bab 1 pendahuluan v.1.1 (zaid hizbullah a g z)

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, meskipun malnutrisi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, terutama di kalangan masyarakat miskin, tetapi prevalensi obesitas muncul sebagai masalah baru bagi kesehatan masyarakat. Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional pada tahun 2010 menunjukan bahwa kelebihan gizi ditemukan di semua kelompok usia. Prevalensi anak balita sekitar 13,3 % yang kekurangan gizi dan 14 % yang kelebihan gizi. Kemudian pada anak usia 6-12 tahun yaitu 11,2% yang kekurangan gizi, sedangkan yang kelebihan sekitar 9,2%. Pada anak usia 13-15 tahun, prevalensi kekurangan gizi 10,1% dan kelebihan gizi hanya 2,5%. Pada usia dewasa prevalensi gizi kurang menjadi 12,6% dan 1

Upload: hizfisher

Post on 21-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan v.1.1 (Zaid Hizbullah a G Z)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, meskipun malnutrisi masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang utama, terutama di kalangan masyarakat miskin, tetapi prevalensi

obesitas muncul sebagai masalah baru bagi kesehatan masyarakat. Data dari Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional pada tahun 2010 menunjukan

bahwa kelebihan gizi ditemukan di semua kelompok usia. Prevalensi anak balita

sekitar 13,3 % yang kekurangan gizi dan 14 % yang kelebihan gizi. Kemudian pada

anak usia 6-12 tahun yaitu 11,2% yang kekurangan gizi, sedangkan yang kelebihan

sekitar 9,2%. Pada anak usia 13-15 tahun, prevalensi kekurangan gizi 10,1% dan

kelebihan gizi hanya 2,5%. Pada usia dewasa prevalensi gizi kurang menjadi 12,6%

dan kelebihan gizi meningkat mencapai 21,7 % untuk kegemukan dan obesitas (3).

Status gizi dapat dinilai secara absolut dengan cara mengukur indeks massa

tubuh (IMT), dimana berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi

badan dalam meter. Orang dewasa dengan IMT < 18,5 dianggap kurus, orang dewasa

dengan IMT ≥ 18,5 - < 24,9 dianggap normal, orang dewasa dengan IMT ≥ 25,0 - <

27,0 dianggap kelebihan berat badan, dan orang dewasa dengan IMT ≥ 27,0 dianggap

sebagai obesitas (2,3).

Indeks massa tubuh merupakan variabel independen yang dapat

mempengaruhi hasil pengukuran spirometri. Peningkatan indeks massa tubuh perlu

1

Page 2: Bab 1 Pendahuluan v.1.1 (Zaid Hizbullah a G Z)

2

diperhatikan untuk mengevaluasi efek pada fungsi paru. Pada beberapa penelitian

menyimpulkan bahwa peningkatan indeks massa tubuh memberikan efek yang

signifikan terhadap volume paru, khusunya pada kapasitas fungsional residual dan

volume cadangan ekspirasi (4,5,6,7).

Obesitas dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan peningkatan gejala

pernapasan bahkan pada individu tanpa obstruksi jalan napas. Efek Fisiologis utama

dari obesitas adalah berkurangnya penyesuaian sistem pernafasan, peningkatan

kinerja dan jumlah oksigen pernafasan, dan peningkatan penutupan saluran

pernapasan bawah(4).

Penelitian yang berkaitan dengan tes fungsi paru sudah dilakukan beberapa

kali yang berhubungan dengan status gizi. Namun, penelitian yang secara langsung

berhubungan dengan indeks massa tubuh dirasa masih sedikit. Kesimpulan yang

didapatkan dalam beberapa penelitian juga masih terasa kurang. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara indeks massa tubuh

dengan fungsi paru, khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung

Mangkurat yang belum pernah dilakukan pengukuran spirometri yang berkaitan

dengan indeks massa tubuh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian yaitu, Apakah indeks massa tubuh meberikan efek terhadap fungsi paru

pada mahasiswa FK UNLAM tahun 2014?

Page 3: Bab 1 Pendahuluan v.1.1 (Zaid Hizbullah a G Z)

3

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan indeks massa

tubuh dengan fungsi paru pada mahasiswa FK UNLAM tahun 2014.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengukur fungsi paru mahasiswa FK UNLAM tahun.

b. Mengidentifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) mahasiswa FK UNLAM

c. Menganalisa hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan fungsi paru pada

mahasiswa FK UNLAM

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah mengenai

hubungan antara indeks massa tubuh dengan tes fungsi paru pada mahasiswa FK

UNLAM tahun 2014 dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian yang

akan datang.