b. kajian pustaka 1. belajareprints.umm.ac.id/57364/38/bab ii.pdf · kesimpulan diatas prinsip...

16
Berdasarkan informasi yang didapatkan ketika observasi di sekolahan serta didukung dari penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian karena terdapat permasalahan yang dialami oleh siswa SMP As-Salam Batu yaitu bagaimana motivasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP As-Salam Batu. Sementara itu untuk memberikan arah yang jelas dalam penelitian ini perlu adanya solusi dari permasalahan tersebut. Peneliti membuat tujuan sesuai dengan rumusan masalah di atas yaitu mendeskripsikan motivasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP As- Salam Batu berdasarkan pendapat siswa melalui angket dan wawancara. B. Kajian Pustaka 1. Belajar Para ahli mengungkapkan beberapa pengertian belajar, terdiri beberapa macam definisi mengenai belajar. Setiap orang memiliki beberapa pendapat dalam definisi belajar. Berikut ini beberapa pengertin belajar menurut para ahli. Belajar dengan kamus umum bahasa indonesia merupakan usaha mendapatkan pengetahuan atau memperoleh ilmu. Perwujudan suatu usaha seperti berupa kegiatan, sehingga belajar juga termasuk kegiatan usaha memperoleh ilmu (Prawira, 2012). Belajar adalah salah satu perubahan dalam suatu tingkah laku, sebagaimana perubahan bisa mengarahkan pada suatu perilaku yang baik, akan tetapi ada beberapa kemungkinan yang mengarah pada perilaku yang lebih buruk (purwanto, 2013). Menurut Makmun (2012) Belajar adalah suatu dimana proses mendapat suatu pengetahuan di dalam pengalaman bentuk beberapa pola menyambut perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hudojo (2000) belajar merupakan suatu kegiatan untuk setiap orang. Pengalaman, keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan perilaku sikap seseorang bisa terbentuk, termodifikasi dan mulai berkembang yang dipengaruhi oleh belajar karena itu merupakan seorang yang disebut belajar apabila dianggap di dalam diri seseorang itu akan menjadi suatu proses kegiatan yang menyebabkan dalam suatu perubahan 4

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

Berdasarkan informasi yang didapatkan ketika observasi di sekolahan

serta didukung dari penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian karena terdapat permasalahan yang dialami oleh siswa

SMP As-Salam Batu yaitu bagaimana motivasi belajar matematika siswa

kelas VIII SMP As-Salam Batu. Sementara itu untuk memberikan arah yang

jelas dalam penelitian ini perlu adanya solusi dari permasalahan tersebut.

Peneliti membuat tujuan sesuai dengan rumusan masalah di atas yaitu

mendeskripsikan motivasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP As-

Salam Batu berdasarkan pendapat siswa melalui angket dan wawancara.

B. Kajian Pustaka

1. Belajar

Para ahli mengungkapkan beberapa pengertian belajar, terdiri

beberapa macam definisi mengenai belajar. Setiap orang memiliki

beberapa pendapat dalam definisi belajar. Berikut ini beberapa pengertin

belajar menurut para ahli. Belajar dengan kamus umum bahasa indonesia

merupakan usaha mendapatkan pengetahuan atau memperoleh ilmu.

Perwujudan suatu usaha seperti berupa kegiatan, sehingga belajar juga

termasuk kegiatan usaha memperoleh ilmu (Prawira, 2012). Belajar adalah

salah satu perubahan dalam suatu tingkah laku, sebagaimana perubahan

bisa mengarahkan pada suatu perilaku yang baik, akan tetapi ada beberapa

kemungkinan yang mengarah pada perilaku yang lebih buruk (purwanto,

2013).

Menurut Makmun (2012) Belajar adalah suatu dimana proses

mendapat suatu pengetahuan di dalam pengalaman bentuk beberapa pola

menyambut perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal yang sama

juga diungkapkan oleh Hudojo (2000) belajar merupakan suatu kegiatan

untuk setiap orang. Pengalaman, keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan

perilaku sikap seseorang bisa terbentuk, termodifikasi dan mulai

berkembang yang dipengaruhi oleh belajar karena itu merupakan seorang

yang disebut belajar apabila dianggap di dalam diri seseorang itu akan

menjadi suatu proses kegiatan yang menyebabkan dalam suatu perubahan

4

Page 2: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

perilaku. Suatu kegiatan dan usaha untuk mendapatkan suatu perubahan

perilaku itu termasuk proses belajar, dan suatu perubahan perilaku itu

merupakan suatu hasil dari belajar.

Selain itu menurut Sardiman (2007) mengajukan bahwa belajar

adalah suatu perubahan prilaku ataupun penampilan, dengan beberapa

sekumpulan kegiatan contoh dengan membaca, mengamati, mendengar,

mempraktekan dan lain sebagainya. Dari beberapa kesimpulan diatas, bisa

mengambil arti bahwa belajar merupakan suatu cara untuk menerapkan

perubahan tingkah laku berdasarkan pengetahuan dengan beberapa

kegiatan seperti membaca, mengamati, meniru, dan lain sebagainya.

a. Prinsip Belajar

Menurut Slameto (2013) adapun beberapa prinsip belajar

menurut teori Gestalt yaitu: 1) belajar dengan menyeluruh yaitu

seorang berusaha memperbanyak dalam memahami suatu pelajaran; 2)

belajar merupakan sebuah proses kemampuan dalam menerima dan

merancang beberapa pelajaran. Manusia merupakan sekumpulan

organisme yang berkembang karena suatu lingkungan dan

pengalaman; 3) sebagai siswa organisme keseluruhan yakni Selain

menggunakan inteleknya, siswa juga menggunakan emosional dan

jamaniahnya karena guru juga mengajar kepribadian seorang siswa; 4)

terjadinya transfer yaitu pokok pembelajaran yang terpenting dalam

penyesuaian utama adalah menerima sebuah respon yang tepat. Sulit

tidaknya suatu masalah dalam mengamati, dan jika dalam suatu

kemampuan siswa dapat menguasai dengan benar maka bisa untuk

dipindahkan untuk memperoleh kemampuan lainnya; 5) belajar

merupakan organisasi pengalaman, yang dikatakan pengalaman

merupakan interaksi antar seorang dalam lingkunganya. Seorang anak

jatuh dari sepeda, kejadian merupakan suatu pengalaman bagi anak

tersebut. Karena belajar merupakan suatu masalah atau situasi baru

yang timbul. Maka dari itu dia akan menggunakan berbagai macam

upaya yang telah ia miliki dan juga menerapkan analisais reorganisasi

pengalamannya; 6) belajar dengan menggunakan metode insight,

5

Page 3: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

metode ini merupakan suatu proses pembelajaran sebagaimana seorang

telah medalami tentang pengertian seluk beluk yang mempengaruhi

hubungan dalam suatu unsur yang mengandung suatu masalah; 7)

belajar akan berhasil jika disertai dengan keinginan dari siswa maka

dengan hal itu siswa dapat mampu memahami apa ia pelajari, agar ia

mengetahui beberapa tujuan yang harus ia capai serta yakin akan

manfaatnya, dan 8) belajar terus menerus (konsisten) hal ini

dimaksudkan yaitu selain di sekolah, siswa juga memperoleh

pengetahuan alam lingkungan pergaulan, alangkah baiknya jika pihak

sekolah bekerja sama dengan orang tua serta masyarakat agar mampu

membantu proses perkembangan siswa dengan baik. Menurut

kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan

juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh hasil yang lebih

baik. Pada proses belajar, aksi dan keterlibatan langsung peserta didik

itu sangat penting karena untuk memperoleh pengalaman dan

tantangan.

b. Teori-teori Belajar

Memperjelas definisi belajar sebelumnya berikut jabaran

tentang teori-teori belajar: 1) Teori Study Conditioning, menurut Paflof

dan Watson, suatu kejadian perubahan dikarenakan terdapat syarat-

syarat (condition) yang akhirnya timbul suatu reaksi (respone) dalam

teori kondisioning ini bahwa diutamakan adanya latihan yang

berkelanjutan dan dilakukan secara otomatis (Purwanto, 2013); 2)

Teori Thorndike (1874-1949), Uno (2013) teori Thorndike

menjelaskan jika belajar terjadi dari proses suatu interaksi yang terjadi

secara stimulus (kemungkingn berupa pikiran, gerakan, atau perasaan)

dan respon (sama halnya berupa pikiran, gerakan, atau perasaan)

intinya teori Thorndike merupakan suatu perubahan tingkah laku yang

berwujud secara kongkrit (bisa diamati) atau non kongkrit (tidak bisa

diamati); 3) Teori belajar Gestalt (1880-1967), penggagas teori belajar

Gestalt Max Wetheirmer (1880-1967) dan Wolfgang Kohler (1887-

1967) dan Kort Kofkah (1886-1941). Slameto (2013) teori Gestalt ini

6

Page 4: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

dikemukakan oleh Wolfgang Kohler (1887-1967) dan Kort Kofkah

(1886-1941) dari Jerman dalam pengamatannya adalah belajar yaitu

(1) Gestalt memiliki kelebihan jumlah unsur-unsurnya, dan (2) Gestalt

pada bagian-bagiannya timbul terlebih dahulu.

Slameto (2013) belajar adalah berawal terjadinya suatu

penyesuaian yang memperoleh suatu respon yang tepat dalam

memecahkan masalah. Belajar merupakan proses mengulang apa yang

harus dipelajari dan dimengerti dengan memperoleh suatu insight

(pemahaan) adapun sifat-sifat belajar insight adalah: 1) insight yang

timbul dari kemampuan dasar seorang; 2) insight yang timbul dari

pengalaman masa lalu yang relefan; 3) insight yang timbul dari situasi

yang perlu diamati; 4) insight yang timbul dari hal yang perlu dicari; 5)

insight harus dipelajari secara berulang, dan 6) insight bisa digunakan

untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang timbul suatu perubahan

atau pembaruan dalam tingkah laku dan percakapan. Berhasil atau

tidaknya tersebut tergantung beberapa faktor, yaitu: 1) faktor

kecemasan, Arif (2013) menjelaskan bahwa kecemasan siswa

merupakan bagian yang selalu ada pada pendidikan. Setiap siswa akan

merasakan suatu kecemasan pada saat disekolah, dan pada waktu

tertentu pencemasan tersebut akan penghambat belajar dan kinerja

siswa secara serius pada saat ujian belajar. Kecemasan tersebut

ditandai seperti adanya kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut

yang biasanya dialami dengan tingkatan yang berbeda beda. Atkinson

dkk (2013), dan 2) self efficacy dalam pembelajaran matematika, pada

dasarnya matematika bersifat abstrak. Siswa merasakan kesulitan

untuk membangkitkan minat dan rasa senang terhadap mata pelajaran

matematika diperlukan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam

mempelajari dan mengerjakan soal matematika. Self efficacy

matematika merupakan suatu kemampuan siswa dalam menumbuhkan

rasa percaya diri untuk mempresentasikan dan menyelesaikan masalah

7

Page 5: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

matematika, cara belajar dalam memahami suatu konsep dan

menyesuaikan beberapa tugas, dan mampu mengkomunikasikan

matematika tersebut dengan teman sebaya serta pengajar selama proses

pembelajaran

Purwanto (2013) menjelaskan beberapa beberapa faktor yang

dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1) Faktor Individual

Faktor individual meliputi hal hal berikut, a) kematangan atau

pertumbuhan, dalam menerapkan proses belajar, kita tidak bisa melatih

anak yang baru usia 6 bulan karena dalam proses belajar ini butuh

kematangan dalam individu masing-masing. Semua itu dikarenakan

pertumbuhan pada mentalnya belum matang (belum siap) dalam

menerima pelajaran. Maka jika mengajarkan dengan sesuai dengan

pertumbuhan atau kematangan kemungkinan akan berhasil, seperti

potensi jasmani dan rohani yang cukup matang; b) kecerdasan atau

intelegensi, selain faktor diatas, mampu atau tidaknya seorang anak

mempelajari sesuatu dengan baik itu juga berpengaruh dalam kategori

kecerdasan. Dengan begitu seorang siswa akan lebih mudah dalam

menangkap dan memahami dalam-dalam dengan apa yang ia pelajari

dan mampu untuk mengingatnya; c) latihan dan ulangan, dengan

berlatih, kemungkinan ia mampu menguasai lebih dalam apa yang

telah ia pelajari, namun jika sebaliknya tanpa latihan kemungkinan apa

yang telah ia pelajari akan berkurang ataupun bisa jadi menghilang

(lupa). Oleh karena itu alangkah baiknya jika seorang siswa harus

memperbanyak latihan agar apa yang ia peroleh tidak menghilang

(lupa); d) motivasi, motivasi adalah suatu dorongan bagi suatu

organisme maupun individu untuk melakukan sesuatu. Seseorang tidak

akan bisa untuk mempelajari sesuatu jika ia tidak mengetahui hal-hal

penting atau faedah dari hasil yang ia peroleh dari belajar; dan e) sifat-

sifat pribadi seseorang, sifat pribadi tentunya setiap orang pasti

mempunyai kepribadian masing-masing dan tentunya berbeda antara

satu dengan yang lainnya. Ada berbagai macam sifat kepribadian

8

Page 6: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

seseorang seperti tekun dalam berusaha, keras hati, lembut

perasaannya, berkemauan keras, dan lain sebagainya. Hal tersebut

berpengaruh dalam hasil belajar yang ia peroleh.

2) Faktor luar individu

Faktor luar individu atau yang disebut juga dengan faktor sosial

antara lain sebagai berikut: a) keadaan keluarga, beberapa macam

keadaan dan suasana keluarga juga menentukan bagaimana belajar

yang dialami oleh seorang siswa. Ada berbagai macam keadaan

keluarga seperti keaadan keluarga yang damai dan tentram, ada juga

yang sebaliknya. Faktor yang mempengaruhi yaitu mampu tidaknya

atau ketersediaan beberapa fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar; b)

guru dan cara mengajar, disaat mengajar di sekolah, faktor guru dan

cara mengajar juga faktor yang sangat penting. Bagaimana

kepribadiannya sebagai guru, sedikit banyaknya pengetahuan yang

dimilliki oleh guru, dan juga bagaimana tutorial guru itu mengajarkan

kepada siswa-siswanya, hal tersebut menentukan seberapa banyak

hasil yang telah diperoleh oleh siswa tersebut; c) alat-alat pelajaran,

faktor ini bekaitan dengan faktor guru dan cara mengajar. Fasilitas

sekolah yang cukup memenuhi alat-alat dan beberapa perlengkapan

yang diperlukan dalam belajar dan cara yang baik guru mengajarkan

kepada siswa-siswanya, dengan menggunakan alat-alat tersebut akan

mempermudah anak-anak untuk belajar, dan d) lingkungan dan

kesempatan, seorang siswa yang berintelegensi baik, dari keluarga

yang baik, berfasilitas baik, dan bersekolah di sekolah yang cukup elit

belum tentu seorang siswa dapat belajar dengan baik. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi hasil belajarnya, seperti pengaruh

lingkungan buruk disekitar, jarak rumah dengan sekolahan yang cukup

jauh dan lain sebagainya. Berdasarkan beberapa faktor diatas,

sangatlah berpengaruh dalam proses belajar individu maupun diluar

individu dalam sekolah dan harapan motivasi dengan beberapa faktor

tersebut tidak lagi berpengaruh dalam proses belajar.

9

Page 7: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

2. Matematika

Munculnya matematika dikarenakan munculnya sebuah pemikiran

dengan ide, proses dan penalaran. Matematika dibedakan menjadi 4 bagian

yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisa. Menurut Soedjadi (2000)

bagian ini tidak dimaksudkan untuk mengajukan berbagai definisi atau

ungkapan pengertian matematika hanya diajukan terutama fokus kepada

tinjauan pembuat definisi. Dengan begitu banyak timbul definisi yang

bermacam-macam oleh semua tokoh atau pakar matematika sepakat

bahwa pengertian matematika antara lain: 1) matematika merupakan

sebuah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik;

2) matematika merupakan suatu pengetahuan tentang penalaran logika dan

berhubungan dengan suatu bilangan; 3) matematika merupakan suatu

pengetahuan yang menerangkan tentang pengetahuan dan kalkulasi; 4)

matematika merupakan suatu pengetahuan tentang struktur-struktur yang

amat logis; 5) matematika merupakan suatu pengetahuan tentang masalah

kuatitatif dan masalah geometri, dan 6) matematika merupakan suatu

pengetahuan tentang aturan-aturan yang amat ketat. Merujuk pada

pengertian matematika diatas dapat disimpulkan bahwa matematika

merupakan suatu ilmu pengetahun eksakta yang terorganisir secara logika

yang berhubungan dengan suatu bilangan dan kalkulasi secara logis dan

berkaitan dengan masalah kualitatif dan geomeri dengan aturan-aturan

yang ketat.

3. Belajar Matematika

Pendidikan merupakan upaya untuk memiliki kesadaran yang

dilakukan para peserta didik atau siswa agar mencapai suatu tujuan.

Tujuan pendidikan yang telah ditentukan bisa tercapai diperlukan fasilitas

yang memadai. Demikian juga dengan pembelajaran matematika adalah

suatu kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai fasilitas

untuk mencapainya suatu tujuan. (Soedjadi, 2000). Menurut Ahsanul

in’am dalam jurnalya tentang pemikiran pendidikan matematika N0.2 Vol:

VIII (2000) pelajaran matematika dapat disampaikan didalam pendidikan

dasar yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang telah ditentukan

10

Page 8: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

guna untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan untuk

membentuk pribadi siswa dengan bertumpu pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Menurut Hudojo (2000) belajar matematika yang terputus-putus

dapat mengakibatkan terganggunya proses belajar, hal ini dapat diartikan

bahwa proses belajar matematika dapat terjadi secara lancar bila belajar

tersebut dilakukan secara berkelanjutan (continue). Belajar matematika

merupakan suatu proses berfikir, sebab seseorang akan dikatakan berfikir

bila orang tersebut menyusun suatu hubungan-hubungan antara bagian-

bagian informasi yang telah direkam didalam pikiran orang tersebut

sebagai pengertian dan terbentuklah suatu pendapat yang akhirnya menjadi

sebuah kesimpulan. Tentunya kemampuan berfikir seseorang bisa

dipengaruhi oleh intelegensi yang akan berkaitan dengan proses belajar

matematika. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika merupakan serangkaian kegiatan serta proses

belajar yang melibatkan pendidik dan peserta didik secara aktif untuk

mendapatkan suatu pengalaman dan pengetahuan matematika.

Tercapainya tujuan dalam pembelajaran matematika juga menuntut siswa

untuk aktif, bertanggung jawab, dan memiliki pendirian selama mengikuti

pelaksanaan pembelajaran.

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Ruseffendi (1990) motivasi merupakan suatu kodrat

manusia yang memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu karena

alasan tertentu. Kekuatan pendorong didalam diri seseorang untuk

melakukan suatu aktifitas yang dapat mencapai suatu tujuan disebut

motif maka segala sesuatu yang timbul berkaitan dengan

berlangsungnya suatu motif disebut motivasi. Sependapat dengan

Ruseffendi, menurut Sardiman (2007) kata motif diartikan sebagai

upaya seseorang untuk mendorong melakukan suatu hal. Motif juga

bisa dikatakan sebagai daya pengerak untuk melakukan aktivitas

11

Page 9: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

tertentu demi mencapai suatu tujuan yang timbul dari dalam dan

didalam jiwa seseorang tersebut.

Suryabrata (2011) menjelaskan motif merupakan suatu keadaan

yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu agar tercapainya suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati secara

langsung, tetapi dapat disampaikan dalam tingkah lakunya berupa

rangsangan dan dorongan untuk memunculkan tingkah aku tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas motivasi belajar dapat diartikan sebagai

suatu rangsangan yang ada didalam diri setiap siswa untuk mendorong

sebuah perubahan dalam berperilaku. Artinya siswa akan menganggap

suatu belajar merupakan kebutuhan yang perlu dicapai didalam

kegiatan belajar dengan tujuan tertentu.

b. Macam-macam Motivasi Belajar

Hamalik (2015) menyatakan bahwa motivasi dibagi menjadi 2

jenis yaitu: 1) motivasi intrinsic, motivasi ini merupakan motivasi yang

tercakup didalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan serta tujuan-

tujuan siswa. Motivasi ini sering disebut juga motivasi murni. Motivasi

intrinsik adalah motivasi ini dapat timbul dari diri seseorang tanpa

mendapatkan pengaruh dari luar, dan 2) motivasi ekstrinsik, motivasi

ini merupakan motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar

situasi belajar, seperti angka kredit ijazah, tingkat hadiah, dan

persaingan. Motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, dikarenakan adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang

lain sehingga dengan adanya keadaan tersebut siswa dapat melakukan

sesuatu atau melakukan kegiatan belajar.

Menurut Syah (2013) motivasi dapat dibedakan menjadi 2

macam, yaitu: 1) motivasi intrinsic, motivasi ini bisa dikatakan suatu

dorongan yang timbul dari diri siswa dalam memahami materi untuk

melakukan kegiatan belajar, dan 2) motivasi ekstrinsik, motivasi ini

juga dikatakan sebuah dorongan yang timbul dari luar diri siswa untuk

melakukan kegiatan belajar seperti mendapatkan penghargaan dan

situasi yang kondusif. Hal ini sebanding dengan pendapat yang

12

Page 10: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

dijelaskan Sardiman (2007) yang menyatakan bahwa motivasi dibagi

menjadi empat bagian yaitu:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentuknya

Motivasi dilihat dari dasar pembentuknya meliputi: a)

motif-motif bawaan, yang dimaksud dengan motif bawaan adalah

motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa

dipelajari. Misalnya: dorongan untuk belajar dan untuk bekerja,

untuk beristirahat, dorongan untuk makan, dorongan untuk minum;

dan b) motif-motif yang dipelajari, yang dimaksud motif yang

dipelajari adalah motif yang timbul karena perlu adanya

pembelajaran. Sebagai contoh dorongan untuk mempelajari hal

baru yang kiranya dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Jenis motivasi yang diungkapkan Wodworth dan Marquis

Jenis motivasi yang diungkapkan Wodworth dan Marquis,

meliputi: a) motif kebutuan organisme yaitu dorongan yang

dibutuhkan oleh tubuh misalnya: kebutuhan untuk minum, makan,

bernapas, seksual, dan beristirahat; b) motif-motif darurat yaitu

dorongan yang timbul karena rangsangan dari luar misalnya

dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas,

untuk berusaha, untuk memburu, dan c) motif-motif objektif yaitu

dorongan untuk menghadapi tantangan dalam menghadapi tuntutan

dunia luar misalnya kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

melakukan manipulasi, minat terhadapa sesuatu yang baru.

3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Adapun yang termasuk motivasi jasmaniah misalnya:

reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi

rohaniah adalah kemauan. Kemauan itu sendiri terbentuk menjadi

empat komponen yaitu: a) momen timbulnya alasan; b) momen

pilih; c) momen putusan, dan d) momen terbentunya kemauan.

4) Motivasi intrinsik,

Motivasi ini yaitu motif-motif yang yang timbul dari dalam

diri secara aktif untuk melakukan suatu dorongan. Seperti contoh

13

Page 11: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

seseorang yang suka membaca tanpa disuruh akan melakukan

dengan sendirinya. Kemudian dilihat dari tujuan dilakukannya

adalah dorongan agar bisa melakukan hal yang menjadi kewajiban

yang perlu dilakukan tanpa adanya paksaan atau dorongan dari

luar. Seperti contoh siswa berusaha mempelajari materi dengan

baik dikelas dan memahaminya tanpa adanya paksaan untuk

belajar. Hal in bisa dikatakan bahwa dorongan siswa dalam

melakukan hal yang diinginkan tanpa danya paksaan dari luar demi

tercapainya suatu tujuan.

5) Motivasi ekstrinsik,

Motivasi ini yaitu motif-motif yang timbul dari luar diri

seseoang secara aktif untuk melakukan suatu dorongan. Dorongan

ini timbul karena adanya rangsangan yang bisa mempengaruhi

terhadap keinginan seseorang. Seperti contoh siswa berusaha

mengerjakan tugas dengan baik agar mendapatkan nilai yang

diharapkan serta bisa mendapatkan pengakuan dari luar ataupun

penghargaan. Dapat disimpulkan bahwa hakikat motivasi belajar

merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa, sehingga

tidak semua siswa mempunyai dorongan motivasi yang sama.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Ditinjau dari

Indikator Motivasi yang Digunakan

Menurut Uno (2013) motivasi belajar dapat timbul karena

adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik diantaranya faktor intrinsik

berupa adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan

kebutuhan belajar, dan adanya harapan akan cita-cita. Dan faktor

ekstrinsik berupa adanya penghargaan, adanya kegiatan belajar yang

menarik, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Kedua faktor

tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang

berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan

semangat. Peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik di dalam

kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan. Adanya motivasi ini

siswa dapat mengembangkan inovasi dan inisiatif dalam melakukan

14

Page 12: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

kegaiatan belajar. Sebagai acuan dasar yang akan digunakan dalam

penelitian meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut

Uno (2013) indikator atau unsur dalam motivasi belajar menjadi dua

bagian yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi instrinsik

Motivasi Instrinsik meliputi: a) adanya hasrat dan keinginan

berhasil; b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dan c)

adanya harapan dan cita-cita masa depan.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik yaitu: a) adanya penghargaan dalam

belajar; b) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan c)

adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Indikator inilah yang akan menjadi acuan dalam penelitian motivasi

belajar matematika siswa kelas VIII.

d. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Ciri-ciri motivasi belajar dapat kita lihat dari setiap perilaku

siswa dalam kegiatan belajar. Salah satunya perilaku siswa yang

termotivasi belajar dengan menunjukkan perilaku bersemangat,

antusias serta aktif. Perilaku siswa yang termotivasi ini perlu juga guru

ketahui. Sardiman (2012) menyatakan motivasi yang ada pada setiap

orang itu memiliki ciri-ciri diantaranya tekun menghadapi tugas yang

dilakukan terus menerus hingga selesai. Ulet menghadapi kesulitan dan

tidak mudah putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk

mendapatkan prestasi yang telah dicapainya. Menunjukkan minat

terhadap berbagai macam-macam masalah. Lebih senang bekerja

secara mandiri tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain. Mudah

bosan pada tugas-tugas yang sudah rutin dilakukan. Tidak mudah

melepaskan hal yang sudah diyakini seta senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal.

e. Peran Motivasi dalam Pembelajaran

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang

15

Page 13: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

sedang belajar. Uno (2013) menyebutkan beberapa peranan dalam

motivasi pembelajaran dengan menentukan penguatan belajar,

memperjelas tujuan belajar, dan menentukan ketekunan belajar.

Sesuatu dapat dikatakan penguat dalam belajar apabila dia memiliki

motivasi untuk mempelajari sesuatu dengan kata lain motivasi dapat

menentukan hal-hal apa di lingkungan siswa yang dapat memperkuat

proses belajar. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitannya dengan makna belajar, siswa akan tertarik belajar sesuatu

jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah diketahui atau dinikmati

manfaatnya. Seorang siswa yang telah termotivasi untuk belajar

sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik.

f. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar

Kegiatan belajar mengajar baik motivasi intrinsik dan

ekstrinsik diperlukan siswa agar terjadi aktifitas belajar. Sardiman

(2012) menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkann motivasi dalam kegiatan belajar mengajar disekolah,

antara lain: 1) memberikan nilai bisa dikatakan dorongan untuk siswa

mendapatkan nilai yang leih baik serta dapat meningkatkan

kemampuan prestasi yang dimlikinya; 2) hadiah, dapat juga dikatakan

sebagai motivasi, karna dengan hadiah siswa akan termotivasi. Contoh

apabila siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam ulangan harian

diberi hadiah; 3) saingan atau kompetisi, dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan

individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa; 4) ego-involvement, menumbuhkan kesadaran kepada

siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimaannya sebagai

tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan haarga diri.

Seseorang akan berusaaha dengan segenap tenaga untuk mencapai

prestasi yang baik denga menjaga harga dirinya. penyelesaian tugas

dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri; 5) memberikan

tes juga dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Karena siswa biasanya

mempersiapkan diri untuk belajar ketika menghadapi ujian. Ujian

16

Page 14: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

merupakan strategi untuk meningkatkan motivasi siswa supaya lebih

rajin dalam mengetahui hasil serta dapat dijadikan sebagai alat

motivasi bagi siswa. Siswa akan terdorong untuk lebih rajin belajar

dengan mengetahui hasil belajar; 6) pujian dapat dijadikan sebagai alat

motivasi karena merupakan bentuk penguatan yang positif yang

diberikan oleh seseorang dari hasil yang sudah dikerjakan dan

sekaligus merupakan motivasi yang baik. 7) hukuman sebagai

penguatan yang negatif tetapi kalau diberikan secara maka akan

menjadi alat motivasi. Hukuman akan menjadi alat motivasi jika

dilakukan dengan tujuan memperbaiki sikap dan perbuatan siswa yang

dianggap salah; 8) hasrat untuk belajar, merupakan sesuatu yang

muncul dalam diri anak didik, yang mengakibatkan anak didik mau

belajar lebih giat lagi; 9) minat, motivasi muncul karena adanya minat

sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok,

dan 10) tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan

alat motivasi yang snagat penting. Sebab dengan memahami tujuan

yang harus dicapai, maka akantimbul gairah untuk terus belajar dengan

giat dan sungguh-sungguh.

g. Cara Mengukur Motivasi Belajar

Menurut Sugihartono dkk. (2007) pengukuran dapat diartikan

sebagai suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar-kecilnya gejala.

Hasil pengukuran dapat berupa angka atau uraian tntang kenyataan

yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi

keadaan yang diukur. Motivasi tidak dapat diobservasi seara langsung

namun harus diukur. Pada umumnya, yang banyak diukur adalah

motivasi sosisal dan motivasi biologis. Notoadmojo (2010)

menyebutkan kuisioner merupakan cara untuk mengukur motivasi

belajar melalui kuisioner adalah dengan meminta siswa untuk mengisi

kuisioner yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang dapat

memancing motivasi siswa. Sebagai contoh adalah Edward’s Personal

Preference Schedule. Kuisioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana

pada masing-masing nomer terdiri dari dua pertanyaan. Siswa diminta

17

Page 15: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

memliki salah satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih

mencerminkan dirinya. Berdasarkan pengisian kuisioner tersebut kita

dapat melihat ke-15 jenis kebutuhan dalam tes tersebut yang paling

dominan dari dalam diri kita. Seperti kebutuhan untuk berafiliasi

dengan orang lain, kebutuhan untuk membina hubungan dengan lawan

jeins, bahkan kebutuhan untuk bertindak agresif.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013) skala pengukuran

merupakan sebuah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan dalam

menentukan panjang pendeknya interval pada alat ukur, sehingga alat

ukur jika digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

kuantitatif. Melalui skala pengukuran ini, maka nilai variable yang

diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk

angka yang lebih akurat, efesien dan komunikatif. Skala yang

diberikan adalah skala motivasi belajar dengan model Likert

berdasarkan teori Sardiman. Skala motivasi belajar diberikan sebelum

dan setelah perlakuan sebagai upaya mengetahui perubahan sikap

subjek penelitian baik sebelum maupun setelah diberikan. Peneliti

dalam penelitian ini, menggunakan 5 alternatif jawaban yaitu Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat

Tidak Setuju (STS). Kemudian jawaban tersebut dijadikan sebagai titik

tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan atau pernyataan meliputi:

1) Pernyataan positif (favorable)

Berikut item-item instrumen yang meliputi: a) sangat setuju

(SS) jika responden memilih untuk sangat setuju pada kuisioner dan

diberikan skor 5; b) setuju (S) jika responden memilih setuju dengan

pernyataan kuisioner melalui jawaban kuisioner dan diberikan skor 4;

c) ragu-ragu (R) jika responden tidak menjawab setuju maupun tidak

setuju pada pernyataan kuisioner melalui jawaban kuisioner dan di

skor 3, d) tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan

pernyataan kuisioner melalui jawaban kuisioner di skor 2, dan e)

18

Page 16: B. Kajian Pustaka 1. Belajareprints.umm.ac.id/57364/38/BAB II.pdf · kesimpulan diatas prinsip belajar adalah berbuat dan bertindak dan juga harus disertai dengan tujuan agar memperoleh

sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan kuisioner melalui jawaban kuisioner di skor 1.

2) Pernyataan negatif (unfavorable)

Berikut item-item instrumen yang meliputi: a) sangat setuju

(SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuisioner yang

diberikan melalui jawaban kuisioner di skor 1; b) setuju (S) jika

responden setuju dengan pernyataan kuisioner melalui jawaban

kuisioner di skor 2; c) ragu-ragu (R) jika responden tidak menjawab

setuju maupun tidak setuju pernyataan kuisioner melalui jawaban

kuisioner di skor 3; d) tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju

dengan pernyataan kuisioner melalui jawaban kuisioner diskor 4, dan

e) sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan kuisioner melalui jawaban kuisioner diskor 5.

19