bab 1 pe pkm individu

Upload: antibiotik22

Post on 12-Jul-2015

43 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dinas kesehatan merupakan unsur pelaksana pemerintah dengan tugas pokok menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga di bidang kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya. Susunan organisasi dinas kesehatan dijabarkan dalam struktur organisasi melalui 3 subdin yaitu Sub Dinas Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, dan Sub Dinas Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat. Sub Dinas Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas merumuskan, membina dan mengkoordinasikan kebijakan teknis di bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. Subdin P2 & PL terdiri dari empat seksi yaitu Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Seksi Pemberantasan Penyakit, Seksi Tempat-Tempat Umum dan Pengawasan Pestisida, serta Seksi Pengawasan Air dan Penyehatan Lingkungan(5). Melalui Seksi Pemberantasan Penyakit, Subdin P2 & PL melakukan upaya pemberantasan penyakit. Tugas pokok Seksi P2 adalah melaksanakan kegiatan dalam bidang pemberantasan penyakit menular langsung dan penyakit yang ditularkan melalui vector atau bersumber binatang(5). Keberhasilan program pemberantasan penyakit menular memerlukan dukungan surveilans epidemiologi. Kegiatan surveilans epidemiologi meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data epidemiologi. Penyajian serta penyebaran hasil interpretasi data. Melalui surveilans epidemiologi, diharapkan pengendalian program P2 dapat mencapai tujuan karena pengumpulan dan analisis data epidemiologi akan digunakan sebagai dasar untuk pengendalian program P2 penyakit menular(5).

1

2

Salah satu penyakit menular yang ditularkan melalui binatang yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan menjadi prioritas pencegahan serta pemberantasan penyakit menular oleh pemerintah yakni demam berdarah dengue. Pencegahan penyakit ini didasarkan atas pemutusan rantai penularannya. Pemberantsannya melibatkan peran serta masyarakat untuk dapat meningkatkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit DBD secara khusunya. Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka kejadian penyakit DBD meningkat dari 0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per 100.000 penduduk pada tahun 1998. Hal ini terjadi, kemungkinan berhubungan erat dengan a) perubahan iklim dan kelembapan nisbi; b) terjadinya migrasi penduduk dari daerah yang belum ditemukan atau jarang ditemukan infeksi virus Dengue ke daerah endemis penyakit infeksi virus Dengue atau dari pedesaan ke perkotaan; c) meningkatnya kantong-kantong jentik nyamuk Aedes aegypti di perkotaan terutama daerah yang kumuh pada bulan-bulan tertentu(4) Upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan telah dilakukan oleh pemerintah terutama Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan memiliki program pencegahan dan penanggulangan DBD, seperti: 1) pertolongan pertama pada penderita DBD, dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit; 2) penyuluhan terusmenerus ke masyarakat; 3) fogging atau pengasapan pada rumah penderita DBD; 4) penaburan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air; 5) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara bergotong royong dan melibatkan masyarakat. Namun, upaya yang telah dilakukan tersebut sampai saat ini belum dapat merubah status beberapa daerah dari daerah endemis menjadi daerah non endemis(4). B. Tujuan Pembuatan langkah perencanaan dan evaluasi program pendidikan kesehatan masyarakat ini bertujuan untuk:

3

1. Mengetahui masalah kesehatan yakni pencegahan serta pemberantasan penyakit menular 2. Menentukan intervensi yang dapat dilakukan dari segi promotif dan preventif dari pemerintah untuk penyakit menular. 3. Mahasiswa mengetahui sepuluh langkah menyusun sebuah perencanaan promosi kesehatan. 4. Mahasiswa dapat menyusun cara mengenal dan menetapkan masalah. 5. Mahasiswa dapat menyusun cara menganalisis masalah secara edukatif. 6. Mahasiswa dapat menyusun cara menentukan sasaran penyuluhan. 7. Mahasiswa dapat menyusun tujuan penyuluhan. 8. Mahasiswa dapat menyusun cara menentukan strategi penyuluhan. 9. Mahasiswa dapat menyusun isi penyuluhan. 10. Mahasiswa dapat menyusun menentukan metode dan tempatpenyuluhan. 11. Mahasiswa dapat menyusun cara menentukan media penyuluhan. 12. Mahasiswa dapat menyusun rencana jadwal pelaksanaan. 13. Mahasiswa dapat menyusun rencana penilaian perencanaan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana peran pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yang masih menjadi permasalahan kesehatan di masyarakat.