QSPM adalah
menetapkan kemenarikan relatif (relative attactiveness) dari strategi-
strategi yang bervariasi yang telah dipilih sebelumnya, untuk menentukan
strategi mana yang paling baik untuk diimplementasikan.
Seperti alat analisa untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM
juga membutuhkan intuitive judgement.
Berikut contoh bentuk dasar QSPM
Alternatif strategi
Faktor Utama Weight
Strategi
I
Strategi
II
Strategi
III
Faktor internal
-
-
-
Faktor eksternal
-
-
Gambar 2.5 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
34
Faktor Internal : 1 = sanagt lemah 2 = lemah
3 = kuat 4 = sangat kuat
Faktor Eksternal : respon perusahaan :
1 = lemah 2 = rata-rata
3 = di atas rata-rata 4 = superior
Kolom sebelah kiri dari QSPM terdiri dari key success factor yang
dihasilkan dari matriks IFE da EFE yang didapat dari input stage. Barisan
atas terdiri dari alternatif strategi yang dapat direkomendasikan, hasil dari
matriks SWOT dan matriks IE yang direkomendasikan dari matching
stage. Kolom weight adalah kolom kemenarikan yang diterima oleh
masing-masing faktor dalam matriks IFE dan EFE.