bab 2 kebijakan permukiman dan infra struktur perkotaan

102
RPKPP KOTA MEULABOH BAB 2 KEBIJAKAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERKOTAAN MEULABOH Kota Meulaboh merupakan kota yang terkena dampak bencana gempa dan tsunami dan saat ini masih dalam proses untuk rehabilitasi fungsi fungsi kota yang hancur akibat bencana gempa dan tsunami tersebut. Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka perlu disiapkan suatu konsep perencanaan kota yang bertujuan untuk mengantisipasi proses rehabilitasi dan rekonstruksi serta perkembangan fisik kota Meulaboh di masa yang akan datang, sehingga nantinya diharapkan kota Meulaboh dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan fungsinya sebagai pusat pemerintahan kabupaten, di samping dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan bagi wilayah di sekitar secara terarah dan terpadu. 2.1. Profil kawasan perkotaan Meulaboh 2.1.1. Wilayah administrasi Kawasan perkotaan Meulaboh Kawasan perkotaan Meulaboh meliputi beberapa wilayah administrasi/otonomi desa yang merupakan wilayah belakang/wilayah pengaruh kota Meulaboh, desa-desa tersebut adalah terdiri dari 47 (empat puluh tujuh) administrasi desa/kelurahan, yang terletak pada 2 (dua) kecamatan, yaitu kecamatan Johan Pahlawan dan Meureubo dengan luas wilayah keseluruhan sebesar 39.543 hektar. Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Meulaboh Tahun 2005 Halaman 2 - 1

Upload: janet-green

Post on 21-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

BAB 2 KEBIJAKAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERKOTAAN MEULABOH

Kota Meulaboh merupakan kota yang terkena dampak bencana gempa dan

tsunami dan saat ini masih dalam proses untuk rehabilitasi fungsi fungsi

kota yang hancur akibat bencana gempa dan tsunami tersebut. Dalam

kaitannya dengan hal tersebut maka perlu disiapkan suatu konsep

perencanaan kota yang bertujuan untuk mengantisipasi proses rehabilitasi

dan rekonstruksi serta perkembangan fisik kota Meulaboh di masa yang

akan datang, sehingga nantinya diharapkan kota Meulaboh dapat

memberikan pelayanan yang sesuai dengan fungsinya sebagai pusat

pemerintahan kabupaten, di samping dapat berfungsi sebagai pusat

pengembangan bagi wilayah di sekitar secara terarah dan terpadu.

2.1. Profil kawasan perkotaan Meulaboh

2.1.1.Wilayah administrasi Kawasan perkotaan Meulaboh

Kawasan perkotaan Meulaboh meliputi beberapa wilayah

administrasi/otonomi desa yang merupakan wilayah belakang/wilayah

pengaruh kota Meulaboh, desa-desa tersebut adalah terdiri dari 47

(empat puluh tujuh) administrasi desa/kelurahan, yang terletak pada

2 (dua) kecamatan, yaitu kecamatan Johan Pahlawan dan Meureubo

dengan luas wilayah keseluruhan sebesar 39.543 hektar.

Tabel 2.1Pembagian Wilayah Administrasi Kota Meulaboh Tahun 2005

Kecamatan Johan Pahlawan

Kecamatan Meureubo

Kelurahan/ desa

Luas Wilayah

(ha)

Kelurahan/ desa

Luas wilayah(ha)

Suak Indrapuri 329 Peunaga Cut Ujong 1.050Pasar Aceh 196 Gunong Kleng 650Padang Seurahet 490 Peunaga Pasi 400Panggong 212 Peunaga Rayeuk 1.000Kampung Belakang

784 Paya Peunaga 690

Kampung Pasir 196 Langung 969Ujung Kalak 784 Meureubo 460

Halaman 2 - 1

Page 2: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Kecamatan Johan Pahlawan

Kecamatan Meureubo

Kelurahan/ desa

Luas Wilayah

(ha)

Kelurahan/ desa

Luas wilayah(ha)

Ujung Baroh 784 Ujong Drein 170Rundeng 588 Pasi Pinang 250Kuto Padang 784 Ujong Tanjong 310Drien Rampak 784 Bukit Jaya 750Kampung Darat 588 Buloh 431Gampa 98 Ranto Panyang

Timur600

Seunebok 1.665 Ranto Panyang Barat 600Suak Ribee 1.566 Mesjid Tuha 580Suak Raya 2.643 Ujong Tanoh Darat 540Suak Nie 1.861 Ranub Dong 1.078Lapang 1.273 Pasi Masjid 290Leuhan 1.469 Pulo Teungoh 620Blang Brandang 1.665 Balee 2.200Suak Sigadeng 1.041 Sumber Batu 1.044

Pasi Aceh Baroh 1.150Pasi Aceh Tunong 506Reudeup 455Pucok Reudeup 1.850Paya Baro 1.100

19.800 ha 19.743 ha

39.543

Sumber : Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh Kab. Aceh Barat

2.1.2.Kondisi Fisik Dasar Kota Meulaboh

2.1.2.1. Topografi

Wilayah kota Meulaboh dan sekitarnya memiliki tingkat kemiringan

lereng antara 0-3 % dengan ketinggian tempat rata-rata 0.25 meter

dari permukaan air laut. Secara umum kemiring lereng yang demikian

(0-15 %) sangat sesuai untuk kawasan permukiman, fasilitas kota dan

penyediaan prasarana transportasi, sedangkan kemiringan lereng >

15 % merupakan kawasan yang sangat rawan terhadap bangunan

dan jalan raya. Dari kajian kelerengan kota Meulaboh memiliki lahan

yang sangat sesuai bagi pengembangan kota karena hampir sebagian

wilayahnya memiliki sudut lereng 0-3 %. Tingkat ini dapat dikaitkan

dengan biaya pembangunan, dimana makin tinggi tingkat kemiringan

suatu lahan, akan banyak memakan biaya untuk kegiatan cut and fill

atau pemotongan tanah. Sebaliknya untuk lahan yang terletak rendah

akan diperlukan suatu reklamasi untuk pengembangannya.

2.1.2.2. Struktur Geologi

Batuan induk yang membentuk struktur geologi wilayah Kota

Meulaboh hampir seluruhnya terdiri dari struktur tanah atau

Halaman 2 - 2

Page 3: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

merupakan batuan sedimen dengan klasifikasi halosen dan pilo

halosen. Formasi struktur batuan yang terdapat di wilayah kota

Meulaboh merupakan formasi yang terdiri dari endapan aluvium (Qh)

yang merupakan formasi yang tersusun dari pasir lumpur dan

gambut. Endapan ini termasuk berumur halosen. Sedangkan Formasi

Tutut (QTt) merupakan batuan yang tersusun dari batuan

konglomerat, batu pasir sedikit batu lanau dan batu lumpur. Formasi

ini diduga berumur pliosen.

Jika dilihat kondisi struktur batuan di atas, maka formasi demikian

merupakan akuater yang kurang baik bagi air tanah. Di daerah pantai

endapan aluvial pada umumnya mengandung garam dan air payau.

Sehingga memiliki potensi air tanah yang rendah karena lapisan

akuifer air tanahnya tipis. Untuk ini diperlukan pengamanan terhadap

kawasan hulu sungai untuk menjaga kualitas dan kuantitas

ketersedian air tanah.

Hal lain yang perlu dikaji dan di pertimbangkan kaitannya dengan

struktur geologi adalah jenis tanah, struktur tanah dan kedalam

efektif tanah. Di wilayah kota Meulaboh terdiri dari jenis tanah

alluvial, regosol, podsolik merah kuning dan organosol gleyhumus.

Organosol

Jenis tanah ini biasanya juga disebut sebagai tanah gambut dan

tanah rawa, tanah ini sebagian besar tersusun dari bahan organik

dengan ketebalan yang bervariasi dari hanya sekitar 60 cm

sampai ≥ 2 meter yang mana lapisan berikutnya merupakan

lapisan tanah merah. Tingkat pelapisan tanah ini mulai dari pibrik,

merik dan saprik. Penyebaran tanah ini biasanya terdapat di

daerah rawa-rawa dan hampir sepanjang tahun tergenang

permanen. Sifat fisik tanah gambut ini termasuk jelek, sedangkan

sifat kimianya juga termasuk miskin, sehingga tanpa pengelolaan

dan input yang baik dan memadai potensi tanah ini termasuk

rendah.

Reganosol/Alluvial

Tanah ini pada umumnya belum menujukan perkembangan

penanganan, tekstur tanahnya agak kasar sampai kasar (pasir

sampai pasir berlempung) yang berasal dari endapan marin,

sehingga penyebaran tanah ini sebagian besar terdapat di dataran

pantai. Tanah ini mempunyai permeabilitas yang tinggi dan

infiltrasi yang cepat sampai sangat cepat dan daya menahan

airnya rendah dan sangat peka terdapat erosi.

Podsolik

Halaman 2 - 3

Page 4: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Jenis tanah ini umumnya di jumpai sebagai tanah podsolik merah

kuning dan juga dalam bentuk kompleks dengan jenis tanah lain

seperti latosol dan litosol. Jenis tanah ini sudah memperlihatkan

perkembangan penampang, dengan penyebaran mulai lahan

bergelombang sampai berbukit. Tanah ini mempunyai sifat kimia

atau tingkat kesuburan yang sangat rendah sedang kan sifat

fisiknya cukup baik tetapi stabilitas agregat tanahnya kurang,

sehingga tanah ini mudah terkikis oleh erosi, reaksi tanah

umumnya masam dan solum tanah agak tebal. Tanah ini

mempunyai produktivitas yang sangat rendah sampai tinggi.

Unsur unsur geologi seperti yang diuraikan di atas pada dasarnya

dapat dijadikan indikator dalam menentukan kesesuaian dan

kemampuan lahan suatu wilyah/kota, terutama kaitannya dalam

menentukan kestabilan lereng, kestabilan pondasi, kondisi saluran

drainase, ketersedian air tanah dan tingkat bahaya terhadap

bencana dan yang lebih utama dalam pengembangan wilayah

adalah untuk menentukan sesuai tidaknya lahan tersebut

dibudidayakan.

2.1.2.3. Hidrologi

Dilihat dari aspek hidrologi, sumber daya air merupakan indikator

terpenting setelah aspek lahannya. Mengingat air merupakan faktor

yang dapat memberikan pemanfaatan untuk keperluan air

bersih/minum, keperluan industri dan pengairan, sehingga

memungkinkan tumbuhnya sumber daya alam lain seperti vegetasi.

Wilayah kota Meulaboh merupakan wilayah yang dialiri dan dilalui

beberapa sungai, salah satunya ialah sungai besar Kr. Meureubo yang

meliputi wilayah kecamatan Sungai Mas, disamping sungai-sungai

lainnya seperti Kr Cangkoy dan Kr. Aneuk Ayee.

Adapun jika ditinjau dan hidrologinya di wilayah kota Meulaboh

terbagi atas dua daerah penyebaran (I dan II) yang mencerminkan

ketersedian air tanah dan produktivitas aquifernya. Kedalaman air

tanah bebas di wilayah kota Meulaboh pada umumnya mempunyai

kedalam antara 0.5-1.5 meter pada wilayah I sedangkan pada

wilayah II mempunyai kedalaman antara 0.5-2, lihat peta hidrologi

pada Gambar 2.2. Kondisi air tanah ini pada umumnya kurang baik

terutama wilayah I, hal ini dikarenakan adanya pencemaran yang

diakibatkan intrusi air laut, sehingga kualitas air menurun. Intrusi air

laut menyebabkan air tanah terasa asin dan kurang baik digunakan

sebagai air minum. Akibatnya kebutuhan air tawar yang memenuhi

standar harus dipenuhi melalui Perusahaan Air Minum (PAM) Tirta

Meulaboh. Namun tingkat pelayanan PAM yang ada sampai saat ini

belum terdistribusi ke seluruh bagian kota. Untuk masa mendatang

Halaman 2 - 4

Page 5: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

diharapkan, supply kebutuhan air bersih dan PAM Tirta Meulaboh

dapat menjangkau seluruh wilayah kota Meulaboh minimal 65%

pelayanan penduduk kota terpenuhi dengan tidak mengabaikan segi-

segi kesehatan yang menjadi syarat utama sanitasi lingkungan.

Sumber air alternatif selain air tanah terdapat adalah air permukaan

(flow) yang berasal dari sungai-sungai yang terdapat di wilayah kota

Meulaboh, potensi Lainnya yaitu mata air yang mempunyai rata-rata

debit 0.2 sampai 5 liter/detik.

Halaman 2 - 5

Page 6: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 6

Page 7: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 7

PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH

Page 8: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 8

Page 9: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.1.2.4. Klimatologi

Secara umum wilayah kata Meulaboh memiliki iklim tropis dan

dipengaruhi angin musim kemarau dan musim hujan. Faktor iklim ini

akan sangat mempengaruhi terhadap sistem perhubungan dan

kegiatan kota, sekalipun demikan dalam kegiatan perencanaan kota

harus dapat menyesuaikan dengan keadaan ini.

Temperatur dan Kelembaban Air

Pada umumnya suhu udara di wilayah kota Meulaboh cukup

tinggi. Hal ini dikarenankan wilayah kota Meulaboh merupakan

daerah pantai sehingga banyak mengalami proses penguapan

sinar matahari yang cukup tinggi, akibatnya kawasan pantai akan

mengalami perbedaan kelembaban udara yang cukup besar,

wilayah kota Meulaboh termasuk daerah dengan temperatur

udara sangat tinggi, dengan rata-rata antara 25°C-33°C. Adapun

kelembaban udara wilayah kota Meulaboh berkisar antara 60%-

80%. Kondisi iklim seperti diuraikan di atas, tentu saja tidak akan

berpengaruh langsung dalam kaitannya dengan perencanaan

kota. Namun untuk suatu perencanaan tertentu/khusus, tetap saja

diperlukan kajian khusus yang lebih detail mengenai kondisi iklim

ini, sangat dibutuhkan seperti halnya dalam perencanaan

pelabuhan dan kegiatan industri.

Curah Hujan

Curah hujan rata-rata kota Meulaboh adalah 3.406.9 mm/th atau

rata-rata 283.9 mm/bulan. Bulan basah rata-rata adalah 4 bulan

basah, dengan jumlah hari hujan berkisar antara 8 sampai dengan

27 hari, dan bulan kering rata-rata kurang 2 bulan. Kondisi curah

hujan yang demikian akan sangat menguntungkan terutama

dikaitkan dengan potensi sumber daya alam, karena dapat

menyuburkan tanah pertanian di wilayah ini, di samping juga

menjadi kendala dalam hal terjadinya genangan-genangan/banjir

di berapa bagian wilayah kota, sehingga harus direncanakan

suatu sistem drainase yang baik dan lebih teknis.

2.1.3.Pola penggunaan lahan

Kota Meulaboh dan wilayah sekitarnya, pada saat ini proporsi

penggunaan lahannya masih didominasi oleh fungsi penggunaan

belum terbangun yaitu mencapai 80.25 % dan total luas wilayah

urban yaitu 7.811.13 hektar. Sementara kawasan terbangun hanya

menempati sekitar 19.75 % saja.

Halaman 2 - 9

Page 10: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Pola penggunaan lahan pada kawasan terbangun terdiri dari

penggunaan kawasan pemukiman penduduk, sarana sosial

(pendidikan, kesehatan, peribadatan), sarana ekonomi

(perdagangan), perkantoran, dan lain sebagainya.

Penggunaan lahan di kota Meulaboh merliputi :

Kawasan perumahan penduduk berpola mengelompok dan

pada umumnya menempati lokasi di sekitar kawasan pusat kota

serta pada lokasi-lokasi searah dengan jaringan jalan utama (pola

linier). Adapun pola perumahan di luar kawasan kota terpancar

berkelompok membentuk perkampungan-perkampungan.

Kawasan perdagangan tumbuh dan berkembang di kawasan

pusat kota mengikuti pola jaringan jalan/linier. Belum mempunyai

kawasan khusus, sehingga tumbuh terpencar pada ruas-ruas jalan

utama bersatu dengan perumahan penduduk.

Kawasan perkantoran, pada umumnya tumbuh terpencar

terutama perkantoran yang mempunyai skala pelayanan lokal. Hal

ini mengakibatkan tidak efisiennya tingkat pelayanan yang

diberikan, sementara untuk perkantoran regional, sebagian ada

yang berkelompok seperti kantor Bupati saat ini dengan kantor

Polisi dan Koramil, sementara sebagian lainnya masih tesebar dan

berkelompok dengan perumahan penduduk dan kegiatan lainnya.

Kawasan-kawasan sosial lainnya (Pendidikan, kesehatan,

peribadatan) lokasinya saat ini tersebar pada setiap bagian

wilayah kota, tidak beraglomerasi pada satu kawasan, kecuali

kawasan pendidikan ada yang berkelompok.

Pola penggunaan lahan di kota Meulaboh di masa mendatang dapat

diarahkan untuk :

Memanfaatkan lahan yang potensil untuk pembangunan fisik kota.

Pemerataan kegiatan-kegiatan perkotaan pada kawasan yang

belum terbangun.

Mengurangi intensitas penggunaan lahan pada kawasan pusat

kota, dengan merangsang pertumbuhan pusat pelayanan pada

kawasan perkotaan lainnya terutama ke kawasan Utara dan Timur

dari kota Meulaboh saat ini.

Merangsang perkembangan ekonomi sektor kota, sehingga terjadi

rembesan-rembesan pertumbuhan/perkembangan fisik pada

kawasan-kawasan yang belum terbangun dengan memberikan

impuls terhadap kawasan yang memiliki peluang berkembang.

Membentuk kegiatan-kegiatan pada lokasi baru, sehingga terjadi

aglomerasi kegiatan pada kawasan lain sehingga diharapkan

Halaman 2 - 10

Page 11: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

aktifitas kegiatan tidak hanya terpusat pada kota Meulaboh pada

saat ini.

Merelokasi kawasan-kawasan yang rawan terhadap adanya

bencana tsunami, yaitu desa Padang Seurahet dan kawasan tepi

pantai seperti desa Ujong Kalak, Kampung Pasir, Suak Indrapuri ke

kawasan yang lebih aman, yaitu kawasan-kawasan di sebelah

Utara dan Timur kota.

Membentuk fungsi lindung dan zona penyanggah pada kawasan

sepanjang tepi pantai sebagai penahan gelombang pasang dan

intrusi air laut.

Halaman 2 - 11

Page 12: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 12

Page 13: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

Garis Pantai

Jalan

Sungai

Batas Desa

Batas Kecamatan

LU

LU

PENYUSUNAN RENCANA RINCITATA RUANG KAWASAN

KOTA MEULABOHKABUPATEN ACEH BARAT

PETA PENGGUNAAN LAHAN

KETERANGAN :

Sumber :Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 50.000, BAKOSURTANALData Pokok Tahun 2000Citra Satelit QuickBird, Tanggal Peliputan 7 Januari 2005Peta Penggunaan Tanah Kecamatan Johan Pahlawan dan MeureboSkala 1 : 10.000, Kantor BPN Kab. Aceh Barat

Penggunaan Lahan

Ú Masjid

ÆU Kompleks Pertamina

Î Pelabuhan

Ñ RSU

xz Kantor DPRD

#Y Kantor Bupati

Skala 1 : 50.000

0.5 0 0.5 1 1.5 Km

DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH IDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

2°3

0'

2°30'

4°0

0'

4°00'

5°3

0'

5°30'

93°30'

93°30'

95°00'

95°00'

96°30'

96°30'

98°00'

98°00'

99°30'

99°30'

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

#Y

%[

ACEH BARAT

PIDIE

ACEH TIMUR

ACEH TENGGARA

ACEH TENGAH

ACEH SELATAN

BIREUEN

ACEH BESAR

ACEH UTARA

SIMEULUE ACEH SINGKIL

S

A

M

PROVINSIN.A.D

Daerah Penelitian

Skala 1 : 12.500.000

125 0 125 Km

N

BULAN JANUARI TAHUN 2005

Ú

Ú

Ú

Ú

Ú

Ú

Ú

Ú

Ú

ÆU

Ñ

Î

Î

xz

#Y

Kecamatan Saway

Lapang

Paya Peunaga

Leuhan

Seuneubok

Gunong Kleng

Peunaga Cut Ujon

Gampa

Langung

Suak Ribee

Ujong Tanoh Dara

Meurebo

Drien Rampak

Mesjid Tuha

Peunaga Pasi

Blng Beurandang

Suak Sigadeng

Suak Nie

Pasi Mesjid

Rundeng

Ujong Drien

Suak Raya

Kampung Darat

Ujung Kawak

Kuta Padang

Rantau Panjang B

Ranue Dong

Ujung Tanjong

Suak Indrapuri

Panggong

Pasar Aceh

Kp. Belakang

Padang Seurahed

Rantau Panjang T

LU

LU

BT BT

BTBT

KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN

KECAMATAN MEUREBO

Ke Nagan Raya

Ke

Ge u

mpa

ng

Ke Calang/Banda Aceh

#Y

#Y

4°7

'30

" 4°7

'30

"

4°9

'00

" 4°9

'00

"

4°1

0'3

0" 4

°10

'30

"

4°1

2'0

0" 4

°12

'00

"

96°6'00"

96°6'00"

96°7'30"

96°7'30"

96°9'00"

96°9'00"

96°10'30"

96°10'30"

96°12'00"

96°12'00"

HutanJalanKaretKebun CampurKelapaLadangLahan TerbukaLand ClearingLapangan Olah RagaMasjidPasarPemakaman

BelukarPemukimanPerkebunanPertanian Lahan KeringPertokoan Kedai RukoPom BensinPuskesmasRumah Sakit UmumSawahSekolahTerminal BISTransmigrasiTubuh Sungai

Pemerintahan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 13

PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH

Page 14: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.1.4.Kependudukan

Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk merupakan indikator

dasar yang mengarah pada dimensi lingkungan fisik kota. Hal ini

akan sangat berguna sebagai masukan untuk memperkirakan

kebutuhan fasilitas dan berbagai kebutuhan prasarana di masa yang

akan datang. Sementara itu komposisi dan karakteristik penduduk

akan sangat diperlukan untuk memperkirakan pergeseran struktur

penduduk dan penyediaan lapangan kerja. Adapun analisis

persebaran penduduk digunakan untuk menentukan alokasi fasilitas

dan berbagai pemanfaatan lahan. Hasil-hasil dari analisis tersebut

merupakan bahan masukan untuk menentukan tingkat kebutuhan

penduduk, antara lain kebutuhan fasilitas serta besaran lahannya,

penyediaan lapangan kerja, serta pergerakan/mobilitas penduduk,

dan lain-lain.

2.1.4.1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Pada tahun 2004 kota Meulaboh mempunyai penduduk sebesar

81.235 jiwa atau 12.26 % dari total penduduk Kabupaten Aceh Barat.

tahun 2005 mengalami penurunan menjadi sekitar 79.817 jiwa

(sebagai akibat adanya bencana gempa dan tsunami). Apabila dilihat

rata-rata perkembangan penduduk kota Meulaboh secara kurun

waktu sepuluh tahun terakhir (tahun 1995-2005) yaitu 2.61 %

pertahun.Perkembangan penduduk ini menunjukan perkembangan

penduduk yang relatif cukup besar, di kabupaten Aceh Barat secara

keseluruhan sebesar 1.93 % (periode 1998-2003).

Berdasarkan data yang ada tampak bahwa perkembangan penduduk

kota Meulaboh selama kurun waktu tersebut, tidak selalu konstan

dan selalu berubah-ubah, namun memiliki kecenderungan

peningkatan. Dimana pada periode tahun 2002-2004 merupakan

periode perkembangan penduduk paling tinggi yaitu rata-rata 6.43 %

pertahun, sementara pada periode tahun 1995-2002 relatif lambat

yaitu hanya 2.15 % per tahun. Tidak konsistennya perkembangan

penduduk pada tahun-tahun tersebut di kota Meulaboh, dapat

diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya pertambahan

alami dan migrasi peduduk ke luar kota Meulaboh yang relatif tinggi.

2.1.4.2. Distribusi Penduduk

Pola persebaran penduduk dapat dilihat dan jumlah penduduk

masing-masing desa yang ada di wilayah kota Meulaboh. Indikator

sebaran penduduk ini dapat dilihat juga dan pola persebaran

Halaman 2 - 14

Page 15: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

permukiman dan pengelompokan pusat-pusat kegiatan baik sosial

maupun ekonomi.

Persebaran kepadatan peduduk di kota Meulaboh dan wilayah

sekitarnya cukup bervariasi. Kepadatan penduduk tertinggi keadaan

tahun 2009 untuk Kecamatan Johan Pahlawan dan tahun 2008 untuk

Kecamatan Meurebo adalah masing-masing di desa Gampa 19.187

jiwa/Km2, desa Panggong 21.763 jiwa/km2

Berdasarkan keadaan tersebut, diperkirakan tingkat kepadatan

penduduk di kota Meulaboh ini akan terus berlanjut dan mengalami

perubahan hingga tahun 2015 mendatang, hal ini sesuai dengan

tingkat perkembangan kota nantinya. Jika kepadatan penduduk ini

tidak diantisipasi dan diarahkan, secara tidak langsung akan

mempengaruhi terhadap struktur ruang kota di masa yang akan

datang. Konsentrasi kepadatan penduduk yang terjadi akan tetap

berorientasi ke kawasan pusat kota. Keadaan demikian jika tidak

diarahkan perkembangannya, dikhawatirkan dapat menimbulkan

pola permukiman penduduk yang tidak beraturan dan berkesan

kumuh (chaos). Untuk itu kepadatan ini harus diarahkan ke daerah-

daerah yang masih sangat jarang penduduknya.

Tabel 2.2Kepadatan Penduduk Kota Meulaboh Tahun 2008/2009

NO Kelurahan/DesaJumlah

penduduk (jiwa)

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

I. Kec. Johan Pahlawan1 Suak indrapuri 2.738 0.20 13.6902 Pasar aceh 315 0.05 6.3003 Padang seurahet 3.461 0.05 69.2204 Panggong 1.741 0.08 21.7635 Kampung belakang 1.901 0.19 10.0056 Kampung pasir 548 0.02 27.4007 Ujong kalak 7.592 9.90 8438 Ujong baroh 6.322 7.50 8439 Rundeng 4.747 0.22 21.57710 Kuta padang 6.596 12.00 55011 Drien rampak 7.646 1.20 6.37212 Kampung darat 756 0.63 1.20013 Gampa 2.878 0.15 19.18714 Seuneubok 4.060 5.18 78415 Suak ribee 3.124 1.50 2.08316 Suak raya 1.082 5.00 21617 Suak nie 156 4,20 3718 Lapang 3.270 1,27 2,57519 Leuhan 3.732 3.60 1.03720 Blang brandang 2.097 7.50 28021 Suak sigadeng 420 3.00 140

JUMLAH 65.182 63,43 1.028

Halaman 2 - 15

Page 16: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

NO Kelurahan/DesaJumlah

penduduk (jiwa)

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

I. Kec. Meureubo22 Peunaga cut ujong 1.037 10.0 10423 Gunong kleng 1.619 3.5 46024 Peunaga pasi 321 4.5 7125 Peunaga payeuk 991 10.0 9926 Paya peunaga 2.030 6,9 29427 Langgung 1.671 4,2 39828 Meureubo 2.211 4.0 55329 Ujong drien 1.195 0,7 1.70730 Pasi pinang 949 0,3 2.96631 Ujong tanjong 1.023 3.1 33032 Bukit jaya 464 10,0 4633 Buloh 130 1,3 10434 Ranto panyang

timur583 3,0 194

35 Ranto panyang barat

638 3.0 213

36 Mesjid tuha 716 5.8 12337 Ujong tanoh darat 1.935 8,4 23038 Ranub dong 585 10,8 5439 Pasi mesjid 259 0.8 34540 Pulo teungoh 267 6,2 4341 Balee 496 22,0 2342 Sumber batu 272 14,0 1943 Pasi aceh baroh 598 11,5 5244 Pasi aceh tunong 553 5,1 10945 Reudeup 198 30,0 746 Pucok reudeup 140 18,5 847 Paya baro 132 11.0 12

JUMLAH 21.013 208,5 101JUMLAH KESELURUHAN 86.195 271,93 1.129

Sumber:BPS Kab Aceh Barat 2009 dan 2008

Halaman 2 - 16

Page 17: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 17

PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH

Peta distribusi penduduk

Page 18: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 18

Page 19: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.1.5.PEREKONOMIAN KOTA

2.1.5.1. Pertanian

Sektor pertanian masih memegang peranan cukup penting dalam

kegiatan perekonomian kota Meulaboh, minimal dalam lingkup kota.

Prosentase penduduk yang bergerak dalam sektor ini sebesar 30.97%

dari total angkatan kerja yang ada.

Produksi sektor pertanian yang menonjol adalah di subsektor

perkebunan, khususnya untuk perkebunan karet dan kelapa sawit.

Pada tahun 2005 (semester I) luas areal tanam karet sebesar 1.831

hektar dengan produksi sebanyak 721.1 ton . Sedangkan untuk

kelapa sawit menempati areal tanam seluas 776 hektar dengan total

produksi sebesar 1.361.54 ton pada periode yang sama.

Dalam bidang pertanian tanaman pangan, tanaman padi masih

mendominasi kegiatan dibanding sub sektor kegiatan lainnya. Luas

tanam komoditas padi pada tahun 2004 mencapai areal sebesar

1.951 hektar dengan total produksi sebesar 7.811 ton. Sementara

komoditi tanaman palawija, kondisinya tidak jauh berbeda dengan

tanaman padi sawah. Komoditi yang diusahakan antara lain jagung,

kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.

Komoditi tanaman palawija yang menonjol adalah kacang tanah

dengan areal tanam seluas 141 hektar dengan total produksi sebesar

228 ton pada tahun 2005.

Produktivitas tanaman holtikultura dan perkebunan, pada umumnya

masih rendah sehingga kurang memberikan pengaruh bagi tumbuh

berkembangnya kegiatan-kegiatan yang komplementer.

Dari semua kegiatan pertanian, kegiatan perikanan merupakan yang

mempunyai potensi dan prospek cukup baik, terutama perikanan

laut. Produksi perikanan laut jumlah produksi selama tahun 2003

tercatat 11.692 ton, dibandingkan dengan jumlah produksi perikanan

laut tangkap pada tahun 2002 sebesar 11.574 ton, mengalami

kenaikan produksi sebesar 118 ton.

Kebijaksanaan pengembangan untuk pertanian tanaman pangan dan

perkebunan yang ada sekarang ini perlu di pertimbangkan dengan

seksama, mengingat bahwa lahan pertanian akan mengalami

penyusutan luas dengan cepat dari tahun ke tahun. Perlu ditetapkan

lokasi-lokasi kawasan lahan pertanian yang masih dapat terus

dipertahankan sampai batas-batas waktu yang ditentukan.

Penentuan didasarkan atas pemikiran bahwa setelah batas waktu

Halaman 2 - 19

Page 20: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

tersebut, penggunaan lahan akan bergeser menjadi bagian dari

kawasan terbangun kota. Mengingat besarnya biaya investasi yang

diperlukan guna memacu perkembangan pertanian (seperti

rehabilitasi lahan, pembuatan saluran irigasi, dan pengadaan sarana

produksi), maka dengan adanya pembatasan di atas dapat

ditentukan investasi yang tepat, efisien serta sesuai masa produksi

lahan pertanian di setiap lokasinya.

Pengembangan semua kegiatan pertanian di atas tidak dapat berdiri

sendiri. Pembinaan prasarana serta pengembangan sistem

pemasaran mutlak diperlukan lebih dari itu, pertanian harus dijadikan

bagian integral dari perekonomian kota yang terkait erat dengan sub

sektor-subsektor kegiatan ekonomi lainya yang memiliki pengaruh

yang kuat antara sub sektor-sub sektor tersebut.

Pemilihan komoditi yang dihasilkan kegiatan pertanian sedapat

mungkin disesuaikan dengan kebutuhan penduduk kota atau

kegiatan-kegiatan lain yang menggunakan hasil-hasil pertanian

sebagai masukannya.

Dengan menjadikan pertanian sebagai komponen yang integral

dalam struktur perekonomian kota, maka motivasi usaha untuk

melakukan kegiatan pertanian dapat diharapkan akan meningkat.

Guna mendudukan kegiatan pertanian sejajar dengan kegiatan-

kegiatan ekonomi kota lainnya, maka diperlukan suatu wadah untuk

menghimpun unit-unit usaha tani yang berskala kecil (usaha tani

keluarga), dalam bentuk koperasi petani kota misalnya.

Semakin menyusutnya kegiatan pertanian tanaman sampai pada

batas tertentu harus dicegah. Selain berperan dalam usaha

menciptakan kehidupan perekonomian kota yang mandiri, kegiatan

pertanian ini berperan dalam melestarikan lingkungan hidup dan

ketahanan pangan kota.

Di samping itu diperlukan usaha atau rangsangan untuk

menumbuhkan kegiatan-kegiatan pertanian yang intensif dalam

penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatan pertanian yang dapat

dijalankan sebagai usaha sampingan. Lahan perkarangan misalnya,

terutama untuk perumahan yang berada di pinggiran kota serta

perumahan yang memiliki perkarangan yang memungkinkan, dapat

dimanfaatkan untuk keperluan di atas.

2.1.5.2. Perdagangan

Kegiatan perdagangan di kota Meulaboh merupakan kegiatan yang

sangat dominan kaitannya dengan status kota Meulaboh sebagai

ibukota Kabupaten Aceh Barat dan fungsinya sebagai kawasan

Halaman 2 - 20

Page 21: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

perdagangan bagi wilayah di sekitarnya. Kegiatan perdagangan yang

ada meliputi pemasaran hasil produksi dan penyediaan barang jasa

yang diperlukan penduduk kota.

Kegiatan perdagangan yang ada pada saat ini masih didominasi oleh

perdagangan eceran (retail) berbagai macam komoditi untuk

berbagai jenis kebutuhan sehari-hari. Namun demikian terdapat juga

perdagangan besar yang bersifat grosir yang berskala regional dan

menunjukan adanya fungsi kota Meulaboh sebagai pusat

perdagangan bagi daerah belakangnya. Sampai dengan akhir tahun

2003 tercatat jumlah penduduk yang bekerja pada sektor

perdagangan dan jasa mencapai angka sekitar 30.00% diantaranya

merupakan pedagang. Sedangkan jika dilihat dari sistem atau cara

perdagangannya, terlihat bahwa kegiatan perdagangan didominasi

oleh pedagang eceran.

Pada umumnya barang-barang yang diperdagangkan berupa barang

pangan, sandang, alat rumah tangga, bahan bangunan, alat-alat

kantor dan sebagainya. Sebaliknya perdagangan grosir didominasi

oleh perdagangan alat/bahan bangunan serta peralatan rumah

tangga dan pedagang kelontong. Dilihat dari jenis barang yang

diperdagangkan dapat disimpulkan bahwa umumnya perdagangan

grosir ini mempunyai skala pelayanan regional. Lokasi masing-

masing kawasan perdagangan di atas, juga dipengaruhi oleh fungsi

kota Meulaboh, terutama sekali yang sangat dipengaruhi adalah

fungsi kota Meulaboh sebagai pusat pemerintahan dan pusat

pendidikan. Perdagangan eceran pada umumnya sudah tersebar

secara proposional di kawasan pusat kota seperti di sepanjang Jalan

Nasional, Jalan Teuku Umar, Jalan Singgah Mata, dan sebagainya,

meskipun demikian tidak menghilangkan kesannya dengan

berorientasi ke pusat kota.

Kecenderungan sektor perdagangan yang berorientasi di kawasan

pusat kota ini dikarenakan tumbuhnya perdagangan yang berskala

regional dan merupakan pasar utama di kota Muelaboh, yaitu

kompleks pertokoan di Jalan Nasional, Jalan Singgah Mata dan Jalan

Teuku Umar.

Dari kegiatan perdagangan yang beragam seperti tersebut di atas,

diperkirakan di masa yang akan datang bahwa kegiatan yang

memperdagangkan barang-barang konsumtif sekunder dan tersier

yang baik itu berskala lokal maupun regional, grosir maupun eceran

lebih cepat berkembang dibanding dengan kegiatan lainnya.

Halaman 2 - 21

Page 22: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Khususnya untuk kawasan pusat kota dengan adanya hal tersebut di

atas, dapat dicapai pola tata ruang yang lebih baik dengan intensitas

pemanfaatan ruang yang optimal. Pengarahan perkembangan

kegiatan perdagangan di atas harus disertai dengan pembinaan dan

kemudahan-kemudahan bagi kegiatan penunjang yaitu kegiatan-

kegiatan yang dapat digolongkan sebagai jasa perdagangan, seperti

perbankan, dan asuransi perdagangan, jasa transportasi dan juga

perhotelan dan restoran.

2.1.5.3. Jasa

Pengertian jasa dalam bahasan ini adalah kegiatan pelayanan yang

terbatas pada usaha reparasi (service), pertukangan, jasa

transportasi (travel) dan jasa sosial lainnya baik yang bersifat jasa

umum maupun jasa komersial dan berorientasi ekonomi.

Berdasarkan skala pelayanannya, kegiatan jasa yang terdapat di kota

Meulaboh dapat di bedakan atas jasa komersial dan jasa umum.

Pengertian jasa komersial di sini adalah suatu kegiatan yang

memberikan pelayanan (jasa) dengan harapan ada timbal baliknya

(bayaran) seperti hotel/penginapan, rumah makan/retoran, kegiatan

pertukangan, angkutan dan sebagainya, sementara jasa umum yang

berorientasi usaha (bisnis) diantaranya jasa keuangan, koperasi dan

perbankan.

Pada umumnya kegiatan jasa yang terdapat di kota Meulaboh

menunjukan eksistensi kurang menonjol. Keberadaan sektor jasa ini

merupakan pengaruh langsung dan proses timbal balik kegiatan

perdagangan serta fungsi kegiatan kota Meulaboh itu sendiri.

Eksistensi yang sangat menonjol pengaruhnya terhadap kegiatan

jasa adalah fungsi kegiatan kota, di mana kota Meulaboh secara

regional berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa bagi wilayah

sekitarnya. Dari kegiatan yang ada dapat memungkinkan bahwa

pada masa yang akan datang kegiatan jasa mempunyai prospek

yang cukup baik. Hal ini selain ditunjukan oleh kecenderungan

perkembangan jasa dipengaruhi oleh kondisi setempat seperti tingkat

kebutuhan penduduk akan jasa.

Untuk masa mendatang dapat diperkirakan bahwa perkonomian kota

akan lebih banyak bertumpu pada kegiatan jasa yang ada di kota

Meulaboh, banyak yang memiliki fungsi primer dengan skala

pelayanan regional seperti perbankan dan koperasi, jasa transportasi

serta jasa penginapan.

Halaman 2 - 22

Page 23: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.1.5.4. Industri

Kegiatan industri di kota Meulaboh, dapat dibedakan atas jenis

industri formal dan industri non formal masing-masing jenis industri

tersebut di kelompokan atas jenis industri sebagai jenis industri

pangan dan industri kerajinan dan rumah tangga.

Industri yang ada di kota Meulaboh baru berupa industri kecil

sebanyak 49 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 186

orang. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata, bahwa untuk 1 unit

usaha hanya dapat meyerap 4 tenaga kerja. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kegiatan industri yang terdapat di kota Meulaboh

termasuk klasifikasi industri kecil. Hal ini memberikan arti bahwa

kegiatan industri masih belum dapat berperan dalam menunjang

perekonomian kota.

Satu hal yang mengakibatkan kurang berkembangnya kegiatan

industri adalah orientasi pemasaran yang lebih ditekankan hanya

untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal kota saja, dibanding

dengan kecenderungan untuk memasarkan keluar daerah. Dengan

demikian jelaslah bahwa jenis industri di kota Meulaboh bukan

merupakan kegiatan primer.

Untuk mengantisipasi perkembangan industri pada masa mendatang,

harus ditekankan bahwa kegiatan industri harus diarahkan dengan

tujuan menciptakan struktur tata ruang kota yang diharapkan dan

lingkungan yang serasi. Dalam hal ini tentunya harus dipikirkan

adanya lokasi kawasan-kawasan industri pada lokasi-lokasi yang

strategis, serta diadakan pemilahan antara jenis industri yang satu

dengan yang lain.

Salah satu upaya untuk mewujudkan maksud kearah tersebut adalah

dengan membentuk lingkungan industri kecil. Di samping itu perlu

juga dipikirkan pengadaan industri jasa perbengkelan sebagai

kegiatan pelayanan dengan jangkauan layanan yang jauh keluar

kota.

Industri yang mungkin dikembangkan di kota Meulaboh adalah

kegiatan industri terpadu. Dimana seluruh proses kegiatan dan

pengambilan bahan baku, pengelolahan dan pemasaran dilakukan di

sini (misalnya industri CPO atau pengolahan kelapa terpadu). Dengan

demikian nilai tambah (value added) yang didapat akan semakin

tinggi.

Halaman 2 - 23

Page 24: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 24

Page 25: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 25

Page 26: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 2 - 26

PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH

Page 27: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

2.2.1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN ACEH BARAT

2.2.1.1. Tantangan Pengembangan WilayahTantangan pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Barat

khususnya di sektor permukiman antara lain menyebutkan bahwa

perumahan dan permukiman tidak dapat dilihat sebagai sarana

kebutuhan kehidupan sematamata, tetapi lebih dari itu merupakan

proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan

untuk memasyarakatkan dirinya, dan menampakkan jati diri. Untuk

menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam pembangunan

dan pemilikan, setiap pembangunan rumah hanya dapat dilakukan

di atas tanah yang dimiliki berdasarkan hak-hak atas tanah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanah

merupakan sumber daya alam yang tidak dapat bertambah akan

tetapi harus digunakan dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan

masyarakat.

Sedangkan proses penyediaan pemukiman dan perumahan harus

dikelola dan dikendalikan oleh Pemerintah agar supaya penggunaan

dan pemanfaatannya dapat menjangkau masyarakat secara adil dan

merata tanpa menimbulkan kesenjangan ekonomi dan sosial dalam

proses bermukimnya masyarakat. Untuk mewujudkan perumahan

dan permukiman dalam rangka memenuhi kebutuhan jangka

pendek, menengah, dan panjang dan sesuai dengan rencana tata

ruang, suatu wilayah permukiman ditetapkan sebagai kawasan siap

bangun yang dilengkapi jaringan prasarana primer dan sekunder

lingkungan.

Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman

mendorong dan memperkuat ekonomi daerah dengan memberikan

kesempatan yang sama dan saling menunjang antara badan usaha

negara, koperasi, dan swasta berdasarkan asas kekeluargaan.

Pembangunan di bidang perumahan dan permukiman yang

bertumpu pada masyarakat memberikan hak dan kesempatan yang

seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berperan serta. Sejalan

dengan peran serta masyarakat di dalam pembangunan perumahan

dan permukiman, Pemerintah mempunyai kewajiban dan tanggung

jawab untuk melakukan pembinaan dalam wujud pengaturan dan

pembimbingan, pendidikan dan pelatihan, pemberian bantuan dan

kemudahan, penelitian dan pengembangan yang meliputi berbagai

aspek yang terkait antara lain tata ruang, pertanahan, prasarana

lingkungan, bahan dan komponen, jasa konstruksi dan rancang

bangun, pembiayaan, kelembagaan, sumber daya manusia.

Halaman 3- 27

Page 28: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Dalam pelepasan hak atas tanah didasarkan pada asas

kesepakatan, memberikan landasan bagi setiap kegiatan

pembangunan di bidang perumahan dan permukiman untuk

terjaminnya kepastian dan ketertiban hukum tentang penggunaan

dan pemanfaatan tanah. Koordinasi yang berjenjang di setiap

tingkat pemerintahan serta harus sesuai dengan tata ruang,

pembinaan perangkat kelembagaan, pembinaan penyuluhan

kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman di daerah

perdesaan dalam rangka mendorong dan menggerakkan usaha

bersama masyarakat secara swadaya. Melaksanakan kewajiban

melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan perumahan

dan permukiman, sejalan dengan kewajiban setiap orang atau badan

yang melakukan kegiatan pembangunan rumah atau perumahan

untuk memenuhi persyaratan teknis, ekologis, dan administratif.

Terkait dengan pengembangan permukiman dimana sistem drainase

belum terbangun dengan baik, sehingga dibutuhkan pembangunan

polder/kolam untuk penampungan air permukaan/drainase dan main

drain yang menghubungkan dengan saluran primer/sungai; jaringan

air bersih PAM belum terbangun, sehingga diperlukan sumber air

bersih yang bisa berasal dari sumber air dalam/artesis atau instalasi

pengolahan air (water treatment plan). Pengembangan prasarana

pengendalian banjir dan drainase yang meliputi sistem jaringan

pembuangan air hujan maupun pembuangan air limbah cair dari

rumah tangga (domestik) dan sistem pengendali banjir.

Pengembangan prasarana pengolahan air bersih untuk

menghasilkan air minum yang aman bagi masyarakat, dengan

memanfaatkan sumber air permukaan mempertimbangkan

pemakaian air di sebelah hilir, sedangkan pemanfaatan sumber air

tanah harus memperhitungkan kapasitas yield aquifer (air tanah);

pembangunan pipa transmisi diupayakan di atas lahan negara atau

lahan yang tidak produktif dan melayani permukiman yang dilalui

minimal melalui hidran umum; pembangunan dan pengoperasian

instalasi harus mampu menangani limbah lumpur sampai tidak

membahayakan/ mengganggu lingkungan dan menjadi landfill.

Pengembangan prasarana air bersih adalah untuk penyediaan air

kebutuhan kota; pengembangan jaringan distribusi pada kota-kota

seperti disebutkan diatas dengan sistem sambungan langsung

dengan sumber dari PDAM yang juga melayani kawasan, pusat

kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan dan dengan

sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber

dari PDAM, untuk melayani daerah diluar kawasan perkotaan dan

dikembangkan juga sistem penyediaan air dengan swadaya murni

Halaman 3- 28

Page 29: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

dari masyarakat untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan

dari PDAM.

Penyediaan prasarana air limbah untuk melayani lebih 20.000 orang

per kecamatan, berupa pembangunan instalasi pengolahan lumpur

tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya, baik untuk limbah

domestik, industri dengan beban pencemaran air yang berat untuk

menghindari dampak berupa bau, timbunan sedimen/lumpur,

sampah, busa dan pencemaran air tanah.

Masalah lainnya terkait dengan pengembangan permukiman adalah

bencana alam. Hal yang menjadi tantangan penting dalam

penanggulangan bencana alam adalah usaha mitigasi bencana,

berupa tindakan antara lain adalah : membangun kota dan

pemukiman pada kawasan yang tahan menghadapi bencana,

dengan menanam mangrove dan pohon yang kuat di sepanjang

pantai untuk meredam enerji gelombang, kombinasi pohon bakau

(mangrove) dan jenis pohon pesisir yang kuat, seperti kelapa

(Cocosnucifera), cemara laut (Casuarina equisetifolia), ketapang

(Terminalia cattapa), waru (Hibiscus tiliaceus), asam jawa, dan

kapuk (Ceiba petandra); mempertahankan setiap unit permukiman

pada skala kawasan oleh deretan pohon yang berlapis-lapis

utamanya (sabuk-sabuk pohon tersebut diharapkan bisa

menyelamatkan manusia dan mengurangi kerusakan aset karena ia

berfungsi menahan sebanyak mungkin benda atau bongkaran yang

diseret gelombang agar tidak lolos begitu saja menghantam

bangunan berikutnya dan terutama manusia yang sedang berenang

menyelematkan diri), membangun sabuk pohon yang lebih tebal

pada skala bagian kota atau gampong dari skala kawasan sehingga

mampu melindungi kelompok-kelompok permukiman pada bagian

kota dan gampong tersebut. Memanfaatkan kawasan sempadan

sungai sebagai buffer zone kawasan perkotaan, gampong dan

kawasan permukiman perdesaan dengan mengatur garis sempadan

sungai baik dalam perencanaan maupun implementasinya di

lapangan dan mengatur fungsi/tata guna lahan di sepanjang alur

sungai yang mendukung konservasi sungai dari hulu sampai hilir.

Mengkonservasi dan memproteksi Kawasan Hutan Lindung, Hutan

Kota dan Hutan Mangrove di sekitar pantai sebagai fungsi lindung

dan pertahanan terhadap bencana tsunami dengan

mempertahankan keberadaan dan keutuhan kawasan konservasi

alam seperti hutan lindung, hutan kota dan hutan mangrove yang

ada untuk daerah tangkapan air baku dan keseimbangan

ekosistem/fungsi ekologis, menetapkan batas-batas (deliniasi)

kawasan lindung di sekitar kawasan pantai, menetapkan

Halaman 3- 29

Page 30: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

kategorisasi dan fungsi/pemanfaatan kawasan hutan lindung dan

hutan kota di sekitar pantai, serta hutan mangrove baik untuk

perlindungan alam, wisata maupun produksi, dan perlindungan

terhadap bahaya tsunami, merumuskan aturan teknis

pengembangan hutan kota dan hutan mangrove di sekitar pantai

dan melarang, menghentikan dan memindahkan penggunaan lahan

di kawasan hutan lindung dan hutan kota di pinggir pantai maupun

kawasan lindung hutan bakau (mangrove) untuk dimanfaatkan

sebagai kawasan budidaya.

Selanjutnya juga perlu dilakukan pengembangan dan menambah

Kawasan Sabuk Hijau sebagai fungsi pertahanan terhadap bencana

dan konservasi alam dengan menambahkan sabuk hijau pada skala

kota, distrik dan kawasan. Mengatur tingkat kerapatan vegetasi

disesuaikan dengan fungsi kawasan, tingkat keamanan terhadap

bencana dan lokasi, Mengamankan kawasan-kawasan sempadan

pantai dan menguasai kembali sebagai kawasan publik yang

diperuntukkan bagi fungsi lindung dan terlarang untuk

dikembangkan sebagai kawasan budidaya dan menetapkan

kawasan sabuk hijau sebagai kawasan konservasi melalui Perda

(Qanun). Memanfaatkan bukit-bukit yang ada di

perkotaan/perdesaan sebagai ruang publik untuk

perlindungan/pelarian dari bahaya tsunami dan banjir dengan

menetapkan bukit-bukit kecil di perkotaan/perdesaan sebagai

kawasan budidaya yang memiliki fungsi publik dan dikuasai oleh

Pemerintah Daerah yang sekaligus berfungsi sebagai tempat

pelarian dan pengungsian dari bahaya tsunami dan banjir,

membangun akses jalan dan pedestrian yang cukup nyaman agar

dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas pada saat terjadi bancana

banjir dan tsunami, mengembangkan bangunan fisik tahan gempa di

daerah rawan gempa, mengembangkan bangunan-bangunan fisik di

perkotaan/perdesaan di pinggir pantai yang dapat meminimalkan

dampak terjadinya tsunami dan menerapkan Sistem Peringatan Dini

(Early Warning Systems). Namun bila bencana alam dan non-alam

terjadi maka pemerintah berkewajiban menyediakan saran dan

prasarana, baik untuk kebutuhan umum mapun untuk kebutuhan

khusus, guna meminimalisasikan jatuhnya korban jiwa dan benda

milik masyarakat.

2.2.1.2. Visi dan Misi Pembangunan Aceh Barat 2007-2027

Visi pembangunan kabupaten Aceh Barat th 2007 – 2027 adalah

Halaman 3- 30

Page 31: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

“KABUPATEN ACEH BARAT YANG MAJU, MANDIRI, ADIL,

MAKMUR DAN SEJAHTERA BERLANDASKAN ISLAM”

Makna yang terkandung pada setiap kata didalam visi diatas adalah;

maju; melangkah atau menuju kedepan dengan cara memperbaiki,

meningkatkan, revitalisasi dan mengembangkan kondisi masa lalu

menuju ke kondisi masa depan dan bila suatu daerah disebut maju

maka daerah tersebut dan masyarakatnya akan menikmati standar

hidup yang relatif tinggi, yang dicapai dengan pendayagunaan

sumber daya manusia, alam, ilmu pengetahuan dan teknologi

melalui pengembangan bidang ekonomi yang merata dan

diidentifikasi dengan kelebihan materi atau kebendaan. Upaya

upaya mempermajukan masyarakat dan pemerintah adalah

melakukan penataan dan perbaikan, terutama pada ide, gagasan

dan pengetahuan masyarakat sehingga kearifan masa lalu, seperti

premordialis, konservatif dan feodalitik, diadaptasikan dengan

persyaratan kearifan masa depan yaitu egaliter, progresif dan

demokratis, dalam bingkai regulatif, akuntabel dan komunikatif.

Dengan ini maka akan terbangun pilar pilar bagi kemajuan

masyarakat sehingga mampu mengabsorbsi, mengadopsi dan

menderifasi bingkai kemajuan tersebut didalam setiap derap

kehidupan lahiriah yang akan membuahkan dinamika transformasi

input malalui suatu proses sistemik dan berkelanjutan untuk

mengelontorkan output berupa produk dan produkstivitas yang

menjadi income bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi masyarakat

dan daerah, kemudian ditata dalam perjalan waktu (dua puluh

tahun) agar menimbulkan outcome bagi kemakmuran bersama

untuk dinikmati sebagai benefit bagi setiap individu masyarakat

Kabuapten Aceh Barat. Jadi kemajuan dapat ditandai dari adanya

suasana intelektualitas yang berkerja untuk meningkatkan

produktifitas dalam rangka membangun kapasitas dan kapabilitas

mengelola keberlanjutan kehidupan menuju kondisi yang dicita-

citakan oleh masyarakat dan pemerintah.

Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh

melalui pelaksanaan 9 (sembilan) misi pembangunan sebagai

berikut :

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya dan beradab berlandaskan Islam;

adalah memperkuat jati diri dan karakter masyarakat melalui

pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertakwa

kepada Allah SWT, mematuhi aturan hukum, memelihara

kerukunan lingkungan dan antar wilayah, melaksanakan

Halaman 3- 31

Page 32: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial,

menerapkan nilai nilai luhur budaya dan adat istiadat, memiliki

kebanggaan sebagai masyarakat Aceh Barat dalam rangka

memantapkan landasan spiritual, moral dan etika

pembangunan masyarakat.

2. Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan

hukum dan syari’at Islam untuk menjamin keamanan,

kedamaian dan kesatuan serta mencintai daerahnya;

adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih

kokoh ; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat

kualitas desentralisasi dan otonomi khusus daerah ; menjamin

pengembangan media dan kebebasan media berbicara dalam

mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan

pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum

dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak

diskriminatif dan memihak kepda keadilan; membangun dan

memantapkan profesionalisme penegak Qanun agar mampu

melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak

kejahatan; dan menuntaskan tindak kriminalitas dan

pelanggaran syariat islam; membangun kapabilitas lembaga

penegak hukum daerah dalam penciptaan keamanan; serta

meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga dan

memelihara ketentraman, ketertiban dan keamanan daerah.

3. Mewujudkan masyarakat yang produktif dan memiliki

daya saing; adalah mengedepankan pembangunan sumber

daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan

penguasaan dan pemanfaatan iptek yang tepat dalam

meningkatkan produksi dan mengembangkan inovasi secara

berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta

reformasi di bidang hukum dan aparatur ; dan memperkuat

perekonomian local berbasis keunggulan setiap wilayah menuju

keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan system

produksi, distribusi dan pelayanan termasuk pelayanan jasa

dalam daerah yang dimulai dari pedesaan.

4. Mewujudkan sistem pengelolaan pemerintah yang

sesuai dengan peraturan, berorientasi kedepan dan

berkomitmen kepada kepentingan masyarakat;

pelaksanaan kerja pemerintah didasari oleh suatu peraturan

yang jelas, terkomunikasikan dan bertanggung jawab;

Halaman 3- 32

Page 33: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

mengupayakan sistem transparansi dan mengembangkan

upaya kontrol yang dilakukan secara internal dan didiukung

oleh kontrol eksternal secara berkelanjutan yang

implementasinya ditandai dengan lahirnya qanun yang

memberi peluang terhadap peran masyarakat tersebut; adanya

respon dari masyarakat yaitu terbentukkan CSO di bidang ini;

adanya upaya penghargaan kepada masyarakat yang peduli

terhadap pembangunan berkelanjutan.

5. Mewujudkan aparatur pemerintah yang professional,

berdedikasi terhadap amanah dan tugas yang

diembannya; memperbaiki sistem rekrutmen PNS;

membangun sinergi kinerja bersama dengan masyarakat yang

berperan sebagai kontrol sosial terhadap kinerja pembangunan

dan pemerintahan; terciptanya karakter aparat yang egaliter,

profesional.

6. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang

berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan potensi

alam; adalah meningkatkan pembangunan daerah;

mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,

keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah yang

masih lemah ; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran

secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat

terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana

ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai

aspek termasuk gender.

7. Mewujudkan Kabupaten Aceh Barat yang asri dan lestari

dengan konsep pembangunan berkelanjutan; adalah

memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang

dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan,

keberlanjutan, keberadaan dan kegunaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya

dukung dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan

masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara

penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi dan

upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi

sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;

memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

hidup untuk mendukung perkembangan pembangunan guna

mendorong kualitas kehidupan menuju ke taraf yang lebih baik;

memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan ; serta

Halaman 3- 33

Page 34: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan

keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

8. Mewujudkan kabupaten Aceh Barat menjadi daerah

yang maju, mandiri, kokoh berbasiskan kepentingan

masyarakat; adalah menumbuhkan wawasan luas bagi

masyarakat dan pemerintah agar pembangunan berorientasi

pada potensi alam; manusia dan masa depan ; meningkatkan

kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kemajuan

melalui pengembangan dan pemerataan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknolgi; mengelola wilayah kabupaten aceh

barat untuk mempertahankan kemakmuran sekaligus

meningkatkan kesejahteraan; dan membangun ekonomi

daerah secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan

sumber kekayaan secara berkelanjutan.

9. Mewujudkan kabupaten Aceh Barat yang berperan

penting dalam konstelasi provinsi dan nasional; adalah

memantapkan Kabupaten Aceh Barat dalam rangka

memperjuangkan kepentingan provinsi ; melanjutkan

komitmen antara RI dan GAM berdasarkan MoU Helsinki dalam

rangka pembentukan identitas dan pemantapan integrasi

regional dan nasional ; dan berperan aktif dalam kerja sama

internasional dan regional dan antarmasyarakat, antar

kelompok serta antarlembaga di berbagai bidang sesuai

dengan peraturan dan kewenangan yang ada.

2.2.1.3. Sasaran & Arah Pembangunan Jangka Panjang

Tahun 2007-2027

Pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan didalam

Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Barat

disinggung antara lain di dalam misi Mewujudkan masyarakat yang

produktif dan memiliki daya saing, yaitu berkembangnya

pengolahan, pendistribusian dan pengelolaan air bersih untuk air

minum yang aman bagi masyarakat dan air kebutuhan kota dan

industri, dengan memanfaatkan sumber air permukaan, pemakaian

air di sebelah hilir atau pemanfaatan sumber air tanah; dan juga

disebut di dalam misi Mewujudkan pemerataan pembangunan yang

berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan potensi alam, yaitu

terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung

Halaman 3- 34

Page 35: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

oleh sistem lingkungan yang sehat dan mewujudkan kota yang rapi,

bersih dan indah serta nyaman tanpa permukiman kumuh dengan

mewujudkan lingkungan perdesaan dan perkotaan yang sesuai

dengan kehidupan yang layak serta berkelanjutan dan mampu

memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Arah Pembangunan Jangka Panjang juga di dalam misi Mewujudkan

pemerataan pembangunan yang berkeadilan dengan tetap

mempertimbangkan potensi alam menyebutkan bahwa

Pertumbuhan kota-kota dikendalikan dalam suatu sistem wilayah

pembangunan kota yang kompak, nyaman, efisien dalam

pengelolaan, serta mempertimbangkan pembangunan yang

berkelanjutan melalui penerapan manajemen perkotaan yang

meliputi optimasi dan pengendalian pemanfaatan ruang serta

pengamanan zona penyangga di sekitar kota inti dengan penegakan

hukum yang tegas dan adil, serta peningkatan peran dan fungsi

kota-kota menengah dan kecil di sekitar kota inti agar kota-kota

tersebut tidak hanya berfungsi sebagai kota tempat tinggal

(dormitory town) saja, tetapi juga menjadi kota mandiri ;

pengembangan kegiatan ekonomi kota yang ramah lingkungan

seperti industri jasa keuangan, perbankan, asuransi, dan industri

telematika serta peningkatan kemampuan keuangan daerah

perkotaan ; perevitalan kawasan kota yang meliputi pengembalian

fungsi kawasan melalui pembangunan kembali kawasan ;

peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya ; serta

penataan kembali pelayanan fasilitas publik, terutama

pengembangan sistem lalulintas yang aman, nyaman dan indah.

Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana

pendukungnya diarahkan pada penyelenggaraan pembangunan

perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak yang didukung oleh

prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas

yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien ;

penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan

sarana pendukungnya bagi penduduk miskin dan ekonomi lemah,

agar mampu membangkitkan potensi sumber daya manusia dan

berdaya guna dilapangan kerja, untuk meningkatkan pemerataan

dan penyebaran pembangunan ; dan pembangunan pembangunan

perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang

memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.

Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum

dan sanitasi diarahkan pada peningkatan kualitas pengelolaan aset

(asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi ;

pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi

masyarakat ; penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi

Halaman 3- 35

Page 36: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

yang kredibel dan professional dan penyediaan sumber-sumber

pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi

masyarakat miskin.

2.2.2. RENCANA PROGRAM JANGKA MENENGAH DAERAH

(RPJMD) KABUPATEN ACEH BARAT

Kebijakan RPJMD terkait dengan Pengembangan permukiman dan

infrastruktur Kota Meulaboh sebagai ibukota Kabupaten Aceh Barat dan

Pusat pelayanan utama antara lain disebutkan dalam kebijakan bidang

infrastruktur yaitu kewajiban menyediakan rumah sederhana bagi korna

kerusuhan/bencana, sarana dan prasarana dasar permukiman, air

bersih, sanitasi dan fasilitas umum bagi masyarakat dengan

berpedoman pada tata ruang dan tata bangunan yang

mempertimbangkan resiko bencana.

2.2.2.1. Visi RPJMD Kabupaten Aceh Barat Visinya adalah mewujudkan Aceh Barat yang damai, bermartabat

dan berperadaban tinggi, serta sumber daya manusia yang

berkualitas dengan landasan iman dan taqwa kepada Allah SWT

serta sebagai mitra terdepan ibu kota provinsi dalam menghadapi

dunia global 2015.

Visi pemerintah mencerminkan arah pembangunan masa depan

Aceh Barat. Ada 4 kata kunci yang penting dipahami oleh semua

orang yakni damai, peradaban tinggi, sumber daya manusia

yang berkualitas, dan mitra terdepan.

Kata damai menjelaskan bahwa pemerintah bersama

masyarakat wajib menciptakan perdamaian abadi, baik secara

fisik maupun jiwa. Kita muali merasakan kedamaian fisik dalam

artian “perang sesama kita sudah berakhir”, bukti dilapangan

tidak ada lagi perang senjata, bukti dokumen, adanya

perjanjian helsinki. Rakyat sudah dapat melakukan aktfitas

hidup secara normal. Hal ini juga berdampak pada kedamaian

jiwa; masyarakat beraktifitas tanpa takut atau cemas karena

perang. Tapi, masih banyak aspek lain yang mempengarui

kedamaian jiwa yang perlu di antisipasi oleh pemerintah. Salah

satu aspek kedamaian jiwa, didapati oleh seseorang jika telah

memenuhi kebutuhan dasar hidup, seperti adanya tempat

berteduh (rumah yang layak), adanya makanan yang cukup

untuk diri dan keluarganya. Nah, aspek-aspek kejiwaan inilah

yang wajib dipikirkan dan dipenuhi oleh pemerintah untuk

menjaga sustainabilitas dan pencapaian visi pemerintah.

Halaman 3- 36

Page 37: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Kata peradaban tinggi mengarahkan pemerintah untuk

menciptakan kondisi masyarakat yang berakhlak mulia sesuai

dengan keyakinan atau agama yang kita anut, yakni Islam.

Pemerintah wajib menciptakan suatu proses pembelajaran

yang mengarah pada pembentukan etika dan perilaku

masyarakat yang taat pada hukum Negara dan Syari’at islam,

serta hukum-hukum adat l;ain yang berlaku, yang sudah diakui

keberadaan dan kebaikannya. Akhlak mulia, ketaatan terhadap

hukum dan norma-norma kehidupan yang positif sesuai yang

dianjurkan islam senantiasa mencerminkan kehidupan yang

beradab. Semakin baik implementasi perilaku demikian,

semakin tinggi peradaban hidup manusia. Di sisi lain, kreatifitas

masyarakat dalam memperbaiki cara-cara hidup (dalam

berbagai aspek kehidupan), bercocok tanam, berkomunikasi,

berbudaya yang lebih baik dan berfikir jernih dan jauh kedepan

juga mencerminkan suatu peradaban yang maju.

Kata kunci ketiga Tugas dan Kewajiban pemerintah selanjutnya

adalah membangun sumber daya manusia berkualitas. Makna

kualitas di sini mengarah pada penciptaan suatu kondisi

masyarakat yang mampu menjalankan kehidupan secara baik

dan benar sesuai dengan ajaran agama yang bersendikan

Syari’at islam untuk mencapai tujuan hidupnya; dan mampu

memenuhi tujuan.

Kata kunci terakhir adalah mitra terdepan. Ini maksudnya:

sudah menjadi isu global bahwa kita menganalisis fenomena

dunia saat ini mungkin tidak menunggu tahun 2020, tahun

2015 globalisasi ekonomi dan berbagai aspek kehidupan

lainnya sudah dimulai. Di bawah pemerintah periode 2007 –

2012 Kabupaten Aceh Barat, bercita-cita menjasi mitra nomor

satu, atau paling depan bagi ibu kota provinsi dalam

mengantisipasi kondisi globalisasi. Aceh Barat harus mampu

dan harus menjadi yang terbaik di kawasan Aceh sehingga

menjadi contoh dan teladan bagi daerah-daerah Aceh lainnya.

Kita punya potensi untuk itu jika kita benar-benar menggali dan

mengeksploitasi potensi itu secara efektif. Sejarah telah

membuktikan bahwa kota Meulaboh pernah menjadi kota

perdagangan di kawasan Aceh wilayah barat dan selatan.

2.2.2.2. Misi RPJMD Kabupaten Aceh Barat

Untuk mencapai visi pembangunan Kabupaten Aceh Barat

yang terkait dengan pengembangan permukiman dan

infrastruktur, yaitu:

Halaman 3- 37

Page 38: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

1. Meningkatkan kerjasama pembangunan dengan semua pihak

terkait dalam dan luar negeri; memfasilitasi percepatan proses

rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh Barat pasca gempa, tsunami

dan konflik dengan prioritas pembangunan pada bidang

perumahan, sarana dan prasarana pemukiman, penerangan,

air bersih dan sanitasi, perhubungan (jalan, jembatan dan

pelabuhan), ekonomi rakyat, pendidikan, kesehatan dan

pranata sosial sehingga pada tahun 2008 terwujudnya Aceh

Barat bebas barak.

2. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana

perhubungan, transportasi penerangan dan pasar di daerah

terisolir atau tertinggal dengan tetap mempertahankan

kelestarian lingkungan dan ekosistem sesuai konsep

pembangunan berkelanjutan.

2.2.2.3. Agenda Pembangunan

Dari Misi Pembangunan Kabupaten Aceh Barat tersebut, dijabarkan

dalam Agenda Pembangunan. Agenda Pembangunan yang terkait

dengan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan

adalah Agenda Ketiga yaitu meningkatkan fungsi pelayanan publik

di bidang infrastruktur sarana dan prasarana. Penyiapan agenda ini

ditujukan untuk menyiapkan infrastruktur yang berkualitas dan

menjangkau seluruh Kabupaten Aceh Barat dan seluruh lapisan

masyarakat. Untuk mencapai Agenda Pembangunan dalam Misi

Pembangunan, dilakukan dengan:

1. Memperluas jangkauan jasa infrastruktur sarana dan prasarana

sampai ke daerah-daerah terpencil dan terisolir.

2. Mengembangkan pembangunan daerah dan permukiman,

memperbaiki sanitasi dan pengolahan sumber daya air yang

berwawasan lingkungan.

3. Penataan pembangunan lingkungan permukiman dan sarana

sumber daya air yang rusak akibat bencana alam dan

gelombang Tsunami.

4. Meningkatkan pelayanan permukiman secara khusus dan

sarana sumber daya air yang dapat dimanfaatkan petani guna

menunjang upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan

pendapatan dan menunjang pertumbuhan ekonomi di

perdesaan.

5. Pengembangan wilayah strategis; program pembangunan

wilayah perbatasan daerah terisolir; penataan ruang dan

pengelolaan pertanahan program pengembangan dan

Halaman 3- 38

Page 39: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

peningkatan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan

hidup.

6. Pengembangan kepariwisataan, pencegahan dan pengendalian

kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup; penataan

kelembagaan dan penegakan hukum, pengelolaan sumber

daya alam dan pelestarian lingkungan hidup; pengembangan

prasarana dan sarana pemukiman, pemindahan pengungsi

korban bencana alam ke rumah yang permanen.

7. Melarang dan membatasi penebangan hutan yang dilakukan

secara liar, kecuali untuk keperluan domestik rakyat yang

dilakukan secara terkontrol. Berupaya melakukan eksploitasi

dan eksplorasi sumber kekayaan alam lainnya, secara selektif

dan terukur terutama sektor pertambangan dengan

mempertimbangkan secara serius kelestarian ekosistem.

2.2.3. RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN KOTA

MEULABOH

Kota Meulaboh sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP No. 26

Tahun 2008) berperan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKW). Sebagai

PKW di pantai barat Provinsi NAD, Kota Meulaboh berperan dalam fungsi

pelayanan kawasan sepanjang pantai barat Provinsi NAD. Kota

Meulaboh merupakan Ibukota Kabupaten Aceh Barat merupakan pusat

pelayanan kegiatan pemerintahan dan perdagangan dan jasa,

pendidikan, kesehatan, rekreasi.

Rencana struktur ruang Kabupaten Aceh Barat secara umum antara

lain :

Ibukota Kabupaten Aceh Barat di Kota Meulaboh yang berfungsi

sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKW) sesuai arahan dalam

RTRWN, dengan mempertahankan fungsi kota yang ada secara

terbatas dan dengan persyaratan ketat. Sedangkan pembangunan

baru diarahkan ke lokasi aman sejauh 4 – 5 Km dari pusat kota

lama, yang dikembangkan sebagai Sub Pusat Kota baru di Leuhan

dan Ujung Tanjong.

Mengembangkan jaringan jalan arteri primer baru, untuk

menggantikan Jalan Nasional Lintas Barat yang hancur/tenggelam,

dengan menggeser sejauh 5 – 10 Km ke arah daratan/Timur, yang

sebagian dilakukan dengan meningkatkan jalan kabupaten yang

ada (ruas Meulaboh – Suak Timah).

Disamping pengembangan jalur lintas Barat yang menghubungkan

kota-kota pantai, juga perlu dikembangkan jalan penghubung lintas

Halaman 3- 39

Page 40: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Barat-Timur antara Meulaboh – Geumpang dan Meulaboh –

Takengon (kolektor primer) sebagai akses alternative mendorong

partumbuhan ekonomi wilayah.

2.2.3.1. Sistem Pusat Pelayanan Sistem hirarki kota diperlukan untuk dapat menyusun

pengembangan pusat pelayanan kegiatan kawasan yang efisien.

Dalam hal ini sistem hirarki yang dimaksud lebih ditekankan dalam

memberikan pelayanan kegiatan sistem perekonomian kawasan

baik di dalam kawasan maupun keluar kawasan. Penentuan sistem

hirarki ini untuk mewakili sistem pola koleksi dan distribusi barang.

Untuk memberikan kondisi ini perlu didukung oleh jaringan

transportasi yang relatif baik sehingga arus barang bisa langsung

dilakukan dari daerah ke pusat pengumpulan atau pemasaran tanpa

perlu melalui jenjang hirarki ini.

Berdasarkan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh

terdapat tiga (3) hirarki pusat pelayanan yang dianggap paling

efesien dan efektif adalah :

Desa Ujong Kalak dan Diren Rampak merupakan hirarki I

Desa Meureubo, Leuhan dan Suak Ribee merupakan hirarki II

Desa Suak Sigandeng, Blang Beurandang, Gunong Kleng, Pasi

Masjid merupakan hirarki III.

Dengan melihat peta orientasi Kota Meulaboh dapat ditarik garis

lurus untuk menyatakan batas daerah pelayanan yang terletak pada

tiap hirarki. Karena garis-garis yang didapat tidak mencerminkan

keadaan yang sebenarnya, maka batas pelayanan ketiga pusat

tersebut dimodifikasi yaitu disesuaikan dengan sistem administrasi

pemerintahan dan jaringan jalan yang ada di Kota Meulaboh adalah

sebagai berikut :

Pusat primer/utama diarahkan di Desa Ujong Kalak dengan

pelayanannya seluruh wilayah kota

Pusat sekunder diarahkan di Desa Meureubo dan

Gampa/Leuhan.

Untuk lebih jelasnya sistem pusat pelayanan di Kota Meulaboh dapat

dilihat pada Gambar 2.5.

Halaman 3- 40

Page 41: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Sumber : Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh Kab. Aceh Barat

Halaman 3- 41

Page 42: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.2.3.2. Pengembangan Kawasan PerkotaanBerdasarkan pada karakteristik dan kondisi wilayah serta

kecenderungan perkembangan kegiatannya dan sesuai dengan

Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh, maka wilayah

Kota Meulaboh (wilayah administratif Kecamatan Johan Pahlawan

dan Kecamatan Merbou) diarahkan pengembangannya dengan

menggunakan sistem pusat/sub-pusat pelayanan yang dibagi

menjadi 3 (tiga) Kawasan Perkotaan. Penentuan kawasan perkotaan

dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai unit-

unit lingkungan yang mandiri melalui penyediaan sistem pusat-

pusat pelayanan yang hirarkis/berjenjang dan merata secara

proposional, serta mempunyai orientasi yang jelas.

Ketiga kawasan Perkotaan yang direncanakan tersebut adalah :

Kawasan Perkotaan Pusat (KP I)

Kawasan Perkotaan Utara (KP II)

Kawasan Perkotaan Timur (KP III)

Penentuan struktur ruang dan penetapan fungsi kawasan perkotaan

tersebut didasari oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

A. Pencapaian Hubungan Antar Kawasan Perkotaan (KP)

Penetapan fungsi kawasan didasarkan atas pertimbangan

sebagai berikut :

Lokasi simpul-simpul pembangkit arus lalu lintas

Tingkat volume dan frekuensi lalu lintas

Kondisi jaringan jalan

B. Distribusi Penduduk

Tinjauan ini didasarkan pada pertimbangan distribusi dan

penyebaran penduduk untuk masing-masing KP. Yang memiliki

konstentrasi penduduk tinggi, pada umumnya variasi kegiatan.

Hal ini akan mempengaruhi penentuan fungsi tiap-tiap KP

sehingga dapat diketahui macam jenis kegiatan yang ada di

dalamnya adalah sebagai berikut :

KP I : Konsentrasi penduduk tinggi

KP II : Konsentrasi penduduk sedang

KP III : Konsentrasi penduduk rendah

Dengan kecenderungan yang ada, konsentrasi penduduk akan

terkonsentrasi di KP Pusat Kota dan KP II.

C. Dominasi Kegiatan

Halaman 3- 42

Page 43: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Tinjauan ini didasarkan pada karakteristik masing-masing

Kawasan Perkotaan (KP), yaitu :

Kegiatan dengan skala pelayanan regional, diarahkan di

kawasan pusat kota yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

Jenis kegiatan yang dominan adalah perkantoran,

perdagangan, jasa dan kegiatan pelabuhan.

Kegiatan dengan skala pelayanan lokal berkembang ke

arah Utara dan ke Timur kota. Jenis kegiatan yang dominan

adalah perumahan, pertanian dan pelayanan sosial lainnya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, ditetapkan struktur dan fungsi

masing-masing KP di Kota Meulaboh adalah sebagai berikut :

1. KP Pusat Kota (KP I) dengan pusatnya di Ujong Kalak. KP ini

berfungsi melayani seluruh bagian wilayah kota termasuk

daerah belakangnya/hinterland-nya (lingkup kabupaten).

Fungsi yang ditekankan pada KP ini ialah pusat kegiatan

perkantoran/pemerintahan pemda, perdagangan dan

jasa/central business district (CBD) serta pelabuhan.

2. KP Utara Kota (KP II) dengan pusatnya Leuhan. KP ini adalah

kawasan transisi yang melayani seluruh kawasan perkotaan

termasuk daerah belakangnya (wilayah pengaruh). Fungsi

utama yang ditekankan pada KP ini adalah pengembangan

perumahan, perkantoran, perdagangan dan jasa lokal,

pelayanan sosial dan pengembangan transportasi terminal

regional.

3. KP Timur Kota (KP III) dengan pusatnya Meureubo. KP ini

merupakan kawasan transisi untuk pengembangan kota yang

berfungsi melayani seluruh kawasan perkotaan termasuk

daerah belakangnya (wilayah pengaruhnya/Kabupaten). Fungsi

utama yang ditekankan pada KP ini adalah kawasan pendidikan

tinggi, kawasan militer, permukiman, pertaian dan agroindustri,

pelayanan sosial, serta perdagangan dan jasa lokal.

Halaman 3- 43

Page 44: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Tabel 3.1

Arahan Penetapan Fungsi Tiap Kawasan Perkotaan di Kota Meulaboh

Hirarki KP Puat KP Daerah Pelayanan Fungsi Kegiatan Elemen Kegiatan

Kota

KP

Pusat Kota

Ujong Kalak1. Suak

Indrapuri2. Pasar Aceh3. Padang

Seurahet4. Panggong5. Kampung

Belakang6. Kampung

Pasir7. Ujong Kalak8. Ujong Baroh9. Rundeng

10. Kuta Padang11. Drien Rampak

Pusat Kota

Pusat pengembangan kawasan pemerintahan

Pelabuhan

Pariwisata

Kawasan Industri non-polutan

Permukiman kota/terbatas

Pemerintahan/perkantoran

Perdagangan/

jasa Termin

al kota Pelabu

han Pariwis

ata Industr

i Perum

ahan Fasilita

s sosial/ umum Konser

vasi

KP

Utara Kota

Leuhan1. Kampung

Darat2. Gampa3. Seuneubok4. Suak Ribee5. Suak Raya6. Suak Nie7. Lapang8. Leuhan9. Blang

Berandang10. Suak

Sigadeng

Pusat pelayanan skala KP

Pengembangan kawasan perumahan

Kawasan perkantoran

Pengembangan terminal regional

Perumahan

Perkantoran

Perdagangan

Terminal regional

Pergudangan

Fasilitas sosial / umum

KP

Timur Kota

Meureubo1. Penaga Cut

Ujong2. Gunong Kleng3. Peunaga Pasi4. Peunaga

Rayeuk5. Paya Peunaga6. Langung7. Meureubo8. Ujong Drien9. Pasi Pinang

10. Ujong Tanjong11. Bukit Jaya12. Buloh13. Ranto

Panyang Timur14. Ranto

Panyang Barat15. Mesjid Tuha16. Ujong Tanoh

Darat17. Ranub Dong18. Pasi Mesjid19. Pulo Teungoh20. Balee21. Sumber Batu22. Pasi Aceh

Baroh23. Pasi Aceh

Tunong24. Reudeup25. Pucok

Pengembangan kawasan pendidikan tinggi

Pusat pelayanan skala KP

Kawasan perdagangan

Pengembangan kawasan perumahan

Pengembangan kawasan agro industri

Kawasan militer

Perumahan

Pendidikan tinggi

Perdagangan

Pertanian

Agro industri

Terminal

Fasilitas sosial / umum

Konservasi

Militer

Halaman 3- 44

Page 45: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Reudeup26. Paya Baro

Sumber : Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh Kab. Aceh Barat

Halaman 3- 45

Page 46: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 46

Page 47: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 47

Page 48: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 48

Page 49: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 49

Page 50: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Struktur ruang kawasan Kota Meulaboh pasca tsunami yang sesuai

dengan arahan pengembangan wilayah nasional dan mengantisipasi

dampak bencana tsunami adalah tetap sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) dengan fungsi sebagai pusat perdagangan antar

wilayah di kawasan pantai barat NAD termasuk Kabupaten

Simeuleu, yang terhubungkan dengan pelabuhan ferry dan

pelabuhan laut di Meulaboh.

Kota Meulaboh berfungsi sebagai pusat perdagangan di pantai barat

NAD, juga merupakan pintu masuk distribusi barang ke Kabupaten

Aceh Tengah, selanjutnya Aceh Utara dan Aceh Timur melalui

pengembangan jalan Ladiagalaska. Dengan tuntutan di atas,

pengembangan perkotaan di Meulaboh untuk jangka menengah dan

panjang perlu dilakukan dengan membangun pusat kota, sub pusat

kota dan permukiman perkotaan yang secara spatial bergeser ke

arah Timur pada kawasan yang aman dari bancana tsunami, yaitu

ke pinggiran memasuki wilayah bagian Timur yaitu di Desa Leuhan

Kecamatan Johan Pahlawan atau Kecamatan Meurebo yang berjarak

4 – 5 Km dari Pusat Kota Meulaboh lama.

Sesuai dengan tantangan rawan bencana yang dihadapi, kawasan

perkotaan Meulaboh dikembangkan dengan pusat kota kembar,

yaitu:

Pertama, Pusat Kota Lama dengan pengembangan disekitar

Pelabuhan Laut Meulaboh, berupa pusat bisnis (CBD) untuk

fungsi tertentu (pelabuhan, oil bunker, pergudangan, jasa

perdagangan) dan kawasan permukiman secara selektif, serta

akan dibangun Tugu Peringatan Tsunami dan Musium Bencana

Tsunami.

Kedua, pusat kegiatan pemerintahan dan pelayanan sosial

utama serta permukiman baru akan dilakukan pada kawasan

yang relative aman di Desa Leuhan Kecamatan Johan Pahlawan

atau di Ujung Tanjong, Kecamatan Meurebo.

Agar berfungsi secara efisien, diperlukan dukungan infrastruktur

transportasi perkotaan yang melayani setiap bagian wilayah

perkotaan (antar kedua Pusat Perkotaan, Pusat perkotaan dengan

Sub Pusat Perkotaan, Pusat Perkotaan ke Pelabuhan Meulaboh) dan

antar kota secara regional jalan lintas pantai barat menuju Banda

Aceh (Utara) dan Tapaktuan (Selatan) dan Tutut (Timur).

Halaman 3- 50

Page 51: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Secara umum pendekatan bagi penanganan penataan kembali di

Kabupaten Aceh Barat dan Kota Meulaboh pasca bencana gempa

dan tsunami adalah sebagai berikut :

Pusat pelayanan pemerintahan dan fungsi sosial perlu segera

dipulihkan kembali dengan memfungsikan sementara pusat-

pusat pelayanan lama yang masih dapat direhabilitasi, namun

bagi pembangunan baru diarahkan pada lokasi yang aman

dan dikembangkan secara bertahap (gradual) di lokasi baru.

Pembangunan perumahan baru diarahkan pada lokasi

permukiman yang berada pada zona pengembangan (zona

aman) di Leuhan, Suak Nie, Ujung Tanjong, Cot Seulamat dan

Cot Seumereng.

Pembangunan kembali permukiman yang tidak dapat

dihindari di lokasi semula yang terkena bencana, harus diikuti

dengan persyaratan ketat, serta tidak diperkenankan

dilakukan pemadatan bangunan (infill) atau peningkatan

kerapatan bangunan dari kondisi sebelum bencana.

Pembangunan permukiman juga perlu dilengkapi dengan

Escape Road dan Escape Building yang dapat dicapai

maksimal antara 5 - 10 menit, berupa bangunan vertikal

dengan lantai bawah terbuka untuk mengurangi beban

horizontal pada struktur.

Untuk menghindari pembangunan kembali permukiman yang

tidak teratur dan tidak memenuhi syarat (kumuh) di pusat

kota Meulaboh, perlu dilakukan pendekatan urban renewal

dan land consolidation.

Mengembangkan Kawasan Penyangga (Buffer Zone) atau

kawasan hijau berupa hutan pantai sepanjang 60 Km dari

Kecamatan Meureubo hingga Arongan Lambele dengan

tanaman bakau, waru laut, ketapang dan cemara (disesuaikan

dengan jenis tanah kawasan pesisir Aceh Barat) dengan

ketebalan 100 - 300 m, kerapatan 30 - 40 pohon per 100 m³,

diameter pohon 15 cm dapat meredam 50 % energi

gelombang tsunami.

Penataan CBD lama untuk fungsi tertentu (pelabuhan, oil

bunker, pergudangan dan jasa perdagangan) serta

permukiman terbatas dilakukan dengan dukungan teknologi

tahan gempa dan tsunami, yang dilengkapi dengan Escape

Building yang dapat dicapai dalam waktu maksimal 5 menit di

kawasan tepi pantai dan 10 menit pada kawasan yang

berjarak lebih dari 300 meter dari garis pantai. Disamping itu

perlu dibangun rencana untuk escape road menuju lokasi-

lokasi aman dari tsunami.

Halaman 3- 51

Page 52: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Memfungsikan kembali sistem prasarana regional berupa

pelabuhan Laut Meulaboh dan jalan akses regional untuk

melayani kegiatan perdagangan di pantai barat NAD.

Diperlukan system peringatan dini (Early Warning System)

dan Disaster Management berbasis Rencana Tata Ruang.

Lebih jelas mengenai struktur ruang Kota Meulaboh dapat dilihat

pada Gambar 2.4.

Halaman 3- 52

Page 53: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 53

Page 54: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.2.3.3. Rencana Pola Ruang

Pola ruang Kabupaten Aceh Barat direncanakan terbagi kedalam 4

(empat) zona yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah yang

rawan bencana, meliputi zona-zona sebagai berikut :

1) N1 : Zona Penyangga (Buffer Zone) Pantai.

Zona yang berada di sepanjang pantai ditepi muka air pasang

berjarak minimal 100 meter dari pasang laut tertinggi dengan

ketebalan bervariasi antara 100 – 300 meter dengan fungsi

utamanya sebagai Buffer Zone (wave breaker). Pada zona N1

ini diperkenankan ada bangunan secara terbatas dengan

persyaratan ketat.

2) N2 : Zona Budi Daya Terbatas.

Zona yang dicapai oleh gelombang Tsunami yang berjarak

bervariasi antara 300 – 1000 meter dengan fungsi utamanya

sebagai lahan budidaya pertanian dan tanaman keras dan

perikanan yang berfungsi mereduksi gelombang, serta

permukiman penduduk dan nelayan kepadatan rendah, Tempat

Pelelangan Ikan (TPI), kota lama yang dipertahakan fungsinya

dengan persyaratan ketat, taman kota dan lapangan olah raga.

yang dilengkapi dengan disaster mitigation plan.

3) B1 : Zona Budi Daya.

Zona Budi Daya (zona antara) pada perbatasan yang dicapai

gelombang Tsunami dengan dengan zona aman, yang

dimanfaatkan untuk kegiatan jasa dan perdagangan, serta

permukiman kepadatan rendah sampai sedang.

4) B2 : Zona Aman / Zona Pengembangan.

Zona yang aman dari terpaan gelombang Tsunami dengan

pemanfaatan ruang sebagai pusat kegiatan bisnis (CBD),

pelayanan sosial dan permukiman perkotaan sampai

kepadatan tinggi, disesuaikan dengan kondisi daya dukung

lahan setempat dan pemanfaatan ruang yang ada.

Berdasarkan pembagian zonasi tersebut di atas, maka

pengembangan kota Meulaboh dapat diarahkan struktur dan pola

pemanfaatan ruangnya sebagai berikut :

Halaman 3- 54

Page 55: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

1. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Penyangga Pantai

(Buffer Zone) :

Zona ini berada disepanjang pesisir pantai Meulaboh dengan

dengan jarak bervariasi antara 100 m s/d 300 m dari garis

pantai, dengan struktur dan pola pemanfaatan ruangnya

meliputi :

Fungsi Utama, Buffer Zone dengan pemanfaatan ruang

sebagai hutan manggrove atau tanaman penyangga

lainnya (waru laut, cemara, ketapang, kelapa dll),

disesuaikan dengan jenis tanah pesisir pantai.

Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi:

o Hutan mangrove dan tanaman penyangga lain ditanam

dengan mengikuti garis pantai dengan ketebalan 100 –

300 meter dari garis pantai dan dengan kerapatan 30 –

40 pohon per 100 m2.

o Daerah pantai yang terkikis/tenggelam tidak

diperkenankan ada bangunan dan hanya diperuntukkan

bagi hutan mangrove atau tanaman penyangga

lainnya.

Fungsi lain yang dimungkinkan, meliputi :

o Pantai terbuka / pariwisata

o Taman kota/ lapangan olah raga

o Pelabuhan dan tempat penimbunan barang

o Pusat Pendaratan Ikan (PPI)

o Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

o Permukiman (terutamja Nelayan) dengan persyaratan

ketat

o Kawasan Musium Tsunami (kawasan Tsunami Heritage)

o Bangunan Khusus (oil bunker, instalasi militer dan

lainnya).

Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :

a. Seluruh bangunan umum dan khusus disyaratkan

menggunakan struktur bangunan tahan gempa dan

tahan terhadap hantaman gelombang tsunami sesuai

Building Code.

b. Semua fasilitas umum, taman, tempat olah raga dan

bangunan lainnya harus dilengkapi dengan escape road

dan escape zone/escape building.

Halaman 3- 55

Page 56: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

c. Permukiman (diutamakan nelayan) dibangun untuk

menampung penduduk yang ingin kembali ke lokasi

semula sebelum terjadinya bencana, yang dibangun

secara terbatas dengan persyaratan ketat sesuai

building code dan dilengkapi disaster escape facilities.

d. Pada bangunan yang menghadap pantai, dibagian

muka dan belakang harus ditanami tanaman

penyangga secara berlapis yang dapat mereduksi

gelombang.

e. Perlu dibangun jalan yang sejajar garis pantai sebagai

pemecah gelombang dan akses jalan vertikal dengan

garis pantai sebagai escape road ke daerah aman.

f. Dilengkapi dengan peralatan peringatan dini (Early

Warning System) dan management disaster mitigation,

serta escape facilities (vertikal, horizontal).

2. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Budidaya Terbatas :

Zona ini berada dibelakang zona Penyangga Pantai (Buffer

Zone) yang berada antara 300 m s/d 1000 m dari garis pantai,

dengan struktur dan pola pemanfaatan ruangnya meliputi :

Fungsi Utama, meliputi :

a. Buffer Zone untuk mereduksi gelombang.

b. Budidaya pertanian tanaman keras dan perikanan

c. Taman kota/lapangan olah raga.

Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :

a. Mengikuti batas Zona Penyangga Pantai sampai 1000

meter kearah darat.

b. Mampu mereduksi energi gelombang tsunami.

c. Pematang tambak sebanyak mungkin yang sejajar garis

pantai dan ditanami dengan tanaman penyangga untuk

mereduksi energi gelombang.

d. Bangunan umum disyaratkan menggunakan struktur

bangunan tahan gempa dan gelombang tsunami sesuai

building code, dan berlantai lebih dari 1 lantai.

e. Semua fasilitas umum, taman, lapangan olah raga

olahraga dan bangunan lainnya harus dilengkapi

dengan escape road dan escape zone/escape building.

f. Perlu dibangun jalan sejajar dengan garis pantai

sebagai pemecah gelombang dan akses jalan vertikal

Halaman 3- 56

Page 57: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

dengan garis pantai sebagai escape road ke daerah

aman.

g. Dilengkapi dengan peralatan peringatan dini (Early

Warning System) dan management disaster mitigation,

serta escape facilities (vertikal, horizontal).

Fungsi lain yang dimungkinkan, meliputi :

a. Kawasan Perkotaan terbatas, dengan persyaratan ketat

sebagai upaya mempertahankan fungsi kota lama

secara terbatas.

b. Industri perikanan

c. Pergudangan dan jasa perdagangan.

d. Permukiman kepadatan rendah dengan persyaratan

ketat.

Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :

a. Kawasan kota lama terutama difungsikan sebagai pusat

perdagangan dan jasa. Untuk perumahan di kawasan

kota lama hanya diperuntukkan bagi penduduk lama

yang kembali menempati lokasi semula dengan

persyaratan ketat sesuai building code.

b. Bangunan umum dan pusat bisnis disyaratkan

menggunakan struktur bangunan tahan gempa dan

gelombang tsunami sesuai building code, serta

berlantai lebih dari 1 lantai.

c. Untuk menghindari terjadinya pembangunan kembali

permukiman di kawasan kota lama yang tidak

memenuhi syarat (kumuh) dan tidak teratur, maka

perlu dilakukan pengaturan melalui Urban Renewal dan

Land Consolidation.

d. Land mark kota perlu dipertahankan, dapat berupa

tugu atau bangunan bersejarah dan urban heritage.

e. Permukiman diluar kawasan kota lama dibangun secara

terbatas hanya untuk penduduk lama dengan

kepadatan rendah ( 100 jiwa / hektar) dengan

persyaratan bangunan sesuai building code dan

dilengkapi escape facilities.

f. Industri perikanan dapat dibangun dengan dilengkapi

penanganan polusi limbah ikan.

b. Persyaratan jalan dan managemen disaster mitigation

dan escape facilities sama dengan fungsi utama

3. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Budidaya :

Halaman 3- 57

Page 58: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Zona ini merupakan zona transisi yang berbatasan dengan

zona aman atau zona pengembangan yang berada di

sepanjang jalan Nasional dan rencana jalan Nasional (Jalan

Imam Bonjol). dengan struktur dan pola pemanfaatan ruangnya

meliputi :

a. Kegiatan jasa dan perdagangan

b. Kegiatan fasilitas umum dan sosial yang antara lain

berupa; rumah sakit, peribadatan, sekolah, pasar, terminal

bus, ruang publik , dan lain-lain.

c. Perkantoran pemerintah terbatas (mempertahankan

yang sudah ada).

d. Landmark kota yang berupa lingkungan Masjid Raya.

e. Permukiman kepadatan rendah sampai sedang.

Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :

a. Untuk bangunan umum dan bisnis dengan persyaratan

tahan gempa dan berlantai lebih dari satu lantai.

b. Mencerminkan arsitektur berciri khas dengan budaya

setempat.

c. Untuk perumahan dengan persyaratan tahan gempa.

d. Perlu dibangun jalan akses vertikal dengan garis pantai

sebagai escape road ke daerah aman.

b. Dilengkapi dengan peralatan peringatan dini (Early

Warning System) dan management disaster mitigation.

4. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Pengembangan

(Zona Aman) :

Zona ini merupakan zona aman terhadap bahaya Tsunami yang

diperuntukan bagi pengembangan perkotaan dengan struktur

dan pola pemanfaatan ruangnya meliputi:

a. Pengembangan permukiman perkotaan dengan

kepadatan sedang sampai tinggi,

b. Pengembangan fasilitas pelayanan pusat permukiman

yang antara lain berupa ; fasilitas pendidikan, kesehatan,

pasar, peribadatan, perkantoran pemerintah, Pusat Kota

dan Sub Pusat Kota baru, serta pengembangan pusat

fasilitas sosial skala regional dan kota.

c. Untuk kawasan zona aman yang kesesuaian lahannya

tidak sesuai bagi pengembangan perkotaan (lahan

gambut dan rawa) atau peruntukan ruang yang ada

sebagai lahan perkebunan/pertanian, diarahkan tetap

sebagai kawasan perkebunan/pertanian.

Halaman 3- 58

Page 59: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :

a. Bangunan tahan gempa dan aman dari bahaya bencana

alam lainnya (banjir, longsor).

b. Infrastruktur pendukung harus tertata dengan baik.

c. Jaringan jalan lokal harus tersistem dengan sistem

jaringan jalan kota dan regional secara berhirarki, serta

memiliki akses yang baik ke pusat kota lama. Jaringan

jalan ini juga berfungsi sebagai jalur untuk pengungsian

bagi penduduk di wilayah hilirnya.

Agar lebih jelasnya tentang konsep zonasi pemanfaatan ruang dan

Rencana Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh dapat dilihat pada

Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.

Halaman 3- 59

Page 60: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 60

Page 61: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 61

Page 62: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 62

Page 63: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Halaman 3- 63

Page 64: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.2.4. RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN ACEH

BARAT – 01 (KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN DAN

MEUREUBO)

2.2.4.1. Konsep Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Meulaboh

Rencana struktur pelayanan kegiatan di kawasan perkotaan

Meulaboh yang meliputi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Johan

Pahlawan dan Meureubo yang terdiri dari 47 desa dibagi menjadi

unit-unit lingkungan yang dilayani oleh masing-masing pusat unit

lingkungan, dan beberapa unit lingkungan dilayani oleh pusat

lingkungan yang lebih besar dan seterusnya.

Pembagian unit lingkungan didasarkan pertimbangan, antara lain :

Batas kesamaan fungsi kegiatan kawasan

Batas-batas fisik alamiah yang mudah diidentifikasi dilapangan,

seperti sungai, jalan, saluran

Batas administrasi (desa, mukim)

Luas kawasan

Keberadaan fasilitas pada kawasan, dan sebagainya.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah implementasi,

pengelolaan dan pengendalian rencana dalam pembangunan dimasa

yang akan datang, serta serta penyesuaian dengan model

pengembangan titik tumbuh (Multi Nuclei Model dan Konsep

Neighbourhood) yang dikembangkan RTRW Kabupaten Aceh Barat.

Pengalokasian pelayanan melalui unit lingkungan ini merupakan

salah satu pendekatan untuk mewujudkan pemerataan

pembangunan kawasan, optimalisasi pemanfaatan ruang dan titik

tumbuhnya pengembangan lokasi-lokasi kegiatan penduduk

sehingga aglomerasi kegiatan pelayanan pada satu simpul tertentu

dapat dihindari.

2.2.4.2. Pola Ruang Kawasan Perkotaan Meulaboh

Pola pemanfaatan Kawasan prioritas/kawasan perencanaan

dikembangkan mengikuti kecenderungan perkembangan yang

terjadi dengan mempertimbangkan optimalisasi pemanfaatan ruang

dan efektifitas pergerakan internal dan eksternal. Ditinjau dari sisi

optimalisasi pemanfaatan ruang, pola yang dikembangkan harus

dapat menampung kegiatan-kegiatan utama, baik yang termasuk

kegiatan permukiman perkotaan maupun kegiatan non permukiman

Halaman 3- 64

Page 65: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

perkotaan. Di bagian utara kota Meulaboh (Zona Aman/Zona

Pengembangan/B2) utamanya adalah kegiatan permukiman,

kegiatan pendidikan. Di bagian selatan kota Meulaboh (Zona

Budidaya) utamanya adalah kegiatan perdagangan dan jasa,

perkantoran dan pelayanan umum. Selain itu pemanfaatan

ruang kota akan memperhatikan aspek-aspek kelestarian

lingkungan, dengan mengalokasikan pemanfaatan ruang

untuk konservasi (kawasan perlindungan setempat).

Dan untuk menciptakan pergerakan eksternal dan internal yang

efektif, pola pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan akan

memperhatikan kemungkinan-kemungkinan interaksi antara satu

jenis pemanfaatan dangan pemanfaatan lainnya.

Secara teoritis pola tata yang dikembangkan pada bagian utara

kawasan adalah pola linier, karena bentuk wilayah Meulaboh yang

memanjang dari timur ke barat. Sedangkan pada bagian selatan

kawasan mengikuti perkembangan yang ada arahan pemanfaatan

ruang dalam RTRW. Untuk lebih jelasnya rencana pemanfaatan

ruang kota Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.7

di halaman berikut.

Tabel 2.2

Halaman 3- 65

Page 66: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

66

Page 67: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.2.4.3. Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

Meulaboh

2.2.4.3.1. Air Bersih

Sistem pelayanan air bersih di kota Meulaboh ini termasuk dalam

pengelolaan PDAM Tirta Meulaboh dengan kapasitas 63 liter/detik.

Sedangkan bagian utara kawasan pada umumnya belum dijangkau

pelayanan sistem pelayanan PDAM. Saat ini sedang disusun rencana

teknik perpipaan air bersih ke rumah-rumah (Detail Engineering

Design oleh BRR NAD-Nias).

Penyusunan rencana penyediaan air bersih didasarkan pada rencana

pengembangan pipa-pipa pelayanan oleh PDAM Tirta Meulaboh,

sedangkan besar kebutuhan didasarkan standar. Berdasarkan

analisis dan perhitungan, kebutuhan untuk Kota Meulaboh adalah

sekitar 1.633 m3/hari di BWK I, 5.298 m3/hari di BWK II dan 2.815

m3/hari di BWK III pada tahun 2028. Ketersediaan air bersih

dimanfaatkan juga bagi keperluan rumah tangga dan kebutuhan non

rumah tangga, perdagangan/komersil, perkantoran dan sarana

sosial lainnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai besarnya kebutuhan untuk masing-

masing Sub BWK lingkungan dapat dilihat tahapan pelaksanaan

pembangunannya (Indikasi dan Prioritas Program). Untuk lebih

jelasnya proyeksi kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

2.2.4.3.2. Air Kotor

Sampai saat ini cara pembuangan air kotor di kota Meulaboh dari

hasil kegiatan rumah tangga, sosial dan komersial pada umunya

dilakukan dengan cara membuang langsung ke saluran drainase

alam terdekat (saluran, sungai, alur sungai). Sedangkan sisitem

pembuangan air kotor pada MCK sebagian lagi telah menggunakan

septik tank.

Dengan kata lain, sistem penanganan air kotor dari rumah tangga

termasuk dari pertokoan dilakukan secara on site system (sistem

pembuangan air limbah setempat) dengan menggunakan septic

tank. Pembuangan limbah dari septic tank dilakukan dengan bantuan

armada truk untuk selanjutnya dibuang ke Instalasi Pengolahan

Lumpur Tinja (IPLT).

Mengingat pembangunan suatu sistem pengolahan air kotor

memerlukan biaya yang cukup besar maka sebaiknya sejak awal

pembangunan diterapkan suatu sistem pembuangan air kotor

tertentu yang baik dan terencana sehingga dapat terhindar dari

Halaman 4 - 67

Page 68: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

pencemaran, baik oleh hasil kegiatan rumah tangga, sosial,

komersial maupun industri rumah tangga.

Tabel 2.3 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Perkotaan Meulaboh

Sistem pembuangan air kotor yang dapat diterapkan untuk air

kotor/limbah hasil dari MCK antara lain :

Halaman 4 - 68

BWK IIBWK I BWK IIII

Page 69: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Sistem septic tank tanpa pengolahan atau dengan pengolahan.

Sistem jaringan (rioolering) tanpa pengolahan atau dengan

pengolahan.

Sistem yang cukup sesuai diterapkan di kawasan ini adalah sistem

on site yakni menggunakan septik tank dengan bidang resapan,

dimana air kotor hasil aktifitas MCK ditampung dalam bak khusus

yang tertutup dengan dimensi tertentu dan dapat digunakan secara

umum dengan dimensi standard (2 m x 1 m x 1,5 m) dapat

digunakan oleh 4 buah rumah.

Besarnya volume air kotor yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan

adalah sebesar 70 – 80% dari pemakaian air bersihnya. Perkiraan

jumlah total volume air kotor di kota Meulaboh sekitar 5.520

liter/detik di BWK I, 18.240 liter/detik di BWK II dan 9.840 liter/detik

pada tahun 2028 (Lihat Tabel 2.4).

Tabel 2.4 Proyeksi Volume Air Kotor di Perkotaan Meulaboh

BWK I BWK II BWK III

Halaman 4 - 69

Page 70: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.2.4.3.3. Drainase

Jaringan saluran drainase/air hujan umumnya terbagi atas 3 bagian

yaitu jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier.

Jaringan primer berupa sungai/anak sungai atau saluran relatif besar

sebagai badan air penerima yang menampung aliran dari saluran-

saluran. Jaringan sekunder berfungsi sebagai penerima saluran yang

berasal dari kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan lain-

lain. Sedangkan jaringan tersier merupakan saluran air yang

menerima aliran air langsung dari perumahan atau bangunan

lainnya.

Sistem drainase yang digunakan ada 2 (dua) macam yaitu sistem

drainage tertutup dan sistem drainasi terbuka. Sistem drainase

tertutup dipergunakan pada kawasan dengan tingkat kepadatan

bangunan tinggi misalnya untuk kawasan perdagangan. Sedangkan

sistem saluran terbuka digunakan pada kawasan dengan kepadatan

bangunan rendah dan pada umumnya diterapkan pada kawasan

perumahan.

Sesuai dengan pembahasan bab sebelumnya, permasalahan drainase

kawasan perkotaan Meulaboh merupakan masalah yang berkaitan

erat dengan sistem drainase Kabupaten Aceh Barat ditambah lagi

kerusakan sistem dan munculnya kantong-kawasan genangan baru

yang diakibatkan tsunami, sehingga perencanaan yang disusun

secara parsial belum tentu akan menyelesaikan kawasan ini dari

persoalan banjir (bebas banjir).

Namun untuk mengurangi akibat-akibat genangan yang meluas bila

terjadi hujan dapat dilakukan upaya, salah satunya adalah optimasi

saluran yang ada dan membuat saluran baru. Optimasi saluran yang

direncanakan tersebut adalah di desa-desa seperti Seuneubok (5

titik), Ujong Kalak, Suak Sigandeng, Lapang, Pasi Aceh Teungoh,

Sumber Batu, Pasi Masjid, Peunaga Rayeuk, Pulo Teungoh, Ranto

Payang Timur, Paya Baro, dan Peunaga Cut Ujong. Dan pembuatan

saluran drainase utama (Main Drain) adalah di desa Seuneubok (2

lokasi), Ujong Kalak, Suak Sigandeng, Lapang, Pasir, Pasi Masjid,

Langung, Peunaga Rayeuk, Mesjid Tuha, Pulo Teungoh, Ranto

Payang Timur dan Paya Baro.

Untuk kawasan lain di kota Meulaboh pengembangan saluran

drainase direncanakan dengan mengoptimasikan saluran drainase

yang sudah ada dan pembuatan saluran sekunder baru, sedangkan

rencana saluran tersier tergantung dari rencana tapak-tapak

bangunan dari kawasan perumahan baru yang akan dibangun.

Halaman 4 - 70

Page 71: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Perencanaan jaringan drainase pada kawasan perumahan baru

tersebut, diusahakan mengikuti saluran sekunder dan pola jaringan

jalan yang ada. Lebar saluran primer kurang lebih 2 meter dan

saluran sekunder 1 meter. Optimasi dilakukan dengan :

Memperbaiki konstruksi saluran yang telah rusak,

mengembalikan atau bila perlu menambahkan kedalaman

saluran tanpa menimbulkan perubahan terhadap arah dan

kecepatan aliran normal.

Pengerukan sampah dan endapan yang ada di dalam saluran.

Selain itu, kawasan ini ditinjau dari segi topografinya

memungkinkan untuk dibuat kolam-kolam penampung air

(tandom) karena memiliki topografi yang relatif datar, namun

masalahnya adalah stabilitas agrerat tanah/lahan yang kurang

sehingga tanahnya mudah terkikis oleh erosi.

Merencanakan alinemen saluran-saluran sekunder yang baru

berdasarkan interpretasi peta foto udara dan pengamatan

lapangan.

Halaman 4 - 71

Page 72: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.2.4.3.4. Persampahan

Perkiraan jumlah volume timbulan sampah untuk kawasan perkotaan

Meulaboh per BWK adalah sebesar 87.243,00 liter/hari di BWK I,

286.172,25 liter/hari di BWK II dan 151.469,50 liter/hari di BWK III

pada tahun 2028 (Lihat Tabel 2.5).

Tabel 2.5 Proyeksi Timbulan Sampah di Perkotaan Meulaboh

No URAIAN SATUAN

BWK I BWK II BWK III

PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK

TAHUN 2028 TAHUN 2028 TAHUN 2028

26844 88053 46606

1 Sampah Domestik (SD) 2.5 lt/org/hr 67,110.00 220,132.50 116,515.00

2 Sampah Non Domestik (SND) 30 % dari SD 20,133.00 66,039.75 34,954.50

3 Total Timbulan Sampah Lt/hr 87,243.00 286,172.25 151,469.50

4

Timbulan Sampah (TS) M3/Hr 87.24 286.17 51.47

- Volume sampah tak terlayani 40 % dari TS 34.90 114.47 60.59

- Volume sampah terlayani 60 % dari TS 52.35 171.70 90.88

5

Kebutuhan Sarana

- Gerobak Sampah (2 rit/hr) 1 M3 26 86 45

- TPS 5 M3 10 34 18

- Arm Roll Container (2 rit/hr) 4 M3 3 9 5

Sumber : Hasil Analisis dan Rencana

Sistem penanganan sampah idealnya dilakukan secara bertahap,

yang dimulai dari lokasi rumah tangga masing-masing, pertokoan,

kantor dan sebagainya dikumpulkan dalam penampungan sampah

sementara, penempatan bak sampah untuk individual untuk kawasan

permukiman diletakkan di depan masing-masing bangunan tersebut.

Kebanyakan penduduk membuang sampah disembarang tempat,

pinggir jalan bahkan tidak jarang membuang sampah di saluran dan

tempat terbuka. Oleh karena itu sistem direncanakan adalah secara

kolektif dan terorganisir. Rencana penanganan sampah meliputi

mulai dari pewadahan, pengumpulan sampah dan pengangkutan

sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sampah yang dihasilkan diangkut dengan gerobak besar sampai

kemudian dibuang ketempat pembuangan sampah sementara (TPS)

Halaman 4 - 72

Page 73: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

selanjutnya diangkut dan dibuang ketempat ke TPA Kabupaten Aceh

Barat yang terletak di Gampong Jawa. Akan tetapi TPA ini

mengalami kerusakan akibat bencana dan sedang direncanakan

pengembangan pada site baru yang lokasinya di Desa Gunung

Matai.

Rencana pengangkutan dari rumah ke rumah menuju TPS (Tempat

Pembuangan sampah Sementara) mempergunakan gerobak volume

1 – 1,5 m3. Sedangkan dari TPS ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

mempergunakan truk pengangkut sampah (dump truck) volume 4

m3.

A. Pewadahan dan Pengumpulan Sampah

Kegiatan pewadahan dilakukan di rumah-rumah, pertokoan

ataupun pada kantor-kantor dengan menggunakan tong-tong

sampah. Sedangkan sarana pengangkutan sampah yang

digunakan adalah gerobak sampah dengan volume 1,5 m3 yang

akan membawa timbulan sampah dari rumah ke Tempat

Pembuangan Sementara (TPS).

Sebelum diangkut ke TPA, timbulan sampah dari gerobak-

gerobak dikumpulkan ke TPS (Tempat Pembuangan sampah

Sementara), yang dapat berupa TPS permanen atau non

permanen (kontainer).

Pelayanan TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang

direncanakan termasuk ke dalam Zone C (Dinas Kebersihan

dan Pertamanan), maka untuk Kecamatan Johan Pahlawan TPS

yang direncanakan hanya dilakukan penambahan sebagai

berikut :

1. Lokasinya di Desa Ujong Kalak sebanyak 2 TPS, dengan

wilayah pelayanan tidak terbatas.

2. Lokasinya di Desa Suak Sigandeng sebanyak 1 TPS, dengan

wilayah pelayanan tidak terbatas.

3. Lokasinya di Desa Lapang sebanyak 3 TPS, dengan wilayah

pelayanan tidak terbatas.

Sedangkan lokasi TPS untuk Kecamatan Meureubo

direncanakan adalah sebagai berikut :

1. Lokasinya di Desa Pasi Aceh Tunong sebanyak 4 TPS,

dengan wilayah pelayanan terbatas.

2. Lokasinya di Desa Bukit Jaya sebanyak 2 TPS, dengan

wilayah pelayanan tidak terbatas.

3. Lokasinya di Desa Sumber Batu sebanyak 5 TPS, dengan

wilayah pelayanan terbatas.

Halaman 4 - 73

Page 74: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

4. Lokasinya di Desa Pasi Masjid sebanyak 4 TPS, dengan

wilayah pelayanan terbatas.

5. Lokasinya di Desa Langgung sebanyak 8 TPS, dengan

wilayah pelayanan terbatas.

6. Lokasinya di Desa Peunaga Rayeuk sebanyak 2 TPS,

dengan wilayah pelayanan tidak terbatas.

7. Lokasinya di Desa Masjid Tuha sebanyak 4 TPS, dengan

wilayah pelayanan tidak terbatas.

8. Lokasinya di Desa Pulo Teungoh sebanyak 4 TPS, dengan

wilayah pelayanan tidak terbatas.

9. Lokasinya di Desa Ranto Payang Timur sebanyak 1 TPS,

dengan wilayah pelayanan tidak terbatas.

10.Lokasinya di Desa Paya Peunaga sebanyak 9 TPS, dengan

wilayah pelayanan terbatas.

B. Rencana Pelayanan Pengangkutan

Jalur-jalur atau rute pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

sesuai dengan rencana penempatan TPS (kontainer) adalah

sebagai berikut :

1. Jalur 1 : kantor pelayanan Desa Suak Sigading Desa

Ujong Kalak via Jl. Iskandar Muda Jl. Gajah Mada TPA.

2. Jalur 2 : kantor pelayanan Desa Suak Nie Desa Suak

Raya Desa Drien Rampak via Jl. Imam Bonjol Jl. Gajah

Mada Jl. Nasional TPA.

3. Jalur 3 : Kantor pelayanan Jl. Yos Sudarso Jl. Merdeka Jl. Teuku Umar Jl. Nasional TPA.

4. Jalur 4 : Kantor pelayanan Desa Blang Beurandang Desa Ujong Blang Desa Gampa Jl. Nasional TPA.

5. Jalur 5 : Kantor pelayanan Desa Pasi Masjid Desa

Lapang Jl. Sisimangaraja Jl. Gajah Mada TPA.

6. Jalur 6 : Kantor pelayanan Jl. Nasional Desa Masjid Tuha

Desa Pulo Teungoh Desa Pasi Aceh Tunong TPA.

7. Jalur 7 : Kantor pelayanan Desa Bukit Jaya Desa

Sumber Batu TPA.

8. Jalur 8 : Kantor pelayanan Desa Langgung Desa

Peunaga Rayeuk TPA.

9. Kantor pelayanan Desa Paya Peunaga Desa Ranto

Payang Timur TPA.

10. Kantor pelayanan Desa Peunaga Cut Ujong via Jl.

Meulaboh – Tapak Tuan Desa Peunaga Pasi TPA.

11. Kantor Peulayanan Desa Meureubo Desa Ujong Drien TPA.

Halaman 4 - 74

Page 75: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.3. SPPIP

2.3.1. VISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA MEULABOHVisi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Meulaboh

adalah Terwujudnya Permukiman dan infrastruktur Kota Meulaboh yang

Aman, Berwawasan Lingkungan dan Bernuansa Adat Islami

2.3.2. MISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN KOTA MEULABOH

Misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Meulaboh

yang telah dirumuskan dan disepakati adalah:

1. Mewujudkan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

yang memenuhi rasa aman bagi masyarakat, Teratur, Sehat, Bersih

dan Hijau

2. Meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat terhadap

Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Permukiman perkotaan

3. Mewujudkan Tata Kelola Permukiman Perkotaan yang cepat dan

tepat serta Bernuansa Adat Islami

2.3.3. STRATEGI PENCAPAIAN VISI DAN MISI PENGEMBANGAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA

MEULABOH

Strategi dalam rangka mewujudkan pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan yang memenuhi rasa aman bagi masyarakat,

Teratur, Sehat, Bersih dan Hijau (Misi 1), dapat dilakukan dengan:

1. Memperjelas status dan fungsi lahan pada kawasan permukiman

sesuai dengan arahan tata ruang kota

2. Merelokasi permukiman yang berada pada kawasan sempadan dan

kawasan bahaya bencana alam

3. Melakukan perbaikan/urban upgrading pada kawasan

perkampungan nelayan, kawasan tepi sungai dan kawasan padat

penduduk

4. Mengembangkan kawasan permukiman baru

5. Menyiapkan dukungan infrastruktur permukiman dan perkotaan

Halaman 4 - 75

Page 76: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

6. Menyediakan kawasan hijau kota (RTH) dan kawasan pantai

sebagai wilayah konservasi

Strategi dalam rangka meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian

Masyarakat terhadap Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Permukiman perkotaan (Misi 2), dapat dilakukan dengan:

1. Melibatkan masyarakat dalam usaha pengelolaan dan

pemeliharaan infrastruktur permukiman

2. Melakukan sosialisasi manajemen bencana dan adaptasi

perubahan iklim

3. Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam

pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur permukiman

Strategi dalam rangka mewujudkan Tata Kelola Permukiman Perkotaan

yang cepat dan tepat serta Bernuansa Adat Islami (Misi 3), dapat

dilakukan dengan:

1. Mengembangkan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang

menggunakan teknologi ramah lingkungan

2. Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan pengelola

infrastruktur permukiman dan perkotaan

2.3.4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENCAPAIAN VISI DAN MISI

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN KOTA MEULABOH

Usaha pencapaian visi dan misi pengembangan permukiman dan

infrastruktur perkotaan Meulaboh ini akan sangat ditentukan oleh

faktor-faktor penting berikut ini:

1. Teknis

Faktor teknis yang turut mempengaruhi diantaranya faktor

teknis alamiah (faktor alami) misalnya jika terjadi perubahan

fisik alamiah kawasan seperti perubahan pola fisik lahan akibat

bencana, perubahan fungsi lahan yang tidak terkendali dan

lainnya.

Ketersediaan dokumen perencanaan teknis yang terintegrasi,

komprehensif dan terukur

2. Sosial

Dukungan dari berbagai pihak (pemerintah, swasta dan masyarakat)

dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi

3. Sumber daya manusia

Ketersediaan dan kesiapan sumberdaya manusia yang kompetitif

dalam mengawal berbagai kegiatan pembangunan mulai dari proses

awal sampai akhir

Halaman 4 - 76

Page 77: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

4. Manajemen dan Kelembagaan

Dukungan manajemen kelembagaan dalam tata pengelolaan

kegiatan pembangunan yang efektif dan efesien dan

perumusan kebijakan yang terintegrasi dengan memadukan

berbagai sumberdaya yang ada.

Transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahapan kegiatan

pembangunan mendorong tumbuhnya tingkat kepercayaan

publik dan ikut serta dalam mensukseskan setiap program

pembangunan pemerintah

5. Keuangan/Pembiayan

Penyediaan pembiayaan/pendanaan menjadi salah satu indikator

srategis dalam memperlancar proses implementasi berbagai

kegiatan guna mencapai tujuan pembangunan.

2.3.5. TARGET PENCAPAIAN VISI DAN MISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA MEULABOH

Target pencapaian Visi dan Misi pengembangan permukiman dan

infrastruktur perkotaan Meulaboh dirumuskan yang akan dijadikan

ukuran pencapaian sampai akhir tahun perencanaan adalah seperti

pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Ukuran Capaian Visi dan Misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Meulaboh

MISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

UKURAN CAPAIAN

Mewujudkan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang memenuhi rasa aman bagi masyarakat, Teratur, Sehat, Bersih dan Hijau

Masyarakat Kota Meulaboh tinggal di permukiman yang sehat dan amanTersedianya akses yang cukup terhadap infrastruktur permukiman

Meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat terhadap Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Permukiman perkotaan

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan permukiman dan infrastruktur perkotaan

Mewujudkan Tata Kelola Permukiman Perkotaan yang cepat dan tepat serta Bernuansa Adat Islami

Meningkatnya pelayanan infrastruktur permukiman perkotaan

Halaman 4 - 77

Page 78: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

2.3.6. RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA MEULABOH

Rencana strategis pembangunan bidang permukiman dan infrastruktur

perkotaan Meulaboh yang telah dirumuskan dibagi dalam beberapa

aspek agar usaha implementasi dan pencapaiannya menjadi lebih

efektif serta memudahkan dalam mengindikasikan pelaku utamanya,

sebagai berikut:

1. Strategi pembangunan fisik permukiman dan infrastruktur perkotaan

Meulaboh:

Menyediakan kawasan hijau kota (RTH) dan kawasan pantai

sebagai wilayah konservasi

Merelokasi permukiman yang berada pada kawasan sempadan

dan kawasan bahaya bencana alam

Mengembangkan kawasan permukiman baru

Menyiapkan dukungan infrastruktur permukiman dan perkotaan

Mengembangkan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang

menggunakan teknologi ramah lingkungan

Melakukan perbaikan/urban upgrading pada kawasan

perkampungan nelayan, kawasan tepi sungai dan kawasan padat

penduduk

2. Strategi pemberdayaan ekonomi yang mendukung keberlanjutan

program strategis pengembangan permukiman dan infrastruktur

perkotaan

Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi lokal

3. Strategi pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya untuk

mengimplementasikan program strategis pengembangan

permukiman dan infrastruktur perkotaan

Melibatkan masyarakat dalam usaha pengelolaan dan

pemeliharaan infrastruktur permukiman

4. Strategi pengembangan sosial dalam pembangunan permukiman

dan infrastruktur perkotaan

Melakukan sosialisasi manajemen bencana dan adaptasi

perubahan iklim

Melakukan sosialisasi Tata bangunan dan lingkungan

5. Strategi pengembangan kelembagaan untuk mendukung program

strategis pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan

Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam

pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur permukiman

Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan pengelola

infrastruktur permukiman dan perkotaan

6. Strategi penguatan hukum dan peraturan untuk menjamin

Halaman 4 - 78

Page 79: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

pelaksanaan program strategis pengembangan permukiman dan

infrastruktur perkotaan

Memperjelas status dan fungsi lahan pada kawasan permukiman

sesuai dengan arahan tata ruang kota

Rumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur

perkotaan Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.1.

Rumusan program strategis dan pentahapan pengembangan

permukiman dan infrastruktur perkotaan Meulaboh dapat dilihat pada

Tabel 2.3.

Sedangkan peta strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur

kawasan prioritas perkotaan Meulaboh dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Halaman 4 - 79

Page 80: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Tabel 2.2

Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Meulaboh

80

Page 81: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Page 82: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Tabel 2.3

Pentahapan Program Stategis Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Meulaboh

Page 83: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

Page 84: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH

No KawasanKesesuaian dengan Arah

dan Kebijakan

Status Pengembanga

n Kawasan

Kondisi Perkembanga

n Kawasan

Cakupan Pelayanan

Infrastruktur

Tipologi Kebutuhan Pengembangan

1

Kawasan Pengembangan Permukiman Johan Pahlawan

Kawasan Permukiman Relokasi Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak

Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur

Kawasan Permukiman Padat Penduduk Sesuai Swadaya Terkendali Tidak Layak

Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur

Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi

perkembangannya

Kawasan Potensial Pengembangan Permukiman

Kawasan yang perlu didorong perkembangannya

2Kawasan Pengembangan Permukiman Meureubo

Kawasan Permukiman Relokasi Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak

Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur

Kawasan Permukiman Pesisir Tidak Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak Kawasan yang perlu disesuaikan

kembali dengan rencana/kebijakan

Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi perkembangannya

Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi

perkembangannya

Kawasan Potensial Pengembangan Permukiman

Kawasan yang perlu didorong perkembangannya

3 Kawasan Permukiman Pusat Kota

Kawasan Permukiman Padat Penduduk Sesuai Swadaya Tidak

Terkendali LayakKawasan yang perlu ditata, diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur

Kawasan Permukiman Pesisir Tidak Sesuai Formal Tidak

Terkendali Layak Kawasan yang perlu disesuaikan kembali dengan rencana/kebijakan

Tidak Sesuai Formal Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi perkembangannya

Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi

perkembangannya

4 Kawasan Permukiman Samatiga

Kawasan Permukiman Relokasi Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak Kawasan yang perlu disesuaikan

kembali dengan rencana/kebijakan

Kawasan Permukiman Pesisir Tidak Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak

Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur

Page 85: Bab 2 Kebijakan Permukiman Dan Infra Struktur Perkotaan

RPKPPKOTA MEULABOH