bab 1 pendahuluan 1.1. latar...

13
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pasar modal dunia termasuk Indonesia melibatkan banyak pelaku bisnis, antara lain investor, emiten (listed company), bursa efek, broker (perantara perdagangan), perusahaan pengelola asset (manajer investasi), dan lain-lain. Masing-masing pihak tersebut tentu memiliki peranan penting dalam mendukung kemajuan industri pasar modal suatu bangsa, yang mana ukuran kemajuan industri pasar dapat dilihat dari besaran nilai kapitalisasi pasar, kemajuan infrastruktur, jumlah investor, likuiditas, variasi produk, nilai transaksi harian, dan lain-lain. Melakukan transaksi atau berinvestasi pada produk pasar modal tentu tidak terlepas dari adanya risiko dan return, yang secara teoritis telah disepakati bahwa berinvestasi pada aset yang mengandung risiko tinggi diharapkan dapat menghasilkan return yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Namun, dinamika investasi di dunia pasar modal ternyata tidak terbatas pada risiko dan return semata. Banyak hal menarik yang dapat dieksplorasi dari industri pasar modal, salah satunya perilaku transaksi para investor. Salah satu aspek yang penting dalam berinvestasi adalah terkait dengan durasi atau lamanya waktu investasi. Fajarwati (2005) menyatakan bahwa secara umum, jangka waktu yang dibutuhkan investor untuk menahan saham yang dimilikinya biasa disebut dengan holding period.

Upload: buidan

Post on 18-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri pasar modal dunia termasuk Indonesia melibatkan banyak

pelaku bisnis, antara lain investor, emiten (listed company), bursa efek,

broker (perantara perdagangan), perusahaan pengelola asset (manajer

investasi), dan lain-lain. Masing-masing pihak tersebut tentu memiliki

peranan penting dalam mendukung kemajuan industri pasar modal suatu

bangsa, yang mana ukuran kemajuan industri pasar dapat dilihat dari

besaran nilai kapitalisasi pasar, kemajuan infrastruktur, jumlah investor,

likuiditas, variasi produk, nilai transaksi harian, dan lain-lain.

Melakukan transaksi atau berinvestasi pada produk pasar modal

tentu tidak terlepas dari adanya risiko dan return, yang secara teoritis telah

disepakati bahwa berinvestasi pada aset yang mengandung risiko tinggi

diharapkan dapat menghasilkan return yang tinggi, begitu pula sebaliknya.

Namun, dinamika investasi di dunia pasar modal ternyata tidak terbatas

pada risiko dan return semata. Banyak hal menarik yang dapat dieksplorasi

dari industri pasar modal, salah satunya perilaku transaksi para investor.

Salah satu aspek yang penting dalam berinvestasi adalah terkait

dengan durasi atau lamanya waktu investasi. Fajarwati (2005) menyatakan

bahwa secara umum, jangka waktu yang dibutuhkan investor untuk

menahan saham yang dimilikinya biasa disebut dengan holding period.

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

2

Perilaku investor yang berkaitan dengan kapan waktu yang tepat untuk

melakukan transaksi saham merupakan suatu hal yang cukup menarik untuk

diamati.

Penelitian terkait lamanya waktu investor menahan atau melepas

efek (holding period) telah banyak dilakukan dengan menghubungkan

holding period sebagai variabel dependen dengan transaction cost (bid-ask

spread), market value dan risk of return. Beberapa penelitian juga

menambahkan variabel kontrol seperti earning per share dan dividen yield.

Namun, hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan

hasil yang tidak konsisten meskupiun variabel yang di uji relatif sama.

Atkins dan Dyl (1997) menguji rata-rata holding period dan bid-ask

spread menggunakan data saham-saham di Nasdaq dari tahun 1983 sampai

dengan tahun 1991 dan untuk saham-saham NYSE dari tahun 1975 sampai

tahun 1989 dan menemukan dukungan yang kuat untuk proposisi Amihud

dan Mendelson (1986) dan Constantinides (1986) yang memberikan dasar

teoritis bahwa dalam kesetimbangan, aset dengan biaya transaksi yang lebih

tinggi akan dipegang oleh investor dengan periode yang lebih lama dan

sebaliknya. Hasil penelitian Atkins dan Dyl (1997) yang menguji pengaruh

transaction cost (bid-ask spread) market value dan variance return terhadap

holding period menunjukkan bahwa koefisien pada variabel bid-ask spread

bernilai positif dan signifikan pada tingkat alpha 0,01, dengan t-statistik

89,85. Koefisien regresi ukuran perusahaan (market value) dan pada return

variance juga menunjukkan tanda-tanda yang diharapkan dan sangat

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

3

signifikan. Holding period yang panjang berhubungan dengan perusahaan

besar, dan holding period yang lebih pendek berhubungan dengan

perusahaan lebih berisiko (volatilitas tinggi).

Aftab et al. (2012) meneliti efek disposisi, holding period dan

ilikuiditas di Bursa Karachi (Pakistan) untuk 100 perusahaan selama periode

2003 sampai 2007. Hasilnya menunjukkan bahwa ilikuiditas berhubungan

positif (signifikan pada alpha 10%) dengan holding period dan return

secara alamiah terkait dengan holding period. Efek disposisi ini terbukti

melalui koefisien yang bernilai negatif atas regresi untuk return selama

periode sampel. Temuan ini dapat digunakan oleh praktisi untuk membuat

keputusan perdagangan pada waktu yang tepat untuk menjual wining stock

lebih capat dan memegang losing stocks lebih lama karena return yang

menurun. Selain itu, koefisien untuk variabel market capitalization dan

volatility bernilai negatif namun tidak mempengaruhi holding period secara

signifikan.

Chung & Wei (2005) meneliti hubungan antara spread dan holding

period di Bursa China untuk segmen saham A (dalam negeri) dan saham B

(asing) pada set perusahaan yang sama. Temuan utama penelitian ini adalah:

(1) ada hubungan positif antara holding period dan bid-ask spread di pasar

saham Cina. (2) sensitivitas investor terhadap likuiditas kira-kira sama di

pasar saham A dan B, meskipun bid-ask spread secara substansial berbeda

di dua pasar tersebut. Hasil ini memberikan dukungan yang kuat untuk

argumen teoritis Amihud dan Mendelson (1986) bahwa saham dengan

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

4

spread yang lebih tinggi cenderung dimiliki oleh investor jangka panjang.

Bukti juga menunjukkan bahwa likuiditas memiliki peran dalam

menjelaskan diskon saham B, meskipun hasilnya kurang konklusif.

Penelitian terkait hubungan holding period dengan bid-ask spread,

market value dan return volatility juga telah dilakukan oleh beberapa

peneliti di Indonesia, antara lain Yulianto (2004) dan Wisayang (2009) yang

meneliti saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

menemukan adanya hubungan yang positif antara holding period saham

dengan bid-ask spread, market value dan return volatility. Hasil yang

berbeda diungkapkan oleh Yunia (2005), Maulina, et al. (2010) dan Arma

(2013), yang menemukan bahwa hubungan antara holding period dan

volatilitas (deviasi standar / variance) return bersifat negatif.

Ratnasari dan Astuti (2014) dan Hasanah (2016) juga memperoleh

bukti berbeda, yang mana bid-ask spread berpengaruh negatif signifikan

dan market value berpengaruh positif signifikan terhadap holding period.

Selain itu, Hasanah (2016) juga menemukan bahwa variabel dividend yield

berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. Sedangkan

return variance, dan earning per share berpengaruh negatif dan signifikan

untuk holding period.

Selain inkonsistensi yang terjadi atas beberapa hasil penelitian

sebelumnya, penulis juga melihat belum ada penelitian yang mengangkat isu

terkait kemungkinan adanya perbedaan perilaku transaksi dari investor

domestik dan investor asing di BEI, padahal tidak tertutup kemungkinan

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

5

adanya perbedaan pengetahuan tentang investasi, informasi

keuangan/akuntansi, kemampuan menganalisis pergerakan harga dan

aktivitas saham, besaran modal yang dimiliki, strategi alokasi portofolio

investasi (apakah global atau hanya pada satu bursa saja) dan tingkat

toleransi terhadap risiko dapat menyebabkan perbedaan perilaku dari kedua

tipe investor tersebut dalam hal bertransaksi, salah satunya terkait perilaku

menahan atau melepas saham yang dimilikinya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia

(BEI) mengenai profil transaksi foreign investor dan domestic investor di

BEI, diketahui bahwa pada tahun 2013, investor individual menguasai

59,16% nilai transaksi beli dan 61,53% transaksi jual domestic investor.

Sedangkan untuk nilai transaksi foreign investor, sebanyak 99,34% dari

nilai transaksi beli dan 99,28% dari nilai transaksi jual dikuasai oleh nasabah

institusional.

Pada tahun 2014, investor individual menguasai 61,18% nilai

transaksi beli dan 59,91% transaksi jual domestic investor. Sedangkan untuk

nilai transaksi foreign investor, sebanyak 99,45% dari nilai transaksi beli

dan 99,43% dari nilai transaksi jual dikuasai oleh nasabah institusional.

Data serupa juga terjadi pada tahun 2015, yang mana investor individual

menguasai 58,76% nilai transaksi beli dan 60,89% transaksi jual domestic

investor. Sedangkan untuk nilai transaksi foreign investor, sebanyak

99,41% dari nilai transaksi beli dan 99,44% dari nilai transaksi jual dikuasai

oleh nasabah institusional.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

6

Dominasi transaksi oleh investor individual untuk investor yang

berdomisili di dalam negeri (domestic investor) mengindikasikan bahwa

peranan investor individual dalam negeri atas pergerakan harga dan

aktivitas transaksi di BEI relatif besar. Sedangkan untuk foreign invsetor,

peranan yang cukup besar atas pergerakan harga dan aktivitas transaksi di

BEI justru diambil oleh investor dengan tipe institusional. Hal ini diduga

berkaitan dengan profil investor BEI yang memang masih didominasi oleh

investor individual untuk dalam negeri dan investor institusional untuk luar

negeri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di BEI, transaksi investor

individual lebih mewakili profil transaksi domestic investor dan transaksi

investor institusional lebih mewakili profil transaksi foreign investor.

Penelitian tentang perilaku investor individual dan institusional juga

telah banyak dilakukan sebelumnya, seperti Dimitrios (2007) dalam

Jagongo dan Mutswenje (2014) yang melakukan penelitian tentang perilaku

investor di Australia Stock Exchange (ASE) dan menemukan bahwa

individual investors lebih brgantung pada berita koran/media and noise

(rumor) di pasar ketika membuat keputusan investasinya, sedangkan

professional investors lebih bergantung pada fundamental dan technical

analysis serta sedikit portfolio analysis. Hal ini mengindikasikan bahwa

investor individu lebih sensitif terhadap informasi yang belum pasti benar

dan bukan tidak mungkin akan mengambil keputusan investasi yang tidak

rasional. Sedangkan professional investor seperti fund manager, hedge fund

dan investor institusi lainnya lebih cenderung melihat kepada faktor-faktor

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

7

yang sifatnya fundamental yang dikombinasikan dengan aspek teknikal,

sehingga tidak dengan mudah mengambil keputusan investasi hanya

berdasarkan informasi yang belum tentu benar.

Barber & Odean, 2011 mengungkapkan bahwa investor individu (1)

berkinerja dibawah standar benchmark, (2) menjual investasi yang

menguntungkan sambil memegang investasi yang merugikan ("disposition

effect"), (3) sangat dipengaruhi oleh perhatian yang terbatas dan kinerja

return masa lalu dalam keputusan pembelian mereka, (4) melakukan

penguatan pembelajaran yang naif dengan mengulangi perilaku masa lalu

yang menyenangkan sambil menghindari perilaku masa lalu yang

menyakitkan, dan (5) cenderung memegang portofolio saham yang tidak

terdiversifikasi.

Aprillianto et al. (2014), melakukan penelitian terkait perilaku

individual investor di BEI dalam pengambilan keputusan investasinya.

Penelitian ini menginterpretasi apa yang dipahami oleh para informan

dengan berbagai latar belakang, yaitu broker, wirausahawan, dan

mahasiswa tentang pengambilan keputusan investasi saham dan bagaimana

realitas penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan

investasi mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku investor

saham dalam pengambilan keputusan investasi cenderung dipengaruhi oleh

teknik analisis saham mereka. Informasi akuntansi sebagai nilai yang

bermanfaat bagi investor khususnya investor saham individual, ternyata

tidak selalu menjadi acuan utama dalam pengambilan keputusan investasi.

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

8

Bahkan intensitas penggunaan informasi akuntansi dalam keputusan

investasi mereka tidak selalu intens dan dominan. Faktor kerumitan dalam

menganalisis informasi akuntansi adalah faktor penyebabnya. Keberadaan

aktivitas investasi sebagai penghasilan sampingan menjadi faktor dominan

yang membuat mereka menerapkan prinsip investasi praktis dan tidak rumit.

Jagongo dan Mutswenje (2014) mengungkapkan bahwa perilaku

investasi investor individu berkaitan dengan pilihan tentang pembelian efek

dalam jumlah kecil untuk akunnya sendiri. Faktor paling penting yang

mempengaruhi keputusan investasi individu adalah: reputasi perusahaan,

status perusahaan dalam industri, pendapatan perusahaan, keuntungan dan

kondisi laporan keuangan, kinerja saham perusahaan masa lalu, harga per

saham dan perasaan terhadap perekonomian.

Investor institusi biasanya memiliki portfolio manager yang direkrut

secara professional dengan persyaratan teknis yang cukup tinggi, skill yang

baik dan memiliki pengalaman dalam mengelola portofolio. Hal ini tentu

berbeda dengan investor individual yang belum tentu memiliki skill dan

pengetahuan investasi sebaik portfolio manager yang dimiliki oleh investor

institusi. Selain itu, investor individu cenderung bertransaksi pada satu pasar

saja, dimana investor institusi memiliki kemampuan lebih baik dalam

mengelola assetnya bahkan pada tingkat global dengan mengalokasikan

assetnya pada pasar yang lebih terdiversivikasi sehingga respon terhadap

risiko yang timbul di satu pasar mungkin berbeda dengan investor individu

yang hanya berinvestasi pada satu pasar saja.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

9

Phillips dalam Vanguard Research (2012), melakukan penelitian

tentang pertimbangan investor untuk berinvestasi pada asset saham non U.S.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pada tingkat tinggi, manfaat

diversifikasi global dapat ditampilkan dengan membandingkan volatilitas

indeks global dengan indeks yang difokuskan baik pada pasar Amerika

Serikat atau bukan Amerika Serikat. Manfaat diversifikasi adalah jelas,

meskipun masing-masing negara memiliki volatilitas lebih besar dari

Amerika Serikat, MSCI (Morgan Stanley Composite Index) World Index,

yang berfokus pada pasar negara maju, telah mengalami volatilitas yang

serupa dengan Amerika Serikat. Ketika mengambil satu langkah lebih

lanjut, indeks yang mewakili gabungan indeks MSCI Amerika Serikat,

indeks pasar negara berkembang, dan Indeks MSCI Emerging Markets telah

menghasilkan rata-rata volatilitas terendah. Portofolio investor yang

mengkombinasikan ekuitas bukan Amerika Serikat dengan ekuitas Amerika

Serikat selama beberapa dekade terakhir akan menunjukkan rata-rata

volatilitas yang lebih lebih rendah.

Penelitian tentang perilaku transaksi investor juga telah dilakukan

oleh beberapa peneliti sebelumnya di Indonesia, salah satunya adalah

Nataputra (2009) yang menganalisis perilaku investor institusional di BEI.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar investor

institusional termasuk ke dalam tipe investor rasional yang memiliki

perilaku: (1) berusaha untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya,

(2) selalu menganalisa informasi yang diperoleh sebelum mengambil

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

10

keputusan investasi, (3) melakukan investasi dalam jangka panjang, (4)

cenderung sulit untuk mengubah keputusan yang telah diambil, dan (5)

berusaha untuk meminimalkan risiko yang dihadapi. Faktor yang paling

mempengaruhi investor institusional dalam mengambil keputusan investasi

adalah kondisi perekonomian negara. Dilanjutkan berturut-turut oleh

likuiditas laporan keuangan emiten, rentabilitas laporan keuangan emiten,

pergerakan harga dan volume saham terkini, kualitas laporan keuangan

emiten, dan solvabilitas laporan keuangan emiten. Secara umum, informasi

netral dan informasi akuntansi sangat berpengaruh dalam proses

pengambilan keputusan investasi investor institusional.

Berdasarkan uraian dan pertimbangan tersebut di atas, penulis

tertarik untuk melanjutkan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai

pengaruh dari transaction cost yang dicerminkan oleh bid-ask spread,

market value dan deviasi standar return terhadap holding period dengan

memisahkan untuk holding period untuk tipe investor asing (foreign

investor) yang diwakili oleh institutional investor dan investor dalam negeri

(domestic investor) yang diwakili oleh individual investor, sehingga

penelitian ini mengambil judul: “Analisis Pengaruh Transaction Cost (Bid-

Ask Spread), Market Value dan Deviasi standar Return terhadap Holding

Period Saham untuk Foreign dan Domestic Investor (Studi pada Saham-

saham Indeks LQ-45 Periode 2012-2015 di Bursa Efek Indonesia)”.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

11

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh dari transaction cost yang dicerminkan

dalam bid-ask spread terhadap holding period untuk foreign investor.

2. Apakah terdapat pengaruh dari market value terhadap holding period

untuk foreign investor.

3. Apakah terdapat pengaruh dari deviasi standar return terhadap holding

period untuk foreign investor.

4. Apakah terdapat pengaruh dari transaction cost yang dicerminkan

dalam bid-ask spread terhadap holding period untuk domestic investor.

5. Apakah terdapat pengaruh dari market value terhadap holding period

untuk domestic investor.

6. Apakah terdapat pengaruh dari deviasi standar return terhadap holding

period untuk domestic investor.

1.3. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di

atas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh transaction cost yang dicerminkan dalam

bid-ask spread terhadap holding period untuk foreign investor.

2. Untuk menganalisis pengaruh market value terhadap holding period

untuk foreign investor.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

12

3. Untuk menganalisis pengaruh deviasi standar return terhadap holding

period untuk foreign investor.

4. Untuk menganalisis pengaruh transaction cost yang dicerminkan dalam

bid-ask spread terhadap holding period untuk domestic investor.

5. Untuk menganalisis pengaruh market value terhadap holding period

untuk domestic investor.

6. Untuk menganalisis pengaruh deviasi standar return terhadap holding

period untuk domestic investor.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi PT Bursa Efek Indonesia (BEI): penelitian ini dapat membantu

BEI dalam menidentifikasi berapa lama foreign investor dan domestic

investor menahan saham yang dimilikinya serta faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhinya, sehingga BEI dapat merumuskan strategi yang

tepat dalam menjaga likuiditas pasar.

2. Bagi dunia akademisi dan penulis: memberikan pemahaman baru terkait

hasil pengujian pengaruh transaction cost yang dicerminkan dalam bid

-ask spread, market value dan deviasi standar return terhadap holding

period saham baik untuk foreign investor maupun domestic investor.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/112150/potongan/S2-2017... · besaran nilai kapitalisasi pasar, ... (1997) menguji rata-rata holding period

13

1. PENDAHULUAN

Pada bab 1 peneliti menjelaskan mengenai latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

2. LANDASAN TEORI

Pada bab 2 peneliti menjelaskan kerangka teoretis yang menjadi acuan

dalam penelitian ini, alur pengembangan pemikiran hipotesis yang

mengacu pada kerangka teoretis dan pembentukan hipotesis.

3. METODE PENELITIAN

Pada bab 3 peneliti membahas metode penelitian yang mencakup uraian

tentang populasi dan sampel penelitian, alasan pemilihan sampel,

metode pengumpulan data, jenis data, variabel dan instrumen penelitian

serta metode analisis data.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab 4 peneliti menyajikan hasil pengujian serta analisis dari

hasilpengujian antara lain, variable yang signifikan dan tidak

signifikan, jawaban hipotesis dari pengujian, penjelasan mengenai

hubungan antar variabel.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab 5 peneliti membahas mengenai simpulan hasil penelitian,

keterbatasan dan saran untuk pihak-pihak yang berkepentingan dan

penelitian selanjutnya.