ayat-ayat perang dalam al-qur’andigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/digital... · 2021....

43
AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’AN (Suatu Tinjauan Semantik) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Oleh SUPRIADI (F41110275) MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 22-Apr-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’AN

(Suatu Tinjauan Semantik)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian

guna memperoleh gelar Sarjana Sastra

pada Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin

Oleh

SUPRIADI

(F41110275)

MAKASSAR

2017

Page 2: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

ii

Page 3: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

iii

Page 4: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

iv

Page 5: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

v

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah (s.w.t) karena dengan taufik

dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Penulisan skripsi ini

dengan judul “Ayat-Ayat Perang Dalam Al-Qur‟an (Suatu Tinjauan Semantik)”

dimaksudkan sebagai upaya penulis untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.

Ada berbagai rintangan yang penulis hadapi dalam proses penyelesaian penulisan

skripsi ini, namun dengan bantuan berbagai pihak disertai keyakinan penulis,

akhirnya penulisan skripsi ini dapat juga diselesaikan sebagaimana yang penulis

harapkan.

Penulis menyadari segala sesuatu tidak ada yang sempurna sebagaimana

karya ini. Hal tersebut disebabkan oleh kekurangan dan keterbatasan pengetahuan

serta pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis menerima segala koreksi dan

kritikan dari berbagai pihak sebagai upaya perbaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapat bantuan, dorongan

semangat dan bimbingan dari berbagai pihak yang penulis hargai. Selayaknya

pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada:

1. Teristimewakepadakedua orang tuatercintaAyahanda Arsyad dan Ibunda

Halima sertasaudara-saudaraku tersayang: Jumaris A, Kasmawati A, Zaenal

Page 6: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

vi

A, Riswandi A, Muh. Ikbal A, Renata A, terkhusus Ibu Ester dan Ibu Lilis

masing-masing selaku pegawai tetap Fakultas Ilmu Budaya dan Jurusan Sastra

Asia Barat. Penulis haturkan banyak terima kasihatas segala bantuan, do‟a

dorongan,bimbingan, pengorbanan, jerih payah, kesabaran dan ketabahan

demi tercapainyacita-cita penulis.

2. Ibu Prof. Dr. Dwi Aries Tina Palubuhu, M.A. selaku Rektor Universitas

Hasanuddin beserta stafnya;

3. Bapak Prof. Dr. Akin Duli, M.A sebagai Dekan baru Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Hasanuddin;

4. Ibu Dra. Faridah Rahman, M.A selaku Ketua jurusan Sastra Asia Barat

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, sekaligus sebagai Penguji I

penulis.

5. Bapak Haeruddin S.S., M.A selaku Sekretaris jurusan Sastra Asia Barat

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, sekaligus sebagai Penguji II

penulis.

6. Ibu Dra. Sitti Wahidah Masnani, M.Hum selaku pembimbing akademik

penulis yang tak henti-hentinya memberi masukan dan semangat kepada

penulis selama masa perkuliahan.

7. Ibu Dra. Rahmah Alwi, M.Ag dan Bapak Supratman, S.S. M.A. masing-

masing selaku Konsultan I dan Konsultan II yang telah meluangkan waktunya

memberi bimbingan sehingga skripsi ini dapat penulis rampungkan.

8. Seluruh staf karyawan Universitas Hasanuddin baik di tingkat Fakultas

maupun tingkat Universitas;

Page 7: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

vii

9. Para dosen yang telah membimbing penulis menekuni berbagai mata kuliah

dari awal hingga akhir studi di Fakulatas Ilmu Budaya Univeristas

Hasanuddin;

10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

dan dorongan teman; Rahma, Didin, Husain, Anhar, Nani, Isra, Ai‟, Chali,

Fuad, Alam, Ridwan, jaya, Kadir, jho, samsul, awal, Imran dan Jaya.

11. Sahabat-sahabat dan keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII) Komisariat Universitas Hasanuddin dan Komisariat STMIK

Dipanegara Makassar yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih

telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan penulis;

12. Teman-teman KKN Gel. 90 Kecamatan Tiroang Kel. Tiroang Kabupaten

Pinrang: Urlick, Echi, Noni, Anti, Wardi dan teman-teman lintas Posko: Tian,

Fira, Nisri, Yuli, Ardi, Yulianus, Abhy, Runi, Noe, te‟neng, inda, Mugi, dan

Idra. Mereka yang hidupkan suasana KKN selama kurang lebih tiga bulan.

Semoga segala bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak tersebut mendapat

balasan dari Allah (s.w.t). Semoga pula karya ini dapat diterima sebagai

sumbangan pikiran penulis untuk pembangunan bangsa khususnya pada aspek

pemahaman dan pengembangan makna perang atau jihad agar tidak terjadi lagi

aksi-aksi kekerasan atas nama agama di Negara Republik Indonesia yang kita

cintai bersama ini, Amin.

Makassar, 17 Agustus 2017

Penulis

Page 8: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... iii

HALAMAN PENERIMAAN...................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................ viii

PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................................. x

ABSTRAK................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar belakang................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 10

C. Rumusan Masalah............................................................................. 10

D. Tujuan penelitian............................................................................... 10

E. Manfaat Penelitian............................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 12

A. Landasan Teori.................................................................................. 12

1. Ayat-Ayat Perang......................................................................... 13

a. Pengertian Ayat...................................................................... 13

b. Pengertiaan Perang................................................................. 16

2. Al-Qur‟an..................................................................................... 19

3. Semantik...................................................................................... 21

B. Penelitian Relevan............................................................................ 27

C. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 28

Page 9: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

ix

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 29

A. Desain penelitian............................................................................... 29

B. Populasi dan Sampel......................................................................... 31

C. Tehnik Pengumpulan Data................................................................ 31

D. Tehnik Analisis Data......................................................................... 33

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 34

A. Ayat-Ayat Yang Mengandung Perang Dalam Al-Qur‟an................. 34

1. Makkiyyah................................................................................... 37

2. Madaniyah................................................................................... 39

B. Makna Ayat-Ayat Perang Dalam Al-Qur‟an Tinjauan Semantik...... 66

1. Konteks Bahasa............................................................................77

2. Konteks Emosi............................................................................. . 79

3. Konteks Suasana...........................................................................81

4. Konteks budaya............................................................................. 82

BAB V PENUTUP.........................................................................................83

A. Kesimpulan.........................................................................................83

B. Saran ..................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 86

Page 10: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

HurufArab Huruf Latin Contoh Asal Contoh

Transliterasi

bada’a بذأ ʼ ا

baḥatha بحث B ب

taḥafa تحف T ت

Thabata جبت Th ث

Jalasa حلس J ج

ḥamala حمل ḥ ح

Kharaja دشج Kh خ

Darasa دسس D د

Dhakara ركش Dh ر

Rafasa سفس R س

Zanada صنذ Z ص

saqaṭa سلط S س

shabi‘a صبع Sh ش

Ṣana‘a صنع ṣ ص

Page 11: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

xi

ḍaraba ضشب ḍ ض

ṭabakha طبخ ṭ ط

ẓa’aba عأب ẓ ظ

abada‘ عبذ „ ع

Ghasala ػسل Gh غ

fataḥa فتح F ف

qara’a كشأ Q ق

Kadhaba كزب K ك

la‘iba لعب L ل

masaḥa مسح M م

naẓara نغش N ن

Hajara هجش H ه

waṣala وصل W و

Yamana يمن Y ي

Page 12: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

xii

A. Konsonan

Konsonan rangkap (tashdīd) ditulis rangkap, contoh:

Rattaba = رتب

Makkah al-Mukarramah =مكةالمكرمة

B. Vokal

1. Vokal tunggal

sa‟ala =سأل :ditulis a contoh (fatḥah) : ــــــــــ

fariḥa =فرح :ditulis i contoh (kasrah) : ــــــــــ

sahula =سهل :ditulis u contoh (ḍammah) : ــــــــــ

2. Vokal rangkap

a. Vokal rangkap ــى(fatḥah dan ya) ditulis “ay”, contoh:

bayt = بيـت

gayr = غير

b. Vokal rangkap ــو (fatḥah dan wau) ditulis “aw”,contoh:

yawm =يوم

dawlāb = دولاب

Page 13: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

xiii

3. Vokal panjang

اـــ : (fatḥah) ditulis ā contoh: قال= qāla

ʻazīz =عزيز :ditulis ī contoh (kasrah) : ـــي

tuyūr = طيور :ditulis ū contoh (ḍammah) : ـــو

4. Ta Marbūtah (ة)

Huruf ta marbūtah (ة)pada kata yang berᾹlif lam (ال) dan

bersambungditransliterasi dengan huruf “h”. Akan tetapi, pada kata yang

tidakbersambung dengan Ᾱlif lam (ال) ditransliterasi dengan huruf “t”,

contoh: ضاحيةالمدينة = dāḥiyat al-madīnah

5. Hamzah (ء)

a. Huruf hamzah (ء) pada awal kata ditransliterasi dengan a, bukan ‟a,

contoh:

akbar bukan ‟akbar =أكبـر

amal bukan ‟amal = أمل

b. Huruf hamzah (ء) ditransliterasi dengan lambang koma di atas a (‟a),

jika ia terdapat di tengah atau di akhir kata, contoh:

mas‟alat = مسأنة

mala‟a = ملأ

Page 14: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

xiv

6. Kata sandang Ᾱlif lam (ال)

a. Ditransliterasi dengan huruf kecil diikuti tanda sempang/garis

mendatar (-) baik yang disusuli dengan huruf شمسية maupun قمرية, contoh:

al-Risālah = الرسالة

al-Adāb = الأداب

b. Ᾱlif lam pada lafaz al-Jalalah(الله) yang berbentuk frase nomina

ditransliterasi tanpa hamzah, contoh:

abdullāh„ =عبدالله

jārullāh =جارالله

Page 15: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

xv

ABSTRAK

Skripsi ini membahas ayat-ayat perang dalam al-Qur‟an (suatu tinjauan

semantik). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis ayat-

ayat yang mengandung makna perang dalam al-Qur‟an serta menjelaskan konsep

mengenai perang dalam Al-Qur‟an agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami

makna perang dalam Al-Qur‟an.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metodedeskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan

catat. Teknik ini digunakan dengan tujuan mengungkapkan suatu masalah yang

terdapat didalam suatu bacaan dan wacana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata qâtala dan derivasinya

terdapat 53 ayat yang tersebar dalam beberapa surah, diantaranya al-baqarah, ali

„imran, an-nisa , al-maidah, al-anfal, al-taubah, al-ḥajj, al-aḥzab, muḥammad, al-

fath, al-ḥadid, al-hasyr, al-mumtahanah, as-shaff, al-ḥujarat, dan al-taḥrim,

sedangkan kata haraba berjumlah 5 ayat dengan derivasi yang berbeda-beda.

Persebarannya terdapat pada surah al-baqarah, al-anfal, at-taubah, dan al-maidah.

Sementara kata jaḥada dan derivasinya berjumlah 2 ayat terdapat dalam satu

surah yaitu surah at-taḥrim.

Page 16: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

al-Qur‟an begitu luar biasa dalam menawarkan pengetahuan yang tak

terhingga, luas dan tidak terbatas, yang sampai hari ini belum bisa dipahami

secara utuh oleh manusia. Sebagai sentrum pengetahuan, maka tidak pelak lagi

bagi manusia untuk terus menjadikannya sebagai muzhab tertinggi dalam tataran

pengetahuan manusia. Keluasan itu bisa dilihat dalam beberapa klasifikasi-

klasifikasi pengetahuan yang dilakukan oleh manusia dan dipahami sampai hari

ini sebagai pedoman hidup atau prinsip, baik dalam bersosial, politik, teologis,

epistemology, budaya, ekonomi, perang dan lain-lain. Tidak heran jika al-Qur‟an

bersipat sakral bahkan diistimewakan bagi masyarakat muslim dunia. Sebagai

bentuk pengistimewaan tersebut ayat-ayatnya kadang digunakan sebagai azimat

untuk menolak bala atau menjauhkan hal-hal buruk yang akan terjadi pada diri

manusia.

Sebagai wahyu atau ilham, al-Qur‟an mempunyai pilar komunikasi pada

konteks yang berbeda. Sebagaiamana dikatakan Abu Zaid (2013: 41) bahwa “dua

pilar utama komunikasi dalam proses wahyu nabi adalah Allah disatu pihak, dan

rasul yang manusia dipihak lain”, ini menjadi bukti bahwa dalam merumuskan

realitas budaya, Allah melibatkan manusia.

Sebagai bangunan kebudayaan, manusia tidak bisa menghindari yang

namanya perang. Sebab perang, terlibat atau tidak tetap akan terjadi pada

Page 17: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

2

manusia. Sejatinya manusia tidak menghindar atas apa yang sudah di tentukan

sebagai garis takdir. Perang harus diarahkan oleh manusia, kemana arahnya

dengan tujuan kemaslahatan ummat. Selain soal kemaslahatan, perang juga erat

kaitannya dengan kedaulatan sebuah bangsa, negara dan individu manusia itu

sendiri sebagai mahluk yang merdeka dan berdikari.

Akhir-akhir ini, wacana jihad begitu sering kita dengar, melalui media

televisi, media cetak, forum-forum diskusi, selebaran, bahkan melalui mulut ke

mulut. Wacana ini menjadi santer disebabkan oleh kelompok „fundamentalis‟

yang dalam bahasa Armstrong “kesalehan militan”. Menurutnya, kelompok

fundamentalisme bertujuan membedakan diri mereka dengan kaum Protestan

yang lebih liberal, yang mereka anggap telah mengacaukan iman Kristen

(Armstrong, 2013: 15-19). Sementara Wahid (1999: 47), menyebutnya sebagai

“Gerakan sempalan Islam”. Beliau mengatakan bahwa fenomena ini

memunculkan diri dalam semakin banyaknya kelompok yang keras dan militan di

kalangan kaum muslimin berusia muda dimana-mana.

Kelompok Fundamentalis tidak hanya diperbincangkan pada level politik

dan ekonomi, tapi juga pada level wacana pengetahuan. Dari kacamata Armstrong

bahwa kemunculan gerakan tersebut adalah respon emosional terhadap budaya

modern baik yang bersipat produktif dan iman yang dianggap melenceng jauh dari

dasar ajaran agama itu sendiri. Pendapat serupa dikemukakan oleh el-Effendi

(2012: 03) dalam bukunya Masyarakat tak bernegara: kritik teori politik Islam

bahwa “hal tersebut telah diperdebatkan selama empat belas abad. dan, umat

Page 18: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

3

Islam menghabiskan abad yang lalu (dan abad XX ini) untuk mencoba

mendamaikan Islam dengan tatanan modern”.

Pendangkalan dan pemurnian ajaran-ajaran Islam ini memunculkan

bukan hanya perhatian tapi juga bantahan akan pemahaman (ke-Islaman) dan

penolakan atas (gerakan-gerakan reaksioner-emosional) sebagai respon dari

orang-orang yang berlandaskan pada al-Qur‟an, hadist, ijma‟, dan Qiyas yang

mengusung Islam Rahmatan Lilalamiin. Demikian parahnya adalah gerakan ini

lebih mengedepankan kekerasan demi tegaknya cita-cita yang diperjuangkan.

Pada hal substansi dalam berdakwah adalah moral. sebagaimana yang dikatakan

oleh Raziq dalam Wahid (1999: 20), bahwa perilaku Nabi Muhammad sendiri

tidak memperlihatkan watak politis, tetapi moral.

Membawa misi kejayaan Islam menjadi tujuan bersama. Asalkan

ditempuh dengan cara-cara yang islami juga. Dalam hal ini bahwa, ajaran Islam

harus mengadopsi budaya dan tradisi setempat, bukan memaksakan “budaya

tuggal” terhadap keyakinan orang lain. hal ini sejalan dengan salah satu hadis

Nabi Muhammad SAW, yang memperingatkan kepada kaum Muslimin bahwa

melakukan penindasan, penistaan, dan kekerasan terhadap orang non Muslim

maka akan menjadi musuhnya di hari akhirat nanti, Sebagaimana dalam kutipan

hadis berikut ini.

“Barang siapa yang menyakiti non-Muslim yang dilindungi, mengurangi

hak-haknya, atau membebani mereka diluar kesanggupannya, atau mengambil

hak mereka tanpa kerelaannya, maka aku musuhnya pada hari Kiamat,” (HR

Abu Dawud dalam Muhammad 2011: 27).

Page 19: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

4

Hadis diatas sejalan dengan firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 90

berikut ini:

Artinya:

“kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum,

yang antara kamu dan kaum itu telah ada Perjanjian (damai)[331] atau

orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa

keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya[332] kalau

Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap

kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan

kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian

kepadamu[333] Maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan

dan membunuh) mereka.”

Kekerasan dan ketidakadilan tidak mendapatkan tempat dalam agama

Islam. Karena dianggap menggeser nilai dari misi utama Islam itu sendiri sebagai

agama yang mengedepankan nilai keselamatan. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Muhammad bahwa “Agama sungguh-sungguh tidak mungkin membenarkan

tindakan kekerasan dan ketidakadilan terhadap siapa pun. Kekerasan secara fisik

hanya dapat dibenarkan sejauh dalam rangka membela diri dari serangan musuh

dan penganiayaan orang lain” (Muhammad 2011: 27).

Page 20: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

5

Perang sudah menjadi budaya bagi manusia. Perang akan selalu terjadi

sepanjang kehidupan umat manusia, yang berubah adalah corak dan ragamnya

saja. Sejarah mencatat bahwa sejak awal pertikaian Habil dan Qobil sampai hari

ini, masih menjadi warisan panjang bagi manusia. Tidak heran kalau pertikain

atau perang masih menjadi awal perdamaian. Sebagaimana dikatakan Rane dalam

Nasution (2003: 01), bahwa jika anda menginginkan perdamaian, bersiap-siaplah

untuk perang. Berbeda dengan pendapat tersebut, Hobbes dalam Saipuddin (2005:

344) mengatakan bahwa selain kompetisi dan ketakutan, faktor ketiga yang

mendorong terjadinya perang adalah “pemujaan diri sendiri” yang memiliki

kontribusi besar bagi perang.

Perang tidak berdiri sendiri melainkan punya sebab-musabab yang

mendongkrak terjadinya perang. Sejarah manusia mencatat bahwa perang terjadi

atas dasar penaklukan, penundukan dan penguasaan manusia sebagai mahluk yang

memiliki hasrat yang besar untuk menguasai dan merampas hak manusia atau

bangsa diluar dari dirinya.

Dalam pandangan islam, perang adalah hal yang sangat mulia.

Kemuliaan itu bisa dilihat atas janji surga bagi yang terlibat dengan ikhlas

memperjuangkan hak-hak kemanusiannya dengan ikut berperang dijalan Allah.

kesyahidannya bahkan tidak akan menempuh jalan Hisab dihari akhirat nantinya.

Sebagai orang syahid, hadiah surga adalah sesuatu yang semua manusia cita-

citakan. Untuk mencapai itu, tidak ada jalan lain selain jihad atau perang dijalan

Allah.

Page 21: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

6

Sejatinya islam tidak hanya sebatas dipahami sebagai agama doktrinal,

tanpa memperhatikan bahwa di Islam juga terdapat proses rasionalitas, empirisitas

yang mendorong kepada sisi moderat dalam memahami setiap persoalan

keummatan, perubahan zaman dan keagamaan.

Penekanan ajaran Islam dititik beratkan pada kondisi dan etika perang.

Dimana umat muslim diserukan untuk berjihad atau berperang jika posisinya

terdesak dan tidak boleh menjadi penyebar api kebencian yang bisa memicu

peperangan. Intinya adalah se-minimal mungkin mencegah pemantik itu tidak

meluber hingga menjadi api yang berkobar. Selanjutnya, etika perang dalam islam

bertumpuk pada substansi kemanusiaan dan menjadi rahmat bagi sesama mahluk

ciptaan Allah SWT. hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh

Muhammad (2011: 26) bahwa Tuhan sangat menekankan kepada kaum muslimin

untuk berbuat baik dan bertindak adil terhadap siapa pun, kecuali jika mereka

melakukan kezaliman dan pelanggaran terhadap hak-hak alamiah kemanusiaan.

Selanjutnya menurut Muhammad bahwa perang dalam islam hanya dibenarkan

dalam rangka mempertahankan hak dan membela diri dari serangan musuh.

Islam sebagai agama terakhir yang muncul di abad ke-7 H, lahir

ditengah-tengah kebesaran suku Quraisy, tidak menjadikan Islam sebagai agama

yang eksklusif. Malah menjadi tantangan baru bagi masyarakat Arab khususnya

Kabilah Quraisy. Islam hadir sebagai jawaban atas ke jahiliaan masyarakat Arab.

Kejahiliaan itu di pertontonkan lewat peperangan, penaklukan, perampasan,

pemerkosaan, menyembah berhala, penindasan bagi yang lemah, perbudakan dan

membunuh bayi perempuan.

Page 22: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

7

Jalan-jalan yang ditempuh dengan mengedepankan etika sosial dan

spiritual. Pembebasan terhadap kemanusia dilakukan dengan jalan kesetaraan dan

kemerdekaan. Kebebasan tidak hanya sampai pada persoalan kemanusian,

melaikan sampai pada struktur sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan.

Peradaban manusia menjadi seolah-olah alamiah dalam bentukannya.

Padahal tidak ada peradaban besar di muka bumi tanpa penumpasan darah yang

mendasarinya. Perang tanpa teks suci sebagai rujukan kebenaran, maka akan tetap

terjadi, apa lagi jika ditambah dengan teks suci. Sebab perang memang sudah

menjadi kutukan bagi manusia. Jika perang tidak terjadi dan tidak ada dalam

agama, maka dia hadir dalam kekuasaan, penindasan, dan ke-akuan. Inilah rumus

dunia, yang tidak bisa dihindari oleh manusia.

Pembaharuan perjuangan hari ini, mengusung kembali kepada Qur‟an

dan Hadits adalah Perjuangan yang berasaskan pada “Islam semurni-murninya

Islam” dengan mengusung kekhalifahan yang dianggap merepresentasikan Islam

secara politik membutuhkan pemimpin yang bersih dan dijalankan berdasarkan

Syariat Islam. Ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Effendy dalam Wahid

(1999: xv), dalam pengantar Tuhan Tidak Perlu Dibela bahwa rumusan Islam

sebagai din wa daulah adalah ungkapan paling eksplisit dari keharusan penyatuan

agama dan politik (negara) dalam satu atap. Yang menurut Effendy adalah bentuk

rumusan yang muncul sebagai kristalisi pencarian alternatif bagi doktrin

kekhalifahan menyusul keruntuhannya ketika dinasti Usmani, pada 1924,

dihapuskan di Republik Turki.

Page 23: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

8

Penegasan bahwa khalifah adalah pemimpin negara sekaligus agama

semakin meluas dan mengalami pergeseran dari pemerintahan khalifah ke

pemerintahan dinasti (Mulk) mengakhiri kepercayaan kaum muslim terhadap

kekhalifahan sebagai perwujudan negara Islam Khaldun dalam Wahid (1999: xvi).

Pembaharuan media dan transportasi perang memang ber-asaskan pada

kebutuhan zaman. Tidak heran jika “islam” hari ini menjadi instrument

propaganda dunia yang paling efektif. Disini Agama sering menjadi korban dari

pelanggengan atas kekuasaan dengan tujuan tetap mengontrol negara-negara ke-

tiga. disisi lain, bentuk dan alat perang tidak bisa di identifikasi saat ini,

melainkan sipat dan tujuan dari pengaburan perang itu sendiri.

Menurut Suryohadiprojo (2010: 96), bahwa serangan terhadap musuh

dengan menggunakan kemampuan intelijen (perang intelijen), kekuatan ekonomi

(perang ekonomi), kekuatan budaya (perang budaya), serta usaha mengacaukan

informasi masyarakat musuh (perang informasi). Artinya bahwa perang yang

digerakkan dalam segala lini untuk melanjutkan kekuasaan terhadap negara yang

lemah. Serangan tersebut membuat perang itu kabur dari bentuk fisiknya dan

hanya bisa dikenali jika kita paham bahwa kekacauan, penyelundupan, terorisme,

penculikan, pembunuhan merupakan bagian dari perpanjangan tangan dari pihak

yang tidak mau tergeser dari zona nyamannya.

Asimetris war atau Proxi war adalah salah satu istilah yang disandarkan

pada keadaan sekarang. Asimetris war merupakan wacana atas memudarnya

control negara adidaya terhadap negara koloni dan sekaligus adanya upaya

perlawanan dari negara tersebut. Persaingan ini mengharuskan “asimentris”

Page 24: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

9

menjadi kokoh pada tampuk kekuasaan. Dimana akademisilah yang paling punya

perang penting atas istilah tersebut. Disisi lain, istilah tersebut masih menuai

kritik sana-sini dan memiliki asumsi-asumsi logis bahwa ini bentuk ketidak-

mampuan orang-orang akademis dalam memberikan porsi defenisi terhadap

bentuk perang yang terjadi.

Bertolak dari latar belakang tersebut diatas mengenai ayat-ayat perang,

maka peneliti memandang perlu mengkaji lebih dalam makna yang terkandung

baik secara umum maupun khusus. Penulis menganggap ini perlu di angkat, sebab

sekarang banyak kesalahpahaman yang tumbuh dalam tubuh umat Islam dan

dapat menimbulkan gejolak pemahaman terhadap ke-agamaan itu sendiri. Berikut

langkah-langkah yang akan ditempuh oleh penulis dengan menggunakan sudut

pandang semantik karena disiplin ilmu ini dapat menjelaskan secara kolektif dan

tidak menyisakan kekeliruan dalam memahami arti dan maknanya. Dari itu

penulis mengangkat judul “Ayat-ayat perang dalam al-Qur’an (suatu tinjauan

semantik)”, dengan harapan penelitian ini mampu menemukan dan memberikan

benang merah, sekaligus melengkapi kekurangan dari apa yang masih menjadi

perbincangan hari ini.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka dapat di

identifikasimasalah sebagai berikut:

1. Rendahnya pemahaman terhadap al-Qur‟an secara lahiriah maupun maknawi

yang menyebabkan kekeliruan dalam menjalankan nilai-nilai ajaran al-

Qur‟an.

Page 25: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

10

2. Imbas dari pemahaman yang sempit mengarah pada penafsiran-penafsiran

individual yang fundamentalis

3. Rendahnya pemahaman terhadap konsep perang dalam ajaran Islam

4. Adanya penyempitan makna mengenai ayat-ayat perang dalam al-Qur‟an

5. Adanya upaya sebagian golongan islam menjadikan ayat-ayat al-Qur‟an

sebagai sumber pembenaran perang saja .

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menjabarkan rumusan

masalah sebagaimana dibawah ini:

1. Ayat-ayat apa saja yang mengandung perang dalam al-Qur‟an?

2. Analisis makna ayat-ayat perang dalam al-Qur‟an melalui tinjauan semantik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis memiliki tujuan sebagai

berikut :

a. Mengidentifikasi ayat-ayat yang mengandung perang dalam al-Qur‟an

b. Menganalisis dan mendeskripsikan ayat-ayat yang mengandung perang

dalam al-Qur‟an dengan tinjauan semantik.

Page 26: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

11

E. Manfaat Penelitian

a. teoritis

Dari hasil pembahasan penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai

kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan khazanah ilmu

pengetahuan, khususnya tentang ayat-ayat perang dalam al-Qur‟an dalam

tinjauan semantik.

b. Praktis

- Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas, khususnya di kalangan

pendidik dan mahasiswa di perguruan tinggi bahwa perang (ayat-ayat

perang dalam al-Qur‟an) dalam suatu tinjauan semantik.

- Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang ada

hubungannya dengan masalah ini.

Page 27: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

Demi pemenuhan standar penulisan yang ilmiah, tentu diperlukan adanya

satu teori yang digunakan sebagai bahan analisa yang menguatkan dan tentunya

menjaga alur penulisan sehingga tidak melenceng dari harapan penulis sendiri.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori “Singkronis dan

Diakronis”. Pendekatan ini pertama kali diperkenalkan oleh Perdinan De

Saussure. Dalam buku “Pengantar Linguistik” karangan Verhaar, memberikan

pengertian bahwa diakronis berasal dari bahasa Yunani. Dia berarti „melalu‟ dan

khronos berarti „waktu‟ atau „masa‟. secara istilah diakronis adalah penyelidikan

tentang perkembangan suatu bahasa. Sementara linguistik Singkronis secara

bahasa juga berasal dari bahasa Yunani. Syn berarti „dengan‟, „bersama‟, dan

khronos berarti „waktu‟, yang dalam bahasa Verhaar “setiap bahasa dianalisa

tanpa memperhatikan perkembangan yang terjadi pada masa lampau” (Verhaar

1996: 6-7).

Hal serupa juga datang dari lubis (2014: 56) dalam bukunya Teori dan

Metodologi: Ilmu Pengetahuan Sosial Budaya Kontemporer, mengemukakan

bahwa perkembangan bahasa (diakronis), sejarah perkembangan kata dan makna

merupakan fokus kajian bahasa. Lebih jauh dia mengatakan bahwa analisis

singkronislah yang dapat menentukan aturan/struktur langue satu bahasa.

Page 28: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

13

Teori tersebut diatas sangat relevan dengan judul yang diangkat dalam

penelitian ini. Selain soal perkembangan suatu bahasa, teori ini juga berupaya

menjawab pertanyaan bagaimana perubahan makna bahasa dari zaman ke zaman,

kemudian dilengkapi oleh pendekatan Singkronis yang mengedepankan analisa

bahasa tanpa memperhatikan konteks sejarah bahasa itu sendiri.

Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya bahwa objek penelitian ini

adalah ayat-ayat al-Qur‟an yang berhubungan dengan perang, dalam ruang

lingkup perubahan makna teks suci tersebut. Maka dari itu, perlu dikemukakan

beberapa hal pokok yang terkait dengan hal tersebut.

1. Ayat-Ayat Perang

a. Pengertian Ayat

Pertama berarti tanda, terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 248, al-Hijr

ayat 77 dan al-Nahl ayat 11, 13, 65, 67, dan 69. Yang kedua berarti pelajaran,

terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 164dan Hud 102, 103, dan al-Furqan 37.

Ketiga adalah mu‟jizat, seperti yang diterangkan dalam surah al-Baqarah ayat 211.

Ke empat adalah, hal yang menakjubkan, seperti dalam surah al-Mu‟minun ayat

50.Dan yang ke lima berarti dalil,burhan, atau bukti, seperti pada surah ar-Rum

ayat 20, 21, 23, dan 24. Menurut Zuhdi (1993: 136), ayat secara etimologi adalah

mukjizat, tanda, alamat, pelajaran atau peringatan, suatu hal yang menakjubkan ,

kelompok atau kumpulan, dan bukti.

Selanjutnya ayat secara istilah adalah sejumlah kalam Allah yang

terdapat dalam suatu surat al-Qur‟an (Marzuki 1994 : 91). Sementara menurut al-

Page 29: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

14

Zarqani (1988: 350), para ulama memberi batasan ayat dengan sekolompok kata

yang mempunyai permulaan dan akhir yang berada dalam suatu surat al-Qur‟an.

Berangkat dari pengertian diatas, penulis berpendapat bahwa ayat tidak

hanya sebagai tanda, bukti, sebagaimana defenisi diatas, tetapi ayat menjadi batas

komunikasi dan transformasi maksud dan tujuan firman tersebut kepada

hambanya. Batas komunikasi yang dimaksud oleh penulis adalah ayat-ayat bisa

diketahui dan dipahami oleh manusia dan beberapa ayat lainnya belum bisa

disandarkan kepada segala yang ada dibumi dan hanya bisa disandarkan kembali

kepada zat ke-ilahian. Selain bahasa ilahi, bahasa Arab sebagai produk historis

masyarakat Arab yang kemudia diserap sebagian kedalam bahasa wahyu. Ini

artinya bahwa membumikan teks dan menjadikan itu sebagai budaya cukup

menjadi contoh dan bisa dijalankan tanpa mengurangi posisinya sebagai teks suci.

Bahkan mungkin tidak mengotori kesuciannya sedikitpun.

Ayat-ayat dalam al-Qur‟an dibagi atas dua Istilah yaitu muhkam dan

mutasyabihat. Muhkam adalah ayat yang dikokohkan dan jelas maknanya.

Menurut al-Qattan dalam kitab Mabahith fi Ulum al-Qur‟an membaginya dalam

kategori umum dan khusus. Secara khusus kata muhkam memiliki arti menahan

atau mencegah, al-hukm yang berarti memutus dua hal, membedakan antara benar

dan salah, kejujuran dan kebohongan, dan memberi hikmah. Muhkam juga berarti

(sesuatu) yang dikokohkan (al-Qattan dalam Tolchah, 2016: 49-50).

Pendapat yang sama dikemukakan pula oleh Departemen Agama

Republik Indonesia dalam al-Qur‟an dan terjemahannya bahwa ihkam al-kalam

berarti mengokohkan perkataan dengan memisahkan berita yang benar dari yang

Page 30: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

15

salah dan urusan yang lurus dari urusan yang sesat. Seperti defenisi diatas bisa

dilihat bagaimana Allah mensifati al-Qur‟an bahwa seluruhnya adalah muhkam,

seperti pada kutipan ayat berikut :

“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi

serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang maha

bijaksana lagi maha tahu.”

Para jumhur ulama mengatakan bahwa yang disebut muhkam adalah lafal

atau kalimat yang menunjukkan pengertian yang jelas, baik petunjuknya bersifat

zanni, maupun qat‟i. Dari kalangan fuqaha berpendapat bahwa yang disebut

muhkam adalah lafal atau kalimat yang jelas, tidak menerima pembatalan dan

perubahan, serta tidak dapat menerima kemungkinan untuk ditakwilkan (al-

Asfahani 1995: 74).

sementara ayat mutasyabihat adalah ayat yang masih samar atau

mempunyai kemiripan. Secara bahasa bahwa mutasyabihat berarti “mirip, tidak

jelas, atau samar-samar”. Sedangkan pengertian umum dari kata mutashabihat

secara bahasa, tashabuh (jamak) yakni apa bila salah satu dari dua hal serupa

dengan yang lain. Sementara subhah ialah keadaan dimana salah satu dari dua hal

itu tidak dapat dibedakan dari yang lain karena adanya kemiripan diantara

keduanya secara konkret maupun abstrak, Usman dalam Tolchah (2016: 50).

Mutasyabihat disebut juga dengan sebutan mutamathil yang berarti

perkataan dan keindahan. Ayat ini masih memiliki banyak kemungkinan-

kemungkinan dan pemahaman sehingga perlu adanya penafsiran dari para ulama.

Penafsiran yang dilakukan atas ayat-ayat mutasyabihat selalu disandarkan kepada

Page 31: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

16

keilahian, keagungan dan kemahasucian Allah SWT. Hal tersebut sejalan dengan

apa yang dikatakan oleh Haq (2013: 60), bahwa Allah menjadi symbol terhadap

penguasaan yang membedakan diantara tuhan dengan segala yang ada dilangit

dan bumi karena Allah adalah tuhan bagi seluruh alam semesta beserta isinya. Hal

tersebut dipertegas pula dalam al-Qur‟an surat AZ-Zukhruf: 84 bahwa;

Artinya:

“Dan dia-lah Tuhan (yang disembah) dilangit dan Tuhan (yang disembah)

dibumi dan dia-lah yang maha bijaksana lagi maha mengetahui.”

b. Pengertian Perang

Dalam kamus besar bahasa Indonesia perang memiliki arti permusuhan

antar dua negara (bangsa, agama, suku dan sebagainya): kedua negara itu dalam

keadaan; pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara,

laskar, pemberontak. Perang diartikan pula perkelahian dan konflik.

Dalam bahasa Arab perang disebut Qital (membunuh), gozhwah

(peperangan yang dipimpin oleh panglima perang secara langsung), dan harb

(berarti perlawanan secara fisik) Nasution (2003: 1). Kata Qitâl sendiri berarti

peperangan, berasal dari kata qâtala- yuqâtilu-qitâl yang berarti qitâl adalah

bentuk jamak dari qâtala.

Page 32: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

17

Dalam al-Qur‟an disebutkan seruan peperangan terhadap orang-orang

yang memusuhi Islam. Ayat-ayat qitâl (perang) bisa kita lihat misalnya dalam QS

al-Baqarah [2]: 190-193. Berikut ini:

Artinya:

“dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)

ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari

memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap

orang-orang yang zalim.”

Yusuf al-Qardhawi memberikan pengertian yang membedakan antara

perang (al-ḥarb), peperangan (al-Qitâl) dan jihad. al-Qitâl (peperangan)

menurutnya menjadi bagian dari jihad, yaitu berperang dengan menggunakan

senjata untuk menghadapi musuh. Jihad sebenarnya berarti mencurahkan

kemampuan dan tenaga. Adapun al-ḥarb (perang) diartikan satu kelompok

menggunakan senjata dan kekuatan materi untuk melawan kelompok lain. Makna

jihad berkaitan dengan agama yang letak perbedaannya pada tujuan, motif,

akhlak, dan batasan. Sedangkan makna perang berkaitan dengan dunia, tujuannya

ialah hegemoni, menindas, atau merampas kekayaan orang lain (al-Qardhawi,

2010: 25-27).

Dari pengertian diatas, bisa dilihat bias dari reduksi makna-makna ayat

al-Qur‟an dan mengatakan bahwa peperangan dilakukan dengan tujuan menolong

apa lagi soal kehormatan umat. Maksudnya adalah perang atau peperangan tidak

Page 33: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

18

meluluh harus diartikan jihad, karena tidak semua perang atau peperangan adalah

jihad. sebab berbeda motif dan tujuannya saja itu sudah melenceng dari nilai

religius sekaligus mengotori ajaran agama itu sendiri.

Ayat perang sering diidentikkan dengan ayat-ayat yang memerintahkan

perang, pada hal ayat perang mengandung pengertian pembicaraan seruan perang

beserta peristiwa-peristiwa yang terjadi saja. Ayat perang tidak boleh menjadi

sebatas teks, namun harus juga dimaknai sebagai peristiwa yang terjadi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendapat lain dikemukakan oleh Azyumardi Azra Terorisme dalam

perspektif agama: kejahatan terorisme, perspektif agama, HAM dan hukum, yang

diterbitkan dalam harian kompas 2 November 2002, bahwa terorisme sebagai

kekerasan politik sepenuhnya bertentangan dengan etos kemanusiaan. Islam

menganjurkan umatnya untuk berjuang mewujudkan perdamaian, keadilan dan

kehormatan, akan tetapi, perjuangan itu haruslah tidak dilakukan dengan cara-cara

kekerasan atau terorisme. Islam menganjurkan dan memberi justifikasi kepada

muslim untuk berjuang, berperang (ḥarb) dan menggunakan kekerasan (qitâl)

terhadap musuh Islam dan pihak luar yang menunjukan sikap permusuhan atau

tidak mau hidup berdampingan secara damai dengan Islam. Lebih jauh azra

mengatakan bahwa kaidah ushul dalam Islam (tujuan tidak bisa menghalalkan

segala cara). Islam menegaskan bahwa pembasmian suatu kemungkaran tidak

boleh dilakukan dengan kemungkaran pula. Mereka berperang dan membunuh

atas nama agama dan berusaha membawa “yang kudus” ke dalam wilayah politik

dan pergulatan nasional (Armstrong, 2013: 7).

Page 34: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

19

2. al-Qur’an

Sebagaimana dipahami bersama bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril.

Membacanya ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mukjizat. Sampai hari

ini al-Qur‟an belum bisa ditandingi oleh karya cipta apapun atas keindahannya.

Selain tiga hal diatas, dari segi bahasa banyak kosa kata baru yang dimunculkan

dan keindahan bahasanya tidak bisa disaingi.

Nama al-Qur‟an sendiri bukan label yang ditempelkan oleh nabi

Muhammad SAW, sahabat, ulama dan yang lainnya. Melainkan datang dari Allah

sendiri. Ini bisa kita lihat pada petikan ayat berikut ini yang artinya:

Artinya:

Hai orang-orang yang berselimut(Muhammad), bangunlah (untuk shalat)

dimalam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (yaitu) seperduanya, atau

kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan

bacalah al-Qur‟an itu dengan perlahan-lahan. (Al-Muzammil:1-4)

Qara‟a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira‟ah

berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu

ucapan yang tersusun rapih (Tolchah, 2016: 2). Menurut Tolchah, Qur‟an pada

mulanya seperti Qira‟ah, yaitu bentuk masdar dari kata Qara‟a, Qira‟atan yang

kemudian menjadi Qur‟anan. Para ulama penamaan atas kitab ini dengan nama

Page 35: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

20

al-Qur‟an diantara kitab-kitab lainnya, terlebih karena kitab ini mencakup inti dari

kitab-kitab Allah sendiri.

Pengertian di atas mencoba melihat dari segi kebudayaan bahwa teks

adalah produk kebudayaan. maka al-Qur‟an sebagai teks dan kesusastraan Arab

kemudian didudukkan sebagai produk kebudayaan yang perlu dibicarakan sama-

sama dan bisa didekati dengan ta‟wil dari para mufassir.Teks tidak boleh

dipahami sebatas doktrin keagamaan saja tapi juga harus dipraksiskan dalam

realitas sosial, agar teks dan konteks tidak terjadi tumpang tindah. Yang mana

mesti dikedepankan dan yang man tidak. Jangan sampai kita memahami ajaran

ke-agamaan hanya sekedar teks.

3. Semantik

a. Pengertian Semantik

Dari beberapa sumber yang didapatkan, ada beberapa pengertian yang

berkaitan dengan kata semantik. Menurut Suhardi, 2015: 16) menyatakan bahwa

semantik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang makna kata dan

perubahannya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan makna yang terjadi

sewaktu kata tersebut ditempatkan didalam kalimat. Sementara menurut Verhaar

(1996: 124) mengtakan bahwa semantik berarti teori makna atau teori arti.

Pendapat lain dikemukakan oleh Tarigan (2009: 7) bahwa kata semantik

berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Semantickos. Seman mengandung

makna tanda, sementara tickos mengandung makna ilmu. Secara etimologi berasal

dari kata sema dan tik.

Page 36: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

21

Berdasarkan dari beberapa rujukan di atas, dapat dikatakan bahwa

semantik adalah cabang ilmu bahasa yang berkaitan langsung dengan makna dari

sebuah kata dan kalimat. Seiring dengan perkembangan pengkajian ilmu bahasa,

ilmu semantik mendapat kedudukan yang istimewa dalam bidang kebahasaan.

Yang pada mulanya semantik tidak terterima dikalangan tokoh-tokoh linguistik

sebagai mana ilmu filologi dan tata bahasa diera lungistik modern. Ilmu semantik

kemudian diperkenalkan kembali pada abad ke 20 seiring dengan berkembangnya

beberapa teori yang terus fokus pada bidang tersebut, semantik menjadi bagian

bidang linguistik yang secara khusus mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan

makna suatu bahasa yang terbentuk dalam kata, kalimat, atau bunyi suatu bahasa

(Verhaar, 1996: 358).

Sebagai ilmu analisis makna, semantik memiliki beberapa teori yang

dikembangkan oleh para filosof dan ahli linguistik yang berpijak pada relasi

antara perkataan (bahasa), pikiran dan realitas yang semakin maju. Ilmu semantik

tidak hanya membangun penyelidikan terhadap hubungan-hubungan tersebut,

tetapi juga hubungan makna dan perubahannya sekaligus mengatur pola hubungan

bahasa dalam berkomunikasi baik personal dan non personal. dari sini kemudian

melahirkan beberapa teori makna diantaranya Teori Kontekstual, Konseptual dan

beberapa teori lainnya. Masing-masing memiliki fokus analisis yang berbeda

sebagaimana yang penulis klasifikasikan berikut ini:

Page 37: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

22

1) Semantik Referensial

Reference dan referent terdapat hubungan kausalitas yang bertjuan

menciptakan bunyi, kata, frasa atau kalimat. Ini berarti bahwa hubungan sebab

keduanya bisa membentuk bahasa dan penamaan (simbol). Konsep dan simbol

tergantung pada referent (benda) yang dijadikan sebagai rujukan dalam

memahami makna.

2) Semantik Mentalisme

Sebagian orang menyebutnya semantik konseptual yang mendasarkan

pemahamannya pada makna pemikiran dan mental penutur bahasanya. Artinya

bahwa makna yang diucapkan oleh orang dewasa berbeda dengan makna

bahasa yang diucapkan oleh anak-anak. Dalam pandangan semantik

mentalisme, makna dari sebuah bahasa atau kata bergantung pada subjek

pengguna. Psikologi atau mental sangat berpengaruh pada penutur dan

pendengar terhadap unsur kebenaran makna bahasa. Jadi tidak serta merta

kebenaran makna bahasa bisa diterima tanpa memperhatikan latar belakang

penutur bahasanya.

3) Semantik Kontekstual

Teori makna kontekstual mengindikasikan adanya hubungan yang

kuat sebuah makna bahasa dengan lingkungan, budaya, tradisi dan dialek

setempat. Konteks yang dimaksud adalah dimana bahasa itu lahir dan

dikonstruksi sebagai sebuah tanda terhadap objek tertentu. Hal tersebut sejalan

dengan apa yang dikatakan oleh Malinowski, seorang antropolog

berkebangsaan Inggris yang dikenal didaratan Amerika Serikat sebagai

Page 38: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

23

Hipotesis Sapir-Worf, dikutip dari Parera (1990: 17), dalam bukunya Teori

Semantik bahwa teori kontekstual memberikan pemahaman bahwa suatu kata

atau simbol perkataan tidak mempunyai makna apa bila terlepas dari konteks.

Walaupun beberapa pakar semantik tidak sepaham dengan apa yang dikatakan

oleh Malinowski. Namun setidaknya apa yang dikatakan diatas bisa menjadi

dasar untuk penelitian dibidang semantik untuk selanjutnya.

Kontekstual menekankan adaanya peranan lingkungan atau konteks

terhadap sebuah bahasa. Disisi lain, memang tidak bisa dinafikan bahwa

konteks berperan penting terhadap manusia untuk memberi simbol-simbol

tertentu sebagai mahluk yang hidup berkelanjutan. Jadi asas teks, konteks dan

subjek itu sendiri tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Teks

dan konteks tidak bisa menafikan subjek, karena menurut penulis peranan

subjek menentukan bagaimana teks itu hadir yang dibangun atas dasar interaksi

alam (lingkungan) dan manusia.

Adapun beberapa konteks dibagi dalam empat bagian seperti berikut ini;

a) Konteks bahasa

Yaitu konteks makna yang berdasarkan kepada konteks pengguna kata.

b) Konteks emosi

Yaitu makna yang berfungsi menentukan derajat kekuatan dan

kelemahan suatu perkataan yang digunakan.

c) Konteks suasana

Yaitu konteks yang berfungsi jika ada suasana luar yang berkaitan

dengan penggunaan suatu perkataan.

Page 39: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

24

d) Konteks budaya

Yaitu pengguaan sesuatu perkataan selalu bergantung kepada konteks

sosial-budaya.

4) Semantik Behaviorisme

Makna ini bersumber pada makna yang diproduksi oleh kebiasan.

Menurut Lyons dalam Haq (2013: 19) , bahwa manusia dapat memahami sebuah

istilah bahasa berdasarkan kebiasaan atau kelaziman. Dari apa yang dikatakan

oleh Lyons, bisa menjadi rujukan bagi kita bahwa bagaimana sebauah kebiasaan

bisa menjadi istilah kemudia berubah menjadi bahasa. Contoh, istilah cabe-

cabean atau terong-terongan yang memilik makna ganda. Cabe-cabean bisa

berarti perempuan yang masih dalam fase subur, perempuan berboncengan tiga

dan lain-lain. Sementara terong-terongan malah memiliki pengertian terbalik dari

hal tersebut dan memiliki tafsiran banyak. Ini tidak bisa dihindari karena bahasa

tersebut berasal dari sebuah istilah yang diulang-ulang kemudian menjadi sesuatu

yang memiliki makna dan disepakati.

5) Hubungan Makna

Dibutuhkan sistem leksikal dalam perbendaharaan kata yang dapat

membentuk struktur semantik untuk diuraikan berdasarkan makna kata dan

hubungannya untuk membuat satu kata. Berikut ini hubungan makna yang sering

digunakan dalam bahasa;

a) Polisemi

Polisemi adalah satu kata yang memiliki makna berbeda namun masih

mempunyai hubungan atau keterkaitan dengan makna yang lainnya.

Page 40: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

25

b) Sinonim

Sinonim adalah satu kata atau lebih yang memiliki kesamaan atau kemiripan

makna. Menurut Parera (1990: 50), bahwa sinonim adalah kata, frasa, atau

kalimat yang menunjukkan kesamaan makna.

c) Antonim

Antonim adalah kata yang memiliki makna yang berlawanan.

d) Hiponim

Lyons (1995: 453) memebrikan defenisi bahwa Hiponim adalah sebuah

perkataan meliputi makna kata antara yang lebih kecil dengan yang lebih

besar. Lebih jauh Lyons mengatakan bahwa hubungan Hiponim tidak

berlaku timbal balik.

e) Meronim

Hubungan sebagian atau keseluruhan dalam unsur yang terdapat dalam

pasangan.

6) Denotasi dan Konotasi

Denotasi dan konotasi yaitu antara tersurat dan tersirat. Denotasi biasanya

menggunakan bahasa sumber atau berdasarkan teks aslinya seperti kamus dan

lain-lain. Sementara konotatif adalah makna tambahan (emotif). Kata-kata

sinonim yang terkandung dalam denotasi biasanya memiliki makna yang sama

namun mengandung makna konotasi yang berbeda.

7) Semantik Gramatikal

Makna Gramatikal atau makna Struktural adalah bentuk perubahan makna

yang menekankan pada perubahan makna secara tatabahasa.

Page 41: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

26

Dari beberapa teori yang dipaparkan diatas, penulis menggunakan

semantik kontekstual dalam penelitian ini. Karena teori ini dianggap lebih

mendekati dan lebih mudah dipahami oleh penulis sendiri. selain itu, semantik

kontekstual dianggap lebih relevan dalam mendekati dan mengkaji asbabun nuzul

ayat-ayat perang dalam al-Qur‟an. Diluar dari teori yang digunakan oleh penulis,

hanya sebagai bahan perbandingan saja bagi penulis, yang menurut penulis tetap

harus ditampilkan sebagai pengetahuan baru bagi penulis.

B. Penelitian relevan

Beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian ini. Tentunya peneliti tidak bisa menafikan soal adanya kesamaan dan

perbedaan yang masing-masing menjadi fokus, arah, dan tujuan dari peneliti

sendiri. Berikut beberapa penelitian yang dimaksud:

1. Azam Anhar (2015)

Penelitan ini dilakukan oleh Anhar (2015), dengan judul “Nilai-Nilai Etis

Dalam Ayat Perang: Penafsiran Ayat-Ayat Perang Dalam al-Qur‟an”, persamaan

pada penelitian ini dengan yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama

mengkaji ayat perang dalam al-Qur‟an, perbedaannya terletak pada pendekatan

yang digunakan, penulis menggunakan pendekatan semantik sementara penelitian

tersebut merupaya mengidentifikasi pesan moral yang terkandung dalam ayat

perang dengan menggunakan pendekatan hermeneutika.

Page 42: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

27

2. Fuad Hasan (2007)

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hasan (2007), dengan judul

“Formulasi Etika Perang Dalam Islam”, persamaan pada penelitian ini dengan

yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama mengkaji tentang perang dalam

Islam. Namun menurut penulis, beberapa perbedaan bisa dilihat mulai dari

pendekatan dan objek material yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut

menggunakan pendekatan studi perang dengan objek material Nabi Muhammad

SAW.

Page 43: AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR’ANdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 28. · 10. Angkatan 2010 (Aqsho) penulis haturkan banyak terima kasih atas semangat

28

C. Kerangka Pemikiran

al-Qur‟an

Ayat- Ayat Perang

Semantik

Sudut pandang semantik

mengenai ayat perang

Hasil analisis dan Kesimpulan

Konsep Islam mengenai

Perang