bab 1 - · pdf filedengan standar akuntansi pemerintah (sap) dan ketentuan ... penjabaran...
TRANSCRIPT
1
2
BAB 1
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen
Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga, yang merupakan tindak lanjut
dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014, telah ditetapkan bahwa
pencapaian sasaran Reformasi Birokrasi hingga tahun 2025 dibagi menjadi tahapan
tiap lima tahunan, sesuai dengan tahapan RPJKP.
Untuk tahapan lima tahunanantara 2010 – 2014, diharapkan keadaan birokrasi
sudah berhasil mencapai peningkatan berikut ini pada tahun 2014:
a. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, bebas korupsi, kolusi
dan nepotisme;
b. Kualitas pelayanan publik.
3
c. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
d. Profesionalisme SDM aparatur yang didukung oleh sistem rekruitmen dan
promosi aparatur yang berbasis kompetensi, transparan, dan mampu
mendorong mobilitas aparatur antar daerah dan antar pusat dan daerah,
serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan.
Pada tahun 2011 seluruh Kementerian/Lembaga diharapkan telah memiliki
komitmen dalam melaksanakan proses reformasi birokrasi, dan pada tahun 2014
secara bertahap dan berkelanjutan ditargetkan seluruh Kementerian/Lembaga
telah memiliki kekuatan untuk memulai proses tersebut. Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi instansi juga diperluas sampai dengan ke daerah, sehingga pada tahun
2025 birokrasi pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi dapat
diwujudkan.
Untuk mencapai sasaran tersebut khususnya di Kementerian Kesehatan, maka
disusunlah Road Map ini sebagai pedoman bagi implementasi Reformasi Birokrasi
di Kementerian Kesehatan. Secara harfiah, Road Map dapat diartikan sebagai peta
penentu atau penunjuk arah. Dalam konteks upaya pencapaian hasil suatu
kegiatan, road map adalah sebuah dokumen rencana kerja rinci yang
mengintegrasikan seluruh rencana dan pelaksanaan program serta kegiatan dalam
rentang waktu tertentu.
Road Map ini berisi rencana kerja rinci dan berkelanjutan yang menggambarkan
pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Kesehatan sampai dengan tahun
2014. Selain rencana pelaksanaan kegiatan, Road Mapini juga menjelaskan
informasi penting lain yang mencakup: penanggungjawab, pelaksana, dukungan
yang diperlukan, anggaran yang diperlukan serta target atau indikator
pencapaiannya.
Road Map ini disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam implementasi Reformasi
4
Birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan sehingga berhasil mencapai
berbagai indikator kinerja yang telah ditetapkan.
1.1. GAMBARAN KONDISI DAN PERMASALAHAN SAAT INI
Berikut ini akan dipaparkan tentang berbagai kondisi nyata birokrasi dan
permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan.
1.1.1. Pelayanan Publik
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Pelayanan Publik adalah :
a) Pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, yang dikelola oleh pemerintah dan swasta, belum optimal.
b) Pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, yang dikelola oleh pemerintah dan swasta, belum optimal.
c) Adanya perbedaan perlakuan pelayanan bagi peserta jaminan
kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Askes atau asuransi sosial
lainnya dan masyarakat umum.
d) Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan
pelayanan, pelaksanaan pelayanan, dan pengawasan pelayanan
sudah dilakukan, namun belum optimal sesuai dengan harapan
masyarakat.
1.1.2. Akuntabilitas Kinerja
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait dengan area perubahan Akuntabilitas Kinerja adalah :
a) Sistem manajemen kinerja organisasi Kementerian Kesehatan belum
terpadu dan terintegrasi sehingga kesinambungan proses
5
perencanaan, pemantauan dan evaluasi kinerja di level Kementerian
sampai ke unit eselon 1 dan 2 belum optimal.
b) Evaluasi kinerja hanya dilakukan pada akhir tahun tanpa adanya sistem
pemantauan kinerja. Hal ini menyebabkan kualitas dari capaian kinerja
tidak dapat diperbaiki jika ada kinerja yang masih belum tercapai.
c) Penyusunan laporan kinerja cenderung untuk pemenuhan formalitas
pelaporan, dan kurang berisikan analisis kinerja.
1.1.3. Tata Laksana
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Tata Laksana adalah :
a) Unit pengelola tatalaksana masih belum berfungsi secara optimal
dalam hal pengelolaan proses bisnis organisasi.
b) Belum adanya pengelolaan, pengawasan, dan perbaikan yang efektif
terhadap proses bisnis Kementerian Kesehatan.
c) Unit pengelola data, informasi, dan teknologi informasi masih belum
berfungsi secara optimal.
d) Penggunaan Information and Communication Technology (ICT) masih
belum optimum dalam mendukung pelaksanaan proses bisnis
organisasi.
e) Pemanfaatan data dari ICT belum optimal untuk menyusun kebijakan
pembangunan kesehatan.
1.1.4. Perundang-undangan
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Perundang-undangan adalah :
6
a) Penyusunan peraturan perundang-undangan belum terintegrasi antar
Unit sehingga memungkinkan terjadinya tumpang tindih dan
inkonsistensi.
b) Pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan
belum efektif.
c) Proses penyusunan dan manajemen peraturan perundang-undangan
belum didukung oleh ICT
d) Belum terbentuknya peraturan perundang-undangan yang kondusif
untuk menunjang pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik.
1.1.5. Pengawasan
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Pegawasan adalah :
a) Akuntabilitas pengelolaan keuangan belum sepenuhnya sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah belum sepenuhnya
diterapkan.
c) Peran APIP (Aparatur Pengawas Internal Pemerintah) hanya sebagai
watch dog.
1.1.6. Sumber Daya Manusia Aparatur
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Sumber Daya Manusia Aparatur adalah :
a) Sistem pengelolaan SDM Aparatur belum berdasarkan kompetensi.
b) Belum ada sistem penilaian kinerja individu pegawai berdasarkan
pencapaian indikator kinerja dan kompetensi.
7
c) Belum adanya Sistem Informasi Manajemen SDM yang terintegrasi
untuk menunjang proses / kegiatan manajemen SDM.
d) Sistem remunerasi dan kesejahteraan pegawai belum sesuai dengan
bobot, kompleksitas, kondisi pekerjaan, dan kinerja.
1.1.7. Pola Pikir dan Budaya Kerja
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja adalah :
a) Disiplin pegawai dalam bekerja masih kurang, antara lain disiplin jam
kerja dan perjalanan dinas.
b) Profesionalisme pegawai dalam bekerja masih kurang, antara lain
disiplin jam kerja, kejujuran, akuntabilitas, dan kompetensi.
c) Efektivitas proses kerja masih belum optimal (kurang komitmen dan
konsistensi).
d) Komunikasi dan kerjasama antar Unit belum optimal.
1.1.8. Organisasi
Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Organisasi adalah :
a) Adanya indikasi duplikasi tugas dan fungsi.
b) Pembagian unit kerja tidak mendukung proses kerja yang efektif.
c) Pembagian beban kerja antara pusat dan daerah belum optimal.
d) Organisasi belum diisi oleh sumber daya manusia yang tepat
kuantitas dan kualitasnya.
8
1.2. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
2012-2014
Pada dasarnya rencana program dan kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan 2011-2014 ini merupakan rencana pembenahan atas kondisi dan
permasalahan nyata yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan. Adapun rencana
Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014
tersebut adalah sebagai berikut.
1.2.1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik adalah:
a) Penerapan standar pelayanan pada Puskesmas.
b) Penerapan standar pelayanan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
c) Penerapan standar pelayanan pada Perijinan Rumah Sakit Kelas A &
PMA.
d) Penerapan standar pelayanan di Unit Layanan Terpadu.
e) Penerapan standar pelayanan informasi (PTRC, Pojok Informasi, dan
Perpustakaan).
f) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
1.2.2. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penguatan
Akuntabilitas Kinerja adalah:
a) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat Eselon 2.
b) Pendampingan penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian dan Eselon 1.
c) Sinkronisasi SAKIP dengan RENSTRA.
9
1.2.3. Program Penataan Tatalaksana
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
Tatalaksana adalah:
a) Penguatan unit tatalaksana sesuai dengan kebutuhan (strategic, fokus
pada proses bisnis). Lihat area perubahan “Organisasi”.
b) Pemetaan proses bisnis.
c) Penyusunan SOP Pelaksanaan Tugas dan Fungsi (berdasarkan proses
bisnis).
d) Audit Kepatuhan terhadap Proses secara Periodik. Lihat area
perubahan Pengawasan.
e) Program perbaikan (improvement) proses bisnis.
f) Penguatan unit yang bertanggung jawab untuk data, informasi, dan
teknologi informasi.
g) Pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan
teknologi informasi.
h) Pembangunan atau Pengembangan e-Government.
1.2.4. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
Peraturan Peundang-undangan adalah:
a) Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan.
b) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen untuk Peraturan
Perundang-undangan.
c) Penyebarluasan informasi, advokasi dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan.
10
1.2.5. Program Penguatan Pengawasan
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penguatan
Pengawasan adalah:
a) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
Kementerian Kesehatan.
b) Peningkatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
sebagai Quality Assurance dan Consulting Agent.
c) Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
Terpadu.
1.2.6. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah:
a) Penataan Sistem Rekrutmen Pegawai berbasis Kompetensi.
b) Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan.
c) Assessment Individu berdasarkan Kompetensi.
d) Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu.
e) Pembangunan/ Pengembangan Database Pegawai.
f) Pengembangan pendidikan dan Pelatihan Pegawai berbasis
Kompetensi.
g) Pengembangan Pola Karir.
1.2.7. Program Manajemen Perubahan
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program
Manajemen Perubahan adalah:
a) Pembentukan Tim AdHoc Manajemen Perubahan.
b) Penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan.
11
c) Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan dalam Rangka
Reformasi Birokrasi.
d) Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih).
e) Penyusunan “Code of Conduct” Kementerian Kesehatan.
f) Penyusunan “Delegation of Authority” di Kementerian Kesehatan.
g) Pemutakhiran mekanisme “reward & punishment” untuk
meningkatkan disiplin pegawai, termasuk proses pengawasannya.
1.2.8. Program Penataan dan Penguatan Organisasi
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
dan Penguatan Organisasi adalah:
a) Restrukturisasi/Penataan tugas dan fungsi unit kerja pada
Kementerian Kesehatanberdasarkan evaluasi organisasi, proses bisnis
dan analisis beban kerja.
b) Penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat pada Kementerian Kesehatan.
c) Penguatan unit kerja yang menangani fungsi pelayanan publik pada
Kementerian Kesehatan.
1.2.9. Program Monitoring dan Evaluasi
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Monitoring
dan Evaluasi adalah:
1. Pembentukan Tim Manajemen Perubahan Kementerian Kesehatan :
a. Penyusunan Formasi dan Koordinasi Tim Manajemen Perubahan
b. Pembekalan/Pelatihan Manajemen Perubahan
2. Penyusunan Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Komunikasi
Kementerian Kesehatan
12
a. Penyusunan Strategi Manajemen Perubahan Kementerian
Kesehatan
b. Penyusunan Strategi Komunikasi dalam rangka Manajemen
Perubahan Kementerian Kesehatan
3. Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan dalam rangka
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
a. Penyusunan Kajian Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen
Perubahan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
b. Pelaksanaan Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan
dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
c. Evaluasi pelaksanaan Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen
Perubahan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
13
1.3 ANGGARAN
Seluruh Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan akan
dilaksanakan dari tahun 2011 sampai 2014 dengan estimasi total anggaran sebesar
Rp 657.326.330.492 (Enam ratus lima puluh tujuh milyar, tiga ratus dua puluh
enam juta, tiga ratus tiga puluh ribu, empat ratus sembilan puluh dua rupiah).
Perkiraan kebutuhan alokasi anggaran per tahun anggaran untuk pembiayaan
keseluruhan program dan kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
2011-2014 adalah:
Tahun 2011 sebesar Rp. 59.548.952.994
Tahun 2012 sebesar Rp. 182.171.231.193
Tahun 2013 sebesar Rp. 213.909.239.411
Tahun 2014 sebesar Rp. 201.696.906.894
Adapun rincian estimasi anggaran dari keseluruhan Program dan Kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut.
A. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penerapan
standar
pelayanan pada
Puskesmas
500.000.000 1.123.030.000 646.525.000 700.000.000
2. Penerapan standar pelayanan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Balai Kesehatan)
500.000.000 1.100.000.000 600.000.000 700.000.000
14
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
3. Penerapan standar pelayanan pada Perijinan Rumah Sakit Kelas A & PMA
500.000.000 1.000.000.000 600.000.000 700.000.000
4. Penerapan standar pelayanan di Unit Layanan Terpadu
500.000.000 412.890.000 813.510.000 1.000.000.000
5. Penerapan standar pelayanan informasi (Perpustakaan ,PTRC, dan Pojok Informasi)
30.000.000 1.107.360.700 1.122.980.000 1.235.278.000
6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
10.000.000 1.080.000.000 990.000.000 990.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
2.040.000.000 5.823.280.700 4.773.015.000 5.325.278.000
17.961.573.700
Tabel 1.1 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
15
B. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja Tingkat
Eselon 2
- 177.120.000 - 40.000.000
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian
dan Eselon 1
- 199.160.000 - 40.000.000
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan
RENSTRA
- 82.140.000 700.000.000 150.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 458.420.000 700.000.000 230.000.000
1.388.420.000
Tabel 1.2 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
16
C. Program Penataan Tatalaksana
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Pemetaan proses
bisnis. - 145.560.000 - -
2. Penyusunan SOP
Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi
(berdasarkan
proses bisnis)
99.160.000 290.875.000 -
3. Program
perbaikan
(improvement)
proses bisnis.
- 14.175.000 75.040.000 190.050.000
4. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
informasi, dan
teknologi
informasi.
- 145.290.000 - -
5. Pengembangan
kebijakan dan
NSPK terkait data,
informasi, dan
teknologi
informasi
- 2.056.232.500 322.387.500 -
6. Pembangunan
atau
Pengembangan e-
Government.
2.900.000.000 16.506.606.900 4.550.000.000 -
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
2.900.000.000 18.967.024.400 5.238.302.500 190.050.000
27.295.376.900
Tabel 1.3 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan Tatalaksana
17
D. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penataan
berbagai
peraturan
perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian
Kesehatan.
- 14.485.000.000 14.485.000.000 14.485.000.000
2. Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen
untuk Peraturan
Perundang-
undangan.
- 250.000.000 1.000.000.000 1.400.000.000
3. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan.
- 600.000.000 1.000.000.000 1.900.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 15.335.000.000 16.485.000.000 17.785.000.000
49.605.000.000
Tabel 1.4 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan Peraturan Perundang-undangan
18
E. Program Penguatan Pengawasan
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
- 8.114.920.000 13.653.980.000 13.653.980.00
0
2. Peningkatan
Peran Aparat
Pengawasan
Intern
Pemerintah
(APIP) sebagai
Quality
Assurance dan
Consulting Agent
- 37.634.393.000 36.527.183.000 36.527.183.00
0
3. Pengembangan
Sistem
Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
- 1.065.000.000 16.315.000.000 16.315.000.00
0
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 46.814.313.000 66.496.163.000 46.814.313.000
160.124.789.000
Tabel 1.5 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penguatan Pengawasan
19
F. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penataan Sistem
Rekrutmen
pegawai
- 8.253.000.000 8.253.000.000 8.253.000.000
2. Penyusunan
Standar
Kompetensi
Jabatan
- 610.995.000 639.770.000 658.995.000
3. Assessment
Individu
berdasarkan
Kompetensi
180.000.000 865.364.000 895.364.000 1.085.364.000
4. Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja
Individu
- 1.044.275.000 580.375.000 561.385.000
5. Pembangunan/
Pengembangan
database pegawai
132.700.000 787.750.000 557.750.000 459.750.000
6. Pengembangan
pendidikan dan
pelatihan pegawai
berbasis
kompetensi
53.094.562.99
4 62.334.689.093 73.619.809.911 88.343.771.894
7 Pengembangan
Pola Karir 420.690.000 420.690.000 420.690.000 -
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
53.827.952.99
4 74.316.763.093 84.966.758.911 99.362.265.894
312.473.740.892
Tabel 1.6 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
20
G. Program Manajemen Perubahan
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Pembentukan Tim
AdHoc
Manajemen
Perubahan
- 904.575.000 1.185.000.000 1.405.000.000
2. Penyusunan
Pedoman
Manajemen
Perubahan
- 991.227.000 1.140.000.000 1.305.000.000
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi.
- 795.571.000 935.000.000 1.090.000.000
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif, Efektif,
Bersih)
- 1.800.000.00
0 250.000.000 -
5. Penyusunan
“Code of
Conduct”
Kementerian
Kesehatan
- 400.000.000 950.000.000 -
6. Penyusunan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
- - 1.900.000.000 -
7 Pemutakhiran
mekanisme
“reward &
punishment”
untuk
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya.
- 1.650.000.000 - -
21
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 6.541.373.000 6.360.000.000 3.800.000.000
16.701.373.000
Tabel 1.7 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Manajemen Perubahan
22
H. Program Penataan dan Penguatan Organisasi
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Restrukturisasi/Pe
nataan tugas dan
fungsi unit kerja
pada
Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
evaluasi
organisasi, proses
bisnis dan analisis
beban kerja.
89.000.000 4.410.000.000 5.725.000.000 5.730.000.000
2. Penguatan unit
kerja yang mena-
ngani fungsi
organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian dan
diklat pada
Kementerian
Kesehatan.
642.000.000 5.065.057.000 8.325.000.000 8.330.000.000
3. Penguatan unit
kerja yang
menangani fungsi
pelayanan publik
pada
Kementerian
Kesehatan.
50.000.000 4.160.000.000 13.940.000.000 13.970.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
781.000.000 13.635.057.000 27.990.000.000 28.030.000.000
70.436.057.000
Tabel 1.8 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan dan Penguatan Organisasi
23
I. Program Monitoring dan Evaluasi
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
140.000.000 425.000.000
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
140.000.000 475.000.000
3. Evaluasi
Menyeluruh
atas
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
160.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
280.000.000 900.000.000 160000000
1.340.000.000
Tabel 1.9 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Monitoring dan Evaluasi
24
Keterangan :
Estimasi Anggaran untuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi atas setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi sudah dialokasikan ke dalam Estimasi Anggaran di masing-masing
kegiatan terkait. Angaran untuk persiapan pelaksanaan Evaluasi Menyeluruh (pada tahun
2012 dan 2013) sudah tercakup dalam anggaran untuk kegiatan Evaluasi
25
1.4. OPTIMALISASI ANGGARAN DAN RENCANA PENGHEMATAN
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran dan rencana penghematan yang
diharapkan dengan adanya penerapan Reformasi Birokrasi di Kementerian
Kesehatan adalah:
A. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penerapan standar
pelayanan pada
Puskesmas
Sosialisasi
dilakukan per
regional
Biaya perjalanan
dinas berkurang
Rp. 200,000,000
2. Penerapan standar
pelayanan pada
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (balai
kesehatan)
Sosialisasi stándar
pelayanan
kesehatan
digabung melalui
pertemuan teknis
lainnya
Mengurangi biaya
pertemuan dan
perjalanan dinas.
.
Rp. 300.000.000
(13 Balai
kesehatan)
3. Penerapan standar
pelayanan pada
Perijinan Rumah
Sakit Kelas A &
PMA
Perolehan
informasi dari
manual ke on
line melalui
web :
www.buk.go.i
d
Pertemuan
sosialisasi
digabungkan
dengan
pertemuan
teknis lainnya
Mengurangi
pencetakan
buku pedoman
Mengurangi
biaya
pertemuan dan
perjalanan
dinas.
Pencetakan buku :
Rp. 40.000.000
Pertemuan:
Rp. 250.000.000 /
paket meeting.
4. Penerapan standar
pelayanan di Unit
Layanan Terpadu
Merubah
pelayanan manual
menjadi online
Mempercepat dan
kepastian layanan
pada pelanggan
Dari sisi publik
menghemat waktu
pengurusan
26
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
perijinan Rp. 66
juta/bulan .
(100 org klien x
30.000 x 22 hr
kerja).
5. Penerapan standar
pelayanan
informasi (PTRC,
Pojok Informasi,
dan Perpustakaan)
Merubah
pelayanan
perpustakaan
manual menjadi
online
Mengurangi biaya
perjalanan
masyarakat ke
perpustakaan
Dari sisi publik ,
dengan e-book
akan menghemat
biaya fotocopy dan
transport publik
datang ke
perpustakaan
sebesar Rp. 45
juta/bulan.
( 2000 pengunjung
online/bln x Rp.
15.000 dan 300
pengunjung datang
x Rp. 50.000).
6. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
Memanfaatkan
teknologi dalam
survey kepuasan
pasien secara on
line.
Mengurangi biaya
survey
Rp. 100.000.000
/UPT
(Rp.100.000.000 x
32 UPT = 3,2 M)
Tabel 1.10 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
27
B. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja Tingkat
Eselon 2
Penyusunan
laporan secara
bersama dengan
sistem regional
dan fasilitasi
penyusunan ,
akan terdapat
penghematan
anggaran
kesalahan dan
pengiriman
Mengurangi
tingkat
kesalahan
substansi
penyusunan
laporan dan
pengiriman
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian
dan Eselon 1
Sistem
pendampingan
penyusunan dan
evaluasi secara
periodic dan
regional akan
menghemat
anggaran
evaluasi
Pendampingan
penyusunan dan
evaluasi akan
menjaga
substansi
laporan dan
kualitas hasil
3,7 M/thn
(rincian
terlampir)
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan
RENSTRA
Pemanfaatan
Juklak yang
terintegrasi akan
mengurangi
kegiatan yang
tidak
berkontribusi
pada pencapaian
IKU
Seluruh kegiatan
diarahkan untuk
berfokus pada
pencapaian IKU
dan sasaran
organisasi
sehingga
berpotensi ke
dalam
penghematan
28
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
anggaran
Pemanfaatan
sistem e-gov
untuk
Manjemen
Kinerja akan
mengurangi
pengeluaran
dalam rangka
penyusunan
LAKIP
Kualitas Laporan
Akunta-bilitas
Kinerja
terstandard
dengan adanya
Juklak yang
integrated dan
Tim
Pendampingan
Proses
Penyusunan dan
Evaluasi
Penilaian
8,8 M ( dari 17 M
menjadi 8,2 M) *)
rincian terlampir
Potensi
penggunaan
waktu untuk
aktivitas yang
lebih produktif,
misal analisis
Laporan
Potensi
perolehan skor
minimal berada
pada grade B
Tabel 1.11 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Akuntabilitas Kinerja
29
C. Program Penataan Tatalaksana
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Pemetaan proses
bisnis. Terpetakannya
tugas dan fungsi Kemenkes sesuai visi dan misi organisasi
Masing-masing unit kerja jelas tugas dan fungsinya, sehingga mengurangi kegiatan pertemuan/ rapat koordinasi
Rp 1,5 milyar
(eselon II Pusat
52, dan ± 100
UPT) dengan
asumsi kegiatan
Rakon 1 x 10 juta
per-tahun
2. Penyusunan SOP
Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi
(berdasarkan
proses bisnis)
Penyederhanaan prosedur/ birokrasi
Penyederhaaan pelaksanaan tugas dan fungsi
Pelaksanaan tugas/ pelayanan tidak tergantung salah satu bidang/ pejabat/ pegawai
Pelaksanaan tugas fleksibel
Rp 1,6 milyar
(penyusunan
kebijakan
menjadi lebih
cepat) dengan
asumsi 8 unit
utama x 200 juta
per-tahun
3. Program
perbaikan
(improvement)
proses bisnis.
Evaluasi Proses Bisnis (analisis dan perbaikan tatalaksana)
Efisiensi dan efektivitas system, proses dan prosedur kerja yang jelas dan terukur
Rp 500 juta
(mengurangi
waktu
pertemuan/
konsinyasi/rapat
berdasarkan
waktu yang
tertera dalam
SOP)
4. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
informasi, dan
teknologi
Membuat IT komunitas / Team think tank IT
Jika IT Komunitas ini sudah terbentuk dan berjalan serta SIKDA Generik
Penghematan setelah
diimplementasikan
secara Nasional
tahun 2013 = Rp.
1.817.000,- terdiri
30
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
informasi. Membangun Sistem yang interoperable dan terintegrasi dengan sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, RS dan dinas kesehatan yg terpadu (SIKDA Generik)
diimplementasikan akan bermanfaat antara lain dalam hal kemudahan mengorganisir SDM IT di unit di unit-unit yg bertanggungjawab terhadap data, informasi dan teknologi informasi
Capacity building terhadap SDM terpadu
Penghematan untuk pengadaan software, hardware dan infrastruktur
Output Data menjadi satu pintu yang realtime, akurat dan akuntable
dari Rp.
690.000.000,-
(pelatihan), + Rp.
1.028.000,-
(pengadaan
komputer dan
perangkatnya)
Pengembangan
kebijakan dan
NSPK terkait data,
informasi, dan
teknologi
informasi
Membuat PP SIK
Membuat Roadmap SIK
Membuat Pedoman SIK
System yang terintegrasi
Pembangunan
atau
Pengembangan e-
Membangun Aplikasi eOffice
Pembangunan dan penggunaan
31
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Government. Membagun
master plan eGov
Memperluas dan menstabilkan koneksi online
eGovernment akan menghasilkan transparansi, efisiensi, cepat, efektif, akuntabilitas dan terstandarisasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di kementerian kesehatan
Kemudahan Akses
Dengan penyusunan Master plan memudahkan pelaksanaan analisis kepentingan berbagai sistem aplikasi yang direncakanan sehingga anggaran dapat diutamakan untuk pengembangan system aplikasi yang lebih prioritas
Selain itu pengembangan dan
32
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
pemanfaatan system aplikasi dalam eGov dapat meningkatkan penghematan sumber daya di berbagai satker, misalnya dalam hal penggunaan alat penghematan tulis, kertas, dan sarana lainnya. Namun hal ini baru dapat dirasakan setelah aplikasi selesai dibangun dan dimanfaatkan secara optimal.
Tabel 1.12 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Tatalaksana
33
D. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penataan berbagai
peraturan
perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian
Kesehatan.
Penyusunan
Peraturan
perundang
undangan yang
lebih baik dan
sistematis, akan
terjadi
penghematan dari
biaya pembahasan
yang lebih singkat
Mengurangi biaya
rapat dan
konsinyering
4.000.000.000
2. Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen untuk
Peraturan
Perundang-
undangan.
Pengembangan e-
library
Mengurangi
biaya fotokopi
dan lemari arsip
Efisiensi tempat
200.000.000
3. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan.
Pengiriman
peraturan dalam
bentuk CD
peraturan
perundang-
undangan
Mengurangi biaya
fotokopi dan
cetakan
600.000.000
Tabel 1.13 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan
34
E. Program Penguatan Pengawasan
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penerapan Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
- Pembentukan
ULP
- Penerapan Zona
Integritas
menuju WBK
- Pelaksanaan
kegiatan
dilakukan sesuai
dengan
peraturan,
efektif & efisien
- Penghematan 5
– 10%
2. Peningkatan Peran
Aparat
Pengawasan
Intern Pemerintah
(APIP) sebagai
Quality Assurance
dan Consulting
Agent
- Penerapan join
audit
- Konsultasi
pengadaan
barang/jasa
- Pelaksanaan
kegiatan
dilakukan sesuai
dengan
peraturan,
efektif & efisien
- Penghematan 5
– 10%
3. Pengembangan
Sistem
Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
- Penerapan Sistim
Informasi Dumas
Terpadu
- Pelaksanaan
kegiatan
dilakukan sesuai
dengan
peraturan,
efektif & efisien
- Penghematan 5
– 10%
Tabel 1.14 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Pengawasan
35
F. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penataan Sistem
Rekrutmen
pegawai
Perubahan
mekanisme dari
manual menjadi
online
Adanya
pengurangan
anggaran untuk
pengadaan ATK,
berkurangnya
potensi terjadinya
KKN.
Perlu kesepakatan
besaran anggaran
dasar tahun 2013.
2. Penyusunan
Standar
Kompetensi
Jabatan
(tidak diperlukan
diklat Diklat
Karena dapat
menunjuk pejabat
yang sesuai
dengan
kompetensinya)
(Rekrutmen
pegawai sesuai
kompetensi yang
dibutuhkan
organisasi (lebih
sedikti))
pengurangan
biaya rekrutmen)
(pengurangan
pembayaran gaji)
(Pengurangan
anggaran diklat)
Rp. 91 milyar
(asumsi rekrutmen
pegawai dikurangi
menjadi 1000
orang dari 4000)*
3. Assessment
Individu
berdasarkan
Kompetensi
Membuat peta
kompetensi
pegawai
Memudahkan
dalam
pelaksanaan pola
rotasi dan promosi
pegawai
4. Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja
Individu
Penerapan Sistem
penilaian kinerja
pegawai (SKP)
Memudahkan
perhitungan
tunjangan kinerja
Penilaian kinerja
lebih transparan
dan objektif
5. Pembangunan/
Pengembangan
database pegawai
Mengintegrasikan
system
pengelolaan data
Manajemen SDM
Aparatur tertata
lebih baik
36
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
kepegawaian
6. Pengembangan
pendidikan dan
pelatihan pegawai
berbasis
kompetensi
TNA berdasarkan
peta kompetensi
individu
Peningkatan
kompetensi para
pejabat
Penghematan
biaya diklat
7 Pengembangan
Pola Karir
Penerapan alur
karir
Penempatan
sesuai dengan
kompetensi
Peningkatan
kinerja organisasi
NOTE : *Gaji Pokok Golongan IIIa + tunjangan kinerja kelas 6 X 12 bulan (2.064.000 +
5.566.000) x 12 bulan = 91.560.000.000
Tabel 1.15 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur
37
G. Program Manajemen Perubahan
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Pembentukan Tim
AdHoc Manajemen
Perubahan
a. Rapat
koordinasi
pembentukan
tim
b. Penentuan
kriteria
c. Pemilihan
anggota tim
d. Penetapan SK
tim Adhoc
Terbentuknya tim
yang dapat
membantu
mempermudah
kerja tim reformasi
birokrasi
Pelaksanaan
sosialisasi dan
internalisasi RB lebih
efektif dan efisien
2. Penyusunan
Pedoman
Manajemen
Perubahan
a. Rapat
koordinasi tim
MP
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
draft
d. Pembahasan
draft pedoman
MP
e. Penetapan
Pedoman
f. Pencetakan
pedoman MP
g. Sosialisasi
Pedoman MP
Pelaksanaan
Manajemen
Perubahan lebih
terstruktur.
Pelaksanaan
perubahan lebih
efektif dan efisien
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi.
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
bahan sosialisasi
d. Pembahasan
strategi
sosialisasi
e. Sosialisasi
Adanya pemahaman
tentang perubahan
dalam Reformasi
Birokrasi
Rendahnya resistensi
yang terjadi dalam
pelaksanaan
reformasi birokrasi
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro-Poor,
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
Perubahan sikap dan
perilaku
205,293,227,717.95*
)
38
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih)
bahan
c. Penyusunan
draft
penjabaran
nilai-nilai
d. Pembahasan
draft
penjabaran
nilai-nilai
e. Penetapan
penjabaran
nilai-nilai
f. Pencetakan
penjabaran
nilai-nilai
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai
5. Penyusunan “Code
of Conduct”
Kementerian
Kesehatan
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
draft “Code of
Conduct”
d. Pembahasan
draft “Code of
Conduct”
e. Penetapan
“Code of
Conduct”
f. Pencetakan
“Code of
Conduct”
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai
Peningkatan disiplin
pegawai
10,602,150,000**)
6. Penyusunan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
bahan
Adanya kejelasan
dalam
pendelegasaian
wewenang
Pelaksanaan
wewenang kebijakan
lebih efektif dan
efisien
39
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Kesehatan. c. Penyusunan
draft
“Delegation of
Authority”
d. Pembahasan
draft
“Delegation of
Authority”
e. Penetapan
“Delegation of
Authority”
Pencetakan
“Delegation of
Authority”
f. Sosialisasi
“Delegation of
Authority”
7 Pemutakhiran
mekanisme “reward
& punishment”
untuk meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya.
Pemberian reward
dan punishment
didasarkan atas
prestasi kerja
pegawai
Peningkatan kinerja
organisasi yang
disebabkan
tingginya prestasi
kerja pegawai
1,179,380,944,000**
*)
Keterangan :
* = diukur berdasarkan temuan hasil audit APF
** = Diperoleh dari estimasi 30% x 5437 x 2,5 jam x 5 hari x 52 minggu x Rp. 10.000
( 30% asumsi pegawai yang terlambat X jumlah pegawai kemkes pusat X asumsi
jumlah jam terlambat X 5 hari kerja X jumlah minggu dalam 1 tahun X standar
uang lembur golongan I )
*** = 30% x Rp. 3.931.269.812.000 (belanja pegawai)
Belanja pegawai akibat righsizing (organisasi yg tepat dengan jabatan dan jumlah
pegawai yang tepat)
Tabel 1.16 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Manajemen
Perubahan
40
H. Program Penataan dan Penguatan Organisasi
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Restrukturisasi/P
enataan tugas
dan fungsi unit
kerja pada
Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
evaluasi
organisasi,
proses bisnis dan
analisis beban
kerja.
1. Melakukan
analisis
terhadap
tugas dan
fungsi unit
kerja dan
menggabung
kan /
merampingk
an struktur /
unit kerja
yang
memiliki
beban kerja
rendah
dengan
fungsi yang
mirip
dan/untuk
menghindari
tugas dan
fungsi yang
tumpang
tindih.
2. Melakukan
ABK secara
simultan
1. Efisiensi dan
efektifitas
struktur
organisasi
Kemenkes
yang right
sizing
2. Hasil ABK
terkait
jumlah
kebutuhan
pegawai yang
ideal dapat
menjadi
dasar
penghemata
n biaya
belanja
pegawai
Rp. 20 Milyar
Besaran anggaran
disesuaikan
dengan
perhitungan
Pokja Penguatan
SDM Aparatur
41
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
untuk unit
kerja yang
serumpun
2. Penguatan unit
kerja yang
menangani
fungsi organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian
dan diklat serta
pelayanan publik
pada
Kementerian
Kesehatan.
Melakukan
analisis terhadap
pelaksanaan
tugas dan fungsi
unit kerja yang
menangani
fungsi organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian,
diklat dan
pelayanan publik
Efisiensi dan
efektifitas
pelaksanaan
tugas dan fungsi
di unit kerja yang
menangani
fungsi organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian,
diklat dan
pelayanan
publik, dengan
adanya SDM
yang kompeten,
penggunaan
aplikasi secara
on line,
menurangi
penggunaan ATK
dan FC, dll
Besaran anggaran
disesuaikan
dengan
perhitungan
Pokja Tatalaksana
Tabel 1.17 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan dan
Penguatan Organisasi
42
I. Program Monitoring dan Evaluasi
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
monitoring
dapat
dilakukan
secara simultan
untuk kegiatan
Reformasi
Birokrasi yang
masih saling
terkait dan
dalam waktu
pelaksanaan
yang sama
dalam program
Reformasi
Birokrasi yang
sama, sehingga
dapat
mengoptimalka
n penggunaan
anggaran
monitoring
Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
Monitoring
sebesar 10%
Adanya
pembekalan/pe
latihan tentang
Monitoring dan
Evaluasi dan
penyusunan
pedoman dan
perangkat
Monev,
sehingga
adanya
optimaliasi
pelaksanaan
pemantauan
pelaksanaan
kegiatan
Reformasi
Birokrasi di
Kementerian
Kesehatan yang
juga
berdampak
pada
optimalisasi
anggaran
Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
Monitoring
pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
43
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
sebesar 10%
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
evaluasi dapat
dilakukan
secara simultan
untuk kegiatan
Reformasi
Birokrasi yang
masih saling
terkait dan
dalam waktu
pelaksanaan
yang sama
dalam program
Reformasi
Birokrasi yang
sama, sehingga
dapat
mengoptimalka
n penggunaan
anggaran
evaluasi
Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
Evaluasi
sebesar 10%
Adanya
pembekalan/pe
latihan tentang
Monitoring dan
Evaluasi dan
penyusunan
pedoman dan
perangkat
Monev,
sehingga
adanya
optimaliasi
pelaksanaan
evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
Reformasi
Birokrasi di
Kementerian
Kesehatan yang
juga
berdampak
pada
optimalisasi
anggaran
Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
Evaluasi
pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
44
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
sebesar 10%
3. Evaluasi
Menyeluruh atas
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
evaluasi
menyeluruh
dapat
dilakukan
secara simultan
karena
dilakukan
bersamaan
pada semester
2 tahun 2014
untuk kegiatan
Reformasi
Birokrasi
dalam area
perubahan
yang sama,
sehingga dapat
mengoptimalka
n penggunaan
anggaran
evaluasi
menyeluruh
Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
Evaluasi
Menyekuruh
sebesar 10%
a) Adanya
pembekalan/pe
latihan tentang
Monitoring dan
Evaluasi dan
penyusunan
pedoman dan
perangkat
Monev,
sehingga
adanya
optimaliasi
pelaksanaan
evaluasi
menyeluruh
atas
pelaksanaan
kegiatan
Reformasi
Birokrasi di
Kementerian
Kesehatan yang
juga
berdampak
pada
optimalisasi
anggaran
secara
keseluruhan
b) Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
Evaluasi
Menyeluruh atas
pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
45
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%
Tabel 1.18 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Monitoring dan
Evaluasi
46
1.5 Kriteria Keberhasilan
Berikut ini dipaparkan tentang kriteria keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan-
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2011 – 2014.
A. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penerapan
standar pelayanan
pada Puskesmas
1. Tersusunnya pedoman
akreditasi Puskesmas
2. Tersusunnya
instrument standar
akreditasi Puskesmas
3. Tersusunnya jadwal
pelaksanaan sosialisasi
akreditasi Puskesmas
Tersosialisasinya Pedoman
Akreditasi di 33 provinsi
2. Penerapan
standar pelayanan
pada Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan (Balai
Kesehatan)
1. Tersusunnya standar
pelayanan pada seluruh
Fasyankes
2. Tersusunnya jadwal dan
terlaskananya sosialisasi
standar pelayanan
3. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
penerapan standar
pelayanan
Terimplementasinya
standar pelayanan pada
seluruh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Balai Kesehatan)
3. Penerapan
standar pelayanan
pada Perijinan
Rumah Sakit Kelas
A & PMA
1. Tersusunnya standar
pelayanan pada proses
perijinan RS
2. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
penerapan proses perijinan.
3. Tersusunnya standar
feedback terhadap hasil
mintoring dan evaluasi
terhadap RS.
Terimplementasinya
standar pelayanan pada
proses Perijinan Rumah
Sakit Kelas A & PMA
47
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
4. Penerapan
standar pelayanan
di Unit Layanan
Terpadu (ULT)
Tersedianya pedoman
standar pelayanan.
Terimplementasinya standar
pelayanan pada Unit Layanan
Terpadu
5. Penerapan
standar pelayanan
informasi (PTRC,
Pojok Informasi, &
Perpustakaan).
Tersedianya pedoman standar
pelayanan
Terimplementasinya standar
pelayanan dalam pelayanan
informasi (PTRC, Pojok
Informasi, dan Perpustakaan)
6. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
1. Tersedianya pedoman
kerjasama masyarakat
2. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
terhadap kerjasama dengan
masyarakat
Adanya kerjasama dengan
masyarakat dalam pelayanan
publik, terutama pada proses
perencanaan dan
pengawasan pelayanan.
Tabel 1.19 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
48
B. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja Tingkat
Eselon 2
1. Tersedianya pedoman
LAKIP
2. Tersedianya jadwal
kegiatan evaluasi
penyusunan LAKIP
Tersusunnya LAKIP Tingkat
Eselon 2 sesuai dengan
Permenpan No. 29 Tahun
2010 dan mengacu pada
Permenpan No. 35 Tahun
2011.
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian dan
Eselon 1
1. Tersedianya pedoman
LAKIP
2. Tersedianya jadwal
kegiatan evaluasi
penyusunan LAKIP
Tersusunnya LAKIP
Kementerian dan Eselon 1
sesuai dengan Permenpan
No. 29 Tahun 2010 dan
mengacu pada Permenpan
No. 35 Tahun 2011 dengan
disertai proses
pendampingan penyusunan
LAKIP Triwulan dan proses
pendampingan penilaian
evaluasi tengah tahun untuk
Tingkat Eselon 1
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan
RENSTRA
1. Terbentuknya
pedoman standar
manajemen kinerja
2. Tersusunnya kegiatan
evaluasi sistem
manajemen kinerja
Terbangunnya Sistem
Manajemen Kinerja
Organisasi yang
terintegrasi dengan
RENSTRA, RAP, RAK dan
tersusunnya Petunjuk
Pelaksanaan Sistem
Manajemen Kinerja
Kementerian Kesehatan,
yang mencakup proses
perencanaan,
pemantauan dan evaluasi
kinerja .
Tabel 1.20 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
49
C. Program Penataan Tatalaksana
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penguatan unit
tatalaksana sesuai
dengan kebutuhan
(strategic, fokus
pada proses
bisnis). Lihat area
perubahan
“Organisasi”.
1. Terbentuknya unit
tatalaksana sesuai
kebutuhan (baik
secara level organisasi,
maupun kualitas dan
kuantitas SDM).
Berfungsinya unit
tatalaksana sesuai
kebutuhan yang dapat
dilihat dari hasil output
dan kinerja unit terkait
2. Pemetaan proses
bisnis
1. Tersedianya dan
tersosialisasikannya
proses bisnis level 0
dan level 1 ke semua
Satker.
Berfungsinya bisnis level 0
dan 1 di semua Staker
3. Penyusunan SOP
Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi
(berdasarkan
proses bisnis)
1. Tersedianya dan
tersosialisasikannya SOP
berdasarkan proses bisnis
ke semua pegawai
Terinformasikannya SOP
ke semua pegawai di
Kementerian
4. Audit Kepatuhan
terhadap Proses
secara Periodik.
Lihat area
perubahan
Pengawasan
1. Tersedianya rencana audit
dan terlaksananya audit
sesuai dengan yang
direncanakan
Terlaksananya Audit sesuai
rencana dan target
5. Program perbaikan
(improvement)
proses bisnis
1. Tersedianya program
perbaikan (improvement)
proses bisnis
Terlaksananya program
perbaikan tersebut disertai
penyesuaian SOP terkait.
6. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
informasi, dan
teknologi informasi
1. Tersedianya pedoman
penguatan SDM
2. Tersusunnya jadwal
pelatihan, diklat bagi SDM
3. Tersedianya pedoman
evaluasi kegiatan
penguatan unit dan SDM
Meningkatnya SDM IT
secara kualitas dan
kuantitas, untuk dapat
menjawab kebutuhan
berkaitan dengan data,
informasi, dan teknologi
informasi
7. Pengembangan 1. Tersedianya kebijakan dan Tersosialisasikannya
50
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
kebijakan dan
NSPK terkait data,
informasi, dan
teknologi informasi
NSPK berkaitan dengan
data, informasi, dan
teknologi informasi
kebijakan dan NSPK
berkaitan dengan data,
informasi, dan teknologi
informasi
8. Pembangunan atau
Pengembangan e-
Government
1. Tersedianya aplikasi e-
government yang
direncanakan dan
terintegrasi.
Terimplementasikannya e-
government secara
menyeluruh di
Kementerian
Tabel 1.21 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan Tatalaksana
51
D. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penataan
berbagai
peraturan
perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian
Kesehatan.
1. Tersedianya pedoman
penyusunan peraturan
perundang-undangan
2. Tersedianya jadwal
penyusunan peraturan
perundang-undangan
3. Tersusunnya jadwal
sosialisasi peraturan
perundang-undangan
1. Teridentifikasinya dan
terpetakannya produk
Hukum dan Peraturan
Perundang-undangan
yang tidak sinkron dan
tidak harmonis.
2. Terlaksananya regulasi
dan deregulasi
peraturan perundang
undangan pada
Kementerian
Kesehatan.
2. Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
untuk Peraturan
Perundang-
undangan
1. Tersedianya dan
terimplementasinya
Sistem Informasi
Manajemen untuk
peraturan perundang-
undangan.
Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen
untuk kegiatan
penyusunan peraturan
perundang-undangan
meningkat .
2. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan
1. Terbentuknya tim
sosialisasi dan
internalisasi
2. Tesusunnya jadwal
kegiatan dan evaluasi
kegiatan
Terinformasikannya
peraturan perundang-
undangan di bidang
kesehatan secara
efektif.
Tabel 1.22 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan Peraturan Perundang-undangan
52
E. Program Penguatan Pengawasan
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penerapan Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
1. Tersedianya
pedoman umum
penyelenggaraan
SPIP
2. Tersusunnya jadwal
sosialisasi penerapan
SPIP
3. Tersedianya
pedoman monitoring
dan evaluasi
penerapan SPIP
Tersedianya Pedoman
Umum Penyelenggaran
SPIP Kementerian
Kesehatan, dan terjadinya
peningkatan ketaatan,
efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan tugas dan
fungsi di seluruh jajaran
Kementerian
2. Peningkatan Peran
Aparat
Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP)
sebagai Quality
Assurance dan
Consulting Agent
1. Tersusunnya jadwal
monitoring dan evaluasi
pengelolaan keuangan
Opini BPK Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
3. Pengembangan
Sistem Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
1. Tersusunnya standar
penanganan
pengaduan
masyarakat
2. Tersedianya jadwal
monitoring dan
evaluasi penanganan
pengaduan
masyarakat
Tertanganinya dan
terselesaikannya
pengaduan masyarakat
secara terpadu
Tabel 1.23 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penguatan Pengawasan
53
F. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
Penataan Sistem
Rekrutmen pegawai
Terumuskan sistem seleksi
(seleksi administrasi, tes
tertulis, wawancara, tes
psikologi, sistem penilaian, dll).
Tersedianya sistem seleksi
dengan menuju pada
penerapan sistem online.
Tersusunnya program orientasi
pegawai baru untuk
Kementerian Kesehatan.
Diperolehnya para pegawai
baru maupun yang sedang
berkarir yang memiliki
tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan oleh
jabatan.
Penyusunan Standar
Kompetensi Jabatan
Tersedianya Standar
Kompetensi bagi seluruh
Jabatan di lingkungan
Kementerian Kesehatan.
Tersusunnya sistem standar
kompetensi jabatan di
database (online).
Tersedianya profil
kompetensi untuk masing-
masing jabatan di dalam
organisasi.
Assessment Individu
berdasarkan
Kompetensi
Tersedianya informasi peta
profil kompetensi individu
secara komprehensif dan
akurat.
Tersedianya informasi profil
kompetensi individu secara
komprehensif dan akurat.
Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja
Individu
Tersedianya sistem pengukuran
kinerja individu yang obyektif,
transparan dan akuntabel.
Terwujudnya sistem penilaian
kinerja individu yang objektif,
transparan dan akuntabel.
Pembangunan/
Pengembangan
database pegawai
Tersedianya sistem Aplikasi
Online yang terintegrasi
sehingga tersedia data yang
akurat, up-dated dan mampu
memberikan informasi sesuai
kebutuhan organisasi.
Berjalannya sistem informasi
pegawai yang objektif,
transparan dan akuntabel.
Pengembangan
pendidikan dan
pelatihan pegawai
berbasis kompetensi
Tersusunnya program Diklat
berbasis kompetensi secara
optimal dan berdasarkan pada
hasil assessment/kebutuhan
untuk mengurangi kesenjangan
Berjalannya sistem
pendidikan dan pelatihan
pegawai yang mengurangi
kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki oleh
54
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
kompetensi pegawai. seorang pegawai dan
kompetensi yang
dipersyaratkan oleh jabatan.
Pengembangan Pola
Karir
Tersusunnya pola karir untuk
Kementerian Kesehatan.
Berjalannya pengembangan
karir yang efektif dan optimal
bagi jajaran Kementerian
Kesehatan.
Tabel 1.24 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
55
G. Program Manajemen Perubahan
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Pembentukan Tim
AdHoc Manajemen
Perubahan
1. Tersedianya
pedoman
pembentukan tim
AdHoc
2. Tersedianya jadwal
kegiatan tim AdHoc
Berfungsinya Tim AdHoc
Manajemen Perubahan
dalam melaksanakan
strategi komunikasi untuk
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi
2. Penyusunan
Pedoman
Manajemen
Perubahan
Tersusunnya Pedoman
Manajemen Perubahan
Kementerian.
Digunakannya Pedoman
Manajemen Perubahan
untuk melaksanakan
perubahan.
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi
1. Terbentuknya tim
sosialisasi dan
internalisasi
2. Tesusunnya jadwal
kegiatan dan evaluasi
kegiatan
Peningkatan pengetahuan
dan pemahaman
reformasi birokrasi di
Lingkungan Kementerian
Kesehatan
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif, Efektif,
Bersih)
1. Tersusunnya nilai Budaya
Organisasi Kementerian
dan pedoman penerapan
Penerapan nilai-nilai
Kementerian Kesehatan
dalam budaya kerja
5. Penyusunan “Code
of Conduct”
Kementerian
Kesehatan
1. Tersusunnya nilai “Code of
Conduct” Kementerian
dan pedoman penerapan
2. Tersusunnya jadwal
sosialisasi
Penerapan “Code of
Conduct” dengan tepat dan
menyeluruh di
Kementerian termasuk UPT
6. Penyusunan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan
1. Adanya pedoman
“Delegation of Authority”
yang menjadi pedoman
bagi seluruh jajaran dalam
pelaksanaan tugas dan
fungsi
Penerapan “Delegation of
Authority” secara tepat dan
terarah
56
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
7. Pemutakhiran
mekanisme
“reward &
punishment” untuk
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya
1. Tersusunnya pedoman
peraturan dan sistem
“reward and punishment”
Penerapan mekanisme
‘reward and punishment”.
Tabel 1.25 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Manajemen Perubahan
57
H. Program Penataan dan Penguatan Organisasi
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Restrukturisasi/Pen
ataan tugas dan
fungsi unit kerja
pada Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
evaluasi organisasi,
proses bisnis dan
analisis beban
kerja.
1. Tersedianya peta
tugas dan fungsi
serta kewenangan
unit kerja yang
tepat fungsi dan
tepat ukuran (right
sizing), yang disusun
berdasarkan hasil
evaluasi organisasi
terhadap pedoman
evaluasi tugas dan
fungsi, proses bisnis
dan ABK pada
organisasi
Kementerian
Kesehatan
1. Meningkatknya
efisiensi birokrasi pada
Kementerian
Kesehatan ( dapat
diukur dengan IKU,
ABK, Indeks Kepuasan
Konsumen/Stakeholde
r)
1. Penguatan unit
kerja yang
menangani
fungsi
organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian
dan diklat serta
pelayanan publik
pada
Kementerian
Kesehatan
1. Terbentuknya unit kerja
yang menangani fungsi
organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat
yang efektif dan mampu
mendukung tercapainya
tujuan dan sasaran
reformasi birokrasi
1. Meningkatknya efisiensi
birokrasi pada
Kementerian Kesehatan
( dapat diukur dengan
IKU, ABK, Indeks
Kepuasan
Konsumen/Stakeholder)
.
2. Penguatan unit
kerja yang
menangani
fungsi pelayanan
1. Terbentuknya unit kerja
yang menangani fungsi
pelayanan publik yang
efektif dan mampu
1. Meningkatnya jumlah
layanan dan
penyelesaian
permasalahan yang
58
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
publik pada
Kementerian
Kesehatan
mendukung tercapainya
tujuan dan sasaran
reformasi birokrasi
berhubungan dengan
pelayanan publik
serta meningkatknya
tingkat kepuasan
pelayanan publik .
Tabel 1.26 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan dan Penguatan Organisasi
59
I. Program Monitoring dan Evaluasi
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Tersedianya Laporan
Monitoring pelaksanaan atas
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan yang sesuai dengan Rencana Aksi yang telah disusun agar diperoleh hasil/outcome dari masing-masing kegiatan Reformasi Birokrasi sesuai yang telah ditetapkan dalam kriteria keberhasilan
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Tersedianya Laporan Evaluasi
Tahunan atas pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
3. Evaluasi
Menyeluruh atas
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Tersedianya Laporan Evaluasi
Lima Tahunan atas pelaksanaan
keseluruhan kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Tabel 1.27 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Monitoring dan Evaluasi
61
62
Pada dasarnya, reformasi birokrasi merupakan suatu proses perubahan yang
dilaksanakan secara bertahap, sistematis dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan tata kelola yang bersih dan meningkatkan pelayanan publik. Proses
perubahan ini dapat dipandang sebagai perubahan dari kondisi saat ini menuju ke
kondisi yang diinginkan dalam lingkup Reformasi Birokrasi. Terkait dengan proses
perubahan ini, maka perlu dilakukan pemetaan terhadap kondisi saat ini dan
kondisi yang diinginkan dalam rangka reformasi birokrasi.
Berikut ini akan dipaparkan tentang berbagai kondisi nyata birokrasi saat ini di
Kementerian Kesehatan yang mencakup masalah-masalah yang dihadapi dan juga
kondisi yang diinginkan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan pemahaman dan analisis terhadap kondisi dan permasalahan ini,
maka dapat dipaparkan langkah-langkah pembenahan yang akan dilakukan dalam
rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan.
63
2.1 KONDISI BIROKRASI YANG TERKAIT DENGAN 8 (DELAPAN)
AREA PERUBAHAN
2.1.1. Area Perubahan Terkait Pelayanan Publik
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, yang dikelola oleh
pemerintah dan swasta, belum
optimal.
Fasilitas pelayanan kesehatan
memberikan pelayanan yang sesuai
standar yang telah ditetapkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan
kepuasan masyarakat.
Kualitas pelayanan perijinan masih
belum memenuhi harapan masyarakat.
Proses pelayanan yang memenuhi
standar pelayanan yang sudah
ditetapkan dan memenuhi harapan
masyarakat.
Adanya perbedaan perlakuan
pelayanan bagi peserta jaminan
kesehatan masyarakat (Jamkesmas),
Askes atau asuransi sosial lainnya dan
masyarakat umum.
Terjadinya kesetaraan perlakuan
pelayanan kesehatan bagi semua
anggota masyarakat.
Keterlibatan masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan pelayanan,
pelaksanaan pelayanan, dan
pengawasan pelayanan sudah
dilakukan, namun belum optimal
sesuai dengan harapan masyarakat.
Terjadinya peningkatan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, mulai dari
proses perencanaan pelayanan,
pelaksanaan pelayanan, sampai pada
pengawasan pelayanan.
Tabel 2.1 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan Pelayanan Publik
64
2.1.2. Area Perubahan Terkait Akuntabilitas Kinerja
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Sistem manajemen kinerja organisasi
Kementerian Kesehatan belum terpadu
dan terintegrasi sehingga
kesinambungan proses perencanaan,
pemantauan dan evaluasi kinerja di
level Kementerian sampai ke unit
eselon 1 dan 2 belum optimal.
Terimplementasinya sistem
manajemen kinerja organisasi
Kementerian Kesehatan yang menjadi
standar baku bagi Kementerian dan
berbagai unit di bawahnya dalam
proses perencanaan kinerja (IKU),
pemantauan kinerja, dan evaluasi
kinerja.
Evaluasi kinerja hanya dilakukan pada
akhir tahun tanpa adanya sistem
pemantauan kinerja. Hal ini
menyebabkan kualitas dari capaian
kinerja tidak dapat diperbaiki jika ada
kinerja yang masih belum tercapai.
Terlaksananya proses pemantauan
pencapaian kinerja secara berkala
(pelaporan setiap triwulan, dan
evaluasi pada bulan keenam dengan
proses pendampingan) agar tindakan
perbaikan dapat dilakukan segera
untuk berbagai indikator kinerja yang
belum tercapai.
Penyusunan laporan kinerja cenderung
untuk pemenuhan formalitas
pelaporan, dan kurang berisikan
analisis kinerja.
Tersedianya SDM Pengelola yang
memiliki kompetensi untuk melakukan
analisis pencapaian kinerja dan
memberikan usulan perbaikan kinerja
yang relevan.
Tabel 2.2 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan Akuntabilitas Kinerja
65
2.1.3. Area Perubahan Terkait Tata Laksana
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Unit pengelola tatalaksana masih
belum berfungsi secara optimal
dalam hal pengelolaan proses
bisnis organisasi.
Adanya unit tatalaksana yang kompeten dan
berkapasitas, dengan wewenang yang cukup
untuk mengelola proses bisnis.
Belum adanya pengelolaan,
pengawasan, dan perbaikan yang
efektif terhadap proses bisnis
Kementerian Kesehatan.
Adanya identifikasi, pengelolaan, dan
pengawasan proses bisnis dan prosedur
kerja Kemenkes yang optimal untuk
mencapai peningkatan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan pekerjaan
Kementerian Kesehatan.
Unit pengelola data, informasi,
dan teknologi informasi masih
belum berfungsi secara optimal.
Adanya unit pengelola data, informasi, dan
teknologi informasi yang memadai untuk
memastikan optimalnya pengelolaan data,
informasi, dan teknologi informasi di
Kementerian Kesehatan.
Penggunaan Information and
Communication Technology (ICT)
masih belum optimum dalam
mendukung pelaksanaan proses
bisnis organisasi.
Tersedianya sistem e-Government yang
terpadu untuk menunjang proses bisnis
yang efektif dan efisien.
Pemanfaatan data dari ICT belum
optimal untuk menyusun
kebijakan pembangunan
kesehatan.
Berbagai data dan informasi yang diperoleh
dari sistem ICT dimanfaatkan sepenuhnya
untuk mengambil keputusan dan menyusun
kebijakan pembangunan kesehatan.
Tabel 2.3 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan Tatalaksana
66
2.1.4. Area Perubahan Terkait Perundang-undangan
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Penyusunan peraturan perundang-
undangan belum terintegrasi antar
Unit sehingga memungkinkan
terjadinya tumpang tindih dan
inkonsistensi.
Tertatanya peraturan perundang-
undangan Kementerian Kesehatan
sehingga menjamin integrasi,
kejelasan, konsistensi, dan efektifitas.
Pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan belum
efektif.
Terlaksananya peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan secara
efektif.
Proses penyusunan dan manajemen
peraturan perundang-undangan belum
didukung oleh ICT
Adanya sistem manajemen peraturan
perundang-undangan yang efektif dan
didukung oleh ICT (Information and
Communication Technology).
Belum terbentuknya peraturan
perundang-undangan yang kondusif
untuk menunjang pelaksanaan tata
kelola pemerintahan yang baik.
Terbentuknya peraturan perundang-
undangan yang kondusif untuk
menunjang pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Tabel 2.4 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan Perundang-undangan
67
2.1.5. Area Perubahan Terkait Pengawasan
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Akuntabilitas pengelolaan keuangan
belum sepenuhnya sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Akuntabilitas pengelolaan keuangan
dilaksanakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah belum sepenuhnya
diterapkan.
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah diterapkan sepenuhnya
sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku (PP No. 60 Tahun 2008).
Peran APIP (Aparatur Pengawas
Internal Pemerintah) hanya sebagai
watch dog.
APIP berperan lebih sebagai Quality
Assurance dan Consulting Agent.
Tabel 2.5 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan Pengawasan
68
2.1.6. Area Perubahan Terkait Sumber Daya Manusia Aparatur
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Sistem pengelolaan SDM Aparatur
belum berdasarkan kompetensi.
Pengelolaan SDM berbasis kompetensi,
baik dalam seleksi, promosi/rotasi, dan
pengembangan individu sehingga
mencerminkan kualitas SDM yang
profesional.
Belum ada sistem penilaian kinerja
individu pegawai berdasarkan
pencapaian indikator kinerja dan
kompetensi.
Terlaksananya penilaian kinerja
individu Pegawai yang obyektif dan
transparan berbasis kinerja dan
kompetensi.
Belum adanya Sistem Informasi
Manajemen SDM yang terintegrasi
untuk menunjang proses / kegiatan
manajemen SDM.
Terimplementasinya Sistem Informasi
Manajemen yang menunjang berbagai
proses manajemen SDM, seperti
pelatihan, karir, kehadiran,
kompetensi, dan lainnya.
Sistem remunerasi dan kesejahteraan
pegawai belum sesuai dengan bobot,
kompleksitas, kondisi pekerjaan, dan
kinerja.
Terciptanya sistem remunerasi dan
kesejahteraan pegawai Kementerian
Kesehatan yang menjamin keadilan
internal.
Tabel 2.6 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan SDM Aparatur
69
2.1.7. Area Perubahan Terkait Pola Pikir dan Budaya Kerja
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Disiplin pegawai dalam bekerja masih
kurang, antara lain disiplin jam kerja
dan perjalanan dinas.
Profesionalisme pegawai dalam
bekerja masih kurang, antara lain
disiplin jam kerja, kejujuran,
akuntabilitas, dan kompetensi.
Pegawai Kesehatan secara aktif dan
bertanggung jawab melaksanakan
tugas dan fungsinya, serta mematuhi
berbagai aturan yang berlaku.
Efektivitas proses kerja masih belum
optimal (kurang komitmen dan
konsistensi).
Pelaksanaan pekerjaan yang efektif,
efisien, dan produktif.
Komunikasi dan kerjasama antar Unit
belum optimal.
Terjadinya sinergi yang baik antara
Unit yang ada di Kementerian
Kesehatan.
Tabel 2.7 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya
Kerja
70
2.1.8. Area Perubahan Terkait Organisasi
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN
Adanya indikasi duplikasi tugas dan
fungsi.
Pembagian unit kerja tidak mendukung
proses kerja yang efektif.
Pembagian beban kerja antara pusat
dan daerah belum optimal.
Organisasi Kementerian Kesehatan
dibangun berdasarkan proses bisnis
agar tepat fungsi dan menjamin
integrasi, efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan pekerjaan.
Organisasi belum diisi oleh sumber
daya manusia yang tepat kuantitas dan
kualitasnya.
Organisasi yang tepat ukuran dan tepat
fungsi.
Tabel 2.8 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang
Diinginkan Terkait Area Perubahan Organisasi
71
2.2 PERMASALAHAN KRITIS TERKAIT DELAPAN AREA
PERUBAHAN
2.2.1. Area Perubahan Terkait Pelayanan Publik
Saat ini belum terdapat standar pelayanan masyarakat pada Unit Layanan Terpadu
(ULT) dan Puskesmas. Sehingga, pelayanan terhadap masyarakat dilakukan dengan
berbagai “standar” pada masing-masing unit yang kerap memicu munculnya
keluhan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Sebagai Kementerian
yang berfungsi melayani publik dalam hal kesehatan, faktor pelayanan menjadi
sangat penting mengingat proses bisnis yang dilakukan akan menghasilkan jasa
layanan. Oleh karena itu, standar pelayanan yang baku diharapkan akan
menurunkan jumlah keluhan sebagai tolok ukur kualitas proses bisnis yang
dilaksanakan.
2.2.2. Area Perubahan Terkait Akuntabilitas Kinerja
Pada kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan pokja akuntabilitas kinerja pada
Kementerian Kesehatan, menemukan beberapa area kritis yang perlu diperhatikan
yaitu :
1. Diperlukan pedampingan penyusunan dan evaluasi laporan akuntabilitas untuk
setiap eselon dan ;
2. Belum terjadinya sinkronisasi SAKIP dengan Renstra
Penyusunan laporan akuntabilitas berperan penting dalam meilhat sejauh mana
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kualitas yang ditetapkan termasuk dalam
ketentuan dan prosedur yang berlaku. Hal ini akan mempengaruhi mutu layanan
pada masyarakat.
72
2.2.3. Area Perubahan Terkait Tata Laksana
Permasalahan kritis yang terdapat pada area perubahan tata laksana yaitu :
1. Belum terpetakannya Proses Bisnis. Pemetaan proses bisnis menjadi penting
jika Kementerian ingin mencapai kinerja yang diinginkan. Latar belakangnya
adalah setiap kegiatan unit/ satker perlu dihubungkan secara tepat sehingga
menjadi satu rangkaian kegiatan yang efektif dan efisien dan bukan sebaliknya.
Hambatan birokrasi yang terjadi sering disebabkan proses bisnis secara tepat
sehingga birokrasi tidak efisien dan rumit. Hal ini yang perlu menjadi fokus dan
segera dibenahi.
2. Prosedur dan operasional Kementerian belum mengandallkan teknologi
informasi. Perkembangan teknologi informasi sebenarnya dapat memudahkan
proses bisnis yang terjadi baik dari sisi keuangan, efisiensi waktu dan sumber
daya yang diperlukan. Perlunya Kementerian beradaptasi dengan e-
government sehingga perkerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat,
paperless dan menggunakan SDM yang lebih sedikit. Dan yang paling penting,
dengan menggunakan e-government, pekerjaan dapat dilakukans lebih cepat.
3. Perlunya pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan
teknologi informasi. Dengan penerapan e-government secara bertahap,
Kementerian perlu menerbitkan ketentuan norma, standar, prosedur, kinerja
terutama yang berhubungan dengan data, informasi dan teknologi informasi.
Kementerian perlu mengelola aliran informasi atau pemanfaatan data untuk
mencegah keluarnya informasi yang tdiak tepat atau bersifat rahasia.
Teknologi yang diergunakan semestinya memberikan manfaat bagi publik
dalam hal keterbukaan informasi menkipun tetap diperlukan pengelolaan
informsi.
73
2.2.4. Area Perubahan Terkait Perundang-undangan
Pada area terkait peraturan perundang-undangan, area kritis yang perlu
diperhatikan adalah belum tertatanya peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Penataan peraturan perundang-
undangan menjadi penting karena peraturan adalah landasan hukum dari fungsi
dan tanggungjawab yang dilakukan Kementerian. Peraturan perundangan
berfungsi sebagai pandauan bagi Kementerian untuk bertindak dan disisi lain
sebagai payung hukum atas kegiatan/ tindakan. Selain itu, dengan tertatanya
peraturan perundang-undangan, kinerja Kementerian akan semakin baik karena
fungsi dan tanggungjawab terpapar dengan jelas.
2.2.5. Area Perubahan Terkait Pengawasan
Pada kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan
menemukan beberapa area kritis terkait pengawasan, yaitu :
1. Perlunya peningkatan kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan. Untuk
menyiasati kondisi ini, diperlukan penerapan sistem pengawasan internal yang
baik dan peningkatan fungsi aparat pengawasan internal untuk mencegah
pelanggaran prosedur. Peran aparat pengawas juga perlu ditingkatkan
sehingga menjadi konsultan intenal dan pengelola kontrol kualitas terhadap
pelaksanaan kegiatan sesuai prosedur dan ketentuan.
2. Pengembangan sistem pengaduan masyarakat terpadu. Sebagai Kementerian
yang melayani publik, peran kontrol masyarakat menjadi penting untuk
menjaga akuntabilitas kinerja Kementerian. Sehingga diperlukan satu sistem
yang berfungsi sebagai saluran publik untuk melakukan kontrol atas
pelanggaran yang terjadi. Sistem ini akan mendukung upaya peningkatan
kepatuhan terhadap prosedur dan ketentuan serta peran aparat pengawasan
internal dalam melaksanakan tugasnya.
74
Kedua area kritis diatas menjadi fokus pada area pengawasan mengingat fungsi
kontrol pokja pengawasan agar proses kegiatan berlangsung transaparan dan
accountable dalam melayani publik.
2.2.6. Area Perubahan Terkait Sumber Daya Manusia Aparatur
Pada kegiatan area perubahan yang terkait sumber daya manusia, area kritis yang
perlu menjadi perhatian adalah:
1. Belum tersusunnya standar kompetensi jabatan. Standar kompetensi mutlak
diperlukan karena penempatan SDM yang tepat akan mempengaruhi
terselenggaranya kegiatan sesuai kualitas dan target yang ditetapkan. Dengan
demikian, hasil output kegiatan dapat ditingkatkan lebih baik dengan
penempatan SDM yang seuai kompetensi jabatan yang diperlukan.
2. Perlunya penerapan Sistem Penilaian Kinerja Pegawai (SKP). Dalam rangka
meningkatkan kinerja kementerian, salah satu faktor pendukung adalah kinerja
pegawai. Oleh karena itu, perlu disusun sistem evaluasi penilaian kinerja
sehingga dapat diperoleh cara untuk meningkatkankinerja pegawai. Dengan
demikian, akan dapat meningkatkan kualitas hasil pekerjaan.
2.2.7. Area Perubahan Terkait Pola Pikir dan Budaya Kerja
Area kritis terkait dengan pola pikir dan budaya kerja pada kegiatan Reformasi
Birokrasi di Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Belum tersusunnya penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan.
Penyusunan pedoman perlu dilakukan agar perubahan yang dilakukan sesuai
aturan dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Belum terjabarnya nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih). Sebagai salah satu poin penting dalam kegiatan Reformasi
75
Birokrasi, penjabaran nilai budaya perlu dilakukan untuk menciptakan
Kementen yang berkualitas dan mampu memberikan pelayanan berkualitas
pada publik.
2.2.8. Area Perubahan Terkait Organisasi
Pada kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan pokja organisasi pada
Kementerian Kesehatan menemukan beberapa area kritis yang perlu diperhatikan
yaitu :
1. Perlunya dilakukan evaluasi tugas dan fungsi Unit Kerja di Lingkungan
Kemenkes/UPT. Hal ini perlu dilakukan mengingat fungsi Kementerian
Kesehatan sebagai penyedia layanan kesehatan bagi masyarakat. Sehingga
penting dilakukan evaluasi dalam fungsi unit kerja sehingga unit kerja dapat
berfungsi optimal dalam melayani masyarakat
2. Perlunya dilakukan penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi,
tatalaksana, kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan. Penguatan unit kerja yang menangani internal Kementerian
Kesehatan perlu dilakukan agar business process berjalan maksimal. Sedangkan
penguatan fungsi pelayanan publik mutlak dilakukan melihat tanggungjawab
Kementerian Kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat.
76
2.3 RENCANA UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KRITIS
TERKAIT 8 (DELAPAN) AREA PERUBAHAN
2.3.1. Area Perubahan Terkait Pelayanan Publik
Rencana yang dilakukan untuk untuk mengatasi permasalahan kritis standar
pelayanan masyarakat pada Unit Layanan Terpadu (ULT) dan Puskesmas:
Proses ISO 9001 : 2008 :
Gap analysis
Training Penyusunan Dokumen
Penyusunan Dokumen Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu
Penyusunan Instruksi Kerja dan Rencana mutu
Implementasi ISO 9001:2008
Pelatihan dan praktek audit Internal
Manajemen Review
Sertifikasi & Pendampingan audit Sertifikasi
Penyusunan pedoman akreditasi puskesmas
Penyusunan instrumen akreditasi puskesmas
Ujicoba
Penyempurnaan pedoman dan instrumen akreditasi puskesmas
Pembentukan tim akreditasi puskesmas
Sosialisasi pedoman dan instrumen akreditasi puskesmas di 33 provinsi
2.3.2. Area Perubahan Terkait Akuntabilitas Kinerja
1. Diperlukan pedampingan penyusunan dan evaluasi laporan akuntabilitas untuk
setiap eselon. Langkah-langkah yang perlu dilakukan :
Pembentukan tim
Penyusunan jadwal pendampingan dan
evaluasi triwulan dan semester
77
Pelaksanaan pendampingan sekaligus bedah
laporan dan evaluasi capaian
Pelaksanaan evaluasi tengah tahun
Koordinasi penyusunan disertai pendampingan penyusunan unit eselon 1
pada unit eselon 2 dan UPTnya
Fasilitasi penyusunan bersama secara regional
Koordinasi pelaporan hasil penyusunan untuk laporan akuntabilitas kinerja
tingkat eselon 1 dan Kementerian
2. Belum terjadinya sinkronisasi SAKIP dengan Renstra. Sehubungan dengan area
kritis ini, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut :
Pengumpulan daftar inventarisasi masalah hasil evaluasi
Koordinasi dengan unit eselon 1 dan unit penanggungjawab sistem (sistem
perencanaan dan sistem evaluasi serta kementerian/ lembaga terkait)
laporan persiapan ke pimpinan
Pelaksanaan kegiatan koordinasi sinkronisasi
Penyampaian dan penyebarluasan hasil sinkronisasi
Penyampaian bahan rekomendasi pada tim penyusun Renstra dan tim
evaluasi (itjen/tim yang dibentuk khusus)
2.3.3. Area Perubahan Terkait Tata Laksana
1. Pemetaan Proses Bisnis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
mewujudkannya :
Identifikasi Visi, Misi, dan Renstra Kemenkes;
Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di lingkungan Kemenkes saat
ini;
Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di lingkungan Kemenkes yang
akan datang
78
2. Pembangunan atau Pengembangan e-Government. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan:
Penyediaan modul-modul eGov (e-Office)
Pembangunan infrastruktur (aplikasi, data center)
Pembangunan data warehouse
3. Pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan teknologi
informasi
Penyusunan Roadmap Pengembangan SIK
Penyusunan Pedoman SIK dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
SIK (2012)
Penyusunan tata kelola (manajemen) TI:
a. IT strategy dan planning
Penyusunan grand design dan masterplan TI, 2012
Penyusunan juknis atau SOP terkait tata kelola TI, 2012-dst
b. IT transformation/change management
Penyusunan dokumentasi TI, 2013
Penyusunan modul pelatihan TI, 2013
c. IT risk dan security
Penyusunan business impact dan disaster recovery plan (DRP),
2013
Penyusunan disain data center (reconfigure), 2012
d. IT governance compliance
Penyusunan peraturan (SK/Permen) untuk kepatuhan tata kelola
TI, 2013
e. IT audit
Assessment/audit penerapan TI, 2012
Assessment SIK di daerah, 2012
79
Penyediaan infrastruktur jaringan system informasi dan data
center serta pengembangannya, 2012-dst
2.3.4. Area Perubahan Terkait Perundang-undangan
Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
Inventarisasi, pemetaan dan kajian peraturan perundang-undangan.
Melakukan perencanaan regulasi peraturan perundang-undangan bidang
kesehatan
2.3.5. Area Perubahan Terkait Pengawasan
Perlunya peningkatan kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan. Dalam hal ini
adalah penerapan SPIP dan peningkatan peran APIP. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :
Sosialisasi
Pelatihan
Pemetaan & pendampingan pelaksanaan
Pembentukan unit layanan pengadaan ULP
Monitoring & Evaluasi
Pembentukan tim konsultasi pengadaan barang/jasa
Pembentukan tim penyelesaian kerugian negara
Peningkatan Kompetensi SDM Pengawasan
Pendampingan penyusunan LK
Reviu LK
Inventarisasi BMN
Pelaksanaan Audit berbasis resiko
80
Percepatan penyelesaian TL LHP & penyelesaian TPTGR
Selain itu, terdapat area kritis lain yaitu pengembangan sistem pengaduan
masyarakat terpadu. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi area kritis
tersebut yaitu :
Pembentukan tim pengelolaan
Penyusunan Pedoman
Sosialisasi Pedoman
Pelatihan
Penanganan Dumas
2.3.6. Area Perubahan Terkait Sumber Daya Manusia Aparatur
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi area kritis pada SDM
aparatur yang berhubungan dengan penyusunan standar kompetensi jabatan
adalah :
Penyusunan kamus kompetensi jabatan struktural dan fungsional.
Penyusunan kamus standar kompetensi bidang
Penyusunan kamus standar kompetensi teknis
Selanjutnya, untuk mengatasi area kritis dalam penerapan Sistem Penilaian Kinerja
Pegawai (SKP), perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Penyelesaian (penyempurnaan) aplikasi
Sosialisasi penggunaan aplikasi SKP
Uji coba pada beberapa satker percobaan
81
2.3.7. Area Perubahan Terkait Pola Pikir dan Budaya Kerja
Terdapat dua area kritis yang dalam area perubahan ini, yaitu :
1. Belum tersusunnya penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya adalah :
Sosialisasi peraturan pemerintah tentang disiplin pegawai
Pemberlakuan sistem absensi dengan elektronik
Penerapan “code of conduct”
Penerapan “reward and punishment”
2. Belum terjabarnya nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih). Untuk mengatasi area kritis ini perlu dilakukan :
Rapat Pembahasan Draft awal Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi di
Lingkungan Pokja I RB
Pembahasan draft Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi antar Pokja RB
di Kemenkes
Finalisasi, sosialisasi dan implementasi Penjabaran Nilai-nilai Budaya
Organisasi
Evaluasi implementasi Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi
82
2.3.8. Area Perubahan Terkait Organisasi
Pada area ini terdapat dua area kritis yang menjadi perhatian yaitu :
1. Perlunya dilakukan evaluasi tugas dan fungsi Unit Kerja di Lingkungan
Kemenkes/UPT. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya
adalah :
Penyusunan pedoman evaluasi tugas dan fungsi
Pelaksanaan evaluasi secara bertahap
Workshop hasil evaluasi
Penyusunan peta tugas dan fungsi
2. Perlunya dilakukan penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi,
tatalaksana, kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan. Untuk mengatasi area kritis ini adalah sebagai berikut :
Analisis kondisi saat ini
Penyusunan strategi penguatan unit kerja
Pelaksanaan penguatan unit kerja
Monev hasil penguatan unit kerja
83
84
Bab 3 ini merupakan substansi dari Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan, yaitu konsolidasi Rencana Aksi dari setiap Program dan Kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan dalam rangka membenahi kondisi saat
ini dan permasalahan nyata yang dihadapi serta juga mencapai kondisi yang
diinginkan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan. Pembahasan
Rencana Aksi secara lebih detil juga disajikan dalam lampiran, yaitu Rencana Aksi
dari setiap kegiatan Birokrasi Kementerian Kesehatan.
3.1 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
3.1.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik adalah sebagai
berikut.
85
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
1 Penerapan standar
pelayanan pada Rumah
Sakit (PIC : BUKR)
Standar teknis rumah sakit dalam hal
pelayanan, sarana prasarana, dan SDM
sudah diterapkan.
Pedoman akreditasi dan klasifikasi
rumah sakit sudah digunakan.
Hijau
2 Penerapan standar
pelayanan pada
Puskesmas (PIC : BUKD)
Sudah ada standarisasi pelayanan
Puskesmas, tapi Pedoman Akreditasi
Puskesmas dalam Proses
Kuning
3 Penerapan standar
pelayanan pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Balai Kesehatan) (PIC :
BUKR)
Sudah ada standarisasi pelayanan di
Balai Kesehatan, namun instrumen
akreditasi belum seluruhnya ada Kuning
4 Penerapan standar
pelayanan pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Laboratorium Kesehatan)
(PIC : BUKR)
Standar pelayanan di Laboratorium
Kesehatan sudah ada dan sudah
diterapkan. Hijau
5 Penerapan standar
pelayanan pada Perijinan
Rumah Sakit Kelas A &
PMA (PIC : BUKR)
Standard Operating Procedure untuk
pelayanan perijinan rumah sakit masih
dalam proses penyusunan
Kuning
6 Penerapan standar
pelayanan pada Perijinan
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan (PIC : Binfar &
Alkes)
Standard Operating Procedure untuk
pelayanan perijinan kefarmasian dan
alat kesehatan sudah ada dan sudah
diimplementasikan.
Hijau
7 Penerapan standar
pelayanan di Unit Layanan
Terpadu (PIC : Puskom)
Standard Operating Procedure belum
ada secara keseluruhan.
Kuning
8 Penerapan standar
pelayanan informasi
(PTRC, Pojok Informasi,
dan Perpustakaan) (PIC :
Puskom)
Standard Operating Procedure belum
ada secara keseluruhan.
Kuning
9 Partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan (PIC :
Keterlibatan masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan pelayanan,
pelaksanaan pelayanan, dan
Kuning
86
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
Promkes, PP&PL, Puskom) pengawasan pelayanan sudah dilakukan,
namun belum optimal sesuai dengan
harapan masyarakat.
Tabel 3.1 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh publik yaitu sebagai berikut.
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. Penerapan standar
pelayanan pada Rumah
Sakit
1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dirasakan oleh masyarakat dengan perubahan
standar akreditasi versi 2007 yg berorientasi pd
dokumen dan dapat hanya dibuat oleh seorang
konsultan versi 2012 yang berorientasi pada
proses pelayanan dan harus dibuktikan dgn
implementasi.
2. Tertatanya sistem pelayanan kesehatan dengan
adanya pedoman/SOP pelayanan kesehatan
internal RS sehingga petugas kesehatan
menjalankan tugas secara seragam sesuai
standar internal
87
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
2. Penerapan standar
pelayanan pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Laboratorium Kesehatan)
1. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
kesehatan kepada masyarakat.
2. Tertatanya sistem pelayanan laboratorium
kesehatan di internal laboratorium kesehatan
3. Penerapan standar
pelayanan pada Perijinan
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
1. Kemudahan akses mendapatkan informasi
perijinan kefarmasian dan alat kesehatan bagi
masyarakat
2. Kemudahan klien dalam melakukan proses
perijinan kefarmasian dan alat kesehatan
3. Tertatanya mekanisme proses perijinan
internal Kementerian Kesehatan
Tabel 3.2 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
3.1.2. Rencana Kegiatan
Adapun rencana kegiatan dalam Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
adalah:
1. Penerapan standar pelayanan pada Puskesmas
2. Penerapan standar pelayanan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Balai
Kesehatan)
3. Penerapan standar pelayanan pada Perijinan Rumah Sakit Kelas A & PMA
4. Penerapan standar pelayanan di Unit Layanan Terpadu (ULT).
5. Penerapan standar pelayanan informasi (PTRC, Pojok Informasi, dan
Perpustakaan).
6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
88
3.1.3. Kriteria Keberhasilan
Berikut ini adalah Kriteria Keberhasilan yang digunakan untuk mengukur
pencapaian kegiatan-kegiatan di atas.
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penerapan
standar pelayanan
pada Puskesmas
1. Tersusunnya pedoman
akreditasi Puskesmas
2. Tersusunnya
instrument standar
akreditasi Puskesmas
3. Tersusunnya jadwal
pelaksanaan sosialisasi
akreditasi Puskesmas
Tersosialisasinya Pedoman
Akreditasi di 33 provinsi
2. Penerapan
standar pelayanan
pada Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan (Balai
Kesehatan)
1. Tersusunnya standar
pelayanan pada seluruh
Fasyankes
2. Tersusunnya jadwal dan
terlaskananya sosialisasi
standar pelayanan
3. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
penerapan standar
pelayanan
Terimplementasinya
standar pelayanan pada
seluruh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Balai Kesehatan)
3. Penerapan
standar pelayanan
pada Perijinan
Rumah Sakit Kelas
A & PMA
1. Tersusunnya standar
pelayanan pada proses
perijinan RS
2. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
penerapan proses perijinan.
3. Tersusunnya standar
feedback terhadap hasil
mintoring dan evaluasi
terhadap RS.
Terimplementasinya
standar pelayanan pada
proses Perijinan Rumah
Sakit Kelas A & PMA
4. Penerapan
standar pelayanan
Tersedianya pedoman
standar pelayanan.
Terimplementasinya standar
pelayanan pada Unit Layanan
89
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
di Unit Layanan
Terpadu (ULT)
Terpadu
5. Penerapan
standar pelayanan
informasi (PTRC,
Pojok Informasi, &
Perpustakaan).
Tersedianya pedoman standar
pelayanan
Terimplementasinya standar
pelayanan dalam pelayanan
informasi (PTRC, Pojok
Informasi, dan Perpustakaan)
6. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
1. Tersedianya pedoman
kerjasama masyarakat
2. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
terhadap kerjasama dengan
masyarakat
Adanya kerjasama dengan
masyarakat dalam pelayanan
publik, terutama pada proses
perencanaan dan
pengawasan pelayanan.
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Selain kegiatan pengembangan standar pelayanan minimal, pokja pelayanan publik
pada kegiatan Reformasi Birokrasi mengadakan sasaran pencapaian sebagai
berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Penerapan
standar
pelayanan pada
Puskesmas
- Uji coba
pedoman
akreditasi
puskesmas
di 4 provinsi
Tersedianya
pedoman dan
tim akreditasi
Puskesmas
Tersosialisasi-
nya pedoman
akreditasi
puskesmas di
33 provinsi
2. Penerapan
standar
pelayanan pada
Tersedianya
draft revisi
standar
Tersedianya
draft
instrumen
Uji coba
stándar
pelayanan
Penerapan
standar
pelayanan
90
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
(Balai
Kesehatan)
pelayanan
Balai
Kesehatan
akreditasi
Balai
Kesehatan
Balai
Kesehatan
Balai
Kesehatan
3. Penerapan
standar
pelayanan pada
Perijinan
Rumah Sakit
Kelas A & PMA
Tersedia
standar
pelayanan
pada Perijinan
Rumah Sakit
Kelas A &
PMA
ujicoba
standar
pelayanan
pada
Perijinan
Rumah Sakit
Kelas A &
PMA
implementasi
standar
pelayanan
pada Perijinan
Rumah Sakit
Kelas A & PMA
Evaluasi
standar
pelayanan
pada Perijinan
Rumah Sakit
Kelas A &
PMA
4. Penerapan
standar
pelayanan di
Unit Layanan
Terpadu (ULT)
Penerapan
standard
pelayanan di
ULT mencapai
90 %
Penerapan
stándar
pelayanan di
ULT
(ISO
9001:2008,
Manajemen
Mutu)
- -
5. Penerapan
standar
pelayanan
informasi
(PTRC, Pojok
Informasi, dan
Perpustakaan)
Tersedianya
petunjuk
pelaksanaan
PTRC
Penerapan
stándar
pelayanan di
Perpustakaa
n (ISO
9001:2008
Manajemen
Mutu)
Penerapan
stándar
pelayanan di
PTRC
Penerapan
stándar
pelayanan di
Pojok
Informasi
6. Peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
penyelenggara-
an pelayanan
Terbentuknya
Pos
Kesehatan
Desa
(Poskesdes)
Terbentuk-
nya Pos
Malaria Desa
(Posmaldes)
Terbentuknya
Pos
Pembinaan
Terpadu
Penyakit Tidak
Menular
(Posbindu
Terbentuknya
Pos Pelayanan
TB
91
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
kesehatan PTM)
Terbentuknya
kerja sama
dengan ormas
/LSM (18) dan
dunia usaha
(20) dalam
mendukung
program
kesehatan
Terbentuk-
nya kerja
sama
dengan
ormas/LSM
dan dunia
usaha (22)
dalam
mendukung
program
kesehatan
Terbentuknya
kerja sama
dengan
ormas/LSM
(25) dan dunia
usaha (27)
dalam men-
dukung
program
kesehatan
Terbentuknya
kerja sama
dengan
ormas/ LSM
(30) & dunia
usaha (35)
dalam
mendukung
program
kesehatan
Terbentuknya
Dewan
Pengawas di
semua RS
Vertikal
Terbentuk-
nya Dewan
Pengawas di
semua RS
Vertikal
Terbentuknya
Dewan
Pengawas di
semua RS
Vertikal
Terbentuknya
Dewan
Pengawas di
semua RS
Vertikal
Tabel 3.4 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
3.1.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.1.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik adalah sebagai berikut.
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Penerapan standar
pelayanan di Unit Layanan
Terpadu (ULT)
1. Banyak keluhan masyarakat terhadap pelayanan
perijinan.
2. Belum ada sasaran mutu pelayanan sesuai
92
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
harapan pelanggan
2 Penerapan standar
pelayanan pada
Puskesmas
Banyaknya keluhan masyarakat tentang pelayanan
kesehatan yang belum memenuhi standar
Tabel 3.5 Agenda Prioritas dalam Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDA PRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penerapan standar
pelayanan di Unit Layanan
Terpadu (ULT).
Proses ISO 9001 : 2008 :
- Gap analysis
- Training Penyusunan Dokumen
- Penyusunan Dokumen Kebijakan Mutu, Sasaran
Mutu
- Penyusunan Instruksi Kerja dan Rencana mutu
- Implementasi ISO 9001:2008
- Pelatihan dan praktek audit Internal
- Manajemen Review
- Sertifikasi & Pendampingan audit Sertifikasi
2 Penerapan standar
pelayanan pada
Puskesmas
- Penyusunan pedoman akreditasi puskesmas
- Penyusunan instrumen akreditasi puskesmas
- Ujicoba
- Penyempurnaan pedoman dan instrumen
akreditasi puskesmas
- Pembentukan tim akreditasi puskesmas
- Sosialisasi pedoman dan instrumen akreditasi
puskesmas di 33 provinsi
Tabel 3.6 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
93
3.1.5 Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Rencana aksi program pelayanan publik yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan adalah Pengembangan sistem pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan dan Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
pada Kementerian Kesehatan.
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program pelayanan publik adalah
sebagai berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penerapan
standar
pelayanan pada
Puskesmas
500.000.000 1.123.030.000 646.525.000 700.000.000
2. Penerapan standar pelayanan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Balai Kesehatan)
500.000.000 1.100.000.000 600.000.000 700.000.000
3. Penerapan standar pelayanan pada Perijinan Rumah Sakit Kelas A & PMA
500.000.000 1.000.000.000 600.000.000 700.000.000
4. Penerapan standar pelayanan di Unit Layanan Terpadu
500.000.000 412.890.000 813.510.000 1.000.000.000
5. Penerapan standar pelayanan informasi (Perpustakaan
30.000.000 1.107.360.700 1.122.980.000 1.235.278.000
94
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
,PTRC, dan Pojok Informasi)
6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
10.000.000 1.080.000.000 990.000.000 990.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
2.040.000.000 5.823.280.700 4.773.015.000 5.325.278.000
17.961.573.700
Tabel 3.7 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan Pelayanan Publik adalah sebagai berikut:
Mekanisme Efisiensi: terkait dampak penghematan dari proses untuk
melakukan efisiensi anggaran
Penghematan yang diperoleh: terkait dampak penghemantan dari output
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penerapan standar
pelayanan pada
Puskesmas
Sosialisasi
dilakukan per
regional
Biaya perjalanan
dinas berkurang
Rp. 200,000,000
2. Penerapan standar
pelayanan pada
Sosialisasi stándar
pelayanan
Mengurangi biaya
pertemuan dan
Rp. 300.000.000
95
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (balai
kesehatan)
kesehatan
digabung melalui
pertemuan teknis
lainnya
perjalanan dinas.
.
(13 Balai
kesehatan)
3. Penerapan standar
pelayanan pada
Perijinan Rumah
Sakit Kelas A &
PMA
Perolehan
informasi dari
manual ke on
line melalui
web :
www.buk.go.id
Pertemuan
sosialisasi
digabungkan
dengan
pertemuan
teknis lainnya
Mengurangi
pencetakan
buku pedoman
Mengurangi
biaya
pertemuan dan
perjalanan
dinas.
Pencetakan buku :
Rp. 40.000.000
Pertemuan:
Rp. 250.000.000 /
paket meeting.
4. Penerapan standar
pelayanan di Unit
Layanan Terpadu
Merubah
pelayanan manual
menjadi online
Mempercepat dan
kepastian layanan
pada pelanggan
Dari sisi publik
menghemat waktu
pengurusan
perijinan Rp. 66
juta/bulan .
(100 org klien x
30.000 x 22 hr
kerja).
5. Penerapan standar
pelayanan
informasi (PTRC,
Pojok Informasi,
dan Perpustakaan)
Merubah
pelayanan
perpustakaan
manual menjadi
online
Mengurangi biaya
perjalanan
masyarakat ke
perpustakaan
Dari sisi publik ,
dengan e-book
akan menghemat
biaya fotocopy dan
transport publik
datang ke
perpustakaan
sebesar Rp. 45
juta/bulan.
96
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
( 2000 pengunjung
online/bln x Rp.
15.000 dan 300
pengunjung datang
x Rp. 50.000).
6. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
Memanfaatkan
teknologi dalam
survey kepuasan
pasien secara on
line.
Mengurangi biaya
survey
Rp. 100.000.000
/UPT
(Rp.100.000.000 x
32 UPT = 3,2 M)
Tabel 3.8 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
97
3.2. PROGRAM PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
3.2.1. Pencapaian Program dan Kegiatan sampai dengan 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai
berikut.
NO. KEGIATAN URAIAN STATUS
1 Penguatan akuntabilitas
kinerja instansi
pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)
sudah tersedia. Nilai Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Kesehatan 2009
adalah CC.
Kuning
2 Pengembangan Sistem
Manajemen KInerja
Organisasi
Beberapa unsur Sistem Manajemen
Kinerja Organisasi sudah tersedia,
seperti Perencanaan, Pengukuran,
Pelaporan, Evaluasi dan Pencapaian
sudah ada. Namun dokumen Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja
belum terintegrasi.
Kuning
3 Penyusunan Indikator
Kinerja Utama (IKU)
Kementerian.
Kementerian Kesehatan sudah memiliki
Indikator Kinerja Utama (IKU) di level
Kementerian dan Eselon 1 dan Eselon 2.
Hijau
Tabel 3.9 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam Program
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
98
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh kementerian seperti:
NO
NAMA
KEGIATAN
(Status Hijau)
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. Penyusunan Indikator
Kinerja Utama (IKU)
Kementerian.
1. Menjadi sumber utama penetapan kegiatan
2. Menjadi acuan pencapaian target dalam
pelaksanaan kegiatan
Tabel 3.10 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Akuntabilitas
3.2.2. Rencana Kegiatan
Secara umum, Reformasi birokrasi dibidang akuntabilitas kinerja tahun 2011-2014
terdiri dari 3 (Tiga) program utama, yaitu:
1. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat Eselon 2.
2. Pendampingan penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian dan
Eselon 1
3. Sinkronisasi SAKIP dengan RENSTRA.
3.2.3. Kriteria Keberhasilan
Berbagai hasil yang direncanakan untuk dicapai dari setiap program dan kegiatan
reformasi birokrasi, tidak terkecuali dalam reformasi birokrasi di area
akuntabilitas kinerja mengacu pada kriteria keberhasilan reformasi birokrasi
nasional. Keberhasilan dalam reformasi ini adalah:
99
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja Tingkat
Eselon 2
1. Tersedianya pedoman
LAKIP
2. Tersedianya jadwal
kegiatan evaluasi
penyusunan LAKIP
Tersusunnya LAKIP Tingkat
Eselon 2 sesuai dengan
Permenpan No. 29 Tahun
2010 dan mengacu pada
Permenpan No. 35 Tahun
2011.
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian dan
Eselon 1
1. Tersedianya pedoman
LAKIP
2. Tersedianya jadwal
kegiatan evaluasi
penyusunan LAKIP
Tersusunnya LAKIP
Kementerian dan Eselon 1
sesuai dengan Permenpan
No. 29 Tahun 2010 dan
mengacu pada Permenpan
No. 35 Tahun 2011 dengan
disertai proses
pendampingan penyusunan
LAKIP Triwulan dan proses
pendampingan penilaian
evaluasi tengah tahun untuk
Tingkat Eselon 1
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan
RENSTRA
1. Terbentuknya
pedoman standar
manajemen kinerja
2. Tersusunnya kegiatan
evaluasi sistem
manajemen kinerja
Terbangunnya Sistem
Manajemen Kinerja
Organisasi yang
terintegrasi dengan
RENSTRA, RAP, RAK dan
tersusunnya Petunjuk
Pelaksanaan Sistem
Manajemen Kinerja
Kementerian Kesehatan,
yang mencakup proses
perencanaan,
pemantauan dan evaluasi
kinerja .
Tabel 3.11 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
100
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Berikut akan dipaparkan mengenai tahapan pencapaian sasaran pertahun dalam
kegiatan pokja Akuntabilitas Kinerja:
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Tingkat Eselon
2
1. Tersedianya Juklak penyusunan dan penetapan kinerja di lingkungan Kementerian kesehatan (100%)
2. Tersedianya laporan Akuntabilitas Kinerja seluruh unit eselon II di Unit eselon I Kementerian Kesehatan , bernilai rata –rata B (100%)
1. Tersedianya laporan Akuntabilitas Kinerja seluruh unit eselon II dan UPT Pusat di Unit eselon I Kementerian Kesehatan bernilai rata-rata B (100%)
2. Tersedianya bahan kajian penyempurnaan Juklak Penyusunan dan Tapja (100%)
1.Tersedianya Juklak Penyusunan dan Penetapan kinerja yang disempurnakan (100%)
2. Tersedianya laporan Akuntabilitas Kinerja seluruh unit eselon II dan UPT Pusat di Unit eselon I Kementerian Kesehatan bernilai rata-rata A (100%)
1. Tersedianya laporan Akuntabilitas Kinerja seluruh unit eselon II dan UPT Pusat di Unit eselon I Kementeri-an Kesehatan bernilai rata-rata A (100%)
2. Pendampinga
n penyusunan
laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian
dan Eselon 1
1. Tersusun-nya Tim Pendam-ping penyusun-an dan evaluasi lintas unit organisasi eselon I (100%)
2. Tersosialisasinya program dan rencana kerja tim pendampingan ke unit eselon I dan
1. Terlaksana-nya kegiatan pendampingan secara terkoordinasi untuk penyusunan laporan akuntabilitas kinerja di unit eselon I, II dan UPT beserta evaluasinya setiap triwulan (100%)
2. Terlaksananya koordinasi kegiatan
1. Terlaksananya kegiatan pendampingan secara terkoordinasi untuk penyusunan laporan akuntabilitas kinerja di unit eselon I, II dan UPT beserta evaluasinya setiap triwulan (100%)
2. Terlaksananya koordinasi kegiatan
1. Terlaksana-nya kegiatan pendampingan secara terkoordinasi untuk penyusunan laporan akuntabilitas kinerja di unit eselon I, II dan UPT beserta evaluasinya setiap triwulan (100%)
2. Terlaksana-nya koordinasi
101
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
Eselon II serta UPT (100%)
evaluasi tengah tahun bersama Itjen di unit eselon I (100%)
evaluasi tengah tahun bersama Itjen di unit eselon I (100%)
kegiatan evaluasi tengah tahun bersama Itjen di unit eselon I (100%)
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan
RENSTRA
1. Terkumpul-nya informasi inventarisasi masalah SAKIP (50%)
1. Terkumpulnya informasi tamba-han inventarisasi masalah SAKIP hasil midterm review renstra (100%)
2. Terlaksana-nya kegiatan koordinasi antar unit eselon I (Internalisasi Kementerian) dan benchmark dengan Kementerian/Lembaga lain (100%)
3. Terkumpulnya bahan dasar penyusunan Juklak SIM kinerja (100%)
1. Tersusunnya Juklak SIM Kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan (100%)
2. Persiapan pelaksanaan e_Gov SIM Manajemen Kinerja (100%)
3. Pelaksanaan e_Gov Manajemen Kinerja (50%)
1. Terimplemen e_Gov Manajemen Kinerja (100%)
2. Tersusunnya Juklak Evaluasi Sistem e_Gov Manajemen Kinerja (100%)
3. Terevaluasi-nya Sistem Manajemen Kinerja secara periodik (75%)
Tabel 3.12 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
102
3.2.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.2.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai berikut:
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Pendampingan
Penyusunan dan evaluasi
laporan akuntabilitas
kinerja unit eselon 1
Pelaksanaan pendampingan sekaligus evaluasi
secara periodic (triwulan, semester dan akhir tahun)
akan mempermudah unit melaksanakan penyusunan
laporan secara komprehensif, benar dan saling
terintegrasi serta diperolehnya pengawasan dan
capaian kinerja yang akurat
2 Penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja
tingkat eselon 2 dan unit
mandiri
Pelaksanaan penyusunan laporan unit esselon 2 dan
unit mandiri yang benar dan akurat sesuai tahapan
akan memberi dampak positif bagi peningkatan
kualitas akuntabilitas kinerja tingkat eselon I dan
Kementerian Kesehatan
3 Pelaksanaan sinkronisasi
SAKIP dengan Renstra
Pengintegrasian serta koreksi dari hasil kegiatan
sinkronisasi SAKIP dengan sistem perencanaan,
penganggaran, dan sistem evaluasi akan memberi
kemudahan dan tertatanya sistem yang baik,
sekaligus kehadiran dan integrasi sistem dengan
kementerian/lembaga lain akan mewujudkan
pelaksanaan sistem terpadu yang tidak berulang.
Hasil pelaksanaan kegiatan ini juga dapat menjadi
bahan dasar penyusunan Renstra Kemenkes
berikutnya
Tabel 3.13 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
103
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Pendampingan
penyusunan dan evaluasi
laporan akuntabilitas
kinerja eselon 1
1. Pembentukan tim
2. Penyusunan jadwal pendampingan dan
evaluasi triwulan dan semester
3. Pelaksanaan pendampingan sekaligus bedah
laporan dan evaluasi capaian
4. Pelaksanaan evaluasi tengah tahun
2 Penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja unit
eselon 2 dan UPT
1. Koordinasi penyusunan disertai pendampingan
penyusunan unit eselon 1 pada unit eselon 2 dan
UPTnya
2. Fasilitasi penyusunan bersama secara regional
3. Koordinasi pelaporan hasil penyusunan untuk
laporan akuntabilitas kinerja tingkat eselon 1 dan
kementerian
3 Sinkronisasi SAKIP dengan
Renstra
1. Pengumpulan daftar inventarisasi masalah hasil
evaluasi
2. Koordinasi dengan unit eselon 1 dan unit
penanggungjawab sistem (sistem perencanaan
dan sistem evaluasi serta kementerian/ lembaga
terkait)
3. laporan persiapan ke pimpinanan
4. Pelaksanaan kegiatan koordinasi sinkronisasi
5. Penyampaian dan penyebarluasan hasil
sinkronisasi
6. Penyampaian bahan rekomendasi pada tim
penyusun Renstra dan tim evaluasi (itjen/tim yang
dibentuk khusus)
Tabel 3.14 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
3.2.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Waktu pelaksanaan, tahapan kerja, penanggung jawab dan rencana anggaran
secara detil sebagaimana pada Formulir 3 terlampir.
104
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Akuntabilitas Kinerja
adalah :
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja Tingkat
Eselon 2
- 177.120.000 - 40.000.000
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian
dan Eselon 1
- 199.160.000 - 40.000.000
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan
RENSTRA
- 82.140.000 700.000.000 150.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 458.420.000 700.000.000 230.000.000
1.388.420.000
Tabel 3.15 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program Akuntabilitas adalah sebagai berikut:
105
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALI-SASI
ANGGARAN
PENGHEMAT-AN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja Tingkat
Eselon 2
Penyusunan
laporan secara
bersama dengan
sistem regional
dan fasilitasi
penyusunan ,
akan terdapat
penghematan
anggaran
kesalahan dan
pengiriman
Mengurangi
tingkat
kesalahan
substansi
penyusunan
laporan dan
pengiriman
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian
dan Eselon 1
Sistem
pendampingan
penyusunan dan
evaluasi secara
periodic dan
regional akan
menghemat
anggaran
evaluasi
Pendampingan
penyusunan dan
evaluasi akan
menjaga
substansi
laporan dan
kualitas hasil
3,7 M/thn
(rincian
terlampir)
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan
RENSTRA
Pemanfaatan
Juklak yang
terintegrasi akan
mengurangi
kegiatan yang
tidak
berkontribusi
pada pencapaian
IKU
Seluruh kegiatan
diarahkan untuk
berfokus pada
pencapaian IKU
dan sasaran
organisasi
sehingga
berpotensi ke
dalam
penghematan
anggaran
106
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALI-SASI
ANGGARAN
PENGHEMAT-AN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Pemanfaatan
sistem e-gov
untuk
Manjemen
Kinerja akan
mengurangi
pengeluaran
dalam rangka
penyusunan
LAKIP
Kualitas Laporan
Akunta-bilitas
Kinerja
terstandard
dengan adanya
Juklak yang
integrated dan
Tim
Pendampingan
Proses
Penyusunan dan
Evaluasi
Penilaian
8,8 M ( dari 17 M
menjadi 8,2 M) *)
rincian terlampir
Potensi
penggunaan
waktu untuk
aktivitas yang
lebih produktif,
misal analisis
Laporan
Potensi
perolehan skor
minimal berada
pada grade B
Tabel 3.16 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Akuntabilitas Kinerja
107
Berikut ini adalah rincian penghematan anggaran yang dihasilkan dari program
Akuntabilitas.
Data Penghematan :
1. Dengan Proses Pendampingan :
Rata-rata penyusunan per satker = 155 satker x 100.000.000 = 15,5
M/tahun
Jika dengan proses pendampingan penyusunan maka akan ada
pemotongan tahapan kegiatan sbb:
a. Penyusunan draft = 33 jt ( dilakukan di satkernya)
b. Pembahasan = 10 jt ( dengan sistem pendampingan regional
dari 33 jt menjadi 10 jt )
c. Finalisasi = 33 jt ( dilakuan di satkernya)
Maka akan terjadi penghematan dari anggaran 100 jt – 76 jt = 24 jt/thn
Dari 24 jt x 155 satker = 3,7 M/thn
2. Dengan Sistem e-Gov
Detil Penghematan Anggaran yang Diperoleh dengan Penerapan penyusunan
bersama dengan sistem pendampingan dan penggunaan e-Gov Sistem Manajemen
Kinerja
Alokasi Anggaran tanpa
Sistem E-Gov Manajemen Kinerja
Alokasi Anggaran dengan
Sistem E-Gov Manajemen Kinerja
No. Aktivitas/Kegiatan Anggaran No. Aktivitas/Kegiatan Anggaran
1 Penyusunan laporan
kinerja seluruh Satker di
Kemenkes
Note: Anggaran
penyusunan laporan
kinerja per satker
(meliputi penyusunan
draft, pembahasan,
penyempurnaan dan
Rp 15,5 milyar Penyusunan laporan
kinerja seluruh Satker
di Kemenkes
Note: Anggaran hanya
dibutuhkan untuk:
Rapat Koordinasi (2x/tahun) (2 x 40 org x Rp 5 jt= 400 jt)
Rp 6,6 milyar
108
Alokasi Anggaran tanpa
Sistem E-Gov Manajemen Kinerja
Alokasi Anggaran dengan
Sistem E-Gov Manajemen Kinerja
finalisasi) Rp 100
juta
Total terdapat 155
Satker
Rapat Monitoring Triwulanan (4 x 40 org x Rp 10 jt= 1,6 M)
Honor Tim Pengelolaan Sistem (10 or x Rp 6 jt=60 jt)
Pendampingan Monitoring KInerja ke Satker (100 satker x 4 or x Rp 10 jt=4 M )
Finalisasi penyusunan LAKIP (Rp 40jt/Satker 155 Satker)(Rp 620 jt)
2 Penggandaan laporan
kinerja seluruh Satket di
Kemenkes
Anggaran untuk
penggandaan laporan
per satker Rp 10 juta
Rp 1,5 milyar Penggandaan laporan
kinerja seluruh Satket
di Kemenkes
Anggaran untuk
penggandaan laporan
per satker Rp 10
juta
Rp 1,5 milyar
TOTAL Rp 17 milyar TOTAL Rp 2,8 milyar
Data dari Unit Utama tentang anggaran persatker :
1. GIZI KIA :
satker di pusat = 100 jt
satket di daerah = 75 juta
2. BUK
satker di pusat = 200 jt
satket di daerah = 50 - 75 juta
109
3. P2PL
satker di pusat = 100 jt
satket di daerah = 75 juta
4. PPSDM
satker di pusat = 200 jt
satket di daerah = 50 juta
5. Litbang
satker di pusat = 100 jt
satket di daerah = 75 juta
6. Binfar Alkes
satker di pusat = 200 jt
satket di daerah = 100 juta
7. Setjen
satker di pusat = 100 jt
8. Itjen
satker di pusat = 100 jt
110
3.3 PROGRAM PENATAAN TATALAKSANA
3.3.1. Pencapaian Program dan Kegiatan sampai dengan 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan Tatalaksana adalah sebagai berikut.
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
1 Penyusunan SOP
Penyelenggaraan Tugas
dan Fungsi
Masih berproses, dan masih
menggunakan dasar PermenPAN 2008
(belum berdasarkan proses bisnis yang
terpetakan sesuai dengan PermenPAN
Nomor 12 tahun 2011)
Kuning
2 Pembangunan atau
Pengembangan e-
Government
Masih berproses. Masing-masing unit
mempunyai aplikasinya masing-masing
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Masih perlu adanya integrasi.
Kuning
3 Pemetaan proses bisnis
level 0-1
Sudah dilaksanakan pemetaan proses
bisnis level 0 -1
Kuning
4 Membangun aplikasi
Proses Bisnis eQPR
Sudah dilaksanakan, masih dalam
penyempurnaan kegiatan yang akan
dilakukan tahun yang akan datang
Kuning
5 Pembentukan Tim “Think
Tank” Penataan
Tatalaksana
Belum dibentuk, masih dalam
perencanaan tahun yang akan datang Kuning
6 Pelatihan eQPR bagi Tim
Think Tank/pengelola IT
unit utama
Sudah dilaksanakan pertemuan, belum
dilaksanakan pelatihan pengelola IT
Kuning
7 Workshop Proses Bisnis ke
seluruh pimpinan dan
pokja RB di Kementerian
Kesehatan
Belum dilaksanakan, masih dalam
perencanaan tahun yang akan datang Kuning
8 Implementasi Belum dilaksanakan, masih dalam
perencanaan tahun yang akan datang
Kuning
111
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
9 Penyusunan SOP
penyelenggaraan tugas
dan fungsi
Seluruh Unit Utama Kemenkes sudah
berproses, dan terus dalam perbaikan
dengan menggunakan dasar PermenPan
No. 21/2008 tentang Pedoman
Penyusunan SOP AP dan Permenkes
1626 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan SOP-AP di lingkungan
Kemenkes (belum berdasarkan proses
bisnis yang terpetakan sesuai dengan
PermenPAN No. 12 tahun 2011).
Kuning
Tabel 3.17 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Penataan Tatalaksana
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh internal kementerian seperti :
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. Penyusunan SOP
penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian
Kesehatan.
Dengan adanya SOP, maka:
- Pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang
menjadi tugasnya dapat terstandarisasi.
- Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian
yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai.
112
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
- Membantu pegawai lebih menjadi lebih mandiri
dan tidak tergantung pada intervensi
manajemen.
- Menjamin konsistensi pelayanan kepada
masyarakat baik dari sisi mutu, waktu dan
prosedur.
- Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.
Tabel 3.18 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Tatalaksana
3.3.2. Rencana Kegiatan
Berikut ini adalah detail dari kegiatan-kegiatan terkait penataan tatalaksana:
1. Penguatan unit tatalaksana sesuai dengan kebutuhan (strategic, fokus
pada proses bisnis). Lihat area perubahan “Organisasi”.
2. Pemetaan proses bisnis.
3. Penyusunan SOP Pelaksanaan Tugas dan Fungsi (berdasarkan proses
bisnis)
4. Audit Kepatuhan terhadap Proses secara Periodik. Lihat area perubahan
Pengawasan..
5. Program perbaikan (improvement) proses bisnis.
6. Penguatan unit yang bertanggung jawab untuk data, informasi, dan
teknologi informasi.
7. Pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan teknologi
informasi
8. Pembangunan atau Pengembangan e-Government.
113
3.3.3. Kriteria Keberhasilan
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penguatan unit
tatalaksana sesuai
dengan kebutuhan
(strategic, fokus
pada proses
bisnis). Lihat area
perubahan
“Organisasi”.
1. Terbentuknya unit
tatalaksana sesuai
kebutuhan (baik
secara level organisasi,
maupun kualitas dan
kuantitas SDM).
Berfungsinya unit
tatalaksana sesuai
kebutuhan yang dapat
dilihat dari hasil output
dan kinerja unit terkait
2. Pemetaan proses
bisnis
1. Tersedianya dan
tersosialisasikannya
proses bisnis level 0
dan level 1 ke semua
Satker.
Berfungsinya bisnis level 0
dan 1 di semua Staker
3. Penyusunan SOP
Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi
(berdasarkan
proses bisnis)
1. Tersedianya dan
tersosialisasikannya SOP
berdasarkan proses bisnis
ke semua pegawai
Terinformasikannya SOP
ke semua pegawai di
Kementerian
4. Audit Kepatuhan
terhadap Proses
secara Periodik.
Lihat area
perubahan
Pengawasan
1. Tersedianya rencana audit
dan terlaksananya audit
sesuai dengan yang
direncanakan
Terlaksananya Audit sesuai
rencana dan target
5. Program perbaikan
(improvement)
proses bisnis
1. Tersedianya program
perbaikan (improvement)
proses bisnis
Terlaksananya program
perbaikan tersebut disertai
penyesuaian SOP terkait.
6. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
informasi, dan
teknologi informasi
1. Tersedianya pedoman
penguatan SDM
2. Tersusunnya jadwal
pelatihan, diklat bagi SDM
3. Tersedianya pedoman
evaluasi kegiatan
Meningkatnya SDM IT
secara kualitas dan
kuantitas, untuk dapat
menjawab kebutuhan
berkaitan dengan data,
informasi, dan teknologi
114
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
penguatan unit dan SDM informasi
7. Pengembangan
kebijakan dan
NSPK terkait data,
informasi, dan
teknologi informasi
1. Tersedianya kebijakan dan
NSPK berkaitan dengan
data, informasi, dan
teknologi informasi
Tersosialisasikannya
kebijakan dan NSPK
berkaitan dengan data,
informasi, dan teknologi
informasi
8. Pembangunan atau
Pengembangan e-
Government
1. Tersedianya aplikasi e-
government yang
direncanakan dan
terintegrasi.
Terimplementasikannya e-
government secara
menyeluruh di
Kementerian
Tabel 3.19 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan Tatalaksana
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Berikut akan dipaparkan mengenai tahapan pencapaian sasaran pertahun dalam
kegiatan pokja Tatalaksana:
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Pemetaan
proses bisnis.
Persiapan
identifikasi
proses
bisnis
Pemetaan
Proses
Bisnis
Level 0-1
Pemapar-
an Proses
Bisnis
Level 0-1
kepada
Pejabat
Kemenkes
Penyusunan
Proses
Bisnis Level
2-4
Terpetakan-
nya Proses
Bisnis di
lingkungan
kemenkes
115
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
2. Penyusunan
SOP
Pelaksanaan
Tugas dan
Fungsi
(berdasarkan
proses bisnis)
Tersusunnya
Permenkes
1626 Tahun
2011
tentang
Pedoman
Penyusunan
SOP-AP di
lingkungan
Kemenkes
(Belum
berdasarkan
Proses
Bisnis)
Tersusun-
nya
rancangan
SOP-AP di
masing-
masing
Unit Kerja
Kemenkes
(Belum
berdasark
an Proses
Bisnis)
Tersusunnya
rancangan
SOP-AP di
masing-
masing Unit
Kerja
Kemenkes
(Berdasar
kan Proses
Bisnis)
Tersosialisa-
si nya SOP-
AP kepada
pegawai
Kemenkes
3. Program
perbaikan
(improvement)
proses bisnis.
Dilaksana-
kannya
Review
Proses
Bisnis Level
0-1 di
lingkungan
Kemenkes
Dilaksana-
kannya
Evaluasi
Proses
Bisnis pada
seluruh unit
kerja di
lingkungan
Kemenkes
4. Penguatan unit
yang
bertanggung
jawab untuk
data, informasi,
dan teknologi
informasi.
Pembangun
-an sistem
pencatatan
dan
pelaporan
Puskesmas,
RS dan dinas
kesehatan
(SIKDA
Generik)
Uji coba
SIKDA
Generik
Penyiapan
protokol
pertukara
n data
Penyusun-
an
minimal
data set
Pengem-
Implementa
si SIKDA
Generik
Tersedia
Protokol
pertukaran
data
Tersedia
minimal
data set
Tersedia
Master
Implementa
si SIK yang
standar dan
terintegrasi
Implementa
si
transaksio-
nal data
116
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
bangan
Master
Patient
Index
Patient
Index
Tabel 3.20 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Penataan Tatalaksana
3.3.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.3.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan Tatalaksana adalah sebagai berikut.
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Pemetaan Proses Bisnis - Memberikan panduan dan arah strategis bagi
Kebijakan Kementerian
- Terpetakannya proses bisnis Kemenkes
berdasarkan visi, misi dan Renstra Kemenkes
akan menjadi dasar pelaksanaan tugas dan
fungsi yang akan dilaksanakan oleh Kemenkes
2 Pembangunan atau
Pengembangan e-
Government
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
bisnis Kementerian
- Meningkatkan kinerja Kementerian dalam
pelayanan publik
3 Pengembangan kebijakan
dan NSPK terkait data,
informasi, dan teknologi
informasi
- Memberikan pedoman dan memperlancar
kegiatan proses bisnis
Tabel 3.21 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program
Penataan Tatalaksana
117
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Pemetaan Proses Bisnis 1. Identifikasi Visi, Misi, dan Renstra Kemenkes;
2. Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes saat ini;
3. Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes yang akan datang;
2 Pembangunan atau
Pengembangan e-
Government
1. Penyediaan modul-modul eGov (eOffice)
2. Pembangunan infrastruktur (aplikasi, data
center)
3. Pembangunan data warehouse
3 Pengembangan kebijakan
dan NSPK terkait data,
informasi, dan teknologi
informasi
1. Penyusunan Roadmap Pengembangan SIK
2. Penyusunan Pedoman SIK dan Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang SIK (2012)
3. Penyusunan tata kelola (manajemen) TI:
a. IT strategy dan planning
Penyusunan grand design dan
masterplan TI, 2012
Penyusunan juknis atau SOP terkait
tata kelola TI, 2012-dst
b. IT transformation/change management
Penyusunan dokumentasi TI, 2013
Penyusunan modul pelatihan TI, 2013
c. IT risk dan security
Penyusunan business impact dan
disaster recovery plan (DRP), 2013
Penyusunan disain data center
(reconfigure), 2012
d. IT governance compliance
Penyusunan peraturan (SK/Permen)
untuk kepatuhan tata kelola TI, 2013
e. IT audit
Assessment/audit penerapan TI, 2012
Assessment SIK di daerah, 2012
4. Penyediaan infrastruktur jaringan system
informasi dan data center serta
118
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
pengembangannya, 2012-dst
Tabel 3.22 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Penataan Tatalaksana
3.3.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Penataan Tatalaksana
adalah:
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Pemetaan proses
bisnis. - 145.560.000 - -
2. Penyusunan SOP
Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi
(berdasarkan
proses bisnis)
99.160.000 290.875.000 -
3. Program
perbaikan
(improvement)
proses bisnis.
- 14.175.000 75.040.000 190.050.000
4. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
informasi, dan
teknologi
informasi.
- 145.290.000 - -
5. Pengembangan
kebijakan dan
NSPK terkait data,
informasi, dan
teknologi
informasi
- 2.056.232.500 322.387.500 -
119
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
6. Pembangunan
atau
Pengembangan e-
Government.
2.900.000.000 16.506.606.900 4.550.000.000 -
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
2.900.000.000 18.967.024.400 5.238.302.500 190.050.000
27.295.376.900
Tabel 3.23 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan Tatalaksana
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penataan tatalaksana adalah sebagai berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Pemetaan proses
bisnis. Terpetakannya
tugas dan fungsi Kemenkes sesuai visi dan misi organisasi
Masing-masing unit kerja jelas tugas dan fungsinya, sehingga mengurangi kegiatan pertemuan/ rapat koordinasi
Rp 1,5 milyar
(eselon II Pusat
52, dan ± 100
UPT) dengan
asumsi kegiatan
Rakon 1 x 10 juta
per-tahun
2. Penyusunan SOP
Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi
(berdasarkan
proses bisnis)
Penyederhanaan prosedur/ birokrasi
Pelaksanaan tugas/ pelayanan tidak tergantung salah satu bidang/ pejabat/ pegawai
Rp 1,6 milyar
(penyusunan
kebijakan
menjadi lebih
cepat) dengan
asumsi 8 unit
120
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Penyederhaaan pelaksanaan tugas dan fungsi
Pelaksanaan tugas fleksibel
utama x 200 juta
per-tahun
3. Program
perbaikan
(improvement)
proses bisnis.
Evaluasi Proses Bisnis (analisis dan perbaikan tatalaksana)
Efisiensi dan efektivitas system, proses dan prosedur kerja yang jelas dan terukur
Rp 500 juta
(mengurangi
waktu
pertemuan/
konsinyasi/rapat
berdasarkan
waktu yang
tertera dalam
SOP)
4. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
informasi, dan
teknologi
informasi.
Membuat IT komunitas / Team think tank IT
Membangun Sistem yang interoperable dan terintegrasi dengan sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, RS dan dinas kesehatan yg terpadu (SIKDA Generik)
Jika IT Komunitas ini sudah terbentuk dan berjalan serta SIKDA Generik diimplementasikan akan bermanfaat antara lain dalam hal kemudahan mengorganisir SDM IT di unit di unit-unit yg bertanggungjawab terhadap data, informasi dan teknologi informasi
Capacity building terhadap SDM
Penghematan setelah
diimplementasikan
secara Nasional
tahun 2013 = Rp.
1.817.000,- terdiri
dari Rp.
690.000.000,-
(pelatihan), + Rp.
1.028.000,-
(pengadaan
komputer dan
perangkatnya)
121
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
terpadu
Penghematan untuk pengadaan software, hardware dan infrastruktur
Output Data menjadi satu pintu yang realtime, akurat dan akuntable
Pengembangan
kebijakan dan
NSPK terkait data,
informasi, dan
teknologi
informasi
Membuat PP SIK
Membuat Roadmap SIK
Membuat Pedoman SIK
System yang terintegrasi
Pembangunan
atau
Pengembangan e-
Government.
Membangun Aplikasi eOffice
Membagun master plan eGov
Memperluas dan menstabilkan koneksi online
Pembangunan dan penggunaan eGovernment akan menghasilkan transparansi, efisiensi, cepat, efektif, akuntabilitas dan terstandarisasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di kementerian kesehatan
Kemudahan Akses
122
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Dengan penyusunan Master plan memudahkan pelaksanaan analisis kepentingan berbagai sistem aplikasi yang direncakanan sehingga anggaran dapat diutamakan untuk pengembangan system aplikasi yang lebih prioritas
Selain itu pengembangan dan pemanfaatan system aplikasi dalam eGov dapat meningkatkan penghematan sumber daya di berbagai satker, misalnya dalam hal penggunaan alat penghematan tulis, kertas, dan sarana lainnya. Namun hal ini
123
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
baru dapat dirasakan setelah aplikasi selesai dibangun dan dimanfaatkan secara optimal.
Tabel 3.24 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Tatalaksana
124
3.4 PROGRAM PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
3.4.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan Peraturan Perundang-undangan adalah
sebagai berikut.
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
1 Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
Terindentifikasinya peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
Kuning
Tersedianya peta peraturan perundang-
undangan yang tidak harmonis atau
tidak sinkron di lingkungan Kementerian
Kesehatan
Kuning
Terlaksananya regulasi dan deregulasi
peraturan perundang undangan pada
Kementerian Kesehatan
Kuning
Tabel 3.25 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
125
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Adapun manfaat yang dirasakan/diperoleh dari kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan yang telah dilakukan (status kuning) adalah:
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. Penataan berbagai
peraturan perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan
- Tertatanya peraturan perundang-undangan
sehingga terinventarisasi peraturan perundang-
undangan yang tumpang tindih, tidak harmonis
dan tidak sinkron, dan dapat dilakukan regulasi
dan deregulasi lebih lanjut.
- Memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
informasi mengenai peraturan perundang-
undangan.
- Adanya acuan dan pedoman bagi stakeholder
dan petugas kesehatan dalam meningkatkan
pembangunan kesehatan.
Tabel 3.26 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan
3.4.2. Rencana Kegiatan
Pada program penataan peraturan perundang-undanan terdapat beberapa
kegiatan, yaitu:
1. Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan.
2. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen untuk Peraturan Perundang-
undangan
3. Penyebarluasan informasi, advokasi dan sosialisasi peraturan perundang-
undangan
126
3.4.3. Kriteria Keberhasilan
Berikut ini adalah kriteria keberhasilan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dalam area penataan perundang-undangan:
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penataan
berbagai
peraturan
perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian
Kesehatan.
1. Tersedianya pedoman
penyusunan peraturan
perundang-undangan
2. Tersedianya jadwal
penyusunan peraturan
perundang-undangan
3. Tersusunnya jadwal
sosialisasi peraturan
perundang-undangan
1. Teridentifikasinya dan
terpetakannya produk
Hukum dan Peraturan
Perundang-undangan
yang tidak sinkron dan
tidak harmonis.
2. Terlaksananya regulasi
dan deregulasi
peraturan perundang
undangan pada
Kementerian
Kesehatan.
2. Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
untuk Peraturan
Perundang-
undangan
1. Tersedianya dan
terimplementasinya
Sistem Informasi
Manajemen untuk
peraturan perundang-
undangan.
Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen
untuk kegiatan
penyusunan peraturan
perundang-undangan
meningkat .
2. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan
1. Terbentuknya tim
sosialisasi dan
internalisasi
2. Tesusunnya jadwal
kegiatan dan evaluasi
kegiatan
Terinformasikannya
peraturan perundang-
undangan di bidang
kesehatan secara
efektif.
Tabel 3.27 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan Peraturan Perundang-undangan
127
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam area perubahan Penataan Peraturan Perundang-Undangan adalah sebagai
berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Penataan
berbagai
peraturan
perundang-
undangan yang
dikeluarkan
oleh
Kementerian
Kesehatan.
Dilakukannya
pemetaan
peraturan
perundang-
undangan
bidang
kesehatan.
Dilakukanny
a pemetaan
peraturan
perundang-
undangan
bidang
kesehatan.
Tersusunnya
pemetaan
peraturan
perundang-
undangan
bidang
kesehatan.
Tertatanya
berbagai
peraturan
perundang-
undangan
yang
dikeluarkan
oleh
Kementerian
Kesehatan.
2. Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
untuk Peraturan
Perundang-
undangan.
Pembentukan
sistem
jaringan dan
dokumentasi
hukum
kemenkes
melalui
website
kemenkes
Pembuatan
software
sistem
informasi
manajemen
Hukum
Proses
pengadaan
Sistem
Informasi
Manajemen
Peraturan
Perundang-
undangan.
Adanya
Sistem
Informasi
Manajemen
untuk
Peraturan
Perundang-
undangan.
3. Penyebar-
luasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan.
Penyebarluasa
n informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan
Penyebar-
luasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan.
Penyebar-
luasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan
dapat
dilaksanakan
secara efektif.
Penyebar-
luasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan
dapat
dilaksanakan
secara efektif.
128
Tabel 3.28 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
3.4.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.4.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut.
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Penataan berbagai
peraturan perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan.
- Agar terindentifikasi peraturan perundang-
undangan yang diterbitkan oleh Kementerian
kesehatan.
- Agar tersedia peta peraturan perundang-
undangan yang harmonis atau sinkron di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
- Agar terlaksananya regulasi dan deregulasi
peraturan perundang undangan pada
Kementerian Kesehatan yang kondusif untuk
menunjang pelaksanaan tata kelola pemerintahan
yang baik.
Tabel 3.29 Agenda Prioritas dalam Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penataan berbagai
peraturan perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan.
- Inventarisasi, pemetaan dan kajian peraturan
perundang-undangan.
- Melakukan perencanaan regulasi peraturan
perundang-undangan bidang kesehatan.
129
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
2 Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen
untuk Peraturan
Perundang-undangan.
- Peningkatan sistem jaringan dan dokumentasi
hukum
- Analisis terhadap sistem ICT yang akan
dikembangkan.
- Pengadaan Sistem Informasi Manajemen untuk
Peraturan Perundang-undangan ICT
(Information and Communication Technology).
- Peningkatan sumberdaya manusia sebagai
tenaga pelaksana
3 Penyebarluasan informasi,
advokasi dan sosialisasi
peraturan perundang-
undangan.
- Peningkatan informasi peraturan perundang-
undangan yang efektif dan efisien .
- Peningkatan advokasi dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan agar dapat
terimplementasi dengan baik.
Tabel 3.30 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
3.4.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Penataan Peraturan
Perundang-Undangan adalah:
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penataan
berbagai
peraturan
perundang-
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian
- 14.485.000.000 14.485.000.000 14.485.000.000
130
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
Kesehatan.
2. Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen
untuk Peraturan
Perundang-
undangan.
- 250.000.000 1.000.000.000 1.400.000.000
3. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan.
- 600.000.000 1.000.000.000 1.900.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 15.335.000.000 16.485.000.000 17.785.000.000
49.605.000.000
Tabel 3.31 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan Peraturan Perundang-undangan
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penataan peraturan perundang-undangan adalah
sebagai berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penataan berbagai
peraturan
perundang-
Penyusunan
Peraturan
perundang
Mengurangi biaya
rapat dan
konsinyering
4.000.000.000
131
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian
Kesehatan.
undangan yang
lebih baik dan
sistematis, akan
terjadi
penghematan dari
biaya pembahasan
yang lebih singkat
2. Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen untuk
Peraturan
Perundang-
undangan.
Pengembangan e-
library
Mengurangi
biaya fotokopi
dan lemari arsip
Efisiensi tempat
200.000.000
3. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan.
Pengiriman
peraturan dalam
bentuk CD
peraturan
perundang-
undangan
Mengurangi biaya
fotokopi dan
cetakan
600.000.000
Tabel 3.32 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan
132
3.5 Program Penguatan Pengawasan
3.5.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penguatan Pengawasan adalah sebagai berikut.
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
1 Penerapan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada
Kementerian Kesehatan
Sosialisasi dan pendidikan SPIP sudah
dilakukan namun implementasi SPIP di
Satker Eselon 2 SPIP belum terlaksana
dengan optimal.
Kuning
2 Peningkatan Peran Aparat
Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) sebagai
Quality Assurance dan
Consulting Agent
Beberapa kegiatan consulting seperti
pendampingan penyusunan laporan dan
kegiatan QA seperti pelatihan dan
sosialisasi telah dilakukan namun belum
menyeluruh.
Kuning
3 Pelaksanaan pengadaan
menggunakan LPSE
Seluruh pengadaan menggunakan LPSE
(layanan pengadaan secara elektronik) Kuning
Tabel 3.33 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Penguatan Pengawasan
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh internal kementerian seperti :
133
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. SPIP - Pengamanan Aset (Inventarisasi Aset)
- Hasil temuan pelanggaran menurun)
- Ketaatan dalam menindaklanjuti temuan
hasil audit meningkat
- Laporan Keuangan dapat diandalkan
(accountable; status dari disclaimer ke WDP)
- Keterbukaan informasi pengadaan
Barang/Jasa,
- Efisiensi pelaksanaan pengadaan barang/jasa
2. Peningkatan Peran APIP - Laporan Keuangan dapat diandalkan
(accountable; status dari disclaimer ke WDP)
- Hasil survei Integritas Pelayanan Publik
- Hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PM)
- Kemudahan dalam konsultasi Pengadaan
Barang/Jasa
Ditambahkan mengenai Dumas + Dokumentasi harus ada
Tabel 3.34 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penguatan
Pengawasan
3.5.2. Rencana Kegiatan
Adapun rencana kegiatan dalam Program Pengawasan adalah:
1. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
Kementerian Kesehatan
2. Peningkatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai
Quality Assurance dan Consulting Agent
3. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Terpadu
134
3.5.3. Kriteria Keberhasilan
Berikut ini adalah kriteria keberhasilan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dalam area Pengawasan:
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Penerapan Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
1. Tersedianya
pedoman umum
penyelenggaraan
SPIP
2. Tersusunnya jadwal
sosialisasi penerapan
SPIP
3. Tersedianya
pedoman monitoring
dan evaluasi
penerapan SPIP
Tersedianya Pedoman
Umum Penyelenggaran
SPIP Kementerian
Kesehatan, dan terjadinya
peningkatan ketaatan,
efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan tugas dan
fungsi di seluruh jajaran
Kementerian
2. Peningkatan Peran
Aparat
Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP)
sebagai Quality
Assurance dan
Consulting Agent
1. Tersusunnya jadwal
monitoring dan evaluasi
pengelolaan keuangan
Opini BPK Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
3. Pengembangan
Sistem Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
1. Tersusunnya standar
penanganan
pengaduan
masyarakat
2. Tersedianya jadwal
monitoring dan
evaluasi penanganan
pengaduan
masyarakat
Tertanganinya dan
terselesaikannya
pengaduan masyarakat
secara terpadu
Tabel 3.35 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penguatan Pengawasan
135
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Selain kegiatan pengembangan SPIP, pokja penguatan pengawasan pada kegiatan
Reformasi Birokrasi mengadakan sasaran pencapaian sebagai berikut :
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
- Tersediany
a pedoman
umum
penyelengg
araan SPIP
Kemenkes
(100%)
- Tersedianya
SOP
penyelengg
araan SPIP
pada Unit
Utama
(100%)
- Terlaksanan
ya SPIP
Kemenkes,
Unit Utama
& Jenis Unit
Pelaksana
Teknis
(25%)
- Terlaksanan
ya
monitoring
& evaluasi
Penerapan
SPIP pada
masing-
masing Unit
Utama &
UPT (25%)
- Terlaksanany
a SPIP
Kemenkes,
Unit Utama
& Jenis Unit
Pelaksana
Teknis (75%)
- Terlaksanany
a monitoring
& evaluasi
Penerapan
SPIP pada
masing-
masing Unit
Utama &
UPT (50%)
- Terlaksanany
a SPIP
Kemenkes,
Unit Utama
& Jenis Unit
Pelaksana
Teknis
(100%)
- Terlaksanany
a monitoring
& evaluasi
Penerapan
SPIP pada
masing-
masing Unit
Utama &
UPT (100%)
2. Peningkatan
Peran Aparat
Pengawasan
Intern Peme-
rintah (APIP)
sebagai Quality
Assurance dan
Consulting Agent
- Terlaksanana
ya
pendampinga
n
penyusunan
laporan
keuangan
(100%)
- Terlaksanany
a reviu
- Terlaksanan
aya
pendampin
gan
penyusuna
n laporan
keuangan
(100%)
- Terlaksanan
ya reviu
- Terlaksanana
ya
pendamping
an
penyusunan
laporan
keuangan
(100%)
- Terlaksanany
a reviu
- Terlaksananya
pendampinga
n penyusunan
laporan
keuangan
(100%)
- Terlaksananya
reviu laporan
keuangan
(100%)
136
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
laporan
keuangan
(100%)
- Terlaksanany
a Audit
Berbasis
Resiko (RBIA)
(50%)
- Terbentuknya
tim konsultasi
pengadaan
barang/jasa
(100%)
- Terlaksanany
a konsultasi
lapo-ran
keuangan,
pengadaan
barang/jasa,
penyelesaian
tindak lanjut
hasil audit &
penyelesaian
TPTGR
(100%)
laporan
keuangan
(100%)
- Terlaksanan
ya Audit
Berbasis
Resiko
(RBIA)
(75%)
- Terbentukn
ya tim
konsultasi
pengadaan
barang/jasa
(100%)
- Terlaksanan
ya
konsultasi
laporan
keuangan,
pengadaan
barang/jasa
,
penyelesaia
n tindak
lanjut hasil
audit &
penyelesaia
n TPTGR
(100%)
laporan
keuangan
(100%)
- Terlaksanany
a Audit
Berbasis
Resiko
(RBIA) (85%)
- Terbentukny
a tim
konsultasi
pengadaan
barang/jasa
(100%)
- Terlaksanany
a konsultasi
laporan
keuangan,
pengadaan
barang/jasa,
penyelesaia
n tindak
lanjut hasil
audit &
penyelesaia
n TPTGR
(100%)
- Terlaksananya
Audit
Berbasis
Resiko (RBIA)
(100%)
- Terbentuknya
tim konsultasi
pengadaan
barang/jasa
(100%)
- Terlaksananya
konsultasi
laporan
keuangan,
pengadaan
barang/jasa,
penyelesaian
tindak lanjut
hasil audit &
penyelesaian
TPTGR (100%)
3. Pengembangan
Sistem
Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
- Penyusunan
pedoman
pengelolaan
pengaduan
masyarakat
terpadu
- Tersedianya
pedoman
pengelolaa
n
pengaduan
masyarakat
terpadu
- Sosialisasi
dan uji
coba
Pedoman
- Tertanganin
ya
Pengaduan
masyarakat
secara
terpadu
100%
- Tersedianya
Sistem
Informasi
Manajemen
- Sosialisasi
SIM
Investigasi
- Tertanganinya
Pengaduan
Masyarakat
secara
terpadu
(100%)
- Reviu
Pedoman
137
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
Pe-
ngelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
- Terbentukn
ya Tim
Penangana
n
Pengaduan
Masyarakat
terpadu
Kementeria
n
Kesehatan
- Tertanganin
ya
Pengaduan
Masyarakat
yang
dikirimkan
ke
Inspektorat
Jenderal
Investigasi
- Membangun
Whistleblow
er System
Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
Tabel 3.36 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Penguatan Pengawasan
3.5.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.5.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penguatan Pengawasan adalah sebagai berikut.
138
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Penerapan SPIP - Mengamankan aset
- Meningkatan Kepatuhan
- Meningkatkan efisiensi
- Meningkatkan keandalan laporan keuangan
2 Peningkatan Peran APIP
sbg QA & CA
- Meningkatkan keandalan laporan keuangan
- Meningkatkan Hasil Integritas Pelayanan
Publik
- Meningkatkan Hasil Penilaian Inisiatif Anti
Korupsi (PM)
- Kemudahan dalam konsultasi Pengadaan
Barang/Jasa
3 Pengembangan Sistem
Pengelolaan Dumas
Terpadu
- Percepatan penanganan pengaduan lebih
komprehensif
Tabel 3.37 Agenda Prioritas dalam Program Pengawasan
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDA PRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penerapan SPIP - Sosialisasi
- Pelatihan
- Pemetaan & pendampingan pelaksanaan
- Pembentukan unit layanan pengadaan ULP
- Monitoring & Evaluasi
2 Peningkatan Peran APIP
sbg QA & CA
- Pembentukan tim konsultasi pengadaan
barang/jasa
- Pembentukan tim penyelesaian kerugian negara
- Peningkatan Kompetensi SDM Pengawasan
- Pendampingan penyusunan LK
- Reviu LK
- Inventarisasi BMN
- Pelaksanaan Audit berbasis resiko
- Percepatan penyelesaian TL LHP & penyelesaian
TPTGR
3 Pengembangan Sistem - Pembentukan tim pengelolaan
139
NO NAMA KEGIATAN
AGENDA PRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
Pengelolaan Dumas
Terpadu
- Penyusunan Pedoman
- Sosialisasi Pedoman
- Pelatihan
- Penanganan Dumas
Tabel 3.38 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Penguatan Pengawasan
3.5.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program penguatan pengawasan
adalah sebagai berikut :
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
- 8.114.920.000 13.653.980.000 13.653.980.00
0
2. Peningkatan
Peran Aparat
Pengawasan
Intern
Pemerintah
(APIP) sebagai
Quality
Assurance dan
Consulting Agent
- 37.634.393.000 36.527.183.000 36.527.183.00
0
140
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
3. Pengembangan
Sistem
Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
- 1.065.000.000 16.315.000.000 16.315.000.00
0
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 46.814.313.000 66.496.163.000 46.814.313.000
160.124.789.000
Tabel 3.39 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penguatan Pengawasan
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penguatan pengawasan adalah sebagai berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penerapan Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
- Pembentukan
ULP
- Penerapan Zona
Integritas
menuju WBK
- Pelaksanaan
kegiatan
dilakukan sesuai
dengan
peraturan,
efektif & efisien
- Penghematan 5
– 10%
2. Peningkatan Peran
Aparat
Pengawasan
Intern Pemerintah
(APIP) sebagai
Quality Assurance
dan Consulting
- Penerapan join
audit
- Konsultasi
pengadaan
barang/jasa
- Pelaksanaan
kegiatan
dilakukan sesuai
dengan
peraturan,
efektif & efisien
- Penghematan 5
– 10%
141
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Agent
3. Pengembangan
Sistem
Pengelolaan
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu
- Penerapan Sistim
Informasi Dumas
Terpadu
- Pelaksanaan
kegiatan
dilakukan sesuai
dengan
peraturan,
efektif & efisien
- Penghematan 5
– 10%
Tabel 3.40 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Pengawasan
142
3.6 PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR
3.6.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan Sistem Manajemen SDM adalah sebagai
berikut.
NO. KEGIATAN URAIAN STATUS
1 Penataan Sistem Rekrutmen
Belum tampak standar alat tes untuk CPNS yang mengukur kompetensi, baru ada terkait dengan potensi dan tes kematangan. Metodologi, alat tes dan pengetesan diserahkan kepada pihak ketiga (vendor). Pedoman orientasi pegawai baru belum ada .
Kuning
2 Analisis Jabatan Telah dilaksanakan analisis jabatan yang menghasilkan informasi jabatan untuk seluruh jabatan struktural dan jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum. Sedang dilakukan Penyempurnaan aplikasi e-Urjab berdasarkan PermenPAN dan RB No. 33 Tahun 2011 dan PerKa BKN No. 12 Tahun 2011 serta pelatihan Analisis Jabatan pada April 2011 telah menghasilkan informasi jabatan dan peta jabatan yang sudah diverifikasi MenPAN dan RB serta BKN. Informasi jabatan yang ada dalam aplikasi akan disesuaikan dengan format terbaru hasil pelatihan Analisis Jabatan namun tidak merubah substansi secara keseluruhan.
Hijau
3 Evaluasi Jabatan Sudah dilakukan evaluasi jabatan yang menghasilkan peringkat dan harga jabatan untuk jabatan struktural dan fungsional di Kementerian Kesehatan dan disetujui oleh MENPAN dan BKN.
Hijau
143
NO. KEGIATAN URAIAN STATUS
(terlampir)
4 Standar Kompetensi Jabatan
Belum ada standar kompetensi jabatan. Kamus standar kompetensi dasar dan bidang baru akan dibuat 2012. Sudah ada draft pedoman penyusunan standar kompetensi jabatan.
Kuning
5 Assessment Individu Berdasarkan Kompetensi
Sudah ada tempat untuk assessment centre. Mekanisme dan pelaksanaan competency assessment untuk berbagai jabatan di Kemkes sedang dalam proses penyempurnaan. Sarana sudah ada namun perlu distandarkan. Program sertifikasi Assessor sudah dilakukan.
Kuning
6 Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu
Sistem Penilaian Kinerja masih menggunakan DP III Hasil penilaian kinerja belum dikaitkan dengan pengembangan individU dan promosi/mutasi. Mulai di 2012 disusun draft Sistem Penilaian Kinerja yang terintegerasi dengan hasil kerja dalam analisis jabatan
Merah
7 Pembangunan / Pengembangan Database Pegawai
Sudah ada sistem database pegawai, tetapi belum terintegrasi dengan lengkap (belum mencakup transaksional HR proses) dan baru ada keterkaitan dengan diklat dan jenjang karir, penghargaan dan kedisiplinan.
Kuning
8 Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berbasis Kompetensi
Proses analisis kebutuhan pelatihannya masih belum dikaitkan dengan hasil assessment dan penilaian kinerja. Perlu penyempurnaan sistem evaluasi hasil pelatihan. Perlu penyempurnaan modul pelatihan berbasis kompetensi.
Kuning
144
NO. KEGIATAN URAIAN STATUS
Sudah ada metodologi penyusunan diklat berbasis kompetensi.
Tabel 3.41 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan sebagai berikut.
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. Analisis Jabatan Tersedianya peta jabatan dan informasi jabatan
yang berisi identitas jabatan, uraian jabatan dan
syarat jabatan untuk pejabat struktural dan
fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Selanjutnya peta jabatan dan informasi jabatan
dapat digunakan sebagai bahan penataan
kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.
2. Evaluasi Jabatan Tersedianya peringkat dan harga setiap jabatan baik
yang struktural maupun fungsional untuk
penentuan besaran tunjangan kinerja. Dengan
diketahuinya kelas dan harga masing-masing
jabatan diharapkan setiap pegawai dapat
berkontribusi untuk organisasi sesuai tugas dan
145
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
tanggung jawabnya (kelas dan harga jabatannya)
dan tidak ada lagi pelaksanaan tugas yang tumpang
tindih karena masing-masing jabatan sudah ada
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Tabel 3.42 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penataan
Sistem Manajemen SDM Aparatur
3.6.2. Rencana Kegiatan
Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Area SDM Aparatur maka dapat
diketahui bahwa beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi terkait area SDM
Aparatur yang masih berstatus kuning dan merah, yang berarti berbagai kegiatan
tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan. Karena itu, maka pada Road
Map Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2011 sampai 2014 ini
sedang dan akan disusun rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Penataan Sistem Rekrutmen pegawai
2. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
3. Assessment Individu berdasarkan Kompetensi
4. Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu
5. Pembangunan/ Pengembangan database pegawai
6. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis
kompetensi
7. Pengembangan Pola Karir
146
3.6.3. Kriteria Keberhasilan
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
Penataan Sistem
Rekrutmen pegawai
Terumuskan sistem seleksi
(seleksi administrasi, tes
tertulis, wawancara, tes
psikologi, sistem penilaian, dll).
Tersedianya sistem seleksi
dengan menuju pada
penerapan sistem online.
Tersusunnya program orientasi
pegawai baru untuk
Kementerian Kesehatan.
Diperolehnya para pegawai
baru maupun yang sedang
berkarir yang memiliki
tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan oleh
jabatan.
Penyusunan Standar
Kompetensi Jabatan
Tersedianya Standar
Kompetensi bagi seluruh
Jabatan di lingkungan
Kementerian Kesehatan.
Tersusunnya sistem standar
kompetensi jabatan di
database (online).
Tersedianya profil
kompetensi untuk masing-
masing jabatan di dalam
organisasi.
Assessment Individu
berdasarkan
Kompetensi
Tersedianya informasi peta
profil kompetensi individu
secara komprehensif dan
akurat.
Tersedianya informasi profil
kompetensi individu secara
komprehensif dan akurat.
Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja
Individu
Tersedianya sistem pengukuran
kinerja individu yang obyektif,
transparan dan akuntabel.
Terwujudnya sistem penilaian
kinerja individu yang objektif,
transparan dan akuntabel.
Pembangunan/
Pengembangan
database pegawai
Tersedianya sistem Aplikasi
Online yang terintegrasi
sehingga tersedia data yang
akurat, up-dated dan mampu
memberikan informasi sesuai
kebutuhan organisasi.
Berjalannya sistem informasi
pegawai yang objektif,
transparan dan akuntabel.
Pengembangan
pendidikan dan
pelatihan pegawai
berbasis kompetensi
Tersusunnya program Diklat
berbasis kompetensi secara
optimal dan berdasarkan pada
hasil assessment/kebutuhan
untuk mengurangi kesenjangan
Berjalannya sistem
pendidikan dan pelatihan
pegawai yang mengurangi
kesenjangan antara
kompetensi yang dimiliki oleh
147
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
kompetensi pegawai. seorang pegawai dan
kompetensi yang
dipersyaratkan oleh jabatan.
Pengembangan Pola
Karir
Tersusunnya pola karir untuk
Kementerian Kesehatan.
Berjalannya pengembangan
karir yang efektif dan optimal
bagi jajaran Kementerian
Kesehatan.
Tabel 3.43 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam area perubahan Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah sebagai berikut.
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Penataan
Sistem
Rekrutmen
pegawai
Pengembanga
n dan
penyempurna
an system
rekrutmen
online
Draft
pola
orienta
si
pegaw
ai baru
Penerapan
alat tes
berbasis
kompetensi
Finalisasi
dan
Sosialisasi
pola
orientasi
pegawai
baru
Pelaksanaan
pola orientasi
pegawai baru
2. Penyusunan
Standar
Kompetensi
Jabatan
Telah
tersedianya
draft
kompetensi
Tersedianya
kamus
kompetensi
jabatan
Tersedianya
kamus
kompetensi
jabatan
Tersedianya
standar
kometensi
seluruh
148
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
jabatan
stuktural
fungsional
jabatan di
lingkungan
Kementerian
Kesehatan
3. Assessment
Individu
berdasarkan
Kompetensi
Pelatihan
anggota Unit
Pelaksana
Assessment
SDM
(sertifikasi
assessor)
Penyusunan
metode
assessment
kompetensi
teknis dan
manajerial
Pembangunan
system
aplikasi
database hasil
assessment
(Human asset
value
mapping)
peta profil
kompetensi
individu di
lingkungan
kementerian
Kesehatan
4. Penerapan
Sistem Penilaian
Kinerja Individu
Analisis
persiapan
untuk
pembuatan
aplikasi
Pembuatan
aplikasi
Sistem
Penilaian
Kinerja
Individu
yang
terintegrasi
dengan
berbagai
aplikasi
kepegawaian
Sosialisasi
penggunaan
aplikasi
kepada
seluruh
pegawai di
lingkungan
Kementerian
Kesehatan
Setiap
pegawai di
Kementerian
Kesehatan
sudah dapat
menggunakan
aplikasi ini
secara online
dan menjadi
pertanggunja
waban kinerja
pegawai
secara
individu
5. Pembangunan/
Pengembangan
database
pegawai
Pembangunan
Aplikasi E-
Urjab
Pembangun
an aplikasi
Analisis
Jabatan dan
Sistem
Penilaian
Kinerja
pegawai
Pengembanga
n riwayat
kompetensi
pegawai
(jabatan
structural)
Absen
elektronik
Pengembanga
n riwayat
kompetensi
fungsional
(seluruh
pegawai)
149
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
6. Pengembangan
pendidikan dan
pelatihan
pegawai
berbasis
kompetensi
Tersusunnya
draft
pedoman
Diklat pegawai
berbasis
kompetensi
Tersedianya
pedoman
Diklat
pegawai
berbasis
kompetensi
Pengembanga
n kurikulum
dan modul
diklat sesuai
dengan
kebutuhan
Pengembanga
n kurikulum
dan modul
diklat sesuai
dengan
kebutuhan
7 Pengembangan
Pola Karir
Tersusunnya
Draft pola
karir untuk
pegawai
kementerian
kesehatan
Tersusunnya
pola karir
untuk
pegawai
kementerian
kesehatan
Sosialisasi
mekanisme
pola karir
kepada
seluruh
pegawai
kementerian
kesehatan
Penerapan
dan
pelaksanaan
pola karir di
lingkungan
Kementerian
Kesehatan
Tabel 3.44 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Penataan Sistem Manajemen SDM
Aparatur
3.6.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.6.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah sebagai berikut.
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Penerapan sistem
penilaian kinerja pegawai
(penilaian kinerja pegawai menjadi transparan
dan obyektif)
setiap pegawai mempunyai target kinerja dan
tanggungjawab atas apa yang dikerjakan sesuai
tugas dan fungsinya di organisasi.
Sebagai dasar pemberian Reward & Punishment
termasuk untuk Promosi/rotasi dan Diklat.
150
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
Sehingga pegawai terpacu untuk terus
meningkatkan kinerja
2 Penyusunan standar
kompetensi jabatan
Agar ada kejelasan dan ketegasan tentang
standar kompetensi yang diperlukan untuk
setiap jabatan/posisi di Kementerian Kesehatan
sehigga tiap orang punya kesempatan untuk
menduduki jabatan/posisi tersebut.
Agar proses pengangkatan pejabat dan pegawai
dapat disesuaikan dengan kompetensi yang
dibutuhkan untuk jabatan dan posisi yang akan
diisi.
Sebagai dasar untuk perencanaan kebutuhan
pegawai sesuai kompetensi yang diperlukan
dalam menjalankan tugas organisasi
TNA bagi pegawai yang menduduki jabatan
tertentu dapat dilakukan lebih akurat setelah
dibandingkan dengan kompetensi individu yang
bersangkutan
Tabel 3.45 Agenda Prioritas dalam Program Penataan
Sistem Manajemen SDM Aparatur
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDA PRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penyusunan standar
kompetensi jabatan
Penyusunan kamus kompetensi jabatan
Penyusunan standar kompetensi
Penyusunan standar kompetensi bidang/teknis
2 Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja Pegawai
(SKP)
Penyelesaian (penyempurnaan) aplikasi
Sosialisasi penggunaan aplikasi SKP
uji coba pada beberapa Satker percontohan
Tabel 3.46 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
151
Selain kegiatan prioritas di tahun 2012-2014 diatas, ada beberapa kegiatan lainnya
yang disarankan untuk dilakukan pada periode reformasi birokrasi selanjutnya,
yaitu :
Penyusunan kurikulum diklat yang berbasis kompetensi inti.
Penyusunan modul diklat yang berbasis kompetensi inti.
Penyusunan kurikulum diklat yang berbasis kompetensi teknis.
Penyusunan modul diklat yang berbasis kompetensi teknis.
Pembangunan infrastructure untuk kegiatan assessment centre.
Pelatihan bersertifikasi untuk pegawai yang menjalankan fungsi
assessment centre.
3.6.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Penataan Sistem
Rekrutmen
pegawai
- 8.253.000.000 8.253.000.000 8.253.000.000
2. Penyusunan
Standar
Kompetensi
Jabatan
- 610.995.000 639.770.000 658.995.000
3. Assessment
Individu
berdasarkan
Kompetensi
180.000.000 865.364.000 895.364.000 1.085.364.000
152
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
4. Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja
Individu
- 1.044.275.000 580.375.000 561.385.000
5. Pembangunan/
Pengembangan
database pegawai
132.700.000 787.750.000 557.750.000 459.750.000
6. Pengembangan
pendidikan dan
pelatihan pegawai
berbasis
kompetensi
53.094.562.99
4 62.334.689.093 73.619.809.911 88.343.771.894
7 Pengembangan
Pola Karir 420.690.000 420.690.000 420.690.000 -
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
53.827.952.99
4 74.316.763.093 84.966.758.911 99.362.265.894
312.473.740.892
Tabel 3.47 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah sebagai
berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Penataan Sistem
Rekrutmen
pegawai
Perubahan
mekanisme dari
manual menjadi
online
Adanya
pengurangan
anggaran untuk
pengadaan ATK,
berkurangnya
Perlu kesepakatan
besaran anggaran
dasar tahun 2013.
153
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
potensi terjadinya
KKN.
2. Penyusunan
Standar
Kompetensi
Jabatan
(tidak diperlukan
diklat Diklat
Karena dapat
menunjuk pejabat
yang sesuai
dengan
kompetensinya)
(Rekrutmen
pegawai sesuai
kompetensi yang
dibutuhkan
organisasi (lebih
sedikti))
pengurangan
biaya rekrutmen)
(pengurangan
pembayaran gaji)
(Pengurangan
anggaran diklat)
Rp. 91 milyar
(asumsi rekrutmen
pegawai dikurangi
menjadi 1000
orang dari 4000)*
3. Assessment
Individu
berdasarkan
Kompetensi
Membuat peta
kompetensi
pegawai
Memudahkan
dalam
pelaksanaan pola
rotasi dan promosi
pegawai
4. Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja
Individu
Penerapan Sistem
penilaian kinerja
pegawai (SKP)
Memudahkan
perhitungan
tunjangan kinerja
Penilaian kinerja
lebih transparan
dan objektif
5. Pembangunan/
Pengembangan
database pegawai
Mengintegrasikan
system
pengelolaan data
kepegawaian
Manajemen SDM
Aparatur tertata
lebih baik
6. Pengembangan
pendidikan dan
pelatihan pegawai
berbasis
kompetensi
TNA berdasarkan
peta kompetensi
individu
Peningkatan
kompetensi para
pejabat
Penghematan
biaya diklat
154
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
7 Pengembangan
Pola Karir
Penerapan alur
karir
Penempatan
sesuai dengan
kompetensi
Peningkatan
kinerja organisasi
Tabel 3.48 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur
155
3.7 PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN
3.7.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Manajemen Perubahan adalah sebagai berikut.
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
1 Pembentukan Tim
Manajemen Perubahan
Tim telah dibentuk Hijau
2 Penyusunan Strategi
Manajemen Perubahan
dan Strategi Komunikasi
Strategi Manajemen Perubahan telah
disusun dan Strategi Komunikasi sedang
dalam proses penyempurnaan.
Kuning
3 Sosialisasi dan Internalisasi
Manajemen Perubahan
dalam rangka Reformasi
Birokrasi
Sosialisasi dan Internalisasi dilakukan
berdasarkan inisiatif masing-masing
Unit. Kuning
Tabel 3.49 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Manajemen Perubahan
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh internal kementerian seperti.
156
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. Pembentukan Tim
Manajemen Perubahan
a. Memudahkan koordinasi antar Pokja dalam
Tim Reformasi Birokrasi
b. Memudahkan sosialisasi dan internalisasi
Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Kementerian Kesehatan
c. Memastikan rencana dan pelaksanaan
perubahan sesuai yang ditetapkan
(perubahan pola pikir, cara kerja dan budaya
kerja)
Tabel 3.50 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Manajemen
Perubahan
3.7.2. Rencana Kegiatan
Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Area Perubahan Pola Pikir dan
Budaya Kerja (Manajemen Perubahan), maka dapat diketahui bahwa ada beberapa
kegiatan Reformasi Birokrasi terkait area perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja
(Manajemen Perubahan) yang masih bersatus kuning dan merah, yang berarti
berbagai kegiatan tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan maupun
belum atau akan dilaksanakan. Karena itu, maka pada Road Map Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2012 samapai 2014 ini akan disusun
rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Pembentukan Tim AdHoc Manajemen Perubahan.
2. Penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan
3. Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan dalam Rangka
Reformasi Birokrasi
4. Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih)
5. Penyusunan “Code of Conduct” Kementerian Kesehatan
157
6. Penyusunan “Delegation of Authority” di Kementerian Kesehatan
7. Pemutakhiran mekanisme “reward & punishment” untuk meningkatkan
disiplin pegawai, termasuk proses pengawasannya
3.7.3. Kriteria Keberhasilan
Adapun kriteria keberhasilan dari pelaksanaan rencana kegiatan Reformasi
Birokrasi terkait Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja (Manajemen
Perubahan) Kementerian Kesehatan adalah:
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Pembentukan Tim
AdHoc Manajemen
Perubahan
1. Tersedianya
pedoman
pembentukan tim
AdHoc
2. Tersedianya jadwal
kegiatan tim AdHoc
Berfungsinya Tim AdHoc
Manajemen Perubahan
dalam melaksanakan
strategi komunikasi untuk
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi
2. Penyusunan
Pedoman
Manajemen
Perubahan
Tersusunnya Pedoman
Manajemen Perubahan
Kementerian.
Digunakannya Pedoman
Manajemen Perubahan
untuk melaksanakan
perubahan.
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi
1. Terbentuknya tim
sosialisasi dan
internalisasi
2. Tesusunnya jadwal
kegiatan dan evaluasi
kegiatan
Peningkatan pengetahuan
dan pemahaman
reformasi birokrasi di
Lingkungan Kementerian
Kesehatan
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif, Efektif,
Bersih)
1. Tersusunnya nilai Budaya
Organisasi Kementerian
dan pedoman penerapan
Penerapan nilai-nilai
Kementerian Kesehatan
dalam budaya kerja
158
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
5. Penyusunan “Code
of Conduct”
Kementerian
Kesehatan
1. Tersusunnya nilai “Code of
Conduct” Kementerian
dan pedoman penerapan
2. Tersusunnya jadwal
sosialisasi
Penerapan “Code of
Conduct” dengan tepat dan
menyeluruh di
Kementerian termasuk UPT
6. Penyusunan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan
1. Adanya pedoman
“Delegation of Authority”
yang menjadi pedoman
bagi seluruh jajaran dalam
pelaksanaan tugas dan
fungsi
Penerapan “Delegation of
Authority” secara tepat dan
terarah
7. Pemutakhiran
mekanisme
“reward &
punishment” untuk
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya
1. Tersusunnya pedoman
peraturan dan sistem
“reward and punishment”
Penerapan mekanisme
‘reward and punishment”.
Tabel 3.51 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Manajemen Perubahan
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Berikut akan dipaparkan mengenai tahapan pencapaian sasaran per tahun dalam
kegiatan pokja Manajemen Perubahan:
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Pembentukan Tim
AdHoc
Manajemen
Perubahan
Tersusunnya
draft Tim
Adhoc
Manajemen
Diterbitkanny
a SK Tim
Assessor dan
Oembangun
159
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
Perubahan Integritas
(UPbI) serta
Tim Agen
Perubahan
(Agent of
Change)
2. Penyusunan
Pedoman
Manajemen
Perubahan
Tersusunnya
draft awal
pedoman
Manajemen
Perubahan
Tersusunny
a final
pedoman
Manajemen
Perubahan
Tersusunnya
pengembangan
pedoman
Manajemen
Perubahan
Tersusunnya
pengembangan
pedoman
Manajemen
Perubahan
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi.
Tersusunnya
bahan rencana
sosialisasi
Dilaksanakann
ya sosialisasi
dan
internalisasi
Manajemen
Perubahan
dalam Rangka
Reformasi
Birokrasi
Dilaksanakanny
a sosialisasi dan
internalisasi
Manajemen
Perubahan
dalam Rangka
Reformasi
Birokrasi
Dilaksanakanny
a sosialisasi dan
internalisasi
Manajemen
Perubahan
dalam Rangka
Reformasi
Birokrasi
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif, Efektif,
Bersih)
Tersusunnya
konsep
Penjabaran
Nilai-nilai
Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif,
Efektif, Bersih)
Tersusunnya
rencana dan
pelaksanaan
Penjabaran
Nilai-nilai
Budaya
Organisasi
(Pro-Poor,
Inklusif,
Responsif,
Efektif,
Bersih)
Pelaksanaan
Penjabaran
Nilai-nilai
Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif,
Efektif, Bersih)
Pelaksanaan
dan Evaluasi
Penjabaran
Nilai-nilai
Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif,
Efektif, Bersih)
5. Penyusunan
“Code of
Conduct”
Kementerian
Kesehatan
Tersusunnya
draft “Code of
Conduct”
Kementerian
Kesehatan
Penetapan,
sosialisasi dan
pelaksanaan
“Code of
Conduct”
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
dan
Pengembangan
“Code of
Conduct”
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
dan evaluasi
“Code of
Conduct”
Kementerian
Kesehatan
160
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
6. Penyusunan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
Tersusunnya
draft
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
Penetapan,
sosialisasi dan
pelaksanaan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
Pelaksanaan
dan
Pengembangan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
Pelaksanaan
dan evaluasi
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
7 Pemutakhiran
mekanisme
“reward &
punishment”
untuk
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya.
Inventarisasi
peraturan
terkait “reward
& punishment”
1. UU 43 1999
2. PP 53 2010
3. PP 46 2011
Penyusunan
dan
pengembanga
n
1. Sistem
kinerja
2. Pola karir
dan pola
rotasi
Penerapan
dasar untuk
reward &
Punishment
1. Sistem
kinerja
2. Pola karir
dan pola
rotasi
Pelaksanaan
reward dan
punishment
Tabel 3.52 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Manajemen Perubahan
3.7.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.7.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Manajemen Perubahan adalah sebagai berikut.
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Disiplin Pegawai masih
kurang
Disiplin pegawai merupakan salah satu hal yang
penting sebagai indikator kinerja organisasi dalam
melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik
2 Penjabaran Nilai-nilai
Budaya Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih)
Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi merupakan
norma dasar untuk lebih meningkatkan kualitas pola
pikir, cara kerja dan budaya kerja di Kementerian
Kesehatan
161
Tabel 3.53 Agenda Prioritas dalam Program Manajemen
Perubahan
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDA PRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Disiplin pegawai masih
kurang
a. Sosialisasi peraturan pemerintah tentang
disiplin pegawai
b. Pemberlakuan sistem absensi dengan elektronik
c. Penerapan “code of conduct”
d. Penerapan “reward and punishment”
2 Penjabaran Nilai-nilai
Budaya Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih)
a. Rapat Pembahasan Draft awal Penjabaran Nilai-
nilai Budaya Organisasi di Lingkungan Pokja I RB
b. Pembahasan draft Penjabaran Nilai-nilai Budaya
Organisasi antar Pokja RB di Kemenkes
c. Finalisasi, sosialisasi dan implementasi
Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi
d. Evaluasi implementasi Penjabaran Nilai-nilai
Budaya Organisasi
Tabel 3.54 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Manajemen Perubahan
3.7.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Adapun Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penaggung Jawab dan Rencana
Angaran dari setiap kegiatan dalam Program Manajemen Perubahan di
Kementerian Kesehatan akan disajikan dalam Lampiran.
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Pola Pikir dan Budaya
Kerja (Manajemen Perubahan) adalah sebagai berikut.
162
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Pembentukan Tim
AdHoc
Manajemen
Perubahan
- 904.575.000 1.185.000.000 1.405.000.000
2. Penyusunan
Pedoman
Manajemen
Perubahan
- 991.227.000 1.140.000.000 1.305.000.000
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi.
- 795.571.000 935.000.000 1.090.000.000
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif,
Responsif, Efektif,
Bersih)
- 1.800.000.00
0 250.000.000 -
5. Penyusunan
“Code of
Conduct”
Kementerian
Kesehatan
- 400.000.000 950.000.000 -
6. Penyusunan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
- - 1.900.000.000 -
7 Pemutakhiran
mekanisme
“reward &
punishment”
untuk
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya.
- 1.650.000.000 - -
163
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
- 6.541.373.000 6.360.000.000 3.800.000.000
16.701.373.000
Tabel 3.55 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Manajemen perubahan
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan Manajemen Perubahan adalah sebagai berikut:
Mekanisme Efisiensi : terkait dampak penghematan dari proses untuk
melakukan efisiensi anggaran
Penghematan yang diperoleh : terkait dampak penghematan dari output
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Pembentukan Tim
AdHoc Manajemen
Perubahan
a. Rapat
koordinasi
pembentukan
tim
b. Penentuan
kriteria
c. Pemilihan
anggota tim
d. Penetapan SK
tim Adhoc
Terbentuknya tim
yang dapat
membantu
mempermudah
kerja tim reformasi
birokrasi
Pelaksanaan
sosialisasi dan
internalisasi RB lebih
efektif dan efisien
2. Penyusunan
Pedoman
Manajemen
Perubahan
a. Rapat
koordinasi tim
MP
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
Pelaksanaan
Manajemen
Perubahan lebih
terstruktur.
Pelaksanaan
perubahan lebih
efektif dan efisien
164
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
draft
d. Pembahasan
draft pedoman
MP
e. Penetapan
Pedoman
f. Pencetakan
pedoman MP
g. Sosialisasi
Pedoman MP
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi.
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
bahan sosialisasi
d. Pembahasan
strategi
sosialisasi
e. Sosialisasi
Adanya pemahaman
tentang perubahan
dalam Reformasi
Birokrasi
Rendahnya resistensi
yang terjadi dalam
pelaksanaan
reformasi birokrasi
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro-Poor,
Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih)
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
draft
penjabaran
nilai-nilai
d. Pembahasan
draft
penjabaran
nilai-nilai
e. Penetapan
penjabaran
nilai-nilai
f. Pencetakan
penjabaran
nilai-nilai
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai
Perubahan sikap dan
perilaku
205,293,227,717.95*
)
165
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
5. Penyusunan “Code
of Conduct”
Kementerian
Kesehatan
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
draft “Code of
Conduct”
d. Pembahasan
draft “Code of
Conduct”
e. Penetapan
“Code of
Conduct”
f. Pencetakan
“Code of
Conduct”
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai
Peningkatan disiplin
pegawai
10,602,150,000**)
6. Penyusunan
“Delegation of
Authority” di
Kementerian
Kesehatan.
a. Rapat
koordinasi
b. Pengumpulan
bahan
c. Penyusunan
draft
“Delegation of
Authority”
d. Pembahasan
draft
“Delegation of
Authority”
e. Penetapan
“Delegation of
Authority”
Pencetakan
“Delegation of
Authority”
f. Sosialisasi
“Delegation of
Authority”
Adanya kejelasan
dalam
pendelegasaian
wewenang
Pelaksanaan
wewenang kebijakan
lebih efektif dan
efisien
166
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
7 Pemutakhiran
mekanisme “reward
& punishment”
untuk meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya.
Pemberian reward
dan punishment
didasarkan atas
prestasi kerja
pegawai
Peningkatan kinerja
organisasi yang
disebabkan
tingginya prestasi
kerja pegawai
1,179,380,944,000**
*)
Tabel 3.56 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Manajemen
Perubahan
Keterangan :
* = diukur berdasarkan temuan hasil audit APF
** = Diperoleh dari estimasi 30% x 5437 x 2,5 jam x 5 hari x 52 minggu x Rp. 10.000
( 30% asumsi pegawai yang terlambat X jumlah pegawai kemkes pusat X asumsi
jumlah jam terlambat X 5 hari kerja X jumlah minggu dalam 1 tahun X standar
uang lembur golongan I )
*** = 30% x Rp. 3.931.269.812.000 (belanja pegawai)
Belanja pegawai akibat righsizing (organisasi yg tepat dengan jabatan dan jumlah
pegawai yang tepat)
167
3.8 PROGRAM PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI
3.8.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan dan Penguatan Organisasi adalah sebagai
berikut.
NO. KEGIATAN PADA
AREA PERUBAHAN DESKRIPSI KEADAAN
STATUS
1 Restrukturisasi/Penataan
tugas dan fungsi unit kerja
pada Kementerian
Kesehatan.
Sudah ada peta tugas dan fungsi serta
pemetaan kewenangan yang dituangkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No.1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan. Namun,
kegiatan restrukturisasi berdasarkan
evaluasi organisasi, proses bisnis dan
analisis beban kerja belum dilaksanakan
untuk menjamin tepat fungsi dan tepat
ukuran.
Kuning
2 Penguatan unit kerja
menangani fungsi
organisasi , tatalaksana,
pelayanan publik,
kepegawaian dan diklat.
Berbagai kegiatan untuk menguatkan
unit kerja yang menangani fungsi
organisasi, tatalaksana, pelayanan
publik, kepegawaian dan diklat sedang
berjalan di setiap unit secara
independen. Rencana penguatan unit
yang terintegrasi sedang dalam proses
penyusunan.
Kuning
Tabel 3.57 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Penataan dan Penguatan Organisasi
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
168
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Adapun manfaat yang dirasakan/diperoleh dari kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan yang telah dilakukan adalah:
NO NAMA
KEGIATAN
MANFAAT YANG
DIRASAKAN
1. Restrukturisasi/Penataan
tugas dan fungsi unit kerja
pada Kementerian
Kesehatan berdasarkan
evaluasi organisasi, proses
bisnis dan analisis beban
kerja.
- Belum dirasa manfaatnya oleh karena
evaluasinya baru akan dimulai tahun 2012
2. Penguatan unit kerja yang
menangani fungsi
organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat
serta pelayanan publik
pada Kementerian
Kesehatan.
Dengan disusunnya SOP dan pelaksanaan e-gov,
maka :
- pelaksanaan tugas menjadi jelas, transparan,
cepat, terarah dan terukur.
- Meningkatnya kepuasan masyarakat.
- Memudahkan akses masyarakat dalam
mendapatkan informasi bidang kesehatan.
Tabel 3.58 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan
Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penataan
dan Penguatan Organisasi
3.8.2. Rencana Kegiatan
Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Area Perubahan Organisasi, maka
dapat diketahui bahwa beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi terkait area
perubahan Organisasi yang masih berstatus kuning, yang berarti berbagai kegiatan
tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan. Karena itu, maka pada Road
169
Map Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2012 sampai 2014 ini akan
disusun rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Restrukturisasi/Penataan tugas dan fungsi unit kerja pada Kementerian
Kesehatan berdasarkan evaluasi organisasi, proses bisnis dan analisis
beban kerja.
2. Penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan.
3. Penguatan unit kerja yang menangani fungsi pelayanan publik pada
Kementerian Kesehatan.
3.8.3. Kriteria Keberhasilan
Adapun kriteria keberhasilan dari pelaksanaan rencana kegiatan Reformasi
Birokrasi terkait Area Perubahan Organisasi Kementerian Kesehatan adalah:
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Restrukturisasi/Pen
ataan tugas dan
fungsi unit kerja
pada Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
evaluasi organisasi,
proses bisnis dan
analisis beban
kerja.
1. Tersedianya peta
tugas dan fungsi
serta kewenangan
unit kerja yang
tepat fungsi dan
tepat ukuran (right
sizing), yang disusun
berdasarkan hasil
evaluasi organisasi
terhadap pedoman
evaluasi tugas dan
fungsi, proses bisnis
dan ABK pada
organisasi
1. Meningkatknya
efisiensi birokrasi pada
Kementerian
Kesehatan ( dapat
diukur dengan IKU,
ABK, Indeks Kepuasan
Konsumen/Stakeholde
r)
170
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
Kementerian
Kesehatan
2. Penguatan unit
kerja yang
menangani
fungsi
organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian
dan diklat serta
pelayanan publik
pada
Kementerian
Kesehatan
1. Terbentuknya unit kerja
yang menangani fungsi
organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat
yang efektif dan mampu
mendukung tercapainya
tujuan dan sasaran
reformasi birokrasi
1. Meningkatknya efisiensi
birokrasi pada
Kementerian Kesehatan
( dapat diukur dengan
IKU, ABK, Indeks
Kepuasan
Konsumen/Stakeholder)
.
3. Penguatan unit
kerja yang
menangani
fungsi pelayanan
publik pada
Kementerian
Kesehatan
1. Terbentuknya unit kerja
yang menangani fungsi
pelayanan publik yang
efektif dan mampu
mendukung tercapainya
tujuan dan sasaran
reformasi birokrasi
1. Meningkatnya jumlah
layanan dan
penyelesaian
permasalahan yang
berhubungan dengan
pelayanan publik
serta meningkatknya
tingkat kepuasan
pelayanan publik .
Tabel 3.59 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Penataan dan Penguatan Organisasi
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam area perubahan Penataan dan Penguatan Organisasi adalah sebagai berikut.
171
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2011 2012 2013 2014
1. Restrukturisasi
/Penataan tugas
dan fungsi unit
kerja pada
Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
evaluasi
organisasi,
analisis proses
bisnis dan analisis
beban kerja.
Telah
tersedianya
Organisasi dan
Tata Kerja
Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
Permenkes No
1144/Menkes/
Per/ VIII/2010
1. Tersedianya
pedoman
evaluasi
tugas dan
fungsi pada
Kemkes/UP
T
2. Terlaksanan
ya evaluasi
tugas dan
fungsi
terhadap 4
unit utama
di
lingkungan
Kemkes
Terlaksananya
evaluasi tugas
dan fungsi
terhadap 4 unit
utama di
lingkungan
Kemkes
1. Tersusunnya
peta tugas
dan fungsi
unit kerja di
lingkungan
Kemkes/UPT
2. Tersusunnya
rekomendasi
penataan
Organisasi
dan Tata
Kerja
Kemenkes
2. Penguatan unit
kerja yang
menangani fungsi
organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian dan
diklat serta
pelayanan publik
(yanblik)pada
Kementerian
Kesehatan.
1. Rakon Ortala,
yanpublik,
kepegawaian
dan diklat
2. Peningkatan
kemampuan
SDM Ortala,
yanblik,
kepegawaian
dan diklat
1. Tersusunnya
strategi
penguatan
unit kerja
ortala,
yanblik,
kepegawaia
n dan diklat
2. Rapat
koordinasi
ortala,
yanblik,
kepegawaia
n dan diklat
3. Peningkatan
kemampuan
SDM Ortala,
yanblik,
kepegawaia
n dan diklat
4. Penyediaan
fasilitas
1. Evaluasi unit
kerja Ortala,
yanblik,
kepegawaian
dan diklat
2. Rapat
Koordinasi
Ortala,
yanblik,
kepegawaian
dan diklat
3. Peningkatan
kemampuan
SDM Ortala,
yanblik,
kepegawaian
dan diklat
4. Penyediaan
fasilitas
1. Evaluasi Unit
Kerja Ortala,
yanblik,
kepegawaian
dan diklat
2. Rapat
Koordinasi
Ortala,
yanblik,
kepegawaian
dan diklat
3. Peningkatan
kemampuan
SDM Ortala,
yanblik,
kepegawaian
dan diklat
4. Penyediaan
fasilitas
Tabel 3.60 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Penataan dan Penguatan Organisasi
172
3.8.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.8.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan dan Penguatan Organisasi adalah sebagai berikut.
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Evaluasi Tugas dan Fungsi
Unit Kerja di Lingkungan
Kemenkes/UPT
- Agar didapatkan gambaran organisasi saat ini
sebagai acuan bentuk organisasi Kementerian
Kesehatan yang tepat fungsi dan tepat ukuran.
2 Penguatan unit kerja yang
menangani fungsi
organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat
serta pelayanan publik
pada Kementerian
Kesehatan.
- Agar pelaksanaan tugas di unit kerja yang
menangani fungsi organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik
menjadi lebih efektif dan efisien
Tabel 3.61 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program
Penataan dan Penguatan Organisasi
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDA PRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Evaluasi Tugas dan Fungsi
Unit Kerja di Lingkungan
Kemenkes/UPT
- Penyusunan pedoman evaluasi tugas dan fungsi
- Pelaksanaan evaluasi secara bertahap
- Workshop hasil evaluasi
- Penyusunan peta tugas dan fungsi
2 Penguatan unit kerja yang
menangani fungsi
organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat
serta pelayanan publik
pada Kementerian
Kesehatan.
- Analisis kondisi saat ini
- Penyusunan strategi penguatan unit kerja
- Pelaksanaan penguatan unit kerja
- Monev hasil penguatan unit kerja
173
Tabel 3.62 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Penataan dan Penguatan Organisasi
3.8.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Penataan dan Penguatan
Organisasi adalah:
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Restrukturisasi/Pe
nataan tugas dan
fungsi unit kerja
pada
Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
evaluasi
organisasi, proses
bisnis dan analisis
beban kerja.
89.000.000 4.410.000.000 5.725.000.000 5.730.000.000
2. Penguatan unit
kerja yang mena-
ngani fungsi
organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian dan
diklat pada
Kementerian
Kesehatan.
642.000.000 5.065.057.000 8.325.000.000 8.330.000.000
3. Penguatan unit
kerja yang
menangani fungsi
pelayanan publik
pada
50.000.000 4.160.000.000 13.940.000.000 13.970.000.000
174
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
Kementerian
Kesehatan.
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
781.000.000 13.635.057.000 27.990.000.000 28.030.000.000
70.436.057.000
Tabel 3.63 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Penataan dan Penguatan Organisasi
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penataan dan penguatan organisasi adalah sebagai
berikut:
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Restrukturisasi/P
enataan tugas
dan fungsi unit
kerja pada
Kementerian
Kesehatan
berdasarkan
evaluasi
organisasi,
proses bisnis dan
analisis beban
1. Melakukan
analisis
terhadap
tugas dan
fungsi unit
kerja dan
menggabung
kan /
merampingk
an struktur /
unit kerja
yang
1. Efisiensi dan
efektifitas
struktur
organisasi
Kemenkes
yang right
sizing
Rp. 20 Milyar
175
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
kerja. memiliki
beban kerja
rendah
dengan
fungsi yang
mirip
dan/untuk
menghindari
tugas dan
fungsi yang
tumpang
tindih.
2. Melakukan
ABK secara
simultan
untuk unit
kerja yang
serumpun
2. Hasil ABK
terkait
jumlah
kebutuhan
pegawai yang
ideal dapat
menjadi
dasar
penghemata
n biaya
belanja
pegawai
Besaran anggaran
disesuaikan
dengan
perhitungan
Pokja Penguatan
SDM Aparatur
2. Penguatan unit
kerja yang
menangani
fungsi organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian
dan diklat serta
pelayanan publik
pada
Kementerian
Melakukan
analisis terhadap
pelaksanaan
tugas dan fungsi
unit kerja yang
menangani
fungsi organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian,
diklat dan
Efisiensi dan
efektifitas
pelaksanaan
tugas dan fungsi
di unit kerja yang
menangani
fungsi organisasi,
tatalaksana,
kepegawaian,
diklat dan
Besaran anggaran
disesuaikan
dengan
perhitungan
Pokja Tatalaksana
176
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
Kesehatan. pelayanan publik pelayanan
publik, dengan
adanya SDM
yang kompeten,
penggunaan
aplikasi secara
on line,
menurangi
penggunaan ATK
dan FC, dll
Tabel 3.64 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan dan
Penguatan Organisasi
177
3.9 PROGRAM MONITORING DAN EVALUASI
3.9.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011
Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut.
NO. KEGIATAN URAIAN STATUS
1 Monitoring pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pada dasarnya, kegiatan Monitoring
pelaksanaan atas setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan telah dilakukan sejak awal
Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan.
Kuning
2 Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pada dasarnya, kegiatan Evaluasi
pelaksanaan atas setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan telah dilakukan sejak awal
Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan.
Kuning
3 Evaluasi Menyeluruh atas
pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Evaluasi Menyeluruh atas
pelaksanaan setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan belum dilakukan karena
kegiatan ini terkait dengan penilaian
lima tahunan yang dilakukan pada
semester 2 tahun 2014
Merah
Tabel 3.65 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Monitoring dan Evaluasi
Keterangan:
• Status ‘Hijau’ berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi
• Status “Kuning” berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan
• Status “Merah” berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.
178
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Adapun manfaat yang dirasakan/diperoleh dari kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan yang telah/sedang dilakukan (status hijau) adalah belum
ada manfaat yang seutuhnya dapat dirasakan karena kegiatan Reformasi Birokrasi
terkait Program Monitoring dan Evaluasi belum ada yang berstatus hijau (telah
selesai dilaksanakan). Namun, ada beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi yang
masih berlangsung atau sedang dilaksanakan (berstatus kuning), yang sementara
sudah dapat dirasakan manfaatnya yaitu sebagai berikut:
Adanya kejelasan tentang proses pemantauan kegiatan Reformasi
Birokrasi secara lebih efektif terkait dengan adanya pelaksanaan
monitoring atas beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi.
Adanya kejelasan tentang proses evaluasi kegiatan Reformasi Birokrasi
secara lebih efektif terkait dengan adanya pelaksanaan evaluasi atas
beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi .
3.9.2. Rencana Kegiatan
Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Program Monitoring dan Evaluasi,
maka dapat diketahui bahwa ada beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi terkait
Program Monitoring dan Evaluasi yang masih bersatus kuning dan merah, yang
berarti berbagai kegiatan tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan
maupun belum atau akan dilaksanakan. Karena itu, maka pada Road Map
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2012 samapai 2014 ini akan
disusun rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:
Monitoring pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
179
Evaluasi pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Evaluasi Menyeluruh atas pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
3.9.3. Kriteria Keberhasilan
Adapun kriteria keberhasilan dari pelaksanaan rencana kegiatan Reformasi
Birokrasi terkait Program Monitoring dan Evaluasi di Kementerian Kesehatan
adalah:
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KELUARAN
(OUTPUT)
HASIL
(OUTCOME)
1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Tersedianya Laporan
Monitoring pelaksanaan atas
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan yang sesuai dengan Rencana Aksi yang telah disusun agar diperoleh hasil/outcome dari masing-masing kegiatan Reformasi Birokrasi sesuai yang telah ditetapkan dalam kriteria keberhasilan
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Tersedianya Laporan Evaluasi
Tahunan atas pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
3. Evaluasi
Menyeluruh atas
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Tersedianya Laporan Evaluasi
Lima Tahunan atas pelaksanaan
keseluruhan kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
180
Tabel 3.66 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Monitoring dan Evaluasi
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam Program Monitoring dan Evaluasi atas keseluruhan kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut.
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2012 2013 2014
1. Monitoring
pelaksanaan
setiap
kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Terlaksananya
persiapan
monitoring
atas setiap
kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Pelaksanaan
monitoring
atas beberapa
kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Terlaksananya
monitoring atas
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Meningkatkannya
efektivitas
pelaksanaan
monitoring atas
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap
kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Terlaksananya
persiapan
evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Pelaksanaan
evaluasi atas
beberapa
Terlaksananya
evaluasi atas
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Meningkatkannya
efektivitas
pelaksanaan
evaluasi atas
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
181
NO NAMA
KEGIATAN
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
2012 2013 2014
kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
3. Evaluasi
Menyeluruh
atas
pelaksanaan
setiap
kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Terlaksananya
evaluasi
menyeluruh atas
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Tabel 3.67 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Monitoring dan Evaluasi
3.9.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.9.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut.
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
1 Monitoring pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Karena kegiatan monitoring pelaksanaan atas setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan merupakan kegiatan yang penting untuk
dapat memantau dan memastikan pelaksanaan
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan yang sesuai dengan Rencana Aksi yang
telah disusun agar diperoleh hasil/outcome dari
182
NO AGENDA
PRIORITAS PERTIMBANGAN
masing-masing kegiatan Reformasi Birokrasi sesuai
yang telah ditetapkan dalam kriteria keberhasilan
2 Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Karena kegiatan evaluasi pelaksanaan atas kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
merupakan kegiatan yang penting untuk dapat
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan dapat diperoleh
hasil/outcome dari masing-masing kegiatan
Reformasi Birokrasi sesuai yang telah ditetapkan
dalam kriteria keberhasilan
Tabel 3.68 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program
Monitoring dan Evaluasi
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
1 Monitoring pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan
Pembentukan Tim Pelaksana Monitoring dan
Evaluasi (Monev) terkait Monitoring untuk setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Pemahaman lebih mendalam tentang Metodologi
Pelaksanaan Kegiatan Monitoring pelaksanaan
atas setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Koordinasi rencana pelaksanaan Monitoring
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Pengumpulan Data terkait Monitoring
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Analisis Data dan Kebutuhan akan Monitoring
183
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Penyusunan Pedoman dan Prosedur Monitoring
Penyusunan Tool/Perangkat Monitoring
Persiapan bahan Bimbingan Teknis/pembekalan
Pedoman dan Perangkat Monitoring pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Koordinasi jadwal Bimbingan Teknis Pedoman
dan Perangkat Monitoring pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pembekalan tentang Monitoring pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan kepada Tim Monev
Bimbingan Teknis tentang Monitoring
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan kepada Tim Monev
Penyempurnaan Prosedur dan Pedoman
Monitoring pelaksanaan setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Monitoring pelaksanaan setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Pelaporan Hasil Monev terkait Monitoring
2 Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan
Pembentukan Tim Pelaksana Monitoring dan
Evaluasi (Monev) terkait Evaluasi untuk setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Pemahaman lebih mendalam tentang Metodologi
Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Koordinasi rencana Evaluasi pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pengumpulan Data terkait Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
184
NO NAMA KEGIATAN
AGENDAPRIORITAS
LANGKAH-LANGKAH
YANG PERLU DILAKUKAN
Kesehatan
Analisis Data dan Kebutuhan akan Evaluasi
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Penyusunan Pedoman Evaluasi pelaksanaan
Penyusunan Tool/Perangkat Evaluasi
pelaksanaan
Persiapan bahan Bimbingan Teknis/Pembekalan
Pedoman dan Perangkat Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan kepada Tim Monev
Koordinasi jadwal Bimbingan Teknis Pedoman
dan Perangkat Evaluasi pelaksanaan seluruh
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pembekalan/Bimbingan Teknis tentang Prosedur
dan Pedoman Evaluasi pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan kepada Tim Monev
Penyempurnaan Prosedur dan Pedoman Evaluasi
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Evaluasi pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan
Pelaporan hasil Monev terkait Evaluasi
Tabel 3.69 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Monitoring dan Evaluasi
3.9.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Adapun Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penaggung Jawab dan Rencana
Angaran dari setiap kegiatan dalam Program Monitoring dan Evaluasi di
Kementerian Kesehatan akan disajikan dalam Formulir 3, seperti terlampir.
185
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai
berikut.
NO NAMA
KEGIATAN
ANGGARAN
2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
140.000.000 425.000.000
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
140.000.000 475.000.000
3. Evaluasi
Menyeluruh
atas
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
160.000.000
Total Estimasi
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan
280.000.000 900.000.000 160000000
1.340.000.000
Tabel 3.70 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program
Monitoring dan Evaluasi
186
Keterangan :
Estimasi Anggaran untuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi atas setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi sudah dialokasikan ke dalam Estimasi Anggaran di masing-masing
kegiatan terkait. Angaran untuk persiapan pelaksanaan Evaluasi Menyeluruh (pada tahun
2012 dan 2013) sudah tercakup dalam anggaran untuk kegiatan Evaluasi
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut.
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
monitoring
dapat
dilakukan
secara simultan
untuk kegiatan
Reformasi
Birokrasi yang
masih saling
terkait dan
dalam waktu
pelaksanaan
yang sama
dalam program
Reformasi
Birokrasi yang
sama, sehingga
dapat
mengoptimalka
n penggunaan
anggaran
monitoring
Target
Adanya
pembekalan/pe
latihan tentang
Monitoring dan
Evaluasi dan
penyusunan
pedoman dan
perangkat
Monev,
sehingga
adanya
optimaliasi
pelaksanaan
pemantauan
pelaksanaan
kegiatan
Reformasi
Birokrasi di
Kementerian
Kesehatan yang
juga
berdampak
pada
Monitoring
pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
187
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
Monitoring
sebesar 10%
optimalisasi
anggaran
Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
evaluasi dapat
dilakukan
secara simultan
untuk kegiatan
Reformasi
Birokrasi yang
masih saling
terkait dan
dalam waktu
pelaksanaan
yang sama
dalam program
Reformasi
Birokrasi yang
sama, sehingga
dapat
mengoptimalka
n penggunaan
anggaran
evaluasi
Target
penghematan
yang dapat
Adanya
pembekalan/pe
latihan tentang
Monitoring dan
Evaluasi dan
penyusunan
pedoman dan
perangkat
Monev,
sehingga
adanya
optimaliasi
pelaksanaan
evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
Reformasi
Birokrasi di
Kementerian
Kesehatan yang
juga
berdampak
pada
optimalisasi
Evaluasi
pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
188
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
Evaluasi
sebesar 10%
anggaran
Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%
3. Evaluasi
Menyeluruh atas
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
Pelaksanaan
evaluasi
menyeluruh
dapat
dilakukan
secara simultan
karena
dilakukan
bersamaan
pada semester
2 tahun 2014
untuk kegiatan
Reformasi
Birokrasi
dalam area
perubahan
yang sama,
sehingga dapat
mengoptimalka
n penggunaan
anggaran
evaluasi
menyeluruh
Target
penghematan
a) Adanya
pembekalan/pe
latihan tentang
Monitoring dan
Evaluasi dan
penyusunan
pedoman dan
perangkat
Monev,
sehingga
adanya
optimaliasi
pelaksanaan
evaluasi
menyeluruh
atas
pelaksanaan
kegiatan
Reformasi
Birokrasi di
Kementerian
Kesehatan yang
juga
berdampak
pada
Evaluasi
Menyeluruh atas
pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
189
NO NAMA
KEGIATAN
MEKANISME
EFISIENSI/
OPTIMALISASI
ANGGARAN
PENGHEMATAN/
MANFAAT YANG
DIPEROLEH
BESARAN
PENGHEMATAN
ANGGARAN (Rp.)
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
Evaluasi
Menyekuruh
sebesar 10%
optimalisasi
anggaran
secara
keseluruhan
b) Target
penghematan
yang dapat
diperoleh
adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%
Tabel 3.71 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Monitoring dan
Evaluasi
190
3.10 Keterkaitan Agenda Prioritas
Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan keterkaitan di antara berbagai
agenda prioritas di semua area perubahan.
3.11 Quick Wins
Reformasi birokrasi akan mendorong terwujudnya penerapan prinsip-prinsip clean
government dan good governance yang secara universal diyakini menjadi prinsip
yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Di dalam
reformasi birokrasi terdapat beberapa area perubahan yang setiap perubahannya
dapat memberikan dampak antara lain pada penurunan praktek KKN,
meningkatnya kualitas pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik, meningkatnya
191
produktivitas aparatur, meningkatnya kesejahteraan pegawai negeri dan berbagai
hasil pembangunan secara nyata dirasakan oleh seluruh masyarakat. Kondisi
tersebut akan dicapai melalui berbagai upaya antara lain dengan penerapan quick
wins.
Melalui quick wins atau disebut juga low hanging fruit diharapkan didapatkan
momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri untuk selanjutnya
melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Keluaran
dari pelaksanaan quick wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atau
produk utama Kementerian Kesehatan yang sesuai dengan peran, tupoksi dan
karakteristik masing-masing. Untuk mengawal dan memandu pelaksanaan quick
wins, maka perlu disusun pedoman pelaksanaannya.
Karena ini, program quick wins harus memenuhi kriteria berikut ini:
1. Merupakan program atau aktivitas Reformasi Birokrasi.
2. Merupakan bagian utama (core business) dari peran/tupoksi dan karakteristik K/L dan Pemda.
3. Mendorong perbaikan yang lebih besar.
4. Memberi nilai perbaikan dan perubahan secara organisasional.
5. Merupakan aktivitas nyata dan manfaat perbaikan serta perubahan dapat dirasakan secepatnya oleh para stakeholders.
192
Beberapa prinsip yang perlu diikuti dalam pemilihan program quick wins adalah:
1. Pengungkit. Program/inisiatif yang dipilih bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yang berat.
2. Mudah dan Cepat. Program/inisiatif yang dipilih harus mudah dilaksanakan dan hasilnya cepat dirasakan.
3. Motivasi. Mengingat program/inisitif mudah dikerjakan dan cepat dicapai, maka diharapkan dapat memotivasi individu/kelompok di dalam Kementerian Kesehatan untuk melanjutkan pekerjaan yang lebih berat (Reformasi Birokrasi).
4. Memperbaiki. Program/inisitif yang dipilih dapat memperbaiki sistem dan mekanisme kerja secara organisasional di Kementerian Kesehatan.
5. Meyakinkan. Program/inisitif yang dipilih harus dapat meyakinkan pemangku kepentingan dengan cara program/inisiatif tersebut segera dapat memberikan manfaat yang diinginkan.
6. Nyata. Artinya memberikan manfaat nyata sesuai dengan harapan internal dan eksternal.
7. Independen. Program/inisitif yang dipilih hendaknya di bawah kontrol penuh Kementerian Kesehatan dan keberhasilannya tidak tergantung secara dominan pada kementerian, lembaga dan Pemda lainnya.
Berdasarkan kritera dan prinsip di atas, maka Kementerian kesehatan telah
mengidentifikasi beberapa program quick wins sebagai berikut:
1. Peningkatan dalam PTRC (Pusat Tanggap dan Respons Cepat), yang
merupakan terobosan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam mendapatkan informasi yang berkaitan dengan bidang kesehatan
2. Peningkatan mutu (waktu, akurasi, kualitas) dalam proses layanan pada
Unit Layanan Terpadu (ULT)
3. Rekruitmen secara online untuk pengadaan CPNS, dokter/dokter
gigi/bidan PTT, TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia), yang bersifat
transparan, akuntabel, efektif dan efisien serta mudah diakses.
Berikut ini adalah penjelasan rinci tentang ketiga program Quick Wins tersebut.
193
QUICK WINS
Peningkatan dalam
Pusat Tanggap dan Respon Cepat (PTRC)
I. LATAR BELAKANG
Kebijakan Reformasi Birokrasi telah dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 81
tahun 2010 tentang Grand Disain Reformasi Birokrasi tahun 2010 – 2025.
Kebijakan operasional dari Reformasi Birokrasi diatur dalam Keputusan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 20 tahun 2010
tentang Roadmap Reformasi Birokrasi tahun 2010 – 2014. Inheren di dalam
reformasi birokrasi adalah pelaksanaan sejumlah program yang diberi label sebagai
Quick Wins. Sebagaimana termaktub di dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Quick Wins, di dalam reformasi birokrasi terdapat beberapa area
perubahan yang setiap perubahannya dapat memberikan dampak antara lain pada
penurunan praktek KKN, meningkatnya kualitas pengelolaan kebijakan dan
pelayanan publik, meningkatnya produktivitas aparatur, meningkatnya
kesejahteraan pegawai negeri dan hasil-hasil pembangunan secara nyata dirasakan
oleh seluruh masyarakat. Inilah intisari dari program Quick Wins. Secara definisi,
Quick Wins adalah adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang
mengawali suatu program besar. Quick wins untuk suatu Kementerian/Lembaga
dapat mengambil suatu bentuk tertentu, yakni: organization quick wins, regulation
quick wins atau human resource quick wins.
Dalam konteks demikian, Kementerian Kesehatan telah memutuskan bahwa salah
satu Quick Wins yang akan dijalankan untuk tahun 2012 adalah Peningkatan dalam
Pusat Tanggap Respons Cepat (PTRC). Adanya PTRC sejalan dan sesuai dengan UU
No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), UU N0. 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Quick Wins ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan untuk meningkatkan kinerja di ranah layanan publik, khususnya pada
pemberian informasi yang akurat dan cepat di bidang kesehatan.
194
Aspek kinerja utama dari PTRC, sesuai dengan namanya, adalah mampu
memberikan informasi yang berkualitas dengan cepat (deliver the quality
information promptly) kepada publik peminta informasi (user). Saat ini, walaupun
upaya tanggapan telah dilakukan, namun belum ada suatu mekanisme untuk
mengetahui kualitas dari tanggapan yang disampaikan oleh PTRC. Fokus PTRC pada
Quick Wins adalah untuk melakukan peningkatan (improvement) terhadap kualitas
tanggapan, yang mencakup dua hal: (1) waktu respons dan (2) kesesuaian
tanggapan dengan inquiry yang disampaikan oleh user.
II. TUJUAN
Tujuan dari Quick Wins ini adalah pemberdayaan Pusat Tanggap dan Respon Cepat
untuk memastikan agar informasi yang diterima user dari PTRC sesuai dengan
pemintaan (inquiry) yang disampaikan serta diperoleh dalam tenggat waktu yang
layak, sesuai dengan jenis inquiry-nya.
III. SASARAN
Sasaran dari Quick Wins adalah sebagai berikut:
Kementerian Kesehatan akan
1) memiliki unit PTRC yang mampu menjadi corong penyampaian
informasi publik yang berkualitas dengan waktu respon yang cepat
kepada masyarakat.
Masyarakat akan:
1) Memiliki awareness bahwa terdapat suatu instusi pemerintah
(dalam lingkup Kementerian Kesehatan) yang memiliki fungsi
untuk secara cepat menanggapi permintaan informasi kesehatan
yang diajukan oleh publik;
2) dapat memperoleh informasi kesehatan yang akurat;
3) dapat memperoleh tanggapan yang cepat dan berkualitas
terhadap inquiry yang mereka sampaikan kepada PTRC.
195
IV. KELUARAN
Keluaran (deliveables) yang diharapkan dapat diperoleh dengan tergarapnya Quick
Wins ini adalah:
1) Terbangunnya suatu mekanisme untuk dapat menelusuri dan merekam
(track and record) tingkat kualitas informasi yang disampaikan serta waktu
tanggap yang dibutuhkan untuk penyampaian informasi tersebut.
2) Terbangunnya suatu mekanisme untuk dapat melakukan analisis terhadap
data kualitas dan waktu tanggap yang terekam guna peningkatan lebih
lanjut (continuous improvement).
3) Tersedianya standard operating procedure/panduan/manual sebagai
pedoman untuk mengoperasikan PTRC yang dapat memenuhi tujuan dan
sasaran sebagaimana yang tersebut di atas.
4) Tersedianya Standard Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan dalam
menentukan pemenuhan kinerja PTRC.
V. HASIL YANG AKAN DICAPAI
Hasil yang akan dicapai mencakup:
a. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa seluruh informasi yang
disampaikan memenuhi target waktu tanggap yang dibutuhkan dan dapat
secara akurat menjawab pertanyaan masyarakat.
b. Kementerian Kesehatan dapat mengidentifikasi jenis informasi apa saja
yang relatif sering dicari oleh masyarakat dan dapat menyusun mekanisme
information retrieval yang efektif.
c. Masyarakat dapat mengandalkan PTRC sebagai one-stop place untuk
mendapatkan informasi apapun terkait dengan pelayanan kesehatan di
Indonesia.
d. Sistem yang terbangun dapat ikut membantu pembentukan masyarakat
yang melek informasi kesehatan, dan selanjutnya menjadi masyarakat
yang peduli akan kesehatan.
196
VI. KRITERIA KEBERHASILAN
Tolok ukur keberhasilan dari Quick Wins Peningkatan dalam Pusat Tanggap
Respon Cepat dapat dipilah ke dalam dua fase, yakni (1) fase pengembangan
sistem dan (2) fase implementasi sistem.
1) Fase Pengembangan Sistem
Pada fase pengembangan sistem, tolok ukur dilihat dari kemajuan
(progress) penyempurnaaan terhadap PTRC. Berikut adalah butir
pekerjaan yang akan digarap dalam Fase Pengembangan Sistem:
a) Pengembangan Mekanisme Penelusuran Kualitas Tanggapan
Ini adalah suatu mekanisme untuk mengetahui tanggapan dari
responden tentang kualitas informasi yang mereka terima terkait
dengan inquiry yang disampaikan ke PTRC. Kualitas didefinisikan
sebagai kesesuaian antara informasi yang diterima dengan inquiry
yang mereka ajukan ke PTRC.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa perangkat survey untuk
penelusuran kualitas tanggapan.
b) Pengembangan Sistem Database PTRC untuk Pembaharuan Data
dan Informasi
Butir pekerjaan ini merupakan penyempurnaan terhadap sistem
yang ada dalam hal pembaharuan informasi yang terdapat dalam
database PTRC. Dengan adanya pembaharuan ini, maka data dan
informasi yang terekam dalam sistem akan selalu diperbaharui
berdasarkan tanggapan yang diperoleh dari responden
berdasarkan butir a) di atas. Selanjutnya, tersedianya data dan
informasi yang lebih lengkap akan mendorong pemenuhan waktu
tanggap yang lebih baik.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:
197
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa sistem database PTRC
berbasis web yang memiliki kemampuan pembaharuan
data dan informasi, serta fungsi retrieve (tarik data atau
informasi) yang user-friendly.
c) Pengembangan Sistem Analisis Data dan Informasi
Item pekerjaan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari
tersedianya Sistem Database PTRC. Data dan informasi yang
berada Sistem Database PTRC dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh pendalaman (insight) tentang pola (pattern)
permintaan inquiry dari masyarakat. Selanjutnya dapat dipetakan
mengenai bagaimana pola kualitas dan waktu tanggapan terhadap
inquiry tersebut. Adanya sistem untuk pendalaman pola semacam
ini akan bermanfaat untuk upaya peningkatan yang berkelanjutan.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa Sistem Analisis Data dan
Informasi Berbasis Web dengan fitur analisis yang
komprehensif
198
3) Fase Implementasi Sistem
Pada Fase Implementasi Sistem, yang menjadi tolok ukur keberhasilan
adalah efektifitas dari tanggapan yang disampaikan dalam memenuhi
kebutuhan informasi kesehatan dari masyarakat. Berikut adalah tolok ukur
yang akan digunakan
a) Tingkat pemenuhan waktu tanggap inquiry
Terpenuhinya target waktu tanggap, sesuai dengan media yang
digunakan untuk mengajukan inquiry informasi kesehatan:
Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah sbb.:
No Media Data kontak Waktu Tanggap
1 E-mail kontak @depkes.go.id
Sesuai SPM
2 Pengaduan (021) 500567 Sesuai SPM
3 HP/SMS 0812 8156 2620 Sesuai SPM
4 Fax (021) 5292 1669 Sesuai SPM
5 Surat PTRC Kementerian Kesehatan Sesuai SPM
No. Pemenuhan Waktu Tanggap Tingkat Keberhasilan
1 ≥ 90 % s.d. 100 % sesuai SPM Baik
2 ≥ 80 % hingga 90 % sesuai SPM Cukup
3 ≥ 70 % hingga 80 % sesuai SPM Kurang
4 < 70 % sesuai SPM Buruk
199
b) Tingkat kualitas tanggapan yang disampaikan
Tolok ukur ini mengukur perspesi masyarakat terhadap kualitas
tanggapan yang mereka terima. Penggunaan tolok ukur
keberhasilan ini untuk menyeimbangkan persepsi antara PTRC dan
masyarakat atas kualitas tanggapan. Kriteria keberhasilan yang
digunakan adalah sbb.:
VII. RENCANA KERJA
Rencana kerja yang menggambarkan pelaksanaan Quick Wins ini sejak tahap
persiapan hingga terpenuhinya seluruh deliverables ada di dalam Lampiran.
Skor Makna
4 Tanggapan melebihi ekspektasi
3 Tanggapan sesuai ekspektasi
2 Sebagian besar tanggapan memenuhi ekspektasi
1 Hanya sebagian tanggapan memenuhi ekspektasi
200
QUICK WINS
Peningkatan Mutu Proses Layanan
pada Unit Layanan Terpadu (ULT)
I. LATAR BELAKANG
Reformasi Birokrasi merupakan suatu proses perubahan yang dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan tata kelola yang
bersih dan meningkatkan pelayanan publik. Untuk kurun waktu 2010-2014,
sasaran yang hendak dicapai dari pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi oleh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah adalah:
(1). Meningkatnya kualitas pelayanan publik
(2). Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
(3). Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme
Setiap Kementerian/Lembaga perlu mengidentifikasi wujud peningkatan kualitas
pada area pelayanan publik. Program peningkatan kualitas ini, selanjutnya, dapat
ditetapkan sebagai salah satu Program Quick Wins, yaitu suatu program, yang
merupakan bagian dari Reformasi Birokrasi, dengan durasi waktu pelaksanaan
kurang dari 1 tahun serta dapat menghasilkan suatu deliverables yang manfaatnya
dapat segera dirasakan langsung oleh stakeholder terkait. Quick Wins merupakan
suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar.
Suatu Kementerian/ Lembaga menggulirkan Quick Wins dengan harapan
keberhasilan pelaksanaannya dapat menjadi penghela bagi bergulirnya program
lain, dengan karakteristik yang lebih kompleks, yang tercakup dalam Road Map
Reformasi Birokrasi.
Salah satu bentuk layanan publik dari Kementerian Kesehatan adalah layanan yang
diberikan oleh Unit Layanan Terpadu (ULT). Terdapat 8 jenis layanan yang
diberikan, diantaranya: pelayanan upaya kesehatan, layanan kepegawaian, dan
pengaduan dan permohonan informasi. ULT sendiri sudah beroperasi mulai tgl. 26
April 2010, dan diresmikan oleh Ibu Menkes RI pada tgl. 3 Desember 2011. Setelah
201
beroperasi lebih dari satu tahun, dan dari hasil evaluasi yang dilakukan, diperoleh
sejumlah isu yang dinilai mengurangi efektivitas layanan yang diberikan ULT, yakni:
(1). Kurang disiplinnya petugas loket sehingga pelayanan tidak tepat waktu.
(2). Pada saat jam sibuk, kapasitas tempat duduk tidak memadai, sehingga
client berdiri atau menunggu diluar.
(3). Petugas loket kurang menguasai substansi dan tidak semua permintaan
dapat sepenuhnya diselesaikan di ULT, sehingga masih memerlukan
rujukan ke unit terkait. Unit belum sepenuhnya berkeinginan kuat
menyelesaikan dokumen melalui ULT.
Dalam konteks demikian, Kementerian Kesehatan telah memutuskan bahwa salah
satu Quick Wins yang akan dijalankan untuk tahun 2012 adalah Peningkatan Mutu
Proses Layanan pada Unit Layanan Terpadu (ULT). Pemilihan Program Quick Wins
ini sejalan dengan UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(KIP), UU N0. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan UU No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan. Dijadikannya hal ini sebagai Quick Wins mencerminkan upaya
Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kinerja di ranah layanan publik,
khususnya pada pelayanan administratif kesehatan untuk publik.
II. TUJUAN
Tujuan dari Program Quick Wins “Peningkatan Mutu Proses Layanan pada Unit
Layanan Terpadu (ULT)” adalah untuk menstandarisasi seluruh layanan yang
diberikan pada ULT sehingga layanan yang diberikan bersifat tepat mutu, tepat
waktu dan tepat biaya. Dengan adanya standarisasi, maka customer dapat
memperoleh kepastian terhadap 3 aspek layanan tersebut.
III. SASARAN
Sasaran dari Program Quick Wins “Peningkatan Mutu Proses Layanan pada Unit
Layanan Terpadu (ULT)” adalah sebagai berikut:
(1). Kementerian Kesehatan akan:
202
a. memiliki Unit Layanan Terpadu dengan layanan yang
komprehensif dan pemenuhan mutu (quality) yang konsisten.
(2). Masyarakat akan:
a. memperoleh kepastian (assurance) akan mutu layanan yang
diperolehnya dari Unit Layanan Terpadu
b. dapat mengetahui dengan persis durasi waktu (cycle time) yang
dibutuhkan untuk memproses suatu layanan
c. memperoleh kepastian atas biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh layanan yang diberikan oleh Unit Layanan Terpadu
d. memiliki persepsi yang positif atas layanan yang diberikan oleh
Unit Layanan Terpadu
IV. KELUARAN
Keluaran (deliveables) yang diharapkan dapat diperoleh dengan tergarapnya Quick
Wins ini adalah:
5) Diperolehnya standarisasi ISO untuk seluruh layanan yang menjadi
cakupan dari Unit Layanan Terpadu
6) Tersedianya personil pelaksana pada Unit Layanan Terpadu yang mampu
memberikan layanan sesuai dengan standard ISO.
7) Terbangunnya kapabilitas personil ULT untuk melakukan pemrosesan
layanan secara lebih independen, yakni mengurangi rujukan terhadap unit
kerja terkait.
V. HASIL YANG AKAN DICAPAI
Hasil yang akan dicapai mencakup:
e. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa seluruh layanan yang
diberikan memenuhi target waktu proses serta standard kualitas yang
dibutuhkan.
203
f. Masyarakat dapat mengandalkan Unit Layanan Terpadu sebagai one-stop
service place untuk seluruh jenis layanan yang menjadi cakupannya.
VI. KRITERIA KEBERHASILAN
Tolok ukur keberhasilan dari Quick Wins Peningkatan Mutu Proses Layanan pada
Unit Layanan Terpadu (ULT) dapat dipilah ke dalam dua fase, yakni (1) Fase
Pengembangan Standard Layanan dan (2) Fase Implementasi Standard Layanan.
4) Fase Pengembangan Standard Layanan
Pada fase pengembangan sistem, tolok ukur dilihat dari kemajuan
(progress) pengembangan standarisasi layanan ULT. Berikut adalah butir
pekerjaan yang akan digarap dalam Fase Pengembangan Standard
Layanan:
a) Penyempurnaan Standard Operating Procedure (SOP)
Inti dari kegiatan ini adalah melakukan penyempurnaan terhadap
seluruh SOP yang dijadikan rujukan bagi personil ULT untuk
melaksanakan tugasnya. Termasuk yang menjadi garapan di sini
adalah menyusun peta proses (proses mapping) dari seluruh jenis
layanan. Peta proses akan menggambarkan alur proses secara
komprehensif, diawali dengan diterimanya permintaan layanan
dari customer oleh ULT dan berakhir pada pemenuhan layanan
tersebut oleh ULT.
Kriteria keberhasilan dari item pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa SOP dan Peta Proses untuk
seluruh layanan yang menjadi cakupan ULT.
b) Perolehan Standard Kualifikasi ISO
Butir pekerjaan ini adalah mengajukan seluruh layanan ULT untuk
mendapatkan sertifikasi ISO. Untuk memastikan agar sertifikasi ISO
ini dapat dipertahankan, maka personil pelaksana harus memiliki
204
kompetensi yang memadai. Dengan demikian, perlu
dikembangkan suatu bentuk training untuk membekali pesertanya
agar dapat menmberikan layanan sesuai dengan standard ISO.
Aspek pelatihan yang tidak kalah pentingnya adalah pelatihan
kepada para trainer yang mengajarkan standard layanan tersebut.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa: (1) sertifikasi ISO untuk
seluruh layanan ULT; (2) tersedianya sejumlah personil
yang telah dibekali ketrampilan sebagai trainer dalam hal
pemenuhan standard layanan berbasis ISO; dan (3)
tersedianya personil pelaksana ULT yang telah dibekali
dengan ketrampilan pemberian layanan sesuai standard
ISO.
c) Penyusunan Perangkat Survei Kepuasan Pelanggan
Ini adalah suatu mekanisme untuk mengetahui tanggapan dari
responden tentang kualitas layanan yang mereka terima. Survei ini
berguna untuk menangkap persepsi pelanggan terhadap layanan
yang mereka terima, di mana persepsi ini akan dilihat dari 2
dimensi: tingkat kualitas suatu layanan dan tingkat kepentingan
layanan tersebut di mata pelanggan. Salah satu hal yang dapat
digali dari survei ini adalah Kementerian Kesehatan dapat
mengidentifikasi mana saja layanan yang dianggap penting di mata
pelanggan, namun masih belum memenuhi tingkat kualitas yang
diharapkan. Survei ini akan menjadi landasan bagi upaya
peningkatan layanan yang berkelanjutan.
Kriteria keberhasilan dari item pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
205
iii. Diperoleh deliverables berupa perangkat survei kepuasan
pelanggan
5) Fase Implementasi Standard Layanan
Pada Fase Implementasi Sistem, yang menjadi tolok ukur keberhasilan
adalah efektifitas dari kinerja layanan yang diberikan oleh ULT. Kinerja
layanan akan dievaluasi dari sejumlah dimensi, yakni: mutu layanan,
fleksibilitas layanan dan biaya per pemberian layanan. Berikut adalah tolok
ukur yang akan digunakan
a) Indeks Mutu Layanan (Service Quality Index)
Indeks Mutu Layanan merupakan suatu tolok ukur kinerja layanan
yang bersifat komprehensif. Tolok ukur ini merupakan suatu
indeks komposit, di mana evaluasi akan mencakup 5 dimensi
sebagai berikut:
i. Reliability
ii. Assurance
iii. Tangible
iv. Empathy
v. Responsiveness
Terhadap setiap dimensi penilaian tersebut, akan
digunakan suatu skala Likert untuk menentukan level
kinerja yang telah dicapai, dengan rentang skor dari 1
sampai dengan 5. Skor 5 menunjukkan aspek kinerja
sangat memuaskan, sementara skor 1 menunjukkan aspek
kinerja sangat tidak memuaskan.
b) Indeks Fleksibilitas Layanan
Indeks Fleksibilitas Layanan dapat dilihat dari dua sisi, yakni
fleksibilitas pemenuhan permintaan (demand flexibility) dan
fleksibilitas kecepatan layanan (delivery speed flexibility).
Fleksibilitas pemenuhan permintaan mengukur apakah Unit
Layanan Terpadu memiliki tingkat infrastruktur dan sumber daya
206
yang fleksibel di dalam memenuhi variasi permintaan. Fleksibilitas
kecepatan layanan memiliki dua komponen, yakni waiting time
(waktu yang dilalui seorang pelanggan untuk menunggu dilayani)
dan processing time (waktu untuk memproses seorang pelanggan).
c) Biaya per Pemberian Layanan
Tolok ukur ini akan menghitung berapa biaya rata-rata yang
dikeluarkan untuk memproses suatu jenis layanan tertentu.
Penggunaan tolok ukur ini adalah untuk memastikan bahwa level
layanan yang diberikan masih dalam koridor mutu yang
diharapkan sembari menjaga biaya pada level optimal.
VII. RENCANA KERJA
Rencana kerja dari Quick Wins ini ada dalam Lampiran.
207
QUICK WINS
Rekruitmen Secara Online
I. LATAR BELAKANG Reformasi Birokrasi adalah suatu proses perubahan yang dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan tata kelola yang
bersih dan meningkatkan pelayanan publik. Reformasi Birokrasi berlangsung
untuk kurun waktu 2010 sampai dengan 2025. Tahap pertama dari Program
Reformasi Birokrasi berlangsung dari 2010 sampai dengan 2014. Salah satu sasaran
yang hendak dicapai dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi untuk kurun waktu ini
adalah terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran ini adalah (1) Indeks
Persepsi Korupsi dan (2) Opini BPK. Target pada 2014 untuk indikator tersebut
adalah masing-masing 5 (skala 0 – 10) dan Wajar Tanpa Perkecualian untuk seluruh
Kementerian/Lembaga. Jelaslah, bahwa menjadikan Kementerian/Lembaga
sebagai suatu organisasi yang bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) adalah niat luhur dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Reformasi Birokrasi mencakup perubahan di sejumlah area, di antaranya adalah
Tatalaksana, Pengawasan, Akuntabilitas Kinerja dan Pelayanan Publik.
Keberhasilan di dalam menjalankan perubahan di sejumlah area ini berperan
penting dalam memberangus KKN. Salah satu unsur penting di dalam
meminimalkan KKN adalah dengan menciptakan transparansi pada seluruh bentuk
layanan publik yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Transparansi dapat
diperoleh dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Setiap Kementerian/Lembaga perlu mengidentifikasi bagaimana transparansi
dapat diwujudkan pada area pelayanan publik. Program peningkatan transparansi
ini, selanjutnya, dapat ditetapkan sebagai salah satu Program Quick Wins, yakni
suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar.
Program Quick Wins sering dianalogikan sebagai low hanging fruits, artinya
program yang dapat segera dipetik manfaatnya dalam jangka pendek (biasanya
kurang dari satu tahun). Program Quick Wins digulirkan, agar dapat menjadi
penggerak momentum awal, yang selanjutnya dapat menjadi penarik bagi
208
pelaksanaan program-program lainnya, dengan karakteristik yang lebih kompleks,
yang tercakup dalam Road Map Reformasi Birokrasi dari Kementerian/Lembaga.
Dengan latar belakang seperti tersebut di atas, maka Kementerian Kesehatan
menetapkan Rekruitmen Online sebagaia salah satu Quick Wins-nya. Yang
tercakup dalam Rekruitmen Online adalah pengadaan CPNS, dokter/dokter
gigi/bidan PTT, dan TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia). Dengan proses
rekruitmen yang bersifat online (berbasiskan teknologi informasi), maka interaksi
antara recruiter dan recruitee, yang berpotensi menimbulkan katabeletje, dapat
diminimalkan. Pengambilan keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan
rekruitmen terhadap seorang calon pelamar dapat dilakukan dengan lebih
obyektif. Pada akhinya, Sistem Rekruitmen Online akan mendorong terciptanya
perekutan tenaga yang kompeten berbasiskan meritokrasi .
II. TUJUAN Tujuan dari Program Quick Wins “Rekrutmen Online” adalah untuk memperoleh
CPNS, dokter/dokter gigi/bidan PTT, TKHI (Tenaga Kesehatan Haji) yang terampil
dan kompeten (berdasarkan merit) melalui mekanisme rekruitmen yang bersifat
transparan, akuntabel, efektif dan efisien serta mudah diakses. Sifat rekrutmen
yang semacam itu didapat dari pemanfaatan teknologi informasi.
III. SASARAN Sasaran dari Program Quick Wins “Rekrutmen Online” adalah sebagai berikut:
(1). Kementerian Kesehatan akan:
a. memiliki suatu sistem perekrutan yang bersifat merit-based
(berdasarkan prestasi pada pelamar)
b. memiliki kepastian bahwa dalam setiap proses rekrutmen yang
dilakukan, maka hanya pelamar dengan kualifikasi terbaiklah yang
akan direkrut sebagai tenaga kerja
209
c. memiliki suatu evidence bahwa salah satu upaya untuk
memberangus kolusi dan nepotisme telah termanifestasikan
dalam wujud rekrutmen pegawai
(2). Masyarakat akan:
a. mendapatkan kepastian bahwa setiap pelamar akan memiliki
kesempatan yang sama untuk direkrut
b. memahami bahwa pertimbangan yang diambil oleh Kementerian
Kesehatan di dalam merekrut mereka, semata-mata berdasarkan
prestasi yang mereka miliki
c. memiliki pandangan yang positif terhadap Kementerian Kesehatan
dalam upaya kementerian ini membentuk dirinya sebagai
organisasi yang bebas KKN
IV. KELUARAN Keluaran (deliveables) yang diharapkan dapat diperoleh dengan tergarapnya Quick
Wins ini adalah:
(1). Program Rekrutmen Online yang berfungsi sepenuhnya dalam proses rekrutmen terhadap CPNS, dokter/dokter gigi/bidan PTT, TKHI (Tenaga Kesehatan Haji)
(2). Tersedianya juklak/juknis untuk pelaksanaan rekrutmen online V. HASIL YANG AKAN DICAPAI Hasil yang akan dicapai mencakup:
a. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa seluruh individu yang
diperoleh dari hasil rekrutmen adalah mereka yang memiliki kualifikasi
terbaik sesuai dengan posisi yang mereka lamar.
b. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa rekrutmen dilakukan
melalui suatu proses yang berbasiskan meritokrasi
210
c. Masyarakat, terutama kandidat yang melamar, dapat memastikan bahwa
mereka memiliki kesetaraan dalam proses rekrutmen dan mereka dapat
secara legawa memahami bahwa hanya kandidat terbaiklah yang pada
akhirnya akan direkrut
d. Sistem Rekrutmen Online dapat secara signifikan memangkas biaya dan
mereduksi waktu proses yang yang timbul dalam mekanisme perekrutan
secara manual
VI. KRITERIA KEBERHASILAN Tolok ukur keberhasilan dari Quick Wins Rekrutmen Online dapat dipilah ke dalam
dua fase, yakni (1) Fase Pengembangan Sistem dan (2) Fase Implementasi Sistem.
1) Fase Pengembangan Sistem
Pada fase pengembangan sistem, tolok ukur didasarkan pada kemajuan
(progress) dari penyempurnaan Sistem Rekrutmen Online. Berikut adalah
item pekerjaan yang akan digarap dalam Fase Pengembangan Sistem:
a. Perluasan Akses pada Sistem dan Penyempurnaan Fitur Penapisan
Inti dari kegiatan ini adalah melakukan penyempurnaan terhadap
Sistem Rekrutmen Online (SRO) yang sudah ada sedemikian
sehingga para pelamar dari wilayah manapun di Republik
Indonesia dapat mengakses SRO dengan kecepatan akses yang
wajar. Adanya fitur ini memungkinkan kandidat terbaik di seluruh
wilayah tanah air memiliki kesempatan yang sama untuk
mengikuti proses rekrutmen. Penyempurnaan Fitur Penampisan
akan memungkinkan proses seleksi berjalan secara lebih efektif
dan efisien. Untuk mengantisipasi jumlah pelamar yang dapat
mencapai ribuan, maka dibutuhkan suatu mekanisme yang handal
untuk melakukan penyaringan yang dapat menghasilkan short-
listed candidate. Dengan demikian, kerja tim rekrutmen
selanjutnya cukup berfokus pada hasil saringan ini.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
211
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa (1) Sistem Rekrutmen
Online yang accessible dari seluruh wilayah di Indonesia
dengan bandwith yang wajar. Secara teknis, pengujian
accessibility ini dapat dilakukan dengan menggunakan
suatu metode sampling tertentu. (2) Suatu sistem yang
secara otomatis melakukan penapisan pada data pelamar
yang terinput dalam database sistem untuk menayangkan
short-listed candidates berdasarkan sekumpulan kriteria
tertentu.
b. Perolehan Sertifikasi ISO
Butir pekerjaan ini adalah mendapatkan sertifikasi ISO untuk
layanan Rekrutmen Online. Adanya sertifikasi ISO ini menjamin
bahwa proses rekrutmen online berjalan secara konsisten sesuai
dengan juklak/juknis yang berlaku. Inheren dalam tahapan ini
adalah terdapat sejumlah personil pelaksana yang memiliki
kompetensi yang memadai untuk melakukan rekrutmen secara
online. Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa: (1) sertifikasi ISO untuk
layanan Rekrutmen Online; dan (2) tersedianya personil
pelaksana layanan Rekrutmen Online yang telah dibekali
dengan ketrampilan pemberian layanan sesuai standard
ISO.
c. Penyempurnaan Juklak/Juknis
Inti dari kegiatan ini adalah melakukan penyempurnaan terhadap
seluruh Juklak dan Juknis yang menjadi landasan pengoperasian
SRO. Termasuk yang menjadi garapan di sini adalah menyusun
peta proses (proses mapping) dari layanan Rekrutmen Online. Peta
proses akan menggambarkan alur proses secara komprehensif,
212
diawali dengan diaksesnya situs Rekrutmen Online oleh pelamar
hingga yang bersangkutan menerima konfirmasi bahwa lamaran
yang di-upload sudah terekam dalam database SRO. Selanjutnya,
sang pelamar akan menerima pemberitahuan tentang proses
berikutnya yang akan dijalani dalam tenggat waktu yang sudah
ditentukan (timely manner).
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: ≥ 90 %)
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: ≥ 90 % dan ≤ 100 %)
iii. Diperoleh deliverables berupa SOP dan Peta Proses untuk
seluruh layanan SRO.
2) Fase Implementasi Sistem
Pada Fase Implementasi Sistem, yang menjadi tolok ukur keberhasilan
adalah efektifitas dari kinerja Sistem Rekrutmen Online. Kinerja layanan
akan dievaluasi dari sejumlah dimensi, yakni: Persentase Pemenuhan
Waktu Rekrutmen dan Indeks Kualitas Recruitee. Berikut adalah uraian
dari tolok ukur yang akan digunakan:
a) Persentase Pemenuhan Waktu Rekrutmen
Waktu Rekrutmen didefinisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi suatu posisi tertentu, sejak posting
posisi tersebut pada situs web layanan Rekrutmen Online
hingga posisi tersebut terisi. Berdasarkan rule-of-thumb yang
umum digunakan dalam proses rekrutmen, Waktu Rekrutmen
yang baik adalah 2 bulan (60 hari kalender). Persentase
Pemenuhan Waktu Rekrutmen menghitung proporsi Waktu
Rekrutmen yang dapat dilaksanakan dalam durasi waktu
tersebut untuk seluruh rekrutmen yang dilangsungkan dalam
satu tahun kalender. Tabel berikut berisikan kriteria
keberhasilannya:
213
No. Persentase Pemenuhan
Waktu Rekrutmen Tingkat Keberhasilan
1 ≥ 90 % s.d. 100 % Baik
2 ≥ 80 % hingga 90 % Cukup
3 ≥ 70 % hingga 80 % Kurang
4 < 70 % Buruk
b) Indeks Kualitas Recruitee
Indeks Kualitas Recruitee merupakan suatu tolok ukur yang
mencerminkan keberhasilan dari proses rekrutmen online.
Hasil rekrutmen yang tepat akan terefleksikan dari kinerja sang
recruitee. Setelah melalui masa percobaan atau pembinaan,
setiap recruitee perlu memiliki sejumlah indikator kinerja
individu. Jumlah indikator kinerja berkisar antara 7 – 10 buah
per individu. Enam bulan setelah masa pembinaan, dihitung
berapa skor kinerja per individu berdasarkan pencapaian
indikator kinerja masing-masing. Selanjutnya, Indeks Kualitas
Recruitee didefinisikan sebagai rata-rata dari skor indikator
kinerja untuk seluruh individu (recruitee). Tabel berikut
berisikan kriteria keberhasilannya:
*) Catatan: Indeks Kualitas Recruitee dipangkas (capping) pada angka 110%
No. Indeks Kualitas Recruitee Tingkat Keberhasilan
1 ≥ 100 % s.d. 110 % *)
Cemerlang
2 ≥ 85 % s.d. 100 % Baik
3 ≥ 75 % hingga 85 % Cukup
4 ≥ 65 % hingga 75 % Kurang
5 < 65 % Buruk
214
VII. RENCANA KERJA Rencana kerja dari Quick Wins Rekrutmen Online ada di dalam Lampiran.