audit board of indonesia · web viewpengawasan dan pengendalian teknis operasional untuk...

22
PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 05 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. A.DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung; b. bahwa untuk kejelasan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung perlu disusun rincian tugas, fungsi dan tata kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung. Menginga : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG

NOMOR : 05 TAHUN 2012

TENTANG

TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. A.DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

Menimbang

:

a. bahwa pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung;

b. bahwa untuk kejelasan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung perlu disusun rincian tugas, fungsi dan tata kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung.

Mengingat

:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55), Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57), tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja dalam lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kalinya terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 5072);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang - Telukbetung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3213);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983 tentang Perubahan Nama Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Karang Teluk Betung menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3254);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;

13. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandar Lampung;

14. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar Lampung, sebagaimana telah diubah kedua kalinya, terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2011;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG TUGAS,

FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. A. DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Bandar Lampung.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung.

3. Walikota adalah Walikota Kota Bandar Lampung.

4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung;

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.

6. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung yang selanjutnya disebut RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

7. Direktur adalah Direktur RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

8. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

9. Pasien adalah setiap orang yang berkunjung ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara paripurna di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

10. Komite Medis adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya terdiri dari Ketua – Ketua Staf Medis Fungsional (SMF).

11. Staf Medis Fungsional adalah Kelompok Dokter/ Dokter Gigi, Spesialis dan Sub Spesialis berdasarkan tugas dan wewenang keahliannya.

12. Komite Keperawatan adalah wadah profesional perawat/bidan yang keanggotaannya terdiri dari perawat/bidan.

13. Komite lainnya adalah Wadah profesional dibidang keahliannya.

14. Satuan Pemeriksaan Internal adalah kelompok jabatan fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya rumah sakit.

15. Instalasi merupakan unit penyelenggaraan pelayanan fungsional, dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan non struktural yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Bagian Pertama

Kedudukan

Pasal 2

Rumah Sakit Umum Daerah merupakan unsur pendukung tugas Walikota yang melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Bagian Kedua

Tugas pokok

Pasal 3

Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ketiga

Fungsi

Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 3 Peraturan Walikota ini, RSUD mempunyai fungsi :

a. Penyusunan perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan rumah sakit.

b. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.

c. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis.

d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

e. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

f. Pembinaan, koordinasi, fasilitasi, pengendalian, pengawasan dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan.

g. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Rumah Sakit.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 5

(1) Susunan Organisasi RSUD terdiri dari :

a. Direktur

b. Bagian Tata Usaha membawahi :

(1) Sub bagian Perencanaan dan pelaporan

(2) Sub bagian Umum dan Kepegawaian

(3) Sub bagian Keuangan

c. Bidang Pelayanan Medis, membawahi :

(1) Seksi Pengendalian Mutu Pelayanan Medis

(2) Seksi Pengendalian Fasilitas Pelayanan Medis

d. Bidang Keperawatan, membawahi :

(1) Seksi Pengendalian Mutu Keperawatan

(2) Seksi Pengendalian Fasilitas Keperawatan

e. Bidang Penunjang Medis, membawahi :

(1) Seksi Pelayanan Penunjang Medis

(2) Seksi Sarana Penunjang Medis

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Komite Medis, Komite Keperawatan,Komite lainnya, Satuan Pemeriksaan Internal dan Instalasi.

BAB IV

URAIAN TUGAS UNSUR RSUD

Bagian Pertama

Direktur

Pasal 6

Direktur mempunyai tugas memimpin, merumuskan, menyusun, melaksanakan pembinaan dan pengawasan administrasi, pengelolaan dan pengembangan RSUD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi rumah sakit agar pelaksanaan tugas dapat berdaya guna dan berhasil guna, melaksanakan kerja sama dan koordinasi di bidang pelayanan kesehatan dengan lembaga pemerintah,lembaga sosial masyarakat serta lembaga lainnya sesuai dengan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku dan kebijakan yang diberikan oleh Walikota.

Bagian Kedua

Bagian Tata Usaha

Pasal 7

(1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas RSUD di bidang ketatausahaan.

(2) Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan urusan perencanaan program, pelaporan, monitoring dan evaluasi

b. Pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian

c. Pengelolaan urusan Humas, Rumah Tangga RSUD, Pendidikan dan Pelatihan, Pengadaan Sarana dan prasarana rumah sakit.

d. Pengelolaan urusan keuangan

e. Pengoordinasian dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(4) Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 3 pasal ini, Bagian Tata Usaha dibantu oleh :

a. Sub Bagian Perencanaan

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Sub Bagian Keuangan

(5) Masing – masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Pasal 8

Sub Bagian Perencanaan dan pelaporan mempunyai tugas :

a. Menghimpun, menyusun, merencanakan program kegiatan RSUD

b. Melaksanakan pelaporan, monitoring dan evaluasi kegiatan RSUD.

c. Menghimpun, menyusun dan menyajikan data dan informasi dari Unit Rekam Medis serta pelaksanaan Sistem Informasi Rumah Sakit.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Pasal 9

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum yang meliputi penataan kearsipan dan naskah RSUD, melaksanakan urusan rumah tangga RSUD, Humas, pengadaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, urusan hukum dan persiapan rapat-rapat RSUD.

b. Melakukan Pengelolaan dan Pelaporan Administrasi kepegawaian kantor yang meliputi usulan kenaikan pangkat, mutasi jabatan, kenaikan gaji berkala, proses pemberian surat cuti, pendidikan dan pelatihan, usulan pensiun, disiplin serta usulan pemberian sanksi dan kesejahteraan pegawai.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Sub Bagian Keuangan

Pasal 10

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Melakukan pengelolaan urusan administrasi keuangan RSUD.

b. Menyusun pembukuan, pertanggung jawaban keuangan dan pelaporan anggaran.

c. Menyiapkan bahan usulan penetapan bendahara penerimaan dan pengeluaran di RSUD.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Ketiga

Bidang Pelayanan Medis

Pasal 11

(1) Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas RSUD di bidang pelayanan medis meliputi pengendalian mutu pelayanan medis dan pengendalian fasilitas pelayanan medis.

(2) Bidang Pelayanan Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini Kepala Bidang Pelayanan Medis mempunyai fungsi :

a. Perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan medis

b. Pengawasan dan pengendalian teknis operasional dibidang pelayanan medis untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas tenaga fungsional.

c. Pembinaan dan pengoordinasian dalam rangka pelaksanaan tugas dibidang pelayanan medis.

d. Pelaporan, evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi dibidang pelayanan medis.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(4) Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) pasal ini, Bidang Pelayanan Medis dibantu oleh :

a. Seksi Pengendalian Mutu Pelayanan Medis

b. Seksi Pengendalian Fasilitas Pelayanan Medis

(5) Masing – masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

Seksi Pengendalian Mutu Pelayanan Medis

Pasal 12

Seksi Pengendalian Mutu Pelayanan Medis mempunyai tugas :

a. Menghimpun data dan menyusun perencanaan program kegiatan pengendalian mutu pelayanan medis

b. Melakukan penyiapan pemantauan dan pengendalian mutu pelayanan medis.

c. Melaksanakan pelaporan, evaluasi dan monitoring atas pelaksanaan tugas pengendalian mutu pelayanan medis.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pengendalian Fasilitas Pelayanan Medis

Pasal 13

Seksi Pengendalian Fasilitas Pelayanan Medis mempunyai tugas :

a. Menyiapkan data kebutuhan, penyediaan dan pemeliharaan untuk pengembangan fasilitas pelayanan medis.

b. Membantu merencanakan jumlah dan jenis peralatan medis yang dibutuhkan oleh unit-unit pelayanan medis.

c. Melaksanakan pendataan dan evaluasi secara berkala atau sewaktu-waktu ke unit pelayanan medis agar tujuan pengadaan peralatan dan logistik pelayanan medis dapat sesuai dengan kebutuhan.

d. Membantu mengendalikan pendayagunaan peralatan pelayanan medis secara efektif dan efisien.

e. Melaksanakan evaluasi, monitoring dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan pengendalian fasilitas pelayanan medis.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Keempat

Bidang Keperawatan

Pasal 14

(1) Bidang Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas RSUD di bidang Keperawatan meliputi pengendalian mutu keperawatan dan pengendalian fasilitas keperawatan.

(2) Bidang Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Bidang Keperawatan mempunyai fungsi :

a. Perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di bidang keperawatan.

b. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis di bidang keperawatan.

c. Pembinaan dan pengoordinasian terhadap pelaksanaan kegiatan dibidang keperawatan meliputi pengendalian mutu keperawatan dan pengendalian fasilitas keperawatan.

d. Pengawasan dan pengendalian teknis operasional untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas tenaga fungsional.

e. Pelaporan, evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi bidang keperawatan.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(4) Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) pasal ini, Bidang Pelayanan Medis dibantu oleh :

a. Seksi Pengendalian Mutu Keperawatan.

b. Seksi Pengendalian Fasilitas Keperawatan.

(5) Masing – masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

Seksi Pengendalian Mutu Keperawatan

Pasal 15

Seksi Pengendalian Mutu Keperawatan mempunyai tugas :

a. Menghimpun data dan menyusun / merencanakan program kegiatan pengendalian mutu keperawatan.

b. Membantu melaksanakan pembinaan pengawasan dan pengendalian mutu keperawatan.

c. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu keperawatan.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Pengendalian Fasilitas Keperawatan

Pasal 16

Seksi Pengendalian Fasilitas Keperawatan mempunyai tugas :

a. Menyiapkan data kebutuhan, penyediaan dan pemeliharaan untuk pengembangan fasilitas keperawatan.

b. Membantu merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang dibutuhkan oleh unit-unit keperawatan .

c. Melaksanakan pendataan dan evaluasi ke unit perawatan agar tujuan pengadaan peralatan dan logistik keperawatan dapat sesuai dengan kebutuhan.

d. Membantu melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian fasilitas keperawatan.

e. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengendalian fasilitasi keperawatan.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Kelima

Bidang Penunjang Medis

Pasal 17

(1) Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas RSUD di bidang Penunjang Medis meliputi pelayanan penunjang medis dan sarana penunjang medis.

(2) Bidang Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini Kepala Bidang Penunjang Medis mempunyai fungsi :

a. Perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan penunjang medis dan sarana penunjang medis.

b. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan pengendalian dibidang penunjang medis.

c. Pengawasan dan pengendalian teknis operasional untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas tenaga fungsional.

d. Pelaporan, evaluasi dan monitoring kegiatan bidang penunjang medis.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(4) Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) pasal ini, Bidang Penunjang Medis dibantu oleh :

a. Seksi Pelayanan Penunjang Medis

b. Seksi Sarana Penunjang Medis

(5) Masing – masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

Seksi Pelayanan Penunjang Medis

Pasal 18

Seksi Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas :

a. Menghimpun data dan menyusun / merencanakan program kegiatan pelayanan penunjang medis.

b. Membantu melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan penunjang medis.

c. Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan perencanaan program kerja di lingkungan instalasi pelayanan penunjang medis.

d. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang medis.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Sarana Penunjang Medis

Pasal 19

Seksi Sarana Penunjang Medis mempunyai tugas :

a. Menyiapkan data kebutuhan, penyediaan dan pemeliharaan untuk pengembangan fasilitas pelayanan penunjang medis.

b. Membantu merencanakan jumlah dan jenis peralatan medis yang dibutuhkan oleh unit-unit pelayanan penunjang medis.

c. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas pemantauan dan evaluasi program kerja pelayanan di lingkungan instalasi pelayanan penunjang medis dan Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit ( IPRS).

d. Melaksanakan pendataan dan evaluasi ke unit pelayanan penunjang medis agar tujuan pengadaan peralatan dan logistik pelayanan penunjang medis dapat sesuai dengan kebutuhan.

e. Mengendalikan pendayagunaan peralatan pelayanan medis secara efektif dan efisien.

f. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan kegiatan seksi sarana penunjang medis.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

BAB V

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 20

(1) Kelompok Jabatan Fungsional dilingkungan RSUD mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis rumah sakit sesuai dengan keahlian dan kebutuhan;

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya;

(3) Setiap kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (2), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih dan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur;

(4) Kelompok jabatan fungsional dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan bidang-bidang.

Komite Medis, Komite Keperawatan, Komite Lainnya,

Satuan Pemeriksaan Internal dan Instalasi

Pasal 21

(1) Komite Medis mempunyai tugas pokok membantu Direktur menyusun standar pelayanan medis, membantu pelaksanaan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis fungsional;

(2) Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok menyusun standar keperawatan, pembinaan etika profesi dan pengembangan keperawatan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah;

(3) Komite lainnya mempunyai tugas pokok sesuai dengan bidang profesi dan keahliannya.

(4) Satuan Pemeriksaan Internal mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Sumber Daya Rumah Sakit;

(5) Instalasi mempunyai tugas pokok membantu Direktur dalam penyelenggaraan pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya dan berkoordinasi dengan bidang-bidang lainnya.

BAB VI

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 22

(1) Direktur RSUD diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

(2) Pejabat-pejabat lainnya di lingkungan RSUD diangkat dan diberhentikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

TATA KERJA

Bagian Pertama

Umum

Pasal 23

(1) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam melaksanakan tugas – tugasnya wajib menerapkan prinsip – prinsip koordinasi, integritas, simplikasi dan singkronisasi baik dalam lingkungan kerjanya maupun dengan instansi – instansi lain diluar lingkungan kerjanya sesuai dengan bidang tugasnya;

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing – masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk – petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya;

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk – petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing – masing serta menyampaikan laporan tepat waktu.

(4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan lebih lanjut;

(5) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan pengawasan melekat ( Waskat ).

Bagian Kedua

Hal Mewakili

Pasal 24

(1) Dalam hal direktur berhalangan, maka direktur dapat menunjuk Kepala Bagian Tata Usaha:

(2) Dalam hal Kepala Bagian Tata Usaha berhalangan, maka Direktur dapat menunjuk Kepala Bidang berdasarkan senioritas dan kepangkatan.

BAB VIII

PEMBIAYAAN

Pasal 25

(1) Pembiayaan RSUD berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dari pendapatan RSUD, anggaran pemerintah, subsidi pemerintah, atau sumber lain yang sah.

(2) Pendapatan RSUD digunakan seluruhnya secara langsung untuk biaya operasional RSUD dan tidak dapat dijadikan Pendapatan Negara atau Pemerintah Daerah sesuai sistim pengelolaan BLUD.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Walikota ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Direktur sesuai dengan kebutuhan dan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 27

Peraturan Walikota ini berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bandar Lampung.

Ditetapkan di Bandar Lampung

pada tanggal 25 Januari 2012

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

HERMAN HN

Diundangkan di Bandar Lampung

pada tanggal 26 Januari 2012

SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG,

Drs. BADRI TAMAM

BERITA DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 NOMOR 05

Lampiran : Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung

Nomor : 05 Tahun 2012

Tanggal : 25 Januari 2012

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr.A.DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

(DIREKTUR)

(KELOMPOK JABATAN FUNGSIONALKOMITE MEDISKOMITE KEPERAWATANSATUAN PEMERIKSAAN INTERNALINSTALASI) (BAGIAN TATA USAHA)

(SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN ) (SUB BAGIAN KEUANGAN)

(SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN)

(BIDANG PENUNJANG MEDIS) (BIDANG PELAYANAN MEDIS) (BIDANG KEPERAWATAN)

(SEKSI PENGENDALIAN MUTU KEPERAWATAN) (SEKSI PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN MEDIS) (SEKSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIS)

(SEKSI SARANA PENUNJANG MEDIS) (SEKSI PENGENDALIAN FASILITAS KEPERAWATAN) (SEKSI PENGENDALIAN FASILITAS PELAYANAN MEDIS)

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

HERMAN HN