audit atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

22
TUGAS AUDIT KEUANGAN NEGARA “PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA” OLEH: BADAI TRI DHARMAWAN(1102120919) FADHILLAH ASRI (1102120964) RIZKY DARMAWAN (1102136429) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU

Upload: razuki-ridwan

Post on 28-Nov-2015

502 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Audit Keuangan Negara

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

TUGAS AUDIT KEUANGAN NEGARA

“PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA”

OLEH:

BADAI TRI DHARMAWAN(1102120919)

FADHILLAH ASRI (1102120964)

RIZKY DARMAWAN (1102136429)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS RIAU

2013

Page 2: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

PENGERTIAN

Penerimaan negara adalah jumlah pendapatan suatu negara yang berasal dari penerimaan

negara dari pajak, penerimaan negara bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan

luar negeri.

A. SIFAT TRANSAKSI

TUJUAN AUDIT

Mengungkapkan ada atau tidaknya salah saji yang material dalam pos pendapatan. Apakah

setiap perencanaan penerimaan pada setiap departemen/ lembaga pemerintah non departemen

mempunyai landasan hukum dan telah dipungut sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan dan

disetorkan ke kas negara dengan tertib? ;Apakah realisasi mencapai target yang telah ditetapkan

dalam DIKS? Apakah semua penerimaan pada setiap departemen/ lembaga pemerintah non

departemen telah ditatausahakan dan dilaporkan serta dipertanggungjawabkan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

PEMAHAMAN MENGENAI TRANSAKSI DAN TATA KELOLA UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI

AUDIT

Sumber utama pendapatan Negara berasal dari penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak

dan hibah.pendaptan atau penerimaan ini merupakan komponen utama dalam negara, tanpa ada

pendaptan atau penerimaan bagaimana negara bias mengadakan belanja. Banyaknya

penyelewengan pajak dan penggunaan penerimaan bukan pajak membuat auditor harus hati hati

dalam mengaudit penerimaan negara. Pentinganya kedua penerimaan negara maka kemungkinan

terdapat salah saji. Untuk mengurangi terjadinya salah saji. Pemerintah telah menerapkan

sistempengendalian internal pemerintahan. Dengan adanya system tersebut dapat mngurangi salah

saji.

MEMPERTIMBANGKAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Pemahaman atas sistem pengendalian intern berguna bagi pemeriksa untuk merencanakan

pemeriksaan, menaksir risiko pemeriksaan, mengidentifikasi bukti pemeriksaan yang relevan, dan

Page 3: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

menilai kualitas sistem pengendalian yang ada pada entitas yang diperiksa untuk mendukung saran

yang akan diberikan.

Sesuai dengan COSO, SPI terdiri atas lima komponen yang saling terkait, antara lain sebagai

berikut:

(a) Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi lingkungan organisasi yang menetapkan corak

suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran akan pengendalian. Lingkungan

pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, meliputi

integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan komisaris

atau komite pemeriksaan, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi,

pemberian wewenang dan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik sumber daya

manusia.

(b) Penaksiran risiko

Proses penaksiran risiko meliputi identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko yang

dihadapi oleh manajemen, yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.

Dalam penentuan faktor pemilihan, penaksiran risiko termasuk ke dalam aktivitas

identifikasi risiko manajemen.

(c) Aktivitas pengendalian \

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa

arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian dapat meliputi reviu kinerja,

pengolahan informasi, pengendalian fisik, serta pemisahan tugas.

(d) Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran

informasi yang memungkinkan setiap orang dapat melaksanakan tanggung jawab

mereka. Sistem informasi menghasilkan laporan atas hal-hal yang terkait dengan

operasional, keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan

(e) Pemantauan

Seluruh sistem pengendalian organisasi harus dipantau untuk menilai kualitas sistem

pengendalian tersebut. Kelemahan dalam sistem pengendalian harus dilaporkan kepada

manajemen tingkat atas. Selain itu, harus dilakukan evaluasi yang independen atas SPI.

Frekuensi dan lingkup evaluasi tergantung pada penaksiran risiko dan efektivitas

prosedur pengawasan.

Page 4: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

PENERIMAAN BUKAN PAJAK

Penerimaan Negara Bukan Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara yang

masuk dalam di dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam APBN

tahun 2005, PNBP mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

diharapkan pemerintah.

Dengan demikian perlu diupayakan untuk merealisasikannya dan bahkan meningkatkannya

dari tahun ke tahun secara bertahap sehingga PNBP diharapkan lebih mampu memberikan

sumbangan yang lebih besar dalam upaya mendukung pembangunan nasional.

Dasar Hukum

Dasar hukum yang mengatur Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat dikelompokkan

menjadi:

1. Dasar hukum yang berkaitan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak, Jenis-jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak;

2. Dasar hukum yang berkaitan dengan penentuan tarif PNBP;

3. Dasar hukum yang berkaitan dengan penatausahaan, penggunaan dan pertanggungjawaban

PNBP;

4. Dasar hukum yang menyangkut organisasi Departemen/Instansi Pemerintah yang mengelola

PNBP

Objek dan subyek PNBP

PNBP dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kelompok, yaitu:

1. Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah, yaitu penerimaan jasa giro,

sisa anggaran belanja pegawai, belanja barang modal dan sebagainya.

2. Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam, yaitu royalti di bidang perikanan, royalti

di bidang kehutanan dan royalti di bidang pertambangan.

3. Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, yaitu dividen,

bagian laba pemerintah, dana pembangunan semesta dan hasil penjualan saham

pemerintah.

Page 5: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

4. Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pemerintah, yaitu pelayanan

pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan pelatihan, pemberian hak paten, merek, hak

cipta, pemberian visa dan paspor, serta pengelolaan kekayaan negara yang tidak dipisahkan.

5. Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda

administrasi, yaitu lelang barang rampasan dan denda.

6. Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak pemerintah, yaitu bantuan hibah dan atau

sumbangan dari dalam dan luar negeri, baik swasta maupun pemerintah. Hibah dalam

bentuk natura yang digunakan secara langsung untuk mengatasi keadaan darurat seperti

bencana alam atau wabah penyakit, tidak dicatat dalam APBN.

7. Penerimaan lainnya yang diatur dalam undang-undang tersendiri.

Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, obyek dan subyek PNBP

dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:

a) Jenis-jenis PNBP yang berlaku di semua departemen dan lembaga non departemen, meliputi:

1. Sisa anggaran belanja pegawai, belanja modal dan sebagainya;

2. Hasil penjualan barang/kekayaan negara;

3. Hasil penyewaan barang/kekayaan negara;

4. Hasil penyimpanan uang negara (jasa giro);

5. Ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi);

6. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah;

7. Hasil penjualan dokumen lelang.

b) Jenis-jenis PNBP yang terdapat pada departemen teknis yang bersangkutan, meliputi penerimaan

negara yang dipungut oleh masingmasing departemen/lembaga pemerintah non departemen yang

berkaitan dengan penyelenggaraan tugas-tugas dan pemberian kemudahankemudahan sesuai

dengan bidang tugas masing-masing departemen/lembaga pemerintah non departemen yang

bersangkutan. Oleh karena itu, jenis PNBP pada masing-masing departemen/lembaga pemerintah

non departemen berbeda satu dengan lainnya.

Pengenaan Tarif

Tarif atas PNBP ditetapkan dengan memperhatikan dampak pengenaan terhadap

masyarakat dan kegiatan usahanya, biaya penyelenggaraan kegiatan pemerintah

Page 6: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

sehubungan dengan jenis PNBP yang bersangkutan dan aspek keadilan dalam pengenaan

beban pada masyarakat.

Penilaian atas besarnya tarif dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas dilakukan oleh

Pemerintah bersama DPR.

Oleh karena itu, tarif atas jenis PNBP ditetapkan dalam undang-undang atau peraturan

pemerintah yang menerapkan jenis PNBP yang bersangkutan.

Organisasi

Organisasi yang mengelola PNBP adalah Departemen atau Lembaga teknis berikut unit kerja

teknis dari Departemen/Lembaga yang bersangkutan dan Direktorat Perbendaharaan

Negara. Untuk Departemen/Lembaga teknis yang bersangkutan. Menteri atau Ketua

Lembaga Teknis tersebut dapat menunjuk instansi pemerintah di bawahnya untuk menagih

dan atau memungut.

Lembaga pemerintah yang ditunjuk menagih dan memungut PNBP wajib menyampaikan

rencana dan laporan realisasi PNBP kepada Menteri/Ketua Lembaga dengan tembusan

kepada Kanwil dan Direktorat

Perbendaharaan. Pengelolaan PNBP yang meliputi penetapan target setiap jenis PNBP serta

alokasi penggunaan dana dari PNBP, dilakukan oleh Direktorat Perbendaharaan.

Tujuan-Tujuan dan Lingkup Audit

Audit atas PNBP memiliki tujuan untuk mengetahui dan menilai:

1. Apakah setiap jenis PNBP yang telah dimuat dalam rencana penerimaan pada setiap

departemen/ lembaga pemerintah non departemen mempunyai landasan hukum dan telah

dipungut sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan dan disetorkan ke kas negara dengan

tertib;

2. Apakah realisasi PNBP mencapai target yang telah ditetapkan dalam DIKS

3. Apakah semua PNBP pada setiap departemen/ lembaga pemerintah non departemen telah

ditatausahakan dan dilaporkan serta dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Jenis Pemeriksaan

Page 7: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

Pemeriksaan PNBP diarahkan pada jenis pemeriksaan keuangan dan diutamakan pada

pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan.

Lingkup Pemeriksaan

Pemeriksaan terhadap PNBP dilakukan kepada satuan unit kerja pada semua departemen/

lembaga pemerintah non departemen yang memiliki PNBP, terutama pada unit kerja:

1. Biro Keuangan Departemen Keuangan;

2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan;

3. Direktorat Jenderal pada Departemen Teknis yang bersangkutan;

4. Biro Keuangan pada Departemen Teknis yang bersangkutan;

5. Lembaga/Satuan Kerja Unit Penghasil/Unit Pelaksana Teknis (UPT);

6. Biro Lelang, Biro Informasi dan Hukum pada Direktorat Jenderal Piutang Lelang

Pemeriksaan diarahkan pada kegiatan yang meliputi:

a. Perencanaan,

b. Penetapan,

c. Pemungutan dan Penyetoran,

d. Penatausahaan,

e. Pelaporan dan pertanggungjawaban

Transaksi dan Pengendalian Manajemen

Pengelolaan PNBP

PNBP merupakan salah satu sumber penerimaan negara dalam APBN, dengan demikian

seluruh PNBP wajib disetor secara langsung ke kas negara.

Dalam rangka menertibkan penatausahaan dan pertanggungjawaban PNBP, Menteri

Departemen atau Ketua Lembaga Negara dapat menunjuk Instansi Pemerintah untuk

menagih dan atau memungut PNBP yang terutang serta menyetorkannya ke kas negara.

Pada beberapa departemen atau lembaga yang mengelola suatu jenis PNBP, memiliki

karakteristik yang berbeda antara PNBP pada suatu departemen atau lembaga dan

departemen atau lembaga yang lain.

Penentuan jumlah PNBP yang terutang dilakukan dengan cara:

Page 8: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

1. Ditetapkan oleh Instansi Pemerintah;

2. Dihitung sendiri oleh Wajib Bayar

Jenis PNBP yang penentuan jumlahnya dilakukan dengan cara dihitung sendiri oleh wajib

bayar ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.

Kewajiban membayar PNBP untuk jenis yang dihitung sendiri akan kadaluarsa setelah 10

tahun terhitung sejak saat terutangnya PNBP yang bersangkutan.

Ketentuan kadaluarsa ini tertunda apabila wajib bayar melakukan tindak pidana di bidang

PNBP.

Wajib bayar membayar jumlah PNBP yang terutang dalam jangka waktu tertentu.

Instansi pemerintah, atas permohonan wajib bayar untuk jenis PNBP yang dihitung sendiri

oleh wajib bayar setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dapat memberikan

persetujuan kepada wajib bayar untuk mengangsur atau menunda pembayaran PNBP yang

terutang dengan dikenakan denda sebesar 2% (dua persen) sebulan.

Perencanaan

Penyusunan rencana target PNBP ditentukan oleh hasil kesepakatan/pembahasan antara

Kanwil Ditjen Perbendaharaan bersama Kanwil Departemen/lembaga teknis yang

bersangkutan. Perencanaan target tersebut didasarkan pada tarif masing-masing jenis PNBP

yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah yang selanjutnya dituangkan dalam DIPA.

Penentuan PNBP Terutang

Jumlah PNBP yang terutang adalah jumlah PNBP yang harus dibayar oleh wajib bayar dalam

periode tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh Instansi Pemerintah sebagai Instansi

Penagih/Pemungut dan atau dihitung sendiri oleh wajib bayar.

Untuk jenis PNBP yang menjadi terutang sebelum wajib bayar menerima manfaat atas

kegiatan pemerintah, seperti pemberian hak paten, pelayanan pendidikan, maka penentuan

jumlah PNBP yang terutang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah.

Namun, untuk jenis PNBP yang menjadi terutang setelah menerima manfaat, seperti

pemanfaatan sumber daya alam, maka jumlah PNBP yang terutang dapat ditentukan oleh

wajib bayar sendiri (self assessment).

Pemungutan dan Penyetoran

Pemungutan atas PNBP didasarkan pada besarnya tarif yang telah ditetapkan untuk masing-

masing jenis PNBP.

Page 9: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

Waktu pemungutan PNBP didasarkan pada ketentuan waktu pemungutan yang telah

ditetapkan untuk masing-masing jenis PNBP sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang mengatur masing-masing jenis PNBP.

Dengan demikian, kapan waktu dilakukan pemungutan dapat bersifat harian, berkala,

angsuran atau sewaktuwaktu setiap terjadi penerimaan negara tergantung pada sifat dan

karakteristik PNBP tersebut.

Pemungutan PNBP dilakukan oleh orang atau Badan Hukum atau Instansi Pemerintah yang

ditunjuk oleh Menteri/Ketua Lembaga untuk menagih dan atau memungut PNBP yang

terutang. Orang atau Badan Hukum/Instansi Pemerintah yang ditunjuk untuk menagih dan

atau memungut PNBP adalah:

Bendahara Penerima, yaitu orang yang karena jabatannya sebagai bendaharawan

ditugasi untuk memungut PNBP di lingkungan unit kerja tertentu dan

menyetorkannya ke Rekening Kas Negara (Pusat) atau Rekening Kas Daerah

(Daerah).

Wajib Bayar yaitu orang atau Badan Hukum/Instansi yang sesuai dengan ketentuan

yang mendasarinya, telah ditetapkan menyetorkan sendiri setoran PNBP yang

menjadi kewajibannya.

Secara prinsip seluruh hasil pungutan PNBP disetorkan langsung ke kas negara. Oleh karena

itu, setiap Bendaharawan Penerima yang memungut PNBP diwajibkan menyetorkan seluruh

penerimaan yang dipungutnya ke kas negara atau ke Rekening Kas Negara pada Bank

Pemerintah atau bank lain yang ditentukan oleh Menteri Keuangan sekurang-kurangnya

sekali satu minggu.

Setiap wajib bayar menyetorkan seluruh PNBP yang terutang ke kas negara satu hari setelah

PNBP diterima atau setelah jatuh tanggal waktu pembayaran PNBP tersebut.

Penggunaan PNBP

PNBP dikelola dalam Sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta hasil

pemungutannya disetor ke kas negara.

Sebagian dana dari suatu jenis PNBP dapat dipergunakan untuk kegiatan tertentu yang

berkaitan dengan jenis PNBP tersebut oleh instansi yang bersangkutan.

Kegiatan tertentu yang dapat menggunakan PNBP meliputi;

1. Penelitian dan pengembangan teknologi;

2. Pelayanan kesehatan;

3. Pendidikan dan pelatihan;

Page 10: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

4. Penegakan hukum

5. Pelayanan yang melibatkan kemampuan intelektual tertentu;

6. Pelestarian sumber daya alam.

Tata cara penggunaan PNBP diatur oleh Peraturan Pemerintah.

Penatausahaan

Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP sebagai

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP, belum mengatur

penatausahaan PNBP baik yang dilakukan oleh Bendaharawan Penerima maupun Ditjen

Perbendaharaan.

Pelaporan/Pertanggungjawaban

Pelaporan dan pertanggungjawaban atas PNBP merupakan bentuk akhir dari mekanisme

pengelolaan PNBP secara keseluruhan.

Dengan demikian, pelaporan dan pertanggungjawaban PNBP yang ada pada setiap

departemen/lembaga pemerintah non departemen diatur dalam Peraturan Pemerintah

Page 11: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

PENGELUARAN NEGARA

Pengeluaran pembiayaan negara mencakup :

Belanja Operasi:

- belanja pegawai,

- belanja barang,

- bunga,

- subsidi,

- hibah, dan

- bantuan sosial

Belanja Modal:

- belanja tanah;

- belanja peralatan dan mesin;

- belanja gedung dan bangunan;

- belanja jalan, irigasi, dan jaringan; dan

- belanja aset tetap lainnya.

Belanja Lain-lain

Transfer

PENGERTIAN

Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat

negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang

belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Page 12: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

Belanja Barang adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang

habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan,

dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat

dan belanja perjalanan.

Belanja Bunga adalah pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) atas

kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) yang dihitung berdasarkan

posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang.

Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/ lembaga yang

memproduksi, menjual, atau mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup

orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat

Hibah adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada

pemerintah atau pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi

kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib

dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus.

Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna

melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung

diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk

didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.

Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya

yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Untuk mengetahui apakah suatu

belanja dapat dimasukkan sebagai Belanja Modal atau tidak, maka perlu diketahui definisi

aset tetap atau aset lainnya dan kriteria kapitalisasi aset tetap.

Page 13: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya

tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana

sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PADA LAPORAN KEUANGAN

PENYAJIAN:

Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

Laporan Arus Kas (LAK)

- Belanja Operasional Aktivitas Operasi

- Belanja Modal Aktivitas Investasi non Keuangan

Menambah aset tetap/aset lainnya di neraca

PENGUNGKAPAN

Diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

MEKANISME PENERBITAN SPM

Penerimaan dan pengujian SPP

Petugas penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi chek list

kelengkapan berkas SPP, mencatatnya dalam buku pengawasan penerimaan SPP dan

membayar/menandatangani tanda terima SPP berkenaan. Selanjutnya petugas

penerima SPP menyampaikan SPP dimaksud kepada pejabat penerbit SPM

Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM melakukan pengujian atas SPP sbb :

Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku;

Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh

kyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.

Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan atau kelayakan hasil kerja yang

dicapai dengan indikator keluaran.

Page 14: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain :

Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan,

alamat, no. rekening dan nama bank)

Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan atau kelayakannya dengan

prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam

kontrak).

Jadwal waktu pembayaran.

Memeriksa pencapaian tujuan dan atau sasaran kegiatan sesuai dengan indicator

kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan atau spesifikasi teknis yang sudah

ditetapkan dalam kontrak.

Setelah dilakukan pengujian terhadap SPP-UP/SSP-GUP/SPP-LS, maka pejabat

penguji SPP dan Penandatanganan SPM menerbitkan

SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP/SPM-LS dalam rangkap tiga :

Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN;

Lembar ketiga sebagai pertinggal pada satker ybs.

SPM yang telah diterbitkan SP2Dnya oleh KPPN dan telah dicairkan (telah dilakukan

perdebetan rekening kas Negara) tidak dapat dibatalkan.

a. Perbaikan hanya dapat dilakukan terhadap kesalahan administrasi sebagai

berikut :

Kesalahan Pembebanan pada MAK;

Kesalahan pencantuman kode fungsi, sub fungsi, kegiatan dan sub

kegiatan

Uraian pengeluaran yang tidak berakibat jumlah uang pada SPM.

b. Perbaikan SPM sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan oleh kuasa

PA/penerbit SPM.

Page 15: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

PROSEDUR AUDIT

Berdasarkan pemahaman di atas lakukan :

Pengujian pengendalian

Pengujian subtantif atas transaksi

Prosedur analitis

PROSEDUR PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN

Initial audit

Pelajari pedoman sisdur akuntansi di UAKPA

Pelajari pedoman sisdur pembayaran melalui uang persediaan

Pelajari pedoman sisdur pembayaran langsung

Pelajari apakah kunci kunci pengendalian telah memadai

Lakukan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan jelas

Lakukan pemeriksaan dokumen dan catatan yang diharuskan ada oleh manual

Lakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pengendalian

Lakukan pengujian ulang prosedur yang lemah

Ulangan /repeat audit :

Pelajari KKP tahun lalu

Pelajari hal baru dalam pedoman Peng intern

Lakukan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan jelas

Lakukan pemeriksaan dokumen dan catatan yang diharuskan ada oleh manual

Lakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pengendalian

Lakukan pengujian ulang prosedur yang lemah

Page 16: Audit Atas Penerimaan Dan Pengeluaran Pembiayaan

PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS TRANSAKSI

Lakukan pengujian pembukuan ditingkat satker paling rendah.

Dapatkan laporan belanja dan Telusuri kecatatan pendukung

Telusuri ke bukti pendukung, SP2D, kuitansi, SPK, Kontrak,sk kepangkatan,

keputusan hukuman PNS.

Telusuri ke bukti pendukung lainnya yang berkaitan, pendukung SPK dan Kontrak,

spesifikasi barang , owner estimate dll

Lakukan pengujian kebenaran bukti dengan substansinya

Lakukan pengujian terhadap alokasi dan klasifikasi, kecocokan dgn DIPA dan BAS

Lakukan pengujian akurasi pencatatan dan dokumen pembayaran

Lakukan uji pisah batas atas belanja belanja pada akhir tahun

Lakukan pengujian ketaatan terhadap perpajakan, administrasi dan

penyetorannya

Lakukan wawancara dengan pejabat yang kompeten

Lakukan pengujian ketepatan waktu, pada spp,spm, sp2d dan bukti pendukung

lainnya

Lakukan konfirmasi untuk yang diperlukan

Lakukan pengujian fisik dan buat berita acara pemeriksaannya

Lakukan pengujian dari bukti pendukung kecatatan pendukung

Lakukan pengujian atas rekomendasi tahun lalu

Lakuan identifikasi kemungkinan adanya penyelewengan

Lakukan pengujian penggabungan akuntansi pada tingkat satker di atasnya. : akurasi,

klasifikasi dan penyajian

PROSEDUR ANALITIS

Melakukan pembandingan realisasi dengan anggarannya

Melakukan pembandingan realisasi dengan jumlah tahun lalu

Melakukan pemeriksaan hubungan biaya pemeliharaan dan aset yang berkaitan

Melakukan pendalaman terhadap indikasi yang ditemukan dari prosedur analitis