avon tutup pabriknya di indonesia
DESCRIPTION
dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah sistem ekonomi akuntansidosen pengajar:Tumpal Manik, M.SiUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITRANSCRIPT
AVON TUTUP PABRIKNYA DI INDONESIA
Kesalahan-kesalahan Umum Seorang Manajer
1. Sistem pemberian reward yang sama kepada setiap karyawan adalah sebuah
kesalahan. Berdasarkan prinsip utama manajer, dalam pemberian reward
seharusnya sesuai dengan kinerja yang dilakukan karyawan. Prinsip ini akan
memberikan kesempatan bagi semua karyawan yang ada untuk bekerja lebih
giat guna memperoleh reward yang disediakan oleh manajer.
2. Membuat pekerjaan tampak berat akan membuat kinerja kita dalam
perusahaan menurun, selain itu kinerja yang turun itu akan mempengaruhi
karyawan yang lain untuk ikut bermalas-malasan, karena dalam sebuah
perusahaan manajer adalah standar dari karyawan-karyawan yang ada di
bawahnya. Seharusnya dalam menghadapi pekerjaan kita harus
menikmatinya. Pekerjaan yang kita nikmati akan membuat kinerja kita
meningkat, dan apabila kinerja manajer meningkat, maka kinerja karyawan di
bawahnya juga akan ikut meningkat. Kinerja yang luar biasa dapat dicapai
melalui orang-orang yang biasa hanya dengan menjadikan pekerjaan tampak
menyenangkan.
3. Downsizing. Kebanyakan manajer menyukai downsizing, alias penciutan
organisasi. Mengapa? Karena tampaknya inilah cara paling cepat untuk
menaikkan laba perusahaan. Dengan demikian, manajer akan mendapatkan
bonus lebih besar. Padahal riset menunjukkan bahwa dalam jangka panjang,
perusahaan yang melakukan downsizing justru lebih sulit memperoleh profit.
4. Menumpuk-numpuk kekuasaan. Manajer yang rakus akan jabatan dan
kedudukan, biasanya akan mendominasi kekuasaan. Mereka akan berperilaku
seperti orang-orang superior yang tidak memberikan kesempatan orang lain
untuk berkembang dan berkuasa di bidangnya.
5. Tidak banyak melakukan pelatihan dan pengembangan SDM. Untuk
mendapatkan karyawan yang berkualitas, manajer hendaknya melakukan
penyeleksian secara mendalam dan obyektif. Karena kualitas karyawan
sangat menentukan kualitas perusahaan.
6. Menghabiskan banyak waktu dengan si biang kerok. Manajer yang baik
adalah manajer yang selalu mengingatkan karyawannya bila melakukan
kesalahan. Bukannya selalu mengkritik dan terus-menerus menggunjing
orang tersebut.
7. Mencari-cari kesalahan karyawan. Karyawan selalu berusaha untuk
melakukan yang terbaik untuk perusahaannya, namun manajer kadangkala
selalu mencari-cari kesalahan yang tidak dilakukan karyawan. Padahal itu
justru membuat karyawan jatuh mental dan malas melakukan yang terbaik
untuk perusahaan.
8. Tidak memuaskan customer. Konsumen atau pelanggan adalah segalanya.
Tanpa mereka sebuah perusahaan tidaklah berarti, oleh karena itu perusahaan
yang baik harus berani memuaskan pelanggannya. Demi terciptanya citra
yang baik dan menghasilkan profit.
9. Menghabiskan terlalu banyak waktu di kantor. Kesalahan manajer yang
lainnya adalah terlalu sering duduk diam di ruang kerjanya. Tidak pernah
mengamati dan mengawasi secara langsung dan intens kinerja karyawan-
karyawannya.
10. Tidak mempercayai karyawan. Manajer yang egois adalah manajer yang tidak
mempercayai karyawannya. Dia seolah-olah merasa benar sendiri, padahal
karyawan adalah tangan dan kaki sebuah perusahaan.
Avon (Perusahaan Kosmetika) – Kesalahan Pricing
Meski produk kosmetik ini memiliki kualitas bagus, namun harganya
relatif murah. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh kecil. Apalagi
pemasarannya menggunakan sistem direct selling yang seharusnya harganya bisa
lebih tinggi. Kini Avon tidak lagi beredar di pasar.
Avon Tutup Pabriknya di Indonesia
Pihak Avon Indonesia menjelaskan, keputusan itu ditetapkan melalui
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Pabrik Avon yang terletak di
Cilandak, Jakarta Selatan akan ditutup. Seluruh distribusi produk akan dihentikan
dan kegiatan operasional akan dihentikan.
Menurut Wakil Presiden Avon Kawasan Asia Tenggara, Perry Mogar,
penutupan pabrik dan kegiatan operasional itu dilakukan berkaitan dengan
kerugian Avon Indonesia beberapa tahun belakangan ini. “Berdasarkan hasil
kajian ekstensif, perusahaan Avon Indonesia beberapa tahun belakangan terus
merugi,” katanya.
Perry mengakui, Indonesia memiliki potensi pasar jangka panjang
mengingat jumlah penduduknya serta kecepatan pertumbuhan ekonominya.
“Namun, analisa kami menunjukkan bahwa bagi Avon untuk dapat merealisasikan
potensi tersebut, dibutuhkan tambahan investasi yang signifikan,” ujarnya.
Akan tetapi, mengingat kegiatan operasional Avon di Indonesia telah
mengalami kerugian jutaan dolar dalam beberapa tahun belakangan ini, maka
untuk saat ini Avon belum siap melakukan investasi tambahan di Indonesia.
Penutupan pabrik tersebut, berdampak terhadap sekitar 600 karyawan, tapi
manajemen berkomitmen bahwa penutupan kegiatan operasional di Indonesia
akan dilakukan secara bertanggung jawab.
Analisis Kasus
Dari penulusuran INFO APLI, penutupan Avon memang disebabkan oleh
faktor-faktor yang sifatnya sangat basic atau mendasar, selain tentu saja ada faktor
pasar yang mempengaruhi. Sejak awal, sistem operasi Avon Indonesia memang
berbeda dengan Avon di negara-negara Asia lainnya, kecuali sistem operasi Avon
di Philipina yang memang dijadikan rujukan di sini. Avon menggunakan sistem
cabang, di mana dalam setiap kantor cabang, Avon harus membangun kantor
sendiri, merekrut karyawan, dan tentu saja membiayai operasionalnya. Semakin
besar perkembangan Avon, semakin banyak pula cabang yang harus didirikan,
sehingga makin besar pula biaya operasionalnya. Agaknya, hal dasar inilah yang
langsung atau tidak langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Dari sini
dapat diketahui bahwa terdapat kesalahan dari pihak manajemen dalam hal
efisiensi tenaga kerja. Manejer terlalu banyak merekrut tenaga kerja dan kurang
mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai karyawan.
Sehingga keuntungan perusahaan kian menipis dan akhirnya menyebabkan
kebangkrutan perusahaan.
Selain itu, situasi yang sangat memberatkan, yaitu soal sewa pabrik Avon
di Cilandak yang dibayar dalam mata uang dollar AS. Sebelum krisis ekonomi
tahun 1998 atau saat nilai per dollar AS hanya berkisar antara Rp2000-2500,
biaya sewa pabrik mungkin bukan menjadi masalah. Namun ketika krisis
berlangsung dan per dollar harus dibeli dengan harga di atas Rp10.000, bahkan
pernah mencapai kisaran Rp15.000-17.000, maka mulailah ongkos produksi
menjadi masalah besar. Dari sini dapat kita ketahui bahwa terdapat kesalahan
manajer dalam hal ketanggapan dalam menghadapi perubahan. Perubahan harga
sewa tempat yang meningkat tajam akibat krisis ekonomi tahun 1998, seharusnya
segera menjadikan pihak manajer tanggap dan mengambil keputusan agar
efisiensi beban sewa tempat dapat segera terpenuhi. Karena kurang tangapnya
seorang menejer, perusahaan ini menaggung biaya sewa yang tinggi akibatnya
keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Kemudian, kebangkrutan perusaahn Avon ini juga dipicu oleh harga
produk yang relatif murah sehingga tidak sebanding dengan biaya-biaya produksi
yang dikeluarkan. Dengan alasan persaingan dengan produk kosmetik lain,
menejer kurang mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh sehinga ia terlalu
fokus terhadap satu tujuan (produk laku di pasaran) namun tidak memperhatikan
dampak yang akan dialami oleh perusahaan, sehinga perusahaan bangkrut dan
akhirnya gulung tikar.
Tutupnya Avon Indonesia, tentu menyisakan banyak pelajaran. Di
antaranya kesimpulan bahwa tidak peduli sudah berapa lama dan mapan sebuah
perusahaan beroperasi, karena satu dan lain hal bisa saja perusahaan itu tutup.
Bisa karena perusahaan terus menerus merugi, bisa karena bangkrut akibat salah
pengelolaan, atau masalah-masalah lainnya. Yang pasti, tidak ada jaminan bahwa
jika hari ini situasi tampak baik-baik saja, maka itu berarti semuanya akan baik-
baik saja dan seterusnya begitu. Persaingan antar perusahaan pasti tambah ketat,
sementara tantangan-tantangan eksternal juga bertambah banyak mengingat
semakin dinamisnya situasi ekonomi nasional saat ini.
Perusahaan Kosmetik Avon dan Bisnis di Social Media
Perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik terus memperluas jaringan
pemasaran mereka melalui jaringan social media untuk terus dapat memperluas
pasar. Jaringan social media diyakini dapat menciptakan keterikatan emosional
antara perusahaan dan pengguna produk kosmetik. Social media telah
menciptakan sebuah sistem marketing yang baru yang dapat melibatkan antara
perusahaan dan konsumen dalam komunikasi dua arah yang dapat memperluas
jaringan pemasaran dan inovasi produk. Para konsumen dapat memberikan
masukan-masukan yang positif yang membangun untuk menilai kualitas sebuah
produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan.
Perusahaan kosmetik asal Amerika yang terkenal Avon Product Inc
menggunakan jaringan social media, khususnya facebook untuk mempromosikan
produk-produk mereka diseluruh dunia, Avon telah mempunyai pasar yang besar
disejumlah Negara yaitu jumlahnya sekitar lebih dari 140 negara diseluruh dunia.
Perusahaan ini memproduksi pakaian, parfum, perhiasan dan kosmetik sebagai
bisnis inti mereka. Sejak era tahun 1960-an Avon menggunakan pemasaran multi
level marketing sebagai sebuah sarana pemasaran yang dikenal senagai Avon Girl.
Tetapi perusahaan ini juga siap menyesuaikan perubahan era ke era pemasaran
digital untuk tetap fokus mengembangkan branding dan mengembangkan inovasi
produk yang siap dipasarkan ke seluruh dunia.
Perusahaan ini memproduksi merek-merek terkenal seperti Avon Color,
Anew, Mark, Avon Natural, Advance Techniques, Skin-Soft. Avon adalah
perusahaan kosmetik Amerika yang telah menjadi sebuah branding legenda, saat
ini Avon terus mengembangkan pemasaran di Negara-negara baru yang
mempunyai pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti China dan Russia. Avon
terus mengembangkan branding global ke seluruh dunia untuk terus memperkuat
posisi marker mereka dalam dunia kosmetik dan dunia fashion.
Avon menggunakan facebook page dan grup untuk mempromosikan produk-
produk mereka yang akan diluncurkan ke pasaran. Avon banyak men-tag poster-
poster yang indah dan bagus untuk memperlihatkan kepada konsumen mengenai
halaman facebook mereka dan juga mentag foto-foto model Avon sehingga akan
banyak pengunjung untuk masuk ke halaman facebook mereka.
Desain poster dan foto-foto yang ditampilkan di desain semenarik
mungkin dengan warna-warna yang indah dan cerah. Ini untuk menunjukkan
bahwa perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang kecantikan dan
dunia fashion. Avon terus meng up-date informasi produk-produk mereka di Wall,
sehingga para konsumen mengetahui informasi sekitar produk-produk baru yang
akan diluncurkan segera oleh Avon. Sebagian informasi juga ditampilkan dalam
bagian-bagian bentuk cuplikan, konsumen juga bisa mengklik bagian Note untuk
bisa membaca informasi lengkap sekitar produk-produk Avon. Tersedia juga link
yang akan mengarahkan ke website resmi Avon, sehingga konsumen dapat
membaca informasi yang jauh lebih lengkap mengenai detail produk-produk yang
diluncurkan.
Daftar Pustaka
Wolf J. Rinke, PhD, CSP, Top 10 Stupidest Mistakes Managers Make and How to
Avoid Them
http://swa.co.id/updates/avon-tutup-pabriknya-di-indonesia