azimut matahari dengan pengamatan matahari
DESCRIPTION
Metode PengamatanTRANSCRIPT
Metode Pengamatan Azimut Matahari dengan Pengamatan Matahari
Azimuth matahari (AM) untuk setiap saat bisa ditentukan bila data mengamati
matahari tersebut untuk menentukan tingginya serta dicatat pula waktunya atau saat
pengamatan. Apabila sebelum atau sesudah mengamat pada matahari kemudian
teropong dibidikan ketitik acuan (P) dan dibaca lingkaran horizontalnya, sehingga
dapat dihitung sudut horizontalnya antara titik acuan dan matahari saat diamat (ψ)
maka dapat ditentukan azimuth kearah acuan.
Gambar 4. Azimuth Matahari dan Titik Acuan
Sehingga alat yang diperlukan adalah teodolit serta arlogi. Sudut horizontal
merupakan bacaan lingkaran horizontal titik acuan (Hs) dan ke matahari (Hm),
sehingga ψ = Hs – Hm
Pada segitiga astronomis, azimuth matahari (A) dari segitiga bola KU-M-Z
dapat ditentukan bila diketahui tiga unsure tersebut. Dengan peralatan diatas dapat
ditentukan dua unsur yaitu busur ZM, waktu pengamatan (t), sehingga masih ada data
yang kurang dan dapat di bantu dengan:
A. Peta Topografi untuk menentukan lintang pengamatan dengan cara interpolasi
linier, sehingga unsure Z-KU dapat ditentukan (dari dinas Topografi AD)
B. Tabel Deklinasi matahari dan perata waktu untuk menentukan M-KU pada tanggal
dan tahun pengamatan(Nautical Almanac)
Sehingga dari segitiga astronomis diketahui empat unsur yaitu:
1. Z-M = (90̊0 - h) 3. M-KU = (90̊0 - δ)
2. Z- KU = (90̊0 - φ) 4. M.KU.Z = t(sudut waktu)
Apabila pemecahan segitiga astronomis untuk menentukan besarnya azimuth (A)
digunakan tiga unsur yaitu: (90̊0 - h), (90̊0 - φ), dan (90̊0 - δ) dinamakan metode tinggi matahari.
Apabila pemecahannya menggunakan unsur t, (90̊0 - φ), dan (90̊0 - δ) disebut metode sudut
waktu. Metode lain yang digunakan yaitu metode tinggi yang sama, sehingga harus diamati
pagi dan sore. Dalam praktikum ksli ini menggunakan metode tinggi matahari.
Metode Tinggi Matahari
Pada metode ini, data yang dibutuhkan adalah tinggi saat pengamatan (h), delinasi
matahari (δ), dan lintang pengamat (φ). Rumus dasar yang digunakan:
Cos A = Cos(90̊0 - δ) - Cos(90̊0 - φ) Cos(90̊0 - h)
Sin(90̊0 - δ)Sin(90̊0 - h)
= Sin δ – Sin φ Sin h
Cos φ Cos h
Apabila menggunakan sudut zenith maka
Cos A = Sin δ – Sin φ Sin z
Cos φ Cos z
Arloji yang digunakan untuk pengamatan yang mempunyai ketelitan sampai menit. Untuk
mendapatkan deklinasi saat pengamatan dicari dengan interpolasi linier demikian pula saat
mencari lintang pengamatan pada peta topografi.
Cara pengamatan matahari dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari peralatan
yang digunakan antara lain:
1. Memekai filter gelap di okuler, sehingga dapat langsung membidik matahari
2. Tanpa filter, sehingga bayangan matahari ditadah dikertas di belakang okuler
Kedua cara diatas bisa diamat atau dibidik pusat matahari apabila diafragma dilengkapi
dengan lingkaran matahari, namun bila tidak dengan cara menyinggungkan tepi-tepi
bayangan matahari pada benang silang mendatar atau tegak(metode kuadran tangent)
3. Menggunakan prisma Roelofs yang dipasang dimuka lensa obyektif, sehingga dapat
langsung dibidik pusat matahari
Koreksi-koreksi hasil pengamatan :
1. Koreksi Refraksi
Akibat refraksi sinar, benda langit akan terlihat lebih tinggi. Sehingga koreksi
refraksi selalu negative(minus).
Besar koreksi (r) = 58”cot hu (dalam tekanan udara normal), atau
r = rm cp. Ct
dimana : hu = tinggi hasil ukuran
rm = refraksi normal pada 760̊ mm, T = 10̊0 C
P = tekanan udara saat pengamatan
T = temperature saat pengamatan
cp = P ct = 284 760̊ 273 fg
2. Koreksi Paralak
Koreksi ini selalu dikurangkan untuk sudut Zenit dan ditambahkan untuk
tinggi atau sudut miring. Besar koreksi paralak = 8”,8 cos hu
3. Koreksi Tinggi Tempat
Koreksi ini dikurangkan pada sudut miring. Dinyatakan dengan : β’ = √d
(d = tinggi dalam feet)
4. Koreksi Setengah Diameter Matahari
Besar koreksi ini antara 15’,45” sampai dengan 16’,18”sehingga dapat diambil
dengan pendekatan 16’. Tetapi lebih baik dilihat dalam table deklinasi.
a. Koreksi sudut vertical
Koreksi disini dapat + atau – tergantung tepi mana yang diamati. Bila yang
diamati tepi atas koreksi minus (-), bila tepi bawah positif (+).
b. Koreksi untuk sudut horizontal
Koreksi disini dapat + atau – tergantung tepi mana yang diamati. Apabila yang
diamati dekat dengan titik acuan (P) koreksi (+), dan sebaliknya yang dibidik jauh
dari titik acuan koreksi (-).
Langkah-langkah Perhitungan :
1. Reduksi dan Koreksi Data
Untuk keperluan hitungan maka semua data pengamatan lingkaran vertikal direduksi
menjadi sudut miring atau helling, kemudian lakukan koreksi:
a. Koreksi Refraksi
b. Koreksi Paralak
c. Koreksi Ketinggian
d. Korekksi Setengah Diameter sudut helling
e. Koreksi waktu
2. Menghitung Deklinasi dengan interpolasi linier
3. Mencari lintang dan bujur pengamat dengan interpolasi linier pada peta topografi
4. Menghitung Azimuth Matahari dengan rumus metode tinggi matahari
5. Menghitung Azimuth Pengamat serta koreksi setengah diameter pada sudut horizontal
6. Menghitung Ketelitian Pengamat
Azimuth rata-rata = Ar = ∑ A
n
Simpangan tiap pengamatan= Vi = Ai – Ar
Varian = S2 = ∑ V 2
n−1
Simpangan Baku atau Ketelitian Pengamatan = s =√S2 = √∑V 2
n−1
Azimuth Matahari
Peralatan :
1. Teodolit Topcon 4. tripot
2. Statif 5. Kertas putih
3. Unting – unting
Cara membidik matahari :
1. Dirikan alat pada ttik pengamatan matahari
2. Lakukan sentering sehingga alat siap digunakan
3. Dirikan tripot pada pada titik acuan missal titik p
4. Bidikkan teodolit pada titik p dalam keadaan biasa, baca bacaan horizontal
5. Arahkan teropong pada matahari sedemikian sehingga bayangan matahari yang kita
tadah dengan kertas di belakang okuler terlihat sebagai lingkaran
6. Matikan klem horizontal dan vertical
7. Putar sekrup pengatur focus sedemikian sehingga bayangan matahari menjadi jelas
pada kertas tadah
8. Setelah bayangan matahari mendekati benang matikan kedua klem
9. Letakkan bayangan matahari pada kuadran missal 1
10̊. Tunggu matahari sampai tepat mengenai benang silang baik vertical ataupun
horizontal
11. Catat bacaan horizontal, vertical,waktu,kuadran,arah matahari )
12. Putar teropong menjadi keadaan luar biasa
13. Bidikkan pada matahari , ulangi seperti langkah no 5 – 11, dengan penempatan
kuadran matahari secara bersilangan
14. Bidik titik p ( baca bacaan horizontal )
15. Buka klem limbus lalu tambahkan bacaan 90̊ derajat pada bacaan horizontal
16. Bidikkan pada titik p ( baca bacaan horizontal )
17. Arahkan teropong pada matahari sedemikian sehingga bayangan matahari yang kita
tadah dengan kertas di belakang okuler terlihat sebagai lingkaran
18. Matikan klem horizontal dan vertical
19. Putar sekrup pengatur focus sedemikian sehingga bayangan matahari menjadi jelas
pada kertas tadah
20̊. Setelah bayangan matahari mendekati benang matikan kedua klem
21. Letakkan bayangan matahari pada kuadran missal 2
22. Tunggu matahari sampai tepat mengenai benang silang baik vertical ataupun
horizontal
23. Catat bacaan horizontal, vertical,waktu,kuadran,arah matahari )
24. Putar teropong menjadi keadaan biasa
25. Bidikkan pada matahari , ulangi seperti langkah no 5 – 11, dengan penempatan
kuadran matahari secara bersilangan
26. Bidik titik p ( baca bacaan horizontal )