bab 1 angga edisi 2
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
1/41
PENGARUH PEMBERIAN EKSTAK SARANG SEMUT
(Mymercodia pendens) TERHADAP JUMLAH APOPTOSIS PADA TUMOR
KULIT
Studi Eksperimenta Ter!adap Men"it BALB#" $an% Diinduksi &'()
Dimet!$*en+,a- Ant!ra"ene ,DMBA- dan ().O.Tetrade"an/$p!/r*/.(0.
A"etate ,TPA-
Diajukan oleh
Arie Eran%%a H
01(1()12343
5AKULTAS KEDOKTERAN
UNI6ERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
)1(3
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
2/41
BAB I
PENDAHULUAN
(7(7 Latar Beakan%
Kulit adalah organ pertahanan tubuh paling luar untuk melindungi diri dari
daerah sekitar (Budimulja, 2005) Tumor kulit adalah suatu keadaan yang tidak
wajar pada pertumbuhan sel kulit yang terlalu epat sehingga dapat menimbulkan
kerusakan pada organ di sekitarnya dan jika tidak terkendali mampu menyebar ke
bagian organ yang lain! "enyakit tumor kulit dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
tumor jinak (benigna tumor) dan tumor ganas (malignant tumor)! Kulit
merupakan sistem organ yang kompleks,Tidak ada perbedaan pada tumor jinak
dan tumor ganas dalam penyebaran, dapat terjadi di setiap jaringan ! Dewasa ini
kasus penyakit tumor kulit di #ndonesia mengalami peningkatan yang signi$ikan
dari beberapa tahun terakhir! sinar ultraviolet (%&) dari matahari adalah
penyebab utama dari tumor kulit(Brown, 2005)!
Di 'akarta, pada tahun 2000200, "oliklinik Departemen#lmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin *umah +akit dr ipto -angunkusumo (*+-) melaporkan
ada 2./ kasus karsinoma sel basal, dikuti dengan . karsinoma sel skuamosa, dan
22 melanoma! asil berbeda didapatkan dengan data sebelumnya,di *umah +akit
Kanker Dharmais selama tahun 2005 2001 menatat bahwa yang tersering
adalah karsinoma sel skuamosa diikuti oleh karsinoma sel basal dan melanoma
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
3/41
(sinuraya &, 20/2 ) Dari penelitian di negara kanada penyakit tumor kulit selama
tahun 2002 20/2 didapatkan tumor sel basal sebanyak (.34), tumor maligna
(34), tumor sel skuamosa (24) (pilgrim 6, dkk, 20/)
Di indonesia memiliki keaneka ragaman hayati yang sangat beraneka ragam,
memiliki potensi yang sebagian besar yang belum diketahui $ungsinya misalnya
pada hal tumbuhan! Tumbuhan sarang (myrmecodia pendans) adalah tumbuhan
yang hanya bisa hidup menggatung pada tubuhan lain dengan ara menempel
pada tumbuhan lain yang lebih besar, bentuknya berongga rongga dalam ukuran
keil dan tempat hidup dari semut, biasanya pada daerah yang terdapat banyak
hutan misal papua, kalimantan,sumatra, dari hasil sebelumnya telah diketahui
bahwa ekstrak tumbuhan sarang semut(myrmecodia pendans) terdapat beberapa
senyawa dari golongan $la7onoid, tannin, toko$erol, multi mineral dan
polisakarida,dan diketahui bahwa dari beberapa penelitian didapatkan bahwa
tumbuhan sarang semut terdapat anti oksidan yang sangat kuat, anti oksidan dapat
menyembuhkan tumor atau menghambat pertumbuhan dari tumor (subroto, 2001)
(7)7 Perumusan Masaa!
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut8
9dakah pengaruh pemberian ekstrak sarang semut (mymercodia pendens)
terhadap jumlah apoptosis pada sel tumor kulit menit strain B9:B;
(707 Tu8uan peneitian
(707(7 Tu8uan umum
-engetahui pengaruh pemberian ekstrak sarang semut (Myrmecodia
pendens) terhadap jumlah apoptosis sel tumor kulit menit strain B9:B;
(707)7 Tu8uan k!usus
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
4/41
/!
antara kelompok yang tidak diberi ekstrak sarang semut dengan kelompok yang
diberi ekstrak sarang semut dengan dosis mg;hari, 3mg;hari, /.mg;hari
/!
B9:B; antara kelompok yang tidak diberi ekstrak sarang semut dengan
kelompok yang diberi ekstrak sarang semut dengan dosis mg;hari, 3mg;hari,
/.mg;hari
(797 Man:aat peneitian
(797(7 Man:aat te/ritis
-emberikan in$ormasi sebagai bahan masukan dan dasar penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh pemberian ekstrak sarang semut (Myrmecodia
pendens) terhadap jumlah apoptosis pada menit strain B9:B; yang diinduksi
D-B9 dan T"9
(797)7 Man:aat praktis
-emberi in$ormasi kepada masyarakat mengenai man$aat dan kegunaan dai
ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendens) sebagai pengobatan tradisional pada
terapi tumor kulit!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
)7(7 Ap/pt/sis dan se tum/r kuit
)7(7(7 Ap/pt/sis se
9poptosis merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap
sel, berbeda dengan nekrosis, apoptosis merupakan suatu kematian sel yang
sudah terprogram! Berbagai ontoh proses $isiologis dan patologis didalam
tubuh yang mengalami apoptosis diantaranya adalah selama embriogenesis
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
5/41
adanya kerusakan sel yang sudah terprogram, in7olusi endometrium dalam
menstruasi, kematian sel pada tumor, sel T sitotoksik yang menginduksi
kematian sel, serta adanya rangsangan edera yang dapat merusak D=9 yang
sudah tidak dapat diperbaiki dan justru menyebabkan proses bunuh diri sel!
Dalam hal ini apabila sel gagal dalam melakukan proses apoptosis, tentu saja
dapat memiu perkembangan sel yang tidak terkontrol! +eara mor$ologi, sel
yang mengalami apotosis tampak memiliki gambaran massa bulat yang
sangat eusino$ilik (Kumar et al!, 2001)!
)7(7)7 Ap/pt/sis :isi//%is
9poptosis $isiologis yaitu kematian sel yang sudah
terpogram (programmed ell death)! "roses kematian ini sangat erat
hubungannya dengan suatu en>im yang dikenal dengan telomerase! "ada sel
embrional en>im ini mengalami akti7asi, sedangkan pada sel somatik en>im
ini tidak mengalami akti7asi, keuali sel yang bersangkutan mengalami
trans$ormasi menjadi ganas(sudiana, 2003)
Telomer yang terletak peda ujung kromosom merupakan salah satu dari
$aktor yang sangat penting dalam melindungi kromosom! "ada sel normal
telomere ini akan mengalami pemendekan pada waktu sel melakukan
pembelahan diri! Bila ukuran telomere menapai suatu ukuran tertentu(le7el
kritis) sebagai akibat pembelahan berulan, maka sel tersebut tidak dapat
melakukan pembelahan berulang, maka sel tersebut tidak dapat melakukan
pembelahan diri lagi! +elanjutnya akan terjadi $ragmentasi kromosom dan
akhirnya sel akan mengalami apoptosis seara $isiologis (sudiana, 2003)
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
6/41
)7(70 Ap/pt/sis Pat//%is
9poptosis patologi adalah proses kematian sel karena adanya suatu
rangsangan;jejas, "roses kematian sel bias melalui jalur sebagai berikut
2!/!
Terjadi apoptosis yang dipiu oleh akti7asi p5< karena sel yang
bersangkutan memiiki gen yang aat (gene de$et)! Keaatan gen dalam
suatu sel dapat dipiu oleh banyak $aktor, antara lain bahan kimia, radikal
bebas, maupun 7irus (ono7irus)! ?en yang aat dapat memiu akti7asi p
5
pembelahan sel sangat tergantung pada ikatan kompleks antara DK dengan
ylin (sudiana, 2003)
DK yang munul pada $ase - adalah DK/! Demikian juga halnya
DK yang munul pada $ase ?/ adalah DK dan DK., sedangkan DK
yang munul pada $ase + adalah DK 2! ylin adalah suatu protein yang
dihailkan oleh sel, dimana protein ini dapat munul dan hilang pada $ase
siklus sel, seperti ylin pada $ase- adalah ylin9 dan ylinB, pada$ase
?/ adalan ylinDdan ylin (sudiana, 2003)
9pabila terjadi peningkatan p2/, makan semua dk akan ditekan, baik
pada DK/ pada $ase -, DK danDK. pada $ase ?/, maupun DK2
pada $ase +! Dengan terjadi semua penekanan DK pada $ase siklus sel, maka
siklus sel akan berhenti! "ada saat siklus sel berhenti, p5< akan memiu
akti7asi B9@ dimana protein B9@ ini akan menekan akti7asi B:2 pada
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
7/41
membrane mitokondria! "erubahan ini menyebabkan terjadinya perlepasan
ytorom ke sitosol! Di sitosol, ytorom akan mengakti7asi 9pa$/ yang
selanjutnya akan mengakti7asi D=9se! Kemudian D=9se yang akti$
menembus membrane inti dan merusak D=9, sehingga D=9 sel yang
bersangkutan rusak ($ragmentasi) dan akhirnya sel mengalami kematian
(apoptosis) (sudiana, 2003)
2!/!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
8/41
mengalami kebooran sitoplasma sehingga tidak menyebabkan reaksi
in$lamasi seperti yang terjadi pada nekrosis (*obbins, 2001) A *ode et
al!,200)
+el yang mengalami apoptosis menunjukkan mor$ologi unik yang dapat
dilihat menggunakan mikroskop, sebagai berikut (robbins, 2001A Dash, 2001)
/) "engerutan sel (ell shrinkage)! al ini terjadi karena degradasi protein yang
menyusun sitoskleton!
2) Kondensasi kromatin! Terjadi agregasi kromatin di tepi nuleus di bawah
membrane inti, membentuk massa padat dengan berbagai bentuk dan ukuran!
Kemudian ini dapat peah menjadi beberapa $ragmen inti
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
9/41
-ekanisme dari apoptosis memiliki empat proses yang berbeda namun
saling berhubungan, adapun prosesproses tersebut diawali oleh mekanisme
signaling, dalam hal iniberbagai sinyal mampu memiu terjadinya proses
apoptosis diantaranya adalah $aktor tumbuh yang berkurang! +inyal sinyal
tersebut dapat berasal dari intraseluler dan ekstraseluler! ormonhormon
merupakan sinyal ektraseluler sedangkan sinyal intraseluler berasal dari
radiasi ionisasi serta gangguan siklus sel! +elanjutnya adalah mekanisme
kontrol dan integrasi yang menghubungkan program sinyal kematian dengan
kematian sel tersebut sendiri karena adanya protein spesi$ik! ksekusi
merupakan jalur terakhir dalam proses apoptosis, jalur ini tampak karena
kejadian biokimiawi yang khas, pengakti$an sejumlah en>im katabolik
sistolik berperan penting dalam kejadian ini! +etelah sel sel tersebut
mengalami kematian, maka kemudian akan terjadi pengangkatan, molekul
penanda pada sel yang sudah mati tersebut memudahkan proses $agosit oleh
sel sel hidup yang berdekatan (Kumar et al!, 2001)!
Kerusakan D=9 dalam apoptosis dipiu oleh en>im caspase! Target dari
caspase ini adalah protein D=9 repair system, protein struktural atau
sitoskeleton (aktin, ytokeratin, lamin, dan lain C lain), serta onkoprotein!
Caspase juga mengakti$kan D=9se yang menyebabkan kerusakan D=9
selama apoptosis (9bbas, 2005)!
Caspase diakti$kan oleh gran>yme atau katalisator protease seperti
:# (9DD :ike #: / on7erting n>yme) yang berikatan dengan 9DD
(at 9ssoiated Death Domain) pada reseptor D5;as setelah terjadi
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
10/41
kontak dengan as ligand! as ligand ini berasal dari ekspresi protein antigen
dari T:, sitokin T=, maupun metabolit ligand pada as reseptor (6idjaja
=, 200)! 9kti7asisecretory inducedcaspasedilakukan oleh T: dan sel =K
melalui granula sitotoksiknya yang berisi pore forming perforin (ytolysin)
dan gran>yme yang merupakan en>im $amili serine protease! ?ran>yme
terdiri dari gran>yme B, gran>yme 9, gran>yme , D, , , ?, , K, -
(9bbas, 2005)! -elalui proses C proses tersebut terjadi apoptosis dalam sel
tubuh!
"rotein p5< juga berperan dalam proses apoptosis yang ekspresinya
meningkat akibat dari selular stress! "ada saat terjadinya kerusakan D=9,
p5< menyebabkan terhentinya siklus sel untuk memberikan kesempatan pada
sel untuk perbaikan D=9! 'ika kerusakan tidak bisa untuk diperbaiki, maka
p5< berperan sebagai sinyal proapoptosis! "5< akan mengakti$kan jalur
apoptosis langsung! Kehilangan p5< akan menghambat akti7asi caspasedan
apoptosis (esik, 2005)!
9poptosis dan gen yang mengontrolnya mempunyai e$ek yang
besar pada $enotip keganasan! 9danya kegagalan sel dalam menjalankan
apoptosis dapat berakibat pada pertumbuhan sel abnormal, proli$erasi tumor
tidak terkendali, dan imortilitas sel (Kumar et al!, 2001)! "roli$erasi sel
kanker berjalan tidak teratur! 'ika terjadi mutasi bertahan dan selsel yang
rusak tidak diperbaiki atau ditekan, kanker dapat berkembang! 9poptosis,
atau kematian sel yang terprogram menegah sel untuk bermutasi menjadi
kanker! Kehilangan p5< dan kelebihan dari Bl2 adalah dua ontoh dari
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
11/41
perubahan dalam sel yang terjadi yang dapat menghasilkan sel kanker
(Blagosklonny, 2005)!
)7(797 Peranan pada pem*entukan tum/r
9da beberapa gen yang berperan dalam pembentukan tumor ini diantaranya
gen seperti inhibitor siklus sel, p5imatis adalah dengan ara
pengeatan E (Hematoxylin dan Eosin), seain itu bias menggunakan ara
T%=: (Terminal deoxynucleotidyl Transferasemediate d!T" #ic$ End
%abelin) (larasati, 20/2)! "embaaan dan penilain jumlah sel apoptosis di sekitar
jaringan tumor kulit, dapat dinilai dengan melihat pada preparat yang ada pada
mikroskop ahaya, apoptosis memiliki irri mor$ologis yang khas seperti
pengerutan sel, kondensaaikromatin, $ragmentasi D=9, pembentukan badan
sitoplasmik dan badan apoptosis (dash, 2001)
)7(727 Tum/r kuit
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan adanya
pertumbuhan massa (solid;padat) atau jaringan abnormal dalam tubuh yang
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
12/41
meliputi tumor jinak (benigna tumor) dan tumor ganas (malignant tumor)! (Kumar
2005)! Tumor ganas lebih dikenal sebagai kanker! Tumor kulit suatu penyakit
yang ditandai dengan pertumbuhan sel sel kulit yang tidak terkendali dan dapat
merusak jaringan di sekitarnya (*obin ?rahamBrown, 2005)! "ada tumor kulit
terdapat suatu pertumbuhan massa abnormal yang terbentuk dari berbagai jenis sel
seperti epidermis dan melanosit! Tumor ini dapat terletak dalam epidermis atau
menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan (-uttaFin, 20/0)!
)7(7&7(7 Pat/:isi//%i
Karsinogenesis dan onkogenesis merupakan nama lain dari perkembangan
kanker! "roses perubahan sel normal menjadi sel kanker disebut trans$ormasi
malignan (#gnata7iius E 6orkman, 200.)! Trans$ormasi sel berlangsung melalui
banyak tahap yang berasal dari satu sel yang berkembang biak! -enurut
#gnata7iius dan 6orkman (200.) terdapat empat tahap karsinogenesis, yaitu8
a! Tahap inisiasi
"ada tahap ini terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang memaning sel
menjadi ganas!"erubahan ini disebabkan oleh suatu karsinogen berupa bahan
kimia, 7irus, radiasi atau sinar matahari yang berperan sebagai organ inisiator dan
bereaksi dengan D=9 yang menyebabkan D=9 peah dan mengalami hambatan
perbaikan D=9! Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen! Kerusakan
pada tahap ini masih memungkinkan untuk dipulihkan atau sebaliknya berlanjut
menjadi mutasi genetik! "ada proses berikutnya, mutasi genetik berlanjut seara
perlahan menuju keganasan! Tahap inisiasi yang ire7ersibel terjadi jika telah
melewati satu siklus pembelahan sel!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
13/41
b! Tahap promosi
"ada tahap ini, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas! Tahap promosi merupakan hasil interaksi antara $aktor kedua dengan sel
yang terinisiasi pada tahap sebelumnya! aktor kedua sebagai agen penyebabnya
disebut karsinogen komplit karena melengkapi tahap inisiasi dengan tahap
promosi! 9gen promosi bekerja dengan mengubah in$ormasi genetik dalam sel,
meningkatkan sintesis D=9, meningkatkan salinan pasangan gen dan merubah
pola komunikasi antar sel!
! Tahap "rogresi
+etelah tumor menapai ukuran / m, di$usi nutrisi kedalam sel tidak e$isien
lagi sehingga tumor membentuk Tumor &ngiogenesis 'actor (T9) yang
mendorong pembentukan kapiler dan pembuluh darah yang membentuk abang
baru kedalam tumor! Tahap ini melibatkan perubahan mor$ologi dan $enoti$ dalam
sel yang menunjukkan peningkatan perilaku keganasan seperti in7asi terhadap
jaringan sekitarnya dan melakukan metastase ke bagian tubuh lain yang jauh!
d! -etastasis
-etastasis merupakan kemampuan sel untuk menyebar ke organ lain yang
jauh dari tempat asalnya yang dapat terjadi melalui perluasan sel ke jaringan
sekitarnya, melakukan penetrasi kedalam pembuluh darah, melepaskan sel tumor,
dan melakukan in7asi ke jaringan sekitar (#gnata7iius E 6orkman, 200.)!
"erjalanan penyakit kanker dapat dibagi berdasarkan luasnya atau stadium
penyakit! Kanker dapat diklasi$ikasikan menurut lingkungan biologik, tempat
seara anatomi, dan tingkat di$erensiasinya (#gnata7iius E 6orkman, 200.)!
a! rading
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
14/41
rading menunjukkan derajat keganasan sel kanker yang dibuat untuk
memperkirakan agresi7itas neoplasma dengan menilai derajat perbedaan sel tumor
dan banyaknya jumlah sel tumor!"enilaian grading ini bermakna dalam menilai
prognosis dan terapi yang tepat! +istem standar dalam menentukan grade tumor
malignan adalah sebagai berikut8
?0 8 grade tidak dapat ditentukanA jaringan normal!
?/ 8 sel tumor berdi$erensiasi dengan baikA hanya sedikit
penyimpangan dari sel induk; sel normal! rade ini dianggap perubahan malignan
derajat rendah!
?2 8 sel tumor berdi$erensiasi sedangA nampak perubahan
struktur tetapi masih memiliki beberapa karakteristik sel normal! +el tumor ini
bersi$at lebih ganas dibandingkan ?/!
?< 8 sel tumor berdi$erensiasi burukA perubahan struktur
sangat menyolok dibandingkan dengan jaringan induknya, tetapi jaringan induk
masih dapat dibedakan!
? 8 sel tumor berdi$erensiasi buruk dan sangat anaplastikA sama
sekali tidak ada kesamaan dengan jaringan induknya, sehingga penentuan jaringan
induk sulit dilakukan!
b *taging
*taging menentukan ketepatan lokasi kanker dan derajat metastasisnya saat
didiagnosa! *taging menggambarkan stadium atau tingkatan kanker yang
didasarkan pada ukuran lesi primer, penyebaran ke kelenjar lim$e dan ada atau
tidaknya metastase melintasi jalur darah (Kumar et al , 2005)! +tadium kanker
juga akan mempengaruhi pilihan terapi!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
15/41
ara yang paling banyak dianut saat ini dalam menentukan stadium kanker
adalah berdasarkan klasi$ikasi sistim T=-!"ada sistem T=- dinilai tiga $aktor
utama yaitu Tumor si+e (T) atau ukuran tumor, #ode (=) atau kelenjar getah
bening regional danMetastase (-) atau penyebaran jauh! Klasi$ikasi sistem T=-
ini sangat ber7ariasi tergantung jenis kankernya, namun pada prinsipnya tetap
sama! T/ sampai T ditentukan sesuai perubahan ukuran sel kanker yang
bertambah besar! 9dapun klasi$ikasi tersebut adalah sebagai berikut8
Ta*e )7( Kasi:ikasi TNM ,Tum/r N/dus Metastasis-
Klasi$ikas
i
De$inisi
T
TG
To
Tis
Tis
(D#+)
Tis
(:#+)
Tis
("aget)
T/
T2 mi
Tia
Tib
Tumor primer
Tumor primer tidak didapatkan
Tidak ada bukti adanya tumor primer!
Karsinoma in situ
Duktal karsinoma in situ
:obular karsinoma in situ
"agets desease tanpa adanya tumor!
%kuran tumor H 2 m
-ikroin7asi$ I 0,/ m
Tumor I 0,/m H 0,5 m
Tumor I 0,5 m H / m
Tumor I / m H 2 m
Tumor I 2 m H 5 m
Tumor I 5 m
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
16/41
Ti
T2
Tat karsinogen kuat dan sebagai
immunosupressor, sehingga D-B9 ber$ungsi sebagai inisiator tumor!
+elain D-B9, T"9 memegang peranan penting dalam proses promosi
sel tumor! Dengan adanya pengaruh dari D-B9 dan T"9 maka tumor
kulit dapat berkembang kearah papiloma jinak yang mengalami
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
24/41
perubahan kearah + (*0uamous Cell Carcinoma), Dengan
demikian, dua tahap karsinogenesis tersebut dapat digunakan untuk
memantau perkembangan suatu kanker (-iyata et al, 200/)!
)727Pen%aru! pem*erian ekstrak saran% semut ter!adap 8uma! ap/pt/sis se kuit
men"it BALB#"
"roses terbentuknya sel tumor umumnya disebabkan oleh tidak
terkendalinya proli$erasi sel! +eara $isiologis, sistem pertumbuhan sel
dalam manusia diatur oleh suatu sistem keseimbangan, yaitu apoptosis
dan proli$erasi! 9kibat dari peningkatan proli$erasi sel adalah terjadi
peningkatan jumlah sel! "enurunan dari apoptosis juga berperan dalam
meningkatkan jumlah sel! "roli$erasi sel dirangsang oleh $aktor
pertumbuhan intrinsik, jejas, kematian, kerusakan sel mediator
biokimiawi dan lingkungan!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
25/41
penghambat pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan $aktor
nekrosis pada sel kanker!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
26/41
yang berperan besar dalam perondaan imun terhadap kanker adalah
T:, +el=K (#atural 1iller)! +etelah sel kanker dikenal sebagai sel
asing, sel imun tersebut akan menghanurkan sel kanker! +el T: dan
sel =K melakukan ara sitotoksisitas yang sama yaitu dengan
mengeluarkan perforin dan gran+yme, di mana per$orin ini sebagai
pore forming untuk memasukkan gran+ymeke dalam sitosol! 9kibat
akti$itas selsel e$ektor immune tersebut maka selsel target akan
mengalami apoptosis!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
27/41
-akro$ag berperan dalam pertahanan melawan sel tumor baik
bertindak sebagai 9" dalam mengolah dan mempresentasikan
antigen tumor keapada sel T helper, maupun bertindak langsung
sebagai e$ektor dengan melisiskan sel tumor! +eperti juga =K,
mekanisme pengenalan sel tumor sasaran oleh makro$ag juga belum
jelas! +edangkan kemampuan untuk berikatan dengan sel tumor terjadi
karena sel makro$ag juga memiliki reseptor dari #g?, sehingga
dapat bekerjasama dengan #g? dalam melisiskan sel tumor! "enyebab
terjadinya lisisnya tumor disebabkan pengaruh en>im lisosomal,
metabolit yang reakti$ terhadap oksigen dan =J! -akro$ag akti$ juga
mensekresi sitokin antara lain #:2 dan Tumor =erosis ator (T=)!
#:2 berperan memau proli$erasi dan akti7asi sel DO, sel T D3O
serta sel =K! T=a sesuai dengan namanya mampu membunuh sel
tumor melalu ara /) T=a berkaitan dengan reseptor 9+
permukaan dari sel tumor dan memiu apoptosis, 2) T=a dapat
menyebabkan nekrosis dari sel tumor dengan ara memobilisasi
berbagai repon imun tubuh! Tumor nekrosis $aktor (T=, ahetin
dan T=a) adalah sitokin proin$lamasi kuat terlibat dalam berbagai
kondisi peradangan, termasuk autoimunitas!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
28/41
juga akan mempunyai e$ek menginduksi terjadinya apoptosis melalui
jalur T=Q, di mana apoptosis sel akan dimulai dari 'as 4 T#'.3
receptor
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
29/41
2.7 Keran%kaTeori
kstrak tanaman inggu
(.uta graveolens)
+inyal pro
a o tosis
berhgagal
aspase
aspase er O /5 menit atau
diberi es batu! Blok dijepit pada mikrotom kemudian dengan
pisau mikrotom! Kemiringan O
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
40/41
"reparat masuk ke air mengalir < menit (air mengalir
ditampung dalam wadah)+ebelumnya elup kedalam dua mangkok air < elup
ounter stain!
"reparat masuk ke larutan eosin 1 elup!
"reparat masuk ke air wadah #, ##, dan ### < elup!
Dehidrasi 8 preparat masuk ke dalam alohol 10 4, 30 4, 5
4, /00 4 < elup setelah itu dilap dengan kain kasa sekitar
jaringan dan tunggu sampai kering!
learing 8 preparat masuk ke Gylol # dan ## masing C masing
2 menit
-ounting!
"reparat diberi / tetes entelan dan ditutup dengan objek glass
0727 Tempat dan ?aktu
Tempat pembuatan ekstrak umbi tanaman sarang semut
dilakukan di :aboratorium Kimia akultas Kedokteran
%ni7ersitas #slam +ultan 9gung +emarang! Tempat penelitian
dan perlakuan pada hewan oba di :aboratorium "enelitian
dan "engujian Terpadu (:""T) %ni7ersitas ?adjah -ada
selama 2 minggu untuk induksi D-B9 dan :aboratorium
Biologi %ni7ersitas #slam sultan 9gung +emarang selama /0
hari untuk induksi T"9! Tempat pengukuran 7olume tumor
kulit bertempat di :aboratorium biologi akultas Kedokteran
%ni7ersitas #slam +ultan 9gung +emarang!
-
7/25/2019 bab 1 angga edisi 2
41/41
"enelitian dilaksanakan pada bulan
07&7 Anaisis Hasi
9nalisis data meliputi analisis deskripti$ dan uji hipotesis! Kemudian
dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji *-apiro 5il$s, dan uji
homogenitas 7arian data dengan menggunakan uji %evene test Didapatkan
hasil distribusi data tidak normal dan 7arian data homogen dilanjutkan untuk
uji hipotesis dengan uji1rus$al 6allisdilanjutkan dengan uji mann 6-itney
untuk mengetahui kelompok mana saja yang memiliki perbedaan bermakna!