bab 1 latar belakang teori 1.1. self...

31
1 BAB 1 LATAR BELAKANG TEORI 1.1. Self Awareness Dalam hidup ini, setiap manusia harus memahami betapa pentingnya kesadaran diri. Kesadaran diri manusia tergolong dalam beberapa dimensi yaitu body, mind, heart, and soul. Menurut Collin Rose dalam bukunya Accelerated Learning For The 21th Century memperkenalkan pola pikir bersifat M-A-S-T-E-R yaitu Motivating your mind, Acquiring the information, Searching out the meaning, Trigering the memory, Exhibing what you know, dan Reflecting how you have learned. Keenam langkah ini membantu kita mengalami proses belajar, menggerakkan kembali mesin berpikir manusia. Pada tahun 1989, Greenan membuat model Emotional Intelligence yang diperbaharui Salovey dan Meyer (1990) dan Goleman(1995). Lima cara mengembangkan Emotional Intelligence yaitu kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri sendiri, empati, dan kemampuan bersosialisasi. Setelah manusia memahami tentang kesadaran diri, maka pengenalan terhadap diri sendiri menjadi lebih efisien yang akan melahirkan konsep diri yang baik dan positif serta menghasilkan harga diri yang kuat dan kepercayaan yang tinggi. Ada beberapa cara untuk mengenal diri yaitu analisa diri, melalui pengamatan orang lain, ada bersama orang lain, dan variasi pengalaman hidup. Orang yang semakin baik mengenal dirinya mempunyai gambaran yang jelas tentang dirinya. Namun setidaknya ia telah mengetahui apa kelebihan dan kekurangannya, mengetahui keinginan-keinginannya, perasaanya, potensi-potensi yang berkaitan dengan dirinya bahkan kondisi psikis dan fisiknya. Setelah manusia mengenal dirinya, maka tahap yang selanjutnya adalah pengungkapan diri dimana seseorang mengijinkan orang lain mengetahui tentang perasaan, pikiran dan keinginannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah besar kecilnya kelompok,

Upload: tranque

Post on 15-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1

BAB 1

LATAR BELAKANG TEORI

1.1. Self Awareness

Dalam hidup ini, setiap manusia harus memahami betapa pentingnya

kesadaran diri. Kesadaran diri manusia tergolong dalam beberapa dimensi

yaitu body, mind, heart, and soul. Menurut Collin Rose dalam bukunya

Accelerated Learning For The 21th Century memperkenalkan pola pikir

bersifat M-A-S-T-E-R yaitu Motivating your mind, Acquiring the

information, Searching out the meaning, Trigering the memory, Exhibing

what you know, dan Reflecting how you have learned. Keenam langkah ini

membantu kita mengalami proses belajar, menggerakkan kembali mesin

berpikir manusia. Pada tahun 1989, Greenan membuat model Emotional

Intelligence yang diperbaharui Salovey dan Meyer (1990) dan

Goleman(1995). Lima cara mengembangkan Emotional Intelligence yaitu

kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri sendiri, empati, dan

kemampuan bersosialisasi. Setelah manusia memahami tentang kesadaran

diri, maka pengenalan terhadap diri sendiri menjadi lebih efisien yang akan

melahirkan konsep diri yang baik dan positif serta menghasilkan harga diri

yang kuat dan kepercayaan yang tinggi.

Ada beberapa cara untuk mengenal diri yaitu analisa diri, melalui

pengamatan orang lain, ada bersama orang lain, dan variasi pengalaman

hidup. Orang yang semakin baik mengenal dirinya mempunyai gambaran

yang jelas tentang dirinya. Namun setidaknya ia telah mengetahui apa

kelebihan dan kekurangannya, mengetahui keinginan-keinginannya,

perasaanya, potensi-potensi yang berkaitan dengan dirinya bahkan kondisi

psikis dan fisiknya. Setelah manusia mengenal dirinya, maka tahap yang

selanjutnya adalah pengungkapan diri dimana seseorang mengijinkan orang

lain mengetahui tentang perasaan, pikiran dan keinginannya. Faktor-faktor

yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah besar kecilnya kelompok,

2

perasaan suka, timbal balik, kepribadian, dan topik tertentu. Melalui

pengungkapan diri, seseorang bisa mengatasi masalah, memudahkan

penerimaan diri, dan efisiensi komunikasi. Namun, terdapat juga beberapa

resiko seperti penolakan pribadi, kerugian material, dan kesulitan pribadi.

Selain kesadaran diri dan pengenalan diri, manusia juga perlu

melakukan identifikasi potensi diri berupa kecerdasan dan kepribadian.

Kecerdasan adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan menerapkan

pengetahuan termasuk untuk mengatasi masalah. Ada 4 aspek pandangan

tentang kecerdasan yaitu academic intelligence, practical intelligence,

multiple intelligence, dan emotional intelligence. Pada akhir abad ke-19, teori

kecerdasan dikembangkan oleh Sir Francis Galton dengan hanya melihat

pada kemampuan akademik saja seperti kemampuan berhitung, daya bayang

ruang, kemampuan membaca. Howard Gardner dalam bukunya Frames of

Mind (1983) mengidentifikasikan tujuh “autonomous capacity” yang

dinamakan multiple intelligence yaitu linguistic, logical-mathematical,

musical, spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, dan intrapersonal. Konsep

Emotional Intelligence menjadi semakin populer dengan diterbitkannya buku

Emotional Intelligence : Why It Can Matter More Than IQ (1996) dari Daniel

Goleman. Sebenarnya teori tentang Emotional Intelligence sudah

diidentifikasikan sejak tahun 1920 oleh E.L.Thorndike dengan konsep

“Social Intelligence”. Konsep ini lalu diteruskan oleh Salovey dan Mayer

pada tahun 1997. Selain kecerdasan, kepribadian seseorang juga menentukan

potensi diri. Konsep kepribadian ada dua yaitu trait dan types. Trait

dikemukakan oleh Goldon Allport. Kepribadian dasar manusia diwakili oleh

5 faktor yang dikenal dengan nama Big Five Personality yaitu openness,

conscientiousness, extroversion, agreeableness, dan neuroticism. Types mula-

mula dikembangkan oleh psikolog C.G.Jung. Konsep Jung membagi 4

dimensi psikologis dari types yang merupakan 2 dimensi yang saling

berlawanan yaitu introverted versus extraverted, thinking versus feeling,

sensing versus intuiting, judging versus perceiving.

1.2. Berurusan Dengan Stress

3

Stres menurut ilmu psikologi dibutuhkan oleh tubuh untuk

mempertahankan diri dan menjadikan kewaspadaan pada diri seseorang.

Definisi stress adalah situasi apapun yang benar-benar mengancam atau

dianggap mengancam kesejahteraan kita sehingga menuntut kemampuan kita

untuk beradaptasi. Jadi secara umum stress adalah kondisi yang menuntut kita

untuk menyesuaikan diri. Ada 3 sumber penyebab stress yaitu lingkungan,

fisiologik, dan lingkungan kita. Lingkungan memberi berbagai tuntuan

penyesuaian diri seperti cuaca,kebisingan, kepadatan, tekanan waktu,

standard prestasi. Fisiologik berasal dari tubuh kita sendiri seperti perubahan

kondisi tubuh dan reaksi tubuh.

Ada beberapa upaya dalam mengatasi stress. Coping dipandang

sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan

akibat dari tekanan tersebut. Lazarus dan Folkman dalam melakukan coping,

ada 3 strategi yaitu problem-focused coping, emotion-focused coping, dan

appraisal-focused coping. Lazarus dan Folkman menyatakan coping yang

efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan

menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat

dikuasainya. Sesuai dengan pernyataan tersebut, Cohen dan Lazarus

mengemukakan agar coping dilakukan secara efektif. Maka, strategi coping

mengacu pada lima fungsi yang dikenal dengan Coping Task yaitu

mengurangi kondisi berbahaya dan meningkatkan prospek untuk

memperbaikinya, mentoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan

yang negative, mempertahankan gambaran diri yang positif, mempertahankan

keseimbangan emosional, dan melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya

dengan orang lain. Coping outcome adalah kriteria hasil coping untuk

menentukan keberhasilan coping, yaitu dari segi ukuran fungsi fisiologis,

seperti : menurunnya tekanan darah, apakah individu dapat kembali pada

keadaan seperti sebelum ia mengalami stres, dan seberapa cepat ia dapat

kembali, dan efektifitas dalam mengurangi psychological distress dapat

mengurangi rasa cemas dan depresi.

1.3. Berpikir Kreatif

4

Berpikir merupakan proses pembentukan representasi mental yang

baru melalui transformasi, informasi oleh interaksi yang bersifat kompleks

dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran,

visualisasi, pemecahan masalah, konsep, dan kreativitas. Hubungan antara

kecerdasan dan kemampuan berpikir diibaratkan dengan hubungan antara

mobil dan pengendaranya. Tidak jarang terjadi kecerdasan justru menjadi

penghambat dalam berpikir secara lebih baiuk. Ini terjadi bilamana seseorang

berpegang pada suatu pendapat dan mempertahankan pendapat itu dengan

kecerdasannya tanpa merasa perlu untuk mengeksplorasi pendapat itu dan

mendengarkan pandangan alternatif.

Ada beberapa macam dalam proses berpikir yaitu memotong,

menghubungkan, dan membentuk. Selain proses berpikir, setiap orang juga

memiliki masing-masing cara berpikir. Cara berpikir memiliki beberapa jenis

yaitu berpikir seri dan berpikir paralel, berpikir vertical dan berpikir lateral.

Berpikir seri digambarkan seseorang bergerak dari A menuju B dan

selanjutnya ke C. Bisa juga A dan B dilakukan secara bersama dan

selanjutnya menuju C. Berpikir paralel digambarkan tidak ada salah satu dari

ketiganya yang dilakukan atau harus didahului sebelum melakukan tindakan

yang lainnya. Berpikir lateral adalah suatu cara berpikir yang bertujuan

mengeksplorasi dan mengembangkan ide dan persepsi baru daripada berkutat

dalam lingkaran ide atau konsep yang sudah ada. Informasi yang digunakan

bukan untuk informasi itu sendiri melainkan untuk efeknya. Berpikir vertikal

misalnya dalam logika dan matematika, ditandai dengan gerakan maju

dengan langkah-langkah berurutan yang masing-masing langkahnya harus

juga benar.

Seseorang yang telah berpikir secara kreatif, maka pada tahap

selanjutnya adalah menampilkan ide yang tidak berdasarkan pada fakta dan

tidak memiliki kebenaran yang disebut provokasi. Ada beberapa cara dalam

memunculkan provokasi yaitu keluar dari kebiasaan mencari alternatif cara-

cara yang lebih efektif dan berani menampilkan sesuatu yang tampak aneh

atau gila. Hal yang tak kalah pentingnya dalam memunculkan provokasi

adalah kreatif. Ada 4 proses dalam kreatif yaitu persiapan, masa inkubasi,

5

masa iluminasi atau pencerahan, dan masa verifikasi. Selain itu, hal-hal yang

mendukung dalam sikap kreatif adalah motivasi yang kuat, rileks, berani

menghadapi resiko, fokus pada peluang, berani keluar dari kebiasaan, terbuka

dan tidak takut gagal.

Dalam menghadapi masalah, setiap orang perlu berpikir kreatif. Ada

beberapa cara dalam berpikir kreatif yaitu yakinkan diri sebagai orang kreatif,

tuliskan secara detail masalah yang ingin pecahkan, tuliskan semua gagasan

serta solusi dari masalah yang sedang dihadapi, setelah selesai, lihat kembali

dan persempit menjadi 10 besar dari yang paling penting dan

menguntungkan, lalu bertanya, “Apakah ini akan menyelesaikan masalah?

Apa solusi ini akan memberi keuntungan bagi banyak kepentingan yang

lainnya?” Selanjutnya adalah tindakan. Tindakan membuat pikiran kreatif

menjadi berguna.

1.4. Komunikasi

Komunikasi berarti transfer informasi dari pengirim ke penerima

dimana informasi menjadi informasi bersama antara pengirim dan penerima.

Model komunikasi ada 3 macam yaitu komunikasi linier, komunikasi

interaksional, dan komunikasi transaksional. Komunikasi linier adalah

komunikasi yang terjadi tanpa adanya umpan balik dari penerima.

Komunikasi interaksional adalah model komunikasi yang pengirim berperan

juga sebagai penerima dan sebaliknya pengirim sebagai penerima.

Komunikasi transaksional mirip dengan interaksional namun pengiriman

berlangsung beberapa kali.

Model komunikasi tersebut juga memerlukan komunikasi yang efektif

dan konstruktif. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang terjadi ketika

informasi dari pengirim ditangkap oleh penerima sesuai dengan maksud si

pengirim. Komunikasi yang efektif dan konstruktif adalah transfer informasi

dari pengirim ke penerima dan terjadi perubahan pemahaman dan sikap pada

penerima sesuai dengan yang diharapkan si penerima. Komunikasi efektif

6

belum tentu konstruktif, tetapi untuk menjadi komunikasi yang konstruktif

harus efektif.

Hambatan komunikasi menjadi komunikasi efektif konstruktif adalah

noise. Noise adalah hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran proses

komunikasi. Ada tiga jenis noise yaitu eksternal noise, internal noise, dan

semantic noise. Eksternal noise adalah gangguan yang berasal dari

lingkungan seperti gaduh, bising, gema, cuaca panas, lingkungan yang gelap.

Internal noise adalah gangguan yang berasal dari si penerima maupun

pengirim itu sendiri. Semantic noise adalah perbedaan persepsi dalam

mengartikan kata. Internal noise dan semantic noise dapat terjadi saat

information overload, trust and credibility, time, filtering, emotions, message

congruency.

Dalam komunikasi, Si penerima memiliki tiga pilihan dalam

meresponi pesan si pengirim yaitu passive communication, agresive

communication, assertive communication. Passive communication

merupakan suatu respon pasif terhadap pesan yang tidak disepakati.

Terkadang menjadi pilihan yang bijaksana saat memang tak ada kesempatan

untuk mengungkapkan ketidaksepahaman atau ketidaksetujuan. Agresive

communication merupakan pilihan lain yang dapat dipillih meresponi pesan

yang tidak kita sukai, bersifat menguasai, mendominasi, bahkan dapat

mempermalukan, memojokkan, dan cenderung menyalahkan . Respon ini

mungkin menjadi pilihan yang baik apabila memang membahayakan dan

terdesak, situasi kritis, terjadi serangan fisik, atau mempertentangkan nilai-

nilai. Assertive communication merupakan titik tengah antara perilaku pasif

dan agresif. Perilaku seseorang yang berani mengemukakan pendapatnya

sambil tetap membuka diri pada sebuah kebenaran dan memperhitungkan

perasaan orang lain.

Barbara A. Lewis memperkenalkan formula ASSERT untuk

menolong berperilaku asertif yaitu attention atau pastikan orang

mendengarkan, soon atau tidak menunda, spesific behavior, effect on me,

response, terms atau buat kesepakatan.

7

1.5. Daya Tahan dan Ketekunan

Daya tahan adalah kemampuan seseorang menanggung atau

beradaptasi dengan segala permasalahan ringan hingga berat, sesuatu yang

alamaiah ada di dalam diri setiap orang, dapat dipelajari, dilatih bahkan

dikembangkan. Daya tahan disertai usaha keras, ketekunan (perseverence)

membuat seseorang mampu menghadapi tantangan, dan mampu bangkit dari

keterpurukan. Faktor yang mempengaruhi daya tahan ada 6 yaitu self

acceptance, personal growth, purpose in life, environmental mastery,

autonomy, dan positive relations with others. Self acceptance adalah

penerimaan diri apa adanya mencakup kekuatan, kelemahan, dan membantu

kita berpikir positif,melihat hikmat dalam perkara yang menyakitkan

sekalipun. Enviromental Mastery adalah penentuan keahlian dan kemampuan

seseorang menguasai lingkungan. Orang yang memiliki daya tahan baik

adalah yang mampu melepaskan sesuatu dan sadar bahwa tidak segala

seusatu yang terjadi perlu diberi respon. Autonomy adalah kesadaran akan

otoritas yang membuat orang bersikap atas pikirannya dan nilai-nilai yang

dianutnya dan bukan berada di bawah tekanan atau perintah. Relasi yang baik

dengan orang lain pun menjadi sumber daya tahan seseorang menghadapi

kesulitan.

Daya tahan dapat dirasakan melalui sikap optimis dalam menghadapi

masalah. Sikap pesimis dalam menghadapi masalah dapat membuat daya

tahan dalam diri berkarat. Ada 4 aspek yang membedakan optimis dan

pesimis menurut Martin E.P.Seligman yaitu aspek waktu, aspek ruang

lingkup, aspek harapan, dan aspek personalisasi.

1. Aspek waktu

Pada waktu kondisi optimis, seseorang menganggap permasalahan

sesuatu yang sementara, sedangkan pada kondisi pesimis,

seseorang menganggap permasalahan sesuatu yang permanen

2. Aspek ruang lingkup

8

Pada waktu kondisi optimis, seseorang memandang permasalahan

secara spesifik, sedangkan pada kondisi pesimis, seseorang

memandang permasalahan secara global.

3. Aspek harapan

Adanya setetes harapan untuk pemecahan masalah dalam kondisi

optimis. Ketika dalam kondisi pesimis, tidak punya harapan

pemecahan masalah.

4. Aspek personalisasi

Seseorang menganggap permasalahan sebagai kesalahan internal

ketika dalam kondisi optimis, sedangkan seseorang menganggap

permasalahan sebagai kesalahan eksternal ketika dalam kondisi

pesimis.

Daya tahan juga hadir,dilatih, dan dikembangkan melalui ketekunan.

Ketekunan adalah fasilitas yang harus dimiliki dalam melatih dan

mengembangkan bahkan menunjukkan daya tahan. Ketekunan ditunjukkan

dalam sikap berusaha, mengontrol diri ketika dilanda kesedihan, selalu

menyelesaikan pekerjaan, tetap bekerja walaupun kesulitan menghadang,

pantang menyerah, bekerja lebih keras walau tidak menyukai pelajaran,

menahan diri tidak membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak perlu,

menahan diri tidak menonton televisi saat harus mempersiapkan diri untuk

ujian dan berusaha keras melakukan hal baru walau sulit dilakukan.

1.6. Kerja Sama Dalam Tim

Tim adalah sebuah kelompok kerja formal yang terdiri dari orang-

orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok secara

bersama. Kata tim tidak sinonim dengan kelompok. Sebuah kelompok

merupakan perkumpulan orang-orang yang bekerja bersama tetapi mereka

secara kolektif tidak harus mencapai tujuan yang sama. Sebuah kelompok

menjadi tim bla anggota-anggota menunjukkan komitmen terhadap satu

dengan yang lainnya dan terhadap tujuan akhir dari pekerjaan yang mereka

lakukan.

Jenis jenis tim ada 5:

9

1. Tim lintas fungsi (cross-functional teams)

Tim lintas fungsi termasuk anggota-anggota dari berbagai departemen

atau spesialisasi bisnis. Tim lintas fungsi biasanya dibebankan dengan

pengembangan produk baru atau meningkatkan dan menginvestigasi

masalah perusahaan yang luas. Tim ini dapat mempercepat proses

penyelesaian masalah.

2. Tim yang dikelolah sendiri (Self-managed Teams)

Tim ini bertanggungjawab secara penuh dan secara mandiri

bertanggungjawab terhadap salah satu tujuan akhir produk atau sebuah

proses yang sedang berlangsung. Tim ini dikenal sebagai mengarahkan

diri, dipelihara sendiri, mengatur sendiri dan mengelola sendiri dan tim

ini diharapkan untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka tanpa arahan

terus-menerus dari supervisor dan menentukan norma-norma secara

sendiri, membuat perencanaan secara mandiri.

3. Satuan tugas (Task Force)

Satuan tugas biasanya bersifat ad hoc atau sementara untuk sebuah

proyek. Satuan tugas akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khusus.

Bila tujuannya sudah tercapai maka satuan tugas dapat dibubarkan.

4. Tim peningkatan proses (Process Improvement Teams)

Tim ini berfokus pada metode, operasi atau prosedur khusus yang

dipasang dengan tujuan mengembangkan komponen-komponen khusus

yang dipelajari. Tim peningkatan proses diberi tugas untuk

menghilangkan langkah-langkah berlebihan, mencari cara untuk

mengurangi biaya, menyediakan lebih cepat, dan layanan pelanggan

yang lebih baik.

5. Tim virtual

Merupakan tim yang terbentuk melintasi waktu, ruang dan ikatan-ikatan

organisasi. Tim ini menggunakan alat-alat sehingga dapat bertatap muka

dari tempat yang berbeda.

Keuntungan tim ada tujuh:

1. Meningkatkan kreativitas, pemacahan masalah dan inovasi.

10

2. Mencapai keputusan dengan kualitas yang tinggi.

3. Meningkatkan proses.

4. Meningkatkan daya saing global.

5. Meningkatkan kualitas.

6. Meningkatkan komunikasi.

7. Mengurangi pergantian dan ketidakhadiran dan meningkatkan moral

pekerja.

Ada beberapa tahapan dalam pengembangan kelompok yaitu forming,

storming, norming, performing, dan adjouring. Pada tahap forming, anggota

akan mengikutsertakan dalam perilaku seperti mendefinisikan tugas-tugas

awal, mendiskusikan bagaimana membagi-bagi tugas, memahami ruang

lingkup yang luas dan tujuan-tujuan dari proyek dan belajar mengenai sumber

daya yang tersedia bagi tim untuk menyelesaikan proyek tersebut. Setelah

tahap forming, maka dilanjutkan dengan tahap storming. Pada tahap

storming, kelompok mengalami pembedaan terhadap faktor-faktor seperti

bimbingan, kepemimpinan, gaya kerja dan pendekatan, dan persepsi

mengenai kualitas yang diharapkan dan keadaan akhir dari produk atau yang

dapat dihasilkan. Pada tahap norming, anggota akan mencoba untuk

mencapai harmoni dengan menghindari konflik yang tidak semestinya,

tindakan lebih bersahabat, dan percaya satu dengan yang lainnya dalam

mengembangkan sensivitas kesatuan tim. Pada tahap performing,

keanggotaan stabil dan tugas menjadi jelas. Setelah menyelesaikan pekerjaan,

maka tahap terakhir adalah adjouring dimana tim mungkin bubar secara

permanen atau secara temporer berhenti. Beberapa mungkin mendapatkan

anggota-anggota baru atau menerima tujuan-tujuan baru.

1.7. Mengelola Konflik

Menurut Janasz, konflik adalah setiap situasi dimana tujuan-tujuan,

pengetahuan, atau emosi dalam atau kelompok bertentangan satu sama

lain.Bagi Janasz, konflik merupakan suatu bentuk interaksi antara individu

11

maupun kelompok yang sama-sama memperjuangkan kebutuhan , keinginan

dan kepentingan yang saling bertentangan satu terhadap yang lainnya.

Janasz merumuskan beberapa ciri sebuah konflik yang bersifat

positif. Ciri-ciri tersebut adalah:

1. Increase involvement

Setiap anggota organisasi memiliki kesempatan untuk mengembangkan

cita-cita, pandangan-pandangan, pendapat-pendapat untuk mendapatkan

wawasan yang lebih luas ke dalam situasi dan orang lain.

2. Increase cohesion

Setiap anggota dapat membangun ikatan yang kuat dengan mempelajari

bagaimana mengatasi perbedaan.

3. Increase innovation and creativity

Anggota didorong untuk membicarakan setiap gagasan mereka

dihadapan orang lain. Dengan cara ini, solusi-solusi terhadap masalah

dapat ditemukan dan dicapai dengan kreatif.

4. Positive personal growth and change

Setiap individu mempelajari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-

kelemahan mereka, sehingga setiap individu dapat belajar dan

bertumbuh dengan mengembangkan gagasan-gagasan mereka dan

pikiran-pikiran mereka melalui pengungkapan diri dan membagi

konsep-konsep penting dengan yang lainnya.

5. Clarification of key issues

Melalui diskusi, anggota-anggota mengurangi ambiguitas dan

memfokuskan tenaga pada sumber-sumber konflik nyata, kemudian

bekerja bersama untuk target yang ingin dicapai bersama.

6. Values clarifications

Setiap anggota menjelaskan siapa mereka dan apa yang mereka

perjuangkan, memahami siapa pihak lain dan apa nilai-nilai mereka.

Setiap anggota kelompok juga belajar kapan harus mengalahkan

kepentingan pribadi untuk mencapai kebutuhan yang lebih besar dari

kelompok atau organisasi.

12

Sedangkan secara negative adalah bersifat disfungsional dan

menghambat kinerja organisasi atau orang tersebut atau kemampuan untuk

mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam kondisi seperti itu,

konflik bersifat destruktif. Janasz secara detail merumuskan dampak negatif

konflik bagi kehidupan bersama, yaitu:

1. Unresove anger

Kemarahan dan kecemasan anggota kelompok yang tidak disselesaikan

dengan baik dapat menjadi racun yang membunuh sebuah organisasi

secara perlahan.

2. Personality clashes

Anggota kurang memahami perbedaan gaya mereka dan bagaimana

bekerja secara kooperatif dan lebih mementingkan kepentingan diri

mereka sendiri daripada memperhatikan kepentingan pihak lain.

3. Low self-esteem or self-confidence

Anggota kurang peka terhadap diri atau identitas mereka sebagai akibat

dari konflik.

4. Unclear or opposing views on who is our should be responsible for what

Setiap anggota memiliki harapan yang berbeda, konflik tidak

terselesaikan, tidak produktif dan berakhir dengan cepat namun

meninggalkan ambiguitas.

5. Problems of efficiency

Anggota memutuskan bahwa mereka tidak ingin atau memungkinkan

untuk bekerja sama. Hal ini akan berdampak pada semakin miskinnya

sumber daya.

6. Unfinished business

Anggota masih merasa tidak jelas tentang isu-isu atau memiliki

perhatian yang tidak sempurna.

Ada beberapa strategi yang diperkenalkan oleh Janasz untuk

mencegah konflik yaitu:

1. Team building

13

menyediakan pelatihan yang menyangkut keterampilan dalam

menetapkan tujuan yang jelas, mengembangkan tujuan bersama dan

menetapkan norma-norma dalam kelompok.

2. Diversity training

Merupakan proses menanamkan pengertian yang dalam tentang

perbedaan kepada setiap karyawan dalam suatu perushaan.

3. Resource allocation

Sumber daya yang terbatas harus dialokasikan secara transparan dan

adil.

4. Open communication

Komunikasi yang terbuka sangat baik untuk mencegah terjadinya

konflik di masa yang mendatang karena semua anggota kelompok dapat

mengetahui apa yang menjadi harapan-harapan kelompok.

5. Managing other's expectations

Membuka diri dengan baik terhadap pandangan atau pemikiran orang

lain dapat meningkatkan saling pengertian.

6. Focusing on ther first

Menghargai pendapat orang lain dapat menghindarkan diri atau

kelompok dari konflik.

1.8. Interpersonal Skill

Interpersonal skill adalah kemampuan seseorang dalam menjalin

hubungan dengan orang lain. Lebih jauh juga dapat diartikan sebagai

kemampuan untuk menyimak secara lebih baik atau kemampuan dalam

memahami perasaan dan pikiran orang lain baik secara verbal maupun non

verbal.

Hubungan baik yang terjalin dengan orang lain menjadi semacam

jaringan. Jaringan ini memiliki banyak manfaat yaitu :

a. Sumber informasi

Informasi secara umum dapat diperoleh melalui media

komunikasi umum, namun informasi yang sifatnya pribadi hanya

14

dapat diperoleh dalam lingkup terbatas. Ini hanya mungkin

didapat jika mempunyai jaringan yang luas dalam lingkup

terbatas.

b. Kekuatan

Jaringan yang dibangun dapat menjadi kekuatan dalam

melakukan sesuatu baik untuk urusan pribadi maupun untuk

urusan pekerjaan atau bisnis.

c. Mudah berkembang

Dengan makin meluasnya jaringan, maka makin mudah untuk

mengembangkan jaringan. Mata rantai yang saling terkait dengan

mudah berkembang seiring perkembangan yang dilakukan

masing-masing personal.

d. Memperluas pengetahuan

Di dalam jaringan yang luas tidak hanya pengetahuan tentang

orang lain yang berkembang tetapi juga pengetahuan tentang diri

sendiri. Dengan pergaulan yang luas, wawasan makin dibuka dan

diperkaya. Ini juga menjadi kesempatan untuk

mengaktualisasikan bakat-bakat dan kemampuan yang dimiliki

secara lebih bebas.

15

BAB 2

OBSERVASI

2.1. Komunikasi

Gambar 2.1 Proses Komunikasi

Supaya pekerjaan yang dijalani baik dan lancar di perusahaan,

dibutuhkan kemampuan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan setiap hari

di perusahaan berawal dari gagasan yang ada pada seorang karyawan.

Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu

kepada rekan kerja sebagai penerima. Penerima menerima pesan, dan

sesudah mengerti isi pesan itu kemudian menanggapi dan menyampaikan

tanggapannya kepada pengirim pesan. Dari proses terjadinya komunikasi itu,

secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan sebagai “kegiatan

di mana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada

orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh

kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media

tertentu pula kepada orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya.”

16

Sebagai karyawan, kemampuan dalam memahami pesan atau

informasi yang disampaikan oleh rekan kerja dan atasan sangatlah penting.

Jika kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan oleh rekan

kerja atau atasan kurang baik, maka akan menyebabkan informasi yang

didapat tidak sesuai dan pekerjaan yang dilakukan tidak tepat sasaran sesuai

yang diinginkan oleh rekan kerja maupun atasan.

Sebagai karyawan, dalam memahami informasi yang disampaikan

oleh rekan kerja atau atasan tidak cukup dengan menggunakan komunikasi

verbal. Karyawan juga perlu membaca situasi yang sedang berlangsung,

ekspresi dari wajah atasan atau rekan kerja yang sedang memberikan

informasi dan tingkah laku. Kemampuan komunikasi juga penting ketika

dalam meeting dan diskusi.

Komunikasi yang baik akan memudahkan karyawan dalam

mengambil inti dari pembicaraan pada waktu meeting maupun pada waktu

diskusi. Setelah berhasil mengambil inti dari pembicaraan pada waktu

meeting, maka pada tahap selanjutnya adalah menunggu saat yang tepat

untuk menyampaikan ide atau pemikiran karyawan. Dalam proses

komunikasi, penerima dapat memberikan feedback kepada pengirim

informasi dengan tujuan agar dapat diketahui bahwa penerima informasi telah

menangkap apa yang telah disampaikan oleh pengirim informasi sesuai

dengan yang dimaksudkan. Beberapa karyawan sering tidak memberikan

umpan balik yang mengakibatkan pemberi informasi menjadi bingung. Oleh

karena itu, sering terjadi kesalahpahaman pada saat mengerjakan tugas atau

project.

Kesalahpahaman dalam mengerjakan project bisa merugikan pihak-

pihak yang terlibat di dalam proyek tersebut karena waktu yang digunakan

untuk membuat suatu proyek tidak singkat dan penjadwalan yang dibuat oleh

project leader menjadi tidak tepat pada waktunya yang menyebabkan jadwal

tersebut diundur. Pekerjaan juga akan semakin terbengkalai karena harus

kembali mengerjakan proyek tersebut dari awal lagi. Waktu dan biaya yang

dikeluarkan akan menjadi berlipat ganda apalagi jika proyek hasil mengulang

tersebut masih berbeda dengan yang diinginkan oleh atasan dan tidak sesuai

dengan keperluan. Semakin lama kerugian yang dihasilkan akan semakin

17

besar. Oleh sebab itu, kemampuan komunikasi yang baik sangatlah

diperlukan dalam dunia kerja.

Supaya komunikasi dengan sesama karyawan maupun atasan

semakin baik, karyawan harus memperhatikan gangguan yang dapat

mempengaruhi komunikasi. Gangguan adalah “segala sesuatu yang

menghambat atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan

menerima pesan”. Gangguan komunikasi itu meliputi pengacau indra

misalnya suara terlalu keras atau lemah; di tempat menerima pesan, bau

menyengat, udara panas dan faktor-faktor pribadi antara lain, prasangka,

lamunan, perasaan tidak cakap.

Komunikasi di dalam perusahaan juga mempunyai beberapa

tantangan. Tantangan tersebut berasal dari budaya, latar belakang sosial, ras

dan jenis kelamin. Tantangan komunikasi juga bisa disebabkan oleh

lingkungan yang terlalu gaduh yang membuat pesan tidak dapat disampaikan

dengan maksimal. Selain itu tantangan komunikasi juga bisa berasal dari

persepsi dari para partisipan yang berbeda-beda antara pengirim pesan dan

penerima pesan. Secara psikologis stress dapat saja menjadi tantangan

komunikasi yang potensial.

Ada beberapa contoh mengenai tantangan dalam berkomunikasi

seperti karyawan yang saat berbicara selalu menggunakan nada yang tinggi

padahal karyawan tersebut tidak dalam kondisi marah, sedangkan ada

sebagian karyawan yang berbicara dengan sopan santun dan menggunakan

suara lembut dan volume kecil. Untuk menghadapi tantangan tersebut

tidaklah mudah sehingga dalam berkomunikasi perlu menyesuaikan diri

dengan lawan bicara sehingga tidak saling tersinggung.

Karyawan juga memerlukan pemahaman tentang cara komunikasi

yang bersifat asertif yaitu perilaku seseorang yang berani mengemukakan

pendapatnya sambil tetap membuka diri pada sebuah kebenaran dan

memperhitungkan perasaan orang lain. Komunikasi yang asertif merupakan

komunikasi yang sulit untuk diterapkan dalam kehidupan dan membutuhkan

pembelajaran serta penyesuaian diri dari pengalaman-pengalaman yang lama.

18

2.2. Kerja Sama Dalam Tim dan Berpikir Kreatif

Selain teknik komunikasi, bekerja di perusahaan juga membutuhkan

kerja sama dalam sebuah tim. Proses bekerja secara individu dan bekerja

dalam tim sangatlah berbeda. Pada waktu bekerja di dalam tim, seorang

karyawan harus mengetahui posisinya di dalam tim, hal apa saja yang harus

dikerjakan, bagaimana cara menangani pekerjaan di dalam tim tersebut

sehingga menghasilkan tujuan yang sama dan komunikasi yang baik antara

sesama anggota tim.

Sebuah tim berbeda dengan sebuah kelompok. Tim memiliki tujuan

akhir yang sama sehingga semua anggota akan kerja secara bersama untuk

mencapai tujuan akhir. Saat karyawan join di dalam tim, kemampuan

karyawan untuk bekerja sama akan diuji. Proyek yang diberikan harus dibagi

sesuai dengan keahlian masing-masing anggota tim. Pembagian tugas yang

tidak baik dapat mengakibatkan waktu terbuang sia-sia dan performa menjadi

tidak optimal dari dari tim tersebut.

Untuk dapat mendistribusikan pekerjaan dengan tepat dalam sebuah

tim diperlukan sikap kepemimpinan yang baik dari project leader tersebut.

Project leader harus mengenal keahlian masing-masing rekan kerja dalam

tim dengan baik serta mengetahui apa saja pekerjaan dan tujuan yang akan

diraih oleh tim tersebut. Project leader juga harus bersikap tegas dan adil

terhadap semua rekan kerja dalam tim sehingga tidak melebihkan pekerjaan

pada salah seorang karyawan sedangkan meringankan pekerjaan pada rekan

kerja yang lain. Seluruh rekan kerja dalam tim juga harus bersikap toleransi

terhadap rekan kerja lainnya. Contohnya pada saat ada rekan kerja dalam tim

yang telah menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya sedangkan ada

anggota lain yang masih kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, maka

sikap yang perlu diambil dari kejadian ini adalah membantu anggota yang

kesulitan tersebut sehingga pekerjaan semakin cepat selesai dan tujuan

bersama dapat tercapai dengan lebih cepat.

Bekerja bersama dalam tim sangat menguntungkan terutama anggota

dari tim tersebut. Bekerja bersama rekan kerja memungkinkan karyawan

19

mengkombinasi ketrampilan dan potensi-potensi karyawan untuk

menciptakan pendekatan baru bagi pemecahan masalah. Kerja tim juga

meningkatkan kualitas hasil. Semakin gagasan dihasilkan dan alternatif-

alternatif dipertimbangkan, semakin tim mendekati keputusan yang optimal.

Keputusan lebih kuat karena keputusan-keputusan itu telah dibuat dengan

berbagai perspektif dan kepentingan.

Dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, diperlukan sikap berpikir

kreatif. Karyawan yang ada di kantor memiliki berbagai cara dalam

menyelesaikan sebuah masalah. Ada karyawan yang berpikir secara seri da

nada juga yang berpikir secara paralel untuk menyelesaikan masalah. Proses

berpikir tersebut memiliki tujuan akhir yang sama sehingga karyawan

memiliki proses berpikir yang berbeda-beda. Studi menunjukkan bahwa

perusahaan-perusahaan global, besar dan kompleks yang telah

mengembangkan tim kreatif menunjukkan peningkatan dalam produktivitas,

para pekerja merasa bertanggung jawab untuk pekerjaan, tepat waktu,

efisien, dan pelayanan terhadap client.

Tim kerja menghasilkan perubahan dalam perilaku dan sikap. Tim

kerja memupuk persahabatan yang membantu banyak anggota merasa lebih

sebagai bagian dari sebuah organisasi daripada ketika bekerja secara

independen. Tim merasa memiliki masalah mengenai apa yang dikerjakan,

mendapatkan umpan balik dari rekan-rekan kerja, melihat buah dari kerja tim,

dan merasa tim memiliki pengaruh pada kerja dan organisasi. Anggota yang

bekerja dalam tim pada umumnya merasa lebih bahagia, komit dan loyal pada

perusahaan.

2.3. Mengelola Konflik, Stress dan Daya Tahan

Di dalam pekerjaan juga tentu saja dapat muncul beberapa konflik antara

sesama karyawan baik disengaja maupun tidak disengaja. Konflik merupakan

sesuatu yang tidak dapat dihindari. Jenis konflik yang sering terjadi di

perusahaan adalah konflik hubungan antara manusia dan konflik

data/informasi.

20

Sumber penyebab konflik hubungan antara manusia adalah emosi-emosi

yang kuat, salah persepsi, salah komunikasi, dan perilaku negative yang

berulang-ulang. Sementara sumber penyebab konflik data/informasi adalah

kurang/salah informasi, perbedaan pandangan tentang apa yang relevan,

perbedaan interpretasi atas data, dan perbedaan prosedur penilaian. Konflik

yang terjadi tentu harus dapat diselesaikan.

Dalam menyelesaikan konflik harus dicari dahulu sumber dan penyebab

terjadi konflik tersebut. Konflik dimulai bila karyawan percaya rekan kerja

bertentangan atau berada dalam cara sebuah tindakan yang karyawan ingin

lakukan, sebuah gagasan yang ingin karyawan kejar, atau kepercayaan yang

ingin karyawan pegang. Konflik lebih sering bersifat negatif. Konflik yang

bersifat negatif menghambat pekerjaan dan kemampuan untuk mencapai

tujuan dari sebuah tim.

Konflik yang bersifat negatif juga menyebabkan karyawan menjadi stress

dan daya tahan yang dimiliki oleh karyawan tersebut menjadi lemah. Sebagai

contoh, seorang karyawan memiliki masalah mengenai data atau informasi

dalam project. Ketika karyawan tersebut mulai depresi karena masalah yang

dihadapi tidak selesai, maka akan mengakibatkan stress berat pada karyawan

tersebut sehingga daya tahan tubuh karyawan tersebut menjadi lemah dan

pada akhirnya sakit atau absen dari kegiatan kerja.

Untuk menghindar dari dampak negatif konflik, maka dibutuhkan strategi

untuk managemen konflik. Ada banyak pilihan yang dapat diambil dalam

penyelesaian konflik. Selain pilihan mengalahkan diri sendiri, kompromi

merupakan strategi lain untuk menyelesaikan konflik. Konflik juga dapat

dicegah sebelum terjadi yaitu dengan menyediakan pelatihan bagi sesama

rekan kerja dalam tim sehingga tim memiliki tujuan yang jelas.

2.4. Interpersonal Skill

Hubungan interpersonal memainkan peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan kualitas hubungan antara para pimpinan dengan

karyawan-karyawan dan akan sangat penting dalam membangun kerja sama

yang efektif.

21

Prinsip dasar dari metode pembelajaran interpersonal development ini

adalah partisipasi karyawan magang dalam setiap pembelajaran. Dalam

konteks ini pengertian dan pemahaman baik dari mentor di perusahaan

maupun dari karyawan magang mengenai metode pembelajaran yang

berpusat pada karyawan magang menjadi sangat penting. Mentor mesti

memahami bahwa mentor bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan pada

pihak yang lain karyawan magang juga harus sadar bahwa subyek dari

pengetahuan dan pengembangan diri adalah mahasiswa sendiri.

Oleh karena itu inisiatif, kreativitas dan partisipasi karyawan magang

menjadi sangat penting. Pembelajaran seperti ini menuntut peran mentor di

perusahaan sebagai fasilitator dan mediator.

22

23

BAB 3

TEMUAN DAN DISKUSI

3.1. Komunikasi dan Interpersonal

Peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi dalam dunia kerja tidak

berbeda jauh dengan apa yang ada pada teori. Hal utama dalam sebuah

pekerjaan selain kemampuan hard skill adalah kemampuan soft skill yaitu

komunikasi. Komunikasi yang kurang baik akan membuat penulis sulit

untuk mengetahui informasi mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Jika

penulis tidak memahami informasi yang disampaikan oleh atasan maka akan

berakibat buruk pada hasil pekerjaan yang telah dibuat karena hasil tersebut

tidak sesuai dengan informasi yang diberikan oleh atasan. Tepat seperti yang

diungkapkan Anderson, komunikasi merupakan proses melalui mana kita

memahami orang lain dan sebaliknya berusaha dipahami oleh mereka.

Komunikasi merupakan sesuatu yang dinamis, yang secara konstan berubah

dan bergeser pada semua situasi.

Selain komunikasi, kemampuan yang sangat penting dalam soft skill

adalah kemampuan mendengarkan. Penulis tidak dapat memberi respon

dengan baik kalau tidak memiliki ketrampilan mendengarkan yang baik pula.

Dubrin meyakini bahwa mendengar secara aktif dapat menghasilkan sebuah

respon atau umpan balik yang baik dan benar kepada pembicara. Komponen

yang lain dari sikap mendengarkan adalah menunjukkan sikap tubuh yang

penuh perhatian.

Kemampuan mendengarkan sulit diterapkan dalam kehidupan

khususnya dalam dunia kerja. Kadang kala ada gangguan dan kemungkinan

pesan yang diterima ambigu. Untuk memastikan informasi yang diberikan

benar, penulis sering melakukan konfirmasi kepada pemberi informasi.

Dengan adanya umpan balik seperti konfirmasi, maka pengirim informasi

dapat mengetahui dengan pasti apakah informasi yang dikirimkan dapat

diterima dengan benar oleh penulis. Jika ada persepsi yang berbeda antara

24

pengirim dan penerima maka akan segera diketahui dan pengirim informasi

dapat memberikan penjelasan ulang yang lebih terperinci lagi sehingga dapat

terjadi kesatuan informasi yang dikirim dan diterima.

Dalam dunia kerja sering mengalami kesalahan persepsi akibat

komunikasi yang kurang baik. Salah persepsi di dalam mengartikan informasi

yang diberikan dapat berakibat fatal. Akibat fatal yang dapat terjadi jika

terjadi kesalah pahaman dalam komunikasi adalah pekerjaan dilakukan tidak

sesuai dengan permintaan sehingga hasil yang telah dibuat tidak sesuai

dengan yang diinginkan dan tidak dapat dipakai. Hal ini sangat merugikan

baik pihak perusahaan maupun pihak individu dari karyawan. Perusahaan

akan rugi karena proyek yang dikerjakan tidak selesai tepat waktu dan harus

menunggu pembuatan proyek baru kembali. Bagi penulis kerugian berupa

waktu yang terbuang sia-sia untuk sesuatu yang salah dan tidak digunakan.

Pemilihan kata dalam berkomunikasi juga bisa menyinggung perasaan

orang lain. Informasi yang diberikan oleh pengirim sering bersifat ambigu.

Sebagai contoh, penulis mengirimkan email kepada Support untuk melakukan

cek pada server yang down. Yang dimaksud penulis adalah penulis memohon

bantuan kepada Support untuk memeriksa server yang down. Tapi Support

berpikir bahwa mereka diperintah oleh penulis dan mereka menjadi tidak

nyaman dan sensitif. Memperkecil masalah diksi / pemilihan kata sangat

penting dalam berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan oleh

pengirim bisa dipahami oleh si penerima pesan dan juga tidak menyinggung

perasaan si penerima pesan.

3.2. Kerja Sama Dalam Tim dan Berpikir Kreatif

Proses membangun sebuah tim dan bekerja sama di dalam tim juga

berkaitan dengan teori yang telah dipaparkan dalam BAB 1. Sebuah tim

kerja terdiri dari sekumpulan rekan kerja yang bekerja bersama untuk

mencapai tujuan akhir yang sama. Pada perusahaan global, banyak sekali

25

divisi-divisi yang ada dan pada tiap divisi memiliki berbagai macam tim

dengan tujuan masing-masing yang harus dicapai. Penulis juga harus

berpikir untuk menyelesaikan masalah. Masalah tersebut harus dipahami

oleh penulis sehingga penulis bisa berpikir solusi apa yang akan digunakan

untuk mengatasi masalah tersebut. Jika penulis sudah tidak bisa mencari

penyelesaian yang tepat maka penulis meminta bantuan pada rekan kerja

untuk turut membantu sehingga tujuan bersama dapat segera tercapai dengan

cepat.

Pemimpin dalam tim juga merupakan hal yang sangat penting dalam

mencapai tujuan sebuah tim. Pemimpin dalam tim harus mampu

membagikan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing anggota dan

bersifat adil. Pemimpin dalam tim juga harus terbuka terhadap kritikan,

saran, dan komentar dari anggota-anggota tim sehingga tercipta suatu

keharmonisan di dalam sebuah tim.

3.3. Berusuran Dengan Stress, Konflik, Daya Tahan, dan Ketekunan

Kemampuan untuk mengatasi stres juga sangat berperan di dalam

dunia kerja. Stephen Covey pernah mengungkapkan bahwa bukan berat

beban yang membuat individu stress, tetapi lamanya individu memikul

beban tersebut. Penulis pernah mendapatkan banyak tugas dan dikejar oleh

waktu / deadline. Selain itu, penulis juga memiliki masalah dalam

pertemanan yang menyebabkan penulis menjadi stres dan daya tahan penulis

menjadi lemah. Hal ini menyebabkan kesehatan penulis menjadi kurang baik

dan kinerja penulis di dalam perusahaan menjadi kurang maksimal. Oleh

karena itu, penulis harus berusaha untuk mengendalikan stres dengan baik.

Ada beberapa cara dalam mengatasi tekanan atau stress yaitu dengan

mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya

yang menyebabkan terjadinya tekanan, mengatur respon emosional dalam

rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh suatu

kondisi yang dianggap penuh tekanan, memaknai suatu situasi dengan

menggunakan strategi dan analisis logika. Tepat seperti yang diungkapkan

26

oleh Lazarus dan Folkman bahwa coping yang efektif adalah coping yang

membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan,

serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Jika penulis

siap dalam menghadapi tekanan, maka keberhasilan dalam mengatasi stress

dapat diketahui dari menurunnya tekanan darah, detak jantung mulai normal,

sitem pernafasan mulai membaik, berkurangnya rasa cemas serta depresi.

27

BAB 4

PENUTUP

Dengan adanya internship 3+1, penulis dapat meningkatkan kemampuan

employability yang dimiliki dan yang telah dipelajari melalui teori-teori yang

dikemukakan oleh para ahli. Kegiatan internship di perusahaan membawa suasana

yang berbeda dengan suasana yang ada pada institusi pembelajaran seperti

universitas. Dalam dunia kerja, penulis banyak menemukan berbagai macam sifat

dan karakter dari karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Dengan menghadapi

berbagai sifat dan karakter dari setiap karyawan, penulis dapat meningkatkan

kemampuan softskill yang dimiliki, melatih sikap simpati dan empati, serta mampu

memahami apa yang dirasakan oleh orang lain.

Hal yang paling terasa bagi penulis dalam pengembangan softskill adalah

bersosialisasi dengan orang lain. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial

karena manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dengan adanya sikap

saling tolong menolong, maka akan membantu individu berbuat kebajikan. Penulis

pernah mengikuti kegiatan bakti sosial yaitu mengajar anak kolong di bawah

jembatan tiga Jakarta dalam rangka ulang tahun perusahaan. Selain bekerja,

perusahaan juga memiliki berbagai macam kegiatan. Dalam bakti sosial, untuk

beradaptasi dengan lingkungan tidak dibutuhkan waktu lama, tetapi hal yang paling

sulit bagi penulis adalah berkomunikasi dengan anak-anak apalagi dalam menangani

anak-anak yang nakal. Hal ini juga bisa membuat individu stres. Untuk mengatasi hal

tersebut, beberapa teman dalam satu tim mencoba membantu penulis.

Selain itu, dalam hal pekerjaan ketika penulis bersama dengan karyawan lain,

maka terciptalah suatu hubungan yang akan membentuk jaringan sosial. Fungsi

jaringan sosial ini untuk menjembatani tercapainya kebutuhan penulis dengan cara

yang efektif. Beberapa fungsi jaringan sosial yang dapat penulis rasakan selama kerja

praktik adalah dengan berkonsultasi dengan orang lain yang lebih ahli dalam sebuah

topic atau proyek dimana penulis menjadi bagian di dalamnya, penulis dapat

menghubungkan pikiran orang lain dengan peengetahuan yang penulis miliki.

28

Dengan bekerja sama dalam jaringan, penulis dapat belajar tentang bisnis yang lebih

luas dalam organisasi penulis, mengambil tantangan dan kesempatan yang ada.

Jaringan membantu penulis mengembangkan efektivitas penulis bila mencari konsep

baru , memulai sebuah proyek baru, atau mengembangkan sebuah gagasan produk

baru. Dengan jaringan yang penulis miliki, penulis akan memperoleh informasi

mengenai hal penting yang ingin penulis peroleh. Ada beberapa tantangan yang

penulis hadapi dalam mengembangkan jaringan sosial yaitu kurangnya rasa harga

diri dan percaya diri penulis dalam kemampuan dan ketrampilan personal, penulis

kesulitan dalam meminta bantuan orang lain dan ketidaksanggupan penulis

membalas sesuatu yang berguna secara langsung, menunggu untuk mencapai cita-

cita tanpa bantuan yang khusus dari orang lain, penulis terlalu memperhatikan isu-isu

yang sensitive atau informasi-informasi yang kompetitif. Dalam situasi seperti ini,

penulis berusaha mengembangkan jaringan kerja penulis, memelihara hubungan baik

dengan karyawan yang ada di perusahaan, mengambil tanggung jawab, dan penulis

mengorganisasikan jaringan penulis yang ada sekarang. Jadi kesuksesan penulis

dalam dunia kerja tidak hanya tergantung pada modal ekonomi yang dimiliki tetapi

juga pada modal sosial seperti jaringan sosial yang dimiliki oleh penulis.

Sikap bersahabat terhadap karyawan menjadi motivasi baru untuk bekerja

lebih baik untuk mencapai tujuan bersama. Saat seseorang merasa menjadi bagian

dari suatu tim, maka orang tersebut akan semakin rajin dan bekerja dengan tekun dan

semangat untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Peran orang lain juga sangat

berpengaruh di dalam suatu perusahaan. Karyawan yang rajin dan semangat dapat

penulis jadikan sebagai panutan dan patut dicontoh.

Pengembangan kemampuan komunikasi juga didorong oleh karakter

karyawan-karyawan yang ada di suatu perusahaan. Jika semua karyawan yang ada

bersikap terbuka dan bersahabat, maka lebih cepat mengenal satu sama lain. Hal ini

akan berbeda jika berada di perusahaan dimana karyawannya bersifat tertutup dan

tidak transparan.

Tim yang baik dapat meningkatkan kerja sama dan menjunjung tinggi rasa

persatuan. Berbeda dengan tim yang sulit untuk bekerja sama, anggotanya tidak akan

banyak berkontribusi untuk tim tersebut. Tim seperti itu tidak akan bertahan lama

karena akan ada banyak perpecahan dan konflik antara setiap anggotanya. Tim juga

29

sangat bergantung dari sikap pemimpinnya. Pemimpin memiliki peranan

penting terhadap kesuksesan suatu tim. Pemimpin yang otoriter cenderung tidak

disukai oleh anggotanya yang membuat tim tersebut tidak akan bertahan lama.

Pemimpin yang dapat menciptakan kerja sama yang baik dalam tim adalah pemimpin

yang bijaksana dalam mengambil keputusan dan dihargai oleh semua anggota di

dalam tim.

Motivasi dari karyawan lain juga berpengaruh dalam kinerja penulis di

perusahaan. Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorong individu melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Penulis termotivasi oleh kebutuhan untuk prestasi dimana penulis puas dengan

menyelesaikan setiap pekerjaan dan proyek dengan sukses; kebutuhan untuk afiliasi

dimana penulis selalu puas dengan berinteraksi dengan orang lain, menjadi bagian

dari kerja kelompok, dan membentuk hubungan persahabatan dengan orang lain;

kebutuhan untuk penghargaan dimana penulis selalu mempertimbangkan nilai

penulis ke dalam ruang lingkup yang luas yaitu seberapa besar pengakuan dan pujian

yang penulis terima dari orang lain; kebutuhan untuk keselamatan dan keamanan

dimana penulis selalu mencari pekerjaan yang aman, nyaman. Motivasi ibarat api di

dalam pikiran penulis yang terkadang besar membara namun kadang-kadang juga

redup. Kemampuan motivasi dapat dipelajari oleh siapapun termasuk penulis.

Semakin tinggi kepercayaan atau keyakinan terhadap keterpenuhan kebutuhan,

semakin termotivasi penulis untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Selama melaksanakan internship, penulis dapat merasakan manfaat dari

kerja praktek di perusahaan. Banyak pengalaman yang penulis dapatkan dalam

bekerja seperti kemampuan dalam bersosialisasi, bekerja di dalam tim, dan

menyelesaikan konflik. Hal ini sangat berguna dan dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran untuk masa depan. Selain itu, kerja praktek juga memperbanyak teman

dari sesama karyawan. Lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman sangat

berperan dalam peningkatan kinerja dari seorang karyawan. Berbagai macam

peristiwa yang dialami dalam dunia kerja dapat menjadi bekal bagi penulis terutama

saat memasuki lingkungan kerja yang baru sehingga mempermudah penulis dalam

menyesuaikan diri dengan dunia kerja.

30

31

REFERENSI

Hardjana, A.M. (2003). Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal. Yogyakarta :

Kanisius.

Janasz, Suzanne C. De, at.all. (2006). Interpersonal Skill in Organizations.

New York: McGraw-Hill

Ruman, Y.S., Gea, A.A., Irawan, I. (2013). CB: Interpersonal Development. Jakarta:

Universitas Bina Nusantara.

Sumual, E.F.M., Irawan, I., Martoredjo, N.T., Yuwanda, E.C. (2011). CB: Self

Development. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.