audit - bab 11 keseluruhan perencanaan dan program audit

20
Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi bagi pembaca dalam hal mengenai Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan informasi bagi para pembaca tentang mengenai Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih sangatlah kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam  penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Bandung, 11 Desember 2013 Penyusun

Upload: yaswin-muhammad

Post on 16-Oct-2015

1.506 views

Category:

Documents


292 download

DESCRIPTION

Auditing

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 1

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya

    sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga

    makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi bagi pembaca dalam hal mengenai

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit. Harapan kami semoga makalah ini membantu

    menambah pengetahuan dan informasi bagi para pembaca tentang mengenai Keseluruhan

    Perencanaan dan Program Audit.

    Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih

    sangatlah kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

    kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

    kesempurnaan makalah ini.

    Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

    penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

    meridhai segala usaha kita. Amin.

    Bandung, 11 Desember 2013

    Penyusun

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 2

    BAB I ............................................................................................................................................................ 3

    PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3

    1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 3

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 3

    1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 3

    BAB II ........................................................................................................................................................... 4

    PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4

    2.1 Jenis-Jenis Pengujian .................................................................................................................... 4

    2.2 Memilih Jenis Pengujian yang Tepat Untuk Dilaksanakan=........................................................ 6

    2.3 Dampak Teknologi Informasi Terhadap Pengujian Audit............................................................ 8

    2.4 Bukti Gabungan ............................................................................................................................ 9

    2.5 Merancang Program Audit .......................................................................................................... 10

    2.6 Hubungan Tujuan Audit Terkait Transaksi dengan Tujuan Audit Terkait Saldo serta Tujuan

    Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan ........................................................................................... 16

    2.7 Ikhtisar Istilah-Istilah Penting Terkait Bukti............................................................................... 16

    2.8 Ikhtisar Proses Audit ................................................................................................................... 18

    BAB III ....................................................................................................................................................... 20

    PENUTUP .................................................................................................................................................. 20

    KESIMPULAN ............................................................................................................................... 20

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keseluruhan perencanaan audit dan program audit merupakan langkah terakhir dalam

    fase perencanaan audit. Langkah yang paling penting ini akan menentukan keseluruhan

    program audit yang akan diikuti oleh auditor, termasuk semua prosedur audit, ukuran

    sampel, unsur-unsur yang dipilih, serta waktunya. Hal yang berkaitan dengan pentingnya

    membuat keputusan yang tepat dalam membentuk perencanaan audit secara keseluruhan

    dan mengembangkan suatu program audit yang terperinci, dengan mempertimbangkan

    efektivitas bukti maupun efisiensi audit.

    1.2 Rumusan Masalah1. Apa saja jenis-jenis pengujian?2. Bagaimana memilih jenis pengujian yang tepat untuk dilaksanakan?3. Bagaimana dampak teknologi informasi terhadap pengujian audit?4. Apa yang dimaksud dengan bukti gabungan?5. Bagaimana merancang program audit?6. Bagaimana hubungan tujuan audit terkait transaksi dengan tujuan audit terkait

    saldo serta tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan?

    7. Apa saja ikhtisar istilah-istilah penting terkait bukti?8. Apa saja ikhtisar proses audit?

    1.3 Tujuan

    1. Untuk mengetahui jenis-jenis pengujian.2. Untuk mengetahui cara memilih jenis pengujian yang tepat untuk dilaksanakan.3. Untuk mengetahui dampak teknologi informasi terhadap pengujian audit.4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bukti gabungan.5. Untuk mengetahui cara merancang program audit.6. Untuk mengetahui hubungan tujuan audit terkait transaksi dengan tujuan audit

    terkait saldo serta tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan.

    7. Untuk mengetahui ikhtisar istilah-istilah penting terkait bukti8. Untuk mengetahui ikhtisar proses audit.

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1Jenis-Jenis PengujianDalam mengembangkan rencana audit keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis

    pengujian untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Auditor

    menggunakan prosedur pengukuran risiko untuk menilai risiko salah saji material, yang

    digambarkan oleh gabungan antara risiko bawaan dan risiko pengendalian. Empat jenis

    pengujian audit lainnya menggambarkan prosedur audit lanjutan yang dilakukan untuk

    menhadapi risiko-risiko yang teridentifikasi. Masing-masing prosedur audit masuk kedalam

    satu, dan terkadang lebih dari satu. Dari kelima kategori ini.

    Prosedur Pengukuran RisikoStandar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor untuk mendapatkan

    pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya,

    untuk mengukur risiko salah saji material dlam laporan keuangan klien. Secara

    bersamaan, prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman atas entitas dan

    lingkungannya, termasuk pengendalian internal, merupakan prosedur penilaian risiko

    yang dilakukan auditor. Prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk menilai risiko

    salah saji material dalam laporan keuangan. Auditor melakukan pengujian

    pengendalian, pengujian substantif transaksi, prosedur analitis serta pengujian atas

    perincian saldo dalam melakukan penilaian terhadap salah saji material sebagaimanadiharuskan dalam PSA 26 (SA 350). Gabungan dari keempat jenis prosedur audit

    lanjutan ini akan memberikan dasar bagi opini auditor.

    Pengujian PengendalianUntuk mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi untuk mendukung pengukuran

    tersebut, auditor melakukan pengujian pengendalian. Pengujian pengendalian, baik

    secara manual maupun otomatis, dapat mencakup jenis bukti berikut:

    - Melakukan tanya jawab yang memadai dengan personel klien.- Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan.- Mengamati aktivitas terkait pengendalian.- Mengerjakan ulang prosedur-prosedur klien.Pengujian pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah penggunaan

    pengendalian tersebut telah efektif dan biasanya digunakan untuk menguji sebuah

    sampel transaksi. prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman atas

    pengendalian internal biasanya tidak memberikan bukti tepat yang memadai untuk

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 5

    mendukung bahwa pengendalian telah berjalan efektif. Jumlah bukti tambahan yang

    diharuskan untuk menguji pengendalian bergantung pada dua hal berikut :

    1. Keluasan bukti yang didapatkan dalam memperoleh pemahaman ataspengendalian internal.

    2. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan. Pengujian Substantif Transaksi

    Pengujian substantif merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji

    rupiah (salah saji moneter) yang secara langsung berpengaruh pada ketepatan saldo

    laporan keuangan. Auditor mengandalkan tiga jenis pengujian substantif.

    Pengujian substantif transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan

    audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelompok transaksi. dua dari enam

    tujuan untuk transaksi penualan adalah transaksi penjualan benar-benar tejadi dan

    transaksi penjualan yang ada telah dicatat. Auditor dapat melakukan pengujian

    pengendalian secara terpisah dari semua pengujian lainnya, namun sering kali lebih

    efisien untuk melakukannya bersamaan dengan pengujian substantif transaksi.

    Prosedur AnalitisProsedur analitis melibatkan perbandingan-perbandingan jumlah yang tercatat dengan

    ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Standar audit mengharuskan prosedur

    analitis dilakukan selama perencanaan dan penyelesaian audit. Dua tujuan utama dari

    prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah untuk :

    1. Mendandai adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.2. Memberikan bukti substantif.Standar audit menyatakan bahwa prosedur analaitis merupakan salah satu jenis

    pengujian substantif (yaitu prosedur analitis substantif) ketika dilakuakn utuk

    memberikan bukti mengenai suatu saldo akhir tahun.

    Pengujian Terperinci SaldoPengujian terperinci saldo memfokuskan pada saldo akhir buku besar baik untuk

    akun-akun neraca maupun laba rugi. Penekanan utama dalam sebagian besar

    pengujian atas perincian saldo adalah pada neraca. Seperti halnya untuk transaksi,

    pengujian auditor atas perincian saldo juga harus memenuhi semua tujuan auditterkait saldo untuk setiap akun-akun neraca yang signifikan. Pengujian terperinci

    saldo membantu menciptakan ketepatan moneter akun-akun yang terkait, sehingga

    merupakan pengujian substantif.

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 6

    Ikhtisar Jenis-Jenis PengujianPengujian pengendalian membantu auditor dalam mengevaluasi apakah pengendalian

    terhadap transaksi dalam siklus tersebut telah cukup efektif untukmendukung

    pengurangan penilaian risiko pengendalian, sehingga memungkinkan pengurangan

    pengujian substantif. Pengujian pengendalian juga membentuk dasar laporan auditor

    atas pengendalian internal terhadap laporan keuangan untuk klien-klien yang

    merupakan perusahaan publik.

    Dengan menggabungkan jenis pengujian audit, auditor mendaapatkan keyakianan

    keseluruhan yang lebih tinggi untuk transaksi dan akun dalam siklus penjualan dan

    penagihan dibandingkan dengan keyakinan yang didapatkan dari setiap pengujian

    lainnya.

    2.2Memilih Jenis Pengujian yang Tepat Untuk Dilaksanakan=Biasanya auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melakukan audit atas

    laporan keuangan, namun beberapa jenis pengujian mendapatkan penekanan yang lebih

    dibandingkan dengan yang lain, bergantung pada kondisi. Dalam prosedur analitis

    diharuskan dalam semua audit untuk menilai resiko salah saji material, sementara keempat

    jenis pengujian lainnya dilakukan untuk menghadapi risiko yang teridentifikasi untuk

    memberikan dasar bagi opini auditor.

    Terdapat beberapa factor yang memengaruhi pilihan auditor terhadap jenis pengujian

    yang dipilih, termasuk ketersediaan kedelapan bukti audit, biaya relative untuk setiap

    pengujian, efektivitas pengendalian internal serta risiko bawaan.

    Ketersediaan Jenis Bukti Prosedur Audit Lanjutan

    Tabel 11-2 Hubungan antara prosedur Analitis Lanjutan dan Bukti

    Prosedur Audit Lanjutan

    Jenis Bukti

    Pemeriksaan

    Fisik

    Konfirmasi

    Dokumentasi

    Observasi

    TanyaJawab

    Klien

    Pengerjaan

    Ulang

    Prosedur

    Analitis

    Penghitunga

    nUlang

    Pengujian atas pengendalian (termasuk

    prosedur untuk mendapatkan

    pemahaman atas pengendalian internal)

    Pengujian substantive atas transaksi

    Prosedur analitis

    Pengujian terperinci atas saldo

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 7

    Kita dapat melakukan beberapa pengamatan mengenai table di atas.

    Makin banyak jenis bukti, yang jumlah totalnya 6, digunakan untuk mengujipeperincian saldo dibandingkan ntuk setiap jenis pengujian lainnya.

    Hanya pengujian terperinci saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi. Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian. Dokumentasi digunakan di setiap jenis pengujian kecualian prosedur analitis. Pengerjaan ulang dilakukan di setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis. Penghitungan ulang digunakan untuk memverifikasi akurasi matematis atas transaksi

    ketika melakukan pengujian substantive transaksi dan saldo akun ketika melakukan

    pengujian atas perincian saldo.

    Biaya-biaya Relatif

    Terdapat jenis pengujian yang disusun dalam daftar berikut berdasarkan urutan biaya

    yang terendah ke yang tertinggi

    1. Prosedur analitis2. Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas

    pengendalian internal

    3. Pengujian pengendalian4. Pengujian substantive transaksi5. Pengujian terperinci saldo

    Dalam melakukan pengujian, seorang auditor memerlukan bukti-bukti yang dapat

    mendukung proses audit. Prosedur analitis memakan biaya yang paling rendah karenarelative lebih mudah untuk membuat perhitungan dan perbandingan.

    Sedangkan pengujian terperinci saldo hamper selalu lebih mahal dibandingkan

    dengan jenis prosedur lainnya karena biaya prosedur seperti pengiriman konfirmasi dan

    perhitungan persediaan.

    Hubungan Pengujian pengendalian degan Pengujian Substantif

    Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengindikasikan kemungkinan

    salah saji yang memengaruhi nilai rupiah dari laporan keuangan, sedangkan suatu

    pengecualian dalam pengujian substantive transaksi atau pengujian terperinci saldomerupakan suatu salah saji dalam laporan keuangan.

    Hubungan Prosedur Analitis dan Pengujian Substantif

    Prosedur analitis hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang berpengaruh pada

    nilai rupiah laporan keuangan. Ketika prosedur analitis mengidentifikasikan fluktuasi yang

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 8

    tidak biasa, auditor harus melakukan pengujian substantive transaksi atau pengujian

    terperinci saldountuk menentukan apakah salah saji rupiah benar-benar terjadi.

    Dilema Antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

    Jika pengujian pengendalian mendukung penilaian risiko pengendalian, risiko deteksi yangdirencanakan dalam model risiko audit meningkat, sehingga pengujian substantive yang

    direncanakan dapat dikurangi. Pemahaman auditor terhadap pengendalian internal dilakukan

    sebagai suatu bagian dari prosedur pengukuran risiko yang memberikan dasar bagi penilaian

    awal auditor terhadap pengendalian internal klien.

    2.3Dampak Teknologi Informasi Terhadap Pengujian AuditPSA 07 (SA 326) dan PSA 69 (SA 319) memberikan panduang bagi para auditor dari

    entitas-entitas yang menyebarkan, memproses dan menyimpan atau mengakses informasi

    penting secara elektronik. Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti

    audit muncul dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk

    mengurangi risiko deteksi hingga ke tingkat yang dapat diterima dengan hanya

    melakukan pengujian substantif. Meskipun beberapa pengujian substantif masih

    dibutuhkan, auditor dapat secara signifikan mengurang pengujian substantif jika hasil

    pengujian pengendalian mendukung efektivitas pengendalian. Dalam audit atas suatu

    perusahaan public, pengendalian yang dilakukan oleh komputer (yang disebut dengan

    pengendalian otomatis) harus diuji jika auditor menganggapnya sebagai pengendalian

    kunci untuk mengurangi kemungkinan salah saji material dalam laporan keuangan.

    Karena konsistensi bawaan dalam pemrosesan yang berdasarkan teknologi informasi,auditor mungkin dapat mengurangi pengujian pengendalian otomatis. Jika seorang

    auditor memutuskan bahwa pengendalian otomatis berjalan dengan tepat, auditor dapat

    memfokuskan pada pengujian selanjutnya untuk menilai apakah setiap perubahan yang

    terjadi akan membatasi efektivitas pengendalian.Jika keberadaan pengendalian umum

    yang efektif akan menyebabkan efisiensi audit yang signifikan, Standar 2 PCAOB

    mengharuskan auditor perusahaan public untuk menguji pengendalian setiap tahun.

    Untuk menguji pengendalian otomatis atau data, auditor mungkin memerlukan teknik

    audit yang dibantu oleh komputer atau menggunakan laporan yang dihasilkan oleh

    teknologi informasi untuk menguji efektivitas pengendalian umum teknologi informasi

    seperti pengendalian untuk perubahan program-program dan pengendalian atas akses.

    Ketika auditor menguj pengendalian manual yang berdasarkan pada laporan yang

    dihasilkan oleh teknologi informasi, auditor harus mempertimbangkan baik efektivitas

    hasil penelaahan manajemen maupun pengendalian terhadap akurasi informasi dalam

    laporan tersebut.

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 9

    2.4Bukti GabunganPilihan jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa luas pengujian tersebut

    dilakukan dapat berbeda antara audit yang memiliki tingkat efektivitas pengendalian dan

    risiko bawaan yang berbeda. Bahkan dalam sebuah pengauditan, perbedaan dapat terjadi dari

    satu siklus ke siklus lainnya. Untuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk

    menghadapi risiko-risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor

    menggunakan kombinasi antara keempat jenis pengujian lainnya. Kombinasi ini sering kali

    dinamai dengan bukti gabungan (evidence mix)

    Analisis Audit 1Klien ini merupakan sebuah perusahaan besar dengan pengendalian internal

    yang rumit dan risiko bawaan yang rendah. Sehingga, auditor melakukan pengujian

    pengendalian yang luas dan sangat mengandalkan pada pengendalian internal klien untuk

    mengurangi pengujian substantive lainnya. Hal ini menyebabkan pengujian substantif

    transaksi dan pengujian terperinci saldo diminimalkan.

    Analisis Audit 2 Perusahaan ini berukuran sedang, dengan beberapa pengendalian danbeberapa risiko bawaan. Auditor telah memutuskan untuk melakukan pengujian atas semua

    jenis pengujian sedang, kecuali untuk prosedur substantif, yang kemungkinan akan dilakukan

    secara meluas. Lebih banyak pengujian yang luas yang akan dibutuhkan jika risiko bawaan

    yang khusus ditemukan.

    Tabel Variasi dalam Bukti Gabungan

    Pengujian

    Pengendalian

    Pengujian

    Terperinci

    Transaksi

    Prosedur Analitis Pengujian

    Terperinci Saldo

    Audit 1 E S E S

    Audit 2 M M E M

    Audit 3 N E M E

    Audit 4 M E E E

    E=pengujian luas; M=pengujian sedang; S=pengujian kecil; N=tidak ada pengujian

    Analisis Audit 3 Perusahaan ini berukuran sedang, namun memiliki beberapa pengendalianyang efektif dan beberapa risiko bawaan yang signifikan. Mungkin manajemen memutuskan

    bahwa pengendalian internal yang lebih baik memakan biaya yang cukup besar. Karena

    kurangnya pengendalian internal yang efektif, kita dapat menganggap perusahaan ini

    kemungkinan bukan perusahaan publik.

    Analisis Audit 4 Rencana awal untuk audit ini adalah mengikuti pendekatan yang digunakan

    dalam Audit 2. Namun, auditor kemungkinan menemukan deviasi uji pengendalian yang

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 10

    luas, dan salah saji yang signifikan ketika melakukan pengujian substantive transaksi dan

    prosedur analitis substantive.

    2.5Merancang Program AuditProsedur audit spesifik untuk setiap jenis pengujian harus dirancang. Prosedur audit ini

    kemudian digabungkan untuk membentuk suatu program audit. Pada sebagian besar audit,

    auditor kontrak yang bertugas merekomendasikan bukti gabungan pada manajer kontrak kerja.

    Setelah bukti gabungan disetujui, auditor yang bertugas menyiapkan program audit atau

    memodifikasi program yang sudah ada untuk memenuhi semua tujuan audit. Auditor tersebut

    harus mempertimbangkan hal-hal seperti materialitas, bukti gabungan, risiko bawaan, risiko

    pengendalian, dan risiko-risiko kecurangan lainnya, demikian pula dengan kebutuhan untuk

    seuatu audit terintegrasi bagi perusahaan publik. Auditor yang bertugas juga kemungminan

    mendapatkan persetujuan dari manajer sebelum melakukan prosedur audit atau mendelegasikan

    pekerjaan mereka pada para asisten.

    Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi

    Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi biasanya termasuk

    bagian deskripsi yang mendokumentasikan pemahaman terhadap pengendalian internal yang

    didapatkan selama melakukan prosedur penilaian risiko. Pada program tersebut kemungkinan

    terdapat deskripsi prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian

    internal dan deskripsi penilaian tingkat risiko pengendalian. Auditor menggunakan informasi ini

    untuk mengembangkan program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif

    transaksi. Figur (1.1) mengilustrasikan metodologi yang digunakan untuk merancang pengujian

    tersebut.

    Prosedur Audit

    Ketika merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, Auditor mengikuti

    pendekatan empat langkah untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian.

    1. Menerapkan tujuan audit terkait transaksi untuk kelompok-kelompok transaksi yang sedangdiuji, seperti penjualan.

    2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiaptujuan audit terkait.

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 11

    3. Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat untuk semua pengendalian internal yangdigunakan untuk mengurangi penilaian awal risiko pengendalian di bawah tingkat maksimum

    (pengendalian-pengendalian kunci).

    4. Untuk kemungkinan jenis-jenis salah saji yang terkait dengan masing-masing tujuan auditterkait transaksi, merancang pengujian substantif transaksi yang tepat, dengan

    mempertimbangkan kekurangan-kekurangan dalam pengendalian internal dan eskpekstasi

    hasil pengujian pengendalian di langkah 3.

    * keluasan pengujian atas pengendalian ditentukan oleh pengendalian atas pengendalian yang

    direncanakan. Untuk perusahaan-perusahaan publik. Pengujian harus memadai untuk

    menerbitkan suatu opini untuk pengendalian internal atas laporan keuangan.

    Prosedur Analitis

    Dikarenakan prosedur analitis relatif tidak mahal, banyak auditor yang melakukannya pada

    semua pengauditan. Prosedur analitis yang dilakukan selama pengujian substantif, seperti untuk

    audit piutang dagang, biasanya lebih terfokus dan lebih luas daripada yang dilakukan sebagai

    (Figur 1.2) Hubungan Antara Prosedur Analitis Lanjutan dan Bukti

    Memahami pengendalian internal

    Menilai risiko pengendalian yang

    direncanakan

    Menentukan keluasan pengujian

    pengendalian*

    Merancang pengujian pengendalian

    dan pengujian substantif transaksi

    untuk memenuhi tujuan auditterkait transaksi

    Prosedur audit

    Ukuran sampel

    Unsur yang dipilihWaktu

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 12

    bagian dari perencanaan. Selama perencanaan, auditor dapat menghitung persentase margin

    kotor untuk penjualan total, sementara selama pengujian substantif akun piutang dagang, auditor

    dapat menghitung persentase margin kotor berdasarkan bulan atau berdasarkan jumlah bulanan

    biasanya lebih efektif dalam mendeteksi salah saji dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan

    jumlah tahunan dan perbandingan berdasarkan lini usaha biasanya lebih efektif daripada

    perbandingan berdasarkan persuahaan secara keseluruhan.

    Figur 1.2 mengikhtisarkan pendekatan pendekatan empat langkah ini dalam merancang

    pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi.

    Figur 1.2 Pendekatan Empat Langkah dalam Merancang Pengujian Pengendalian dan

    Pengujian substanti Transaksi

    Menerapkan tujuan audit

    terkait transaksi pada suatukelompok transaksi

    (Langkah 1)

    Mengidentifikasi

    pengendalian-pengendalian

    kunci dan membuat penilaian

    awal pengendalian

    (Langkah 2)

    Merancang pengujian atas pengendalian

    (Langkah 3)

    Prosedur audit

    Ukuran sampel

    Unsur yang dipilih

    Waktu

    Merancang pengujian substantif transaksi

    (Langkah 4)

    Prosedur audit

    Ukuran sampel

    Unsur yang dipilih

    Waktu

    Pengujian Terperinci Saldo

    Untuk merancang prosedur audit pengujian terperinci saldo, auditor menggunakan suatu

    metodologi yang berorientasi pada tujuan audit terkait saldo. Dalam merencanakan program

    audit pengujian terpecinci saldo untuk memenuhi tujuan tersebut. Banyak auditor yang

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 13

    mengikuti sebuah metodologi seperti yang ditunjukan Figur 1.3 untuk akun piutang dagang.

    Rancangan prosedur ini biasanya merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan proses

    perencanaan karena sifatnya yang sangat subjektif dan memerlukan pertimbangan profesional

    yang besar.

    Mengidentifikasi Risiko Risiko Bisnis Klien yang Berpengaruh pada Akun Piutang

    Dagang Sebagai bagian dari mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien, auditor

    mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko bisnis klien yang signifikan untuk menentukan

    apakah risiko-risiko tersebut mengakibatkan meningkatnya risiko salah saji material dalam

    laporan keuangan.

    Figur 1.3 Metodologi untuk Merancang Pengujian Terperinci atas Saldo - Piutang

    Identifikasi risiko-risiko bisnis klien yang berpengaruh pada akun piutang

    dagang

    Menetapkan salah saji yang dapat diterima dan mengukur risiko bawaan

    untuk akun piutang dagang

    Mengukur risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan

    Identifikasi risiko-risiko bisnis klien yang berpengaruh pada akun piutangdagang

    Merancang dan melakukan pengujian pengendalian serta pengujian

    substantif transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan

    Merancang pengujian terperinci saldo akun piutang dagang untuk

    memenuhi tujuan audit terkait saldo

    Prosedur

    audit

    Ukuran

    sampel

    Unsur yang

    dipilih

    Waktu

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 14

    Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Mengukur Resiko Bawaan Piutang

    Dagang. Auditor harus memutuskan penilaian awal materialitas untuk audit secara

    keseluruhan dan kemudian mengalokasikan totalnya ke saldo akun, untuk mendapatkan salah

    saji yang dapat diterima untuk setiap saldo yang signifikan. Untuk mendapatkan salah saji

    yang dapat diterima untuk setiap saldo yang signifikan. Untuk salah saji yang dapat diterima

    yang lebih rendah, lebih banyak pengujian terperinci saldo yang diperlukan, dan sebaliknya.

    Beberapa auditor mengalokasikan salah saji yang dapat diterima pada setiap tujuan audit

    terkait saldo, namun sebagian besar tidak demikian.

    Resiko bawaan diukur dengan mengidentifikasi setiap aspek dari sejarah, lingkungan atau

    operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan salah saji yang tinggi pada laporan

    keuangan tahun berjalan.Sebuah saldo akun yang resiko bawaannya dinilai tinggi akan

    mengakibatkan pengumpulan bukti yang lebih banyak dibandingkan dengan akun yang

    memiliki resiko bawaan yang rendah.

    Resiko bawaan juga dapat diperluas untuk masing-masing tujuan audit terkait saldo.Resiko bawaan dapat tetap rendah untuk semua tujuan lainnya.

    Menilai Resiko Pengendalian Siklus Penjualan dan Penagihan. Metodologi untuk

    mengevaluasi resiko atas pengendalian akan diterapkan baik pada penjualan maupun

    penerimaan kas dalam audit piutang dagang. Pengendalian yang efektif akan mengurangi

    resiko pengendalian dan, demikian pula jumlah bukti yang diperlukan untuk pengujian

    substantif transaksi dan pengujian terperinci saldo akan berkurang. Sebaliknya pengendalian

    yang tidak memadai akan menaikkan jumlah bukti substantif yang diperlukan.

    Merancang dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian SubstantifTransaksi Siklus Penjualan dan Penagihan. Pengujian pengendalian dan pengujian

    substantif transaksi dirancang dengan harapan bahwa beberapa hasil tertentu akan

    didapatkan. Hasil yang diharapkan ini akan berpengaruh pada rancangan pengujian terperinci

    transaksi.

    Merancang dan Melakukan Prosedur Analitis Saldo Akun Piutang Dagang. Auditor

    melakukan prosedur analitis substantif untuk akun-akun seperti piutang dagang untuk dua

    tujuan. Yaitu, untuk mengidentifikasi kemungkinan salah saji dalam saldo akun tersebut dan

    untuk mengurangi pengujian audit yang terperinci.

    Merancang Pengujian Terperinci Akun Piutang Dagang untuk Memenuhi Tujuan

    Audit Terkait Saldo.Pengujian terperinci saldo yang direncanakan termasuk prosedur audit,

    ukuran sampel, unsur yang dipilih dan penentuan waktu. Prosedur harus dipilih dan

    dirancang untuk setiap akun dan setiap tujuan audit terkait saldo dalam setiap akun. Kesulitan

    yang dihadapi auditor dalam merancang pengujian terperinci saldo adalah kebutuhan untuk

    memprediksi hasil dari pengujian pengendalian, pengujian substantif transaksi, dan prosedur

    analitis substantif sebelum pengujian-pengujian tersebut dilakukan. Hal ini penting karena

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 15

    auditor harus merancang pengujian terperinci saldo selama fase perencanaan, namun

    ketepatan rancangan tersebut bergantung pada hasil pengujian-pengujian lainnya. Jika hasil

    pengujian tidak konsisten dengan prediksi, auditor harus mengubah pengujian terperinci

    saldo ketika audit berlangsung. Salah satu bagian paling menantang dalam pengauditan adala

    pada penerapan faktor-faktor yang berpengaruh pada pengujian terperinci saldo dengan tepat.

    Auditor perlu menggunakan pertimbangan profesional yang besar untuk memutuskan

    pengaruh spesifik atas perubahan semacam itu terhadap prosedur, ukuran sampel, unsur-

    unsur yang dipilih serta penentuan waktu auditnya

    Tingkat Disagregasi Kegiatan Perencanaan

    Tingkat disagregasi ini terbentang mulai dari keseluruhan audit hingga ke tujuan audit

    terkait saldo untuk setiap akun.

    Tingkat Disagregasi

    Aktivitas Perencanaan

    KeseluruhanAudit

    Siklus

    Akun

    TujuanAuditTerkait

    Transaksi

    TujuanAuditTerkaitSaldo

    Menerima klien dan melakukakan perencanaan awal P

    Memahami bisnis dan industri klien P

    Mengukur risiko bisnis klien PMendapatkan informasi untuk mengukur resiko kecurangan P

    Memahami pengendalian internal:- Lingkungan pengendalian- Pengukuran resiko- Aktivitas pengendalian- Informasi dan komunikasi- Pengawasan

    PPPP

    P

    Identifikasi pengendalian-pengendalian kunci P

    Identifikasi kekurangan-kekurangan pengendalian internal P

    Merancang pengujian pengendalian P

    Merancang pengujian substantif transaksi P

    Mengukur resiko pengendalian P

    Mengukur resiko bawaan P P

    Mengukur resiko audit dapat diterima P

    Menetapkan penilaian materialitas awal P

    Menetapkan salah saji yang dapat diterima P

    Merancang prosedur analitis substantif P P

    Merancang pengujian terperinci saldo P

    P = Tingkat paling prioritas saat aktivitas perencanaan diterapkan.

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 16

    2.6Hubungan Tujuan Audit Terkait Transaksi dengan Tujuan Audit TerkaitSaldo serta Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan

    Auditor masih akan mengandalakan pengujian atas saldo untuk memenuhi tujuan auditnya

    yang berkaitan dengan saldo berikut:

    Nilai yang dapat direalisasikan Hak dan kewajiban

    Pengujian substantif tambahan saldo juga mungkin dilaksaknakan untuk tujuan audit

    yang berkaitan dengan saldo lainnyam tergantung pada hasil dari pengujian

    pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

    Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk mendukung pengurangan penilaian risiko

    pengendalian untuk keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Auditor juga

    melakukan prosedur substantive untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua tujuan audit telah

    tercapai untuk informasi dan jumlah-jumlah yang dimasukkan dalam pengungkapan tersebut.

    2.7Ikhtisar Istilah-Istilah Penting Terkait BuktiFase Proses Audit, yaitu:

    Merencanakan dan merancang pendekatan audit Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi Melaksanakan prosedur analisis dan pengjuian rincian saldo Menyelesaikan audit dengan mengeluarkan laporan audit

    Tujuan Audit ini merupakan tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat

    menyimpulkan bahwa suatu kelas transaksi atau saldo akun tertentu telah dinyatakan

    secara wajar. Ada enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, delapan yang

    berkaitan dengan saldo, serta empat yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan,

    yang semuanya tercantum pada tabel.

    Jenis Pengujian lima jenis pengujian audit yang digunakan auditor untuk menentukan

    apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar disajikan pada tabel.

    Keputusan Bukti Empat subkategori keputusan yang dibuat auditor dalam

    mengumpulkan bukti audit disajikan dalam kolom keempat tabel. Kecuali untuk prosedur

    analitis, keempat keputusan bukti berlaku untuk setiap jenis pengujian.

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 17

    Fase Prosedur

    Audit

    Tujuan Audit Jenis Pengujian Keputusan Bukti Jenis Bukti

    Merencanakan dan

    Merancang

    Pendekatan Audit(Fase I)

    Prosedur penilaian risiko

    Prosedur untukmemahami bisnis

    dan industri klien

    Prosedur untukmemahami

    pengendalian

    internal

    Perencanaanprosedur analitis

    Prosedur audit Penetapan

    waktu

    Dokumentasi tanya

    jawab dengan klien

    Prosedur analitis

    Melaksanakan

    pengujian

    Pengendalian danPengujian Substantif

    atas Transaksi (Fase

    II)

    Tujuan Audit yang Berkaitan

    dengan Transaksi

    Keterjadian Kelengkapan Keakuratan

    Postinf danikhtisar

    Klasifikasi Penetapan waktu

    Prosedur untuk memperoleh

    pemahaman dan pengujian

    pengendalian

    Pengujian substantantif atas

    transaksi

    Prosedur audit Ukuran sampel Item yang

    dipilih

    Penetapanwaktu

    Prosedur audit Ukuran sampel Item yang

    dipilih

    Penetapanwaktu

    Dokumentasi

    pengamatan

    Tanyajawab denganklien

    Rekalkulasi

    MelaksanakanProsedur Analisis

    dan Pengujian

    Rincian Saldo (FaseIII)

    Tujuan Audit yang berkaitandengan saldo

    Eksistensi Kelengkapan Keakuratan Klasifikasi Cutoff Detail tie-in Nilai yang dapat

    direalisasikan

    Hak dankewajiban

    Prosedur analitis

    Pengujian rincian saldo

    Prosedur audit Penetapan

    waktu

    Prosedur audit Ukuran sampek Item yang

    dipilih

    Penetapanwaktu

    Pemeriksaan fisikKonfirmasi

    Dokumentasi

    Tanyajawab dengan

    klien

    Pelaksanaan ulang

    Prosedur analitis

    Rekalkulasi

    Menyelesaikan Audit

    dan MengeluarkanLaporan Audit (Fase

    IV)

    Tujuan audit yang berkaitan

    dengan penyajian data danpengungkapan

    Keterjadian sertahak dan kewajiban

    Kelengkapan Keakuratan dan

    penilaian

    Klasifikasi dandapat dipahami

    Prosedur analitis

    Pengujian rincian saldo

    Prosedur audit Penetapan

    waktu

    Prosedur audit Ukuran sampel Item yang

    dipilih

    Penetapanwaktu

    Prosedur analitis

    DokumentasiTanya jawab dengan

    klien

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 18

    2.8Ikhtisar Proses Audit

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 19

  • 5/26/2018 Audit - Bab 11 Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit

    Keseluruhan Perencanaan dan Program Audit | 20

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Fase dari proses audit Keempat aspek dari audit lengkap : 1) merencanakan danmerancang suatu pendekatan audit, 2) menjalankan tes pengendalian dan pengujian

    substantif atas transaksi, 3) menjalankan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo, 4)

    melengkapi audit dan mennerbitkan suatu laporan.

    Jenis pengujian Kelima jenis pengujian audit yang digunakan auditor untuk menentukanapakah laporan keuangan dapat dinyatakan secara wajar yaitu : prosedur untuk

    memperoleh pemahaman atas prosedur pengukuran risiko, pengujian atas pengendalian,

    pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo.

    Jenis bukti Ketujuh jenis atau kategori besar dari bukti yang digunakan oleh auditor :pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, prosedur analitis, pengamatan, pemeriksaan

    klien dan pelaksanaan ulang.