bab 2. desain pengukuran dan alat ukur.pdf

52
DESAIN PENGUKURAN DAN ALAT UKUR (Laporan Praktikum Eksplorasi Geolistrik) Oleh: Virgian Rahmanda (1215051054) LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2014

Upload: virgian-rahmanda

Post on 15-Jan-2016

114 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

DESAIN PENGUKURAN DAN ALAT UKUR (Laporan Praktikum Eksplorasi Geolistrik)

Oleh:

Virgian Rahmanda

(1215051054)

LABORATORIUM GEOFISIKA

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 2: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

i

Judul Percobaan : Desain Pengukuran Dan Alat Ukur

Tanggal Percobaan : 26 Mei 2014

Tempat Percobaan : Laboratorium Teknik Geofisika

Nama : Virgian Rahmanda

NPM : 1215051054

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 2 (Dua)

Bandar Lampung, 26 Mei 2013

Mengetahui,

Asisten,

Achmadi Hasan N

NPM. 1115051002

Page 3: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

ii

DESAIN PENGUKURAN DAN ALAT UKUR

Oleh

Virgian Rahmanda

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum mengenai Desain pengukuran dan alat ukur pada tanggal

26 Mei 2013 di Labratorium Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas

Lampung. Percobaan ini bertujuan agar praktikan Dapat mendesain pengukuran

geolistrik, sebelum melakukan akuisisi data di lapangan lalu dapat menentukan

konfigurasi yang akan digunakan untuk akuisisi data di lapangan sesuai dengan

sensitivitas konfigurasinya masing-masing. Selain itu pada hal yang lebih mendasar,

dapat mengetahui masing-maisng komponen instrument pada alat geolistrik tahanan

jenis (Naniura) serta dapat menjelaskan kegunaan masing-masing komponen

instrument tersebut. Dalam praktikum ini, praktikan ditekankan pada pemahaman

pengunaan alat pengukuran geolistrik tahnan jenis, aplikasinya dalam pembutan

desain survey terhadap sesar yang berada di litologi tertentu Natar Lampung Selatan.

Selain itu praktikan juga dihasurkan membuat desain pengukuran terhadap 3 buah

objek Tabung silinder berupa drum dengan ukuran tertentu dengan letak yang telah

disusun sedemikian rupa. Desain survey ini menggunakan sounding dengan

konvigurasi schlumberger, karena memiliki jangkauan yang paling dalam

dibandingkan konfigurasi yang lain, sehingga dapat digunakan dalam identifikasi

sesar. Pada pembuatan desain survey yang telah dilakukan, terhadap sesar yang

berada di daerah lampung salatan, negararatu perlu memperhatikan sungai, irigasi

persawahan serta perumahan warga, sehingga disain pengukuran lebih banyak dibuat

dengan mengukuti alur jalan di pedalaman desa hingga jalan raya.

Page 4: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................

B. Tujuan Percobaan....................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Daerah Pengamatan................................................................

B. Peta dan posisi daerah pengamatan.....................................

C. Geomorfologi, litologi, fisiografi dan stratigrafi.................

III. TEORI DASAR

A. Tahanan Jenis (resistivitas) ..................................................

B. Tahapan pelaksanaan Survey......................................................

C. Teknik Survey Metoda Geolistrik tahanan jenis.................

D. Naniura Resistivitymeter......................................................

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum................................................

B. Alat Praktikum..........................................................................

C. Pengambilan data Praktikum......................................................

D. Pengolahan data Praktikum.......................................................

E. Diagram Alir Praktikum............................................................

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Praktikum.........................................................................

B. Pembahasan...............................................................................

1

2

3

4

5

8

10

12

19

19

19

19

19

21

22

28

admin
Typewritten text
iii
Page 5: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

admin
Typewritten text
iv
Page 6: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Lokasi pembuatan desain survey tahanan jenis pada peta geologi .... 4

Gambar 2.2 Peta Fisiografi Provinsi Lampung ................................................... 6

Gambar 3.1 Elektroda yang ditancapkan ke bumi sebagai resistor ...................... 8

Gambar 3.2 Teknik Pengukuran metoda tahanan jenis 1D ................................. 12

Gambar 3.3 Contoh distribusi nilai tahanan jenis 1D.......................................... 12

Gambar 3.4 Susunan Elektroda dan ukuran pengukuran geolistrik 2D .............. 13

Gambar 3.5 Contoh distribusi nilai tahanan jenis hasil olah 2D ......................... 12

Gambar 3.6 Teknik Pengukuran metoda tahanan jenis 3D grid 5x5 ................... 14

Gambar 3.7 Contoh distribusi nilai tahanan jenis 3D irisan Horizontal............. 15

Gambar 3.8 Contoh distribusi nilai tahanan jenis 3D irisan Vertikal................. 15

Gambar 3.9 Metode misse a-la-masse ................................................................. 16

Gambar 3.10 Distribusi Equipotensial disekitar arus .......................................... 17

Gambar 4.1 Laptop .............................................................................................. 19

Gambar 4.2 Alat tulis .......................................................................................... 19

Gambar 4.3 Milimeterblock ................................................................................ 20

Gambar 4.4 Meteran ............................................................................................ 20

Gambar 5.1 Peta Geologi tanjung karang ........................................................... 26

Gambar 5.2 Hasil Desain Survey Pengukuran .................................................... 28

Gambar 5.3 Konfigurasi Schlumberger ............................................................... 29

Gambar 5.4 Lokasi Sesar, estimasi pada global mapper ..................................... 31

Gambar 5.5 Desain survey pada mapsource........................................................ 32

Gambar 5.6 Desain Survey pada peta geologi overlay DEM SRTM .................. 33

Gambar 5.7 Desain Survey pada peta geologi overlay Contourmap .................. 33

Gambar 5.8 Desain Survey pada peta mapsource overlay DEM SRTM ............ 33

Gambar 5.9 Desain Survey pada peta geologi overlay contour & peta geologi . 34

admin
Typewritten text
v
Page 7: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 5.10 Model lokasi benda pengukuran geolistrik (tampak atas) ............. 36

Gambar 5.11 Model lokasi benda pengukuran geolistrik berdasar kedalaman ... 36

Gambar 5.12 Hasil Desain Survey Kedua ........................................................... 37

Gambar 5.13 Naniura Resistivitymeter NRD 22S ............................................. 40

admin
Typewritten text
vi
Page 8: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 5.1 jarak titik sounding dan jarak antar titik desain pengukuran ............... 23

Tabel 5.2 Koordinat titik-titik desain pengukuran sesar ..................................... 24

admin
Typewritten text
vii
Page 9: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode Geolistrik Tahanan Jenis adalah salah satu metode eksplorasi

geofisika yang menggunakan sifat kelistrikan untuk mempelajari keadaan

bawah permukaan seperti stratigrafi, struktur geologi dan distribusi sifat

material. Dalam eksplorasi geolistrik tahapan awal yang dilakukan adalah

investigasi benda yang ingin ditemukan, lalu membuat disain survey,

penentuan konfigurasi, akuisisi data dan yang terakhir adalah pengolahan data

atau processing data. Hal vital utama yang perlu dilakukan adalah Mendesain

pengukuran dan Identifikasi alat ukur. Tahapan pelaksanaan survey secara

umum dilakukan dalam tiga tahapan utama, yaitu tahapan persiapan, tahapan

Pelaksanaan dan Tahapan penyelesaian yang merupakan pengolahaan data

hasil akuisis di lapangan. Pada Praktikum ini akan dilakukan proses desain

pengukuran geolistrik pada sebuah benda yang telah teridentifikasi

sebelumnya, untuk membuktikan efektifitas desasin pengukuran yang telah

dibuat.

Selain itu, yang berkaitan dengan pengukuran geolistrik yang mendasar

adalah pengenalan alat berupa identifikasi bagian-bagian alat yang akan

digunakan adalah Naniura Resistivitymeter. Berdasarkan Penjelasan tersebut,

mengingat pentingya pembuatan desain survey sebagai tahapan awal prosses

elksporasi geolistrik serta pemahaman praktikan dalam mengidentifikasi

bagian-bagian Naniura resistivitymeter oleh sebab itulah dilakukan praktikum

tentang desain pengukuran dan alat ukur.

Page 10: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

2

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum tentang desain pengukuran dan alat ukur kali

ini yaitu sebagai berikut :

1. Dapat mendesain pengukuran geolistrik, sebelum melakukan akuisisi

data di lapangan

2. Dapat menentukan konfigurasi yang akan digunakan untuk akuisisi

data di lapangan sesuai dengan sensitivitas konfigurasinya masing-

maisng.

3. Dapat mengetahui masing-maisng komponen instrument pada alat

geolistrik tahanan jenis (Naniura)

4. Dapat menjelaskan kegunaan masing-masing komponen instrument

tersebut

Page 11: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Daerah Pengamatan

Daerah survey geolistrik tahanan jenis yang akan dilakukan pembuatan desain

survey sounding konfigurasi schlumberger terletak di sekitar Kecamatan

Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Derah tersebut terkenal dengan wisata air panas yang berawal dari

sekelompok petani yang mengebor untuk mendapatkan air. Kemarau panjang

membuat sungai kering sehingga tidak ada sumber air untuk menyiram

sayuran. Awalnya, air bercampur lumpur yang keluar. Airnya pun tidak

terlalu deras. Kemudian air menjadi bersih dan panas. Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) bersama dengan Badan Penelitian Lingkungan

Hidup Daerah (BPLHD) dan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben)

provinsi Lampung mengecek langsung ke lokasi. Hasilnya, air tersebut hanya

sumber mata air panas saja (Akhyadi, 2012)

Hal yang berhubungan dengan adanya sumber air panas tersebut adalah

adanya sesar yang melewati daerah natar. Sebagai informasi yang mungkin

menarik untuk dilakukan kajian kedepannya adalah mengenai sesar yang

melewati Natar. Di daerah ini terdapat ngarai yang lebarnya sekitar 5 -10

meter. Memanjang dengan strike Barat laut-Tenggara (searah dengan sesar

panjang). Ngarai ini memotong rel kereta. Sehingga kita bisa melihat dengan

jelas ketika naik kereta, Setelah Stasiun Rejosari .Untuk memastikan apakah

ini bagian dari Sesar Panjang, atau Sesar Lain, perlu dilakukan penelitian ke

depannya

Page 12: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Selain itu, saat ini telah muncul semburan air Panas baru Merak Batin Natar

awal bulan September 2012 dan saat ini masih menyembur keluar.

Dimungkinkan, semburan ini juga terkait dengan sesar yang ada di Bandar

Lampung dan Sekitarnya (Yuza, 2012)

B. Peta dan posisi daerah Pengamatan

Adapun posisi daerah cakupan pembuatan desain survey terletak di

Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Posisi daerah pembuatan

desain survey merupaka sesar yang biatasi oleh daerah sungai, oleh sebab itu

perlu dilakukan pembuatan desain survey yang tepat agar data yang

ditimbulkan tidak menghasilkan banyak noise yang disebabkan oleh aliran

sungai disekitar panjang sesar tersebut.

Gambar 2.1 Lokasi pembuatan desain pengukuran geolistrik tahanan jenis

admin
Typewritten text
4
Page 13: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

C. Geomorfologi, litologi, fisiografi, dan stratigrafi

Daerah pembutan desain survey geolistrik tahanan jenis yang akan dilakukan

dengan menggunakan sounding konfigurasi schlumberger terletak di

Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Dari sisi geomorfologi, lokasi survey Termasuk dalam jalur semangko. Jalur

ini merupakan suatu corak permukaan yang mencerminkan geantiklinal

Barisan sepanjang pulau itu seluruhnya, yang dinamakan depresi – menengah

pada puncak dan disebut jalur bongkah (rift) Semangko terletak pada lembah

Semangko di Sumatra Selatan (Lampung). Jalur Semangko ini mulai dari

Teluk Semangko di pantai selatan Lampung selanjutnya dari situ dapat diikuti

lebih jauh sampai ke Trog Lambah (Krueng) Aceh dengan Bandaaceh sebagai

ujung utaranya. Di beberapa bagian jalur ini terisi dan tertutup oleh vulkan-

vulkan muda.

Fisiografi regional Lampung adalah bentuk lanjutan dari fisiografi Bengkulu

dan Sumatra Selatan. Di pesisir barat terdapat dataran rendah yang sempit.

Kemudian terdapat wilayah pegunungan dengan dua jalur punggung

pegunungan di mana Slenk Semangko terdapat di antaranya. Mendekati pantai

timur terdapat Wilayah Dataran Rendah yang cukup lebar (UNM, 2009). Pada

daerah survey geolistrik tahanan jenis terletak di daerah zona B1 yaitu zona

vulkanik wilayah timur.

admin
Typewritten text
5
Page 14: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 2.2 Peta Fisiografi Provinsi Lampung

Litologi wilayah lampung secara umum, terdiri dari endapan aluvium, dan

rawa (Qa & Qs) yang tersebar di Pantai Timur dan Pantai Barat, serta di Teluk

Lampung dan Teluk Semangka sekitar Kalianda hingga Lempasing dan Kota

Agung, sedangkan batu gamping terumbu (Qg) terdapat di Teluk Lampung

dan Pantai Barat. Batuan Kuarter seperti lava, breksi gunung api, batu pasir,

batu lempung, dan tufa (Qhv, Qpt, Qtk, & QTI) terdapat di sekitar G.

Rajabasa, Labuhan Maringgai, G. Tanggamus; Batuan Tersier seperti breksi

gunung api, tufa, lava, batu pasir, dan tufa (Tmps, Tomh, Tpot, & Tmba)

terdapat di sekitar Teluk Lampung dan Teluk Semangka serta di Pantai Barat.

Untuk daerah provinsi lampung non pesisir seperti lampung selatan, juga

mayoritas provinsi lampung bagian tengah terbentuk dari batuan ofiolit yang

mempunyai densitas rapat massa tertinggi di Sumatera. Itu berarti Lampung

sangat tahan terhadap gempa besar. Ini mengindikasikan bidang sesar di

Lampung sulit bergeser saat terjadi gempa (Artono, 2011).

admin
Typewritten text
6
Page 15: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Dari sisi stratigrafi, lokasi pengukuran geolistrik tahanan jenis berdasarkan

peta gologi tanjung karang, mayoritas memiliki lajur barusan zona batuan

gunung api vulcanic rock formasi lampung, yang terdiri dari lapisan batuan tuf

berbatuapung, tuf riolitik, tuf padu tufit, batu lempung tufan dan batu pasir

tufan pada bagian tengah. Pada bagian atas didominasi batuan endapan

gunung api muda seperi tuf dan basal andesit dengan kekar lembar.

admin
Typewritten text
7
Page 16: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

III. TEORI DASAR

A. Tahanan Jenis (Resistivitas)

Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak

digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena

resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya. Sebenarnya

ide dasar dari metode ini sangatlah sederhana, yaitu dengan menganggap bumi

sebagai suatu resistor.

Gambar 3.1 Elektroda yang ditancapkan ke bumi sebagai resistor

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari

kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan

bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan

di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk

eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus

listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda

potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil

pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga

resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.

Page 17: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus

listrik dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur

beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu,

pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu

variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang

akan membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang

dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa material

bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana material-

materialnya memiliki derajat yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metode resistivitas dibedakan menjadi

dua yaitu mapping dan sounding. Metode geolistrik resistivitas mapping

merupakan metode resistivitas yang bertujuan mempelajari variasi rasistivitas

lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh karena itu, pada metode ini

digunakan jarak spasi elektrode yang tetap untuk semua titik datum di

permukaan bumi. Sedangkan metode resistivitas sounding bertujuan untuk

mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah permukaan bumi secara

vertikal. Pada metode ini pengukuran pada satu titik ukur dilakukan dengan

cara mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jarak elektrode tidak

dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektrode kecil kemudian

membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan kedalaman

lapisan yang terdeteksi.

Pada kalkulasi Resistivitas Semu (Apparent Resistivity), Pada prinsipnya,

pengukuran metode resistivitas dilakukan dengan mengalirkan arus melalui

elektrode C1 dan C2 dan pengukuran beda potensial pada P1 dan P2. Jika

diasumsikan bahwa bumi homogen isotropis, maka tahanan jenis yang

diperoleh adalah tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak tergantung pada

spasi elektrode. Namun, pada kenyataannya bumi tersusun atas lapisan-lapisan

dengan resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur

merupakan pengaruh lapisan-lapisan tersebut. Harga resistivitas yang diukur

seolah-olah merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja. Sehingga

resistivitas yang terukur adalah resistivitas semu ( ), yang besarnya

ditentukan dengan

.......................................(3.1)

admin
Typewritten text
9
Page 18: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

dengan K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung pada konfigurasi

elektrode yang digunakan (Setiawan, 2011).

B. Tahapan Pelaksanaan Survey

Tahap Persiapan, Tahap persiapan merupakan langkah awal pada sebuah

penelitian sebelum dilakukan pengambilan data. Tahapan ini berisi persiapan-

persiapan dalam proses pengambilan data geolistrik resistivitas. Adapun hal-

hal yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah melakukan survei

pendahuluan dan mengurus perizinan kepada instansi yang terkait.

Survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum dan

menggali informasi di lokasi penelitian. Hal ini dilakukan untuk membuat

desain survei di lokasi yang sesungguhnya. Hal yang perlu dilakukan dalam

survei pendahuluan ini adalah penentuan lintasan, dan panjang lintasan. Posisi

lintasan dan panjang lintasan untuk pengambilan data sangat menentukan

jarak antar spasi elektroda dan posisi penempatan peralatan survei. Sedangkan

izin penelitian ditujukan kepada kepala pemerintahan setempat.

Tahap Pelaksanaan, Tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan setelah tahap

persiapan selesai. Tahapan ini merupakan inti dari sebuah penelitian. Adapun

hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan adalah melakukan proses

pengambilan data dilapangan dengan teknik sounding menggunakan

konfigurasi Schlumberger. Proses pengambilan atau akuisisi data geolistrik

resistivitas dilakukan di lokasi yang telah di tentukan sebelumnya pada survei

pendahuluan. Konfigurasi elektroda yang digunakan adalah konfigurasi

Schlumberger. Dengan tujuan untuk menduga resistivitas lapisan-lapisan

batuan bawah permukaan secara vertikal.

Dalam pengukuran geolistrik ini elektroda arus dan potensial digerakkan atau

digeser secara gradual ke kanan maupun ke kiri dalam satu garis lurus. Pada

pengukuran pertama (n=1), jarak spasi (a) antar elektroda sepanjang 10 meter,

admin
Typewritten text
10
Page 19: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

kemudian dilakukan pengukuran arus, beda potensial, jarak elektroda arus dan

jarak elektroda potensial.

Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (n = 2), dimana posisi elektroda arus

dan potensial digeser ke kiri maupun ke kanan, masing-masing dengan jarak

yang sama. Beberapa parameter seperti arus, beda potensial, jarak spasi

diukur. Demikianlah seterusnya, jarak bentangan elektroda arus dan potensial

selalu diperlebar hingga pengukuran ke-n dan mencapai maksimum dalam

satu lintasan. Pada saat jarak bentangan elektroda telah mencapai maksimum

maka nilai a dirubah dan dilakukan pengukuran hingga mencapai jarak

maksimum.

Tahap Penyelesaian, Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

pengolahan data hasil pengukuran di lapangan dan proses interpretasi.

Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi perhitungan nilai apparent

resistivity (ρa) dengan memasukkan nilai ∆V, I, a dan K ke dalam program

Microsoft Excel. Nilai ρa yang diperoleh selanjutnya disesuaikan dengan nilai

x (datum point) dan a. Ketiga parameter tersebut selanjutnya disimpan dalam

bentuk notepad agar dapat dibaca dalam Software Res2Dinv. Res2Dinv akan

menampilkan penampang struktur bawah permukaan. Model tersebut

merupakan hasil dari x, a, dan ρa yang sebelumnya disimpan dalam bentuk

notepad file. Berdasarkan penampang resistivitas semu maka dapat dilakukan

interpretasi dan klasifikasi dari perbedaan nilai ρa untuk menentukan jenis

material geologi dari masing-masing lapisan secara vertikal. Klasifikasi ini

dilakukan dengan menggunakan program ArcView 3.3. Hasil dari klasifikasi

ini adalah litologi bawah permukaan tanah.

Berdasarkan kondisi litologi bawah permukaan tanah yang merupakan

klasifikasi dari perbedaan nilai tahanan jenis pada penampang resistivitas

semu, maka dapat dilakukan interpretasi untuk mengetahui jenis batuan dari

masing-masing lapisan secara vertical, termasuk lapisan akuifer air tanah.

(Alkandira, dkk. 2014).

admin
Typewritten text
11
Page 20: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

C. Teknik Survey Metoda Geolistrik Tahanan Jenis

C.1. Metoda Tahanan Jenis 1-D

Teknik ini disebut juga dengan metoda sounding, biasanya digunakan

untuk menentukan perubahan atau distribusi tahahan jenis kearah

vertikal medium bawah permukaan dibawah suatu titik sounding.

Pengukurannya adalah dengan cara memasang elektroda arus dan

potensial yang diletakkan dalam satu garis lurus dengan spasi tertentu.

Kemudian spasi elektroda ini diperbesar secara gradual .Selanjutnya

memplot harga tahanan jenis semu hasil pengukuran versus spasi

elektroda pada grafik log-log. Survei ini berguna untuk menentukan

letak dan posisi kedalaman benda anomali di bawah permukaan.

Konfigurasi elektroda yang dipakai pada metoda ini adalah konfigurasi

Wenner, Wenner-Schlumbeger dan Dipole-Dipole.

Gambar 3.2. Teknik pengukuran metoda tahanan jenis 1-D

Gambar 3.3. Contoh distribusi nilai tahanan jenis dari hasil pengolahan

data metoda 1-D .

admin
Typewritten text
12
Page 21: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

C.2. Metoda Tahanan Jenis 2-D

Metode ini disebut juga dengan metoda mapping, digunakan untuk

menentukan distribusi tahanan jenis semu secara vertikal per kedalaman.

Pengukurannya dilakukan dengan cara memasang elektroda arus dan

potensial pada satu garis lurus dengan spasi tetap, kemudian semua

elektroda dipindahkan atau digeser sepanjang permukaan sesuai dengan

arah yang telah ditentukan sebelumnya . Untuk setiap posisi elektroda

akan didapatkan harga tahanan jenis semu. Dengan membuat peta kontur

tahanan jenis semu akan diperoleh pola kontur yang menggambarkan

adanya tahanan jenis yang sama. Konfigurasi elektroda yang dipakai pada

metoda ini adalah konfigurasi Wenner, Wenner-Schlumbeger dan Dipole-

Dipole.

Gambar 3.4. Susunan elektroda dan urutan pengukuran geolistrik

tahanan jenis 2-D

Gambar 3.5. Contoh distribusi nilai tahanan jenis dari hasil pengolahan

data metoda 2-D .

admin
Typewritten text
13
Page 22: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

C.3. Metoda Tahanan Jenis 3-D

Teknik ini sering disebut juga dengan metoda imaging, digunakan untuk

menentukan distribusi tahanan jenis semu secara vertikal dan lateral per

kedalaman. Pengukurannya dilakukan dengan cara membuat grid pada

luas area yang akan diukur, kemudian semua elektroda digerakkan

sepanjang lintasan yang dibentuk oleh grid tersebut. Salah satu cara

pengukuran dapat dilihat. Penampang tahanan jenis semu yang

dihasilkan akan menggambarkan distribusi tahanan jenis dalam arah

vertikal dan lateral per kedalaman.

Dari nilai arus (I) dan tegangan (V) yang dirukur dapat dihitung nilai

tahanan jenis semu (ra) untuk masing-masing kedalaman. Kemudian

nilai ra ini untuk masing-masing posisi-XC dan posisi-YC untuk elektroda

arus, serta posisi-XPdan posisi-YP untuk elektroda tegangan nantinya

digunakan sebagai parameter input dalam pengolahan data. Hasil

pengolahan data berupa penampang vertikal dan lateral dari nilai tahanan

jenis sebenarnya (r) terhadap kedalaman. Konfigurasi elektroda yang

dipakai pada metoda ini adalah konfigurasi pole-pole, pole-dipole dan

dipole-dipole.

Gambar 3.6. Teknik pengukuran metoda tahanan jenis 3-D untuk gris 5

x 5

admin
Typewritten text
14
Page 23: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 3.7. Contoh distribusi nilai tahanan jenis dari hasil pengolahan

data metoda 3-D untuk irisan horizontal

Gambar 3.8 Contoh distibusi nilai tahanan jenis dari hasil pengolahan

data metoda 3-D untuk irisan vertikal

C.4. Teknik Survei Mise-a-la-masse

Menurut Reynold (1997) bahwa Mise-a-la-masse atau metode potensial

benda bermuatan (charge-body potential method) merupakan

admin
Typewritten text
15
Page 24: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

pengembangan dari metoda tahanan jenis, yaitu suatu teknik pemetaan

lateral atau disebut jugaconstan-separation traversing (CST).

Pada metode ini, tekhnik yang digunakan adalah dengan menggunakan

suatu pasangan massa yang bersifat konduktif bawah permukaan itu

sendiri sebagai satu elektroda arus (C1), dan menghubungkannya secara

langsung pada satu kutub (pole) dari sumber voltase (P1). Elektroda arus

kedua (C2) ditempatkan pada permukaan tanah pada jarak yang cukup

jauh dan dihubungkan dengan kutub voltase lainnya (P2). Tegangan

antara sepasang elektroda potensial diukur dengan koreksi tertentu untuk

setiap potensial diri.

Gambar 3.9 Metode Mise-a-la-masse

Arus yang diberikan dan voltase yang terbentuk pada titik-titik di

permukaan tanah dipetakan dengan memakai voltmeter sesuai dengan

stasiun referensi. Distribusi potensial ini akan merefleksikan geometri

dari massa (tubuh anomali), sehingga diharapkan dapat menghasilkan

beberapa informasi mengenai bentuk dari tubuh massa.

Pada medium homogen yang ditutupi oleh konduktor, garis eqipotensial

akan terkonsentrasi disekitar konduktor Namun pada kenyataannya,

garis eqipotensial akan berbelok disekitar badan bijih konduktif yang

bentuknya tak beraturan dan dapat digunakan untuk membatasi ruang

yang luas untuk melihat gambaran yang lebih efektif daripada

menggunakan metode pemetaan lateral. Metode Mise-a-la-masse

khususnya digunakan dalam mengecek apakah mineral konduktif

admin
Typewritten text
16
Page 25: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

tertentu diisolasi oleh massa tertentu. Pada daerah yang topografinya

kasar akan dibutuhkan koreksi topografi (terrain corrections).

Gambar 3.10 Distribusi garis eqipotensial disekitar elektroda arus,

(B) Pembelokan garis ekipotensial oleh badan bijih

Metode interpretasi yang digunakan dalam metode Mise-a-la-masse

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) hanya menggunakan

variabel potensial, dan (2) menggunakan nilai maksimum yang

menunjukkan benda konduktif. Dalam kedua tekhnik tersebut akan

dikonversikan data potensial kedalam tahanan jenis semu dan tegangan

permukaan yang besar merupakan manifestasi dirinya sendiri yang

menggambarkan tahanan jenis yang tinggi (Qurnia, 2010)

D. Alat Pengukuran Geolistrik Naniura Resistivitymeter

Kegunaan alat secara umum untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan

bawah permukaan sampai kedalaman ± 300 m, sangat berguna untuk

mengetahui kemungkinan adanya lapisan batuan yang merupakan lapisan

pembawa air, umumnya yang di cari adalah “ Confined Aquifer” yaitu lapisan

Akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air ( contohnya lapisan lempung)

pada bagian bawah tanah & bagian atas. “ Confined” aktifer ini mempunyai

recharge yang relative jauh, sehingga ketersedian air tanah dibawah titik bor

tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat. Aplikasinya, Alat ini biasa

digunakan untuk eksplorasi groundwater, investigasi geoteknik, studi

admin
Typewritten text
17
Page 26: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

lingkungan, survey geologi, mineral prospecting, arkeologi, hidrologi, dll.

Komponen dan Spesifikasi :

- Pemancar ( Transmitter )

- Catu daya / DC in ( power supply ) : 12 volt, minimal 6AH ( untuk power

maksimum gunakan aki basah )

- Daya ( power output ) : 300 watt untuk catu daya > 20 A

- Tegangan keluar ( output voltage ) : 500 V maksimum

- Ketelitian arus ( current accuracy ) : 1 Ma

- Sistem pembacaan : Digital

- Catu daya digital meter : 9 volt, baterai kering

- Fasilitas : Current loop indicator

- Penerima ( receiver )

- Impendasi masukan ( input imp. ) : 10 M-ohm

- Batas ukur pembacaan ( range ) : 0,1 Mv hingga 500 volt

- Ketelitian ( accuracy ) : 0,1 mVolt

- Kompensator , Kasar : 10 x putar ( procesion multi turn potensiometer )

- Halus : 1 x putar ( wire wound resistor )

- Sistem pembacaan : Digital ( auto range )

- Catu daya digital meter : 3 volt ( 2 buah baterai kering ukuran AA )

- Fasilitas pembacaan data : HOLD ( data disimpan dimemori )

- Berat alat : 5 kg

(Hardiyansyah, 2010)

admin
Typewritten text
18
Page 27: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum mengenai desain

pengukuran dana alat ukur adalah sebagia berikut :

Waktu : Senin, 26 Mei 2014

Tempat : Laboratorium Teknik Geofisika Universitas Lampung

B. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan selama praktikum berlangsung , antara lain :

Gambar 4.1 Laptop

Gambar 4.2 Alat Tulis

Page 28: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 4.3 Milimeter Block

Gambar 4.4 Meteran

C. Pengambilan Data Praktikum

Pada praktikum desain survey dan alat ukur, data praktikum berupa hasil

desain pengukuran sounding konfigurasi schlumberger yang dikorelasikan

dengan peta topografi, peta gologi serta data kedalaman muka sumur warga

yang telah dilakukan dalam tahap persipan.

D. Pengolahan data Praktikum

Pengolahan data praktikum dalam desain survey dan alat ukur, dilakukan

dalam tahapan penyelesaian dengan pengolah software Resty, IPI2win

maupuan res2dinv. Namun dalam praktikum ini hanya sebatas pembuatan

desain pengukuran geolistrik tahnanan jenis sebanyak 2 line pada tiga buah

admin
Typewritten text
20
Page 29: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

objek yang ukuranya terdifinisi sebelumnya, dengan sounding menggunakan

konfigurasi schlumberger.

E. Diagram Alir Praktikum

Adapun Diagram Alir pada praktikum tentang desain pengukuran adalah

sebagai berikut;

MULAI

Tahap

Persiapan

Survey pendahuluan dan perizinan

Penentuan posisi lintasan dan panjang

lintasan

Tahap

Pelaksanaan

Mendesain pengukuran

Memilih konfigurasi yang tepat

SELESAI

admin
Typewritten text
21
Page 30: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Selain itu, adapun Diagram Alir pada praktikum tentang alat ukur adalah

sebagai berikut;

MULAI

Identifikasi kompone instrumen pada

Naniura resitivitymeter

SELESAI

Menjelaskan masing-maisng

komponen

admin
Typewritten text
22
Page 31: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

V. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Data Praktikum

Tabel 5.1 Jarak titik sounding dan jarak antar titik desain pengukuran sesar

Titik Sounding AB/2 Jarak Antar titik

1 400 m 250 m

2 400 m 250 m

3 400 m 250 m

4 400 m 250 m

5 400 m 190 m

6 400 m 342 m

7 250 m 447 m

8 400 m 528 m

9 250 m 300 m

10 400 m 313 m

11 250 m 171 m

12 300 m 117 m

13 300 m 151 m

14 300 m 126 m

15 250 m 338 m

16 400 m 258 m

17 400 m 268 m

18 400 m

Page 32: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Tabel 5.2 Koordinat titik-titik desain pengukuran sesar

NO Titik X Y Z

1 Sesar Bag. Atas 522091 9417321 85 m

2 Sesar Bag. Bawah 519913 9413339 106 m

3 S1-1 521736 9417313 84 m

4 Sounding 1 522085 9417310 85 m

5 S1-2 522438 9417307 86 m

6 S2-1 521617 9417091 86 m

7 Sounding 2 521966 9417091 87 m

8 S2-2 522319 9417092 87 m

9 S3-1 521499 9416872 87 m

10 Sounding 3 521847 9416872 89 m

11 S3-2 522198 9416875 89 m

12 S4-1 521379 9416653 92 m

13 Sounding 4 521727 9416655 89 m

14 S4-2 522079 9416654 90 m

15 S5-1 521259 9416432 100 m

16 Sounding 5 521609 9416437 93 m

17 S5-2 521959 9416438 91 m

18 S6-1 521179 9416356 103 m

19 Sounding 6 521518 9416271 97 m

20 S6-2 521859 9416194 96 m

21 S7-1 521160 9416125 108 m

22 Sounding 7 521354 9415970 114 m

23 S7-2 521591 9416043 103 m

24 S8-1 521139 9415926 114 m

25 Sounding 8 521138 9415578 111 m

26 S8-2 521170 9415229 109 m

27 S9-1 520723 9415311 106 m

28 Sounding 9 520884 9415118 104 m

29 S9-2 520911 9414872 106 m

30 S10-1 520655 9415245 105 m

admin
Typewritten text
24
Page 33: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

31 Sounding 10 520741 9414858 104 m

32 S10-2 520824 9414465 102 m

33 S11-1 520345 9414591 110 m

34 Sounding 11 520594 9414583 104 m

35 S11-2 520845 9414566 105 m

36 S12-1 520212 9414446 110 m

37 Sounding 12 520511 9414431 106 m

38 S12-2 520810 9414432 102 m

40 S13-1 520156 9414342 107 m

41 Sounding 13 520454 9414329 107 m

42 S13-2 520748 9414276 105 m

43 S14-1 520139 9414255 106 m

44 Sounding 14 520383 9414198 108 m

45 S14-2 520632 9414164 110 m

46 S15-1 519926 9414147 106 m

47 Sounding 15 520322 9414086 107 m

48 S15-2 520718 9414031 107 m

49 S16-1 519818 9413986 105 m

50 Sounding 16 520159 9413790 106 m

51 S16-2 520495 9413573 105 m

52 S17-1 519696 9413770 104 m

53 Sounding 17 520036 9413563 105 m

54 S17-2 520366 9413336 108 m

55 S18-1 519586 9413560 106 m

56 Sounding 18 519901 9413321 106 m

57 S18-2 520172 9413027 110 m

admin
Typewritten text
25
Page 34: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 5.1 Peta Geologi Tanjung Karang

admin
Typewritten text
26
Page 35: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 5.2 Hasil Desain Survey Pengukuran

admin
Typewritten text
27
Page 36: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini adalah pembuatan disain survey terhadap sesar dan

tiga buah benda yang telah teridentifikasi sebelumnya. Sesar yang akan

dilakukan pembuatan desain survey terletak pada du koordinat hubung

berdasarkan peta geologi mulai dari x = 522091 dan y=9417321 serta nilai

koordinat hubung yang lain adalah x=519913 dan y=9413339. Untuk

identifikasi panjang sesar dan daerah litologi sebagai survey pendahuluan

sebelum pembuatan desain survey dapat dibuat dengan beberapa referensi;

yaitu peta geologi, mapsource dengan garmin map terbaru versi 2.37, serta

google aerth untuk mengidentifikasi kepadatan serta benda-benda yang

kemungkinan akan mengganggu survey geolistrik tahanan jenis.

Proses pembuatan desain survey pada lokasi tersebut adalah dengan

menggunakan konfigurasi schlumberger. Secara umum pada Teknik

pengukuran geolistrik ada tiga macam yaitu mapping, sounding dan imaging.

Masing-masing teknik pengukuran geolistrik dapat dilakukan untuk tujuan

yang berbeda. Untuk tujuan penentuan airtanah, struktur geologi, litologi dan

penyelidikan mineral-mineral logam, maupun untuk keperluan geoteknik,

teknik pengukuran geolistrik yang digunakan adalah teknik sounding. Istilah

sounding diambil dari Vertical Electrical Sounding (VES), yaitu teknik

pengukuran geofisika yang bertujuan untuk memperkirakan variasi resistivitas

sebagai fungsi dari kedalaman pada suatu titik pengukuran. Konfigurasi

elektoda yang sering digunakan dalam teknik sounding yaitu konfigurasi

Schlumberger. Konfigurasi Schlumberger memiliki jangkauan yang paling

dalam dibandingkan konfigurasi yang lain, sehingga dapat digunakan dalam

identifikasi sesar.

Secara teori, konfigurasi Schlumberger menggunakan dua elektroda arus yang

sering dinamakan A , B dan dua elektroda potensial yang dinamakan M,

N. Pada konfigurasi Schlumberger, dua elektroda potensial (MN) diletakkan

di antara dua elektroda arus (AB). Jarak elektroda potensial (MN/2) dibuat

tetap, tetapi jarak antara elektroda arus (AB/2) diubah-ubah agar diperoleh

admin
Typewritten text
28
Page 37: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

banyak informasi tentang bagian dalam bawah permukaan tanah. Untuk

mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih dalam, maka jarak masing-

masing elektroda arus (AB/2) dan elektroda potensial (MN/2) dapat ditambah

secara bertahap, sehingga efek penembusan arus ke bawah semakin dalam.

Untuk menentukan kedalaman akuifer dan air tanah, proses akuisasi data

resistivitas menggunakan konfigurasi Schlumberger dengan teknik vertical

electrical sounding, sehingga akan diperoleh nilai resistivitas lapisan-lapisan

batuan bawah permukaan secara vertikal. Pengukuran geolistrik dimulai dari

titik tengah lintasan, yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan

konfigurasi Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi

resistivity meter di pertengahan lintasan. Resistivty meter yang digunakan

adalah Naniura resistivity meter. Setelah arus diinjeksikan ke dalam tanah

melalui resistivity meter, parameter yang diukur dan yang dicatat yaitu arus

listrik (I) dan beda potensial (∆V) yang terbaca dari resistivity

meter. Untuk pengukuran geolistrik selanjutnya, elektroda arus AB

dipindahkan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, sedangkan elektroda

potensial MN tidak dipindah dan hanya dipindahkan jika jarak MN/2 adalah

1/5 jarak AB/2. Data lapangan yang diperoleh yaitu beda potensial (ΔV), arus

listrik (I) dan K.

Adapun gambar dan faktor geometri konfigurasi schlumberger adalah sebagai

berikut :

Gambar 5.3 Konfigurasi Schlumberger

admin
Typewritten text
29
Page 38: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Dengan faktor geometri :

( )

( )

( )

( )

( )

( )

Proses awal pada pembuatan desain survey adalah proses digitalisasi peta

geologi berdasarkan koordinat yang tertera pada peta tersebut menggunakan

global mapper. Setelah itu dilakukan kalkulasi secara digital berdasarkan pixel

peta yang telah terdigitalisasi. Nampak pada gambar 4.4 menunjukkan panjang

sesar sepanjang 4,501 km dengan skala garis maksimal 6 km pada global

mapper. Dari panjang sesar tersebut dilakukan pengeplotan sesar pada ujung

atas dan ujung bawah sebagai titik refernsi perhitungan pada mapsource.

Gambar 5.4 Lokasi Sesar yang akan dilakukan pengukuran pada peta geologi,

serta estimasi panjang sesar

Sesar yang akan dilakukan pembuatan desain survey terletak pada dua

koordinat hubung berdasarkan peta geologi mulai dari x = 522091 dan

y=9417321 serta nilai koordinat hubung yang lain adalah x=519913 dan

admin
Typewritten text
30
Page 39: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

y=9413339. Dua titik tersebut jika dihubungkan mengestimasikan panjang

sesar berdasarkan kalkulasi secara digital. Proses pembuatan desain survey

dilakukan menggunakan software Google Earth. Hal ini dilakukan untuk

melihat kanampakan secara langsung seperti area-area yang memungkinkan

dapat menimbulkan data yang kurang baik, seperti area sungai yang melewati

sessar tersebut, aliran irigasi sawah, serta rel kereta api.

Pada daerah tersebut titik sounding dibuat sebanyak 18 titik sounding, dengan

jarak AB/2 yang bervariasi mulai dari 400, 300 dan 250 sesuai dengan tabel

4.1 jarak titik sounding dan jarak antar titik. Selain itu jarak antar sounding

juga bervarisi tergantung kepadatan wilayah penduduk, area irigasi dan

persawahan. Hasil desain survey dapat dilihat pada gambar 4.2. Hasil desain

survey tersebut dilakukan plotting kembali ke mapsource dengan menginput

titik sounding jarak maksimal AB/2 pada bagian kiri dan kanan, sehingga

masing maisng sounding memiliki tiga titik yang dapat di plot. Dari data

tersebut titik reverensi elevasi juga didapatkan pada google earth. Berdasarkan

data tersebut didapatkan hasil pada mapsource adalah sebagai berikut;

Gambar 5.5 Lokasi Desain Survey Pada Mapsource

Untuk memperkirakan elevasi serta kemungkinan yang dapat digambarkan

mengenai medan survey dapat dilakukan pembuatan model topografi 3D dari

data koordinat dan elevasi yang berasal dari mapsource dan google earth.

Setalah dilakukan gridding dengan menggunakan software surface sedikit

admin
Typewritten text
31
Page 40: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

nampak secara teori bahwa daerah tersebut memang merupakan sesar jika

ditinjau dari sisi elevasi dan perubahan totopgrafi. Nampak pada gambar 4.6

Lokasi Desain Survey, dengan desain topografi peta geologi overlay DEM

SRTM

Gambar 5.6 Lokasi Desain Survey, dengan desain topografi peta geologi

overlay DEM SRTM

Selain itu, untuk memperjelas mengenai lokasi desain terhadap titik sounding

dapat dilakukan permodelan Lokasi Desain Survey, dengan desain topografi

mapsource overlay Contourmap pada gambar 4.6.

admin
Typewritten text
32
Page 41: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 5.7 Lokasi Desain Survey, dengan desain topografi mapsource

overlay Contourmap

Gambar 5.8 Lokasi Desain Survey, dengan desain topografi mapsource

overlay DEM SRTM

Hasil keseluruhan dari peta tersebut yang dapat dianalisa setelah dioverlay

ketiganya. Dapat ditampilkan pada gambar Gambar 4.7 Lokasi Desain Survey,

peta mapsource overlay DEM SRTM dan peta geologi.

admin
Typewritten text
33
Page 42: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 5.9 Lokasi Desain Survey, peta mapsource overlay contourmap dan

peta geologi

Berdasarkan desain sounding yang telah dibuat pada titik sounding yang

pertama hingga ke lima, masing-masing memiliki 3 sounding dengan jarak

AB/2 400 meter serta jarak pertitik sounding adalah 250 meter. Pada sounding

ke enam jarak yang dibuat tidak konstan 250 meter dari jarak sebelumnya

karena mempertimbangkan pada tittik sounding tersebut melewati aliran

sungai berdasarkan data yang diperoleh dari mapsource. Selain itu pada titik

pengukuran yang ke tujuh line pengukuran desesuaikan dengan lokasi

perumahan warga yang terdapat pada daerah tersebut. Sehingga pada line ke

tujuh hanya diperoleh bentangan AB/2 sebesar 250 meter.

Pada Line ke 8 agar tidak menggangu erumahan warga, proses pengukuran

dilakukan sepanjang jalan dengan bentangan 400 meter. Titik sounding

tersebut terletak pada koordinat x = 521138 dan y = 9415578. Titik bentangan

pada bagian kiri dan kanan adalah x = 521170 dan y = 9415229, x = 521139

dan y = 9415578. Pada pengukuran selanjutnya yaitu Line 9 hanya

mendapatkan line AB/2 250 meter hal ini mempertimbangkan adanya rel

kereta api dan daerah aliran sungai yang ditandai dengan garis hitam dan titik-

titk putih pada peta desain pengukuran. Begutupun pada line 10 pengukuran

dilakukan sejajar dengan rel keeta api. Hal ini dipertimbangkan karena jika

admin
Typewritten text
34
Page 43: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

melewati memungkinkan timbulnya data yang kurang baik karena material rel

kereta merupakan konduktor yang baik sehingga gain potensial dikhawatirkan

akan memerlukan tegangan yang tinggi dan merusak data pengukuran

geolistrik, sehingga lebih memilih untuk melakukan pengukuran sejajar

dengan rel kereta api dengan panjang AB/2 sebesar 400. Pada pengukuran line

ke sebelas hingga ke 18, jarak AB/2 yang dilakukan pengukuran mulai dari

250 hingga 400. Untuk panjang line pengukuran dibuat dengan

mempertimbangkan kepadatan perumahan warga, aliran irigasi serta estimasi

jarak pada masing-masing line dengan jarak acuan adalah 250 meter antar

titik. Hal ini dilakukan agar teknik sounding dalam identifikasi sesar secara

vertikal dapat dilakukan secara maksimal.

Pada praktikum yang kedua, yaitu pembutan desain survey terhadap benda

yang terdefinisi sebelumnya untuk menilai efektifitas desian srvey. Benda

pertama berbentuk tabung dengan diameter 3 meter, panjang 10 meter serta

kedalaman 3 meter. Benda kedua berbentuk silinder dengan diameter 10

meter, panjang 5 meter serta kedalaman 8 meter. Benda ketiga berbentuk

drum dengan diameter 3,3 m, panjang 2,1 meter serta kedalaman 7,3 meter.

Berikut adalah hasil rekayasa bentuk dan letak benda tersebut;

admin
Typewritten text
35
Page 44: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 5.10 Model lokasi benda pengukuran geolistrik (tampak atas)

Gambar 5.11 Model lokasi benda pengukuran geolistrik, berdasarkan

kedalaman

admin
Typewritten text
36
Page 45: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Berdasarkan lokasi benda pada gambar rekaya lokasi ketiga benda tersebut

baik nampak atas maupun berdasaerkan kedalaman, dapat dibuat desain

survey dengan hasil sebagai berikut;

Gambar 5.12 Hasil Desain Survey kedua

Berdasarkan hasil desain survey dari ketiga buah benda tersebut, menurut

praktikan efektifnya terdapat 7 line pengukuran dimana, line 1 dan 7

menggunkana jarak AB/2 sebesar 100 meter karena kedalaman benda yang

akan diukur tidak terlalu dalam sedangkan pada line 2,3,4,5 dan 6

menggunakan AB/2 sepanjang 200 meter karena meliputi pengukuran benda

pertama dengan kedalaman mencapai 30 meter. Berdasarkan desain tersebut

pengambilan titik sounding dibuat cross / melintang dari benda yang akan

diukur hal ini agar hasil reistivity menunjukan anomaly yang lebih jelas

terhadap benda yang akan diukur. Selain itu jarak AB/2 juga mempengaruhi

jengkauan sounding secara vertikal. Apabila jaraknya diperpanjang maka,

harapanya akan mendapatkan gambaran kedalaman yang lebih dalam, dengan

admin
Typewritten text
37
Page 46: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

catatan tidak terdapat noise atau benda-banda yang menyebabkan bias

sehingga dapat menjadikan pengukuran geolistrik fokus pada suatu titik ,

tentu saja hal ini juga dipengaruhi oleh maetrial benda yang akan diukur serta

materi benda/ meidum sekitar pengukuran.

Dalam pengukuran geolistrik tahanan jenis, hal yang paling utama adalah

Resistivitymeter. Resistivity Meter adalah alat yang digunakan untuk

mengukur geolistrik tahanan jenis semu (ρ apparenth). Akan tetapi, besaran

yang terukur pada alat adalah besarnya arus(I) yang diinjeksikan ke dalam

bumi dan dari arus yang kita injeksikan tersebut terjadilah perbedaan

tegangan(ΔV) di antara kedua elektroda tegangan. Kemudian dari informasi

arus dan perbedaan tegangan tersebut, dapat dicari besarnya tahanan jenis

batuan di dalam bumi. Contoh konfigurasinya adalah sebagai berikut

schlumberger yang akan dilakukan pada pembauatan desain survey pada

praktikum ini

Pada parktikum yang sering dilakukan praktikan menggunakan

resistivitymeter buatan lokal dengan Kode Naniura. Dari hasil Identifikasi

alat ukur Naniura resistivitymeter , secara umum alat ini berfungsi untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

hingga 300 m, sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

batuan yang merupakan lapisan pembawa air, umumnya yang di cari adalah “

Confined Aquifer” yaitu lapisan Akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap

air ( contohnya lapisan lempung) pada bagian bawah tanah & bagian atas.

“ Confined” aktifer ini mempunyai recharge yang relative jauh, sehingga

ketersedian air tanah dibawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca

setempat. Aplikasinya, Alat ini biasa digunakan untuk eksplorasi

groundwater, investigasi geoteknik, studi lingkungan, survey geologi, mineral

prospecting, arkeologi, hidrologi, dll.

Adapun Komponen dan Spesifikasi berdasarkan beberapa referensi adalah

sebagai berikut :

admin
Typewritten text
38
Page 47: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

- Pemancar ( Transmitter )

- Catu daya / DC in ( power supply ) : 12 volt, minimal 6AH ( untuk power

maksimum gunakan aki basah )

- Daya ( power output ) : 300 watt untuk catu daya > 20 A

- Tegangan keluar ( output voltage ) : 500 V maksimum

- Ketelitian arus ( current accuracy ) : 1 Ma

- Sistem pembacaan : Digital

- Catu daya digital meter : 9 volt, baterai kering

- Fasilitas : Current loop indicator

- Penerima ( receiver )

- Impendasi masukan ( input imp. ) : 10 M-ohm

- Batas ukur pembacaan ( range ) : 0,1 Mv hingga 500 volt

- Ketelitian ( accuracy ) : 0,1 mVolt

- Kompensator , Kasar : 10 x putar ( procesion multi turn potensiometer )

- Halus : 1 x putar ( wire wound resistor )

- Sistem pembacaan : Digital ( auto range )

- Catu daya digital meter : 3 volt ( 2 buah baterai kering ukuran AA )

- Fasilitas pembacaan data : HOLD ( data disimpan dimemori )

- Berat alat : 5 kg.

Dari alat tersebut terdapat beberapa fungsi-fungsi tombol dan beberapa

tahapan penggunaaanya. Adapun fungsi tombol serta tahapan pengunaanya

adalahs ebagi berikut;

admin
Typewritten text
39
Page 48: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

Gambar 5.13 Naniura Resistivitymeter NRD 22S (Rifai, 2010)

Fungsi indikator :

P1 (M) : Konektor Elektroda Potensial (M)

P2 (N) : Konektor Elektroda Potensial (N)

Batt : Indikator Batterai

Input : Power Input dari Accu

C1(A) : Konektor Elektroda Arus (A)

C2(B) : Konektor Elektroda Arus (B)

Current Loop : Indikator Besarnya Arus yang diinjeksikan

Output (Gain) : Besarnya arus yang diinjeksikan

Power : Mangaktifkan dan Menonaktifkan alat

Tahapan dalam penggunaan alat tersebut, dengan menghubungkan elektroda

arus menggunakan kabel gulung dan konektor ke C1 dan C2 pada

resistivitimeter lalu meng ubungkan elektroda potensial menggunakan kabel

gulung dan konektor ke P1 dan P2 pada resistivitimeter.

Batterai dihubungkan dengan menggunakan kabel konektor ke jack INPUT

(+) dan (-) pada resistivitimeter. Lihat jarum indikator Batt dalam

mengindikasikan power batterai, apabila sudah terhubung maka akan

menunjuk ke bagian merah di kanan. Hal ini menunjukkan baterai dalam

admin
Typewritten text
40
Page 49: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

keadaan penuh (tegangan memadai). Jika tidak, baterai perlu diisi (dicharge)

hingga penuh, sebelum digunakan.

Menghidupkan Alat ini dengan memutar tombol power ke kanan dariOFF

menjadi ON, maka resistivitimeter sudah dinyalakan. Lihat jarum indikator

Current Loop hingga menunjuk ke bagian merah di kanan. Hal ini

menunjukkan kontak elektroda arus dengan tanah (bumi) dan resistivitimeter

sudah cukup memadai. Jika tidak, maka diatasi dengan perbaiki koneksinya,

tancap elektroda arus lebih dalam atau siram tanah di sekitar elektroda arus

dengan air atau larutan elektrolit untuk memperbaiki kontak.

Fungsi tombol Output dari angka 0 ke angka yang dikehendaki. Makin besar

angka yang dipilih (1 - 6), makin besar injeksi arus yang dihasilkan. Putaran

Compensator Coarse, kemudian Fine hingga display tegangan V (Autorange)

menunjuk angka nol atau mendekati nol. Arus di injeksikan dengan menekan

tombol START hingga display arus I (mA) menunjukkan angka yang stabil.

Lalu Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I (mA) serta

harga tegangan/potensial pada display tegangan V (Autorange) sebagai data

pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan pengulangan beberapa kali untuk

keakuratan data. Jika sudah lalu dilanjutkan dengan memindahkan pada jarak

AB/2 berikutnya.

admin
Typewritten text
41
Page 50: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum desain pengukuran dan alat ukur yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Vertical Electrical Sounding (VES bertujuan untuk memperkirakan variasi

resistivitas sebagai fungsi dari kedalaman pada suatu titik pengukuran

dengankonfigurasi Schlumberger. Konfigurasi Schlumberger memiliki

jangkauan yang paling dalam dibandingkan konfigurasi yang lain,

sehingga dapat digunakan dalam identifikasi sesar.

2. Dalam pembuatan desain survey perlu memperhatikan jenis konfigurasi

yang akan digunakan, baik dalam survay mapping maupun sounding,

karena terdapat perbedaan sensitivitas konfigurasi secara lateral dan

horizontal.

3. Pembuatan disain survey dalam lokasi yang belum pernah disurvey

sebelumnya perlu dilakukan tinjauan referensi serta data baik dari peta

geologi, google earth untuk melihat kepadatan yang terdapat pada lokasi

survey tersebut

4. Jarak AB/2 pada masing-masing sounding dibuat berdasarkan dalamnya

sesar yang akan dilakukan pengukuran, semakin panjang jarak AB/2 maka

akn semakin dalam penetrasi vertikalnya

5. Pada pembuatan desain survey yang telah dilakukan, terhadap sesar yang

berada di daerah lampung salatan, negararatu perlu memperhatikan sungai,

irigasi persawahan serta perumahan warga, sehingga disain pengukuran

lebih banyak dibuat dengan mengukuti alur jalan di pedalaman desa

hingga jalan raya.

Page 51: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

DAFTAR PUSTAKA

Akhyadi. 2012. Air Panas Natar. http://akhyadi.blogspot.com/2012/09/warga-

natar-kembali-dihebohkan-dengana.html. Diakses pada 5 juni 2014 pukul

21.00 WIB

Alkindira, Salma dkk. 2014. Desain Survei Air Tanah Di Kawasan Bantul

Yogyakarta Desain Survei Geofisika. ITB; Bandung

Artono, elan. 2011. Relief Lampung. http:// elangeo08. blogspot. com/2011/

02/relief-lampung.html. Diakses pada 5 juni 2014 pukul 21.00 WIB

Hardiasyah, Irwan. Naniura Resistivitymeter. https:/ /www. academia. edu/

4404137/ Reng. Diakses pada 20 juni 2014 pukul 21.00 WIB

Qurnia. 2010. Geolistrik Zone. http:// qurniaslife. blogspot. com/2010/ 02/modul-

geolistrik.html. Diakses pada 5 juni 2014 pukul 21.00 WIB

Setiawan, Tri Susanto. 2011. Metode Geolistrik Resistivitas.

http://trisusantosetiawan.wordpress.com/2011/01/04/metode-geolistrik-

resistivitas/. Diakses pada 5 juni 2014 pukul 20.00 WIB

UNM. 2009. Geologi, Geografi, Geomorfologi Pulau Sumatra.

http://ict.unm.ac.id/public/data/Bahan%20Ajar/Geografi/Geomorfologi%20In

donesia/Geomorfologi%20Sumatera.pdf. Diakses pada 5 juni 2014 pukul

21.00 WIB

Yuza. 2012. Sesar Lampung. http://duniayuza.blogspot.com/2012/10/penelitian-

mengenai-sesar-lampung.html. Diakses pada 5 juni 2014 pukul 21.00 WIB

Zaenudin, Ahmad. 2014. Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik. Teknik

Geofisika Universitas Lampung : Bandar Lampung

Page 52: Bab 2. Desain Pengukuran dan alat ukur.PDF

LAMPIRAN