bab 1 dan 2 sbi

Upload: prasetyaningtiyas-gayuh

Post on 18-Jul-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM BANGUNAN IRIGASI/Gayuh Aji P BAB I PENDAHULUAN

115060109111 001

1.1 Latar Belakang

Menyempitnya lahan pertanian akibat pemenuhan kebutuhan yang lain bukan berarti tidak memerlukan bangunan irigasi lagi. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan, sehingga pengembangan jaringan irigasi suatu lahan mutlak diperlukan untuk perbaikan sistem pertanian di masa yang akan datang. Kebutuhan bahan pangan khususnya beras di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat. Hal ini disebabkan karena pertambahan penduduk dan makin meningkatnya konsumsi beras di Indonesia perkapitanya. Salah satu usaha yang ditempuh adalah meningkatkan bahan pangan dalam negeri melalui sektor pertanian yaitu usaha Intensifikasi, Ekstensifikasi, dan Diversifikasi. Perencanaan jaringan irigasi merupakan wujud dari salah satu usaha Intensifikasi, yaitu dengan meningkatkan dan merehabilitasi yang telah ada maupun membuka daerah irigasi baru. Dengan adanya irigasi, maka tanah yang semula tidak produktif akan dapat diusahakan menjadi berdaya guna semaksimal mungkin.

1.2 Pembatasan MasalahMengingat luasnya masalah yang dihadapi dalam perencanaan sistem irigasi, serta keterbatasan penulis maka pembahasan ini perlu kami batasi agar dapat terhindar dari masalah yang terlalu meluas dari yang akan kami kemukakan. Ruang lingkup masalah yang dimaksud adalah : 1. Bagaimana merencanakan bendung (tetap) irigasi tersebut? 2. Apakah bangunan tersebut aman terhadap gaya-gaya? 3. Bagaimana sketsa bangunan-bangunan tersebut beserta denah dan potongannya?

1

SISTEM BANGUNAN IRIGASI/Gayuh Aji P

115060109111 001

Adapun analisa perhitungan dengan menggunakan rumus tertentu seperti rumus Strickler atau perhitungan grafis. Selanjutnya hasil-hasil perhitungan akan dicantumkan dalam tabel-tabel untuk mempermudah pemahaman dan perencanaan gambar-gambar.

1.3 Tujuan MasalahMengingat pentingnya irigasi bagi kehidupan manusia, maka dibutuhkan adanya pengaturan irigasi, dimana perlu dibangun beberapa bangunan yang dapat menunjang proses irigasi tersebut.Perancangan yang didasarkan keahlian serta pengelolaan yang seksama merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tingkat efisiensi pemanfaatan air yang dibutuhkan di masa mendatang. Perancangan memerlukan adanya konsepsi, rencana konstruksi, dan operasi serta sarana pemanfaatan air. Melihat dari pembatasan masalah yang telah dibahas sebelumnya, pengerjaan tugas ini yaitu dalam perencanaan saluran irigasi ( bendung tetap) sesuai dengan tahap-tahap perencanaan bendung tetap saluran irigasi sesuai KP-O2 yaitu standart peraturan perencanaan saluran irigasi. Yang kedua melalui analisa perhitungan terhadap langkah-langkah perencanaan dapat diketahui apakah bangunan ini aman terhadap gaya gaya sekitar yang bekerja. Dan tidak kalah pentingnya yaitu sketsa gambar dimana gambar-gambar ini adalah tahap akhir perencanaan saluran irigasi hasil dari perhitungan yang telah dilaksanakan sesuai standart perencanaan saluran irigasi.

2

SISTEM BANGUNAN IRIGASI/Gayuh Aji P

115060109111 001

BAB II DASAR TEORI

Bangunan bendung merupakan bangunan utama yang dibangun di sungai untuk memenuhi kebutuhan air irigasi. Jenis bangunan yang dipilih harus disesuaikan dengan jumlah air yang ada di sungai tersebut, daerah yang akan dialiri , jenis tanaman yang akan dikembangkan dan sebagainya. Air yang diambil dari sungai harus dapat mengalir secara gravitasi dan harus bisa mengurangi sedimen serta kemungkinan untuk mengukur air masuk kejaringan irigasi. Mengingat tempat kedudukan, lahan yang akan dialiri dan kondisi sungai yang ada maka dapat dibuat beberapa jenis bangunan utama yaitu : 2. 1. Bangunan Pengelak Lokasi bangunan pengelak dan pemilihan tipe yang paling cocok dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu : a. b. c. d. e. 2.2. sungai elevasi yang diperlukan untuk irigasi topografi pada lokasi yang direncanakan kondisi geologi teknik pada lokasi metode pelaksanaan

Bangunan Pengambilan Sesuai dengan tujuannya sebagai bangunan utama untuk pengambilan air irigasi, bendung

dilengkapi dengan bangunan pengambilan tersebut, yaitu : (KP-02 hal 33) 1. pengambilan sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan bangunan pembilas di kedua sisi. 3

SISTEM BANGUNAN IRIGASI/Gayuh Aji P2. pengambilan dapat dibuat dua sisi sungai atau satu sisi saja.

115060109111 001

3. pengambilan dapat juga dilakukan dengan cara satu sisi dan satu bangunan sadap pada pilar pembilas , kemudian airnya disalurkan melalui siphon dalam tubuh bendung ke sisi lainnya. 4. pada pangkal bendung dibuat dinding sayap dan dinding pengarah, sehingga dihindari adanya aliran turbulensi di depan pengambilan. 2.3. Bangunan Pembilas Bangunan pembilas kantung Lumpur merupakan bangunan yang terletak antara pintu dan saluran. Fungsi bangunan pembilas adalah sebagai pembilas (penggelontor) sedimen di kantong Lumpur. Tata letak terbaik untuk katong Lumpur. Tata letak terbaik untuk kantong Lumpur saluran pembilas dan saluran primer adalah saluran pembilas merupakan kelanjutan bangunan kantong Lumpur dan tidak mengalami pembelokan. Bila pembilas terpaksa terletak menyamping (tidak lurus), maka dianjurkan dibuat dinding pelurus rendah yang curamnya sama dengan tinggi maksimum sedimen dalam kantong Lumpur. Guna mencapai pembilasan yang sempurna maka akhir bangunan pembilas yang masuk di sungai disarankan mempunyai beda tinggi yang cukup. Bila terlalu curam (dalam) disarankan dilengkapi dengan bangunan terjun dalam kolam olak serta got miring sepanjang saluran. Kecepatan dalam saluran pembilas berkisar 1 1.5 m/dt dan besarnya debit pembilas adalah : Qs = 1,2 Qn (Qn = debit rata-rata yang lewat kantong Lumpur (m3/dt)). Guna mengetahui sejauh mana sedimen di kantong lumpur dapat dibilas dengan sempurna, maka diperlukan perhitungan efisiensi pembilas. Efisiensi pembilas tergantung dari besarnya gaya geser sedimen yang selalu mengendap.

2.4.

Kantong Lumpur Kantong Lumpur adalah bangunan yang berfungsi mengendapkan fraksi-fraksi yang lebih

beasr dan fraksi halus (