ba mesin listrik i-bab ii

Upload: andriana-teja-permana

Post on 14-Apr-2018

270 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    1/31

    BAB II

    Transformator Satu Fasa

    Tujuan Pembelajaran Umum :

    1. Memahami tentang Konstruksi dan Prinsip Kerja transformator satu fasa

    2. Memahami tentang cara penggambaran dan perhitungan parameter transformator

    berdasarkan rangkaian ekuivalen .

    3. Memahami tentang cara menentukan rangkaian ekuivalen transformator berdasar-

    kan hasil pengujian hubung singkat dan beban nol

    4. Memahami tentang metode regulasi tegangan dan paralel transformator satu fasa

    5. Memahami tentang prinsip kerja, diagram rangkaian, dan efisiensi autotransfor-

    mator.

    Tujuan Pembelajaran Khusus

    1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemanfaatan dan prinsip kerja transfor-

    mator, khususnya transformator satu fasa di industri dengan benar.

    2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konstruksi dari sebuah transformator satu

    fasa dengan benar .

    3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengambarkan bagian-bagian utama dari

    sebuah transformator fasa dengan benar.

    4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menggambarkan rangkaian ekuivalen

    transformator satu fasa dengan benar .

    5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung resistansi, reaktansi, danimpedansi transformator dengan benar .

    6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan dan cara melakukan test beban nol

    dan hubung singkat pada sebuah transformator satu fasa dengan benar.

    7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menentukan parameter transformator

    satu fasa berdasarkan test tanpa beban dengan benar.

    8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menentukan parameter transformator

    satu fasa berdasarkan test hubung singkat dengan benar.

    9. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung efisiensi transformator

    satu fasa dengan benar.

    10. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang metode regulasi tegangan transformator

    satu fasa dengan benar.11. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara menghitung regulasi tegangan trans-

    formator satu fasa dengan benar.

    12. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara memparalelkan transformator satu

    fasa dengan benar.

    13. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang prinsip kerja dari autotransformator

    dengan benar.

    14. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang diagram rangkaian dari autotransformator

    dengan benar.

    15. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian penggunaan

    autotransformator dibandingkan transformator biasa dengan benar.

    Lembar Informasi :

    Mesin Listrik I 2 - 1

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    2/31

    2.1 Konstruksi dan Prinsip Kerja

    Dalam suatu eksperimennyaMichael Faraday dengan menggunakan bahan-bahan be-

    rupa sebuah coil, magnet batang dan galvanometer (Gambar 2.1) dapat membuktikanbahwa bila kita mendorong medan magnet batang ke dalam coil tersebut, dengan kutub

    utaranya menghadap coil tersebut, ketika batang magnet sedang begerak, jarum galva-

    nometer memperlihatkan penyimpangan yang menunjukkan bahwa sebuah arus telah

    dihasilkan di dalam coil tersebut. Bila batang magnet tersebut digerakkan dengan arah

    sebaliknya maka arah penunjukkan pada galvanometer arahnyapun berlawanan yang

    menunjukkan bahwa arah arus yang terjadi berlawanan juga.

    Jadi yang terjadi dalam percobaan itu adalah apa yang disebut arus imbas yang dihasilkan

    oleh tegangan gerak listrik imbas.

    Gambar 2.1 Percobaan Arus Induksi

    Dalam percobaan lainnya Michael Faraday mencobakan sebuah cincin yang terbuat

    dari besi lunak, kemudian cincin besi lunak tersebut dililit dengan kawat tembaga

    berisolasi (Gambar 2.2 ).

    Gambar 2.2 Percobaan Induksi

    Bila saklar (S) ditutup, maka akan terjadi rangkaian tertutup pada sisi primer, demikian

    arus 1I akan mengalir pada rangkaian sisi primer tersebut, sedangkan pada lilitan

    sekunder tidak ada arus yang mengalir. Tetapi bila saklar (S) ditutup dan dibuka secara

    bergantian maka jarum galvanometer akan memperlihatkan adanya penyimpangan yang

    arahnya berubah-ubah kekiri dan kekanan. Perubahan arah penunjukkan jarum galva-

    nometer ini disebabkan adanya tegangan induksi pada lilitan sekunder, sehingga 2I

    me-ngalir melalui galvanometer.

    Mesin Listrik I 2 - 2

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    3/31

    Dari percobaan seperti telah dijelaskan diatas Michael Faraday dapat menyimpulkan

    bahwa tegangangerak listrik imbas e didalam sebuah rangkaian listrikadalah sama

    dengan perubahan fluks yang melalui rangkaian-rangkaian tersebut.

    Jika kecepatan perubahan fluks dinyatakan didalam weber/detik, maka tegangan geraklistrik e dinyatakan dalam Volt, yang dalam bentuk persamaannya adalah :

    dt

    de

    = . (2- 1)

    pers (2 - 1) ini dikenal dengan hukum Induksi Faraday, tanda negatif menunjukkan

    bahwa arus induksi akan selalu mengadakan perlawanan terhadap yang meng-

    hasilkan arus induksi tersebut. Bila coil terdiri dariN Lilitan, maka tegangan gerak

    listrik imbas yang dihasilkan merupakan jumlah dari tiap lilitan, dalam bentuk persa-

    maan :

    dt

    dNe = (2

    2)

    dan Nd dinamakan tautan fluksi(Flux Linkages) didalam alat tersebut.

    Definisi Transformator

    Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi

    Listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan fre-

    kuensi yang sama, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

    elektromagnet.

    Secara konstruksinya transformator terdiri atas dua kumparan yaitu primer dan sekun-

    der. Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, maka

    fluks bolak-balik akan terjadi pada kumparan sisi primer, kemudian fluks tersebut akan

    mengalir pada inti transformator, dan selanjutnya fluks ini akan mengimbas pada kum-

    paran yang ada pada sisi sekunder yang mengakibatkan timbulnya fluks magnet di sisi

    sekunder, sehingga pada sisi sekunder akan timbul tegangan (Gambar 2.3 ).

    Gambar 2.3 Fluks Magnet Transformator

    Mesin Listrik I 2 - 3

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    4/31

    Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua jenis transformator, yaitu

    tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type).

    Pada transformator tipe inti (Gambar 2.4), kumparan mengelilingi inti, dan pada

    umumnya inti transformator L atau U. Peletakkan kumparan pada inti diatur secaraberhimpitan antara kumparan primer dengan sekunder. Dengan pertimbangan komplek-

    sitas cara isolasi tegangan pada kumparan, biasanya sisi kumparan tinggi diletakkan di

    sebelah luar.

    Gambar 2.4

    Transformator Tipe Inti Gambar 2.5 Tranformator Tipe Cangkang

    Sedangkan pada transformator tipe cangkang (Gambar 2.5) kumparan dikelilingi oleh

    inti, dan pada umumnya intinya berbentuk huruf E dan huruf I, atau huruf F.

    Untuk membentuk sebuah transformator tipe Inti maupun Cangkang, inti dari

    transformator yang berbentuk huruf tersebut disusun secara berlapis-lapis (laminasi),

    jadi bukan berupa besi pejal.

    Tujuan utama penyusunan inti secara berlapis

    (Gambar 2.6) ini adalah unuk mengurangi ke-

    rugian energi akibat Eddy Current (arus

    pusar), dengan cara laminasi seperti ini maka

    ukuran jerat induksi yang berakibat terjadinya

    rugi energi di dalam inti bisa dikurangi.

    Proses penyusunan inti Transformator

    biasanya dilakukan setelah proses pembuatanlilitan kumparan transformator pada rangka

    (koker) selesai dilakukan.

    Gambar 2.6 Laminasi Inti Transformator

    2.2 Transformator Ideal

    Mesin Listrik I 2 - 4

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    5/31

    Sebuah transformator dikatakan ideal, apabila dalam perhitungan dianggap tidak ada

    kerugian-kerugian yang terjadi pada transformator tersebut, seperti rugi akibat resis-

    tansi, induktansi, arus magnetisasi, maupun akibat fluks bocor. Jika sebuah trans-

    formator tanpa beban (Gambar 2.7 ), kumparan primernya dihubungkan dengan dengansumber tegangan arus bolak-balik (abb) sinusoid 1V , maka akan mengalir arus primer

    0I yang juga mempunyai bentuk gelombang sinusoidal, bila diasumsikan kumparan

    1N merupakan reaktif murni, maka 0I akan tertinggal 900

    dari 1V . Arus primer ini

    akan menimbulkan fluks sinusoidal yang sefasa,

    tsinmaks = ...(2 3)

    Gambar 2.7 Transformator Tanpa Beban Gambar 2.8 Arus Tanpa Beban

    Fluks yang sinusoidal akan mengkibatkan terbangkitnya tegangan induksi 1E

    dt

    dNe 11= Volt

    tcosNdt

    )tsin(dNe maks1

    maks11 =

    = Volt

    maks1maks1

    1 fN44,42

    f2NE =

    = Volt .(2 4)

    maka pada sisi sekunder, fluks tersebut akan mengakibatkan timbulnya tegangan 2E .

    Mesin Listrik I 2 - 5

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    6/31

    dt

    dNe 22

    = Volt

    tcosNe maks22 = Volt

    maks22 fN44,4E = Volt ....(2

    5)

    Arus primer yang mengalir pada transformator saat sekunder tanpa beban, bukan

    merupakan arus induktif murni, tetapi terdiri dari dua komponen arus yaitu arus mag-

    netisasi ( mI ) dan arus rugi tembaga ( CI ). Arus magnetisasi ini menghasilkan fluks ().

    Bentuk gelombang arus magnetisasi (Gambar 2.8) yang berbentuk sinusoidal akan ber-

    ubah bentuk akibat pengaruh sifat besi (inti) yang tidak linear, sehingga bentuk gelom-

    bang berubah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9.

    Sebuah Transformator Ideal dalam keadaan berbeban, seperti diperlihatkan pada gambar2.10. Bila tsin.V.2 22 = , dimana 2V nilai tegangan efektif dari terminal

    sekunder kemudian )tsin()Z

    V(.2i 22 = , adalah sudut impedansi dari beban.

    2in K

    ZZ = ......................................................................................(2 6)

    Gambar 2.9 Kurva B H

    Gambar 2.10 Transformator Ideal

    Dalam bentuk phasor :

    == 22

    2 IZ

    VI

    dimana2

    22

    Z

    VI = dan =ZZ

    tsin

    K

    V.2 21 = , efektifnya

    K

    VV 21 =

    Mesin Listrik I 2 - 6

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    7/31

    sedangkan untuk arus :

    )tsin(K.I.2i 21 =

    = )tsin(.I2 1

    dalam bentuk phasor : K.II 21 =

    Impedansi dilihat dari sisi sekunder :

    22

    2

    2

    2

    1

    1in

    KI

    V

    KI

    K/V

    I

    VZ ===

    2.3 Transformator Berbeban

    Pada sub bab terdahulu telah dijelaskan bagaimana keadaan transformator secara ideal

    baik saat tanpa beban maupun berbeban. Dalam prakteknya apabila sisi kumparansekunder transformator diberi beban (Gambar 2.11) maka besar tegangan yang di induk-

    sikan (E2) tidak akan sama dengan tegangan pada terminal (V2), hal ini terjadi karena

    adanya kerugian pada kumparan transformator.

    Gambar 2.11 Transformator Berbeban

    Apabila transformator diberi beban LZ maka arus 2I akan mengalir pada beban terse-

    but, arus yang mengalir ini akan mengakibatkan timbulnya gaya gerak magnet (ggm)

    2N 2I yang mana arahnya cenderung melawan arah fluks bersama yang telah ada dise-

    babkan arus magnetisasi mI .Untuk menjaga agar fluks bersama yang telah ada bisa dijaga dipertahankan nilainya,

    maka pada sisi kumparan primer arus mengalir arus '2I yang menentang fluks yang

    dibangkitkan oleh arus beban '2I , sehingga arus yang mengalir pada sisi kumparan pri-

    mer menjadi :

    201 III += dimana mIII C0 += , apabila CI (rugi besi) diabaikan, maka nilai 0I =

    mI , sehingga 2m1 III += . Untuk menjaga agar fluks bersama yang ada pada inti

    transformator tetap nilainya, maka :

    2211m1 INININ =

    Mesin Listrik I 2 - 7

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    8/31

    222m1m1 IN)II(NIN +=

    2221m1m1 ININININ += , maka

    2221 ININ = , nilai'2I = 1I bila mI dianggap kecil, sehingga

    1

    2

    2

    1

    N

    N

    I

    I= .(2 -

    7)

    2.3.1 Rangkaian Ekuivalen

    Untuk memudahkan dalam menganalisa sebuah transformator maka kita perlu me-

    ngetahui bagaimana rangkaian ekuivalen (model rangkaian) dari transformator tersebut .

    Model rangkaian transformator dikembangkan oleh Steintmetz , dengan model ini me-

    mungkinkan kita untuk menganalisa sebuah rangkaian dari peralatan yang sangat non-

    linear dapat dianalisa dengan teori rangkaian linear .

    Gambar2.12 Rangkaian Ekuivalen Transformator

    2.3.1.1 Resistansi Kumparan

    Kedua kumparan bisa dianggap sumber tegangan yang mempunyai tegangan didalam-

    nya, masing-masing '1e dan'

    2e dan mempunyai resistansi 1r dan 2r , lihat gambar

    2.13.

    Gambar2.13 Resistansi Kumparan dari Transformator

    2.3.1.2 Reaktansi Bocor

    Selanjutnya efek reaktansi bocor bisa ditunjukkan secara terpisah dari fluks bersama

    dan tegangan yang melalui kedua koil menunjukkan akibat bocor pada sisi primer dan

    sekunder .

    Mesin Listrik I 2 - 8

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    9/31

    Gambar 2.14 Induktansi atau Reaktansi Bocor Transformator

    td

    idlLle

    1

    11= dan

    td

    id

    Lle2

    2l2= (2 8)

    kemudian : tsin2I22i =

    dimana 2I arus efektif dari sekunder , maka tegangan jatuh akibat reaktansi bocor

    adalah :

    td

    idlLle

    2

    22=

    tsin2I2(dt

    dlL 2

    =

    tcos2I2(lL 2 =

    sehingga 2IlL2maxlE 22 = dan nilai efektif dan 2IlLlE 22

    = .

    Perlu diperhatikan arus adalah fungsi sinus , lagging tegangan cosinus sebesar 090 .

    Dalam phasor efektif

    2I)lL(jlE 22=

    untuk primer

    1I)lL(jlE 11=

    maka resistansi bocor dari primer dan sekunder adalah :

    11 l

    21NlL1x = ..(2 9)

    22 l

    22NlL2x = ....(2-10)

    2.3.1.3 Penguatan Inti ( Arus Penguatan )

    Besarnya fluks yang terjadi pada inti sebuah transformator bisa kita peroleh ber-

    dasarkan hukum Faraday :

    dt

    d1N1e

    =

    = dt1e1N

    1

    )tsin(1E21e += ..(2 11)

    Mesin Listrik I 2 - 9

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    10/31

    maka )tcos(1N

    1E2 +

    =

    dan 1N1V

    f2

    1

    1N

    1E2

    == .(2 12)

    persamaan diatas juga menyatakan jika tegangan sinusoidal (juga fluks) , tetapi lagging

    dari tegangan sebesar 90 .

    Inti transformator merupakan elemen yang bersifat nonlinear. Seperti yang dijelaskan

    pada sub bab sebelumnya bahwa pada inti akan timbul rugi histerisis, ditambah ber-

    ubah-ubahnya fluks inti oleh tegangan induksi didalam inti itu sendiri .

    Tegangan ini menyebabkan eddy like currents bersirkulasi didalam inti. Eddy

    Currents menyebabkan rugi-rugi R2I didalam inti .

    2i2

    N1i1

    N2F

    1F +=+= A.t

    kemudian bagi kedua sisi persamaan dengan 1N

    exiK2i1i1N

    =

    exi1N=

    )ehii(1N ++=

    dimana i1N magnetisasi inti dan ehi1N + untuk mengetahui histerisis dan menyeim-

    bangkan ggm yang diakibatkan oleh Eddy Currents .

    ehiiexi ++=

    =I1EmX dan

    ehI1EcR

    +

    = .(2 13)

    Rugi inti dalam watt

    cR

    21E

    cR2ehIehI.1EcP =+=+= Watt ..(2 -14)

    2.3.1.4 Rangkaian Ekuivalen Secara Lengkap

    Berdasarkan pembahasan sebelumnya kita telah membahas rugi-rugi yang terjadi dida-

    lam sebuah transformator, maka untuk memudahkan menganalisis kerja transformatortersebut dapat dibuat rangkaian ekuivalen dan vektor diagramnya. Rangkaian ekuivalen

    ini dapat dibuat dengan acuan sisi primer atau acuan sisi sekunder .

    Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Primer

    Mesin Listrik I 2 - 10

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    11/31

    Gambar 2.15 Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Primer

    Gambar 2.16 Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Primer disederhanakan

    Yang dimaksud dengan acuan sisi primer adalah apabila parameter rangkaian sekunder

    dinyatakan dalam harga rangkaian primer dan harganya perlu dikalikan dengan faktor

    2K

    1

    (Gambar 2.15). Untuk memudahkan dalam menganalisis, rangkaian ekuivalen pa-

    da gambar 2.15 dapat disederhanakan lagi, seperti diperlihatkan pada gambar 2.16.

    Berdasarkan rangkaian diatas kita dapat menentukan nilai parameter yang ada pada

    transformator tersebut berdasarkan persamaan-persamaan berikut ini.

    Impedansi ekuivalen transformator adalah :

    )K

    XX(j)

    K

    RR(Z

    2

    212

    211eq +++=

    1eq1eq jXR += .............................................................(2 15)

    dimana

    2

    211eq

    K

    RRR += ..(2 16)

    2

    211eq

    K

    XXX += ..(2 17)

    111111 X.IR.IEV ++= .......(2 18)

    222222 X.IR.IEV ++= ....(2 19)

    KN

    N

    E

    E

    1

    2

    1

    2 == atauK

    EE 21 = ....(2 -20)

    maka :

    Mesin Listrik I 2 - 11

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    12/31

    )X.IR.IZ.I(K

    1E 2222L21 ++=

    sedangkan KN

    N

    I

    I

    1

    2

    2

    '2 == atau

    K

    II

    '2

    2 =

    sehingga

    )XK

    IR

    K

    IZ

    K

    I(

    K

    1E 2

    '2

    2

    '2

    L

    '2

    1 ++= ..(2 21)

    dan )jXR(IK

    VV 1eq1eq1

    21 ++= .(2 22)

    Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Sekunder

    Gambar 2.17 Rangkaian Ekuivalen dengan Acuan Sisi Sekunder

    Gambar 2.18 Rangkaian Ekuivalen Transformator dengan Acuan Sisi Sekunder

    yang disederhanakan

    Rangkaian ekuivalen transformator bisa dibuat dengan acuan sisi sekunder

    (Gambar 2.17), untuk itu parameter rangkaian primer harus dinyatakan dalam harga

    rangkaian sekunder dan harganya perlu dikalikan dengan 2K .

    Mesin Listrik I 2 - 12

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    13/31

    Gambar 2.19 Diagram Vektor Sisi Sekunder

    )2X2

    K1X(j)2R2

    K1R(2eqZ +++=

    )2eqjX2eqR += ...(2-23)

    dimana )2R2

    K1R2eqR += ...(2-24)

    2X2K1X2eqX += .(2-25)

    )1X.1I1R.1I(1V1E += .(2-

    26)

    )2X.2I2R.2I(2E2V += (2-27)

    }{ )1X.K.2I1R.K.2I(1VK2E +=

    })1X.2K.2I1R.

    2K.2I(1V.K += ...(2-

    28)

    dan )2X.2I2R.2I(2E2V +=

    } )2X.2I2R.2I()1X.2K.2I1R.

    2K.2I(1KV ++=

    )2eqjX2eqR(2I1V.K += (2-29)

    2.3.2 Perkiraan Tegangan Jatuh pada Transformator

    Saat sebuah transformator dalam keadaan tanpa beban 1V kira-kira sama nilainya de-

    ngan 1E , sehingga KEE 12 = ( dimana K = 1/a ). Juga 22 oVE = , dimana 2oV

    adalah terminal tegangan sekunder pada keadaan tanpa beban atau 12 V.KoV = .

    Perbedaan keduanya adalah sebesar 2eq2 Z.I , sedangkan perkiraan tegangan jatuh pada

    sebuah transformator dengan acuan tegangan sekunder.

    Tegangan jatuh pada sebuah transformator dipengaruhi oleh nilai beban dan faktor daya

    yang terhubung pada transformator tersebut.

    Faktor Daya Lagging

    Tegangan jatuh total AFACZI eq ==22. dan diasumsikan sama dengan AG. Perkiraan

    tegangan jatuh :

    Mesin Listrik I 2 - 13

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    14/31

    AG = AD + DG

    += Sin.X.ICos.R.I 2eq22eq2 (2

    -30)

    dengan asumsi == 21

    Gambar 2.20 Transformator dengan Faktor Daya Lagging

    Faktor Daya Leading

    Perkiraan tegangan jatuh untuk faktor daya Leading

    = Sin.X.ICosR.I 2eq22eq2 .........................................................................(2

    31)

    Gambar 2.21 Transformator dengan Faktor Daya Leading

    Faktor Daya Unity

    Gambar 2.22 Transformator dengan Faktor Daya Unity

    Secara umum, perkiraan tegangan jatuh pada transformator adalah :

    Mesin Listrik I 2 - 14

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    15/31

    = SinX.ICos.R.I 2eq22eq2 (2

    32)

    Perkiraan tegangan jatuh dilihat dari sisi primer adalah :

    = Sin.X.ICos.R.I 1eq11eq1 .........................................................................(2

    33)Prosentase tegangan jatuh dilihat dari sisi sekunder :

    %100....

    2

    2222x

    V

    SinXICosRI eqeq =

    SinV

    XxICos

    V

    RxI eqeq

    2

    22

    2

    22 .%100.%100=

    = SinVCosV xr ..(2 - 34)

    2.3.3 Efisisensi Transformator

    Efisiensi = =Masuk

    Keluar

    Daya

    Daya

    2RugiDayaKeluar

    DayaKeluar

    +=

    dimana Rugi = icu PP +

    DayaMasuk

    Rugi=1 ..........................................................................(2 35)

    2.3.4 Perubahan Efisiensi Terhadap Beban

    Rugi Cu ( Pcu ) = 1eqR.21I atau Wc2eqR

    22I =

    Rugi Inti ( Pi ) = Rugi Histeris + Rugi Arus Pusar ( Eddy Current)

    = Ph + Pe

    Daya Masuk Primer = 1Cos.1I.1V

    1Cos.1I.1V

    Rugi1Cos.1I.1V

    =

    .1Cos.1I.1V

    iP1eqR.21I1Cos.1I.1V

    =

    1Cos.1I.1V

    iP

    1Cos.1V

    1eqR.1I1

    = ......................................(2

    36)

    Diferensialkan kedua sisi dengan 1I , maka

    Mesin Listrik I 2 - 15

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    16/31

    1Cos.

    21I.1V

    iP

    1Cos.1V

    1eqR0

    1dI

    d

    +

    =

    untuk mendapatkan maksimum , 1dI

    d

    = 0 , sehingga persamaan menjadi :

    1Cos.

    21I.1V

    iP

    1Cos.1V

    1eqR

    =

    atau

    1eqR.21IiP = .(2 -37)

    dari persamaan diatas dapat ditarik kesimpulan , untuk beban tertentu , efisiensi mak-

    simum terjadi ketika rugi tembaga = rugi inti .

    2.3.5 Pengaturan Tegangan

    Pengaturan Tegangan (Regulation Voltage) suatu transformator adalah perubahan te-

    gangan sekunder antara beban nol dan beban penuh pada suatu faktor daya tertentu,

    dengan tegangan primer konstan.

    Ada dua macam pengaturan tegangan yaitu, Regulation Down (Reg Down) dan

    Regulation Up (Reg Up) :

    % Reg Down %100x

    oV

    VoV

    2

    22 = ..(2 38)

    % Reg Up %100xV

    VoV

    2

    22 = ..(2 39)

    Tegangan sisi sekunder tanpa beban sebagai referensi (acuan) adalah :

    112'

    2 VEK

    EE ===

    dan jika tegangan terminal sekunder beban penuh sebagai referensi primer

    K

    VV 2'2 =

    % Pengaturan (Regulation) %100xV

    VV

    1

    '

    21

    =

    %100....

    1

    1111x

    V

    SinXICosRI eqeq +=

    SinVCosV xr .+= .(2 40)

    Mesin Listrik I 2 - 16

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    17/31

    2.4 Pengaruh Perubahan Faktor Daya Beban terhadap Efisiensi

    Gambar 2.23 Pengaruh Perubahan Faktor Daya

    RugiCos.2I.2V

    Rugi1

    +

    =

    2I.2V/RugiCos

    2I.2V/Rugi1+

    = (2

    -41)

    bila tanKonsx2I.2V/Rugi == ,

    makaxCos

    x1

    +=

    +

    =

    Cos/x1

    Cos/x1 ..(2-42)

    2.5 Pengujian Transformator

    Untuk menganalisis transformator berdasarkan rangkaian ekuivalen, maka perlu dike-

    tahui parameter-parameter yang ada pada transformator tersebut. Parameter transforma-

    tor bisa diketahui dari data sheet yang diberikan oleh pabrik pembuat atau bila tidak ada

    bisa diketahui berdasarkan hasil percobaan.

    Mesin Listrik I 2 - 17

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    18/31

    Dua macam percobaan yang terpenting adalah percobaan beban nol (tanpa beban) dan

    percobaan hubung singkat. Percobaan tanpa beban dilakukan untuk mengetahui rugi inti

    dari transformator, sedangkan percobaan hubung singkat dilakukan untuk mengetahui

    rugi tembaganya.

    2.5.1 Percobaan Beban Nol

    Pada saat sisi sekuder dari transformator tidak diberi beban (Gambar 2.24) , tegangan si-

    si primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang terdiri dari impe-

    dansi bocor primer 111 jXRZ += dan impedansi penguat-an : mcm jXRZ += .Karena

    umumnya 1Z jauh lebih kecil dari mZ , maka 1Z biasa diabaikan tanpa menimbulkan

    suatu kesalahan yang berarti, rangkaian ekuivalennya (Gambar 2.25).

    Gambar 2.24 Rangkaian Percobaan Beban Nol

    Gambar 2.25 Rangkaian Ekuivalen hasil Percobaan Beban Nol

    Pada umumnya percobaan beban nol dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi tega-

    ngan rendah dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan tegangan nominal-

    nya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :

    a) Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya ;

    b) Alat-lat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat.

    Dari hasil penunjukkan alat alat ukur didapat nilai sebagai berikut :

    2m2c0 III += ...(2 43)

    0010 Cos.I.VP = ..................................................................(2 44)

    00c Cos.II = dan 00 Sin.IIm =

    Mesin Listrik I 2 - 18

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    19/31

    0

    20

    c

    0c

    P

    V

    I

    VR == (2 45)

    m

    0m

    I

    VX = ..............................................................................(2 46)

    2.5.2 Percobaan Hubung Singkat

    Pada saat melakukan percobaan hubung singkat, sisi tegangan rendah transformator di

    hubung singkat (Gambar 2.26), alat ukur diletakkan di sisi tegangan tinggi dengan nilai

    arus dan tegangan yang telah direduksi (dikurangi), tegangan yang diberikan 5%-

    10% dari harga nominalnya.

    Nilai arus yang melalui kumparan yang dihubung singkat sama dengan arus nomi-

    nalnya, oleh karena besarnya 2V sama dengan nol, maka besarnya 2E adalah sama

    dengan rugi tegangan pada belitan sekundernya.

    Gambar 2.26 Rangkaian Percobaan Hubung Singkat

    Gambar 2.27 Rangkaian Ekuivalen hasil Percobaan Hubung Singkat

    22HS2 Z.IE =

    sedangkan dalam keadaan normal 2222 Z.IVE += , karena itu didalam percobaan hu-

    bung singkat ini HS2E hanya 5 % - 10% dari 2E . Daya yang diserap pada saat per-

    cobaan hubung singkat ini dapat dianggap sama dengan besarnya kerugian tembaga

    pada kedua sisi kumparan tersebut.

    22

    2121HS R.IR.IP +=

    '2

    2'21

    21 R.)I(R.I +=

    1eq21

    '21

    21 R.I)RR.(I =+=

    Mesin Listrik I 2 - 19

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    20/31

    21

    HS1eq

    I

    PR = ..(2 47)

    jika resistansi ekuivalen diperoleh dari percobaan hubung singkat tersebut akan diguna-kan untuk memperhitungkan efisiensi , maka resistasni ini harus dikoreksi pada tempe-

    ratur kerja yaitu 75C , sehingga :

    t5,234

    755,234.R75R

    +

    += ..(2 -48)

    1I

    HSV1eqZ = .................................................................................(2 -49)

    2)1eqR(2)1eqZ(1eqX = (2 -50)

    1I.HSV

    HSPHSCos = ...(2 -51)

    2.5.3 Penentuan Polaritas Transformator Satu Fasa

    Cara melilit kumparan transformator sangat menentukan tegangan induksi yang dibang-

    kitkan dan polaritas dari transformator tersebut (Gambar 2.28). Bila sisi primer diberi

    tegangan, akan menghasilkan arah tegangan induksi seperti ditunjukkan arah panah.

    Terminal H1 mempunyai polaritas yang sama dengan L1 yaitu positif (+), sedangkan

    H2 polaritasnya sama dengan L2 (-).

    Gambar 2.28 Penentuan Polaritas Transformator

    Posisi polaritas seperti tersebut diatas disebut dengan polaritas pengurangan, sebalik-

    nya jika polaritas H1 (+) = L2 (+) dan H2 (-) = L1 (-), akibat cara melilit kumparan

    sekunder sebaliknya dari kondisi pertama, maka disebutpolaritas penjumlahan.

    Penentuan polaritas seperti tersebut dijelaskan diatas bisa diketahui dengan cara

    melakukan pengukuran tegangan sebagai berikut, bila :

    VaVH disebut polaritas penjumlahan. ( Aditive Trafo)

    Mesin Listrik I 2 - 20

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    21/31

    2.6 Paralel Transformator

    Penambahan beban pada suatu saat menghendaki adanya kerja paralel diantara trans-

    formator. Tujuan utama kerja paralel ialah supaya beban yang dipikul sebanding dengan

    kemampuan KVA masing-masing transformator, sehingga tidak terjadi pembebanan

    yang berlebihan.

    Untuk kerja paralel transformator ini diperlukan beberapa syarat :

    1. Kumparan primer dari transformator harus sesuai dengan tegangan dan frekuensi

    sistem suplai (jala jala) ;

    2. Polaritas transformator harus sama ;

    3. Perbandingan tegangan harus sama ;

    4. Impedansi berbanding terbalik dengan daya Trafo;5. Perbandingan reaktansi terhadap resistansi sebaiknya sama.

    Gambar 2.29 Rangkaian Paralel Transformator Satu Fasa

    2.6.1 Paralel Dua Transformator dalam Keadaan Ideal

    Keadaan ideal dari dua transformator mempunyai perbandingan tegangan sama dan

    mempunyai segitiga tegangan impedansi yang sama dalam ukuran dan bentuk. Segitiga

    ABC menunjukkan segitiga tegangan impedansi yang sama dari kedua transformator.

    Arus AI dan BI dari masing-masing transformator sefasa dengan arus beban I dan

    berbanding terbalik terhadap masing-masing impedansinya,

    Mesin Listrik I 2 - 21

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    22/31

    a. Rangkaian Paralel dua buah Transformator

    b. Diagram Vektor Paralel dua Transformator

    Gambar 2.30 Paralel dua buah Transformator dalam Keadaan Ideal

    BA III +=

    ABBBAA2 Z.IEZ.IEZ.IEV ===

    BBAA Z.IZ.I = atauA

    B

    B

    A

    Z

    I

    Z

    I=

    )ZZ(

    Z.II

    BA

    BA

    += .........................................................................(2 52)

    dan)ZZ(

    Z.II

    BA

    AB

    += .........................................................................(2 53)

    BA Z,Z = Impedansi dari masing-masing transformator

    BA I,I = Arus masing-masing transformator

    2.6.2 Paralel Transformator Perbandingan Tegangan Sama

    Diasumsikan tegangan tanpa beban dari kedua transformator dari kedua sekunder sama

    EEE BA == , tidak ada perbedaan fasa antara AE dan BE , hal ini dapat dilakukan ji-

    ka arus magnetisasi dari kedua transformator tidak terlampau jauh berbeda antara yang

    satu dengan yang lainnya. Dibawah kondisi ini, kedua sisi primer dan sekunder dari ke-

    dua transformator dapat dihubungkan secara paralel dan tidak ada arus sirkulasi antara

    keduanya saat tanpa beban. Bila admitansi magnetisasi diabaikan, kedua transformator

    Mesin Listrik I 2 - 22

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    23/31

    dapat dihubungkan dengan rangkaian ekuivalen seperti diperlihatkan pada Gambar 2.31,

    dan vektor diagramnya seperti diperlihatkan pada Gambar 2.32

    Gambar 2.31 Rangkaian Ekuivalen Paralel Transformator Tegangan Sama

    BAZ,Z = Impedansi dari masing-masing transformator.

    BA I,I = Arus masing-masing transfor-mator

    2V = Tegangan terminal

    I = Arus total

    ABZ.IBZ.BIAZ.AI ==

    BA

    B2A2

    ZZ

    ZI.VI.V

    += dan

    BA

    A2B2

    ZZ

    ZI.VI.V

    +=

    sedangkan S10x.I.V 32 = kombinasi daya beban dalam KVA dan daya dalam KVA

    untuk masing-masing transformator adalah :

    BA

    B

    A ZZ

    ZSS

    +

    =

    dan BA

    A

    B ZZ

    ZSS

    +=

    ...................(2 54)

    Gambar 2.32 Vektor Diagram Paralel Transformator Tegangan Sama

    2.7 Autotransformator

    Mesin Listrik I 2 - 23

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    24/31

    Autotransformator adalah transformator yang hanya terdiri dari satu kumparan yang ha-

    nya berfungsi sebagai sisi primer dan sekunder (Gambar 2.39).

    Gambar 2.33 Rangkaian Autotransformator

    Bila tegangan pada sisi primer V1 dan arus I1, tegangan pada sisi sekunder V2 dan

    arus I2. Daya semu bisa mencermikan banyaknya bahan yang digunakan untuk pem-

    buatan transformator tersebut. Besaran tegangan merupakan ukuran mengenai banyak-

    nya inti yang dipakai, sedangkan arus berbanding lurus dengan banyaknya kawat tem-

    baga yang dipakai dalam pembuatan transformator tersebut.

    Pada transformator biasa yang terdiri dari dua kumparan yang terpisah secara listrik,

    banyaknya bahan yang digunakan untuk primer dan sekunder bisa diperkirakan dengan

    persamaan :

    2211tb I.VI.VS += ........................................................................(2

    55)

    Bila kerugian-kerugian didalam transformator dapat diabaikan, maka untuk pendekatan,

    persamaan untuk transformator biasa adalah :

    2211tb I.V.2I.V.2S = ...(2

    56)

    untuk autotransformator pendekatannya adalah : 231tA I.VI.VS += (2 57)

    sedangkan :

    2121 IIImaka,III =+= ..

    (2 58)

    maka :

    212211

    21222111

    212211tA

    I.V.2I.VI.V

    I.VI.VI.VI.V

    I)VV()II(VS

    +=

    +=

    +=

    Mesin Listrik I 2 - 24

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    25/31

    bila rugi-rugi dibaikan maka dapat ditulis :

    21222111tA I.V.2I.V.2I.V2I.V.2S

    Perbandingan antara daya Autotransformator tAS dengan daya tipe sebagai transfor-mator biasa tbS , adalah :

    2

    1

    2

    12

    22

    2122

    tb

    tA

    V

    V1

    V

    VV

    I.V.2

    I.V.2I.V.2

    S

    S=

    =

    =

    dari persamaan diatas dapat dilihat untuk nilai V1 dab V2 yang tidak jauh berbeda,

    misalnya V1:V2 = 0,9, maka perbandingan 1,09,01S

    S

    tb

    tA == ini menunjukkan

    dengan menggunakan autotransformator diperlukan bahan 10% lebih hemat daripada

    transformator biasa.

    Autotransformator banyak digunakan di:

    Industri untuk alat pengasut (start) motor induksi tiga fasa rotor sangkar.

    Instalasi Pemenpaat untuk menaikkan tegangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

    peralatan listrik rumah tangga.

    2.8 Transformator Pengukuran

    Untuk melakukan pengukuran tegangan atau arus yang berada di gardu-gardu listrik

    atau pusat pembangkit tenaga listrik biasanya tidak dilakukan secara langsung karenakarena nilai arus/tegangan yang harus diukur pada umumnya tinggi. Apabila pe-

    ngukuran besaran-besaran listrik ini dilakukan secara langsung, maka alat-alat ukur

    yang harus disediakan akan menjadi sangat mahal karena baik dari ukuran fisik maupun

    ratingnya memerlukan perancangan secara khusus.

    Untuk mengatasi hal tersebut maka yang dibuat secara khusus bukan alat ukurnya,

    melainkan transformatornya, dengan cara ini harganyapun relatif lebih murah bila

    dibandingkan dengan pembuatan alat ukur khusus.

    Transformator khusus ini disebut transformator pengukuran (instrumen). Ada dua jenis

    transformator pengukuran, yaitu :

    1. Transformator Arus yang menurunkan arus menurut perbandingan tertentu.

    2. Transformator tegangan yang menurunkan tegangan menurut perbandingan tertentu.

    2.8.1 Transformator Arus

    Transformator arus (Gambar 2.40) digunakan untuk mengukur arus beban pada sebuah

    rangkaian. Dengan penggunaan transformator arus, maka arus beban yang besar dapat

    diukur hanya dengan menggunakan Ampermeter yang rangenya tidak terlalu besar.

    Mesin Listrik I 2 - 25

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    26/31

    Gambar 2.34 Transformator Arus

    2.8.2 Transformator Tegangan

    Prinsip kerja transformator tegangan sebenarnya sama dengan sebuah transformator

    biasa, yang membedakannya adalah dalam perbandingan transformasinya, dimana

    transformator tegangan memiliki ketelitian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan

    transformator biasa. Transformator tegangan biasanya mengubah tegangan tinggi

    menjadi tegangan rendah.

    Misalnya pada sebuah Gardu distribusi yang mempunyai tegangan 20 KV dengan trans-

    formator tegangan diturunkan menjadi 200 Volt yang digunakan untuk pengukuran.

    Untuk mencegah terjadinya perbedaan tegangan yang besar antara kumparan primerdengan sekunder, karena adanya kerusakan isolasi pada kumparan primer, maka pada

    sisi sekunder perlu dipasang pembumian.

    Gambar 2.35 Transformator Tegangan

    Mesin Listrik I 2 - 26

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    27/31

    Rangkuman

    1. Michael Faraday menyimpulkan bahwa tegangan gerak listrik imbas e didalam se-

    buah rangkaian listrik adalah sama dengan perubahan fluks yang melalui rangkaian-

    rangkaian tersebut.2. Hukum Induksi Faraday, tanda negatif menunjukkan bahwa arus induksi akan sela-

    lu mengadakan perlawanan terhadap yang menghasilkan arus induksi tersebut.

    3. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah

    energi Listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain

    dengan frekuensi yang sama, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan

    prinsip induksi elektromagnet.

    4. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua jenis transformator,

    yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type).

    5. Tujuan utama penyusunan inti secara berlapis adalah unuk mengurangi kerugian

    energi akibat Eddy Current (arus pusar).

    6. Sebuah transformator dikatakan ideal, apabila dalam perhitungan dianggap tidakada kerugian-kerugian yang terjadi pada transformator tersebut, seperti rugi akibat

    resistansi, induktansi, arus magnetisasi, maupun akibat fluks bocor.

    7. Apabila sisi kumparan sekunder transformator diberi beban maka besar tegangan

    yang diinduksikan tidak akan sama dengan tegangan pada terminal, hal ini terjadi

    karena adanya kerugian pada kumparan transformator.

    8. Model rangkaian transformator dikembangkan oleh Steintmetz , dengan model ini

    memungkinkan kita untuk menganalisa sebuah rangkaian dari peralatan yang

    sangat nonlinear dapat dianalisa dengan teori rangkaian linear .

    9. Impedansi ekuivalen transformator adalah

    )

    K

    XX(j)

    K

    RR(Z

    2

    212

    211eq +++=

    10. Tegangan jatuh pada sebuah transformator dipengaruhi oleh nilai beban dan faktor

    daya yang terhubung pada transformator tersebut.

    11. Efisiensi transformator = = Masuk

    Keluar

    Daya

    Daya2

    RugiKeluar_Daya

    Keluar_Daya

    +

    =

    12. Prosentase tegangan jatuh transformator dilihat dari sisi sekunder :

    %100x2oV

    Sin.2eqX.2ICos.2eqR.2I =

    13. Efisiensi maksimum transformator terjadi ketika rugi tembaga = rugi inti

    14. Parameter transformator bisa diketahui dari datasheet atau berdasarkan hasil per-cobaan beban nol (tanpa beban) dan percobaan hubung singkat.

    15. Percobaan beban dilakukan untuk mengetahui rugi inti dari transformator, sedang-

    kan percobaan hubung singkat dilakukan untuk mengetahui rugi tembaganya.

    16. Tujuan utama kerja paralel ialah supaya beban yang dipikul sebanding dengan ke-

    mampuan KVA masing-masing transformator, sehingga tidak terjadi pembebanan

    yang berlebihan.

    17. Untuk kerja paralel transformator ini diperlukan beberapa syarat :

    a) Kumparan primer dari transformator harus sesuai dengan tegangan dan frekuensi

    sistem suplai (jala jala) ;

    b) Polaritas transformator harus sama ;

    c) Perbandingan tegangan harus sama ;

    Mesin Listrik I 2 - 27

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    28/31

    d) Impedansi berbanding terbalik dengan daya Trafo;

    e) Perbandingan reaktansi terhadap resistansi sebaiknya sama.

    18. Autotransformator adalah transformator yang hanya terdiri dari satu kumparan yang

    hanya berfungsi sebagai sisi primer dan sekunder

    19. Transformator arus digunakan untuk mengukur arus beban pada sebuah rangkaian.20. Transformator tegangan digunakan untuk mengubah tegangan tinggi menjadi te-

    gangan rendah.

    Soal Latihan

    1. Sebuah transformator satu fasa menyerap arus 0,75 Ampere saat sisi primer dihu-

    bungkan dengan tegangan suplai 220 volt, 50 Hz, sisi sekunder dalam keadaan

    terbuka. Daya yang diserap 64 Watt . Hitung besarnya arus inti ( cI ) dan arus

    magnetisasi ( mI ) .

    2. Sebuah transformator satu fasa ideal mempunyai lilitan primer 525 dan sekunder 70

    lilit. Sisi primer dihubungkan dengan tegangan suplai 3.300 Volt, bila rugi-rugi dia-

    baikan, hitung besarnya tegangan sekunder dan berapa arus primer jika arus

    sekunder 250 Ampere .

    3. Sebuah transformator satu fasa 50 Hz mempunyai lilitan primer 20 dan sekunder 273

    lilit. Luas penampang inti transformator 400 2Cm . Bila kumparan primer dihu-

    bungkan dengan tegangan 220 Volt . Hitung nilai kerapatan flux dalam inti dan

    besarnya tegangan yang diinduksikan pada sisi sekunder .

    4. Sebuah transformator satu fasa 30 KVA , 2400/120 Volt, resistansi sisi tegangan

    tinggi 0,1 Ohm dan reaktansinya 0,22 Ohm. Sisi tegangan rendah mempunyairesistansi 0,035 Ohm dan reaktansi 0,012 Ohm . Hitung :

    a. Resistansi , reaktansi , dan impedansi dengan refrensi ( acuan) sisi primer

    b. Resistansi , reaktansi , dan impedansi dengan refrensi (acuan) sisi sekunder

    5. Sebuah transformator satu fasa mempunyai data sebagai-berikut :

    Perbandingan lilitan 19 : 5 ; 25R1 = Ohm , 100X1 = Ohm , 06,0R2 = Ohm , dan

    25,0X2 = Ohm . Arus beban nol 1,25 Ampere danLeading dari Flux 30 .

    Sisi sekunder menyalurkan arus sebesar 200 Ampere pada tegangan terminal 500

    Volt dan faktor daya 0,8 Lagging. Tentukan dengan bantuan Vektor diagram, tega-

    ngan sisi primer dan faktor daya pada sisi primer.

    Catt : 0j5000500Volt5002V +===

    )6,0j8,0(2002I =

    )25,0j06,0(2Z +=

    6. Sebuah transformator satu fasa 50 KVA , 4400/220 Volt , mempunyai 45,3R1 =

    Ohm , 2,5X1 = Ohm , 009,0R2 = Ohm , dan 015,0X2 = Ohm . Hitung besarnya

    tegangan terminal sisi sekunder saat transformator menyalurkan arus beban penuh

    dengan faktor daya 0,866 lagging .

    7. Parameter Transformator satu fasa 2300/230 Volt, 50 Hz adalah sebagai berikut :

    Mesin Listrik I 2 - 28

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    29/31

    286,0R1 = Ohm 319,0R'2 = Ohm 250RC = Ohm

    73,0X1 = Ohm 73,0X'

    2 = Ohm 1250Xm = Ohm

    Impedansi beban pada sisi sekunder 29,0j387,0ZL += Ohm

    Hitung besarnya Daya input di sisi primer dan daya ouput di sisi sekunder,penyelesaian dengan menggunakan rangkaian ekuivalen .

    8. Saat Transformator satu fasa dihubungkan dengan tegangan 1.000 Volt, 50 Hz, rugi

    intinya adalah 1.000 Watt, yang terbagi atas 650 Watt akibat rugi Histeris dan 350

    Watt akibat rugi arus pusar (Eddy Current losss) . Apabila tegangan yang diberikan

    pada transformator dinaikkan menjadi 2.000 Volt dan frekuensinya 100 Hz , hitung

    rugi inti yang terjadi pada tegangan 2.000 Volt dan frekuensi 100 Hz tersebut .

    9. Untuk memperoleh rangkaian ekuivalen dari sebuah transformator satu fasa 200/400

    Volt, 50 Hz dilakukan tes tanpa beban dan hubung singkat . Dari hasil tes tersebut

    diperoleh data sbb :

    Tabel Hasil Pengujian (Tes) Transformator

    Tes Tegangan

    (Volt)

    Arus (A) Daya

    (Watt)

    Keterangan

    Beban Nol 200 0,7 70 Alat Ukur di Teg Rendah

    Hub Singkat 15 10 85 Alat Ukur di Teg Tinggi

    Hitung besarnya tegangan terminal sekunder saat menyalurkan daya 5 Kw dengan

    faktor daya 0,8 lagging , tegangan yang diberikan pada sisi primer 200 Volt .

    Pre Test

    1. Tiga buah impedansi (2 + j4), (3 - j5), dan (1 - j3) Ohm dihubungkan secara paralel,

    kemudian dihubungkan secara seri dengan kumparan yang mempunyai resistansi 3

    Ohm dan induktansi 0,02 Henry pada suplai tegangan 230 Volt, frekuensi 50 Hz.

    Tentukan :

    a. Impedansi total rangkaian c. Faktor daya

    b. Arus total yg diserap dari suplai d. Arus masing-masing cabang paralel

    2. Suatu beban tidak seimbang dihubungkan Segitiga dengan urutan fasa RST ,tega-ngan Volt0240100TRV,

    0120100STV,

    00100RSV === . Beban

    masing-masing fasa Zrs = 6 + j8 Ohm , Zst = 8 + j6 Ohm , dan Ztr = 4 - j3 Ohm

    Tentukan : Arus fasa, arus jala-jala dan daya yang diserap oleh masing-masing be-

    ban bila : a. Urutan fasa RST b. Urutan Fasa RTS

    3.

    Mesin Listrik I 2 - 29

    V= 220 30 Volt , 50 Hz

    R= 3,5 Ohm L = 0,1 H

    Z

    I

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    30/31

    Tentukan Nilai :

    a. Reaktansi XL

    b. Impedansi Z dalam bentuk polar

    c. Arus I dalam bentuk polard. Nilai faktor daya

    e. Daya yang diserap rangkaian P ( Watt)

    Post Test

    1. Sebuah transformator satu fasa mempunyai lilitan primer 400 . Luas penampang

    inti 60 2Cm dan panjang jalur magnetik 0,8 m . Tegangan sisi primer 500 Volt, 50

    Hz. Hitung besarnya kerapatan flux di dalam inti dan arus magnetisasi, biladiasumsikan permeabilitas relatif bahan inti 2000 .

    2. Sebuah transformator satu fasa 50 KVA , 4400/220 Volt , mempunyai 45,3R1 =

    Ohm , 2,5X1 = Ohm , 009,0R2 = Ohm , dan 015,0X2 = Ohm

    a. Resistansi , reaktansi, dan impedansi dengan refrensi ( acuan) sisi primer

    b. Resistansi , reaktansi, dan impedansi dengan refrensi (acuan) sisi

    sekunder

    c. Total rugi tembaga (Pcu primer dan sekunder) .

    3. Untuk memperoleh nilai 1eqR , 1eqX , cR , mX seperti diperlihatkan pada gambar

    rangkaian ekuivalen sebuah transformator satu fasa 4 KVA, 200/400 Volt , 50 Hzdilakukan tes tanpa beban dan hubung singkat . Dari hasil tes tersebut diperoleh

    data sbb :Tabel Hasil Pengujian (Tes) Transformator

    Tes Tegangan (Volt) Arus (A) Daya (Watt) Keterangan

    Beban Nol 200 0,7 70 Alat Ukur di Teg Rendah

    Hub Singkat 15 10 80 Alat Ukur di Teg Tinggi

    Selain menentukan nilai parameter rangkaian, tentukan juga prosentase regulasi

    tegangan saat beban penuh dengan faktor daya a.) 0,8 Lagging dan b ) 0,8

    Leading.

    Mesin Listrik I 2 - 30

  • 7/30/2019 BA Mesin Listrik I-Bab II

    31/31

    4. Dua buah transformator satu fasa mempunyai impedansi masing-masing (0,5 +j3)

    Ohm dan (0,6 + j 10) Ohm . Transformator dioperasikan secara paralel , hitung

    daya yang ditanggung oleh masing-masing transformator , bila total beban yg harus

    di supplai 100 KW pada 0,8 lagging .