bab 1-proposal ptk

32
BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Tujuan umum pengajaran sastra seperti yang tercantum dalam kurikulum 2007 yaitu agar siswa mampu menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Lalu, di dalam rambu-rambunya pada butir 10 ditegaskan pula bahwa pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengapresiasikan karya sastra. Kegiatan mengapresiasi nalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian peran pelajaran sastra menjadi sangat penting. Mengingat perannya yang sedemikian itu, maka terselenggaranya pembe-lajaran sastra yang menarik dan menyenangkan akan menjadi sebuah tuntutan yang harus dipenuhi. Hal ini dimungkinkan karena pelajaran seperti ini akan dapat mendidik siswa untuk dapat mengenal dan menghargai nilai-nilai yang dijunjung oleh bangsanya, 1

Upload: jembatanberatap

Post on 18-Jun-2015

551 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1-Proposal Ptk

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Tujuan umum pengajaran sastra seperti yang tercantum dalam kurikulum 2007

yaitu agar siswa mampu menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra

untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Lalu, di dalam rambu-

rambunya pada butir 10 ditegaskan pula bahwa pembelajaran sastra dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengapresiasikan karya sastra.

Kegiatan mengapresiasi nalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap

masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian peran pelajaran sastra

menjadi sangat penting.

Mengingat perannya yang sedemikian itu, maka terselenggaranya pembe-lajaran

sastra yang menarik dan menyenangkan akan menjadi sebuah tuntutan yang harus

dipenuhi. Hal ini dimungkinkan karena pelajaran seperti ini akan dapat mendidik

siswa untuk dapat mengenal dan menghargai nilai-nilai yang dijunjung oleh

bangsanya, juga untuk dapat menghargai hidup, menikmati pengalaman orang lain,

serta dapat menemukan makna hidup dan kehidupan. Bukankah karya sastra (cerpen)

itu merupakan miniatur kehidupan manusia di sekitar pembaca?.

Jadi, dengan mempelajari sastra berarti siswa diajak untuk mempelajari manusia dan

lingkungannya. Biasanya siswa akan sangat antusias jika diajak untuk membicarakan

atau mendiskusikannya juga akan mengeluarkan segala pengalaman dan

pengetahuannya.

1

Page 2: Bab 1-Proposal Ptk

Berdasarkan artikel Koran Media Indonesia edisi sabtu 14 April 2008 dikatakan

oleh gunoto Saparie “Program Pengajaran apresiasi sastra Indonesia yang dipadukan

dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia masih kurang menarik bagi para

siswa. Penyebab kurang menariknya pelajaran apresiasi sastra Indonesia di antaranya

cara guru mengajar yang tidak memotivasi siswa, kurang akrabnya siswa dengan

karya sastra”. Kemudian lebih lanjut dikatakan”Ketidakberhasilan pengajaran

apresiasi sastra Indonesia juga disebabkan belum ditetapkannya alokasi waktu, untuk

pengajaran apresiasi sastra Indonesia sebagai mata ajar yang mandiri. Sampai kini

sastra diajarkan sebagai sambilan dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Dengan

demikan, secara tidak langsung bentuk evaluasi pengajaran bahasa akan

mempengaruhi bentuk evaluasi pengajaran sastra. Atau bisa jadi evaluasi pengajaran

sastra ditumpangkan ke dalam evaluasi pengajaran bahasa.”

Sayangnya, kendala pembelajaran itu sering terletak pada guru. Sebab, masih saja

guru yang terlalu mengandalkan LKS (Latihan Kerja Siswa), tidak menyukai sastra,

dan tidak bisa memilih bahan ajar yang tepat dan menarik untuk seusia siswa yang

dididiknya. Kenyataan inilah yang sering dianggap orang sebagai kegagalan. Gagal

karena siswa tidak memiliki daya apresiasi dan kepekaan rasa serta tidak menyukai

sastra.

Artikel Bali Post, Rabu tanggal 30 oktober tahun 2008 u, I nyoman suaka,dosen

STKIP Saraswati ,Tabana Bali, berpendapat”bahwa tayangan sinetron di televisi itu

sebenarnya sangat membantu guru bahasa dan sastra Indonesia di sekolah-sekolah.

Pengajaran sastra yang begitu lesu bisa dibangkitkan dengan mengimbau siswa agar

menonton sinetron di televisi. Imbauan ini akan disambut gembira oleh peserta didik

2

Page 3: Bab 1-Proposal Ptk

karena keseharian mereka sudah terbiasa lama-lama nongkrong di depan pesawat

televisi.

Departemen Penerangan (kini dilikuidasi) ketika itu memberi andil yang besar

untuk membangkitkan khasanah kebudayaan melalui penayangan sinetron yang

diangkat dari karya sastra. Pemda Sumatera Barat dikabarkan memberikan dana

sebesar Rp 40 juta untuk menyukseskan produksi sinetron "Salah Asuhan". Dana

sejumlah itu amat besar saat itu. Berkat dukungan sutradara Ami Prijono, aktor Dolly

Marten, aktris Ida Iasha, Shanas Haque dan Pemda Sumbar, maka sinetron "Salah

Asuhan" meraih prestasi sebagai sinetron terbaik dalam "Festival Sinetron Indonesia"

tahun 1994.

Berangkat dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, Penelitian

Tindakan Kelas ini, akan mengkaji keterkaitan minat siswa dalam pembelajaran

karya sastra sinetron salah asuhan melalui rekaman tayangan televisi swasta RCTI

bagi siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Curup tahun 2009.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas,maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah terjadi peningkatan minat siswa dalam pembelajaran karya sastra sinetron

salah asuhan melalui rekaman tayangan telivisi swasta RCTI bagi siswa kelas XI

IPS di SMAN 1 Curup tahun 2009.

III. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

3

Page 4: Bab 1-Proposal Ptk

Mengetahui peningkatan minat siswa dalam pembelajaran karya sastra sinestron

salah asuhan melalui rekaman tayangan telivisi swasta RCTI bagi Curup semester

2 tahun 2009

IV. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Bagi guru,mengembangkan pengetahuan yang sesuai dengan profesinya

sebagai tenaga pendidik

2. Bagi guru, memberikan sumbangan pemikiran yang sesuai dengan

profesinya sebagai pendidik

3. Bagi siswa, memberikan usaha perbaikan prestasi belajar

4. Bagi sekolah, memberikan dukungan dalam kegiatan belajar mengajar

4

Page 5: Bab 1-Proposal Ptk

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,

1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan

pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar

dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau

media.bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan

atau interaksi manusia; realita; gambar bergerak atau tidak; tulisan dan suara yang direkam.

Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahasa asing. Namun

demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran

harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan

motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat

apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga

akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga

mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard

mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983). Kreteria pertamanya

adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan

penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik,

kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga

penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan.

5

Page 6: Bab 1-Proposal Ptk

Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin

baiklah media itu.

Dari pernyataan diatas, Media pembelajaran karya sastra harus dapat merangsang

minat siswa, dan pengadaannya harus murah. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai

multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan

navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa

tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi,

kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah

untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan

pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana

media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk

menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika

juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara

keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan

oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan

merasa telah belajar sesuatu.

B. Jenis-Jenis media Pendidikan

Upaya pengklasifikasian media dapat mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri suatu

media berbeda menurut tujuan atau maksudnya pengelompokannya. Dari contoh

pengelompokan yang diadakan oleh para ahli (Schramm), kita dapat melihat media

karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol

pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan

rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman atau

kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan

6

Page 7: Bab 1-Proposal Ptk

sebagainya.

Karakteristik media inisebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar

pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The question of

what media attributesare necessary for a given learnign for situation becomes the basis for

media selection”. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media

merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.

Untuk tujuan-tujuan praktis dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang

lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.

1. Media Grafis

Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media grafis

berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera

penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol

komunikasi visual. Selain itu media grafis juga berfungsi pula untuk menarik

perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang

mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif

murah ditinjau dari segi biayanya. Beberapa media grafis dengan ciri-cirinya adalah

sebagai berkut:

A. Gambar/Foto

Diantara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling mudah

dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan

dinikmati dimana-mana.

Kelebihan media gambar/foto

7

Page 8: Bab 1-Proposal Ptk

1) Sifatnya konkret; lebih realistis menunjukan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu.

3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan

untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau

membetulkan kesalahpahaman.

5) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa

memerlukan peralatan khusus.

Kelemahan media gambar/foto

1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

kegiatan pembelajaran.

3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besa.Untuk dijadikan sebagai media pembelajaran baik, media foto setidaknya mempunyai beberapa syarat(1) Autentik,(2)Sederhana,,(3) Ukuran relative,(4) Gambar /foto sebaiknya mengandung gerak dan perbuatan.

a) Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan

bagaian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal bisa

belajar menggambar, seorang guru haruslah dapat menuangkan ide-idenya

kedalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid,

menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan,

harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini langsung dibuat guru.

8

Page 9: Bab 1-Proposal Ptk

b) Diagram

Sebagai suatu gambar yang sedrhana yang menggunkan garis-garis dan

simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek

secara garis besar. Diagram menunjukan hubungan yang ada antara

komponen dan sifat-sifat proses yang ada disitu.

Kriteria diagram yang baik untuk dijadkan sebagai media pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1. Benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelasan

yang perlu.

2. Cukup besar dan ditempatkan secara strategis, dan

Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum

yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas kebawah.

D. . Bagan/Chart

Seperti halnya media grafis yang lain, chart termasuk media visual. Fungsinya

yang pokok adalah menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila

hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu

memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.

Sebagai media yang baik, bagan haruslah(1) Dapat dimengerti,(2) sederhana dan

lugas,tidak rumit dan berbelit-belit,(3) Diganti pada waktu tertentu agar tetap

menarik.

E. Grafik (Grafhs)

9

Page 10: Bab 1-Proposal Ptk

Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan

titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol

verbal digunakan pula dsitu.

Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,

menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang

saling berhubungan secara singkat dan jelas.

Sebagai media pendidikan yang baik, media grafik harus mampu memenuhi

beberapa kriteria-kriteria, diantaranya:

a. Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas

b. Hanya menyajikan satu ide setiap grafik

c. Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya.

d. Warna yang digunakan kontras dan harmonis.

e. Berjudul dan ringkas

f. Sederhana (simplicity)

g. Mudah dibaca (legibility)

h. Praktis, mudah (manageability)

i. Menarik (attractiveness

j. Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan (appropriateness

k. Telioti (accuracy))

Ada beberapa jenis grafik yang dapat kita gunakan diantaranya adalah grafik garis

(line graphs), grafik batang (bargraphs), grafik lengkaran (circle atau pie graphs) dan

grafik gambar (pictorial graphs).

10

Page 11: Bab 1-Proposal Ptk

f. Kartun

Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar

interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan

secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-

kejadian tertentu.

g. Poster

Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia

mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang

melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang untuk membeli

produk baru darei sesuatu perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana

atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.

Kriteria poster yang baik hendaklah;

1. Sedehana

2. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai suatu

tujuan yang pokok

3. Bewarna

4. Slogannya ringkas dan jitu

5. Tulisannya jelas

6. Motif dan disain bervariasi.

h. Peta dan Globe

11

Page 12: Bab 1-Proposal Ptk

Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Alasan kenapa peta

dipakai sebagai media dalam KBM:

1.Memungkinkan siswa mengerti tentang suatu posisi daerah.

2. Dapat merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh

geografis.

3. Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi

penduduk, tumbuh-tunbuhan dan kehidupan hewan serta bentuk muka bumi

sebenarnya.

i. Papan Flanel/Flannel Board

Papan Flannel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan

tertentukepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga

praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudahse

hingga dapat dipakai berkali-kali.

j. Papan Buletin (Bulletin Board)

Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi

langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain

menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian-

kejadian dalam waktu tertentu.

k. Media Audio

Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran.

Pesan yang akan disampaikan dituangkan didalam lambang-lambang auditif, baik

verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Beberapa jenis media

audio:

12

Page 13: Bab 1-Proposal Ptk

1) Radio

Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika

dibandingkan dengan media yakni(i) Harga realtif murah dan program

yang variatif(ii) Sifatnya mudah dipindahkan (mobile)

(iii). Jika digunakan dengan alat perekam radio bisa mengatasi

problem jadwal(iv) Radio mengembangkan daya imajinasi anak

(v)Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar

(vi) Radio dapat memperhatikan siswa pada kata-kata yang digunakan,

pada bunyi dan artinya

(vii) Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok mengajarkan musik

dan bahasa.

(viii) Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila

dibandingkan denagn jika dikerjakan oleh guru.

(ix)Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

Adapun kelemahan dari media ini meliputi:

1. Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication)

2. Biasanya siaran disentalisasikan sehingga guru tidak dapat

mengontrolnya.

3. Penjadwalan siaran dengan jadwal pelajaran sering menimbulkan

masalah.

l. Televisi (TV)

Selain film televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran

secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah

penerima pesannya, televisi tergolong kepada media massa.Kelebihan media

televisi meliputi:

13

Page 14: Bab 1-Proposal Ptk

1. TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua

bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan yang kan dicapai.

2. TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh

anak-anak karena mereka mengenalnya sebagi kehidupan diluar sekolah.

3.TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.

4. TV mempunayi realistis dari film tapi juag mempunayi kelebihan yang lain

yaitu immediacy (objek yang baru ditangkap kamera dapat segera

dipertontonkan).

5. Sifatnya langsung dan nyatadengan TV siswa dapat mengetahui kejadian-

kejadian yang mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang

besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan meeka berbicara.

6. Horison kelas dapat diperlebar dengan TV. Batas dan ruang dapat diatasi.

7.Hampir setiap mata pelajaran bisa di TV kan

8. TV dapat meningkatkan pengetahun dan kemampuan guru dalam mengajar.

Beberapa kelemahan TV sebagai media:

1.Harga pesawat TV relatif murah

2. Sifat komunikasinya hanay satu arah.

3. Jika akan dimanfaatkan dikelas jadwal siran dan jadwal pelajaran disekolah

sering kali sulit disesuaikan.

4.Program diluar kontrol guru.

5. Besarnya gambar relatif kecil dibanding denagn film, sehingga jumlah siswa

yang dapat memanfaatkannya terbatas.

14

Page 15: Bab 1-Proposal Ptk

m. Video

Video sebagai media audio visual yang menmpilakan gerak, semakin lama semakin

populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif,

bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.

Kelebihan video dalam media pendidikan:

1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode singkat dari rangsangan luar lainnya.

2. Dengan alat perekam pita video sejumlah penonton dapat memperoleh informasi dari

ahli-ahli/spesialis.

3.Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya.

4.Menghemat waktu dan dapat diputar berulang-ulang.

5. Kamera TV lebih dekat dapat mengamati objek yang sedang bergerak atau objek yang

berbahaya seperti harimau.

Hal-hal yang perlu diperhatikan seiring denagn penggunaan alat peekam pita video dalam

proses mengajar adalah:

1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang di praktikan

2. Sifat komunikasinay bersifat satu arah dan ahrus dicari bentuk umpan balik.

3. Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna.

4.Memerlukan peralatan ayng mahal dan kompleks.

Kriteria media pembelajaran diatas harus dikembangkan selain sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat dan kemampuan dan

sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.

n. Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar

15

Page 16: Bab 1-Proposal Ptk

mengajar. Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm. Ukuran yang

dipakai untuk sekolah adalah 16 mm.

Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai dengan

Sebagai suatu media, film mempunayi beberapa keunggulan:

1. Film merupakan suatu denominator yang umum. Baik anak yang cerdas maupun

lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan membaca atau

penguasaan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi dengan

menggunakan film.

2. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, dengan gerakan lambat,

pengulanagn akan memperjelas uraian dan ilustrasi.

3. Film dapat kembali menampilkan masa lalu dan menyajikannya kembali.

4. Film dapat mengembara dengan lincahnya dari suatu negara kenegara yang lain.

5.Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik.

6. Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya dikelas.

7. Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi dll.

8. Film memikat perhatian kebutuhan. Hal yang abstrak dapat menjadi jelas.

10.Film dapat mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan)

11.Film dapat merangsang dan memotivasi kegiatan anak-anak.

16

Page 17: Bab 1-Proposal Ptk

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Menurut Sugiyono,2009:2, Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,ada 2 kata kunci

a) Cara ilmiah :Kegiatan penelitian bercirikan keilmuan

(rasional,empiris,sistematis)

b) Data : Data teramati bersifat reliabel dan obyektif

Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini diklasifikasikan sebagai

penelitian tindakan Kelas. Menurut Suharsimi Arikunto,2005:58 menyatakan:

Penelitian Tindakan kelas(PTK) bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada prosesbelajar mengajar di kelas”.

Alasan penggunaan penelitian Tindakan Kelas ,yakni:

1. Masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui Penelitian Tindakan Kelas

selalu berasal persoalan praktik pembelajaran yang dihadapi guru sehari-hari.

2. Permasalahan berfokus pada masalah praktis bukan teoritis.

A. Langkah-langkah Penelitian ini

Menurut M.C Togart 1993:28. Meliputi 4 tahap(1)Rencana/Planning., (2) Pelaksanaan

Tindakan/Action,(3) Observasi /Observation,(4) Refleksi/Reflection.

Dalam penelitian ini, guru mencari permasalahan untuk di atasi. Dalam hal ini bagaimana

caranya meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran karya sastra sinestron salah

asuhan melalui rekaman tayangan televisi bagi siswa kelas XI. IPS di SMAN 1 Curup

tahun Pelajaran 2008/2009

17

Page 18: Bab 1-Proposal Ptk

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah keseluruhan yang dijadikan obyek penelitian menurut

Surahmat 2005:93 menyatakan;

“Subyek penelitian adalah suatu yang berhubungan dengan kelompok baik

manusia,gejala, nilai tes,benda-benda ataupun peristiwa”

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Ilmu

pengetahuan Sosial(IPS) Sekolah menengah atas(SMA) Negeri 1 Curup tahun Pelajaran

2008/2009 sebabanyak 37 siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono ,2009:224 Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data,

tanpa mengetahui teknik pengumpulan data , maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Oleh karena itu, dalam Penelitian ini di gunakan teknik pengumpulan data berupa

Observasi berjenis observasi partisipasif . Nasution(1988) menyatakan bahwa Observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Mengutip pendapat marshal (1995) menyatakan

bahwa”through observation,the researcher learn about behaviour and the meaning

attached to those behaviour(Melalui observasi ,peneliti belajar tentang prilaku dan makna

dari prilaku tersebut). Susan Stainback(1988) berpendapat”in participant observation, the

researcher observes what people do, listent to what the say ,and participates in their

activities”(dalam obervasi partisipasi, peneliti mengamati apa yang di kerjakan

orang,mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpatisipasi dalam aktivitas

mereka).

Alat yang digunakan berupa tes tertulis individu mengenai pertanyaan-

pertanyaan tentang siapa pelaku cerita, bagaimana konflik

18

Page 19: Bab 1-Proposal Ptk

antartokoh, konflik batin tokoh itu sendiri, di mana cerita itu terjadi,

bagaimana alur ceritanya, apa tema serta amanat sinetron tersebut .

Adapun yang diobservasi di penelitian ini siswa kelas XI.IPS sejumlah 37 siswa pada

saat Kegiatan belajar Mengajar pelajaran bahasa Indonesia di Ruang Audio Visual

SMAN 1 Curup jam ke4 sampai dengan jam ke 5. Atau jam 09.45 w.i.b sampai dengan

10.30 w.i.b.( 90 menit) melalui tayangan rekaman sinetron “Salah Asuhan”di telivisi .

D. Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian Tindakan ini dilaksanakan 2 siklus yang langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Refleksi awal

Pengalaman sebagai guru Bahasa Indonesia yang ditemui selama ini rendahnya minat

siswa belajar sastra Indonesia. Berdasarkan masalah yang direnungkan tersebut, peneliti

akan menggunakan media pembebelajaran berupa rekaman Sinetron “Salah Asuhan

“dalam pembelajaran di Kelas XI.IPS .

b) Perencanaan tindakan I

Peneliti mempersiapkan tindsksn-tiondsksn berikut ini:

1. Rekaman Sinetron “Salah Asuhan”,

2. Mempersiapkan sebuah televisi di ruang audio visual

3. Lembar observasi (terlampir)

4. Lembar Tes setelah tayangan (terlampir)

c) Pelaksanaan tindakan 1

1. Dalam tahap ini peneliti melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia karya

sastra dengan media rekaman sinetron “Salah Asuhan”

2. Selanjutnyyaa melakukan observasi selama penayangan sinetron

19

Page 20: Bab 1-Proposal Ptk

3. Setelah berakhirnya tayangan itu, Guru membagikan lembaran tes ke

setiap siswa .

d) Refleksi 1

Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes di pelaksanaan tindakan 1 ,kemudian

dilakukan rencana tindakan 2.

e) Replannning,

Hasil di siklus 1 akan di diskusikan dengan kawan sejawat ,baik berasal dari guru

SMAN 1 Curup maupun dari MGMP bahasa Indonesia di wilayah rejang

Lebong

Siklus 2 meliputi;

1. Perencanaan tindakan 2

2. Pelaksanaan tindakan 2

3. Evaluasi tindakan 2

4. Rfleksi tindakan 2

E. Pembahasan hasil tes atau evaluasi tiap siswa

Berdasarkan buku Evaluasi Pendidikan yang diterbitkan Pusat Pengemabngan Penataran

Guru tertulis bandung tahun 2007, Pengolahan hasil tes setiap siswa berdasa prosentase

jawaban yang benar dari keseluruhan soal yang dikerjakan siswa. Ini bertujuan mencari nilai

yang memuskan setiap siswa.

Rumus: skor akhir= (skor real x skor ideal)x 10

20

Page 21: Bab 1-Proposal Ptk

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto,2007.Penelitian Tindakan Kelas.jakarta:Bumi Aksara

Sugiyono,2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D

Bandung;Alfabeta

S.Nasution,2005.Metode Research.Jakarta:Bumi Aksara

Sutrisno hadi,Metodologi Research jilid 2.Yogyakarta:Andi press

21