atrial fibrilasi (kelompok sirkulasi).docx

Upload: irina-natalena-osanti

Post on 02-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    1/19

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    2/19

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Atrial Fibrillation(AF) adalahsupraventricular tachyarrhythmiayang

    pada umumnya terjadi pada anjing. Hal ini biasanya terjadi pada saat

    pelebaran atau pembesaran atrium secara sekunder yang biasanya mendasari

    pada penyakit cardiovascular, walaupun tidak semua anjing yang terjadi

    pelebaran atrium berkembang menjadi AF. Atrial Fibrillation (AF)

    merupakan aritmia supraventricular yang ditandai dengan aktivasi atrium yang

    tidak terkoordinasi dengan konsekuensi terjadinya perubahan fungsi mekanik

    atrium. Pada elektrokardiogram (EKG), AF ditunjukkan dengan hilangnya

    gelombang P akibat osilasi cepat atau gelombang fibrilasi yang bervariasi

    dalam ukuran, bentuk, dan waktunya, diikuti dengan respon ventrikel yang

    cepat, sering, dan ireguler saat konduksi atrioventrikuler (AV) masih utuh.

    Dalam AF, impuls listrik normal yang dihasilkan oleh node sinoatrial

    tidak seimbang dengan impuls listrik yang tidak teratur yang berasal dari

    atrium vena dan paru-paru. Hal ini menyebabkan konduksi impuls ke ventrikel

    menjadi tidak teratur, sehingga detak jantung yang dihasilkan juga menjadi

    tidak teratur. Kecenderungan penyakit AF biasanya asimtomatik dan kronis,

    menyebabkan tachycardia, pingsan, nyeri dada, atau congestive heart failure.

    Resiko terjadinya AF meningkat dengan sejalannya umur hewan dengan

    kecenderungan menderita AF sebesar 8% dan paling sering terjadi pada anjing

    jantan.

    Tingkat kejadian AF pada anjing paling banyak terjadi pada large andgiant-breed dog dibandingkan dengan ras anjing yang kecil. Satu

    kemungkinan terkecil pada ras anjing kecil yang menderita AF dengan cronic

    degenerative valve diseasekarena sering menyebabkan terjadinya pembesaran

    arteri. Ras anjing yang sering menderita AF diantaranya adalah Irish

    wolfhound, Great Dane, Newfoundland, dan Doberman pinscher.

    1.2

    Rumusan Masalah

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    3/19

    1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Canine Atrial Fibrillation?

    1.2.2 Bagaimanakah gejala penyakit Canine Atrial Fibrillation?

    1.2.3

    Bagaimana cara diagnosa penyakit Canine Atrial Fibrillation?

    1.2.4

    Bagaimana mekanisme dan patofisiologi penyakit Canine Atrial

    Fibrillation?

    1.2.5

    Bagaimana terapi atau penanganan penyakit Canine Atrial

    Fibrillation?

    1.3

    Tujuan

    1.3.1 Untuk mengetahui pengertian tentang Canine Atrial Fibrillation

    1.3.2

    Untuk mengetahui gejala penyakit Canine Atrial Fibrillation

    1.3.3 Untuk mengetahui cara mendiagnosa penyakit Canine Atrial

    Fibrillation

    1.3.4 Untuk mengetahui mekanisme dan patofisiologi penyakit Canine

    Atrial Fibrillation

    1.3.5 Untuk mengetahui cara terapi atau penanganan penyakit Canine Atrial

    Fibrillation

    1.4Manfaat

    Adapun penyusunan makalah Canine Atrial Fibrillation ini

    dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pembaca khususnya bagi

    calon dokter hewan mengenai penyakit Canine Atrial Fibrillationmulai dari

    gejala, cara diagnosa, mekanisme dan cara penanganan agar dapat menjadi

    bekal untuk menjadi calon dokter hewan.

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    4/19

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    5/19

    Meningkatkan risiko stroke selama AF karena darah bisa renang dan membentuk

    gumpalan buruk di atrium berkontraksi dan khususnya di embel atrium kiri

    (LAA). Tingkat peningkatan risiko stroke tergantung pada sejumlah faktor risiko

    tambahan. Jika seseorang dengan AF sudah tidak ada, risiko stroke adalah sama

    dengan populasi umum . Namun, banyak orang dengan AF memiliki faktor risiko

    tambahan dan AF adalah penyebab utama stroke.

    2.2 GEJALA KLINIS

    Fibrilasi atrium biasanya disertai dengan gejala-gejala terkait dengan detak

    jantung yang cepat. Cepat dan detak jantung tidak teratur dapat dianggap sebagai

    jantung berdebar, intoleransi latihan, dan kadang-kadang menghasilkan angina

    (jika tarif lebih cepat dan menempatkan hati di bawah tekanan) dan gejala

    kongestif sesak napas atau edema. Kadang-kadang aritmia akan diidentifikasi

    hanya dengan timbulnya stroke atau serangan iskemik transient (TIA). Hal ini

    tidak biasa bagi pasien untuk pertama kali mengetahui AF dari pemeriksaan fisik

    rutin atau ECG, karena mungkin asimtomatik pada banyak kasus.

    Pada sebagian besar kasus fibrilasi atrium adalah sekunder untuk masalah

    medis lainnya, adanya nyeri dada atau angina, gejala hipertiroid (kelenjar tiroid

    terlalu aktif) seperti penurunan berat badan dan diare, dan gejala sugestif penyakit

    paru-paru akan menunjukkan penyebab yang mendasari. Sebuah riwayat stroke

    atau TIA, serta hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, gagal jantung dan

    demam rematik, dapat menunjukkan apakah seseorang dengan AF berada pada

    risiko yang lebih tinggi komplikasi denyut jantung cepat.

    Presentasi ini mirip dengan bentuk-bentuk lain dari denyut jantung cepat

    (takikardia), dan dalam beberapa kasus sebenarnya bisa tanpa gejala. Pasien

    mungkin mengeluh palpitasi atau ketidaknyamanan dada. Tingkat jantung yang

    cepat dapat menyebabkan jantung menjadi tidak dapat memberikan aliran darah

    yang cukup dan pengiriman oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, gejala

    umum dapat mencakup sesak napas yang sering memburuk dengan tenaga

    (dispnea pada tenaga), sesak napas ketika berbaring (ortopnea) datar, dan tiba-tiba

    mengalami sesak nafas pada malam hari (paroxysmal nocturnal dyspnea), dan

    dapat maju ke pembengkakan ekstremitas bawah (edema perifer). Karena aliran

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    6/19

    darah yang tidak memadai, pasien mungkin juga mengeluhkan kepala ringan,

    mungkin merasa seperti mereka akan pingsan (presyncope), atau mungkin benar-

    benar kehilangan kesadaran (syncope).

    Pasien mungkin dalam gangguan pernapasan yang signifikan. Karena

    pengiriman oksigen yang tidak memadai, pasien mungkin terlihat biru (sianosis).

    Menurut definisi, detak jantung akan lebih besar dari 100 denyut per menit.

    Tekanan darah akan variabel, dan seringkali sulit diukur sebagai variabilitas

    memukul-by-beat menyebabkan masalah bagi sebagian besar digital

    (oscillometric) monitor darah non-invasif tekanan. Hal ini paling tentang jika

    konsisten lebih rendah daripada biasanya (hipotensi). Tingkat pernafasan akan

    ditingkatkan di hadapan gangguan pernapasan. oksimetri Pulse bisa

    mengkonfirmasi adanya hipoksia berhubungan dengan setiap faktor mempercepat

    seperti pneumonia. Pemeriksaan vena jugularis dapat mengungkapkan tekanan

    tinggi (distensi vena jugularis). Lung ujian dapat mengungkapkan rales atau

    crackles, yang sugestif dari edema paru. Heart ujian akan mengungkapkan ritme

    yang luar biasa tapi cepat.

    2.3 MEKANISME JALANNYA PENYAKIT DAN PATOMEKANISME

    Fungsi normal atrium adalah untuk menampung darah dari vena pulmonari

    dan sistemik, sebagai penyalur darah secara pasif ke ventrikel dan sebagai

    aparatus kontraktil untuk memenuhi volume pompa ventrikel. Kontraksi atrial

    memberi kontribusi kira-kira 20% dari volume ventrikular pada akhir diastol.

    Peningkatan denyut jantung yang persisten dan hilangnya kontraksi atrial yang

    terorganisir mengakibatkan pemenuhan ruang ventrikular dan menggangu fungsi

    sistol-diastol jantung dengan menghasilkan penurunan cardiac output.Mekanisme pembentukan dan pengaturan AF terdiri dari banyak faktor, misalnya:

    Abnormalitas aktivitas kelistrikan jantung:

    Adanya pemicu dari luar (terjadi pada vena pulmonari) maupun karena

    gelombang listrik yang kembali ke jantung. Normalnya, gelombang

    depolarisasi myocardia jantung membuat jaringan pembias listrik atrium

    menghantarkan stimulus melalui impuls listrik yang kedua. Pada inisiasi

    gelombang listrik ke jaringan atrium selanjutnya, adanya jalur elektrik

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    7/19

    yang abnormal menyebabkan beberapa gelombang dari aktivitas

    kelistrikan menyebar melewati atrium tanpa melalui jaringan pembias,

    sehingga kelistrikan atrium saat depolarisasi tidak melalui jalurnya yang

    benar. Adanya kasus fibrosis, inflamasi, dan peregangan dinding dalam

    atrial myocardium mempengaruhi jalur kelistrika ini. Pelebaran atrium

    memungkinkan reentry gelombang listrik melalui pembentukan area yang

    cukup sebagai jalur bagi aktivitas kelistrikan tanpa saling bertabrakan satu

    sama lain. Anjing ras besar memiliki masa atrium yang cukup untuk

    meningkatkan resiko AF, meskipun anjing tersebut tidak mempunyai

    penyakit kardiovaskuler sebelumnya.

    Atrial aritmia dapat dipicu oleh perubahan denyut autonom. Peningkatan

    denyut parasimpatetik meningkatkan dispersi jaringan pembias kelistrikan,

    berefek pada aktivitas perambatan gelombang serta berkontribusi pada

    penghentian maupun persistensi AF. Pada anjing yang menderita penyakit

    jantung dan gagal jantung lanjutan, denyut adrenerjik yang berlebihan

    akan memberi pengaruh pada peningkatan ritme jantung. Terapi gagal

    jantung, mungkin dapat mengurangi denyut simpatetik dan mengurangi

    ritme jantung.

    Adanya AF yang berkepanjangan menyebabkan perubahan struktur dan

    kelistrikan atrium, sehingga bisa dikatakan AF menimbulkan AF.

    Peningkatan denyut jantung yang berkepanjangan (>200 bpm pada anjing)

    dapat mengakibatkan takikardi yang diinduksi disfungsi sistolik atrium-

    ventrikel, meski sebelumnya tidak ada mempunyai penyakit jantung.

    Perubahan struktural juga terjadi pada kasus gagal jantung, dimana sering

    di sertai oleh AF, via angiotensin-II dan fibrosis yang dimediasialdosteron. Angiotensin-coverting enzyme inhibitor, angiotensin II

    receptor blocker dan antagonis aldosteron menghalangi renin-angiotensin-

    aldosterone system (RAAS), menurunkan resiko fibrosis tetapi

    meningkatkan resiko kekambuhan AF berdasar eksperimen yang

    dilakukan pada anjing.

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    8/19

    SISTEM dan JALUR KONDUKSI JANTUNG

    Sistem konduksi jantung merupakan suatu mekanisme pembentukanimpuls listrik alami jantung yang berfungsi untuk menginformasikan kapan

    jantung perlu dipompa. Lokasi dalam sistem konduksi yang menimbulkan impuls

    listrik dikenal sebagai pacemaker ( pemacu ). Impuls awal berasal dari sinoatrial

    (SA) node, atau nodus sinus, yang terletak di atrium kanan atas jantung. Nodus

    SA ditunjuk sebagai pacemaker jantung. Dari nodus SA, impuls listrik menyebar

    melalui saluran interatrial yang menyebarkan impuls listrik melalui atrium kanan

    dan kiri, oleh karena itu menyebabkan depolarisasi atrium. Sebagai hasilnya, kita

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    9/19

    dapat melihat gelombang P pada EKG. Setelah atrium terdepolarisasi, impuls

    listrik menyebar melalui traktus internodal dan mencapai nodus AV. Nodus AV

    memiliki iramanya sendiri sebagai penyokong pacemaker ketika nodus SA tidak

    dapat mengawali impuls listriknya sendiri. Secara bertahap, nodus AV

    melambatkan impuls listrik untuk membiarkan atrium mengalirkan darah ke

    ventrikel. Dari nodus AV, impuls berjalan melalui berkas His yang bercabang ke

    kanan dan kiri. Dari cabang tersebut, impuls berjalan melalui serat Purkinje lalu

    impuls listrik berakhir di ventrikel untuk memulai depolarisasi ventrikuler. Secara

    bertahap, kompleks gelombang QRS terlihat pada EKG.

    RITME SINUS

    Ritme sinus adalah sebutan yang diberikan kepada irama normal jantung

    di mana rangsangan listrik dimulai pada nodus SA, kemudian hantarkan melalui

    nodus AV dan berkas His, cabang berkas dan serat Purkinje. Depolarisasi-

    repolarisasi atrium dan ventrikel ditampilkan sebagai 3 gelombang yang berbeda

    pada EKG, seperti gambar diatas.

    Ritme sinus, pada umumnya disebut sebagai ritme sinus normal, menunjukkan

    irama jantung yang normal. Beberapa syarat harus dipenuhi untuk

    mengklasifikasikan hasil EKG sebagai ritme sinus normal. Kriteria tersebut yaitu :

    - Denyut jantung 60-100 per menit

    - Sifat beraturan - teratur

    - Nodus SA sebagai pacemaker. Oleh karena itu, gelombang P harus ada,

    membentuk bulatan, tegak dan muncul setiap sebelum gelombang QRS dalam

    rasio 1:1

    - Interval PR diantara .12 detik dan .20 detik- Lebar kompleks QRS harus kurang dari .12 detik

    Pada kasus AF karena fokus ektopik, konduksi fokus ektopik di jantung

    merupakan area yang memulai pengeluaran impuls listrik diluar jalur konduksi

    yang normal. Stimulus yang dikeluarkan dari fokus ektopik dapat mengganggu

    konduksi normal dan di beberapa kasus, fokus ektopik mengambil alih peran

    pacemaker nodus SA.

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    10/19

    Figure 1 . Fokus ektopik terlihat pada atrium kiri dan mengganggu aktivitas kelistrikan atrium

    Atrium dapat merespon lebih kurang 400 stimuli per menit, meskipun

    pada AF, tingkat stimulasi berkisar 600 stimuli per menit. Pada kondisi ini, sel

    otot atrium tidak dapat merepolarisasi pada saat stimulus selanjutnya dan

    menyebabkan ketidakteraturan kerja. Pada ritme sinus, nodus AV secara teraturterdepolarisasi oleh impuls dari nodus SA (60-100 stimuli per menit). Jika ada

    600 stimuli / menit membombardir nodus AV, banyak dari stimuli tersebut berupa

    stimuli lemah sehingga tidak dapat dihantarkan ke ventrikel, meskipun sebagian

    dari mereka dapat mendepolarisasi celah AV. Hal ini cukup dapat menyebabkan

    periode refraktori dimana nodus AV tidak dapat menghantarkan impuls lain.

    2.4 DIAGNOSA

    Atrial fibrillation (AF) mempunyai karakteristik detak jantung yang tidak

    teratur. Diagnosa AF sering berkaitan dengan pembesaran atrium sekunder yang

    diakibatkan oleh CVD, tetapi tidak semua anjing yang mengalami pembesaran

    atrium akan mengalamiAF.

    MendiagnosaAF secara pastidilakukan menggunakanEctrocardiography

    (ECG), yang ditandai dengan berkurangnya gelombang P dan gerakan ventrikel

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    11/19

    yang tidak teratur terlihat dari jarak R ke R yang bervariasi. Pada sebagian besar

    kasus, komplek QRS cepat dan umumnya tegak lurus pada garis ke II.

    Garis dasar ditandai dengan undulasi yang diidentifikasi sebagai

    gelombang fibrilatory " f ", karena aktivitas atrium yang tidak teratur. Kelainan

    aktivitas elektrik atrium mengakibatkan laju node atrioventrikular meningkat

    sampai > 300 bpm. Aktivitas normal dari node AV secara aktif akan mencegah

    impuls elektrik ini sampai ke ventrikel, hal ini menyebabkan aktivitas ventrikel

    menjadi tidak teratur. Komplek ektopik ventrikel dapat terjadi bersamaan dengan

    AF, terutama pada anjing yang mengalami dilatasi cardiomyopathy. KriteriaECG

    pada kasus pembesaran ventrikel ditandai dengan gelombang R yang tinggi atau

    gelombang S yang rendah, ini menunjukkan adanya pembesaran pada kedua

    ventikel kanan dan kiri.

    Untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai kondisi pasien dankelainan jantung yang mendasarinya serta tingkat keparahan penyakit,

    pemeriksaan pendukung lainnya juga diperlukan. Pemeriksaan pendukung lain

    seperti; echocardiography, radiografi thorak, pemeriksaan tekanan darah dan tes

    darah.

    Pemeriksaan echocardiographydiperlukan untuk mengetahui struktur dan

    fungsi jantung, karakterisasi penyakit jantung yang mendasarinya,

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    12/19

    mengukur besar atrium, dan mendeteksi kemungkinan terbentuknya

    trombus atrium.

    Radiografi thorak memberikan informasi mengenai ukuran jantung dan

    memastikan ada atau tidaknya congestive heart failure, termasuk juga

    kongesti vena pulmonary, edema pulmonary, dan effusi pleura.

    Pemeriksaan tekanan darah sangat penting dilakukan untuk mengetahui

    status hemodinamik dan monitoring efek dari obat antiarrhytmic.

    Tes darah lengkap seperti perhitungan sel darah dan pemeriksaan profil

    biokimia memberikan informasi mengenai penyakit lain yang

    menyertainya. Hal ini penting dalam memutuskan terapi yang akan

    diberikan, seperti pemberian terapi antiarrhytmic dan penentuan anastesi

    untuk tindakan lanjutan.

    2.5 TERAPI

    Prinsip terapi AF yaitu untuk menetapkan gejala klinis dari gagal jantung

    dan meningkatkan cardiac output serta kualitas hidup. Dalam sejarah kedokteran

    umum, konversi ke ritme sinus merupakan terapi yang lebih dipilih karena kontrolritme dapat mengembalikan koordinasi atrium dan aktivitas ventrikuler untuk

    meningkatkan cardiac output serta menurunkan insidensi stroke. Bagaimanapun,

    beberapa studi dilakukan untuk mengevaluasi masalah ritme atau kontrol denyut

    pada manusia dan berakhir pada hasil yang tidak tetap. Beberapa pasien manusia

    tidak selalu menetap pada kontrol ritme sinus, dan peningkatan kematian tidak

    terdokumentasi dengan baik. Kesuksesan konversi ke ritme sinus secara teknik

    terasa menantang dan lebih sering terjadi dengan AF akut (tanpa disertai penyakitjantung lain / AF tunggal). Meskipun banyak obat antiaritmia digunakan untuk

    mengkonversi ke ritme sinus pada manusia, namun sangat sedikit obat yang

    memiliki efek yang sama jika diberikan pada anjing. Amiodarone, diltiazem,

    quinidine dan verpamil dilaporkan dapat mengembalikan ritme sinus pada anjing.

    Pengembalian dan pengaturan ritme sinus ternyata lebih menantang pada kasus

    AF kronis karena adanya perubahan atrial. Menjaga denyut jantung dalam nilai

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    13/19

    normal dapat mengoptimalkan cardiac output meski AF terjadi. Hal ini membuat

    kontrol denyut jantung memadai dan menjadikan alasan untuk tujuan terapi.

    Ketika diagnosa AF ditegakkan, terapi pertama dilakukan berdasarkan tipe

    dan keparahan dari penyakit jantung yang mengikuti, keberadaan gejala klinis dan

    status hemodinamik. Biasanya, seekor anjing menunjukkan ventricular rate yang

    normal walaupun tidak menerima obat antiaritmik (misal pada anjing ras besar

    dengan AF tunggal). Hal ini tidak jelas apakah anjing tersebut memperoleh

    keuntungan dari intervensi terapi, tetapi ada banyak bukti bahwa disfungsi

    ventrikuler akan terjadi.

    Analisa Holter digunakan untuk menunjukkan peningkatan signifikan

    denyut jantung, memastikan kebutuhan akan obat antiaritmik. Intervensi terapi

    pada kasus akut direkomendasikan pada anjing dengan kejadian hemodinamik

    yang mencurigakan, termasuk kelemahan yang sangat, koleps dan hipotensi

    sistemik. Terapi IV antiaritmik dibutuhkan pada kasus ketidakstabilan

    hemodinamik parah-akut. Padahal terapi oral sudah cukup untuk kasus yang lain.

    Meskipun tujuan utama terapi yaitu mengembalikan ritme sinus, tujuan yang

    harus segera dipenuhi pada umumnya adalah reduksi ventricular rate. Bila ada

    stres respiratori harus distabilkan terlebih dahulu sebelum diagnosa lebih

    mendalam.

    Terapi gagal jantung yang sesuai termasuk di dalamnya diuretik, terapi

    oksigen dan dukungan inotropik positif harus diberikan bila terjadi gagal jantung

    yang bersamaan. Anjing dengan penyakit jantung dan gagal jantung yang

    bersamaan biasanya memiliki denyut jantung yang lebih cepat daripada anjing

    yang tanpa disertai gagal jantung. Terapi gagal jantung yang sesuai dapat

    menurunkan denyut jantung secara efektif. Antikoagulan sangat dibutuhkan untukpasien manusia untuk menghindari stroke tetapi tidak selalu dibutuhkan untuk

    anjing karena tidak ada laporan mengenai peningkatan resiko thromboembolisme.

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    14/19

    Obat antiaritmik pada tabel digunakan untuk mengatasi AF pada anjing.

    Procain-amida IV atau diltiazem dapat dianggap sebagai terapi utama dalam

    kondisi akut. Adanya takikardi QRS yang luas, yang tidak dapat diidentifikasi

    secara pasti berasal dari supraventrikuler atau ventrikuler, Procainamide

    merupakan terapi IV utama yang disarankan karena aktivitasnya yang broad

    spectrum terhadap atrial dan ventrikuler aritmia. AF dapat terjadi saat jangka

    waktu perioperatif atau intraoperatif setelah pemberian opioid atau hasil dari

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    15/19

    penyakit GI, respiratori atau neurologi yang meningkatkan parasimpathetic tone.

    Kesuksesan konversi ke ritme sinus dari pemberian bolus lidocaine atau infus

    konstan amidaron telah dilaporkan.

    Selama manajemen AF kronis, obat antiaritmik dipilih berdasarkan

    keberadaan dan keparahan penyakit jantung yang mengikuti, penyakit hati dan

    ginjal, komplain klien karena pemberian obat yang terjadwal, mahalnya biaya

    perawatan dan resiko efek obat yang berlawanan. Antiaritmik oral yang berguna

    untuk mengatasi AF kronis yakni diltiazem, digoxin, amiodarone dan atenolol.

    Meskipun kontrol denyut merupakan sasaran utama terapi, konversi ke dalam

    ritme sinus biasanya dilakukan. Agen antiaritmik dipakai untuk memperlambat

    aktivitas atrial dan memperpanjang konduksi AV sehingga berefek pada reduksi

    ventricular rate. Digoxin memiliki efek inotropik positif yang ringan sehingga

    berguna untuk anjing dengan disfungsi sistolik yang sering kambuh.

    Hipokalemia merangsang myokardium terhadap digoxin dan

    meningkatkan resiko toksik. Kadar potassium darah harus dimonitoring,

    khususnya pada pasien yang menerima terapi diuretik. Kebalikan dari digoxin,

    diltiazem, memiliki efek inotropik negatif yang berasal dari penurunan kontraksi

    yang diinduksi kalsium. Tablet diltiazem standar diberikan 3 kali sehari. Pada

    manusia maupun anjing, pemberian digoxin dan diltiazem memberikan kontrol

    denyut jantung yang lebih baik daripada digoxin saja. Kombinasi ini sering

    digunakan untuk terapi pertama AF.

    Amiodaron juga efektif digunakan pada manusia dan anjing. Amiodarone,

    dikategorikan dalam Vaughan-William antiaritmik kelas III. Karena waktu paruh

    amiodarone yang lama, amiodarone diberikan satu dosis untuk beberapa hari.

    Konversi ke ritme sinus terjadi pada 35% anjing dan kontrol denyut jantung yangmemadai dicapai oleh 76% anjing. Pemeriksaan darah lengkap, panel kimia darah

    dan uji fungsi tiroid harus dievaluasi sebelum pemberian amiodarone.

    Quinidine oral dan procainamide termasuk kelas 1A sodium channel

    blocker yang jarang digunakan untuk mengatasi supraventrikuler aritmia pada

    anjing. Meskipun pada studi dilaporkan bahwa obat tersebut efektif untuk

    mengembalikan ritme sinus dan mengontrol ventricular rate, aplikasinya dibatasi

    karena seriusnya efek berlawanan jika timbul.

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    16/19

    Potensi kerugian pemberian obat antiaritmik untuk kontrol ritme jantung

    yaitu membutuhkan administrasi obat jangka panjang, potensi efek obat yang

    berlawanan dan interaksi obat.

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    17/19

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    Fibrilasi atrial (AF) merupakan tachycardia superventricular berkelanjutan

    yang umum padaa anjing. Mendiagnosa AF secara pastidilakukan menggunakan

    Ectrocardiography (ECG), yang ditandai dengan berkurangnya gelombang P dan

    gerakan ventrikel yang tidak teratur terlihat dari jarak R ke R yang bervariasi.

    Meskipun frekuensi relatif diagnosis, AF terus menyajikan tantangan terapeutik.

    anjing diidentifikasi memiliki AF harus dievaluasi untuk penyakit yang mendasari

    kardiovaskular, ketidakstabilan hemodinamik, dan adanya komorbiditas yang

    akan mempengaruhi keputusan terapeutik.

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    18/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Crijins HJ. Rate versus rhythm control in patients with atrial fibrillation: what the

    trials really say.Drugs 2005;65(12):1651-1667

    Ettinger, S. J. dan E. C. Feldman. 2005. Textbook of Veterinary Internal Medicine

    Vol. 2. 6th Ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.

    Green, H. W. 2008. Patent ductus arteriosus: New treatment options. In

    Proceeding of the North American Veterinary Conference. 19-23 Januari

    2008. Orlando, Florida.

    Jhonson JT. Conversion of atrial fibrillation in two dogs using verapamil and

    supportive therapy.JAAHA 1985;21:-428-434

    Kahn, C. M. dan S. Line. 2008. The Merck Veterinary Manual (E-book). 9th Ed.

    Whitehouse Station, N.J., USA: Merck and Co., Inc.

    Parmana, Made Adi, dan Herdono Poernomo. 2010. Management of Atrial

    Fibrillation After Cardiac Surgery. Vol 28 (3): 2-3. Indonesia :

    Anestesia dan Critical Care

    Saunders, Ashley B., DVM, DACVIM, Sonya G. Gordon, DVM, DVSc,

    DACVIM, dan Matthew W. Miller, DVM, MS, DACVIM. 2009.

    Canine Atrial Fibrillation. VetJ2009: 1-2

  • 8/10/2019 ATRIAL FIBRILASI (KELOMPOK SIRKULASI).docx

    19/19

    PERTANYAAN :

    Dari : SEPTIN

    Pertanyaan : Gejala menciri apa yang menunjukan penyakit atrial fibrilasi?

    Jawaban : Pada elektrokardiogram (EKG), AF ditunjukkan dengan

    hilangnya gelombang P akibat osilasi cepat atau gelombang fibrilasi yang

    bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan waktunya, diikuti dengan respon ventrikel

    yang cepat, sering, dan ireguler saat konduksi atrioventrikuler (AV) masih utuh

    serta adanya takikkardi pada gelombang QRS.