b13 malnutrisi pada penderita hiv

39
MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV/AIDS OLEH : Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt,M.Kes

Upload: agus-hendra

Post on 29-Dec-2014

90 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV/AIDS

OLEH :

Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2004

Page 2: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

BAB IPENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala

penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang

ditandai dengan gejala menurumya sistem kekebalan tubuh. Kerusakan progresif pada

system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA ( orang dengan HIV /AIDS ) amat

rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit.

Permasalahan HIV dan AIDS bukan saja menjadi masalah nasional akan

tetapi sudah menjadi masalah global karena lebih dari 40 juta jiwa manusia di dunia

hidup dengan HIV. Secara nasional, berdasarkan data September 2005 jumlah kasus

HIV/AIDS sebanyak 8.251 kasus dan yang sduah memasuki fase AIDS sebanyak

4.065 kasus. Dari jumlah tersebut kelompok yang paling berisiko adalah kelompok

pengguna narkoba suntik, yaitu sebesar 59,9%. Pada tahun 2008, bila diakumulasikan

sejak tahun 1987, pengidap HIV dan kasus AIDS telah berjumlah 6.554 HIV dan

16.110 penderita AIDS. Jumlah penderita HIV dan AIDS sebesar 222.664 dengan

jumlah kematian 3.362 kasus.

Ada lingkaran setan antara HIV/AIDS dan malnutrisi. Hal ini dikarenakan

malnutrisi pada penderita dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat meningkatkan

perkembangan infeksi HIV. Infeksi HIV akan mempengaruhi status nutria dan status

imun ODHA. Asupan zat gizi yang tidak memenuhi kebutuhan akibat infeksi HIV

akan menyebabkan kekurangan gizi yang bersifat kronis. Sebagian besar pasien

HIV/AIDS di Indonesia mengalami malnutrisi. Bahkan sebagian sudah masuk dalam

kategori wadting syndrome, yaitu suatu keadaan dimana pasien mengalami

kehilangan berat badan lebih dari 10% atau yang mempunyai indeks massa tubuh

kurang dari 20 kg/m2 sejak kunjungan terakhir atau kehilangan berat badan lebih dari

5% dalam waktu 6 bulan, yang bertahan selama 1 tahun. (Zubair Djoerban,

dkk:2005).

Page 3: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Wasting syndrome merupakan penggambaran yang dipaparkan seorang

ODHA mengalami KEP karena adanya malnutrisi. Karena, seperti yang dipaparkan

di atas, ketika seseorang mengalami kondisi wasting syndrome, maka hal tersebut

telah masuk kategori gejala mayor bagi penderita HIV/AIDS. Hal ini sangat

memprihatinkan. Karena, nutrisi yang baik akan menjaga sistem imun ODHA tetap

kuat, sehingga penyakit yang berkaitan dengan infeksi HIV dapat dilawan. Selain itu,

asupan gizi yang baik dapat membantu proses di dalam tubuh untuk memetabolisir

obat-obatan yang dikonsumsi oleh ODHA itu sendiri.

Infeksi HIV ini antara lain mengakibatkan ketidakmampuan mengabsorbsi zat

gizi dari makanan, perubahan metabolisme, serta berkurangnya asupan makanan

akibat ge1ala-gejala yang terkait HIV, sehingga menyebabkan penurunan berat badan

dan infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik merupakan infeksi yang. ter.iadi pada

ODHA ketika kekebalan tubuhnya sudah sangat rendah. sehingga berbagai penyakit

yang tadinya dapat diatasi dengan tnudah oleh sistem imun tubuh. malah meniadi

sangat berbahaya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas

masalah mallnutrisi pada penderita HIV AIDS

B.TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk membahas :

l. Bagaimana mekanisme terjadinya penyakit HIV/AIDS

2. Komplikasi-komplikasi yang dialami penderita.

3. Epidemi dari penderita HIV/AIDS.

4. Hubungan antara Nutrisi dan HIV/AIDS

C. TUJUAN PENUI,ISAN

Tujuan Umum

Tuiuan unum penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang

Mallnutrisi pacia

Penderita HIV/AIDS

Page 4: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

l. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya penyakit HIV/AIDS

2. Untuk mengetahui komplikasi-komplikasi yang diarami penderita.

3- Untuk mengetahui prevalensi HIV/AIDS dan mallnutrisi yang disebabkan

penyakit tersebut di lndonesia

4. Untuk mengetahuih hubungan antara Nutrisi dan HIV/AIDS

Page 5: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

BAB II

PBMBAHASAN

A. Mekanisme Terjadinya Penyakit HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menginfeksi sel-sel

di system kekebalan tubuh manusia. Merusak fungsi-fungsi sel tersebut. sehingga sel-

sel kekebalan tubuh manusia tidak dapat melaksanakan peramva untuk melarvan

antigeni zat asing dari luar. Sedangkan pengertian AIDS (Acquired

lmmunodeficiency Syndrome) adalah tahapan dari infeksi HIV berupa gejala-gejala

penvakit (WHO). Ada pula definisi lain dari AIDS yaitu kumpulan gejala penyakit

akibat menurumva sistem kekebalan tubuh. yang disebabkan oleh virus HIV (Human

lmmunodeflciency Virus). Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh

menyebabkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) amat rentan dan mudah terjangkit

bermacam-macam penyakit. HIV/AIDS secara progresif melemahkan system

kekebalan tubuh dan menyebabkan malmttrisi.

Infeksi HIV dimulai dengan invasi selektif sel-sel T-helper (linfosit dependen-

timus), yang disebut sel-sel CD4. karena sel-sel tersebutmemiliki reseptor CD4. Sel-

sel T-helper sangat penting bagi pelaksanaan fungsi kekebalan yang kompeten.Pada

mulanya pasien. Sedang terinfeksi HIV akan mengalami sakit mirip mononukleosis

selama I hingga 2 minggu yang disebut infeksi retrovirus akut dengan gejala demam,

sakit leher. Mialgia, pembesaran kelenjar limfe dan mungkin pula ruam serta tanda-

tanda leukopenia dan hepatosplenisme. Sero-konversi atau tes HIV yang positif

terjadi 6 hingga l2 minggu kemudian, dan antibody terhadap antigen p24 (HIV)

muncul. Umumnya pasien akan mengalami infeksi asimtomatik atau mempedihatkan

adenopati yang menyeluruh.

Setelah beberapa waktu, jumlah CD4 yang normalnya lebih dari 1000/mm3

akan mulai menurun yaitu kurang lebih 50/mm3 pertahun setelah penurunan awal

menjadi 300 hingga 400/m3 selama tahun pertama. Setelah jumlah CD4 menumn

dibawah 500/mm3, pasien menghadapi risiko terkena infeksi opportunistik seperti

Page 6: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

inf-eksi paru herpes simpleks, kandidiasis mulut dan tuberkolosis paru. Setelah

jumlah CD4 menurun dibawah 200/mm3. pasien tersebut menjadi rentan terhadap

infeksi yang lebih berat sepefii pCp yang menunjukkan penyakit AIDS. pelisutan

HlV dan kandidiasis esophagus

Kerentanan terhadap infbksi berat laimya seperti kompleks Mycobacterium

Avium (MAC), Cytomegalovirus diseminata (CMV) dan limfoma akan meningkat

ketika jumlah CD4 menurun hingga kurang dari 50 sampai 100/mm3. dan sebagian

besar kematian teriadi pada saat jumlah CD4 menurun dibawah 50/mm3.

HIV dan virus-virus sejenisnya Umumnya ditularkan melalui kontak

langsung antara Napisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan

cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah. air mani. cairan vagina, cairan

preseminal dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intin (vaginal.

anal ataupun oral). transfirsi darah. iarum suntik yang terkontaminasi. antara ibu dan

bayi selama kehadilan. bersalin. Atau menyusui sefta bentuk kontak laimya dengan

cairan-cairan tubuh tersebut

B. Komplikasi-Komplikasi yang Dialami penderita.

Beberapa gejala akan memedukan perhatian tambahan selain rekomendasi

gizi umum. Sebagai contoh, diare dengan cepat akan mengurangi kadar air tubuh,

menyebabkan perubahan parah di tubuh metabolisme dan keseimbangan erektrolit.

Elektrolit dapat digantikan dengan produk-produk seperti Pedialyte arau

Gatorade. Protein dan kalori harus ditingkatkan untuk mencegah penurunan berat

badan. dan produk susu alkohol, kafein, dan pedas dan bedemak harus dihindari.

Sebuah komplikasi kedua adalah bahwa kehilangan berat badan dan

rvasting.Menurut Derek Macallan, di wasting Infek,si HIV dan AIDS, membuang

mungkin baik akut (terkait dengan penyakit sekunder) atau kronis (yang berhubungan

dengan penyakit gastrointestinal), dan merupakan hasil dari berbagai proses,

Page 7: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

termasuk penggunaan narkoba dan obat-obatan bersamaan penyakit, dan HIV itu

sendiri..

Infeksi HIV menyebabkan protein abnormal dan metabolisme lemak. Selama

episode buang akut pasien mungkin memedukan resep untuk steroid, untuk

membantu mendukung pemeliharaan jaringan dan pengembangan jaringan, daram

kombinasi dengan protein optimal dan kalori dalam makanan.

Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang

memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat

infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-

unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HlV. lnfeksi oportunistik umum didapati

'pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita

AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker sepedi sarkoma Kaposi. kanker

leher rahim. dan kankcr sistem kekebalan yang disebut Iimfbma.

Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; sepedi demam.

Berkerilgat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar. kedinginan, nerasa

lemah. Serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien

AIDS. Juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah

geografis tempat hidup pasien. Pneumonia pneumocystis (PCP) .iarang dijumpai pada

orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik. tetapi umumnya dilumpai

pada orans ),ang terinfeksi HIV.Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumc.ystis

jirovec'ii. Sebelum adanva cliagnosis. perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang

efektif di negara-negara Barat. penyakit ini mumnya segera menvebabkan kematian.

Di negara-negara berkembang. penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS

pada orang-orang yang belum dites. walaupun umumnya indikasi tersebut tidak

muncul kecuali jika jumlah cD4 kurang dari 200 per pL.

Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi laimya

yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten)

melalui rute pemapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah

diidentifikasi. Dapat muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui

Page 8: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

terapi pengobatan. Namun demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat

merupakan masalah potensial pada penyakit lni.

Meskipun munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang

karena digunakamya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru laimya,

namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV

paling banyak ditemukan . Pada stadium awal infeksi HIV fiumlah CD4 >300 sel per

pL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HlV, ia

sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh laimya

(tuberkulosis ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik

(konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.TBC yang menyertai infeksi HIV

sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencemaan, hati,

kelenjar getah bening (nodus limfa regional). dan sistem syaraf pusat. Dengan

demikian. gejala yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan tempat munculnya

penyakit ekstrapu lmoner.

Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofbgus), yaitu jalur

makanan dari mulut ke lambung. Pada individu y'ang terinf-eksi HlV. penlakit ini

teriadi karena infeksi jamur (amur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-l atau

virus sitomegalo). la pun dapat disebabkan oleh mikobakteria. meskipun kasusnya

langka.

Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena

berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti

Salmonella, Shigella, Li.steria. Kampilobakter. dan E.scherichia coli), serta infeksi

oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis,

A'{ycobacleriunt uvinm complex. dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan

penyebab kolitis). Pada beberapa kasus. diare terjadi sebagai efek samping dari obat-

obatan yang digunakan untuk menangani HIV. atau efek samping dari infeksi utama

(primer) dari HIV itu sendiri. Selain itu, diare dapat.iuga merupakan efek samping

dari antibiotik rang digunakan untuk menangani bakteri diare (misalnl,a pada

C'lo.stridium cli//icilc). Pada stadium akhir infeksi HIV. diare diperkirakan

Page 9: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran Pencemaan menyerap nutrisi,

serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan yang

berhubungan dengan HIV.

Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena

gangguan pada syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi

organisma atas sistem syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung

dari penyakit itu sendiri. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh

parasit bersel-satu. Vang disebut Toxopla.sma gondii. Parasit ini biasanya

menginfeksi otak dan menyebabkan radang otak akut (toksoplasma ensefalitis).

namun ia ,juga dapat menginf-eksi dan menvebabkan penyakit pada mata dan paru-

paru. Meningitis kriptokokal adalah infeksi meninges nembran yang menutupi otak

dan sumsum tulang belakang) oleh .iamur Cryptococcus neoformans .Hal ini dapat

menyebabkan demam, sakit kepala, lelah, mual, dan muntah. Pasien juga mungkin

mengalami sawan dan kebingungan, yang jika tidak ditangani dapat mematikan.

Leukoensefalopati multifokal progresif adalah penyakit demielinasi, yaitu

penyakit yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut sel

syaraf (akson). sehingga merusak penghantaran impuls syaraf. Ia disebabkan oleh

virus JC. yang 70Vo populasinya terdapat di tubuh manusia dalam kondisi laten. dan

meny'ebabkan penyakit hanya ketika sistem kekebalan sangat lemah.

sebagaimana,yang teriadi pada pasien AIDS. Penyakit ini berkembang cepat

(progresif) dan menyebar (multilokal). sehingga biasam amenyebabkan kematian

dalam waktu sebulan setelah diagnosis.

Kompleks demensia AIDS adalah penyakit penurunan kemampuan mental

(demensia) yang ter-iadi karena menurumya metabolisme sel otak (enselidopati

metabolik) yang disebabkan oleh infeksi HIV: dan didorong pula oleh terjadinya

pengaktifan imun oleh makrofag dan mikroglia pada otak yang mengalami inf'eksi

HlV, sehingga mengeluarkan neurotoksin. Kerusakan syaraf yang spesifik, tampak

dalam bentuk ketidaknomalan kognitif, perilaku, dan motorik, yang muncul bertahun-

tahun setelah infeksi HIV terjadi. Hal ini berhubungan dengan keadaan rendahnya

Page 10: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

jumlah sel T CD4* dan tingginya muatan virus pada plasma darah. Angka

kemunculamya (prevalensi) di negara-negara Barat adalah sekitar 10-20% namLm di

lndia hanya terjadi pada l-2oh pengidap inf-eksi HIV. Perbedaan ini mungkin terjadi

karena adanya perbedaan subtipe HIV di lndia.

Pasien dengan infeksi HIV pada dasamya memiliki resiko yang lebih tinggi

terhadap terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penvebab

mutasi genetik: yaitu terutama virus Epstein-Barf'1enV1" virus herpes Sarkona

Kaposi (KSHV). dan virus papiloma manusia (HPV).

Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang

terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun

l98l adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh

virus dari subfamily gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8

yang.iuga.disebut virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncnl

di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan. tetapi dapat menverang organ lain.

terutama mulut. saluran pencemaan. dan paru-paru.

Kanker getah bening tingkat tinggi (limfbma sel B) adalah kanker yang

menverang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening. misalnya

seperti limfbda Burkitt (Burkitt'.s lymphomct) atau sejenisnya (Burkitt'.s-like

lymphoma). difussi large B-cell Ivmphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf

pusat primer, lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini

seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang buruk. Pada beberapa kasus.

limfoma adalah tanda utama AIDS. l-idfbma ini sebagian besar disebabkan oleh virus

Epstein-Ban atau virus herpes Sarkoma Kaposi.Kanker leher rahim pada wanita yang

terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker ini disebabkan oleh virus papiloma

manusia.

Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor laimya. seperti limfoma

Hodgkin. kanker usus besar bawah (recturtt)^ dan kanker anus. Namun demikian.

Banyak tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker ushs besar

(cttlon). yang tidak meningkat kejadiamya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempat-

Page 11: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

tempat dilakukamya terapi antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam

menangani AIDS, kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS

menurun. namun pada saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian

yang paling unlum pada pasien I'ang terinfeksi HIV

Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan ge.iala tidak

spesifik. terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi opodunistik ini

temasuk infeksi Mycobacterium avium-intracellulare dan virus sitomegalo. Virus

sitomegalo dapat menyebabkan gangguan radang pada usus besar (kolitis) seperti

yang diielaskan di atas, dan gangguan radang pada retina mata (retiniti.s

sitomegalovint,s). yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi yang disebabkan oleh

jamur Penicillium mameffeii, atau disebut Penisiliosis. kini adalah infeksi

oportunistik ketiga yang paling ur"nLun (setelah tuberculosis dan kriptokokosis) pada

orang yang positif HIV di daerah endemik Asia tenggara.

C. Prevalensi HIV/AIDS.

Angka dari Program Bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa. tentang HIV /

AIDS dan Organisasi Kesehatan Dunia:

Kematian akibat AIDS pada tahun 2003 (Amerika Utara): 15.000

Kematian akibat AIDS tahun 2003 (seluruh dunia): 3 juta Orang yang baru

terinfeksi HIV pada tahun 2003 (seluruh dunia): 5 juta

Di Asia, prevalensi HIV lebih rendah apabila dibandingkan dengan area lain di

dunia. Kurang lebih 5 .iuta jiwa PLHIV hidup di Asia. Saat iiri WFP

mengimplementasikan program AIDS di l0 negara di Asia dan Pasifik - dalam mana

seluruh kesiatan bertuiuan untuk mencapai akses Lmiversal untuk pencegahan.

perawatan serta pelaranan HIV dan AIDS. Program-program ini menargetkan baik

individu dan

keluarga mereka, melalui penyediaan dukungan makanan dan gizi.

Page 12: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Contohnya di lndia, WFP telah bermitra dengan National AIDS Control

Organisation (NACO) milik pemerintah, untuk menyediakan produk makanan

terfortifikasi yang disebut NutriPLUS - bersamaan dengan bimbingan counselling -

bagi 15.000 PLHIV penerima ART selama periode lebih dari l5 bulan. Hasilnya

menunjukkan perkembangan status gizi secara tlmum yang signifikan bagi

beneflciaries yang menerima NutriPLUS dan ART.

"Hasilnya menuniukkan perkembangan status gizi secara umunl vang signifikan bagi

benet'iciaries yang menerima NutriPLUS dan ART."

EPIDEMIOLOGI MALNUTRISI PADA ODHA

HIV merupakan wabah global. Jumlah orang yang terjangkit HIV terus

meningkat diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Data terakhir menunjukkan jumlah

penderita HIV/AIDS di Indonesia mencapai 10.859 pada tahun 2006. Dalam periode

waktu April - Juni 2006. tercatat 509 penderita AIDS baru dan 194 orang terjangkit

HlV. Jumlah penderita AIDS baru paling tinggi ditemukan di DKI Jakarta. mencapai

105 kasus. Sementara HIV positif baru paling banyak ditemukan di Suniatera Utara.

mencapai 92 orang. Selain kedua provinsi tersebut, tercatat l5 provinsi lain yang juga

memiliki kasus HIV/AIDS baru. Sejak ditemukan tahun 1978, secara

kumulatifjumlah kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009

sebanyak 18.442 kasus. Selama periode Juli - September 2009 kasus AIDS

bertambah sebesar 743 kasus yang tersebar di 32 Propinsi di lndonesia- .lumlah kasus

AIDS selama tahun 2009 (Januari-September) sebanyak 2.332 kasus.

Penularan kasus AIDS tertinggi terjadi melalui heteroseksual (9,7%). Melalui

pengguna napza suntik/Penasun (40,7o/o), dan homoseksual (3,4%). Proporsi

penderita paling banyak ditemukan pada kelompok umur 20-29 tahun (49,57%).

disusul kelompok umur 30- 39 tahun (29,84yo), dan kelompok umur 40-49 tahun

(8,71%). Sedangkan berdasarkan Propinsi yang melaporkan. kasus AIDS lebih

banyak di Jarva Barat, Jawa Timur. DKI Jakarta, Papua, Bali, Kalimantan Barat,

Page 13: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau. Kepulauan Riau. Jumlah penderita AIDS yang

meninggal sekitar 3.708 orang (20,10 ).

Epidemi HIV berpotensi menimbulkan dampak buruk untuk

kesehatan. psikologis. ekonomi dan sosial. Menurut Dr Basuri dari Program

Studi Ilmu Gizi Kekhususan llmu Gizi Klinik Departemen Gizi FK UI,

malnutrisi dapat menyebabkan komplikasi infeksi HIV/AIDS dan juga

meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada penderita HIV/AIDS.

Page 14: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

D. Hubungan antara Nutrisi dan HIV/AIDS

Nutrisi yang baik pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memang dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup ODHA. Pada saat orang terinfeksi

HIV/AIDS. maka sistem'kekebalan dalam tubuh akan menurun. Pada saat itu, bila

terjadi malnutrisi. maka sistem ilnun akan turun dan kemungkinan timbulnya

penyakit semakin besar, Nutrisi yang baik berarti ter-iadi asupan makanan yang baik,

berat badan terjaga, dan jaringan otot, juga status mikronutriea dalam tubuh tetap

dalam kondisi baik.

Hasilnya, dapat menguatkan sistem imun sehingga mampu melarvan HIV dan

infeksi laimya. Daya tahan terhadap infeksi pun meningkat, misalnya diare"

tuberkulosis, dan infeksi pemapasan.

Asupan diet yang tidak cukup bisa menyebabkan malabsorbri diare, gangguan

metabolisme dan penyimpanan nutriea. sehingga terjadi defisiensi nutriea.

Berikutnya. defisiensi nutriea ini bisa mendorong meningkatkan stres oksidatif dan

menurunkan sistem imum. Akibatnya, replikasi HIV m:ningkat dan juga

kemungkinan terkena penyakit semakin meningkat. juga morbiditas.

Selain itu, orang yang terinfeksi HIV biasanya mengalami gejala yang

berpengaruh pada asupan nutrisi yang bisa mengakibatkan terjadinya malnutrisi.

Diantaranya, anoreksia atau kehilangan nafsu makan. diare. demam, mual dan

muntah yang sering. infeksi.jamurdan anemia.

Karena itu, ODHA mempunyai kebutuhan nutrisi tersendiri dibandingkan

orang sehat. Kebutuhan energi pada ODHA dihitung berdasarkan ada atau tidak

adanya gejala seperti demam, penurunan berat badan dan wasting. Wasting adalah

terjadinya penurunan massa otot tubuh. gangguan fungsi metabolisme dan ganggnan

funesi sistem imun dan penurunan berat badan,

Seseorang dikatakan mengalami v,a.sting bila ter.iadi penlnunan berat badan

lebih dari l0 persen berat badan normal disertai dengan lebih dari 30 hari diare.

demam, dan gangguan penyakit laimya.

Page 15: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Dengan melihat kondisi tersebut.memadai, seperti karbohidrat, protein, dan

lemak pada ODHA. Selain itu, diperlukan mikronutrian lain yaitu vitamin dan

mineral.

FAKTOR PENYEBAB MALNUTRISI PADA ODHA

Faktor penyebab timbulnya kondisi gizi yang buruk pada ODHA adalah :

Penurunan asupan makanan. Konsumsi nutrient ynag tidak adekuat adalah salah

satu faktor yang dapat menyebabkan kondisi gizi yang buruk. Beberapa faktor

dapat menyebabkan asupan makanan menjadi tidak normal. Misalnya. inflamasi

dan ulkus pada saluran pencemaan bagian atas dapat menyebabkan anoreksia

akibat timbLrlnya nyeri saat menelan atau nyeri perut saat makan.

Malabsorbsi gastrointestinal. Mlalabsorbsi dapat menyebabkan perubahan status

gizi pada ODHA. Sehingga, meskipun makanan y'ang dimakan sudah mencukupi.

namun biasa saja tidak semua zat gizi tersebut dapat cliserap tubuh dengan efektii.

Hal ini dapat disebabkan oleh abnormalitas mukosa gastrointestinal yang dapar

disebabkan oleh infeksi HIV-nya sendiri atau merupakan akibat sekunder dari

infbksi usus agen lain. Apabila tnalabsorbsi disertai dengan diare kronik. maka

akan meniadi pr.edisposisi terjadinya malnutrisi yang berat jika tidak segera

ditangani. Diare ini mungkin sa.ia merupakan efek samping dari obat-obatan.

seperti beberapa obat antiretroviral dan antibiotika.

Peningkatan jumlah kebutuhan asupan makanan atau katabolisme jaringan.

Peningkatan kebutuhan nutrisi dan la-iu katabolisme.iaringan .iuga dialami oleh

sebagian ODHA. Penyebabnya antara lain. tingginva kadar virus lllV cli clalam

darah. Intbksi sekunder, serta ge-lala konstitusional seperti demam dan keringat

malam.

Infeksi virus kronik dapat mempengaruhi penggunaan energi. dan dapat menjadi

predisposisi terhadap infeksi sekunder, sehingga mengubah pola penggunaan

energi. OIeh karena itu, pada ODHA peningkatan penggunaan energi terutama

disebabkan oleh.jumlah virus HIV di dalam darah serta adbnya koinfeksi dan

komorbiditas.

Page 16: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Faktor psikososial, seperti kemiskinan. keterbatasan akses layanan kesehatan.

Atau penyalahgunaan obat. (Zubairi Djoerban, dkk. ;2005)

NUTRISI PADA ODHA

Kebutuhan energi pada ODHA dihitung berdasarkan ada ataLr tidak adanya

gejala seperti demam, penurunan berat badan dan wasting. Wasting adalah ter-iadinva

penurunan massa otot tubuh. gangguan fungsi metabolisme. ganggLran fimgsi sistem

imun. Dan penurunan berat badan.

Berikut ini merupakan kebutuhan nutrisi yang diperlukan seseorang

berdasarkan kategori ada atau tidaknya HIV/AIDS pada dirinya. Pada kategori A

(tidak ada gejala HIV dan akut HIV), kebutuhan kalori 30-35 kkal/kg. Sementara

kebutuhan protein mencapai l,l- 1,5 grlkg. Kemudian kategori B (ada gejala HIV dan

komplikasi oleh HIV), maka kebutuhan kalori 35-40 kkal/kg dan kebutuhan protein

1,5-2 gr/kg. Kemudian pada kategori C (dengan tingkat kekebalan I CD4 di bawah

200 dan terjadi infeksi oponunistik), kebutuhan kalori meningkat menjadi 40-50

kkal/kg dan kebutuhan prorein meniadi 2-2.5.gr/kg- Idealnya, asupan diet yang

memadai akan didapatkan asupan mikronutriea yang memadai juga. Untuk menjaga

status nutrisi yang memadai, ODHA dian-jurkan memakan makanan yang bervariasi,

seperti karbohidrat. susu. kacang-kacangan. daging. lemak dan minyak, buah-buahan,

serta sayur-sayuran. KLrantitasnya.iuga'cukup Lmtuk kebutuhan tubuh akan energi.

protein dan mikronulrieu. ODHA harus diet vang seirlbang agar kebLrtuhan energi

tercukupi, terjaga berat badan ideal. dan fimgsi tubuh ber.ialan densan baik.

Namun. pemberian nutrisi harus tetap memperhatikan kesehatan per individu. Untuk

beberapa kondisi, perlu diet khusus. Misalnya. ODHA 1'ang menderita einial. hati

dari diabetes melitus.

PENCEGAHAN MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV/AIDS

Malnutrisi Pada penderita HIV/AIDS dapat dicegah dengan beberapa cara.

yaitu :

Page 17: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

l. Diet

Orang dengan HIV/AIDS sering mengalami masalah nutrisi. oleh karena iru

sebaiknya tidak perlu berpantang makanan apa pun. kecuali nemang sangat

diperlukan. Bahkan untuk odha yang mengalarli malnutrisi. apalagi wu,tting

s.1,mlroute. iiiberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein: susu. telur. daging, ikan.

sangat clian-iurkan. Makanan yan$ harus dihindari adalah makanan yang

memperberat masalah. misalnva.iika diare jangan makan makanan berlemak. ODHA

dianjurkan untuk makan makanan yang disukai. Jika mual, maka dianjurkan makan

dalam jumlah yang sedikit tapi sering, sehingga asupan makanan total tetap

mencukupi.

Oleh karena ODHA seringkali mengalami defisiensi mikronutrien, seperti

vitamin Bl2, asam folat, tiamin, seng, selenium, kalsium, magnesium, sefta vitamin

yang larut dalam lemak, terutama vitamin A dan D. maka dapat diberikan suplemen

untuk mengatasi kekurangan zat gizi yang terjadi.

2. Olahraga

Olahraga aman dilakukan oleh ODFTA dan akan memberikan ef-ek ),ang

menguntungkan. Latihan beban merupakan metode yang dapat secara langsung

meningkatkan massa otot. Untuk ODHA yang mengalatni wa:;titrg .symlronte,

latihan tersebut dapat meningkatkan massa tubuh dan berat badan secara

keseluruhan .jika dikombinasikan dengan asupan makanan yang adekuat. Untuk

ODHA yang mengalami masalah lipodistrofi, obesitas. dan resistensi insulin, maka

olahraga yang bersif-at aerobic sangat baik untuk dilakukan dan dapat mengurangi

risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.

3. Obat

Untuk mengatasi hilangnya nafsu makan atau anoreksia, dokter dapat

memberikan obat untuk memperbaiki nafsu makan. Salah satu obat yang sering

Page 18: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

digunakan dan memberikan hasil yang cukup baik adalah megestrol asetat (Megace).

Selain memperbaiki nafsu makan, obat ini juga dapat membentuk obat, menambah

massa otot dan lemak. Selain itu harus diperhatikan pula efek samping lain dari obat

ini, rerurama untuk penggunaan.iangka panjang. Cara lain yang dapat dilakukan

untuk menqatasi wcr'slirtg 's.r'ndrome adalah dengan mcmberikan injeksi

testosterone. 5tr''clne perlumbuhan. dan anabolic steroid. Cara pengobatan ini harus

dilakukan cJengan lrari-hari karena efek sampingnya yang cukup bermakna.

Terstosteron misalnya. dapat meneurangi kadar HDL dan menyebabkan penyakit hati

mengalami eksaserbasi sehingga dapat menimbulkan masalah dalam pengobatan

ODHA.

INDIKATOR TEJADINYA MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV AIDS

Defisiensi protein merupakan salah satu indikator terjadinya malnutrisi pada

pasien AIDS'.Bila terjadi malnutrisi maka akan mempengaruhi status gizi pasien

AIDS tersebut. Kadar albumin nomal yang ada 3.8 - 4,4 gldl. Kondisi dibawah kadar

allrumin menyebabkan pasien menderita hipoalbumin atau status gizi kurang.

Defisiensi ini menyebabkan penurlman serum albumin karena protein yang

dikonsLmrsi oleh pasien sedikit sehingga teriadi penurunan sintesis protein.

Penurunan sintesis protein ini men.vebabkan asam amino yang dipecah menjadi

berkurang kadaml,a dalam tubuh. Kadar asam amino yang kurang menyebabkan

penurunan serum albumin (Ester. 2000).

DAMPAK MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV/AIDS

Dampak malnutrisi pada penderita HIV/AIDS disebabkan oleh tidak adanl,a

penunjang gizi yang baik dalam memperlambat proses penyebaran virus. Dampak

dari malnutrisi ini antara lain :

- Berat Badan

Banyaknya obat-obatan yang harus dikonsumsi menyebabkan penderita

kehilangan nafsu makan. Hal ini menyebabkan asupan gizi pada penderita

tidak terpenuhi dan mengakibatkan penurunan berat badan.

Kehilangan otot dan jaringan lemak

Page 19: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Karena asupan gizi -vang sangat kurang. bukan han.va berar badan vang

menurun tetapi juga .iuga otot dan remak tidak mengarami pertumbuhan.

Malah yang terjadi adalah sebaliknya.

Kekurangan vitamin dan mineral

Vitamin dan minerar sangat penting daram perkembangan dan daya tahan

tubuh, jika tubuh tidak didukung oreh asupan vitamin dan minerar yang baik

maka virus akan mudah menyerang daram kata rain sebuah penyakit san_qat

mLrdah untuk memasuki tubuh penderita HIV/AIDS

Mengurangi fungsi kekebalan dan kompetensi

Penderita Hlv/lDS yang mengarami mamLrtrisi akan mengarami penurunan

fungsi kekebalan tubrh yang sansat menon-ioln kerena kurangnva asrpan

makanan ber-eizi dan berprotein tinggi ,v-ang dikonsumsi oren penderita.

Peningkatan kerentanan terhadap infbksi sekunder

Daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan mudarmya si penderita

mengalami infeksi sekunder. Kekebalan tubuh yang mulai melemah membuat

setiap infeksi menjadi bebas untuk berkembang dan menjadikamya masarah

baru bagi penderita HIV/AIDS

Dampak diatas ini hanya sebagian dari seluruh dampak yang biasa dialami

oleh para penderita HIV/AIDS. Dampak yang paling berat biasa dirasakan pada

beban barin .r.,anu dirasakan si penderita dan tidak terlewatkan bebam materi vans

harus tlikeluarkan sipenderita beserta keluarga ataupun yang merawatnya. Beban

batin yang peling dirasakan dimana orang yang mengidap HIV/AIDS dengan

sendirinya akan dijaLrhi oleh orang-orang sekitar karena pemahaman masyarakat

yang sangat miring terhadap penyakit ini.

PENANGGULANGAN MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV/ATDS

Penganggulangan malnutrisi pada HIV/AIDS lebih mengacu pada

mempertahankan kondisi tubuh agar tetap seperti sebelumnya, akan tetapi penderita

Page 20: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

HIV/AIDS sangatlah sulit untuk mendapatkan kecukupan nutrsi. Protein dan energi

yang merupakan salah satu kebutukan mendasar tubuh juga tidak mudah untuk bisa

diterima dengan mudah karena banyaknya masalah-masalah dalam tubuh yang

membuatnya terhalangi untuk memasuki tubuh' Ada beberapa penanggulangan

kepada penderita HIV/AIDS lang mungkin bias memberikan pencegahan dalam

menurumya kondisi tubuh.

Penanggulangamya antara lain,

- Multivitamin

Sebuah uji coba yang melibatkan ribuan perempuan fllV positif hamil di

Tanzania menemukan bahwa multivitamin sehari-hari sangat bermanfaat

bagi ibu dan bayi mereka. Setelah empat tahun, multivitamin temyata dapat

mengurangi risiko perempuan terhadap HIV/AIDS dan resiko kenatian

sekitar 30%- Sebuah uji coba besar di Thailand juga menemukan baHIVa

multivitamin menyebabkan kematian lebih sedikit. terapi hany,a antara

orang-orang pada tahap lanjut penyakir HIV/AIDS

- Konseling Gizi

Konseling gizi mungkin termasuk pendidikan yang baik bagi para pnderita

HIV/AIDS. seperti topic konseling berikut ini

. Mencapai atau mempertahankan berat badan ,r.,ang sehat

. Mengelola kelainan lipid dan Iipod1,,stoph1.

' Mengelola komplikasi diet berhubungan dengan pengobatan

antiretroviral

' Mengelola gejala -vang dapat mempengaruhi asupan makanan

. Tepat penggunaan suplemen herbal dan I atau gizi

. Peran latihan

. Keamanan pangan (penting untuk mencegah infeksi oporlunistik )

- Makanan Sehat

Page 21: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

Tempe atau produknya mengandung protein dan vitamin Bl2 untuk

mencukupi kebutuhan odha dan mengandung bakterisida yang

dapat mengobati dan mencegah diare. '

Kelapa dan produknya dapat memenulri kebutLrhan Iemak

sekaligus sebagai sumber energi karena mengandung MCT

(metlium chain trigliseride) yang mudah diserap dan tidak

menyebabkan diare. IVICT merupakan enersi yang dapat digunakan

untuk pembentukan sel.

Wortel mengadung beta-karoten yang tinggi sehingga dapat

meningkatkan daya tahan tubuh juga sebagai bahan pembentuk

cD4.

Vitamin E bersama dengan vitamin C dan beta-karoten berfungsi

sebagai antiradikal bebas. Seperti diketahui akibat perusakan oleh

HIV pada selsel maka tubuh menghasilkan radikal bebas

Kembang kol, tinggi kandungan Zn, Fe, Mn, Se untuk mengatasi

dan mencegah defisiensi zat gizi mikro dan untuk pembentukan

CD4

Sayuran hijau dan kacang-kacangan. mengandung vitamin

neurotropik Bl, 86, Bl2 dan zat gizi mikro yang berguna untuk

pembentukan cD4 dan pencegahan anemia

Penanggulangan diatas sebenamya belum bisa menjacli dasar mangatasi

malnutrisi pada penderita HIV/AlDS. HIV/AIDS .nempakan penyakit yang sangar

komplek dan hingga saat ini belum ditemukan cara pengobatan yang bias

menyembuhkan HIV/AIDS secara sempuma.

Page 22: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Infeksi HIV dimulai dengan invasi selektif sel-sel T-helper (linfbsit dependen-

timus). umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam

(membrane mukosa) atatt aliran darah. dengan cairan tubuh vang menganclung

IllV. sepefti clarah. air mani. cairan vagina. cairan preseminal dan air sustr ibu.

lrenularan ciapat ter.jatji melalui hubungan intim (vaginal. anal ataupun oral).

translirsi ciaralr..iarunr ssntik yang terkontaminasi, antara ibu dan ba.r,i selama

kehamilan. bersalin. atau menvusui serta bentuk kontak laimya dengan cairan-

cairan tubuh tersebut

2. Penderita AIDS biasanya mengalami komplikasi-komplikasi seperti pneumonia

pneumocy'tti.t, Tuberkulosis (TBC), Esofagitis. diare kronis. Toksoplasmosis.

Leukoensefalopati multifokal progresif, Kompleks demensia Sarkoma Kaposi .

Kanker getah bening tingkailinggi. dan lain_lain

3. Epidemi HIV berpotensi menimbulkan dampak buruk untuk kese6atan.

psikolo_eis. ekonomi dan sosial.Malnutrisi dapat menyebabkan komplikasi

intbksi HIV/AIDS dan .iuga meningkatkan morbiditas dan mo.talitas pada

penderita HIV/AIDS

4. Pada saat orang terinfeksi HIV/AIDS. maka sistem kekebalan dalam tubuh akan

menurun' Pada saat itu' bila terjadi malnutrisi, maka sisteln imun akan turun dan

kemungkinan timbulnya penyakit semakin besar, Nutrisi yang baik berarti terjadi

asupan makanan yang baik, berat badan terjaga. dan jaringan otot. juga status

ntikronutriea dalam tubuh tetap dalam kondisi baik

SARAN

1. Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS human t.r6 dilakukan

dengan sungguh-sungguh dan melibatkan semua pihak, melihat besamva dampak

yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut

Page 23: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

2. Penanggulangan AIDS harus diupayakan untuk menghindariarau meminimalisisr

terjadinya berbagai kompl ikasi

3. Salah satu upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan

memberikan diet yang sesuai.

4. Diet yang diberikan pada penderita Hlv/AIDS sebaiknl,a membamu peningkatan

kekebalan tubuh dan meminimalisir terjadinya komplikasi

5. Menggalakkan penelitian tentang berbagai bahan makanan yang dapat

meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga dapat digunakan sebagai menu

makanan pada penderita HIV/AIDS

Page 24: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv