bab 1 pendahuluan 1.1 pengertian juduleprints.ums.ac.id/54828/12/bab i.pdfdari judul yang diangkat...

12
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Laporan Studio Konsep Perancangan Arsitekutur (SKPA) ini mengambil judul Urban Gallery of Surakarta Agar mengetahui pengertian sekaligus definisi dari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan laporan. Urban, berkenaan dengan kota; bersifat kekotaan; orang yang berpindah ke kota. (KBBI, 1986) Gallery, berdasarkan KBBI, “ga-le-ri/n merupakan ruangan atau gedung tempat memerkan benda atau karya seni. Menurut ektimologinya, galeri berasal dari bahasa latin “galleria” yang artinya sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. (KBBI, 1986) Of , kata depan untuk menandai tempat; menandai waktu; akan; kepada; jauh. (KBBI, 1986) Surakarta, merupakan salah satu daerah otonom yang berada di bawah administrasi provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang memiliki 503.421 jiwa penduduk (2010). Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m di atas permukaan laut, terletak di antara 110 45'15" - 110 45'35" Bujur Timur dan 70'36" - 70'56" Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe. (BAPPEDA, 2011) Arsitektur, berkenaan dengan estetika, simbolisme, kekhasan batiniah lokal, citra dan cita arsitektur. (Prijotom, 1989) Kontemporer, kata kontemporer berasal dari kata „co‟ yang memliki arti bersama dan „tempo‟ yang menunjukkan waktu. Menurut istilah kontemporer berarti waktu yang berubah dengan kata lain desain yang dihasilkan bersifat „present‟. (Schirmbek, 1988)

Upload: dinhquynh

Post on 08-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Judul

Laporan Studio Konsep Perancangan Arsitekutur (SKPA) ini mengambil

judul Urban Gallery of Surakarta Agar mengetahui pengertian sekaligus definisi

dari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian

kata yang digunakan dalam penyusunan laporan.

Urban, berkenaan dengan kota; bersifat kekotaan; orang yang berpindah ke

kota. (KBBI, 1986)

Gallery, berdasarkan KBBI, “ga-le-ri/n merupakan ruangan atau gedung

tempat memerkan benda atau karya seni. Menurut ektimologinya, galeri

berasal dari bahasa latin “galleria” yang artinya sebagai ruang beratap dengan

satu sisi terbuka. (KBBI, 1986)

Of , kata depan untuk menandai tempat; menandai waktu; akan; kepada; jauh.

(KBBI, 1986)

Surakarta, merupakan salah satu daerah otonom yang berada di bawah

administrasi provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang memiliki 503.421 jiwa

penduduk (2010). Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara

lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar

92 m di atas permukaan laut, terletak di antara 110 45'15" - 110 45'35" Bujur

Timur dan 70'36" - 70'56" Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri

oleh 3 (tiga) buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, dan

Kali Pepe. (BAPPEDA, 2011)

Arsitektur, berkenaan dengan estetika, simbolisme, kekhasan batiniah lokal,

citra dan cita arsitektur. (Prijotom, 1989)

Kontemporer, kata kontemporer berasal dari kata „co‟ yang memliki arti

bersama dan „tempo‟ yang menunjukkan waktu. Menurut istilah kontemporer

berarti waktu yang berubah dengan kata lain desain yang dihasilkan bersifat

„present‟. (Schirmbek, 1988)

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

2

Jadi pengertian Urban Gallery of Surakarta merupakan perencanaan dan

perancangan suatu ruang atau bangunan yang digunakan sebagai pameran kota

yang didalamnya memaparkan mengenai perencanaan Kota Solo, pengendalian

pembangunan infrastruktur, urban desain, manajemen pengendalian RTH, galeri

kota, konservasi sejarah dan budaya yang berada di Kota Surakarta dengan

penekanan pada desain arsitektur kontemporer yang berkemajuan dan

menggunakan konsep kekinian.

1.2 Latar Belakang

1.2.1 Urgensi Pemilihan Kasus

Upaya untuk memperkenalkan potensi daerah agar lebih dikenal oleh

dunia luar adalah penyematan city branding sehingga dapat memberikan ciri

kekhasan atas suatu daerah. Penyematan city branding pada sebuah kota

menghadirkan masyarakat akan kesadarannya akan keberadaan lokasi tersebut dan

berkeinginan untuk mengasosiasikannya sebab suatu kota juga perlu untuk

memiliki city branding agar berbeda dengan daerah lainnya. Pengelolaan kawasan

yang telah memiliki city branding tentu memerlukan adanya komunikasi

pemasaran agar target kunjungan dapat dicapai secara maksimal.

Surakarta atau biasa dikenal dengan Kota Solo merupakan salah satu yang

terpilih menjadi proyek percontohan karena dikenal dengan good governance,

artinya kota tersebut memiliki kepemimpinan yang kuat dengan beragam

kebijakan yang inklusif dan melibatkan kelompok miskin disertai inovasi dalam

mengadakan perubahan yang lebih baik. Strategi yang komprehensif, inklusif, dan

kredibel yang dimiliki kota Solo juga merupakan hal penting dalam persyaratan

bagi pemerintah pusat untuk menentukan sikap dan dukungan agar investasi

perkotaan dapat terimplementasikan (Rencana Program Investasi Jangka

Menengah 2005-2025)

Berkenaan dengan investasi jangka menengah, program Making Urban

Investment Palaning Network yang dilaksanakan oleh UN HABITAT Indonesia

yang bekerjasama dengan Dirjen Perumahan Rakyat, Kementrian Pekerjaan

Umum tentu menitikberatkan pada proyek-proyek realistis/doable, namun dapat

membuat suatu perubahan yang mendasar pada kota secara keseluruhan sehingga

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

3

visi dasar kota dapat terlaksana dengan baik. Berkaitan dengan visi kota Solo,

Eco-Cultural City, dengan visi ini kota Solo sekaligus ingin menjawab persoalan

yang terkait dengan lingkungan, ekonomi lokal, budaya, dan mata pencaharian

warga. Kota Solo sedang gencar menjadi kota tumbuh dan memiliki masyarakat

yang sehat dan hidup diantara akar budaya lokal, aktivitas perdagangan pasar,

ruang terbuka hijau yang nyaman dengan dukungan infrastruktur yang memadai.

Fokus strategi pengembangan yang dijalankan kota Solo dapat dilihat dari empat

komponen (gambar 1.1). Suatu proyek perencanaan yang dilaksanakan di Kota

Solo, maka komponen tersebut harus saling terkait dan mendukung dalam satu

kerangan visi kota sehingga setiap proyek dapat memberikan manfaat kepada

khalayak ramai. Ketika hal tersebut sejalan dengan visi Kota Solo, maka dapat

dikatakan telah menemukan sweet spot atau titik temu. Visi Kota Solo tentu

merumuskan suaru cara strategis agar memberikan manfaat di masa mendatang.

Terciptanya visi kota tentu merupakan kolaborasi dari berbagai kelompok elemen

pemerintahan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan memperbaiki

pembangunan di masa dalam mempersiapkan dan memperbaiki pembangunan di

masa yang akan datang baik kondisi fisiknya maupun kualitas lingkungannya.

Visi Kota Solo yang kita kenal adalah Eco-Cultural City, dimana visi itu berjalan

dan terlaksana di berbagai proyek yang ada di Kota Solo. Setiap kota di Indonesia

memiliki visi kota masing-masing dengan berbagai perbedaan dan keunikan

dalam setiap komponen pembentuknya tergantung pada kebutuhan masyarakat

serta kontek regional.

Gambar 1.1 Komponen Strategi Pembangunan Kota Solo

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Penjagaan

Warisan

Budaya

Pengembangan

Ekonomi

Lokal

Ekologi

Perkotaan

Pembangunan

Infrastruktur

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

4

1.2.2 Pencapaian Progran Eco-Cultural City

Eco-Cultural City merupakan satu bagian penting dan menjadi tolak ukur

bagi Kota Solo menuju keakaran budaya yang semakin menguat, kemandirian

secara ekonomi, ruang-ruang publik yang berkualitas dan memadai serta

infrastruktur yang baik. Bertolak pada aset dan peluang strategis yang tersedia di

Kota Solo, program Eco-Cultural City yang dimiliki Kota Solo tentu memberikan

dampak yang baik untuk jangka panjang. Melibatkan peran masyarakat

didalamnya dalam menentukan prioritas pembangunannya. Eco-Cultural City ini

dapat dikatakan memiliki fokus dan target yang jelas untuk jangka panjang dan

mendapat dukungan dari masyarakat luas. Komponen-komponen visi kota yang

telah terlaksana antara lain :

a. Pencapaian Ekologi Perkotaan

Kota Solo ditagetkan memiliki sungai yang bersih, ruang publik yang

memadai, dan ruang terbuka hijau yang layak. Pemerintah pun sedang

mengupayakan peningkatan jumlah lahan terbuka hijau supaya memenuhi target

nasional 30% dari luas wilayah Kota Solo.

Visi : Ingin mewujudkan Kota Solo dengan sungai yang bersih, taman hijau dan

ruang terbuka yang nyaman.

Strategi : Merencanakan perbaikan kondisi taman dengan taman yang baru,

memperbaiki keadaan sungai dan sistem tata kelolanya.

Gambar 1.3 Pencapaian Visi Pengembangan

Taman Balekambang

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Gambar 1.2 Pencapaian Visi Pengembangan

Taman Monumen Banjarsari

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

5

b. Penjagaan Warisan Budaya

Visi : Kota Solo akan diprospek menjadi kota dengan agenda kebudayan yang

banyak, pemeliharaan warisan sejarah, dan identitas kelokalan.

Strategi : Mengembangan city branding melalu penjagaan aset budaya,

pencapaian target one village, one product.

Gambar 1.6 Kawasan Penataan Kampung Wisata Batik Laweyan

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Gambar 1.5 Pencapaian Visi Pengembangan

Taman Manahan

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Gambar 1.4 Pencapaian Visi Pengembangan

Taman Sekartaji

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

6

c. Pencapaian Ekonomi Lokal

Visi : Kota Solo akan diprospek pada sektor perdagangan, barang, dan jasa.

Strategi : Mendorong UMKM lokal agar berkembang.

Gambar 1.7 Kerajinan dan Usaha Lokal Kota Solo

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

d. Pencapaian Pembangunan Infrastruktur Fisik dan Transportasi

Visi : Solo akan bertumbuh pada bidang infrastruktur yang terintegrasi dengan

kota lain.

Strategi : Membangun infrastruktur dan transportasi yang terintegrasi antara

jalan tol, bandara, terminal; pembangunan jalan lingkungan di wilayah solo utara;

pembangunan jalur rel kereta api; penambahan rute bis dan BRT; pembangunan

jalan-jalan regional; pembangunan sambungan rel kereta api

Keterangan :

Kerajinan Hiasan rumah, kaca hias, mebel

Kerajinan budaya : gamelan, sanggar tari,

instrumen musik

Kerajinan khusus : keris, sangkar burung

Kerajinan Garmen

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

7

1.2.2.1 Diagram Tahunan Progres Pencapaian Visi Kota

Kota Solo telah menunjukkan kapasitasnya dalam mewujudkan Visi Kota

dengan menggerakan pembangunan yang berpijak pada sumber daya dan aset

potensial. Bertumpu pada asset tersebut, empat komponen “Eco-Cultural City”

sangat menunjang pada pembangunan jangka panjang, Tahun 2017 ini pemerintah

menggagas rencana pembangunan Galeri Kota sebagai wadah aset budaya yang

dimiliki.

Gambar 1.10 Pencapaian Program Eco-Cultural City Tahun 2006-2010

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Gambar 1.11 Pencapaian Program Eco-Cultural City Tahun 2011-2017

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Gambar 1.9 Batik Solo Trans

Sumber : City Vision Profil Solo, 2011

Gambar 1.8 Bandara Adi Soemarmo

Sumber : City Vision Profil, 2011

Taman

Sriwedari

Solo Techno

Stasiun

Purwosari

Batik Solo

Transport

Perbaikan

Bantaran

Sungai

Kali Anyar

Taman

Kampung Batik

Laweyan

Pasar Sidodadi

Bandara Adi

Soemarmo

2006

Taman

Banjarsari

Taman

Manahan

Taman

2007 2008

8

2009

8

2010

8

2011 2012 2013

8

2016

8

2017

8

Perancangan

Urban Gallery

Surakarta

Taman Bengawan

Solo

Riverfront Kali Pepe

Taman Manahan

City Walk

Renovasi Keraton

Pasar Gede

Kawasan Jl. Gatot

Subroto

Terminal Bus

Tirtonadi

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

8

1.2.3 Interpretasi Judul Perancangan

Terkait perancanan Urban Gallery di Solo tentu beberapa kota besar di

Indonesia telah memiliki galeri, antara lain di Malang, Jakarta, Bandung, dan

Semarang. Kota Surakarta yang selanjutnya disebut Kota Solo, telah memiliki

slogan pariwisata, “The Spirit of Java”, dan pula kita tahu bahwa Kota Solo juga

memiliki potensi budaya lokal yang dirasa perlu memiliki dalam perencanaan

Urban Gallery guna memberikan manfaat bagi khalayak ramai untuk menilik

potensi budaya apa saja yang dimiliki. Singapore City Gallery URA Centre

sebagai contoh perwujudan galeri kota yang menghubungkan beragam komunitas,

perencanaan jangka panjang untuk kawasan negaranya, membuat ruang terbuka

yang nyaman dan hidup, dan juga dapat digunakan sebagai media promosi

arsitektural dan urban desain yang dimiliki. Kemajuan teknologi pada bidang

kepariwisataan negara Singapore dengan memiliki Singapore City Gallery URA

Centre, maka sudah saatnya Kota Solo merencanakan suatu desain Urban Gallery

yang didalamnya mewadahi informasi sejarah kota Solo, beragam aktivitas

kreatifitas yang dimiliki masyarakat Solo, sarana ruang pameran, ruang sosial,

amphitheatre dengan berpegang pada konsep pembangunan Kota Solo, Eco-

Cultural City. Perancangan Urban Gallery di Surakarta ini diharapkan mampu

mendukung visi kota dalam menjaga warisan budaya yang tidak hanya

meningkatkan peran Kota Solo sebagai tujuan wisata namun berpengaruh pada

pembangunan wilayah. Mengusung konsep arsitektur kontemporer tentu

diharapkan dapat menjadi satu obyek yang mendukung visi Kota Solo untuk

program jangka panjang yang dijalankan dan sejalan dengan city branding yang

telah diperoleh Kota Solo, yaitu Eco-Cultural City.

1.2 Rumusan Permasalahan

Adapun beberapa permasalahan terkait dengan topik pembahasan yang

terdapat pada latar belakang yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya dan

terkait pula dengan pencapaian visi Eco-Cultural City yang dimiliki Kota Solo

yang dikembangkan dan bermanfaat untuk masa mendatang adalah sebagai

berikut :

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

9

1. Bagaimana merencanakan dan merancang wadah yang digunakan sebagai

kegiatan yang berbudaya atau sebagai Urban Gallery di Kota Solo yang

hasilnya dapat lebih profitable baik dari segi ekonomi maupun

pengembangan potensi budaya lokal, dan kondisi sosial masyarakat Kota

Solo?

2. Bagaimana merancang desain galeri dengan menggunakan konsep arsitektur

kontemporer namun tetap menggunakan kelokalan budaya Kota Solo?

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Tujuan yang diharapkan dalam perencanaan dan perancangan Urban

Gallery di Surakarta ini adalah :

1. Desain arsitektur yang dihasilkan dapat digunakan sebagai upaya dalam

mendukung visi kota Solo dengan konsep Eco-Cultural City dan memacu

pertumbuhan ekonomi sehingga dapat memiliki tiga keuntungan sekaligus

baik dari segi budaya, ekonomis, dan sosial.

2. Meningkatkan citra atau identitas kota Surakarta dengan hadirnya Urban

Gallery di Kota Solo.

1.3.2 Sasaran

Guna mencapai tujuan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka sasaran

yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan lokasi tapak yang sesuai dan keberadaannya.

2. Penentuan pemrograman ruang untuk mewadahi seluruh kegiatan informasi

yang terkait serta menambah khasanah ilmu dalam mengembangkan dunia

desain arsitektur di Indonesia.

3. Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Urban Gallery

di Kota Solo yang memiliki karakter.

4. Menentukan pola penataan/tata layout ruang maupun koleksi yang sesuai

dengan standar.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

10

1.4 Batasan dan lingkup Pembahasan

1.4.1 Batasan Masalah

Batasan pembahasan diuraikan pada hal-hal sebagai berikut :

1. Lingkup pembahasan hanya yang terkait dengan disiplin ilmu arsitektur,

sedangkan diluar disiplin ilmu tersebut hanya sebatas sebagai materi

penunjang/pendukung dalam pembahasan.

2. Pembahasan ditekankan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya

yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan faktor penentu dalam proses

perencanaan dan perancangan bangunan Urban Gallery di Kota Solo.

3. Pembahasan terkait kebutuhan ruang yang disajikan hanya ditekankan pada

perkembangan Kota Solo baik perencanaan kota, pengendalian pembangunan

infrastruktur, urban desain.

1.4.2 Lingkup Pembahasan

Secara mikro, pembahasan cenderung pada pemecahan masalah dalam

proses perencanaan dan perancangan bangunan Urban Gallery di Kota Solo

dengan memperhatikan gagasan perencanaan, analisa konsep pada tapak, konsep

ruang, arsitektur, utilitas, dsb. Secara makro, pembahasan yang dilakukan

berkaitan dengan ruang lingkup perencanaan dan perancangan bangunan Urban

Gallery di Kota Solo antara lain mengenai gambaran atau deskripsi tapak yang

dibatasi oleh disiplin ilmu Arsitektur.

1.5 Metode Pembahasan dan Alur Pikir Perancangan

Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis

guna mengumpulkan data primer dan sekunder yang setelahnya akan dilakukan

analisa serta bagan secara singkat mengenai perencanaan dan perancangan Urban

Gallery di Kota Solo (skema 1.1). Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Studi Literatur, literatur yang digunakan baik buku maupun media elektronik

dan teori yang terkait dengan perencanaan dan standar perancangan galeri,

serta terkait dengan sejarah perkembangan, prinsip perancangan arsitektur

kontemporer.

2. Studi Observasi, mempelajari kasus serupa sebagai masukan dalam konsep

perencanaan dan perancangan bangunan Urban Gallery.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

11

3. Deskripsi, melakukan klasifikasi dan mengevaluasi data berdasarkan teori

sebelumnya sehingga dapat menghasilkan konsep dasar dalam perencanaan dan

perancangan bangunan Urban Gallery di Kota Solo.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan

bangunan Urban Gallery di Kota Solo ini meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan,

tujuan dan sasaran, batasan masalah dan lingkup pembahasan, metode

pengumpulan data dan pembahasan serta sistematika penyusunan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai studi terkait substansi materi, dalam hal ini

menguraikan mengenai teori terkait dengan perencanaan dan standar perancangan

galeri, serta sejarah perkembangan, prinsip perancangan arsitektur kontemporer.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Bab ini menguraikan mengenai penjabaran secara umum lokasi perencanaan serta

potensi aspek kebudayaan yang mempengaruhi baik potensi fisik dan non fisik,

rencana tata ruang wilayah Kota Surakarta, gagasan konsep perancangan, dan

beberapa alternatif dalam pemilihan tapak.

BAB IV ANALISIS PENDEKATAN SERTA KONSEP PERENCANAAN

DAN PERANCANGAN

Bab ini menguraikan mengenai gagasan; analisa pendekatan dan konsep

pengolahan tapak meliputi kondisi dan potensi tapak analisa pencapaian, analisa

orientasi bangunan dan view, analisa kebisingan, analisa cahaya matahari, analisa

angin, dan analisa zonifikasi tapak; analisa pola kegiatan; analisa kebutuhan

ruang; analisa besaran ruang; analisa pola hubungan ruang baik makro dan mikro;

konsep ruang; konsep arsitektur; konsep struktur; konsep interior yang telah

direncanakan.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Juduleprints.ums.ac.id/54828/12/BAB I.pdfdari judul yang diangkat maka diperlukan uraian singkat dari setiap rangkaian kata yang digunakan dalam penyusunan

12

Skema 1.1 Alur Pikir Perancangan Urban Gallery di Surakarta

Sumber : Analisa Penulis, 2017

PERMASALAHAN

Bagaimana merencanakan dan merancang wadah yang digunakan sebagai

kegiatan yang berbudaya atau sebagai Urban Gallery yang hasilnya dapat lebih

profitable baik dari segi ekonomi maupun pengembangan potensi budaya lokal,

dan kondisi sosial masyarakat Kota Solo?

Bagaimana merancang desain Urban Gallery dengan menggunakan konsep

arsitektur kontemporer namun tetap menggunakan kelokalan budaya Kota

Solo?

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan mengenai galeri

Prinsip Perancangan

Tinjauan mengenai arsitektur

kontemporer

STUDI BANDING

URA City Gallery

Nu Art Gallery

KESIMPULAN DAN BATASAN

ANALISA

Analisa mengenai tinjauan pustaka yang telah ditentukan untuk memperoleh

pendekatan, teknis, kinerja, aspek fungsional dan aspek arsitektural.

LANDASAN DP3A

Konsep perencanaan dan perancangan yang meliputi bentuk pada penekanan

konsep fisik bangunan, kebutuhan ruang, sistem utilitas, dan lain sebagainya.

LATAR BELAKANG

AKTUALITA

Surakarta merupakan salah satu kota di

Indonesia yang memiliki proses pertumbuhan

dan perkembangan yang baik pada sektor

pariwisata kebudayaan

Belum memiliki Urban Gallery yang

diharapkan dapat mendukung visi kota, Eco-

Cultural City.

URGENSI

Perlu adanya perencanaan dan perancangan

Urban Gallery di Kota Solo .sebagai aset yang

profitable dan mampu mendukung visi Kota

Solo yang bermanfaat di masa mendatang.

ORIGINALITAS

Urban Gallery di Kota Solo disajikan

dengan menggunakan konsep bergaya

arsitektur kontemporer dimana teknologi hi-

tech dan berkemajuan diusung dalam proses

perencanaan dan perancangan galeri ini.