atap'10
DESCRIPTION
my task of roof planningTRANSCRIPT
TUGAS PERANCANGAN ATAP
dikerjakan oleh :
Alfia Magfirona (D 100 102 004)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2012
LEMBAR PENGESAHAN
“Laporan Tugas Perancangan Atap” ini telah diperiksa, disetujui dan disahkan oleh Dosen Pengampu Tugas Perancangan Atap Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dikerjakan Oleh :
Alfia Magfirona ( D 100 102 004)
Surakarta, Januari 2012
Dosen Pengampu
Ir. Abdul Rochman, MT.
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum wr.wb.Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan rahmat Allah SWT tersebut penulis dapat menyelesaikan laporan Bahan Perkerasan ini.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, hingga terselesainya laporan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna dalam meningkatkan pengetahuan, khususnya dalam bidang perencanaan konstruksi atap.Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan laporan ini. Terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul DalamLembar PegesahanSoal TugasLembar KonsultasiKata PengantarDaftar Isi
BAGIAN A : PERENCANAAN KERANGKA ATAPA. Gambar Denah Bangunan Skala 1:100B. Gambar Denah Kerangka Atap (KAP) Skala 1:100C. Gambar Potongan melintang Denah Skala 1:100D. Gambat Potongan membujur Denah Skala 1:100E. Gambar kuda-kuda yang digunakan Skala 1:100F. Hitungan panjang batang kuda-kuda, dan disusun dalam bentuk tabel
BAGIAN B : PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP DARI BAJABAB I. Perencanaan Gording
A. Data-data perencanaanB. Analisis Pembebanan
1. Beban mati.2. Beban hidup3. Beban angin kanan/kiri4. Kombinasi pembebanan
C. Kontrol kekuatan dan keamanan profi gording1. Kontrol tegangan2. Kontrol lendutan
D. Perencanaan Sagrod
BAB II. Perencanaan Kuda-kuda BajaA. Data-data perencanaanB. Analisis pembebanan
1. Beban matia. Beban atapb. Beban gordingc. Beban sediri kuda-kudad. Beban plafon
2. Beban hidup3. Beban angin
a. Beban angin kananb. Beban angin kiri
C. Analisa mekanika. Hitungan gaya batangb. Validasi hasil SAPc. Kombinasi pembebanan
D. Perencanaan profil dan dimensi batang kuda-kudaE. Perencanaan sambunganF. Perencanaan plat buhulG. Perencanaan plat kopel
BAGIAN C : PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP DARI KAYUBAB I. Perencanaan Gording
A. Data-data perencanaanB. Analisis pembebanan
1. Beban matia. Berat sendiri
b. Beban penutup atap2. Beban hidup3. Beban angin kanan/kiri4. Kombinasi pembebanan
C. Kontrol kekuatan dan keamanan gording1. Kontrol terhadap lentur2. Kontrol terhadap geser3. Kontrol terhadap punter4. Kontrol terhadap lendutan
BAB II. Perencanaan Kuda-Kuda KayuA. Data-data perencanaanB. Analisis pembebanan
1. Beban matia. Beban atapb. Beban gordingc. Beban sendiri kuda-kudad. Beban plafon
2. Beban hidup3. Beban angin
a. Beban angin kananb. Beban angin kiri
C. Analisa mekanik1. Hitungan gaya batang2. Validasi hasil SAP3. Kombinasi pembebanan
D. Perencanaan profil dan dimensi batang kuda-kudaE. Perencanaan sambungan
BAGIAN D : GAMBAR-GAMBAR TEKNIS HASIL PERENCANAANA. Gambar denah kerangka atap (Skala 1:100)B. Gambar tampak muka ½ kuda-kuda baja (Skala 1:40)C. Gambar detail buhul kuda-kuda baja (Skala 1:10)D. Gambar tampak muka kuda-kuda kayu (Skala 1:40)E. Gambar detail buhul kuda-kuda kayu (1:10)
BAGIAN APERENCANAAN KERANGKA ATAP
F. Hitungan Panjang Batang Kuda-kadaa. Panjang Batang Kuda-kuda Baja
a) Batang Vertikal
v1 = tan 63° x b3 = tan 63° x 250 cm = 490,652 cm
b) Batang Bawah
b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = b8 = 250 cm
c) Batang Atas
a1 = a2 = a3 = a4= a5 = a6 = a7 = a8 =
(b1+b2 )+b3/2
4 cos33o
=
750
4 cos 33o
= 241,3 cm
d) Batang Diagonal
d1 = d4 = d9 = d12 =
a1
tan63o
=
223 , 568
tan63o= 137,790 cm
d2 = d3 = d5 = d6 =
1/2 b1
cos63o =
125
cos63o= 275,580 cm
d7 = d8 = d10 = d11 =
1/2 b1
cos63o =
125
cos63o= 275,580 cm
Tabel I.1 Panjang Batang Kuda-Kuda Baja
No.Panjang Batang (m)
a b d v1 2.413 2.5 1.3779 4.9072 2.413 2.5 2.7558 03 2.413 2.5 2.7558 04 2.413 2.5 1.3779 05 2.413 2.5 2.7558 06 2.413 2.5 2.7558 07 2.413 2.5 2.7558 08 2.413 2.5 2.7558 09 0 0 1.3779 010 0 0 2.7558 011 0 0 2.7558 012 0 0 1.3779 0
∑19.304 20 27.558 4.907
71.769
b. Panjang Batang Kuda-kuda Kayu
a) Batang bawah
b1 = b2 = L/2 = 400/ 2 = 200 cm
b) Batang atas
a1 = a2 = a3 = a4 =
b1 /2
cos33o
=
100
cos33o
= 119,24 cm
c) Batang vertikal
v1 = b1. tan 33o = 200 x tan 33o = 129,88 cm
d) Batang diagonal
d1 = d2 =
b1 /2
cos33o =
100
cos33o = 119,24 cm
Tabel I.2 Panjang Batang Kuda-Kuda Kayu
No. BatangPanjang
(cm)1 a1 119,242 a2 119,243 a3 119,244 a4 119,245 b1 200,006 b2 200,007 d1 119,24 8 d2 119,24 9 v1 129,88
∑ 1245,32
BAGIAN BPERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP
DARI BAJA
BAB IPERENCANAAN GORDING
A. Data-data Perencanaan
1) Jarak antar kuda-kuda (dk) = 3,50 m2) Jarak antar gording (dg) = 1,875 m3) Kemiringan atap (α) = 33°4) Beban tekanan angin (Wang ) = 40 kg/m2
5) Beban penutup atap genteng (Watp) = 50 kg/m2
6) Bebab terpusat (P) = 100 kg7) Mutu baja, Bj 50
a. Tegangan leleh (σ1) = 2900 kg/m2 = 290 Mpa
b. Tegangan dasar (σ ) = 1933 kg/m2 = 193,3 Mpa
Dicoba digunakan baja profil kanal C100 x 50 x 20 x 3,2
Dari tabel profil, diperoleh spesifikasi data penampang sebagai berikut :a. Tinggi profil (h) = 100 mmb. Lebar profil (b) = 50 mmc. Tebal profil (t) = 3,2 mmd. Kait (h1) = 20 mme. Berat sendiri (Wg) = 5,50 kg/mf. Luas penampang (A) = 7,007 cm2
g. Ix = 107 cm4
h. Iy = 24,5 cm4
i. Zx = 21,3 cm3
j. Zy = 7,81 cm3
Gambar I.1. Penampang profil baja kanal C100 x 50 x 20 x 3,2
B. Analisis Pembebanan
1. Beban matia. Berat sendiri gording, qbs = 110%.wg = 110% . 5,50 = 6,050 kg/mb. Berat penutup atap , qatp = watp.dg.sec α = 50 . 1,875 . sec 33° = 111,78 kg/mc. Beban mati total, qbm = qbs + qatp = 6,050 + 11,78 = 117,83 kg/m
Beban mati arah sb.x qbmx = qbm . sin α
= 117,83. sin 33° = 64,18 kg/m Beban mati arah sb.y qbmy = qbm . cos α = 117,83. cos 33° = 98,82 kg/m
d. Konstruksi gording dianggap sebagai simple beam. Momen maksimum berada di tengah bentang :
Momen arah sb.x Mx = 1/8 . qbmy . dk
2
= 1/8 . 98,82. 3,502
= 151,32 kg.m Momen arah sb.y
My = 1/8 . qbmx . dsg2
= 1/8 . 64,18. 02
= 0 kg.mKarena penutup atap menggunakan genting, maka momen arah smbu y dianggap nol, My = 0
2. Beban Hidupa. Beban air hujan
1. Beban air hujan, qhjn = (40-0,8.α).dg = (40 - 0,8.33).1,875 = 25,5 kg/m Beban air hujan arah sb.x
qhjnx = qhjn . sin α = 25,5 . sin 33° = 13,89 kg/m
Beban air hujan arah sb.y qhjny = qhjn . cos α
= 25,5 cos 33° = 21,39 kg/m
2. Momen maksimum di tengah bentang : Momen arah sb.x Mx = 1/8 . qhjny . dk
2
= 1/8 . 25,5 . 3,502
= 32,75 kg.m Momen arah sb.y My = 1/8 . qhjnx . dsg
2
= 1/8 . 13,89. 02
= 0 kg.mb. Beban terpusat
1. Beban terpusat P = 100 kg Beban P arah sb.x
Px = P . sin α = 100 . sin 33° = 54,46 kg/m
Beban P arah sb.yPy = P . cos α
= 100 . cos 33° = 83,87 kg/m
2. Momen maksimum ditengah bentang : Momen arah sb.x Mx = 1/4 . Py . dk
= 1/4 . 83,87. 3,50= 73,38 kg.m
Momen arah sb.y My = 1/4 . Px . dsg
= 1/4 . 54,46 . 02
= 0 kg.mBeban hidup diambil yang menentukan antara beban air hujan dan beban terpusat 100 kg sehingga, untuk beban hidup:
Momen arah sb.xMx = 73,39 kg.m
Momen arah sb.yMy = 0 kg.m
3. Beban AnginBeban angin memiliki arah tegak lurus terhadap bidang miring atap.Koefesien angin tekan C1= 0,02.α-0,4 = 0,02.33-0,4 = 0,26Beban angin, qang = C1.wang.dg.. sec α = 0,26 . 40. 1,875 . sec 33 = 23,25 kg/mMomen maksimum di tengah bentang : Momen arah sb.x
Mx = 1/8 . qang . dk2
= 1/8 . 23,25. 3,502
= 35,60 kg.m Momen arah sb.y
My = 1/8 . qang . dsg2
= 1/8 . 23,25. 02
= 0 kg.m
4. Kombinasi Pembebanana. Kombinasi I = 1,4 Db. Kombinasi II = 1,2 D + 0,5 Lc. Kombinasi III (a) = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W
Kombinasi III (b) = 1,2 D + 1,6 L – 0,8 Wd. Kombinasi IV = 1,2 D + 1,3 W + 0,5 Le. Kombinasi V (a) = 0,9 D + 1,3 W
Kombinasi V (b) = 0,9 D – 1,3 WDengan :1. D = Beban mati2. L = Beban hidup3. W = Beban angin
Perhitungan beban kombinasi ditampilkan dalam table berikut :Tabel I.1. Momen kombinasi perencanaan gording
Momen
Beban Beban Kombinasi
MatiHidu
pAngi
nI II III(a) III(b) IV V(a) V(b)
(D) (L) (W)Mx
(kg.m)151.3
2 73.38 35.60211.8
5218.2
8327.4
9270.5
2245.6
7182.4
889.9
1My
(kg.m) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Momen untuk perencanaan dipakai yang terbesar, diperoleh :Mux = 327,4855 kg.m = 3274855 N.mmMuy = 0 kg.m = 0 N.mmCatatan : 1 kg.m = 104 N.mm
C. Kontrol Kekuatan dan Keamanan Gording
1. Kontrol Tegangan
(Untuk beban atap dari genting)a. Kontrol bentuk penampang.
Dihitung :
λ =
bt
=
503,2 = 15,63
λ p =
170
√ f y =
170
√290= 9,98
λ r =
370
√ f y−f r=
370
√290−70= 24,95
(f r = tegangan sisa, nilainya diambil sebesar 70 Mpa)
Jika :λ < λ p maka penampang kompakλ p < λ < λ r maka penampang tidak kompakλ > λ r maka penampang langsing
Untuk penampang tidak kompakMpx = Zx . fy = 21300 . 290 = 6177000 N.mmMpy = Zy . fy = 7180. 290 = 2264900 N.mmMrx = Zx . (fy-fr) = 21300 . (290-70) = 4686000 N.mmMry = Zy . (fy-fr) = 7180. (290-70) = 1718200 N.mm
M
nx =
λ r - λλr−λp
.Mpx+ λ - λpλr−λp
. Mrx
=
24,95 −15,63 24,95 −9,98
. 6177000+24,95 −15,63 24,95 −9,98
. 4686000
= 5614759,79 N.mm
Mny =
λ r - λλr−λp
. Mpy+ λ - λpλr−λp
. Mry
= N.mm
=
24,95 −15,63 24,95 −9,98
. 2264900+24,95 −15,63 24,95 −9,98
. 1718200
= 2058745,26 N.mm
Untuk mengantisipasi masalah puntir, maka Mny dapat dibagi 2 sehingga :
Muxφ . Mnx
+
Muy12
. φb . Mny≤ 1,0
32748550,9 .5614759,79
+
012
.0,9 . 2058745,26 ≤ 1,0
0,65 + 0 ≤ 1,0
0,65 ≤ 1,0… (Aman)
2. Kontrol lendutanDengan terpangsangnya balok usuk, maka δx = 0, sehingga hanya ada δy.
L = dk = 3,50 m = 3500 mmPy = P .cos α = 100 . cos 33° = 83,87 kg = 838,7 NIx = 1070000 mm4
qbmy = 98,82 kg/m = 0,9882 N/mmE = 200000 Mpa
δy =
5. qbmy . L4
384 . E . Ix+ Py . L3
48 . E . Ix
< L / 240
5 . 0,9882 . 35004
384 . 200000 .1070000+838 , 7. 35003
48 .200000 . 1070000 < 3500 / 240 12,524 mm < 14,58 mm (Ok)
BAB IIPERENCANAAN KUDA – KUDA BAJA
A. Data-data Perencanaan
1. Jarak antar kuda-kuda (dk) = 3,50 m2. Jarak antar gording (dg) = 1,875 m 3. Kemiringan atap (α) = 33°4. Beban tekanan angin (Wang ) = 40 kg/m2
5. Beban penutup atap genting (Watp) = 50 kg/m2
6. Beban plafon (Wplf) = 18 kg/m2
7. Beban hidup terpusat (P) = 100 kg8. Berat sendiri gording (Wg) = 5,50 kg/m2
9. Mutu baja, Bj 50
c. Tegangan leleh (σ1) = 2900 kg/m2 = 290 Mpa
d. Tegangan dasar (σ ) = 1933 kg/m2 = 193,3 Mpa10. Untuk perhitungan pembebanan, dimensi kuda-kuda dianggap sama untuk seluruh batang
dari profil siku ganda 2L 60 x 60 x 10 dengan berat sendiri (wbkk) = 2 x 8,69 = 17,38 kg/m.
B. Analisis Pembebanan1. Beban mati
Beban mati terdiri dari: beban penutup atap, berat gording, berat sendiri kuda – kuda, dan beban plafon.
a. Beban penutup atap, P1=P9=dk.1/2a1. Watp = 3,5.1/2. 2,413.50 = 211,138 kg P2=P3=P4=P5=P6=P7=P8 = dk.1/2(2.a1). Watp = 3,5. 2,413.50 = 422,275 kg
b. Beban gording, P1=P2=P3=P4=P6=P7=P8=P9 = 110%. Wg.dk = 1,1.5,50.3,5 = 21,18 kg
(10% untuk mempertimbangkan berat alat sambung) P5 = 2.110%. Wg.dk =42,35 kg
(karena ada 2 gording)
Tabel II.1 Panjang masing-masing batang kuda-kuda baja
No.Panjang Batang (cm)
a b d v1 2.413 2.5 1.3779 4.9072 2.413 2.5 2.7558 03 2.413 2.5 2.7558 04 2.413 2.5 1.3779 05 2.413 2.5 2.7558 06 2.413 2.5 2.7558 07 2.413 2.5 2.7558 08 2.413 2.5 2.7558 09 0 0 1.3779 010 0 0 2.7558 011 0 0 2.7558 012 0 0 1.3779 0
∑19.304 20 27.558 4.907
71.769
c. Beban sendiri kuda – kuda, P1=P9 =110%.1/2(a1+b1).Wbkk =1,1.0,5.(2,413+2,5).17,38 = 46,96 kg P2=P8 =110%.(1/2(a1+a2+b1+b2+d1).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+1,378)).17,38 = 107,10 kg P3=P7 =110%.(1/2(a2+a3+b2+b3+d2).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+2,756)).17,38 = 120,27 kg P4=P6 =110%.(1/2(a3+a4+b3+b4+d2+d3).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+2.2,756)).17,38 = 146,61 kg P5 =110%.(1/2(a4+a5+b4+b5+d4+d5+d6+d7+v1).Wbkk
=1,1.(0,5.(2.2,413+2.2,5+4.2,756+4,907)).17,38 = 233,03 kg
d. Beban plafond, P1=P11 = dk.1/2b1.Wplf = 3,5.1/2.2,5.18 = 78,75 kg P2=P3=P4=P5= P6=P7=P8=P9=P10 = dk.1/2(b1+b2).Wplf = 3,5.1/2.5.18 = 157,5
kg
Hasil perhitungan diatas disusun dalam tabel sebagai berikut :Tabel II.1. Beban mati pada kuda-kuda baja
Gaya
Beban atap Beban gording Beban sendiri Beban plafond Beban Total
(kg) (kg)kuda-kuda
(kg) (kg) (kg) P1 211.14 21.18 78.75 46.96 358.03 P2 422.28 21.18 157.50 107.10 708.05 P3 422.28 21.18 157.50 120.27 721.22 P4 422.28 21.18 157.50 146.61 747.56 P5 422.28 42.35 157.50 233.03 855.16 P6 422.28 21.18 157.50 146.61 747.56 P7 422.28 21.18 157.50 120.27 721.22 P8 422.28 21.18 157.50 107.10 708.05
P9 211.14 21.18 78.75 46.96 358.03
2. Beban hidupBeban hidup diambil yang paling menentukan antaa beban air hujan dan beban
hidup terpusat 100 kga. Beban air hujan,
P1=P9 = (40-0,8.α).1/2a1.dg = (40-0,8.33).1/2.2,236.1,875 = 28,51 kg P2=P3=P4=P5=P6=P7=P8
=(40- 0,8.α).1/2(a1+a2).dg=(40-0,8.33).1/2.(2.2,236).1,875= 57,02kgb. Beban hidup terpusat 100 kg,
P1=P2=P3=P4=P5=P6=P7=P8=P9=P10=P11 = 100 kgDiambil nilai gaya P1 s/d P9 = 100 kg
3. Beban anginBeban angin diperhitungkan baik dari tiupan ke arah kiri maupun tiupan ke
arah kanan. Tiupan angin menimbulkan gaya tekan pada sisi kuda-kuda yang langsung terkena angin, dan gaya hisapan pada sisi kuda-kuda yang tidak langsung terkena angin. Gaya tekan dan gaya hisapan tersebut diperhitungkan memiliki arah tegak lurus dengan bidang miring atap.
a. Beban angin kanan
Pada sisi tekan, P1=P5a = (0,02α-0,4).Wang.dk.1/2a1 = (0,02.33-0,4).40.3,5.1/2. 2,236= 40,70 kg P2=P3=P4= (0,02α-0,4).Wang.dk.1/2(a1+a2) = -(0,02.33-0,4).40.3,5.2,23 =81,39
kg
Pada sisi hisap, P9=P6b = -0,4. Wang.dk.1/2a10 = -0,4.40.3,5. 1/2. 2,236= -62,61 kg P6=P7=P8= -0,4. Wang.dk.1/2(a9+a10) = -0,4.30.3,5. 1/2. 2,236= -125,22 kg
b. Beban angin kiri
Pada sisi tekan, P9=P6b = (-0,02α-0,4).Wang.dk.1/2a1 = (0,02.33-0,4).40.3,5.1/2. 2,236= 40,70
kg P6=P7=P8 = (0,02α-0,4).Wang.dk.1/2(a1+a2) = -(0,02.33-0,4).40.3,5.2,23 =81,39
kgPada sisi hisap,
P1=P5a = -0,4. Wang.dk.1/2a10 = -0,4.40.3,5. 1/2. 2,236= -62,61 kg P2=P3=P4= -0,4. Wang.dk.1/2(a9+a10) = -0,4.30.3,5. 1/2. 2,236= -125,22
C. Analisis Mekanik
1. Hitungan gaya batang Hitungan gaya batang dapat dilakukan dengan metode analitis konvensional
(metode kesetimbangan titik buhul, Cremona, dan Ritter) maupun dengan memanfaatkan program aplikasi computer. Hasil akhir perhitungan dapat ditampilkan pada tabel berikut,
Tabel II.2. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda dengan SAP
BatangGaya batang akibat (N)
Beban mati Beban hidupBeban angin
kananBeban angin kiri
a1 -47508.49 -6384.55 1400.23 240.96a2 -44279.51 -5928.51 955.30 922.82a3 -41260.77 -5472.47 511.00 1599.19a4 -37851.59 -5016.43 68.83 2277.16a5 -37851.59 -5016.43 2273.66 72.42a6 -41260.77 -5472.47 1596.42 514.13a7 -44279.51 -5928.51 924.21 954.53a8 -47508.49 -6384.55 247.51 1394.58b1 39733.65 5339.71 5937.74 -7112.66
b2 34332.55 4576.89 5207.36 -5990.84b3 23279.17 3051.26 3741.41 -3737.63b4 23279.17 3051.26 3739.89 -3736.11b5 34332.55 4576.89 1486.10 -2269.29b6 39733.65 5339.71 359.80 -1534.28b7 5702.52 762.82 734.41 -1117.41b8 5702.52 762.82 -1113.59 730.74d1 -5957.59 -841.41 -806.87 1239.44d2 5957.59 841.41 807.41 -1237.35d3 -12192.24 -1682.82 -1615.06 2481.36
d4 -6290.07 -841.41 -809.50 1237.75d5 12192.24 1682.82 1616.10 -2481.39d6 18482.31 2524.23 2426.83 -3716.2d7 12192.24 1682.82 -2480.16 1615.2d8 18482.31 2524.23 -3710.89 2422.02d9 -6290.07 -841.41 1235.18 -807.09d10 -12192.24 -1682.82 2482.05 -1616.09d11 5957.59 841.41 -1237.53 807.76
d12 -5957.59 -841.41 1241.20 -808.79v1 0 0 -3 -1
2. Validasi hasil perhitungan gaya batanga. Beban hidup
Validasi hasil dilakukan pada batang-batang a1, b1, dan b5
Reaksi tumpuan∑MB = 0
RAV =
100 (15+13 , 13++11 , 25+9 , 45+7,5+5,5+3 , 75+1 , 87 )15 = 450 kg
∑MA = 0RBV = RAV = 450 kg
Cek Reaksi:∑RV = ∑P450 + 450 = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8+P9
900 kg = 9x100 kg900 kg = 900 kg….. (OK)
Gaya batang a1 & b1 (dengan metode kesetimbangan titk buhul)∑ y = 0RAV – P1 + a1.sinα = 0450 – 100 + a1.sinα = 0
a1 = –
350sin 33 °
a1 = – 642,627 kga1 = – 6426,27 N…. (OK)
∑ x = 0a1.cosα + b1 = 0b1 = – ( –642,627 xcos 33°)b1 = 538,953 kgb1 = 5389,53 N…. (OK)
b. Beban mati
Reaksi tumpuan∑MB = 0
RAV= (358,03. 15 )+(708,05.(13,13+1,87 ))+(721,22. (11,25+3,75 ))+(747,56 .(9,45+5,55))+(855,16 .7,5 )15 = 2962,43 kg = 29624,3 N
∑MA = 0RBV = RAV = 29624,3 N
Cek Reaksi:∑RV = ∑P2 x 2962,43 kg = 2(P1+P2+P3+P4+P5)+P6
5924,87 kg = (2.(358,03+708,05+721,22+747,56)+855,16) kg5924,87 kg = 5924,87 kg59248,7 N = 59248,7 N….. (OK)
Gaya batang a1 & b1 (dengan metode kesetimbangan titk buhul)∑ y = 0RAV – P1 + a1.sinα = 029624,3 – 3580,3+ a1.sinα = 0
a1 = –
26044 ,1sin 33 °
a1 = – 47818,98 N…. (OK)
∑ x = 0a1.cosα + b1 = 0b1 = – (– 13529,42 xcos 33°)b1 = 40104,37 N…. (OK)
Tabel II.3. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda baja
Batang
Beban Hidup ( N ) Beban Mati ( N )
Hasil SAP
Metode Selisih Hasil SAP MetodeSelisi
hTitik
buhul/Ritter%
Titik buhul/Ritter
%
a1 -6384.55 – 6426.27 0.65 -47508.49 – 47818.98 0.65
b1 5339.71 5389.53 0.92 39733.65 40104.37 0.92
Selisih perhitungan harus < 5% jika selisihnya > 5%, maka hasil perhitungan program dianggap tidak tepat, dan hitungan program harus dilakukan ulang dengan memeriksa kembali input program yang diberikan.
3. Kombinasi pembebanana. Kombinasi I = 1,4 Db. Kombinasi II = 1,2 D + 0,5 Lc. Kombinasi III (a) = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 Wd. Kombinasi III (b) = 1,2 D + 1,6 L – 0,8 We. Kombinasi IV = 1,2 D + 1,3 W + 0,5 Wf. Kombinasi V (a) = 0,9 D + 1,3 Wg. Kombinasi V (b) = 0,9 D – 1,3 W
Dengan, D : beban matiL : beban hidupW : beban angin
Tabel II.4. Gaya batang kombinasi kuda-kuda baja
Batang
Beban (N) Beban Kombinasi (N) GAYA
Mati (D) Hidup (L)Angin kanan
Angin kiriI II
III(a) III(b) IV V(a)V(b) BATANG
Wknan Wkiri Wknan Wkiri Wknan Wkiri Wknan Wkiri Wknan Wkiri Wknan Wkiri PERLUa1 -47508.5 -6384.55 1400.23 240.96 -66511.9 -60202.5 -66105.3 -67032.70 -68345.7 -67418.2 -58382.2 -59889.2 -40937.3 -42444.4 -44577.94 -43070.9 -68345.65a2 -44279.5 -5928.51 955.30 922.82 -61991.3 -56099.7 -61856.8 -61882.77 -63385.3 -63359.3 -54857.8 -54900.0 -38609.7 -38651.9 -41093.45 -41051.2 -63385.27a3 -41260.8 -5472.47 511.00 1599.19 -57765.1 -52249.2 -57860.1 -56989.52 -58677.7 -59548.2 -51584.9 -50170.2 -36470.4 -35055.7 -37798.99 -39213.6 -59548.23a4 -37851.6 -5016.43 68.83 2277.16 -52992.2 -47930.1 -53393.1 -51626.47 -53503.3 -55269.9 -47840.6 -44969.8 -33977.0 -31106.1 -34155.91 -37026.7 -55269.92a5 -37851.6 -5016.43 2273.66 72.42 -52992.2 -47930.1 -51629.3 -53390.26 -55267.1 -53506.1 -44974.4 -47836.0 -31110.7 -33972.3 -37022.19 -34160.6 -55267.12a6 -41260.8 -5472.47 1596.42 514.13 -57765.1 -52249.2 -56991.7 -57857.57 -59546.0 -58680.2 -50173.8 -51580.8 -35059.3 -36466.3 -39210.04 -37803.1 -59546.01a7 -44279.5 -5928.51 924.21 954.53 -61991.3 -56099.7 -61881.7 -61857.40 -63360.4 -63384.7 -54898.2 -54858.8 -38650.1 -38610.7 -41053.03 -41092.4 -63384.65a8 -47508.5 -6384.55 247.51 1394.58 -66511.9 -60202.5 -67027.5 -66109.80 -67423.5 -68341.1 -59880.7 -58389.5 -42435.9 -40944.7 -43079.40 -44570.6 -68341.13
b1 39733.7 5339.71 5937.74 -7112.66 55627.1 50350.2 60974.1 50533.79 51473.7 61914.0 58069.3 41103.8 43479.3 26513.8 28041.22 45006.7 61914.044
b2 34332.6 4576.89 5207.36 -5990.84 48065.6 43487.5 52688.0 43729.41 44356.2 53314.8 50257.1 35699.4 37668.9 23111.2 24129.73 38687.4 53314.756
b3 23279.2 3051.26 3741.41 -3737.63 32590.8 29460.6 35810.1 29826.92 29823.9 35807.1 34324.5 24601.7 25815.1 16092.3 16087.42 25810.2 35810.148
b4 23279.2 3051.26 3739.89 -3736.11 32590.8 29460.6 35808.9 29828.13 29825.1 35805.9 34322.5 24603.7 25813.1 16094.3 16089.40 25808.2 35808.932
b5 34332.6 4576.89 1486.10 -2269.29 48065.6 43487.5 49711.0 46706.65 47333.2 50337.5 45419.4 40537.4 32831.2 27949.2 28967.37 33849.4 50337.516
b6 39733.7 5339.71 359.80 -1534.28 55627.1 50350.2 56511.8 54996.49 55936.1 57451.3 50818.0 48355.7 36228.0 33765.7 35292.55 37754.8 57451.34b7 5702.5 762.82 734.41 -1117.41 7983.5 7224.4 8651.1 7169.61 7476.0 8957.5 8179.2 5771.8 6087.0 3679.6 4177.54 6584.9 8957.464b8 5702.5 762.82 -1113.59 730.74 7983.5 7224.4 7172.7 8648.13 8954.4 7478.9 5776.8 8174.4 3684.6 6082.2 6579.94 4182.3 8954.408d1 -5957.6 -841.41 -806.87 1239.44 -8340.6 -7569.8 -9140.9 -7503.81 -7849.9 -9486.9 -8618.7 -5958.5 -6410.8 -3750.6 -4312.90 -6973.1 -3750.559d2 5957.6 841.41 807.41 -1237.35 8340.6 7569.8 9141.3 7505.48 7849.4 9485.2 8619.4 5961.3 6411.5 3753.3 4312.20 6970.4 9485.244d3 -12192.2 -1682.82 -1615.06 2481.36 -17069.1 -15472.1 -18615.2 -15338.11 -16031.2 -19308.3 -17571.7 -12246.3 -13072.6 -7747.2 -8873.44 -14198.8 -7747.248d4 -6290.1 -841.41 -809.50 1237.75 -8806.1 -7968.8 -9541.9 -7904.14 -8246.7 -9884.5 -9021.1 -6359.7 -6713.4 -4052.0 -4608.71 -7270.1 -4051.988
d5 12192.2 1682.82 1616.10 -2481.39 17069.1 15472.1 18616.1 15338.09 16030.3 19308.3 17573.0 12246.3 13073.9 7747.2 8872.09 14198.8 19308.312
d6 18482.3 2524.23 2426.83 -3716.20 25875.2 23440.9 28159.0 23244.58 24276.1 29190.5 26595.8 18609.8 19789.0 11803.0 13479.20 21465.1 29190.5
d7 12192.2 1682.82 -2480.16 1615.20 17069.1 15472.1 15339.1 18615.36 19307.3 16031.0 12247.9 17571.9 7748.8 13072.8 14197.22 8873.3 19307.328
d8 18482.3 2524.23 -3710.89 2422.02 25875.2 23440.9 23248.8 28155.16 29186.3 24279.9 18616.7 26589.5 11809.9 19782.7 21458.24 13485.5 29186.252
d9 -6290.1 -841.41 1235.18 -807.09 -8806.1 -7968.8 -7906.2 -9540.01 -9882.5 -8248.7 -6363.1 -9018.0 -4055.3 -6710.3 -7266.80 -4611.8 -4055.329d10 -12192.2 -1682.82 2482.05 -1616.09 -17069.1 -15472.1 -15337.6 -18616.07 -19308.8 -16030.3 -12245.4 -17573.0 -7746.4 -13073.9 -14199.68 -8872.1 -7746.351d11 5957.6 841.41 -1237.53 807.76 8340.6 7569.8 7505.3 9141.57 9485.4 7849.2 5961.0 8619.9 3753.0 6411.9 6970.62 4311.7 9485.388d12 -5957.6 -841.41 1241.20 -808.79 -8340.6 -7569.8 -7502.4 -9142.40 -9488.3 -7848.3 -5956.3 -8621.2 -3748.3 -6413.3 -6975.39 -4310.4 -3748.271v1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
D. Perencanaan profil dan Dimensi Batang Kuda-kuda
Agar kuda-kuda efisien dalam hal pemakaian material baja, maka dalam satu kuda-kuda disusun atas 2 atau 3 profil dengan ukuran yang berbeda. Missal: untuk batang vertikal b1 s/d b10 dan digunakan profil ke-1, sedang untuk batang atas a1 s/d a10 digunakan profil ke-2, serta untuk batang d1 s/d d8 dan batang v1 s/d v2 digunakan profil ke-3.
Dalam perencanaan batang kuda-kuda, titik buhul dianggap sebagai sendi. Gaya batang pada suatu kuda-kuda hanya ada dua macam, yaitu sebagai batang tarik atau sebagai batang tekan, maka perencanaan kuda-kuda pada dasarnya merupakan perencanaan batang tarik dan batang tekan.
1. Perencanaan batang b1 s/d b8,
Batang b1 s/d b8 merupakan batang tarik.Misal dicoba profil 1 dari 2L40x40x4 dengan tebal pelat buhul 4 mmDari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L25x25x5 sbb:
1. Tinggi profil (h1) = 40 mm 2. Lebar profil (b1) = 40 mm3. Tebal profil (t1) = 4 mm4. Berat sendiri (Wg) = 2,42 kg/m = 0,0242 N/mm5. Luas tampang (A) = 3,08 cm2 = 308 mm2
6. Ix = 4,48 cm4 = 44800 mm4
7. Iy = 4,48 cm4 = 44800 mm4
8. ex = 1,12 cm = 11,2 mm9. ey = 1,12 cm = 11,2 mm
a) Periksa kelangsingan
r min = √ I x
A=√44800
308 = 12,06 mm
λ =
Lb 1
rmin =
250012 ,06 = 207 < 240 mm (OK) => Lb1 = panjang batang b1
b) Periksa KekuatanAlat sambung berupa baut, misal diameter baut yang dipakai d = Ф = 12 mm
Kondisi leleh: ФTn1 = 0,9.fy.Ag= 0,9.290.2A= 261x2x308= 160776 N
dengan: Ag = luas tampang bruto profil (mm2) fy = tegangan leleh baja (Bj50)=290 Mpa
Kondisi Fraktur:An = 2(A-t.(d+2))= 2(308-4(12+2)) = 504 mm2
ФTn2 = 0,75.fu.A0
= 0,75.fu.0,85.An = 0,75.500.0,85.504= 160650 N
dengan: An = luas tampang netto (mm2)A0 = luas tampang efektif (mm2) =U.An
U = 0,85fu = tegangan putus baja (Bj50) = 500 Mpa
ФTn diambil nilai yang terkecil antara ФTn1 dan ФTn2, ФTn = 160650 NSyarat : ФTn > Nub1
100725 N > 61914,04 N ….. (OK)2. Perencanaan batang a1 s/d a8
Batang-batang a1 s/d a8 merupakan batang tekan.Misal dicoba profil 2 dari 2L50x50x6 dengan tebal pelat buhul 4 mmDari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L40x40x4 sbb:
1. Tinggi profil (h2) = 50 mm2. Lebar profil (b2) = 50 mm3. Tebal profil (t2) = 6 mm4. Berat sendiri (Wg) = 4,47 kg/m = 0,0447 N/mm5. Luas tampang (A) = 5,69 cm2 = 569 mm2
6. Ix = 12,8 cm4 = 128000 mm4
7. Iy = 12,8 cm4 = 128000 mm4
8. ex = 1,45 cm = 14,5 mm9. ey = 1,45 cm = 14,5 mm
a) Periksa kelangsingan penampang
Sayap:
b2
t2
<200
√ f y
506
<200
√2908,33 < 11,74….(OK)
b) Periksa kelangsingan batangKondisi tumpuan sendi-sendi, k = 1Dicoba digunakan 2 pelat kopel
L1 =
La 1
2+1=2413
3 = 804,33 mm => La1 = panjang batang a1
r y = √ I y
A=√128000
569 = 15 mm
λ1 =
L1
r y
=804 , 3315 = 53,63 mm
Arah sumbu bahan (sumbu x-x)
r x = √ 2 I x
2 A=√128000
2 . 569 = 15 mm
λx =
k .La 1
r x
=1.241315 = 160,88
Syarat: λx > 1,2. λ1
160,88 > 1,2.53,63160,88 > 64,35….(OK)
Arah sumbu bebas bahan (sumbu y-y)
Iysg = 2(Iy+A(ey+1/2.tpb)2) => Iysg = Iy profil siku ganda= 2(128000+569(14,5+0,5.6)2) = 604512,5 mm4
r ysg = √ I ysg
2 A=√604512,5
2. 569 = 23,05 mm
λ y =
k . La 1
r ysg
=1. 241323 , 05 = 104,69
Kelangsingan ideal
λ iy = √ λy2+
m2
. λ1
2 => m = 2
= √104,692+ 22
.53 ,632
= 117,63
Syarat: λiy >1,2.λ1
117,63 > 1,2. 53,63117,63 > 64,35….(OK)
c) Periksa terhadap gaya tekanDari perhitungan di atas diperoleh,λx = 160,88λiy = 117,63 λmin = 117,63
λc =
λmin
π √ f y
E=117 , 63
π √290200000 = 1,43
Karena λc > 1,2
ω = 1 ,25 λ
c2
= 1 ,25. 1 , 432
= 2,541
0,85.Nn= 0 ,85 .2 A
f y
ω
=0 ,85 .2. 569 .2902 , 541
= 110392,82 N > Nua1
= 110392,82 N > 68435,65 Nd) Periksa terhadap tekuk lentur torsi
J = 2( 1
3b2 . t
23+
13 (h2−t2 ). t
23)
= 2( 1
350 . 63+ 1
3(50−6 ) . 63)
= 13536 mm4
y0 = e x−
t2
2
= 14 , 5−6
2= 11,5 mm
x0 = 0
r02 =
I x+ I y
A+x
o2+ y02
=
128000+128000569
+02+11 ,52
= 582,16 mm4
f crz =
G . J2. A . r
02
=
80000 . 135362. 569 .582 , 16
= 1634,53 Mpa
H = 1−
x02+ y
02
r0
2
= 1−0+11 ,52
582 ,16= 0,77
f cry =
f y
ω=290
2 ,541 = 114,125 MPa
f clt = ( f cry+f crz
2 . H ) [1−√1−4 . f cry . f crz .H
( f cry+ f crz )2 ]=(114,125 +1634 ,53
2 .0 ,77 )[1−√1−4 .114,125 130,748 .1634 ,53 .0 ,77
(114,125 +1634 ,53 )2 ]= 112,24 MPa
0,85Nn= 0,85.2A.fclt
= 0,85.2.569. 112,24= 108574,18 N > Nua1= 108574,18 N > 68345,65 N….OK
3. Perencanaan batang d2, d9, d11, d5 s/d d8
Batang d1 s/d d8 merupakan batang tarik.Misal dicoba profil 3 dari 2L45x45x5 dengan tebal pelat buhul 4 mmDari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L40x40x5 sbb:
1. Tinggi profil (h3) = 45 mm 2. Lebar profil (b3) = 45 mm3. Tebal profil (t3) = 5 mm4. Berat sendiri (Wg) = 3,38 kg/m = 0,0338 N/mm5. Luas tampang (A) = 4,3 cm2 = 430 mm2
6. Ix = 7,83 cm4 = 78300 mm4
7. Iy = 7,83 cm4 = 78300 mm4
8. ex = 1,28 cm = 12,8 mm9. ey = 1,28 cm = 12,8 mm
a) Periksa kelangsingan
r min = √ I x
A=√78300
430 = 13,49 mm
λ =
Ld 5
rmin =
2755 ,813 , 49 = 204 < 240 mm (OK) => Ld5 = panjang batang d5
b) Periksa KekuatanAlat sambung berupa baut, missal diameter baut yang dipakai d = Ф = 12 mm
Kondisi leleh: ФTn1 = 0,9.fy.Ag= 0,9.290.2A= 261x2x430= 224460 N
dengan: Ag = luas tampang bruto profil (mm2) fy = tegangan leleh baja (Bj50)=290 Mpa
Kondisi Fraktur:An = 2(A-t3(d+2))= 2(430-5(12+2)) = 720 mm2
ФTn2 = 0,75.fu.A0
= 0,75.fu.0,85.An = 0,75.500.0,85.720= 229500 N
dengan: An = luas tampang netto (mm2)A0 = luas tampang efektif (mm2) =U.An
U = 0,85fu = tegangan putus baja (Bj50) = 500 Mpa
ФTn diambil nilai yang terkecil antara ФTn1 dan ФTn2, ФTn = 224460NSyarat : ФTn > Nub1
224460 N > 29190,50 N ….. (OK)
4. Perencanaan batang v1, d1, d3-d4, d9-d10
Batang-batang v1, d1, d3-d4, d9-d10 merupakan batang tekan.Misal dicoba profil 1 dari 2L40x40x4 dengan tebal pelat buhul 4 mmDari table profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal L25x25x5 sbb:
1. Tinggi profil (h1) = 40 mm 2. Lebar profil (b1) = 40 mm3. Tebal profil (t1) = 4 mm
4. Berat sendiri (Wg) = 2,42 kg/m = 0,0242 N/mm5. Luas tampang (A) = 3,08 cm2 = 308 mm2
6. Ix = 4,48 cm4 = 44800 mm4
7. Iy = 4,48 cm4 = 44800 mm4
8. ex = 1,12 cm = 11,2 mm9. ey = 1,12 cm = 11,2 mm
a) Periksa kelangsingan penampang
Sayap:
b2
t2
<200
√ f y
4040
<200
√29010 < 11,74….(OK)
b) Periksa kelangsingan batangKondisi tumpuan sendi-sendi, k = 1Dicoba digunakan 2 pelat kopel
L1 =
Lv 1
2+1=4907
3 = 1635,67 mm => Lv1 = panjang batang v1
r y = √ I y
A=√44800
308 = 12,06 mm
λ1 =
L1
r y
=1635,67 12 ,06 = 135,62 mm
Arah sumbu bahan (sumbu x-x)
r x = √ 2 I x
2 A=√ 2 .44800
2 .308 = 12,06 mm
λx =
k .Lv1
r x
=1. 490712 ,06 = 406,87
Syarat: λx > 1,2. λ1
406,87 > 1,2. 135,62406,87 > 162,75….(OK)
Arah sumbu bebas bahan (sumbu y-y)
Iysg = 2(Iy+A(ey+1/2.tpb)2) => Iysg = Iy profil siku ganda= 2(44800+308(11,2+0,5.4)2) = 196932 mm4
r ysg = √ I ysg
2 A=√196932
2 . 308 = 17,88 mm
λ y =
k . Lv1
r ysg
=1. 49071 = 247,44
Kelangsingan ideal
λ iy = √ λy2+
m2
. λ1
2 => m = 2
= √1969322+ 22
. 135 ,622
= 306,12
Syarat: λiy >1,2.λ1
306,12 > 1,2. 135,62306,12 > 162,75….(OK)
c) Periksa terhadap gaya tekanDari perhitungan di atas diperoleh,λx = 406,87λiy = 306,12λmin = 306,122
λc =
λmin
π √ f y
E=306 ,12
π √290200000 = 3,71
Karena λc >1,2
ω = 1 ,25. λc
= 1 ,25. 3,71= 17,21
0,85.Nn= 0 ,85 .2 A
f y
ω
=0 ,85 .2. 174 .29017 , 21
= 8823,25 N > Nud3
= 8823,25 N > 7747,25 N…. OK
d) Periksa terhadap tekuk lentur torsi
J = 2( 1
3b4 .t
43+
13 (h4−t4 ) . t
43)
= 2( 1
340 .43+1
3(40−4 ) . 43)
= 3243 mm4
y0 = e x−
t4
2
= 11 , 2−4
2= 9,20 mm
x0 = 0
r02 =
I x+ I y
A+x
o2+ y02
=
44800+44800308
+02+9 ,202
= 375,55 mm4
f crz =
G . J2. A . r
02
=
80000 . 32432. 308 .375 , 55
= 1121,36 Mpa
H = 1−
x02+ y
02
r0
2
= 1−0+9 ,202
375 ,55= 0,77
f cry =
f y
ω=290
17,21 = 16,85 MPa
f clt = ( f cry+f crz
2 . H ) [1−√1−4 . f cry . f crz .H
( f cry+ f crz )2 ]=(16+1121,36
2. 0 , 77 ) ,85 [1−√1−4 . 16 , 85 .1121,36 . 0 , 77
(16 ,85+1121,36 )2 ]= 16,79 MPa
0,85Nn = 0,85.2A.fclt
= 0,85.2.308.16,79= 8793,12 N > Nud3= 8793,12 N > 7747,25 N….OK
Dari perencan aan di atas, akhirnya hasil perencanaan dimensi batang kuda-kuda disajikan dalam tabel berikut,
Tabel II.5. Perencanaan dimensi batang kuda-kuda
No Batang Profil
1 b1 s/d b8, v1,d1, d12, d3-d4, d9-d10 2L40x40x4
2 a1 s/d a8 2L 50x50x6
3 d2, d11, d5 s/d d8 2L 45x45x5
E. Perencanaan Sambungan
Untuk alat sambung baut
Alat sambung yang dimaksud adalah baut hitam yang terbuat dari baja karbon rendah A307 dengan kuat tarik fu
baut = 410 Mpa. Diameter yang tersedia ¼”, 3/8”, ½”, 5/8”, ¾”, 7/8”, 1”, 1 1/8”, 1 a/4”, 1 3/8”, 1 ½”.
Diameter baut yang dipakai, db = 1/2 ” = 12,7 mm (untuk batang a1 s/d a10 dan b1 s/d b10)db = 3/8 ” = 9,525 mm (untuk batang d1 s/d d8 dan v1 s/d v9)
Untuk batang a1 s/d a8 dan b1 s/d b8
Kuat tarik baut A307, fubaut = 410 MPa
Tebal plat buhul, tpb = 8 mmTebal profil siku-siku, t = 4 mmMutu baja, Bj50 : tegangan leleh (fy) = 290 MPa
tegangan putus (fu) = 500 MpaSambungan merupakan sambungan tampang dua. Kekuatan dukung baut memikul gaya geser,
Rgeser = .m.r1.fubaut.Ab ; dengan = 0,75; m=2; r1=0,5; Ab= penampang
bautRgeser = 0,75.2.0,5.410.(1/4π.12,72)
= 38953,14 N Kekuatan dukung baut memikul gaya tumpu,
Rtumpu = .2,4.db.fu tumpu.ttumpu
nilai = 0,75 ; ttumpu adalah tebal tertipis antara 2t dan tpb = 8 mm fu tumpu adalah nilai terkecil antara fu
baut dan fu = 410 MpaRtumpu = 0,75.2,4.12,7.ttumpu
= 0,75.2,4.12,7.410.8= 74980,80 N
Kemampuan dukung per satu baut (Rbaut) adalah nilai terkecil antara Rgeser dan Rtumpu.Jadi kemampuan dukung per satu baut adalah Rbaut = 38953,14 N
Jumlah baut yang diperlukan, nbaut
=Gaya batang perluRbaut
Misal:perencanaan batang a1
nbaut
=Nua 1
Rbaut
=68345 , 6538953 , 14
=1 ,75
( Jumlah baut terpasang, n = 2 baut => dibulatkan ke atas )
Untuk batang d1 s/d12 dan v1 Kuat tarik baut A307, fu
baut = 410 MPaTebal plat buhul, tpb = 8 mmTebal profil siku-siku, t = 4 mmMutu baja, Bj50 : tegangan leleh (fy) = 290 MPa
tegangan putus (fu) = 500 MpaSambungan merupakan sambungan tampang dua. Kekuatan dukung baut memikul gaya geser,
Rgeser = .m.r1.fubaut.Ab ; dengan = 0,75; m=2; r1=0,5; Ab= penampang
bautRgeser = 0,75.2.0,5.410.(1/4π.9,5252)
= 21911,14 N Kekuatan dukung baut memikul gaya tumpu,
Rtumpu = .2,4.db.fu tumpu.ttumpu
nilai = 0,75 ; ttumpu adalah tebal tertipis antara 2t dan tpb = 6 mm fu tumpu adalah nilai terkecil antara fu
baut dan fu = 410 Mpa
Rtumpu = 0,75.2,4.9,525.ttumpu
= 0,75.2,4.12,7.410.6= 42176,70 N
Kemampuan dukung per satu baut (Rbaut) adalah nilai terkecil antara Rgeser dan Rtumpu.Jadi kemampuan dukung per satu baut adalah Rbaut = 21911,14 N
Jumlah baut yang diperlukan, nbaut =Gaya batang perlu
Rbaut
Misal:perencanaan batang a1
nbaut
=Nud 1
Rbaut
=29186 , 2521911 , 14
=1 ,33
( Jumlah baut terpasang, n = 2 baut
=> karena minimal jumlah baut yang terpasang 2 buah)
Untuk hitungan lebih lengkap disajikan dalam tabel II.6 berikut,
Tabel II.6. Hitungan kebutuhan jumlah baut
Batang Gaya batang perlu Jumlah baut terhitung Jumlah baut terpasang
(Nu)
a1 68345.65 1.75 2
a2 63385.27 1.63 2
a3 59548.23 1.53 2
a4 55269.92 1.42 2
a5 55267.12 1.42 2
a6 59546.01 1.53 2
a7 63384.65 1.63 2
a8 68341.13 1.75 2
b1 61914.04 1.59 2
b2 53314.76 1.37 2
b3 35810.15 0.92 2
b4 35808.93 0.92 2
b5 50337.52 1.29 2
b6 57451.34 1.47 2
b7 8957.46 0.23 2
b8 8954.41 0.23 2
d1 3750.56 0.10 2
d2 9485.24 0.24 2
d3 7747.25 0.20 2
d4 4051.99 0.10 2
d5 19308.31 0.88 2
d6 29190.50 1.33 2
d7 19307.33 0.88 2
d8 29186.25 1.33 2
d9 4055.33 0.19 2
d10 7746.35 0.35 2
d11 9485.39 0.43 2
d12 3748.27 0.17 2
v1 4.45 0.00 2
F. Perencanaan Plat Buhul
Perencanaan plat buhul mencakup seluruh simpul dari kuda-kuda.Dalam uraian ini tidak dibahas semuanya, tapi hanya akan diberikan beberapa contoh perencanaan plat buhul.
Untuk alat sambung bautBuhul A
Potongan I-I (melalui satu lubang baut)Dicoba r = 920 mmh = r.tanα = 916 x tan 33° = 597,45 mm ; dengan α = kemiringan kuda-kudaDipakai diameter baut = ½ inchi = 12,7 mmDiameter lubang baut, dlub = dbaut + 2 = 12,7 + 2 = 14,7 mmAnetto = tpb.(h-dlub)
= 8.(597,45-14,7)= 4662,04 mm2
Ibruto = (1/12).tpb.h3 = (1/12).8.597,453 = 142175351,26 mm4
S1 = 3. dbaut =3 x 12,7 = 38,1 mmd3 = 1/2h –S1= 1/2.597,45 – 38,1 = 260,63 mmIlubang baut = tpb. dlub.d3
2 = 8.14,7. 260,63= 7988178,75 mm4
Inetto = Ibruto – Ilubang baut
= 142175351,26 – 7988178,75= 134187172,51 mm4
Wnetto = Inetto/(1/2.h) = 134187172,51 /(0,5. 597,453)= 61914,04 mm3
Nua1 = 68345,65 NNua1x = Nua1.cos 33° = 68345,65. cos 3° = 57319,49 NNua1y = Nua1. sin 33° = 68345,65. sin 33° = 37223,71 NNub1 = 61914,04 NGaya aksial, N = Nub1 – Nua1x
= 61914,04 – 57319,49= 4594,56 N
Gaya geser, V = Nua1y = 37223,71 Nd1 = ½.h – eya1 = ½.597,45– 14,5 = 284,23 mmd2 = ½.h – eyb1 = ½.597,45– 11,2 = 287,53 mmMomen, M = Nub1.d2 + Nua1x.d1
= (61914,04. 133,04) + (70485,12 . 129,44)= 18568541,80 N.mm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
σ =
NAnetto
+ MW netto
=
4594,56 4662,04
+18568541, 8061914,04
=
192,27 Mpa
τ
=
VAnetto
=
37223,71 4662,04
= 7,98 MPaTegangan ideal,
σ1 =√σ2+3 τ2
= √192,27 2+3 .(7,98 )2
= 78,119 Mpa < fy/1,5
= 78,119 Mpa < 290/1,5
= 78,119 Mpa < 193,33 Mpa…. (AMAN)
Buhul B
Potongan I-I (tidak melalui lubang baut)Dicoba, h = 134 mmtpb = 8 mmAnetto = 95%.tpb.h
= 0,95.8.134= 1018,40 mm2
Inetto = 95%.(1/12).tpb.h3
= 0,95.(1/12).8.1343
= 15238565,87 mm4
Wnetto = Inetto/(1/2.h) = 15238565,87/(0,5.134)= 22744,27 mm3
Nud2 = 9485,24 NNud2x = Nud2.cos 30° = 9485,24. cos 30° = 8214,46 NNud2y = Nud2.sin 30° = 9485,24. sin 30° = 4742,62 NNua2 = 63385,27 NGaya aksial, N = Nua2 – Nud2x
= 63385,27 - 8214,46= 55170,81 N
Gaya geser, V = Nud2y = 4742,62 Nd = ½.h – eya3 = ½.134 – 14,50 = 52,50 mmMomen, M = N.d
= 55170,81. 52,50= 2896467,3 N.mm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
σ
=
NAnetto
+ MW netto
=
56189 , 991018 ,40
+2896467,3 22744,27
=
181,50 Mpa
τ
=
VAnetto
=
4742,62 1018 ,40
= 4,66 MPaTegangan ideal,
σ1 =√σ2+3 τ2
=√181,50 2+3 .(4,66 )2
= 181,702 Mpa < 193,33 Mpa…. (AMAN)
Buhul C
Potongan I-I (melalui 2 lubang baut)Dicoba nilai h tertentu, missal diambil h = 140 mmDiameter baut, dbaut = 3/8 “ inchi = 9,525 mmDiameter lubang baut, dlub. = dbaut + 2 = 9,525 + 2 = 11,525 mmAnetto = tpb.(h – 2. dlub.)
= 8.(140 – 2.11,525)= 935,60 mm2
S1 = 3.dbaut = 3.9,525 = 28,575 mmS2 = 2,5. dbaut = 2,5.9,525 = 23,81 mmd1 = h - (S1+S2) = 140 – (28,575+23,81) = 87,6125 mmd2 = h – S1 = 140 – 28,575 = 111,425 mmJarak garis netral dari sisi bawah (Y)
Y
=
( t pb . h ) 12
h−(d lib . t pb) .(d1+d2 )
Anetto
=
(8 . 140) 12
140−(11 ,525 . 8 ).(87 ,6125+111 ,425
935 , 60= 64,18 mm
I bruto = (1/12).tpb.h3 + (tpb.h).(1/2h-Y)2
= (1/12).8.1403 + (8.140).(1/2.140 – 64,16)2
= 1867243,47 mm4
Ilubang baut = 2.(1/12.dlub.tpb3) + (dlub.tpb).((d1-Y)2 + (d2-Y)2)
= 2.(1/12.11,525.83) + (11,525.8).((87,6125-64,18)2 + (111,425-64,18)2)= 257380,59 mm4
Inetto = Ibruto – Ilubang baut
= 1867243,47 - 257380,59= 1609862,88 mm4
Wnetto = Inetto/(h-Y) = 1609862,88/(140-64,18)= 21233,27 mm3
Nud5 = 19308,31 NNud5x = Nud4.cos 63° = 19308,31. cos 63° = 8765,79 NNud5y = Nud4..sin 63° = 19308,31. sin 63° = 17203,83 NNub3 = 39199,89 N
Gaya aksial, N = Nub3 + Nud5x
= 39199,89 + 8765,79= 44575,94 N
Gaya geser, V = Nud5y = 17203,83d = ½.h – eyb3 = ½.140 – 11,2 = 58,80 mmMomen, M = N.d
= 47293. 58,80 = 2621065,17 Nmm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
σ
=
NAnetto
+ MW netto
=
44575,94 935 , 60
+2621065,17 21233,27
=
171,09 Mpa
τ
=
VAnetto
=17203 ,83935 , 60
=18 , 39 Mpa
Tegangan ideal,
σ1 =√σ2+3 τ2
= √189 ,532+3 .18 ,392
= 57,309 Mpa < 193,33 Mpa…. (AMAN)
Buhul D
Potongan I-I (melalui 2 lubang baut)Dicoba nilai h tertentu, missal diambil h = 100 mmDiameter baut, dbaut = 3/8 inchi = 9,525 mmDiameter lubang baut, dlub. = dbaut + 2 = 9,525 + 2 = 11,525 mmAnetto = tpb.(h – 2. dlub.)
= 8.(10 – 2.11,525)= 615,60 mm2
S1 = 3.dbaut = 3.9,525 = 28,575 mmS2 = 2,5. dbaut = 2,5.9,525 = 23,8125 mmd1 = S1 = 28,575 mmd2 = S1 + S2 = 52,3875 mmJarak garis netral dari sisi bawah (Y)
Y
=
( t pb . h ) 12
h−(d lib . t pb) .(d1+d2 )
Anetto
=
(8 . 100) 12
100−(11 ,525 . 8 ).(25 ,575+52 ,3875 )
615 , 60= 52,85 mm
I bruto = (1/12).tpb.h3 + (tpb.h).(1/2h-Y)2
= (1/12).8.1003 + (8.100).(1/2.100 – 52,85)2
= 673170,58 mm4
Ilubang baut = 2.(1/12.dlub.tpb3) + (dlub.tpb).((d1-Y)2 + (d2-Y)2)
= 2.(1/12.11,525.83) + (11,525.8).((28,575-52,85)2 + (52,3875-52,85)2)= 55240,31 mm4
Inetto = Ibruto – Ilubang baut
= 673170,58 – 55240,31= 617830,26 mm4
Wnetto = Inetto/(h-Y) = 617830,26/(100-52,85)= 13103,87 mm3
Nud7 = 19307,33 NNud7x = Nud7.cos 27° = 19307,33. cos 56,8085° = 8093,12 NNud7y = Nud7..sin 27° = 19307,33. sin 56,8085° = 12371,58 NNua5 = 55267,12 NNua5x = Nua6.cos 30° = 55267,12. cos 30° = 47862,73 NNua5y = Nua6.sin 30° = 55267,12. sin 30° = 27633,56 N
Gaya aksial, N = Nud7x - Nua5x
= 8093,12 - 47862,73= -30659,78 N
Gaya geser, V = Nua5y - Nud7y = 27633,56 - 12371,58 = 18868,22 Nd = ½.h – eya5y = ½.100 – 14,50 = 35,50 mmMomen, M = N.d
= -30659,78. 35,50= -1088422,13 Nmm
Kontrol tegangan yang terjadi pada plat buhul :
σ
=
NAnetto
+ MW netto
=
-1088422,13 615 , 60
+ -1088422,13 13103,87
= -
132,87 Mpa
τ
=
VAnetto
=
18868,22 615 , 60
= 30,65
Tegangan ideal,
σ1 =√σ2+3 τ2
= √(−132 ,87 )2+3.(30 , 65 )2
= 143,08 Mpa < 193,33 Mpa…. (AMAN)
G. Perencanaan Plat Kopel
Plat kopel diperlukan hanya pada batang tekan saja.Untuk batang atas a1
Dari tabel profil, diperoleh spesifikasi penampang untuk profil tunggal Lb2.h2.t2 sebagai berikut :
a) Tinggi profil (h2) = 40 mmb) Lebar profil (b2) = 40 mmc) Tebal profil (t2) = 4 mmd) Luas tampang (A) = 308 mm2
e) Ix = 44800 mm4
f) Iy = 44800 mm4
g) ex = 11,2 mmh) ey = 11,2 mm
Gaya lintang untuk perencanaan plat kopel,
D = 0,02.Nua1 = 0,02.6345,65 = 1366,91 N
S = A.(1/2.tpb + ex) = 308.(1/2.8 + 11,2)
= 4681,60 mm3
τ
=
D . SI y
=
1366,91 . 4681 ,6044800
= 142,84 N/mmIy = momen inersia profil siku tunggal
Gaya geser yang didukung oleh plat kopel,V = τ .L1 => L1 = La1/3 = 2413 /3 = 804,33 mm
= 142,84. 804,33= 114892,91 N
a = 2.(1/2.tpb + ex) = 2.(1/2.8 + 11,2)= 30,40 mm
Imin = 0,55.Iy = 0,55.44800=24.640 mm4
Syarat plat kopel :I platkopel
a≥10
I min
L11
12. tplat kopel .h
3
a≥10
Imin
L1
Digunakan tebal plat kopel, tplat kopel = 6 mm (ditetapkan)1
12.6 .h3
30 ,4≥10 .
24640804,33
Ditrial dengan h = 250 mm1
12.6 .2503
30 ,4≥10 .
24640804,33
256990,132 mm3 ≥ 306,341 mm3.... (OK)
Digunakan tebal plat kopel, h = 250 mm
Untuk alat sambung bautDicoba dipasang 2 baut, terbuat dari baja karbon rendah A307 dengan kuat tarik fubaut = 410 MPa. Dengan diameter baut dbaut = 19,05 mm
Penempatan baut seperti pada gambar.
Diambil S = 140 mm (3.dbaut < S < 15.t plat tertitpis atau 200 mm) …. (OK) S1 = 30 mm (1,5.dbaut < S1 < 4.t plat tertitpis + 100 mm atau 200 mm)… (OK)
Analisi pada potongan I-I (melalui 2 lubang baut)Dlubang baut = dbaut + 2 mm = 28,575 + 2 = 30,575 mmAnetto = (h – 2.dlubang).tplat kopel = (250 – 2. 30,575) – 6 = 1133,10 mm2
Inetto = 1/12.tplat kopel.h3 – 2.dlubang.tplat kopel.(1/2S)2
= 1/12.6.(250)3 – 2.30,575.6(1/2.140)2 = 6014690 mm4
Wnetto = Inetto/(1/2.h) = 6014690/(1/2.250) = 48117,52 mm3
Momen terhadap pot, I-I,M = V.(z – S1) => z = 2.S1
= 114892,91.(60 – 30)= 3446787,42 Nmm
Kontrol tegangan yangterjadi
σ
=
MW netto
=
3446787,42 48117,52
= 71,63
Mpa
τ
=
VAnetto
=
114892,911133,10
= 101,40 Mpa
Tegangan ideal,
σ1 =√σ2+3 τ2
= √(71,63 )2+3 .(101,40 )2
= 189,672 Mpa < 193,33 Mpa…. (AMAN)
Kontrol kekuatan baut,Rgeser = 0,75.0,5.fubaut.(1/4.π.dbaut
2)= 0,75.0,5.410.(1/4. Π.30,5752)= 98600,13 N
Rtumpu = Ф . 2,4 . db. futumpu .ttumpu
Dengan, Ф = 0,75ttumpu = tebal tertipis antara tprofil dan tplat kopel
futumpu = nilai terkecil antara fubaut dan fuRtumpu = 0,75.2,4. 30,5752.410.4
= 84353,40 NRbaut adalah nilai terkecil dari Rgeser dan RtumpuRbaut = 84353,40 N
Reaksi pada baut,
Rx
=
V2
=
114892,912
= 57446,46
Ry =
M (1/2 . S )(1/2 S )2+(1/2 S )2
=
3446787,42 (1/2 .140 )(1/2 .140 )2+(1 /2 .140)2
= 24619,91 N
Reaksi total,
R = √ Rx2+Ry2
= √57446,462+24619,91 2
= 62499,88 N < Rbaut= 62499,88 N < 84353,40 N….(AMAN).
BAGIAN CPERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP
DARI KAYU
BAB IPERENCANAAN GORDING
A. Data-data Perencanaan1. Jarak antar kuda-kuda (dk) = 2,00 m2. Jarak antar gording (dg) = 1,00 m 3. Kemiringan atap (α) = 33°4. Beban tekanan angin (Wang ) = 40 kg/m2
5. Beban penutup atap genting (Watp) = 50 kg/m2
6. Beban plafon (Wplf) = 18 kg/m2
7. Beban hidup terpusat (P) = 100 kg8. Diketahui (Gm) = 0,70 kg/m3
Digunakan jenis kayu = Kayu Rasak Kerapatan (ρ ) = 805 kg/m3
Kadar air (m) = 15 %
a) Kuat AcuanModulus elastisitas kayu :
a =
30−m30 =
30−1530 = 0,5
Gb =
Gm
(1+(0 ,265×a×Gm )) =
0 , 70
(1+(0 , 265×0,5×0 , 70 ) ) = 0,64 kg/m3
G15 =
Gb
(1−(0 ,133×Gb )) =
0 , 64
(1−(0 , 133×0 ,64 ) ) = 0,70 kg/m3
Ew = 16500 x G0,7 ; G = G15
= 16500 x 0,700,7
= 12857,57 MPa
Ew’ = 12854,42 x NRT= 12857,57 x 0,8= 10286,06 Mpa
Jadi kode mutu kayu adalah E13.
Sehingga didapatkan nilai dari masing-masing koefisien : Kuat lentur (Fb) = 27 MPa Kuat tarik sejajar serat (Ft) = 25 Mpa Kuat tekan sejajar serat (Fc) = 28 Mpa Kuat geser (Fv) = 4,8 MPa Kuat tekan tegak lurus serat (Fe ┴) = 11 Mpa
c. Panjang Batang Kuda-kuda Kayu
a) Batang bawah
b1 = b2 = L/2 = 400/ 2 = 200 cm
b) Batang atas
a1 = a2 = a3 = a4 =
b1 /2
cos33o
=
100
cos33o
= 119,24 cm
c) Batang vertikal
v1 = b1. tan 33o = 200 x tan 33o = 129,88 cm
d) Batang diagonal
d1 = d2 =
b1 /2
cos33o =
100
cos33o = 119,24 cm
Tabel I.2 Panjang Batang Kuda-Kuda Kayu
No. BatangPanjang
(cm)1 a1 119,242 a2 119,243 a3 119,244 a4 119,245 b1 200,006 b2 200,007 d1 119,24 8 d2 119,24 9 v1 129,88
∑ 1245,32
B. Analisa Pembebanan
Pembebanan pada gording.Direncanakan dimensi gording : 60/1201. Beban mati
Berat sendiri gording (a) = b x h x berat jenis= 0,06 x 0,12 x 805= 5,80 kg/m
Berat atap pada gording (b) = Jarak antar gording x berat atap= 1,00 x 50 kg/m2
= 50 kg/m Berat mati gording (qD) = a + b
= 5,80 + 50= 55,80 kg/m
Berat mati total (q) = qD + 10% . a= 55,80 + (10% . 5,80)= 56,38 kg/m
Beban mati arah sb.xqx = q . sin α
= 56,38. sin 33° = 30,70 kg/m
Beban mati arah sb.y qy = q . cos α
= 56,38. cos 33° = 25,75 kg/m
2. Beban hidupBeban pekerja dan atap P = 100 kg Beban P arah sb.x
Px = P . sin α = 100 . sin 33°= 54,46 kg/m
Beban P arah sb.y
Py = P . cos α = 100 . cos 33°
= 83,87 kg/m
3. Momen pada Balok Gording Arah sumbu x a) Momen pada balok gording untuk arah sb.x
Beban mati (MDX)M DX = 1/8 . qx . L2
= 1/8 . 30,70. 22
= 15,35 kg.mBeban hidup (MLX)M LX = 1/4 . Px . L
= 1/4 . 54,46. 2= 27,23 kg.m
Perhitungan momen unlimit total untuk arah sumbu XMUX = 1,4 MDX
= 1,4 . 15,35= 21,49 kg.m
MUX = 1,2 MDX + 1,6 MLX
= 1,2 . 15,35 + 1,6 . 27,23= 61,99 kg.m
MUX = 1,2 MDX + 0,5 MLX
= 1,2 . 15,35 + 0,5 . 27,23= 32,04 kg.m
Nilai MUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilaiMUX = 61,99 kg.m
b) Gaya lintang pada gording pada balok untuk arah sumbu X Beban mati (RDX)
R DX = 1/2 . qx . L = 1/2 . 30,70. 2= 30,70 kg
Beban hidup (RLX)R LX = 1/2 . Px
= 1/2 . 54,46= 27,23 kg
Perhitungan gaya lintang total dengan kombinasi pembebanan:VUX = 1,4 RDX
= 1,4 . 30,70= 42,99 kg
VUX = 1,2 RDX + 1,6 RLX
= 1,2 . 30,70 + 1,6 . 27,23= 80,42 kg
VUX = 1,2 RDX + 0,5 RLX
= 1,2 . 30,70 + 0,5 . 27,23= 50,46 kg
Nilai VUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilai
VUX = 80,42 kg
Arah sumbu y a) Momen pada balok gording untuk arah sb.y
Beban mati (MDY)M DY = 1/8 . qy . L2
= 1/8 . 25,75 . 22
= 12,88 kg.m
Beban hidup (MLY)M LY = 1/4 . Py . L
= 1/4 . 83,87. 2= 41,93 kg.
Perhitungan momen unlimit total untuk arah sumbu YMUY = 1,4 MDY
= 1,4 . 12,88= 18,03 kg.m
MUY = 1,2 MDY + 1,6 MLY
= 1,2 . 12,88 + 1,6 . 41,93= 82,54 kg.m
MUY = 1,2 MDY + 0,5 MLY
= 1,2 . 12,88 + 0,5 . 41,93= 36,42 kg.m
Nilai MUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilaiMUY = 82,54 kg.m
b) Gaya lintang pada gording pada balok untuk arah sumbu YBeban mati (RDX)R DY = 1/2 . qy . L
= 1/2 . 25,75 . 2= 25,75 kg
Beban hidup (RLX)R LY = 1/2 . Py
= 1/2 . 83,87= 41,93 kg
Perhitungan gaya lintang total dengan kombinasi pembebanan:VUY = 1,4 RDY
= 1,4 . 25,75= 48,07 kg
VUY = 1,2 RDY + 1,6 RLY
= 1,2 . 34,34 + 1,6 . 41,93= 97,99 kg
VUY = 1,2 RDY + 0,5 RLY
= 1,2 . 25,75 + 0,5 . 41,93= 51,87 kg
Nilai VUX diambil nilai yang paling besar, sehingga diambil nilai
VUY = 97,99 kg
C. Kontrol Kekuatan dan Keamanan
Diperoleh :MDX = 15,35 kg.mMLX = 27,23 kg.mMUX = 61,99 kg.mVUX = 92,70 kg
MDY = 12,88 kg.mMLY = 41,93 kg.mMUY = 82,54 kg.mVUY = 97,99 kg
a. Kontrol terhadap lenturData yang diketahui :Φb = 0,85 → tabel 4.3-1λ = 0,8 → tabel 4.3-2b = 6 cmh = 12 cmC1 = Cm = 0,85 → tabel 1C2 = Ct = 1,00 → tabel 2C3 = Cv = 2,00 → tabel 4C4 = Ch = 1,00 → tabel 3Fb = 27 MPa (Kayu Rasak E12)
Penyelesaian : Untuk arah X – X
DX = 1/6 . b . h2
= 1/6 . 6 . 122
= 144 cm3
Fb’x = C1 x C2 x C3 x C4 x Fb = 0,85 x 1 x 2 x 1 x 27= 45,90 MPa= 459 kg/cm2
M’x = Dx . Fb’x = 144 . 459= 66096 kg.cm= 660,96 kg.m
Syarat :MUX ≤ λ . Φb . M’x61,99 ≤ 0,8 . 0,85 . 660,9661,99 ≤ 449,45 (Aman)Jadi balok 6/12 aman terhadap lentur untuk arah X – X
Untuk arah Y – YDy = 1/6 . b2 . h
= 1/6 . 62 . 12= 72 cm3
Fb’y = C1 x C2 x C3 x C4 x Fb = 0,85 x 1 x 2 x 1 x 27= 45,90 MPa= 459 kg/cm2
M’y = Dy . Fb’y = 72 . 459= 33048 kg.cm= 330,48 kg.m
Syarat :MUY ≤ λ . Φb . M’y116,94 ≤ 0,8 . 0,85 . 330,48116,94 ≤ 224,73 (Aman)Jadi balok 6/12 aman terhadap lentur untuk arah Y – Y
b. Kontrol terhadap geserData yang diketahui :Φv = 0,75 → tabel 4.3-1λ = 0,8 → tabel 4.3-2b = 7 cmh = 12 cmC1 = Cm = 0,97 → tabel 1C2 = Ct = 1,00 → tabel 2C3 = Cv = 2,00 → tabel 4C4 = Ch = 1,00 → tabel 3Fv = 4,8 MPa (Kayu Rasak E12)
Penyelesaian : Untuk arah X – X
Fv’x = C1 x C2 x C3 x C4 x Fv = 0,97 x 1 x 2 x 1 x 4,8= 9,31 Mpa= 93,12 kg/cm2
Vu’x = 2/3 . Fv’x . b . h= 2/3 . 93,12. 6 . 12= 4469,76 kg
Syarat :VUX ≤ λ . Φv . Vu’x92,70 ≤ 0,8 . 0,75 . 4469,76
92,70 ≤ 2681,68 (Aman)Jadi balok 6/12 aman terhadap geser untuk arah X – X
Untuk arah Y – YFv’y = C1 x C2 x C3 x C4 x Fv
= 0,97 x 1 x 2 x 1 x 4,8= 9,31 MPa= 93,12 kg/cm2
Vu’y = 2/3 . Fv’y . b . h= 2/3 . 93,12. 6 . 12= 4469,76 kg
Syarat :VUY ≤ λ . Φv . Vu’y108,30 ≤ 0,8 . 0,75 . 4469,76108,30 ≤ 2681,86 (Aman)Jadi balok 6/12 aman terhadap geser untuk arah Y – Y
c. Kontrol terhadap puntirKarena penempatan kuda-kuda satu dengan yang lain memiliki jarak yang sama, maka besarnya momen puntir yang terjadi = 0, karena dengan keadaan yang simetris momen puntir saling meniadakan.Jika ada momen puntir yang terjadi, maka :Syarat : Mtu’ ≤ λ . Φv . Mt Ftu = 2/3 . Fv’y
= 2/3 . 93,12= 62,08 kg/cm2
Mt’
=
b2 . h2 . Ftu3. h+1,8 .b
=
62 . 122 .62,08 3 . 12+1,8 .6
= 6876,55 kg/m
Mtu’ ≤ λ . Φv . Mt’0 ≤ 0,80 . 0,75 . 6876,550 ≤ 4125,93 (Aman)
Jadi balok 6/12 aman terhadap puntir.
d. Kontrol terhadap lendutanIX = 1/12 . b. h3
= 1/12 . 6 . 123 = 864 cm4
IY = 1/12 . b3. h= 1/12 . 63 . 12
= 216 cm4
E05’ = 1,03 . E’W . (1 - 1,645 . KVE)
= 1,03 . E’W . (1 - 1,645 .
σ E
E 'W )
= 1,03 . 10286,06 . (1 - 1,645 .
0 ,0510286,06 )
= 10594,56 MPa= 105945,55 kg/cm2
fy max =
5384 .
qX . L4
E05 . I y +
PX .L3
48 .E05 . I y
=
5384 .
0 ,3070 .266 , 74
105945,55 . 216 +
0 , 5546 . 266 ,73
48 .105945,55 . 216 = 0,89 cm
fx max =
5384 .
qY .L4
E05 . I x +
PY . L3
48 .E05 . I x
=
5384 .
0 , 2575. 266 ,74
105945 , 55. 864 +
0 , 8387 . 266 , 73
48 .105945 ,55 . 864 = 0,19 cm
f max = √ f
xmax2 + f
ymax2
= √0 , 192+0 , 892
= 0,91 cm
f ijin = 1/200 . L = 1/200 . 266,7
= 1,33 cmSyarat :
ƒmax ≤ ƒizin
0,91 ≤ 1,33 (Aman)Jadi balok 6/12 aman terhadap lendutan.
BAB IIPERENCANAAN KUDA-KUDA KAYU
A. Data-data Perencanaan1. Jarak antar kuda-kuda (dk) = 2,667 m2. Jarak antar gording (dg) = 1,00 m (jarak proyeksi horizontal)3. Kemiringan atap (α) = 33°4. Beban tekanan angin (Wang ) = 25 kg/m2
5. Beban penutup atap genting (Watp) = 50 kg/m2
6. Beban plafon (Wplf) = 18 kg/m2
7. Beban hidup terpusat (P) = 100 kg8. Koefisien angin tekan (Ch) = -0,49. Koefisien angin hisap (Ct) = 0,02 α – 0,4
= 0,02 . 33 – 0,4= 0,26
B. Analisa Pembebanan
Tabel II.1. Panjang Batang Kuda-kuda KayuNo Batang Panjang (cm) Panjang (m)
1 a1 119,24 1,1924
2 a2 119,24 1,19243 a3 119,24 1,1924
4 a4 119,24 1,1924
5 b1 200,00 2,0000
6 b2 200,00 2,00007 d1 119,24 1,19248 d2 119,24 1,19249 v1 129,88 1,2988
1. Beban matia. Beban sendiri kuda-kuda (dimensi 6/12 )
P1 = P5 = 110% x ½ x (a1 + b1) x b x h x ρ= 110% x ½ x (1,1924 + 2,00) x 0,06 x 0,12 x 805= 10,18 kg
P2 = P4 = 110% x ½ x (a1 + a2 + d1) x b x h x ρ= 110% x ½ x (1,1924+1,1924+1,1924) x 0,06 x 0,12 x 805= 11,40 kg
P3 =110% x (½.(a2 + a3 + d1+ d2 +b1 + b2 ) +v1) x b x h x ρ=110%x(½.(1,1924+1,1924+1,1924+1,1924+2+2)+1,2988) 0,06 x
0,12 x 805= 36,24 kg
b. Beban gording (dimensi gording 6/12)P1 = P2 =P4 = P5 = 110% x dk x b x h x ρ
= 110% x 2,67 x 0,06 x 0,12 x 805= 17,00 kg
P3 = 2 x 110% x dk x b x h x ρ= 2 x 110% x 2,67 x 0,06 x 0,12 x 805= 34,01 kg
c. Beban penutup atapP1 = P5 = dk x ½ x a1 x watp
= 2,67 x ½ x 1,1924 x 50= 79,50 kg
P2 = P3=P4 = dk x ½ x (a1+a2) x watp
= 2,67 x ½ x (1,1924+1,1924) x 50= 159,01 kg
d. Beban plafondP1 = P5 = dk x ½ x b1 x w plf
= 2,67 x ½ x 2,00 x 18= 48,01
P2 = P4 = 0 kgP3 = dk x ½ x (b1+b2) x w plf
= 2,67 x ½ x (2,00+2,00) x 18= 96,01
Tabel II.2. Beban mati pada kuda-kuda kayu
GayaBeban Atap
(kg)Beban gording
(kg)Beban sendiri
kuda-kuda (kg)Beban plafond
(kg)Beban total
(kg)
P1 79,50 17,00 10,18 48,01 154,69
P2 159,01 17,00 11,40 0,00 187,41P3 159,01 34,01 36,24 96,01 325,26
P4 159,01 17,00 11,40 0,00 187,41
P5 79,50 17,00 10,18 48,01 154,69
2. Beban hidupBeban hidup dipkai yang paling menentukan atau paling besar yakni beban akibat pekerja dan perlatanP1 = P2 = P3 = P4 = P5 = 100 kg
3. Beban angina. Beban angin kanan
Koefisien angin tekan (Ct) = 0,02.33 - 0,4 = 0,26
P1 = Ct x dk x ½ x a1 x Wang
= 0,26 x 2,67 x ½.(1,1924) x 25= 10,34 kg
P2 = Ct x dk x ½ x (a1 + a2) x Wang
= 0,26 x 2,67 x ½.( 1,1924+ 1,1924) x 25= 20,67 kg
P3a = Ct x dk x ½ x a2 x Wang
= 0,26 x 2,67 x ½ x (1,1924) x 25= 10,34 kg
Koefisien angin hisap (Ch) = -0,4
P3b = Ch x dk x ½ x a3 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x ½ x (1,1924) x 25= - 15,90 kg
P4 = Ch x dk x ½ x (a3 + a4) x Wang
= -0,4 x 2,67 x ½ x (1,1924 + 1,1924) x 25= -31,80 kg
P5 = Ch x dk x ½ x a4 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x ½ x (1,1924) x 25= - 13,34 kg
b. Beban angin kiri
Koefisien angin hisap (Ch) = -0,4
P1 = Ch x dk x ½ x a4 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x ½ x (1,1924) x 25= - 13,34 kg
P2 = Ch x dk x ½ x (a3 + a4) x Wang
= -0,4 x 2,67 x ½ x (1,1924 + 1,1924) x 25= -31,80 kg
P3a = Ch x dk x ½ x a3 x Wang
= - 0,4 x 2,67 x ½ x (1,1924) x 25= - 15,90 kg
Koefisien angin tekan (Ct) = 0,02.32 - 0,4 = 0,24
P3b = Ct x dk x ½ x a2 x Wang
= 0,26 x 2,67 x ½ x (1,1924) x 25= 10,34 kg
P4 = Ct x dk x ½ x (a1 + a2) x Wang
= 0,26 x 2,67 x ½.( 1,1924+ 1,1924) x 25= 20,67 kg
P5 = Ct x dk x ½ x a1 x Wang
= 0,26 x 2,67 x ½.(1,1924) x 25= 10,34 kg
Tabel II.3. Beban angin pada kuda-kuda kayuGaya Angin kanan (kg) Angin kiri (kg)
P1 10,34 -13,34P2 20,67 -31,80P3a 10,34 -15,90P3b -15,90 10,34
P4 -31,80 20,67
P5 -13,34 10,34
C. Analisa Mekanika
1. Hitungan gaya batang
(Hitungan gaya batang dapat dilakukan dengan metode analitis konvensional (metode keseimbangan titik, metode Cremona, metode Ritter) maupun dengan memanfaatkan program aplikasi computer (SAP, ETABS, dan lainnya) Hasil akhir Perhitungan ditampilkan pada tabel berikut.
Table II.4. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda kayu
BatangGaya Batang (kg)
Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Kiri Beban Angin Kanana1 -6427,06 -2754,14 160,11 96,90a2 -4706,55 -1836,09 18,52 188,93a3 -4706,55 -1836,09 188,93 18,52a4 -6427,06 -2754,14 96,90 160,11
b1 5390,21 2309,82 -619,28 420,07
b2 5390,21 2309,82 -137,58 -61,63d1 -1720,51 -918,05 348,10 -226,26d2 -1720,51 -918,05 -226,26 348,10v1 1874,10 1000,00 -66,35 -66,35
2. Analisa dengan metode keseimbangan titik buhul
a. Beban hidup (P1 s/d P5 = 1000 N) Reaksi tumpuan
∑MA = 0- RBV.4 + P5.4 + P4.3 + P3.2 + P2.1 + P1.0 = 0
- RBV.4 + 1000.4 + 1000.3 + 1000.2 +1000.1 + 1000.0 = 0- RBV.4 = -10000RBV = 2500 NRBV = RAV = 2500 N
Chek.RBV + RAV – P.11 = 02500 + 2500 – 1000.5 = 05000 – 5000 = 0 (Ok)
Buhul AArah sb.y∑ Y = 0
0 = RAV .– P1 + a1 . sin 33o
0 = 2500 – 1000 + a1 . sin 33o
-1500 = a1 . sin 33° a1 = -2754,12 N
Arah sb.x∑ X = 00 = a1 . cos 33o + b1
= -2754,12. cos 33o + b1
b1 = 2309,80 N
b. Beban Mati Reaksi tumpuan
∑MA = 0- RBV.4 + P5.4 + P4.3 + P3.2 + P2.1 + P1.0 = 0 - RBV.4 + 1546,9.4 + 1874,1.3 + 3252,6.2 + 1874,1.1 + 1546,9.0 = 0- RBV.4 = -20189,20RBV = 5047,30 NRBV = RAV = 5047,30 N
Chek.RBV + RAV – P1 – P2 – P3 – P4 – P5 = 05047,30 + 5047,30 – 1546,9– 1874,1- 3252,6-1874,1-1546,9= 010094,60 – 10094,60 = 0 (Ok)
Buhul AArah sb.y∑ Y = 0
0 = RAV .– P1 + a1 . sin 33o
0 = 5047,30 – 1546,9 + a1 . sin 33o
-3500,40 = a1 . sin 33°
a1 = -6427,01 N
Arah sb.x∑ X = 00 = a1 . cos 33o + b1
= -6427,01 . cos 33o + b1
b1 = 5390,14 N
3. Validasi hasil hitungan gaya batang.Sub-sub-bab ini diperlukan untuk hhitungan gaya batang yang menggunakan
program aplikasi computer seperti SAP, ETABS dan lainnya. Jika hitunga menggunakan analitis konvensional (metode kesetimbangan titik buhul, metode cremona, metode ritter), maka sub-sub-ban ini tidak diperlukanvalidasi hasil hitungan program perlu dilakukan unutk mengecek benar atau tidak hasil output program, karena program aplikasi computer hanyalah sedekar alat bantu hitung, hasilnya sangat bergantung pada input program yang diberikan. Input apapun yang diberikan akan tetap diproses, baik input yang benar ataupun yang salah.
Validasi dilakukan terhadap 2 batang pada perhitungan gaya batang akbat beban mati dan beban hidup. Hasil validasi program disajikan pada table berikut.
Tabel II.5. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda kayu.
Batang
Beban Mati Beban Hidup
HasilMetode
KeseimbanganTitik Buhul
Selisih HasilMetode
KeseimbanganTitik Buhul
Selisih
SAP % SAP %
a1 -6427,06 -6427,01 0,00 -2754,14 -2754,12 0,00
b1 5390,21 5390,14 0,00 -1540,00 2309,82 0,00
Selisih perhitungan harus < 5% jika selisihnya > 5%, maka hasil perhitungan program dianggap tidak tepat, dan hitungan program harus dilakukan ulang dengan memeriksa kembali input program yang diberikan.