b a b iv penyajian dan analisa data 4.1 penyajian...
TRANSCRIPT
39
B A B IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1 Penyajian Data
Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijaksanaan perusahaan,
sehingga didapat gambaran yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan
juga pembahasan mengenai analisis perhitungan, penyetoran dan pelaporan yang
diterapkan PT Anghauz Indonesia .
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. ANGHAUZ INDONESIA telah dirintis pendiriannya sejak
tanggal 22 Mei 2002 dihadapan akte notaris saudara Untung Darno Soewirjo, SH
dengan akte pendirian nomor 87 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
perdagangan besar, yang berlokasi di jalan Margomulyo 46 B-1 Surabaya.
Didalam akte tersebut telah menetapkan :
- Tomo Angkriwan sebagai Direktur Utama
- Fellin Angkriwan sebagai Direktur Keuangan
- Charly Angkriwan sebagai Direktur Operasional
- Agus Angkriwan sebagai Komisaris Utama
Kebutuhan akan kelengkapan suatu bangunan terutama pintu baik nasional
maupun internasional khususnya di bidang property semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Peningkatan jumlah ini disebabkan karena adanya peningkatan
40
volume perdagangan dan karena adanya faktor lain, yaitu kepuasan dari para
pengguna barang tersebut. Dengan bermacam-macam jenis model dan warna
produk tersebut, diharapkan dapat meningkatkan minat untuk membeli dari
konsumen. Pada saat ini perusahaan mendistribusikan ke unit- unit yang telah
menjadi partner di berbagai wilayah Indonesia.
Tujuan PT Anghauz Indonesia
Tujuan perusahaan adalah suatu upaya yang hendak dicapai sebagai sasaran
utama dari segala kegiatan yang diadakan berdasarkan jangka waktu tertentu.
Adapun beberapa tujuan perusahaan yang ingin dicapai adalah:
a. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek yang hendak dicapai oleh perusahaan dalam waktu
yang relatif singkat misalnya kurang dari satu tahun yaitu: Berusaha
mencapai target produksi dan penjualan yang ditetapkan perusahaan
b. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan yang dicapai setelah tujuan jangka pendek tercapai dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun antara lain :
1. Berusaha meningkatkan profit perusahaan
2. Mengadakan ekspansi perusahaan ke berbagai wilayah di Indonesia.
Visi_PT Anghauz Indonesia
Visi perusahaan adalah untuk menjadi perusahaan distributor terbesar yang
maju dan berkembang pesat. Manajemen memulai transformasi dari organisasi
41
tingkatan tradisional menuju ke sebuah organisasi yang lebih fleksibel. Membuat
mimpi menjadi nyata untuk konsumen melalui merk dan produk yang dijual.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Di dalam suatu organisasi pembagian tugas merupakan hal yang mutlak
agar masing-masing bagian dapat lebih mempertanggungjawabkan pekerjaan
terhadap setiap tugas yang dibebankan kepada setiap lini organisasi yang
bersangkutan sehingga tercipta suatu sistem yang baik di dalam usaha mencapai
tujuan organisasi tersebut. Berikut gambaran struktur organisasi PT. Anghauz
Indonesia :
42
PT. ANGHAUZ INDONESIA
DIREKTURUTAMA
KOMISARIS
DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR
KEUANGAN OPERASIONAL PEMASARAN
MANAJER MANAJER MANAJER
KEUANGAN OPERASIONAL PEMASARAN
STAF STAF STAF STAF STAF STAF STAF
KEUANGAN AKUNT ADMINIS. OPERSI OPERSIO PEMASA PEMASA
ANSI TRASI ONAL NAL RAN RAN
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi
SUMBER : PT. ANGHAUZ INDONESIA
43
Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
Direktur Utama
Adalah pimpinan tertinggi perusahaan yang mengkoordinasi, mengarahkan serta
mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing bagian secara menyeluruh.
Memutuskan diterima atau ditolaknya kontrak perjanjian serta
menandatanganinya setelah mendapat masukan dari direktur pemasaran dan
direktur operasional dan direktur keuangan.
Komisaris
Adalah pimpinan tertinggi yang mempunyai fungsi mengangkat dan
memberhentikan pimpinan sesuai dengan rapat dewan komisaris, memberikan
dana investasi kepada perusahaan dan membubarkan perusahaan sesuai dengan
kondisi perusahaan, memberikan pertimbangan dan kebijaksanaan khusus kepada
pimpinan bilamana diperlukan.
Direktur Pemasaran
Adalah pimpinan tertinggi perusahaan yang mengkoordinasi, mengarahkan seta
mengawasi proses mulai dari penawaran harga sampai ditandatanganinya kontrak
perjanjian.
44
Direktur Operasional
Adalah pimpinan perusahaan yang mempunyai wewenang mengkoordinasi, serta
mengawasi seluruh kegiatan operasional setelah mendapat perintah dan
wewenang dari direktur pemasaran dan direktur keuangan.
Direktur Keuangan
Adalah pimpinan perusahaan yang mempunyai wewenang mengkoordinasi, serta
mengawasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan semua penerimaan dan
pengeluaran uang perusahaan.
Manajer Pemasaran
Adalah mengawasi, mengkoordinasi, mengarahkan seta mengawasi proses mulai
dari penawaran harga sampai ditandatanganinya kontrak perjanjian dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pemasaran.
Manajer Operasional
Adalah berwenang mengkoordinasi, serta mengawasi seluruh kegiatan operasional
setelah mendapat perintah dan bertanggung jawab kepada Direktur Operasional.
Manajer Keuangan
Adalah mengkoordinasi, serta mengawasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
semua penerimaan dan pengeluaran uang termasuk pembukuan dan administrasi
45
umum perusahaan dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur
Keuangan.
Staf Akuntansi, Keuangan dan Administrasi Umum
Adalah fungsi organisasi yang melaksanakan semua kegiatan pencatatan yang
berkaitan dengan setiap transaksi kegiatan usaha perusahaan serta menyusun dan
menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan rugi laba perusahaan dan
bertanggung jawab langsung kepada manajer keuangan.
Staf Operasional
Adalah fungsi organisasi yang mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan operasional secara langsung
dibawah perintah langsung manajer operasional.
Staf Pemasaran
Adalah fungsi organisasi yang mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran secara langsung
dibawah perintah langsung manajer pemasaran.
46
4.2 Analisis Data
Manajemen perusahaan yang sehat selalu memperhatikan proses dan
presedur yang berlaku, tidak terkecuali dengan proses perpajakan PPN yang selalu
dilakukan PT Anghauz Indonesia, karena perusahaan akan memperoleh sanksi
dari setiap proses yang dilakukan apabila tidak sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku. Supaya perusahaan dapat beroperasi dengan benar dan
berkembang maka perusahaan harus melakukan proses transaksi dokumen
perdagangan yang berlaku umum, perusahaan juga harus mengikuti setiap
prosedur perubahan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak. Salah satu cara
dilakukan agar tujuan dapat tercapai maka meminimalkan kesalahan
penghitungan, pembayaran sampai ke pelaporan PPNnya.
Perusahaaan ini melakukan kewajiban dalam bidang perpajakan antara
lain, melakukan pelaporan dan penyetoran PPN, PPh 21, dan PPh 29. Dalam
melakukan kewajibannya, PT. ANGHAUZ INDONESIA selalu melakukannya
tepat waktu atau tidak pernah terlambat bayar maupun terlambat lapor.
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT. ANGHAUZ INDONESIA
menggunakan SPT Masa 1111. Dalam melaporkan SPT-nya. PT. ANGHAUZ
INDONESIA menggunakan sistem E-SPT ( Elektronik Surat Pemberitauhuan ),
yaitu dengan cara menggunakan program software yang diperoleh dari KPP
Pratama Sawahan Surabaya dan kemudian setelah diisi data-data tentang SPT
Masa Perusahaan disimpan dalam format csv ke dalam flashdisk atau media
penyimpanan. Setelah itu, flashdisk tersebut disampaikan ke KPP Pratama
47
Sawahan Surabaya. Setetelah dicopy oleh petugas KPP, baru kemudian flashdisk
tersebut dikembalikan. Hal ini diberlakukan apabila Faktur Pajak Masukan dan
Keluaran lebih dari 30 buah dalam setiap bulannya. Bila kurang dari 30 dapat
menggunakan blanko yang diisi secara manual oleh perusahaan.
Gambar di bawah ini merupakan contoh proses pelaporan yang dilakukan PT.
ANGHAUZ INDONESIA ke Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ), yaitu dengan sistem
elektronik surat pemberitahuan ( eSPT ) dengan menggunakan program software
eSPT PPN versi 1.4 yang diperoleh dari KPP Pratama Sawahan Surabaya dan
kemudian setelah diisi data-data tentang profil perusahaan dan SPT masa
perusahaan disimpan dalam format csv ke dalam flashdisk atau media
penyimpanan. Setelah itu, flashdisk tersebut disampaikan ke KPP Pratama
Sawahan Surabaya. Setetelah dicopy oleh petugas KPP, baru kemudian flashdisk
tersebut dikembalikan. Pelaporan juga dilampiri print out induk SPT yang ada di
program eSPT PPN.
48
Gambar 4.2
Contoh Surat Pemberitahuan Masa PPN dalam bentuk eSPT 1111
49
4.2.1 Mekanisme Pemungutan PPN
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih menunjukkan sebagai identitas dari
suatu sistem pemungutan pajak atas konsumsi daripada nama suatu jenis pajak, di
mana mengenakan pajak atas nilai tambah yang timbul pada barang atau jasa
tertentu yang dikonsumsi. Namun sebelum barang atau jasa tersebut sampai pada
tingkat konsumen, PPN sudah dikenakan pada setiap tingkat mata rantai jalur
produksi maupun jalur distribusi. Meskipun demikian, pemungutan secara
bertingkat ini tidak menimbulkan efek ganda karena adanya metode perolehan
kembali pajak yang telah dibayar ( kredit pajak ) atau sering disebut dengan istilah
credit method oleh Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) yaitu selisih antara PPN
Masukan dan PPN Keluaran untuk menghitung pajak yang terutang, yang terjadi
karena adanya transaksi penjualan dan pembelian atas BKP ataupun JKP sehingga
persentase beban pajak yang dipikul oleh konsumen tetap sama dengan tarif pajak
yang berlaku.
Mekanisme pemungutan PPN tidak terlepas dari penerapan PPN di sebuah
perusahaan terutama penerapannya pada PT. Anghauz Indonesia. Sebagai PKP
( Pengusaha Kena Pajak ), perusahaan tersebut memperhatikan hal-hal berikut :
a. Pemungutan PPN sebesar 10 % atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
b. Membuat faktur pajak pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
c. Melakukan setoran pajak yang terutang ke kas negara selambatnya akhir bulan
berikutnya sebelum pelaporan masa dilakukan.
50
d. Meyampaikan laporan perhitungan pajak dengan SPT Masa dalam jangka
waktu 30 hari setelah berakhirnya masa pajak.
e. Menyimpan Faktur Pajak baik PPN keluaran maupun masukan dengan rapi dan
tertib.
f. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai
perolehan dan penyerahan BKP/JKP.
Jenis-jenis pajak yang dilaporkan oleh PT. Anghauz Indonesia adalah :
• Pajak Pertambahan Nilai.
• PPh Pasal 21 Ketentuan yang mengatur tentang pembayaran pajak dalam
tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan
pekerjaan, jasa dan kegiatan. Pihak yang wajib melakukan pemotongan,
penyetoran dan pelaporan pajak adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah,
dana pensiun, badan, perusahaaan, dan penyelenggaraan kegiatan.
• PPh Pasal 23 Perusahaan memungut pajak atas penghasilan berupa
imbalan jasa yang wajib dilakukan pemotongan pajak adalah jasa teknik, jasa
manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, jasa service (perbaikan) dan lain yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak selain jasa yang telah dipotong Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
• PPH Pasal 29 Merupakan Pajak terhadap Badan Usaha Tetap
51
4.2.2 Pencatatan Akuntansi PPN Keluaran
Pencatatan atas penerimaan hasil penjualan tunai dilakukan dengan
mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak Keluaran-
nya.
Contoh : Pada Tanggal 20 Desember 2012 PT. Anghauz Indonesia melakukan
penjualan tunai kepada PT. Anak Jaya Bapak Sejahtera ( AJBS ) sesuai dengan
no. faktur 010.000.12.0003367, maka jurnalnya sebagai berikut:
Kas Rp. 11.000.000
Penjualan 10.000.000
PPN keluaran 1.000.000
Atas penjualan secara tunai tersebut, PT. Anghauz Indonesia membuat Faktur
Pajak Standar pada saat pengiriman dan diterimanya pembayaran yaitu saat
melakukan penjualan tunai.
Sedangkan, untuk penjualan secara kredit dicatat dengan mendebit
perkiraan piutang dagang dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak
Keluaran-nya.
Contoh : Pada tanggal 20 Desember 2012 PT. Anghauz Indonesia melakukan
penjualan secara kredit kepada PT. Anak Jaya Bapak Sejahtera ( AJBS ) sebesar
Rp. 10.000.000. Atas penjualan tersebut maka dibuat jurnal :
Piutang Dagang Rp. 11.000.000
Penjualan Rp. 10.000.000
PPN Keluaran Rp. 1.000.000
52
Pada saat terjadinya pelunasan pembayaran :
Kas Rp. 11.000.000
Piutang Dagang Rp. 11.000.000
Atas penjualan yang dilakukan dengan menerima uang muka, PT. Anghauz
Indonesia belum mengakui PPN yang terutang karena dianggap belum melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). PPN yang terutang tersebut baru diakui
pada saat dilakukan pelunasan dan pengiriman barang.
Sebagai contoh, pada tanggal 10 Desember 2012 PT. Anghauz Indonesia
menerima uang muka sebesar Rp. 6.500.000 atas barang pesanan.
Dari transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 6.500.000
Uang muka penjualan Rp. 6.500.000
Dari transaksi diatas, belum dikenakan PPN dari keseluruhan penjualan
yaitu sebesar Rp. 10.000.000, apabila pada bulan Desember dilunasi seluruh sisa
dari kekurangan pembayaran tersebut dan barang telah diterima, maka jurnalnya
adalah seperti berikut :
Kas Rp. 4.500.000
Uang Muka Rp. 6.500.000
Penjualan Rp. 10.000.000
PPN Keluaran Rp. 1.000.000
53
Keseluruhan PPN Keluaran yang dibayar perusahaan selama Masa Pajak bulan
Desember dapat dilihat dalam lampiran formulir A2 SPT 1111 PPN.
Berikut gambar 4.3 yang menerangkan bahwa semua faktur pajak keluaran
yang telah diterbitkan kepada pembeli dalam negeri dalam masa pajaknya,
dimasukkan ke dalam program eSPT PPN dalam lampiran A2 . Penomoran harus
berurutan sesuai dengan penomoran yang berlaku. Di dalam lampiran A2 tertera
nama pembeli, NPWP pembeli, nomor seri faktur pajak, tanggal dan nominal
penjualan.
54
Gambar 4.3
Contoh Daftar Pajak Keluaran dalam program eSPT PPN 1111
55
4.2.3 Pencatatan Akuntansi PPN Masukan
Pencatatan atas pembelian tunai dilakukan dengan mendebet persediaan
dan PPN Masukan serta mengkredit perkiraan kas.
Contoh : Pada tanggal 01 Desember 2012, PT. Anghauz Indonesia melakukan
pembelian kepada PT. Tulus Tri Tunggal sebesar Rp. 1.200.000 secara tunai. Hal
ini sesuai dengan nomor faktur 0922. Maka jurnalnya sebagai berikut :
Persediaan Rp. 1.000.000
PPN Masukan Rp. 100.000
Kas Rp. 1.100.000
Keseluruhan PPN Masukan yang dibayar perusahaan selama Masa Pajak
bulan Desember dapat dilihat dalam lampiran formulir B2 SPT PPN, seperti
gambar 4.4 di bawah ini :
Gambar di bawah ini menerangkan isi dari eSPT PPN 1111 lampiran B2 yang
memuat tentang semua pembelian lokal yang berfaktur pajak, sebagai pengkreditan
faktur keluaran yang ada dalam lampiran A2. Dalam Lampiran B2 memuat nama
Penjual, nomor seri faktur pajak yang dikeluarkan oleh penjual, NPWP penjual,
tanggal dan nominal pembelian.
56
Gambar 4.4 :
Gambar contoh Daftar Pajak Masukan dalam program eSPT PPN 1111
57
4.2.4 Prosedur Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT. Anghauz
Indonesia Selama Tahun 2012
Pencatatan jurnal yang dilakukan PT. Anghauz Indonesia terkait dengan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk masa pajak bulan Januari sampai dengan
bulan Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Pada saat pembelian atas barang yang dapat dikreditkan PPN-nya, maka
jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Aktiva Tetap XXX
PPN Masukan XXX
Hutang XXX
Masa Januari 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Januari :
Piutang Dagang Rp. 994.618.270
PPN – Keluaran ( Januari ) Rp. 90.419.841
Penjualan Rp. 904.198.429
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 994.618.270
Piutang Dagang Rp. 994.618.270
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Januari :
Pembelian Rp. 342.031.770
PPN – Masukan ( Januari ) Rp. 34.203.177
Hutang Dagang Rp. 376.234.947
58
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Januari :
PPN kurang bayar ( Januari ) Rp. 56.216.664
Bank Rp. 56.216.664
Masa Februari 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Februari :
Piutang Dagang Rp. 1.369.423.706
PPN – Keluaran ( Februari ) Rp. 124.493.064
Penjualan Rp. 1.244.930.642
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.369.423.706
Piutang Dagang Rp. 1.369.423.706
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Februari :
Pembelian Rp. 1.042.954.400
PPN – Masukan ( Februari ) Rp. 104.295.440
Hutang Dagang Rp. 1.147.249.840
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Februari :
PPN kurang bayar ( Februari ) Rp. 20.197.623
Bank Rp. 20.197.623
59
Masa Maret 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Maret :
Piutang Dagang Rp. 1.217.489.402
PPN – Keluaran ( Maret ) Rp. 110.680.855
Penjualan Rp. 1.106.808.547
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.217.489.402
Piutang Dagang Rp. 1.217.489.402
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Maret :
Pembelian Rp. 746.315.300
PPN – Masukan ( Maret ) Rp. 74.631.530
Hutang Dagang Rp. 820.946.830
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Maret :
PPN kurang bayar ( Maret ) Rp. 36.049.325
Bank Rp. 36.049.325
Masa April 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan April :
Piutang Dagang Rp. 1.183.233.558
PPN – Keluaran ( April ) Rp. 107.566.687
Penjualan Rp. 1.075.666.871
60
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.183.233.558
Piutang Dagang Rp. 1.183.233.558
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan April :
Pembelian Rp. 727.412.774
PPN – Masukan ( April ) Rp. 66.128.434
Hutang Dagang Rp. 820.946.830
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan April :
PPN kurang bayar ( April ) Rp. 41.438.253
Bank Rp. 41.438.253
Masa Mei 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Mei :
Piutang Dagang Rp. 1.539.163.771
PPN – Keluaran ( Mei ) Rp. 139.923.979
Penjualan Rp. 1.399.239.792
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.539.163.771
Piutang Dagang Rp. 1.539.163.771
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Mei :
Pembelian Rp. 1.105.438.510
PPN – Masukan ( Mei ) Rp. 110.543.851
Hutang Dagang Rp. 1.215.982.361
61
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Mei :
PPN kurang bayar ( Mei ) Rp. 29.380.128
Bank Rp. 29.380.128
Masa Juni 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Juni :
Piutang Dagang Rp. 1.614.628.066
PPN – Keluaran ( Juni ) Rp. 146.784.369
Penjualan Rp. 1.467.843.697
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.467.843.697
Piutang Dagang Rp. 1.467.843.697
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Juni :
Pembelian Rp. 1.016.892.050
PPN – Masukan ( Juni ) Rp. 101.689.205
Hutang Dagang Rp. 1.118.581.255
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Juni :
PPN kurang bayar ( Juni ) Rp. 45.095.164
Bank Rp. 45.095.164
Masa Juli 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Juli :
Piutang Dagang Rp. 1.331.786.133
PPN – Keluaran ( Juli ) Rp. 121.071.467
Penjualan Rp. 1.210.714.666
62
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.331.786.133
Piutang Dagang Rp. 1.331.786.133
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Juli :
Pembelian Rp. 721.417.030
PPN – Masukan ( Juli ) Rp. 72.141.703
Hutang Dagang Rp. 793.558.733
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Juli :
PPN kurang bayar ( Juli ) Rp. 48.929.764
Bank Rp. 48.929.764
Masa Agustus 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Agustus :
Piutang Dagang Rp. 822.732.508
PPN – Keluaran ( Agustus ) Rp. 74.793.864
Penjualan Rp. 747.938.644
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 822.732.508
Piutang Dagang Rp. 822.732.508
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Agustus :
Pembelian Rp. 435.661.580
PPN – Masukan ( Agustus ) Rp. 43.566.158
Hutang Dagang Rp. 479.227.738
63
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Agustus :
PPN kurang bayar ( Agustus ) Rp. 31.227.706
Bank Rp. 31.227.706
Masa September 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan September :
Piutang Dagang Rp. 1.308.606.535
PPN – Keluaran ( September ) Rp. 118.964.230
Penjualan Rp. 1.189.642.305
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.308.606.535
Piutang Dagang Rp. 1.308.606.535
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan September :
Pembelian Rp. 1.034.042.890
PPN – Masukan ( September )Rp. 103.404.289
Hutang Dagang Rp. 1.137.447.179
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan September:
PPN kurang bayar ( September ) Rp. 15.559.941
Bank Rp. 15.559.94
Masa Oktober 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Oktober :
Piutang Dagang Rp. 1.842.606.858
PPN – Keluaran ( Oktober ) Rp. 167.509.714
Penjualan Rp. 1.675.097.144
64
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.842.606.858
Piutang Dagang Rp. 1.842.606.858
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Oktober :
Pembelian Rp. 139.043.813
PPN – Masukan ( Oktober ) Rp. 139.043.813
Hutang Dagang Rp. 278.087.626
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Oktober :
PPN kurang bayar ( Oktober ) Rp. 28.465.901
Bank Rp. 28.465.901
Masa November 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan November :
Piutang Dagang Rp. 1.286.056.860
PPN – Keluaran ( November ) Rp. 116.914.260
Penjualan Rp. 1.169.142.600
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.286.056.860
Piutang Dagang Rp. 1.286.056.860
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan November :
Pembelian Rp. 984.056.986
PPN – Masukan ( November ) Rp. 89.459.726
Hutang Dagang Rp. 894.597.260
65
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan November
PPN kurang bayar ( November ) Rp. 27.454.534
Bank Rp. 27.454.534
Masa Desember 2012
Pencatatan untuk penjualan bulan Desember :
Piutang Dagang Rp. 1.274.509.891
PPN – Keluaran ( Desember ) Rp. 115.864.536
Penjualan Rp. 1.158.645.355
Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal
Bank Rp. 1.274.509.891
Piutang Dagang Rp. 1.274.509.891
Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Desember :
Pembelian Rp. 1.148.410.350
PPN – Masukan ( Desember ) Rp. 114.410.350
Hutang Dagang Rp. 1.262.820.700
Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi kurang bayar bulan Desember :
PPN kurang bayar ( Desember ) Rp. 1.023.501
Bank Rp. 1.023.501
66
4.2.5 Prosedur Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT,
Anghauz Indonesia Selama Tahun 2012
Penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Anghauz
Indonesia yaitu Penyetoran pajak pertambahan nilai ( PPN ) dilakukan atas dasar
selisih kurang bayar antara pajak keluaran dan pajak masukan harus dibayarkan
dengan SSP ( Surat Setor Pajak ) kepada Bank presepsi, pembayaran paling
lambat harus dilakukan sebelum akhir bulan setelah bulan berikutnya. Sedangkan
Pelaporannya dilakukan di tempat dimana PKP terdaftar melalui Surat
Pemberitahuan ( SPT ) masa PPN bersangkutan sebelum akhir bulan setelah bulan
berikutnya.
67
4.3 Interpretasi
4.3.1 Evaluasi atas pemungutan PPN Keluaran
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) keluaran yang terdapat pada PT. Anghauz
Indonesia merupakan PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
penyerahan Jasa Kena Pajak. Penyerahan BKP dan atau JKP ini salah satunya
adalah kegiatan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan
dilakukan hanya lingkup dalam negeri saja, baik secara tunai maupun kredit,
dengan uang muka ataupun tanpa uang muka. Setiap penjualan didasarkan pada
adanya pesanan dari calon pembeli yang dituangkan dalam order pembelian
(purchase order). Pesanan ini juga dapat diikat dengan surat perjanjian atau
kontrak.
Dalam melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa
Kena Pajak (JKP), PT. Anghauz Indonesia menerbitkan Faktur Pajak Standar
sebagai bukti pemungutan pajak yang dibuat dan disertakan pada saat pengiriman
BKP dan atau JKP tersebut ke pelanggan.
Atas penerbitan Faktur Pajak ini harus ditandatangani oleh Direktur
perusahaan. Apabila ada pelanggan baru yang melakukan pemesanan pada
perusahaan, perusahaan menanyakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
pelanggan baru tersebut kemudian disimpan dalam file perusahaan untuk
digunakan pada transaksi-transaksi selanjutnya.
68
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau jasa Kena Pajak (JKP)
oleh PT. Anghauz Indonesia dapat digolongkan menjadi :
1. Penjualan Tunai, Faktur Pajak-nya dibuat pada saat terjadinya transaksi atau
pada saat penyerahan BKP dan atau JKP.
2. Penjualan Kredit yang lebih dari 30 hari, Faktur Pajak-nya dibuat saat
diterbitkan invoice yang akan disertakan pada saat pengiriman BKP dan
paling lambat dilunasi satu bulan kemudian.
Faktur Pajak Standar PT. Anghauz Indonesia dibuat sebanyak 3 rangkap, yaitu:
a. Lembar ke-1 : Untuk penerima atau pembeli BKP dan atau JKP.
b. Lembar ke-2 : Untuk Penerbit Faktur Pajak sebagai penjual BKP dan atau
JKP
c. Lembar ke-3 : Untuk Arsip.
Pada saat menerima uang muka (advance payment), PT. Anghauz
Indonesia tidak mengakui PPN yang terutang karena dianggap belum melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP). Hal ini
tentu tidak dibenarkan dalam peraturan Undang-Undang Perpajakan. Hal ini
disebabkan karena Faktur Pajak seharusnya dibuat pada setiap terjadinya
pembayaran diterima. Dari transaksi diatas penulis menemukan ketidaksamaan
prosedur dan aturan perpajakan yang berlaku yang dilakukan oleh Perusahaan, yaitu
ketika ada penerimaan uang muka dari pembeli perusahaan tidak mengeluarkan faktur
pajak. Padahal menurut undang – undang perpajakan tentang Pajak Pertambahan
69
Nilai ( PPN ) pada UU No. 42 tahun 2009 tentang tata cara pengisian keterangan dan
pemotongan PPN Dasar Pengenaan Pajak ( DPP ) yaitu pajak penjualan atas setiap
transaksi perdagangan baik dengan uang muka atau langsung tunai, setiap transaksi
tersebut harus dikenakan PPN. Diisi dengan jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang
Muka/Termin dikurangi dengan Potongan Harga dan uang Muka yang telah
diterima atau diisi dengan DPP Nilai Lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan. PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak.
Diisi dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang sebesar 10% dari
Dasar Pengenaan Pajak. Jadi, jurnal yag terjadi seharusnya dari transaksi tersebut
adalah :
Kas Rp. 7.150.000
Uang Muka Rp. 6.500.000
PPN Keluaran Rp. 650.000
Setelah barang diterima konsumen dan telah dilunasi maka jurnalnya :
Kas Rp. 3.850.000
Uang Muka Rp. 6.500.000
Penjualan Rp. 10.000.000
PPN Keluaran Rp. 350.000
70
Tabel 4.1
Daftar pajak Keluaran Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) PT. Anghauz
Indonesia Tahun 2012
Masa Pajak
(dalam rupiah)
PPN Keluaran
Januari 90.419.841
Februari 124.493.063
Maret 110.680.855
April 107.566.687
Mei 139.923.979
Juni 146.784.369
Juli 121.071.467
Agustus 74.793.864
September 118.964.230
Oktober 167.509.714
November 116.914.260
Desember 115.864.536
Sumber data : PT. Anghauz Indonesia
Tabel diatas merupakan rekapan Pajak keluaran yang telah diterbitkan PT.
Anghauz Indonesia selama periode penjualan januari sampai desember 2012,
dimana pajak keluaran tersebut sebagai acuan penghitungan Pajak Pertambahan
Nilai ( PPN ) dengan pajak masukan yang diperoleh, sehingga berapa selisih yang
harus disetor atau dibayarkan ke kas negara melalui Bank presepsi yang dirujuk
sebagai tempat pembayaran.
71
4.3.2 Evaluasi atas pemungutan PPN Masukan
Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak
karena perolehan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak. Selanjutnya, akan
diuraikan Pajak Masukan yang telah dibayar oleh PT. Anghauz Indonesia yang
timbul karena adanya pembelian BKP. Pembelian tersebut yaitu barang dagang.
Pada setiap perolehan BKP yang berupa pembelian barang dagang, PT. Anghauz
Indonesia menerima Faktur Pajak Standar dari PKP penjual yang dapat
digunakam sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan yang akan
dibayar pada akhir masa pajak. PPN atas perolehan BKP adalah berdasar Faktur
Pajak dari PKP penjual. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pajak Masukan
atas pembelian barang dagang ini dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa
pajak yang sama dengan dilakukannya pembelian.
Untuk pembelian barang modal, pada saat barang-barang modal tersebut
dibeli, dicatat sesuai dengan harga perolehannya yang mencakup harga beli, biaya
kirim, serta biaya lain-lain bila ada. Di dalam harga perolehan, barang modal
tersebut tidak termasuk PPN karena pembelian barang modal tersebut merupakan
Pajak Masukan yang akan dikreditkan pada masa pajak yang sama dengan saat
diperolehnya.
Setiap akhir tahun, perusahaan memperhitungkan penyusutan atas aktiva
tetap perusahaan. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus
sedangkan lamanya aktiva tersebut disusutkan sesuai dengan taksiran umur
ekonomis yang telah ditetapkan oleh buku petunjuk aktiva tetap menurut
peraturan perpajakan.
72
Tabel 4.2
Daftar Pajak Masukan PPN PT. Anghauz Indonesia Tahun 2012
Masa Pajak
(dalam rupiah)
PPN Masukan
Januari 34.203.177
Februari 104.295.440
Maret 74.631.530
April 66.128.434
Mei 110.543.851
Juni 101.689.205
Juli 72.141.703
Agustus 43.566.158
September 103.404.289
Oktober 139.043.813
November 89.459.726
Desember 114.841.035
Sumber data : PT. Anghauz Indonesia
Tabel diatas merupakan rekapan Pajak Masukan yang telah diteima PT.
Anghauz Indonesia selama periode pembelian januari sampai desember 2012,
dimana pajak Masukan tersebut sebagai acuan penghitungan Pajak Pertambahan
Nilai ( PPN ) dengan pajak keluaran yang diterbitkan atas penjualan BKP atau
JKP, sehingga berapa selisih yang harus disetor atau dibayarkan ke kas negara
melalui Bank presepsi yang dirujuk sebagai pembayaran.
73
4.3.3 Evaluasi atas penyetoran dan Pelaporan PPN
Penyetoran dan pelaporan pajak pertambahan nilai ( PPN ) yang telah
dilakukan PT Anghauz Indonesia sudah sesuai dengan UU No 42 tahun 2009
pasal 15A tentang penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )
yaitu pembayarannya dihitung atas selisih kurang bayar antara pajak keluaran dan
pajak masukan yang sudah dibayarkan dengan SSP ( Surat Setor Pajak ) kepada
Bank presepsi, pembayaran atau penyetoran sudah dilakukan sebelum akhir bulan
setelah bulan berikutnya. Sedangkan Pelaporannya juga dilakukan di tempat
dimana PKP terdaftar melalui Surat Pemberitahuan ( SPT ) masa PPN atau
dengan istilah sekarang eSPT ( elektronik Surat Pemberitahuan Masa )
bersangkutan sebelum akhir bulan setelah bulan berikutnya. Sehingga tidak ada
cacat pajak atas proses penyetoran maupun pelaporan yang dilakukan PT.
Anghauz Indonesia.
Tabel di bawah ini menerangkan rekapan dari penyetoran dan
pelaporan Pajak yang dilakukan oleh PT. Anghauz Indonesia selama Tahun 2013,
yang menjelaskan periode masa bersangkutan, tanggal pelaporan SPT Masa,
Kompensasi kelebihan PPN Tahun Lalu/Bulan Lalu, Jumlah total Pajak Keluaran
dan Masukan periode bersangkutan, dan kurang atau lebih bayar pada masa yang
bersangkutan. Tabel berikut digunakan sebagai kontrol administrasi sebagai
pembanding Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh PT. Anghauz Indonesia.
74
Tabel 4.3
Penyetoran dan Pelaporan PPN PT. Anghauz Indonesia Tahun 2012
Masa Pajak
(dalam
rupiah)
Tanggal Pelaporan
SPT Masa PPN
Kompensai
Kelebihan
PPN Tahun
Lalu/Bulan
Lalu
PPN
Masukan
Masa
Pajak
Tidak
Sama
PPN
Keluaran
Kurang
Bayar
(-)
Lebih
Bayar
(+)
Tanggal
Penyetoran
Januari 20-02-2012 - 34.203.177 - 90.419.841 56.216.664 - 17-02-12
Februari 19-03-2012 - 104.295.440 - 124.493.063 20.197.623 - 15-02-12
Maret 21-04-2012 - 74.631.530 - 110.680.855 36.049.325 - 18-04-12
April 21-05-2012 - 66.128.434 - 107.566.687 41.438.253 - 19-05-12
Mei 20-06-2012 - 110.543.851 - 139.923.979 29.380.128 - 15-06-12
Juni 18-07-2012 - 101.689.205 - 146.784.369 45.095.164 - 14-07-12
Juli 19-08-2012 - 72.141.703 - 121.071.467 48.929.764 - 15-08-12
Agustus 20-09-2012 - 43.566.158 - 74.793.864 31.227.706 - 18-09-12
September 20-10-2012 - 103.404.289 - 118.964.230 15.559.941 - 17-10-12
Oktober 23-11-2012 - 139.043.813 - 167.509.714 28.465.901 - 19-11-12
November 19-12-2012 - 89.459.726 - 116.914.260 27.454.534 - 16-12-12
Desember 20-01-2013 114.841.035 - 115.864.536 1.023.492 - 16-01-13
Sumber Data : PT. Anghauz Indonesia
75
Tabel 4.4
PT. ANGHAUZ INDONESIA
NERACA
AKHIR PERIODE 31 DESEMBER TAHUN 2012
ASSET
ASSET LANCAR
KAS
1.413.076.657,00
BANK BCA RP
41.272.866,11
BANK BCA $
Kas Bank Antara
PIUTANG DAGANG GENERAL
761.767.158,68
PIUTANG DAGANG FOOD
899.724,37
PIUTANG LAIN-LAIN
3.071.081.950,00
PPN LEBIH BAYAR
UANG MUKA ASURANSI
20.081.855,02
UANG MUKA BIAYA LAIN2
PPN MASUKAN
UANG MUKA SEWA
145.000.016,00
UANG MUKA PAJAK PPH 22
96.214.000,00
UANG MUKA PAJAK PPH 25/29
40.013.704,00
UANG MUKA PAJAK PPH 21
UANG MUKA PAJAK PPH 23
1.090.243,00
PERSEDIAAN
3.096.585.887,72
8.687.084.061,90
ASSET TETAP
KENDARAAN
980.950.998,10
INVENTARIS
337.545.701,99
JUMLAH NILAI PEROLEHAN AKTIVA
1.318.496.700,09
AKUMULASI PENYUSUTAN
(572.368.016,18)
NILAI BUKU AKTIVA
746.128.683,91
ASSET LAIN – LAIN
INVESTASI
820.750.845,00
AKTIVA DALAM PROSES
TOTAL ASSET
10.253.963.590,81
KEWAJIBAN & EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
HUTANG BANK – PANIN
4.068.422.346,38
HUTANG DAGANG LOKAL
563.239.576,54
HUTANG PAJAK / PAJAK LAIN2 (GNU)
HUTANG PPH PS 21
HUTANG PPN IMPORT
PPN KURANG BAYAR
1.023.492,00
HUTANG BIAYA
-
HUTANG KARYAWAN
HUTANG LAIN-LAIN
636.591.081,23
UANG MUKA PENJUALAN GENERAL
1.902.212.240,29
UANG MUKA PENJUALAN FOOD
-
JUMLAH PASSIVA LANCAR
7.171.488.736,44
EKUITAS
MODAL DASAR
200.000.000,00
LABA/RUGI DITAHAN
2.198.077.500,11
LABA / RUGI TAHUN BERJALAN
684.397.354,26
JUMLAH MODAL DAN SISA LABA
3.082.474.854,37
TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS
10.253.963.590,81
Sumber Data : PT. Anghauz Indonesia
76
Tabel diatas merupakan Neraca PT. Anghauz Indonesia periode akhir
pembukuan desember 2012, dimana pajak Masukan dan keluaran sudah di debit
dan kredit penghitungannya sehingga terjadi kurang atau lebih bayar pajak atas
pajak pertambahan nilai ( PPN ), yang mengakibatkan nilai di Neraca Pajak
masukan dan Keluaran bernilai nol, dan muncul utang PPN kurang bayar, hal
tersebut sebagai acuan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) masa
bersangkutan yang harus disetor atau dibayarkan ke kas negara melalui Bank
presepsi yang dirujuk sebagai pembayaran.
4.3.4 Evaluasi Hal – hal spesifikasi komponen dalam faktur pajak untuk
transaksi yang bisa terjadi karena kesalahan atau miss.
Berdasarkan Surat pemberitahuan yang pernah diterima oleh PT. Anghauz
Indonesia dari Kantor pelayanan Pajak ( KPP ) tentang pentingnya komponen
yang melekat pada faktur pajak antara lain Nama, alamat, dan NPWP yang
melakukan penyerahan atau pembelian BKP atau JKP, Jenis Barang atau Jasa,
jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga, PPN yang dipungut,
PPnBM yang dipungut, Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur
Pajak, dan nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak menandatangani
faktur pajak. Sehingga Wajib Pajak ( WP ) bisa meminimalkan kesalahan saat
penginputan data maupaun pelaporannya, berdasarkan pengalaman yang ada
di KPP masih banyak dari wajib pajak ( WP ) yang kurang memperhatikan
komponen pelaporan yang ada di dalam Faktur Pajak. PT. Anghauz Indonesia
sudah melaksanakan beberapa perlakuan untuk meminimalisasikan kesalahan,
77
yaitu dengan cara semua data yang telah diinput atau dimasukkan ke dalam
program eSPT PPN 1111 antara lain Lampiran A2 atas rekapan dari Pajak
Keluaran dan Lampiran B2 atas rekapan dari Pajak Masukan dicetak dan
dilakukan rekonsil atau pencocokan dengan faktur pajak yang telah dicetak
yang telah dikeluarkan ke pembeli. Apabila semua komponen yang ada di
Faktur pajak sudah sesuai dengan komponen yang dilaporkan, maka PT.
Anghauz Indonesia baru melaporkannya. Sehingga kesalahan atas pelaporan
akibat miss atau kesalahan penginputan sedikit sekali dilakukan oleh PT.
Anghauz Indonesia.