bab 2 kolom

28

Upload: septian-adi-s

Post on 09-Oct-2015

909 views

Category:

Documents


85 download

DESCRIPTION

perhitungan struktur kolom

TRANSCRIPT

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 1

    Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas

    utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian

    tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral

    terkecil. Fungsi kolom disini adalah untuk meneruskan beban ke

    pondasi. Kolom menempati posisi penting di dalam sistem

    struktur bangunan, karena kegagalan kolom akan berakibat

    langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang

    berhubungan dengannya atau bahkan merupakan batas runtuh

    total keseluruhan struktur bangunan.

    Umumnya kolom memikul beban aksial dan momen

    yang dapat ditimbulkan oleh kekangan ujung akibat pencoran

    yang monolit dari balok-balok lantai dan kolom atau karena

    eksentrisitas yang terjadi akibat ketidaktepatan letak dan ukuran

    kolom, beban yang tidak simetris akibat perbedaan tebal plat di

    sekitar kolom atau katena ketidak sempurnaan lainnya. Dalam

    kenyataanya unsur struktur tekan dengan beban aksial murni

    (eksentrisitas sama dengan nol) merupakan hal yang sangat

    mustahil.

    Keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis

    yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang

    bersangkutan yang juga runtuh total (total collapse) seluruh

    struktur. Selain itu, keruntuhan kolom struktur merupakan hal

    yang sangat berarti ditinjau dari segi ekonomis maupun segi

    manusiawi. Oleh karena itu dalam merencanakan kolom perlu

    lebih waspada, yaitu dengan memberikan kekuatan cadangan

    yang lebih tinggi dari pada yang dilakukan pada balok elemen

    struktural horizontal lainnya.

    BAB II

    STRUKTUR KOLOM

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 2

    2.1 Jenis-jenis kolom

    Kolom beton bertulang biasanya terdiri dari baja tulangan

    longitudinal dan ditunjukan oleh macam dari penguatan lateral

    tulangan yang diberikan.

    Jenis-jenis kolom menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986)

    adalah :

    1. Kolom ikat (tied column), biasanya berbentuk bujur sangkar

    atau lingkaran, dimana tulangan utama memanjang

    kedudukannya dipegang oleh pengikat lateral terpisah yang

    umumnya ditempatkan pada jarak 12 sampai 24 inchi (300

    sampai 600 mm)

    2. Kolom spiral (spiral column) umumnya berbentuk bujur

    sangkar atau lingkaran, dimana tulangan memanjang disusun

    membentuk lingkaran dan diikat oleh spiral yang

    ditempatkan secara menerus dengan pict sebesar 2 sampai 3

    inchi (50 sampai 70 mm)

    3. Kolom komposit (composite column), merupakan jenis yang

    memakai profil baja struktur, pipa, tube, tanpa atau dengan

    penulangan memanjang tambahan. Yang diperkuat dengan

    penulangan memanjang dan melintang (spiral atau pengikat)

    Menurut Nawy (1990). Kolom dapat diklasifikasikan

    menurut bentuk dan susunan tulangannya posisi beban pada

    penampangnya dan panjang kolom dalam hubungannya dengan

    dimensi lateralnya.

    a. berdasarkan bentuk dan susunan tulangan

    1. Kolom Segiempat atau bujur sangkar, dengan tulangan

    memanjang dan sengkang ikat

    2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang serta

    tulangan lateral yang berupa spiral

    3. Kolom Komposit, yang terdiri dari beton dan profil baja

    struktural di dalamnya.

    b. berdasarkan posisi beban yang bekerja terhadap penampang

    melintang

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 3

    1. Kolom yang mengalami beban sentris berarti tidak

    mengalami momen lentur.

    2. Kolom dengan beban eksentris selain mengalami beban

    aksial juga bekerja momen lentur.

    c. berdasarkan panjang kolom

    1. Kolom pendek dan

    2. kolom panjang

    Pada umumnya penampang kolom dengan pengikat

    sengkang lateral berbentuk bujur sangkar atau empat persegi

    panjang, sedangkan kolom dengan sengkang spiral berbentuk

    bulat.

    Secara garis besar ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :

    1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini

    merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang

    tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu

    diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral,

    sedemikian sehingga penulangan keseluruhan membentuk

    kerangka.

    2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama

    dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan

    pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan

    keliling menerus di sepanjang kolom.

    3. Struktur kolom komposit. Merupakan komponen struktur

    tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar

    baja profil atau pipa dengan atau tanpa diberi tulangan

    pokok memanjang.

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 4

    Gambar 2.1. Jenis-jenis kolom

    Tulangan pengikat lateral berfungsi untuk memegang

    tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh ditempatnya, dan

    memberikan tumpuan lateral sehingga masing-masing tulangan

    memanjang hanya dapat tertekuk pada tempat diantara dua

    pengikat.

    Dengan demikian tulangan pengikat lateral tidak dimaksudkan

    untuk memberikan sumbangan terhadap kuat lentur penampang

    tetapi memperkokoh kedudukan tulangan pokok kolom. Hasil

    berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat

    spiral ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan

    tulangan sengkang.

    2.2 Keruntuhan kolom

    Keruntuhan kolom dapat terjadi bila tulangan bajanya

    leleh karena tarik (terjadi pada kolom under reinforced) atau

    terjadi kehancuran beton yang tertekan (terjadi pada kolom over

    reinforced), selain itu kolom juga dapat pula mengalami

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 5

    keruntuhan apabila terjadi kehilangan stabilitas lateral akibat

    tekuk.

    Menurut Nawy (1990), apabila kolom runtuh karena

    kegagalan materialnya (yaitu lelehnya baja atau hancurnya

    beton) maka kolom ini digolongkan sebagai kolom pendek

    (short column). Apabila panjang kolom bertambah

    kemungkinan kolom runtuh karena tekuk makin besar. Dengan

    demikian terjadi suatu transisi dari kolom pendek ke kolom

    panjang yang terdefinisi dengan menggunakan perbandingan

    panjang efektif (klu) dengan jari-jari girasi r. Tinggi l

    u adalah

    panjang tak tertumpu (unsupported length) kolom, dan k adalah

    faktor yang bergantung pada kondisi ujung kolom terdapat

    penahan deformasi lateral atau tidak, dan selanjutnya r

    klu

    itu

    disebut dengan angka kelangsingan.

    2.3 Ragam Kegagalan Material pada Kolom

    Berdasarkan besarnya regangan pada tulangan baja yang

    tertarik menurut Nawy (1990) penampang kolom dapat dibagi

    menjadi dua kondisi awal keruntuhan, yaitu :

    1. Keruntuhan tarik yang diawali dengan lelehnya tulangan

    tarik,

    2. Keruntuhan tekan yang diawali dengan runtuhnya beton

    yang tertekan.

    3. Kondisi Keruntuhan seimbang (balance) terjadi apabila

    keruntuhan diawali dengan lelehnya tulangan yang tertarik

    sekaligus juga beton yang tertekan.

    Jika Pn adalah beban aksial nominal suatu kolom, dan Pnb

    adalah beban aksial nominal pada kondisi seimbang (balanced),

    maka :

    Pn < Pnb : Tipe keruntuhan Tarik

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 6

    Pn = Pnb : Tipe keruntuhan Seimbang

    Pn > Pnb : Tipe keruntuhan Tekan

    Dalam segala hal, keserasian regangan (strain compatibility)

    harus tetap terpenuhi. Untuk disain tulangan kolom, tipe

    keruntuhan yang dianjurkan adalah tipe keruntuhan tekan.

    a. Tipe Keruntuhan Seimbang (Balanced)

    baja tulangan tarik mengalami regangan leleh (es= ey), dan pada

    saat itu pula beton mengalami regangan batasnya, ecu = 0,003

    Dari segitiga regangan yang sebangun, dapat diperoleh

    persamaan tinggi garis netral pada kondisi seimbang

    (balanced), cb yaitu :

    s

    y

    b

    E

    fd

    c

    +

    =

    003,0

    003,0

    dengan nilai Es = 200.000 MPa, diperoleh df

    cy

    b .600

    600

    +

    =

    dan df

    cay

    bb ..600

    600.

    11

    +

    ==

    Kapasitas Penampang :

    ysssbcnb fAfAbafP .....85,0'''+=

    dan

    ( ) ( )ydfAdyfAaybafePM ysssbbcbnbnb ++

    == ....

    2....85,0.

    ''''

    b. Tipe Keruntuhan Tarik

    Keruntuhan tarik terjadi dengan lelehnya baja tulangan tarik.

    Eksentritas yang terjadi adalah : e > eb atau Pn < Pnb

    Apabila tulangan tekan, As belum leleh, maka :

    ysssf

    c

    dcEf

    == ..600.

    '

    ''

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 7

    dan apabila baja tulangan tekan sudah leleh, dan As = As,

    maka:

    ( )ysyscnfAfAbafP .....85,0 ''' +=

    bafPcn

    ...85,0'

    =

    ( ) ( )ydfAdyfAa

    ybafMysyscn

    ++

    = ....2

    ....85,0''''

    karena

    maka ( )''

    .2/..85,0

    .. ddfAbf

    PhPeP

    ys

    c

    n

    nn+

    =

    ( ) 0.)5,0.(..7,1

    '

    '= ddfAehP

    bf

    Pysn

    c

    n

    ( )

    +

    +

    =

    2

    1

    '

    '2

    '

    ..85,0

    ...2

    22.85,0

    bf

    ddfAe

    he

    hdbfP

    c

    ys

    cn

    ( )

    +

    +

    =

    2

    1

    '

    '2

    '

    ..85,0

    ...2

    2

    .2

    2

    .2.85,0

    bf

    ddfAehehdbfP

    c

    ys

    cn

    Jika db

    Adan

    db

    Ass

    ..

    '

    '==

    +

    +

    =

    2

    1

    '2

    '1...2

    .2

    .2

    .2

    .2.85,0

    d

    dm

    d

    eh

    d

    ehdbfP

    cn

    Dengan nilai '

    .85,0c

    y

    f

    fm=

    ( )'' ..22

    ....85,0 ddfAah

    bafMyscn

    +

    =

    ( ) ( )''

    .2

    .:,..85,0

    ddfAah

    PMmakabf

    Pa

    ysnn

    c

    n+

    ==

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 8

    c. Tipe Keruntuhan Tekan

    Tipe keruntuhan tekan terjadi diawali dengan hancurnya beton

    sedangkan baja tulangan tarik belum leleh. Eksentrisitas e lebih

    kecil daripada eksentrisitas pada kondisi seimbang (balanced),

    e

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 9

    b. luas tulangan longitudinal komponen struktur tekan

    non komposit tidak boleh kurang dari 0,01 ataupun

    lebih dari 0,08 kali luas bruto penampang Ag (1%-8%

    Ag) (SNI 12.9.1), penulangan yang lazim dilakukan di

    antara 1,5 % sampai 3 % dari luas penampang kolom,

    khusus untuk bangunan berlantai banyak, kadang-

    kadang penulangan bisa mencapai 4%, namun

    disarankan untuk tidak menggunakan nilai lebih dari 4

    % agar penulangan tidak berdesakan terutama pada

    titik pertemuan balok-balok, pelat, dengan kolom.

    2. jumlah minimum batang tulangan longitudinal pada

    komponen struktur tekan adalah 4 untuk batang tulangan di

    dalam sengkang ikat segi empat dan lingkaran, 3 untuk

    batang tulangan di dalam sengkang ikat segitiga, dan 6

    untuk batang tulangan yang dikelilingi oleh spiral. (SNI

    12.9.2 )

    3. Jarak bersih antara batang tulangan pokok memanjang

    kolom berpengikat sengkang aau spiral tidak boleh kurang

    dari 1,5db atau 40 mm (SK-SNI ). dan tebal minimum

    selimut beton pelindung tulangan pokok memanjang untuk

    kolom pengikat spiral maupun sengkang ditetapkan tidak

    boleh kurang dari 40 mm (SK-SNI)

    4. penulangan spiral dengan diameter minimum batang adalah

    D10, dan umumnya tidak menggunakan lebih dari D16,

    jarak spasi bersih spiral tidak boleh lebih dari 80 mm dan

    tidak boleh kurang dari 25 mm.

    5. Tabel A-40 dapat digunakan untuk penetapan jumlah

    batang tulangan baja yang dapat dipasang dalam satu baris,

    baik untuk kolom persegi maupun bulat.

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 10

    Tabel 2.1 Tabel A-40 penetapan jumlah batang tulangan baja

    Sumber : Dipohusodo, 1994

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 11

    Persyaratan Detail Sengkang

    1. Semua batang tulangan pokok harus dilingkupi dengan

    sengkang dan kait pengikat lateral, paling sedikit dengan

    batang D10. Batasan tersebut diberlakukan untuk kolom

    dengan tulangan pokok memanjang batang D32 atau

    lebih kecil. (SNI Pasal 9.10.5.1)

    2. Sedangkan untuk diameter tulangan tulangan pokok

    lebih besar atau sama dengan D36, digunakan sengkang

    dari batang D13. (SNI Pasal 9.10.5.1)

    3. Jarak spasi tulangan sengkang p.k.p tidak lebih besar dari

    16 kali diameter tulangan pokok memanjang, 48 kali

    diameter sengkang, dan dimensi lateral terkecil (lebar)

    kolom. (SNI Pasal 9.10.5.2)

    4. Tulangan sengkang atau kait pengikat harus dipasang

    dan diatur sedemikian rupa sehingga sudut-sudutya tidak

    dibengkok dengan sudut lebih besar dari 135o.

    5. Sengkang dan kait pengikat harus cukup kokoh untuk

    menopang batang tulangan pokok memanjang, baik yang

    letaknya di pojok maupun di sepanjang sisi ke arah

    lateral. Untuk itu batang tulangan pokok memanjang

    harus dipasang dengan jarak bersih antaranya tidak lebih

    dari 150 mm di sepanjang sisi kolom agar dukungan

    lateral dapat berlangsung dengan baik. (SNI Pasal

    9.10.5.3)

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 12

    Gambar 2.2. Susunan penulangan kolom tipikal

    Persyaratan Detail Penulangan Spiral

    1. Diameter minimum batang adalah D10 (SNI Pasal

    9.10.4)

    2. Jarak spasi spiral tidak boleh lebih dari 75 mm dan

    tidak kurang dari 25 mm. (SNI Pasal 9.10.4)

    3. Pada setiap ujung kesatuan tulangan spiral harus

    ditambahkan panjang penjangkaran 1,50 kali lilitan.

    (SNI Pasal 9.10.4)

    4. Apabila memerkukan penyambungan, harus dilakukan

    dengan sambungan lewatan sepanjang 48 kali diameter

    dan tidak boleh kurang dari 300 mm, bila perlu

    diperkuat dengan pengelasan.

    5. Keseluruhan penulangan spiral harus dilindungi dengan

    selimut beton paling tidak setebal 40 mm, yang dicor

    menyatu dengan beton bagian inti.

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 13

    6. Lilitan tulangan spiral harus diikat kokoh pada

    tempatnya, dan betul-betul terletak pada garisnya

    dengan menggunakan pengatur jarak vertikal.

    Rasio penulangan spiral s tidak boleh kurang dari persamaan

    berikut :

    y

    c

    c

    g

    s

    f

    f

    A

    A '145,0

    = SNI Pers. 27

    Dengan :

    S : Jarak Spasi tulangan spiral p.k.p (pitch)

    Ag : Luas penampang lintang kotor dari kolom

    Ac : Luas pempang lintang inti kolom (tepi luar ke

    tepi luar spiral)

    fy : Tegangan luluh tulangan baja spiral, tidak lebih

    dari 400 MPa

    Jumlah spiral yang didapat berdasarkan rasio penulangan

    tersebut diatas secara teoritis akan memberikan spiral yang

    mampu memperbaiki spiral yang mampu memperbaiki keadaan

    sewaktu terjadi kehilangan kekuatan pada saat terjadi pecah

    lepas beton lapis terluar.

    Rasio penulangan spiral aktual :

    ( )sD

    DA

    c

    ssp

    s

    4

    .

    ..

    2pi

    pi =

    Keterangan :

    Ds = Diameter inti kolom (dari tepi ke tepi terluar spiral)

    Dc = Diameter spiral dari pusat ke pusat p.k.p

    Asp = Luas penampang batang tulangan spiral

    ssetinggikolomivolume

    putaransatuspirraltulanganVolumes

    ...int.

    ....=

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 14

    Apabila perbedaan kecil antara Dc dan Ds diabaikan, sehingga

    Dc = Ds, maka :

    sD

    A

    c

    sp

    s

    .

    4=

    2.5 Analisis dan Perancangan Kolom Pendek

    2.5.1. kekuatan kolom pendek dengan beban sentris

    Kapasitas maksimum (Po) suatu kolom pendek yang dibebani

    secara sentris adalah :

    Keterangan :

    fc = mutu beton, merupakan kuat tekan karakteristik beton

    berdasarkan benda uji silinder 15 cm 30 cm., MPa

    fy = mutu baja (tegangan leleh/yield baja tulangan), MPa

    Ag = luas bruto dari penampang kolom (mm2)

    Ast = luas total tulangan kolom (mm2)

    0,85 merupakan faktor untuk memperhitungkan kondisi

    pemadatan dan perawatan yang tidak ideal pada kolom

    dibandingkan dengan pada silinder.

    Kuat nominal maksimum untuk desain Pn (max)

    r = Faktor reduksi untuk memperhitungkan eksentrisitas yang

    tidak direncanakan

    r = 0.80 ( kolom dengan sengkang ikat )

    r = 0.85 ( kolom berspiral ) (SNI 12.3.5)

    SK-SNI-2002 : Kuat tekan rencana ( Pn ), suatu komponen

    struktur tekan tidak boleh diambil lebih besar dari ketentuan

    berikut :

    ( )yststgofAAAfP

    c

    ...85,0'

    +=

    ( ) 0maxn rPP =

    un PP

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 15

    a. Untuk komponen struktur non-pratekan dengan tulangan

    spiral

    b. Untuk komponen struktur non-pratekan dengan tulangan

    sengkang ikat

    = 0,65 untuk kolom dengan sengkang ikat.

    = 0,70 untuk kolom dengan sengkang spiral

    Persamaan untuk desain, didefinisikan:

    Maka

    Atau

    * jika g diketahui atau diasumsikan:

    * Jika Ag diketahui atau diasumsikan:

    ( ) ( )[ ]yststgnfAAAfP

    c

    ...85,0.85,0.max.'

    +=

    ( ) ( )[ ]yststgnfAAAfP

    c

    ...85,0.80,0.max.'

    +=

    ( )08.00.01 SNI g

    g

    st

    g=

    A

    A

    ( ) ( )ucystcgn

    baja

    85.0

    beton

    85.0 PffAfArP

    +=44 344 2143421

    ( )[ ]ucygcgn

    85.085.0 PfffArP +=

    ( )[ ]

    85.085.0 cygc

    u

    g

    fffr

    PA

    +

    ( )( )

    cg

    u

    cy

    st85.0

    85.0

    1fA

    r

    P

    ffA

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 16

    Contoh Soal C.2.1

    Rencanakan kolom dengan sengkang ikat untuk menahan beban aksial sentrik: Pdl = 150 t; Pll = 300 t; Pw = 50 t fc = 30 MPa; fy = 400 MPa Desain kolom persegi untuk g = 0.03. Rencanakan kebutuhan tulangan longitudinal dan transversal. Penyelesaian Tentukan beban ultimit yang bekerja: Pu = 1.2Pdl + 1.6Pll = 1.2 (150 t) + 1.6 (300 t) = 660 t Pu = 1.2Pdl + 1.0Pll + 1.6Pw = 1.2 (150 t) + 1.0 (300 t) + 1.6 (50 t) = 560 t Cek kondisi tekan dan tarik pada kolom Pu = 0.9Pdl - 1.3Pw

    = 0.9 (150 t) 1.3 (50 t) = 70 t

    Untuk kolom persegi r = 0.80 dan = 0.65 dan = 0.03

    Ag = d2 d= 587.8 mm d = 600 mm

    Untuk kolom persegi, As = Ag = 0.03*360000mm2= 10800

    mm2

    ( )( )

    ( )( ) ( ) ( ) ( )( )( )MPa3085.0MPa40003.0MPa3085.08.065.0660

    85.085.0

    u

    +

    +

    t

    fffr

    PA

    cygc

    g

    ( )

    ( ) ( )( )

    ( )( )( )( )

    2

    2

    mm 66.9378

    mm600MPa 3085.08.065.0

    6600000*

    MPa 3085.0MPa 400

    1

    85.085.0

    1

    gc

    u

    cy

    stAf

    r

    P

    ffA

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 17

    Gunakah 8 D40 Ast = 8 (1256 mm2) = 10048 mm

    2

    Check P0:

    P0 = 0.85f c(Ag Ast) + fyAst

    = 0.85(30 MPa)(36000010048mm2)+(400 MPa) (10048mm

    2)

    = 1294.3 ton

    Pn = rP0 = 0.65 (0.8) 1294.30 t = 673.03 t > 660 t OK

    Gunakan sengkang ikat D13 (karena diameter tulangan longit.

    = D40), dan hitung spasi bersih tulangan longitudinal

    Desain sengkang ikat

    Gunakan sengkang ikat D13 dengan spasi vertical = 600 mm

    2.5.2 Kolom Pendek dengan Beban Eksentris 1) Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi

    Lentur dan Beban Aksial. (Perilaku Kolom terhadap

    Kombinasi Lentur dan Aksial Tekan)

    Prinsip-prinsip pada balok mengenai distribusi tegangan dan blok tegangan segi-empat ekivalen, juga dapat diterapkan pada kolom 1) Penampang tetap rata sebelum dan sesudah lentur 2) Kurva tegangan-regangan baja diketahui 3) Kuat tarik dari beton diabaikan 4) Kurva tegangan-regangan beton, besar dan distribusinya

    diketahui.

    ( )( )

    ( ) ( )

    tiescross dibutuhkan

    mm150mm187

    2

    mm 13 mm 402mm403mm600

    1#

    cover2#

    >=

    +=

    +

    =

    bars

    ddbs

    stirrupb

    ( )

    ( )

    =

    ==

    ==

    menentukan mm 600 atau dari terkecilnilai

    mm 624 mm 134848

    mm 640 mm 401616b

    db

    d

    d

    s stirrup

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 18

    Gambar 2.3. Hubungan Beban Aksial Eksentrisitas

    a. Tulangan pada 2 sisi penampang Kolom : Gambar 2.4 Tegangan dan Gaya-gaya dalam pada Kolom dengan tulangan 2 sisi Keseimbangan internal penampang : H = 0

    sscnTCCP +=

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 19

    Keterangan

    Cc = 0,85.f

    c.a.b Resultante tegangan beton tekan

    Cs = A

    s.f

    s Resultante tegangan baja tulangan tekan

    Ts = A

    s.f

    s Resultante tegangan baja tulangan tarik

    diperoleh : Kapasitas Momen Penampang ( M terhadap pusat plastis)

    y diukur dari serat tertekan ke pusat plastis (geometrik) Untuk A

    s = A

    s , maka y = h/2.

    Dan

    2) Kekuatan Kolom Eksentrisitas Kecil

    Apabila beban tekan P berimpit dengan sumbu memanjang kolom, berarti tanpa eksentrisitas, perhitungan teoritis menghasilkan tegangan tekan merata pada permukaan penampang lintangnya. Apabila gaya tekan tersebut bekerja di suatu tempat berjarak e terhadap sumbu memanjang, kolom cenderung melentur seiring dengan timbulnya momen M = P (e). Jarak e dinamakan eksentrisitas gaya terhadap suatu sumbu kolom.

    sssscnfAfAbafP .....85,0

    '''+=

    ( ) ( )ydfAdyfAaybafePMsssscnn

    ++

    == ....

    2....85,0.

    ''''

    ysssf

    c

    dcEf

    == ..600.

    '

    ''

    ysssf

    c

    cdEf

    == ..600.

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 20

    Gambar 2.4. Hubungan Beban Aksial Momen

    Eksentrisitas

    3. Analisis Kolom Pendek Eksentrisitas Kecil

    (a) Analisis kolom pendek yang menopang beban aksial eksentrisitas kecil pada hakekatnya adalah pemeriksaan terhadap kekuatan maksimum bahan yang tersedia dan berbagai detail rencana penulangannya.

    (b) Tahapan untuk perhitungan analisis kolom pendek eksentrisitas kecil sebagai berikut : i. Pemeriksaan apakah g masih didalam batas yang

    memenuhi syarat, 08,001,0

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 21

    batang tulangan memanjang. Untuk pengikat spiral, diperiksa dimensi batang tulangannya, rasio penulangan s, dan jarak spasi bersih antara spasi

    Contoh Soal C.2.2.:

    Tentukan kekuatan beban aksial maksimum yang tersedia pada kolom persegi dengan pengikat sengkang, dimensi 400 x 400 mm, tulangan pokok 8D29, sengkang D10, selimut beton 40 mm (bersih), berupa kolom pendek fc = 25 MPa, mutu baja fy = 400 MPa baik untuk tulangan memanjang maupun untuk sengkang. Periksa juga kekuatan sengkangnya. Penyelesaian : Periksa rasio penulangan memanjang :

    ( )033,0

    400

    52842===

    g

    st

    gA

    A

    08,0033,001,0

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 23

    Penyelesaian :

    Dari Tabel A-4, Luas Penampang Tulangan Baja :

    Dia.

    batang

    (mm)

    Luas Penampang (mm2)

    Jumlah Batang

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    6 28,3 56,6 84,9 113,1 141,4 169,6 197,9 226,2 254,5

    8 50,3 100,6 150,9 201,1 251,4 301,6 351,9 402,2 452,4

    9 63,6 127,2 190,8 254,5 318,1 381,6 445,2 509,0 572,6

    10 78,5 157,0 235,6 314,2 392,7 471,2 549,8 628,3 760,9

    12 113,1 226,2 339,3 452,4 565,5 678,6 791,7 904,8 1017,9

    13 132,7 265,4 398,2 630,9 663,7 796,4 929,1 1061,8 1194,6

    14 154,0 308,0 462,0 616,0 770,0 924,0 1078,0 1232,0 1386,0

    16 201,1 402,2 603,2 804,2 1005,3 1206,4 1407,4 1608,5 1809,5

    18 254,5 509,0 763,4 957,9 1272,4 1526,8 1781,3 2035,8 2290,2

    19 283,5 567,0 850,5 1134,0 1417,5 1701,0 1984,5 2268,0 2551,5

    20 314,2 628,4 942,5 1256,6 1570,8 1885,0 2199,1 2513,3 2827,4

    22 380,1 760,2 1140,4 1520,5 1900,7 2280,8 2660,9 3041,0 3421,2

    25 490,9 981,8 1472,6 1963,5 2454,8 2945,2 3436,1 3927,0 4418,1

    28 615,7 1231,5 1847,3 2463,0 3078,7 3694,6 4310,3 4926,0 5541,7

    29 660,5 1321,0 1981,6 2642,1 3302,6 3963,2 4623,7 5284,0 5944,5

    32 804,3 1608,6 2412,8 3217,0 4021,3 4825,5 5629,8 6434,0 7238,3

    36 1017,9 2035,8 3053,6 4071,5 5089,4 6107,2 7125,1 8143,0 9160,9

    40 1256,6 2513,3 3769,9 5026,6 6283,2 7539,8 8796,6 10053 11309

    50 1963,5 3927,0 5890,5 7854,0 9817,5 11781 13745 15708 17672

    Dari Tabel A-4, didapat Ast = 3436,1 mm2 dan untuk

    diameter kolom bulat 380 mm didapat luas penampang lintang kotor dari kolom Ag = 113411 mm

    2.

    Maka, 0303,0113411

    1,3436===

    g

    st

    gA

    A

    08,00303,001,0 ===

    sD

    A

    c

    sp

    aktuals

    Jarak bersih spiral tidak boleh lebih besar dari 80 mm dan tidak boleh kurang dari 25 mm. Jarak bersih = 50 - 10 = 40 mm Maka kolom yang sesuai dengan kondisi yang ditentukan telah memenuhi syarat.

    3) Perencanaan Kolom Pendek Eksentrisitas Kecil

    Perencanaan kolom beton bertulang pada hakekatnya menentukan dimensi serta ukuran baik beton maupun batang tulangan baja, sejak dari menentukan ukuran dan bentuk penampang kolom, menghitung kebutuhan penulangannya sampai dengan memilih tulangan sengkang atau spiral sehingga didapat ukuran dan jarak spasi yang tepat. Karena rasio luas penulangan terhadap beton g harus berada dalam daerah batas

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 25

    nilai 0,01 g 0,08, maka persamaan kuat perlu dapat dimodifikasi untuk dapat memenuhi syarat tersebut. Untuk kolom dengan pengikat spiral :

    ( ){ }stystgcmaksn AfAAfP .'85,080,0 +=

    g

    st

    gA

    A=

    Sehingga didapat, ggst

    AA .=

    Maka,

    ( ){ }ggygggcmaksn AfAAfP ...'85,080,0 +=

    ( ){ }gygcg

    ffA .1'85,0..80,0 +=

    Karena Pu Pn (maks) maka dapat disusun ungkapan Ag perlu

    berdasarkan pada kuat kolom Pu dan rasio penulangan g,

    sebagai berikut :

    Untuk kolom dengan pengikat sengkang :

    ( ){ }gygc

    uperlug

    ff

    PA

    .1'85,080,0 +=

    Untuk kolom dengan pengikat spiral :

    ( ){ }gygc

    u

    perlugff

    PA

    .1'85,085,0 +=

    Tahapan untuk perhitungan perencanaan kolom pendek eksentrisitas kecil sebagai berikut : a. Menentukan kekuatan bahan yang dipakai. Tentukan rasio

    penulangan g yang direncanakan apabila diinginkan. b. Menentukan beban rencana terfaktor

    uP .

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 26

    c. Menentukan luas kotor penampang kolom yang diperlukan

    gA .

    d. Memilih bentuk dan ukuran penampang kolom, gunakan bilangan bulat.

    e. Menghitung beban yang dapat didukung oleh beton dan batang tulangan pokok memanjang. Tentukan luas penampang batang tulangan baja memanjang yang diperlukan, kemudian pilih batang tulangan yang akan dipakai.

    f. Merancang tulangan pengikat, dapat berupa tulangan sengkang atau spiral.

    g. Buat sketsa rancangannya.

    Contoh Soal C.2.4 :

    Rencanakan kolom berbentuk bujur sangkar dengan pengikat sengkang untuk menopang beban kerja aksial, yang terdiri dari beban mati 1400 kN dan beban hidup 850 kN, kolom pendek, fc = 30 MPa, fy = 400 MPa. Gunakan g = 0,03.

    Penyelesaian :

    Kuat bahan dan perkiraan g telah ditentukan. Beban rencana terfaktor adalah : Pu = 1,6 (850) + 1,2 (1400) = 3040 kN Luas kotor penampang kolom yang diperlukan adalah :

    ( ){ }gygcu

    perlugff

    PA

    .1'85,080,0 +=

    ( )( ) ( )( ) ( ){ }03,0.40003,0130.85,065,0.80,0

    10.30403

    +

    =

    2159144 mm=

    Ukuran kolom bujur sangkar yang diperlukan menjadi

    = 159144 = 399 mm

    Tetapkan ukuran 400 mm, yang demikian mngakibatkan nilai g akan kurang sedikit dari yang ditentukan g = 0,03.

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 27

    ( ) 22 160000400 mmA aktualg ==

    Nilai perkiraan beban yang dapat disangga oleh daerah beton (karena g berubah) :

    Beban pada daerah beton ( ) ( )ggc

    Af = 1'85,0..80,0

    ( )( )( )( )( )03,011600003085,0.65,0.80,0 =

    = 2058 kN Dengan demikian, beban yang harus disangga oleh batang tulangan baja adalah : 3040 2058 = 982 kN

    Kekuatan maksimum yang disediakan oleh batang tulangan baja adalah 0,80..Ast.fy maka luas penampang batang tulangan baja yang diperlukan dapat dihitung sebagai berikut :

    ( )( )( )

    2

    3

    472140065,080,0

    10.982mmA perlust ==

    Digunakan satu macam ukuran batang tulangan baja dan dipasang merata di sepanjang keliling sengkang, untuk itu dipilih batang tulangan sedemikian rupa sehingga jumlahnya merupakan kelipatan empat. Gunakan 8 batang tulangan baja D29 (Ast = 5285 mm

    2). Dari Tabel A-40 didapatkan ketentuan bahwa penggunaan 8 batang tulangan baja D29 memberikan lebar diameter inti maksimum 320 mm, dengan demikian penulangan yang direncanakan tersebut memenuhi syarat.

    Merencanakan Tulangan Sengkang :

    Dari Tabel A-40, pilih batang tulangan baja D10 untuk sengkang. Jarak spasi tulangan sengkang tidak boleh lebih besar dari:

    48 kali diameter batang tulangan sengkang = 48 (10) = 480 mm

    16 kali diameter batang tulangan memanjang = 16 (29) = 464 mm

    Lebar kolom = 400 mm

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 28

    Gunakan batang tulangan baja D10 untuk sengkang, dengan jarak spasi p.k.p. 400 mm.

    Periksa susunan tulangan pokok dan sengkang. Jarak bersih batang tulangan pokok bersebelahan pada sisi kolom adalah :

    Jarak bersih = {400 2 (40) 2 (10) 3 (29)} = 106,5 mm < 150 mm

    Dengan demikian tidak perlu tambahan batang pengikat tulangan pokok kolom sebagaimana yang ditentukan dalam SK-SNI.

    Sketsa perencanaan :

    4) Perencanaan Kolom Pendek Eksentrisitas Besar

    Diagram interaksi diperuntukkan sebagai alat bantu analisis, sedangkan untuk proses perencanaan kolom dengan beban eksentris diagram tersebut digunakan untuk pendekatan coba-coba. Pada penampang pendek yang dibebani dengan beban eksentrisitas besar, yaitu pada e > eb atau Pn < Pb, awal keruntuhan ditandai dengan luluhnya tulangan baja tarik. Dengan demikian berarti fs = fy, sedangkan tegangan pada tulangan baja tekan terdapat dua kemungkinan, sudah mencapai luluh atau belum.

    Keseimbangan gaya-gaya, H=0, pada penampang kolom pendek dengan beban aksial eksentrisitas besar adalah :

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 29

    nP =

    TDDNNN +

    21

    = sssscfAfAbaf .''..'.85,0 +

    Apabila penulangan tekan dan tarik simetris, As = As, dan keduanya sudah mencapai luluh, maka didapatkan :

    nP = baf

    c.'.85,0

    Keseimbangan momen terhadap pusat plastis atau titik berat geometris, darimana jarak eksentrisitas e ditentukan, (momen) = 0, menghasilkan persamaan berikut :

    nM =

    +

    =

    2.'

    2'.

    22.'.85,0.

    hdfAd

    hfA

    ahbafeP

    ysyscn

    ePn.

    = ( )'.22

    .'.85,0 ddfAah

    bafysc

    +

    Dengan melakukan substitusi nilai Pn didapatkan persamaan :

    ( )'.'.70,12

    . ddfAbf

    PhPeP

    ys

    c

    n

    nn+

    =

    ( )( ) 0'.

    2'.70,1

    2

    =

    ddfAe

    hP

    bf

    Pysn

    c

    n

    Dari persamaan yang terakhir kemudian didapat persamaan untuk Pn:

    ( )

    +

    +

    =

    bf

    ddfAe

    he

    hbfP

    c

    ys

    cn

    '.85,0

    '.2

    22'.85,0

    2

    Apabila, bf

    fm

    c

    y

    '.85,0=

    dan db

    As

    .'==

    Maka persamaan untuk Pn dapat disusun ulang, dan diperoleh :

    +

    +

    =

    d

    dm

    d

    eh

    d

    ehdbfP

    cn

    '1.2

    2

    2

    2

    2.'.85,0

    2

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 30

    Eksentrisitas diperhitungkan sebagai :

    +=

    2'

    hdee

    Selanjutnya didapatkan hubungan :

    d

    e

    d

    eh '1

    2

    2=

    Sehingga persamaan untuk Pn berubah menjadi :

    +

    +

    =

    d

    dm

    d

    e

    d

    edbfP

    cn

    '1.2

    '1

    '1.'.85,0

    2

    Contoh Soal C.2.6:

    Suatu kolom dengan pengikat sengkang menahan gaya desak aksial batas Pu = 1600 kN dan momen Mu = 185 kN.m. perkiraan penulangan bruto g adalah 2% dan selimut beton efektif d = 70 mm. Beton normal fc = 35 MPa, fy = 400 MPa. Rencanakan penulangannya.

    Gambar C.2.6. Sketsa

    Penyelesaian :

    Momen dan gaya aksial rencana : Pu = 1600 kN Mu = 185 kN.m

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 31

    e = ( )

    mmP

    M

    u

    u

    1161600

    10.1853

    ==

    Menentukan penulangan : Ditaksir ukuran kolom 400 mm x 400 mm dengan jumlah penulangan 2%.

    01,0.

    ' ===db

    As

    dengan d = 70 mm

    ( )( ) 2132033040001,0' mmAAss

    ===

    Dicoba dengan 3D25 pada masing-masing sisi kolom (As = 1472,6 mm2)

    ( )( )0112,0

    300.400

    6,1472==

    Pemeriksaan Pu terhadap beban seimbang Pub : d = 400 70 = 330 mm

    cb = ( )

    mm198400600

    330600=

    +

    1 = 0,85 0,008 (35-30) = 0,81 ab = ( ) mmc 4,16019881,0.1 ==

    s = ( )

    s

    y

    E

    f

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 33

    2.5.3 Sambungan lewatan (Splice) dan Geser Kolom

    Umumnya, tulangan longitudinal kolom disambung lewatan persis di atas level lantai (hanya diperbolehkan untuk desain non-gempa) Jenis sambungan lewatan tergantung pada kondisi tegangan (SNI 14.17) Bila semua tulangan dalam kondisi tekan Gunakan sambungan lewatan tekan (SNI 14.16)

    Ingat untuk tekan aksial

    641

    1 w

    '

    g

    u

    c dbf

    A

    NV

    c

    +=

    5.0 Jikacu> VV Sengkang harus memenuhi SNI Bab 13

    dan SNI Pasal 9.10.5

    2.5.4 Diagram Interaksi P M Kolom

    Kapasitas penampang beton bertulang untuk menahan kombinasi gaya aksial dan momen lentur dapat digambarkan dalam suatu bentuk kurva interaksi antara kedua gaya tersebut, disebut diagram interaksi P M kolom. Setiap titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi kekuatan gaya nominal Pn (atau f Pn) dan momen nominal Mn (atau f Mn) yang sesuai dengan lokasi sumbu netralnya.

    Diagram interaksi ini dapat dibagi menjadi dua daerah, yaitu daerah yang ditentukan oleh keruntuhan tarik dan daerah yang ditentukan oleh keruntuhan tekan, dengan pembatasnya adalah titik seimbang (balanced).

    15.14 SNI

    B kelasrik lewatan taSambungan

    lewatkan) disambung jum.tul. 1/2 (

    B Kelasrik lewatan taSambungan

    lewatkan) disambung jum.tul. 2/1(

    A kelasrik lewatan taSambungan

    5.0 Bila

    tarikmuka pada

    5.00 Bila

    ys

    ys

    >

    ff

    ff

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 34

    Gambar 2.5 . Diagram interaksi P-M dari suatu penampang kolom.

    Perencanaan Menggunakan Diagram Interaksi 1. Hitung beban terfaktor (Pu , Mu ) dan e untuk kombinasi

    beban yang relevan 2. Pilih kasus yang berpotensi menjadi penentu 3. Gunakan nilai estimasi h untuk menghitung gh, e/h untuk

    kasus yang menentukan. 4. Gunakan grafik yang sesuai target g

    Baca

    g

    n

    A

    P Hitung nilai perlu

    =

    g

    n

    u

    g

    A

    P

    PA

    5. Pilih hbAb * h & g=

    6. Jika dimensi terlalu berbeda dari nilai estimasi (step 3), hitung ulang ( e / h ) dan ulang kembali langkah 4 & 5. Revisi Ag jika diperlukan.

    7. Pilih tulangan baja gst

    AA =

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 35

    8. Gunakan dimensi aktual & ukuran batang untuk mengecek semua kombinasi beban ( gunakan grafik atau diagram interaksi).

    9. Rencanakan tulangan lateral [selesaikan g] Diagram Interaksi yang dinormalisasi

    versus

    g

    n

    g

    n

    hA

    M

    A

    P atau

    versus

    g

    n

    g

    n

    hA

    M

    A

    P

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 36

    Gambar 2.6 Diagram Interaksi yang dinormalisasi

    Contoh soal C2.7

    Buatlah diagram interaksi P-M dari penampang kolom denganMutu beton fc = 25 MPa dan mutu baja fy = 390 MPa

    Penyelesaian: a. Kapasitas maksimum (Po) dari kolom : (kolom sentris)

    ( )( )k

    N

    fAAAfPyststgo

    c

    5,028.4

    545.028.4390.8,22808,2280500.300.25.85,0

    ...85,0'

    =

    =+=

    +=

    b. Kekuatan nominal maksimum penampang kolom : untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat Pn (max) = 0,80 Po = 0,80 x 4.028,5 = 3.222,8 kN Eksentristas minimum : emin = 0,1 x 500 mm = 50 mm c. Kuat Tekan Rencana Kolom : Pn untuk kolom dengan tulangan sengkang ikat : Pn (max) = 0,80 Po = 0,65 x 3.222,8 kN = 2.094,8 kN

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 37

    d. Kapasitas Penampang pada Kondisi Seimbang (Balanced):

    ysssbcnb fAfAbafP .....85,0'''+=

    ( ) ( )ydfAdyfAaybafePM ysssbbcbnbnb ++

    == ....

    2....85,0.

    ''''

    kN

    N

    fAfAbafP ysssbcnb

    85,477.1

    852.477.1300.82,231.25.85,0

    .....85,0'''

    =

    ==

    +=

    ( ) ( )

    kNm

    N

    ydfAdyfAa

    ybafePM ysssb

    bcbnbnb

    07,376

    376067842200.88951200.951.88242.165.198

    ....2

    ....85,0.''''

    =

    =++=

    ++

    ==

    Eksentrisitas pada kondisi seimbang

    mmmkN

    kNm

    P

    Me

    nb

    nb

    b5,2542545,0

    85,477.1

    07,376====

    kNmkNmxM

    kNkNxP

    nb

    nb

    4,24407,37665,0.

    6,96085,477.165,0.

    ==

    ==

    e. Kapasitas Penampang pada Kondisi Momen Murni : ( P = 0) Kapasitas penampang dengan kondisi momen murni ditentukan Dengan menganggap penampang balok dengan tulangan tunggal

    kNm

    bf

    fAdfAM

    c

    ys

    ysn

    6,184300.25

    390.4,1140.59,0450.390.4,1140

    .

    ..59,0..

    '

    =

    =

    =

    kNmkNmxMn

    68,1476,18480,0. ==

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 38

    2.5.5 Kolom Beton Bundar

    Sebagaimana halnya dengan kolom segi-empat, pada kolom bundar keseimbangan momen dan gaya yang sama digunakan untuk mencari gaya tahanan nominal Pn untuk suatu eksentritas yang diberikan. Dengan demikian gaya dan tegangan pada masing-masing tulangan harus ditinjau sendiri-sendiri. Luas dan titik berat segmen lingkaran dihitung dengan menggunakan persamaan matematisnya. Apabila tidak demikian, dapat digunakan persamaan dari Whitney sebagai penyederhanaan.

    Diagram Interaksi P - M

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    0 100 200 300 400

    fMn, Mn

    fPn

    , P

    n

    Mn, Pn fMn, fPn

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 39

    1). Metoda Empiris untuk Analisis Kolom Bundar

    Untuk penyederhanaan analisis kolom bundar dapat di-transformasikan menjadi kolom segi-empat ekuivalen, seperti pada Gambar 2.7.

    Gambar 2.7 Transformasi kolom segi-empat menjadi kolom segi-empat ekuivalen

    Agar keruntuhannya berupa keruntuhan tekan, penampang segi-empat ekuivalen harus mempunyai : 1. Tebal dalam arah lentur, sebesar 0,8.h, dimana h adalah diameter luar lingkaran kolom bundar. 2. Lebar kolom segi-empat ekuivalen diperoleh sama dengan

    luas bruto kolom bundar dibagi 0,8.h, jadi b = Ag/(0,8.h), dan

    3. Luas tulangan total Ast ekuivalen di-distribusikan pada 2 lapis tulangan yang sejajar masing-masing Ast/2, dengan jarak antara lapisannya 2Ds/3 dalam arah lentur dimana Ds adalah diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as.

    Apabila dimensi kolom segi-empat ekuivalen telah diperoleh, analisis dan disain dapat dilakukan seperti kolom segi-empat aktual. Persamaan untuk keruntuhan tarik dan

    (a). Penampang kolom bundar (b). Penampang segi-empat ekuivalen

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 40

    keruntuhan tekan, dapat juga dinyatakan dalam dimensi kolom bundar sebagai berikut : a. Untuk keruntuhan Tarik :

    +

    = 38,0

    .85,0

    .5,2

    .38,0

    .85,0.85,0

    .

    2

    2'

    h

    e

    h

    Dm

    h

    ehfP

    sg

    cn

    b. Untuk keruntuhan Tekan :

    ( )18,1

    .67,0.8,0

    ..6,9

    .

    0,1.3

    .

    2

    '

    +

    +

    +

    +

    =

    s

    cg

    s

    yst

    n

    Dh

    eh

    fA

    D

    e

    fAP

    Keterangan

    h ; diameter penampang kolom bundar Ds ; diameter lingkaran tulangan (terjauh) as ke as e ; eksentrisitas terhadap pusat plastis penampang g = Ast/Ag = luas tulangan bruto/luas beton bruto m = fy/0,85.fc

    2.5.6.Kolom Pendek dengan Tulangan pada 4 sisi

    Apabila kolom mempunyai tulangan pada ke-empat sisinya, Kontrol keserasian tegangan harus tetap dipertahankan di seluruh bagian penampang. Cara coba-coba dan penyesuaian dilakukan dengan menggunakan asumsi tinggi garis netral c, sehingga tinggi blok tegangan a diketahui. Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan ditentukan dengan menggunakan distribusi regangan seperti Gambar. 2.8

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 41

    Gambar 2.8. Kolom dengan tulangan pada keempat sisinya, (a).penampang melintang; (b). regangan ; (c). gaya-gaya yang bekerja

    Beberapa anggapan yang digunakan adalah : Gsc : titik berat gaya tekan pada tulangan tekan Gst : titik berat gaya tarik pada tulangan tarik Fsc : resultan gaya tekan pada tulangan = S As.fsc Fst : resultan gaya tarik pada tulangan = S As.fst

    Keseimbangan antara gaya-gaya dalam dengan momen dan gaya luar harus terpenuhi, yaitu :

    stsccnFFbafP += ...85,0 '

    ststscsccnyFyF

    ahbafM ..

    22....85,0

    ' ++

    =

    Cara coba-coba dengan penyesuaian diterapkan dengan menggunakan suatu asumsi tinggi garis netral c. Besarnya regangan pada setiap lapis (layer) tulangan ditentukan dengan menggunakan distribusi regangan seperti Gambar 2.8 untuk menjamin terpenuhinya keserasian regangan.

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 42

    Tegangan pada setiap lapis tulangan diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:

    ===

    c

    sc

    c

    sEEf ii

    cussisis.600...

    dimana : fsi haruslah fy

    Carilah Pn untuk nilai c yang di-asumsikan, apabila nilai c belum cukup dekat dengan yang di-asumsikan semula, lakukan coba-coba berikutnya. Gaya tahanan nominal Pn yang sesungguhnya adalah yang diperoleh pada coba-coba terakhir, dengan nilai c yang benar. 2.5.7 Perencanaan Kolom Pendek Akibat Beban Biaksial

    Kolom bangunan terutama yang berada disudut bangunan mengalami momen-momen lentur terhadap kedua sumbu utamanya (momen lentur biaksial). Untuk kolom bundar, tidak ada masalah karena sumbu-sumbu utama kolom bundar jumlahnya adalah tak hingga. Sehingga, momen resultan Mu, yaitu:

    [ ] 2/1 22uyuxu

    MMM +=

    akan tetap bekerja pada sumbu utama penampang. Hal yang sama tidak berlaku pada kolom persegi, sehingga

    diperlukan analisis yang khusus Analisis yang umum untuk kolom persegi sulit dilakukan, karena lentur biaksial akan menghasilkan sumbu netral yang membentuk sudut terhadap sumbu-sumbu utama. Selain itu, sumbu netral tidak selalu tegak lurus terhadap bidang lentur resultan.

    Lentur uniaksial

    thd sumbu -y

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 43

    Gambar 2.9 Permukaan Keruntuhan3-Dimensi Kolom-kolom pojok pada bangunan adalah suatu elemen

    struktur yang mengalami momen lentur biaksial yaitu momen lentur yang bekerja secara bersamaan terhadap sumbu x dan y, kolom yang mengalami momen Mxx terhadap sumbu x menghasilkan eksentrisitas ey dan momen Myy terhadap sumbu y menghasilkan eksentrisitas ex, dengan demikian sumbu neralnya membentuk sudut terhadap garis horizontal. Besar sudut bergantung dari interaksi momen lentur terhadap kedua sumbu dan besarnya beban aksial. Kolom-kolom demikian pada perancangan serta analisisnya harus menggunakan suatu proses coba-coba dan penyesuaian didalam mendapatkan posisi miring dari garis netral. Dan juga keserasian regangan harus dipertahankan pada setiap tulangan. Menurut Wang (1986) metoda seperti ini cukup rumit dan tidak ada rumus yang dapat dikembangkan untuk penggunaan praktis. Selain cara demikian biasanya digunakan konsep permukaan runtuh.

    Konsep permukaan runtuh telah diajikan oleh Bresler dan Pannell. Kekauatan nominal batas dari suatu penampang dalam lentur biaksial dan tekan merupakan fungsi dari tiga variabel yaitu Pn, Mnx dan Mny, yang juga dapat dinyatakan di dalam gaya aksial P yang bekerja dengan eksentrisitas

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 44

    n

    nx

    y P

    Me =

    dan n

    ny

    x P

    Me =

    yang masing-masing menurut arah

    sumbu x dan y.

    Langkah-langkah Perancangan dan Analisis akibat beban

    uniaksial pada penampang Persegi.

    Langkah- Langkah-langkah berikut ini dapat dipakai sebagai petunjuk dalam desdain dan analisis kolom pendek yang mengalami lentur pada arah x dan y 1. Hitunglah momen lentur ekivalen, dengan menganggap

    banyaknya tulangan pada masing-masing sisi sama. Asumsikan faktor konstanta interaksi antara 0,5 dan 0,7 serta asumsikan juga perbandingan b/h. Angka perbandingan ini dapat didekati dengan Mny/Mnx. Dengan menggunakan persamaan

    +

    h

    b

    M

    MM

    h

    bMM

    nx

    ny

    oynxny;

    1

    dan

    +

    h

    b

    M

    MM

    h

    bMM

    nx

    ny

    oxnynx;

    1

    tentukan momen uniaksial ekivalen yang diperlukan Mox dan Moy, apabila Mnx lebih besar dari Mny gunakan Mox untuk perancangan dan analisis begitu juga sebaliknya.

    2. Asumsikan ukuran penampang melintang kolom dan angka penulangan = pada setiap dua sisi yang sejajar dengan sumbu lentur dari momen uniaksial ekivalen yang terbesar.

    2.6 Analisis dan Perancangan Struktur Kolom Panjang

    (Kolom langsing)

    Apabila angka kelangsingan kolom melebihi batas kolom pendek, maka kolom tersebut akan mengalami tekuk sebelum mencapai keadaan limit kegagalan material. Regangan pada muka yang tertekan pada beton untuk beban tekuk akan lebih kecil dari 0,003.

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 45

    Kolom yang demikian disebut dengan kolom langsing yang mengalami kombinasi beban aksial dan momen lentur, berdeformasi melintang dan mengalami momen tambahan akibat efek Pn-D, dimana Pn adalah gaya aksial dan D adalah defleksi kolom tertekuk pada penampang yang ditinjau.

    Suatu kolom dikatakan langsing apabila dimensi atau ukuran penampang lintangnya kecil dibandingkan dengan tinggi bebasnya (tinggi yang tidak ditopang). Kolom langsing yang menahan kombinasi beban aksial dengan lentur akan mengakibatkan momen lentur tambahan (momen skunder) akibat efek P- dan mengalami deformasi kearah lateral, dimana P adalah beban aksial dan adalah defleksi kolom tekuk kearah lateral pada penampang yang ditinjau. Apabila ditinjau suatu kolom langsing yang menahan gaya aksial Pu dengan eksentrisitas e dan diagram interaksi sebagai pada Gambar 2.10

    Gambar 2.10 Pengaruh kelangsingan Momen pada diagram

    interaksi

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 46

    Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan

    harus diperhitungkan apabila dipenuhi :

    Rangka portal tak bergoyang

    (Braced Framed)

    2

    112

    34.

    M

    M

    r

    lku

    >

    Rangka portal bergoyang

    (Unbraced Framed)

    22.

    >

    r

    lku

    Keterangan ; k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan. lu = panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang. r = jari-jari putaran (radius of gyration) potongan lintang komponen struktur tekan = I/A; ditetapkan 0,30 h di mana h ukuran dimensi kolom persegi pada arah bekerjanya momen; atau 0,25D, dimana D adalah diameter kolom M1b,M2b = momen ujung terfaktor pada kolom yang posisinya berlawanan

    Untuk kolom yang merupakan komponen rangka yang dikenal sebagai portal balok-kolom, tahanan ujungnya terletak diantara kondisi sendi dan jepit dengan nilai k diantara 0,75 0,90. Untuk kolom kaku tertahan plat lantai, nilai k berkisar di antara 0,95 1,0. Sebagai contoh pada kasus sederhana komponen tunggal pada gambar 3.17. Untuk komponen yang ditopang terhadap pergerakan ke arah lateral, gambar 3.17.a, panjang efektifnya separuh dari apabila komponen tanpa ditopang terhadap pergerakan ke arah lateral. Gambar 2.11.b, dan mempunyai kapasitas penyangga beban aksial empat kali lebih besar. Tentu saja komponen struktur tekan yang bebas tertekuk dalam keadaan tidak tertahan ke arah lateral adalah lebih lemah daripada apabila ditopang tertahan terhadap gerakan lateral.

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 47

    Gambar 2.11. Panjang efektif dan goyangan ke samping

    SK SNI memberikan ketentuan untuk komponen struktur tekan yang ditopang dan tertahan terhadap pergerakan ke arah lateral, nilai faktor panjang efektif k diambil 1,0 kecuali dapat dibuktikan dengan suatu analisis bahwa nilai lebih kecil dapat digunakan. Sedangkan untuk komponen struktur tekan tanpa ditopang terhadap pergerakan ke arah lateral, nilai k lebih besar dari 1,0 dan tergantung pada beberapa variabel seperti retak beton dan penulangan kekakuan relatif struktur. Faktor panjang efektif tahanan ujung k bervariasi tergantung kondisinya dengan nilai sebagai berikut : Kedua ujung sendi, tidak bergerak lateral k = 1,0 Kedua ujung jepit k = 0,50 Satu ujung jepit k = 2,0 Satu ujung jepit, ujung lain bebas k = 1,0

    Faktor k diperhitungkan sebagai fungsi dari kekakuan relatif dari kolom terhadap balok-balok pada pertemuan ujung-ujung kolom kekakuan relatif adalah nilai banding antara jumlah kekakuan kolom dibagi dengan panjang kolom, dan jumlah kekakuan balok dibagi dengan panjang balok. Nilai-nilai faktor panjang efektif k tersebut ditunjukkan dalam hubungan grafis nomogram atau grafik alignment (Gambar 2.12) Dimana kekakuan relatif dapat ditulis dengan persamaan

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 48

    balokk

    kolomk

    l

    EI

    l

    EI

    =

    Perencanaan komponen struktur tekan dengan menggunakan cara perkiraan momen yang diperbesar dapat digunakan apabila nilai rasio kelangsingan klu/r < 100. Apabila nilai klu/r > 100, maka perencanaan harus menggunakan Analisis Struktur Orde Kedua yang cukup rumit karena harus memperhitungkan efek defleksi dan menggunakan reduksi modulus tangen beton yang akan lebih terjamin ketepatannya apabila menggunakan alat bantu komputer untuk memecahkan sekumpulan persamaan secara simultan. Akan tetapi hal demikian jarang terjadi karena umumnya nilai batas atas (maks) rasio kelangsingan kolom struktur bangunan beton bertulang kurang dari 70.

    Telah didapat, yaitu A dan B, hubungan kedua nilai tersebut dengan suatu garis lurus yang akan memotong garis skala nilai k yang berada di tengah. Untuk ujung kolom yang berupa sendi, nilai = , sedangkan untuk ujung jepit, nilai = 0. Dalam hal ini dibedakan antara skala struktur yang ditopang terhadap gerakan lateral dan tanpa penopang.

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 49

    Gambar 2.12. Nomogram faktor panjang efektif kolom

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 50

    Goyangan ke samping dijabarkan sebagai suatu deformasi dimana satu ujung komponen bergerak ke arah melintang terhadap ujung lainnya. Sebagai contoh adalah kolom yang pada satu ujung terjepit dan bebas pada ujung lainnya (kolom kantilever), dimana akan tertekuk seperti gambar berikut.

    Gambar 2.13. Kolom jepit - bebas

    Ujung atas bergerak melintang (bergoyang ke samping) terhadap ujung bawah karena tidak ditopang atau disangga, dan pergerakan tersebut yang dinamakan goyangan ke arah lateral. Contoh lain seperti rangka portal sederhana pada gambar 2.14. ujung bagian atas rangka dapat bergerak kearah lateral karena tidak ditopang atau disangga. Pada ujung bawah hubungannya dapat berupa sendi, jepit, atau keadaan diantara keduanya.

    Gambar 2.14. Pergerakan menyamping rangka portal

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 51

    Dalam struktur beton bertulang, untuk bertahan terhadap pergerakan menyamping dikenal berbagai cara. Cara yang lazim adalah menggunakan struktur dinding geser, partisi penyekat, atau pertambatan diagonal yang cukup kuat dan kaku pada bidangnya untuk bertahan terhadap pergerakan horizontal. SK SNI menetapkan bahwa perencanaan komponen struktur tekan beton bertulang dilakukan dengan menggunakan beban aksial rencana Pu yang didapat dari analisis rangka elastik dan momen rencana yang sudah dibesarkan Mc, yaitu :

    ssbbcMMM

    22.. +=

    Dimana : indeks 2 menunjukkan kepada yang terbesar dari kedua

    momen ujung komponen tekan, indeks b menyatakan dengan pengaku

    atau besar momen-momen yang dihasilkan dari goyangan lateral yang

    tidak besar, dan indeks s menyatakan momen yang berhubungan

    dengan goyangan.

    Mc = Momen rencana yang diperbesar, digunakan hanya untuk

    merencana komponen struktur tekan beton bertulang

    = Faktor pembesar momen, diuraikan menjadi b yaitu faktor pembesar untuk portal dengan pengaku yang

    mencerminkan pengaruh dari kelengkungan di antara

    kedua ujung komponen tekan dengan momen adalah akibat

    beban vertikal atau beban gravitasi, dan s adalah faktor pembesar momen untuk portal tanpa pengaku yang

    mencerminkan pergeseran akibat momen ujung dari beban

    yang menyebabkan goyangan lateral besar seperti angin,

    gempa dan gaya gravitasi.

    M2b = Momen terfaktor terbesar pada kedua ujung komponen

    tekan akibat dari beban yang tidak menyebabkan goyangan

    besar, momen akibat dari gaya vertikal atau gravitasi,

    dihitung dengan analisis portal elastik.

    M2s = Momen terfaktor terbesar yang terjadi dimanapun di

    sepanjang komponen struktur tekan akibat dari beban yang

    menyebabkan goyangan lateral besar, dihitung dengan

    analisis portal elastik.

    Untuk rangka struktur yang menggunakan pengaku

    terhadap goyangan ke arah lateral, misalnya menggunakan dinding geser, momen yang diperhitungkan hanyalah M2b dan faktor pembesar s adalah 1,0. Pada umumnya, apabila defleksi

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 52

    lateral bangunan tidak melampaui 1500n

    l , struktur rangka

    dianggap pengaku.

    Faktor b dan s adalah pembesar momen yang secara empiris ditentukan dengan :

    0,11

    =

    c

    u

    m

    b

    P

    P

    C

    0,1

    1

    1

    =

    c

    u

    s

    P

    P

    dimana Pc adalah beban tekuk euler,

    ( )22

    .

    .

    u

    c

    k

    EIP

    l

    pi

    =

    dan Pu adalah beban rencana aksial terfaktor, Pu dan Pc adalah jumlah untuk semua kolom dalam satu tingkat, Cm adalah faktor koreksi. Untuk komponen struktur ditopang tertahan ke arah samping (berpengaku) dan tanpa beban transversal pada dukungan,

    40,040,060,02

    1

    +=

    b

    b

    m

    M

    MC

    Dimana M1b M2b, sedangkan untuk kelengkungan tunggal M1b/M2b > 0. Apabila hasil dari analisis struktur menunjukkan bahwa dikedua ujung tidak terdapat momen, rasio M1b/M2b diambil sama dengan 1,0. Sedangkan apabila eksentrisitas ujung yang didapat kurang dari (15 + 0,03h) mm, momen ujung yang didapat dari perhitungan boleh digunakan untuk menentukan rasio M1b/M2b. Apabila perhitungan menunjukkan bahwa pada kedua ujung komponen struktur kolom, baik pengaku maupun tidak, tidak terdapat momen atau eksentrisitas ujung kurang dari (15 + 0,03h) mm, maka M2b harus didasarkan pada eksentrisitas minimum (15 + 0,03h) mm terhadap setiap sumbu utama secara terpisah.

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 53

    Apabila memperhitungkan dampak sifat nonelastik beton, retak dan rangkak untuk pembebanan jangka panjang, maka nilai EI diperhitungkan sama dengan balok terlentur tanpa beban aksial :

    ( )

    d

    sesgc IEIE

    EI+

    +

    =

    1

    ..5

    1

    Untuk komponen struktur bertulangan sedikit (g 3%) dapat dihitung :

    ( )d

    gc IEEI

    +=

    150,2

    .

    Dimana :

    Ec = Modulus elastisitas beton

    Es = Modulus elastisitas baja tulangan

    Ig = Momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan)

    terhadap sumbu berat penampang

    Ise = Momen inersia terhadap sumbu pusat penampang

    komponen struktur

    d =

    Bagian dari momen rencana yang dianggap memberikan

    kontribusi tetap terhadap deformasi, biasanya ditentukan

    sebagai nilai banding dari momen beban mati terfaktor

    maksimum terhadap momen beban total terfaktor

    maksimum, nilainya selalu positif

    Contoh Soal :

    Kolom bujur sangkar 500x500 mm2, penulangan pokok memanjang 12D29, tulangan sengkang D13 dengan spasi 450 mm, mempunyai parameter-parameter berikut : a. Panjang bebas yang tidak disangga, u = 5,0 m b. Tanpa ditopang untuk menahan goyangan ke samping c. Perputaran pada ujung kolom (dalam bentuk kombinasi

    dengan goyangan ke samping) ditahan sedemikian rupa sehingga faktor panjang efektif k = 1,5

    d. d = 0,25 e. Cm = 1,0

    2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 54

    Hitunglah momen rencana yang diperbesar Mc dihasilkan dari kelangsingan komponen dengan Pu = 2850 kN, Mu = 450 kN.m, fc = 30 MPa, fy = 400 MPa.

    Penyelesaian :

    Menentukan apakah kelangsingan komponen harus dipertimbangkan :

    ( ) mmhr 15050030,030,0 ===

    ( )2250

    150

    5000.5,1.>==

    r

    ku

    l kelangsingan diperhitungkan

    Evaluasi berbagai variabel yang diperlukan berkaitan dengan penentuan nilai :

    Ig = ( ) ( ) ( ) 4644

    10333,5208500121121 mmh ==

    Ec = Didapat dari tabel A-7 = 25700 MPa

    EI = ( )

    ( )( )( )

    2

    6

    /333,4283325,1150,2

    10333,5208.25700

    150,2

    .mkN

    IE

    d

    gc=

    +

    =

    +

    Pc = ( )( )( )( ){ }

    kNk

    EI

    u

    521,75155.5,1

    33,42833.

    .

    .2

    2

    2

    2

    ==

    pipi

    l

    b = ( )

    0,140,2

    521,751565,0

    28501

    0,1

    1

    >=

    =

    c

    u

    m

    P

    P

    C

    Menghitung momen rencana terfaktor yang diperbesar (M2b berlaku sebagai Mu),

    ( ) mkNMMbbc

    .108045040,2.2

    ===

    Kemudian dilakukan pemeriksaan apakah kolom ukuran 500 mm x 500 mm cukup kuat menahan momen yang diperbesar Mc bersamaan dengan beban aksial Pu. Apabila tidak cukup kuat, kolom harus direncanakan ulang.

  • 2013 | STRUKTUR BETON BERTULANG II BAB 2- 55

    Tabel A -7 Sifat Sifat dan Konstanta Beton

    fc

    17 MPa 20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa

    Ec (MPa) 19.500 21.000 23.500 25.700 27.800 29.700

    N 10 9 9 8 7 6

    fc (MPa) 4,123 4,472 5.000 5,477 5,916 6,325 0,16 fc (MPa) 0,66 0,72 0,80 0,88 0,94 1,01 0,33 fc (MPa) 1,36 1,48 1,65 1,81 1,95 2,09 0,57 fc (MPa) 2,35 2,55 2,85 3,12 3,37 3,61 0,62 fc (MPa) 2,55 2,77 3,10 3,40 3,67 3,92 0,66 fc (MPa) 2,72 2,95 3,30 3,62 3,90 4,17