bab 2 hasil belajar

46
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Definisi Hasil Belajar Matematika a. Definisi Belajar “Belajar” pernah dipandang sebagai proses penambahan pengetahuan. Bahkan pandangan ini mungkin hingga sekarang masih berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Akibatnya, “mengajar” pun dipandang sebagai proses penyampaian pengetahuan atau keterampilan dari seorang guru kepada para siswanya. Stephert dan Ragan dalam Catharina Tri Anni, 2004:3, mengemukakan :”Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu pereubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”; James O. Whittaker, mengemukakan: “ Belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman”; Aaron Quinn Sartain, dkk, mengemukakan : “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman”; W.S. Winkel, mengemukakan: “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap”. (Darsono, 2000: 3- 4). Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang melibatkan jiwa dan raga sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, nilai dan sikap, yang dilakukan oleh seorang individu melalui latihan dan pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. b. Definisi Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia paling dalam. Mulyono Abdurrahman (2003 : 252) menyatakan bahwa : Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalh

Upload: candra-wardanie

Post on 20-Mar-2017

306 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 hasil belajar

BAB IILANDASAN TEORI

A.    Kajian Teori1.      Definisi Hasil Belajar Matematikaa.      Definisi Belajar

“Belajar” pernah dipandang sebagai proses penambahan pengetahuan. Bahkan pandangan ini mungkin hingga sekarang masih berlaku bagi sebagian orang di negeri ini. Akibatnya, “mengajar” pun dipandang sebagai proses penyampaian pengetahuan atau keterampilan dari seorang guru kepada para siswanya.

Stephert dan Ragan dalam  Catharina Tri Anni, 2004:3, mengemukakan :”Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu pereubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”;

James O. Whittaker, mengemukakan: “ Belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman”;

Aaron Quinn Sartain, dkk, mengemukakan : “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman”;

W.S. Winkel, mengemukakan: “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap”. (Darsono, 2000: 3- 4).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang melibatkan jiwa dan raga sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, nilai dan sikap, yang dilakukan oleh seorang individu melalui latihan dan pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.

b.      Definisi MatematikaMatematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia paling dalam. Mulyono Abdurrahman (2003 : 252) menyatakan bahwa : Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalh memikirkan dalam diri manusia itu dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Menurut Herman Hudojo (2003:123) matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan huungan-hubungan diantara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubngan-hubungan tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu.

Menurut Johnson dan Mykkburt (Abdurahman,2007: 256) mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang tinggi, praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Dalam proses belajar mengajar matematika juga terjadi proses berpikir, sebab seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental dan orang yang belajar matematika harus melakukan kegiatan normal. Dalam berpikir, orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian-pengertian.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang abstrak serta hubungan diantara hal-hal tersebut.

c.       Definisi Hasil Belajar

Page 2: Bab 2 hasil belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek  pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil  belajar yang dicapai siswa dalam bidang  studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Menurut Benyamin S. Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan keterampilan. Masih menurut Sumarni (2007:30), pengetahuan terdiri dari 4 kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik, (3) keterampilan bereaksi atau bersikap, dan (4) keterampilan berinteraksi.

Sudjana (2003:3) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar adalah perubahan tinkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalamn atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar.

Adapun Soedijarto (Masnaini, 2003:6) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini meliputi kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang pelajar. Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1999:39), mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak.

Dengan demikian hasil belajar dapat di simpulkan, sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif

d.      Definisi hasil Belajar MatematikaHasil belajar matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur keberhasilan

siswa dalam proses pembelajaran matematika.Sudjana (2003:3) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar adalah perubahan tinkah laku yang

timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalamn atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar.

Hasil belajar ini diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan guru biasanya mengadakan tes hasil belajar.Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siwa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai program pengajaran.

Page 3: Bab 2 hasil belajar

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai bidang studi matematika setelah memperoleh pengalaman atau proses belajar mengajar  dalam kurun waktu tertentu yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Kecakapan tersebut menyatakan seberapa jauh atau seberapa besar tujuan pembelajaran atau instruksional yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar matematika.

2.      Metode Pembelajarana.      Metode Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)a)      Pengertian

            Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran saat ini mulai bermunculan penemuan atau pengembangan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang saat  ini berkembang adalah strategi pemebelajaran dengan pendekatan kontekstual. Di Belanda pembelajaran ini dikenal dengan nama  Realistic Mathematics Education (RME) sedangkan di Amerika lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Pendekatam kontekstual adalah pendekatan dengan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajukan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan (Nurhadi. 2004: 1)  

Menurut Nurhadi (2004: 12)  disebutkan tentang beberapa terjemahan definisi pembelajaran kontekstual sebagai berikut.

1.  Sistem CTL merupakan proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pekerjaan yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka sehari hari yaitu dengan kontek lingkungan, pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut system CTL akan menuntun siswa melalui kedelapan komponen utam CTL yaitu melakukan hubungan yang bermakna, menegerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama, mencapai standar yang tinggi dan asemen autentif.

2.  Ada tujuh yang mencirikan konsep CTL yaitu kebermaknaan, penerapan itensi, berfikir tingkat tinggi, kurikulum yang digunakan harus standar, berfokus pada budaya, keterlibatan siswa.aktif dan asetmen autentif. 

Kesimpulan dari pembelajaran CTL adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara penegetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatasi sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. 

b)     Penerapan Pembelajaran KontekstualMenurut Nurhadi (2004:31) ada tujuh komponen utama yang mendasari penerapan

pembelajaran konteksrual di kelas. Komponen-komponen tersebut yaitu konstruktivisme, menumukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,  refleksi dan penilaian sebenarnya. Ketujuh komponen tersebut dapat diterapkan tanpa harus mengubah kurikulum yang ada, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaanya

Secara proposi ketujuh komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut.1.      Konstruktivisme (Contructivism)

Page 4: Bab 2 hasil belajar

Merupakan landasan berpikir yang menjelaskan bahwa pengetahuandibangun sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas secara terbatas.Pengetahuan bukanlah sebagai fakta atau konsep yang harus diingatmelainkan harus direkonstruksi agar menciptakan pengalaman baru.Pendekatan dalam KBM ini dengan merancang pembelajaran agar siswa bekerja, praktikum, demonstrasi dan menciptakan karya.

Pembelajaran menekankan pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif dari pengalaman atau pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.

2.      Menemukan (Inkuiriy)Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL atau

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari penemukan sendiri. Guru selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Siklus inquiri: merumuskan masalah, observasi, bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data dan penyimpulan

3.      Bertanya (Questioning)Questioning atau bertanya adalah salah satu strategi pembentukan pendekatan CTL. Bagi

guru bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong  siswa mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, membimbing dan menilai kemampuan siswa. Bagi siswa bertanya merupakan kegiatan penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiry, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan  mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. 

Pada semua aktivitas belajar  questioning dapat diterapkan antara siswa dengan  siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Aktifitas bertanya juga dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemukan kesulitan, dan ketika mengamati.

4.      Permodelan (Modelling)Modeling atau permodelan adalah kegiatan pemberian model dengan tujuan untuk

membahasakan gagasan yang kita fikirkan, mendemonstrasikan bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan sesuatu yang kita inginkan. Sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan adalah model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh surat, cara melafalkan Inggris, atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu sehingga guru menjadi model tentang bagaimana belajar. Guru bukan satu-satunya perancang model, model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.

5.      Masyarakat Belajar (Learning Community)Masyarakat belajar adalah kegiatan pembelajaran yang difokuskan pada aktivitas

berbicara dan berbagai pengalaman dengan orang lain. Aspek kerjasama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi siswa untuk membuka wawasan, berani mengemukakan pendapat yang berbeda dengan orang lain pada umumnya, dan  berani berekspresi serta berkomunikasi dengan teman sekelompok atau teman sekelas. Hal ini berarti hasil pembelajaran diperoleh dengan kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing“ antara teman kelompok dan antara yang tahu dengan tidak tahu. Dalam kelas CTL, guru selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya heterogen, guru juga melakukan kolaborasi dengan mendatangkan ahli kedalam kelas. 

6.      Refleksi 

Page 5: Bab 2 hasil belajar

Refleksi adalah cara berfikir  tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Siswa menyimpan apa yang telah dipelajari sebagai struktur  pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Reflkeksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Pengetahuan yang diperoleh siswa diperluas melaui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru.

7.      Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assessment)Penilaian adalah proses  pengumpulan berbagai data yang dapat memberi

gambaran  pengembangan belajar siswa. Gambaran itu perlu diperoleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalamim proses  belajar yang benar. Apabila data yang dikumpulkan guru untuk mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar , maka guru segera mengambil tindakan yang tepat  agar siswa tebebas dari kemacetan belajar. Penilaian dilakukan secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran. Data  yang dikumpulkan harus dari kegiatan  yang nyata yang dikerjakan siswa pada proses pembelajaran. Jika guru ingin mengetahui perkembangan siswa  maka guru harus mengumpulkan data dari kegiatan nyata saat siswa melakukan kegiatan atau percobaan. 

Menurut Zahorik (1995) dalam buku Depdiknas (2002: 7) ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran CTL yaitu:

a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (Activating Knowledge).b. Pemerolehan pengetahuan baru (Acquiring Knowledge) dengan cara mempelajari secara

keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya.c. Pemahaman pengetahuan (Understanding Knowledg), yaitu dengan cara menyusun: hipotesis,

melakukan sharing dengan orang lain agar mendapat tanggapan dan atas dasar tanggapan itu konsep direvisi dan dikembangkan.

d. Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledg).e. Melakukan refleksi (relfekting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan

tersebut.

c)      Perbedaan Pendekatan Kontekstual Dengan PendekatanTradisional (Behaviorisme/Ekpositori)

No Kontekstual Ekspositori1 Siswa secara aktif terlibat

dalam proses pembelajaranSiswa adalah penerima informasi secara pasif

2 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dari atau masalah yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

3 Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skema yang sudah ada dalam diri siswa

Rumus itu ada diluar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, di hafalkan, dan dilatih

4 Pemahaman rumus relative berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya, sesuai

Rumus adalah kebenaran absolute (sama untuk semua orang), Hanya ada dua

Page 6: Bab 2 hasil belajar

dengan skema siswa (on going proess of development)

kemungkinan yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang salah

5 Siswa menggunakan ke mampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pem-belajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pem-belajaran yang efektif, dan membawa skemta masing-masing ke dalam proses pembelajaran.

Siswa secara pasif menriman rumus atau kaidah (membaca, mendengarkan, mencatat,menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran. 

6 Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing.

Guru adalah penentujalannya proses pembelajaran 

7 Pembelajaran terjadi diber bagai tempat, konteks, dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas 

b.      Metode EkspositoriMetode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu

definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.

Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajara dengan komunikasi lisan. Metode ceramah lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Margono (1989 : 30) mengem,ukakan bahwa metode ceramah adalah metode mengajar yang menggunakan penjelasan verbal. Komunikasi bersifat satu arah dan sering dilengkapi dengan alat bantu audio visual, demonstrasi, tanya jawab, diskusi singkat dan sebagainya. Lebih lanjut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) mengemukakan bahwa agar metode ceramah efektif perlu dipersiapkan langkah-langkah sebagai berikut: a) merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas, b) mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa, c) menyusun bahan ceramah dengan menggunakan bahan pengait(advance organizer), d) menyampai-kan bahan dengan memberi keterangan singkat dengan menggunakan papan tulis, memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan memberikan umpan balik (feed back), memberikan rangkuman setiap akhir pembahasan materi, e) merencanakan evaluasi secara terprogram

Page 7: Bab 2 hasil belajar

Dari beberapa pendapat di atas, bahwa metode ekspositori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengobinasikan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.

3.      Kerangka BerpikirDengan menggunakan model pembelajaran Contexstual Teaching and Learning  (CTL) pada pembelajaran

matematika di SMA diharapkan dapat meningkatkan penalaran matematika siswa. Disini siswa akan lebih mudah menangkap konsep. Pemahaman konsep secara logika akan mengurangi kesalahan pengerjaan yang  dilakukan. Sehingga siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan masalah yang ada. Untuk itu seorang guru harus mampu dan menguasai cara penyampaian materi pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Apabila seorang guru dalam melakukan persiapan pembelajaran kontekstual sudah opatimal, maka dalam proses pembelajaran diharapkan hasilnya juga memuaskan karena siswa telah menguasai konsep dan siswa dapat menggunakan daya nalarnya sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran tersebut.  Dengan siswa diajak untuk mempraktekkan langsung pada kehidupan sehari-hari akan membuat siswa merasa senang dan merasa membutuhkan. Dengan demikian siswa akan mudah menguasai konsep dan menggunakan daya nalarnya  untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul pada kehidupan nyata. 

4.      Hipotesis PenelitianHipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran CTL lebih efektif daripada model pembelajaran

ekspositori terhadap penalaran matematika siswa kelas X SMA N 5 Purworejo pada pokok bahasan fungsi. Setelah siswa mempelajari materi dengan cara model pembelajaran CTL diharapkan siswa dapat menyelesaikan suatu masalah yang muncul. Hal ini dapat dilihat bagaimana siswa menyelesaikan masalah yang ada pada soal tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa disekolah tersebut.

Page 8: Bab 2 hasil belajar

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami

dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.

Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan

akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.1

Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya

perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan

perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil

belajar, selain hasil belajar kognitif yang diperoleh peserta

didik.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh

aspek tingkah laku.2

1

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Page 9: Bab 2 hasil belajar

2011), hlm. 44.

2

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2.9

Menurut Morgan, dalam buku Introduction to

Psychology (1978) mengemukakan bahwa belajar adalah

setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan

pengalaman.3 Menurut Roger, belajar adalah sebuah

proses internal yang menggerakkan anak didik agar

menggunakan seluruh potensi kognitif, afektif dan

psikomotoriknya agar memiliki berbagai kapabilitas

intelektual, moral, dan keterampilan lainnya.4

Sedangkan

menurut Piaget, belajar adalah sebuah proses interaksi

anak didik dengan lingkungan yang selalu mengalami

perubahan dan dilakukan secara terus menerus.5

Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat

dipahami bahwa belajar merupakan proses usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan dari interaksi dengan lingkungannya.

Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang

yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku

Page 10: Bab 2 hasil belajar

3 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 84.

4 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,

(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 101.

5 Abudin Nata, Perspektif Islam……, hlm. 99.10

yang relatif menetap.6

Jadi hasil belajar merupakan hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.7

Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya

perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta

psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan

mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu

meningkat setelah melakukan proses pembelajaran.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu

perubahan yang khas sebagai hasil belajar. Hasil belajar

dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha sebagai

perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik, sehingga tujuan yang telah

ditetapkan tercapai secara optimal. Hasil belajar yang

diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa

faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam proses

belajar.

Menurut Slameto, faktor-faktor yang

Page 11: Bab 2 hasil belajar

mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan yaitu saja, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang

6 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 37-38.

7 Dimyati, Midjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hlm. 3.11

ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan

faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

1) Faktor intern, meliputi:

a) Faktor jasmani

Yang termasuk ke dalam faktor jasmani yaitu

faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang

tergolong dalam faktor psikologi yang

mempengaruhi belajar, yaitu: intelegensi,

perhatian, minat, bakat, kematangan dan

kesiapan.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat

dengan lemah lunglainya tubuh sedangkan

Page 12: Bab 2 hasil belajar

kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.8

8

Slameto, Belajar dan Faktor……, hlm. 54-5912

2) Faktor ekstern, meliputi:

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh

dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,

relasi antara anggota keluarga, suasana rumah

tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orang tua, dan latar belakang kebudayaan.9

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

adalah mencakup metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah.10

c) Faktor masyarakat

Masyarakat sangat berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor

ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,

Page 13: Bab 2 hasil belajar

mass media, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan dalam masyarakat.11

9

Slameto, Belajar dan Faktor……, hlm. 60

10 Slameto, Belajar dan Faktor……, hlm. 64

11 Slameto, Belajar dan Faktor……, hlm. 69-7013

Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap

proses belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar

peserta didik tidak memenuhi faktor tersebut dengan baik,

maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar

yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk

mencapai hasil belajar yang telah direncanakan, seorang

guru harus memperhatikan faktor-faktor diatas agar hasil

belajar yang dicapai peserta didik bisa maksimal.

Selain faktor-faktor diatas, Dalam kitab ta`limul

muta`allim juga dijelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar ada 6 yaitu:

“Tak mampu kau meraih ilmu, tanpa dengan enam

perilaku: berikut saya jelaskan semua padamu.

Cerdas, semangat, sabar dan cukup sangu, ada

piwulang guru dan sepanjang waktu.”12

Dalam kitab diatas disebutkan bahwa seseorang

tidak dapat memperoleh ilmu kecuali dengan enam

perilaku yaitu cerdas, semangat, sabar, cukup sangu

Page 14: Bab 2 hasil belajar

(saku) artinya memerlukan biaya yang cukup untuk

belajar, ada piwulang (pembelajaran) guru artinya harus

ada proses pembelajaran guna untuk mentransfer ilmu

12 Syekh Zarnuji, Ta’lim Muta’alim, Terj. Aliy As`ad, (Kudus: Menara

Kudus, 2007), hlm. 32.14

dari seorang pendidik kepada peserta didik dan sepanjang

waktu artinya untuk memperoleh ilmu tidak hanya

memerlukan waktu yang singkat, tetapi memerlukan

waktu yang lama.

c. Indikator-Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah

mencapai tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikan

berdasarkan hasil belajar peserta didik secara umum dapat

diklasifikasikan menjadi tiga yakni: aspek kognitif, aspek

afektif, dan aspek psikomotorik.

1) Aspek kognitif13

Penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom,

mengemukakan adanya 6 (enam) kelas/ tingkat yakni:

a) Pengetahuan, dalam hal ini siswa diminta untuk

mengingat kembali satu atau lebih dari fakta-fakta

yang sederhana.

b) Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu

untuk membuktikan bahwa ia memahami

hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta

Page 15: Bab 2 hasil belajar

atau konsep.

c) Penggunaan/ penerapan, disini siswa dituntut

untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi

atau memilih generalisasi/ abstraksi tertentu

(konsep, hukum, dalil, aturan, cara) secara tepat

13 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran……., hlm 202-20415

untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan

menerapkannya secara benar.

d) Analisis, merupakan kemampuan siswa untuk

menganalisis hubungan atau situasi yang

kompleks atau konsep-konsep dasar.

e) Sintesis, merupakan kemampuan siswa untuk

menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam

struktur yang baru.

f) Evaluasi, merupakan kemampuan siswa untuk

menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang

telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.

Dalam proses belajar mengajar, aspek kognitif

inilah yang paling menonjol dan bisa dilihat langsung

dari hasil tes. Dimana disini pendidik dituntut untuk

melaksanakan semua tujuan tersebut. Hal ini bisa

dilakukan oleh pendidik dengan cara memasukkan

unsur tersebut ke dalam pertanyaan yang diberikan.

Pertanyaan yang diberikan kepada siswa harus

Page 16: Bab 2 hasil belajar

memenuhi unsur tujuan dari segi kognitif, sehingga

peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan.

2) Aspek afektif

Tujuan ranah afektif berhubungan dengan

hierarki perhatian, sikap, penghargaan, nilai,

perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom, dan Masia 16

mengemukakan taksonomi tujuan ranah kognitif

meliputi 5 kategori yaitu menerima, merespons,

menilai, mengorganisasi, dan karakterisasi.

3) Aspek psikomotorik

Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan

ketrampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan

yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi

badan. Kibler, Barket, dan Miles mengemukakan

taksonomi ranah psikomotorik meliputi gerakan tubuh

yaang mencolok, ketepatan gerakan yang

dikoordinasikan, perangkat komunikasi nonverbal,

dan kemampuan berbicara.14

Dalam proses belajar mengajar, tidak hanya

aspek kognitif yang harus diperhatikan, melainkan

aspek afektif dan psikomotoriknya juga. Untuk

melihat keberhasilan kedua aspek ini, pendidik dapat

melihatnya dari segi sikap dan ketrampilan yang

dilakukan oleh peserta didik setelah melakukan proses

Page 17: Bab 2 hasil belajar

belajar mengajar.

2. Teori Belajar

Teori adalah seperangkat konsep-konsep dan prinsipprinsip

yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksikan

fenomena. Ada dua macam teori, yaitu teori intuitif dan teori

ilmiah.

14 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran……., hlm 205-20817

Guru cenderung lebih sering menggunakan teori jenis

yang pertama yaitu teori intuitif. Teori intuitif adalah teori

yang dibangun berdasarkan pengalaman praktis. Sedangkan

teori ilmiah adalah teori yang dibangun berdasarkan hasilhasil

penelitian.15

Macam-macam teori belajar:

a. Teori Belajar behavioristik

Menurut teori belajar behavioristik atau tingkah laku,

belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.16

1) Ivan Pavlov

Mempelopori munculnya proses kondisioning

responden (respondent conditioning) atau

kondisioning klasik (classical conditioning). Dengan

melakukan percobaan terhadap anjing. Pada saat

anjing diberi makanan dan lampu, keluarlah respons

anjing itu berupa air liur. Demikian juga dalam

Page 18: Bab 2 hasil belajar

pemberian makanan yang disertai dengan bel, air liur

anjing juga keluar. Setelah berkali-kali dilakukan

perlakuan serupa, maka pada saat hanya bel atau

lampu yang diberikan, anjing tersebut juga

15 Muhammad Thobroni dan Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran

Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan

Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 13.

16 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(Bogor: Ghalia Indonesia,2010), hlm. 25.18

mengeluarkan air liur. Makanan yang diberikan

disebut perangsang tak bersyarat, sementara bel atau

lampu disebut perangsang bersyarat.17

2) Guthrie

Teori conditioning Pavlov kemudian di

kembangkan oleh Guthrie. Guthrie berpendapat

bahwa tingkah laku manusia itu dapat diubah, tingkah

laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaliknya.

Teori Guthrie berdasarkan atas model penggantian

stimulus satu ke stimulus lain.18

3) Skiner

Memulai penemuan teori belajarnya dengan

kepercayaan bahwa prinsip-prinsip kondisioning

klasik hanya sebagian kecil dari perilaku yang bisa

dipelajari. Banyak perilaku manusia adalah operan,

Page 19: Bab 2 hasil belajar

bukan responden.

Skinner mendefinisikan belajar sebagai

proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang

dicapai sebagai hasil belajar tersebut melalui proses

penguatan perilaku yang muncul, yang biasanya

17 Baharuddin dan Nur wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(Jogjakarta: Ar- Ruzz media Group, 2010), hlm. 57-58.

18 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar……., hlm. 26.19

disebut dengan kondisioning operan (operan

conditioning).19

b. Teori Belajar Kognitif

Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada

hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik belajar

tidak hanya melibatkan hubungan antara stimiulus dan

respons. Belajar melibatkan proses berpikir yang sangat

kompleks.

20

Menurut teori kognitif, belajar adalah perubahan

persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk

perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Konsep-konsep

terpenting dalam teori kognitif adalah adaptasi intelektual

oleh Jean Piaget, Discovery Learning oleh Jerom Brunner,

dan Reseption Learning oleh Ausubul.21

1) Piaget

Page 20: Bab 2 hasil belajar

Menurut Piaget , proses belajar sebenarnya terdiri

dari tiga tahapan, yakni asimilasi, akomodasi, dan

equilibrasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian

informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada.

Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur

kognitif kedalam situasi yang baru. Sedangkan

19 Baharuddin dan Nur wahyuni, Teori Belajar……., hlm. 67-68.

20 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar……., hlm. 30.

21 Muhammad Thobroni dan Arif Mustafa, Belajar dan

Pembelajaran……, hlm. 94-95.20

equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara

asimilasi dan akomodasi.22

Piaget menyatakan pentingnya kegiatan

dalam proses belajar mengajar. Mereka meyakini

bahwa pengalaman belajar aktif cenderung

meningkatkan perkembangan kognitif, sedangkan

pengalaman belajar pasif cenderung mempunyai

akibat yang lebih sedikit dalam meningkatkan

perkembangan kognitif anak.23

2) Bruner

Toeri discovery learning ini menjelaskan bahwa

proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif

jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu aturan (termasuk konsep diri, teori,

Page 21: Bab 2 hasil belajar

definisi, dan sebagainya).

3) Ausubel

Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik

jika isi pelajaran sebelumnya didefinisikan dan

kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat

kepada siswa. Dengan demikian akan mempengaruhi

pengaturan kemajuan belajar siswa.24

22 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar……., hlm. 32.

23 Muhammad Thobroni dan Arif Mustafa, Belajar……, hlm. 98-99.

24 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar………, hlm. 33.21

c. Teori Belajar humanistik

Aliran humanistik memandang belajar bukan sekedar

pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga

sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang

melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada.

Domain-domain tersebut meliputi domain kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan

humanistik dalam pembelajaran menekankan pentingnya

emosi atau perasaan, komunikasi yang terbuka, dan nilainilai

yang dimliki oleh setiap siswa.25

Teori ini dipelopori oleh beberapa pakar yaitu:

1) Bloom dan Krathwohl

Bloom dan krathwohl menunjukkan apa yang

dikuasai oleh siswa tercakup dalam tiga kawasan,

Page 22: Bab 2 hasil belajar

yaitu kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.26

Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintensis,

evaluasi. Ranah psikomotorik terdiri dari lima

tingkatan yaitu peniruan, penggunaan, ketepatan,

perangkaian, naturalisasi.

Sedang ranah afektif terdiri dari lima tingkatan

yang meliputi pengenalan, merespons, penghargaan,

pengorganisasian, pangalaman. Taksonomi Bloom ini

25 Baharuddin dan Nur wahyuni, Teori Belajar.........., hlm. 142.

26 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar……., hlm. 34.22

berhasil menginspirasi pakar lain mengembangkan

teori-teori belajar.27

d. Teori konstruktivistik

Teori ini memahami belajar sebagai proses

pembentukan pengetahuan oleh siswa itu sendiri.

Pengetahuan ada di dalam diri seseorang tidak dapat di

pindahkan begitu saja oleh guru terhadap siswa.

Glaserfeld, Bettencourt dan Matthews mengemukakan

bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan

hasil bentukan orang itu sendiri. Sementara Piaget

berpendapat bahwa pengetahuan merupakan ciptaan

manusia yang dibentuk orang itu sendiri.

Untuk memahami lebih tentang aliran ini, perlu

Page 23: Bab 2 hasil belajar

diketahui ciri-ciri belajar berbasis konstruktivistik. Ciri-ciri

tersebut pernah dikemukakan oleh Driver dan Oldham.

Ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1). Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan

mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu

topic dengan memberi kesempatan melalui observasi

2). Elistasi, yaitu siswa mengungkapakan idenya

dengan jalan berdiskusi menulis, membuat poster.

27 Muhammad Thobroni dan Arif Mustafa, Belajar dan

Pembelajaran….., hlm. 162-163.23

3). Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide

orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide

baru.

4). penggunaan ide baru dalam berbagai situasi

5). Review, menambahkan atau mengubah gagasan yang

perlu direvisi.28

3. Model pembelajaran (talking stick )

Dalam pembelajaran ada beberapa istilah yang memiliki

arti hamper sama yaitu strategi, pendekatan, metode, dan

model pembelajaran. Pendekatan adalah suatu asumsi atau

cara pandang terhadap sesuatu yang dijadikan landasan untuk

melaksanakan suatu kegiatan atau perbuatan.

Strategi adalah tahapan atau langkah-langkah yang harus

dilakukan untuk menuju suatu tujuan. Metode adalah sesuatu

Page 24: Bab 2 hasil belajar

langkah yang dimaksudkan untuk melangsungkan atau

menerapkan strategi yang telah ditentukan. 29

Penggunaan istilah model barangkali lebih dikenal dalam

dunia fashion. Sebenarnya dalam pembelajaran pun istilah

model juga banyak dipergunakan. Mills berpendapat bahwa

“model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses

actual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang

mencoba bertindak berdasarkan model itu”.

28 Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar…….., hlm. 39.

29 M. Saekan Muchith, dkk, Cooperative Learning, (Semarang: Rasail

Media Group, 2010), hlm. 1224

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun

tutorial. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola

yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur

materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Merajuk

pemikiran Joyce, fungsi model adalah each model guides us

as we design instruction to help students achieve various

objectives. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu

peserta didik mendapatkan informasi, ide, ketrampilan, cara

berpikir, dan mengekspresikan ide. 30

Pembelajaran kooperatif tidak berjalan efektif, meskipun

guru telah menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran

kooperatif. Diskusi sebagai salah satu mekanisme

Page 25: Bab 2 hasil belajar

membangun kooperatif tidak berjalan efektif karena banyak

hal, diskusi banyak didominasi oleh seorang peserta.

Fenomena ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif membutuhkan persiapan matang.

Pertama, peserta didik harus sudah memiliki skemata

atau pengetahuan awal tentang topic atau materi yang

dipelajari. Kedua, peserta didik sudah harus mempunyai

ketrampilan bertanya. Ketrampilan ini penting sebab

30 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,

(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), hlm. 45-4625

pembelajaran kooperatif tidak akan efektif jika peserta didik

tidak mempunyai kompetensi bertanya jawab.31

Model yang dapat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan bertanya adalah:

a. Model Giving Questions and Getting Answer

Ini dikembangkan untuk melatih peserta didik

memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya dan

menjawab. Dengan cara membagi dua potongan kertas

kepada siswa, kertas pertama berisi pertanyaan dan kertas

kedua berisi jawaban.

b. Question Student Have

Ini juga dikembangkan untuk melatih peserta didik

agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya.

Diawali dengan membagi kelas menjadi 4 kelompok

Page 26: Bab 2 hasil belajar

masing menulis pertanyaan untuk kemudian diputar ke

kelompok yang lain. Kelompok yang mendapat pertanyaan

memberi tanda ( ) jika pertanyaan di anggap penting

kemudian guru menyeleksi pertanyaan dan mengembalikan

pada murid untuk kemudian dijawab.

c. Talking Stick

Pembelajaran dengan model talking stick mendorong

peserta didik untuk mengemukakan pendapat.

Pembelajaran model talking stick diawali oleh penjelasan

guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari,

31 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori……, hlm. 102-103.26

kemudian siswa diberi kesempatan untuk membaca dan

mempelajari materi tersebut dan kemudian menutup buku.

Guru selanjutnya mengambil tongkat yang telah

dipersiapkan. Kemudian tongkat akan di berikan kepada

siswa secara bergulir dan bagi siswa yang mendapatkan

tongkat tersebut wajib menjawab pertanyaan demikian

seterusnya.

Dari beberapa model yang dapat digunakan untuk

mengembangkan kemampuan bertanya siswa, peneliti

memilih menggunakan model talking stick. Dengan alas an

karena model ini lebih menyenangkan dan lebih sederhana

pelaksanaannya sehingga siswa tidak merasa ada beban dan

tidak merasa jenuh saat melakukan proses pembelajaran.

Page 27: Bab 2 hasil belajar

Berikut ini langkah-langkah pembelajaran model talking

stick :

1). Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada

siswa.

2). Guru memberi waktu kepada siswa untuk membaca dan

memahami kembali materi yang telah disampaikan.

3). Siswa diminta untuk menutup semua buku pelajaran yang

berkaitan dengan materi.

4). Guru menyiapkan tongkat beserta musik.

5). Tongkat siap diputar dengan iringan musik (bisa

dinyanyikan bersama-sama oleh siswa).27

6). Ketika musik berhenti maka tongkat berhenti dan siswa

yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan untuk

selanjutnya menjawab.

7). Dilakukan beberapa kali sampai dirasa cukup.

8). Guru memberi kesempatan kepada siswa melakukan

refleksi terhadap materi yang dipelajari.

9). Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang

diberikan siswa.

10). Guru bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan.32

4. Tinjauan Materi

a. Fungsi dan Struktur Jaringan Tumbuhan

Tumbuhan tersusun atas berbagai jaringan. Jaringan

adalah sekelompok sel dengan asal-usul, struktur, dan

fungsi yang sama. Bentuk-bentuk peralihan menimbulkan

Page 28: Bab 2 hasil belajar

kesulitan dalam pengelompokan jaringan. Percobaan

dengan suatu perlakuan dapat menyebabkan suatu tipe sel

berubah menjadi tipe sel yang lain.

Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan

berdasarkan tempat, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap

perkembanganya. Berdasarkan jumlah tipe sel

penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan

sederhana dan rumit. Jaringan sederhana bersifat

homogen, terdiri atas satu tipe sel, sedangkan jaringan

32 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori, hlm. 107-110. 28

rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih tipe

sel.

33

Macam-macam jaringan tumbuhan

1) Jaringan Meristem

Pada perkembangan awal dari embrio, semua sel

membelah. Namun pada pertumbuhan dan

perkembangan selanjutnya, pembelahan dan

penggandaan sel terjadi hanya di beberapa bagian

khusus pada tumbuhan, yakni di tempat jaringan yang

bersifat embrionik. Jaringan embrionik dalam tubuh

tumbuhan semacam itu dinamakan meristem.34

Pembelahan sel dapat juga terjadi dalam jaringan

selain jaringan meristem, contohnya dalam korteks

Page 29: Bab 2 hasil belajar

batang muda dan pada perkembangan jaringan

pembuluh. Pembelahan jaringan ini terbatas.

Sementara, sel meristem terus-menerus membelah dan

menghasilkan sel baru yang menambah tubuh

tumbuhan.

Pertumbuhan dan pengkhususan secara

morfofisiologi sel yang dihasilkan oleh meristem

disebut diferensiasi. Secara teori, jaringan yang

33 Sri Mulyani E.S, Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta: Kanisius,

2006), hlm. 83-84.

34 Estiti B Hidayat, Anatomi Tumbuhan Berbiji, ( Bandung: Penerbit

ITB, 1995 ), hlm. 4529

mengalami diferensiasi sedikit demi sedikit

kehilangan sifat embrionalnya dan mendapat status

dewasa. Jaringanya disebut jaringan dewasa atau

jaringan permanen.35 Namun, kini disadari bahwa

istilah jaringan permanen hanya dapat dipakai pada

sel yang mengalami diferensiasi yang tidak dapat

dibalikkan seperti komponen pembuluh tapis yang

kehilangan intinya atau sel mati seperti trakeid dan

gabus.

Klasifikasi meristem menurut tempatnya dibedakan

menjadi :

a) meristem apical, terdapat pada ujung batang dan

Page 30: Bab 2 hasil belajar

ujung akar. Meristem apikal selalu menghasilkan

pemanjangan akar dan batang tumbuhan. Dalam

proses pemanjangan meristem apical, akan

diahsilkan tunas apical (tunas ujung) yang akan

berkembang menjadi cabang samping, daun, dan

bunga. Pertumbuhan yang diawali oleh meristem

apikal disebut jaringan primer (Gambar 2.1)

b) meristem interkalar, terdapat diantara jaringan

dewasa

35 Sri Mulyani E.S, Anatomi Tumbuhan……., hlm. 84-85.30

c) meristem lateral, terdapat sejajar dengan keliling

organ tempat jaringan ini ditemukan, misalnya

kambium pembuluh dan kambium gabus.36

Berikut ini contoh meristem apical dan lateral

Gambar 2.1 Meristem apikal dan lateral pada

tumbuhan37

Klasifikasi meristem berdasarkan asal-usulnya:

a) meristem primer, sel-selnya berkembang secara

langsung dari sel embrionik.

b). meristem sekunder, jaringan yang berkembang dari

jaringan dewasa yang masih tetap dapat

36 Estiti B Hidayat, Anatomi Tumbuhan……., hlm. 45.

37http://erickbio.wordpress.com/2011/07/09/struktur-dan-fungsijaringan-tumbuhan.2

Page 31: Bab 2 hasil belajar

Januari 201431

berdiferensiasi.

38 Contoh meristem sekunder

adalah kambium. Kambium merupakan lapisan

sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan

terdapat di antara xilem (Jaringan Pengangkut air

dan garam mineral dari akar ke seluruh tubuh

tumbuhan) dan floem (jaringan pengangkut hasil

fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan)

Contoh jaringan meristem sekunder berupa kambium

Gambar 2.2 Kambium membentuk kulit dan kayu39

2) Jaringan epidermis

Merupakan lapisan terluar dari daun, bunga, buah,

biji, batang, dan akar sebelum mengalami penebalan

sekunder.40 Sebagian besar epidermis terdiri dari sel

38 Sri Mulyani E.S, Anatomi Tumbuhan……., hlm. 85.

39http://fitri-smanda2.blogspot.com/2013/09/bab-2-jaringantumbuhan.html.

2 Januari 2014

40 Sri Mulyani E.S, Anatomi Tumbuhan……, hlm. 132.32

yang tidak terspesialisasi. Sel yang terspesialisasi

tersebar didalamnya.

Gambar 2.3 Selapis jaringan epidermis41

Sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat

menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel

Page 32: Bab 2 hasil belajar

mengandung plastid yang memiliki grana sedikit

sehingga tidak membentuk klorofil. Dalam plastid

ditemukan pati dan protein, sedangkan dalam vakuola

ditemukan antosian.

Ada banyak sel yang merupakan turunan atau derivate

dari jaringan epidermis, antara lain sel gabus, sel

kipas, dan stomata.42

41http://sainsituscience.blogspot.com/2011/11/jaringantumbuhan.html.

2 Januari 2014

42 Estiti B Hidayat, Anatomi Tumbuhan Berbiji……., hlm. 67.33

Gambar 2.4 Derivat jaringan epidermis43

3) Jaringan parenkim

Parenkim merupakan jaringan dasar yang terdapat

di seluruh tubuh tumbuhan. Sel parenkim masih

mampu membelah, bahkan pada sel dewasa. Dinding

sel parenkim relative tipis dan fleksibel, dan sebagian

besar tidak memiliki dinding sekunder.sel sel

parenkim melaksanakan sebagian besar fungsi

metabolic tumbuhan, yaitu mensintensis dan

menyimpan berbagai produk organik.44

43http://sainsituscience.blogspot.com/2011/11/jaringantumbuhan.html.

2 Januari 2014

44 Neil A Campbell, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 322.34

Page 33: Bab 2 hasil belajar

Gambar 2.5 Jaringan parenkim merupakan

jaringan dasar tumbuhan45

4) Jaringan Penyokong (penguat)

Jaringan penyokong pada tumbuhan berfungsi

untuk memberi kekuatan dan melindungi secara

mekanik jaringan-jaringan disekitarnya. Jaringan

penyokong pada tumbuhan, yaitu kolenkim dan

skelrenkim

a). jaringan kolenkim

kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong

pada organ muda yang sedang tumbuh. Kolenkim

bersifat plastis sehingga dapat meregang secara

irreversible (tidak kembali ke bentuk semula)

dengan adanya pertumbuhan organ.

Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur

yang kuat, terdiri atas sel panjang yang tumpang

45http://www.slideshare.net/elmizasubama/ppt-jaringan-parenkimcopy.

2 Januari 201435

tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan

dinding tebal yang tidak berlignin. Kekuatan

meregang sel kolenkim sebanding dengan

serabut.

46

b). Jaringan sklerenkim

Page 34: Bab 2 hasil belajar

sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel

dengan dinding sekunder yang tebal yang dapat

berlignin. Fungsi utama sklerenkim adalah

penyokong. Sel sklerenkim memiliki sifat kenyal

(elastis), tidak seperti kolenkim yang memiliki

sifat liat (plastis).

Biasanya sklerenkim dibagi menjadi serat dan

sklereid. Serat sklerenkim adalah sel panjang.

Sedangkan sklereid adalah sel pendek. Sklereid

dibentuk dari sel parenkim yang dindingnya

menjadi tebal, sedangkan alat sel serat sklerenkim

berkembang dari sel meristematik, jadi telah

ditentukan sejak asalnya.47

46 Sri Mulyani E.S, Anatomi Tumbuhan……., hlm. 114-118.

47 Estiti B Hidayat, Anatomi Tumbuhan Berbiji……, hlm. 62.36

Gambar 2.6 Perbedaan jaringan kolenkim dan

sklerenkim48

5) Jaringan Pengangkut

Sistem pembuluh dari tumbuhan tingkat tinggi

terdiri atas xylem yang fungsi utamanya untuk

pengangkutan air dan floem yang terutama untuk

pengangkutan hasil fotosintesis.

Gambar 2.7 Letak antara xilem dan floem49

Page 35: Bab 2 hasil belajar

48http://semuamilikbersama.blogspot.com/2010/10/jaringanpenyongkong.html.

2 Januari 2014

49 http://biologiklaten.wordpress.com/bab-13-struktur-tumbuhan-xi. 2

Januari 2014/37

a). xilem

xilem berkembang dengan diferensiasi secara

terus-menerus dari unsur baru yang dihasilkan oleh

prokambium. Xilem yang dihasilkan oleh

prokambium pada tubuh primer disebut xylem

primer. Xilem primer terdiri atas dua bagian yang

mudah dikenali yaitu protoxilem dan metaxilem.

Xilem yang dibentuk oleh cambium pembuluh

disebut xiem sekunder.

b). floem

penyusun floem adalah unsur tapisan yang

membantu pengankutan hasil fotosintesis. Selain

itu ada sel pengiring dan sel beralbumin, yang

berkaitan fungsinya dengan unsur tapisan.

Floem primer sama dengan xilem primer yang

berasal dari prokambium. Floem primer

membentuk protofloem dan metafloem yang

berkembang dari prokambium. Floem dalam

batang terletak di sebelah luar xilem.50

50 Sri Mulyani E.S, Anatomi Tumbuhan……., hlm. 157-16438

Page 36: Bab 2 hasil belajar

Gambar 2.8 Perbedaan xilem dan floem51

e. Integrasi surat Al-An’am

Integrasi dalam kamus ilmiah popular adalah

penyatuan supaya menjadi suatu kebulatan atau menjadi

utuh.52 Materi yang terintegrasi dalam peneitian ini penulis

mnerapkan keterpaduan ayat Al Quran yaitu surat AlAn’an

dalam pembelajaran biologi materi fungsi dan

struktur tumbuhan.

51 http://always-biology.blogspot.com/2012/08/jaringan-tumbuhanplant-tissue.html.

2 Januari 2014

52 W.J.S Poerwa Darminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka) 39

Dalam materi ini ayat yang di guanakan adalah Q.S.

Al-An’am ayat 99

Dan dialah yang menurunkan air dari langit, lalu kami

Page 37: Bab 2 hasil belajar

tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuhtumbuhan,

maka kami keluarkan dari tumbuhtumbuhan

itu tanaman yang menghijau, kami

keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang

banyak, dan mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai

yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami

keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan

tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu

berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang

demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi

orang-orang yang beriman. (Q.S. al-an’am/140: 99)

Para ahli tafsir mengatakan bahwa kata khadiran

memiliki arti sesuatu yang hijau. Ibnu al-jauzi mengatakan

bahwa al-khadir bermakna al-akhdar (sesuatu yang hijau).

Az- Zamakhsyari mengatakan bahwa khadiran adalah

sesuatu yang hijau segar, sama dengan akhdar. Para ahli

tafsir lainya juga mengatakan demikian, seperti al-40

baidhawi, al-Khazin, an-Nasafi, Abu as-Sa’ud, asySyaikhan,

al-Alusi, al-Qurthubi, dan Abu Hayan.

Ketika menafsirkan firman Allah SWT, “…..maka

kami keluarkan dari timbuh-tumbuhan itu tanaman yang

menghijau….,” tentu para ahli tafsir itu tidak mengetahui

klorofil, juga tidak mengetahui perannya. Akan tetapi

Lafal-lafal Al Quran mengarahkan dan memberi tahu jalan

mereka.53

Page 38: Bab 2 hasil belajar

Ayat ini sangat erat kaitannya dengan jaringan

tumbuhan. Klorofil merupakan pabrik makanan yang

paling unik di atas permukaan bumi ini. Dia adalah zat

hijau yang mengubah energi matahari, karbon dioksida,

dan air menjadi makanan bagi manusia dan hewan.54

Bagian utama helai daun adalah mesofil yang mengandung

banyak kloroplas dan ruang antar sel. Mesofil dapat

bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang

(palisade) dan jaringan spons (bunga karang).55

B. Kajian Pustaka

Hasil penelitian Fatchur Rochman 2011 “Efektifitas

Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Ketrampilan proses Terhadap

53 Masturi Irham, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam Al- Qur’an

dan Sunah, (ttp. Kharisma ilmu, t.t.), hlm. 61.

54 Masturi Irham, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah…….., hlm. 60.

55 Estiti B Hidayat, Anatomi Tumbuhan Berbiji………., hlm. 196.41

Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs N 1 semarang pada Materi

Pokok Kalor ”. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut: Dari hasil penelitian yang didapat pada pre

test, bahwa nilai hasil belajar peserta didik adalah homogeny dan

berdistribusi normal setelah dilakukan post test didapatkan nilai ratarata

kelas control 55,69. Sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen

65,63. Dari hasil ini bisa dilihat bahwa ada perbedaan hasil belajar

antar peserta didik yang diajarkan dengan model konvensional dan

Page 39: Bab 2 hasil belajar

model pendekatan ketrampilan proses. Kesimpulan berdasarkan dari

perhitungan uji perbedaan rata-rata di peroleh = 4.542 dan

= ( )( )

, dengan taraf signifikan, maka dikatakan rata-rata

post test kedua kelompok ada perbedaan karena

Artinya hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok

kontrol. Sehingga bisa dikatakan bahwa: ada efektifitas pada hasil

belajar peserta didik saat diterapkan ketrampilan proses di MTs N 1

Semarang.

Hasil penelitian Dwi Indah Yuliani 2009 “Efektifitas

Pembelajaran Kooperatif Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa

Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP H. Isriati

Baiturrahman Semarang ”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut: Data penelitian yang terkumpul di

analisis dengan menggunakan statistik yang terlebih dahulu dilakukan

dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dengan uji

chi kuadrat yaitu pre test kelas eksperimen diperoleh

= 3,68

dan kelas kontrol

= 9,2 sedangkan post test kelas eksperimen 42

diperoleh

= 44,7 dan pos test kelas kontrol diperoleh

Page 40: Bab 2 hasil belajar

= 3,68 hasil tersebut dikonsultasikan dengan

tabel dimana

= 5% dan dk = n -1(45-1) = 44 diperoleh

tabel = 55,8. Karena

maka tersebut dan berdistribusi normal.Uji

homogenitas diperoleh dengan menggunakan uji kesamaan dua

varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data pre test antara

kelas eksperimen dan kelas control ( )( ) maka

data tersebut berdistribusi homogen. Pengujian hipotesis penelitian

menggunakan iji t dan menunjukkan bahwa : hasil belajar kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol ditunjukkan oleh nilai

kelas eksperimen 78,6 dan kelas control 66,18. Nilai uji t antara kelas

eksperimen dan kontrol adalah 5.1476 dikonsultasikan dengan

dimana = 5% dengan dk = + - 2(45+45-2) diperoleh

( )( )= 2.00, karena ( )( )

. Berarti

signifikan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif model Group

Page 41: Bab 2 hasil belajar

Investigation terhadap hasil belajar siswa materi pokok pencemaran

lingkungan kelas VII SMP H. Isriati Baiturrahman Semarang itu

efektif yaitu dengan meningkatnya hasil belajar kelas eksperimen

dibanding kelas kontrol. Berarti hipotesis diterima43

C. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau tentative tentang

hubungan antara dua variabel atau lebih56

. Dalam hal ini peneliti

mengajukan hipotesis bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

56 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT bumi Aksara,

2009), hlm. 145.