bab 2 landasan teori 2.1 tinjauan pustakathesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00527-ti bab...

38
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses pengembangan produk yaitu pemasaran, perancangan design dan Manufaktur. Proses pengembangan produk pun secara umum terdiri dari beberapa tahapan atau fase-fase.Menurut Karl T Ulrich dan Steven D. Epingger dalam bukunya yang berjudul ”Perancangan dan Pengembangan Produk” proses pengembangan produk terdiri dari enam fase yaitu: 1. Perencanaan 2. Pengembangan Konsep 3. Perancangan Tingkat Sistem 4. Perancangan Detail 5. Pengujian dan Perbaikan 6. Produksi Awal

Upload: vuthien

Post on 21-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada

diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan

suatu proyek atau proses pengembangan produk yaitu pemasaran, perancangan

design dan Manufaktur. Proses pengembangan produk pun secara umum terdiri

dari beberapa tahapan atau fase-fase.Menurut Karl T Ulrich dan Steven D.

Epingger dalam bukunya yang berjudul ”Perancangan dan Pengembangan

Produk” proses pengembangan produk terdiri dari enam fase yaitu:

1. Perencanaan

2. Pengembangan Konsep

3. Perancangan Tingkat Sistem

4. Perancangan Detail

5. Pengujian dan Perbaikan

6. Produksi Awal

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Urutan fase-fase tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 9 )

Gambar 2.1 Fase Pengembanga Produk

o Fase 0. Perencanaan: Kegiatan ini disebut sebagai ‘zerofase’ karena kegiatan

ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan

produk aktual.

o Fase 1. Pengembangan Konsep: Pada fase pengembangan konsep,

kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk

dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk

pengembangan dan percobaan lebih jauh. Dimana yang dimaksud dengan

konsep di sini adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk

dan biasanya disertai dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk

pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

o Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem: Fase Perancangan Tingkatan

Sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi

subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir

untuk sistem produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Output pada

fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara

fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses

pendahuluan untuk proses rakitan akhir.

o Fase 3. Perancangan Detil: Fase perancangan detail mencakup spesifikasi

lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen

unit pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari

pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap

komponen yang dibuat, dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah

pencatatan pengendalian untuk produk, gambar untuk tiap komponen produk

dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dapat

dibeli, serta rencana untuk proses pabrikasi dan perakitan produk.

o Fase 4. Pengujian dan Perbaikan: Fase pengujian dan perbaikan melibatkan

konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.

Prototipe awal (alpha) biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-

komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya,

namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan

yang dilakukan pada proses pabrikasi sesungguhnya. Prototipe alpha diuji

untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan apa yang

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

direncanakan dan apakah produk memuaskan kebutuhan konsumen utama.

Prototipe berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen

yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan

proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototipe beta

dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan

menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototipe beta biasanya

adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam

rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk

produk akhir.

o Fase 5. Produksi awal: Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan

menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal

ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang

mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang

dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan

keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi

kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan dari produksi awal menjadi

produksi sesungguhnya harus melewati tahap demi tahap. Pada beberapa titik

pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk

didistribusikan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Sementara itu menurut C. Merle Crawford dan C. Anthony Di Benedetto

dalam buku mereka yang berjudul “New Products Management”, dikatakan

bahwa tahapan pengembangan produk terdiri atas 5 fase yaitu:

1. Opportuniy indentification and selection

2. Concept generation

3. Concept or project evalution

4. Development

5. Launch

• Fase 1. Identifikasi peluang dan Seleksi ( Opportunity Identification and

Selection): menghasilkan sebuah peluang dari produk baru menjadi peluang

bisnis, mengadakan perubahan pada rencana pemasaran, sumber daya, dan

kebutuhan yang terdapat pada pasar. Mengadakan riset pasar untuk kemudian

dievaluasi, divalidasi dan keluarannya adalah pernyataan strategic untuk

menuntun lebih jauh ke tahap selanjutnya.

• Fase 2. Pengembangan Konsep (concept generation): Memilih peluang

yang paling berpotensi untuk dikembangkan dan mulai dengan keterlibatan

konsumen dalam tahap identifikasi kebutuhan. Mulai menyusun konsep

produk baru yang dapat menjawab kesempatan atau peluang yang ada.

• Fase 3. Evaluasi Proyek/Konsep (Concept / Project Evaluation):

Mengevaluasi konsep produk tersebut (seperti pada saat mereka mulai masuk)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

pada kriteria teknis, pemasaran dan keuangan. Beri bobot dan pilih yang

terbaik kedua atau ketiga.

• Fase 4. Pengembangan (Development): Pada fase ini merupakan tahap

pengujian konsep yang sudah matang dengan pembuatan prototipe yang

langsung diujikan kepada konsumen, desain pembuatan dan peralatan yang

dibutuhkan sudah mulai disusun, sambil tidak lupa mempersiapkan strategi

pemasaran dan persiapan peluncuran produk tersebut dengan memperhatikan

jalur distribusi dan biaya-biaya yang dibutuhkan melalui sebuah business

plan.

• Fase 5. Peluncuran (Launch): mulai produksi awal dan pemasaran dengan

ruang lingkup yang kecil dulu sambil memantapkan sistem produksi

pembuatan produk tersebut, dan mulai menjalankan program peluncuran

sesuai yang direncanakan secara bertahap.

Kelima fase ini lebih difokuskan pada pengembangan produk yang betul-betul

merupakan produk baru (Crawford-Beneditto, 2000)

2.1.1 Perencanaan Produk

Setiap proses pengembangan produk diawali dengan fase perencanaan yang di

dalamnya terdapat pertimbangan mengenai peluang-peluang pengembangan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

produk yang akan dilakukan serta berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut. Output fase perencanaan

ini adalah pernyataan misi proyek yang nantinya akan digunakan sebagai input

yang dibutuhkan untuk memulai tahapan pengembangan konsep dan merupakan

suatu petunjuk untuk tim pengembangan.

Dalam mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek,

ada lima tahapan proses berikut:

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger,2001: 36 )

Gambar 2.2 Proses Perencanaan Produk

1) Mengidentifikasi peluang: Langkah ini dapat dibayangkan sebagai

terowongan peluang karena membawa bersama-sama input berupa ide-ide

untuk produk baru yang dikumpulkan secara pasif atau bisa juga dikumpulkan

melalui proses identifikasi kebtuhan pelanggan yang mencatat kelemahan

produk yang sudah ada, kecenderungan gaya hidup (trend), studi para pesaing

dan status teknologi. Bila ditelusuri secara aktif, maka terowongan peluang

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

dapat menampung ide-ide secara kontinu dan peluang-peluang produk baru

mungkin dapat dihasilkan setiap waktu.

2) Mengevaluasi dan Memprioritaskan proyek: Langkah kedua dalam proses

perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan untuk

diikuti. Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan

memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk

yang sudah ada adalah strategi bersaing, segmentasi pasar, mengikuti

perkembangan teknologi dan platform produk yang merupakan sekumpulan

aset yang dibagi dalam sekumpulan produk.

3) Mengalokasikan Sumberdaya dan rencana waktu: Penentuan waktu dan

alokasi sumber daya ditentukan untuk proyek-proyek yang lebih menjanjikan,

terlalu banyak proyek akan menimbulkan persaingan untuk beberapa sumber

daya. Sebagai hasilnya, usaha untuk merancang sumber daya dan

merencanakan waktu hampir selalu menghasilkan suatu tingkat pengembalian

untuk evaluasi sebelumnya dan penentuan prioritas langkah untuk

memendekkan sekumpulan proyek yang akan diikuti.

4) Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek: Setelah proyek disetujui,

maka diadakan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan, dibentuk sebuah

tim inti yang terdiri dari ahli teknik, pemasaran, manufaktur dan fungsi

pelayanan untuk menghasilkan suatu pernyataan visi dan pernyataan misi

produk yang isinya memformulasikan suatu definisi yang lebih detil dari pasar

target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

5) Merefleksikan kembali hasil dan proses: Pada tahap ini dilakukan reality

check terhadap pernyataan misi yang merupakan pegangan untuk tim

pengembangan. Langkah awal untuk ini adalah waktu untuk memperbaiki

apakah pengembangan ini bisa berjalan dan konsisten.

2.1.2 Indentifikasi kebutuhan Pelanggan

Indentifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral

dari proses pengembangan produk dan merupakan tahap yang mempunyai

hubungan yang paling erat dengan proses penurunan konsep, seleksi konsep,

benchmark dengan pesaing dan menetapkan spesifikasi produk.

Filosofi yang mendukung metode ini adalah menciptakan jalur informasi

yang berkualitas antara pelanggan sebagai target pasar dengan perusahaan

pengembang produk.

Filosofi ini dibangun berdasarkan anggapan bahwa siapapun yang secara

langsung mengatur detail-detail produk, apakah seorang ahli teknik maupun

desainer industri, harus berinteraksi dengan pelanggan dan memiliki

pengalaman dengan lingkungan pengguna.

Tujuan dari identifikasi kebutuhan pelanggan adalah:

• Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan kepada kebutuhan

pelanggan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

• Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak

terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang ekplisit

• Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk

• Memudahkan pembuatan arsip dari aktivitas identifikasi kebutuhan

untuk proses pengembangan produk

• Menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan

• Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan pelanggan di

antara anggota tim pengembangan

Lima tahap proses identifikasi kebutuhan pelanggan adalah:

1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan, proses pengumpulan data

mentah dari pelanggan akan mencakup kontak dengan pelanggan dan

mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Tiga

metode yang biasa digunakan adalah wawancara, kelompok fokus dan

observasi pada saat produk sedang digunakan.

2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan,

kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan

merupakan hasil interpretasi kebutuhan yang merupakan data mentah

setiap pernyataan atau hasil observasi dapat diterjemahkan sebagai

kebutuhan pelanggan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki yaitu

kebutuhan primer, sekunder dan jika perlu tertier, daftar kebutuhan

yang didapatkan sebelumnya beberapa diantaranya merupakan kebutuhan

primer, dimana kebutuhan primer dapat tersusun dari beberapa kebutuhan

sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling umum

sifatnya, sementara kebutuhan sekunder dan tertier diekspresikan secara

lebih terperinci.

4. Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan, dalam

menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu cara pertama tim pengembang mendiskusikan

secara bersama untuk menentukan langsung derajat kepentingan setiap

kebutuhan secara bersama-sama. Atau cara kedua adalah dengan

melakukan survey lanjutan dengan memilih variabel yang dianggap

penting.

5. Menganalisa hasil dan proses, langkah terakhir pada metode identifikasi

kebutuhan pelanggan adalah menguji hasil dan meyakinkan bahwa hasil

tersebut konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah

dikembangkan melalui interaksi yang cukup lama dengan pelanggan.

Beberapa pertanyaan dapat dijadikan acuan:

Sudahkah interaksi dilakukan dengan semua tipe pelanggan penting dalam

target pasar?

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Apakah sudah sanggup untuk menangkap kebutuhan tersembunyi dari

pelanggan?

Masihkah ada wilayah penyelidikan yang harus dikejar untuk mencatat

kemajuan wawancara atau survei yang telah dilakukan?

Manakah diantara pelanggan yang diwawancara merupakan partisipan

yang baik yang dapat membantu untuk lanjutan proses pengembangan

produk lebih lanjut?

Apakah didapatkan kejutan dengan kebutuhan yang terkumpul?

Bagaimana perbaikan untuk pengembangan dimasa yang akan datang?

2.1.3 Spesifikasi Produk

Maksud dari spesifikasi produk adalah menjelaskan tentang hal-hal yang

harus dilakukan oleh sebuah produk. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri

dari empat langkah, yang secara keseluruhan menggunakan metode QFD

(Quality Function Deployment). QFD merupakan alat perencanaan yang

digunakan untuk memenuhi harapan –harapan konsumen. Pendekatan disiplin

QFD terletak pada desain produk, rekayasa, produktivitas serta memberikan

evaluasi yang mendalam terhadap suatu produk . Suatu organisasi yang

mengimplementasikan QFD secara tepat dapat meningkatkan pengetahuan

rekayasa, produktivitas dan kualitas, mengurangi biaya, mengurangi waktu

pengembangan produk serta perubahan-perubahan rekayasa seiring dengan

kemajuan jaman dan permintaan konsumen.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Tujuan QFD adalah memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen dan

berusaha melampaui harapan tersebut dengan merancang produk baru agar

dapat berkompetisi dengan produk dari kompetitor untuk kepuasan konsumen.

QFD berguna untuk memastikan bahwa suatu perusahaan memusatkan

perhatiannya terhadap kebutuhan konsumen sebelum setiap pekerjaan

perancangan dilakukan. Manfaat – manfaat QFD adalah sebagai berikut :

Memuaskan perancangan produk dan jasa pada kebutuhan dan kepuasan

konsumen.

Menganalisa kinerja produk perusahaan untuk memenuhi kepuasan

konsumen.

Mengurangi banyaknya perubahan desain.

Empat lamgkah dalam membuat QFD :

1. Menyiapkan gambar metrik dan menggunakan matriks-metrik

kebutuhan jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan

secara langsung nilai produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan.

Hubungan antara kebutuhan dan metrik merupakan inti dari proses

penetapan spesifikasi. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat

daftar metrik: Komplit, merupakan variabel yang berhubungan (dependent),

praktis dan merupakan istilah yang populer untuk perbandingan di pasar.

Hal yang harus dipertimbangkan bahwa tidak semua kebutuhan dapat

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

diterjemahkan menjadi metrik yang terukur sehingga dapat bersifat

subyektif.

2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing. Analisis hubungan antara

produk baru dengan produk pesaing sangat penting dalam menentukan

kesuksesan komersial.

Informasi mengenai produk pesaing harus dikumpulkan untuk mendukung

keputusan mengenai Positioning produk.

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 86 )

Gambar 2.3 Contoh Format Bagan Analisis Pesaing

3. Menentukan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk

tiap metrik. Dengan memproses bagan analisis pesaing maka dapat

ditetapkan kedua nilai target marginal dan ideal untuk tiap metrik. Karena

sebagian besar nilai diekspresikan dalam batasan-batasan tertentu (maksimal,

minimal atau keduanya) perlu dibuat batasan-batasan nilai yang layak dan

dapat bersaing dengan produk pesaing.

No. Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Pesaing

1

Pesaing

2

1

2

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

No.

Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

Nilai

marginal

Nilai

Ideal

1

2

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 88 )

Gambar 2.4 Contoh Format Spesifikasi Target

4. Merefleksikan hasil dan proses. Perlu dilakukan beberapa kali pengulangan

sampai akhirnya target disetujui. Melakukan pertimbangan pada tiap kali

pengulangan akan membantu meyakinkan bahwa hasil yang diperoleh sudah

konsisten dengan tujuan proyek.

Spesifikasi secara keseluruhan dapat ditinjau kembali untuk diperbaiki agar

lebih tepat sehingga yang tadinya hanya berupa pernyataan target dan selang

tertentu kini dapat dibuat lebih tepat.

Menurut Cohen (1992) tahap-tahap dalam menyusun rumah kualitas adalah

sebagai berikut :

a. Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan, tahap ini meliputi :

- Memutuskan siapa pelanggan

- Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan

konsumen

- Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut

- Pembuatan diagram afinitas

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

b. Tahap II Matrik Perencanaan

Tahap ini bertujuan untuk Mengukur kebutuhan-kebutuhan pelanggan

Disini kebutuhan-kebutuhan konsumen dipertimbangkan tingkat

kepentingannya. Dapat dilakukan dengan dengan debat dari team

pelaksana atau dengan riset preferensi pasar dengan melakukan

survey. Dari survey ini konsumen diminta mengurutkan dati

keinginan konsumen yang diperoleh dari survey sebelumnya.

- Menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan

Setelah performansi konsumen diketahui untuk masing-masing

kebutuhannya, maka perusahaan harus menentukan apa tingkat

performansi konsumen yang ingin dicapai untuk memenuhi masingmasing

kebutuhan konsumen.

c. Tahap III Respon Teknis

Memunculkan karakteristik kualitas pengganti (substitute quality

characteristic). Tahap ini mempunyai transformasi dari kebutuhan .

kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang

besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini

biasanya dilakukan oleh bagian yang mengerti teknologi produk,

misalnya bagian Produksi atau R&D.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

d. Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan

Konsumen

Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis

(tahap 3) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (tahap 1).

Hubungan antar keduanya dapat berupa hubungan yang sangat kuat,

sedang, tidak kuat atau tidak ada korelasi antara keduanya. Hubungan

sangat kuat berarti jika respon teknis perusahaan dapat semakin baik

berarti tingkat kepuasan konsumen akan meningkat pula.

e. Tahap V Korelasi Teknis

Tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara karakterisitik

kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila

suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon

teknis lainnya dalam proses produksi, dan dapat diusahakan agar

tidak terjadi botlleneck.

f. Tahap IV Benchmarking dan Penetapan Target

Tidak ada organisasi manapun yang menginterpretasikan tanpa tahu

tentang persaingan yang ada untuk memastikan rancangan kompetitif

sehingga pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis

mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan

oleh produk sejenis.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Gambar 2.5 Penjelasan Mengenai House Of Quality

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Gambar 2.6 Four Phase QFD Approach

2.1.4 Penyusunan Konsep

Penyusunan konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan

mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. Proses penyususnan

konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target,

dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan

akhir. Penyususnan konsep yang baik adalah dapat memberi keyakinan bahwa

seluruh kemungkinan telah digali. Metode penyusunan konsep secara umum

terdiri atas 5 langkah dengan memecahkan sebuah masalah kompleks yang

menjadi submasalah yang lebih sederhana.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Berikut gambar dari lima langkah metode penyusunan konsep:

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 104 )

Gambar 2.7 Lima Langkah Metode Penyusunan Konsep

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Kemudian dikenalkan konsep penyelesaian untuk submasalah menggunakan

prosedur pencarian eksternal dan internal, pencarian eksternal untuk konsep yang

sudah ada, sedangkan pencarian internal untuk konsep baru.

Pohon klasifikasi dan tabel kombinasi kemudian digunakan untuk menggali

secara sistematis konsep penyelesaian tersebut dan untuk mengintegrasikan

penyelesaian sub masalah ke dalam sebuah penyelesaian total. Akhirnya dapat

dibuat sebuah langkah mundur untuk merefleksikan validitas dan kemampuan

aplikasi dari hasil, seperti yang digunakan oleh proses.

Dari sini akan muncul beberapa macam konsep yang tujuannya sama yaitu

untuk menjawab penyelesaian dari submasalah yang sudah difokuskan karena

sifatnya memang penting.

2.1.5 Seleksi Konsep

Beberapa konsep yang sudah terbentuk pasti memilih kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Untuk itu seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan

memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan

kelemahan relatif dari konsep dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan,

pengujian dan pengembangan selanjutnya.

Metode seleksi konsep pada proses ini didasarkan pada penggunaan matriks

keputusan untuk mengevaluasi masing-masing konsep dengan mempertimbangkan

serangkaian kriteria seleksi.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 134 )

Gambar 2.8 Seleksi Dan Penyaringan Konsep

Proses seleksi konsep terdiri atas 2 langkah utama yaitu penyaringan konsep dan

penilaian konsep dengan metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh pada tahun

1980-an dan sering sekali disebut seleksi konsep Pugh (Pugh, 1990). Tujuan tahapan

ini adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.

Kriteria seleksi Konsep

1 2 3 Kriteria 1 0 0 0 Kriteria 2 0 0 0 Kriteria 3 - 0 + Kriteria 4 - - + Kriteria 5 + + 0 Kriteria 6 - 0 + Kriteria 7 - 0 + Jumlah + 1 1 4 Jumlah 0 2 5 3 Jumlah - 4 1 0 Nilai akhir -3 0 4 Peringkat 3 2 1 lanjutkan ? Tidak Ya Ya

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 137 )

Gambar 2.9 Matriks Penyaringan Konsep

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Proses penyaringan konsep merupakan proses penilaian yang sederhana yang

menggunakan tiga simbol yaitu nilai relatif “lebih baik” (+), jika konsep tersebut

lebih baik dari konsep yang lain dalam hal kriteria tersebut. “sama dengan” (0),

jika untuk kriteria tersebut konsep tersebut sama dengan konsep yang lainnya.

Dan terakhir “lebih buruk” (-), bila konsep tersebut lebih buruk dari konsep yang

lainnya. Kemudian jumlah bobot tiap kriteria dijumlahkan untuk masing-masing

konsep diberi rangking. Konsep yang dipilih untuk diteruskan adalah satu atau

lebih konsep yang memiliki tingkat rangking yang lebih tinggi.

Tahapan selanjutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan

matriks penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan ke

dalam matriks.

Konsep

2 3 Kriteria Beban Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban Kriteria 1 5% 3 0.15 3 0.15 Kriteria 2 15% 3 0.45 3 0.45 Kriteria 3 25% 3 0.75 4 1 Kriteria 4 20% 4 0.8 4 0.8 Kriteria 5 10% 4 0.4 3 0.3 Kriteria 6 15% 2 0.3 3 0.45 Kriteria 7 10% 2 0.2 3 0.3 Total Nilai 3.05 3.45 Peringkat 2 1 Lanjutkan? Tidak Ya

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 141 )

Gambar 2.10 Matriks Penilaian Konsep

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Beberapa pola yang berbeda dapat digunakan untuk memberi bobot pada

kriteria seperti menandai nilai kepentingan dari 1-5 atau mengalokasi nilai 100%.

Selanjutnya penetapan rating dapat dilakukan oleh beberapa responden untuk

menentukan apakah bobot yang diberikan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Nilai rating dan beban dikalikan untuk mendapatkan nilai beban. Nilai beban

ini yang akan dijumlahkan untuk menentukan rangking tiap konsep yang dinilai.

Sama seperti tahap penyaringan konsep, konsep yang terpilih adalah konsep yang

memiliki rangking tertinggi.

Dengan dasar kedua matriks seleksi tersebut dapat diputuskan untuk

memilih satu atau lebih konsep terbaik, konsep-konsep ini mungkin lebih lanjut

dikembangkan, dibuat prototipe dan diuji untuk memperoleh umpan balik dari

pelanggan.

2.1.6. Pengujian Konsep

Pengujian Konsep berhubungan erat dengan seleksi konsep, dimana kedua

aktivitas ini bertujuan untuk menyempitkan jumlah konsep yang akan diproses

lebih lanjut. Namun pengujian konsep berbeda karena aktivitas ini

menitikberatkan pada pengumpulan data langsung dari pelanggaan potensial dan

hanya melibatkan sedikit penilaian dari tim pengembang.

Tahapan ini dilakukan setelah seleksi konsep karena tidak memungkinkan

untuk menyodorkan banyak konsep ke pelanggan potensial untuk diuji sehingga

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

konsep-konsep alternatif harus dipersempit terlebih dahulu menjadi satu atau dua

konsep untuk diuji.

Metode pengujian konsep terdiri dari 7 tahap yaitu:

1) Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep → Pengujian konsep dapat

diartikan sebagai suatu eksperimen, oleh karena itu perlu didefinisikan dahulu

maksud dari eksperimen ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti

Konsep mana yang akan diuji? Bagaimana konsep dapat diperbaiki? Berapa

Jumlah produk yang dapat dijual? Dapatkah proses pengembangan

dilanjutkan?

2) Memilih Populasi Survey → Seringkali produk ditujukan untuk pasar

potensial dengan beberapa segmen sekaligus. Hal yang perlu diperhatikan

adalah pengujian ke beberapa segmen sekaligus akan membuang banyak

waktu dan biaya sehingga seringkali untuk menghindari pembengkakan biaya

maka pengujian konsep cukup dilakukan dengan memilih pelanggan potensial

dengan segmen pasar terbesar saja.

3) Memilih Format Survey → Sama seperti survei-survei yang pernah

dilakukan pada tahapan sebelumnya, jenis format yang dapat dipilih adalah

dengan: face-to-face interaction, telepon, surat, e-mail, internet dan tiap

format memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

4) Mengkomunikasikan Konsep → Yang membedakan survei pengujian

konsep dengan survei-survei sebelumnya adalah adanya konsep terpilih yang

harus dikomunikasikan kepada responden untuk dinilai sendiri oleh mereka.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep yaitu:

uraian verbal, sketsa, foto dan gambar, storyboard, video, simulasi,

multimedia interaktif, model fisik dan prototipe yang dioperasikan. Sehingga

tim pengembang dapat memilih cara yang sesuai untuk mengkomunikasikan

konsep disesuaikan dengan biaya dan kemampuan yang ada.

5) Mengukur respon pelanggan → Data yang didapatkan dari survei dapat

diolah dan digunakan untuk mengukur respon pelanggan, dan hal yang

terutama diukur adalah konsep mana yang dipilih, usulan perbaikan serta

keinginan pelanggan untuk membeli dengan dibagi ke dalam 5 skala yaitu

pasti akan membeli, mungkin akan membeli, mungkin atau tidak akan

membeli, mungkin tidak akan membeli, pasti tidak akan membeli atau bisa

juga dengan cara menyuruh responden untuk menyebut angka peluang sendiri

untuk membeli.

6) Menginterpretasikan Hasil → Maksud dari mengiterpretasikan hasil adalah

bila memang ada konsep yang mendominasi maka secara langsung konsep

tersebut dapat dipilih untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan model, tetapi

bila hasilnya tidak terbatas maka konsep dapat dipilih berdasarkan

pertimbangan waktu dan biaya. Dan tidak jarang juga tim pengembang dapat

memperkirakan potensi penjualan produk 1 tahun ke depan setelah produk

tersebut diluncurkan. Meskipun sifatnya tidak pasti, tetapi prediksi penjualan

cenderung berkorelasi dengan permintaan yang sebenarnya karena itu prediksi

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

penjualan merupakan informasi yang sangat berharga bagi tim pengembangan

produk.

7) Merefleksikan Hasil dan Proses → Manfaat utama dari pengujian konsep

adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial, yang diuntungkan

oleh pemikiran tentang pengaruh tiga variabel kunci yang terdapat pada model

prediksi yaitu: ukuran pasar keseluruhan, ketersediaan tentang produk dan

proporsi pelanggan yang mungkin akan membeli produk. Dalam

merefleksikan hasil pengujian konsep, sebaiknya dua pertanyaan kunci harus

terjawab, yaitu:

1. apakah konsep sudah dikomunikasikan dengan benar sehingga

menghasilkan respon pelanggan sesuai dengan yang dituju?

2. apakah hasil prediksi konsisten dengan hasil tingkat pengamatan

tingkat penjualan terhadap produk-produk yang sama?

Akhirnya pengalaman dengan produk baru kemungkinan besar dapat

diterapkan di masa yang akan datang untuk produk-produk yang hampir sama.

2.1.7. Arsitektur Produk

Semua produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen-elemen

fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang

terhadap kinerja keseluruhan produk.

Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian, komponen dan

sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Elemen-elemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha pengembangan berlanjut.

Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building blocks

utama yang disebut chunks. Setiap chunk terdiri dari sekumpulan komponen yang

mengimplementasikan fungsi dari produk.. Arsitektur produk adalah skema

elemen-elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisik.

Dan menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi.

Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Ciri-ciri

arsitektur modular adalah: chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu

atau sedikit elemen fungsional pada keseluruhan fisiknya dan interaksi antar

chunk dapat dijelaskan dengan baik dan umumnya penting untuk menjelaskan

fungsi-fungsi utama produk.

Keputusan mengenai cara membagi produk menjadi chunk dan tentang berapa

banyak modularitas akan diterapkan pada arsitektur sangat terkait dengan

beberapa isu yang menyangkut kepentingan seluruh perusahaan seperti:

perubahan produk, variasi produk, standarisasi komponen, kinerja produk,

kemampuan manufaktur dan manajemen pengembangan produk.

Langkah-langkah dalam menetapkan arsitektur produk adalah dengan:

1. Membuat skema produk, yaitu diagram yang menggambarkan

pengertian terhadap elemen-elemen penyusun produk, yakni berupa

elemen fisik, komponen kritis dan elemen fungsional.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 181 )

Gambar 2.11 Contoh Skema Produk

2. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema, yaitu menugaskan

setiap elemen yang ada pada skema menjadi chunk. Setiap chunk

memiliki satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi yang sama dapat

digabungkan dalam satu chunk. Kondisi ekstrim yang mungkin terjadi

adalah semua komponen memiliki chunk sendiri sehingga jumlah

elemen sama dengan jumlah chunk atau sebaliknya mengintegrasikan

semua komponen ke dalam satu fungsi yang sifatnya akan lebih

kompleks.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 182 )

Gambar 2.12 Contoh Function Diagram

3. Membuat susunan Geometris yang masih kasar, susunan geometris

dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model

fisik yang terdiri dari 2 atau 3 dimensi. Penyusunan geometris yang

masih berbentuk kotak dapat memberikan beberapa alternatif

penyusunan sehingga tidak ada hubungan antar chunk yang saling

bertentangan. Pembuatan susunan geometris harus memperhatikan

aspek estetika, keamanan dan kenyamanan dari sebuah produk.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

2.1.8. Design For Manufacturing (DFM)

Biaya manufaktur merupakan penentu utama dalam keberhasilan ekonomis

dari suatu produk. Keberhasilan ekonomis tergantung dari marjin keuntungan dari

tiap penjualan produk dan berapa banyak yang dapat dijual oleh perusahaan. Jadi

secara keseluruhan design for manufacturing memiliki sasaran jaminan kualitas

produk yang tinggi, sambil meminimasi biaya manufaktur.

Design for manufacturing mengarahkan untuk meminimasi biaya manufaktur

tanpa harus mengurangi kualitas dari produk tersebut. Metode itu terdiri dari lima

langkah:

- Memperkirakan biaya manufaktur

- Mengurangi biaya komponen

- Mengurangi biaya perakitan

- Mengurangi biaya pendukung produksi

- Mempertimbangkan pengaruh keputusan design for manufacturing pada

faktor lainnya

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 225 )

Gambar 2.13 Metode Dalam Design For Manufacturing

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

2.1.9. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi membantu tim pengembangan produk untuk mengambil

keputusan, proses ini memuat dua jenis analisis, kuantitatif dan kualitatif.

1. Analisis kuantitatif, adalah analisis yang melihat dari segi aliran kas

masuk (pendapatan) dan kas keluar (biaya). Kas masuk berasal dari hasil

penjualan produk. Kas keluar terdiri atas biaya proses pengembangan,

biaya produksi seperti pembelian perlengkapan dan alat-alat, biaya

pemasaran dan penyokong produk serta biaya produksi yang terus-

menerus seperti bahan mentah, komponen dan pekerja. Produk yang

menguntungkan adalah produk yang menghasilkan jumlah kumulatif kas

yang masuk lebih banyak dibandingkan yang keluar.

Metode ini menggunakan metode Nilai bersih saat ini (Net Present

Value / NPV) karena metode ini lebih mudah dimengerti dan digunakan

secara luas dalam bidang bisnis. Metode analisis NPV menggunakan

rumus :

( )trCPV+

=1

Dimana: PV = Nilai saat ini

C = Nilai pada periode t

R = Suku bunga

t = Periode

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

Penggunaan rumus tersebut untuk menghitung aliran kas masuk dan

keluar yang untuk mempermudah biasanya disajikan dalam bentuk tabel

seperti di bawah ini.

Nilai dalam ribuan (Rp) Thn 1 Thn

2 Thn 3 Thn

4

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Biaya Pengembangan Biaya Perakitan Biaya Pemasaran dan penunjang

Biaya Produksi Volume produksi Biaya Produksi/unit Pendapatan Penjualan Volume Penjualan Harga / unit Aliran kas / periode Nilai saat ini tahun 1, r+10% Nilai bersih Proyek saat ini

Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk ( Ulrich dan Eppinger, 2001: 285 )

Gambar 2.14 Tabel Aliran Kas, Nilai Saat Ini dan Nilai Bersih Saat Ini

2. Analisis kualitatif, adalah analisis yang lebih memperhatikan masalah

lingkungan proyek, yakni menangkap persoalan-persoalan dan

mempertimbangkan interaksi antara proyek dengan perusahaan, pasar dan

lingkungan ekonomi makro.

Analisis ini menggunakan analisis kuantitatif, hanya saja disesuaikan

dengan keadaan faktor perusahaan, pasar dan lingkungan ekonomi makro

tadi. Analisis kualitatif dilaksanakan untuk menangkap lingkungan yang

lebih kompetitif dan dinamik.

Setelah mengenal kedua jenis analisis yang umumnya dipakai pada

analisis ekonomi suatu produk maka perlu diketahui kapan seharusnya

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

analisis tersebut ditampilkan. Analisis ekonomi yang mencakup kedua

pendekatan kuantitatif dan kualitatif, berguna paling tidak dalam kedua

keadaan yang berbeda, yakni:

- Melaksanakan / tidak kejadian penting, yaitu biasanya pada setiap fase

akhir pengembangan dimana perlu diambil keputusan untuk meneruskan atau

tidak peluncuran dari produk tersebut.

- Keputusan bentuk operasional dan pengembangan, keputusan operasional

berkaitan dengan memperkirakan jumlah biaya pengembangan yang paling

ideal atau menunda peluncuran dikaitkan dengan faktor lingkungan pasar dan

keadaan ekonomi makro dan dengan mengharapkan penurunan harga bahan

baku pada periode tersebut.

2.2. Kerangka Pemikiran

Secara garis besar, perlu dibedakan antara tahapan proses perencanaan produk

dan proses pengembangan produk. Proses perencanaan hanya dilakukan di awal,

yaitu pada saat sebelum tahapan proses pengembangan produk dimulai dari awal

identifikasi kebutuhan pelanggan sampai akhirnya peluncuran dari produk

tersebut.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

2.2.1. Proses Perencanaan Produk

Dalam tahapan ini dibahas mengenai bagaimana merencanakan suatu proses

pengembangan yang akan dilakukan dengan bermula dari suatu ide hingga

nantinya dapat diwujudkan dalam bentuk fisik untuk diproduksi dan

mempunyai nilai komersil.

Proses perencanaan meliputi memilih jumlah orang dalam tim, pembagian

struktur disesuaikan dengan bidang keahlian masing-masing anggota tim dan

output yang terakhir dari tahapan perencanaan ini adalah berupa pernyataan

misi yang isinya gambaran kasar mengenai bagaimana cara produk tersebut

akan bekerja, sasaran pasar primer (utama) dan pasar sekunder. Serta pihak-

pihak yang akan terkait langsung dengan produk tersebut dari mulai distributor

hingga penjual. Semuanya masuk dalam tahap perencanaan produk.

2.2.2. Proses Pengembangan Produk

Proses pengembangan produk seperti diketahui memiliki urutan, yakni:

1. Identifikasi kebutuhan pelanggan

Tahapan ini merupakan tahapan awal pada proses pengembangan

produk, dimana kelemahan dan kelebihan produk yang sudah ada saat

ini diidentifikasi, untuk selanjutnya disimpulkan kebutuhan apa saja

yang teridentifikasi untuk produk tersebut yang selama ini belum

didapatkan oleh pelanggan tetapi memang dibutuhkan.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

2. Spesifikasi Produk

Kebutuhan-kebutuhan yang telah diinterpretasikan, akan dijawab

dengan apa yang harus dilakukan oleh produk untuk menjawab

kebutuhan tersebut. Inilah yang dimaksud dengan menentukan

spesifikasi produk dengan mengelompokkan kebutuhan dan menjawab

kebutuhan tersebut dengan metrik-metrik tertentu.

3. Penyusunan Konsep

Penyusunan konsep dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa

variasi dengan kriteria tertentu sehingga muncul beberapa konsep yang

berbeda tetapi dengan tidak mengubah spesifikasi produk yang sudah

ditetapkan.

4. Seleksi Konsep

Karena terlalu banyak konsep, maka akan mempersulit proses

pengujian karena responden yang dalam hal ini adalah pelanggan akan

dibingungkan dengan terlalu banyak variabel yang ditanyakan. Untuk

itu konsep tersebut perlu dipersempit menjadi hanya satu atau dua

konsep yang paling unggul dengan memberikan penilaian dan

membandingkan konsep mana yang paling memiliki kelebihan daripada

kekurangan dengan memberikan bobot tertentu untuk setiap kriteria.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustakathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00527-TI Bab 2.pdfkebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

5. Pengujian Konsep

Satu atau dua konsep yang sudah terpilih akan dilakukan pengujian

dengan melakukan survei terhadap para pelanggan potensial dengan

tujuan utama adalah memilih konsep produk yang paling disukai, usulan

untuk perbaikan dan terkhir adalah minat untuk membeli.

6. Arsitektur Produk

Menetapkan arsitektur produk adalah dengan mengelompokkan

elemen-elemen fisik yang memiliki fungsi yang sama ke dalam

kelompok chunk. Dalam satu skema produk dapat terdiri dari beberapa

chunk jika produk tersebut bersifat modular. Susunan geometris juga

dapat disusun untuk memastikan tidak ada pertentangan antara satu

elemen fungsi dengan elemen fungsi yang lain.

7. Design For Manufacturing (DFM)

Design for manufacturing memiliki sasaran jaminan kualitas produk

yang tinggi, sambil meminimasi biaya manufaktur dengan

memperkirakan ulang jumlah komponen, sistem perakitan yang

nantinya akan meminimasi biaya manufaktur secara keseluruhan. Tetapi

yang perlu diingat dari prinsip Design For Manufacturing adalah fungsi

dan kualitas produk tidak boleh diminimasi seiring dengan pengurangan

biaya.