bab 1 dan pembahasan

Upload: putri-kumalasari

Post on 03-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    1/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Varises eshofagus adalah suatu kondisi kelainan hemodinamik yang berhubungan

    dengan adanya peningkatan tekanan portal dimana merupakan komplikasi paling

    berat dari sirosis hati, peningkatan tekanan portal jika lebih dari 5 mmHg sangat

    berbahaya. Terjadinya perdarahan oleh karena varises esophagus sering terjadi

    pada 25-35 penderita sirosis hati. !ada kasus perdarahan pertama biasanya

    memberi angka mortalitas yang tinggi, biasa sampai 3" sementara #" dari

    penderita yang selamat akan mengalami perdarahan ulang setelah terjadiperdarahan pertama.

    !erdarahan tersebut bermakna se$ara klinis bila kebutuhan transfusi darah 2 unit

    atau lebih dalam %aktu 2& jam sejak penderita masuk rumah sakit, disertai

    tekanan darah sistolik kurang dari '"" mmHg atau penurunan tekanan darah lebih

    dari 2" mmHg.

    (i negara-negara maju setiap penderita dengan perdarahan akut saluran $erna

    bagian atas, terutama perdarahan varises dianjurkan untuk dira%at di )*.

    !engobatan penderita dengan perdarahan varises esophagus meliputi prevensi

    perdarahan ulang setelah perdarahan pertama terjadi. !engelolaan perdarahan

    varises akut merupakan proses yang sangat kompleks, termasuk diantaranya

    penanganan se$ara umum, seperi resusitasi, monitoring kardio, pulmo, transfusi,

    pengobatan terhadap perdarahannya sendiri, dan pen$egahan dalam komplikasi.

    !ada kasus +n. usia '3 tahun dengan diagnosa medis varises esophagus dengan

    perdarahan stadium -V, dengan keluhan +/ ber%arna hitam, badan terasa

    lemas. +n. sebelumnya 3 hari lalu sebelum masuk )umah sakit mengalami mual

    dan muntah ber$ampur darah kental seperti jelly, dengan intesitas $ukup banyak

    yang menyebabkan +n. kondisinya menurun. /etika masuk )umah sakit

    keadaan klien masih sangat lemas, ini merupakan pera%atan yang le-& kali sejak

    oktober 2"'&.

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    2/16

    /ondisi klien dengan varises esophagus ini menyebabkan klien membutuhkan

    pera%atan medis yang lebih lanjut agar mampu menangani penyakitnya. 0ntuk itu

    dengan adanya masalah varises esophagus maka ditemukan beberapa masalah

    kepera%atan yang dialami klien dan akan di berikan beberapa penanganan

    kepera%atan yang sesuai terkait dengan diagnose kepera%atan yang mun$ul.

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    3/16

    PEMBAHASAN

    !ada kasus +n. 1'3 tahun 2 bualn dengan diagnosa medis varises esophagus

    dengan perdarahan grade -V, dengan keluhan utama ketika +/ %arna urinhitam selama 3 hari sebelum masuk )* dan klien mengalami mual dan muntah

    darah %arna merah kehitaman seperti jelly. /lien +n. sudah & kali ini dira%at

    dirumah sakit dengan diagnosa yang sama. /lien tidak memilliki ri%ayat penyakit

    apapun dalam keluarga.

    !ada pemeriksaan fisik klien +n. fokus pemeriksaan pada mata karena

    kemingkinan adanya konjungtiva anemis sebab muntah darah dan kondisi badan

    lemas. /emudian untuk fokus yang berikutnya yaitu pemeriksaan abdomen dan

    tidak ditemukan adanya gangguan pada abdomen. /e-3 pada bagian kulit juga

    tidak didapatkan adanya gangguan pada bagian kulit. amun pada pemeriksaan

    ekstremitas nampak adanya abnormalitas pada akral klien yaitu teraba akral

    dingin, serta kekuatan otot klien & dikarenakan klien tampak lemah. 0ntuk

    pemeriksaan lain yang sangat harus diperhatikan adalah kebutuhan eliminasi pada

    pengeluaran + dan +/ ditemukan adanya keabnormalitas dengan

    pengeluaran feses dan urin %arna hitam.

    !ada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil abnormal hemoglobin yang

    seharusnya normal namun klien mengalami penurunan kadar Hb yaitu 4.4& gd6

    yang menyebabkan klien mengalami konjungtiva anemis sehingga klien merasa

    lemah sebab klien dengan kadar Hb yang abnormal maka transport oksigen dalam

    darah dan transport nutrisi mengalami gangguan sehingga klien merasa lemah.

    (iagnosa kepera%atan yang didapatkan pada kasus klien +n. yaitu 7

    '. /etidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan,

    transport oksigen tidak adekuat. !enegakan diagnosa ini dikarenakan klien

    tampak pu$at, konjungtiva klien anemis serta kondisi klien yang lemas.

    2. /etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    mual, muntah, ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrisi. !enegakan

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    4/16

    diagnosa ini dikarenakan kondisi status gi8i klien berada pada status gi8i

    kurang dan 9T 7 '5.& serta berat badan klien turun '5kg semenjak sakit.

    3. /elemahan berhubungan dengan anemia, penegakan diagnosa inidikarenakan kondisi klien yang lemah dan lemas, kemudian hasil

    laboratorium Hb klien pada renang rendah atau abnormal yaitu '",2 grd6

    serta ketika dilakukan pengkajian tampak konjungtiva anemis.

    /lien dengan varises esophagus biasanya akan mendapatkan terapi diit

    yang sesuai karena adanya gangguan sistem pen$ernaan sehingga klien

    mandapatkan diit bubur dan susu agar pen$ernaan klien tidak berat ketika

    mengabsorbsi makanan yang masuk yang nantinya akan menjadi energi

    klien untuk beraktivitas. Terapi diit sesuai dengan intervensi kepera%atan

    yang harus memberikan terapi diit bertahap dari makanan $air, lembek,

    sedikit padat dan padat.

    /lien juga diberikan terapi kolaborasi transfusi darah, hal ini dilakukan

    karena klien mengalami penurunan kadar hemoglobin yang menyebabkan

    klien lemas. :adi tujuannya agar meningkatkan kandungan-kandungan

    yang ada dalam darah sehingga transport oksigen dan nutisi tidak

    terganggu.

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    5/16

    DAFTAR PUSTAKA

    (e ran$his ). ;nvolving

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    6/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    istel entrokutan adalah keadaan abnormal kebo$oran isi perut atau usus 1usus

    besar atau ke$il ke organ lain, biasanya bagian dari usus 1entero-enteral atau

    kulit 1entero$utaneus 16ee, 2""@.

    !enyebab dari terbentuknya fistel pas$a pembedahan sangat bervariasi tergantung

    pada lokasi organ, faktor predisposisi, faktor resiko pasien dan tehnik atau

    prosedur pembedahan. /ompleksitas dari fisel enterokutan terganung dari jumlah

    pengeluaran. :umlah output dapat digunakan untuk memprediksi kematian seperti

    ter$antum dalam seri klasik oleh ;dmunds, dkk. /lien dengan output fistel tinggi

    memiliki mortalitas 5&, klien dengan moderat output meninggal dalam 3"

    kasus, sedangkan rendah output fistel meninggal dalam '@ kasus.

    !enatalaksanaan dari kasus fistel enterokutan meliputi foto sinar-B,

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    7/16

    PEMBAHASAN

    !ada kasus +n. 1& Tahun @ ulan dengan diagnosa medis fistel enterokutan,

    klien dengan keluhan keluar + pada lubang fistel dan anus dan telah 2 kalimenjalani operasi serta dengan ri%ayat mega$olon sejak lahir mengalami

    beberapa tanda dan gejala terkait dengan penyakit yang dialami yaitu timbulnya

    fistel klien disebabkan karena adanya proses pembedahan sebelumnya yaitu

    pembedahan appendiBitis. *elain itu ri%ayat mega$olon klien juga menyebabkan

    adanya gangguan pada sistem pen$ernaan sehigga menyebabkan klien merasa

    lemas dan harus dilakukan tindakan pembedahan.

    !ada kasus klien +n. , dengan usia pada masa bermain dan berinteraksi dengan

    orang lain yang berada dilingkungannya menjadi terhambat karena ketika klien

    akan + maka tidak bisa mengontrol apakah fesesnya keluar dari anus ataupun

    fistel sehingga klien merasa malu ketika +nya keluar.

    !ada pemeriksaan fisik pada klien hanya ditemukan adanya masalah pada

    abdomen dengan adnaya luka fistel yang terbuka. *edangkan untuk kondisi se$ara

    umum ketika sebelum dilakukan pembedahan $post-operasi karena dari hasil

    pemeriksaan tidak didapatkan adanya masalah.

    *etelah dilakukan post-operasi pada tanggal 2' oktober 2"'5 didapatkan keadaan

    klien merasa nyeri pada bagian perutnya dengan skala 5 1nyeri sedang. /etika

    setelah operasi klien masih terpasangDo%er &ateter1(

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    8/16

    /lien +n. pas$a operasi juga mengalami peningkatan kadar leukosit yaitu 'D,@

    '"E3u6 karena pada klien dengan post-operasi selalu mengalami peningkatan

    pada kadar leukosit yang memi$u resiko infeksi karena bakteri, namun biasanya

    kadar leukosit tersebut akan berkurang ketika luka dira%at dengan baik dan

    kondisi luka bersih serta tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

    (iagnosa kepera%atan yang didapatkan pada klien +n. pre-operasi yaitu 7

    '. )esiko infeksi hal ini dikarenakan adanya lubang terbuka pada luka fistel

    yang memungkinkan terjadinya infeksi karena feses yang keluar dari

    bagian yang tidak seharusnya.

    2. +nsietas berhubungan dengan feses yang keluar dari fistel penegakan

    diagnosa ini karena orang tua klien yaitu y. ( $emas dengan kondisi

    anaknya yang tidak mengeluarkan feses ketika ingin + melalui lubang

    yang seharusnya.

    *edangkan diagnosa kepera%atan yang didapatkan pda klien +n. pos-operasi

    yaitu 7

    '. yeri akut berhubungan dengan agen $idera fisik 7proses pembedahan,

    penegakan diagnosa ini karena pada saat dilakukan pengkajian post-

    operasi klien mengeluh nyeri pada bagian abdomennya dan tampak

    meringis menahan sakit.

    2. Aangguan pola tidur berhubungan dengan restrain fisik atau pembatasan

    mobilisasi, post-operasi, penengakan diagnosa ini karena pada saat

    dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan +n. tidak bisa tidur tadi

    malam post-operasi dan meringis kesakitan. (an +n. tampak tidak ingin

    dekat dengan pera%at atau dokter dulu karena masih merasa $emas.

    3. (iagnosa yang ke-3 yaitu resiko infeksi, penegakan diagnosa ini

    dikarenakan klien dengan post-operasi laparotomy akan mengalami

    peningkatan pada hasil laboratorim terutama kandungan leukosit dalam

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    9/16

    darah yang seharusnya pada rentang 5-'&.5 '"E3u6 naik menjadi 'D,@

    '"E3u6, hal ini mampu meningkatkan adanya resiko infeksi klien.

    /lien +n. mendapatkan terapi njeksi $eftriaBone 5""mg2& jam, injeksimetronida8ole 25"mg4 jam, injeksi tramadol 3" mg4 jam, serta

    para$etamol syrup 25"mg4jam. (an mendapatkan terapi pemberian

    nutrisi T! puasa dahulu selama 5 hari.

    erdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bah%a klien telah

    mendapatkan penanganan yang baik terkait dengan asuhan kepera%atan di

    )*.

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    10/16

    DAFTAR PUSTAKA

    !ri$e +, *ylva, 6oraine 9. =ilson. 2""@. Pato'isiologi( Konsep Klinis Proses-

    Proses Penakit. :akarta 7 ;A

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    11/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Hiperbilirubin adalah suatu kondisi dimana produksi bilirubin yang berlebihan di

    dalam darah 1*lusher, 2"'3. Hiperbilirubin merupakan kondisi klinis yang sering

    ditemukan pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, patologis

    atau kombinasi dari keduanya 16ubis, 2"'3. (erajat hiperbilirubin menurut

    khamer diklasifikasikan menjadi 5 derajat sehingga nantinya mampu menentukan

    terapi apa yang tepat yang akan diberikan kepada klien.

    !enyebab hiperbilirubin dapat dikarenakan oleh beberapa sebab, yaitu

    peningkatan jumlah sel darah merah, isoimmun hemolyti$ disease, kelainan

    sruktur dan en8im darah, kera$unan obat, hemolysis ekstravaskuler,

    $epalhematoma, e$$hymosis, gangguan fungsi hati serta karena adanya

    komplikasi yang terjadi ketika proses persalinan bayi.

    !emeriksaan diagnosti$ yang biasanya dilakukan pada klien dengan hiperbilirubin

    yaitu pemeriksaan laboratorium, 0*A, radioisotope s$an. !emeriksaan diagnosik

    ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari peningkatan bilirubin klien apakah

    se$ara fisiologis atau patologis.

    !ada kasus y. 9 usia " tahun dengan diagnosa medis neonatus

    hiperbilirubinemia. /eluhan klien sejak usia 2 hari klien mengalami penurunan

    kondisi karena sudah tidak mau menetek ketika diberikan +* oleh ibunya. *elain

    itu klien juga mengalami ikterik khamer derajat & serta peningkatan kadar

    bilirubin indirek dan bilirubin total. /ondisi y. 9 nampak lemas dan terpasang

    >AT untuk mengalirkan nutrisi klien.

    /ondisi klien dengan hiperbilirubin ini menyebabkan klien membutuhkan

    pera%atan medis yang lebih lanjut agar mampu menangani penyakitnya. 0ntuk itu

    dengan adanya masalah hiperbilirubin maka ditemukan beberapa masalah

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    12/16

    kepera%atan yang dialami klien dan akan di berikan beberapa penanganan

    kepera%atan yang sesuai terkait dengan diagnosa kepera%atan yang mun$ul.

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    13/16

    PEMBAHASAN

    !ada kasus y. 9 1" tahun 4 hari dengan diagnosa medis neonatus hiperbilirubin,

    dengan keluhan utama klien mengalami penurunan kondisi pada hari ke-2 pas$adilahirkan yaitu ibu klien mengeluh bah%a y. 9 mulai tidak mau untuk menetek

    lagi dan tampak hanya diam saja ketika akan diberikan +* oleh ibunya. !ada hari

    ke-3 y. 9 nampak kuning dengan ri%ayat persalinan klien dilahirkan dengan

    erat ayi 6ahir )endah 16) yang hanya 2'"" gram.

    !engkajian yang difokuskan pada pemeriksaan klien neonatus lebih berfokus pada

    ri%ayat kehamilan dan persalinan ibu klien, pada pengkajian didapatkan hasil jika

    ibu klien mengatakan ketika hamil mengalami peningkatan tekanan darah. *elain

    itu ketika persalinan klien mengatakan persalinan normal padahal sebelumnya

    pada persalinan pertama dilakukan se$ara se,tion ,aesarea" *elain pemeriksaan

    fisik, pemeriksaan lain yang sangat penting dilakukan adalah $ek darah klien.

    9eliputi $ek (), /imia /linik, serta elekrolit. !entingnya melakukan

    pemeriksaan kimia klinik dilakukan pada pemeriksaan kadar bilirubin total dan

    bilirubin indirek. !ada kasus klien dengan neonates hiperbilirubin, klien akan

    mengalami peningkatan pada kadar kimia klinik yaitu lebih dari ' mgd6. *elain

    itu dengan melihat kondisi perubahan %arna kulit klien menjadi lebih ikterik perlu

    diketahui tingkat atau derajad ikterik menurut khamer agar pera%at mampu

    menentukan terapi apa yang akan dilakukan pada klien.

    *elain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan 0*A juga sangat diperlukan,

    pemeriksaan 0*A ini dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi hiperbilirubin

    atau peningkatan bilirubin diakibatkan karena faktor fisiologis yaitu faktor yang

    se$ara fisiologis terjadi pada klien neonatus yang memang akan mengalami

    peningkatan kadar bilirubin pada usia "-# hari dan akan turun ketika sudah

    memasuki usia 4 hari. 9ungkin juga klien mengalami peningkatan bilirubin

    karena faktor patologis yaitu faktor keadaan abnormal pada organ hati klien yang

    mengalami gangguan sehingga mengakibatkan klien mengalami ikterik.

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    14/16

    *etelah dilakukan pemeriksaan 0*A didapatkan hasil bah%a klien mengalami

    kolebtasis, sehingga peningkatan kadar bilirubin klien disebabkan karena faktor

    patologis.

    (iagnosa kepera%atan yang didapatkan pada klien y. 9 yaitu 7

    '. kterik neonatus berhubungan dengan peningkatan bilirubin. !enegakan

    diagnosa ini dikarenakan dari data-data pengkajian didapatkan hasil jika

    klien mengalami ikterik, derajat khamer &, kemudian y. 9 nampak lemah

    dan tidak mampu menelan dan menghisap kuat ketika akan diberikan +*

    langsung oleh ibunya. *elain itu hasil laboratorium klien juga mendukung

    penegakan diagnosa ini dikarenakan kadar bilirubin total dan bilirubin

    indirek lebih dari normal.

    2. /etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

    ketidakmampuan menelan, refleB hisap lemah. !enegakan diagnosa ini

    dikarenakan klien yang mengalami gangguan refleB hisap sehingga

    pemberian nutrisi pada klien tidak adekuat. !emberian intervensi pada

    masalah nutrisi klien ini dilakukan pemasangan >AT agar nutrisi klien

    tetap terpenuhi, pemberian nutrisi hanya diberikan susu +* dari ibu yang

    telah dipompa dan disimpan sebelumnya. /erana pada klien usia neonatus

    nutrisi yang paling baik digunakan adalah +* saja. *erta untuk ibu klien

    diberikan motivasi agar ibu klien mampu memberikan nutrisi yang

    adekuat meskipun tidak mampu memberikan se$ara langsung.

    3. )esiko ketidakseimbangan termoregulasi 1hipertermi, penegakan

    diagnosa ini dikarenakan klien mendapatkan terapi fototerapi. !ada klien

    dengan hiperbilirubin tindakan yang biasa dilakukan yaitu melakukan

    fototerapi hal ini dilakukan apabila kadar bilirubin indirek lebih dari '"

    mgd6, fototerapi dilakukan selama 2B2& jam dan pada klien setelah

    dilakukan fototerapi mengalami penurunan kadar bilirubin yaitu menjadi 5

    mgd6. +da juga pada beberapa kasus yang dilakukan double fototerapi,

    pemberian terapi ini apabila kadar bilirubin sudah sampai lebih dari 2&

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    15/16

    mgd6, selain itu ada pula klien yang diberikan terapi transfusi tukar. !ada

    klien dengan terapi tukar dilakukan jika pada tindakan double fototerapi

    tidak mampu menurunkan kadar bilirubin dan malah kadar bilirubin lebih

    dari 32 grd6.

    &. Aangguan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia, penegakan

    diagnosa ini dikarenakan pada hari ke-5 pera%atan klien mengalami

    penurunan pada kadar Hb sehingga klien harus diberikan intervensi yang

    tepat yaitu memberikan terapi transfuse darah 2 kolf =;. /emudian

    setelah dilakukan transfuse Hb klien meningkat.

  • 7/26/2019 Bab 1 Dan Pembahasan

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    +limul, Hidayat +. 2""5.Pengantar Ilmu Kepera%atan Anak I" :akarta 7 ;A