awan.staff.gunadarma.ac.idawan.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/60624/... · web viewergonomi...

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur perilaku adalah salah satu ilmu yang dipelajari dalam arsitektur. Arsitektur perilaku ini mempelajari tentang perilaku manusia dan hubungan dari perilaku tersebut ke dalam ruang yang akan didesain oleh seorang arsitek, sehingga ruang yang didesain bisa optimal bagi pengguna ruang tersebut. Arsitektur sebagai bagian dari kebudayaan juga senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan perkembangan jaman. Perkembangan arsitektur dari waktu ke waktu merupakan cerminan dari budaya masyarakat dimana karya arsitektur tersebut berada. Ungkapan arsitekturnya disesuaikan dengan tantangan, pengaruh perkembangan teknologi dan bahan bangunan yang ada. Perkembangan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan tata ruang atau tata masa massa bangunan saja, tetapi juga terpengaruh oleh nilai sosial dan budaya serta ekosistem yang berubah cepat serta kenyamanan pengguna bangunan. Faktor kenyaman pengguna merupakan suatu hal vital dalam sebuah ruagan, hal ini dapat di lihat dengan penggunaan teori ergonomi dan teori antropometri. Teori antropometri dalam arsitekur adalah teori yang mempelajari tentang desain arsitektur yang memiliki dasar kepada keseuaian ukuran tubuh manusia. Sedangkan ergonomi dalam arsitektur adalah teori yang mendasari dalam ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 1

Upload: vothuan

Post on 06-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur perilaku adalah salah satu ilmu yang dipelajari dalam arsitektur.

Arsitektur perilaku ini mempelajari tentang perilaku manusia dan hubungan dari

perilaku tersebut ke dalam ruang yang akan didesain oleh seorang arsitek, sehingga

ruang yang didesain bisa optimal bagi pengguna ruang tersebut.

Arsitektur sebagai bagian dari kebudayaan juga senantiasa memperbaharui diri

sesuai dengan perkembangan jaman. Perkembangan arsitektur dari waktu ke waktu

merupakan cerminan dari budaya masyarakat dimana karya arsitektur tersebut berada.

Ungkapan arsitekturnya disesuaikan dengan tantangan, pengaruh perkembangan

teknologi dan bahan bangunan yang ada. Perkembangan tersebut tidak hanya

dipengaruhi oleh perkembangan tata ruang atau tata masa massa bangunan saja, tetapi

juga terpengaruh oleh nilai sosial dan budaya serta ekosistem yang berubah cepat serta

kenyamanan pengguna bangunan.

Faktor kenyaman pengguna merupakan suatu hal vital dalam sebuah ruagan, hal

ini dapat di lihat dengan penggunaan teori ergonomi dan teori antropometri. Teori

antropometri dalam arsitekur adalah teori yang mempelajari tentang desain arsitektur

yang memiliki dasar kepada keseuaian ukuran tubuh manusia. Sedangkan ergonomi

dalam arsitektur adalah teori yang mendasari dalam fasilitas ruang untuk kenyamanan

manusia. Sehingga antropometri dan ergonomi ini adalah ilmu yang dapat digunakan

oleh seorang arsitek untuk menciptakan ruang yang mengoptimalkan kenyamanan.

Dengan menerapkan teori ini seorang arsitek akan dapat mengetahi kebutuhan

kenyamanan ruang seseorang berdasarkan tubuh mereka dan fasilitas dalam

menunjang aktifitas mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang ingin dipelajari dalam makalah ini adalah: 

1. Apa pengertian dari antropometri dan ergonomi? 

2. Apa hubungan antropometri dan ergonomi dalam ruang dalam arsitektur? 

3. Apa yang dimaksud dengan kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis?

1.3 Tujuan

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 1

Adapun tujuan dari makalah ini dapat dilihat berdasarkan rumusan masalah yang ada: 

1. Untuk mengetahui pengertian dari antropometri dan ergonomic

2. Mengetahui hubungan antropometri dan egonomi dalam ruang dalam arsitektur

3. Mengetahui pengertian kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat dirasakan dalam penulisan makalah ini adalah

dapat mengetahui tentang ilmu antropometri dan ergonomi,sehingga kita sebagai

mahasiswa arsitektur dapat membuat desain yang optimal dengan menggunakan ilmu

tersebut ke dalam referensi desain sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan yang

diharapkan

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 2

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 ERGONOMI

2.1.1 Pengertian

Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara

keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Ergonomi

merupakan ilmu yang menitikberatkan pada pembahasan mengenai manusia

sebagai elemen utama dalam suatu sistem kerja. Banyak definisi tentang ergonomi

yang dikeluarkan oleh para pakar di bidangnya, antara lain sebagai berikut:

a. International Ergonomics Association

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ERGON (kerja) dan

NOMOS (hukum alam), jadi ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang

aspek- aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,

fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan untuk

mendapatkan suasana kerja yang sesuai dengan manusianya (Nurmianto, 2003).

b. Iftikar Z. Sutalaksana

Dalam bukunya yang berjudul “Teknik Tata Cara Kerja” menuliskan

bahwa ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan

informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia

untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja

pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui

pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana, 1979).

c. OSHA (Occupational Safety and Health Act)

Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian

pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah

cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).

d. Manuaba A.

Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan

mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan

lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).

e. Tarwaka, dkk

Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan

atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 3

beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik

fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih

baik (Tarwaka. dkk, 2004).

f. Suma’mur

Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk

menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan

tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui

pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).

Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari

ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran,

keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk

mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan

dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang

terlibat dengan pekerjaan tersebut.

Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam

fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana

dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:

a. Secara fokus

Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan

produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari

manusia hidup dan bekerja.

b. Secara tujuan

Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi

kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan

keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya.

c. Secara pendekatan

Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-

keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi

untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut

sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat

terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi

adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai

perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 4

untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk

meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan

manusia.

2.1.2 Ruang Lingkup

Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang 

menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi,

temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang

dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik.

2.1.3 Tujuan

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera

dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja;

b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial

dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik

selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif;

c. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan

antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas

kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).

2.1.4 Penerapan

Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.

Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:

a. Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak

terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi

berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara

seimbang pada dua kaki.

b. Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu

bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran

anthropometri barat dan timur.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 5

c. Tata letak tempat kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan

simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-

kata.

d. Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,

tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera

tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

2.1.5 Metode

Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-

metode tersebut antara lain:

a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat

kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan

pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari

yang sederhana sampai kompleks.

b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat

diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak

pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan

demensi fisik pekerja.

c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya

dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku,

keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan

parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

2.1.6 Prinsip

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau

pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan

dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip

ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut

Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:

a. Bekerja dalam posisi atau postur normal

b. Mengurangi beban berlebihan

c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 6

d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh

e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan

f. Minimalisasi gerakan statis

g. Minimalisasikan titik beban

h. Mencakup jarak ruang

i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman

j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja

k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti

l. Mengurangi stres

2.1.7 Pengelompokan Bidang Kajian

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap

dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:

a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang

dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk

perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang

dikeluarkan saat bekerja.

b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan

pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan

peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.

c. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan

mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot

manusia dalam bekerja dan sebagainya.

d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan

masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan

sebagainya.

e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek

psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres

dan lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi,

kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu

solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem

terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia

pekerjanya.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 7

2.1.8 Macam-macam Ergonomi

Spesialisasi bidang ergonomi meliputi : ergonomi fisik, ergonomi kognitif,

ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang

sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam

suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang

terbaik.

a. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri,

karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik.

Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain : postur kerja,

pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja,

keselamatan dan kesehatan.

b. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di

dalamnya; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia

terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi

kognitif antara lain; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-

computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.

c. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk

sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam

ergonomi organisasi antara lain; komunikasi, MSDM, perancangan kerja,

perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas

ergonomi, cultur organisasi, organisasi virtual, dll.

d. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan,

dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain;

perancangan ruang kerja, sistem akustik, dll

2.1.9 Kasus Ergonomi

Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus

tersebut antara lain:

a. Dalam pengukuran performansi atlet.

Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan

dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan

berdiri atu duduk.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 8

b. Pengukuran variabilitas kerja.

Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang

juru ketik atau operator komputer.

c. Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan

ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.

d. Kasus bekerja sambil duduk

Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan

posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa

tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu,

pergelangan tangan, dan pinggang.

e. Kasus manual material handling

Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan juga low

back pain akibat mengangkut beban di luar recommended weighting

limit (RWL).

f. Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic

Operator reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang

disampaikan oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini

disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut.

Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi

banyak display pada waktu yang bersamaan.

2.2 ANTROPOMETRI

2.2.1 Pengertian

Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh

manusia disebut dengan antropometri. Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang

keilmuan ergonomis adalahistilah anthropometri yang berasal dari “anthro” yang

berarti manusia dan “metron” yang berarti ukuran. Data antropometri diperlukan

untuk perancangan sistem kerja yang baik. Lingkungan fisik juga dapat

mempengaruhi para pekerja baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja.

Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu :

a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut. Contoh:

stasiun kerja, kursi, meja dan sebagainya.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 9

b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh: temperatur, kelembaban,

sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna,

dan lain-lain.

Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap para pekerja, maka

yang harus kita lakukan adalah mempelajari manusia baik mengenai sifat dan

tingkah lakunya serta keadaan fisiknya.

Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan

karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta penerapan dari

data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.

Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal abad ke-14 dan

sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data anthropometri yang lengkap.

Metode pengukuran ini distandarisasikan selama periode awal sampai pertengahan

abad ke-20. Dan belakangan ini adalah yang dilakukan pada tahun 1980-an oleh

International Organization For Standarisation.

2.2.2 Jenis-jenis

Antropometri terbagi atas dua cara pengukuran yaitu antropometri statis dan

anthropometri dinamis.

a. Antropometri Statis

Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur

tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan

dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar.

Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi

tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia

diantaranya :

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Suku bangsa

4. Pekerjaan

b. Antropometri dinamis

Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-

ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan

yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 10

Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu:

1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti

keadaan mekanis dari suatu aktivitas

2. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja

3. Pengukuran variabilitas kerja

Pengukuran Anthropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi

tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat

memberikan rasa nyaman serta menyenangkan.

2.2.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup utama dari data anthropometri antara lain adalah :

a. Desain pakaian

b. Desain tempat kerja

c. Desain dari lingkungan

d. Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin

e. Desain produk konsumer

Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya : kaus kaki, kursi, helm,

sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior mobil, mesin

produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya memperhatikan aspek

dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangannya

tersebut. Dalam hal ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90 sampai

95 % dari populasi harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.

Hal ini sangat diharapkan di banyak situasi dan kondisi di mana mesin atau

peralatan yang dioperasikan membutuhkan human interchangeability, di mana hal

tersebut dapat dicapai dengan membuat rancangan yang dapat disesuaikan

(adjustable design). Contoh kasus adalah pada kursi mobil untuk pengemudi, di

mana kursi seharusnya dapat disesuaikan di berbagai variasi gerakan dan

kedudukan pada waktu mengemudi supaya si pengemudi merasa nyaman. Orang

yang bertubuh pendek mungkin tidak akan bisa menjangkau kontrol yang

dilakukan dengan kaki, yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal klos tanpa kursi yang

bisa disesuaikan dengan cara digerakkan maju/mundur.

Selain itu, penyesuaian juga mutlak diperlukan jika merancang sesuatu yang akan

digunakan oleh populasi yang luas, misalnya untuk produk-produk yang diekspor,

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 11

dimana pemakai adalah populasi di seluruh dunia yang berbeda-beda dimensi dan

ukuran tubuhnya.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh

manusia, diantaranya:

a. Umur

Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring dengan

berkembangnya umur sejak awal kelahirannya sampai dengan umur sekitar 20

tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.

b. Jenis Kelamin

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan dengan

wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti lingkaran dada

dan pinggul.

c. Suku/Ras

Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik yang akan

berbeda satu dengan lainnya.

d. Postur dan Posisi Tubuh

Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat akan

melakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional body dimensions.

Posisi standar tubuh pada saat melakukan gerakan-gerakan dinamis dimana

gerakan tersebut harus dijadikan dasar pertimbangan pada saat data

antropometri diimplementasikan.

e. Pakaian

Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain-lain yang

melekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh manusia.

f. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi dimensi

tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, lingkar perut, dan lain- lain. Seperti

untuk buruh dermaga atau pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang

relatif besar dibandingkan dengan pegawai kantoran atau mahasiswa.

g. Cacat Tubuh Secara Fisik

Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

variabilitas data antropometri. Seperti, orang normal dan orang yang memiliki

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 12

keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan. Untuk dimensi tinggi siku, tinggi

pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda

antara orang normal dengan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga,

data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja

untuk orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.

h. Faktor Kehamilan Wanita

Faktor kehamila pada wanita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

variabilitas data antropometri yaitu terutama pada tebal perut dan tebal dada.

Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan

stasiun kerja untuk wanita hamil berbeda dengan data antropometri wanita

lainnya.

2.3 Kenyamanan

2.3.1 Pengertian Kenyamanan

Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang

terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan

rangsangan yang masuk ke dalam dirinya. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya

masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain

rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak, kemudian otak akan

memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak.(Satwiko,

2009).

Menurut Kolcaba (2003 bahwa kenyamaan sebagai suatu keadaan telah

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik.

Dengan terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan perasaan sejahtera pada diri

individu tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kenyamanan adalah

perasaan paling nyaman yang dirasakan setiap individu berdasarkan persepsi

masing-masing individu. Dimana nyaman bagi individu satu berbeda dengan

individu lainnya.

2.3.2 Kenyamanan Fisik dan Kenyamanan Psikis

Kenyamanan dalam arsitektur dapat dibagi menjadi dua, yaitu: kenyamanan

fisik dan kenyamanan psikis. Kenyamanan fisik adalah kenyamanan yang dapat

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 13

dirasakan oleh tubuh atau fisik dari individu itu sendiri. Contohnya : Dimensi

ruang dan furniture yang sesuai dengan proporsi tubuh individu yang

menggunakan ruangan tersebut.

Kenyamanan psikis adalah kenyamanan yang menyangkut dengan kejiwaan,

menyangkut rasa bahagia, tenang, makna kehidupan, dsb. Kenyamanan ini bersifat

subyektif dan tidak dapat diukur secara kuantitatif. Contohnya : jika individu

tersebut mencintai keluarganya, ia akan sangat nyaman berada dalam ruangan yang

dipenuhi oleh keluarganya. Jika Individu tersebut seorang yang beriman ia akan

merasa nyaman dan tenang pada saat ia mengunjungi tempat ibadahnya.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Menurut Hakim (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kenyamanan antara lain:

a. Sirkulasi

Kenyamanan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti

tidak adanya pembagian ruang yang jelas untuk sirkulasi manusia dan

kendaraan bermotor, atau tidak ada pembagian sirkulasi antara ruang satu

dengan lainnya.

b. Daya alam atau iklim

1. Radiasi matahari

Dapat mengurangi kenyamanan terutama pada siang hari, sehingga

perlu adanya peneduh.

2. Angin

Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang sehingga tercipta

pergerakan angin mikro yang sejuk dan memberikan kenyamanan.

3. Curah hujan

Curah hujan sering menimbulkan gangguan pada aktivitas manusia di

ruang luar sehingga perlu di sediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan

(shelter, gazebo).

4. Temperatur

Jika temperatur ruang sangat rendah maka temperatur permukaan kulit

akan menurun dan sebaliknya. Pengaruh bagi aktivitas kerja adalah bahwa

temperatur yang terlalu dingin akan menurunkan gairah kerja dan temperatur

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 14

yang terlampau panas dapat membuat kelelahan dalam bekerja dan

cenderung mengganggu pekerjaan.

c. Kebisingan

Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisingan

adalah salah satu masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan para

pekerja yang berada di sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan

adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (ear muff, ear plug).

d. Aroma atau bau-bauan

Jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yang

tidak sedap akan tercium oleh orang yang melaluinya. Hal tersebut dapat diatasi

dengan memindahkan sumber bau tersebut dan ditempatkan pada area yang

tertutup dari pandangan visual serta dihalangi oleh tanaman pepohonan atau

semak ataupun dengan peninggian muka tanah.

e. Bentuk

Bentuk dari rencana konstruksi harus disesuaikan dengan ukuran standar

manusia agar dapat menimbulkan rasa nyaman.

f. Keamanan

Keamanan merupakan masalah terpenting, karena ini dapat mengganggu

dan menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Keamanan bukan saja berarti

dari segi kejahatan (kriminal), tapi juga termasuk kekuatan konstruksi, bentuk

ruang, dan kejelasan fungsi.

g. Kebersihan

Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah

rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yang tidak

sedap. Pada daerah tertentu yang menutut kebersihan tinggi, pemilihan jenis

pohon dan semak harus memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.

h. Keindahan

Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh

kenyamanan karena mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera. Untuk

menilai keindahan cukup sulit karena setiap orang memiliki persepsi yang

berbeda untuk menyatakan sesuatu itu adalah indah. Dalam hal kenyamanan,

keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk ataupun warna.

i. Penerangan

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 15

Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu

memperhatikan beberapa hal yaitu cahaya alami, kuat penerangan, kualitas

cahaya, daya penerangan, pemilihan dan perletakan lampu. Pencahayaan alami

di sini dapat membantu penerangan buatan dalam batas-batas tertentu, baik dan

kualitasnya maupun jarak jangkauannya dalam ruangan.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 16

BAB III

STUDI KASUS

Studi kasus yang diangkat kali ini adalah elemen yang ada pada sebuah rumah

tinggal. Rumah tinggal merupakan tempat yang paling sering kita tempati. Oleh karena

itu, penerapan ergonomi dan antropometri penting untuk diterapkan karena akan

berhubungan dengan kita setiap saat. Salah satu elemen pada rumah tinggal adalah

tangga. Tangga yang berfungsi sebagai media berpijak dari lantai satu ke lantai 2 ini

harus memiliki ukuran-ukuran yang sesuai dengan bentuk tubuh manusia

(Antopometri). Dengan panjang telapak kaki untuk orang Asia yang rata-rata sekitar

25cm maka tinggi pijakan ideal adalah 17,5cm. proporsi inilah yang dianggap paling

ideal untuk tipologi postur masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan proporsi ini

pengguna tangga tidak merasa terlalu berat dari sisi tenaga yang harus dikeluarkan dan

cukup aman untuk menghindarkan cedera.. hal tersebut juga sesuai dengan standar

internasional.

Gambar Anak Tangga

yang SalahDari gambar di

samping terlihat bahwa

ukuran-ukuran pada anak

tangga tidak ergonomis.

Tangga tersebut memiliki

dimensi anak tangga yang

terlalu sempit untuk orang

dewasa sehingga

menimbulkan potensi

terjadinya kecelakaan.

Lebar tangga yang sempit

juga membuat tangga

tersebut susah untuk

dilewati oleh 2 orang pada

saat berpapasan. Tidak ditemukan adanya bordes pada anak tangga tersebut

dikarenakan tinggi lantai yang tidak terlalu tinggi. Tinggi anak tangga juga melebihi

standar yang ada sehingga timbul rasa lelah setelah menaiki tangga tersebut.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 17

Studi kasus lainnya adalah pada cara duduk pada saat menggunakan komputer.

Untuk mengoperasikan komputer tentunya kita akan bekerja dengan menggunakan

media seperti meja dan kursi. Selain itu untuk menciptakan suasana yang nyaman kita

juga perlu mengatur tempat dimana kita bekerja. Dibawah ini adalah tata cara duduk

didepan komputer yang benar:

Pada gambar di atas. Gambar sebelah kiri merupakan posisi yang salah. Posisi

tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan dan dapat menimbulkan sakit pada pundak

karena terlalu bungkuk. Oleh karena itu pada gambar di kanan telah mendapatkan

adanya tindakan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan lebih sehat. Terdapat

penggantian jenis kursi sehingga membuat tulang punggung menjadi tegak. Kemudian

layar dari komputer disesuaikan agar lurus dengan mata sehingga tidak membuat

menoleh kebawah. Selain itu keadaan ruangan juga dihindarkan dari sinar matahari

pada komputer agar layar monitor bisa lebih jelas dilihat mata.

Dengan adanya prinsip-prinsip ergonomi seperti diatas maka kita dapat

mengetahui bagaimana sebaiknya merancang desain agar desain tersebut enak untuk

dipergunakan dan memberikan dampak positif bagi kesahatan.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 18

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk,

peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan

bekerja dalam standar dimensi kebutuhan ruang yang diatur dalam antropometri.

Sehingga rancangan mampu mewadahi kebutuhan pelaku kegiatan di dalamnya dan

memberi kenyamanan bagi pengguna.

4.2 Saran

Sebagai seorang arsitek dalam merancang suatu bangunan ataupun ruang dalam

perlu untuk mengetahui bagaimana kenyamanan kerja dapat dipenuhi berdasarkan ilmu

Ergonomi dan Antropometri.

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI 19