bab 2 landasan teori 2.1 analisis faktor -...

24
BAB 2 LANDAS AN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi Metode analisis faktor pertama kali digunakan oleh Charles Spearman untuk memecahkan persoalan psikologi dalam tulisannya pada American Journal of Psychology pada tahun 1904 mengenai dan pengukuran intelektual. Analisis faktor menganalisis sejumlah variabel dari suatu pengukuran atau pengamatan yang dititikberatkan pada teori dan kenyataan yang sebenarnya dan menganalisis interkorelasi (hubungan) antara variabel untuk menetapkan apakah variasi-variasi yang tampak dalam variabel tersebut berdasarkan sejumlah faktor dasar yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah variasi yang ada variabel. Analisis faktor menyederhanakan hubungan yang beragam dan kompleks dari set data atau variabel amatan dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan dan mempunyai korelasi pada suatu data baru yang mempunyai set faktor yang lebih. Fungsi dari analisis faktor adalah sebagai berikut: a) Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam himpunan. b) Mengelompokkan orang-orang (misalnya responden kuis) ke dalam kelompok– kelompok berbeda dalam populasi. c) Membentuk himpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih sedikit) untuk menggantikan (sebagai atau seluruh h imp unan variab el awal). d) Menganalisis suatu fenomena dengan data yang lebih besar. e) Menjabarkan atau menguraikan suatu kaitan kompleks di antara fenomena ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mengidentifkasi

Upload: hoangkhanh

Post on 30-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Analisis Faktor

2.1.1 Definisi

Metode analisis faktor pertama kali d igunakan oleh Charles Spearman untuk

memecahkan persoalan psikologi dalam tulisannya pada American Journal o f Psychology

pada tahun 1904 mengenai dan pengukuran intelektual.

Analisis faktor menganalisis sejumlah variabel dari suatu pengukuran atau

pengamatan yang dititikberatkan pada teori dan kenyataan yang sebenarnya dan menganalisis

interkorelasi (hubungan) antara var iabel untuk menetapkan apakah variasi-variasi yang

tampak dalam var iabel tersebut berdasarkan sejumlah faktor dasar yang jumlahnya lebih

sedikit dari jumlah var iasi yang ada var iabel.

Analisis faktor menyederhanakan hubungan yang beragam dan kompleks dari set data

atau variabel amatan dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan dan

mempunyai korelasi pada suatu data baru yang mempunyai set faktor yang lebih.

Fungsi dari analisis faktor adalah sebagai berikut:

a) Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam himpunan.

b) Mengelompokkan orang-orang (misalnya responden kuis) ke dalam kelompok–

kelompok berbeda dalam populasi.

c) Membentuk himpunan dari variabel (dengan jumlah yang leb ih sedikit) untuk

menggantikan (sebagai atau seluruh h impunan variabel awal).

d) Menganalisis suatu fenomena dengan data yang lebih besar.

e) Menjabarkan atau menguraikan suatu kaitan kompleks di antara fenomena ke dalam

fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mengidentifkasi

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

8

pengaruh bebas (Independent).

Penggunaan analisis faktor dapat diklasifikasikan menjadi:

a) Penyelidikan untuk penemu (Exploratory)

Analisis faktor digunakan untuk mendeteksi dan mengetahui suatu pola dari variabel-

variabel yang ada, dengan tujuan menemukan suatu konsep baru dan kemungkinan

pengurang data dari dasar.

b) Penegasan suatu hipotesa (Confirmatory Uses)

Analisis faktor digunakan untuk mengadakan suatu hipotesis mengenai struktur dan

variabel-variabel baru yang berkaitan dengan sejumlah faktor yang signifikan dana

faktor loading yang diharapkan.

c) Alat pengukur (Measuring Devices)

Analisis faktor digunakan untuk membentuk variabel-variabel yang akan digunakan

sebagai var iabel baru pada analisis berikutnya.

Terdapat beberapa teknik analisis interpedensi variabel yang dapat dikelompokan ke

dalam analisis faktor,yaitu:

a) Analisis Komponen Utama (Principle Componen t Analysis)

Merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi

linear dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungk in jumlah

variabel–variabel awal yang mungkin.

b) Analisis Faktor Umum

Merupakan model faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah d imensi

dalam data (faktor) yang tidak mudah dikenali.

Analisis faktor yang digunakan untuk menjamin bahwa item-item pertanyaan

kuesioener dapat mempresentasikan dengan baik variabel-variabel laten yang diselidiki.

Analisis faktor berusaha menyerdahanakan hubungan yang kompleks dan beragam di antara

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

9

sekumpulan variabel penelitian yang diamati, dengan jalan mengungkapkan dimensi-d imensi

atau faktor–faktor yang sama, yang dapat menghubungkan variabel-variabel tersebut.

2.1.2 Analisis Komponen Utama

2.1.2.1 Definisi

Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) merupakan salah satu

analisis multivariat yang bertujuan mengkaji struktur matriks ragam-peragam (covariance

matrix) melalu i linear variabel-variabel (Morrison, D.F., 1976; dan Gaspersz.,V., 1992). Dari

segi praktis, analisis komponen utama ini bertujuan untuk mengubah dari sebagian besar

variabel asli yang d igunakan yang saling berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu

set variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas (tidak berkorelasi lagi). Jadi analisis

komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga lebih mudah untuk

menginterp retasikan data tersebut.

Misalnya, bila kita mempunyai p buah variabel, maka sebenarnya kita dapat mebuat

sebanyak p buah komponen utama yang dapat menerangkan keragaman total suatu sistem.

Meskipun demikian, sering kali k ita sudah merasa puas dengan hanya menggunakan sebagian

kecil (misalnya : k, dimana k<p) komponen utama tetapi sudah mampu menerangkan

sebagian besar keragaman total suatu sistem itu. Dengan demikian, k ita dapat memperoleh

informasi yang besar tentang struktur ragam-peragam dari p buah variabel asal itu ke dalam k

buah komponen utama.

Analisis komponen utama merupakan analisis antara dari suatu p roses penelitian yang

besar atau suatu awalan dari analisis berikutnya, bukan merupakan suatu analisis yang

langsung berakhir. M isalnya komponen utama bisa merupakan masukan untuk regresi

berganda atau analisis gerombol.

Secara aljabar linier komponen utama adalah kombinasi linier-kombinasi linier

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

10

tertentu dari p peubah acak x1,x2,x3,….,xp. Secara geometris kombinasi linier ini merupakan

sistem koordinat baru yang didapat dari rotasi sistem semula dengan x1,x2,….,xp sebagai

sumbu koordinat. Sumbu baru tersebut merupakan arah dengan variab ilitas maksimum dan

member ikan kovar iansi yang lebih sederhana.

Setiawan (1983, p : 108), mengatakan bahwa p rinsip dasar dari analisis komponen

utama adalah sebagai berikut :

a) Dimensi var iabel baru (dalam hal in i komponen utama) relatif kecil dibandingkan

dengan dimensi variabel asal.

b) Variabel baru meny impan sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel

asal.

c) Variabel-variabel baru (komponen-komponen utama) sling bebas atau tidak saling

terkolerasi.

Analisis Komponen Utama seringkali dilakukan tidak saja merupakan akhir dar i suatu

pekerjaan pengolahan data, dan in i juga merupakan tahap awal, atau tahap antara dari suatu

analisis multivar iat lainnya, dan ini yang paling banyak kita hadapi dalam penelitian yang

lebih besar (Gaspersz, V., 1992 dan Kleinbaum, D.G. dan L.L. Kupper, 1978). Analisis

multivariat yang sering menggunakan analisis komponen utama sebagai tahap antara regresi

ganda, faktor analisis, analisis gerombol, analisis diskriminan, dan sebagainya.

2.1.2.2 Konsep Dasar

Misalnya kita mempunyai p buah variabel yang diamati dari suatu populasi berukuran

N, yaitu 1 2 3, , , , pX X X XL dimana diasumsikan menyebar multi-normal (normal ganda)

dengan nilai tengah vektr U dan matriks ragam-peragam Σ tertentu.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

11

Bila matriks ragam peragam Σ itu berpangkat penuh p , maka akan mempunyai

sebanyak p akar-akar ciri yang positif dan unik, yaitu 1 2 pλ λ λ> > >L dan dari persamaan

ciri diperoleh vektor-vektor ciri berturut-turut 1 2, , , pα α αL .

Namun, biasanya matriks ragam peragam Σ ini tidak diketahui dan diduga dengan

matriks ragam-peragam S. dari suatu populasi berukuran N diambil secara acak contoh

berukuran n, dimana n < N. Bila dari contoh acak ini diambil p variabel, maka diperoleh

matriks berukuran nxp .

11 12 1

21 22 2

1 2

p

p

n n np

x x xx x x

X

x x x

⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟=⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠

L

L

M M M M

L

atau bila matriks itu ditulis dalam vektor diperoleh x’ = ( 1 2 3, , , , pX X X XL ), sedangkan untuk

membentuk matriks ragam-peragam S digunakan 1 ( )( ) '( 1) i is x x x xn

= Σ − −−

Bila matriks ragam-peragam S itu berpangkat penuh p , maka akan mempunyai

sebanyak p akar-akar ciri yang positif dan unik, yaitu 1 2 pI I I> > >L untuk menduga iλ dan

dari persamaan ciri diperoleh vektor-vektor ciri berturut-turut 1 2, , , pa a aL untuk menduga iα

. Analisis komponen utama bertujuan untuk menyederhanakan variable-variabel yang

diamati dengan cara menyusutkan dimensinya. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan

korelasi antar variabel yang d iamati (x) dengan duatu transformasi ke variabel-variabel baru

(y) yang satu sama lainnya saling bebas. Variabel-variabel baru ini disebut sebagai komponen

utama. Dalam notasi matriks ditulis dengan :

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

12

dimana A adalah matriks transformasi terhadap vektor variabel asal sehingga diperoleh

vektor komponen utama .

Komponen utama pertama adalah kombinasi linear terbobot variabel-variabel asal

yang menunjukkan keragaman data terbesar (M orrrison,1976). Komponen utama pertama

dapat ditulis sebagai :

1 11 1 12 2 1p py a x a x a x= + + +L atau 1 1 'y a x=

sedangkan vektor pembobot 1 'a adalah vektor normal yang dip ilih seh ingga keragaman

komponen utama pertama menjadi maksimum. Keragaman komponen utama pertama dapat

ditulis dengan :

21 1 1y i j ijS a a s= ΣΣ atau 2

1 1 1'yS a Sa=

dan bernilai maksimum dengan kendala 1 1' 1a a =

Komponen utama kedua juga merupakan kombinasi linear terbobot variabel-variabel

asal yang menunjukkan keragaman data terbesar kedua (maksimum kedua setelah komponen

utama pertama) dan saling bebas dengan komponen utama pertama. Komponen utama kedua

dapat dituliskan sebagai :

2 21 1 22 2 2p py a x a x a x= + + +L atau 2 2 'y a x=

sedangkan vektor pembobot 2 'a adalah vektor normal yang dip ilih sehingga keragaman

komponen utama kedua menjad i maksimum. Keragaman komponen utama kedua dapat

ditulis dengan :

22 2 2y i j ijS a a s= ΣΣ atau 2

2 2 2'yS a Sa=

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

13

dan bernilai maksimum dengan kendala 2 2' 1a a = dan 1 2' 0a a = sehingga 1y dan 2y tidak

berkolerasi .

Secara umum, komponen utama ke-j merupakan kombinasi linear terbobot variabel-

variabel asal yang menunjukkan keragaman data ke-j (maksimum ke-j) dan saling bebas.

Komponen utama ke-j dapat ditulis sebagai :

1 1 2 2j j j jp py a x a x a x= + + +L atau 'j jy a x=

sedangkan vektor pembobot 'ja adalah vektor normal yang dip ilih sehingga keragaman

komponen utama ke-j menjad i maksimum. Keragaman komponen utama ke-j dapat ditulis

dengan :

2 'yj j jS a Sa=

dan bernilai maksimum dengan kendala-kendala : ' 1j ja a = dan ' 0i ja a = untuk semua i ≠ j

dan i =1,2,3,....,j-1, sehingga iy dan jy tidak berkolerasi.

Untuk mendapatkan vektor pembobot 'ja yang merupakan koefisien yang merupakan

koefisien pembobot varibel-variabel asal bagi komponen utama ke-j diperoleh dari matriks

ragam peragam Σ yang diduga dengan matriks ragam-peragam contoh S. Vektor 'ja

merupakan vektor ciri ortonormal padanan akar ciri terbesar ke- j dari matriks S.

Penggunaan matriks ragam-peragam S dalam analisis komponen utama memerlukan

persyaratan bahwa variabel-variabel yang diamati harus bebas satuan atau mempunyai satuan

yang sama. Tentunya dalam dunia nyata (penelitian) banyak sekali variabel-variabel yang

mempunyai satuan yang berbeda . Untuk mengatasinya, dalam analisis komponen utama

tidak menggunakan matriks ragam-peragam S, tetap i harus menggunakan matriks korelasi R.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

14

12 1

21 2

1 2

11

1

p

p

p p

r rr r

R

r r

⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟=⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠

L

L

M M M M

L

Matriks korelasi R ini dap at diperoleh d engan cara mentransformasikan setiap

variable asal ijx y ang merup akan nilai p engamatan pada indiv idu ke- i dan variable ke- j ke

skor baku ijz terlebih dahulu d engan rumus :

( ) /i j ij j xjz x x s= −

dimana jx adalah nilai ten gah var iable ke-j d an xjs adalah simp angan baku variabel ke- j.

Secara u mum, komponen utama k e-j merup akan kombin asi linear terbobot variable-

variabel baku z yang menunjukkan keragaman data terbesar ke-j (maksimu m ke-j) dan saling

bebas. Komponen utama ke-j dap at ditulis sebagai :

1 1 2 2j j j jp py a z a z a z= + + +L atau 'j jy a z=

sedangk an vektor p embobot 'ja adalah v ektor p embobot y ang dip ilih seh in gga k eragaman

komponen utama ke-j menjadi maksimum. Keragaman komp onen utama ke-j dapat dip eroleh

dari matriks R y ang unsure-unsurnya diberikan d alam rumus korelasi p roduct momen.

Menurut Hairet.al (1998). pemilih an komponen utama yang digunak an adalah jika

nilai akar ciriny a lebih d ari 1 2( 1)λ > .

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

15

2.2 Turnover Intention

2.2.1 Definisi Turnover Intention

Turnover intention (keinginan berpindah) mencerminkan kein ginan individu untuk

meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan (Suwand i dan Indriantoro 1999).

Abelson (1987) men ggambarkan h al tersebut sebagai pikiran untuk kelu ar, mencar i pekerjaan

di temp at lain, serta keingin an men inggalk an organisasi. Pendap at tersebut menunjukkan

bahwa turnover intention adalah keinginan untuk berpindah, belum samp ai p ada tahap

realisasi yaitu melakukan p erpindahan dari satu temp at kerja ke temp at kerja lainnya.

Harnoto (2002) meny atakan: “ turnover intention ad alah kadar atau intensitas dari keinginan

untuk keluar dari p erusahaan, b any ak alasan y an g meny ebabkan timbulnya turnover intention

ini dan di antaranya adalah kein gin an untuk mendap atkan pekerjaan y ang lebih baik.”

Pendap at tersebut juga relatif sama dengan p endap at y ang telah diungkap kan sebelumnya,

bahwa turnover intention p ada dasarny a adalah kein ginan untuk men in ggalk an perusahaan.

Toly (2004) ,meny atakan: “Tingkat keinginan berpindah yang tin ggi para staf akuntan

telah menimbulkan biaya potensial untuk Kantor Akuntan Publik (KAP).” Pendapat ini

menunjukkan bahwa turnover intensions merupakan bentuk keingin an karyawan untuk

berp indah ke perusahaan lain. Handoko (2001,) meny atakan: “Perp utaran (turnover)

merupakan tantangan khusus bagi p engembangan sumb er day a manusia. Karen a kejadian-

kejadian tersebut tidak dap at dip erkirakan, kegiatan-kegiatan p engemban gan harus

mempersiap kan setiap saat p engganti karyawan yang keluar.” Di lain pihak, dalam bany ak

kasus nyata, p rogram pengemban gan p erusahaan y an g sangat baik justru menin gkatkan

turnover intention.

Pergantian kary awan atau keluar masuknya karyawan dari organisasi adalah suatu

fenomena p enting dalam kehidup an organ isasi. Ada kalany a p ergantian kary awan memiliki

damp ak positif. Namun sebagian besar p ergantian kary awan membawa p engaruh y ang

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

16

kurang baik terhadap organisasi, baik dari segi biay a maup un dari segi hilangnya waktu dan

kesemp atan untuk memanfaatkan p eluang. Dalam arti luas, “ turnover diartikan sebagai aliran

p ara karyawan yang masuk dan keluar p erusahaan”. Sedan gkan M obley (1999,p : 116)

,megemukakan bahwa batasan umum tentang p ergantian kary awan adalah : “berhentinya

individu sebagai an ggota suatu organisasi den gan disertai p emberian imbalan keu angan oleh

organ isasi y ang bersan gkutan”.

2.2.2 Indikasi Terjadinya Turnover Intention

Menurut Harnoto (2002, p : 67) : “Turnover intention ditandai oleh berbagai h al y ang

meny angkut p erilaku kary awan, antara lain: absensi y ang menin gkat, mulai malas kerja,

naiknya keberanian untuk melan ggar tata tertib kerja, keberanian untuk menentang atau

p rotes kep ada atasan, maup un keseriusan untuk menyelesaikan semua tan ggung jawab

kary awan y ang sangat berbeda d ari biasany a.” Indikasi- indikasi tersebut bisa digunakan

sebagai acuan untuk memp rediksikan turnover intention k ary awan dalam sebu ah p erusahaan.

a) Absensi yang meningkat

Kary awan y ang berkin ginan untuk melakukan pindah kerja, biasany a ditandai d en gan

absensi y ang semak in meningkat. Tin gkat tanggung jawab kary awan dalam fase ini

sangat kuran g dibandin gkan d engan sebelumnya.

b) Mulai malas beker ja

Kary awan y ang berkinginan untuk melakukan p indah kerja, akan lebih malas bekerja

karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di temp at lainnya yang dipandan g lebih

mampu memenuhi semua k ein gin an kary awan bersan gkutan.

c) Peningk atan terhadap p elanggaran tatatertib kerja

Berbagai p elan ggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering

dilakukan kary awan yang akan melakuk an turnover. Karyawan lebih sering

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

17

meninggalkan temp at kerja ketika jam-jam kerja berlan gsung, maupun berbagai

bentuk p elanggaran lainny a.

d) Peningk atan protes terhadap atasan

Kary awan y ang berkin gin an untuk melakuk an p indah kerja, lebih sering melakukan

p rotes terhadap kebijakan-kebijakan p erusahaan kep ada atasan. M ateri p rotes y ang

ditekankan biasany a berhubun gan dengan balas jasa atau aturan lain y ang tidak

sep endapat dengan kein ginan k ary awan.

e) Perilaku positif yang sangat berbed a dari b iasany a

Biasany a hal ini berlaku untuk kary awan y ang karakteristik positif. Karyawan ini

mempunyai tanggung jawab y ang tin ggi terhad ap tugas y ang dibebankan, dan jika

p erilaku p ositif kary awan ini menin gkat jauh dan berb eda dar i biasanya justru

menunjukkan k ary awan ini akan melakukan turnover.

2.2.3 Dampak Turnover Bagi Organisasi

Turnover ini merupakan petunjuk kestabilan kary awan. Semakin tin ggi turnover,

berarti semakin ser ing terjadi p ergantian kary awan. Tentu hal ini akan meru gikan p erusahaan.

Sebab, apabila seoran g karyawan menin ggalkan perusahaan ak an membawa berbagai b iaya

sep erti:

a) Biay a p enarikan kary awan. Menyangkut waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam

p roses seleksi kary awan, p enarikan dan memp elajar i penggantian.

b) Biay a latihan. Menyangkut waktu pengawas, dep artemen p ersonalia dan k ary awan y ang

dilatih.

c) Apa yang dikeluark an bu at kary awan lebih kecil d ari yan g d ihasilk an kary awan baru

tersebut.

d) Tingkat kecelakaan para karyawan baru, biasany a cenderung tin ggi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

18

e) Adanya produksi y ang hilang selama masa p ergantian karyawan.

f) Peralatan p roduksi yang tidak bisa digunakan sep enuhny a.

g) Bany ak pemborosan karena adany a karyawan baru.

h) Perlu melakukan ker ja lembur, kalau tidak ak an men galami p enundaan p eny erahan.

Turnover y ang tinggi p ada suatu bidang dalam suatu organisasi, menun jukkan bahwa

bidan g y ang bersan gkutan p erlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara p embinaanny a.

2.2.4 Faktor-faktor Turnover Intention

2.2.4.1 Kepuasan Gaji (Pay Satisfaction)

Keinginan untuk keluar dap at mengarah lan gsun g p ada turnover ny ata, orang

memutuskan untuk meninggalk an pekerjaan meskip un alternatif pekerjaan lain tidak tersedia

atau secara tidak lan gsung, menyebabkan individu mencari p ekerjaan lain y ang lebih disukai.

Alasan untuk mencari pekerjaan altematif lain di antarany a adalah kep uasan atas gaji y ang

diterima. Individu merasakan adany a rasa k eadilan (equity) terhadap gaji yang d iterima

sehubungan den gan p ekerjaan y ang dilakukannya Handoko (2001, p : 50) , meny atakan

bahwa p erusahaan harus memperhatikan p rinsip keadilan dalam penetap an kebijaksanaan

p embay aran up ah dan gaji.

Kep uasan atas gaji y ang diterima d idasarkan p ada teori equity y ang berken aan d en gan

motivasi individu untuk bertindak dalam organisasi. Ind ividu akan menilai r asio input

terhadap outcome bagi tugas y ang ada dan memb andingkan d en gan referent.

Gaji dip andang seb agai bagian d ari sistem y an g mendukung yang digunak an o leh

organ isasi untuk memotivasi k ary awan dengan memenuhi aturan dan p eraturan. Bagi p ekerja,

gaji dip andang sebagai suatu outcome atau reward y ang p enting.

Kary awan merasa p uas dengan gajiny a ap abila sistem gaji dalam p erusahaan tersebut

mempertimban gan penentuan gaji juga tidak hanya memp erhatikan p rinsip Internally

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

19

Equitable (kead ilan di dalam p erusahaan) yang dibu at berdasarkan azas keadilan tetapi juga

harus memp uny ai nilai yang ko mp etitif di pasar (Externally Equ itable).

Kep uasan gaji dap at diartikan bahwa seseorang akan terpuaskan dengan gajinya

ketika p ersepsi terhadap gaji dan apa yang mereka p eroleh sesuai den gan yan g diharap kan.

Beberap a p enelitian mengidentifikasi asp ek kep uasan y ang ditemukan berhubun gan den gan

kein ginan individu untuk men inggalk an organisasi melip uti kep uasan akan upah dan p romosi

2.2.4.2 Kepuasan Kerja

Kep uasan kerja merup akan or ientasi individu yan g berp engaruh terhadap p eran dalam

bekerja dan karakteristik dari pekerjaany a. Handoko (2001, p : 66) , mendefinisikan bahwa

kep uasan kerja adalah keadaan emosion al y ang meny enan gkan atau tidak menyenangkan

dengan man a p ara karyawan memandan g p ekerjaan mereka. Kepuasan ker ja merupakan

cermin p erasaan seseorang terhadap p ekerjaanya.

Adap un Robbins(2002,p:53),mendefinisik an kep uasan ker ja adalah suatu sikap umum

seseorang indiv idu terhadap p ekerjaanny a, selisih antara bany akny a ganjaran yang d iterima

seorang pekerja d an bany akny a y ang mereka y akini seharusnya mereka terima. Penilaian

(assesment) seorang k aryawan terhadap p uas atau tidak puas akan pekerjaannya merupakan

p enjumlahan y ang rumit dari sejumlah unsur pekerjaaan y ang diskrit (terbedakan atau

terp isah satu sama lain ). Kep uasan ker ja ditentukan oleh b eberap a faktor yakni kerja y ang

secara mental menantan g, kondisi ker ja y ang mendukun g, rekan kerja y ang mendukun g, serta

kesesuaian kep ribadian den gan p ekerjaan. Persep si seseorang mun gkin bukan lah merupakan

refleksi konkrit yang lengkap tentang pekerjaan, dan masin g-masin g indiv idu dalam situasi

y ang sama dap at memiliki p andan gan yan g berbed a.

Kep uasan kerja juga d ihubun gkan negatif den gan keluarnya karyawan (turnover

intention) tetap i faktor-faktor lain sep erti kondisi pasar kerja, kesemp atan kerja alternatif, dan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

20

p anjangnya masa kerja merup akan kendala yang penting untuk meninggalkan pekerjaan

y ang ada . Adap un menurutny a faktor-faktor y ang mendoron g kepuasan kerja adalah :

a) Kerja y ang secara mental men antang.

b) Kondisi kerja y ang mendukun g.

c) Rekan sekerja y ang mendukun g.

d) Kesesuaian kep ribadian den gan p ekerjaan.

Individu yang merasa terp uaskan dengan p ekerjaanny a cenderun g untuk bertahan

dalam organisasi. Sedangk an indiv idu yang merasa kurang terp uaskan dengan pekerjaannya

akan memilih untuk keluar dan organisasi. Kepuasan kerja y ang dirasakan dapat

mempengaruhi pemikiran seseorang untuk keluar. Ev aluasi terhad ap berbagai alternatif

p ekerjaan, pada akhirny a akan mewujudkan terjadinya turnover karena individu y ang

memilih keluar organisasi akan mengharap kan hasil y ang lebih memuaskan di temp at lain.

Kep uasan Kerja dip engaruhi k arena adany a beberapa faktor antara lain y aitu:

a) Individu

Kep uasan kerja dip engaruh i oleh usia, jen is kelamin, pengalaman dan sebagainy a.

b) Pekerjaan

Kep uasan kerja dipengaruhi oleh otonomi p ekerjaan, kreatifitas y ang beragam

identitas tugas, keberartian tugas (task significancy), p ekerjaan tertentu y ang

bermakna d alam organisasi dan lain-lain.

c) Organisasion al

Kep uasan kerja dip engaruh i oleh skala usaha, komp leksitas organisasi, formalisasi,

sentralisasi, jumlah an ggota kelomp ok, lamany a berop erasi, usia kelompok kerja,

kep emimpinan. Karyawan dengan kepuasan ker ja y ang tinggi ak an merasa senang

dan bahagia dalam melakukan pekerjaannya dan tidak berusaha mengev aluasi

alternatif p ekerjaan lain. Sebalikny a kary awan y ang merasa tidak p uas dalam

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

21

p ekerjaanny a cenderun g mempunyai pikiran untuk keluar, mengevaluasi alternatif

p ekerjaan lain, dan berkein ginan untuk k eluar karen a berharap men emukan pekerjaan

y ang lebih memuaskan.

2.2.4.3 Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional dikutip dari Lum et al., (1998) didefinisikan tingkat

kekerap an identifik asi dan keterikatan individu terhadap organ isasi y ang dimasukinya,

dimana karakteristik komitmen organ isasional antara lain adalah loy alitas seseoran g terhadap

organ isasi, kemauan untuk memp ergunakan usaha atas nama organisasi, kesuaian antara

tujuan seseorang d engan tujuan organ isasi.

Komitmen organisasional (organizational commitment) adalah kekuatan relatif

p engenalan pada keterlibatan dalam d ari diri seoramg individu d alam organisasi tertentu.

Mey er dan Allen (2000,p:156), mendefinisikankomitmen organisasion al sebagai

derajat seberap a jauh p ekerja men gidentifikasi diriny a d engan organisasi dan k eterlibatannya

dalam organisasi, menurutnya ada 3 komp onen, y aitu:

a) Affective Organizational Commitmen t (AOC)

Affective Organizational commitment adalah suatu pendekatan emosional d ari

individu dalarn keterlib atanny a dengan organisasi, seh ingga indiv idu akan merasa

dihubungkan dengan organisasi.

b) Continuance Organizationa l Commitment (COC)

Continuance Organizational Commitment adalah hasrat yang dimilik i oleh individu

untuk bertahan dalam organ isasi, sehin gga individu merasa membutuhkan untuk

dihubungkan dengan organisasi

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

22

c) Normative Organizational Commitment (N0C)

Normative Organizational Commitment adalah suatu p erasaan wajib dari individu

untuk bertahan dalarn organisasi. Komitmen organisasional merupakan hubun gan

kekuatan relatif yang luas antara ind ividu dengan organisasi, y an g karakteristiknya

(Mowday et al.,1987) p ada meliputi:

i. Adanya key akinan y ang kuat dan p enerimaan atas tujuan nilai-nilai organisasi,

ii. Kesediaan untuk berusaha y ang seb esar-besarnya untuk organisasi, d an

iii. Adanya keinginan y ang p asti untuk mengetahui keikutsertaan dalam

organ isasi.

Anggota organ isasi yang loyalitas dan kesetiaanny a tinggi terhadap organ isasi akan

mempunyai keinginan yang tin ggi terhadap organisasi da membu at organ isasi men jadi

sukses. Makin kuat pengenalan dan keterlibatan individu den gan organisasi akan mempunyai

komitmen y ang tin ggi. Seseoran g y ang tidak p uas akan pekerjaanny a atau y ang kurang

berkomitmen p ada organisasi ak an terlihat men arik dir i dari organisasi baik melalui

ketidakhadiran atau masuk-kelu ar (Mathis dan Jackson, 2001)

2.3 Aplikasi Piranti Lunak

Piranti Lunak atau serin g disebut juga software atau p rogram komputer adalah

sekump ulan data elektronik y ang disimp an dan diatur oleh komp uter, data elektronik y ang

disimpan oleh komputer itu dap at berup a p rogram atau instruksi yang akan menjalankan

suatu p erintah Pierre Bourque and Robert Dup uis. Ed (2004, p:203).

Piranti lunak juga b erfun gsi sebagai sarana interaksi antara p enggun a den gan

p erangkat keras komp uterny a. Piranti lunak ini antara lain digunakan untuk mener ima

masukan dari p engguna, mengontrol p iranti lunak lain, melakukan p erhitungan, dan lain-lain.

Pada umumnya op erasi p iranti lunak telah didef inisikan dalam serangk aian p rosedur

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

23

dan lan gkah-lan gkah y an g lazim d isebut algoritma. Pen gecualian untuk kecenderun gan

umum ini ad alah p iranti lunak y ang b erbasis sistem k ecerd asan buatan (artificial

intelligen ce).

2.3.1. Interaksi Manusia dan Komputer

IMK adalah d isip lin ilmu y ang berhubun gan den gan p erancan gan,evaluasi, dan

imp lementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi

fenomena-fenomen a besar yang berhubun gan denganny a. Perancan gan multmed ia haruslah

user-friendly.

Tujuan rekayasa sistem interaksi manusia dan ko mp uter (shneiderman, 1998, p : 9-14)

adalah :

a) Fungsionalitas y ang sesuai

Sistem den gan fun gsionalitas yang kurang memadai men gecewakan pemak ai dan

sering ditolak atau tidak digunak an. Sedan gkan sistem den gan fungsion alitas y ang

berlebih berb ahay a dalam implementasi, p emeliharaan, proses belajar dan

p enggun aan yang sulit.

b) Keandalan, Ketersediaan, Keamanan d an Intengr itas data

Kehandalan berfun gsi sep erti yang diinginkan, tamp ilan akurat. Ketersediaan berarti

siap ketika hendak digun akan d an jaran g men galami masalah. Keaman an berarti

terlindung d ari akses y ang tidak d iin ginkan d an kerusakan y an g disen gaja. Integritas

data adalah keutuhan data yang terjamin, tidak mud ah rusak atau d iubah oleh orang

y ang tidak berhak.

c) Standarisasi, Integrasi, Konsistensi dan Protabilitas

Standarisasi adalah keseragaman sifat-sifat antar muka pemakai p ada ap likasi y ang

berbeda. Integrasi adalah k esatuan dari berb agai paket aplikasi dalam suatu p rogram

aplikasi, sep erti urutan perintah, istilah, satuan, warna, tip ografi. Protabilitas adalah

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

24

dimungkinkanny a data dikonversi dan dip indahkan, dan dimun gkinkanny a antar

muka p emakai d ip akai di berb agai lin gkun gan peran gkat lunak d an p erangk at keras.

d) Penjadwalan dan Anggaran

Perencanaan y ang hat-hati dan manajemen yang berani diperlukan karena adanya

p ersaingan den gan vendor lain sehin gga proyek harus sesuai jadwal dan an ggaran,

sistem y ang perlu tepat pada waktuny a (real time), serta murah agar dap at diterima.

Dalam p en gemban gan suatu piranti lunak, san gatlah penting dip erhatikan bahwa

p iranti lunak tersebut mudah digunak an oleh p en gguna.

Shneiderman (1998, p p :85) mengemukak an lima kriteria yang harus dipenuhi sebuah

sistem y ang user-friendly:

a) Waktu belajar

Sebuah sistem yan g baik selayakny a mudah dip elajari dan digunakan bahkan oleh

p enggun a awam sek alip un

b) Kecepatan kinerja

Sebuah sistem y ang baik meny elesaikan masalah dan melakukan p emrosesan data

secara cepat dan efisien

c) Tingkat kesalah an

Sebuah sistem y ang baik meminimalkan ju mlah d an tingk at kesalahan p engguna

d) Day a ingat

Kriteria ini terkait erat den gan seberap a lama p emakai d apat memp ertahankan

p engetahuanny a dan dengan demikian tidak perlu mempelajaru ulan g p enggunaan

sistem di masa y ang ak an datan g.

e) Kep uasan subjektif

Hal ini terkait erat dengan seberap a p uas p engguna terhadap sistem y ang

digun akanny a.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

25

Dalam p erancan gan sebuah in terface seoran g web designer harus memperhatikan

aturan-aturan y ang telah dikenal den gan Eight Gold en Ru les of Interface

Design(shneiderman, 2003, p45-58), y aitu:

a) Berusaha keras untuk konsisten (strive for consistency)

Hal ini berhubungan den gan urutan tindakan y ang h arus dilakukan dalam situasi

serup a, istilah y ang serup a juga harus digun akan dalam promp ts, menu, help screen,

p emilihan warna, layout, ukuran dan bentuk huruf.

b) Memungkinkan frequen t users menggunakan shortcut (enable frequent users to use

shortcuts)

Bersamaan den gan menin gkatny a p enggun a, special keys, hidden command dan

fasilitas lainny a ju ga sangat dip erlukan oleh p ara pen gguna. Pen ggunaan waktu untuk

meresp on dari penggun a y ang relatif cep at dan tep at dalam menamp ilkan tamp ilan

juga nerupakan salah satu day a tarik bagi p ara pengguna.

c) Memberikan umpan balik y ang informative (o ffer in formative feedba ck)

Untuk setiap tindakan y ang dilakuk an pengguna, harus dib erikan umpan balik.

Presentasi visual dari objek yang menarik ak an mencip takan lingkun gan y ang

meny enangk an untuk menunjukan adany a perubahan yang meny eluruh.

d) Merancang dialo g untuk menghasilkan keadaan akhir (design dialogs to yield closure)

Urutan dari tindakan harus diatur ke dalam suatu kelo mp ok y ang memiliki bagian

awal, bagian tengah, dan b agian akhir. Umpan balik y an g informatif dari p eny elesaian

suatu kelompok akan memberikan kepuasan bagi operator, dan akan menandakan

bahwa jalannya sudah jelas untuk menyiap kan kelompok lainny a.

e) Memberikan p enangan an kesalahan yan g sederhan a (offer error prevention and

simple error handling)

Dalam mendesain, sebisa mungkin diib erikan error prevention, contohny a, p ada

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

26

menu untuk memasukkan nama, pengguna tidak d iperbolehkan untuk memasukkan

angk a. Jika pengguna melakukan kesalahan, sistem h arus dapat mendeteksi kesalahan

tersebut dan menamp ilkan kesalahan si p engguna dan memb erikan contoh

p enggun aan yang b enar secara sederh ana.

f) Mengizinkan p embalikan aksi (undo) den gan mudah (permit easy reversal of actions)

Dalam melakukan desain, sebisa mun gkin dib erikan undo. Hal ini akan memudahkan

p enggun a jika melakukan kesalahn y ang tidak d isen gaja ketika sedan g mengerjakan

sesuatu.

g) Menyediakan kendali internal b agi pengguna (support internal locus of con trol)

Sistem harus d irancan g supay a p engguna merasa mengu asai sistem dan sistem akan

member ikan respon atas aksi y ang diberik an.

h) Mengurangi beban ingatan jan gka pendek (reduce short-term memory load)

Keterbatasan manusia dalam memp roses informasi dalam waktu yang sin gkat

membutuhkan akses onlin e y ang sesuai untuk memerintahkan format sintaksis,

singkatan, kode, dan informasi lain harus disediakan.

2.3.2 Software Development Life Cycle (S DLC) Software Development Life Cycle ( SDLC) adalah p roses p embuatan dan p engubahan

sistem serta model dan metodologi y ang digunakan untuk mengembangk an sistem-sistem

tersebut, konsep ini umumnya merujuk p ada sistem komputer atau informasi (Blanchard dan

Fabrycky2006,p :93).

Dalam rekay asa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi

p engemban gan perangk at lunak. M etodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka k erja

untuk perencanaan d an p engendalian p embuatan sistem informasi, yaitu proses

p engemban gan perangk at lunak.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

27

SDLC merupakan bagian p enting dalam p roses p engemban gan suatu software,SDLC

sendiri melip uti Blanchard dan Fabry cky (2006) :

a) Perencanaan proyek, studi kelayakan

Menetap kan tamp ilan tingkat tinggi dari p roy ek dimaksud (high-level view) dan

menentukan tujuannya.

b) Sistem analisis (Requirment definition)

Menganalisa pengguna akh ir kebutuhan informasi.

c) Sistem Desain

Menjelaskan fitur yang d iingink an dan operasional secara rinci, termasuk tata letak

layar, aturan bisnis, diagram p roses, p seudocode dan dokumentasi lainny a.

d) Imp lementasi

Coding y ang sebenarny a ada p ada tahap ini.

e) Integrasi dan p engujian (Integration and Testing)

Membawa semua potongan atau bagian ke sebuah lin gkungan p engujian khusus,

kemudian memeriksa untuk kesalahan, bu g dan in teroperabilitas.

f) Penerimaan, instalasi, p en gemban gan,dan operasi (Accep tance, installation,

deployment)

Tahap akhir p engembangan awal, di mana perangkat lunak dimasukkan ke dalam

p roduksi dan menjalank an bisnis y ang sebenarny a.

g) Pemelih araan (Maintenance)

Apa yang terjadi selama sisa hidup perangkat lunak: p erubahan, koreksi, penambahan,

p indah ke platform komp utasi y ang berbeda dan bany ak lagi. Ini, langk ah paling

glamor dan mun gkin p alin g penting dari semua.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

28

Beberap a model SDLC y ang telah dikembangkan antara lain: waterfall, fountain,

spiral, build and fix, rapid prototyping, incremen tal, and synchronize and stabilize.

Gambar 2.1 Proses S DLC dengan Waterfall

2.3.3 Unified Modeling Language (UML)

Adalah bah asa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan

memban gun sistem p eran gkat lunak. UM L menyediakan 10 macam diagram untuk

memodelkan ap likasi beror ientasi objek (David M. Kroenke dan Kathleen Dolan, 2003).,

y aitu:

a) Use Case Diagram

Digunak an untuk memodelkan bisnis proses bisnis. berdasarkan p ersp ektif pengguna

sistem. Use case diagram terdiri atas diagram untuk use case dan actor. Actor

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

29

merepresentasikan orang y an g akan men gop erasikan atau orang yang berinteraksi

dengan sistem aplikasi. Use case merep resentasikan op erasi-op erasi y ang dilakukan

oleh actor. Use case digambarkan berbentuk elip s dengan nama op erasi dituliskan di

dalamny a. Actor y ang melakukan op erasi dihubun gkan dengan garis lurus ke use

case.

b) Conceptual Diagram

Untuk memodelkan konsep -konsep y ang ada di d alam ap likasi.

c) Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan secara d etil urutan p roses y ang dilakuk an dalam

sistem untuk mencapai tujuan dar i use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi

apa saja y ang terlibat, urutan antar op erasi, dan informasi y an g diperlukan oleh

masing-masing operasi, memodelkan p engiriman pesan (message) antar objects.

d) Collaboration Diagram

Collaboration diagram dip akai untuk memodelkan interaksi antar objek di dalam

sistem. Berbeda dengan sequence diagram y ang leb ih menonjolk an kronolo gis dari

operasi-operasi yang dilakukan, co llaboration d iagram lebih fokus pada p emahaman

atas keseluruhan op erasi y ang dilakukan oleh object.

e) State Diagram

Untuk memodelkan perilaku objects di dalam sy stem, dan mendeskripsikan

bagaimana suatu object mengalami perubahan status adanya trigger dari event-event.

f) Activity Diagram

Untuk memodelkan p erilaku Use Cases dan objects di dalam system . Dap at juga

digun akan untuk memodelkan imp lementasi dar i metoda-metoda komp leks

g) Class Diagram

Class diagram merupakan diagram y ang selalu ada di p ermodelan sistem berorientasi

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00722-stif 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor 2.1.1 Definisi ... tampak dalam

30

objek. Class diagram menunjukk an hubungan antar class dalam sistem y ang sedang

diban gun dan bagaimana mereka salin g berko laborasi untuk men cap ai suatu tujuan.

h) Object Diagram

Memodelkan struktur object. Menunjukkan tamp ilan len gkap atau sebagian dari

struktur sistem p ada waktu tertentu.

i) Component Diagram

Component Diagram d igunakan untuk memodelk an komp onen object.

j) Deployment Diagram

Untuk memodelkan d istribusi aplikasi, dan menggambarkan hardware y ang

digun akan dalam implementasi sistem dan lin gkungan eksekusi dan artefak digunakan

p ada hardware.

2.3.4 Perancangan Layar

Perancan gan lay ar merup akan suatu tahapan untuk membuat cetak biru (blue print)

atas tampilan layar yang sesungguhny a. Rancan gan lay ar dibuat sedemikian rup a sehingga

memudahk an p engguna untuk berinteraksi dengan sistem. Smith dan Mosier (dikutip oleh

Shneiderman, 1998) mengusulkan pedoman p erancan gan lay ar y ang baik sebagai berikut:

a) Konsistensi tampilan data, istilah, singk atan, format, dan lain sebagainy a harus

standar.

b) Beban in gatan y an g semin imal mungkin bagi p engguna. Pengguna sedap at mungkin

tidak diharuskan mengingat informasi dari lay ar satu ke layar lainny a.

c) Kompatibilitas tampilan data den gan p emasukan data. Format tamp ilan informasi

p erlu berhubungan d en gan tampilan p emasukan data.