bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-t...

14
1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia yang hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 1 per hari dan lebih dari 2,8 milyar penduduk dunia hanya berpenghasilan kurang dari US$ 2 per hari (Todaro, 2006). Untuk membandingkan angka kemiskinan antar negara, Bank Dunia menghitung garis kemiskinan dengan menggunakan pengeluaran konsumsi yang dikonversi ke dalam US$ PPP (Purchasing Power Parity/Paritas Daya Beli), bukan nilai tukar US$ resmi. Angka konversi PPP menunjukkan banyaknya rupiah yang dikeluarkan untuk membeli sejumlah kebutuhan barang dan jasa di mana jumlah yang sama tersebut dapat dibeli seharga US$1 di Amerika. Angka konversi ini dihitung berdasarkan harga dan kuantitas di masing-masing negara yang dikumpulkan dalam suatu survei yang biasanya dilakukan setiap lima tahun sekali. Chen dan Ravallion (2001) membuat suatu penyesuaian angka kemiskinan dunia dengan menggunakan garis kemiskinan US$1 PPP per orang per hari. Berdasarkan penghitungan yang mereka lakukan, pada tahun 1993 garis kemiskinan US$1 PPP per orang per hari adalah ekuivalen dengan Rp 20.811 per orang per bulan. Garis kemiskinan PPP disesuaikan dari waktu ke waktu dengan angka inflasi yang menggunakan Indeks Harga Konsumen. Pada tahun 2006 garis kemiskinan US$1 PPP ekuivalen dengan Rp 97.218 per orang per bulan dan garis kemiskinan US$2 PPP ekuivalen dengan Rp 194.439 per orang per bulan. Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Menurut BPS dan Bank Dunia, 2005-2008 Tahun BPS Bank Dunia Penduduk Miskin Penduduk Miskin dibawah US$1 PPP Penduduk Miskin dibawah US$2 PPP Jumlah (Juta) Persentase Jumlah (Juta) Persentase Jumlah (Juta) Persentase 2005 35,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20 Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Upload: donhan

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah

dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih

terdapat lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia yang hidup dengan pendapatan

kurang dari US$ 1 per hari dan lebih dari 2,8 milyar penduduk dunia hanya

berpenghasilan kurang dari US$ 2 per hari (Todaro, 2006).

Untuk membandingkan angka kemiskinan antar negara, Bank Dunia

menghitung garis kemiskinan dengan menggunakan pengeluaran konsumsi yang

dikonversi ke dalam US$ PPP (Purchasing Power Parity/Paritas Daya Beli),

bukan nilai tukar US$ resmi. Angka konversi PPP menunjukkan banyaknya

rupiah yang dikeluarkan untuk membeli sejumlah kebutuhan barang dan jasa di

mana jumlah yang sama tersebut dapat dibeli seharga US$1 di Amerika. Angka

konversi ini dihitung berdasarkan harga dan kuantitas di masing-masing negara

yang dikumpulkan dalam suatu survei yang biasanya dilakukan setiap lima tahun

sekali.

Chen dan Ravallion (2001) membuat suatu penyesuaian angka kemiskinan

dunia dengan menggunakan garis kemiskinan US$1 PPP per orang per hari.

Berdasarkan penghitungan yang mereka lakukan, pada tahun 1993 garis

kemiskinan US$1 PPP per orang per hari adalah ekuivalen dengan Rp 20.811 per

orang per bulan. Garis kemiskinan PPP disesuaikan dari waktu ke waktu dengan

angka inflasi yang menggunakan Indeks Harga Konsumen. Pada tahun 2006 garis

kemiskinan US$1 PPP ekuivalen dengan Rp 97.218 per orang per bulan dan garis

kemiskinan US$2 PPP ekuivalen dengan Rp 194.439 per orang per bulan.

Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Menurut BPS dan Bank Dunia, 2005-2008

Tahun 

BPS  Bank Dunia 

Penduduk Miskin Penduduk Miskin dibawah US$1 PPP 

Penduduk Miskin dibawah US$2 PPP 

Jumlah (Juta) 

PersentaseJumlah (Juta) 

Persentase Jumlah (Juta) 

Persentase 

2005  35,10  15,97  13,60  6,00  102,10  45,20 

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

2006 2007 2008 

Sumber: BP

Sumber: B

1

1

2

2

3

3

4

Juta Orang

39,30 37,17 34,90 

PS, Data Strate

Gamb

BPS, dalam be

0,00

5,00

0,00

5,00

0,00

5,00

0,00

5,00

0,00

20

17,75 16,58 15,42 

egis BPS, 200

bar 1.1 Jummenu

eberapa tahun,

005 2

19,50 15,50 14,00 

09

mlah Pendudurut Daerah,

, diolah

2006 2

8,50 6,70 5,90 

duk Miskin d, 2005-2008

2007

Unive

(samb113,80 105,30 100,70 

di Indonesia8

2008

ersitas Indo

bungan tabe49,60 45,20 42,60 

a

Kota

Desa

Nasion

2

onesia

el 1.1)

al

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

Sumber: BP

Pe

2005-2008

terjadi per

juta pada

penduduk

Jum

(16,58 per

juta (17,7

Meskipun

penduduk

Maret 200

100

200

300

400

500

600

700

800

Ribu

Gamba

PS, dalam beb

rkembangan

8 terlihat a

rtambahan j

tahun 2005

miskin jug

mlah pendu

rsen). Diba

75 persen),

n demikian,

miskin 34

09.

0,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

00,00

20

ar 1.2 Jumlamenu

berapa tahun, d

n jumlah

adanya kec

jumlah pen

5 menjadi 3

a meningka

uduk miskin

andingkan d

berarti jum

, persentas

,96 juta (1

05 2006

ah Penduduurut Daerah,

diolah

dan persen

cenderungan

nduduk misk

39,30 juta p

at dari 15,97

n di Indones

dengan bula

mlah pendu

se pendudu

5,42 persen

6 2007

uk Miskin di, 2005-2008

ntase pendu

n menurun

kin sebesar

pada tahun 2

7 persen me

sia bulan Ma

an Maret 2

uduk miski

uk miskin

n) dan 32,5

2008

Unive

i Jawa Timu8

uduk miski

, pada per

r 4,20 juta,

2006. Akib

enjadi 17,75

aret 2007 se

2006 yang b

in turun se

pada Mare

53 juta (14,

Kot

Kab

Jaw

ersitas Indo

ur

in pada pe

riode 2005-

yaitu dari

atnya perse

5 persen.

ebesar 37,17

berjumlah 3

ebesar 2,13

et 2008 ju

15 persen)

ta

bupaten

wa Timur

3

onesia

eriode

-2006

35,10

entase

7 juta

39,30

juta.

umlah

pada

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

Ga

Sumber:

Se

pembangu

signifikan

dalam kur

dari 54,2 j

jiwa atau s

Kr

Menurut p

jiwa (24,2

kondisi p

meningkat

menurun s

menjadi 3

tersebut, 1

persen) be

0,

2005

2006

2007

2008

ambar 1.3 P

BPS, dalam b

belum krisi

unan yang d

n. Berdasark

run waktu

juta jiwa at

sekitar 11,3

risis ekonom

perhitungan

2 persen) p

perekonomi

tkan pend

secara berta

36,1 juta jiw

11,5 juta jiw

erada di per

,00 5,0

Persentase Pmenu

beberapa tahun

is ekonomi

diakui karen

kan data Sur

1976-1996

tau sekitar 4

3 persen pad

mi mengak

n BPS, juml

pada tahun

an melalui

apatan ma

ahap dari sem

wa (16,6 pe

wa (12,6 per

rdesaan. Pen

00 10,0

Penduduk Murut Daerah,

n diolah

tahun 1997

na berhasil

rvei Sosial E

jumlah pen

40,1 persen

da tahun 199

kibatkan ber

lah pendudu

n 1998. Pe

i pengenda

asyarakat,

mula 49,5 j

ersen) pada

rsen) berada

nurunan ini

00 15,00Persen

Miskin Nasio, 2005-2008

7, Indonesia

menurunka

Ekonomi N

nduduk mi

n dari total p

96.

rtambahnya

uk miskin m

emerintah te

alian harga

sehingga j

uta jiwa (24

a 2004. Dar

a di perkota

i merupakan

0 20,00

Unive

onal dan Jaw8

a menjadi s

an angka ke

Nasional (Su

skin di Ind

penduduk m

a jumlah pe

meningkat m

elah berhas

a barang

jumlah pe

4,2 persen)

ri jumlah p

aan dan 24,

n dampak d

0 25,00

Ko

Ka

Ko

Ko

D

Ko

ersitas Indo

wa Timur

salah satu m

emiskinan s

usenas) dari

donesia men

menjadi 22,5

enduduk m

menjadi 49,5

sil memper

dan jasa,

enduduk m

pada tahun

penduduk m

6 juta jiwa

dari hasil tra

ota + Kabupat

abupaten

ota

ota + Desa

esa

ota

4

onesia

model

secara

BPS,

nurun

5 juta

miskin.

5 juta

rbaiki

serta

miskin

1998

miskin

(19,5

ansfer

ten

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

5

Universitas Indonesia

pendapatan berbagai program pembangunan termasuk jaring pengaman sosial

yang dirancang khusus untuk mengatasi dampak negatif krisis (SNPK, 2005).

Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang telah diambil

pemerintah berfokus pada:

(1) Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui upaya padat

karya, perdagangan ekspor serta pengembangan UMKM

(2) Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan

kesehatan (KB, kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar, pangan dan gizi),

(3) Pemberdayaan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) yang bertujuan untuk membuka kesempatan

berpartisipasi bagi masyarakat miskin dalam proses pembangunan dan

meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin, sementara

pada tataran propinsi salah satu program yang pernah dilakukan adalah

PAMDKB (Program Aksi Mengatasi Dampak Kenaikan BBM) tahun

2006, program ini merupakan komitment bersama antara Pemerintah

Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur,

dimana Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan dana pendamping

sebesar 50% dari dana yang dikucurkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa

Timur dalam rangka mengurangi dampak kenaikan harga BBM pada

tahun 2005

(4) Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial lewat Program Keluarga

Harapan (PKH), P4K (Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan

Nelayan Kecil), KUBE (Kelompok Usaha Bersama), TPSP-KUD

(Tempat Pelayanan Simpan Pinjam Koperasi Unit Desa), UEDSP (Usaha

Ekonomi Desa Simpan Pinjam), PKT (Pengembangan Kawasan Terpadu),

IDT (Inpres Desa Tertinggal), P3DT (Pembangunan Prasarana Pendukung

Desa Tertinggal), PPK (Program Pengembangan Kecamatan), P2KP

(Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan), PDMDKE

(Pemberdayaan Daerah Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi), P2MPD

(Proyek Pembangunan Masyarakat dan Pemerintah Daerah).

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

6

Universitas Indonesia

Gambar 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur, 2005-2008

Sumber: BPS, dalam beberapa tahun, diolah

Pada kurun waktu 2005-2008, pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota

Propinsi Jawa Timur rata-rata mencapai 5,91 persen per tahun dan jumlah

penduduk miskin rata-rata tercatat 19,80 persen atau sama dengan 7.130,58 ribu

jiwa, yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Gambar 1.5 Persentase Penduduk Miskin Nasional dan Jawa Timur, 2005-2008

Sumber: BPS, dalam beberapa tahun, diolah

5,00%

5,20%

5,40%

5,60%

5,80%

6,00%

6,20%

6,40%

2005 2006 2007 2008

Nasional

Jawa Timur

Tahun

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

2005 2006 2007 2008

Persentase Penduduk Miskin

Jawa Timur Nasional

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

7

Universitas Indonesia

Dari jumlah 7.130,58 ribu jiwa penduduk miskin, rata-rata sebanyak 48,17

persen berpendidikan kurang dari SD, 45,22 persen berpendidikan SD dan SMP

dan 6,62 persen berpendidikan SMA, dengan peningkatan pengetahuan dan

keahlian akan mendorong peningkatan produktivitas kerja seseorang. Perusahaan

akan memperoleh hasil yang lebih banyak dengan mempekerjakan tenaga kerja

dengan produktivitas yang lebih tinggi, sehingga perusahaan akan bersedia

memberikan upah/gaji yang lebih tinggi kepada yang bersangkutan. Pada akhirnya

seseorang yang memiliki produktivitas yang tinggi akan memperoleh

kesejahteraan yang lebih baik, yang dapat diperlihatkan melalui peningkatan

pendapatan maupun konsumsinya. Menurut Kartasasmita (1996), rendahnya

produktivitas tenaga kerja kaum miskin dapat disebabkan rendahnya tingkat

pendidikan, menyebabkan pengembangan diri yang terbatas dan rendahnya

tingkat kesehatan dan tingkat gizi menyebabkan daya tahan fisik, daya pikir serta

prakarsa menjadi rendah pula, dengan demikian produktivitas yang dihasilkan

menjadi berkurang, baik dalam jumlah maupun kualitasnya, akibatnya bargaining

position mereka dalam hampir seluruh kegiatan ekonomi menjadi lemah, oleh

karena itu dirasa perlu untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi,

populasi, pendidikan dan kesehatan terhadap jumlah penduduk miskin di

Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur, sehingga dapat disusun sebuah kebijakan

publik yang efektif guna mengurangi jumlah kemiskinan di Kabupaten/Kota

Propinsi Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah kemiskinan masih menjadi salah satu masalah utama dalam

perekonomian negara-negara di dunia termasuk Indonesia, berbagai upaya dan

kebijakan telah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan

tersebut.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kemiskinan, oleh karena itu pada penelitian ini akan diteliti

bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi (PDRB ADHK 2000), populasi,

pendidikan dan kesehatan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten/Kota

Propinsi Jawa Timur tahun 2005-2008?.

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

8

Universitas Indonesia

1.3 Batasan Masalah

Menurut Masri Singarimbun (1976), kemiskinan merupakan permasalahan

yang multidimensi tidak dapat dipandang dari satu sisi saja dikarenakan

kemiskinan memiliki permasalahan yang saling kait mengkait, namun dalam

penelitian ini variabel yang dipilih adalah hanya variabel pertumbuhan ekonomi

(PDRB), jumlah penduduk, angka melek huruf dan angka harapan hidup, oleh

karena itu hasil dari penelitian ini tidak dapat di-generalisir secara umum.

Pemilihan Jawa Timur untuk lokasi penelitian, karena:

a. Jawa Timur sebagai Propinsi yang memiliki jumlah Pemerintah

Kabupaten/Kota terbanyak di Indonesia, dengan 29 Kabupaten dan 9 Kota

b. Jawa Timur sebagai penyumbang PDB terbesar ke 2 (dua) setelah Propinsi

DKI Jakarta

c. Jawa Timur memiliki jumlah penduduk terbesar ke 2 (dua) setelah

Propinsi Jawa Barat

Data statistik yang digunakan dari tahun 2005 sampai tahun 2008, karena:

a. Tahun 2005, Pemerintah menaikkan harga BBM, akibatnya harga beras

yang dikonsumsi kaum miskin naik sekitar 33 persen, sehingga angka

kemiskinan nasional dari 16,0 persen menjadi 17,75 persen tahun 2006

(World Bank, 2006), sedangkan Jawa Timur naik dari 19,57 persen

menjadi 20,69 persen (BPS, 2006)

b. Tahun 2006, Pemerintah Propinsi Jawa Timur meluncurkan program

PAMDKB (Program Aksi Mengatasi Dampak Kenaikan BBM), yang

merupakan sharing program dengan Pemerintah Kabupaten/Kota

c. Tahun 2007, Pemerintah Propinsi Jawa Timur meluncurkan program JPES

(Jaring Pengaman Ekonomi Sosial), yang juga merupakan sharing

program

d. Tahun 2008, Pemerintah Propinsi Jawa Timur meluncurkan program

P2SEM (Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat).

Penduduk miskin dalam penelitian ini adalah penduduk yang memiliki

rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

9

Universitas Indonesia

(GK). Secara teknis GK dibangun dari dua komponen yaitu Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-makanan

(GKNM). GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum

makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari,

sedangkan GKNM merupakan kebutuhan minimum untuk perumahan,

sandang, pendidikan, dan kesehatan (BPS, 2009).

Sedangkan Kabupaten/Kota yang diteliti adalah:

1. Kabupaten Pacitan

2. Kabupaten Ponorogo

3. Kabupaten Trenggalek

4. Kabupaten Tulungagung

5. Kabupaten Blitar

6. Kabupaten Kediri

7. Kabupaten Malang

8. Kabupaten Lumajang

9. Kabupaten Jember

10. Kabupaten Banyuwangi

11. Kabupaten Bondowoso

12. Kabupaten Situbondo

13. Kabupaten Probolinggo

14. Kabupaten Pasuruan

15. Kabupaten Sidoarjo

16. Kabupaten Mojokerto

17. Kabupaten Jombang

18. Kabupaten Nganjuk

19. Kabupaten Madiun

20. Kabupaten Magetan

21. Kabupaten Ngawi

22. Kabupaten Bojonegoro

23. Kabupaten Tuban

24. Kabupaten Lamongan

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

10

Universitas Indonesia

25. Kabupaten Gresik

26. Kabupaten Bangkalan

27. Kabupaten Sampang

28. Kabupaten Pamekasan

29. Kabupaten Sumenep

30. Kota Kediri

31. Kota Blitar

32. Kota Malang

33. Kota Probolinggo

34. Kota Pasuruan

35. Kota Mojokerto

36. Kota Madiun

37. Kota Surabaya

38. Kota Batu

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

11

Universitas Indonesia

1.4 Bagan Kerangka Berpikir

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, POPULASI, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN / KOTA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2005 - 2008

Variabel yang digunakan

1. Pertumbuhan ekonomi PDRB ADHK 2000 2. Jumlah penduduk POPULASI 3. Tingkat pendidikan Angka melek huruf/AMH 4. Tingkat kesehatan Angka harapan hidup/AHH

Sumber Data

Data sekunder Tahun 2005-2008

Metode Analisa

Data panel Random effect

Pengujian

Kesimpulan dan Rekomendasi

HARAPAN

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, populasi yang terkendali, pendidikan

dan kesehatan yang baik mampu mengurangi jumlah penduduk

miskin secara signifikan

FAKTA

Rata-rata penduduk miskin 19,80 persen, pertumbuhan ekonomi 5,91 persen, 48,17 persen penduduk miskin berpendidikan kurang dari SD

Pertanyaan Penelitian

Apakah pertumbuhan ekonomi, populasi, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin

di Kabupaten/Kota Jawa Timur?

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

12

Universitas Indonesia

1.5 Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan menurunkan jumlah

penduduk miskin di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur

2. Diduga jumlah penduduk berpengaruh signifikan menambah jumlah

penduduk miskin di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur

3. Diduga angka melek huruf berpengaruh signifikan menurunkan jumlah

penduduk miskin di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur

4. Diduga angka harapan hidup berpengaruh signifikan menurunkan jumlah

penduduk miskin di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur

5. Diduga pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, angka melek huruf dan

angka harapan hidup berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin di

Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur

1.6 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pertumbuhan ekonomi,

populasi, tingkat pendidikan dan kesehatan terhadap jumlah penduduk miskin di

Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur tahun 2005-2008.

1.7 Manfaat Penelitian

Dengan teridentifikasinya faktor-faktor yang menjadi penyebab kemiskinan di

Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur tahun 2005-2008, maka diharapkan menjadi

acuan/masukan dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota

Propinsi Jawa Timur dalam penyusunan prioritas kebijakan untuk mengurangi

jumlah penduduk miskin.

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

13

Universitas Indonesia

1.8 Metodologi

Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi berganda (multiple regression), khususnya untuk melihat

hubungan dan pengaruh antara variabel pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk,

angka melek huruf dan angka harapan hidup terhadap jumlah penduduk miskin di

38 Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur tahun 2005-2008.

Sebagaimana dijelaskan pada batasan masalah, bahwa penelitian ini

mengambil beberapa variabel yang diduga berpengaruh terhadap jumlah

penduduk miskin, kemudian direpresentasikan dalam sebuah model ekonometri,

untuk mendapatkan taksiran/estimasi masing-masing variabel maupun parameter,

data statistik dan model diolah dengan menggunakan program E-views.

1.9 Sistematika Penulisan

Secara umum, sistematika ini dibagi ke dalam bab-bab yang mengacu pada

kaidah penelitian ilmiah. Berdasarkan urutan-urutannya, penelitian ini dibagi ke

dalam lima bab yang terdiri dari :

• Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang pemilihan topik, permasalahan

penelitian, batasan penelitian, kerangka berpikir, hipotesis, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metodologi dan sistematika penulisan yang

memperlihatkan susunan bab dalam penulisan secara keseluruhan

• Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini memberikan penjelasan mengenai kajian teoritis kemiskinan,

karakteristik penduduk miskin, faktor-faktor penyebab kemiskinan,

rancangan penelitian serta hasil penelitian-penelitian terdahulu. Penjelasan

ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kemiskinan di

Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur tahun 2005-2008

• Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan spesifikasi model ekonometrika dan variabel-variabel

penentu yang digunakan, pengolahan data, pemilihan metode common

effect dan individual effect (Uji Chow), pemilihan metode fixed effect dan

random effect (Uji Hausmann), uji signifikansi, uji Kesesuaian, uji

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136058-T 28060-Pengaruh... · juta (17,7 Meskipun penduduk Maret 200 100 200 300 ... DKI Jakarta

14

Universitas Indonesia

pelanggaran asumsi

• Bab IV Hasil dan Analisa

Bab ini menjelaskan hasil estimasi perhitungan penurunan jumlah

penduduk miskin sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi, populasi,

angka melek huruf dan angka harapan hidup yang dicapai oleh

Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur

• Bab V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran kebijakan yang di

rekomendasikan untuk dilakukan dan ditingkatkan guna mendorong

pengentasan kemiskinan di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur.

Pengaruh pertumbuhan..., Tony Imam Taufik, FE UI, 2010.