bab 2 dasar teori - · pdf filesecara harafiah, kata komposit memiliki pengertian bahan yang...
TRANSCRIPT
BAB II DASAR TEORI
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Serat Alam
Serat alam bisa dikelompokkan berdasarkan posisinya pada tanaman. Serat
alam yang didapatkan dari bagian batang tanaman (bast fiber) diantaranya adalah
serat rami, serat kenaf, serat jute, dan serat flax. Sedangkan serat alam yang
didapatkan dari bagian daun (leaf fiber) misalnya adalah serat sisal, serat nanas,
dan serat abaka. Sementara serat kelapa didapatkan dari buahnya (seed fiber).
Serat tunggal (single fiber) adalah unit terkecil serat yang tidak bisa
dipisahkan lagi secara mekanik. Pada umumnya serat tunggal ini tersusun dari
serat-serat kecil (mikrofibril). Didalam mikrofibril inilah tersusun rantai selulosa
yang menjadi penopang utama bahan serat alam. Lebih jelasnya dapat
diperhatikan Gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1 Mikroskopik Serat Alam [1]
Dari Gambar 2.1 tersebut dapat dikatakan bahwa sesungguhnya serat alam
merupakan bahan komposit alam dengan penguat berupa selulosa serta pengikat
(matriks) berupa pectin dan hemiselulosa. Rantai selulosa ini merupakan struktur
kristalin yang ditopang oleh ikatan-ikatan kovalen antar unsur-unsurnya.
7
BAB II DASAR TEORI
Saat ini, bahan komposit dengan serat sintetis sebagai penguat ( carbon,
aramid, glass ) masih mendominasi bahan-bahan komposit yang digunakan untuk
komponen-komponen pesawat, automotif, konstruksi, alat-alat olah raga dll.
Apabila dilihat dari segi jumlah pemakaian, serat gelas menempati peringkat
teratas. Hal ini dikarenakan harganya yang relatif murah dan memiliki sifat
mekanik yang baik. Namun demikian, kemunculan serat-serat alam mulai
menggeser pemakaian serat gelas. Tabel 2.1 berikut ini menggambarkan
perbandingan secara kualitatif antara serat alam dan serat gelas.
Tabel 2.1 Perbandingan kualitatif antara serat alam dan serat gelas [1]
Parameter Serat Alam Serat Gelas
Densitas
Harga
Dapat diperbaharui
Dapat didaur ulang
Konsumsi Energi
CO2 netral
Abrasif terhadap mesin
Resiko kesehatan ketika
terhirup
Sampah
Rendah
Rendah
Ya
Ya
Rendah
Ya
Tidak
Tidak Terbiodegradasi
Dua kali serat alam
Rendah, tetapi lebih mahal
dari pada serat alam
Tidak
Ya
Tinggi
Tidak
Ya
Ya
Tidak Terbiodegradasi
2.1.1 Serat dan Serbuk Kelapa
Pohon kelapa yang disebut juga dengan pohon nyiur biasanya tumbuh
pada daerah atau kawasan tepi pantai. Sangat banyak manfaat yang dapat kita
peroleh dari pohon kelapa. Mulai dari batang, daun dan buahnya, semua dapat
dimanfaatkan.
Salah satu yang cukup penting bagi penelitian ini adalah serat dan serbuk
(gabus) kelapa yang merupakan bagian dari sabut kelapa. Sabut kelapa merupakan
bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan
buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat
dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir
kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 %
dari sabut) [1].
8
BAB II DASAR TEORI
Keuntungan serat kelapa:
1. merupakan konduktor panas yang buruk. Terdapat lapisan yang melawan
temperatur dan tingkat suara yang ekstrim.
2. mudah untuk dibersihkan dan dicuci. Hal ini membuat serat bertahan lama
dan rendah biaya perawatan.
3. mempunyai zat anti bakteri sendiri sehingga tidak terpengaruh oleh jamur,
kebusukan ataupun bintang ngengat. Oleh karena itu, meskipun telah
digunakan bertahun-tahun, material dari serat ini tidak mudah kehilangan
bentuknya.
2.1.2 Serat Rami
Tanaman Rami yang sudah ada sejak jaman Jepang pada waktu Perang
Dunia II yang merupakan tanaman tahunan yang berbentuk rumpun mudah
tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis, tahan terhadap penyakit dan hama,
serta dapat mendukung pelestarian alam dan lingkungan. Tanaman Rami yang
dikenal dengan nama latinnya Boehmeria nivea (L) Goud merupakan tanaman
tahunan berbentuk rumpun yang dapat menghasilkan serat alam nabati dari pita
(ribbons) pada kulit kayunya yang sangat keras dan mengkilap.
Serat rami mempunyai sifat dan karakteristik serat kapas (cotton) yaitu
sama-sama dipintal ataupun dicampur dengan serat yang lainnya untuk dijadikan
bahan baku tekstil. Dalam hal tertentu serat rami mempunyai keunggulan
dibanding serat-serat yang lain seperti kekuatan tarik, daya serap terhadap air,
tahan terhadap kelembaban dan bakteri, tahan terhadap panas, peringkat nomor 2
setelah sutera dibanding serat alam yang lain, lebih ringan dibanding serat sentetis
dan ramah lingkungan (tidak mengotori lingkungan sehingga baik terhadap
kesehatan).
Untuk memperoleh serat yang menyerupai serat kapas membutuhkan
proses yang agak panjang sesudah dipanen, kemudian dilakukan pemotongan
guna menghasilkan serat pendek halus (seukuran dengan serat kapas) sehingga
menghasilkan serat yang menyerupai serat kapas, apabila proses yang dibuat
sampai menyerupai serat kapas hal ini menyebabkan harga serat akan menjadi
mahal, namun tidak masalah apabila rami disubstitusi dengan kapas atau polyester
9
BAB II DASAR TEORI
dapat lebih murah dan kualitas lebih baik. Pengolahan serat diperoleh setelah
melalui mesin dan proses mekanisme serta proses bakterisasi/kimiawi sebagai
berikut :
a. Proses Dekortikasi : Proses pemisahan serat dari batang tanaman,
hasilnya serat kasar disebut “China Grass “.
b. Proses Degumisasi : Proses pembersihan serat dari getah pectin,
legnin wales dan lain-lain, hasilnya serat degum disebut “
Degummed Fiber “.
c. Proses Softening : Proses pelepasan dan proses penghalusan baik
secara kimiawi maupun mekanis agar serat rami tersebut dapat
diproses untuk dijadikan seperti kapas.
d. Proses Cutting dan Opening : Proses mekanisisasi untuk memotong
serat dan membukanya agar serat tersebut menjadi serat individual
untuk serat panjang disebut “Top Rami” dan untuk serat pendek
disebut “Staple Fiber “.
2.2 Mekanika Struktur Komposit
Komposit merupakan salah satu material yang banyak digunakan dewasa
ini karena beberapa keunggulannya dibandingkan dengan bahan logam
konvensional yang ada. Secara harafiah, kata komposit memiliki pengertian bahan
yang terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda yang digabung atau dicampur
secara makroskopis. Perbedaan dengan bahan paduan adalah penggabungannya
yang dilakukan secara makroskopis sehingga sifat-sifat bahan pembentuknya
masih terlihat yang dimana pada jenis paduan (alloy) yang digabung secara
mikroskopis, sifat-sifat pembentuknya sudah tidak nampak lagi.
Secara umum, bahan komposit dibangun oleh dua unsur yaitu serat (fiber)
dan matriks. Kedua bahan ini memiliki tugas masing-masing yang pada akhirnya
berperan dalam menentukan sifat dari bahan komposit yang terbentuk, namun
unsur yang paling dominan dalam menentukan karakteristik dari bahan komposit
adalah serat. Serat inilah yang menahan sebagian besar gaya-gaya yang bekerja
pada bahan komposit. Sedangkan matrik memilki fungsi untuk melindungi dan
mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik. Sesuai dengan fungsinya, maka
10
BAB II DASAR TEORI
serat dipilih bahan-bahan yang bersifat kuat dan getas, sedangkan matriks dipilih
bahan-bahan yang lunak. Namun fungsi-fungsi tersebut akan menjadi optimum
apabila digabungkan menjadi satu sebagai struktur komposit.
2.2.1 Lamina
Lamina dapat diartikan sebagai lapisan komposit tunggal yang hanya
mempunyai satu arah serat. Lamina merupakan elemen pembangun struktur
komposit, oleh karena itu pengetahuan tentang sifat-sifat mekanik lamina ini
sangat penting untuk mengetahui lebih lanjut mengenai struktur komposit. Salah
satu contoh lamina sederhana seperti pada gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.2. Lamina Pada Sumbu Utama Bahan (1,2,3 )[9]
Pada lamina ini terdapat dua buah bidang simetri, yaitu bidang 1-2 dan bidang 1-
3. Selain kedua bidang simetri tersebut, terdapat bidang 2-3 yang merupakan
bidang isotrop dimana pada bidang tersebut sifat-sifat material dianggap sama
dalam segala arah. Oleh karena itu, material ini termasuk dalam jenis material
transverserly isotropic. Sumbu-sumbu utama material (1,2,3) adalah sumbu-
sumbu sejajar dan tegak lurus serat.
Salah satu komponen terpenting dalam perhitungan sifat-sifat bahan
lamina adalah hubungan tegangan-regangan dimana terdapat matriks kekakuan
bahan komposit. Hubungan tegangan-regangan dari lamina adalah sebagai berikut
:
11
BAB II DASAR TEORI
{ }
11 11
22 22
33 33
23 23
12 12
13 13
C
σ εσ εσ ετ γτ γτ γ
⎧ ⎫ ⎧⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪=⎨ ⎬ ⎨⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪⎩ ⎭ ⎩
⎫⎪⎪⎪⎪⎬⎪⎪⎪⎪⎭
(2.1)
dimana
{ }
11 12 12
12 22 23
12 23 22
44
66
66
0 0 00 0 00 0 0
0 0 0 0 00 0 0 0 00 0 0 0 0
C C CC C CC C C
CC
CC
⎡ ⎤⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
= ⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
(2.2)
dengan harga-harga :
(2.3)
( )( )( )( )
( )
211 1 23
222 2 12 2 1
12 2 23 12
223 2 23 12 2 1
44 23
66 122 223 12 23 2 1
1 /
1 / /
1 /
/ /
1 2 1 /
C E
C E E E
C E
C E E E
C GC G
E E
υ
υ
υ υ
υ υ
υ υ υ
= − Δ
= − Δ
= + Δ
= + Δ
==
Δ = − − +
Persamaan (2.1), (2.2), dan (2.3) tersebut hanya berlaku pada sumbu-
sumbu utama bahan. Apabila sumbu-sumbu utama tersebut membentuk sudut θ
terhadap sumbu x, maka matriks kekakuan tersebut harus ditransformasikan pada
koordinat (x,y,z) tersebut.
Gambar 2.3 Sumbu (x,y) Membentuk Sudut θ Terhadap Sumbu (1,2). Sumbu z Merupakan
Sumbu Putar [9]
12
BAB II DASAR TEORI
Transformasi persamaan (2.2) dalam sumbu (x,y,z) adalah sebagi berikut :
{ }
x x
y y
z z
yz yz
xy xy
xz x
C
z
σ εσ εσ ετ γτ γτ γ
⎧ ⎫ ⎧ ⎫⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪=⎨ ⎬ ⎨ ⎬⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎩ ⎭ ⎩ ⎭
(2.4)
diamana
{ }
11 12 13 16
12 22 23 26
13 23 33 36
44 45
45 55
16 26 36 66
' ' ' 0 0 '' ' ' 0 0 '' ' ' 0 0 '
'0 0 0 ' ' 00 0 0 ' ' 0' ' ' 0 0 '
ij
C C C CC C C CC C C C
CC CC C
C C C C
⎡ ⎤⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥
= ⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥⎢ ⎥⎣ ⎦
(2.5)
dengan harga-harga :
( )( )
( ) ( )( )
4 2 2 411 11 12 66 22
4 2 2 422 11 12 66 22
33 33
2 244 44 55
2 255 44 55
2 2 4 466 11 22 12 66 66
12 11 22 66
' cos 2 2 sin cos sin
' cos 2 2 sin cos sin'
' cos sin
' sin cos
' 2 2 sin cos sin c
' 4
C C C C C
C C C C CC C
C C C
C C C
C C C C C C
C C C C
θ θ θ θ
θ θ θ θ
θ θ
θ θ
osθ θ θ
= + + +
= + + +
=
= +
= +
= + − − + +
= + − ( )
( ) ( )( ) ( )
( )
2 2 4 412
2 213 13 23
2 223 13 23
3 316 11 12 66 12 22 66
3 326 11 12 66 12 22 66
36 13 23
45 5
sin cos sin cos
' cos sin
' sin cos
' 2 sin cos 2 sin
' 2 sin cos 2 sin
' sin cos
' sin cos
C
C C C
C C C
C C C C C C C
C C C C C C C
C C C
C C
θ θ θ θ
θ θ
θ θ
θ
cos
cos
θ θ θ θ
θ θ θ
θ θ
θ θ
+ +
= +
= +
= − − + − +
= − − + − +
= −
= ( )5 44C−
(2.6)
θ
2.2.2 Teori Laminat Klasik
Laminat adalah dua atau lebih lamina yang digabung bersama membentuk
elemen struktur yang integral. Laminat dibuat agar elemen struktur tersebut
mampu menahan beban multiaksial, sesuatu yang tidak dapat dicapai dengan
lamina tunggal. Laminat hanya kuat menahan beban dalam arah seratnya, tetapi
13
BAB II DASAR TEORI
sangat lemah dalam arah tegak lurus serat. Oleh karena itu untuk menahan beban
multi aksial komposit dirancang untuk memiliki beberapa orientasi serat.
2.1.2.1 Resultan Gaya dan Momen dalam Laminat
Resultan gaya dan momen yang bekerja pada laminat diperoleh dengan
integrasi tegangan-tegangan pada setiap lapisan dalam arah ketebalan laminat.
Sebagai contoh dalam sumbu x :
∫−
=2/
2/
t
txx dzN σ (2.7) ∫
−
=2/
2/
t
txx zdzM σ
Dimana Nx dan Mx adalah gaya dan momen persatuan panjang. Besar resultan
momen dan gaya dinyatakan dengan :
(2.8) ∫ ∑ ∫− =
− ⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
=⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
=⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧2/
2/ 1 1
t
t
N
k
Z
Zxy
y
x
xy
y
x
xy
y
x
dzdzNNN
k
k τσσ
τσσ
dan
(2.9) ∫ ∑ ∫− =
− ⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
=⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
=⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧2/
2/ 1 1
t
t
N
k
Z
Zxy
y
x
xy
y
x
xy
y
x
dzzzdzMMM
k
k τσσ
τσσ
dimana Zk-1 dan Zk didefinisikan pada gambar 2.4 dibawah ini :
Gambar 2.4 Susunan Laminat [8]
Karena matriks kekakuan lamina berharga konstan, tidak berubah dalam arah
ketebalan, maka integrasi pada persamaan dan dapat dinyatakan dalam bentuk
(2.10) [ ]⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
+⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
=⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
∫ ∫∑− −
=
k
k
k
k
Z
Z
Z
Zxy
y
x
xy
y
x
k
N
kij
xy
y
x
zdzdzCNNN
1 10
0
0
1'
κκκ
γεε
14
BAB II DASAR TEORI
dan
(2.11) [ ]⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
+⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
=⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
∫ ∫∑− −
=
k
k
k
k
Z
Z
Z
Zxy
y
x
xy
y
x
k
N
kij
xy
y
x
dzzzdzCMMM
1 1
2
0
0
0
1'
κκκ
γεε
Karena bukan merupakan fungsi dari z, tapi fungsi bidang
tengah, suku-suku tersebut dapat dikeluarkan dari tanda penjumlahan. Dengan
demikian persamaan dapat ditulis menjadi :
xyyxxyyx κκκγεε ,,,,, 000
(2.12)
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡+
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡+
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
xy
y
x
xy
y
x
xy
y
x
xy
y
x
xy
y
x
xy
y
x
DDDDDDDDD
BBBBBBBBB
MMM
BBBBBBBBB
AAAAAAAAA
NNN
κκκ
γεε
κκκ
γεε
662616
262212
161211
0
0
0
662616
262212
161211
662616
262212
161211
0
0
0
662616
262212
161211
Persamaan biasanya ditulis menjadi :
(2.13) ⎭⎬⎫
⎩⎨⎧⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
κε 0
DBBA
MN
Dimana
[ ] ( )
[ ] ( )
[ ] ( )∑
∑
∑
=−
=−
=−
−=
−=
−=
N
kkkkijij
N
kkkkijij
N
kkkkijij
ZZCD
ZZCB
ZZCA
1
31
3
1
21
2
11
'31
'21
'
(2.14)
Aij disebut matriks kekakuan panjang (extensional stiffness matrix). Bij disebut
matriks kekakuan kopel (couple stiffness matrix). Dij disebut matriks kekakuan
lentur (bending stiffness matrix).
2.3 Konsep Kestabilan dan Ketidakstabilan
Ketidakstabilan merupakan fenomena umum yang dapat terjadi pada
berbagai jenis material. Konsep dasar dari kestabilan dan ketidakstabilan dapat
dijabarkan sebagai berikut :
15
BAB II DASAR TEORI
a. Keadaan (state) suatu sistem adalah kumpulan dari nilai-nilai berbagai
parameter sistem pada suatu waktu tertentu. Sebagai contoh, perpindahan
atau regangan material pada sebuah struktur dan temperatur pada titik
tersebut menyatakan keadaan dari suatu sistem tersebut.
b. Keadaan suatu sistem bergantung pada parameter sistem dan kondisi
lingkungan. Contohnya pada struktur pelat tipis persegipanjang, geometri
dan sifat material merupakan parameter sistem, dan beban yang diberikan
serta kondisi batasnya adalah kondisi lingkungan dari sistem tersebut.
Untuk lebih jelasnya mengenai stabilitas kesetimbangan suatu sistem dapat dilihat
melalui ilustrasi pada gambar 2.5 di bawah ini
Gambar 2.5 Konsep stabilitas dari suatu kesetimbangan
Keterangan:
• A: kondisi tidak stabil : Suatu sistem dikatakan tidak stabil, bila ada
gangguan yang diberikan kepada sistem tersebut, maka sistem
cenderung untuk tidak kembali ke keadaan semula saat gangguan
dihilangkan.
• B: kondisi netral: Suatu sistem dikatakan netral, bila ada gangguan
yang diberikan kepada sistem tersebut, maka sistem tersebut akan
menuju ke keadaan setimbang lainnya yang cenderung tidak mendekati
ataupun menjauhi keadaan setimbang awalnya saat gangguan
dihilangkan.
• C: kondisi stabil: Suatu sistem dikatakan stabil, bila ada gangguan
yang diberikan kepada sistem tersebut, maka sistem cenderung
kembali ke keadaan semula saat gangguan dihilangkan.
Dalam membangun suatu struktur, salah satu hal yang penting dan perlu
mendapatkan perhatian khusus adalah pada saat struktur mendapatkan
pembebanan tekan. Hal ini perlu dikarenakan fenomena yang terjadi lebih rumit
dan menarik bila dibandingkan dengan apabila struktur mendapatkan pembebanan
16
BAB II DASAR TEORI
tarik. Salah satu contoh sederhana adalah struktur kolom diberi pembenan tekan
seperti pada gambar 2.6 di bawah ini.
Gambar 2.6 Kondisi keseimbangan kolom pada pembebanan tekan
Terlihat pada gambar diatas bahwa kolom akan mengalami ketidakstabilan
dengan adanya deformasi pada arah w yang terjadi akibat adanya gangguan baik
dari luar maupun dari luar terhadap kolom tersebut. Apabila hal ini berlangsung,
maka struktur akan mengalami collapse.
Dalam kestabilan struktur yang dicari adalah Pcritical yang terjadi pada titik
stabil netral. Wo merupakan imperfection awal (gangguan awal) akibat proses
manufaktur seperti geometri yang tidak homogen, komposisi material yang tidak
seragam. Adanya imperfection awal (gangguan awal) menyebabkan ketika kolom
menerima beban tekan maka Σ.momen yang terjadi tidak sama dengan nol.
Akibatnya ketika Σ.momen yang bekerja tidak sama dengan nol selain beban
aksial yang bekerja juga terdapat bending momen yang bekerja pada kolom
tersebut. Hal ini terlihat pada diagram fasa kestabilan di bawah ini.
Gambar 2.7 Diagram batas fasa kestabilan dan tidak ketidakstabilan
17
BAB II DASAR TEORI
Definisi dari kelakuan tekuk (buckling) itu sendiri adalah modus
ketidakstabilan dari suatu kesetimbangan yang terjadi pada struktur yang
berdeformasi karena pembebanan tekan. Struktur belum mengalami
ketidakstabilan sampai suatu titik pembebanan tertentu yang disebut beban kritis.
Saat beban mencapai beban kritis, adanya sedikit gangguan akan menyebabkan
strukur menjadi tidak stabil.
Beberapa modus yang dapat terjadi pada struktur sandwich akibat
pembebanan tekan adalah :
• Overall buckling (global buckling)
• Wrinkling (local buckling)
• Shear crimping
• Face dimpling
Gambar 2.8 dibawah ini menunjukkan modus ketidakstabilan dari struktur
sandwich. Karena modus yang akan dianalisis adalah overall buckling dan
wrinkling, maka pembahasan akan difokuskan terhadap kedua fenomena tersebut.
Gambar 2.8 Modus Ketidakstabilan Struktur Sandwich [11]
18
BAB II DASAR TEORI
2.3.1 Overall Buckling
Overall buckling merupakan peristiwa tertekuknya struktur sandwich
ketika mendapat beban tekan atau kompresi. Modus overall buckling bisa
dianggap sebagai modus anti simetri dengan jumlah setengah panjang gelombang
(half wavelength) sama dengan satu. Modus kegagalan ini bersifat katastropik
sehingga harus dapat dicegah dengan cara memprediksi titik kestabilan netral
(neutral stability) dari struktur ketika mendapat gangguan. Titik kestabilan netral
merupakan suatu titik dimana jika terjadi gangguan, deformasi out plane yang
terjadi masih mendapatkan kesetimbangan baru. Titik ini merupakan titik kritis,
pada titik ini tidak dapat ditentukan deformasi struktur dan tegangan. Yang dapat
ditentukan adalah beban kritis yakni beban sesaat sebelum buckling terjadi.
Gambar 2.9 Struktur sandwich ketika mendapat beban uniaksial
Perhatikan struktur sandwich yang mendapat beban uniaksial seperti
ditunjukkan oleh gambar 2.9 di atas. Struktur tersebut memiliki panjang a,
ketebalan face tf, ketebalan core t
c dan kondisi tumpuan simply sipported pada
ujungnya. Jika diasumsikan bahwa core dan facesheet memiliki kekakuan geser
yang infinitif pada arah transversal juga modulus elastisitas yang infinitif pada
arah ketebalan maka perilaku dari struktur ini akan sama dengan kolom Euler
klasik. Pada kasus ini struktur mengalami buckling dengan panjang setengah
19
BAB II DASAR TEORI
gelombang sama dengan panjang struktur, a. Beban kritis untuk kasus ini
dinyatakan dengan:
(2.15) 2
2
lP =
EIKcr
π
Menurut persamaan (2.15) tersebut diatas dapat dilihat bahwa harga beban
kritis dipengaruhi oleh tiga hal besar yaitu material (E), geometri struktur (I dan l)
dan kondisi batas struktur (K).
2.3.2 Wrinkling
Fenomena kerut (wrinkling) adalah bentuk ketidakstabilan yang
berhubungan dengan panjang gelombang tekuk yang pendek pada face, yang
terjadi karena beban tekan. Hal yang sangat penting dalam masalah kerut adalah
kekakuan normal core pada arah transversal (arah ketebalan) yang mengakibatkan
kegagalan kerut dapat terjadi dalam dua modus, yaitu modus simetrik dan modus
antisimetrik seperti terlihat pada gambar 2.10 dibawah ini :
Simetrik Anti Simetrik
Gambar 2.10 Modus Wrinkling
2.4 Buckling pada Sandwich dengan Delaminasi
Pada struktur sandwich, selain terjadi overall buckling dan wrinkling dapat
juga terjadi delaminasi. Dengan adanya delaminasi, maka harga beban tekuk kritis
yang terjadi juga akan semakin kecil. Delaminasi adalah cacat akibat tidak
menempelnya lapisan face dengan core maupun lapisan core dengan core (crack).
Gambar 2.11 menunjukkan adanya delaminasi yang terjadi pada struktur
sandwich (Ref....). Delaminasi ini dapat terjadi karena beban impak yang terjadi
maupun ketidaksempurnaan pembuatan struktur sandwich.
20
BAB II DASAR TEORI
Gambar 2.11 Delaminasi pada Struktur Sandwich [10]
2.5 Metode Elemen Hingga
Metode elemen hingga merupakan metode yang umum digunakan untuk
analisis struktur dengan bantuan komputasi. Pada metode ini, prosedur
perhitungan dilakukan dengan membagi suatu struktur kontinyu menjadi elemen-
elemen kecil. Elemen-elemen ini saling berhubungan pada titik nodal sehingga
membentuk suatu rangkaian yang secara keseluruhan merupakan model kontinyu
yang semula. Kesetimbangan gaya antar elemen tersebut diwakili dengan
kesetimbangan gaya antara nodal yang saling berhubungan. Pendekatan klasik
dalam menganalisis suatu benda solid adalah mencari fungsi tegangan dan
perpindahan yang memenuhi persamaan diferensial kesetimbangan, hubungan
tegangan-regangan, dan kesesuaian kondisi di setiap titik pada bidang kontinyu,
termasuk di daerah batas. Penyelesaiannya menghasilkan seluruh perpindahan
titik nodal, yang nantinya dipakai untuk menentukan semua tegangan dalam.
Tujuan utama dari analisis metode elemen hingga adalah menghitung secara
akurat tegangan dan perpindahan pada suatu struktur.
2.5.1 Elemen Bidang Segiempat
Gambar 2.12 menunjukkan elemen bidang segiempat.
21
BAB II DASAR TEORI
Gambar 2.12 (a) Elemen Segiempat, (b) Elemen Linier dalam Koordinat ξ-η, dan (c)
Pemetaan Elemen dalam Koordinat x-y.[12]
Kooordinat global dan perpindahan didefinisikan sebagai berikut:
[ ]{ }1 1 2 2 3 3 4 4
xN x y x y x y x y
y⎧ ⎫
=⎨ ⎬⎩ ⎭ (2.16)
[ ]{ }1 1 2 2 3 3 4 4
uN u v u v u v u v
v⎧ ⎫
=⎨ ⎬⎩ ⎭ (2.17)
Dimana [ ] (2.18)
1 2 3 4
1 2 3
0 0 00 0 0 0N N N N
NN N N N
⎡ ⎤= ⎢ ⎥⎣ ⎦4
0
Dengan shape function sebagai berikut:
( )( )11 1 14
N ξ η= − − ( )(21 1 14
N )ξ η= + −
( )( )31 1 14
N ξ η= + + ( )(41 1 14
N )ξ η= − + (2.19)
Secara umum koordinat x-y tidak parallel terhadap koordinat ξ-η. Untuk
kasus segi-empat dengan sisi parallel terhadap koordinat global x-y, ξ dan η
menjadi koordinat centroidal tanpa dimensi yang didefinisikan oleh
22
BAB II DASAR TEORI
cx x bξ= + cy y hη= + (2.20)
dimana xc dan yc adalah koordiant global pada pusat elemen.
Untuk mendapatkan matrik kekakuan elemen [k], matrik [B] digunakan
untuk mengekspresikan ξ dan η. Hal ini membutuhkan transformasi koordinat.
Ambil ø sebagai fungsi x dan y. untuk plane element yang didiskusikan sekarang,
ø adalah u atau v.
x yx y
x yx y
φ φ φξ ξ ξφ φ φη η
∂ ∂ ∂ ∂ ∂= +
∂ ∂ ∂ ∂ ∂∂ ∂ ∂ ∂ ∂
= +∂ ∂ ∂ ∂ ∂η (2.21)
atau ,,
[ ],,
x
yJξ
η
φφφφ⎧ ⎫⎧ ⎫
=⎨ ⎬ ⎨ ⎬⎩ ⎭ ⎩ ⎭
⎦
(2.22)
dimana [J] adalah matrik Jacobian, yang didefinisikan sebagai berikut;
11 12
21 22
, ,[ ]
, ,x y J J
Jx y J J
ξ ξ
η η
⎡ ⎤ ⎡ ⎤= =⎢ ⎥ ⎢ ⎥
⎣⎣ ⎦ (2.23)
Invers persamaan (2.22) adalah
, ,[ ]
, ,x
y
ξ
η
φ φφ φ⎧ ⎫ ⎧ ⎫
= Γ⎨ ⎬ ⎨ ⎬⎩ ⎭⎩ ⎭ (2.24)
dimana 1[ ] [ ]J −Γ =
untuk elemen empat nodal, dari persamaan (2.16),
11 1, 1 2, 2 3, 3 4, 4,J x N x N x N x N xξ ξ ξ ξ= = + + + ξ (2.25)
Ekspresi untuk J12, J21, dan J22 didapat dengan cara yang sama.
Turunan dari shape function didefinisikan sebagai:
1,1
4N ξ
η−= − 2,
14
N ξη−
= − dll. (2.26)
Jika x = ξ dan y = η, sehingga [J] = [Γ] = [I].
Pada tahap ini, matrik [B] dapat ditemukan. Pertama, dapat ditulis
{ }
,1 0 0 0
,0 0 0 1
,0 1 1 0
,
xx
yy
xxy
y
uuvv
εε ε
γ
⎧ ⎫⎧ ⎫ ⎡ ⎤ ⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥= =⎨ ⎬ ⎨ ⎬⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥⎣ ⎦⎩ ⎭ ⎪ ⎪⎩ ⎭ (2.27)
23
BAB II DASAR TEORI
11 12
21 22
11 12
21 22
, ,0 0, ,0 0, ,0 0, ,0 0
x
y
x
y
u uu uv vv v
ξ
η
ξ
η
Γ Γ⎧ ⎫ ⎧ ⎫⎡ ⎤⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥Γ Γ⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥=⎨ ⎬ ⎨ ⎬⎢ ⎥Γ Γ⎪ ⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪Γ Γ⎣ ⎦ ⎩ ⎭⎩ ⎭ (2.28)
1
1
1, 2, 3, 4, 2
1, 2, 3, 4, 2
1, 2, 3, 4, 3
1, 2, 3, 4, 3
4
4
, 0 0 0 0, 0 0 0 0, 0 0 0 0, 0 0 0 0
uv
u N N N N uu N N N N vv N N N N uv N N N N v
uv
ξ ξ ξ ξ ξ
η η η η η
ξ ξ ξ ξ ξ
η η η η η
⎧ ⎫⎪ ⎪⎪ ⎪⎪ ⎪⎧ ⎫ ⎡ ⎤⎪ ⎪⎪ ⎪ ⎢ ⎥
⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥=⎨ ⎬ ⎨⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪⎢ ⎥⎩ ⎭ ⎣ ⎦
⎪⎬⎪⎪
⎪ ⎪⎪ ⎪⎪ ⎪⎩ ⎭
(2.29)
Matrik [B] merupakan hasil dari matrik dalam persamaan (2.27), (2.28), dan
(2.29). Matrik kekakuan elemen [k] diberikan oleh
[ ] [ ] [ ][ ] [ ] [ ][ ]T Tk B E B tdxdy B E B tJd dξ η= =∫∫ ∫∫ (2.30)
dimana J adalah determinan dari matrik Jacobian.
(2.31) 11 22 21 12det[ ]J J J J J= = − J
Integrasi dari persamaan (2.30) dilakukan secara numerik.
2.6 MSC/Nastran
Permodelan analisis numerik untuk kasus tekuk (buckling) pada Tugas
Akhir ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak berbasis elemen
hingga MSC.visualNastran for Windows 2003. Perangkat lunak ini dapat
digunakan untuk menganalisis stress, panas (heat transfer), kegagalan tekuk
(buckling), dan masalah-masalah dinamika lain. Tahap-tahap penggunaan
perangakat lunak tersebut ditunjukkan oleh skema pada Gambar (2.12).
Finite
Element Modelling
Geometry Model Analyzing Result
Checking Postprocessing
Gambar 2.13 Skema Tahapan Proses pada MSC/Nastran
24
BAB II DASAR TEORI
2.6.1 Geometry Model
Proses dimulai dengan membuat model yang akan dianalisis. Pada tahap
ini data-data yang diperlukan adalah geometri benda / struktur yang akan
dianalsis, jenis beserta sifat mekanik material yang digunakan.
2.6.2 Finite Element Modelling
Pada tahap Finite Element Modelling, model yang telah dibuat dibagi
menjadi beberapa elemen (meshing). Proses meshing dapat dilakukan secara
manual (jumlah elemen ditentukan oleh pengguna) maupun secara otomatis. Pada
MSC/NASTRAN terdapat beberapa jenis elemen seperti ditujukkan pada Gambar
(2.13).
Gambar 2.14 Bentuk-bentuk elemen pada MSC/Nastran [12]
2.6.3 Analyzing
Sebelum dilakukan analasis, model yang telah dibuat terlebih dahulu
diperiksa (checking) untuk menghindari adanya nodal yang saling bertumpuk,
sambungan yang terputus, kondisi batas, dan lain-lain. Setelah model lengkap dan
tidak terjadi error ketika proses checking, model akan dianalisis sesuai dengan
kasus yang didefinisikan oleh pengguna.
2.6.4 Result
Hasil proses analisis dapat diperoleh dalam bentuk data postprocessing
dan dokumentasi. Data postprocessing berupa tampilan grafis maupun animasi
menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Hasil yang lebih lengkap dapat dilihat
dalam dokumentasi (documentation result).
25