bab 2 kebijakan permukiman dan infra struktur perkotaan
TRANSCRIPT
RPKPPKOTA MEULABOH
BAB 2 KEBIJAKAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERKOTAAN MEULABOH
Kota Meulaboh merupakan kota yang terkena dampak bencana gempa dan
tsunami dan saat ini masih dalam proses untuk rehabilitasi fungsi fungsi
kota yang hancur akibat bencana gempa dan tsunami tersebut. Dalam
kaitannya dengan hal tersebut maka perlu disiapkan suatu konsep
perencanaan kota yang bertujuan untuk mengantisipasi proses rehabilitasi
dan rekonstruksi serta perkembangan fisik kota Meulaboh di masa yang
akan datang, sehingga nantinya diharapkan kota Meulaboh dapat
memberikan pelayanan yang sesuai dengan fungsinya sebagai pusat
pemerintahan kabupaten, di samping dapat berfungsi sebagai pusat
pengembangan bagi wilayah di sekitar secara terarah dan terpadu.
2.1. Profil kawasan perkotaan Meulaboh
2.1.1.Wilayah administrasi Kawasan perkotaan Meulaboh
Kawasan perkotaan Meulaboh meliputi beberapa wilayah
administrasi/otonomi desa yang merupakan wilayah belakang/wilayah
pengaruh kota Meulaboh, desa-desa tersebut adalah terdiri dari 47
(empat puluh tujuh) administrasi desa/kelurahan, yang terletak pada
2 (dua) kecamatan, yaitu kecamatan Johan Pahlawan dan Meureubo
dengan luas wilayah keseluruhan sebesar 39.543 hektar.
Tabel 2.1Pembagian Wilayah Administrasi Kota Meulaboh Tahun 2005
Kecamatan Johan Pahlawan
Kecamatan Meureubo
Kelurahan/ desa
Luas Wilayah
(ha)
Kelurahan/ desa
Luas wilayah(ha)
Suak Indrapuri 329 Peunaga Cut Ujong 1.050Pasar Aceh 196 Gunong Kleng 650Padang Seurahet 490 Peunaga Pasi 400Panggong 212 Peunaga Rayeuk 1.000Kampung Belakang
784 Paya Peunaga 690
Kampung Pasir 196 Langung 969Ujung Kalak 784 Meureubo 460
Halaman 2 - 1
RPKPPKOTA MEULABOH
Kecamatan Johan Pahlawan
Kecamatan Meureubo
Kelurahan/ desa
Luas Wilayah
(ha)
Kelurahan/ desa
Luas wilayah(ha)
Ujung Baroh 784 Ujong Drein 170Rundeng 588 Pasi Pinang 250Kuto Padang 784 Ujong Tanjong 310Drien Rampak 784 Bukit Jaya 750Kampung Darat 588 Buloh 431Gampa 98 Ranto Panyang
Timur600
Seunebok 1.665 Ranto Panyang Barat 600Suak Ribee 1.566 Mesjid Tuha 580Suak Raya 2.643 Ujong Tanoh Darat 540Suak Nie 1.861 Ranub Dong 1.078Lapang 1.273 Pasi Masjid 290Leuhan 1.469 Pulo Teungoh 620Blang Brandang 1.665 Balee 2.200Suak Sigadeng 1.041 Sumber Batu 1.044
Pasi Aceh Baroh 1.150Pasi Aceh Tunong 506Reudeup 455Pucok Reudeup 1.850Paya Baro 1.100
19.800 ha 19.743 ha
39.543
Sumber : Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh Kab. Aceh Barat
2.1.2.Kondisi Fisik Dasar Kota Meulaboh
2.1.2.1. Topografi
Wilayah kota Meulaboh dan sekitarnya memiliki tingkat kemiringan
lereng antara 0-3 % dengan ketinggian tempat rata-rata 0.25 meter
dari permukaan air laut. Secara umum kemiring lereng yang demikian
(0-15 %) sangat sesuai untuk kawasan permukiman, fasilitas kota dan
penyediaan prasarana transportasi, sedangkan kemiringan lereng >
15 % merupakan kawasan yang sangat rawan terhadap bangunan
dan jalan raya. Dari kajian kelerengan kota Meulaboh memiliki lahan
yang sangat sesuai bagi pengembangan kota karena hampir sebagian
wilayahnya memiliki sudut lereng 0-3 %. Tingkat ini dapat dikaitkan
dengan biaya pembangunan, dimana makin tinggi tingkat kemiringan
suatu lahan, akan banyak memakan biaya untuk kegiatan cut and fill
atau pemotongan tanah. Sebaliknya untuk lahan yang terletak rendah
akan diperlukan suatu reklamasi untuk pengembangannya.
2.1.2.2. Struktur Geologi
Batuan induk yang membentuk struktur geologi wilayah Kota
Meulaboh hampir seluruhnya terdiri dari struktur tanah atau
Halaman 2 - 2
RPKPPKOTA MEULABOH
merupakan batuan sedimen dengan klasifikasi halosen dan pilo
halosen. Formasi struktur batuan yang terdapat di wilayah kota
Meulaboh merupakan formasi yang terdiri dari endapan aluvium (Qh)
yang merupakan formasi yang tersusun dari pasir lumpur dan
gambut. Endapan ini termasuk berumur halosen. Sedangkan Formasi
Tutut (QTt) merupakan batuan yang tersusun dari batuan
konglomerat, batu pasir sedikit batu lanau dan batu lumpur. Formasi
ini diduga berumur pliosen.
Jika dilihat kondisi struktur batuan di atas, maka formasi demikian
merupakan akuater yang kurang baik bagi air tanah. Di daerah pantai
endapan aluvial pada umumnya mengandung garam dan air payau.
Sehingga memiliki potensi air tanah yang rendah karena lapisan
akuifer air tanahnya tipis. Untuk ini diperlukan pengamanan terhadap
kawasan hulu sungai untuk menjaga kualitas dan kuantitas
ketersedian air tanah.
Hal lain yang perlu dikaji dan di pertimbangkan kaitannya dengan
struktur geologi adalah jenis tanah, struktur tanah dan kedalam
efektif tanah. Di wilayah kota Meulaboh terdiri dari jenis tanah
alluvial, regosol, podsolik merah kuning dan organosol gleyhumus.
Organosol
Jenis tanah ini biasanya juga disebut sebagai tanah gambut dan
tanah rawa, tanah ini sebagian besar tersusun dari bahan organik
dengan ketebalan yang bervariasi dari hanya sekitar 60 cm
sampai ≥ 2 meter yang mana lapisan berikutnya merupakan
lapisan tanah merah. Tingkat pelapisan tanah ini mulai dari pibrik,
merik dan saprik. Penyebaran tanah ini biasanya terdapat di
daerah rawa-rawa dan hampir sepanjang tahun tergenang
permanen. Sifat fisik tanah gambut ini termasuk jelek, sedangkan
sifat kimianya juga termasuk miskin, sehingga tanpa pengelolaan
dan input yang baik dan memadai potensi tanah ini termasuk
rendah.
Reganosol/Alluvial
Tanah ini pada umumnya belum menujukan perkembangan
penanganan, tekstur tanahnya agak kasar sampai kasar (pasir
sampai pasir berlempung) yang berasal dari endapan marin,
sehingga penyebaran tanah ini sebagian besar terdapat di dataran
pantai. Tanah ini mempunyai permeabilitas yang tinggi dan
infiltrasi yang cepat sampai sangat cepat dan daya menahan
airnya rendah dan sangat peka terdapat erosi.
Podsolik
Halaman 2 - 3
RPKPPKOTA MEULABOH
Jenis tanah ini umumnya di jumpai sebagai tanah podsolik merah
kuning dan juga dalam bentuk kompleks dengan jenis tanah lain
seperti latosol dan litosol. Jenis tanah ini sudah memperlihatkan
perkembangan penampang, dengan penyebaran mulai lahan
bergelombang sampai berbukit. Tanah ini mempunyai sifat kimia
atau tingkat kesuburan yang sangat rendah sedang kan sifat
fisiknya cukup baik tetapi stabilitas agregat tanahnya kurang,
sehingga tanah ini mudah terkikis oleh erosi, reaksi tanah
umumnya masam dan solum tanah agak tebal. Tanah ini
mempunyai produktivitas yang sangat rendah sampai tinggi.
Unsur unsur geologi seperti yang diuraikan di atas pada dasarnya
dapat dijadikan indikator dalam menentukan kesesuaian dan
kemampuan lahan suatu wilyah/kota, terutama kaitannya dalam
menentukan kestabilan lereng, kestabilan pondasi, kondisi saluran
drainase, ketersedian air tanah dan tingkat bahaya terhadap
bencana dan yang lebih utama dalam pengembangan wilayah
adalah untuk menentukan sesuai tidaknya lahan tersebut
dibudidayakan.
2.1.2.3. Hidrologi
Dilihat dari aspek hidrologi, sumber daya air merupakan indikator
terpenting setelah aspek lahannya. Mengingat air merupakan faktor
yang dapat memberikan pemanfaatan untuk keperluan air
bersih/minum, keperluan industri dan pengairan, sehingga
memungkinkan tumbuhnya sumber daya alam lain seperti vegetasi.
Wilayah kota Meulaboh merupakan wilayah yang dialiri dan dilalui
beberapa sungai, salah satunya ialah sungai besar Kr. Meureubo yang
meliputi wilayah kecamatan Sungai Mas, disamping sungai-sungai
lainnya seperti Kr Cangkoy dan Kr. Aneuk Ayee.
Adapun jika ditinjau dan hidrologinya di wilayah kota Meulaboh
terbagi atas dua daerah penyebaran (I dan II) yang mencerminkan
ketersedian air tanah dan produktivitas aquifernya. Kedalaman air
tanah bebas di wilayah kota Meulaboh pada umumnya mempunyai
kedalam antara 0.5-1.5 meter pada wilayah I sedangkan pada
wilayah II mempunyai kedalaman antara 0.5-2, lihat peta hidrologi
pada Gambar 2.2. Kondisi air tanah ini pada umumnya kurang baik
terutama wilayah I, hal ini dikarenakan adanya pencemaran yang
diakibatkan intrusi air laut, sehingga kualitas air menurun. Intrusi air
laut menyebabkan air tanah terasa asin dan kurang baik digunakan
sebagai air minum. Akibatnya kebutuhan air tawar yang memenuhi
standar harus dipenuhi melalui Perusahaan Air Minum (PAM) Tirta
Meulaboh. Namun tingkat pelayanan PAM yang ada sampai saat ini
belum terdistribusi ke seluruh bagian kota. Untuk masa mendatang
Halaman 2 - 4
RPKPPKOTA MEULABOH
diharapkan, supply kebutuhan air bersih dan PAM Tirta Meulaboh
dapat menjangkau seluruh wilayah kota Meulaboh minimal 65%
pelayanan penduduk kota terpenuhi dengan tidak mengabaikan segi-
segi kesehatan yang menjadi syarat utama sanitasi lingkungan.
Sumber air alternatif selain air tanah terdapat adalah air permukaan
(flow) yang berasal dari sungai-sungai yang terdapat di wilayah kota
Meulaboh, potensi Lainnya yaitu mata air yang mempunyai rata-rata
debit 0.2 sampai 5 liter/detik.
Halaman 2 - 5
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 6
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 7
PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 8
RPKPPKOTA MEULABOH
2.1.2.4. Klimatologi
Secara umum wilayah kata Meulaboh memiliki iklim tropis dan
dipengaruhi angin musim kemarau dan musim hujan. Faktor iklim ini
akan sangat mempengaruhi terhadap sistem perhubungan dan
kegiatan kota, sekalipun demikan dalam kegiatan perencanaan kota
harus dapat menyesuaikan dengan keadaan ini.
Temperatur dan Kelembaban Air
Pada umumnya suhu udara di wilayah kota Meulaboh cukup
tinggi. Hal ini dikarenankan wilayah kota Meulaboh merupakan
daerah pantai sehingga banyak mengalami proses penguapan
sinar matahari yang cukup tinggi, akibatnya kawasan pantai akan
mengalami perbedaan kelembaban udara yang cukup besar,
wilayah kota Meulaboh termasuk daerah dengan temperatur
udara sangat tinggi, dengan rata-rata antara 25°C-33°C. Adapun
kelembaban udara wilayah kota Meulaboh berkisar antara 60%-
80%. Kondisi iklim seperti diuraikan di atas, tentu saja tidak akan
berpengaruh langsung dalam kaitannya dengan perencanaan
kota. Namun untuk suatu perencanaan tertentu/khusus, tetap saja
diperlukan kajian khusus yang lebih detail mengenai kondisi iklim
ini, sangat dibutuhkan seperti halnya dalam perencanaan
pelabuhan dan kegiatan industri.
Curah Hujan
Curah hujan rata-rata kota Meulaboh adalah 3.406.9 mm/th atau
rata-rata 283.9 mm/bulan. Bulan basah rata-rata adalah 4 bulan
basah, dengan jumlah hari hujan berkisar antara 8 sampai dengan
27 hari, dan bulan kering rata-rata kurang 2 bulan. Kondisi curah
hujan yang demikian akan sangat menguntungkan terutama
dikaitkan dengan potensi sumber daya alam, karena dapat
menyuburkan tanah pertanian di wilayah ini, di samping juga
menjadi kendala dalam hal terjadinya genangan-genangan/banjir
di berapa bagian wilayah kota, sehingga harus direncanakan
suatu sistem drainase yang baik dan lebih teknis.
2.1.3.Pola penggunaan lahan
Kota Meulaboh dan wilayah sekitarnya, pada saat ini proporsi
penggunaan lahannya masih didominasi oleh fungsi penggunaan
belum terbangun yaitu mencapai 80.25 % dan total luas wilayah
urban yaitu 7.811.13 hektar. Sementara kawasan terbangun hanya
menempati sekitar 19.75 % saja.
Halaman 2 - 9
RPKPPKOTA MEULABOH
Pola penggunaan lahan pada kawasan terbangun terdiri dari
penggunaan kawasan pemukiman penduduk, sarana sosial
(pendidikan, kesehatan, peribadatan), sarana ekonomi
(perdagangan), perkantoran, dan lain sebagainya.
Penggunaan lahan di kota Meulaboh merliputi :
Kawasan perumahan penduduk berpola mengelompok dan
pada umumnya menempati lokasi di sekitar kawasan pusat kota
serta pada lokasi-lokasi searah dengan jaringan jalan utama (pola
linier). Adapun pola perumahan di luar kawasan kota terpancar
berkelompok membentuk perkampungan-perkampungan.
Kawasan perdagangan tumbuh dan berkembang di kawasan
pusat kota mengikuti pola jaringan jalan/linier. Belum mempunyai
kawasan khusus, sehingga tumbuh terpencar pada ruas-ruas jalan
utama bersatu dengan perumahan penduduk.
Kawasan perkantoran, pada umumnya tumbuh terpencar
terutama perkantoran yang mempunyai skala pelayanan lokal. Hal
ini mengakibatkan tidak efisiennya tingkat pelayanan yang
diberikan, sementara untuk perkantoran regional, sebagian ada
yang berkelompok seperti kantor Bupati saat ini dengan kantor
Polisi dan Koramil, sementara sebagian lainnya masih tesebar dan
berkelompok dengan perumahan penduduk dan kegiatan lainnya.
Kawasan-kawasan sosial lainnya (Pendidikan, kesehatan,
peribadatan) lokasinya saat ini tersebar pada setiap bagian
wilayah kota, tidak beraglomerasi pada satu kawasan, kecuali
kawasan pendidikan ada yang berkelompok.
Pola penggunaan lahan di kota Meulaboh di masa mendatang dapat
diarahkan untuk :
Memanfaatkan lahan yang potensil untuk pembangunan fisik kota.
Pemerataan kegiatan-kegiatan perkotaan pada kawasan yang
belum terbangun.
Mengurangi intensitas penggunaan lahan pada kawasan pusat
kota, dengan merangsang pertumbuhan pusat pelayanan pada
kawasan perkotaan lainnya terutama ke kawasan Utara dan Timur
dari kota Meulaboh saat ini.
Merangsang perkembangan ekonomi sektor kota, sehingga terjadi
rembesan-rembesan pertumbuhan/perkembangan fisik pada
kawasan-kawasan yang belum terbangun dengan memberikan
impuls terhadap kawasan yang memiliki peluang berkembang.
Membentuk kegiatan-kegiatan pada lokasi baru, sehingga terjadi
aglomerasi kegiatan pada kawasan lain sehingga diharapkan
Halaman 2 - 10
RPKPPKOTA MEULABOH
aktifitas kegiatan tidak hanya terpusat pada kota Meulaboh pada
saat ini.
Merelokasi kawasan-kawasan yang rawan terhadap adanya
bencana tsunami, yaitu desa Padang Seurahet dan kawasan tepi
pantai seperti desa Ujong Kalak, Kampung Pasir, Suak Indrapuri ke
kawasan yang lebih aman, yaitu kawasan-kawasan di sebelah
Utara dan Timur kota.
Membentuk fungsi lindung dan zona penyanggah pada kawasan
sepanjang tepi pantai sebagai penahan gelombang pasang dan
intrusi air laut.
Halaman 2 - 11
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 12
Garis Pantai
Jalan
Sungai
Batas Desa
Batas Kecamatan
LU
LU
PENYUSUNAN RENCANA RINCITATA RUANG KAWASAN
KOTA MEULABOHKABUPATEN ACEH BARAT
PETA PENGGUNAAN LAHAN
KETERANGAN :
Sumber :Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 50.000, BAKOSURTANALData Pokok Tahun 2000Citra Satelit QuickBird, Tanggal Peliputan 7 Januari 2005Peta Penggunaan Tanah Kecamatan Johan Pahlawan dan MeureboSkala 1 : 10.000, Kantor BPN Kab. Aceh Barat
Penggunaan Lahan
Ú Masjid
ÆU Kompleks Pertamina
Î Pelabuhan
Ñ RSU
xz Kantor DPRD
#Y Kantor Bupati
Skala 1 : 50.000
0.5 0 0.5 1 1.5 Km
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH IDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
2°3
0'
2°30'
4°0
0'
4°00'
5°3
0'
5°30'
93°30'
93°30'
95°00'
95°00'
96°30'
96°30'
98°00'
98°00'
99°30'
99°30'
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
%[
ACEH BARAT
PIDIE
ACEH TIMUR
ACEH TENGGARA
ACEH TENGAH
ACEH SELATAN
BIREUEN
ACEH BESAR
ACEH UTARA
SIMEULUE ACEH SINGKIL
S
A
M
PROVINSIN.A.D
Daerah Penelitian
Skala 1 : 12.500.000
125 0 125 Km
N
BULAN JANUARI TAHUN 2005
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
Ú
ÆU
Ñ
Î
Î
xz
#Y
Kecamatan Saway
Lapang
Paya Peunaga
Leuhan
Seuneubok
Gunong Kleng
Peunaga Cut Ujon
Gampa
Langung
Suak Ribee
Ujong Tanoh Dara
Meurebo
Drien Rampak
Mesjid Tuha
Peunaga Pasi
Blng Beurandang
Suak Sigadeng
Suak Nie
Pasi Mesjid
Rundeng
Ujong Drien
Suak Raya
Kampung Darat
Ujung Kawak
Kuta Padang
Rantau Panjang B
Ranue Dong
Ujung Tanjong
Suak Indrapuri
Panggong
Pasar Aceh
Kp. Belakang
Padang Seurahed
Rantau Panjang T
LU
LU
BT BT
BTBT
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KECAMATAN MEUREBO
Ke Nagan Raya
Ke
Ge u
mpa
ng
Ke Calang/Banda Aceh
#Y
#Y
4°7
'30
" 4°7
'30
"
4°9
'00
" 4°9
'00
"
4°1
0'3
0" 4
°10
'30
"
4°1
2'0
0" 4
°12
'00
"
96°6'00"
96°6'00"
96°7'30"
96°7'30"
96°9'00"
96°9'00"
96°10'30"
96°10'30"
96°12'00"
96°12'00"
HutanJalanKaretKebun CampurKelapaLadangLahan TerbukaLand ClearingLapangan Olah RagaMasjidPasarPemakaman
BelukarPemukimanPerkebunanPertanian Lahan KeringPertokoan Kedai RukoPom BensinPuskesmasRumah Sakit UmumSawahSekolahTerminal BISTransmigrasiTubuh Sungai
Pemerintahan
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 13
PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH
RPKPPKOTA MEULABOH
2.1.4.Kependudukan
Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk merupakan indikator
dasar yang mengarah pada dimensi lingkungan fisik kota. Hal ini
akan sangat berguna sebagai masukan untuk memperkirakan
kebutuhan fasilitas dan berbagai kebutuhan prasarana di masa yang
akan datang. Sementara itu komposisi dan karakteristik penduduk
akan sangat diperlukan untuk memperkirakan pergeseran struktur
penduduk dan penyediaan lapangan kerja. Adapun analisis
persebaran penduduk digunakan untuk menentukan alokasi fasilitas
dan berbagai pemanfaatan lahan. Hasil-hasil dari analisis tersebut
merupakan bahan masukan untuk menentukan tingkat kebutuhan
penduduk, antara lain kebutuhan fasilitas serta besaran lahannya,
penyediaan lapangan kerja, serta pergerakan/mobilitas penduduk,
dan lain-lain.
2.1.4.1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Pada tahun 2004 kota Meulaboh mempunyai penduduk sebesar
81.235 jiwa atau 12.26 % dari total penduduk Kabupaten Aceh Barat.
tahun 2005 mengalami penurunan menjadi sekitar 79.817 jiwa
(sebagai akibat adanya bencana gempa dan tsunami). Apabila dilihat
rata-rata perkembangan penduduk kota Meulaboh secara kurun
waktu sepuluh tahun terakhir (tahun 1995-2005) yaitu 2.61 %
pertahun.Perkembangan penduduk ini menunjukan perkembangan
penduduk yang relatif cukup besar, di kabupaten Aceh Barat secara
keseluruhan sebesar 1.93 % (periode 1998-2003).
Berdasarkan data yang ada tampak bahwa perkembangan penduduk
kota Meulaboh selama kurun waktu tersebut, tidak selalu konstan
dan selalu berubah-ubah, namun memiliki kecenderungan
peningkatan. Dimana pada periode tahun 2002-2004 merupakan
periode perkembangan penduduk paling tinggi yaitu rata-rata 6.43 %
pertahun, sementara pada periode tahun 1995-2002 relatif lambat
yaitu hanya 2.15 % per tahun. Tidak konsistennya perkembangan
penduduk pada tahun-tahun tersebut di kota Meulaboh, dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya pertambahan
alami dan migrasi peduduk ke luar kota Meulaboh yang relatif tinggi.
2.1.4.2. Distribusi Penduduk
Pola persebaran penduduk dapat dilihat dan jumlah penduduk
masing-masing desa yang ada di wilayah kota Meulaboh. Indikator
sebaran penduduk ini dapat dilihat juga dan pola persebaran
Halaman 2 - 14
RPKPPKOTA MEULABOH
permukiman dan pengelompokan pusat-pusat kegiatan baik sosial
maupun ekonomi.
Persebaran kepadatan peduduk di kota Meulaboh dan wilayah
sekitarnya cukup bervariasi. Kepadatan penduduk tertinggi keadaan
tahun 2009 untuk Kecamatan Johan Pahlawan dan tahun 2008 untuk
Kecamatan Meurebo adalah masing-masing di desa Gampa 19.187
jiwa/Km2, desa Panggong 21.763 jiwa/km2
Berdasarkan keadaan tersebut, diperkirakan tingkat kepadatan
penduduk di kota Meulaboh ini akan terus berlanjut dan mengalami
perubahan hingga tahun 2015 mendatang, hal ini sesuai dengan
tingkat perkembangan kota nantinya. Jika kepadatan penduduk ini
tidak diantisipasi dan diarahkan, secara tidak langsung akan
mempengaruhi terhadap struktur ruang kota di masa yang akan
datang. Konsentrasi kepadatan penduduk yang terjadi akan tetap
berorientasi ke kawasan pusat kota. Keadaan demikian jika tidak
diarahkan perkembangannya, dikhawatirkan dapat menimbulkan
pola permukiman penduduk yang tidak beraturan dan berkesan
kumuh (chaos). Untuk itu kepadatan ini harus diarahkan ke daerah-
daerah yang masih sangat jarang penduduknya.
Tabel 2.2Kepadatan Penduduk Kota Meulaboh Tahun 2008/2009
NO Kelurahan/DesaJumlah
penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
I. Kec. Johan Pahlawan1 Suak indrapuri 2.738 0.20 13.6902 Pasar aceh 315 0.05 6.3003 Padang seurahet 3.461 0.05 69.2204 Panggong 1.741 0.08 21.7635 Kampung belakang 1.901 0.19 10.0056 Kampung pasir 548 0.02 27.4007 Ujong kalak 7.592 9.90 8438 Ujong baroh 6.322 7.50 8439 Rundeng 4.747 0.22 21.57710 Kuta padang 6.596 12.00 55011 Drien rampak 7.646 1.20 6.37212 Kampung darat 756 0.63 1.20013 Gampa 2.878 0.15 19.18714 Seuneubok 4.060 5.18 78415 Suak ribee 3.124 1.50 2.08316 Suak raya 1.082 5.00 21617 Suak nie 156 4,20 3718 Lapang 3.270 1,27 2,57519 Leuhan 3.732 3.60 1.03720 Blang brandang 2.097 7.50 28021 Suak sigadeng 420 3.00 140
JUMLAH 65.182 63,43 1.028
Halaman 2 - 15
RPKPPKOTA MEULABOH
NO Kelurahan/DesaJumlah
penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
I. Kec. Meureubo22 Peunaga cut ujong 1.037 10.0 10423 Gunong kleng 1.619 3.5 46024 Peunaga pasi 321 4.5 7125 Peunaga payeuk 991 10.0 9926 Paya peunaga 2.030 6,9 29427 Langgung 1.671 4,2 39828 Meureubo 2.211 4.0 55329 Ujong drien 1.195 0,7 1.70730 Pasi pinang 949 0,3 2.96631 Ujong tanjong 1.023 3.1 33032 Bukit jaya 464 10,0 4633 Buloh 130 1,3 10434 Ranto panyang
timur583 3,0 194
35 Ranto panyang barat
638 3.0 213
36 Mesjid tuha 716 5.8 12337 Ujong tanoh darat 1.935 8,4 23038 Ranub dong 585 10,8 5439 Pasi mesjid 259 0.8 34540 Pulo teungoh 267 6,2 4341 Balee 496 22,0 2342 Sumber batu 272 14,0 1943 Pasi aceh baroh 598 11,5 5244 Pasi aceh tunong 553 5,1 10945 Reudeup 198 30,0 746 Pucok reudeup 140 18,5 847 Paya baro 132 11.0 12
JUMLAH 21.013 208,5 101JUMLAH KESELURUHAN 86.195 271,93 1.129
Sumber:BPS Kab Aceh Barat 2009 dan 2008
Halaman 2 - 16
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 17
PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH
Peta distribusi penduduk
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 18
RPKPPKOTA MEULABOH
2.1.5.PEREKONOMIAN KOTA
2.1.5.1. Pertanian
Sektor pertanian masih memegang peranan cukup penting dalam
kegiatan perekonomian kota Meulaboh, minimal dalam lingkup kota.
Prosentase penduduk yang bergerak dalam sektor ini sebesar 30.97%
dari total angkatan kerja yang ada.
Produksi sektor pertanian yang menonjol adalah di subsektor
perkebunan, khususnya untuk perkebunan karet dan kelapa sawit.
Pada tahun 2005 (semester I) luas areal tanam karet sebesar 1.831
hektar dengan produksi sebanyak 721.1 ton . Sedangkan untuk
kelapa sawit menempati areal tanam seluas 776 hektar dengan total
produksi sebesar 1.361.54 ton pada periode yang sama.
Dalam bidang pertanian tanaman pangan, tanaman padi masih
mendominasi kegiatan dibanding sub sektor kegiatan lainnya. Luas
tanam komoditas padi pada tahun 2004 mencapai areal sebesar
1.951 hektar dengan total produksi sebesar 7.811 ton. Sementara
komoditi tanaman palawija, kondisinya tidak jauh berbeda dengan
tanaman padi sawah. Komoditi yang diusahakan antara lain jagung,
kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
Komoditi tanaman palawija yang menonjol adalah kacang tanah
dengan areal tanam seluas 141 hektar dengan total produksi sebesar
228 ton pada tahun 2005.
Produktivitas tanaman holtikultura dan perkebunan, pada umumnya
masih rendah sehingga kurang memberikan pengaruh bagi tumbuh
berkembangnya kegiatan-kegiatan yang komplementer.
Dari semua kegiatan pertanian, kegiatan perikanan merupakan yang
mempunyai potensi dan prospek cukup baik, terutama perikanan
laut. Produksi perikanan laut jumlah produksi selama tahun 2003
tercatat 11.692 ton, dibandingkan dengan jumlah produksi perikanan
laut tangkap pada tahun 2002 sebesar 11.574 ton, mengalami
kenaikan produksi sebesar 118 ton.
Kebijaksanaan pengembangan untuk pertanian tanaman pangan dan
perkebunan yang ada sekarang ini perlu di pertimbangkan dengan
seksama, mengingat bahwa lahan pertanian akan mengalami
penyusutan luas dengan cepat dari tahun ke tahun. Perlu ditetapkan
lokasi-lokasi kawasan lahan pertanian yang masih dapat terus
dipertahankan sampai batas-batas waktu yang ditentukan.
Penentuan didasarkan atas pemikiran bahwa setelah batas waktu
Halaman 2 - 19
RPKPPKOTA MEULABOH
tersebut, penggunaan lahan akan bergeser menjadi bagian dari
kawasan terbangun kota. Mengingat besarnya biaya investasi yang
diperlukan guna memacu perkembangan pertanian (seperti
rehabilitasi lahan, pembuatan saluran irigasi, dan pengadaan sarana
produksi), maka dengan adanya pembatasan di atas dapat
ditentukan investasi yang tepat, efisien serta sesuai masa produksi
lahan pertanian di setiap lokasinya.
Pengembangan semua kegiatan pertanian di atas tidak dapat berdiri
sendiri. Pembinaan prasarana serta pengembangan sistem
pemasaran mutlak diperlukan lebih dari itu, pertanian harus dijadikan
bagian integral dari perekonomian kota yang terkait erat dengan sub
sektor-subsektor kegiatan ekonomi lainya yang memiliki pengaruh
yang kuat antara sub sektor-sub sektor tersebut.
Pemilihan komoditi yang dihasilkan kegiatan pertanian sedapat
mungkin disesuaikan dengan kebutuhan penduduk kota atau
kegiatan-kegiatan lain yang menggunakan hasil-hasil pertanian
sebagai masukannya.
Dengan menjadikan pertanian sebagai komponen yang integral
dalam struktur perekonomian kota, maka motivasi usaha untuk
melakukan kegiatan pertanian dapat diharapkan akan meningkat.
Guna mendudukan kegiatan pertanian sejajar dengan kegiatan-
kegiatan ekonomi kota lainnya, maka diperlukan suatu wadah untuk
menghimpun unit-unit usaha tani yang berskala kecil (usaha tani
keluarga), dalam bentuk koperasi petani kota misalnya.
Semakin menyusutnya kegiatan pertanian tanaman sampai pada
batas tertentu harus dicegah. Selain berperan dalam usaha
menciptakan kehidupan perekonomian kota yang mandiri, kegiatan
pertanian ini berperan dalam melestarikan lingkungan hidup dan
ketahanan pangan kota.
Di samping itu diperlukan usaha atau rangsangan untuk
menumbuhkan kegiatan-kegiatan pertanian yang intensif dalam
penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatan pertanian yang dapat
dijalankan sebagai usaha sampingan. Lahan perkarangan misalnya,
terutama untuk perumahan yang berada di pinggiran kota serta
perumahan yang memiliki perkarangan yang memungkinkan, dapat
dimanfaatkan untuk keperluan di atas.
2.1.5.2. Perdagangan
Kegiatan perdagangan di kota Meulaboh merupakan kegiatan yang
sangat dominan kaitannya dengan status kota Meulaboh sebagai
ibukota Kabupaten Aceh Barat dan fungsinya sebagai kawasan
Halaman 2 - 20
RPKPPKOTA MEULABOH
perdagangan bagi wilayah di sekitarnya. Kegiatan perdagangan yang
ada meliputi pemasaran hasil produksi dan penyediaan barang jasa
yang diperlukan penduduk kota.
Kegiatan perdagangan yang ada pada saat ini masih didominasi oleh
perdagangan eceran (retail) berbagai macam komoditi untuk
berbagai jenis kebutuhan sehari-hari. Namun demikian terdapat juga
perdagangan besar yang bersifat grosir yang berskala regional dan
menunjukan adanya fungsi kota Meulaboh sebagai pusat
perdagangan bagi daerah belakangnya. Sampai dengan akhir tahun
2003 tercatat jumlah penduduk yang bekerja pada sektor
perdagangan dan jasa mencapai angka sekitar 30.00% diantaranya
merupakan pedagang. Sedangkan jika dilihat dari sistem atau cara
perdagangannya, terlihat bahwa kegiatan perdagangan didominasi
oleh pedagang eceran.
Pada umumnya barang-barang yang diperdagangkan berupa barang
pangan, sandang, alat rumah tangga, bahan bangunan, alat-alat
kantor dan sebagainya. Sebaliknya perdagangan grosir didominasi
oleh perdagangan alat/bahan bangunan serta peralatan rumah
tangga dan pedagang kelontong. Dilihat dari jenis barang yang
diperdagangkan dapat disimpulkan bahwa umumnya perdagangan
grosir ini mempunyai skala pelayanan regional. Lokasi masing-
masing kawasan perdagangan di atas, juga dipengaruhi oleh fungsi
kota Meulaboh, terutama sekali yang sangat dipengaruhi adalah
fungsi kota Meulaboh sebagai pusat pemerintahan dan pusat
pendidikan. Perdagangan eceran pada umumnya sudah tersebar
secara proposional di kawasan pusat kota seperti di sepanjang Jalan
Nasional, Jalan Teuku Umar, Jalan Singgah Mata, dan sebagainya,
meskipun demikian tidak menghilangkan kesannya dengan
berorientasi ke pusat kota.
Kecenderungan sektor perdagangan yang berorientasi di kawasan
pusat kota ini dikarenakan tumbuhnya perdagangan yang berskala
regional dan merupakan pasar utama di kota Muelaboh, yaitu
kompleks pertokoan di Jalan Nasional, Jalan Singgah Mata dan Jalan
Teuku Umar.
Dari kegiatan perdagangan yang beragam seperti tersebut di atas,
diperkirakan di masa yang akan datang bahwa kegiatan yang
memperdagangkan barang-barang konsumtif sekunder dan tersier
yang baik itu berskala lokal maupun regional, grosir maupun eceran
lebih cepat berkembang dibanding dengan kegiatan lainnya.
Halaman 2 - 21
RPKPPKOTA MEULABOH
Khususnya untuk kawasan pusat kota dengan adanya hal tersebut di
atas, dapat dicapai pola tata ruang yang lebih baik dengan intensitas
pemanfaatan ruang yang optimal. Pengarahan perkembangan
kegiatan perdagangan di atas harus disertai dengan pembinaan dan
kemudahan-kemudahan bagi kegiatan penunjang yaitu kegiatan-
kegiatan yang dapat digolongkan sebagai jasa perdagangan, seperti
perbankan, dan asuransi perdagangan, jasa transportasi dan juga
perhotelan dan restoran.
2.1.5.3. Jasa
Pengertian jasa dalam bahasan ini adalah kegiatan pelayanan yang
terbatas pada usaha reparasi (service), pertukangan, jasa
transportasi (travel) dan jasa sosial lainnya baik yang bersifat jasa
umum maupun jasa komersial dan berorientasi ekonomi.
Berdasarkan skala pelayanannya, kegiatan jasa yang terdapat di kota
Meulaboh dapat di bedakan atas jasa komersial dan jasa umum.
Pengertian jasa komersial di sini adalah suatu kegiatan yang
memberikan pelayanan (jasa) dengan harapan ada timbal baliknya
(bayaran) seperti hotel/penginapan, rumah makan/retoran, kegiatan
pertukangan, angkutan dan sebagainya, sementara jasa umum yang
berorientasi usaha (bisnis) diantaranya jasa keuangan, koperasi dan
perbankan.
Pada umumnya kegiatan jasa yang terdapat di kota Meulaboh
menunjukan eksistensi kurang menonjol. Keberadaan sektor jasa ini
merupakan pengaruh langsung dan proses timbal balik kegiatan
perdagangan serta fungsi kegiatan kota Meulaboh itu sendiri.
Eksistensi yang sangat menonjol pengaruhnya terhadap kegiatan
jasa adalah fungsi kegiatan kota, di mana kota Meulaboh secara
regional berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa bagi wilayah
sekitarnya. Dari kegiatan yang ada dapat memungkinkan bahwa
pada masa yang akan datang kegiatan jasa mempunyai prospek
yang cukup baik. Hal ini selain ditunjukan oleh kecenderungan
perkembangan jasa dipengaruhi oleh kondisi setempat seperti tingkat
kebutuhan penduduk akan jasa.
Untuk masa mendatang dapat diperkirakan bahwa perkonomian kota
akan lebih banyak bertumpu pada kegiatan jasa yang ada di kota
Meulaboh, banyak yang memiliki fungsi primer dengan skala
pelayanan regional seperti perbankan dan koperasi, jasa transportasi
serta jasa penginapan.
Halaman 2 - 22
RPKPPKOTA MEULABOH
2.1.5.4. Industri
Kegiatan industri di kota Meulaboh, dapat dibedakan atas jenis
industri formal dan industri non formal masing-masing jenis industri
tersebut di kelompokan atas jenis industri sebagai jenis industri
pangan dan industri kerajinan dan rumah tangga.
Industri yang ada di kota Meulaboh baru berupa industri kecil
sebanyak 49 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 186
orang. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata, bahwa untuk 1 unit
usaha hanya dapat meyerap 4 tenaga kerja. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kegiatan industri yang terdapat di kota Meulaboh
termasuk klasifikasi industri kecil. Hal ini memberikan arti bahwa
kegiatan industri masih belum dapat berperan dalam menunjang
perekonomian kota.
Satu hal yang mengakibatkan kurang berkembangnya kegiatan
industri adalah orientasi pemasaran yang lebih ditekankan hanya
untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal kota saja, dibanding
dengan kecenderungan untuk memasarkan keluar daerah. Dengan
demikian jelaslah bahwa jenis industri di kota Meulaboh bukan
merupakan kegiatan primer.
Untuk mengantisipasi perkembangan industri pada masa mendatang,
harus ditekankan bahwa kegiatan industri harus diarahkan dengan
tujuan menciptakan struktur tata ruang kota yang diharapkan dan
lingkungan yang serasi. Dalam hal ini tentunya harus dipikirkan
adanya lokasi kawasan-kawasan industri pada lokasi-lokasi yang
strategis, serta diadakan pemilahan antara jenis industri yang satu
dengan yang lain.
Salah satu upaya untuk mewujudkan maksud kearah tersebut adalah
dengan membentuk lingkungan industri kecil. Di samping itu perlu
juga dipikirkan pengadaan industri jasa perbengkelan sebagai
kegiatan pelayanan dengan jangkauan layanan yang jauh keluar
kota.
Industri yang mungkin dikembangkan di kota Meulaboh adalah
kegiatan industri terpadu. Dimana seluruh proses kegiatan dan
pengambilan bahan baku, pengelolahan dan pemasaran dilakukan di
sini (misalnya industri CPO atau pengolahan kelapa terpadu). Dengan
demikian nilai tambah (value added) yang didapat akan semakin
tinggi.
Halaman 2 - 23
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 24
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 25
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 2 - 26
PENYUSUNAN RPKPPKOTA MEULABOH
RPKPPKOTA MEULABOH
2.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
2.2.1. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN ACEH BARAT
2.2.1.1. Tantangan Pengembangan WilayahTantangan pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Barat
khususnya di sektor permukiman antara lain menyebutkan bahwa
perumahan dan permukiman tidak dapat dilihat sebagai sarana
kebutuhan kehidupan sematamata, tetapi lebih dari itu merupakan
proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan
untuk memasyarakatkan dirinya, dan menampakkan jati diri. Untuk
menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam pembangunan
dan pemilikan, setiap pembangunan rumah hanya dapat dilakukan
di atas tanah yang dimiliki berdasarkan hak-hak atas tanah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanah
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat bertambah akan
tetapi harus digunakan dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat.
Sedangkan proses penyediaan pemukiman dan perumahan harus
dikelola dan dikendalikan oleh Pemerintah agar supaya penggunaan
dan pemanfaatannya dapat menjangkau masyarakat secara adil dan
merata tanpa menimbulkan kesenjangan ekonomi dan sosial dalam
proses bermukimnya masyarakat. Untuk mewujudkan perumahan
dan permukiman dalam rangka memenuhi kebutuhan jangka
pendek, menengah, dan panjang dan sesuai dengan rencana tata
ruang, suatu wilayah permukiman ditetapkan sebagai kawasan siap
bangun yang dilengkapi jaringan prasarana primer dan sekunder
lingkungan.
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman
mendorong dan memperkuat ekonomi daerah dengan memberikan
kesempatan yang sama dan saling menunjang antara badan usaha
negara, koperasi, dan swasta berdasarkan asas kekeluargaan.
Pembangunan di bidang perumahan dan permukiman yang
bertumpu pada masyarakat memberikan hak dan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berperan serta. Sejalan
dengan peran serta masyarakat di dalam pembangunan perumahan
dan permukiman, Pemerintah mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab untuk melakukan pembinaan dalam wujud pengaturan dan
pembimbingan, pendidikan dan pelatihan, pemberian bantuan dan
kemudahan, penelitian dan pengembangan yang meliputi berbagai
aspek yang terkait antara lain tata ruang, pertanahan, prasarana
lingkungan, bahan dan komponen, jasa konstruksi dan rancang
bangun, pembiayaan, kelembagaan, sumber daya manusia.
Halaman 3- 27
RPKPPKOTA MEULABOH
Dalam pelepasan hak atas tanah didasarkan pada asas
kesepakatan, memberikan landasan bagi setiap kegiatan
pembangunan di bidang perumahan dan permukiman untuk
terjaminnya kepastian dan ketertiban hukum tentang penggunaan
dan pemanfaatan tanah. Koordinasi yang berjenjang di setiap
tingkat pemerintahan serta harus sesuai dengan tata ruang,
pembinaan perangkat kelembagaan, pembinaan penyuluhan
kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman di daerah
perdesaan dalam rangka mendorong dan menggerakkan usaha
bersama masyarakat secara swadaya. Melaksanakan kewajiban
melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan perumahan
dan permukiman, sejalan dengan kewajiban setiap orang atau badan
yang melakukan kegiatan pembangunan rumah atau perumahan
untuk memenuhi persyaratan teknis, ekologis, dan administratif.
Terkait dengan pengembangan permukiman dimana sistem drainase
belum terbangun dengan baik, sehingga dibutuhkan pembangunan
polder/kolam untuk penampungan air permukaan/drainase dan main
drain yang menghubungkan dengan saluran primer/sungai; jaringan
air bersih PAM belum terbangun, sehingga diperlukan sumber air
bersih yang bisa berasal dari sumber air dalam/artesis atau instalasi
pengolahan air (water treatment plan). Pengembangan prasarana
pengendalian banjir dan drainase yang meliputi sistem jaringan
pembuangan air hujan maupun pembuangan air limbah cair dari
rumah tangga (domestik) dan sistem pengendali banjir.
Pengembangan prasarana pengolahan air bersih untuk
menghasilkan air minum yang aman bagi masyarakat, dengan
memanfaatkan sumber air permukaan mempertimbangkan
pemakaian air di sebelah hilir, sedangkan pemanfaatan sumber air
tanah harus memperhitungkan kapasitas yield aquifer (air tanah);
pembangunan pipa transmisi diupayakan di atas lahan negara atau
lahan yang tidak produktif dan melayani permukiman yang dilalui
minimal melalui hidran umum; pembangunan dan pengoperasian
instalasi harus mampu menangani limbah lumpur sampai tidak
membahayakan/ mengganggu lingkungan dan menjadi landfill.
Pengembangan prasarana air bersih adalah untuk penyediaan air
kebutuhan kota; pengembangan jaringan distribusi pada kota-kota
seperti disebutkan diatas dengan sistem sambungan langsung
dengan sumber dari PDAM yang juga melayani kawasan, pusat
kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan dan dengan
sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber
dari PDAM, untuk melayani daerah diluar kawasan perkotaan dan
dikembangkan juga sistem penyediaan air dengan swadaya murni
Halaman 3- 28
RPKPPKOTA MEULABOH
dari masyarakat untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan
dari PDAM.
Penyediaan prasarana air limbah untuk melayani lebih 20.000 orang
per kecamatan, berupa pembangunan instalasi pengolahan lumpur
tinja (IPLT), termasuk fasilitas penunjangnya, baik untuk limbah
domestik, industri dengan beban pencemaran air yang berat untuk
menghindari dampak berupa bau, timbunan sedimen/lumpur,
sampah, busa dan pencemaran air tanah.
Masalah lainnya terkait dengan pengembangan permukiman adalah
bencana alam. Hal yang menjadi tantangan penting dalam
penanggulangan bencana alam adalah usaha mitigasi bencana,
berupa tindakan antara lain adalah : membangun kota dan
pemukiman pada kawasan yang tahan menghadapi bencana,
dengan menanam mangrove dan pohon yang kuat di sepanjang
pantai untuk meredam enerji gelombang, kombinasi pohon bakau
(mangrove) dan jenis pohon pesisir yang kuat, seperti kelapa
(Cocosnucifera), cemara laut (Casuarina equisetifolia), ketapang
(Terminalia cattapa), waru (Hibiscus tiliaceus), asam jawa, dan
kapuk (Ceiba petandra); mempertahankan setiap unit permukiman
pada skala kawasan oleh deretan pohon yang berlapis-lapis
utamanya (sabuk-sabuk pohon tersebut diharapkan bisa
menyelamatkan manusia dan mengurangi kerusakan aset karena ia
berfungsi menahan sebanyak mungkin benda atau bongkaran yang
diseret gelombang agar tidak lolos begitu saja menghantam
bangunan berikutnya dan terutama manusia yang sedang berenang
menyelematkan diri), membangun sabuk pohon yang lebih tebal
pada skala bagian kota atau gampong dari skala kawasan sehingga
mampu melindungi kelompok-kelompok permukiman pada bagian
kota dan gampong tersebut. Memanfaatkan kawasan sempadan
sungai sebagai buffer zone kawasan perkotaan, gampong dan
kawasan permukiman perdesaan dengan mengatur garis sempadan
sungai baik dalam perencanaan maupun implementasinya di
lapangan dan mengatur fungsi/tata guna lahan di sepanjang alur
sungai yang mendukung konservasi sungai dari hulu sampai hilir.
Mengkonservasi dan memproteksi Kawasan Hutan Lindung, Hutan
Kota dan Hutan Mangrove di sekitar pantai sebagai fungsi lindung
dan pertahanan terhadap bencana tsunami dengan
mempertahankan keberadaan dan keutuhan kawasan konservasi
alam seperti hutan lindung, hutan kota dan hutan mangrove yang
ada untuk daerah tangkapan air baku dan keseimbangan
ekosistem/fungsi ekologis, menetapkan batas-batas (deliniasi)
kawasan lindung di sekitar kawasan pantai, menetapkan
Halaman 3- 29
RPKPPKOTA MEULABOH
kategorisasi dan fungsi/pemanfaatan kawasan hutan lindung dan
hutan kota di sekitar pantai, serta hutan mangrove baik untuk
perlindungan alam, wisata maupun produksi, dan perlindungan
terhadap bahaya tsunami, merumuskan aturan teknis
pengembangan hutan kota dan hutan mangrove di sekitar pantai
dan melarang, menghentikan dan memindahkan penggunaan lahan
di kawasan hutan lindung dan hutan kota di pinggir pantai maupun
kawasan lindung hutan bakau (mangrove) untuk dimanfaatkan
sebagai kawasan budidaya.
Selanjutnya juga perlu dilakukan pengembangan dan menambah
Kawasan Sabuk Hijau sebagai fungsi pertahanan terhadap bencana
dan konservasi alam dengan menambahkan sabuk hijau pada skala
kota, distrik dan kawasan. Mengatur tingkat kerapatan vegetasi
disesuaikan dengan fungsi kawasan, tingkat keamanan terhadap
bencana dan lokasi, Mengamankan kawasan-kawasan sempadan
pantai dan menguasai kembali sebagai kawasan publik yang
diperuntukkan bagi fungsi lindung dan terlarang untuk
dikembangkan sebagai kawasan budidaya dan menetapkan
kawasan sabuk hijau sebagai kawasan konservasi melalui Perda
(Qanun). Memanfaatkan bukit-bukit yang ada di
perkotaan/perdesaan sebagai ruang publik untuk
perlindungan/pelarian dari bahaya tsunami dan banjir dengan
menetapkan bukit-bukit kecil di perkotaan/perdesaan sebagai
kawasan budidaya yang memiliki fungsi publik dan dikuasai oleh
Pemerintah Daerah yang sekaligus berfungsi sebagai tempat
pelarian dan pengungsian dari bahaya tsunami dan banjir,
membangun akses jalan dan pedestrian yang cukup nyaman agar
dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas pada saat terjadi bancana
banjir dan tsunami, mengembangkan bangunan fisik tahan gempa di
daerah rawan gempa, mengembangkan bangunan-bangunan fisik di
perkotaan/perdesaan di pinggir pantai yang dapat meminimalkan
dampak terjadinya tsunami dan menerapkan Sistem Peringatan Dini
(Early Warning Systems). Namun bila bencana alam dan non-alam
terjadi maka pemerintah berkewajiban menyediakan saran dan
prasarana, baik untuk kebutuhan umum mapun untuk kebutuhan
khusus, guna meminimalisasikan jatuhnya korban jiwa dan benda
milik masyarakat.
2.2.1.2. Visi dan Misi Pembangunan Aceh Barat 2007-2027
Visi pembangunan kabupaten Aceh Barat th 2007 – 2027 adalah
Halaman 3- 30
RPKPPKOTA MEULABOH
“KABUPATEN ACEH BARAT YANG MAJU, MANDIRI, ADIL,
MAKMUR DAN SEJAHTERA BERLANDASKAN ISLAM”
Makna yang terkandung pada setiap kata didalam visi diatas adalah;
maju; melangkah atau menuju kedepan dengan cara memperbaiki,
meningkatkan, revitalisasi dan mengembangkan kondisi masa lalu
menuju ke kondisi masa depan dan bila suatu daerah disebut maju
maka daerah tersebut dan masyarakatnya akan menikmati standar
hidup yang relatif tinggi, yang dicapai dengan pendayagunaan
sumber daya manusia, alam, ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pengembangan bidang ekonomi yang merata dan
diidentifikasi dengan kelebihan materi atau kebendaan. Upaya
upaya mempermajukan masyarakat dan pemerintah adalah
melakukan penataan dan perbaikan, terutama pada ide, gagasan
dan pengetahuan masyarakat sehingga kearifan masa lalu, seperti
premordialis, konservatif dan feodalitik, diadaptasikan dengan
persyaratan kearifan masa depan yaitu egaliter, progresif dan
demokratis, dalam bingkai regulatif, akuntabel dan komunikatif.
Dengan ini maka akan terbangun pilar pilar bagi kemajuan
masyarakat sehingga mampu mengabsorbsi, mengadopsi dan
menderifasi bingkai kemajuan tersebut didalam setiap derap
kehidupan lahiriah yang akan membuahkan dinamika transformasi
input malalui suatu proses sistemik dan berkelanjutan untuk
mengelontorkan output berupa produk dan produkstivitas yang
menjadi income bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi masyarakat
dan daerah, kemudian ditata dalam perjalan waktu (dua puluh
tahun) agar menimbulkan outcome bagi kemakmuran bersama
untuk dinikmati sebagai benefit bagi setiap individu masyarakat
Kabuapten Aceh Barat. Jadi kemajuan dapat ditandai dari adanya
suasana intelektualitas yang berkerja untuk meningkatkan
produktifitas dalam rangka membangun kapasitas dan kapabilitas
mengelola keberlanjutan kehidupan menuju kondisi yang dicita-
citakan oleh masyarakat dan pemerintah.
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh
melalui pelaksanaan 9 (sembilan) misi pembangunan sebagai
berikut :
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya dan beradab berlandaskan Islam;
adalah memperkuat jati diri dan karakter masyarakat melalui
pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan lingkungan dan antar wilayah, melaksanakan
Halaman 3- 31
RPKPPKOTA MEULABOH
interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial,
menerapkan nilai nilai luhur budaya dan adat istiadat, memiliki
kebanggaan sebagai masyarakat Aceh Barat dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral dan etika
pembangunan masyarakat.
2. Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan
hukum dan syari’at Islam untuk menjamin keamanan,
kedamaian dan kesatuan serta mencintai daerahnya;
adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih
kokoh ; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat
kualitas desentralisasi dan otonomi khusus daerah ; menjamin
pengembangan media dan kebebasan media berbicara dalam
mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan
pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum
dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak
diskriminatif dan memihak kepda keadilan; membangun dan
memantapkan profesionalisme penegak Qanun agar mampu
melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak
kejahatan; dan menuntaskan tindak kriminalitas dan
pelanggaran syariat islam; membangun kapabilitas lembaga
penegak hukum daerah dalam penciptaan keamanan; serta
meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga dan
memelihara ketentraman, ketertiban dan keamanan daerah.
3. Mewujudkan masyarakat yang produktif dan memiliki
daya saing; adalah mengedepankan pembangunan sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan
penguasaan dan pemanfaatan iptek yang tepat dalam
meningkatkan produksi dan mengembangkan inovasi secara
berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta
reformasi di bidang hukum dan aparatur ; dan memperkuat
perekonomian local berbasis keunggulan setiap wilayah menuju
keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan system
produksi, distribusi dan pelayanan termasuk pelayanan jasa
dalam daerah yang dimulai dari pedesaan.
4. Mewujudkan sistem pengelolaan pemerintah yang
sesuai dengan peraturan, berorientasi kedepan dan
berkomitmen kepada kepentingan masyarakat;
pelaksanaan kerja pemerintah didasari oleh suatu peraturan
yang jelas, terkomunikasikan dan bertanggung jawab;
Halaman 3- 32
RPKPPKOTA MEULABOH
mengupayakan sistem transparansi dan mengembangkan
upaya kontrol yang dilakukan secara internal dan didiukung
oleh kontrol eksternal secara berkelanjutan yang
implementasinya ditandai dengan lahirnya qanun yang
memberi peluang terhadap peran masyarakat tersebut; adanya
respon dari masyarakat yaitu terbentukkan CSO di bidang ini;
adanya upaya penghargaan kepada masyarakat yang peduli
terhadap pembangunan berkelanjutan.
5. Mewujudkan aparatur pemerintah yang professional,
berdedikasi terhadap amanah dan tugas yang
diembannya; memperbaiki sistem rekrutmen PNS;
membangun sinergi kinerja bersama dengan masyarakat yang
berperan sebagai kontrol sosial terhadap kinerja pembangunan
dan pemerintahan; terciptanya karakter aparat yang egaliter,
profesional.
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang
berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan potensi
alam; adalah meningkatkan pembangunan daerah;
mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah yang
masih lemah ; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran
secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat
terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana
ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk gender.
7. Mewujudkan Kabupaten Aceh Barat yang asri dan lestari
dengan konsep pembangunan berkelanjutan; adalah
memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang
dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan,
keberlanjutan, keberadaan dan kegunaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya
dukung dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan
masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara
penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi dan
upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi
sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup untuk mendukung perkembangan pembangunan guna
mendorong kualitas kehidupan menuju ke taraf yang lebih baik;
memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan ; serta
Halaman 3- 33
RPKPPKOTA MEULABOH
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.
8. Mewujudkan kabupaten Aceh Barat menjadi daerah
yang maju, mandiri, kokoh berbasiskan kepentingan
masyarakat; adalah menumbuhkan wawasan luas bagi
masyarakat dan pemerintah agar pembangunan berorientasi
pada potensi alam; manusia dan masa depan ; meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kemajuan
melalui pengembangan dan pemerataan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknolgi; mengelola wilayah kabupaten aceh
barat untuk mempertahankan kemakmuran sekaligus
meningkatkan kesejahteraan; dan membangun ekonomi
daerah secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumber kekayaan secara berkelanjutan.
9. Mewujudkan kabupaten Aceh Barat yang berperan
penting dalam konstelasi provinsi dan nasional; adalah
memantapkan Kabupaten Aceh Barat dalam rangka
memperjuangkan kepentingan provinsi ; melanjutkan
komitmen antara RI dan GAM berdasarkan MoU Helsinki dalam
rangka pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
regional dan nasional ; dan berperan aktif dalam kerja sama
internasional dan regional dan antarmasyarakat, antar
kelompok serta antarlembaga di berbagai bidang sesuai
dengan peraturan dan kewenangan yang ada.
2.2.1.3. Sasaran & Arah Pembangunan Jangka Panjang
Tahun 2007-2027
Pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan didalam
Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Aceh Barat
disinggung antara lain di dalam misi Mewujudkan masyarakat yang
produktif dan memiliki daya saing, yaitu berkembangnya
pengolahan, pendistribusian dan pengelolaan air bersih untuk air
minum yang aman bagi masyarakat dan air kebutuhan kota dan
industri, dengan memanfaatkan sumber air permukaan, pemakaian
air di sebelah hilir atau pemanfaatan sumber air tanah; dan juga
disebut di dalam misi Mewujudkan pemerataan pembangunan yang
berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan potensi alam, yaitu
terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung
Halaman 3- 34
RPKPPKOTA MEULABOH
oleh sistem lingkungan yang sehat dan mewujudkan kota yang rapi,
bersih dan indah serta nyaman tanpa permukiman kumuh dengan
mewujudkan lingkungan perdesaan dan perkotaan yang sesuai
dengan kehidupan yang layak serta berkelanjutan dan mampu
memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Arah Pembangunan Jangka Panjang juga di dalam misi Mewujudkan
pemerataan pembangunan yang berkeadilan dengan tetap
mempertimbangkan potensi alam menyebutkan bahwa
Pertumbuhan kota-kota dikendalikan dalam suatu sistem wilayah
pembangunan kota yang kompak, nyaman, efisien dalam
pengelolaan, serta mempertimbangkan pembangunan yang
berkelanjutan melalui penerapan manajemen perkotaan yang
meliputi optimasi dan pengendalian pemanfaatan ruang serta
pengamanan zona penyangga di sekitar kota inti dengan penegakan
hukum yang tegas dan adil, serta peningkatan peran dan fungsi
kota-kota menengah dan kecil di sekitar kota inti agar kota-kota
tersebut tidak hanya berfungsi sebagai kota tempat tinggal
(dormitory town) saja, tetapi juga menjadi kota mandiri ;
pengembangan kegiatan ekonomi kota yang ramah lingkungan
seperti industri jasa keuangan, perbankan, asuransi, dan industri
telematika serta peningkatan kemampuan keuangan daerah
perkotaan ; perevitalan kawasan kota yang meliputi pengembalian
fungsi kawasan melalui pembangunan kembali kawasan ;
peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya ; serta
penataan kembali pelayanan fasilitas publik, terutama
pengembangan sistem lalulintas yang aman, nyaman dan indah.
Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana
pendukungnya diarahkan pada penyelenggaraan pembangunan
perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak yang didukung oleh
prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas
yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien ;
penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan
sarana pendukungnya bagi penduduk miskin dan ekonomi lemah,
agar mampu membangkitkan potensi sumber daya manusia dan
berdaya guna dilapangan kerja, untuk meningkatkan pemerataan
dan penyebaran pembangunan ; dan pembangunan pembangunan
perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang
memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum
dan sanitasi diarahkan pada peningkatan kualitas pengelolaan aset
(asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi ;
pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi
masyarakat ; penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi
Halaman 3- 35
RPKPPKOTA MEULABOH
yang kredibel dan professional dan penyediaan sumber-sumber
pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin.
2.2.2. RENCANA PROGRAM JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD) KABUPATEN ACEH BARAT
Kebijakan RPJMD terkait dengan Pengembangan permukiman dan
infrastruktur Kota Meulaboh sebagai ibukota Kabupaten Aceh Barat dan
Pusat pelayanan utama antara lain disebutkan dalam kebijakan bidang
infrastruktur yaitu kewajiban menyediakan rumah sederhana bagi korna
kerusuhan/bencana, sarana dan prasarana dasar permukiman, air
bersih, sanitasi dan fasilitas umum bagi masyarakat dengan
berpedoman pada tata ruang dan tata bangunan yang
mempertimbangkan resiko bencana.
2.2.2.1. Visi RPJMD Kabupaten Aceh Barat Visinya adalah mewujudkan Aceh Barat yang damai, bermartabat
dan berperadaban tinggi, serta sumber daya manusia yang
berkualitas dengan landasan iman dan taqwa kepada Allah SWT
serta sebagai mitra terdepan ibu kota provinsi dalam menghadapi
dunia global 2015.
Visi pemerintah mencerminkan arah pembangunan masa depan
Aceh Barat. Ada 4 kata kunci yang penting dipahami oleh semua
orang yakni damai, peradaban tinggi, sumber daya manusia
yang berkualitas, dan mitra terdepan.
Kata damai menjelaskan bahwa pemerintah bersama
masyarakat wajib menciptakan perdamaian abadi, baik secara
fisik maupun jiwa. Kita muali merasakan kedamaian fisik dalam
artian “perang sesama kita sudah berakhir”, bukti dilapangan
tidak ada lagi perang senjata, bukti dokumen, adanya
perjanjian helsinki. Rakyat sudah dapat melakukan aktfitas
hidup secara normal. Hal ini juga berdampak pada kedamaian
jiwa; masyarakat beraktifitas tanpa takut atau cemas karena
perang. Tapi, masih banyak aspek lain yang mempengarui
kedamaian jiwa yang perlu di antisipasi oleh pemerintah. Salah
satu aspek kedamaian jiwa, didapati oleh seseorang jika telah
memenuhi kebutuhan dasar hidup, seperti adanya tempat
berteduh (rumah yang layak), adanya makanan yang cukup
untuk diri dan keluarganya. Nah, aspek-aspek kejiwaan inilah
yang wajib dipikirkan dan dipenuhi oleh pemerintah untuk
menjaga sustainabilitas dan pencapaian visi pemerintah.
Halaman 3- 36
RPKPPKOTA MEULABOH
Kata peradaban tinggi mengarahkan pemerintah untuk
menciptakan kondisi masyarakat yang berakhlak mulia sesuai
dengan keyakinan atau agama yang kita anut, yakni Islam.
Pemerintah wajib menciptakan suatu proses pembelajaran
yang mengarah pada pembentukan etika dan perilaku
masyarakat yang taat pada hukum Negara dan Syari’at islam,
serta hukum-hukum adat l;ain yang berlaku, yang sudah diakui
keberadaan dan kebaikannya. Akhlak mulia, ketaatan terhadap
hukum dan norma-norma kehidupan yang positif sesuai yang
dianjurkan islam senantiasa mencerminkan kehidupan yang
beradab. Semakin baik implementasi perilaku demikian,
semakin tinggi peradaban hidup manusia. Di sisi lain, kreatifitas
masyarakat dalam memperbaiki cara-cara hidup (dalam
berbagai aspek kehidupan), bercocok tanam, berkomunikasi,
berbudaya yang lebih baik dan berfikir jernih dan jauh kedepan
juga mencerminkan suatu peradaban yang maju.
Kata kunci ketiga Tugas dan Kewajiban pemerintah selanjutnya
adalah membangun sumber daya manusia berkualitas. Makna
kualitas di sini mengarah pada penciptaan suatu kondisi
masyarakat yang mampu menjalankan kehidupan secara baik
dan benar sesuai dengan ajaran agama yang bersendikan
Syari’at islam untuk mencapai tujuan hidupnya; dan mampu
memenuhi tujuan.
Kata kunci terakhir adalah mitra terdepan. Ini maksudnya:
sudah menjadi isu global bahwa kita menganalisis fenomena
dunia saat ini mungkin tidak menunggu tahun 2020, tahun
2015 globalisasi ekonomi dan berbagai aspek kehidupan
lainnya sudah dimulai. Di bawah pemerintah periode 2007 –
2012 Kabupaten Aceh Barat, bercita-cita menjasi mitra nomor
satu, atau paling depan bagi ibu kota provinsi dalam
mengantisipasi kondisi globalisasi. Aceh Barat harus mampu
dan harus menjadi yang terbaik di kawasan Aceh sehingga
menjadi contoh dan teladan bagi daerah-daerah Aceh lainnya.
Kita punya potensi untuk itu jika kita benar-benar menggali dan
mengeksploitasi potensi itu secara efektif. Sejarah telah
membuktikan bahwa kota Meulaboh pernah menjadi kota
perdagangan di kawasan Aceh wilayah barat dan selatan.
2.2.2.2. Misi RPJMD Kabupaten Aceh Barat
Untuk mencapai visi pembangunan Kabupaten Aceh Barat
yang terkait dengan pengembangan permukiman dan
infrastruktur, yaitu:
Halaman 3- 37
RPKPPKOTA MEULABOH
1. Meningkatkan kerjasama pembangunan dengan semua pihak
terkait dalam dan luar negeri; memfasilitasi percepatan proses
rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh Barat pasca gempa, tsunami
dan konflik dengan prioritas pembangunan pada bidang
perumahan, sarana dan prasarana pemukiman, penerangan,
air bersih dan sanitasi, perhubungan (jalan, jembatan dan
pelabuhan), ekonomi rakyat, pendidikan, kesehatan dan
pranata sosial sehingga pada tahun 2008 terwujudnya Aceh
Barat bebas barak.
2. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana
perhubungan, transportasi penerangan dan pasar di daerah
terisolir atau tertinggal dengan tetap mempertahankan
kelestarian lingkungan dan ekosistem sesuai konsep
pembangunan berkelanjutan.
2.2.2.3. Agenda Pembangunan
Dari Misi Pembangunan Kabupaten Aceh Barat tersebut, dijabarkan
dalam Agenda Pembangunan. Agenda Pembangunan yang terkait
dengan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
adalah Agenda Ketiga yaitu meningkatkan fungsi pelayanan publik
di bidang infrastruktur sarana dan prasarana. Penyiapan agenda ini
ditujukan untuk menyiapkan infrastruktur yang berkualitas dan
menjangkau seluruh Kabupaten Aceh Barat dan seluruh lapisan
masyarakat. Untuk mencapai Agenda Pembangunan dalam Misi
Pembangunan, dilakukan dengan:
1. Memperluas jangkauan jasa infrastruktur sarana dan prasarana
sampai ke daerah-daerah terpencil dan terisolir.
2. Mengembangkan pembangunan daerah dan permukiman,
memperbaiki sanitasi dan pengolahan sumber daya air yang
berwawasan lingkungan.
3. Penataan pembangunan lingkungan permukiman dan sarana
sumber daya air yang rusak akibat bencana alam dan
gelombang Tsunami.
4. Meningkatkan pelayanan permukiman secara khusus dan
sarana sumber daya air yang dapat dimanfaatkan petani guna
menunjang upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan
pendapatan dan menunjang pertumbuhan ekonomi di
perdesaan.
5. Pengembangan wilayah strategis; program pembangunan
wilayah perbatasan daerah terisolir; penataan ruang dan
pengelolaan pertanahan program pengembangan dan
Halaman 3- 38
RPKPPKOTA MEULABOH
peningkatan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
6. Pengembangan kepariwisataan, pencegahan dan pengendalian
kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup; penataan
kelembagaan dan penegakan hukum, pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian lingkungan hidup; pengembangan
prasarana dan sarana pemukiman, pemindahan pengungsi
korban bencana alam ke rumah yang permanen.
7. Melarang dan membatasi penebangan hutan yang dilakukan
secara liar, kecuali untuk keperluan domestik rakyat yang
dilakukan secara terkontrol. Berupaya melakukan eksploitasi
dan eksplorasi sumber kekayaan alam lainnya, secara selektif
dan terukur terutama sektor pertambangan dengan
mempertimbangkan secara serius kelestarian ekosistem.
2.2.3. RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN KOTA
MEULABOH
Kota Meulaboh sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP No. 26
Tahun 2008) berperan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKW). Sebagai
PKW di pantai barat Provinsi NAD, Kota Meulaboh berperan dalam fungsi
pelayanan kawasan sepanjang pantai barat Provinsi NAD. Kota
Meulaboh merupakan Ibukota Kabupaten Aceh Barat merupakan pusat
pelayanan kegiatan pemerintahan dan perdagangan dan jasa,
pendidikan, kesehatan, rekreasi.
Rencana struktur ruang Kabupaten Aceh Barat secara umum antara
lain :
Ibukota Kabupaten Aceh Barat di Kota Meulaboh yang berfungsi
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKW) sesuai arahan dalam
RTRWN, dengan mempertahankan fungsi kota yang ada secara
terbatas dan dengan persyaratan ketat. Sedangkan pembangunan
baru diarahkan ke lokasi aman sejauh 4 – 5 Km dari pusat kota
lama, yang dikembangkan sebagai Sub Pusat Kota baru di Leuhan
dan Ujung Tanjong.
Mengembangkan jaringan jalan arteri primer baru, untuk
menggantikan Jalan Nasional Lintas Barat yang hancur/tenggelam,
dengan menggeser sejauh 5 – 10 Km ke arah daratan/Timur, yang
sebagian dilakukan dengan meningkatkan jalan kabupaten yang
ada (ruas Meulaboh – Suak Timah).
Disamping pengembangan jalur lintas Barat yang menghubungkan
kota-kota pantai, juga perlu dikembangkan jalan penghubung lintas
Halaman 3- 39
RPKPPKOTA MEULABOH
Barat-Timur antara Meulaboh – Geumpang dan Meulaboh –
Takengon (kolektor primer) sebagai akses alternative mendorong
partumbuhan ekonomi wilayah.
2.2.3.1. Sistem Pusat Pelayanan Sistem hirarki kota diperlukan untuk dapat menyusun
pengembangan pusat pelayanan kegiatan kawasan yang efisien.
Dalam hal ini sistem hirarki yang dimaksud lebih ditekankan dalam
memberikan pelayanan kegiatan sistem perekonomian kawasan
baik di dalam kawasan maupun keluar kawasan. Penentuan sistem
hirarki ini untuk mewakili sistem pola koleksi dan distribusi barang.
Untuk memberikan kondisi ini perlu didukung oleh jaringan
transportasi yang relatif baik sehingga arus barang bisa langsung
dilakukan dari daerah ke pusat pengumpulan atau pemasaran tanpa
perlu melalui jenjang hirarki ini.
Berdasarkan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh
terdapat tiga (3) hirarki pusat pelayanan yang dianggap paling
efesien dan efektif adalah :
Desa Ujong Kalak dan Diren Rampak merupakan hirarki I
Desa Meureubo, Leuhan dan Suak Ribee merupakan hirarki II
Desa Suak Sigandeng, Blang Beurandang, Gunong Kleng, Pasi
Masjid merupakan hirarki III.
Dengan melihat peta orientasi Kota Meulaboh dapat ditarik garis
lurus untuk menyatakan batas daerah pelayanan yang terletak pada
tiap hirarki. Karena garis-garis yang didapat tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya, maka batas pelayanan ketiga pusat
tersebut dimodifikasi yaitu disesuaikan dengan sistem administrasi
pemerintahan dan jaringan jalan yang ada di Kota Meulaboh adalah
sebagai berikut :
Pusat primer/utama diarahkan di Desa Ujong Kalak dengan
pelayanannya seluruh wilayah kota
Pusat sekunder diarahkan di Desa Meureubo dan
Gampa/Leuhan.
Untuk lebih jelasnya sistem pusat pelayanan di Kota Meulaboh dapat
dilihat pada Gambar 2.5.
Halaman 3- 40
RPKPPKOTA MEULABOH
Sumber : Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh Kab. Aceh Barat
Halaman 3- 41
RPKPPKOTA MEULABOH
2.2.3.2. Pengembangan Kawasan PerkotaanBerdasarkan pada karakteristik dan kondisi wilayah serta
kecenderungan perkembangan kegiatannya dan sesuai dengan
Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh, maka wilayah
Kota Meulaboh (wilayah administratif Kecamatan Johan Pahlawan
dan Kecamatan Merbou) diarahkan pengembangannya dengan
menggunakan sistem pusat/sub-pusat pelayanan yang dibagi
menjadi 3 (tiga) Kawasan Perkotaan. Penentuan kawasan perkotaan
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai unit-
unit lingkungan yang mandiri melalui penyediaan sistem pusat-
pusat pelayanan yang hirarkis/berjenjang dan merata secara
proposional, serta mempunyai orientasi yang jelas.
Ketiga kawasan Perkotaan yang direncanakan tersebut adalah :
Kawasan Perkotaan Pusat (KP I)
Kawasan Perkotaan Utara (KP II)
Kawasan Perkotaan Timur (KP III)
Penentuan struktur ruang dan penetapan fungsi kawasan perkotaan
tersebut didasari oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
A. Pencapaian Hubungan Antar Kawasan Perkotaan (KP)
Penetapan fungsi kawasan didasarkan atas pertimbangan
sebagai berikut :
Lokasi simpul-simpul pembangkit arus lalu lintas
Tingkat volume dan frekuensi lalu lintas
Kondisi jaringan jalan
B. Distribusi Penduduk
Tinjauan ini didasarkan pada pertimbangan distribusi dan
penyebaran penduduk untuk masing-masing KP. Yang memiliki
konstentrasi penduduk tinggi, pada umumnya variasi kegiatan.
Hal ini akan mempengaruhi penentuan fungsi tiap-tiap KP
sehingga dapat diketahui macam jenis kegiatan yang ada di
dalamnya adalah sebagai berikut :
KP I : Konsentrasi penduduk tinggi
KP II : Konsentrasi penduduk sedang
KP III : Konsentrasi penduduk rendah
Dengan kecenderungan yang ada, konsentrasi penduduk akan
terkonsentrasi di KP Pusat Kota dan KP II.
C. Dominasi Kegiatan
Halaman 3- 42
RPKPPKOTA MEULABOH
Tinjauan ini didasarkan pada karakteristik masing-masing
Kawasan Perkotaan (KP), yaitu :
Kegiatan dengan skala pelayanan regional, diarahkan di
kawasan pusat kota yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Jenis kegiatan yang dominan adalah perkantoran,
perdagangan, jasa dan kegiatan pelabuhan.
Kegiatan dengan skala pelayanan lokal berkembang ke
arah Utara dan ke Timur kota. Jenis kegiatan yang dominan
adalah perumahan, pertanian dan pelayanan sosial lainnya.
Berdasarkan pertimbangan di atas, ditetapkan struktur dan fungsi
masing-masing KP di Kota Meulaboh adalah sebagai berikut :
1. KP Pusat Kota (KP I) dengan pusatnya di Ujong Kalak. KP ini
berfungsi melayani seluruh bagian wilayah kota termasuk
daerah belakangnya/hinterland-nya (lingkup kabupaten).
Fungsi yang ditekankan pada KP ini ialah pusat kegiatan
perkantoran/pemerintahan pemda, perdagangan dan
jasa/central business district (CBD) serta pelabuhan.
2. KP Utara Kota (KP II) dengan pusatnya Leuhan. KP ini adalah
kawasan transisi yang melayani seluruh kawasan perkotaan
termasuk daerah belakangnya (wilayah pengaruh). Fungsi
utama yang ditekankan pada KP ini adalah pengembangan
perumahan, perkantoran, perdagangan dan jasa lokal,
pelayanan sosial dan pengembangan transportasi terminal
regional.
3. KP Timur Kota (KP III) dengan pusatnya Meureubo. KP ini
merupakan kawasan transisi untuk pengembangan kota yang
berfungsi melayani seluruh kawasan perkotaan termasuk
daerah belakangnya (wilayah pengaruhnya/Kabupaten). Fungsi
utama yang ditekankan pada KP ini adalah kawasan pendidikan
tinggi, kawasan militer, permukiman, pertaian dan agroindustri,
pelayanan sosial, serta perdagangan dan jasa lokal.
Halaman 3- 43
RPKPPKOTA MEULABOH
Tabel 3.1
Arahan Penetapan Fungsi Tiap Kawasan Perkotaan di Kota Meulaboh
Hirarki KP Puat KP Daerah Pelayanan Fungsi Kegiatan Elemen Kegiatan
Kota
KP
Pusat Kota
Ujong Kalak1. Suak
Indrapuri2. Pasar Aceh3. Padang
Seurahet4. Panggong5. Kampung
Belakang6. Kampung
Pasir7. Ujong Kalak8. Ujong Baroh9. Rundeng
10. Kuta Padang11. Drien Rampak
Pusat Kota
Pusat pengembangan kawasan pemerintahan
Pelabuhan
Pariwisata
Kawasan Industri non-polutan
Permukiman kota/terbatas
Pemerintahan/perkantoran
Perdagangan/
jasa Termin
al kota Pelabu
han Pariwis
ata Industr
i Perum
ahan Fasilita
s sosial/ umum Konser
vasi
KP
Utara Kota
Leuhan1. Kampung
Darat2. Gampa3. Seuneubok4. Suak Ribee5. Suak Raya6. Suak Nie7. Lapang8. Leuhan9. Blang
Berandang10. Suak
Sigadeng
Pusat pelayanan skala KP
Pengembangan kawasan perumahan
Kawasan perkantoran
Pengembangan terminal regional
Perumahan
Perkantoran
Perdagangan
Terminal regional
Pergudangan
Fasilitas sosial / umum
KP
Timur Kota
Meureubo1. Penaga Cut
Ujong2. Gunong Kleng3. Peunaga Pasi4. Peunaga
Rayeuk5. Paya Peunaga6. Langung7. Meureubo8. Ujong Drien9. Pasi Pinang
10. Ujong Tanjong11. Bukit Jaya12. Buloh13. Ranto
Panyang Timur14. Ranto
Panyang Barat15. Mesjid Tuha16. Ujong Tanoh
Darat17. Ranub Dong18. Pasi Mesjid19. Pulo Teungoh20. Balee21. Sumber Batu22. Pasi Aceh
Baroh23. Pasi Aceh
Tunong24. Reudeup25. Pucok
Pengembangan kawasan pendidikan tinggi
Pusat pelayanan skala KP
Kawasan perdagangan
Pengembangan kawasan perumahan
Pengembangan kawasan agro industri
Kawasan militer
Perumahan
Pendidikan tinggi
Perdagangan
Pertanian
Agro industri
Terminal
Fasilitas sosial / umum
Konservasi
Militer
Halaman 3- 44
RPKPPKOTA MEULABOH
Reudeup26. Paya Baro
Sumber : Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh Kab. Aceh Barat
Halaman 3- 45
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 46
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 47
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 48
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 49
RPKPPKOTA MEULABOH
Struktur ruang kawasan Kota Meulaboh pasca tsunami yang sesuai
dengan arahan pengembangan wilayah nasional dan mengantisipasi
dampak bencana tsunami adalah tetap sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) dengan fungsi sebagai pusat perdagangan antar
wilayah di kawasan pantai barat NAD termasuk Kabupaten
Simeuleu, yang terhubungkan dengan pelabuhan ferry dan
pelabuhan laut di Meulaboh.
Kota Meulaboh berfungsi sebagai pusat perdagangan di pantai barat
NAD, juga merupakan pintu masuk distribusi barang ke Kabupaten
Aceh Tengah, selanjutnya Aceh Utara dan Aceh Timur melalui
pengembangan jalan Ladiagalaska. Dengan tuntutan di atas,
pengembangan perkotaan di Meulaboh untuk jangka menengah dan
panjang perlu dilakukan dengan membangun pusat kota, sub pusat
kota dan permukiman perkotaan yang secara spatial bergeser ke
arah Timur pada kawasan yang aman dari bancana tsunami, yaitu
ke pinggiran memasuki wilayah bagian Timur yaitu di Desa Leuhan
Kecamatan Johan Pahlawan atau Kecamatan Meurebo yang berjarak
4 – 5 Km dari Pusat Kota Meulaboh lama.
Sesuai dengan tantangan rawan bencana yang dihadapi, kawasan
perkotaan Meulaboh dikembangkan dengan pusat kota kembar,
yaitu:
Pertama, Pusat Kota Lama dengan pengembangan disekitar
Pelabuhan Laut Meulaboh, berupa pusat bisnis (CBD) untuk
fungsi tertentu (pelabuhan, oil bunker, pergudangan, jasa
perdagangan) dan kawasan permukiman secara selektif, serta
akan dibangun Tugu Peringatan Tsunami dan Musium Bencana
Tsunami.
Kedua, pusat kegiatan pemerintahan dan pelayanan sosial
utama serta permukiman baru akan dilakukan pada kawasan
yang relative aman di Desa Leuhan Kecamatan Johan Pahlawan
atau di Ujung Tanjong, Kecamatan Meurebo.
Agar berfungsi secara efisien, diperlukan dukungan infrastruktur
transportasi perkotaan yang melayani setiap bagian wilayah
perkotaan (antar kedua Pusat Perkotaan, Pusat perkotaan dengan
Sub Pusat Perkotaan, Pusat Perkotaan ke Pelabuhan Meulaboh) dan
antar kota secara regional jalan lintas pantai barat menuju Banda
Aceh (Utara) dan Tapaktuan (Selatan) dan Tutut (Timur).
Halaman 3- 50
RPKPPKOTA MEULABOH
Secara umum pendekatan bagi penanganan penataan kembali di
Kabupaten Aceh Barat dan Kota Meulaboh pasca bencana gempa
dan tsunami adalah sebagai berikut :
Pusat pelayanan pemerintahan dan fungsi sosial perlu segera
dipulihkan kembali dengan memfungsikan sementara pusat-
pusat pelayanan lama yang masih dapat direhabilitasi, namun
bagi pembangunan baru diarahkan pada lokasi yang aman
dan dikembangkan secara bertahap (gradual) di lokasi baru.
Pembangunan perumahan baru diarahkan pada lokasi
permukiman yang berada pada zona pengembangan (zona
aman) di Leuhan, Suak Nie, Ujung Tanjong, Cot Seulamat dan
Cot Seumereng.
Pembangunan kembali permukiman yang tidak dapat
dihindari di lokasi semula yang terkena bencana, harus diikuti
dengan persyaratan ketat, serta tidak diperkenankan
dilakukan pemadatan bangunan (infill) atau peningkatan
kerapatan bangunan dari kondisi sebelum bencana.
Pembangunan permukiman juga perlu dilengkapi dengan
Escape Road dan Escape Building yang dapat dicapai
maksimal antara 5 - 10 menit, berupa bangunan vertikal
dengan lantai bawah terbuka untuk mengurangi beban
horizontal pada struktur.
Untuk menghindari pembangunan kembali permukiman yang
tidak teratur dan tidak memenuhi syarat (kumuh) di pusat
kota Meulaboh, perlu dilakukan pendekatan urban renewal
dan land consolidation.
Mengembangkan Kawasan Penyangga (Buffer Zone) atau
kawasan hijau berupa hutan pantai sepanjang 60 Km dari
Kecamatan Meureubo hingga Arongan Lambele dengan
tanaman bakau, waru laut, ketapang dan cemara (disesuaikan
dengan jenis tanah kawasan pesisir Aceh Barat) dengan
ketebalan 100 - 300 m, kerapatan 30 - 40 pohon per 100 m³,
diameter pohon 15 cm dapat meredam 50 % energi
gelombang tsunami.
Penataan CBD lama untuk fungsi tertentu (pelabuhan, oil
bunker, pergudangan dan jasa perdagangan) serta
permukiman terbatas dilakukan dengan dukungan teknologi
tahan gempa dan tsunami, yang dilengkapi dengan Escape
Building yang dapat dicapai dalam waktu maksimal 5 menit di
kawasan tepi pantai dan 10 menit pada kawasan yang
berjarak lebih dari 300 meter dari garis pantai. Disamping itu
perlu dibangun rencana untuk escape road menuju lokasi-
lokasi aman dari tsunami.
Halaman 3- 51
RPKPPKOTA MEULABOH
Memfungsikan kembali sistem prasarana regional berupa
pelabuhan Laut Meulaboh dan jalan akses regional untuk
melayani kegiatan perdagangan di pantai barat NAD.
Diperlukan system peringatan dini (Early Warning System)
dan Disaster Management berbasis Rencana Tata Ruang.
Lebih jelas mengenai struktur ruang Kota Meulaboh dapat dilihat
pada Gambar 2.4.
Halaman 3- 52
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 53
RPKPPKOTA MEULABOH
2.2.3.3. Rencana Pola Ruang
Pola ruang Kabupaten Aceh Barat direncanakan terbagi kedalam 4
(empat) zona yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah yang
rawan bencana, meliputi zona-zona sebagai berikut :
1) N1 : Zona Penyangga (Buffer Zone) Pantai.
Zona yang berada di sepanjang pantai ditepi muka air pasang
berjarak minimal 100 meter dari pasang laut tertinggi dengan
ketebalan bervariasi antara 100 – 300 meter dengan fungsi
utamanya sebagai Buffer Zone (wave breaker). Pada zona N1
ini diperkenankan ada bangunan secara terbatas dengan
persyaratan ketat.
2) N2 : Zona Budi Daya Terbatas.
Zona yang dicapai oleh gelombang Tsunami yang berjarak
bervariasi antara 300 – 1000 meter dengan fungsi utamanya
sebagai lahan budidaya pertanian dan tanaman keras dan
perikanan yang berfungsi mereduksi gelombang, serta
permukiman penduduk dan nelayan kepadatan rendah, Tempat
Pelelangan Ikan (TPI), kota lama yang dipertahakan fungsinya
dengan persyaratan ketat, taman kota dan lapangan olah raga.
yang dilengkapi dengan disaster mitigation plan.
3) B1 : Zona Budi Daya.
Zona Budi Daya (zona antara) pada perbatasan yang dicapai
gelombang Tsunami dengan dengan zona aman, yang
dimanfaatkan untuk kegiatan jasa dan perdagangan, serta
permukiman kepadatan rendah sampai sedang.
4) B2 : Zona Aman / Zona Pengembangan.
Zona yang aman dari terpaan gelombang Tsunami dengan
pemanfaatan ruang sebagai pusat kegiatan bisnis (CBD),
pelayanan sosial dan permukiman perkotaan sampai
kepadatan tinggi, disesuaikan dengan kondisi daya dukung
lahan setempat dan pemanfaatan ruang yang ada.
Berdasarkan pembagian zonasi tersebut di atas, maka
pengembangan kota Meulaboh dapat diarahkan struktur dan pola
pemanfaatan ruangnya sebagai berikut :
Halaman 3- 54
RPKPPKOTA MEULABOH
1. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Penyangga Pantai
(Buffer Zone) :
Zona ini berada disepanjang pesisir pantai Meulaboh dengan
dengan jarak bervariasi antara 100 m s/d 300 m dari garis
pantai, dengan struktur dan pola pemanfaatan ruangnya
meliputi :
Fungsi Utama, Buffer Zone dengan pemanfaatan ruang
sebagai hutan manggrove atau tanaman penyangga
lainnya (waru laut, cemara, ketapang, kelapa dll),
disesuaikan dengan jenis tanah pesisir pantai.
Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi:
o Hutan mangrove dan tanaman penyangga lain ditanam
dengan mengikuti garis pantai dengan ketebalan 100 –
300 meter dari garis pantai dan dengan kerapatan 30 –
40 pohon per 100 m2.
o Daerah pantai yang terkikis/tenggelam tidak
diperkenankan ada bangunan dan hanya diperuntukkan
bagi hutan mangrove atau tanaman penyangga
lainnya.
Fungsi lain yang dimungkinkan, meliputi :
o Pantai terbuka / pariwisata
o Taman kota/ lapangan olah raga
o Pelabuhan dan tempat penimbunan barang
o Pusat Pendaratan Ikan (PPI)
o Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
o Permukiman (terutamja Nelayan) dengan persyaratan
ketat
o Kawasan Musium Tsunami (kawasan Tsunami Heritage)
o Bangunan Khusus (oil bunker, instalasi militer dan
lainnya).
Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :
a. Seluruh bangunan umum dan khusus disyaratkan
menggunakan struktur bangunan tahan gempa dan
tahan terhadap hantaman gelombang tsunami sesuai
Building Code.
b. Semua fasilitas umum, taman, tempat olah raga dan
bangunan lainnya harus dilengkapi dengan escape road
dan escape zone/escape building.
Halaman 3- 55
RPKPPKOTA MEULABOH
c. Permukiman (diutamakan nelayan) dibangun untuk
menampung penduduk yang ingin kembali ke lokasi
semula sebelum terjadinya bencana, yang dibangun
secara terbatas dengan persyaratan ketat sesuai
building code dan dilengkapi disaster escape facilities.
d. Pada bangunan yang menghadap pantai, dibagian
muka dan belakang harus ditanami tanaman
penyangga secara berlapis yang dapat mereduksi
gelombang.
e. Perlu dibangun jalan yang sejajar garis pantai sebagai
pemecah gelombang dan akses jalan vertikal dengan
garis pantai sebagai escape road ke daerah aman.
f. Dilengkapi dengan peralatan peringatan dini (Early
Warning System) dan management disaster mitigation,
serta escape facilities (vertikal, horizontal).
2. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Budidaya Terbatas :
Zona ini berada dibelakang zona Penyangga Pantai (Buffer
Zone) yang berada antara 300 m s/d 1000 m dari garis pantai,
dengan struktur dan pola pemanfaatan ruangnya meliputi :
Fungsi Utama, meliputi :
a. Buffer Zone untuk mereduksi gelombang.
b. Budidaya pertanian tanaman keras dan perikanan
c. Taman kota/lapangan olah raga.
Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :
a. Mengikuti batas Zona Penyangga Pantai sampai 1000
meter kearah darat.
b. Mampu mereduksi energi gelombang tsunami.
c. Pematang tambak sebanyak mungkin yang sejajar garis
pantai dan ditanami dengan tanaman penyangga untuk
mereduksi energi gelombang.
d. Bangunan umum disyaratkan menggunakan struktur
bangunan tahan gempa dan gelombang tsunami sesuai
building code, dan berlantai lebih dari 1 lantai.
e. Semua fasilitas umum, taman, lapangan olah raga
olahraga dan bangunan lainnya harus dilengkapi
dengan escape road dan escape zone/escape building.
f. Perlu dibangun jalan sejajar dengan garis pantai
sebagai pemecah gelombang dan akses jalan vertikal
Halaman 3- 56
RPKPPKOTA MEULABOH
dengan garis pantai sebagai escape road ke daerah
aman.
g. Dilengkapi dengan peralatan peringatan dini (Early
Warning System) dan management disaster mitigation,
serta escape facilities (vertikal, horizontal).
Fungsi lain yang dimungkinkan, meliputi :
a. Kawasan Perkotaan terbatas, dengan persyaratan ketat
sebagai upaya mempertahankan fungsi kota lama
secara terbatas.
b. Industri perikanan
c. Pergudangan dan jasa perdagangan.
d. Permukiman kepadatan rendah dengan persyaratan
ketat.
Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :
a. Kawasan kota lama terutama difungsikan sebagai pusat
perdagangan dan jasa. Untuk perumahan di kawasan
kota lama hanya diperuntukkan bagi penduduk lama
yang kembali menempati lokasi semula dengan
persyaratan ketat sesuai building code.
b. Bangunan umum dan pusat bisnis disyaratkan
menggunakan struktur bangunan tahan gempa dan
gelombang tsunami sesuai building code, serta
berlantai lebih dari 1 lantai.
c. Untuk menghindari terjadinya pembangunan kembali
permukiman di kawasan kota lama yang tidak
memenuhi syarat (kumuh) dan tidak teratur, maka
perlu dilakukan pengaturan melalui Urban Renewal dan
Land Consolidation.
d. Land mark kota perlu dipertahankan, dapat berupa
tugu atau bangunan bersejarah dan urban heritage.
e. Permukiman diluar kawasan kota lama dibangun secara
terbatas hanya untuk penduduk lama dengan
kepadatan rendah ( 100 jiwa / hektar) dengan
persyaratan bangunan sesuai building code dan
dilengkapi escape facilities.
f. Industri perikanan dapat dibangun dengan dilengkapi
penanganan polusi limbah ikan.
b. Persyaratan jalan dan managemen disaster mitigation
dan escape facilities sama dengan fungsi utama
3. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Budidaya :
Halaman 3- 57
RPKPPKOTA MEULABOH
Zona ini merupakan zona transisi yang berbatasan dengan
zona aman atau zona pengembangan yang berada di
sepanjang jalan Nasional dan rencana jalan Nasional (Jalan
Imam Bonjol). dengan struktur dan pola pemanfaatan ruangnya
meliputi :
a. Kegiatan jasa dan perdagangan
b. Kegiatan fasilitas umum dan sosial yang antara lain
berupa; rumah sakit, peribadatan, sekolah, pasar, terminal
bus, ruang publik , dan lain-lain.
c. Perkantoran pemerintah terbatas (mempertahankan
yang sudah ada).
d. Landmark kota yang berupa lingkungan Masjid Raya.
e. Permukiman kepadatan rendah sampai sedang.
Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :
a. Untuk bangunan umum dan bisnis dengan persyaratan
tahan gempa dan berlantai lebih dari satu lantai.
b. Mencerminkan arsitektur berciri khas dengan budaya
setempat.
c. Untuk perumahan dengan persyaratan tahan gempa.
d. Perlu dibangun jalan akses vertikal dengan garis pantai
sebagai escape road ke daerah aman.
b. Dilengkapi dengan peralatan peringatan dini (Early
Warning System) dan management disaster mitigation.
4. Pola Pemanfaatan Ruang pada Zona Pengembangan
(Zona Aman) :
Zona ini merupakan zona aman terhadap bahaya Tsunami yang
diperuntukan bagi pengembangan perkotaan dengan struktur
dan pola pemanfaatan ruangnya meliputi:
a. Pengembangan permukiman perkotaan dengan
kepadatan sedang sampai tinggi,
b. Pengembangan fasilitas pelayanan pusat permukiman
yang antara lain berupa ; fasilitas pendidikan, kesehatan,
pasar, peribadatan, perkantoran pemerintah, Pusat Kota
dan Sub Pusat Kota baru, serta pengembangan pusat
fasilitas sosial skala regional dan kota.
c. Untuk kawasan zona aman yang kesesuaian lahannya
tidak sesuai bagi pengembangan perkotaan (lahan
gambut dan rawa) atau peruntukan ruang yang ada
sebagai lahan perkebunan/pertanian, diarahkan tetap
sebagai kawasan perkebunan/pertanian.
Halaman 3- 58
RPKPPKOTA MEULABOH
Dengan Persyaratan dan Ketentuan Umum meliputi :
a. Bangunan tahan gempa dan aman dari bahaya bencana
alam lainnya (banjir, longsor).
b. Infrastruktur pendukung harus tertata dengan baik.
c. Jaringan jalan lokal harus tersistem dengan sistem
jaringan jalan kota dan regional secara berhirarki, serta
memiliki akses yang baik ke pusat kota lama. Jaringan
jalan ini juga berfungsi sebagai jalur untuk pengungsian
bagi penduduk di wilayah hilirnya.
Agar lebih jelasnya tentang konsep zonasi pemanfaatan ruang dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Kota Meulaboh dapat dilihat pada
Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.
Halaman 3- 59
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 60
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 61
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 62
RPKPPKOTA MEULABOH
Halaman 3- 63
RPKPPKOTA MEULABOH
2.2.4. RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN ACEH
BARAT – 01 (KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN DAN
MEUREUBO)
2.2.4.1. Konsep Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Meulaboh
Rencana struktur pelayanan kegiatan di kawasan perkotaan
Meulaboh yang meliputi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Johan
Pahlawan dan Meureubo yang terdiri dari 47 desa dibagi menjadi
unit-unit lingkungan yang dilayani oleh masing-masing pusat unit
lingkungan, dan beberapa unit lingkungan dilayani oleh pusat
lingkungan yang lebih besar dan seterusnya.
Pembagian unit lingkungan didasarkan pertimbangan, antara lain :
Batas kesamaan fungsi kegiatan kawasan
Batas-batas fisik alamiah yang mudah diidentifikasi dilapangan,
seperti sungai, jalan, saluran
Batas administrasi (desa, mukim)
Luas kawasan
Keberadaan fasilitas pada kawasan, dan sebagainya.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah implementasi,
pengelolaan dan pengendalian rencana dalam pembangunan dimasa
yang akan datang, serta serta penyesuaian dengan model
pengembangan titik tumbuh (Multi Nuclei Model dan Konsep
Neighbourhood) yang dikembangkan RTRW Kabupaten Aceh Barat.
Pengalokasian pelayanan melalui unit lingkungan ini merupakan
salah satu pendekatan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan kawasan, optimalisasi pemanfaatan ruang dan titik
tumbuhnya pengembangan lokasi-lokasi kegiatan penduduk
sehingga aglomerasi kegiatan pelayanan pada satu simpul tertentu
dapat dihindari.
2.2.4.2. Pola Ruang Kawasan Perkotaan Meulaboh
Pola pemanfaatan Kawasan prioritas/kawasan perencanaan
dikembangkan mengikuti kecenderungan perkembangan yang
terjadi dengan mempertimbangkan optimalisasi pemanfaatan ruang
dan efektifitas pergerakan internal dan eksternal. Ditinjau dari sisi
optimalisasi pemanfaatan ruang, pola yang dikembangkan harus
dapat menampung kegiatan-kegiatan utama, baik yang termasuk
kegiatan permukiman perkotaan maupun kegiatan non permukiman
Halaman 3- 64
RPKPPKOTA MEULABOH
perkotaan. Di bagian utara kota Meulaboh (Zona Aman/Zona
Pengembangan/B2) utamanya adalah kegiatan permukiman,
kegiatan pendidikan. Di bagian selatan kota Meulaboh (Zona
Budidaya) utamanya adalah kegiatan perdagangan dan jasa,
perkantoran dan pelayanan umum. Selain itu pemanfaatan
ruang kota akan memperhatikan aspek-aspek kelestarian
lingkungan, dengan mengalokasikan pemanfaatan ruang
untuk konservasi (kawasan perlindungan setempat).
Dan untuk menciptakan pergerakan eksternal dan internal yang
efektif, pola pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan akan
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan interaksi antara satu
jenis pemanfaatan dangan pemanfaatan lainnya.
Secara teoritis pola tata yang dikembangkan pada bagian utara
kawasan adalah pola linier, karena bentuk wilayah Meulaboh yang
memanjang dari timur ke barat. Sedangkan pada bagian selatan
kawasan mengikuti perkembangan yang ada arahan pemanfaatan
ruang dalam RTRW. Untuk lebih jelasnya rencana pemanfaatan
ruang kota Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.7
di halaman berikut.
Tabel 2.2
Halaman 3- 65
RPKPPKOTA MEULABOH
66
RPKPPKOTA MEULABOH
2.2.4.3. Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Meulaboh
2.2.4.3.1. Air Bersih
Sistem pelayanan air bersih di kota Meulaboh ini termasuk dalam
pengelolaan PDAM Tirta Meulaboh dengan kapasitas 63 liter/detik.
Sedangkan bagian utara kawasan pada umumnya belum dijangkau
pelayanan sistem pelayanan PDAM. Saat ini sedang disusun rencana
teknik perpipaan air bersih ke rumah-rumah (Detail Engineering
Design oleh BRR NAD-Nias).
Penyusunan rencana penyediaan air bersih didasarkan pada rencana
pengembangan pipa-pipa pelayanan oleh PDAM Tirta Meulaboh,
sedangkan besar kebutuhan didasarkan standar. Berdasarkan
analisis dan perhitungan, kebutuhan untuk Kota Meulaboh adalah
sekitar 1.633 m3/hari di BWK I, 5.298 m3/hari di BWK II dan 2.815
m3/hari di BWK III pada tahun 2028. Ketersediaan air bersih
dimanfaatkan juga bagi keperluan rumah tangga dan kebutuhan non
rumah tangga, perdagangan/komersil, perkantoran dan sarana
sosial lainnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai besarnya kebutuhan untuk masing-
masing Sub BWK lingkungan dapat dilihat tahapan pelaksanaan
pembangunannya (Indikasi dan Prioritas Program). Untuk lebih
jelasnya proyeksi kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
2.2.4.3.2. Air Kotor
Sampai saat ini cara pembuangan air kotor di kota Meulaboh dari
hasil kegiatan rumah tangga, sosial dan komersial pada umunya
dilakukan dengan cara membuang langsung ke saluran drainase
alam terdekat (saluran, sungai, alur sungai). Sedangkan sisitem
pembuangan air kotor pada MCK sebagian lagi telah menggunakan
septik tank.
Dengan kata lain, sistem penanganan air kotor dari rumah tangga
termasuk dari pertokoan dilakukan secara on site system (sistem
pembuangan air limbah setempat) dengan menggunakan septic
tank. Pembuangan limbah dari septic tank dilakukan dengan bantuan
armada truk untuk selanjutnya dibuang ke Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT).
Mengingat pembangunan suatu sistem pengolahan air kotor
memerlukan biaya yang cukup besar maka sebaiknya sejak awal
pembangunan diterapkan suatu sistem pembuangan air kotor
tertentu yang baik dan terencana sehingga dapat terhindar dari
Halaman 4 - 67
RPKPPKOTA MEULABOH
pencemaran, baik oleh hasil kegiatan rumah tangga, sosial,
komersial maupun industri rumah tangga.
Tabel 2.3 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Perkotaan Meulaboh
Sistem pembuangan air kotor yang dapat diterapkan untuk air
kotor/limbah hasil dari MCK antara lain :
Halaman 4 - 68
BWK IIBWK I BWK IIII
RPKPPKOTA MEULABOH
Sistem septic tank tanpa pengolahan atau dengan pengolahan.
Sistem jaringan (rioolering) tanpa pengolahan atau dengan
pengolahan.
Sistem yang cukup sesuai diterapkan di kawasan ini adalah sistem
on site yakni menggunakan septik tank dengan bidang resapan,
dimana air kotor hasil aktifitas MCK ditampung dalam bak khusus
yang tertutup dengan dimensi tertentu dan dapat digunakan secara
umum dengan dimensi standard (2 m x 1 m x 1,5 m) dapat
digunakan oleh 4 buah rumah.
Besarnya volume air kotor yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
adalah sebesar 70 – 80% dari pemakaian air bersihnya. Perkiraan
jumlah total volume air kotor di kota Meulaboh sekitar 5.520
liter/detik di BWK I, 18.240 liter/detik di BWK II dan 9.840 liter/detik
pada tahun 2028 (Lihat Tabel 2.4).
Tabel 2.4 Proyeksi Volume Air Kotor di Perkotaan Meulaboh
BWK I BWK II BWK III
Halaman 4 - 69
RPKPPKOTA MEULABOH
2.2.4.3.3. Drainase
Jaringan saluran drainase/air hujan umumnya terbagi atas 3 bagian
yaitu jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier.
Jaringan primer berupa sungai/anak sungai atau saluran relatif besar
sebagai badan air penerima yang menampung aliran dari saluran-
saluran. Jaringan sekunder berfungsi sebagai penerima saluran yang
berasal dari kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan lain-
lain. Sedangkan jaringan tersier merupakan saluran air yang
menerima aliran air langsung dari perumahan atau bangunan
lainnya.
Sistem drainase yang digunakan ada 2 (dua) macam yaitu sistem
drainage tertutup dan sistem drainasi terbuka. Sistem drainase
tertutup dipergunakan pada kawasan dengan tingkat kepadatan
bangunan tinggi misalnya untuk kawasan perdagangan. Sedangkan
sistem saluran terbuka digunakan pada kawasan dengan kepadatan
bangunan rendah dan pada umumnya diterapkan pada kawasan
perumahan.
Sesuai dengan pembahasan bab sebelumnya, permasalahan drainase
kawasan perkotaan Meulaboh merupakan masalah yang berkaitan
erat dengan sistem drainase Kabupaten Aceh Barat ditambah lagi
kerusakan sistem dan munculnya kantong-kawasan genangan baru
yang diakibatkan tsunami, sehingga perencanaan yang disusun
secara parsial belum tentu akan menyelesaikan kawasan ini dari
persoalan banjir (bebas banjir).
Namun untuk mengurangi akibat-akibat genangan yang meluas bila
terjadi hujan dapat dilakukan upaya, salah satunya adalah optimasi
saluran yang ada dan membuat saluran baru. Optimasi saluran yang
direncanakan tersebut adalah di desa-desa seperti Seuneubok (5
titik), Ujong Kalak, Suak Sigandeng, Lapang, Pasi Aceh Teungoh,
Sumber Batu, Pasi Masjid, Peunaga Rayeuk, Pulo Teungoh, Ranto
Payang Timur, Paya Baro, dan Peunaga Cut Ujong. Dan pembuatan
saluran drainase utama (Main Drain) adalah di desa Seuneubok (2
lokasi), Ujong Kalak, Suak Sigandeng, Lapang, Pasir, Pasi Masjid,
Langung, Peunaga Rayeuk, Mesjid Tuha, Pulo Teungoh, Ranto
Payang Timur dan Paya Baro.
Untuk kawasan lain di kota Meulaboh pengembangan saluran
drainase direncanakan dengan mengoptimasikan saluran drainase
yang sudah ada dan pembuatan saluran sekunder baru, sedangkan
rencana saluran tersier tergantung dari rencana tapak-tapak
bangunan dari kawasan perumahan baru yang akan dibangun.
Halaman 4 - 70
RPKPPKOTA MEULABOH
Perencanaan jaringan drainase pada kawasan perumahan baru
tersebut, diusahakan mengikuti saluran sekunder dan pola jaringan
jalan yang ada. Lebar saluran primer kurang lebih 2 meter dan
saluran sekunder 1 meter. Optimasi dilakukan dengan :
Memperbaiki konstruksi saluran yang telah rusak,
mengembalikan atau bila perlu menambahkan kedalaman
saluran tanpa menimbulkan perubahan terhadap arah dan
kecepatan aliran normal.
Pengerukan sampah dan endapan yang ada di dalam saluran.
Selain itu, kawasan ini ditinjau dari segi topografinya
memungkinkan untuk dibuat kolam-kolam penampung air
(tandom) karena memiliki topografi yang relatif datar, namun
masalahnya adalah stabilitas agrerat tanah/lahan yang kurang
sehingga tanahnya mudah terkikis oleh erosi.
Merencanakan alinemen saluran-saluran sekunder yang baru
berdasarkan interpretasi peta foto udara dan pengamatan
lapangan.
Halaman 4 - 71
RPKPPKOTA MEULABOH
2.2.4.3.4. Persampahan
Perkiraan jumlah volume timbulan sampah untuk kawasan perkotaan
Meulaboh per BWK adalah sebesar 87.243,00 liter/hari di BWK I,
286.172,25 liter/hari di BWK II dan 151.469,50 liter/hari di BWK III
pada tahun 2028 (Lihat Tabel 2.5).
Tabel 2.5 Proyeksi Timbulan Sampah di Perkotaan Meulaboh
No URAIAN SATUAN
BWK I BWK II BWK III
PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK
TAHUN 2028 TAHUN 2028 TAHUN 2028
26844 88053 46606
1 Sampah Domestik (SD) 2.5 lt/org/hr 67,110.00 220,132.50 116,515.00
2 Sampah Non Domestik (SND) 30 % dari SD 20,133.00 66,039.75 34,954.50
3 Total Timbulan Sampah Lt/hr 87,243.00 286,172.25 151,469.50
4
Timbulan Sampah (TS) M3/Hr 87.24 286.17 51.47
- Volume sampah tak terlayani 40 % dari TS 34.90 114.47 60.59
- Volume sampah terlayani 60 % dari TS 52.35 171.70 90.88
5
Kebutuhan Sarana
- Gerobak Sampah (2 rit/hr) 1 M3 26 86 45
- TPS 5 M3 10 34 18
- Arm Roll Container (2 rit/hr) 4 M3 3 9 5
Sumber : Hasil Analisis dan Rencana
Sistem penanganan sampah idealnya dilakukan secara bertahap,
yang dimulai dari lokasi rumah tangga masing-masing, pertokoan,
kantor dan sebagainya dikumpulkan dalam penampungan sampah
sementara, penempatan bak sampah untuk individual untuk kawasan
permukiman diletakkan di depan masing-masing bangunan tersebut.
Kebanyakan penduduk membuang sampah disembarang tempat,
pinggir jalan bahkan tidak jarang membuang sampah di saluran dan
tempat terbuka. Oleh karena itu sistem direncanakan adalah secara
kolektif dan terorganisir. Rencana penanganan sampah meliputi
mulai dari pewadahan, pengumpulan sampah dan pengangkutan
sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah yang dihasilkan diangkut dengan gerobak besar sampai
kemudian dibuang ketempat pembuangan sampah sementara (TPS)
Halaman 4 - 72
RPKPPKOTA MEULABOH
selanjutnya diangkut dan dibuang ketempat ke TPA Kabupaten Aceh
Barat yang terletak di Gampong Jawa. Akan tetapi TPA ini
mengalami kerusakan akibat bencana dan sedang direncanakan
pengembangan pada site baru yang lokasinya di Desa Gunung
Matai.
Rencana pengangkutan dari rumah ke rumah menuju TPS (Tempat
Pembuangan sampah Sementara) mempergunakan gerobak volume
1 – 1,5 m3. Sedangkan dari TPS ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
mempergunakan truk pengangkut sampah (dump truck) volume 4
m3.
A. Pewadahan dan Pengumpulan Sampah
Kegiatan pewadahan dilakukan di rumah-rumah, pertokoan
ataupun pada kantor-kantor dengan menggunakan tong-tong
sampah. Sedangkan sarana pengangkutan sampah yang
digunakan adalah gerobak sampah dengan volume 1,5 m3 yang
akan membawa timbulan sampah dari rumah ke Tempat
Pembuangan Sementara (TPS).
Sebelum diangkut ke TPA, timbulan sampah dari gerobak-
gerobak dikumpulkan ke TPS (Tempat Pembuangan sampah
Sementara), yang dapat berupa TPS permanen atau non
permanen (kontainer).
Pelayanan TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang
direncanakan termasuk ke dalam Zone C (Dinas Kebersihan
dan Pertamanan), maka untuk Kecamatan Johan Pahlawan TPS
yang direncanakan hanya dilakukan penambahan sebagai
berikut :
1. Lokasinya di Desa Ujong Kalak sebanyak 2 TPS, dengan
wilayah pelayanan tidak terbatas.
2. Lokasinya di Desa Suak Sigandeng sebanyak 1 TPS, dengan
wilayah pelayanan tidak terbatas.
3. Lokasinya di Desa Lapang sebanyak 3 TPS, dengan wilayah
pelayanan tidak terbatas.
Sedangkan lokasi TPS untuk Kecamatan Meureubo
direncanakan adalah sebagai berikut :
1. Lokasinya di Desa Pasi Aceh Tunong sebanyak 4 TPS,
dengan wilayah pelayanan terbatas.
2. Lokasinya di Desa Bukit Jaya sebanyak 2 TPS, dengan
wilayah pelayanan tidak terbatas.
3. Lokasinya di Desa Sumber Batu sebanyak 5 TPS, dengan
wilayah pelayanan terbatas.
Halaman 4 - 73
RPKPPKOTA MEULABOH
4. Lokasinya di Desa Pasi Masjid sebanyak 4 TPS, dengan
wilayah pelayanan terbatas.
5. Lokasinya di Desa Langgung sebanyak 8 TPS, dengan
wilayah pelayanan terbatas.
6. Lokasinya di Desa Peunaga Rayeuk sebanyak 2 TPS,
dengan wilayah pelayanan tidak terbatas.
7. Lokasinya di Desa Masjid Tuha sebanyak 4 TPS, dengan
wilayah pelayanan tidak terbatas.
8. Lokasinya di Desa Pulo Teungoh sebanyak 4 TPS, dengan
wilayah pelayanan tidak terbatas.
9. Lokasinya di Desa Ranto Payang Timur sebanyak 1 TPS,
dengan wilayah pelayanan tidak terbatas.
10.Lokasinya di Desa Paya Peunaga sebanyak 9 TPS, dengan
wilayah pelayanan terbatas.
B. Rencana Pelayanan Pengangkutan
Jalur-jalur atau rute pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
sesuai dengan rencana penempatan TPS (kontainer) adalah
sebagai berikut :
1. Jalur 1 : kantor pelayanan Desa Suak Sigading Desa
Ujong Kalak via Jl. Iskandar Muda Jl. Gajah Mada TPA.
2. Jalur 2 : kantor pelayanan Desa Suak Nie Desa Suak
Raya Desa Drien Rampak via Jl. Imam Bonjol Jl. Gajah
Mada Jl. Nasional TPA.
3. Jalur 3 : Kantor pelayanan Jl. Yos Sudarso Jl. Merdeka Jl. Teuku Umar Jl. Nasional TPA.
4. Jalur 4 : Kantor pelayanan Desa Blang Beurandang Desa Ujong Blang Desa Gampa Jl. Nasional TPA.
5. Jalur 5 : Kantor pelayanan Desa Pasi Masjid Desa
Lapang Jl. Sisimangaraja Jl. Gajah Mada TPA.
6. Jalur 6 : Kantor pelayanan Jl. Nasional Desa Masjid Tuha
Desa Pulo Teungoh Desa Pasi Aceh Tunong TPA.
7. Jalur 7 : Kantor pelayanan Desa Bukit Jaya Desa
Sumber Batu TPA.
8. Jalur 8 : Kantor pelayanan Desa Langgung Desa
Peunaga Rayeuk TPA.
9. Kantor pelayanan Desa Paya Peunaga Desa Ranto
Payang Timur TPA.
10. Kantor pelayanan Desa Peunaga Cut Ujong via Jl.
Meulaboh – Tapak Tuan Desa Peunaga Pasi TPA.
11. Kantor Peulayanan Desa Meureubo Desa Ujong Drien TPA.
Halaman 4 - 74
RPKPPKOTA MEULABOH
2.3. SPPIP
2.3.1. VISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA MEULABOHVisi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Meulaboh
adalah Terwujudnya Permukiman dan infrastruktur Kota Meulaboh yang
Aman, Berwawasan Lingkungan dan Bernuansa Adat Islami
2.3.2. MISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN KOTA MEULABOH
Misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Meulaboh
yang telah dirumuskan dan disepakati adalah:
1. Mewujudkan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
yang memenuhi rasa aman bagi masyarakat, Teratur, Sehat, Bersih
dan Hijau
2. Meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat terhadap
Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Permukiman perkotaan
3. Mewujudkan Tata Kelola Permukiman Perkotaan yang cepat dan
tepat serta Bernuansa Adat Islami
2.3.3. STRATEGI PENCAPAIAN VISI DAN MISI PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA
MEULABOH
Strategi dalam rangka mewujudkan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan yang memenuhi rasa aman bagi masyarakat,
Teratur, Sehat, Bersih dan Hijau (Misi 1), dapat dilakukan dengan:
1. Memperjelas status dan fungsi lahan pada kawasan permukiman
sesuai dengan arahan tata ruang kota
2. Merelokasi permukiman yang berada pada kawasan sempadan dan
kawasan bahaya bencana alam
3. Melakukan perbaikan/urban upgrading pada kawasan
perkampungan nelayan, kawasan tepi sungai dan kawasan padat
penduduk
4. Mengembangkan kawasan permukiman baru
5. Menyiapkan dukungan infrastruktur permukiman dan perkotaan
Halaman 4 - 75
RPKPPKOTA MEULABOH
6. Menyediakan kawasan hijau kota (RTH) dan kawasan pantai
sebagai wilayah konservasi
Strategi dalam rangka meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian
Masyarakat terhadap Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Permukiman perkotaan (Misi 2), dapat dilakukan dengan:
1. Melibatkan masyarakat dalam usaha pengelolaan dan
pemeliharaan infrastruktur permukiman
2. Melakukan sosialisasi manajemen bencana dan adaptasi
perubahan iklim
3. Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam
pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur permukiman
Strategi dalam rangka mewujudkan Tata Kelola Permukiman Perkotaan
yang cepat dan tepat serta Bernuansa Adat Islami (Misi 3), dapat
dilakukan dengan:
1. Mengembangkan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang
menggunakan teknologi ramah lingkungan
2. Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan pengelola
infrastruktur permukiman dan perkotaan
2.3.4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENCAPAIAN VISI DAN MISI
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN KOTA MEULABOH
Usaha pencapaian visi dan misi pengembangan permukiman dan
infrastruktur perkotaan Meulaboh ini akan sangat ditentukan oleh
faktor-faktor penting berikut ini:
1. Teknis
Faktor teknis yang turut mempengaruhi diantaranya faktor
teknis alamiah (faktor alami) misalnya jika terjadi perubahan
fisik alamiah kawasan seperti perubahan pola fisik lahan akibat
bencana, perubahan fungsi lahan yang tidak terkendali dan
lainnya.
Ketersediaan dokumen perencanaan teknis yang terintegrasi,
komprehensif dan terukur
2. Sosial
Dukungan dari berbagai pihak (pemerintah, swasta dan masyarakat)
dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi
3. Sumber daya manusia
Ketersediaan dan kesiapan sumberdaya manusia yang kompetitif
dalam mengawal berbagai kegiatan pembangunan mulai dari proses
awal sampai akhir
Halaman 4 - 76
RPKPPKOTA MEULABOH
4. Manajemen dan Kelembagaan
Dukungan manajemen kelembagaan dalam tata pengelolaan
kegiatan pembangunan yang efektif dan efesien dan
perumusan kebijakan yang terintegrasi dengan memadukan
berbagai sumberdaya yang ada.
Transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahapan kegiatan
pembangunan mendorong tumbuhnya tingkat kepercayaan
publik dan ikut serta dalam mensukseskan setiap program
pembangunan pemerintah
5. Keuangan/Pembiayan
Penyediaan pembiayaan/pendanaan menjadi salah satu indikator
srategis dalam memperlancar proses implementasi berbagai
kegiatan guna mencapai tujuan pembangunan.
2.3.5. TARGET PENCAPAIAN VISI DAN MISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA MEULABOH
Target pencapaian Visi dan Misi pengembangan permukiman dan
infrastruktur perkotaan Meulaboh dirumuskan yang akan dijadikan
ukuran pencapaian sampai akhir tahun perencanaan adalah seperti
pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Ukuran Capaian Visi dan Misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Meulaboh
MISI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
UKURAN CAPAIAN
Mewujudkan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang memenuhi rasa aman bagi masyarakat, Teratur, Sehat, Bersih dan Hijau
Masyarakat Kota Meulaboh tinggal di permukiman yang sehat dan amanTersedianya akses yang cukup terhadap infrastruktur permukiman
Meningkatkan Kesadaran dan Kepedulian Masyarakat terhadap Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Permukiman perkotaan
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Mewujudkan Tata Kelola Permukiman Perkotaan yang cepat dan tepat serta Bernuansa Adat Islami
Meningkatnya pelayanan infrastruktur permukiman perkotaan
Halaman 4 - 77
RPKPPKOTA MEULABOH
2.3.6. RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA MEULABOH
Rencana strategis pembangunan bidang permukiman dan infrastruktur
perkotaan Meulaboh yang telah dirumuskan dibagi dalam beberapa
aspek agar usaha implementasi dan pencapaiannya menjadi lebih
efektif serta memudahkan dalam mengindikasikan pelaku utamanya,
sebagai berikut:
1. Strategi pembangunan fisik permukiman dan infrastruktur perkotaan
Meulaboh:
Menyediakan kawasan hijau kota (RTH) dan kawasan pantai
sebagai wilayah konservasi
Merelokasi permukiman yang berada pada kawasan sempadan
dan kawasan bahaya bencana alam
Mengembangkan kawasan permukiman baru
Menyiapkan dukungan infrastruktur permukiman dan perkotaan
Mengembangkan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang
menggunakan teknologi ramah lingkungan
Melakukan perbaikan/urban upgrading pada kawasan
perkampungan nelayan, kawasan tepi sungai dan kawasan padat
penduduk
2. Strategi pemberdayaan ekonomi yang mendukung keberlanjutan
program strategis pengembangan permukiman dan infrastruktur
perkotaan
Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi lokal
3. Strategi pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya untuk
mengimplementasikan program strategis pengembangan
permukiman dan infrastruktur perkotaan
Melibatkan masyarakat dalam usaha pengelolaan dan
pemeliharaan infrastruktur permukiman
4. Strategi pengembangan sosial dalam pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan
Melakukan sosialisasi manajemen bencana dan adaptasi
perubahan iklim
Melakukan sosialisasi Tata bangunan dan lingkungan
5. Strategi pengembangan kelembagaan untuk mendukung program
strategis pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam
pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur permukiman
Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan pengelola
infrastruktur permukiman dan perkotaan
6. Strategi penguatan hukum dan peraturan untuk menjamin
Halaman 4 - 78
RPKPPKOTA MEULABOH
pelaksanaan program strategis pengembangan permukiman dan
infrastruktur perkotaan
Memperjelas status dan fungsi lahan pada kawasan permukiman
sesuai dengan arahan tata ruang kota
Rumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur
perkotaan Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.1.
Rumusan program strategis dan pentahapan pengembangan
permukiman dan infrastruktur perkotaan Meulaboh dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Sedangkan peta strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur
kawasan prioritas perkotaan Meulaboh dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Halaman 4 - 79
RPKPPKOTA MEULABOH
Tabel 2.2
Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Meulaboh
80
RPKPPKOTA MEULABOH
RPKPPKOTA MEULABOH
Tabel 2.3
Pentahapan Program Stategis Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Meulaboh
RPKPPKOTA MEULABOH
RPKPPKOTA MEULABOH
No KawasanKesesuaian dengan Arah
dan Kebijakan
Status Pengembanga
n Kawasan
Kondisi Perkembanga
n Kawasan
Cakupan Pelayanan
Infrastruktur
Tipologi Kebutuhan Pengembangan
1
Kawasan Pengembangan Permukiman Johan Pahlawan
Kawasan Permukiman Relokasi Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak
Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur
Kawasan Permukiman Padat Penduduk Sesuai Swadaya Terkendali Tidak Layak
Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur
Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi
perkembangannya
Kawasan Potensial Pengembangan Permukiman
Kawasan yang perlu didorong perkembangannya
2Kawasan Pengembangan Permukiman Meureubo
Kawasan Permukiman Relokasi Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak
Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur
Kawasan Permukiman Pesisir Tidak Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak Kawasan yang perlu disesuaikan
kembali dengan rencana/kebijakan
Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi perkembangannya
Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi
perkembangannya
Kawasan Potensial Pengembangan Permukiman
Kawasan yang perlu didorong perkembangannya
3 Kawasan Permukiman Pusat Kota
Kawasan Permukiman Padat Penduduk Sesuai Swadaya Tidak
Terkendali LayakKawasan yang perlu ditata, diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur
Kawasan Permukiman Pesisir Tidak Sesuai Formal Tidak
Terkendali Layak Kawasan yang perlu disesuaikan kembali dengan rencana/kebijakan
Tidak Sesuai Formal Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi perkembangannya
Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Tidak Sesuai Swadaya Terkendali Layak Kawasan yang perlu dibatasi
perkembangannya
4 Kawasan Permukiman Samatiga
Kawasan Permukiman Relokasi Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak Kawasan yang perlu disesuaikan
kembali dengan rencana/kebijakan
Kawasan Permukiman Pesisir Tidak Sesuai Formal Terkendali Tidak Layak
Kawasan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan infrastruktur
RPKPPKOTA MEULABOH