bab i pendahuluan 1.1. pengertian juduleprints.ums.ac.id/77295/12/bab i.pdf · wilayah tersebut...

8
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Judul dari DP3A yang diangkat adalah “Redesain Pasar Tradisional Kartasura dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid”. Masing-masing kata secara bahasa dapat diartikan sebagai berikut: Redesain : Membongkar dengan seksama atau memperbaiki kesalahan yang telah di bangun (bambang suskiyatno, dalam Eni Zuliana, 2016) Pasar Tradisional : Pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (Perpres RI, No. 112 Tahun 2007) Kartasura : Sebuah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kartasura dikatakan sebagai kota satelit bagi Surakarta atau Solo, dan sebuah perkembangan perkotaan bagi Kabupaten Sukoharjo, (https:// id.wikipedia.org/ wiki/ Kartasura,_ Sukoharjo, 2019) Pendekatan : Titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. (https:// akhmadsudrajat. wordpress. com, 2019)

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Judul

Judulُ dariُ DP3Aُ yangُ diangkatُ adalahُ “Redesainُ Pasarُ Tradisionalُ

Kartasura dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid”.ُ Masing-masing kata secara

bahasa dapat diartikan sebagai berikut:

Redesain : Membongkar dengan seksama atau memperbaiki kesalahan

yang telah di bangun (bambang suskiyatno, dalam Eni

Zuliana, 2016)

Pasar Tradisional : Pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan

Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan

swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda

yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,

swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil,

modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan

melalui tawar-menawar (Perpres RI, No. 112 Tahun 2007)

Kartasura : Sebuah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kartasura dikatakan sebagai kota satelit bagi Surakarta atau

Solo, dan sebuah perkembangan perkotaan bagi Kabupaten

Sukoharjo, (https:// id.wikipedia.org/ wiki/ Kartasura,_

Sukoharjo, 2019)

Pendekatan : Titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum. (https:// akhmadsudrajat. wordpress.

com, 2019)

2

Arsitektur Hybrid : Salah satu metode perancangan yang muncul pada masa

post modern, yaitu dengan cara menggabungkan,

mengkombinasikan atau mencampurkan dua jenis atau lebih

aspek/elemen arsitektur yang berbeda sehingga dapat

menciptakan kemungkinan suatu hal yang baru (Deddy

Erdiono, 2013)

Jadiُpengertianُjudulُsecaraُkeseluruhanُdariُ“RedesainُPasarُTradisionalُ

Kartasura dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid”ُ adalahُ perencanaan dan

perancangan kembali Pasar Tradisional Kartasura yang agar berfungsi secara

maksimal untuk mewadahi ataupun menyediakan sarana dan prasarana bagi

masyarakat, khususnya masyarakat sekitar Kartasura. Melalui pendekatan

Arsitektur Hybrid agar dapat tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya.

1.2. Latar Belakang

1.2.1. Kartasura

Kartasura adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah

dengan luas wilayah 1.923 Ha. Kecamatan Kartasura terbagi dalam 12 Desa,

wilayah tersebut terdiri dari 10 Desa dan 2 Kelurahan, 117 RW (Rukun Warga) dan

415 RT (Rukun Tetangga). Menurut klasifikasinya semua Desa di Kecamatan

Kartasura termasuk Desa Swasembada. Dari Seluruh Desa di Kartasura, hanya

terdapat satu buah Pasar tradisional, yaitu Pasar Tradisional Kartasura.

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Kartasura

Sumber : kartasura.sukoharjokab.go.id, 2019

KARTASUR

A

KERTONATA

N

PUCANGA

N

WIROGUNA

N NGABEYA

N

SINGOPUR

AN

PABELAN

GONILAN

MAKAM

HAJIGUMPANG

NGADIREJ

O

NGEMPLAK

3

1.2.2. Pasar tradisional Kartasura

Pasar Tradisional Kartasura terletak di Jalan Ahmad Yani, Kartasura, Dusun

I, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57161. Pasar Kartasura dulunya

merupakan pasar satu lantai. Berbeda dengan saat ini yang telah melewati proses

renovasi menjadi pasar berlantai dua dari tahun 1990-an, dimana selama masa

perenovasian tersebut, kegiatan pedagang untuk mencari nafkah di alokasikan

sementara, tepatnya di lapangan Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura.

Gambar 2. Lokasi Pasar Tradisional Kartasura

Sumber : GoogleMaps, 2019

Pasar yang sudah beroperasi cukup lama di kawasan Kartasura ini

menyediakan macam-macam kebutuhan yang lengkap bagi pembelinya misal

sayur-sayuran, bumbu rempah-rempah, ikan- ikan segar seperti ikan bandeng,

cumi-cumi, ikan salmon, ikan lele, dan lain sebagainya, lalu ayam potong maupun

ayam ternak ada disitu lalu kelapa, bumbu dapur, benda peralatan rumah tangga dan

masih banyak yang lainnya. Keberadaan Pasar ini membantu masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau. Dahulu di pasar

ini banyak transportasi tradisional seperti dengan memakai becak maupun dengan

andong, Namun saat ini semakin banyaknya kendaraan bermotor membuat

transportasi tradisional ini mulai kurang diminati pengunjung.

4

1.2.3. Masalah

Pasar Tradisional Kartasura dulunya tidak kalah ramai dengan Pasar Legi

yang mana sebagai Pusatnya penjualan bumbu rempah-rempah. Namun semenjak

dialihkannya jalur bus yang dahulu melewati pasar ke jalur lain yang tidak melewati

pasar, saat itulah pengunjung pasar mengalami penurunan. Meskipun mengalami

penurunan, pasar ini tetap bertahan sampai sekarang dengan kondisi yang

menghawatirkan. Namun saat ini minat masyarakat untuk mengunjunginya mulai

berkurang dengan adanya pasar modern seperti alfamat, indomaret, ataupun

alfamidi. Seperti yang terlihat saat ini, hampir di tiap jalan pasti kita menemukan

pasar modern.

Gambar 3. Pedagang pasar yang berjualan diluar

Sumber : Dokumentasi penulis, 2019

Beberapa pedagang yang awalnya berjualan didalam, beberapa mulai

pindah berjualan di sisi luar pasar untuk mendapatkan pembeli. Hal ini membuat

suasana kumuh semakin jelas dan pada saat hujan dan ramai pengunjung banyak

genangan air. Umur bangunan yang sudah tua ini cukup terlihat dari luarnya dengan

tidak terawatnya dan kotor temboknya. Beberapa bagian pada bangunan ini juga

sudah mulai retak dan rawan timbul musibah. Perlu sebuah perubahan yang

membuat pasar ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu pasar ini perlu dilakukan

perbaikan lagi.

5

1.2.4. Potensi

Saat ini pemerintah kabupaten Sukoharjo sendiri sedang melakukan

perbaikan terhadap pasar-pasar tradisional di daerahnya. Empat pasar tradisional

yang dibangun yakni Pasar Plumbon di Kecamatan Mojolaban, Pasar Kepuh di

Kecamatan Nguter, Pasar Purwo di Kecamatan Weru dan Pasar Daleman di

Kecamatan Baki. Pengerjaan keempat pasar tradisional tersebut diperkirakan

mencapai 35 – 40 persen. Sementara itu, Pemkab Sukoharjo saat ini sudah

melaksanakan pembangunan disejumlah pasar tradisional di 11 dari 12 kecamatan.

Tinggal satu kecamatan saja yakni Kecamatan Kartasura yang belum tersentuh

pembangunan pasar tradisional. Pasar Kartasura kondisinya sekarang sangat

memprihatinkan karena banyak ditemukan kerusakan. Rencana pembangunan

Pasar Kartasura sudah lama muncul dan akan dilaksanakan Pemkab Sukoharjo.

Namun pelaksanaanya batal karena ada kendala besar dimana pengelolaan Pasar

Kartasura masih ditangani pihak ketiga sampai Tahun 2023 mendatang. Sebelum

tahun tersebut Pemkab Sukoharjo tidak bisa melakukan perbaikan karena masih

jadi tanggungjawab pihak ketiga. (https:// www.harianmerapi.com, 2019)

Salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat mengunjungi pasar

tradisional adalah dengan munculnya pasar modern. Diperlukan sebuah perubahan

dimana kita membuat pasar tradisional ini dapat bersaing dengan pasar modern.

Terutama pemuda-pemudi yang saat ini lebih suka datang ke pasar modern.

Solusinya dengan membawa sedikit konsep-konsep modern tersebut ke pasar

tradisional melaui pendekatan Arsitektur Hybrid. Arsitektur Hybrid sendiri ini

merupakan penggabungkan dua konsep perancangan menjadi satu, agar didapatkan

hasil yang lebih optimal. Disini yang di gabungkan adalah Arsitektur tradisional

dengan Arsitektur Modern, tetapi tetap diberi penekanan pada Arsitektur

Tradisionalnya tersebut.

6

1.3. Rumusan Masalah

Dari beberapa rumusan masalah diatas muncul pertanyaan antara lain :

1. Bagaimana Redesain Pasar Tradisional Kartasura dapat menghilangkan

kesan kumuh pada pasar tradisioanl dan membuat pasar ini lebih terawat?

2. Bagaimana Redesain Pasar Tradisional Kartasura pendekatan Arsitektur

Hybrid ?

1.4. Tujuan dan Sasaran

1.4.1. Tujuan

Merencanakan dan merancang kembali (Redesain) Pasar Tradisional

Kartasura sesuai dengan standar umum pasar melalui pendekatan arsitektur hybrid.

Dengan memaksimalkan fungsinya dan meminimalisirkan permasalahan yang

pernah ada agar dapat lebih menarik perhatian masyarakat sekitar untuk membeli

kebutuhannya di pasar tradisional dengan aman dan nyaman.

1.4.2. Sasaran

Merancang kembali Pasar Tradisonal Kartasura menjadi lebih bersih dan

rapi, serta mampu mewadahi segala kebutuhan masyarakat di pasar tersebut.

Dengan tetap menjaga ketradisionalannya agar menjadi salah satu Pasar tradisonal

yang baik bagi kawasan sekitar maupun pengunjung.

1.5. Batasan dan Lingkup Pembahasan

1.5.1. Batasan pembahasan

Batasan Pembahasan ditekankan pada permasalahan yang ada dengan

harapan dapat menghasilkan faktor penentu pada perencanaan dan perancangan

fisik bangunan.

1.5.2. Lingkup pembahasan

Lingkup pembahasan diterapkan pada prinsip-prinsip arsitektur yang akan

diterapkan seperti pada bentuk massa bangunan, perencanaan tapak, orientasi

bangunan, desain fasad, sirkulasi, dan pola ruang.

7

1.6.Keluaran yang dihasilkan

Keluaran yang dihasilkan yaitu berupa desain pasar yang dapat

menyelasaikan permasalahan yang ada. Dengan konsep-konsep yang akan di

terapkan pada pasar tersebut.

1.7. Metode Pembahasan

1.6.1. Observasi

Observasi lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi lapangan secara

langsung dan mencari data-data fisik asli untuk mendukung proses analisa dalam

menyusun laporan SKPA.

1.6.2. Studi literatur

Studi Literatur merupakan metode mencari data melalui berbagai sumber

seperti buku-buku, media cetak, maupun media elektronik untuk memperkuat teori-

teori yang akan di gunakan dalam masa penyusunan laporan.

1.6.3. Analisis data

Dari data-data yang sudah dikumpulkan pada proses observasi. Selanjutnya

penulis menganalisisnya dan mengorganisirkan data tersebut yang disertai dengan

pola dan gambar yang jelas. Supaya hasil dari analisi tersebut menjadi kesimpulan

yang sah dan dapat ditemukan permasalahan dan solusi yang tepat.

1.8. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan Secara garis besar landasan konsep yang meliputi latar

belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembasahan,

metode pembahasan, dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjauan terhadap literature-literatur yang meliputi

tinjauan tentang pasar tradisional dan arsitektur hybrid

8

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI DAN GAGASAN

PERENCANAAN

Berisi tentang tinjauan umum, kondisi dan potensi Pasar Tradisional

Kartasura

BAB IV ANALISA PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN

DAN PERANCANGAN

Berisi tentang analisa permasalahan baik analisa fisik maupun non

fisik dan pendekatan Arsitektur Hybrid dengan desain Pasar

Tradisional Kartasura, mengungkapkan konsep perencanaan dan

perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk

kemudaian di transformasikan dalam bentuk wujud desain fisik

bangunan