aturan main asean open skies

Upload: refi-reyhandi-mahardhika

Post on 20-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Aturan Main ASEAN Open Skies

    1/3

    Aturan Main ASEAN Open Skies

    Kerangka persetujuan-persetujuan ASEAN yang menjadi acuan ASEAN menyetujui

    liberalisasi atas apa yang disebut sebagai hak penerbangan ketiga, keempat, dan

    kelima, tanpa batas baik batasan regulasi, kapasitas, maupun frekuensi. Dalam

    perjanjian-perjanjian ruang udara internasinal, terdapat sembilan hak penerbangan

    !atau first t ninth air freedms", yang mencakup berbagai aspek transit maupun lalu-

    lintas perhubungan udara lintas batas. #ak penerbangan ketiga adalah penerbangan

    internasinal dari negara asal maskapai ke negara lain, seperti penerbangan $aruda

    dari kta mana saja di %ndnesia menuju negara lain. #ak penerbangan keempat

    adalah penerbangan sebaliknya, dari negara lain menuju negara asal maskapai. #ak

    penerbangan kelima adalah penerbangan dari negara asal maskapai ke negara lain

    dengan pemberhentian di negara antara, untuk menaik-turunkan penumpang dan

    barang. #al ini misalnya, penerbangan &in Air dari 'akarta menuju # (hi )inh

    (ity dengan stp-*er di Singapura.

    +etapi, persetujuan-persetujuan ASEAN pen skies tidak membuka akses maskapai

    ASEAN terhadap semua kta di %ndnesia. ertama, %ndnesia hanya menyetujui

    prtkl-prtkl yang memberikan hak penerbangan ketiga, keempat, dan kelima

    untuk titik-titik di dalam dan di antara sub-regin yang dibentuk leh ASEAN, seperti

    runei-%ndnesia-)alaysia-hilippines East ASEAN $rth Area !%)-EA$A"

    dan %ndnesia-)alaysia-+hailand $rth +riangle !%)+-$+". Dalam knteks sub-

    regin ASEAN, kta-kta yang disetujui leh %ndnesia adalah alikpapan, )anad,

    ntianak, dan +arakan. Salah satu cnth persetujuan hak penerbangan ketiga dalam

    hal ini adalah penerbangan antara )anad dan Da*a di /ilipina. Kedua, %ndnesia

    tidak berpartisipasi dalam persetujuan yang memberikan hak penerbangan ketiga,

    keempat, dan kelima untuk ibukta-ibukta negara ASEAN. #al ini berarti, akses

    maskapai negara ASEAN lainnya untuk terbang ke0dari 'akarta, masih diatur leh

    emerintah. Ketiga, %ndnesia juga tidak berpartisipasi dalam perjanjian yang

    memberikan hak penerbangan ketiga, keempat, dan kelima untuk kta-kta lain di

    luar sub-regin dan ibukta ASEAN !+an, 1234".

    %ndnesia bukan satu-satunya anggta ASEAN yang memberikan hak penerbangan

    terbatas. /ilipina juga tidak mengikuti perjanjian yang memberikan hak penerbangan

    bebas terhadap ibuktanya. Sementara Kambja dan &as juga tidak memberikan

  • 7/24/2019 Aturan Main ASEAN Open Skies

    2/3

    akses langsung terhadap kta-kta di luar ibukta dan sub-regin ASEAN. Dalam hal

    ini, bukan berarti maskapai dari negara ASEAN lain tidak bisa terbang ke kta lain di

    %ndnesia, tetapi akses, frekuensi, dan kapasitas mereka diatur leat persetujuan

    bilateral.

    Dalam kesepakatan ASEAN, anggta ASEAN, sesuai dengan kesiapan masing-

    masing, akan membuka akses terhadap kta-kta tertentu baik dari frekuensi maupun

    kapasitasnya !sesuai slt aktu yang tersedia" untuk didarati leh maskapai dari

    negara anggta ASEAN yang lain. +hailand membuka sembilan bandara, sementara

    /ilipina, )alaysia, dan 5ietnam masing-masing membuka delapan bandara.

    )yanmar, Kambja, dan &as membuka tiga bandara, dan Singapura dan runei

    membuka satu bandara.

    Peraturan dan perundang-undangan penerbangan di Indonesia

    Kebijakan 6pen Sky yang bakal membuka keran pasar bebas di dunia penerbangan di

    kaasan Asia +enggara pada tahun ini perlu segera diantisipasi. #al-hal yang perlu

    diantisipasi, antara lain dengan membentuk aturan yang selaras dan bermanfaat bagi

    %ndnesia. Dengan adanya radmap ASEAN Single A*iatin )arket hingga diatas

    tahun 1237 meliputi elemen eknmi dan teknis sehingga perlu mengantisipasinya

    pada tingkat nasinal.

    adan &itbang Kementrian erhubungan menyatakan secara regulasi 8ndang-8ndang

    nmr 3 tahun 1229 tentang penerbangan telah siap mengahadapi :ASEAN 6pen

    Sky;. Namun, perlu terdapat penajaman kajian tidak hanya sebatas 88 tetapi juga

    sejumlah aturan dibaahnya apakah perlu diperbaiki atau ditambah.

    )enurut 8ndang-8ndang nmr 3 tahun 1229 tentang penerbangan, jumlah

    perusahaan penerbangan tidak perlu banyak, tetapi sangat lemah, lebih baik jumlah

    perusahaan penerbangan sedikit, tetapi mampu memenuhi kebutuhan angkutan udara

    untuk mendukung pembangunan nasinal, tangguh dapat bersaing pada tataran

    nasinal, reginal, maupun glbal. Karena itu 88 301229 mensyaratkan kepemilikan

    pesaat udara yang mencukupi, kepemilikan mdal yang kuat !capital intensive",

    adanya bank guarantee, single majority shares, persnel yang prfesinal0kmpetenbaik kualitas maupun kuantitas yang dibuktikan dengan sertifikat kmpetensi,

  • 7/24/2019 Aturan Main ASEAN Open Skies

    3/3

    pengaturan, dan penegakan hukum yang ketat !law enforcement and fully regulated",

    kepatuhan yang tinggi !highly compliance", penguasaan teknlgi tinggi !high

    technology" meningkatkan budaya keselamatan penerbangan !aviation safety culture",

    kejujuran dalam pelaksanaan perasinal !just culture" dan lain-lain.

    #al lain yang mesti diantisipasi, antara lain terkait penyatuan standar keamanan dan

    manajemen penerbangan di ASEAN. Kmpnen pesaat juga perlu diantisipasi,

    selain SD) dan teknlgi, Kementrian erhubungan sebagai regulatr erhubungan

    8dara masih belum membuat peraturan mengenai pembebasan bea masuk atas

    kmpnen pesaat demi menunjang keberlangsungan industri penerbangan nasinal

    agar bisa bersaing dengan perusahaan penerbangan dari negara ASEAN lainnya.

    erdasarkan eraturan )enteri erhubungan N. ai, Denpasar= dan

    Sultan #asanuddin, )akassar. Selain itu, beberapa klausul dalam persetujuan ASEAN

    memberikan ruang untuk kemungkinan kepemilikan maskapai-maskapai negara

    ASEAN leh arga negara atau perusahaan dari negara ASEAN lainnya, maupun

    leh arga nn-ASEAN !ecnmic cntrl" !)ultilateral Agreement n Air Ser*ices,

    Article 4!1"!i-iii"". Namun, kepemilikan asing tetap ajib memenuhi persyaratan

    regulasi leh masing-masing negara ASEAN !regulatry cntrl" !+an, 1229".

    embatasan kepemilikan asing dalam maskapai nasinal masih banyak ditemui di

    negara anggta ASEAN, seperti maksimum ?9@ di %ndnesia atau ?2@ di /ilipina.

    eraturan-peraturan kepemilikan asing inilah yang menyebabkan Air Asia kemudian

    diikuti leh &in Air, 'etstar, dan +iger Air untuk mendirikan anak-anak perusahaan

    lkal di negara-negara ASEAN, yang secara teknis mandiri dari perusahaan induknya.

    )engingat karakter perjanjian-perjanjian ASEAN yaitu memberikan ruang

    kebijakan, tetapi membebaskan negara anggta untuk tidak mengikuti klausul-klausul

    yang dianggap tidak rele*an atau dimana negara tersebut belum siap dan mengingat

    baha beberapa negara ASEAN masih melihat sektr penerbangan sebagai sektr

    strategis, kepemilikan asing dalam maskapai-maskapai ASEAN masih akan terus

    dibatasi.