atmosfer aka emik - pustaka ilmiah universitas...

3
akyat • Ernie Tisnawati Sule Membangun Atmosfer Aka emik KEPEMIMPINAN perempuan bukan karena gender. Jika perem- puan sebagai subjek mampu pemimpin, maka perempuan ataupun laki-laki adalah khalifatul- lah di muka bumi. Begitulah pandangan Pro! Dr Hj Ernie Tis- nawati Sule (58), Dekan Fakultas Ekonomi Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, yang kini sedang ber- upaya keras membangun kesadaran akademik di lingkungan pekerjaan- nya. Perempuan yang dinobatkan sebagai tokoh masyarakat dalam pengembangan ekonomi suariah. di Jawa Barat oleh Pinbuk (2009) ini, ada~ahjuga seorang ibu yang hangat bagi kedua putra putrinya. Bagaimana Ernie menyeimbangkan fungsi dan perannya sebagai ibu sekaligus pemimpin sebuah lembaga yang terus mendapat pengakuan dari berbagai lembaga dalam dan luar neqeri? Inilali satu contoh kepemimpinan perempuan yang pantas ditiru. ERIYANTIj"PR' Kliping Humas Unpad 20 1'l.. -----

Upload: vuongnguyet

Post on 11-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

akyat

•• Ernie Tisnawati Sule

MembangunAtmosfer Aka emik

KEPEMIMPINAN perempuanbukan karena gender. Jika perem-

puan sebagai subjek mampupemimpin, maka perempuan

ataupun laki-laki adalah khalifatul-lah di muka bumi. Begitulah

pandangan Pro! Dr HjErnie Tis-nawati Sule (58), Dekan Fakultas

Ekonomi Ekonomi dan Bisnis (FEB)Universitas Padjadjaran (Unpad)Bandung, yang kini sedang ber-

upaya keras membangun kesadaranakademik di lingkungan pekerjaan-nya. Perempuan yang dinobatkansebagai tokoh masyarakat dalam

pengembangan ekonomi suariah. diJawa Barat oleh Pinbuk (2009) ini,

ada~ahjuga seorang ibu yanghangat bagi kedua putra putrinya.

Bagaimana Ernie menyeimbangkanfungsi dan perannya sebagai ibu

sekaligus pemimpin sebuah lembagayang terus mendapat pengakuandari berbagai lembaga dalam dan

luar neqeri? Inilali satu contohkepemimpinan perempuan yang

pantas ditiru.

ERIYANTIj"PR'

Kliping Humas Unpad 20 1'l.. -----

SAAT "PR" menemuinya, Erni barnsaja usai melepas lima mahasiswaprogram double degree FEB Un-

pad untuk mengikuti undergraduate ex-change program International Businesss .Champagne di Prancis.

"Hebat ya, kelima mahasiswa ituperempuan. Mereka mendapat beasiswaunggulan BPKLN dari Kemendikbud un-tuk program 'three plus one', tiga tahunkuliah di Indonesia dan setahun di Pran-cis," ujar Ernie membuka perbincangan.

Kampus tampak sepi, perkuliahan me-mang sedang libur. Tetapi sebagai pimp-inan fakultas, Ernie tetap disibukkan olehberbagai kegiatan lembaga. Apalagi, FEBUnpad akan menjadi tuan rumah 'Theznd Congress of The East Asian Associa-tion of Enviromental and Resources Eco-nomics". Kongres ini akan menghadirkan94 pemakalah dari 14 perwakilan negara.Dengan empat keynote speaker daridalam negeri dan tiga dari luar negeri.DukunganRiwayat pendidikan Ernie adalah lulu-

san S-l Ekonomi Manajemen FE UnpadBandung, S-2 Ekonomi Perusahaan Per-tanian Pascasarjana Unpad Bandung, danS-3 Ekonomi Manajemen Program Pas-casarjana Unpad Bandung. Dengan ri-wayat pendidikan ini, perjalanan karierErnie terus beranjak. Dimulai dari AnalisKredit Bank BNI 46 sampai kini menjabatsebagai Dekan Fakultas Ekonomi danBisnis (FEB) Unpad Bandung.

"Sebenarnya, bekerja di bank itu by ac-cident saja karena cita-cita saya sejak du-lu memang ingin menjadi guru. Inginmengajar," ujar Ernie, putri dari KepalaKanwil PDK Sumatra Utara pada waktuitu.

Begitu pula saat Ernie terpilih menjadiDekan FEB Unpad. la tidakmenginginkanjabatan itu. Tetapi karenadukungan rekan kerjanya, Erniemengikuti proses pemilihan dekan padawaktuitu.

Selain mendapat dukungan dari paradosen muda, dosen senior dan ahliekonomi dari fakultas juga mendukung.Kini, ketika Unpad sebagai perguruantinggi menatapkan rencana strategis (ren-stra) menuju World Class University(WCU), Ernie sebagai unsur pimpinanmencoba membangun sistem yang sesuaidengan tuntutan tersebut.

Universitas internasional itu, menurutErnie, memiliki indikator-indikator. In-dikator itu bukan hanya dilihat darigedung mewah,tetapi meliputi publikasiilmiah, akreditasi internasional, HAKI,keberadaan mahasiswa asing (foreignstudent), kelas internasional, dan pro-gram studi internasional.

"Memang ada tahapannya. Pertama, ki-ta melakukan konsolidasi terhadap semuaprogram studi yang ada di fakultas. Ke-mudian membangun WCU awareness keberbagai bagian. Tujuannya bukansekadar sosialisasi tetapijuga memba-ngun kesadaran apa itu WCU," ujarnya.

Setelah membangun kesadaran, Erniemembangun semangat WCU. Menurut-nya, WCU itu ada indikator-indikatornya.Untuk pencapaian indikator-indikatortersebut, semangat WCU harus dibangundengan cara menyemangati akademisiuntuk bisa melakukan publikasi interna-sional. Antara lain menjadi anggota TheAssociation to Advance Collegiate Schoolsof Business (AACSB),Florida, AS;Associ-ation Asia Pasific Business (AAPB); danThe Alliance on Business Education andScholarship for Tomorrow 21 (ABEST21).

Tahap kedua adalah mengembangkankelas-kelas berbahasa Inggris untukmenuju kelas internasional. Program ini,kata Ernie, sebetulnya sudah dimulai pa-da 2006. Dengan cara mengambil maha-siswa dari yang sudah ada. Tetapi kemu-dian dikembangkan melalui SMUP untukFEB kelas internasional pada 2009.

Saat ini sudah memasuki tiga angkatan(2009-211) untuk tigajurusan denganmasing-masing angkatan sebanyak 30-40orang. "Inilah cikal bakal universitas in-ternasional. Ada mahasiswa kita yang ex-change ke luar, ada mahasiswa asingyang exchange di sini. Prodi juga dikem-bangkan kepada prodi-prodi berorientasiinternasional," ujarnya. .

Tahap berikutnya, Ernie juga men-dorong para dosen untuk mau melakukanpenelitian dan memublikasikannya.Dosen tidak hanya terpaku mengajartetapi juga mengembangkan materi ba-han ajar, membuat buku, dan menulisuntukjurnal-jurnal yang terakreditasi.

Ernie juga menggarisbawahi, inti dariuniversitas internasional adalah akseslembaga di dunia maya. Untuk tuntutantersebut, FEB Unpad mengembangkan si-tus web tersendiri dalam dua bahasa. Tu-juannya agar semua aktivitas akademik,baik dosen maupun mahasiswa dapat di-akses masyarakat dunia.

Untuk Program Magister ManajemenTerapan (MMT) sudah dilakukan kerjasama-kerja sama dengan berbagai pergu-ruan tinggi, seperti Jepang, Korea, danLeiden. Kerja sama dengan Jepang untukmanajemen dan dengan Leiden Universi-ty untuk microfinance.HangatErnie menikah dengan Dr Aji Ko-

marudin dan dikaruniai dua anak, BellaDini Nur Khawarisa dan Kautsar Muham-mad Islam. Dari putri sulungnya, Erniesudah memperoleh seorang cucu."Merekalah sumber kebahagiaan saya,"ujar Ernie dengan tiba-tiba saja matanyamemerah.

Ernie mengaku, setiap membicarakankeluarga, ia pasti memangis. Baginya,keluarga adalah kemesraan yang tiada

tara. la tidak saja memberikan kasihsayang kepada anak-anak sebagaimanaorangtua kepada anak, tetapijuga ia seba-gai orangtua mendapatkan perhatianyang besar dari anak-anak,

"Mereka sangat luar biasa. Kami satusama lain begitu mesra. Bukan hanya .saya yang mendengarkan cerita-ceritamereka, tetapi merekajuga tahu pasti apayang sedang dilakukan ibunya," ujarErnie, masih dengan terbata-bata.

Dalam mendidik anak-anak, Erniehanya memberi motivasi dan men-garahkan pada hal-hal positif. Tidak per-nah memaksa dan sesuai dengan kapa-sitas anak-anak. Namun hal terpentingadalah menyadarkan anak-anak bahwamereka memiliki potensi yang harus di-manfaatkan.

Kalau di rumah, ia terkenal karenamasakannya enak. Nasi buatan Ernie pal-ing ditunggu anak-anak. Setiap minggupagi sengaja berbelanja bareng keluarga.Masak dan makan bersama adalah tradisiyang tak pernah lekang waktu walaupunanak-anak sudah besar. Selalu membericiuman kepada anak dan selalu men-gatakan, "Nak, I love you" walaupunanaknya sudah SMAbahkan kuliah.

Semua itu, kata Ernie, merupakan es-ensi kebersamaan dan kehangatan. Ibuyang sering memberi sentuhan kepadaputra-putrinya, akan menguatkanhubungan emosional ibu dengananaknya. Kalau berbeda pendapat, tidakada bertengkar. Anak-anak maupunorangtua boleh dan bebas mempunyaipendapat yang berbeda.

Suami bagi Ernie adalah pemimpin.Setinggi apa pun perempuan di luarrumah, kepala rumah tangga tetap suami,Hal itu, ia praktikkan dalam kehidupanrumah tangga sehari-hari. Untuk membe-tulkan rumah, bahkan merrgganti posisilayout ruangan pun pastilah memintaizin terlebih dulu kepada suami.

Tak berlebihan bila Ernie berpesan,khususnya bagi perempuan yang berkari-er,jangan "ujub" (melampaui batas).Mentang-mentang perempuan mempu-nyai kedudukan baik dan penghasilan

tinggi, ia lupa diri. Padahal, izin suamiadalah "passport" bernilai ibadah yangharus dipertanggungjawabkan.

Sadar potensiErnie dikukuhkan sebagai Guru Besar

Ekonomi pada 2008. Saat itu, Erniemenyampaikan paparan tentang "Intelec-tual Capital dan Knowlegde Managementdalam Meningkatkan Daya Saing Pergu-ruan Tinggi". Intelectual Capital itumenurut Ernie ada tiga, organisasi kapital(modal bekerja), human capital (manu-sia, dosen, dan mahasiswa sebagaimodal), dan relationship capital (pihakketiga sebagai modal).

Berkenaan dengan kepemim inan,mantan aktivis Damas, Sekretaris .Jender-al Dewan Mahasiswa, dan BPM iniberpendapat, kepemimpinan adalah ke-mampuan memimpin, memengaruhi,mengajak, dan memotivasi untuk berki-nerja baik. Tidak laki-Iaki ataupunperempuan, pada dasarnya semua adalahkhalifah Allah di muka bumi.

Potensi memimpin itu, kata Ernie,diberikan Allah kepada semua manusia.Itu artinya, kepemimpinan adalahsunatullah. Namun apakah orang yangsudah diberi potensi itu dapat memaksi-malkan potensi yang sudah diperolehnya.Inilah yang membedakan antara seseo-rang menjadi pemimpin yang berhasilatau tidak.

Memimpin tidak gender. Perempuanataupun laki-Iaki, bila ia mampumemimpin, maka ia akan menjadipemimpin. Saat ini, kata dia, kepemim-pinan perempuan di berbagai lini kehidu-pan, tidak lagi atas dasar gender tetapiobjektif melihat kemampuan perempuantersebut.

Satu pesan Ernie untuk kaum perem-puan, kaum perempuan harus sadarpotensi diri dan kodratnya. ''Tapi saatperempuan memanfaatkan potensi, ja-ngan 'kamalinaan'. Nanti lupa kodrat.Perempuan bekerja atas dasar izin suami.Izin adalah value yang besar dan takternilai. Tanpa izin suami, bekerja menja-'di dosa," ujarnya mengakhiri. (Erlyan-ti/"PR")***