bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang - etd.repository.ugm...

20
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Sumardjo dan Sumaini, diperlukan pengetahuan tentang sastra untuk dapat menikmati suatu karya sastra, jika kurang pemahaman yang tepat, sebuah karya sastra hanya bersifat sepintas dan dangkal. Oleh karena itu, semua orang perlu tahu apa yang dimaksud dengan karya sastra. Karya sastra bukan sekedar ilmu tetapi di dalamnya adalah seni yang memuat unsur kemanusiaan, khususnya perasaan yang terdiri dari semangat, kepercayaan, keyakinan yang sebagai unsur yang sulit dibuat batasannya jika diterapkan pada metode keilmuan. 1 Hal ini juga berlaku pada puisi. Ketika seseorang mendengar kata puisi, yang terlintas dalam pikiran adalah rangkaian kalimat dengan barisan kata-kata indah, unik, menarik di setiap bait-baitnya. Tetapi puisi tidaklah sesederhana yang terlihat, baik yang terlihat dari format dan kandungan makna yang ada di dalamnya. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang dapat dikaji dari bermacam- macam aspek, misalnya melalui struktur dan unsur-unsurnya. Puisi sendiri adalah unsur yang disusun atas berbagai macam unsur dan sarana kepuitisan. Norma puisi atau unsur-unsur sajak saling berjalinan dan berkoherensi 2 secara padu. 1 Dikutip dari http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra 2 Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. http://defaultride.wordpress.com/2010/06/28/teori-teori-kebenaran-korespondensi-koherensi- pragmatik-struktural-paradigmatik-dan-performatik/

Upload: ngokhuong

Post on 02-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Sumardjo dan Sumaini, diperlukan pengetahuan tentang sastra

untuk dapat menikmati suatu karya sastra, jika kurang pemahaman yang tepat,

sebuah karya sastra hanya bersifat sepintas dan dangkal. Oleh karena itu, semua

orang perlu tahu apa yang dimaksud dengan karya sastra. Karya sastra bukan

sekedar ilmu tetapi di dalamnya adalah seni yang memuat unsur kemanusiaan,

khususnya perasaan yang terdiri dari semangat, kepercayaan, keyakinan yang

sebagai unsur yang sulit dibuat batasannya jika diterapkan pada metode

keilmuan.1 Hal ini juga berlaku pada puisi.

Ketika seseorang mendengar kata puisi, yang terlintas dalam pikiran

adalah rangkaian kalimat dengan barisan kata-kata indah, unik, menarik di setiap

bait-baitnya. Tetapi puisi tidaklah sesederhana yang terlihat, baik yang terlihat

dari format dan kandungan makna yang ada di dalamnya.

Puisi merupakan sebuah karya sastra yang dapat dikaji dari bermacam-

macam aspek, misalnya melalui struktur dan unsur-unsurnya. Puisi sendiri adalah

unsur yang disusun atas berbagai macam unsur dan sarana kepuitisan. Norma

puisi atau unsur-unsur sajak saling berjalinan dan berkoherensi2 secara padu.

1Dikutip dari http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra

2Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu

untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya.

http://defaultride.wordpress.com/2010/06/28/teori-teori-kebenaran-korespondensi-koherensi-

pragmatik-struktural-paradigmatik-dan-performatik/

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

2

Untuk memahami makna secara keseluruhan maka puisi dianalisis secara

struktural. Analisis struktural adalah analisis yang melihat bahwa unsur-unsur

struktur sajak itu saling berhubungan secara erat dan saling menentukan artinya.

Hal ini dikarenakan sebuah unsur tidak memiliki makna dengan sendirinya

terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118).

Karya sastra merupakan cerminan dari kehidupan realistik, misalnya

seperti mengisahkan kehidupan manusia yang penuh liku-liku. Dalam penelitian

ini, aliran romantisme dipakai untuk mengungkapan realitas kehidupan dengan

menggunakan bahasa yang indah, sehingga dapat menyentuh emosi pembaca.

Keindahan menjadi fokus penting dalam pengkajian romantisme. Misalkan

penggambaran gadis cantik yang dilukiskan sesempurna mungkin (Endraswara,

2003:33).

Puisi yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah puisi yang terdapat dalam

antologi puisi 신경림의 시인을 찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1.

Sebagian besar puisi-puisi yang terkenal di Korea terdapat dalam antologi tersebut.

Antologi tersebut mengekpresikan perasaan manusia dalam kehidupan orang

Korea sekitar tahun 1879 hingga tahun 1998. Selain itu, antologi puisi ini

merupakan salah satu materi bacaan dalam program spesial strasiun TV MBC

yang berjudul “책을 읽읍시다”Chaekgeul ilgyeobsida.3 Antologi puisi 신경림의

시인을 찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1 yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 7 puisi yang sudah mewakili, yaitu puisi 행복- haengbok

3Diunduh dari http://www.dongbu-

lib.daegu.kr/dls_l4/index.php?mod=wdDataSearch&act=searchResultDetail&recKey=92106895&

page=8&placeInfo=009&holdYear=2012&holdMonth=5

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

3

(Kebahagiaan) oleh Yoo Chi Hwan, 찬가-changa (Hymne) oleh Oh Jang Hwan,

동주야-dongjuya (Dongju) oleh Moon Ik Hwan, 진달래도 피면 무엇하리-

jindallaedo phimyeon mueothari (Saat Azalea Bermekaran) oleh Park Bong Woo,

내 노동으로-nae nodongeuro (Para Pekerja) oleh Shin Dong Moon, 마당앞 맑은

새암-madang ap malgeun seam (Sumur Jernih di Halaman Depan) oleh Kim

Yeong Rang, dan puisi 님의 침묵-nimui chimmuk (Diamnya Tuanku) oleh Han

Yong Un.

Puisi 행복- haengbok (Kebahagiaan) yang ditulis oleh Yoo Chi Hwan

(1908-1967) menggambarkan perasaan cintanya terhadap Lee Yong Do dalam

bentuk surat cinta. Namun, perasaan cinta tersebut dianggap tabu oleh masyarakat

Tongyeong karena Yoo Chi Hwan telah memiliki istri. Meskipun mendapat

banyak pertentangan oleh masyarakat dia tidak peduli dan tetap mempertahankan

perasaannya dalam wujud kebahagiaan cintanya. Pada akhirnya masyarakat

tersebut menyadari bahwa Yoo Chi Hwan benar-benar memiliki perasaan cinta

yang kuat dibuktikan dengan ribuan surat cinta untuk Lee Yong Do.

Puisi 찬가-changa (Hymne) karya Oh Jang Hwan (1918-1951)

menjelaskan realitas seseorang yang menginginkan suatu hal tanpa harus

menutupi keinginan atau perasaannya. Secara umum puisi tersebut berisi kritikan

tajam terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa penjajahan, pasca

penjajahan, masa reformasi, masa krisis, dll.

Puisi 동주야-dongjuya (Dongju) yang ditulis oleh Mun ik Hwan (1918-

1994) menceritakan tentang kebenciannya terhadap Jepang yang menjadikan satu

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

4

dari tiga sahabatnya sebagai kelinci percobaan dalam eksperimen medis. Selain

itu, kebenciannya dipicu oleh pemerintah Jepang membatasi hak asasi dan

kebebasan mereka. Penindasan Jepang saat itu membuat mereka menderita

sehingga mereka harus melakukan perlawanan.

Puisi 진달래도 피면 무엇하리-jindallaedo phimyeon mueothari (Saat Azalea

Bermekaran) ditulis oleh Park Bong woo (1934-1990) adalah seorang penyair

yang memulai karirnya pada tahun 1956 ketika gencatan senjata terjadi di Korea.

Ia menuliskan puisi yang menggambarkan penderitaan dan kesedihan selama

masa revolusi. Puisi tersebut juga berisi kritikan terhadap kapitalisme dan

pemikiran yang kebarat-baratan.

Puisi 내 노동으로-nae nodongeuro (Para Pekerja) ditulis oleh Shin Dong

Moon (1927-1993) yang menulis puisi ini pada saat revolusi dimana negara Korea

sedang dilanda krisis. Puisi ini melukiskan kondisi dan perasaan rakyat Korea

yang penuh dengan ketidakpastian dan penderitaan.

Puisi 마당앞 맑은 새암-madang ap malgeun seam (Sumur Jernih di

Halaman Depan) ditulis oleh Kim Yeong Rang (1903-1950), seorang penyair

yang menulis puisi dengan gaya klasik dan menggunakan unsur alam sebagai

simbol dalam penyampaiannya. Puisi ini bercerita tentang ketenangan dalam

menghadapi kehidupan. Selain itu, puisi ini juga secara tidak langsung mengkritik

peristiwa yang terjadi pada masa itu.

Puisi 님의 침묵-nimui chimmuk (Diamnya Tuanku) yang ditulis oleh Han

Yong Un (1879-1944) mengisahkan tentang kecintaan terhadap tanah air namun

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

5

diungkapkan dalam sebuah kisah cinta. Gaya penulisan ini dipilih agar puisi

tersebut tidak dianggap sebagai suatu bentuk pemberontakan. Sayangnya penjajah

tetap mengetahui bahwa puisi tersebut adalah ungkapan rasa cinta tanah air.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Apa saja unsur bunyi dan unsur kata yang terdapat pada puisi-puisi dalam

antologi puisi 신경림의 시인을 찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1?

2. Bagaimana makna romantisme dalam antologi puisi 신경림의 시인을

찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji unsur bunyi dan unsur kata dalam

antologi puisi Korea antologi puisi 신경림의 시인을 찾아서 1 Singyeongrimui

Siineul Chajaseo 1. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengemukakan makna

romantisme pada puisi-puisi yang telah dipilih.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan unsur-unsur puisi dan makna

romantisme di dalamnya serta memberikan informasi dan pemahaman mengenai

romantisme dalam antologi puisi Korea. Di samping itu, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai referensi dan pengetahuan.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

6

1.5 Tinjauan Pustaka

Terdapat dua penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Yuni Wachid Asrori yang berjudul “Antologi Puisi

목마른나무가되어 Mokmareun Namuga Dwieao: Analisis Struktural” (2009) dan

penelitian yang dilakukan oleh Uli Damaianti yang berjudul “Representasi

Kehidupan Masyarakat Korea pada Masa Perang Korea (1950-1953) dalam Sajak-

Sajak Karya 박인환 (Park In Hwan): Kajian Sosiologi Sastra”(2012).

Penelitian berjudul “Antologi Puisi 목마른나무가되어 Mokmareun Namuga

Dwieao: Analisis Struktural” ditulis oleh Yuni Wachid Asrori. Penelitian ini

membahas tentang analisis antologi puisi dengan menggunakan teori struktural

yang terdiri dari unsur bunyi dan unsur kata.

Penelitian “Representasi Kehidupan Masyarakat Korea pada Masa Perang

Korea (1950-1953) dalam Sajak-Sajak Karya 박인환 (Park In Hwan): Kajian

Sosiologi Sastra” yang ditulis oleh Uli Damaianti. Penelitian tersebut membahas

tentang kajian sosiologi sastra dalam puisi pada masa perang Korea saat itu.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian pertama karena

menganalisis antologi puisi dengan menggunakan strukturalisme serta

menggunakan unsur bunyi dan kata. Perbedaannya adalah kedua unsur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi makna romantisme

yang ada dalam puisi. Kemudian, persamaan penelitian ini dengan penelitian

kedua adalah pada latar waktu puisi yang hampir sama. Perbedaannya terletak

pada objek material dan objek formalnya.

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

7

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Teori Srukturalisme

Sajak atau karya sastra adalah sebuah struktur. Struktur ini diartikan

bahwa sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang di antara

unsur-unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik dan saling menentukan. Jadi,

kesatuan unsur-unsur dalam sastra bukan hanya kumpulan dari tumpukan hal-hal

atau benda-benda yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan hal-hal tersebut saling

terikat, berkaitan, dan saling bergantung (Pradopo, 2010:188-119). Menurut

pikiran strukturalisme, dunia (karya sastra merupakan dunia yang diciptakan

pengarang) lebih merupakan susunan hubungan daripada susunan benda-benda.

Oleh karena itu, kodrat tiap unsur dalam struktur itu tidak mempunyai makna

dengan sendirinya, melainkan makna ditentukan oleh hubungannya dengan semua

unsur lainnya yang terkandung dalam unsur itu (Hawkes via Pradopo, 1978:17-

18).

Strukturalisme pada dasarnya merupakan cara berfikir tentang dunia yang

berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi unsur-unsur seperti penjelasan yang

menyangkut tiga ide dasar dalam pengertian struktur, yaitu ide kesatuan, ide

transformasi, dan ide pengaturan diri sendiri (self-regulation). Dalam ide kesatuan,

struktur merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu terbentuk atas bagian-bagian

yang tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur tersebut. Dalam ide transformasi

adalah struktur itu berisi gagasan transformasi yang berarti bahwa struktur itu

tidak statis atau tidak tetap. Struktur tersebut mampu melakukan prosedur-

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

8

prosedur transformasional4 artinya bahan-bahan baru diproses dengan prosedur

dan melalui prosedur tersebut. Misalnya, pada struktur kalimat: Ia memetik bunga.

Strukturnya: subjek-predikat-objek. Dari struktur tersebut dapat diproses: Ia

(subjek bisa diganti menjadi Saya, Ani, Budi, Andi ) memetik bunga. Kemudian,

Ia memetik bunga (predikat bisa diganti menjadi memasang, memotong, menanam)

bunga. Ia memetik bunga (objek bisa diganti menjadi mawar, melati, anggrek).

Kemudian dalam ide pengaturan diri sendiri adalah struktur itu mengatur diri

sendiri, yaitu struktur itu tidak memerlukan bantuan dari luar dirinya untuk

mensahkan prosedur transformasinya. Setiap unsur mempunyai fungsi tertentu

berdasarkan letaknya dalam struktur tersebut. Misalnya, dalam proses penyusunan

kalimat: Saya memetik bunga, kalimat ini tidak memerlukan keterangan dari dunia

nyata, melainkan di proses atas dasar aturan di dalamnya dan yang mencukupi

dirinya sendiri. Bunga berfungsi sebagai objek dalam kalimat yang terletak di

belakang kata kerja transitif aktif oleh karena itu fungsi objek ini bukan karena

menunjuk bunga yang nyata ada di luar kalimat itu (Pradopo, 2010: 199).

Teori struktural merupakan teori analisis objektif5, yaitu sebuah karya

sastra yang dianalisis unsur intrinsiknya saja. Analisis struktural tidak

menghubungkan unsur-unsur struktur dengan sesuatu yang berada di luar

strukturnya karena makna setiap unsur karya satra itu hanya ditentukan oleh

4Transformasional adalah Aliran transformasional ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang

merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah

konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit). Pada bukunya yang berjudul Syntactic

Structure yang ditulis pada tahun 1957. http://aliranlinguistik.blogspot.com/2011/07/aliran-

transformasional.html 5Teori objektif merupakan teori sastra yang memandang karya sastra sebagai dunia otonom,

sebuah dunia yang dapat melepaskan diri dari siapa pengarangnya, dan lingkungan sosial

budayanya.http://adiel87.blogspot.com/2009/11/teori-objektif.html

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

9

jalinannya dengan unsur lainnya dalam struktur itu sendiri. Menurut Hill (Pradopo,

2010:120), karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Setiap karya

itu berdiri otonom, dan merupakan kesatuan utuh, bulat, dan mencukupi dirinya

sendiri. Oleh karena itu, maknanya dicukupi oleh hubungan antar unsur yang

terjalin dalam struktur sajak itu sendiri (Pradopo, 2010:124-125). Strukturalisme

dapat dilaksanakan dengan baik bila yang dianalisis adalah sajak yang merupakan

kesatuan keseluruhan, yang unsur-unsur atau bagian-bagiannya saling erat

berjalinan (Hawkes via Pradopo, 2010:120).

Karya sastra atau puisi memiliki beberapa unsur yang membentuk suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur

tersebut terdiri dari dua yakni unsur bunyi dan unsur kata yang dipakai dalam

penelitian ini.

1.6.1.1 Unsur Bunyi

Analisis unsur bunyi merupakan hiasan dalam puisi, bunyi memiliki tugas

untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, menimbulkan bayangan

imajinasi dan angan yang jelas (Pradopo, 2010:22). Analisis unsur bunyi ini

menggunakan beberapa unsur bunyi seperti efoni, kakofoni, persajakan, ritme,

dan lambang rasa.

a. Efoni adalah kombinasi-kombinasi bunyi atau suara merdu dan indah.

Bunyi yang merdu ini biasanya dapat menggambarkan perasaan kasih

sayang, cinta, dan hal-hal yang membahagiakan (Pradopo, 2010:27-28).

Dalam bahasa Indonesia efoni yang digunakan terdiri dari konsonan

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

10

bersuara atau letup bersuara (b, d, g, j), bunyi sengau atau nasal (n, m, ng,

ny), bunyi liquida (r, l), dan bunyi aspiran (s, h).6 Dalam penulisan puisi

ini, efoni yang digunakan dalam bahasa korea adalah bunyi

nasal ㅁ(m),ㄴ(n),ㅇ(ng), bunyi liquida ㄹ,(r/l), dan bunyi aspiran ㅎ,(h).

b. Kakofoni yang merupakan bunyi tidak merdu, parau, dan memberi kesan

kesedihan serta kepedihan pada kata-katanya (Pradopo, 2010:30). Dalam

bahasa Indonesia, bunyi kakofoni menggunakan bunyi letup tidak bersuara

(k, p, t) dan bunyi aspiran (s). Dalam penulisan ini, kakofoni dalam bahasa

korea yang digunakan adalah bunyi letup tidak bersuara

ㅂ(b),ㅃ(p),ㅍ(ph),ㄷ(d),ㄸ(t),ㅌ(th),ㄱ(g),ㄲ(k),ㅋ(kh),ㅈ(j),ㅉ(c),ㅊ(ch) dan

bunyi aspiran ㅅ(s).

c. Sajak atau persajakan ialah pola estetika bahasa yang berdasarkan

ulangan suara yang diusahakan dan dialami dengan kesadaran. Sajak

disebut pola estetika karena timbulnya dalam puisi ada hubungannya

dengan soal keindahan. Sajak bukan semata-mata untuk hiasan saja,

melainkan untuk mempertinggi mutu bila mempunyai daya evokasi, yaitu

daya untuk menimbulkan pengertian (Slametmuljana via Pradopo, 2010:

36).

d. Ritme adalah irama yang disebabkan dari pertentangan atau pergantian

bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi bukan merupakan jumlah suku

6Pengertian

efonihttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=39&cad=rja&uact=8&ved=0CGIQFjAIOB4&url=http%3A%2F%2Fwww.bisnet.or.id%2Fvle%2Ffile.php%3Ffile%3D%252F145%252FPUISI.doc&ei=Yj3UVPXTNePbmAXB3YKYDw&usg=AFQjCNEZrTANsx-epaFYTYjDUTE9au6OEA&bvm=bv.85464276,d.dGY

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

11

kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma

penyairnya (Pradopo, 201040-41).

e. Lambang rasa memiliki hubungan dengan perasaan dan hati. Lambang

rasa merupakan simbol yang meliputi ekspersi rasa sedih, senang, sesal,

gembira, dan yang lainnya (Slametmuljana via Pradopo, 2010: 33).

1.6.1.2 Unsur Kata

Selain unsur bunyi yang telah disebutkan di atas terdapat unsur kata yang

meliputi denotasi, konotasi, diksi atau pilihan kata, bahasa kiasan, dan pencitraan

yang meliputi citraan penglihatan, pendengaran, dan gerak.

a. Denotasi artinya yang menunjuk, dan konotasi, yaitu arti tambahannya

(Pradopo, 2010:58). Denotasi adalah makna kata yang wajar dan kongkret,

yang bebas dari makna tautan ataupun nilai rasa (Sudjiman, 1990:19).

Misalnya, pada sajak W.S. Rendra yang berjudul “Di Meja Makan”

Ruang diributi jerit dada

Sambal tomat pada mata

Meleleh air racun dosa

..... (BOOT, h.34)

Sambal tomat pada mata; sambal tomat, sambal yang terbuat dari bahan

tomat. Sambal tomat itu rasanya pedas, jika dibayangkan terkena mata,

maka rasanya akan pedas, pedih, sakit, dll.7

b. Konotasi digambarkan sebagai kumpulan asosiasi perasaan dalam sebuah

kata yang diperoleh dari setting yang dilukiskan. Konotasi menambah

denotasi dengan menunjukkan sikap dan nilai dengan menyempurnakan

7Dikutip dari buku Pengkajian Puisi oleh Rachmat Djoko Pradopo hlm.59

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

12

arti yang telanjang dengan perasaan atau akal (Altenbernd, 1970:10).

Misalnya pada puisi “Pahlawan Tak Dikenal”

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

(Suara, 1977: 50)

Dia terbaring menjelaskan bahwa dia (pahlawan) tidak wafat, melainkan

dia terbaring dan bukan tidur, yang artinya sama dengan „mati‟.8

c. Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata untuk mengungkapkan

gagasan. Diksi berfungsi untuk mendapatkan nilai estetik kepuitisan dari

puisi tersebut. Khusus penempatan pemilihan kata seringkali harus

diperhatikan oleh penyair agar memiliki nilai rasa dan estetika tersendiri.

Misalnya, pada puisi berikut ini:

SEMANGAT

Kalau sampai waktuku

„Ku tahu tak seorang „kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu!

.....

(Kerikil Tajam, h.15)

AKU

Kalau sampai waktuku

„Ku mau tak seorang „kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu!

.....

(Deru Campur Debu, h.7)

Puisi Chairil anwar ini judulnya banyak diganti untuk mengelabuhi

penjajah pada masa perang dengan Jepang. Dalam “Kerikil tajam” yang

8Dikutip dari buku Pengkajian Puisi oleh Rachmat Djoko Pradopo hlm.61

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

13

memiliki judul “Semangat” dalam “Aku” memiliki judul “Deru Campur

Debu”.9

d. Bahasa kiasan adalah salah satu unsur kepuitisan yang berfungsi untuk

membuat sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesengsaraan,

hidup, dan dapat menjelaskan gambaran angan (Pradopo, 2010: 61-62).

1. Perumpamaan atau perbandingan epos adalah perbandingan yang

dilanjutkan, diperpanjang, dengan cara dibentuk atau melanjutkan

sifat-sifat perbandingannya lebih lanjut di dalam kalimat atau frase

yang berturut-turut (Pradopo, 2010:62). Kata pembanding yang

biasanya digunakan adalah kata seperti, sebagai, bagai, bak, semisal,

seumpama, dll.

2. Personifikasi adalah kiasan yang menyamakan benda dengan manusia,

atau benda-benda mati yang dibuat seolah-olah dapat berpikir, berbuat

sesuatu, seolah seperti manusia, yang fungsinya untuk menghidupkan

puisi dengan memberi kejelasan, beberan atau memberikan bayangan

angan yang kongkret (Pradopo: 2010: 75).

3. Metafora adalah bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak

mempergunakan kata-kata pembanding, seperti bagai, laksana, seperti,

dan sebagainya. Metafora itu melihat sesuatu dengan perantara benda

yang lain (Becker via Pradopo, 2010:66).

4. Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan dengan maksud untuk memperhebat kesan dan pengaruh

9Dikutip dari buku Pengkajian Puisi oleh Rachmat Djoko Pradopo hlm.54

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

14

(sumbernya). Contohnya: Tubuhnya kurus kering, Agung terkejut

setengah mati.10

e. Citraan adalah sebuah gambaran yang ada di dalam pikiran dan kemudian

bahasa lah yang akan menggambarkannya (Altenbernd, 1970:12). Artinya,

citraan merupakan gambaran angan atau imajinasi pemikiran yang ditulis

untuk menghidupkan suasana dalam sebuah tulisan, citraan memiliki

beberapa macam yang digunakan dalam penelitian ini adalah citraan

penglihatan, pendengaran, dan gerak.

1. Citraan penglihatan adalah citraan yang timbul oleh penglihatan

(Pradopo, 2010: 81).

2. Citraan pendengaran dihasilkan dengan menyebutkan atau

menguraikan bunyi suara (Altenbert via Pradopo, 2010: 82).

3. Citraan gerak adalah menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya

tidak bergerak, tetapi dilukiskan dapat bergerak, ataupun gambaran

gerak pada umumnya (Pradopo, 2010:87).

1.6.2 Teori Romantisme

Romantisme lahir sebagai pendekatan yang melihat karya sastra sebagai

objek yang realistik karena romantisme tidak berhenti pada titik realitas saja,

tetapi mencakup semua aspek-aspek keindahan bahasa yang digunakan oleh

pengarang dalam membangun tubuh dari karya sastra yang dibuatnya. Paham

romantisme merupakan suatu paham idealis yang melihat kehidupan nyata

10

Dikutip dari buku Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Hlm. 101

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

15

manusia dari perspektif dunia yang ideal dan sempurna sehingga menjadikan

suasana di dalamnya seimbang dan harmonis seperti dalam kehidupan di surga.

Kemudian ciri-ciri romantisme menurut Wellek (Faruk, 1995: 143) adalah sebagai

berikut:

1. Persatuan: Romantisme berusaha keras untuk mengatasi keterpisahan

antara subjek dan objek diri dengan dunia dan kesadaran dengan

ketidaksadaran yang melalui imajinasi, simbol, dan mitos.

2. Lebih menonjolkan dunia ideal daripada dunia nyata: Di dalam dunia

ideal, mengimajinasikan atau gambaran yang terdapat dalam angan lebih

ditonjolkan dan dibesar-besarkan.

3. Petualangan: paham romantisme diungkapkan tentang realita kehidupan

yang digambarkan secara tuntas sehingga mampu membuat pembaca

tersentuh.

4. Keanekaragaman percintaan dan pendalaman.

Romantisme ini berfokus pada ungkapan perasaan sebagai dasar

perwujudan pemikiran pengarang sehingga pembaca tersentuh setelah membaca

ungkapan perasaannya. Aliran romantisme selalu berprinsip bahwa karya sastra

merupakan cermin dari kehidupan realistik. Karya sastra adalah kisah kehidupan

manusia yang penuh lika-liku. Pengungkapan realitas kehidupan tersebut

menggunakan bahasa yang indah sehingga dapat menyentuh emosi pembaca

(Endraswara, 2003: 33).

Penelitian romantisme biasanya berkiblat pada kerinduan hal-hal yang

bersifat klasik dan tradisional. Para peneliti umumnya mengagungkan nilai-nilai

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

16

lama yang luhur dan kekaguman tersebut menjadi sentral oleh kaum romantik.

Peneliti romantik sering mengarah pada karya-karya besar untuk mengungkap

nilai-nilai tertentu yang terkadang diimplikasikan dengan jaman yang berlaku

(Endraswara, 2003:34).

Dalam kaitan itu, karya sastra tidak dipandang lagi sebagai refleksi tindak

tanduk manusia. Karya sastra merupakan cermin emosi manusia yang

dikumpulkan dalam keheningan yang mendalam, dan kemudian direvisi dalam

penciptaan melalui pemikiran. Dengan kata lain, unsur ekspresi, peluapan, atau

ungkapan perasaan pengarang, yang telah diimajinasikan menjadi perhatian utama.

Poin penting dalam penelitian romantik adalah tentang: (1) kesungguhan hati

(sincerity), keaslian (genuineness), (3) keakuratannya (adequacy), dalam

mengungkapkan visi dan pemikiran individual si pencipta (Endraswara, 2003:34).

Karya sastra berfungsi untuk memberikan kesenangan berupa hiburan,

sebagai sarana untuk mengungkapkan isi hati, isi pikiran, isi perasaan kepada

orang lain (Sumardjo via Wasono, 1995:88). Mengenai hal ini, Karya sastra pada

romantisme yang dikenal sampai sekarang umumnya lebih banyak yang

mengungkapkan jalinan cerita cinta. Dalam hal ini dikarenakan cerita-cerita yang

berkaitan dengan cinta itulah yang paling banyak melibatkan faktor emosi. Seperti

pada pengarang romantik Shakespare “Romeo and Juliet” yang merupakan contoh

karya romantisme yang selama ini banyak dikaji oleh para peneliti romantik.

Namun sebenarnya banyak cerita yang mendasarkan aliran romantik yang tidak

hanya bersifat cinta, melainkan juga berakar pada pikiran, pengetahuan, dan

pandangan hidup yang dalam dan luas. Oleh karena itu, pandangan bahwa

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

17

romantisme selalu berkaitan dengan hal-hal cengeng tidak selamanya benar

(Fananie, 2002: 51).

Romantisme juga mengungkapkan perasaan kesedihan yang mampu

membuat orang lain dapat merasakan apa yang ada dalam cerita yang

mendasarkan ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan. Untuk

mengungkapkan hal tersebut, pengarang berusaha menggambarkan realita

kehidupan dalam bentuk seindah-indahnya dan sehalus-halusnya. Tujuan utama

aliran ini adalah agar pembaca mampu tersentuh emosinya. Oleh karena itu, setiap

gejolak yang ada atau konflik yang ditonjolkan biasanya disusun secara dramatis.

Begitu pula keindahan alam atau mungkin kesedihan yang biasanya digambarkan

sedetail-detailnya (Fananie, 2002: 50).

Selain membahas kesedihan, romantisme alam juga menjadi aspek penting.

Seperti dalam sajak “Ode to the West Wind” yang dikaji oleh Sapardi Djoko

Damono, alam digambarkan sebagai sumber inspirasi oleh para penyair. Hal ini

dikarenakan alam adalah ciptaan Tuhan yang sifatnya tidak dapat ditaklukkan.

Berbeda dengan pemikiran manusia yang menciptakan suatu secara subjektif.

Alam menjulang dalam sosok yang mempesona sekaligus dahsyat dan

mengerikan. Hal tersebut memunculkan suatu pengalaman atau perasaan kagum

dan alam digambarkan berisi roh yang berhembus dengan dahsyat, menghidupi

sekaligus mematikan, membuat sekaligus memporak-pandakan (Budianta, 2005:

5-6).

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

18

Romantisme juga membahas tentang semangat perjuangan hal ini

didukung dengan sejumlah sajak yang mengandung tema kebangsaan

disampaikan dengan gaya romantik. Kemunculan tema kebangsaan tersebut

dilatarbelakangi oleh sesuatu yang dapat dihubungkan dengan kondisi sosial-

politik tempat dan ketika karya itu hadir. Misalnya, sajak-sajak ditulis dimasa

penjajahan terjadi di Indonesia pada kisaran tahun 1920-1930-an yang merupakan

pantulan dari keadaan yang terjadi saat itu. ketika tema itu tersampaikan lewat

gaya romantik, maka hal itu pun terkait dengan estetika sastra (kode sastra) yang

berlaku saat itu (Wasono, 2005: 93).

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Studi literatur

2. Penggunaan metode deskriptif

Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan isi dari antologi

puisi 신경림의 시인을 찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1. Metode

deskriptif ini dipakai dalam penelitian untuk membuat gambaran atau lukisan

mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,

1983:54). Kemudian, data yang dianalisis berupa kata dan bukan angka karena hal

ini disebabkan oleh adanya metode kualitatif11

karena data yang dianalisis

tersebutlah yang akan menjadi kunci dari penelitian (Moleong, 1988:11). Oleh

karena itu, tahapan-tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut.

11 Metode Kuatitatif adalah metode penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis.http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

19

1. Menentukan objek material.

Objek material dalam penelitian ini adalah antologi puisi 신경림의 시인을

찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1.

2. Menentukan objek formal.

Objek formal dari penelitian ini adalah untuk mengemukakan unsur bunyi

dan unsur kata serta makna romantisme yang ada dalam puisi 신경림의

시인을 찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1 .

3. Menentukan cara pendekatan yang dipakai

Pendekatan yang dipakai dalam penlitian ini adalah teori strukturalisme

dan teori romantisme.

4. Mencari dan mencatat data-data yang akan dianalisis.

Data-data yang diambil adalah kata-kata dalam puisi yang kemudian akan

dianalisis menggunakan unsur bunyi dan kata. Hal yang dilakukan

selanjutnya adalah mengidentifikasi makna romantisme yang ada dalam

puisi berdasarkan dengan teori yang dipakai.

5. Mengelompokkan data

Data dikelompokkan berdasarkan unsur bunyi dan kata yang dipaparkan

dalam teori yang dipakai.

6. Melakukan kerja analisis data.

7. Menarik kesimpulan.

8. Menyusun dan melaporkan hasil penelitian dalam bentuk skripsi.

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - etd.repository.ugm ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81972/potongan/S1-2015... · terlepas dari unsur-unsur lainnya (Pradopo, 2010:118)

20

1.8 Sistematika Penyajian

Penelitian ini terdiri dari 4 bab. Bab I merupakan bab pendahuluan yang

berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab II berisi unsur bunyi dan kata dalam antologi puisi 신경림의 시인을 찾아서 1

Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1. Bab III berisi makna romantisme puisi dalam

antologi puisi 신경림의 시인을 찾아서 1 Singyeongrimui Siineul Chajaseo 1. Bab IV

merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.